Anda di halaman 1dari 19

Derivatif : Jurnal Manajemen

Vol. 16 No. 1 April 2022


(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA PT. SARAKA MANDIRI SEMESTA BOGOR

Titin Maidarti1*, Muthia Azizah2, Edi Wibowo3, Inti Nuswandari4


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta
*E-mail Penulis Korespondensi: titin2meidarti@gmail.com

ABSTRAK

Pelatihan dan Motivasi Kerja merupakan faktor yang relatif besar dalam mempengaruhi
kinerja karyawan pada PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor. Untuk membuktikan pengaruh
keduanya maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan
dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor.
Penelitian dilakukan di PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor menggunakan metode sampel
jenuh yaitu mengambil sampel seluruh total karyawan dengan jumlah 55 karyawan sebagai
sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan instrumen kuesioner tertutup lima
skala penilaian dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Penelitian dilakukan
dengan menganalisis data dibantu statistik (SPSS Versi 16). Instrumen variabel meliputi uji
validitas dan uji reabilitas serta uji asumsi klasik. Metode analisis regresi sederhana dan
ganda digunakan sebagai alat analisis sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t
dan uji-F. Penelitian menghasilkan tiga temuan utama sesuai dengan hipotesis yang diajukan,
yaitu: 1) Pelatihan memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan; 2) Motivasi Kerja
memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan; 3) Pelatihan dan Motivasi Kerja
bersama-sama memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.

Kata kunci: Pelatihan, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan

ABSTRACT

Training and Work Motivation are two of several factors that are expected to be relatively
large in influencing employee performance at PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor. To prove
the effect of both, this research was carried out with the aim of knowing the effect of training
and work motivation on employee performance at PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor. The
research was conducted at PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor using saturated sample
method, namely taking a sample of all employees with a total of 55 employees as there search
sample. Data was collected with a closed questionnaire instrument with five scales of rating
from strongly disagree to strongly agree. The research was conducted by analyzing data with
the help of statistics (SPSS Version 16). The variable instrument includes the validity test and
reliability test as well as the classical assumption test. Simple and multiple regression
analysis methods are used as analysis tools while hypothesis testing is done by t-test and F-
test. The research resulted in three main findings in accordance with the hypothesis proposed,
that is : 1) Training have influence positive to Employee performance; 2) Motivation Work
have influence positive to Employee performance; 3) Training and work motivation together
have a positive influence on employee performance.

Keywords: Training, Work Motivation, Employee Performance

127
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
diterima 6 April 2022 direview 9 April 2022 diterbitkan 26 April 2022

I. PENDAHULUAN memahami faktor-faktor yang dapat


Di era globalisasi ini, semua organisasi mempengaruhi kinerja (Tanujaya, 2015).
atau perusahaan saling berlomba untuk Perusahaan memastikan kinerja
menunjukkan keunggulan perusahaannya karyawan yang secara tidak langsung
masing-masing. Persaingan yang berkontribusi pada produksi produk dan
berkembang selama ini menuntut layanan berkualitas tinggi, dan
perusahaan untuk bertahan dari mendorong mereka untuk berpartisipasi
persaingan yang ada dan dalam perencanaan perusahaan untuk
mengembangkan orang-orang berbakat memotivasi mereka meningkatkan
yang semuanya berkualitas tinggi. Orang kinerja (Khan, 2012).
adalah salah satu sumber daya terpenting Secara sederhana, kinerja pegawai
dalam organisasi mana pun. Tanpa dapat diartikan sebagai hasil atau kinerja
sumber daya manusia, sumber daya yang telah dicapai pegawai dalam
lainnya tidak ada artinya. bekerja dalam jangka waktu tertentu,
Peran sentral manajemen talenta sehingga pegawai tersebut berkinerja
membutuhkan perhatian penuh dari baik dan mencapai tujuan atau sasaran
perusahaan karena terlibat langsung yang harus dicapai perusahaan.
dalam semua kegiatan organisasi baik Perusahaan melakukannya untuk
dalam hal kemampuan dan keterampilan, mencapai kinerja yang baik, pegawai
serta dalam hal peningkatan kelayakan. juga perlu memiliki kemampuan dan
Upaya peningkatan keterampilan dan pengetahuan di bidang pekerjaannya.
kemampuan karyawan yang berkualitas (Setyowati-Subroto). Jurnal Optimal
dapat dilakukan oleh perusahaan melalui Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 12
pelatihan dan motivasi untuk kinerja No. 1, 2018.
yang luar biasa dan perlu terus Survei ini dilakukan di PT. Saraka
dikembangkan untuk menentukan Mandiri Semesta Bogor menangani
perkembangan dan keberhasilan pengobatan tradisional. Persaingan yang
perusahaan. ketat antara perusahaan sejenis yang
Kinerja karyawan adalah aspek bergerak di bidang yang sama menuntut
terpenting dari tinjauan dan evaluasi peningkatan kinerja karyawan melalui
pekerjaan perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan dan motivasi karyawan.
kinerja karyawan dipandang sebagai Berdasarkan hasil wawancara yang
bagian terpenting dari perusahaan, karena dilakukan penulis pada PT. Saraka
berkaitan langsung dengan hasil Mandiri Semesta Bogor belum optimal
keterampilan dan kemampuan semua untuk kinerja karyawan dan memiliki
orang yang menjadi otak utama banyak masalah seperti kurangnya
perusahaan untuk mencapai tujuan utama pelatihan dan motivasi karyawan.
perusahaan. Anda dapat melihat bahwa Dalam hal ini, perusahaan biasanya
kinerja berkaitan dengan pekerjaan mempersiapkan atau mempersiapkan
orang-orang di perusahaan atau setiap karyawan baru untuk mengenal
organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan mereka lebih baik dan terus
kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu memberikan bimbingan belajar dalam
pekerjaan karyawan mereka. jangka panjang. Salah satu langkah atau
Kinerja karyawan sangat penting persiapan tersebut dapat diperoleh dari
untuk meningkatkan produktivitas pelatihan karyawan dengan tujuan
karyawan, dan perusahaan perlu membantu karyawan mengembangkan

128
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

keterampilannya dalam bekerja. yang bekerja dengan baik juga dapat


Pelatihan adalah proses karyawan untuk diberi penghargaan atas kemampuan
mencapai kriteria tujuan tertentu. Kriteria mereka untuk melakukan tugas mereka.
tersebut ditetapkan oleh perusahaan dan Dengan penghargaan yang diberikan,
kemudian digunakan untuk mencapai Anda mendorong karyawan untuk
tujuan utama perusahaan. Tujuan meningkatkan kinerjanya.
pelatihan karyawan adalah untuk Motivasi atau yang biasa kita sebut
meningkatkan keterampilan, mengubah dengan dorongan semangat kepada
sikap dan perilaku, serta memperbaiki karyawan, atau tentunya seseorang
penurunan kinerja untuk mencapai tujuan memiliki tujuan: meningkatkan semangat
perusahaan. Pelatihan memberi karyawan dan gairah kerja karyawan,
kesempatan untuk mengembangkan meningkatkan etos kerja dan kepuasan
keterampilan dan kemampuan baru di kerja, produksi karyawan Meningkatkan
tempat kerja dan membantu mereka etika, meningkatkan kedisiplinan dan
melakukan tugas dan kewajiban mereka mengurangi ketidakhadiran karyawan,
dengan mengetahui dan mempelajarinya menciptakan suasana dan kerja yang
sekarang dan di masa depan. baik hubungan, meningkatkan kreativitas
Berdasarkan hasil wawancara penulis dan partisipasi karyawan, meningkatkan
dengan executive producer Bagi PT. kesejahteraan karyawan, tanggung jawab
Saraka Mandiri Semesta Bogor, karyawan terhadap pekerjaan dan
pelatihan di perusahaan belum optimal, peningkatan kerja.
permasalahan yang ditandai dengan Berdasarkan hasil wawancara yang
kurangnya keterampilan dan kemampuan dilakukan penulis dengan beberapa
karyawan, serta kurangnya karyawan PT. Saraka Mandiri Semesta
pengembangan dan promosi karyawan Bogor ditandai dengan karyawan merasa
jarang dilakukan. tidak mendapatkan kebutuhannya dan
Menurut Suprayadi (2013), tidak bertanggung jawab atas tugas yang
pelatihan berfungsi sebagai proses diberikan tepat waktu, karena pembagian
pembelajaran yang sistematis yang kerja dilakukan oleh perusahaan,
mencakup perubahan sikap dan perilaku karyawan menyatakan bahwa karyawan
untuk memperoleh pengetahuan, kurang termotivasi untuk bekerja
meningkatkan keterampilan, dan Individu tetapi dalam kasus yang jarang
meningkatkan kinerja karyawan. Sebuah mereka tidak. Hal ini menciptakan
penelitian berjudul “Dampak Pelatihan perbedaan antara karyawan dan
Terhadap Kinerja Karyawan: Studi melemahkan kohesi di tempat kerja.
Sektor Telekomunikasi Pakistan”. Selain itu, tidak ada insentif atau
Sebuah artikel (Sultana et al., 2012) kompensasi berdasarkan hasil kerja
menjelaskan dampak pelatihan staf karyawan oleh perusahaan. Beban kerja
terhadap kinerja karyawan di sektor yang tinggi tidak diikuti dengan insentif
perusahaan telekomunikasi Pakistan. yang seimbang dan penghargaan
Studi tersebut menjelaskan bahwa perusahaan. Penurunan motivasi
pelatihan dipandang sebagai sarana untuk karyawan berdampak signifikan terhadap
mengatasi perubahan yang dimainkan kinerjanya.
oleh peran kunci dalam inovasi, Oleh karena itu, penelitian ini
persaingan pasar, dan peningkatan penting dilakukan yang bertujuan untuk
kinerja karyawan. Selain pelatihan, mengetahui pengaruh Pelatihan dan
motivasi karyawan juga dapat Motivasi Kerja terhadap Kinerja
dipengaruhi oleh motivasi kerja karyawan PT. Saraka Mandiri Semesta
perusahaan itu sendiri. bagus. Karyawan Bogor

129
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Meningkatkan kinerja (improve


Tujuan Penelitian performance). Karyawan yang kinerjanya
kurang memuaskan karena minimnya
1. Untuk mengetahui apakah terdapat kecakapan merupakan target utama dalam
pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja program pelatihan dan pengembangan.
Karyawan Dari pengertian pelatihan di atas,
2. Untuk mengetahui apakah terdapat maka dapat disimpulkan secara sederhana
pengaruh Motivasi kerja terhadap bahwa pelatihan adalah proses pendidikan
Kinerja Karyawan bagi karyawan dalam rangka menutup gap
antara tuntutan pekerjaan dengan
Pelatihan kemampuan karyawan itu sendiri sehingga
Pelatihan dalam memasuki era persaingan sasaran kerja dapat dicapai, serta
bisnis yang semakin ketat, tajam dan berat selanjutnya meningkatkan pencapaian
pada saat ini. Pelatihan merupakan wahana sasaran kerja tersebut secara lebih efektif
untuk membangun SDM dan merupakan dan efisien.
aspek yang fundamental bagi perusahaan
dan karyawan itu sendiri. Pelatihan Motivasi Kerja
digunakan untuk karyawan pelaksana dan Motivasi berasal dari kata latin movere
pengawas dalam rangka meningkatkan yang berarti dorongan, daya penggerak
pengetahuan dan keterampilan teknis. atau kekuatan yang menyebabkan suatu
Menurut Benyamin (2011:89), tindakan atau perbuatan. Kata movere,
yaitu memberikan keterampilan yang dalam bahasa inggris sering disamakan
dibutuhkan bagi karyawan baru atau dengan motivation yang berarti pemberian
karyawan yang sudah ada untuk motif, atau hal yang menimbulkan
menyelenggarakan pekerjaannya. dorongan. Motivasi dalam manajemen
Menurut Nawawi (2011:215), hanya ditunjukkan pada sumber daya
“Pelatihan (training) berarti proses manusia umumnya dan khususnya untuk
memberikan bantuan bagi para pekerja para bawahan. Dalam organisasi, motivasi
untuk menguasai keterampilan khusus atau sangat diperlukan sebagai salah satu cara
membantu untuk memperbaiki untuk mencapai tujuan yang telah
kekurangannya dalam melaksanakan ditetapkan perusahaan.
pekerjaan. Fokus kegiatannya adalah Dalam pencapaian tujuan
meningkatkan kemampuan kerja dalam perusahaan, peranan manusia yang terlibat
memenuhi kebutuhan tuntutan cara bekerja di dalamnya sangat penting. Untuk dapat
yang paling efektif pada masa sekarang”. menggerakkan manusia agar sesuai dengan
Menurut Triyono (2012:73), yang dikehendaki organisasi, maka sangat
Pelatihan adalah “Program pelatihan penting untuk memahami tentang motivasi
(training) yang bertujuan untuk manusia. Karena motivasi inilah yang
memperbaiki penguasaan berbagai menentukan perilaku orang-orang untuk
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja bekerja.
tertentu untuk kebutuhan sekarang dan Menurut Kadarisman (2012:278),
bertujuan antara lain untuk menutupi motivasi kerja adalah penggerak atau
“gap” antara kecakapan karyawan dengan pendorong dalam diri seseorang untuk mau
permintaan jabatan, selain itu juga untuk berperilaku dan bekerja dengan giat dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas baik sesuai dengan tugas dan kewajiban
kerja karyawan dalam mencapai sasaran yang telah diberikan kepadanya.
kerja”. Sedangkan menurut Carrel dkk Menurut Anwar Prabu
dalam Widodo (2015:83) tujuan pelatihan Mangkunegara (2014:61), motivasi adalah
dan pengembanan bagi karyawan adalah “kondisi atau energi yang menggerakkan

130
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

diri karyawan yang terarah atau tertuju kerja (output) baik kualitas maupun
untuk mencapai tujuan organisasi kuantitas yang dicapai pegawai persatu
perusahaan”. periode waktu dalam melaksanakan tugas
Kemudian Edy Sutrisno kerjanya sesuai dengan tanggung jawab
(2016:110), menyebutkan bahwa motivasi yang diberikan kepadanya.
adalah “sesuatu yang menimbulkan Dari pengertian kinerja di atas,
dorongan kerja seseorang untuk mencapai maka dapat disimpulkan secara sederhana
prestasi secara maksimal”. Setiap aktifitas bahwa kinerja adalah seluruh kontribusi
yang dilakukan oleh seseorang pasti yang dihasilkan karyawan bagi perusahaan
memiliki suatu faktor yang mendorong baik secara kualitas, kuantitas, waktu
aktifitas tersebut. kerja, dan kerja sama dalam melaksanakan
Dari pengertian motivasi diatas, tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
maka dapat disimpulkan secara sederhana jawab yang diberikan.
bahwa motivasi kerja adalah suatu kondisi
berupa dorongan yang menggerakkan diri Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
karyawan untuk ikut serta dalam mencapai Karyawan
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan Pelatihan yang diberikan kepada karyawan
atau kepuasan karyawan tersebut. pada dasarnya bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan Kinerja
Kinerja Karyawan Karyawan. Pentingnya pelatihan bukanlah
Istilah kinerja berasal dari kata job semata-mata untuk karyawan yang
performance atau actual performance bersangkutan saja, tetapi juga keuntungan
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya untuk perusahaan. Karena dengan
yang dicapai oleh seseorang). Kinerja meningkatkan kemampuan dan
dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan para karyawan dapat
keberhasilan departemen sumber daya meningkatkan produktivitas kerja para
manusia dalam mengelola individu- karyawan. Pelatihan juga merupakan
individu didalamnya. upaya untuk meningkatkan intelektual dan
Menurut Anwar Prabu kepribadian karyawan. Oleh karena itu,
Mangkunegara (2011:67), mengemukakan setiap perusahaan yang ingin berkembang
pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah pelatihan karyawannya harus memperoleh
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas perhatian yang lebih besar sehingga dapat
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini
melaksanakan tugasnya sesuai dengan didukung oleh penelitian yang dilakukan
tanggung jawab yang diberikan oleh Nur Rahmah Andayani, Priskila
kepadanya. Makian (2016), Leonardo William Goni,
Menurut Edy Sutrisno (2010:172), Adolfina, Jacky Sumarauw (2015), Syifa
menyimpulkan kinerja sebagai hasil kerja Umra Syitah, Nasir (2019) dan Eli Yulianti
karyawan dilihat dari aspek kualitas, (2015) menunjukkan bahwa Pelatihan
kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
untuk mencapai tujuan yang sudah Karyawan.
ditetapkan oleh organisasi. Berdasarkan uraian diatas, bahwa
Menurut August W. Smith dalam Pelatihan memiliki keterkaitan dengan
Sedarmayanti (2011:50), menyatakan Kinerja Karyawan. Dengan adanya
bahwa kinerja adalah output drive from pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan,
processes, human or otherwise (kinerja maka diharapkan karyawan dapat
merupakan hasil atau keluaran dari suatu meningkatkan keahlian, pengetahuan guna
proses), dapat disimpulkan bahwa definisi memperlancar tugas yang diberikan
kinerja pegawai adalah proses dan hasil kepadanya dalam rangka mencapai tujuan

131
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

perusahaan tersebut. Oleh karena itu dapat penelitian ini dapat digambarkan sebagai
diduga bahwa Pelatihan berpengaruh berikut:
terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Saraka Mandiri Semesta Bogor.

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan
Dalam sebuah perusahaan keberhasilan
atau tidaknya seorang manajer dalam Pelatihan H1
memotivasi karyawannya dapat terlihat Mangkunegara
dengan perilaku karyawannya dalam (2013:62)
bekerja. Seseorang sangat termotivasi akan Kinerja Karyawan
bekerja keras melakukan pekerjaan sesuai Robins (2012:260)
dengan target yang diharapkan, seseorang
yang tidak termotivasi tidak mau Motivasi Kerja
melakukan pekerjaannya sesuai dengan Edy Sutrisno
H2
target yang diharapkan bahkan melakukan (2016:128)
pekerjaannya dengan ala kadarnya. Untuk
meningkatkan kinerja karyawannya Gambar 1. Kerangka/Konstelasi
seorang manajer melakukan motivasi
dengan cara antara lain: memberikan H1 : Terdapat pengaruh Pelatihan
penghargaan, kompensasi, tunjangan dan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
bonus kepada karyawan. Saraka Mandiri Semesta Bogor.
Motivasi Kerja sangat erat
dampaknya terhadap kinerja karyawan, H2 : Terdapat pengaruh Motivasi Kerja
semakin karyawan memiliki motivasi yang terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
tinggi maka dampaknya terhadap Saraka Mandiri Semesta Bogor.
pencapaian perusahaan pun semakin baik.
Hal ini didukung dengan penelitian yang II. METODE PENELITIAN
dilakukan oleh Regina R. Wondal, Menurut Sugiyono (2012), operasional
Bernhard Tewal, Mac Donald Walangitan variabel penelitian adalah suatu atribut
(2019), Matheus Alexander Rio, Donny atau sifat dari obyek yang memiliki
Dharmawan (2019), Tanto Wijaya, variasi tertentu yang telah ditetapkan
Fransisca Andreani (2015), dan Gilang oleh peneliti untuk dipelajari dan
Meidizar, Anthon Rustono (2016) kemudian ditarik kesimpulannya.
menunjukkan bahwa Motivasi Kerja Operasional variabel diperlukan untuk
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja menjabarkan variabel penelitian menjadi
Karyawan. konsep, indikator dan skala pengukuran
Berdasarkan uraian diatas, bahwa yang diarahkan untuk memperoleh nilai
Motivasi Kerja memiliki keterkaitan variabel lainnya. Disamping itu,
dengan Kinerja Karyawan, dengan tujuannya adalah untuk memudahkan
diberikannya Motivasi Kerja yang sesuai pengertian dan menghindari perbedaan
maka semakin mendorong karyawan persepsi dalam penelitian ini.
bekerja lebih giat. Oleh karena itu dapat
diduga bahwa Motivasi Kerja berpengaruh Desain Penelitian
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Saraka Mandiri Semesta Bogor. kuantitatif. Berdasarkan tingkat
Berdasarkan uraian di atas, maka penjelasan dari kedudukan variabelnya
kerangka pengaruh antar variabel dalam maka penelitian ini adalah explanatory

132
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

research tipe kausal yang berupaya Dalam penelitian Ika Ramadhani (JMK
menguji pengaruh variabel independen Vol 17 No. 1/2020) Penelitian ini
terhadap variabel dependen. Menurut menggunakan dua variabel yaitu:
Sugiyono (2013:13), penelitian 1. Variabel bebas atau variabel
kuantitatif merupakan metode penelitian independen adalah variabel yang
yang berlandaskan pada filsafat mempengaruhi atau yang menjadi
positivisme, digunakan untuk meneliti sebab perubahan variabel terikat atau
pada populasi atau sampel tertentu, variabel dependen. Variabel
teknik pengambilan sampel pada bebas/independen ini dilambangkan
umumnya dilakukan secara random, dengan (X). Variabel bebas atau
pengumpulan data menggunakan variabel independen dalam penelitian
instrument penelitian, analisis data ini adalah Pelatihan (X1) dan
bersifat kuantitatif atau statistik dengan Motivasi Kerja (X2).
tujuan untuk menguji hipotesis yang 2. Variabel yang tidak bebas/terikat atau
telah ditetapkan. Lingkup penelitian ini variabel dependen dipengaruhi oleh
adalah menguji pengaruh Pelatihan dan setiap variabel bebas atau variabel
Motivasi Kerja terhadap Kinerja independen. Hakekat sebuah masalah
Karyawan pada PT. Saraka Mandiri mudah terlihat dengan mengenali
Semesta Bogor. Terdapat 3 variabel berbagai variabel dependen yang
penelitian yaitu, dua variabel independen digunakan dalam sebuah model
dan satu variabel dependen. Variabel variabilitas. Dalam penelitian ini
independen yang pertama yaitu Pelatihan yang menjadi variabel dependen
dengan simbol X1 dan variabel adalah Kinerja Karyawan (Y).
independen kedua yaitu Motivasi Kerja
dengan simbol X2. Satu variabel Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
dependen yaitu Kinerja Karyawan Skala Item
dengan simbol Y. Variabel Indikator Pengukuran Pertanya
an
Pelatihan (X1) adalah Tujuan Skala Likert 1-2
Operasionalisasi Variabel program pelatihan Pelatihan 1-5 3-4
(training) yang bertujuan
Variabel adalah sebagai suatu besaran untuk memperbaiki
Materi 5-6
Metode Yang
yang dapat diubah atau berubah sehingga penguasaan berbagai
Digunakan
keterampilan dan teknik 7-8
bisa mempengaruhi peristiwa atau hasil pelaksanaan kerja tertentu Kualifikasi 9-10
penelitian. Variabel merupakan konsep untuk kebutuhan sekarang Peserta
dan bertujuan antara lain Kualifikasi
yang mempunyai nilai yang bermacam- untuk menutupi “gap” Pelatih
macam. Suatu konsep dapat diubah antara kecakapan karyawan (Instruktur)
dengan permintaan jabatan,
menjadi suatu variabel dengan cara selain itu juga untuk Sumber:
memusatkan pada aspek tertentu dari meningkatkan efisiensi dan Mangkunegara
efektifitas kerja karyawan (2013:62)
variabel itu sendiri. Menurut Sugiyono dalam mencapai sasaran
(2011:38), variabel penelitian adalah kerja.
Triyono (2012:73)
suatu atribut atau sifat atau nilai dari Motivasi Kerja (X2) adalah Need for Skala Likert 1-4
orang, obyek atau kegiatan yang penggerak atau pendorong achievement 1-5
mempunyai variasi tertentu yang dalam diri seseorang untuk (kebutuhan 5-7
mau berperilaku dan berprestasi)
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari bekerja dengan giat dan Need for 8-10
dan kemudian ditarik kesimpulannya. baik sesuai dengan tugas affiliation
dan kewajiban yang telah (kebutuhan
Konsep yang berupa apapun, asal diberikan kepadanya. berafiliasi)
mempunyai ciri yang bervariasi, maka Kadarisman (2012:278) Need for
power
dapat disebut sebagai variabel. Dengan (kebutuhan
demikian, variabel dapat diartikan berkuasa)
Sumber:
sebagai segala sesuatu yang bervariasi. Edy Sutrisno

133
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)
(2016:128) mengorganisasikan dan mengurutkan data
Kinerja (Y) adalah sebagai Kuantitas Skala Likert 1-2
hasil kerja karyawan dilihat Kualitas 1-5 3-4
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian
dari aspek kualitas,
Tanggung 5-6 dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
kuantitas, waktu kerja, dan
kerjasama untuk mencapai
Jawab 7-8 dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
tujuan yang sudah Kerjasama 9-10
yang didasarkan oleh data. Data-data yang
ditetapkan oleh organisasi. Efektifitas
Edy Sutrisno (2010:172) diperoleh dari penelitian tidak dapat
Sumber:
Robins
digunakan secara langsung, tetapi perlu
(2012:260) diolah lebih dulu agar data tersebut
memberikan keterangan yang dapat
dipahami, jelas dan teliti.
Metode analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan regresi linier
Populasi, Sampel dan Metode Sampling ganda. Analisis yang digunakan dalam
Populasi adalah wilayah generalisasi yang penelitian ini adalah deskriptif dan analisis
terdiri dari objek atau subjek yang menjadi verifikatif yaitu regresi linier ganda.
kuantitas dan karakteristik tertentu yang Analisis deskriptif dilakukan untuk
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari mendeskripsikan data penelitian. Analisis
dan kemudian ditarik kesimpulannya regresi linier ganda digunakan untuk
(Sugiyono, 2014:80). Populasi pada menguji pengaruh beberapa variabel
penelitian ini adalah karyawan PT. Saraka independen terhadap satu variabel
Mandiri Semesta Bogor yang berjumlah 55 dependen dengan tipe data metrik (Interval
orang. atau Rasio). Analisis regresi linier ganda
Menurut Gulo (2010:78), sampel didahului uji persyaratan analisis yaitu uji
merupakan himpunan bagian atau subset asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan
dari suatu populasi, sampel memberikan untuk membuktikan bahwa model
gambaran yang benar mengenai populasi. persaman regresi linier ganda dapat
Metode penentuan sampel yang digunakan diterima secara ekonometrika karena
dalam penelitian ini adalah metode sampel memenuhi penaksiran BLUE (Best Linier
jenuh. Menurut sugiyono (2014:118), Unbiased Estimator) artinya penaksiran
teknik sampling jenuh adalah teknik tidak bias, linier dan konsisten. Uji asumsi
penentuan sampel bila semua anggota terdiri dari uji normalitas,
populasi digunakan sebagai sampel. Oleh multikolinearitas, autokorelasi, dan
sebab itu, sampel yang akan digunakan heteroskedastisitas, yang dapat dijelaskan
pada penelitian ini adalah semua jumlah sebagai berikut (Mulyanto dan Wulandari,
populasi yang ada yaitu 55 orang dengan 2010:181):
berdasarkan karakteristik responden
karyawan pria berjumlah 23 orang dan 1. Uji Normalitas
karyawan wanita berjumlah 32 orang pada Menurut Ghozali (2012:160), uji
PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor. normalitas bertujuan apakah model
regresi variabel dependen dan variabel
Metode Analisis independen mempunyai kontribusi atau
Menurut Sugiyono (2012:206), analisis tidak. Model regresi yang baik adalah
data merupakan kegiatan setelah data dari data distribusi normal atau mendekati
seluruh responden terkumpul. Kegiatan normal. Normalitas data pada analisis
dalam analisis data adalah regresi linier ganda dalam penelitian
mengelompokkan data berdasarkan ini dilakukan secara grafik yaitu
variabel dan jenis responden. Dengan menggunakan Normal P-P Plot.
demikian dapat disimpulkan bahwa Distribusi normal akan membentuk
analisis data merupakan proses suatu garis lurus diagonal, dan plotting

134
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

data akan dibandingkan dengan garis du pada Durbin-Watson tabel dengan


diagonal. Jika distribusi data residual kriteria sebagai berikut:
adalah normal, maka garis yang - 1.21 < DW < 1.65 = tidak dapat
menggambarkan data sesungguhnya disimpulkan
akan meliputi garis diagonalnya - 2.35 < DW < 2.79 = dapat
(Ghozali, 2016). Untuk mendeteksi disimpulkan
normalitas baik menggunakan kurva - 1.65 < DW < 2.35 = tidak terjadi
persebaran data berupa curve normal autokorelasi
dan normal plot dimana bila data - DW < 1.21 dan DW > 2.79 =
menyebar disekitar dan mengikuti terjadi autokorelasi
garis diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas atau 4. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
menggunakan uji Kolmogorov- Uji heterokedastisitas bertujuan
Sminornov, dengan kriteria nilai r- menguji apakah dalam model regresi
value < 0.05 berarti terdistribusi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari
normal. residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Menurut
2. Uji Multikolinearitas Ghozali (2016:134), model regresi
Uji multikolinearitas bertujuan untuk yang baik adalah yang tidak
menguji apakah pada model regresi mengandung heteroskedastisitas atau
ditemukan adanya korelasi variabel- disebut homokedastisitas. Pengujian
variabel independen di antara satu dilakukan secara grafis yaitu dengan
dengan yang lainnya. Jika terjadi melihat titik-titik pada grafik scatter
korelasi, maka dinamakan terdapat plot. Apabila titik-titik tersebar acak
problem multikolinearitas. Model tidak membentuk suatu pola tertentu
regresi yang baik seharusnya tidak seperti segitiga, segiempat, lengkung
terjadi korelasi diantara variabel yang beraturan dan sebagainya maka
independen. Uji multikolineritas uji asumsi ini terpenuhi.
dilakukan dengan melihat Tolerance
Value dan VIF (Variance Inflation Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Factor) dengan bantuan program IBM Koefisien determinasi R2 pada intinya
Statistical Package for Social Sciences mengukur seberapa jauh kemampuan
(SPSS), yang mana apabila nilai model dalam menerangkan variabel-
Tolerance Value di bawah 0.10 dan variabel dependen (Ghozali, 2016). Nilai
VIF di atas 10, maka data mengalami koefisien determinasi adalah nol dan satu.
gejala multikolinieritas (Ghozali, Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa
2016). Kemudian apabila nilai VIF kemampuan variabel-variabel independen
berada dibawah 10 dan nilai Tolerance dalam menjelaskan variasi variabel
mendekati 1, maka diambil kesimpulan dependen sangat terbatas. Nilai yang
bahwa model regresi tersebut tidak mendekati satu berarti variabel-variabel
terdapat problem multikolinearitas. independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk
3. Uji Asumsi Autokorelasi memprediksi variasi variabel dependen.
Model regresi yang baik adalah yang Model Persamaan Regresi Linier
tidak terjadi autokorelasi dimana Berganda
pengujian dilakukan dengan melihat Setelah uji asumsi terpenuhi maka
nilai Durbin-Watson hasil pengolahan dilakukan analisis regresi linier ganda.
data dibandingkan dengan nilai dl dan Hasil analisis regresi linier ganda yang
utama adalah nilai koefisien determinasi R

135
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Square (R2) , dan model persamaan regresi signifikansi F < 0.05, maka hipotesis
linier ganda: alternatif diterima, yang menyatakan
bahwa semua variabel independen secara
Y = a + b1X1 + b2X2 simultan dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen (Ghozali, 2016).
Keterangan: Kriteria yang digunakan untuk menguji
X1 = Pelatihan hipotesis keempat penelitian adalah
X2 = Motivasi Kerja sebagai berikut:
Y = Kinerja Karyawan - Jika Sig F < α, maka Ho ditolak dan
a = Konstanta Ha diterima, artinya model hasil
b1 = Koefisien Regresi Pelatihan penelitian layak digunakan untuk
b2 = Koefisien Regresi Motivasi Kerja menjelaskan pengaruh Pelatihan dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Nilai koefisien determinasi ganda Karyawan pada PT. Saraka Mandiri
(R Square) menjelaskan besaran Semesta Bogor.
kemampuan model persamaan regresi - Jika Sig F > α, maka Ho diterima dan
dalam menjelaskan pengaruh variabel Ha ditolak, artinya model hasil
independen Pelatihan dan Motivasi Kerja penelitian tidak layak digunakan untuk
terhadap Kinerja Karyawan. Nilai menjelaskan pengaruh Pelatihan dan
koefisien regresi b1 menunjukkan besar Motivasi Kerja terhadap Kinerja
dan arah pengaruh Pelatihan terhadap Karyawan pada PT. Saraka Mandiri
Kinerja Karyawan sedangkan nilai Semesta Bogor.
koefisien regresi b2 menunjukkan besar Pengujian hipotesis penelitian
dan arah pengaruh Motivasi Kerja dilakukan dengan uji-t. Uji statistik t pada
terhadap Kinerja Karyawan. dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas
Pengujian Hipotesis (independen) secara individual dalam
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, menerangkan variasi variabel dependen.
terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan Uji t mempunyai nilai signifikansi α =
model yaitu menganalisis kemampuan 0.05. Kriteria pengujian hipotesis dengan
model persamaan regresi linier ganda menggunakan uji statistik t adalah jika
dalam menjelaskan pengaruh Pelatihan nilai signifikansi t (ρ-value) < 0.05, maka
dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja hipotesis alternatif diterima, yang
Karyawan pada PT. Saraka Mandiri menyatakan bahwa suatu variabel
Semesta Bogor. Hipotesis statistik yang independen secara individual dan
diajukan adalah sebagai berikut: signifikan mempengaruhi variabel
dependen (Ghozali, 2016). Pengujian
Ho : ρ = 0 : model tidak baik/tidak layak hipotesis dalam penelitian sebanyak dua
Ha : ρ ≠ 0 : model baik/layak kali sesuai dengan hipotesis penelitian.

Hasil uji kelayakan model (Uji 1. Uji hipotesis pertama


Statistik F) menunjukkan apakah semua Hipotesis pertama yang diajukan
variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah terdapat
dalam model penelitian mempunyai pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja
pengaruh secara bersama-sama terhadap Karyawan pada PT. Saraka Mandiri
variabel dependen. Uji statistik F Semesta Bogor. Hipotesis statistik
mempunyai signifikansi 0.05 (Ghozali, yang diajukan adalah sebagai berikut:
2016). Kriteria pengujian hipotesis dengan H1o : b1 = 0 : tidak ada pengaruh
menggunakan statistik F adalah jika nilai H1a : b1 ≠ 0 : ada pengaruh

136
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Pengujian hipotesis dilakukan Penelitian ini bertujuan untuk


dengan uji-t yaitu membandingkan mengetahui pengaruh dari Pelatihan dan
nilai probabilitas (sig t) terhadap taraf Motivasi Kerja terhadap Kinerja
uji penelitian (α = 0.05). Kriteria yang karyawan PT. Saraka Mandiri Semesta
digunakan untuk menguji hipotesis Bogor.
penelitian adalah sebagai berikut: Analisis deskripsi variabel
- Jika Sig t < α, maka H1o ditolak dan digunakan untuk mendeskripsikan
H1a diterima, artinya terdapat masing-masing variabel penelitian
pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja sehingga dapat persepsi yang diberikan
Karyawan pada PT. Saraka Mandiri para responden terhadap variabel
Semesta Bogor. Pelatihan (X1), Motivasi Kerja (X2), dan
- Jika Sig t > α, maka H1o diterima Kinerja Karyawan (Y). Analisis deskripsi
dan H1a ditolak, artinya tidak terdapat dilakukan berdasarkan hasil pernyataan
pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja responden yang kemudian di cari nilai
Karyawan pada PT. Saraka Mandiri rata-rata dan dinilai dengan rentang skala
Semesta Bogor. sebagai berikut:

2. Uji hipotesis kedua RS =


Hipotesis kedua yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh Perhitungan tersebut adalah sebagai
Motivasi Kerja terhadap Kinerja berikut :
Karyawan pada PT. Saraka Mandiri RS = =8
Semesta Bogor. Hipotesis statistik
yang diajukan adalah sebagai berikut: Uji Validitas Reliabilitas
H2o : b2 = 0 : tidak ada pengaruh Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan
H2a : b2 ≠ 0 : ada pengaruh terhadap seluruh item kuesioner pada
Pengujian hipotesis dilakukan ketiga variabel yang diteliti. Hasil uji
dengan uji-t yaitu membandingkan validitas-reliabilitas masing-masing
nilai probabilitas (sig t) terhadap taraf variabel adalah sebagai berikut:
uji penelitian (α = 0.05). Kriteria yang 1. Uji Validitas Reliabilitas Variabel
digunakan untuk menguji hipotesis Pelatihan (X1)
penelitian adalah sebagai berikut: Validitas variabel Pelatihan diuji
dengan membandingkan nilai r
- Jika Sig t < α , maka H2o ditolak hitung (kolom Corrected Item-Total
dan H2a diterima, artinya terdapat Correlation) dengan nilai r tabel,
pengaruh Motivasi Kerja terhadap dengan kriteria :
Kinerja Karyawan pada PT. Saraka ▪ Jika r hitung > r tabel atau r hitung
Mandiri Semesta Bogor. > 0.2656 maka valid
- Jika Sig t > α , maka H2o diterima ▪ Jika r hitung < r tabel atau r hitung
dan H2a ditolak, artinya tidak terdapat < 0.2656 maka tidak valid
pengaruh Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Saraka Jumlah responden n= 55 dan
Mandiri Semesta Bogor. besarnya df dapat dihitung n- 2 = 55-
2 = 53 dan alpha = 0.05 di dapat dari
III. HASIL DAN PEMBAHASAN r hitung lebih besar dari r tabel dan
Dalam penelitian ini terdapat dua nilai positif, maka butir atau
variabel bebas yaitu Pelatihan dan pernyataan atau indikator tersebut
Motivasi Kerja yang mempengaruhi dinyatakan valid. Hasil uji
variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan. mendapatkan nilai r hitung > r tabel

137
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

(corrected item-Total correlation > dari data item yang telah dinyatakan
0.2656) untuk seluruh item, maka valid. Reliabilitas terpenuhi manakala
dari 10 item pernyataan atau nilai Cronbach’s Alpha > 0.600. Uji
indikator atau butir pengukuran reliabilitas variabel Motivasi Kerja
variabel Pelatihan (X1) dinyatakan dilakukan terhadap 10 item
valid. pernyataan yang telah valid. Karena
Uji reliabilitas dilakukan hasil uji mendapatkan nilai
dengan metode Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha lebih besar dari
dari data item yang telah dinyatakan nilai kritis (0.813 > 0.600) maka
valid. Reliabilitas terpenuhi manakala variabel Motivasi Kerja yang diukur
nilai Cronbach’s Alpha > 0.600. Uji menggunakan 10 item pernyataan
reliabilitas variabel Pelatihan telah reliabel.
dilakukan terhadap 10 item
pernyataan yang telah valid. Karena 3. Uji Validitas Reliabilitas Variabel
hasil uji mendapatkan nilai Kinerja Karyawan (Y)
Cronbach’s Alpha lebih besar dari Validitas variabel Kinerja Karyawan
nilai kritis (0.863 > 0.600) maka diuji dengan membandingkan nilai r
variabel Pelatihan yang diukur hitung (kolom Corrected Item-Total
menggunakan 10 item pernyataan Correlation) dengan nilai r tabel,
telah reliabel. dengan kriteria:
▪ Jika r hitung > r tabel atau r hitung
2. Uji Validitas Reliabilitas Variabel > 0.2656 maka valid
Motivasi Kerja (X2) ▪ Jika r hitung < r tabel atau r hitung
Validitas variabel Motivasi Kerja < 0.2656 maka tidak valid
diuji dengan membandingkan nilai r
hitung (kolom Corrected Item-Total Jumlah responden n= 55 dan
Correlation) dengan nilai r tabel, besarnya df dapat dihitung n- 2= 55-2
dengan kriteria : = 53 dan alpha = 0.05 di dapat dari r
▪ Jika r hitung > r tabel atau r hitung hitung lebih besar dari r tabel dan
> 0.2656 maka valid nilai positif, maka butir atau
▪ Jika r hitung < r tabel atau r hitung pernyataan atau indikator tersebut
< 0.2656 maka tidak valid dinyatakan valid. Hasil uji
mendapatkan nilai r hitung > r tabel
Jumlah responden n= 55 dan (corrected item-Total correlation >
besarnya df dapat dihitung n- 2= 55-2 0.2656) untuk seluruh item, maka
= 53 dan alpha = 0.05 di dapat dari r dari 10 item pernyataan atau
hitung lebih besar dari r tabel dan indikator atau butir pengukuran
nilai positif, maka butir atau variabel Kinerja Karyawan (Y)
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid.
dinyatakan valid. Hasil uji Uji reliabilitas dilakukan
mendapatkan nilai r hitung > r tabel dengan metode Cronbach’s Alpha
(corrected item-Total correlation > dari data item yang telah dinyatakan
0.2656) untuk seluruh item, maka valid. Reliabilitas terpenuhi manakala
dari 10 item pernyataan atau nilai Cronbach’s Alpha > 0.600. Uji
indikator atau butir pengukuran reliabilitas variabel Kinerja
variabel Motivasi Kerja (X2) Karyawan dilakukan terhadap 10
dinyatakan valid. item pernyataan yang telah valid.
Uji reliabilitas dilakukan Karena hasil uji mendapatkan nilai
dengan metode Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha lebih besar dari

138
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

nilai kritis (0.838 > 0.600) maka Coefficientsa


variabel Kinerja Karyawan yang Collinearity Statistics
diukur menggunakan 10 item Model Tolerance VIF
pernyataan telah reliabel. 1 PELATIHAN .835 1.198
MOTIVASI.KERJA .835 1.198
Analisis Data a. Dependent Variable: KINERJA.KARYAWAN
1. Uji Normalitas
Sumber: Data penelitian yang diolah,
2020

Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa


Pelatihan dan Motivasi Kerja memiliki
nilai tolerance dan VIF yang sama yakni
nilai tolerance 0.835 > 0.100 dan nilai VIF
1.198 < 10.00 Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak ada gejala
multikolineritas. Berdasarkan hasil diatas
maka data tidak ada masalah
Sumber: Data penelitian yang diolah, 2020 multikolineritas antar variabel dalam
Gambar 2. (Normal P-Plot) model regresi pada penelitian ini.

Pada gambar diatas menunjukan 3. Uji Autokorelasi


bahwa titik menyebar disekitar garis Uji Durbin-Watson hasil pengolahan SPSS
diagonal dan mengikuti arah garis digunakan untuk mengetahui terpenuhi
diagonal yang berarti data tersebut tidaknya asumsi non autokorelasi. Hasil
berdistribusi secara normal. pengujian data diperoleh hasil berikut :

2. Uji Multikolinearitas Tabel 3.


Uji Multikolinearitas dilakukan dengan Uji Autokorelasi
melihat nilai VIF dan tolerance. Hasil
pengolahan dengan program SPSS 16 Coefficientsa

menghasilkan perhitungan sebagai Collinearity Statistics


berikut: Model Tolerance VIF
1 PELATIHAN .835 1.198
MOTIVASI.KERJA .835 1.198
a. Dependent Variable: KINERJA.KARYAWAN

Sumber: Data penelitian yang diolah,


2020

Tabel 2. Dari tabel 4. diperoleh nilai Durbin


Uji Multikolinearitas Watson (DW) sebesar 1.861. Nilai DW
termasuk dalam range 1.65 < DW (1.861)
< 2.35 yang berarti tidak terdapat
autokorelasi. Hasil ini menunjukkan
bahwa data dapat dipakai untuk uji analisis
regresi.

139
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

4. Uji Heteroskedastisitas Model Persamaan Regresi Linier


Uji heterokedastisitas bertujuan menguji Berganda
apakah dalam model regresi terjadi Analisis ini digunakan untuk mengetahui
ketidaksamaan variance dari residual satu hubungan antar variabel independen
pengamatan ke pengamatan yang lain (bebas) dan variabel dependen (terikat).
Adapun hasil olahan data dengan
menggunakan program SPSS 16 for
windows dapat dirangkum melalui tabel
sebagai berikut :

Tabel 4.
Analisis Regresi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.759 4.629 1.460 .150
PELATIHAN .523 .105 .529 4.973 .000
MOTIVASI.KERJA .323 .111 .309 2.903 .005
a. Dependent Variable: KINERJA.KARYAWAN

Sumber: Data penelitian yang diolah, Sumber: Data penelitian yang diolah,
2020 2020
Gambar 3. Uji Heteroskedastisitas
Dari hasil pengujian data diatas,
Dari gambar 5. menunjukkan maka dapat diperoleh suatu model dengan
bahwa tidak ada pola yang jelas, serta melihat nilai-nilai pada kolom B. Untuk
titik-titik hasil perhitungan relatif nilai a diperoleh dari kolom B begitu juga
menyebar secara acak diatas dan dibawah untuk nilai b diperoleh dari kolom B.
titik origin serta tidak membentuk pola Dengan demikian dapat dibuat persamaan
tertentu sehingga dapat disimpulkan regresi linier berganda dari variabel-
bahwa tidak ada gejala variabel penelitian sebagai berikut:
heteroskedastisitas.

Analisis Koefisien Determinasi (R²)


Nilai determinasi memberikan gambaran
seberapa besar kontribusi variabel Dari persamaan regresi linier
independen terhadap variabel dependen. berganda diatas, dapat diartikan sebagai
Koefisien determinasi hasil pengolahan berikut:
komputasi menghasilkan nilai: 1. Nilai a = 6.759
Nilai R pada tabel diatas menunjukan nilai Tanpa adanya pengaruh Pelatihan (X1)
0.713 dan nilai R square sebesar 0.508 dan Motivasi Kerja (X2) maka
sehingga nilai koefisien determinan besarnya Kinerja Karyawan (Y)
sebesar 50.8%. Hal ini variabel Pelatihan sebesar 6.759
dan Motivasi Kerja memberikan kontribusi 2. Nilai b1 = 0.523
sebesar 50.8% terhadap Kinerja Koefisien regresi X1 sebesar 0.523
Karyawan, sedangkan sisanya (100 – 50.8) menyatakan bahwa setiap kenaikan
= 49.2% merupakan kontribusi dari faktor satu skor Pelatihan akan meningkatkan
lain di luar variabel yang diteliti. nilai hasil Kinerja Karyawan sebesar

140
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

0.523. Dan sebaliknya jika skor


Pelatihan turun satu skor, maka nilai 2. Pengujian Hipotesis 2: Pengaruh
hasil Kinerja Karyawan juga diprediksi Motivasi Kerja terhadap Kinerja
mengalami penurunan sebesar 0.523 Karyawan
dengan asumsi variabel lain bernilai Hipotesis kedua yang diajukan dalam
tetap. penelitian ini adalah terdapat pengaruh
3. Nilai b2 Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Koefisien regresi X2 sebesar 0.323 Karyawan pada PT. Saraka Mandiri
menyatakan bahwa setiap kenaikan Semesta Bogor. Pengaruhnya
satu skor Motivasi Kerja akan ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi
meningkatkan nilai hasil Kinerja Motivasi Kerja (X2) sebesar b2 =
Karyawan sebesar 0.323. Dan 0.323 pada model persamaan regresi
sebaliknya jika skor Motivasi Kerja linier ganda Y = 6.759 + 0.523X1 +
turun satu skor, maka nilai hasil 0.323X2. Hipotesis statistik yang
Kinerja Karyawan juga diprediksi diajukan adalah sebagai berikut:
mengalami penurunan sebesar 0.323 Ho : b1 = 0 tidak ada pengaruh
dengan asumsi variabel lain bernilai Ho ≠ b1 = 0 ada pengaruh
tetap. Koefisien regresi Motivasi
Kerja (X2) sebesar b2 = 0.323
Pengujian Hipotesis memiliki nilai probabilitas t hitung
1. Pengujian Hipotesis 1: Pengaruh lebih kecil daripada taraf uji penelitian
Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan (Sig t < α atau 0.005 < 0.05), maka Ho
Hipotesis pertama yang diajukan ditolak dan Ha diterima yang berarti
dalam penelitian ini adalah terdapat ada pengaruh Motivasi Kerja (X2)
pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah
Karyawan pada PT. Saraka Mandiri signifikan. Signifikansi hasil pengujian
Semesta Bogor. Pengaruhnya menunjukkan bahwa hipotesis
ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi penelitian ini diterima yang berarti
Pelatihan (X1) sebesar b1 = 0.523 pada bahwa terdapat pengaruh yang
model persamaan regresi linier ganda signifikan antara Motivasi Kerja
Y = 6.759 + 0.523X1 + 0.323X2. terhadap Kinerja Karyawan.
Hipotesis statistik yang diajukan
adalah sebagai berikut : Pembahasan
Ho : b1 = 0 tidak ada pengaruh Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
Ho ≠ b1 = 0 ada pengaruh Karyawan
Koefisien regresi Pelatihan Pelatihan secara parsial berpengaruh
(X1) sebesar b1 = 0.523 memiliki nilai terhadap Kinerja Karyawan PT. Saraka
probabilitas t hitung lebih kecil Mandiri Semesta Bogor. Hasil yang
daripada taraf uji penelitian (Sig t < α diperoleh Pelatihan memiliki nilai t hitung
atau 0.000 < 0.05), maka Ho ditolak sebesar (4.973) > t tabel (2.006) atau sig
dan Ha diterima yang berarti ada (0.000) < 0.05, maka Ha dalam penelitian
pengaruh Pelatihan (X1) terhadap ini “Pelatihan mempunyai pengaruh
Kinerja Karyawan (Y) adalah terhadap Kinerja Karyawan” terbukti
signifikan. Signifikansi hasil pengujian kebenarannya dan dapat disimpulkan Ho
menunjukkan bahwa hipotesis ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian
penelitian ini diterima yang berarti ini sejalan dengan penelitian terdahulu Nur
bahwa terdapat pengaruh yang Rahmah Andayani, Priskila Makian (2016)
signifikan antara Pelatihan terhadap yang dalam penelitiannya menyatakan
Kinerja Karyawan. bahwa secara parsial maupun simultan

141
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

variabel Pelatihan Kerja dan Motivasi hitung sebesar (2.903) > t tabel (2.006)
Kerja memiliki pengaruh positif dan atau sig (0.005) < 0.05, maka Ha dalam
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. penelitian ini “Motivasi Kerja mempunyai
Leonardo William Goni, Adolfina, Jacky pengaruh terhadap Kinerja Karyawan”
Sumarauw (2015) yang dalam terbukti kebenarannya dan dapat
penelitiannya menyatakan bahwa disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima.
Pelatihan, Penempatan Kerja dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
Kompensasi baik secara simultan maupun penelitian terdahulu Matheus Alexander
parsial mempunyai pengaruh positif Rio, Donny Dharmawan (2019) yang
terhadap Kinerja Karyawan. Syifa Umra dalam penelitiannya menyatakan bahwa
Syitah, Nasir (2019) yang dalam secara simultan maupun parsial Motivasi
penelitiannya menyatakan bahwa Pelatihan Kerja dan Disiplin Kerja berpengaruh
dan Pengembangan Karir baik secara positif dan signifikan terhadap Kinerja
parsial maupun secara simultan Karyawan. Tanto Wijaya, Fransisca
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Andreani (2015) yang dalam penelitiannya
Karyawan. Eli Yulianti (2015) yang dalam menyatakan bahwa Motivasi dan
penelitiannya menyatakan bahwa Pelatihan Kompensasi berpengaruh positif dan
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja signifikan terhadap Kinerja Karyawan,
Karyawan. Akan tetapi penelitian ini tidak diantara kedua variabel tersebut Motivasi
sejalan dengan penelitian terdahulu oleh memiliki pengaruh lebih dominan terhadap
Erma Safitri (2013) yang menyatakan Kinerja Karyawan dibandingkan
bahwa Pelatihan dan Disiplin Kerja secara Kompensasi. Gilang Meidizar, Anthon
simultan berpengaruh positif terhadap Rustono (2016) yang dalam penelitiannya
Kinerja Karyawan sedangkan secara menyatakan bahwa Motivasi Kerja
parsial Pelatihan tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
signifikan terhadap Kinerja Karyawan Karyawan. Regina R. Wondal, Bernhard
sedangkan Disiplin Kerja berpengaruh Tewal, Mac Donald Walangitan (2019)
signifikan terhadap Kinerja Karyawan. yang dalam penelitiannya menyatakan
Oleh karena itu, PT. Saraka Mandiri bahwa variabel Kompensasi, Kompetensi
Semesta Bogor perlu mengadakan dan Motivasi secara simultan berpengaruh
program Pelatihan secara rutin untuk signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
mengoptimalkan Kinerja Karyawan dan Selanjutnya secara parsial hanya variabel
menjelaskan kepada karyawan akan Motivasi yang berpengaruh positif
pentingnya tujuan dari adanya proses signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Pelatihan, dimana untuk memudahkan Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan
karyawan agar dapat memahami segala hal dengan penelitian terdahulu oleh Abraham
yang dibutuhkan dalam bekerja. Hal Samuel Kaengke, Bernhard Tewal, Yantje
tersebut dapat dilakukan dengan membuat Uhing (2018) yang menyatakan bahwa
sistem Pelatihan Kerja yang tidak terlalu Pengembangan Karir, Pelatihan dan
lama sehingga karyawan tidak merasa Motivasi secara simultan berpengaruh
suntuk atau bosan dalam mengikuti proses signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Pelatihan Kerja yang diberikan. Selanjutnya Pengembangan Karir dan
Pelatihan secara parsial berpengaruh
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap terhadap Kinerja Karyawan, sedangkan
Kinerja Karyawan Motivasi tidak berpengaruh signifikan
Motivasi Kerja secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Oleh karena
terhadap Kinerja Karyawan PT. Saraka itu PT. Saraka Mandiri Semesta Bogor
Mandiri Semesta Bogor. Hasil yang harus memberikan pengarahan kepada
diperoleh Motivasi Kerja memiliki nilai t karyawan akan pentingnya Motivasi Kerja.

142
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Dapat dilakukan dengan cara mengadakan agar dapat meningkatkan Kinerja


kegiatan gathering dan makan bersama, Karyawan dalam bekerja.
memberikan bonus untuk karyawan yang
berprestasi, memberikan peluang untuk DAFTAR PUSTAKA
berkreasi, mengembangkan keterampilan A. M, Sardiman. (2010). Interaksi dan
dan kemampuan kerja serta membangun Motivasi Belajar Mengajar.
suasana kerja yang positif dilingkungan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
kerja. Hal tersebut dapat meningkatkan Andayani, N. R., & Makiani, P. (2016).
Motivasi dan tingkat self respect karyawan Pengaruh Pelatihan Kerja dan
agar dapat meningkatkan Kinerja Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan dalam bekerja. Karyawan Bagian PT. PCI
Elektronika International.
KESIMPULAN DAN SARAN Akuntansi, Ekonomi dan
Kesimpulan Manajemen Bisnis. Vol.4 No.1
Pelatihan berpengaruh secara signifikan Hal: 41-46.
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Badeni. (2013). Kepemimpinan dan
Saraka Mandiri Semesta Bogor. Motivasi Perilaku Organinsasi. Bandung:
Kerja berpengaruh secara signifikan Alfabeta.
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bangun, Wilson. (2012). Manajemen
Saraka Mandiri Semesta Bogor. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Erlangga.
Saran Dantes, Nyoman. (2012). Metode
Diharapkan pemimpin perusahaan PT. Penelitian. Yogyakarta: Andi
Saraka Mandiri Semesta Bogor Offset.
mengadakan program Pelatihan secara Eko, Widodo, Suparno. (2015).
rutin untuk mengoptimalkan Kinerja Manajemen Pengembangan
Karyawan dan menjelaskan kepada Sumber Daya Manusia.
karyawan akan pentingnya tujuan dari Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
adanya proses Pelatihan, dimana untuk Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis
memudahkan karyawan agar dapat Multivariete Dengan Program IBM
memahami segala hal yang dibutuhkan SPSS. Yogyakarta: Universitas
dalam bekerja. Hal tersebut dapat Diponegoro.
dilakukan dengan membuat sistem (2016). Aplikasi Analisis
Pelatihan Kerja yang tidak terlalu lama Multivariete Dengan Program IBM
sehingga karyawan tidak merasa suntuk SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII.
atau bosan dalam mengikuti proses Semarang: Badan Penerbit
Pelatihan Kerja yang diberikan. Universitas Diponegoro.
Pemimpin perusahaan harus Goni, L. W., Adolfina, & Sumarauw, J.
memberikan pengarahan kepada karyawan (2015). Pengaruh Pelatihan,
akan pentingnya Motivasi Kerja. Dapat Penempatan Kerja Dan
dilakukan dengan cara mengadakan Kompensasi Terhadap Kinerja
kegiatan gathering dan makan bersama, Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo
memberikan bonus untuk karyawan yang Kantor Pusat Manado. EMBA.
berprestasi, memberikan peluang untuk Vol.3 No.4 Hal: 44-54.
berkreasi, mengembangkan keterampilan Gullo. (2010). Metodologi Penelitian.
dan kemampuan kerja serta membangun Jakarta: Grasindo.
suasana kerja yang positif dilingkungan Kadarisman, M. (2012). Manajemen
kerja. Hal tersebut dapat meningkatkan Pengembangan Sumber Daya
Motivasi dan tingkat self respect karyawan

143
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Manusia Jakarta: PT. Raja Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber


Grafindo Persada. Daya Manusia, Reformasi
Kaengke, A. S., Tewal, B., & Uhing, Y. Birokrasi dan Manajemen Pegawai
(2018). Pengaruh Pengembangan Negeri Sipil. Bandung: Cetakan
Karir, Pelatihan Dan Motivasi Kelima, PT. Refika Aditama.
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Subroto Setyowati, & Widijanto. (2017),
PT. Air Manado. EMBA, Vol. 6 Pengaruh Pelatihan dan Motivasi
No. 1 Hal: 341-350. terhadap Kinerja Karyawan, Jurnal
Lakitan, Benyamin. (2011). Dasar-Dasar Optimal, Jurnal Ekonomi dan
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Kewirausahaan Vol.12 No.1.
Grafindo Persada. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Mangkunegara, Anwar, Prabu. (2011). Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Sumber Daya Manusia Bandung: Alfabeta.
Perusahaan. Bandung. (2013). Metode Penelitian
(2014). Manajemen Sumber Daya Pendidikan Pendekatan
Manusia Perusahaan. Bandung: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung: Alfabeta.
Mathis, R. L., & John, H. J. (2012). (2014). Metode Penelitian
Manajemen Sumber Daya Pendidikan Pendekatan
Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Meidizar, G., & Rustono, A. (2016). Bandung: Alfabeta.
Pengaruh Motivasi Terhadap Suprayadi, Prof, Dr (2013). Penelitian
Kinerja Karyawan Pada PT. dengan judul “Impact of Training
Primarindo Asia Infrastructure, on Employee Performance: A
Tbk. e-Proceeding of Management, Study of Telecomunication Sector
Vol.3 No.2 Hal: 1032. in Pakistan. dilakukan oleh
Mulyanto, H dan Wulandari, A. (2010). (Sultana et al., 2012)
Penelitian: Metode dan Analisis, Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber
CV. Semarang: CV. Agung. Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Nawawi, Hadari. (2011). Manajemen Prenada Media Group.
Sumber Daya Manusia Untuk 2016. Manajemen Sumber Daya
Bisnis Yang Kompetitif. Manusia. Jakarta: Kencana.
Yogyakarta: Gadjah Mada Syitah, S. U., & Nasir. (2019). Pengaruh
University Press. Pelatihan Dan Pengembangan
Rio, M. A., & Dharmawan, D. (2019). Karir Terhadap Kinerja Karyawan
Pengaruh Motivasi Kerja Dan Pada PT. Pegadaian (PERSERO)
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja TBK Cabang Syariah Keutapang.
Karyawan PT. Bank Central Asia Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
TBK KCU Matraman. Ekonomi Manajemen. Vol.4 No.3 Hal: 446-
dan Industri. Vol.20 No.3 458.
Safitri, E. (2013). Pengaruh Pelatihan Triyono, A. (2012). Paradigma Baru
Dan Disiplin Kerja Terhadap Manajemen Sumber Daya
Kinerja Karyawan pada Dinas Manusia. Yogyakarta: Oryza.
Apron Move Control PT. Angkasa Veitzal, Rivai. (2010). Manajemen Sumber
Pura 1 (Persero) Bandara Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Internasional Cabang Juanda- Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Surabaya. Ilmiah Manajemen. Wondal, R. R., Bernhard, T., &
Vol.1 No.4. Walangitan, M. D. (2019).
Pengaruh Kompensasi, Kompetensi

144
Derivatif : Jurnal Manajemen
Vol. 16 No. 1 April 2022
(ISSN Cetak 1978-6573) (ISSN Online 2477-300X)

Dan Motivasi Terhadap Kinerja


Karyawan Pada PT. Bank Artha
Graha International Cabang Sam
Ratulangi Manado TBK. EMBA.
No.4 Vol.7 Hal: 5157-5166.
Yulianti, E. (2015). Pengaruh Pelatihan
Terhadap Kinerja Karyawan
Grand Fatma Hotel di Tenggarong
Kutai Kartanegara. E-journal
Administrasi Bisnis. Vol.3 No.4.
Hal. 900-910.

145

Anda mungkin juga menyukai