Anda di halaman 1dari 18

JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI JABATAN TERHADAP


KINERJA KARYAWAN
Asep Kurniawan
STIE Sutaatmadja, Subang, Indonesia
asep@stiesa.ac.id

Fitriyani1
STIE Sutaatmadja, Subang, Indonesia
asep@stiesa.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui pengaruh variabel insentif dan promosi jabatan terhadap kinerja
karyawan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sample menggunakan
random sampling. Sample dalam penelitian ini berjumlah 65 responden dengan teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner online dan juga sebar kertas kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif, analisi uji validitas dan reliabilitas serta dilakukan uji asumsi klasik yang selanjutnya dilakukan
analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menggunakan perhitungan analisis regresi linear berganda
menunjukkan bahwa variabel insentif dan promosi jabatan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
This research aims to determine the effect of variable incentive and job promotion on employee
performance. This study uses quantitative methods with sampling techniques using random sampling. The
sample in this study amounted to 65 respondents with data collection techniques using online questionnaires
and also scatter paper questionnaires. The data analysis technique used descriptive analysis, validity and
reliability test analysis and classical assumption test was carried out, which was then carried out by multiple
linear regression analysis. The results of the study using multiple linear regression analysis showed that
incentive variables and job promotion had a positive effect on employee performance.
Kata Kunci: Isentif, Promosi, Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN Menurut Malia (2018) kinerja adalah


hasil kerja yang dicapai oleh individu atau
Latar belakang kelompok dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggungjawab
Dalam menghadapi persaingan di era masing-masing untuk mencapai tujuan
globalisasi, suatu perusahaan sering organisasi, tidak melanggar hukum dan sesuai
dihadapkan dengan berbagai masalah yang dengan moral maupun etika. Jadi kinerja
dapat mengakibatkan kegagalan suatu merupakan hal yang penting bagi perusahaan
perusahaan. Dalam hal ini setiap perusahaan atau organisasi serta dari pihak pegawai itu
dituntut untuk meningkatkan kemampuan sendiri. Meskipun faktanya tidak semua
beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan karyawan memiliki kinerja yang baik sesuai
meningkatkan kinerja sumber daya manusia, dengan yang diharapkan oleh perusahaan,
karena faktanya sumber daya manusia menjadi karena kemampuan karyawan yang berbeda-
salah satu faktor penentu keberhasilan suatu beda. Maka perlu penunjang yang dapat
perusahaan, sehingga setiap perusahaan mendorong individu untuk meningkatkan
mempunyai daya saing yang tinggi dan mampu kinerja dari setiap karyawan di perusahaan,
bertahan dalam menghadapi perkembangan salah satunya dengan meberikan insentif bagi
bisnis yang semakin kompetetif. Dalam hal ini, setiap karyawan untuk memacu semangat
setiap perusahaan perlu memperhatikan individu dalam meningkatkan kinerja yang
karyawan untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik.
baik, karena keberhasilan perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kinerja setiap karyawannya. Menurut Devi dan Jeffry (2018) salah
satu unsur yang mempengaruhi kinerja

1
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

karyawan adalah dengan memberikan insentif. sehingga sasaran perusahaan secara optimal
Pemberian insentif mencerminkan upaya suatu dapat dicapai.
perusahaan untuk mempertahankan sumber
daya manusianya. Pemberian insentif jika tidak Dalam perkembangan bisnis dan
dilaksanakan secara tepat dan adil maka industry di kota Subang sendiri saat ini banyak
perusahaan akan kehilangan para perusahaan baru yang mulai pembangunan
karyawannya. Arnolds dan Venter dalam untuk mendirikan perusahaan baru ataupun ada
Fandy (2017) menyatakan bahwa insentif juga beberapa perusahaan baru yang sudah
pada hakekatnya merupakan perangsang yang mendapat ijin untuk beroperasi di kota subang
sifatnya menunjukan dan membimbing peran sehingga di kota Subang sendiri setiap
para karyawan ke arah yang dikehendaki perusahaan dapat bersaing dalam
perusahaan, maka dengan adanya pemberian meningkatkan sumber daya manusianya untuk
insentif sangat diharapkan karyawan akan menghadapi perkembangan bisnis dan industry
bekerja lebih giat lagi dan sasaran perusahaan yang kompetetif, karena sumber daya manusia
akan tercapai. merupakan salah satu faktor penunjang bagi
keberhasilan suatu perusahaan, maka setiap
Menurut Ni Made (2018 ) umumnya perusahaan perlu untuk memperhatikan dan
setiap perusahaan setelah karyawan diterima, menjaga kinerja karyawannya salah satunya
ditempatkan dan dipekerjakan, maka tugas dengan pemberian insentif dan promosi
seorang manajer selanjutnya melakukan jabatan, sehingga setiap karyawan akan
penilaian terhadap kinerja karyawan. temotivasi untuk menjaga kinerjanya bahkan
Menetapkan kebijakanaan ini berarti apakah dapat meningkatkan semangat kerja dalam
seorang karyawan akan dipromosikan, memberikan kinerja yang lebih baik.
didemosikan dan atau balas jasanya di naikkan.
Promosi memberikan peran penting bagi setiap
karyawan bahkan menjadi idaman yang selalu
dinanti-nantikan karena dengan promosi TELAAH LITERATUR DAN
berarti ada kepercayaan dan pengakuan HIPOTESIS
mengenai kemampuan serta kecakapan
karyawan bersangkutan untuk menduduki Teori Kinerja
suatu jabatan yang lebih tinggi. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Mathis dan Jackson (2002) mengemukakan
kinerja karyawan adalah promosi jabatan. bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang
Menurut Hasibuan dalam Ni Made (2018) dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.
mengatakan bahwa karyawan yang Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi
dipromosikan pada jabatan yang tepat dalam seberapa banyak mereka memberikan
bekerja dapat semakin meningkatkan kinerja kontribusi kepada organisasi yang antara lain
yang dihasilkan.Sementara Siagian dalam Ni meliputi:
Made (2018) mengatakan promosi jabatan
a. Kualitas output yaitu tingkatan dimana hasil
adalah perpindahan karyawan dari satu
akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam
jabatan/tempat kepada jabatan/tempat lain
arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh
yang lebih tinggi serta diikuti oleh tugas,
perusahaan.
tanggung jawab dan wewenang yang lebih
tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. b. Kuantitas output yaitu menerangkan jumlah
Dengan demikian promosi akan memberikan yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilah
status sosial, wewenang (Authority), tanggung sejumlah unit kerja ataupun merupakan siklus
jawab (Responbility), serta penghasilan aktivitas yang dhasilkan yang berkenaan
(Outcome) yang semakin besar bagi karyawan. dengan berapa jumlah produk atau jasa yang
Menurut Hasibuan dalam Ni Made (2018) bila dapat dihasilkan.
ada kesempatan bagi karyawan dipromosikan
berdasarkan asas keadilan dan objekyifitas, c. Jangka waktu output yaitu menerangkan
karyawan akan terdorong bekerja lebih giat, tingkat aktifitas diselesaikannya pekerjaan
bersemangat, disiplin, dan berprestasi kerja tersebut pada waktu yang telah ditentukan.

2
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

d. Kehadiran ditempat kerja yaitu 2. Insentif Non Financial


menerangkan tentang jumlah absensi,
keterlambatan, serta masa kerja yang telah Insentif non financial dapat
dijalankan individu pegawai tersebut. diberikan dalam berbagai bentuk,
antara lain :
e. Sikap kooperatif (bekerja sama) yaitu
menerangkan bagaimana keadaan masing- a. Pemberian piagam penghargaan.
masing individu karyawan, apakah membantu
b. Pemberian pujian lisan ataupun
atau menghambat dari teman sekerjanya.
tertulis, secara resmi ataupun pribadi.
(http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/1234
c. Ucapan terima kasih secara formal
56789/21031/4_BAB%20II.pdf?sequence=5&isAl
maupun informal.
lowed=y .)

Insentif d. Promosi jabatan kepada karyawan


yang baik selama masa tertentu serta
Menurut Hasibuan,dalam Reny (2016) dianggap mampu.
insentif adalah daya perangsang yang
diberikan kepada karyawan tertentu e. Pemberian tanda jasa/mendali
berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan kepada karyawan yang telah mencapai
terdorong meningkatkan prestasi kerjanya. masa kerja yang cukup lama dan
Sedangkan menurut Sarwoto dalam Reny mempunyai loyalitas yang tinggi.
(2016) insentif ialah sarana motivasi, dapat
f. Pemberian hak untuk menggunakan
berupa perangsang atau pendorong yang
sesuatu atribut jabatan (misalnya pada
diberikan dengan sengaja kepada para
mobil atau lainnya).
karyawan agar dalam diri mereka timbul
semangat yang lebih besar untuk berprestasi g. Pemberian perlengkapan khusus
bagi perusahaan. pada ruangan kerja.
Menurut Mangkunegara dalam Ruslan Tujuan Pemberian Insentif
et al (2020) menyatakan pengertian insentif
adalah suatu bentuk uang yang diberikan oleh Tujuan pemberian insentif oleh
pihak pemimpin organisasi kepada karyawan perusahaan kepada karyawan adalah untuk
agar mereka bekerja dengan motivasi yang memberikan rasa tanggung jawab dan
tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan- dorongan kepada karyawan. Selanjutnya
tujuan organisasi sebagai pengakuan prestasi Ranupandojo dan Suad Husnan dalam bukunya
kerja dan kontribusi karyawan kepada Manajemen Personalia mengatakan bahwa
organisasi. tujuan pemberian insentif adalah :

Menurut Sastradipoera dalam Reny  Mempertahankan karyawan yang


(2016) pada dasarnya ada 2 (dua) bentuk berprestasi untuk tetap dalam perusahaan,
insentif yang umum diberikan, yaitu :  Memberikan kegairahan untuk menaikkan
produktivitas,
1. Insentif Financial.  Memberikan perangsang dalam usaha
mencapai kedisiplinan kerja karyawan
Insentif financial merupakan yang utuh,
insentif yang diberikan kapada  Untuk meningkatkan output,
karyawan atas hasil kerja mereka dan  Menambah penghasilan bagi karyawan.
biasanya diberikan dalam bentuk uang
berupa bonus, komisi, pembagian laba, Menurut Ahmad (2016) dari
dan kompensasi yang ditangguhkan, pengertian reward berupa insentif diatas, dapat
serta dalam bentuk jaminan sosial disimpulkan bahwa insentif adalah sebuah
berupa pemerintah rumah dinas, program yang diberikan oleh perusahaan untuk
tunjangan kesehatan dan tunjangan- memotivasi karyawan agar karyawan tersebut
tunjangan lainnya. jauh lebih giat lagi dalam bekerja dan dapat
meningkatkan kinerja kerjanya untuk

3
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

menghadapi persaingan yang semakin ketat dan karyawan diharapkan lebih solid
dalam dunia kerja. dalam membangun kebersamaan
menuju kemajaun perusahaan.
Jenis-jenis Insentif Sistem Pemberian Insentif

Menurut Akmaliyah (2018) jenis-jenis Menurut Rivai dalam Akmaliyah


insentif dalam suatu perusahaan, harus (2018) mengemukakan bahwa salah satu
dituangkan secara jelas sehingga dapat alasan pentingnya pembayaran insentif karena
diketahui oleh karyawan dan oleh perusahaan adanya ketidaksesuain tingkat kompensasi
tersebut dapat dijadikan kontribusi yang baik yang dibayarkan kepada eksekutif dengan
untuk dapat menambah gairah kerja bagi pekerjaan lain. Program insentif adalah salah
karyawan yang bersangkutan. Menurut ahli satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja
manajemen sumber daya manusia Siagian merasakan bersama kemakmuran perusahaan.
jenis- jenis insentif tersebut adalah : Selain itu, ada kesadaran yang tumbuh bahwa
program pembayaran tradisoanal seringkali
a. Piece Work tidak bagus dalam menghubungkan
Piece Work adalah teknik yang pembayaran dengan kinerja. Jika organisasi
digunakan untuk mendorong kinerja
mau mencapai inisiatif strategis mereka, maka
kerja karyawan berdasarkan hasil
pekerjaan karyawan yang dinyatakan
pembayaran perlu dihubungkan dengan kinerja
dalam jumlah unit produksi. sedemikian rupa sehingga pembayaran itu
b. Bonus mengikuti tujuan karyawan dan tujuan
Bonus adalah insentif yang diberikan organisasi.
kepada karyawan yang mampu
bekerja sedemikian rupa sehingga Sistem pemberian insentif dapat
tingkat produksi yang baku terlampui. diklarifikasikan sebagai berikut :
c. Komisi
Komisi adalah bonus yang diterima a. Bonus Tahunan
karena berhasil melaksanakan tugas Banyak perusahaan menggantikan
dan sering diterapkan oleh tenaga- peningkatkan pendapatan karyawan
tenaga penjualan. berdasarkan jasa dengan pemberian
d. Insentif bagi eksekutif bonus kinerja tahunan, setengah
Insentif bagi eksekutif ini adalah tahuanan dan triwulanan. Umumnya
insentif yang diberikan kepada bonus ini sering kali dibagiakan sekali
karyawan yang memiliki kedudukan dalam setahun. Bonus mempunyai
tinggi dalam suatu perusahaan, beberapa kelebihan dibandingkan
misalnya untuk membayar cicilan dengan peningktakan gaji. Pertama,
rumah, kendaraan bermotor atau bonus meningkatkan arti pembayaran
biaya pendidikan anak. karena karyawan menerima upah
e. Kurva kematangan dalam jumlah yang besar. Kedua,
Kurva kematangan dalah diberikan bonus memaksimalkan antara bayaran
kepada tenaga kerja yang karena masa dan kinerja.
kerja dan golongan pangkat serta gaji, b. Insentif Langsung
tidak bisa mencapai pangkat atau Tidak seperti sistem bayaran
tingkat yang lebih tinggi lagi. berdasarkan kinerja yang lain, bonus
f. Rencana insentif kelompok langsung tidak didasarkan pada
Rencana insentif kelompok adalah rumus, kreteria khusus, atau tujuan.
kenyataan bahwa dalam banyak Imbalan atas kinerja kadang-kadang
organisasi, kinerja bukan karena disebut bonus kilat ini dirancang
keberhasilan kelompok kerja yang untuk mengakui kontribusi luar biasa
mampu bekerja sebagai suatu tim. karyawan. Sering kali penghargaan
Dapat disimpulkan bahwa insentif ini berupa sertifikat, plakat, uang
yang memadai akan mendorong tunai, obligasi tabungan, atau
semangat dan gairah kerja karyawan, karangan bunga.
sehingga karyawan akan terus Promosi Jabatan
meningkatkan keuntungan itu sendiri
dalam mencapai tujuan dan sasaran Menurut Nining (2017) menyatakan
yang ditetapkan, sehingga perusahaan bahwa promosi jabatan secara tidak langsung

4
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

pada dasarnya bertujuan memotivasi karyawan b) Promosi jabatan diberikan karyawan


agar meningkatkkan prestasi kerja. seringkali sebagai imbalan atas kinerjanya
Kemungkinan promosi yang lebih besar dapat yang sangat baik. Karyawan yang dihargai
dilihat bukan saja pada peningkatan promosi jabatan akan termotivasi untuk
memberikan kinerja yang lebih tinggi lagi.
penghasilan akan tetapi sebagai penghargaan
c) Riset menunjukan bahwa kesempatan
atas kemampuan yang semakin meningkat untuk promosi jabatan dan tingkat
sehingga kepadanya dapat diberikan kepuasan kerja mempunyai hubungan
wewenang dan tanggung jawab yang lebih yang signifikan. Sistem promosi jabatan
besar dan lebih luas, yang pada gilirannya yang efektif dapat mengakibatkan efisiensi
dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan organisasi yang lebih besar dan tingkat
yang sekaligus menambah kepuasan batin. moral karyawan yang lebih tinggi. Dari
Dalam membuat keputusan promosi pemaparan diatas dapat disimpulkan
dibutuhkan berbagai pertimbangan, apabila bahwa dengan adanya promosi jabatan
terdapat keputusan yang salah dalam dapat meningkatkan moral karyawan yang
tinggi ini diharapkan dapat meningkat
melaksanakan promosi jabatan, maka akan
kinerja karyawan dalam suatu organisasi.
menimbulkan efek samping yang tidak baik
bagi karyawan dan perusahaan, yang semuanya Asas-asas Promosi jabatan
akan mengakibatkan motivasi kerja menurun
sehingga harapan perusahaan untuk Asas promosi jabatan harus
meningkatkan produktivitas tidak akan dituangkan dalam program promosi secara
tercapai. Untuk tidak terjadinya efek negatif di jelas sehingga karyawan mengetahui dan
atas pimpinan perusahaan hendaknya dalam perusahaan mempunyai pegangan untuk
melakukan penilaian terhadap karyawan yang mempromosikan karyawan. Menurut Hasibuan
akan dipromosikan dilakukan seobjektif dalam Ni Made (2018) menyebutkan 3 (tiga)
mungkin berdasrkan standar yang telah asas promosi jabatan sebagai berikut:
ditetapkan.
a) Kepercayaan artinya promosi
Tujuan dan Manfaat Promosi Jabatan. hendaknya berdasarkan pada
kepercayaan atau keyakinan
Menurut Mangkuprawira dalam Siwi mengenai kejujuran,
(2018) promosi jabatan mempunyai manfaat kemampuan, dan kecakapan
baik bagi perusahaan maupun karyawan yaitu karyawan bersangkutan dalam
sebagai berikut: melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik pada jabatan
a) Promosi dapat memungkinkan perusahaan tersebut. Karyawan baru akan
memanfaatkan kemampuan karyawan dipromosikan, jika karyawan itu
untuk memperluas usahanya. menunjukkan kejujuran,
b) Promosi dapat mendorong tercapainya kemampuan dan keakapannya
kinerja karyawan yang baik. Karyawan dalam memangku jabatan.
umumnya berupaya melakukan pekerjaan b) Keadilan artinya promosi
sebaik mungkin jika mereka percaya berasaskan keadilan, terhadap
bahwa kinerja tinggi mengarah pada penilaian kejujuran, kemampuan,
adanya promosi. dan kecakapan semua karyawan.
c) Terdapat korelasi signifikan antara Penilaian harus jujur dan objektif
kesempatan untuk kenaikan pangkat dan tidak pilih kasih atau like and
tingkat kepuasan kerja. dislike. Karyawan yang
mempunyai peringkat (ranking)
Pendapat yang diungkapkan terbaik hendaknya mendapat
Simamora dalam Siwi (2018) bahwa manfaat kesempatan pertama untuk
dipromosikan tanpa melihat
promosi jabatan adalah sebagai berikut :
suku, golongan, dan
a) Promosi jabatan memungkinkan keturunannya. Promosi yang
perusahaan untuk mendayagunakan berdasarkan keadilan akan
keahlian dan kemampuan karyawan menjadi alat motivasi bagi
setinggi mungkin. karyawan untuk meningkatkan
prestasinya.

5
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

c) Formasi artinya promosi harus melakukan penyesuaian antara


berasaskan kepada formasi yang kemampuan seseorang dengan standar
ada, karena promosi karyawan kemampuan dari suatu jabatan tertentu.
hanya mungkin dilakukan jika Karena sistem merit hanya berdasarkan
ada formasi jabatan yang lowong. pada prestasi kerja seseorang dan
Untuk itu harus ada uraian mengabaikan faktor-faktor lain seperti
perkerjaan/jabatan (job senioritas, kekeluargaan dan lain-lain,
description) yang akan maka hasilnya akan objektif.
dilaksanakan karyawan. Jadi, 2) Sistem senioritas
promosi hendaknya disesuaikan Landasan promosi jabatan yang
dengan formasi jabatan yang ada dipergunakan dalam sistem ini adalah
di dalam perusahaan. senioritas seorang pegawai. Senioritas
diartikan sebagai lamanya masa kerja
Dasar-Dasar Pertimbangan Promosi seseorang yang diakui organisasi, baik
Jabatan pada jabatan yang bersangkutan maupun
dalam organisasi secara keseluruhan.
Menurut Yedija (2019), pada Dalam senioritas tercermin pula
umumnya setiap organisasi memiliki dasar pengertian usia serta pengalaman kerja
pertimbangan atau landasan yang berbeda dala seseorang. Sistem senioritas pada dasarnya
menentukan tenaga kerja yang akan merupakan salah satu bentuk penghargaan
organisasi kepada tenaga kerja atas
dipromosikan. Perbedaan tersebut terjadi
kesetiaan dan dedikasi kepada organisasi.
karena masing-masing organisasi tentunya Karena itu sistem ini akan mendorong
memiliki pertimbangan yang berbeda tenaga kerja untuk bersikap lebih loyal dan
berdasarkan kebutuhannya. Sebelum membuat setia kepada organisasinya.
keputusan dalam promosi jabatan perlu 3) Sistem nepotisme (spoil)
memperhatikan beberapa hal yang menjadi Dibandingkan dengan sitem-
dasar pertimbangan pelaksanaan promosi sistem sebelumnya, maka sistem ini
jabatan, karena hal ini akan mencerminkan merupakan sistem promosi jabatan yang
ketelitian dan keobyektifan dalam meneliti paling bersifat subyektif. Dasar
karyawan yang berhak dipromosikan. Namun pertimbangan yang dipergunakan dalam
demikian secara mendasar berbagai landasan sistem ini adalah hubungan keluarga,
kenalan, koneksi. Sistem nepotisme
pertimbangan promosi jabatan yang dilakukan
biasanya dapat ditemui dalam perusahaan-
dapat digolongkan ke dalam beberapa landasan perusahaan milik keluarga. Tidaklah aneh
dasar. Dasar-dasar pertimbangan promosi apabila semua jabatan kunci dalam
jabatan menurut Wahyudi dalam Yedija (2019) perusahaan keluarga tersebut dipegang
antara lain: oleh mereka yang masih mempunyai
hubungan keluarga.
1) Sistem merit (Prestasi) Jenis-jenis Promosi Jabatan
Dalam sistem merit, yang
dijadikan landasan oleh organisasi untuk Menurut Yedija (2019), setelah kita
melakukan promosi jabatan adalah ketahui bahwa pada dasarnya promosi adalah
prestasi dari tenaga kerja yang perubahan dari tingkat yang lebih rendah ke
bersangkutan. Dengan dasar pertimbangan
ini, maka hanya tenaga kerja yang
tingkat yang lebih tinggi yang diikuti dengan
berprestasi yang dapat terus peningkatan tugas, wewenang, dan tanggung
mengembangkan karirnya, sementara jawab. Tetapi ada beberapa ahli membagi
yang berprestasi di bawah standar akan promosi kedalam beberapa jenis, diantaranya
terselisihkan. Bentuk promosi jabatan adalah hasibuan (2016:115) dalam Yedija
yang dapat dilakukan dengan (2019) yang membagi promosi ke dalam jenis-
menggunakan prestasi kerja dari pegawai jenis promosi jabatan sebagai berikut:
sebagai landasan pertimbangan tidak
terbatas pada program promosi jabatan, 1) Promosi sementara (temporary
tetapi dasar prestasi juga dapat dan bahkan promotion)
tetap untuk melaksanakan program Suatu bentuk promosi yang
promosi jabatan lain. Dengan dasar dilaksanakan untuk jangka waktu
prestasi kerja berarti program promosi sementara, promosi ini biasanya
jabatan dilaksanakan dalam rangka digunakan apabila harus mengisi suatu

6
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

jabatan kosong untuk sementara waktu Tujuan ini akan memberikan arah
karena pejabat yang bersangkutan sedang dan mempengaruhi bagaimana seharusnya
sakit, cuti, atau mengikuti pendidikan. perilaku kerja yang diharapkan organisasi
Untuk mengisi kekosongan tersebut maka terhadap setiap personil.
salah seorang pegawai diangkat untuk 2) Ukuran.
sementara yang melaksanakan tugas- Ukuran dibutuhkan untuk
tugas jabatan yang bersangkutan. mengetahui apakah seorang personil telah
2) Promosi tetap (permanent promotion) mencapai kinerja yang diharapkan, untuk
Seorang karyawan dipromosikan itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja
dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih untuk setiap tugas dan jabatan personal
tinggi karena karyawan tersebut telah memegang peranan penting.
memenuhi syarat untuk dipromosikan. 3) Penilaian.
Promosi ini bersifat tetap. Penilaian kinerja reguler yang
3) Promosi kecil (small scale promotion) dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan
kinerja setiap personil. Tindakan ini akan
Menaikkan jabatan seorang membuat personil untuk senantiasa
karyawan dari jabatan yang tidak sulit berorientasi terhadap tujuan dan
dipindahkan ke jabatan yang sulit berperilaku kerja sesuai dan searah dengan
yang meminta keterampilan tertentu, tujuan yang hendak dicapai. Hasil kerja
tetapi tidak disertai dengan seseorang akan memberikan umpan balik
bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif
peningkatan wewenang, tanggung
melakukan pekerjaannya secara baik dan
jawab, dan gaji diharapkan akan menghasilkan mutu
4) Promosi kering (dry promotion) pekerjaan yang baik pula. Pendidikan
Seorang karyawan dinaikkan berpengaruh terhadap kinerja seseorang
karena dapat memberikan wawasan yang
jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi
lebih luas untuk berinisiatif, berinovasi
disertai dengan peningkatan pangkat,
dan selanjutnya berpengaruh terhadap
wewenang dan tanggung jawab tetapi
kinerjanya.
tidak disertai dengan kenaikan gaji atau
upah. Standar Pengukuran Kinerja
Organisasi pada umumnya
Mеnurut Dharma dalam Venny et al
menggunakan dua kriteria utama dalam
(2018), standar pеngukuran kinеrja
mempertimbangkan seseorang untuk
diantaranya sеbagai bеrikut :
dipromosikan yaitu prestasi kerja dan
senioritas. Promosi yang didasarkan pada 1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus
prestasi kerja menggunakan hasil penilaian disеlеsaikan atau dicapai. Pеngukuran
atas hasil karyawan yang sangat baik dalam kuantitatif mеlibatkan pеrhitungan
promosi atau jabatan sekarang. Dengan kеluaran dari prosеs atau pеlaksanaan
demikian promosi tersebut dapat dipandang kеgiatan. Ini bеrkaitan dеngan jumlah
sebagai penghargaan organisasi atas prestasi kеluaran yang dihasilkan.
kerja anggotanya itu.
2) Kualitas, yaitu mutu yang harus
Kinеrja Karyawan dihasilkan (baik tidaknya).
Pеngukuran kualitatif kеluaran
Pengertian Kinerja menurut Anwar
mеncеrminkan pеngukuran “tingkat
Prabu Mangkunegara dalam Devi dan Jeffry
kеpuasan” yaitu sеbеrapa baik
(2018) menyatakan Kinerja adalah hasil kerja
pеnyеlеsaiannya.
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan 3) Kеtеpatan waktu, yaitu sеsuai
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang tidaknya dеngan waktu yang
diberikan kepadanya. dirеncanakan. Pеngukuran kеtеpatan
waktu mеrupakan jеnis khusus dari
Menurut Simamora dalam Fahrul
pеngukuran kuantitatif yang
(2016) deskripsi dari kinerja menyangkut tiga
mеnеntukan waktu pеnyеlеsaian suatu
komponen penting yaitu:
kеgiatan.
1) Tujuan.

7
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi karyawan yang tidak baik menunjukan


Kinerja adanya kelemahan dalam penempatan
sehingga bisa dilakukan perbaikan.
Menurut Ahmad (2016) faktor-faktor e) Dapat mengidentifikasi adanya
yang mempengaruhi pencapaian kinerja kekurangan dalam desain pekerjaan
karyawan adalah faktor kemampuan (ability) karyawan, iyalah kekurangan kinerja akan
menunjukan adanya kekurangan dalam
dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai
perencanaan jabatan.
dengan pendapat Keith Davis, dalam f) Feedback pada pelaksanaan fungsi
Mangkunegara yang merumuskan bahwa: 15 manajemen sumber daya manusia, yaitu
human performance = ability + motivation, menjadi informasi sejauh mana fungsi
Motivation = attitude + situation, dan ability = sumber daya manusia berjalan dengan baik
knowledge + skill atau tidak didalam perusahaan.

• Faktor Kemampuan PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Secara psikologis, kemampuan Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja


(ability) karyawan terdiri dari kemampuan karyawan
potensi (IQ) dan kemampuan reality
(knowledge + skill). Menurut Johan dalam Reny (2016)
menyatakan bahwa kinerja merupakan salah
• Faktor Motivasi satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika
Motivasi terbentuk dari sikap seorang merasakan kepuasan dalam bekerja
(attitude) seorang karyawan dalam tentunya ia akan berupaya semaksimal
menghadapi situasi (situation) kerja, sikap mungkin dengan segenap kemampuan yang
mental seorang karyawan harus sikap mental dimilikinya untuk menyelesaikan tugas
yang siap secara psikofisik artinya seseorang pekerjaannya. Seorang karyawan yang masuk
karyawan harus siap mental, mampu secara dan bekerja pada suatu institusi ataupun
fisik, memahami tujuan utama, dan target kerja perusahaan mempunyai berbagai harapan,
yang akan dicapai. hasrat dan cita-cita yang diharapkan dapat
dipenuhi oleh institusi ataupun perusahaan
Manfaat Penilaian Kinerja
tempatnya bekerja. Pada saat individu
Menurut Hariandj dalam Sahidah dan Anwar mendapatkan insentif, dapat mendorong
(2020) Adapun manfaat penilaian kinerja ialah: individu untuk bekerja optimal sehingga dapat
meningkatkan kinerja yang lebih baik. Maka
a) Perbaikan kerja yang memberikan insentif dapat berpengaruh positif terhadap
kesempatan kepada karyawan untuk kinerja karyawan.
mengambil tindakan perubahan perbaikan
untuk meningkatkan kualitas melalui H1 : insentif berpengaruh positif terhadap
feedback yang diberikan oleh perusahaan. kinerja karyawan.
b) Penyesuaian gaji bisa menjadi pedoman
bagi perusahaan untuk memberikan Pengaruh prom osi jabatan terhadap
kompensasi kepada karyawan secara layak kinerja karyawan
sehingga mereka dapat termotivasi untuk
selalu bekerja dengan baik. Sedangkan Menurut Ni Made (2018) promosi
keputusan untuk penempatan, ialah jabatan mempunyai peran penting dalam
penempatan karyawan bisa disesuaikan peningkatan kinerja pegawai karena promosi
dengan keahliannya.
jabatan merupakan kesempatan untuk
c) Pengembangan dan Pelatihan, yaitu
melalui penilaian yang akan diketahui
berkembang dan maju yang diberikan
beberapa kelemahan dari karyawan perusahaan agar dapat mendorong karyawan
sehingga dapat dilaksanakan program bekerja lebih baik atau lebih bersemangat
pengembangan dan pelatihan yang lebih dalam melakukan suatu pekerjaan dalam
efektif dan efisien. lingkungan perusahaan. Dengan adanya
d) Mengidentifikasi kelemahan karyawan peluang promosi, pegawai dapat merasa lebih
dalam proses penempatan, yaitu kinerja dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui

8
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

kemampuan kerjanya oleh manajemen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
perusahaan sehingga mereka akan berlandaskan pada filsafat positivisme,
menghasilkan output yang baik serta akan digunakan untuk meneliti pada populasi atau
mempertinggi kinerjanya pada perusahaan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pada umumnya dilakukan secara random,
yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. pengumpulan data menggunakan instrumen
Manullang dalam Ni Made (2018) menjelaskan penelitian, analisis data bersifat
“promosi yang dilakukan oleh suatu kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
perusahaan untuk mempertinggi kinerja menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
karyawan”. Jika promosi jabatan direalisasikan
kepada karyawan yang berprestasi tinggi, maka Tempat dan Waktu Penelitian
akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi
dan membawa pengaruh pada produktivitas Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
karyawan. Maka promosi jabatana dapat September 2020 pada reponden yang
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. merupakan karyawan swasta di kabupaten
Subang di PT TK Industrial Indonesia.
H2 : promosi jabatan berpengaruh positif Penelitian dilaksanakan di PT TK Industrial
terhadap kinerja karyawan. Indonesia karena merupakan tempat dimana
peneliti bekerja sehingga memudahkah akses
Kerangka Penelitian untuk melakukan penelitian.

Singarimbun dalam Sri et al (2019) Populasi dan Sampel


menjelaskan bahwa penelitian merupakan
suatu proses yang panjang. Penelitian berawal Populasi
pada minat untuk mengetahui fenomena
tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi Menurut Sugiyono (2013: 389)
gagasan, teori, konseptualisasi, dan pemilihan mengartikan populasi sebagai wilayah
metode yang sesuai. Maka dari beberapa generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
literasi diatas, penelitian ini ingin mengetahui yang mempunyai kualitas dan karakteristik
efek insentif terhadap kinerja karyawan dengan tertentu yang diteta pkan oleh peneliti untuk
peluang promosi pada masa pandemi. Untuk dipelajari dan kemudian ditarik
mengetahui hal tersebut kerangka penelitian ini kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut : adalah karyawan swasta di kota Subang di PT
TK Industrial Indonesia.
Gambar 1
Sampel
Kerangka Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi
itu (Sugiyono, 2013: 389). Dalam penelitian
INSENTIF ini teknik pengembilan sample menggunakan
random sampling. Menurut Sugiyono
KINERJA (2003:74-78) random sampling adalah teknik
KARYAWAN pengambilan sampel dimana semua individu
dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
PROMOSI bersama-sama diberi kesempatan yang sama
JABATAN untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Cara pengambilan sampel dengan random ada


METODOLOGI PENELITIAN tiga cara:
a) Cara undian adalah pengambilan sampel
Jenis Penelitian dengan cara memberikan kesempatan
kepada setiap individu untuk menjadi
Jenis penelitian yang digunakan dalam anggota sampel.
penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut b) Cara ordinal adalah cara pengambilan
Sugiyono (2013: 13), penelitian kuantitatif sampel dengan cara kelipatan dari sampel

9
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

sebelumnya, misalkan kelipatan dua, Teknik Pengumpulan Data


kelipatan tiga, dan seterusnya.
c) Cara randomisasi adalah pengambilan Dalam penelitian ini teknis
sampling melalui tabel bilangan random. pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Menurut Ferdinan (2006: 227) dalam
Berdasarkan pendapat tersebut, maka Rahmadhani (2018) kuesioner menghasilkan
pengambilan sampel dalam penelitian ini data primer, dimana data primer adalah data
adalah seluruh responden yang berjumlah 65 yang diperoleh dari hasil penelitian langsung di
partisipan yang merupakan karyawan PT TK lapangan pada perusahaan yang menjadi objek
Industrial Indonesia. penelitian.
Operasional Variabel

Menurut Sukma (2019) definisi


operasional variabel adalah definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dan konstrak Teknik Pengukuran Data
dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku
atau property yang ditunjukkan oleh konsep Teknik pengukuran data dalam
dan mengkategorikan hal tersebut menjadi penelitian ini yaitu menggunakan skala likert.
elemen yang dapat diamati dan diukur. Menurut Sugiyono (2014) skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
Menurut Rida (2018) definisi dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
operasional adalah petunjuk untuk tentang fenomena sosial. Menurut Bawono
melaksanakan mengenai cara mengukur dalam Siwi (2018) skala likert digunakan untuk
vaabel, seorang peneliti dalam mengukur memberikan ranking terhadap responden, yang
variabel, biasanya menggunakan atau diranking bisa berupa prefensi, perilaku dan
bercermin pada teori atau pendapat-pendapat sebagainya. Maka variabel yang dapat diukur
para pakar yang sudah ada atau bisa juga dijabarkan menjadi indikator jawaban seperti
pendapat sendiri, apabila teori dan pendapat- item instrumen yang menggunakan skala
pendapat tersebut relevan dengan likert.
perkembangan keilmuan sekarang ini dan
dapat dijamin kualitas keilmiahannya. 1. Untuk jawaban SS, yaitu Sangat
Setuju diberikan skor : 5
Variabel Dependen
2. Untuk jawaban S, yaitu Setuju
Menurut Sugiyono (2014) Variabel diberikan skor : 4
Dependen: sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa 3. Untuk jawaban KS, yaitu Kurang
Indonesia sering disebut sebagai variabel Setuju diberikan skor : 3
terikat. Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, 4. Untuk Jawaban TS, yaitu Tidak
karena adanya variabel bebas. Adapun variabel Setuju diberikan skor : 2
dari penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y).
5. Untuk jawaban STS, yaitu Sangat
Variabel Independen Tidak Setuju diberikan skor : 1

Menurut Sugiyono (2014) Variabel Pemilihan skala 1-5 dimaksudkan


Independen: variabel ini sering disebut sebagai untuk mempermudah responden dalam
variabel stimulus, prediktor, antecedent. memberikan penilaian atas pertanyaan yang
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai diajukan.
variabel bebas. Variabel bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel dari penelitian ini adalah insentif (X1) Uji Statistik Deskriptif
dan promosi jabatan (X2).

10
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

Deskriptif variabel penelitian setuju dengan apa yang diutarakan dalam


menjelaskan hasil tanggapan responden yang kuesioner.
berkaitan dengan variabel yang diuji, yaitu
variabel insentif, promosi jabatan dan kinerja Deskiptif Variabel Kinerja Karyawan
karyawan yang diukur dengan skor 1 (sangat
tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (kurang setuju), Data variabel kinerja karyawan
4 (setuju), 5 (sangat setuju). diperoleh melalui kuesioner. Variabel ini
diukur dengan 3 indikator, yaitu 1) Quantity of
work 2) Quality of work dan 3) Timeliness.
Dengan menggunakan program SPSS versi 22,
diperoleh hasil uji statitsik secara deskriptif
yang tercantum pada tabel 4.1. Berdasarkan
tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa variabel
insentif memiliki mean 16,60 / 4 = 4,15 yang
Tabel 4.1 artinya rata-rata jawaban adalah setuju. Dalam
Tabel Statistik Deskriptif hal ini menandakan bahwa responden setuju
Descriptive Statistics dengan apa yang diutarakan dalam kuesioner.
Minim Maxim Std.
N um um MeanDeviation Uji Validitas
Insentif 65 6 20 16.65 2.225
Promosi Jabatan 65 16 30 23.89 3.052 Menurut Ghozali (2011) uji validitas
Kinerja Karyawan 65 8 20 16.60 2.185 digunakan untuk mengukur sah atau valid
Valid N (listwise) 65 tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
Sumber: data peneliti, diolah 2020
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Deskiptif Variabel Insentif Untuk mengetahui kevalidan
kuesioner atau angket dalam mengumpulkan
Data variabel insentif diperoleh data, maka dilakukan uji validitas dengan
melalui kuesioner. Variabel ini diukur dengan menggunakan cara melakukan korelasi antar
2 indikator, yaitu financial dan non financial. skor butir pertanyaan dengan total skor
Dengan menggunakan program SPSS versi 22, konstruk atau variabel. Dimana menurut
diperoleh hasil uji statitsik secara deskriptif Ghozali (2011) uji signifikansi dilakukan
yang tercantum pada tabel 4.1. Berdasarkan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa variabel r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2,
insentif memiliki mean 16,65 / 4 = 4,1625 yang dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
artinya rata-rata jawaban adalah setuju. Dalam Pada penelitian ini, konstruk
hal ini menandakan bahwa responden setuju komitmen manajemen jumlah sampel (n) = 65
dengan apa yang diutarakan dalam kuesioner. dan besarnya df dapat dihitung 65 – 2 = 63.
Dengan df = 63 dan α = 5% atau 0,05 maka
didapat nilai r tabel sebesar 0,2441. Jika r
Deskiptif Variabel Promosi Jabatan hitung lebih besar dari r tabel maka dapat
disimpulkan semua indikator valid.
Data variabel promosi jabatan
diperoleh melalui kuesioner. Variabel ini Tabel 4.2
diukur dengan 6 indikator, yaitu 1) pengalaman Hasil Uji Validitas Variabel Insentif
2) tingkat pendidikan 3) loyalitas 4) prestasi No rhitung rtabel Keterangan
kerja 5) peningkatan karir dan 6) keadilan. item
Dengan menggunakan program SPSS versi 22,
diperoleh hasil uji statitsik secara deskriptif
X1.1 0,760 0,2441 Valid
yang tercantum pada tabel 4.1. Berdasarkan
tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa variabel
X1.2 0,797 0,2441 Valid
insentif memiliki mean 23,89 / 6 = 3,98 ≈ 4
yang artinya rata-rata jawaban adalah setuju.
Dalam hal ini menandakan bahwa responden

11
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

X1.3 0,681 0,2441 Valid Menurut Ghozali (2011) reliabilitas


sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
X1.4 0,765 0,2441 Valid kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
Sumber: data peneliti, diolah 2020 dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
oleh tabel 4.2 variabel insentif memiliki 4
pernyataan, dari 4 pernyataan tersebut Tabel 4.5
semuanya mempunyai kriteria valid dengan Hasil Uji Reliabilitas Variabel
nilai rhitung > rtabel, maka butir pernyataan atau Insentif
indikator tersebut dinyatakan valid.
Reliability Statistics
Tabel 4.3 Cronbach's
Hasil Uji Validitas Variabel Promosi Alpha N of Items
Jabatan .794 5
No Item rhitung rtabel Keterangan
X2.1 0,769 0,2441 Valid Tabel 4.6
X2.2 0,693 0,2441 Valid Hasil Uji Reliabilitas Variabel
X2.3 0,418 0,2441 Valid Promosi Jabatan
X2.4 0,788 0,2441 Valid
X2.5 0,737 0,2441 Valid Reliability Statistics
X2.6 0,559 0,2441 Valid Cronbach's
Alpha N of Items
Sumber: data peneliti, diolah 2020
.764 7
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan
oleh tabel 4.3 variabel promosi jabatan Tabel 4.7
memiliki 6 pernyataan, dari 6 pernyataan Hasil Uji Reliabilitas Variabel
tersebut semuanya mempunyai kriteria valid Promosi Jabatan
dengan nilai rhitung > rtabel, maka butir
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan Reliability Statistics
valid. Cronbach's
Alpha N of Items
Tabel 4.4 .820 5
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja
Karyawan
No rhitung rtabel Keterangan Tabel 4.8
item Hasil Uji Reliabilitas
Y.1 0,823 0,2441 Valid No Variabel Cronbach rtabel Keterangan
Y.2 0,803 0,2441 Valid Alpha
Y.3 0,808 0,2441 Valid 1 Insentif 0,794 0,2441 Reliabel
Y.4 0,833 0,2441 Valid 2 Promosi Jabatan 0,764 0,2441 Reliabel
Sumber: data peneliti, diolah 2020 3 KinerjaKaryawan 0,820 0,2441 Reliabel
Sumber: data peneliti, diolah 2020
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan
oleh tabel 4.4 variabel kinerja karyawan Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan
memiliki 4 pernyataan, dari 4 pernyataan bahwa hasil pengujian reliabilitas variabel
tersebut semuanya mempunyai kriteria valid insentif, promosi jabatan dan kinerja karyawan
dengan nilai rhitung > rtabel, maka butir diperoleh Cronbach Alpha > 0,2441 yang
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan artinya semua variabel dinyatakan reliabel.
valid.
Uji Reabilitas
Uji Asumsi Klasik

12
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011) uji normalitas


bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan
menurut analisis grafik pada uji normalitas
yaitu:
o Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Sumber: data peneliti, diolah 2020
o Jika data menyebar jauh dari
diagonal dan/atau tidak mengikuti Dengan melihat grafik normal
arah garis diagonal atau grafik histogram diatas dapat disimpulkan bahwa
histogram tidak menunjukkan pola grafik histogram memberikan pola distribusi
distribusi normal, maka model normal karena berada disekitar garis diagonal
regresi tidak memenuhi asumsi dan sebenarnya mengikuti garis diagonal
normalitas. tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa
dengan uji normal probability plot model
Gambar 4.1
regresi menunjukkan distribusi normal.
Histogram Uji Normalitas
Sedangkan pada grafik p-plot terlihat titik
menyebar disekitar garis diagonal. Artinya,
model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas
Menurut Ahmad (2016) uji
multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada
tidaknya korelasi yang tinggi anatara variabel-
variabel bebas dalam suatu model regresi linier
berganda. Alat statistic yang sering digunakan
untuk menguji gangguan multikolinieritas adalah
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai
Tolerance. Apabila nilai tolerance diatas 0,1 dan
nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi
Sumber: data peneliti, diolah 2020 multikolinieritas.

Tabel 4.9
Gambar 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas
Normal P-P Plot Uji Normalitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Insentif .635 1.574
Promosi Jabatan .635 1.574
Sumber: data peneliti, diolah 2020

Berdasarkan hasil tabel 4.9 diatas, nilai


tolerance sebesar 0,635 > 0,1 dan untuk nilai
VIF 1,574 < 10. Maka dapat dikatakan bahwa
tidak terjadi multikolinearitas.

13
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

hubungan antara satu variabel terikat dengan


satu variable bebas (Sukma, 2018). Adapun
Uji Heteroskedastisitas hasil pengolahan data dengan analisis regresi
dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
Menurut Ghozali (2011) Uji
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan Tabel 4.10
variance dari residual satu pengamatan ke Hasil Uji Regresi Linier Berganda
pengamatan yang lain. Pengujian ada atau Coefficientsa
tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian
ini adalah dengan cara melihat grafik plot nilai Standar
prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan dized
residunya (SRESID). Unstandardized Coeffici
Menurut Ghozali (2011) Dasar Coefficients ents
analisis: Std.
o Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
Model B Error Beta T Sig.
yang ada membentuk pola tertentu yang
1 (Constant 2.80
teratur (bergelombang, melebar kemudian ) 5.323 1.898 .007
5
menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Insentif 3.11
.387 .124 .394 .003
o Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- 8
titik menyebar di atas dan di bawah angka Promosi 2.23
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Jabatan
.202 .091 .282 .029
2
heteroskedastisitas. Sumber: data peneliti, diolah 2020
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Analisis Berdasarkan pada tabel 4.10 di atas,
Scatterplot
maka persamaan regresi berganda dalam
penelitian adalah :

Y = 5,323 + 0,387X1 + 0,202X2 + e

1. Dari persamaan regresi diatas terlihat bahwa


nilai konstanta sebesar 5,323 yang artinya jika
tidak ada variabel Insentif dan Promosi Jabatan
(konstan) maka Kinerja karyawan sebesar
5,323.

2. Variabel Insentif menghasilkan β1 = 0,387


yang berarti setiap kenaikan variabel Insentif
Sumber: data peneliti, diolah 2020 sebesar 1 satuan maka Kinerja karyawan akan
naik sebesar 0,387 satuan dengan asumsi
Dengan melihat grafik scatterplot variabel yang lain tetap.
diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan 3. Variabel Promosi Jabatan menghasilkan β2
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak = 0,202 yang berarti setiap kenaikan variabel
terjadi heteroskedastisitas. Promosi Jabatan sebesar 1 satuan maka Kinerja
karyawan akan naik sebesar 0,202 satuan
dengan asumsi variabel yang lain tetap.
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji F (Simultan)
Dalam penelitian ini digunakan teknik
analisis regresi linear berganda (analisis jalur) Menurut Ahmad (2016) Uji F
karena dapat menerangkan ketergantungan digunakan untuk menguji signifikansi
variabel terikat dengan satu atau lebih pengaruh variabel X terhadap Y secara
bebas.Dalam analisis ini dapat diukur bersama-sama.

14
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

Kriteria penerimaan dan penolakan Berdasarkan table 4.11 diatas, nilai


hipotesis adalah: signifikansi untuk pengaruh insentif dan
promosi jabatan secara simultan terhadap
1. Jika F hitung < F tabel, maka H0 kinerja karyawan adalah 0,000< 0,05 dan hasil
ditolak, output F hitung 19,409 > 3,14, sehingga dapat
Coefficientsa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
insentif dan promosi jabatan secara simultan
Standar
terhadap kinerja karyawan.
dized
Unstandardized Coeffic Uji Parsial (Uji t)
Coefficients ients
Std. Dasar pengambilan uji statistik t yaitu t
Model B Error Beta T Sig. hitung > t tabel dan signifikansi kurang dari 0,05
maka dikatakan berpengaruh. df = n – k yaitu 65–
1 (Constant 2.80 2= 63 diperoleh nilai sebesar 1,99834. Berikut
5.323 1.898 .007
) 5 penjelasan uji statistik t:
Insentif 3.11
.387 .124 .394 .003
8 Tabel 4.12
Promosi 2.23 Hasil Uji Parsial (Uji t)
.202 .091 .282 .029
Jabatan 2
Sumber: data peneliti, diolah 2020
2. Jika F hitung > F tabel, maka H0
diterima Berdasarkan hasil tabel 4.12 diatas, untuk
variabel Insentif hasil dari output t hitung < t tabel
Berdasarkan dasar signifikansi, (3,118 > 1,99834) dan signifikansi sebesar 0,003 <
kriterianya adalah : 0,05 maka dapat dikatakan bahwa Insentif
Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja
1. Jika nilai signifikansi > 0,05
Karyawan. Sedangkan untuk variabel Promosi
maka tidak signifikan,
jabatan , hasil output t hitung > t tabel (2.232 >
2. Jika nilai signifikansi < 0,05
1,99834) dan signifikansi sebesar 0,007 < 0,05
maka signifikan
maka dapat dikatakan bahwa Promosi Jabatan
Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja
Karyawan.
Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2011) Koefisien


determinasi ( R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu. Pada tabel 4. disajikan hasil uji
determinasi (R2) pada penelitian ini.
Tabel 4.11
Hasil Uji F (Simultan) Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sum of Mean Model Summary
Model Squares Df Square F Sig. Std. Error
1 Regres 19.4 b Mod R Adjusted of the
117.074 2 58.537 .000
sion 09 el R Square R Square Estimate
Residu 1
186.987 62 3.016 .621a .385 .365 1.737
al
Total 304.062 64
Sumber: data peneliti, diolah 2020 Sumber: data peneliti, diolah 2020

15
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

Berdasarkan hasil output SPSS versi lingkungan kerja yang mengakibatkan


22 diketahui nilai koefisien determinasi peningkatan kinerja karyawan. Keberhasilan
sebesar 0,385 atau 38,5%. Artinya variabel dalam meningkatkan sumber daya manusia
Kinerja Karyawan mampu dijelaskan oleh melalui promosi jabatan tidak terlepas dari
variabel Insentif dan Promosi Jabatan sebesar kemauan individu masing-masing karyawan
38,5%, sedangkan sisanya sebesar 61,5% dalam meningkatkan kemampuan dalam
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas
diteliti dalam penelitian ini. dan tanggung jawabnya. Hal tersebut dapat
Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja dibuktikan dengan hasil penelitian yang
Karyawan berpengaruh positif dan signifikan, sehingga
Berdasarkan hasil penelitian dengan hipotesis yang diajukan dapat diterima.
perhitungan menggunakan pengujian statistik
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif SIMPULAN
yang ditimbulkan dari insentif terhadap kinerja Berdasarkan hasil penelitian mengenai
karyawan. Insentif memiliki peran dalam pengaruh insentif dan promosi jabatan
meningkatan kinerja karyawan, dengan adanya terhadap kinerja karyawan di PT TK Industrial
insentif dapat memberikan dorongan bagi Indonesia, dapat ditarik kesimpulan sebagai
karyawan untuk meningkatkan kinerja yang berikut:
lebih baik. Insentif dapat diberikan pada saat 1. Varibel insentif berpengaruh positif terhadap
karyawan memiliki kinerja yang meningkat kinerja karyawan di PT TK Industrial
menjadi lebih baik, hal ini dapat menimbulkan Indonesia. Dengan adanya pemberian insentif
semangat kerja bagi karyawan untuk terus yang diberikan atas dasar penilaikan kinerja ,
meningkatkan kinerjanya. Insentif yang karyawan akan terdorong untuk lebih
meningkatkan kinerja yang mereka miliki.
diberikan PT TK Industrial Indonesia dapat
2. Variabel promosi jabatan berpengaruh pos
menciptakan nilai positif dalam lingkungan terhadap kinerja karyawan di PT TK Industrial
kerja yang mengakibatkan peningkatan kinerja Indonesia. Karena dengan adanya peluang
karyawan. Keberhasilan dalam meningkatkan positif promosi jabatan berdasarkan kinerja,
sumber daya manusia melalui pemberian karyawan akan lebih meningkatkan kinerja
insentif tidak terlepas dari adanya kemauan yang mereka miliki untuk mendapatkan
karyawan dalam meningkatkan kemampuan peluang promosi jabatan.
dan pengetahuan dalam menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya. Hal tersebut dapat dibuktikan DAFTAR PUSTAKA
dengan hasil penelitian yang berpengaruh
positif dan signifikan, sehingga hipotesis yang Ajzen, I. 1991. The Theory Of Planned
diajukan dapat diterima. Behavior. Organizational Behavior
Pengaruh Promosi Jabatan Terhadapp And Human Decision
Kinerja Karyawan Processes, 50, 179-211. Doi:
10.1016/0749-5978(91)90020-T
Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif yang Akmaliyah, Khairun Nisa. 2018. Pengaruh
ditimbulkan dari promosi jabatan terhadap Promosi Jabatan Dan Pemberian
kinerja karyawan. Promosi jabatan juga Insentif Terhadap Kinerja
memiliki peran dalam meningkatkan kinerja Karyawan Pada Pt. Perkebunan
karyawan karena dengan adanya promosi Nusantara Iv Dolok Sinumbah.
jabatan dapat memberikan kesempatan kepada Skripsi.
karyawan untuk berkembang dan maju
Astuti, Siwi Fitri. 2018. Analisis Pengaruh
sehingga dapat menimbulkan semangat kerja
Promosi Jabatan, Disiplin Kerja, Dan
juga mendorong karyawan untuk bekerja lebih
Motivasi Spiritual Terhadap
baik. Dengan adanya peluang promosi pada PT
Kinerja Karyawan Pada Bank
TK Industrial Indonesia, karyawan akan
Tabungan Negara (Btn) Syariah
merasa lebih dihargai, diperhatikan,
Kantor Cabang Semarang.Skripsi.
dibutuhkan juga diakui kemampuan kerjanya
sehingga dapat meciptakan nilai positif dalam

16
JRKA Volume 7 Isue 2, Agustus 2021: 1-18

Ayu, Devi Komala , Jeffry H. Sinaulan. 2018. Sari, Reny Permata. 2016. Pengaruh
Pengaruh Insentif Dan Disiplin Kerja Insentif, Masa Kerja, Dan
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Komitmen Organisasi Terhadap
Bintang Satoe Doea. Kinerja Karyawan.

Efendi, Ruslan. Junita Lubis, Elvina 2020. Shalikhah, Rahmadhani. 2018. Pengaruh
Pengaruh Upah Dan Insentif Insentif Dan Komitmen Karyawan
Karyawan Terhadap Kinerja Terhadap Kinerja Karyawan
Karyawan Pada Pt. Milano Panai Pt. Nasmoco Bahana Motor
Tengah. Yogyakarta. Skripsi.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Multivariate Dengan Program Ibm Kuantitatif, Kualitatif Dan R& D.
Spss 21. Semarang : Badan Bandung : Alfabeta.
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting , Febby Novianti. 2018. Pengaruh Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Semangat Kerja Dan Promosi Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Jabatan Terhadap Kinerja Bandung : Penerbit
Karyawan Pada Pt. Indah Traso Alfabeta.
Medan. Skripsi Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Gunastri, Ni Made. I Gusti Gede Oka Manajemen. Bandung : Penerbit
Pradnyana. 2018. Promosi Alfabeta.
Jabatan Dan Lingkungan Kerja Sugiyono.2014. Metode Penelitian Bisnis
Non Fisik Dampaknya Terhadap Kinerja (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Karyawan Pada Golden Tulip Bay View Dan Sr&D). Bandung : Penerbit
Hotel & Convention Bali Kuta Selatan Alfabeta.
Badung. Sukma, Muhammad Ilham.
2019. Pengaruh Karakteristik
Gunawan, Fandy. 2017. Pengaruh Individu, Motivasi Kerja Dan
Insentif Terhadap Kinerja Dukungan Organisasi Terhadap
Karyawan Dengan Keadilan Kinerja Pegawai (Staf Pns) Pada
Sebagai Variabel Moderasi PadaPt Dinas Kependudukan Dan
Lautan Teduh Interniaga. Skripsi. Pencatatan Sipil Kabupaten
Gresik.
Humaira, Malia. 2018. Pengaruh Motivasi
Kerja, Disiplin Kerja, Dan Fasilitas Veronica, Venny Ferari, Bambang
Kantor Terhadap Kinerja Pegawai Swasto, Dan Mochammad Djudi.
Di Kantor Badan Kepegawaian 2018. Pengaruh Insentif Karyawan
Daerah Kota Binjai. Skripsi. Terhadap Kinerja Karyawan
Dengan VariabelMediator Motivasi Kerja
Ratnaningsih, Nining. 2017. Pengaruh (Studi Pada Karyawan Bagian
Promosi Dan Motivasi Terhadap Pabrikasi Pg Kebon Agung Malang).
Kepuasan Kerja: Studi Pada
Bank Bjb Se-Priangan Timur. Yanesti, Rida Oktari. 2018. Pengaruh Etika
Kerja Dan Promosi Jabatan Terhadap
Sahidah, Ahmad. Ahmad Kasiful Anwar. Kinerja Karyawan Pada Pt.Tirta
2020. Pemberian Insentif Dalam Sibayakindo Kabupaten Karo. Skripsi.
Meningkatkan Kinerja Karyawan
Pt. Mnc Skyvision. Yedija Theresia .S . 2019. Pengaruh
Mutasi Dan Promosi Jabatan
Santoso , Fahrul Budi, 2016. Pengaruh Terhadap Kinerja Karyawan
Pemberian Insentif Dan Kompetensi (Studi Pada Pt. Telkom Divisi
Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Regional I) Medan Skripsi
Pg. Madukismo Yogyakarta. Skripsi.

17
Pengaruh Insentif…(Kuniawan & Fitriyani)

Yusni, Sri. H.M. Saleh Malawat. Aris Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Promosi_Jabat


Siregar. 2019. Pengaruh Insentif, an#:~:Text=Promosi%20jabatan%20adalah%
Promosi Jabatan, Motivasi 0pemindahan%20karyawan,Jawab%2c%20da
Dan Kompensasi Terhadap n%20peluang%20lebih%20besar. Diakses
Prestasi Kerja Karyawan Pada Pdam Tanggal 06 September 2020.
Tirta Silau Piasa Kabupaten Asahan.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/12345
Zaenudin, Ahmad. 2016. Pengaruh 6789/21031/4_BAB%20II.pdf?sequence=5&isAll
Insentif, Tunjangan, Dan Pelatihan owed=y .
Terhadap Kinerja Karyawan
Pt. Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Rawamangun. Skripsi

18

Anda mungkin juga menyukai