Anda di halaman 1dari 131

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen paling penting agar

sebuah bisnis atau perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya

elemen tersebut atau kualitasnya yang kurang baik, perusahaan akan sulit

untuk berjalan dan beroperasi dengan semestinya meski sumber daya yang

lain telah terpenuhi. Manajemen sumber daya manusia membantu

menjembatani kesenjangan antara kinerja karyawan dan tujuan strategis

organisasi. Selain itu, manajemen sumber daya manusia yang efisien dapat

memberi perusahaan keunggulan dalam persaingan mereka. Faktor sumber

daya manusia merupakan bagian yang cukup penting dalam mencapai tujuan

organisasi, baik itu perusahaan besar maupun kecil jadi bagaimana pun

perusahaan memiliki peralataan yang modern dengan teknologi tinggi,

manusia merupakan faktor penggerak, tanpa manusia suatu perusahaan tidak

akan berfungsi. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada

peralatan modern,sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih

tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu

karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha


untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi

tujuan perusahaan akan tercapai.

Setiap individu dari suatu organisasi atau perusahaan tentunya pasti

mempunyai suatu kepentingan dan tujuan sendiri ketika ia bergabung di suatu

organisasi atau perusahaan tersebut. Bagi sebagian karyawan tujuan dari

bekerja adalah untuk mendapatkan uang. Namun, tidak semua orang

berpendapat seperti itu yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu

dari banyaknya kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Beberapa cara yang

mampu mewujudkan kinerja yang baik dapat dicapai melalui kompetensi,

disiplin kerja dan kepuasan kerja.

Banyak faktor pendukung yang mampu mempengaruhi kinerja karyawan,

menurut Kasmir (2016) bahwa, disiplin kerja dapat dijadikan sebagai

pengukuran dari kinerja karyawan. Menjalankan aktivitas pekerjaan sesuai

dengan ketepatan waktu. Dalam sebuah perusahaan tidak akan berjalan secara

optimal apabila tanpa kehadiran karyawan. Oleh karena itu, data karyawan

hal ini berkaitan dengan absensi merupakan salah satu hal yang dapat

menunjang kinerja karyawan. Berikut Tabel 1.1 yang menunjukkan jumlah

karyawan divisi pabrik pada PT. Swen Inovasi Transfer Bogor tahun 2018-

2021.
Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Divisi Pabrik PT. Swen Inovasi

Transfer Bogor

No Tahun Jumlah Karyawan

1 2018 47

2 2019 43

3 2020 26

4 2021 26

Sumber: HRD PT. Swen Inovasi Transfer 2021

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat kita lihat bahwa jumlah karyawan

PT. Swen Inovasi Transfer Bogor dalam tiga tahun terakhir mengalami

penurunan. Penurunan karyawan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2020,

hal tersebut terjadi karena pandemi covid 19 yang melanda Indonesia.

Dimana dampak dari pandemi ini sangat dirasakan oleh perusahaan yang

mengkibatkan perusahaan melakukan pengurangan karyawannya. Hal

tersebut dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan yang menyebabkan

terjadinya penurunan kinerja. Maka perusahaan melakukan upaya agar

karyawan yang masih bekerja di perusahaan tidak terus menerus berkurang.

Dengan melakukan pemilihan berdasarkan cara kerja karyawan, semangat,

dan kemampuan individu yang masih dilihat dipertahankan oleh perusahaan.


Peran karyawan didalam sebuah perusahaan sangat penting untuk

membantu organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk

meningkatkan kinerja karyawan didalam organisasi harus didukung oleh

beberapa komponen salah satunya adalah kompetensi. Menurut Sedarmayanti

(2017) mengatakan bahwa kompetensi lebih dekat pada kemampuan atau

kapabilitas yang diterapkan dan menghasilkan pegawai atau pemimpin atau

pejabat yang menunjukkan kinerja yang maksimal disebut mempunyai

kompetensi. Kompetensi sebagai kemampuan dari seorang individu yang

ditunjukkan dengan kinerja baik dalam jabatan atau pekerjaannya.

Kompetensi itu kumpulan dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

digunakan untuk meningkatkan kinerja atau keadaan atau kualitas yang

memadai atau sangat berkualitas, mempunyai kemampuan untuk

menampilkan peran tertentu. Hal ini mengartikan bahwa pertama, kompetensi

merupakan kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, dan perilaku untuk

meningkatkan kinerja. Kedua, indikator kuat tentang kompetensi disini adalah

peningkatan kinerja sampai pada tingkat baik atau sangat baik. Ketiga,

kombinasi dan perilaku adalah modal untuk menghasilkan kinerja. Seperti

yang telah dijelaskan diatas bahwa ada faktor lain yang dapat mempengaruhi

kinerja karyawan yaitu disiplin kerja.

Menurut Sinambela (2018), bahwa disiplin kerja adalah kesadaran dan

kesediaan pegawai menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma

sosial yang berlaku. Dengan demikian, disiplin kerja merupakan suatu alat

yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka


bersedia untuk mengubah perilaku mereka mengikuti aturan main yang

ditetapkan. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Artinya,

tanpa dukungan disiplin kerja pegawai yang baik, sulit bagi organisasi

tersebut untuk mewujudkan tujuannya. Jadi , kedisiplinan adalah kunci

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Afandi

(2018), bahwa ketidakhadiran merupakan salah satu pengaruh dari kepuasan

kerja.

Menurut Robbins (diterjemahkan oleh Wibowo, 2017) menyatakan

bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang

sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dengan

banyaknya ganjaran yang diyakini seharusnya diterima. Kepuasan kerja

merupakan hal penting yang dimiliki individu di dalam bekerja. Setiap

individu pekerja memiliki karakteristik yang berbeda – beda, maka tingkat

kepuasan kerjanya pun berbeda-beda pula tinggi rendahya kepuasan kerja

tersebut dapat memberikan dampakyang tidak sama.

Sebelum penulis melakukan penelitian lebih lanjut, ada perbedaan

pendapat mengenai penelitian lain sebagai research gap atau fenomena gap

terhadap pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan. Kompetensi

memiliki banyak faktor. Latief et al (2018) menyatakan bahwa salah satu

faktor kompetensi yaitu keterampilan. Keterampilan memainkan peranan di

berbagai kompetensi. Berbicara di depan umum merupakan keterampilan

yang dapat dipelajari, dipraktikkan, dan diperbaiki. Keterampilan menulis

juga dapat diperbaiki dengan instruksi, praktik dan umpan balik. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silvia I Wayan Bagia dan Wayan

Cipta (2019), dengan judul Pengaruh kompetensi, dan budaya kerja terhadap

kinerja karyawan dengan hasil kompetensi berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan. Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Dedi Syahputra

dan Hasrudy Tanjung (2020) dengan judul Pengaruh kompetensi, pelatihan,

dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan, ia mengatakan

kompetensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Di satu

sisi, penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eigis Yani Pramularso

(2018) dengan judul Pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan CV

Inaura Anugerah Jakarta, menyatakan kompetensi dengan kinerja karyawan

CV Inaura Anugerah Jakarta adalah rendah, sehingga ada faktor lain yang

mempengaruhi selain kompetensi. Di tambah satu jurnal yang kontra

Menurut Sutrisno (2016) disiplin kerja adalah perilaku seseorang yang

sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau sikap dan tingkah laku

serta perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis

maupun tidak tertulis. Nova Syafrina (2017) dengan judul Pengaruh disiplin

kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Suka Fajar Pekanbaru, menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang positif antara disiplin kerja dan kinerja

karyawan pada perusahaan yang diteliti. Kemudian penelitian yang dilakukan

Ade Muslimat dan Hariyati (2021) dengan judul Pengaruh disiplin kerja

terhadap kinerja karyawan pada PT. Pos Indonesia kantor Cipondoh,

menyatakan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Dari sisi lain penelitian oleh Rozi Fadillah et al (2017)
dengan judul Pengaruh kompetensi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja

terhadap kinerja karyawan pada kantor bank Kalsel cabang pembantu di

Banjarmasin, menyatakan bahwa antara disiplin kerja dan kinerja karyawan

tidak berpengaruh secara signifikan.

Kepuasan karyawan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Afandi (2018)

menyebutkan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kepuasan pada

karyawan, yaitu . penghargaan yang dihargai. Ia menyebutkan bahwa

penghargaan yang dihargai memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Garry Surya

Changgriawan (2017) dengan judul Pengaruh kepuasan kerja dan motivasi

kerja terhadap kinerja karyawan di one way production, yang menyatakan

kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di one way

production. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia Arda (2017)

dengan judul Pengaruh kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan pada bank rakyat Indonesia cabang putri hijau Medan, yang telah

membuktikan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat

ditemukan adanya research gap atau perbedaan hasil penelitian yang menjadi

dasar penelitian ini.

Atas dasar latar belakang di atas maka penelitian ini akan membahas

mengenai “ Pengaruh Kompetensi, Disiplin kerja, dan Kepuasan kerja

terhadap Kinerja karyawan di Masa Pandemi Covid 19 pada PT. Swen

Inovasi Transfer Bogor ”. Telah banyak penelitian mengenai kompetensi,


disiplin kerja dan kepuasan kerja yang memiliki pengaruh terhadap kinerja

karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat apakah PT. Swen

Inovasi Transfer dalam operasional kerjanya sudah baik dalam kompetensi

dan disiplin kerja sehingga berdampak positif pada kepuasan kerja dan

kinerja kerja para karyawanya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi pokok permasalahan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Swen

Inovasi Transfer ?

2. Apakah Disiplin Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Swen

Inovasi Transfer ?

3. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

Swen Inovasi Transfer ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan menganalisis kompetensi berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Swen Inovasi Transfer

2. Mengetahui dan menganalisis disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Swen Inovasi Transfer

3. Mengetahui dan menganalisis kepuasan kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan PT. Swen Inovasi Transfer


1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada

perusahaan PT. Swen Inovasi Transfer Bogor, serta juga diharapkan sebagai

sarana pengembangan ilmu bidang sumber daya manusia khususnya

mengenai kompetensi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja.

2. Manfaat Praktis

a. PT. Swen Inovasi Transfer

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada PT. Swen Inovasi

Transfer dalam menerapkan bagian kompetensi, disiplin kerja, dan

kepuasan kerja bagi para karyawannya.

b. Perusahaan lainnya

Perusahaan selain PT. Swen Inovasi Transfer Bogor, dapat mengetahui,

memahami konsep dasar dari karya ilmiah. Serta penelitian ini dapat

menjadi informasi dan kajian bagi perusahaan lainnya terkait ilmu

sumber daya manusia khususnya kompetensi, disiplin kerja, dan

kepuasan kerja.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

2.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Masram & Muah (2017:2), manajemen sumber daya manusia

adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain

dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan

hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia

melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi

secara langsung sumber daya manusianya.

Malayu S.P. Hasibuan dalam Supomo (2018:7), mengungkapkan

manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya

tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

Mangkunegara (2017:2) menyatakan, manajemen sumber daya

manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,


pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga

kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Jadi, manajemen sumber daya manusia adalah didefinisikan sebagai

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan,

pengembangan, dan pemeliharaan sumber daya manusia untuk mencapai

tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

2.1.1.1. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Sutrisno (2016:7), menyatakan tujuan manajemen sumber daya

manusia meliputi :

1. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM

untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja yang bermotivasi

dan berkinerja yang tinggi, memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi

perubahan dan memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal.

2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM

yang memungkinkan secara organisasi mampu mencapai tujuannya.

3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan

strategi khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.

4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini

mencapai tujuannya.

5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja

untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam

mencapai tujuannya.
6. Menyediakan media komunikasi antar pekerja dan manajemen

organisasi.

7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam

manajemen SDM.

2.1.1.2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia

Ruang lingkup dari MSDM meliputi semua aktivitas yang

berhubungan dengan sumberdaya manusia dalam organisasi, seperti

dikatakan oleh Russel & Bernadin bahwa alll decisions which affect

theworkforce corcern the organization's human resource management

function. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan MSDM ini secara umum

mencangkup :

a. Rancangan organisasi

b. Staffing

c. Sistem reward, tunjangan-tunjangan, dan pematuhan/ compliance

d. Manajemen performasi

e. Pengembangan pekerja dan organisasi

f. Komunikasi dan hubungan masyarakat

2.1.1.3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia


Menurut Masram & Muah (2017:4), mengungkapkan tujuan

manajemen sumber daya manusia, antara lain.

1. Staffing/Employment

Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan,

penarikan, dan seleksi sumber daya manusia. Sebenarnya para manajer

bertanggung jawab untuk mengantisipasi kebutuhan sumber daya

manusia. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, para manajer

menjadi lebih tergantung pada departemen sumber daya manusia untuk

mengumpulkan informasi mengenai komposisi dan keterampilan tenaga

kerja saat ini.

2. Performance Evaluation

Penilaian kinerja sumber daya manusia merupakan tanggung jawab

departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer

bertanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan

departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk

mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan

bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian

perusahaan. Departemen sumber daya manusia juga perlu melakukan

pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar

kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.

3. Compensation
Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik

antara departemen sumber daya manusia dengan para manajer. Para

manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan

departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk

mengembangkan struktur gaji yang baik. Sistem kompensasi yang

memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan manfaat yang

diberikan kepada tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif,

dan pembagian keuntungan yang diterima oleh karyawan. Manfaat

meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya.

Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara

perusahaan yang sejenis, adil, sesuai dengan hukum yang berlaku

misalnya UMR, dan memberikan motivasi.

4. Training and Development

Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu

para manajer menjadi pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya,

menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang efektif baik

bagi karyawan baru (orientasi) maupun yang sudah ada (pengembangan

keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan pengembangan

tersebut, memperkirakan kebutuhan perusahaan akan program pelatihan

dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan

pengembangan. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia

dalam hal ini juga menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja.


Tanggung jawab ini membantu restrukturisasi perusahaan dan

memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi dalam perusahaan.

5. Employee Relations

Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekerja, departemen sumber

daya manusia berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus

masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan

menghadapi serikat pekerja merupakan tanggung jawab departemen

sumber daya manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen

sumber daya manusia membantu para manajer tentang bagaimana

mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih

banyak. Tanggung jawab utama departemen sumber daya manusia adalah

untuk menghindari praktik yang tidak sehat misalnya mogok kerja, dan

demonstrasi. Dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja,

departemen sumber daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam

hubungan karyawan. Secara umum, para karyawan tidak bergabung

dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup memadai dan mereka

percaya bahwa pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap kebutuhan

mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu

memastikan apakah para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah

ada cara yang baik dan jelas untuk mengatasi keluhan. Setiap perusahaan,

baik yang memiliki serikat pekerja atau tidak, memerlukan suatu cara

yang tegas untuk meningkatkan kedisiplinan serta mengatasi keluhan

dalam upaya mengatasi permasalahan dan melindungi tenaga kerja.


6. Safety and Health

Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program

keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan

menciptakan kondisi yang sehat. Tenaga kerja perlu diingatkan secara

terus menerus tentang pentingnya keselamatan kerja suatu program.

Keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan

meningkatkan kesehatan tenaga kerja secara umum. Departemen sumber

daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan

pelatihan tentang keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki

kondisi yang membahayakan tenaga kerja, dan melaporkan adanya

kecelakaan kerja.

7. Personnel Research

Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan, departemen

sumber daya manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan

perusahaan serta membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering

diperhatikan oleh departemen sumber daya manusia adalah penyebab

terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana

prosedur penarikan dan seleksi yang baik, dan penyebab ketidakpuasan

tenaga kerja. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab

untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang menyinggung

masalah ini. Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah

ada perlu diadakan perubahan atau tidak.


2.1.2. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2017:67), kinerja berasal dari kata Job

Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Sedangkan menurut Kasmir (2016:182), kinerja merupakan hasil

kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas

dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu periode tertentu.

Pendapat Widodo (2015:131), kinerja adalah tingkatan pencapaian

hasil dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan, baik berupa fisik atau

material maupun non fisik atau non material. Adapun kinerja menurut Edison

et al (2016:190), kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan

diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.2.1. Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2017:67), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja (prestasi kerja) adalah sebagai berikut.

a. Faktor Kemampuan

Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan realiti (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki

IQ di atas rata-rata (IQ 110 -120) dengan pendidikan yang memadai


untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari,

maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh

karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai

dengan keahliannya.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan

organisasi (tujuan kerja).

Adapun menurut Mahmudah Enny (2019:115), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut.

a. Kemampuan dan keahlian, merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Semakin memiliki

kemampuan dan keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaannya

secara benar sesuai dengan yang telah ditetapakan.

b. Pengetahuan tentang pekerjaan, seseorang yang memiliki pengetahuan

tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang

baik, demikian pula sebaliknya.

c. Rancangan kerja, artinya jika suatu pekerjaan memiliki rancangan yang

baik, maka akan memudahkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut

secara tepat dan lancar. Pada dasarnya rancangan pekerjaan digunakan

untuk memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.


d. Kepribadian, yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki

seseorang setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda

satu sama lainnya.

e. Motivasi kerja, merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan

pekerjaan. Jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dari perusahaan

dalam dirinya sendiri maka karyawan akan terdorong untuk melakukan

suatu pekerjaannya dengan baik.

f. Kepemimpinan, merupakan perilaku seorang pemimpin dalam mengatur,

mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan suatu tugas

dan tanggung jawab yang diberikannya.

g. Gaya kepemimpinan, merupakan gaya atau sikap seorang pemimpin

dalam menghadapi atau memerintahkan bawahannya. Dalam praktiknya

gaya kepemimpinan ini dapat diterapkan sesuai dengan kondisi

organisasinya.

h. Budaya organisasi, merupakan kebiasaan atau norma – norma yang

berlaku dan dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan, mengatur hal

– hal yang berlaku dan diterima secara umum serta harus dipatuhi oleh

segenap anggota suatu perusahaan atau organisasi.

i. Kepuasan kerja, merupakan perasaan senang atau gembira atau perasaan

suka sesorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Demikian

pula jika seseorang tidak senang atau gembira dan tidak suka atas

pekerjaannya, maka akan ikut memengaruhi hasil kerja karyawan. Jadi

dengan demikian kepuasan kerja dapat memengaruhi kinerja.


j. Lingkungan kerja, merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi

tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana

dan prasarana, serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja.

k. Loyalitas, merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan

membela perusahaan dimana tempatnya bekerja. Kesetiaan ini

ditunjukkan dengan terus bekerja dengan sungguh – sungguh sekalipun

perusahannya dalam kondisi yang kurang baik.

l. Komitmen, merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan

kebijakan atau peraturan perusahaan dalam bekerja. Komitmen juga

diartikan kepatuhan karyawan kepada janji – janji yang telah dibuatnya.

m. Disiplin kerja, merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas

kerjanya secara sungguh – sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini dapat

berupa waktu, seperti masuk kerja dengan tepat waktu.

Sementara menurut Kasmir (2016:189), faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan dan keahlian

Kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu

pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan keahlian maka akan dapat

menyelesaikan pekerjaanya secara benar, sesuai dengan yang telah

ditetapkan pihak perusahaan. Karyawan yang memiliki kemampuan dan

keahlian yang lebih baik, maka akan memberikan kinerja yang baik pula.

2. Pengetahuan
Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik

akan memberikan hasil pekerjaan yang baik, demikian sebaliknya.

Artinya dengan mengetahui pengetahuan tentang pekerjaan akan

memudahkan seseorang untuk melakukan pekerjaanya.

3. Rancangan Kerja

Pada dasarnya rancangan pekerjaan diciptakan untuk memudahkan

karyawan dalam melakukan pekerjaanya.

4. Kepribadian

Seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik, akan

dapat melakukan pekerjaanya secara sungguh-sungguh penuh tanggung

jawab sehingga hasil pekerjaanya juga baik.

5. Motivasi Kerja

Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan

pekerjaan. Apabila karyawan memiliki dorongan yang kuat dari dalam

dirinya atau dorongan dari luar dirinya akan terdorong melakukan

pekerjaan yang baik.

6. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin dalam mengatur,

mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan sesuatu

tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.


7. Gaya Kepemimpinan

Merupakan gaya atau sikap seorang pemimpin dalam menghadapi atau

memerintahkan bawahannya didalam pekerjaanya.

8. Budaya Organisasi

Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dan

dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasaan atau norma ini

mengatur hal-hal yang berlaku dan diterima secara umum serta harus

dipatuhi oleh karyawan suatu perusahaan.

9. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan

suka seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan.

10. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi

tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat membuat suasana nyaman dan

memberikan ketenangan dapat membuat suasan kerja menjadi kondusif.

11. Loyalitas

Karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi akan dapat

mempertahakan kinerja tanpa terpengaruh dari pihak asing. Loyalitas

karyawan yang baik akan membuat karyawan bekerja dengan merasa

perusahaan seperti milik pribadi. Pada akhirnya loyalitas karyawan akan

berpengaruh pada kinerja karyawan.

12. Komitmen
Komitmen merupakan kepatuhan karyawan terhadap peraturan dan

kesepakatan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini mematuhi peraturan

dan kesepakatan akan membuat seorang karyawan dapat bekerja dengan

baik dan merasa bersalah apabila tidak dapat mematuhi peraturan dan

kesepakatan yang telah dibuatnya.

13. Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah bentuk dari usaha karyawan dalam menjalankan

aktivitasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam sebuah

perusahaan. Disiplin kerja dalam hal ini adalah dapat berupa waktu

masuk dalam perusahaan. Selain itu disiplin kerja dapat berupa cara

mengerjakan suatu pekerjaan sesuai dengan perintah dari pimpinan.

2.1.2.2. Indikator Kinerja

Menurut Mangkunegara (2017:75) terdapat beberapa dimensi dan

juga indikator dari kinerja karyawan yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Kerja

Menunujukkan kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan

mengabaikan volume pekerjaan. Adanya kualitas kerja yang baik dapat

menghindari tingkat kesalahan, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

yang dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi.

a) Kerapihan

b) Ketelitian

c) Kemampuan
2. Kuantitas

Menunjukkan banyak jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam suatu

waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan

tujuan organisasi.

a) Kecepatan

b) Kepuasan

3. Tanggung jawab

Menunjukkan seberapa besar karyawan dalam menerima dan

melaksanakan pekerjaannya, mempertanggung jawabkan hasil kerja serta

sarana dan prasarana yang digunakan dan perilaku kerjanya setiap hari.

a) Hasil kerja

b) Mengambil keputusan

c) Sarana dan prasarana

4. Pelaksanaan tugas

Seberapa jauh pegawai mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat

atau tidak ada kesalahan.

a) Ketepatan kerja

b) Ketelitian

2.1.3. Kompetensi

Spencer & spencer dalam Sutrisno (2016:203), mengemukakan

kompetensi merupakan sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan

berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Makna


kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada

seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan

tugas pekerjaan.

Menurut Davis & Newstroom dalam Busro (2018:25), menjelaskan,

“Competency is acapability perspective and people kwnoeledge, especially to

impact an ability for need in business via minimizes cost and optimilization

services to customer more for less.” Kompetensi adalah perspektif

kemampuan dan pengetahuan manusia, khususnya kemampuan untuk

berbagai kebutuhan dalam bisnis dengan meminimalisasi biaya dan

mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan secara lebih, bukan kurang.

Serta, Surya dalam Busro (2018: 26), mengungkapkan bahwa kompetensi

atau kemampuan yang harus dimiliki oleh wirausaha tersebut secara riil

tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up),

kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan

kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemauan dan kemampuan

untuk menanggung risiko (risk bearing), dan kemampuan untuk

mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

Sementara Emron et al (2018:140) mengungkapkan, kompetensi

merupakan kemampuan individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan

benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang

menyangkut pengetahuan, keahlian, dan sikap.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah

segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa penguasaan terhadap


suatu tugas, keterampilan, sikap, apresiasi, dan faktor-faktor internal individu

lainnya untuk menunjang keberhasilan.

2.1.3.1. Karakteristik Kompetensi

Spencer & Spencer dalam Sutrisno (2016:206), menyatakan

karakteristik kompetensi sebagai berikut.

1. Motives, adalah sesuatu di mana seseorang secara konsisten berpikir

sehingga ia melakukan tindakan. Misalnya, orang memiliki motivasi

berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan-tujuan yang

memberi tantangan pada dirinya dan bertanggung jawab penuh untuk

mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan feedback untuk

memperbaiki dirinya.

2. Traits, adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau

bagaimana sesorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya,

percaya diri, kontrol diri, stres, atau ketabahan.

3. Self concept, adalah sikap nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan

nilai diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui bagaimana

nilai yang dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi seseorang

melakukan sesuatu. Misalnya, seseorang yang dinilai menjadi pimpinan

seyogianya memiliki perilaku kepemimpinan sehingga perlu adanya tes

tentang leadership ability.

4. Knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang

tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Skor atas


tes pengetahuan sering gagal untuk memprediksi kinerja SDM karena

skor tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti

apa seharusnya dilakukan dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur

kemampuan peserta tes untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi

tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

5. Skills, adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik

secara fisik maupun mental. Misalnya, seorang programmer komputer

membuat suatu program yang berkaitan dengan SIM SDM.

2.1.3.2. Manfaat Penggunaan Kompetensi

Ruky dalam Sutrisno (2016:208), merumuskan manfaat penggunaan

kompetensi sebagai berikut.

1. Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai

Dalam hal ini, model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan

mendasar keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang

dibutuhkam dalam pekerjaan dan perilaku apa saja yang berpegaruh

langsung dengan prestasi kerja.

2. Alat seleksi karyawan

Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi dapat membantu

organisasi untuk memilih calon karyawan yang terbaik. Dengan kejelasan

terhadap perilaku efektif yang diharapkan dari karyawan, kita dapat


mengarahkan pada sasaran yang selektif serta mengurangi biaya

rekrutmen yang tidak perlu.

3. Memaksimalkan produktivitas

Tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi ramping mengharuskan kita

mencari karyawan yang dapat dikembangkan secara terarah untuk

menutupi kesenjangan dalam keterampilan sehingga mampu untuk

dimobilisasikan seleksi pada perilaku yang dicari.

4. Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi

Model kompetensi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem

remunerasi (imbalan) yang akan dianggap lebih adil. Kebijakan

remunerasi akan lebih terarah dan transparan dengan mengaitkan

sebanyak mungkin keputusan dengan suatu perilaku yang diharapkan

yang ditampilkan seorang karyawan.

5. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan

Dalam era perubahan yang sangat cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat

cepat berubah dan kebutuhan akan kemampuan baru terus meningkat.

Model kompetensi memberikan sarana untuk menetapkan keterampilan

apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang selalu

berubah ini.

6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi

Model komeptensi merupakan cara yang paling mudah untuk

mengkomunikasikan nilai-nilai dan hal-hal apa saja yang harus menjadi

fokus dalam kerja karyawan.


2.1.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Menurut Mahmudah Enny (2019:32), mengemukakan faktor yang

dapat mempengaruhi kompetensi sebagai berikut.

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak

kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara

baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus

berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan

menunjukkan ciri orang yang berpikir ke depan. Karena pada dasarnya

manusia mempunyai jiwa, jadi tergantung seorang manusia itu sendiri

apakah jiwanya selalu diasah untuk menjadi peka terhadap dirinya dan

sekitarnya.

2. Keterampilan

Dengan memperbaiki keterampilan, individu akan meningkat

kecakapannya dalam kompetensi. Kecakapan kompetensi dirasa perlu

karena pemahaman dan gerak cepat seorang SDM menandakan bahwa

SDM tersebut mempunyai kualitas tinggi.

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman. Diantaranya

pengalaman dalam mengorganisasi orang, komunikasi dihadapan

kelompok, menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang tidak


pernah berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks tidak

mungkin mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami

dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan.

4. Karakteristik kepribadian

Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah. Kepribadian

seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan

berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar. Walaupun dapat

berubah. Kepribadian cenderung berubah dengan tidak mudah. Tidaklah

bijaksana mengharapkan orang memperbaiki kompetensinya dengan

mengubah kepribadiannya.

5. Motivasi

Motivasi dapat dilakukan dengan memberikan dorongan. Apresiasi

terhadap pekerjaan bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian

individual dari atasan dapat memberikan pengaruh positif terhadap

motivasi seseorang bawahan.

6. Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Misalnya

takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak

menjadi bagian.

7. Kemampuan intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran

analitis dan pemikiran konseptual. Pemikiran-pemikiran tersebut akan

menimbulkan kepekaan dalam seorang sumber daya manusia bekerja.


8. Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia

dalam kegiatan sebagai berikut, proses rekrutmen dan seleksi karyawan,

sistem penghargaan, praktik pengambilan keputusan, filosofi organisasi

(misi-visi dan nilai-nilai organisasi), kebiasaan dan prosedur, komitmen

pada pelatihan dan pengembangan, dan proses organisasi.

2.1.3.4. Dimensi dan Indikator Kompetensi

Beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi

menurut Emron et al (2018:143) sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge)

Memiliki pengetahuan yang didapatkan dari belajar secara formal

dan/atau dari pelatihan-pelatihan atau kursus-kursus yang terkait dengan

bidang pekerjaan yang ditanganinya.

2. Keahlian (skill)

Memiliki keahlian terhadap bidang pekerjaan yang ditanganinya dan

mampu menanganinya secara detail. Selain memiliki keahlian, ia harus

memiliki kemampuan (ability) memecahkan masalah dan

menyelesaikannya dengan cepat dan efisien.

3. Sikap (attitude)

Menjunjung tinggi etika organisasi, dan memiliki sikap positif (ramah

dan sopan) dalam bertindak. Sikap ini tidak bisa dipisahkan dari tugas

seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dengan benar, ini merupakan


elemen penting bagi usaha jasa/pelayanan, bahkan memiliki pengaruh

terhadap citra perusahaan/ organisasi.

2.1.4. Disiplin Kerja

Keith Davis dalam Mangkunegara (2017:129), mengemukakan bahwa

disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untk

memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Selanjutnya menurut

Singodimedjo dalam Sutrisno (2016:86), mengatakan disiplin kerja adalah

sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-

norma peraturan yang berlaku di sekitarnya.

Selanjutnya menurut Hartatik (2014:183), menyebutkan disiplin kerja

adalah suatu alat yang digunakan manajer untuk mengubah suatu perilaku

serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan instansi serta norma – norma sosial yang

berlaku.

Jadi, disiplin kerja adalah kemampuan seseorang dalam bersikap dan

berperilaku yang dapat diubah secara teratur sesuai dengan tidak melanggar

aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

2.1.4.1. Macam- Macam Disiplin Kerja

Adapun menurut Mangkunegara (2017:129), macam bentuk

disiplin kerja yaitu sebagai berikut.

a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai

mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah

digariskan perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan

pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang

berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang

ada dalam organisasi.

b. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Keith

Davis dalam Mangkunegara (2017:130), berpendapat bahwa disiplin

korektif memerlukan perhatian proses yang seharusnya, yang berarti

bahwa prosedur harus menunjukkan pegawai yang bersangkutan benar-

benar terlibat.

2.1.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Bagi Singodimedjo dalam Sutrisno (2016:89), faktor yang

mempengaruhi disiplin sebagai berikut.

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

2. Keteladanan pimpinan dalam perusahaan.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.


6. Perhatian kepada karyawan.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

2.1.4.3. Pendekatan Disiplin Kerja

Mangkunegara (2017:130), mengemukakan tentang pendekatan

disiplin kerja yaitu sebagai berikut.

a. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan

atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

1. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk

hukuman secara fisik.

2. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

hukum yang berlaku.

3. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan

dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara

memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah

ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.


2. Disiplin adalah hukuman unutk pelanggaran, pelaksanaanya harus

disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

3. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

maupun kepada pegawai lainnya.

4. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras.

5. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin berasumsi bahwa :

1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua

pegawai.

2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan

perilaku.

3. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

4. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

terhadap perbuatannya.

2.1.4.4. Dimensi dan Indikator Disiplin Kerja

Pada penjelasan disiplin kerja yang dijabarkan Singodimedjo dalam

Sutrisno (2016:94), maka disiplin kerja memiliki dimensi dan indikator

sebagai berikut.

1. Taat terhadap aturan waktu


Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang dan jam istirahat yang tepat

waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan.

2. Taat terhadap peraturan perusahaan

Peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan bertingkah laku dalam

pekerjaan.

3. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan

Ditunjukan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai

dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta cara berhubungan

dengan unit kerja lain.

4. Taat terhadap peraturan lainnya

Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

para pegawai dalam perusahaan.

2.1.5. Kepuasan Kerja

Sutrisno (2016:74), kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan

terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar

karyawan, imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut

faktor fisik dan psikologis. Adapun menurut Emron et al (2018:210),

kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan karyawan tentang hal-hal yang

menyenangkan atau tidak terhadap suatu pekerjaan yang mereka hadapi.

Menurut Afandi (2018:74), kepuasan kerja adalah sikap yang positif

dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya

melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam


mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan. Selanjutnya menurut

Mangkunegara (2017:117), kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang

menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan

pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan

dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang

diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai

lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan,

mutu pengawasan.

Jadi, kepuasan kerja adalah segala sesuatu yang dirasakan oleh

karyawan dalam bersikap disituasi pekerjaannya, meliputi upah atau gaji

yang dibutuhkan karyawan sehingga dapat diperoleh hasil kerja yang optimal.

2.1.5.1. Variabel-variabel Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2017:117), kepuasan kerja berhubungan

dengan variabel sebagai berikut.

1. Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang

rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya

turnover lebih tinggi.

2. Tingkat ketidakhadiran (absen) kerja

Pegawai - pegawai yang kurang puas cenderung tingkat

ketidakhadirannya (absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan

alasan yang tidak logis dan subjektif.


3. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada

pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai

yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan

pekerjaanya. Sedangkan pegawai usia muda biasanya mempunyai

harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara

harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau

ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.

4. Tingkat Pekerjaan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi

cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat

pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai- pegawai yang tingkat pekerjaanya

lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam

mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

5. Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pegawai.

Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan

kordinasi, komunikasi, dan partisipasi pegawai.

2.1.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2017:120), ada dua faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut.

a. Faktor pegawai
Meliputi kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin,

kondisi fisik, Pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian,

emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

b. Faktor pekerjaan

Meliputi jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan),

kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi

jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Adapun menurut Herzberg dalam Busro (2018:110), faktor-faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu;

1. Faktor Psikologik

Berhubungan dengan kejiwaan karyawan dengan dimensi: minat,

ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, dan bakat &

keterampilan.

2. Faktor Sosial

Berhubungan dengan interaksi sosial, dengan dimensi: interaksi sesama

karyawan, interaksi dengan atasan, interaksi dengan karyawan yang

berbeda pekerjaanya.

3. Faktor Fisik

Berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik

karyawan, dengan dimensi: jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu

istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan,

pertukaran udara, dan kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.

4. Faktor Finansial
Berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, dengan

dimensi: sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, berbagai

tunjangan/fasilitas yang diberikan, dan promosi.

2.1.5.3. Dimensi dan Indikator Kepuasan Kerja

Berdasarkan penjelasan kepuasan kerja menurut Emron et al

(2018:212), maka dimensi kepuasan kerja memiliki indikator sebagai berikut.

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan yang baik, yang memotivasi dan terbuka, merupakan

faktor yang menyenangkan dan memberi kepuasan tersendiri bagi

karyawan atau anggotanya.

2. Kompetensi atas pekerjaan yang dihadapi

Kompetensi memiliki keterkaitan erat dengan kepuasan kerja. Sebab,

pada umumnya, orang menyenangi pekerjaannya karena ia memiliki

kehalian di bidang tersebut. Jika keahliannya rendah, dapat timbul rasa

rendah diri dan ketidakpuasan. Jika keahliannya rendah, dapat timbul

rasa rendah diri dan ketidakpuasan. Apalagi bila atasan menuntut hasil-

hasil yang maksimal, sedangkan kemampuan yang ada masih rendah.

3. Kebijakan manajemen

Kebijakan manajemen dapat mempengaruhi puas dan tidak puasnya

karyawan. Hal ini lumrah karena setiap kebijakan tidak sepenuhnya akan

diterima karyawan, meskipun kebijakan itu baik. Tapi kebijakan yang


bersifat diskriminasi dan menunjukkan keberpihakan kepada orang-orang

tertentu akan menimbulkan kecemburuan dan ketidakpuasan yang nyata.

4. Kompensasi

Kompensasi merupakan faktor dominan, dimana kompensasi yang

memperhatikan aspek-aspek kontribusi dan kinerja yang adil dapat

menimbulkan kepuasan kerja.

5. Penghargaan

Penghargaan merupakan kebanggan tersendiri bagi karyawan atau

pekerja. Seseorang yang merasa dihargai dalam pekerjaannya akan

menimbulkan semangat dan kepuasan kerja. Suatu usaha karyawan yang

tidak dihargai akan berimplikasi pada faktor lain, seperti rendahnya

inovasi dan motivasi.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya, berikut

merupakan ringkasan penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel


No Keterangan
Peneliti Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Silvia I Wayan Pengaruh Kompetensi Lokasi Kompetensi
Bagian dan Kompetensi dan Penelitian berpengaruh
Wayan Cipta Budaya Kerja positif
(2019) Terhadap Kinerja terhadap
Karyawan kinerja
karyawan.
2 M. Dedi Pengaruh Kompetensi Lokasi Kompetensi
Syahputra dan kompetensi, Penelitian secara parsial
Hasrudy pelatihan, dan berpengaruh
Tanjung (2019) pengembangan signifikan
karir terhadap terhadap
kinerja karyawan kinerja.
3 Eigis Yani Pengaruh Kompetensi Lokasi Kompetensi
Pramularso kompetensi Penelitian tidak
(2018) terhadap kinerja berpengaruh
karyawan CV terhadap
Inaura Anugerah kinerja
Jakarta karyawan.
Nama Judul Variabel
No Keterangan
Peneliti Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Nova Syafrina Pengaruh disiplin Disiplin Kerja Lokasi Disiplin kerja
(2017) kerja terhadap Penelitian berpengaruh
kinerja karyawan positif
pada PT. Suka terhadap
Fajar Pekanbaru kinerja
karyawan.
5 Ade Muslimat Pengaruh disiplin Disiplin Kerja Lokasi Disiplin kerja
dan Hariyati kerja terhadap Penelitian berpengaruh
(2021) kinerja karyawan positif dan
pada PT. Pos signifikan
Indonesia kantor terhadap
Cipondoh kinerja
karyawan.
6 Rozi Fadillah et Pengaruh Disiplin Kerja Lokasi Disiplin kerja
al (2017) kompetensi, Penelitian tidak
disiplin kerja, dan berpengaruh
lingkungan kerja positif
terhadap kinerja terhadap
karyawan pada kinerja
kantor bank Kalsel karyawan.
cabang pembantu
di Banjarmasin

7 Garry Surya Pengaruh Kepuasan Lokasi Kepuasan


Changgriawan kepuasan kerja Kerja Penelitian kerja
(2017) dan motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja signifikan
karyawan di one terhadap
way production kinerja
karyawan
8 Mutia Arda Pengaruh Kepuasan Lokasi Kepuasan
(2017) kepuasan kerja Kerja Penelitian kerja tidak
dan disiplin kerja berpengaruh
terhadap kinerja signifikan
karyawan pada terhadap
bank rakyat kinerja
Indonesia cabang karyawan.
putri hijau Medan

9 Tiolina et al Pengaruh Kepuasan Lokasi Kepuasan


(2021) Kompetensi Kerja, Kerja Penelitian kerja
Disiplin Kerja, berpengaruh
dan Kepuasan secara parsial
Kerja Terhadap terhadap
Kinerja Karyawan kinerja
karyawan.

Nama Judul Variabel


No Keterangan
Peneliti Penelitian
Persamaan Perbedaan
10 Angels et al Pengaruh Kepuasan Lokasi Kepuasan
(2020) Kompetensi Kerja, Kerja Penelitian kerja
Disiplin Kerja, berpengaruh
dan Kepuasan positif dan
Kerja Terhadap signifikan
Kinerja Karyawan terhadap
PT Nasatech kinerja
Sukses Abadi karyawan.
Sumber: Peneliti (2022)

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu yang telah

dijelaskan, maka dapat ditentukan kerangka pemikiran sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kompetensi (X1)

 Pengetahuan
 Keahlian
 Sikap

Sumber: Emron et al
(2018:143)
H1

Disiplin Kerja (X2) Kinerja Karyawan (Y)

Aturan waktu  Kualitas Kerja


Peraturan perusahaan  Kuantitas
H2
Aturan perilaku  Tanggung
Taat peraturan jawab
lainnya  Kerjasama
Sumber: Sutrisno
(2016:94) Sumber: Mangkunegara
(2017:75)

Kepuasan Kerja (X3)


H3
 Kepemimpinan
 Kompetens
i atas
pekerjaan
yang
dihadapi
 Kebijakan
manajemen
 Kompensasi
 Penghargaan
Sumber: Emron et al
(2018:212)

Sumber: Peneliti (2022)

2.4. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:63), hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jawaban yang diperoleh


merupakan jawaban sementara, hal ini karena pertanyaan dijawab

berdasarkan pada teori yang relevan, bukan didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian

perumusan masalah, kajian teori, kerangka pemikiran dan penelitian

terdahulu yang sudah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan

beberapa hipotesis dari variabel yang diteliti sebagai berikut.

2.4.1. Kompetensi memiliki Pengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Edison et al (2017:140), kompetensi adalah kemampuan

individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki

keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan,

keahlian dan sikap. Penelitian terdahulu (Silvia dkk, 2019; M. Dedi dkk,

2019) menunjukan, bahwa kompetensi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu

tersebut, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut.

H1: Kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

2.4.2. Disiplin Kerja memiliki Pengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Hartatik (2014:183), disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya

untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua


peraturan instansi serta norma – norma sosial yang berlaku . Hasil penelitian

terdahulu menyatakan, bahwa disiplin kerja berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan (Nova Syafrina, 2017 dan Ade Muslimat dkk, 2021).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu tersebut, maka dikemukakan

hipotesis sebagai berikut.

H2: Disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

2.4.3. Kepuasan Kerja memiliki Pengaruh terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Afandi (2018:74), Kepuasan kerja adalah sikap yang positif

dari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya

melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam

mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan. Hasil penelitian terdahulu

(Garry S.C, 2017; Tiolina dkk, 2021; Angels dkk, 2020) menyatakan bahwa,

kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu tersebut, maka dikemukakan

hipotesis sebagai berikut.

H3: Kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode yang

sesuai untuk perencanaan yang tepat, metode yang sesuai dengan rumusan

masalah yaitu metodelogi penelitian kuantitatif deskriptif. Dengan digunakan

metode penelitian kuantitatif, maka data yang di dapat akan lebih lengkap,

lebih mendalam, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

Menurut Sugiyono (2017:3), yang dimaksud dengan metode penelitian ialah

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Pendekatan kuantitatif dipilih karena penelitian ini melihat hubungan

variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal),

sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen.

Sugiyono (2017:14) menjelaskan, metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

deskriptif. Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui

keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada saat variabel atau lebih

(variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat


perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel lain

Sugiyono (2017:35).

3.2 Unit Analisis

Dalam unit analisis individu sesuai dengan yang menjadi responden

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor yang beralamatkan di Jl. Cikerti

No.25, Padasuka, Ciomas, Bogor, Jawa Barat 16610.

3.3 Operasional Variabel

1.

2.

3.

3.1.

3.2.

3.3.

3.3.1. Variabel Penelitan

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2017:64), merupakan suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Berdasarkan judul penelitian yaitu “Pengaruh

Kompetensi, Disiplin Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

di Masa Pandemi Covid 19 Pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor”,


melibatkan empat variabel yang terdiri atas variabel independen dan variabel

dependen. Berikut ini penjelasan mengenai operasional variabel penelitian.

1. Variabel Independen

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel

bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

indepeden dalam penelitian ini adalah kompetensi (X1), disiplin kerja

(X2), dan kepuasan kerja (X3).

2. Variabel Dependen

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kinerja karyawan (Y).

3.3.2. Definisi Variabel

Adapun definisi variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Kinerja (Y)

Kinerja menurut Mangkunegara (2017:75), adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

2. Kompetensi (X1)
Emron et al (2018:140 ) menyatakan, kompetensi merupakan

kemampuan individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar

dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang

menyangkut pengetahuan, keahlian dan sikap.

3. Disiplin Kerja (X2)

Menurut Sutrisno (2016:86), disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan

seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang

berlaku di sekitarnya.

4. Kepuasan Kerja (X3)

Kepuasan kerja menurut Emron et al (2018:210), adalah seperangkat

perasaan karyawan tentang hal-hal yang menyenangkan atau tidak

terhadap suatu pekerjaan yang mereka hadapi.

3.3.3. Indikator Variabel

Adapun indikator variabel yang digunakan pada penelitian ini seperti

pada tabel berikut.


Tabel 3.1 Operasional Variabel

Sumber: Penulis (2022)


3.4. Populasi dan Teknik Sampel

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi dan sampel yang

bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh suatu

subjek/objek penelitian. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

3.4.1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017:119) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada

pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik

sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.

Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan

PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Berdasarkan data yang diperoleh dari

bagian manajemen, jumlah karyawan perusahaan ini sebanyak 65 orang,

terdiri dari karyawan kantor berjumlah 22 orang dan karyawan pabrik

berjumlah 43 orang.

3.4.2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2017:120), adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti. Pada penelitian ini,
seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga sampel yang digunakan yaitu 65

orang karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor.

3.4.3. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Istijanto (2012:128), bagi perusahaan dengan jumlah

karyawan kurang dari 100, maka penelitian dapat dilakukan dengan metode

sensus terhadap semua karyawan. Artinya, penelitian ini menggunakan teknik

sampling jenuh yang melibatkan seluruh populasi sehingga jumlah sampel

sama dengan jumlah populasi. Menurut Sugiyono (2017:125), sampel

nonprobability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Dengan demikian, penulis memberi hak yang sama

kepada seluruh populasi untuk dipilih menjadi sampel.

3.5. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer menurut Sugiyono (2017:173) merupakan sumber data yang

secara langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Pengumpulan

data bersumber dari penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Swen Inovasi

Transfer Bogor. Kuesioner merupakan pernyataan tertutup oleh responden

yang dibatasi dengan pilihan jawaban.


3.5.1. Jenis Data

Jenis data dari variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian

adalah kuesioner. Dalam teknik pengumpulan data, penulis menyebarkan

kuesioner kepada karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Kuesioner

tersebut berbentuk pernyataan mengenai kompetensi, disiplin kerja, dan

kepuasan kerja serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.

3.5.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah dari hasil pengisian kuesioner

oleh karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor.

3.6. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendukung penelitian ini, diperlukan data akurat yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data

yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Studi kepustakaan (library research)

Merupakan pengumpulan data sekunder dengan membaca dan

mempelajari buku-buku, literatur-literatur, referensi, catatan-catatan yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, sebagai landasan teoritis

untuk menunjang pembahasan masalah yang di angkat dalam skripsi ini.


2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2017:193) kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Responden

merupakan karyawan pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Seluruh

data dari responden diolah menggunakan software Statistical Product

and Service Solution (SPSS). Kuesioner merupakan daftar pernyataan

mengenai variabel yang terdapat pada judul penelitian. Dalam hal ini,

yang akan diteliti adalah keterkaitan antara variabel-variabel tersebut.

Teknik pengumpulan data diperoleh dari kuesioner melalui bentuk fisik

dengan menyebarkan daftar pernyataan secara langsung terhadap

responden objek penelitian. Hasil jawaban dari kuesioner responden akan

diberikan nilai dengan menggunakan skala likert, yaitu 5 bobot tingkatan

dimana responden hanya memilih satu dari jawaban yang sesuai dengan

alternatif yang sudah diberikan.

Tabel 3.2
Pengelompokan Skor Skala Likert

Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (ST) 4
Ragu-ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2017:137)
3.6.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Penelitian ini, penulis menggunakan data primer untuk sumber data

yang berasal dari kuesioner. Data tersebut dapat diuji dengan validitas dan

reliabilitas instrumen. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan

menjadi valid dan reliabel. Oleh karena itu, penulis harus mampu

mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan

menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti. Pengujian

perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan menggunakan Software

Statistical Package for Science (SPSS).

3.6.2 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2017:121), instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid yang

dimaksud ini yaitu instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Sugiyono (2018:203), menyatakan bahwa pengujian validitas

konstruksi dilakukan dengan berbagai analisis faktor, yakni dengan

mengkorelasikan skor item instrument dalam suatu faktor, dan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Jika korelasi dari setiap

faktor bernilai positif lalu besarnya melebihi dari 0,3 maka faktor tersebut

dinyatakan construct yang kuat.

Uji validitas ini dilakukan melalui uji coba kuesioner yang diberikan

kepada 25 responden dengan taraf kesalahan 5% dan skor item 0,3. Untuk
Memperoleh nilai r tabel dari variabel X (kompetensi, disiplin kerja, dan

kepuasan kerja) dan variabel Y (kinerja karaywan), dengan nilai skor total (r

kritis) sebesar 0,3. Jika nilai skor item > skor total (r kritis), maka butir-butir

pernyataan dari kuesioner yang diuji kepada 25 responden tersebut valid.

Sebaliknya, jika nilai total skor lebih kecil dari nilai skor item, maka butir-

butir pernyataan dari kuesioner tidak valid.

Penelitian ini, untuk pengukuran validitas instrumen menggunakan

formula koefisien korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:

r xy=n ¿¿¿

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi


∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total item
n = Jumlah responden

3.6.2.1 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Pada variabel kinerja karyawan, kuesioner terdiri atas 10

pernyataan yang diajukan kepada 25 responden sebagai awal proses

penelitian. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 25 untuk

mengetahui hasil uji validitas variabel kinerja karyawan.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

No Indikator Total Skor Skor Item Keterangan

1 Pernyataan 1 0,550 0,3 Valid


2 Pernyataan 2 0,807 0,3 Valid
No Indikator Total Skor Skor Item Keterangan
3 Pernyataan 3 0,743 0,3 Valid
4 Pernyataan 4 0,757 0,3 Valid
5 Pernyataan 5 0,805 0,3 Valid
6 Pernyataan 6 0,563 0,3 Valid
7 Pernyataan 7 0,761 0,3 Valid
8 Pernyataan 8 0,734 0,3 Valid
9 Pernyataan 9 0,587 0,3 Valid
10 Pernyataan 10 0,807 0,3 Valid
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan hasil dari Tabel 3.3, pada variabel kinerja karyawan

(Y) yang diberikan kepada 25 responden untuk proses penelitian awal.

Data yang didapatkan dari kuesioner tersebut di olah menggunakan SPSS

versi 25 untuk mengetahui hasil uji validitas variabel kinerja karyawan.

3.6.2.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)

Pada variabel kompetensi, kuesioner terdiri atas 6 pernyataan yang

diajukan kepada 25 responden sebagai awal proses penelitian. Peneliti

menggunakan bantuan program SPSS versi 25 untuk mengetahui hasil uji

validitas variabel kompetensi.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)

No Indikator Total Skor Skor Item Keterangan


1 Pernyataan 1 0,632 0,3 Valid
2 Pernyataan 2 0,922 0,3 Valid
3 Pernyataan 3 0,833 0,3 Valid
4 Pernyataan 4 0,833 0,3 Valid
5 Pernyataan 5 0,732 0,3 Valid
6 Pernyataan 6 0,906 0,3 Valid
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 3.4, lima pernyataan kuesioner pada variabel

kompetensi dinyatakan tidak valid. Hal ini disebabkan seluruh total skor
bernilai lebih kecil dari skor item, yaitu 0,3. Oleh karena itu, pernyataan

kuesioner tersebut tidak layak untuk digunakan analisis lebih lanjut.

3.6.2.3 Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

Pada variabel disiplin kerja, kuesioner terdiri atas 8 pernyataan

yang diajukan kepada 25 responden sebagai awal proses penelitian. Peneliti

menggunakan bantuan program SPSS versi 25 untuk mengetahui hasil uji

validitas variabel disiplin kerja.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)

No Indikator Total Skor Skor Item Keterangan

1 Pernyataan 1 0,780 0,3 Valid


2 Pernyataan 2 0,873 0,3 Valid
3 Pernyataan 3 0,457 0,3 Valid
4 Pernyataan 4 0,791 0,3 Valid
5 Pernyataan 5 0,627 0,3 Valid
6 Pernyataan 6 0,580 0,3 Valid
7 Pernyataan 7 0,896 0,3 Valid
8 Pernyataan 8 0,844 0,3 Valid
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 3.5, seluruh pernyataan kuesioner pada variabel

disiplin kerja dinyatakan valid. Hal ini disebabkan seluruh total skor bernilai

lebih besar dari skor item, yaitu 0,3. Oleh karena itu, 8 pernyataan kuesioner

tersebut layak untuk digunakan analisis lebih lanjut.

3.6.2.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja (X3)


Pada variabel kepuasan kerja, kuesioner terdiri atas 10 pernyataan

yang diajukan kepada 25 responden sebagai awal proses penelitian.

Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 25 untuk mengetahui

hasil uji validitas variabel kepuasan kerja.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja (X3)

No Indikator Total Skor Skor Item Keterangan

1 Pernyataan 1 0,780 0,3 Valid


2 Pernyataan 2 0,427 0,3 Valid
3 Pernyataan 3 0,794 0,3 Valid
4 Pernyataan 4 -0,052 0,3 Tidak Valid
5 Pernyataan 5 0,439 0,3 Valid
6 Pernyataan 6 0,567 0,3 Valid
7 Pernyataan 7 0,514 0,3 Valid
8 Pernyataan 8 0,698 0,3 Valid
9 Pernyataan 9 0,487 0,3 Valid
10 Pernyataan 10 0,839 0,3 Valid
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 3.6, memiliki 10 pernyataan kuesioner pada

variabel kepuasan kerja yang dinyatakan valid. Maka demikian total

pernyataan tersebut bernilai lebih besar dari skor item yakni 0,3. Dengan

demikian 10 pernyataan kuesioner tersebut layak digunakan untuk analisis

penelitian lebih lanjut. Akan tetapi, terdapat satu pernyataan yang

memiliki nilai total skor lebih rendah dari skor item, sehigga dinyatakan

tidak valid. Pernyataan tersebut digugurkan sehingga memiliki jumlah

pernyataan variabel kepuasan kerja menjadi hanya 9. Pernyataan

digugurkan, sebab masih memiliki pernyataan yang valid lainnya yang


dapat digunakan untuk indikator dan dimensi tersebut. Adapun 9

pernyataan yang valid pada penelitian ini seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja (X3)

No Indikator Total Skor Skor Item Keterangan

1 Pernyataan 1 0,780 0,3 Valid


2 Pernyataan 2 0,427 0,3 Valid
3 Pernyataan 3 0,794 0,3 Valid
5 Pernyataan 5 0,439 0,3 Valid
6 Pernyataan 6 0,567 0,3 Valid
7 Pernyataan 7 0,514 0,3 Valid
8 Pernyataan 8 0,698 0,3 Valid
9 Pernyataan 9 0,487 0,3 Valid
10 Pernyataan 10 0,839 0,3 Valid
Sumber: Penulis (2022)

3.6.3 Uji Reliabilitas

Sugiyono (2017:268), uji reliabilitas berkenaan dengan derajat

konsistensi dan stabilitas data atau temuan suatu data yang dinyatakan

reliabel, apabila dua atau lebih penulis dalam objek yang sama

menghasilkan data yang sama. Pengukuran reliabilitas ini menggunakan

penilaian Cronbach’s Alpha dengan formula sebagai berikut:

∑σb ) 2
r= ( )
k
k −1
(1−
σ t2

Keterangan:

r = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah butir pernyataan
Σσb2 = Varian butir pernyataan
σt2 = Varian total

Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, maka item

pernyataan dikatakan reliabel. Sedangkan, nilai Cronbach’s Alpha lebih

kecil daro 0,6 maka item pernyataan tidak reliabel.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Pernyataan Cronbach’s Alpha N of Items


Kinerja 0,872 10
Kompetensi 0,869 6
Disiplin Kerja 0,859 8
Kepuasan Kerja 0,807 9
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 3,7 di atas, nilai pada Cronbach’s Alpha dari seluruh

variabel lebih besar/kecil dari 0,6 sehingga seluruh item pernyataan dapat

dinyatakan reliabel.

3.4

3.5

3.6

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Sugiyono (2017:333) mengemukakan, bahwa analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,


melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh sendiri maupun orang lain. Pada penelitian ini menggunakan

analisis data interval dan bantuan pengolahan data program SPSS versi 25.

3.7.

3.7.1. Klasifikasi Interval Data

Setelah nilai dari jawaban diperoleh berdasarkan jumlah total

kumulatif yang diperoleh dari penelitian, maka responden dikelompokkan

dalam interval perhitungan. Pengelompokkan nilai dengan bobot dan

mengukur klasifikasi interval dengan menggunakan rumus:

Skor tertinggi−Skor terendah


Interval=
Jumlah kelas

Perhitungan ini ditentukan dari jumlah responden dan jumlah sampel

yang ditentukan sebelumnya. Menggunakan kategori kelas dalam skala

Likert, skor terendah memiliki skor 5 dan skor tertinggi memiliki skor 1.

(25 x 5)−(25 x 1)
Interval= =20
5

Interval penelitian dilakukan dengan skor paling rendah yaitu 65

dan skor paling tinggi yaitu 229. berikut hasil penelitian responden dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

Tabel 3.8 Hasil Klasifikasi Data Interval


Interval Kategori
25-45 Sangat Tidak Baik
46-66 Tidak Baik
67-87 Cukup Baik
88-108 Baik
109-129 Sangat Baik
Sumber: Penulis (2022)

3.7.2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana

cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan

data sehingga mudah dipahami, Siregar (2016:2). Informasi data seperti

frekuensi dan mean (rata-rata). Mean merupakan hasil penjumlahan semua

nilai observasi dibagi banyaknya objek yang diobservasi, sedangkan

frekuensi menunjukkan distribusi jawaban responden penelitian.

3.7.3. Uji Koefisien Determinasi ( R2)

Algifari (2018:200), menyatakan koefisien determinasi dapat

digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh mana variabel

independen dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali

(2018:97), uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dan variabel

terikat. Besarnya nilai R2 adalah antara 0 sampai 1. Nilai R 2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan

variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independent memberikan hamper semua informasi yang


dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Nilai R 2 dapat

pula dihitung dengan menggunakan rumus:

R2= ( r )2 x 100 %

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

3.7.4. Uji Hipotesis

3.7.4.1. Uji Signifikan Pengaruh Parsial (Uji t)

Ghozali (2018:98), menjelaskan uji statistik t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent

secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen.

Pengujian uji t menggunakan derajat kebebasan (degree of freedom)

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

df =n−k−1

Keterangan:

n : Jumlah Sampel
k : Jumlah Variabel Independen

3.7.4.2. Uji Kelayakan Model (Goodness of fit Models) atau Uji F

Uji kelayakan model (goodness of fit models) dilakukan untuk

menguji kelayakan model yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Menurut Ghozali (2018:333), mengemukakan bahwa uji f bertujuan untuk


menguji hipotesis nol yang menerangan bahwa data empiris sesuai dengan

model tidak ada perbedaan antara model dengan data yang menimbulkan fit

atau tidak. Pengujian dari kelayakan model ini dapat dilakukan dengan

beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Uji F dinyatakan signifikan, apabila nilai signifikan lebih kecil dari

tingkat signifikasi yakni 0,05.

b. Uji F dinyatakan tidak signifikan, apabila nilai signifikasi lebih

besar dari tingkat signifikasi yakni 0,05.


BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada bagian deskripsi objek penelitian ini akan dijelaskan mengenai

tentang gambaran umum, sejarah singkat, serta visi dan misi dari

perusahaan yang menjadi objek penelitian.

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.1.1. Sejarah PT Swen Inovasi Transfer

PT Swen Inovasi Transfer menjadi salah satu perusahaan pelopor

dalam merancang dan mengembangkan reaktor biogas berbahan serat kaca

atau fiberglass yang mulai beroperasi sejak tahun 2007. Kepedulian

terhadap penanganan limbah menjadi energi terbarukan yang ramah

lingkungan dimulai saat pemiliki usaha masih bekerja sebagai tenaga

pengajar dan peneliti di Fakultas Peternakan, Insitut Pertanian Bogor.

Awal mula berdirinya PT Swen Inovasi Transfer hanya memiliki

tenaga kerja sebanyak 25 orang dan usaha yang dijalankan hanya dengan
mengandalkan modal sendiri serta uang deposit dari pesanan produk

konsumen. Peralatan produksi pun masih sangat sederhana dan tempat

usaha yang masih berstatus sewa. Pada tahun 2001 pemiliki usaha

mengajukan permohonan pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia (BRI)

melalui paket kredit modal kerja (KMK) dan disetujui.

Berjalannya waktu permintaan terhadap digester biogas dan tuntutan

untuk mendiversifikasi produk berbahan fiberglass bertambah menjadikan

dorongan bagi perusahaan untuk penambahan jumlah karyawan dan

memperluas kawasan produksi. Hingga pada tahun 2007, perusahaan

memiliki karyawan berjumlah 63 orang yang terdiri dari 23 orang karyawan

kantor, 2 orang satpam, dan 38 orang karyawan pabrik, galeri, dan bagian

umum. Penjaminan kualitas produk digester biogas yang diproduksi

mendapat uji report berkala dari Balai Pengujian Mutu dan Alat Mesin

Pertanian (BPMA) Kementerian Pertanian ntuk masing-masing kapasistas

digester yang diproduksi. Desain dan kapasitas digester telah disesuaikan

dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Perusahaan pun memberikan

garansi alat selama lima tahun.

Tepat disamping kawasan usahanya, perusahaan menyediakan

workshop rumah tangga mandiri pangan dan energi dengan luas 800 m 2

yang dapat dijadikan contoh dan diaplikasikan pada daerah dalam skala

yang lebih besar. Kegiatan workshop yakni perusahaan mengintegrasikan

antara ternak (sapi, domba, ayam, dan lele) dan tanaman (jamur, sayuran

organik, dan hidroponik) dengan biogas dan biourine sebagai sumber energi
dan pupuk. Semua komponen berfungsi menjadikan kawasan tersebut

menjadi produktif dan zero waste, karena output dari satu unit usaha akan

menjadikan input untuk usaha lainnya. Perusahaan berharap dengan adanya

workshop membuat pengunjung mendapatkan wawasan mengenai pertanian

dan peternakan yang minim polusi.

4.1.2. Visi dan Misi PT Swen Inovasi Transfer

a. Visi

Menjadi produsen peralatan biogas dari serat kaca (fiberglass) yang

terkemuka, berkualitas, efisien, inovatif, dan terpercaya dalam

mendukung program pemerintah untuk mengembangkan sumber

energi alternatif terbarukan, memperlambat laju pemanasan global,

dan penghasil pupuk organik siap pakai yang berkelanjutan.

b. Misi

1. Mengembangkan teknologi peralatan biogas yang terbuat dari serat

kaca (fiberglass) yang berkualitas dan efisien.

2. Melakukan inovatif dalam menunjang peralatan biogas, yang lebih

produktif.

3. Jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa

kemudahan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.

4. Mengembangkan jaringan penggunaan biogas.

5. Membina sumber daya manusia dalam pemanfaatan biogas.


6. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Analisis Deskriptif

4.2.1.1. Profil Responden Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan data responden yang

didapatkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner.

Peneliti awalnya menyebarkan angket kuesioner sebanyak 65, akan tetapi

dalam proses pengembalian hasil kuesioner yang peneliti dapatkan dari

pihak perusahaan tidak semua karyawan mengisi kuesioner tersebut.

Rincian hasil kuesioner yang didapatkan peneliti sebanyak 27 responden

mengisi kuesioner, 2 kuesioner tidak dapat diolah, dan 38 kuesioner tidak

diisi. Jadi responden dalam penelitian ini sebanyak 25 karyawan yang

merupakan karyawan kantor dan pabrik PT Swen Inovasi Transfer Bogor.

Adapun pembagian profil responden tersebut terbagi ke dalam empat

kategori, yaitu jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan Pendidikan terakhir.

4.2.1.1.1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Data klasifikasi responden yang pertama berdasarkan jenis

kelamin karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Data hasil responden

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel berikut.


Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-laki 23 92
Perempuan 2 8
Total 25 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat dari 25 responden, jumlah

responden yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 92%, angka tersebut

mayoritas responden pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki,

sedangkan sisanya merupakan responden berjenis kelamin perempuan

dengan persentase 8%.

4.2.1.1.2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Data klasifikasi responden yang kedua berdasarkan usia

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Data hasil responden

berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel dibawah ini .

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia Jumlah Persentase


21-30 Tahun 9 36
31-40 Tahun 10 40
41-50 Tahun 5 20
> 50 Tahun 1 4
Total 25 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas usia

responden pada penelitian ini terbanyak memiliki rentang usia 31-40 Tahun

dengan persentase sebesar 40% dan responden kedua berusia 21-30 Tahun
sebesar 36%, diikuti dengan responden terbanyak ketiga berusia 41-50

Tahun sebesar 20% dan responden paling sedikit berusia lebih dari 50

Tahun sebesar 4 %.

4.2.1.1.3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Data klasifikasi responden yang ketiga berdasarkan Pendidikan

terakhir karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Data hasil responden

berdasarkan Pendidikan terakhir dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase


SD 0 0
SMP 2 8
SMA 18 72
Diploma 2 8
(III)/sederajat
S1/sederajat 3 12
S2/sederajat 0 0
Total 25 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas

responden dalam penelitian ini memiliki Pendidikan terakhir SMA dengan

persentase 72% dan responden terbanyak kedua merupakan S1 sebesar 12%,

menyusul responden paling sedikit merupakan SMP sebesar 8%.


4.2.1.1.4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Data klasifikasi responden yang keempat berdasarkan masa

kerja karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor. Data hasil responden

berdasarkan masa kerja dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Persentase


< 1 Tahun 4 16
1-5 Tahun 7 28
6-10 Tahun 7 28
> 10 Tahun 7 28
Total 25 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mayoritas

responden pada penelitian ini yang memiliki lama dalam bekerja.

Responden yang masa kerjanya dari 1 tahun sampai lebih dari 10 tahun

sama rata sebesar 28% dan responden paling sedikit bekerja < 1 Tahun

sebesar 16%.

4.2.1.2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja

Karyawan

Pada variabel kinerja karyawan terdapat sepuluh indikator, yaitu

kerapihan, ketelitian, kemampuan, kecepatan, kepuasan, hasil kerja,

mengambil keputusan, sarana dan prasarana, ketepatan kerja, dan ketelitian.

Kemudian sebelas indikator tersebut dituangkan ke dalam 10 pernyataan.

Tanggapan responden dijabarkan melalui tabel berikut.


Tabel 4. 5 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Saya
mampu bekerja dengan rapih dalam tekanan”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 1 1 4
TS 2 15 30 60
N 3 2 6 8 Cukup Baik
S 4 5 20 20
SS 5 2 10 8
Total 25 67 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.5, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu bekerja dengan rapih dalam tekanan".

Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Tidak Setuju (TS),

yaitu sebesar 60%. Kemudian, persentase tertinggi kedua diberikan responden

pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 20%.

Selanjutnya persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N) dan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 8%. Persentase

terendah diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS)

sebesar 4%. Dengan perolehan skor 67, pernyataan pertama ini berada pada

interval 67-87, sehingga masuk kategori Cukup Baik. Artinya, aktivitas pada

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, masih mampu bekerja rapih

walau mendapat tekanan dari atasan.


Tabel 4. 6 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya
berusaha mengurangi kesalahan dalam melakukan pekerjaan.

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 14 56 56
SS 5 10 50 40
Total 25 109 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.6, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya berusaha mengurangi kesalahan dalam melakukan

pekerjaan". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Setuju

(S), yaitu sebesar 56%. Kemudian, persentase tertinggi kedua diberikan

responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 40%.

Selanjutnya persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4% lalu persentase terendah diberikan

responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS)

sebesar 0%. Dengan perolehan skor 109, pernyataan kedua ini berada pada

interval 109-129, sehingga masuk kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dalam melakukan usaha

mengurangi kesalahan bekerja sudah mampu melewati batas ketentuan yang

ada pada perusahaan.


Tabel 4. 7 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya
mampu untuk bekerja sama/ berkoordinasi dengan atasan saya.

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 3 9 12 Sangat Baik
S 4 5 20 20
SS 5 17 85 68
Total 25 114 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.7, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu untuk bekerja sama/ berkoordinasi dengan

atasan saya”. Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat

Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Kemudian, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 20%.

Selanjutnya persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 12% dan persentase terendah diberikan

responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS)

sebesar 0%. Dengan perolehan skor 114, pernyataan ketiga ini berada pada

interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya,

aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, perihal kemampuan

berkomunikasi dengan rekan kerja maupun atasan sudah mampu dijadikan

contoh.
Tabel 4. 8 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya
mampu menggerjakan pekerjaan yang diberikan dengan tepat waktu”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 6 24 24
SS 5 18 90 72
Total 25 117 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.8, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu menggerjakan pekerjaan yang diberikan

dengan tepat waktu”. Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 72%. Kemudian, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar

24%.

Selanjutnya persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4%. Sedangkan, persentase terendah

diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak

Setuju (TS) sebesar 0%. Dengan perolehan skor 117, pernyataan keempat ini

berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dalam

menggerjakan pekerjaan yang diberikan mampu menyelesaikan tepat waktu

sesuai dengan target yang berlaku.


Tabel 4. 9 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya
menggunakan keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan yang
diberikan”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 7 28 28
SS 5 18 90 72
Total 25 118 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.9, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya menggunakan keterampilan dalam mengerjakan

pekerjaan yang diberikan". Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 72%. Kemudian, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar

28%.

Selanjutnya persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (SS), dan Netral (N) sebesar 0%.

Dengan perolehan skor 118, pernyataan kelima ini berada pada interval 109-

129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas karyawan

PT Swen Inovasi Transfer Bogor, menggunakan keterampilan dalam

menggerjakan pekerjaannya mampu membuat kuantitas bertambah.


Tabel 4. 10 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Setiap
hari saya dapat menyelesaikan tugas pada hari itu juga tidak menunggu
hari esok”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 7 28 28
SS 5 17 85 68
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.10, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Setiap hari saya dapat menyelesaikan tugas pada hari itu

juga tidak menunggu hari esok”. Persentase tertinggi diberikan responden

pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Selanjutnya,

persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 28%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4%. Lalu, persentase terendah diberikan

responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS)

sebesar 0%. Dengan perolehan skor 116, pernyataan keenam ini berada pada

interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya,

aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, menyelesaikan


tugasnya tidak menunggu hari esok sudah dilakukan berdasarkan standar

operasional prosedur dari perusahaan.

Tabel 4. 11 Tanggapan Responden terhadap pernyataan “Mampu


mengambil keputusan secara efektif baik berdasarkan pengalaman
langsung maupun pengalaman tidak langsung”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 6 24 24
SS 5 18 90 72
Total 25 117 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.11, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Mampu mengambil keputusan secara efektif baik

berdasarkan pengalaman langsung maupun pengalaman tidak langsung".

Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS),

yaitu sebesar 72%. Kemudian, persentase tertinggi kedua diberikan responden

pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 24%.

Selanjutnya persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4%. Menyusul persentase terendah

diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak

Setuju (TS) sebesar 0%. Dengan perolehan skor 117, pernyataan ketujuh ini
berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, sudah bisa

mengambil keputusan secara efektif baik penglaman secara langsung maupun

tidak langsung.

Tabel 4. 12 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Saya


mampu untuk menggunakan sarana dan prasarana kantor dengan baik”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 7 28 28
SS 5 18 90 72
Total 25 118 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.12, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu untuk menggunakan sarana dan prasarana

kantor dengan baik". Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 72%. Selanjutnya, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar

28%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N) yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 118, pernyataan kedelapan ini berada pada

interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya,


aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, menggunakan sarana

dan prasarana kantor sudah mampu bertanggung jawab pada perusahaan.

Tabel 4. 13 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Setiap


mengakhiri pelaksanaan tugas saya membuat laporan tertulis/lisan
kepada atasan”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 8 32 32
SS 5 16 80 64
Total 25 115 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.13, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Setiap mengakhiri pelaksanaan tugas saya membuat

laporan tertulis/lisan kepada atasan". Persentase tertinggi diberikan responden

pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 64%. Selanjutnya,

persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 32%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4%. Selanjutnya persentase terendah

diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak
Setuju (TS) sebesar 0%. Dengan perolehan skor 115, pernyataan kesembilan

ini berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, memiliki

ketepatan bekerja dengan mengakhiri pekerjaannya membuat laporan baik

tertulis maupun lisan kepada atasan.

Tabel 4. 14 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Saya


dapat menyelesaikan tugas dengan tingkat ketelitian yang tinggi”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 7 28 28
SS 5 18 90 72
Total 25 118 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.14, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya dapat menyelesaikan tugas dengan ketelitian yang

tinggi". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat

Setuju (SS), yaitu sebesar 72%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 28%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (TS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N) yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 118, pernyataan kesepuluh ini berada pada
interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya,

aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, untuk menyelesaikan

tugas dengan ketelitian yang tinggi sudah mampu diterapkan pada

perusahaan.

Tabel 4. 15 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel


Kinerja Karyawan

No Pernyataan Skor Kategori


Kualitas
1 Saya mampu bekerja dengan rapih 67 Cukup Baik
dalam tekanan.
2 Saya berusaha mengurangi kesalahan 109 Sangat Baik
dalam melakukan pekerjaan.
3 Saya mampu untuk bekerja 114 Sangat Baik
sama/berkoordinasi dengan atasan
saya.
Rata-Rata Indikator Hasil Kualitas 96,6 Baik
Kuantitas
4 Saya mampu mengerjakan pekerjaan 117 Sangat Baik
yang diberikan dengan tepat waktu.
5 Saya menggunakan keterampilan 118 Sangat Baik
saya dalam mengerjakan pekerjaan
yang diberikan.
Rata-Rata Indikator kuantitas 117,5 Sangat Baik
Tanggung Jawab
6 Setiap hari saya dapat menyelesaikan 116 Sangat Baik
tugas pada hari itu juga tidak
menunggu hari esok.
7 Mampu mengambil keputusan secara 117 Sangat Baik
efektif baik berdasarkan pengalaman
langsung maupun tidak langsung.
8 Saya mampu untuk menggunakan 118 Sangat Baik
sarana dan prasarana kantor dengan
baik.
Rata-Rata Indikator Tanggung jawab 117 Sangat Baik
Pelaksanaan Tugas
9 Setiap mengakhiri pelaksanaan tugas 115 Sangat Baik
saya membuat laporan tertulis/lisan
kepada atasan.
10 Saya dapat menyelesaikan tugas 118 Sangat Baik
dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Rata-Rata Indikator Pelaksanaan Tugas 116,5 Sangat Baik
Total Skor Variabel Kinerja Karyawan 1109
Rata-Rata Total Skor Variabel Kinerja 110,9 Sangat Baik
Karyawan
Sumber: Penulis (2022)
Berdasarkan tabel 4.15, rata-rata indikator tertinggi sebesar 117,5 didapatkan

oleh indikator Kuantitas. Kemudian skor tertinggi sebesar 118 diberikan

responden pada pernyataan kelima, yaitu "Saya menggunakan keterampilan

saya dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan", lalu pernyataan delapan

yaitu “Saya mampu untuk menggunakan sarana dan prasarana kantor dengan

baik” dan pernyataan kesepuluh yaitu “Saya dapat menyelesaikan tugas dengan

tingkat ketelitian yang tinggi”. Rata-rata indikator dan skor tersebut berada

pada interval 109-129, maka digolongkan kategori Sangat Baik. Sedangkan,

rata-rata indikator terendah sebesar 96,6 didapatkan oleh indikator Kualitas dan

skor terendah sebesar 67 diberikan responden pada pernyataan kesatu, yaitu

"Saya mampu bekerja dengan rapih dalam tekanan". Rata-rata indikator dan

skor tersebut berada pada interval 88-108, sehingga masuk kategori Baik.

Secara keseluruhan, rata-rata total skor variabel kinerja karyawan sebesar

110,9. Perolehan tersebut berada pada interval 109-129, sehingga tanggapan

tersebut terhadap variabel kinerja karyawan masuk katergori Sangat Baik.

Artinya, kinerja karyawan pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor, sudah

memiliki standar operasional prosedur perusahaan sesuai dengan indikator

yang terdapat pada tabel 4.15


4.2.1.3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kompetensi

Pada variabel kompetensi terdapat tiga indikator, yaitu

pengetahuan, keahlian, dan sikap. Kemudian tiga indikator tersebut

dituangkan ke dalam 6 pernyataan. Tanggapan responden dijabarkan

melalui tabel berikut.

Tabel 4. 16 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan


“Saya memiliki pengetahuan dalam menggunakan peralatan kantor”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 5 20 20
SS 5 19 95 76
Total 25 118 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.16, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya memiliki pengetahuan dalam menggunakan

peralatan kantor". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan

Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 76%. Selanjutnya, persentase tertinggi

kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 20%.
Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4%. Selanjutnya persentase terendah

diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak

Setuju sebesar 0%. Dengan perolehan skor 118, pernyataan pertama ini

berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dalam belajar

memiliki pengetahuan menggunakan peralatan kantor sudah dibentuk dengan

sangat baik.

Tabel 4. 17 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Dengan


pengetahuan yang saya miliki saya dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan baik”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 6 24 24
SS 5 19 95 76
Total 25 119 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.17, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Dengan pengetahuan yang saya miliki saya dapat

menyelesaikan pekerjaan dengan baik". Persentase tertinggi diberikan

responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 76%.


Selanjutnya, persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan

Setuju (S), yaitu sebesar 24%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (TS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 119, pernyataan kedua ini berada pada interval

109-129, sehingga masuk kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas karyawan

PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dengan menggunakan pengetahuan yang

dimiliki setiap karyawannya dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan

dengan sangat baik.

Tabel 4. 18 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Dengan


keterampilan yang saya miliki saya mampu bekerja sama dengan rekan
kerja”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 1 1 4
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 7 28 28
SS 5 17 85 68
Total 25 114 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.18, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Dengan keterampilan yang saya miliki saya mampu

bekerja sama dengan rekan kerja". Persentase tertinggi diberikan responden

pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Selanjutnya,


persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 28%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 114, pernyataan ketiga ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, karyawan PT

Swen Inovasi Transfer Bogor, dalam menggunakan keterampilan yang

dimiliki mampu bekerja sama dengan rekan kerja yang lain sudah dibentuk

dengan sangat baik.

Tabel 4. 19 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Dengan


keterampilan yang saya miliki, saya mampu mengerjakan tugas”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 16 80 64
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.19, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Dengan keterampilan yang saya miliki, saya mampu

mengerjaka tugas". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan


Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 64%. Selanjutnya, persentase tertinggi

kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 116, pernyataan keempat ini berada pada interval

109-129, maka terdalam masuk kategori Sangat Baik. Artinya, kegiatan

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dengan keterampilan yang

dimiliki mampu mengerjakan tugas-tugas sudah dibentuk dengan baik.

Tabel 4. 20 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Sikap saya


dalam bekerja selalu mematuhi aturan dan norma yang berlaku”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 1 3 4 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 15 75 60
Total 25 114 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.20, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Sikap saya dalam bekerja selalu mematuhi aturan dan

norma yang berlaku". Persentase tertinggi diberikan responden pada


tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 60%. Selanjutnya, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar

36%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 4%. Selanjutnya persentase terendah

diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak

Setuju (TS), yaitu sebesar 0%. Dengan perolehan skor 114, pernyataan kelima

ini berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dalam bersikap

di pekerjaan harus selalu mematuhi aturan dan norma sudah terwujud dengan

sangat baik.

Tabel 4. 21 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “Saya


selalu bersikap tanggap dan rajin dalam melaksanakan pekerjaan yang
diberikan oleh pimpinan”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 16 80 64
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)
Berdasarkan Tabel 4.21, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya selalu bersikap tanggap dan rajin dalam

melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan". Persentase tertinggi

diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 64%.

Selanjutnya, persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan

Setuju (S), yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 116, pernyataan keenam ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, bersikap tanggap dan rajin dalam

melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan sudah dibentuk

dengan sangat baik.

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel


Kompetensi

No Pernyataan Skor Kategori


Pengetahuan (Knowladge)
1 Saya memiliki pengetahuan dalam 118 Sangat Baik
menggunakan peralatan kantor.
2 Dengan pengetahuan yang saya 119 Sangat Baik
miliki, saya dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
Rata-Rata Indikator Pengetahuan 117,8 Sangat Baik
Keahlian (Skill)
3 Dengan keterampilan yang saya 114 Sangat Baik
miliki, saya mampu bekerja sama
dengan rekan kerja.
4 Dengan keterampilan yang saya 116 Sangat Baik
miliki, saya mampu menggerjakan
tugas.
Rata-Rata Indikator Keahlian 115 Sangat Baik
Sikap (Attidue)
5 Sikap saya dalam bekerja selalu 114 Sangat Baik
mamatuhi aturan dan norma yang
berlaku.
6 Saya selalu bersikap tanggap dan 116 Sangat Baik
rajin dalam melaksanakan
pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan.
Rata-Rata Indikator Sikap 115 Sangat Baik
Total Skor Variabel Kompetensi 697
Rata-Rata Total Skor Variabel 116,1 Sangat Baik
Kompetensi
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.22, rata-rata indikator tertinggi sebesar 117,8

didapatkan oleh indikator Pengetahuan (Knowladge) maka berada pada

interval 109-129 yang termasuk kategori Sangat Baik. Adapun skor tertinggi

sebesar 119 didaptakan responden pada pernyataan kedua, yaitu "Dengan

pengetahuan yang saya miliki, saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

baik”. Berada pada interval 109-129, sehingga termasuk kedalam kategori

Sangat Baik. Sedangkan, rata-rata indikator terendah sebesar 115 diperoleh

dari indikator Keahlian dan sikap. Rata-rata indikator dan skor tersebut

berada pada interval 109-129, sehingga termasuk ke dalam kategori Sangat

Baik.

Secara keseluruhan, rata-rata total skor variabel kompetenai sebesar

116,1. Perolehan tersebut berada pada interval 109-129, oleh karena itu

tanggapan terhadap variabel kompetensi termasuk kedalam katergori Sangat

Baik. Artinya, kompetensi pada PT Swen Inovasi Transfer, sudah diciptakan

dengan sangat baik, sesuai indikator yang terdapat pada tabel 4.22.
4.2.1.4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja

Pada variabel disiplin kerja terdapat empat indikator, yaitu aturan

waktu, peraturan perusahaan, aturan perilaku, dan peraturan lainnya.

Kemudian empat indikator tersebut dituangkan ke dalam 8 pernyataan.

Tanggapan responden dijabarkan melalui tabel berikut.

Tabel 4. 23 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “


Saya berinisiatif untuk datang ke pekerjaan tepat waktu tanpa harus di
ingatkan oleh atasan”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 8 32 32
SS 5 17 85 68
Total 25 117 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.23, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya berinisiatif untuk datang ke pekerjaan tepat waktu

tanpa harus di ingatkan oleh atasan". Persentase tertinggi diberikan responden

pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Selanjutnya,


persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 32%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 117, pernyataan pertama ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, berinisiatif untuk datang ke

pekerjaan tepat waktu tanpa harus di ingatkan oleh atasan sudah terwujud

dengan sangat baik

Tabel 4. 24 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


mampu disiplin dalam bekerja tepat waktu”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 8 32 32
SS 5 17 85 68
Total 25 117 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.24, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu disiplin dalam bekerja tepat waktu".

Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS),


yaitu sebesar 68%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua diberikan

responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 32%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 117, pernyataan kedua ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, mampu disiplin dalam bekerja

tepat waktu sudah dibentuk dengan sangat baik.

Tabel 4. 25 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan yang
ada”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 8 32 32
SS 5 17 85 68
Total 25 117 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.25, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya menggunakan pakaian kerja sesuai dengan

peraturan perusahaan yang ada". Persentase tertinggi diberikan responden


pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Selanjutnya,

persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 32%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 117, pernyataan ketiga ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, menggunakan pakaian kerja

sesuai dengan peraturan perusahaan yang ada sudah dibentuk dengan sangat

baik.

Tabel 4. 26 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


mampu untuk bertingkah laku sesama rekan kerja dengan baik dan
sopan”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 5 20 20
SS 5 20 100 80
Total 25 120 100
Sumber: Penulis (2022)
Berdasarkan Tabel 4.26, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu untuk bertingkah laku sesame rekan kerja

dengan baik dan sopan”. Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 80%. Selanjutnya, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar

20%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 120, pernyataan keempat ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, mampu untuk bertingkah laku

sesama rekan kerja dengan baik dan sopan sudah dibangun dengan sangat

baik.

Tabel 4. 27 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


mampu mengerjakan pekerjaan saya sesuai dengan job description”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 8 32 32
SS 5 17 85 68
Total 25 117 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.27, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job

description". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat

Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 32%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 117, pernyataan kelima ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, mampu mengerjakan pekerjaan

sesuai dengan job description sudah diwujudkan dengan sangat baik.

Tabel 4. 28 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


sanggup untuk berhubungan dengan unit kerja lain yang diberikan oleh
atasan saya”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 16 80 64
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.28, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya sanggup untuk berhubungan denga unit kerja lain

yang diberikan oleh atasan saya". Persentase tertinggi diberikan responden

pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 64%. Selanjutnya,

persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 116, pernyataan keenam ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, sanggup untuk berhubungan

dengan unit kerja lain yang diberikan oleh atasan sudah diciptakan dengan

sangat baik.

Tabel 4. 29 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


mampu untuk bekerja secara efektif dan efisien”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 16 80 64
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.29, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu untuk bekerja secara efektif dan efisien".

Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS),

yaitu sebesar 64%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua diberikan

responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 116, pernyataan ketujuh ini berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, mampu untuk bekerja secara

efektif dan efisien sudah dibentuk dengan sangat baik.

Tabel 4. 30 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Saya


mampu untuk menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 0 0 0 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 16 80 64
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.30, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Saya mampu untuk menyelesaikan pekerjaan saya tepat

waktu". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat

Setuju (SS), yaitu sebesar 64%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), dan Netral (N), yaitu sebesar

0%. Dengan perolehan skor 116, pernyataan kedelapan berada pada interval

109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, mampu untuk menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu sudah dibentuk sangat baik.

Tabel 4. 31 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel


Disiplin Kerja

No Pernyataan Skor Kategori


Aturan Waktu
1 Saya berinisiatif untuk datang 117 Sangat Baik
ke pekerjaan saya tepat waktu
tanpa harus diingatkan oleh
atasan.
2 Saya mampu disiplin dalam 117 Sangat Baik
bekerja tepat waktu.
Rata-Rata Indikator Aturan waktu 117 Sangat Baik
Peraturan Perusahaan
3 Saya menggunakan pakaian 117 Sangat Baik
kerja sesuai dengan peraturan
perusahaan yang ada.
4 Saya mampu untuk bertingkah 120 Sangat Baik
laku sesame rekan kerja
dengan baik dan sopan.
Rata-Rata Indikator Peraturan 118,5 Sangat Baik
Perusahaan
Aturan Perilaku
5 Saya mampu mengerjakan 117 Sangat Baik
pekerjaan saya sesuai dengan
job description.
6 Saya sanggup untuk 116 Sangat Baik
berhubungan dengan unit kerja
lain yang diberikan oleh atasan
saya.
Rata-Rata Indikator Aturan perilaku 116,5 Sangat Baik
Peraturan Lainnya
7 Saya mampu untuk bekerja 116 Sangat Baik
secara efektif dan efisien.
8 Saya mampu untuk 116 Sangat Baik
menyelesaikan pekerjaan saya
tepat waktu.
Rata-Rata Indikator Peraturan 116 Sangat Baik
lainnya
Total SkorVariabel Disiplin Kerja 936
Rata-Rata Total Skor Variabel 117 Sangat Baik
Disiplin Kerja
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.31, rata-rata indikator tertinggi sebesar 118,5

didapatkan oleh indikator Peraturan Perusahaan sehingga berada pada

interval 109-129 dan termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun skor

tertinggi sebesar 120 diberikan responden pada pernyataan keempat, yaitu

"Saya mampu untuk bertingkah laku sesame rekan kerja dengan baik dan

sopan" dan berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori

Sangat Baik. Sedangkan, rata-rata indikator terendah sebesar 116,5


didapatkan oleh indikator Aturan perilaku dan skor terendah sebesar 116

diberikan responden pada pernyataan keenam, yaitu "Saya sanggup untuk

berhubungan dengan unit kerja lain yang diberikan oleh atasan saya",

pernyataan ketujuh yaitu “Saya mampu untuk bekerja secara efektif dan

efisien” dan pernyataan kedelapan yaitu “Saya mampu untuk menyelesaikan

pekerjaan saya tepat waktu”. Rata-rata indikator dan skor tersebut berada

pada interval 109-129, sehingga termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Secara keseluruhan, rata-rata total skor variabel disiplin kerja sebesar 117

Perolehan tersebut berada pada interval 109-129, sehingga tanggapan

terhadap variabel disiplin kerja termasuk dalam katergori Sangat Baik.

Artinya, disiplin kerja pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor, sudah

diwujudkan dan dilakukan dengan sangat baik sesuai indikator yang

terdapat pada tabel 4.31.

4.2.1.5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Kerja

Pada variabel kepuasan kerja terdapat lima indikator, yaitu

kepemimpinan, kompetensi atas pekerjaan, kebijakan manajemen,

kompensasi, dan penghargaan. Kemudian lima indikator tersebut dituangkan

ke dalam 9 pernyataan. Tanggapan responden dijabarkan melalui tabel

berikut.
Tabel 4. 32 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan
“Memotivasi kerja karyawan melalui bonus”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 1 2 4
N 3 2 6 8 Sangat Baik
S 4 9 36 36
SS 5 13 65 52
Total 25 109 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.32, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Memotivasi kerja karyawan melalui bonus". Persentase

tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu

sebesar 52%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua diberikan responden

pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 8%. Menyusul persentase tertinggi

keempat diberikan responden pada tanggapan Tidak Setuju (TS), yaitu

sebesar 4% dan persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (STS) sebesar 0%. Dengan perolehan skor 109,

pernyataan pertama ini berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam

kategori Sangat Baik. Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer

Bogor, memotivasi kerja karyawan melalui bonus sudah dibentuk dengan

sangat baik
Tabel 4. 33 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Sikap
keterbukaan antara atasan dengan bawahan memberi kepuasan kerja”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 0 0 0
N 3 3 9 12 Baik
S 4 3 12 12
SS 5 19 95 76
Total 25 116 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.33, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Sikap keterbukaan antara atasan dengan bawahan

memberi kepuasan kerja". Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 76%. Selanjutnya, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S) dan Netral

(N), yaitu sebesar 12%.

Kemudian persentase terendah diberikan responden pada tanggapan

Sangat Tidak Setuju (TS) dan Tidak Setuju (TS) yaitu sebesar 0%. Dengan

perolehan skor 116, pernyataan kedua ini berada pada interval 109-129, maka

termasuk dalam kategori Baik. Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi

Transfer Bogor, sikap keterbukaan antara atasan dengan bawahan memberi

kepuasan kerja yang dikelola dengan baik

Tabel 4. 34 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Tugas


yang diberikan sesuai dengan kesenangan atas kemampuan saya”
Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 1 1 4
TS 2 3 6 12
N 3 2 6 8 Baik
S 4 10 40 40
SS 5 9 45 36
Total 25 98 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.34, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Tugas yang diberikan sesuai dengan kesenangan atas

kemampuan saya". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan

Setuju (S), yaitu sebesar 40%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 36%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Tidak Setuju (TS), yaitu sebesar 12% dan persentase tertinggi

keempat diberikan responden pada tanggapan Netral (N) sebesar 8% dan

persentase terendah diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju

(STS), yaitu sebesar 0%. Dengan perolehan skor 98, pernyataan ketiga ini

berada pada interval 88-108, maka termasuk dalam kategori Baik. Artinya,

aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, dalam tugas yang

diberikan sesuai dengan kesenangan atas kemampuan.

Tabel 4. 35 Tanggapan Responden terhadap Pernyaan “ Kebijakan


perusahaan dalam menempatkan saya sesuai dengan keterampilan saya”
Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 2 4 8
N 3 4 12 16 Baik
S 4 4 16 16
SS 5 15 75 60
Total 25 107 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.35, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Kebijakan perusahaan dalam menempatkan saya sesuai

dengan keterampilan saya". Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 60%. Selanjutnya, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S) dan Netral

(N), yaitu sebesar 16%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Tidak Setuju (TS), yaitu sebesar 8%. Selanjutnya, persentase

terendah diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS)

sebesar 0%. Dengan perolehan skor 107, pernyataan keempat ini berada pada

interval 88-108, maka termasuk dalam kategori Baik. Artinya, aktivitas

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, kebijakan perusahaan dalam

menempatkan karyawan sesuai dengan keterampilannya.

Tabel 4. 36 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Adanya


perjanjian yang jelas dengan pihak perusahaan saat menetapkan aturan
pemberhentian pekerja”
Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 2 4 8
N 3 2 6 8 Baik
S 4 10 40 40
SS 5 11 55 44
Total 25 105 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.36, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Adanya perjanjian yang jelas dengan pihak perusahaan

saat menetapkan aturan pemberhentian pekerja". Persentase tertinggi

diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 44%.

Selanjutnya, persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan

Setuju (S), yaitu sebesar 40%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Tidak Setuju (TS) dan Netral (N), yaitu sebesar 8%. Sementara itu,

persentase terendah diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju

(STS), yaitu sebesar 0%. Dengan perolehan skor 105, pernyataan kelima ini

berada pada interval 88-108, maka termasuk dalam kategori Baik. Artinya,

aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, adanya perjanjian yang

jelas dengan pihak perusahaan saat menetapkan aturan pemberhentian pekerja

sudah dibentuk dengan baik.

Tabel 4. 37 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “


Perbedaan gaji antar bagian dalam perusahaan sudah sesuai dengan
kontribusinya”
Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 4 8 16
N 3 0 0 0 Baik
S 4 7 28 28
SS 5 14 70 56
Total 25 106 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.37, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Perbedaan gaji antar bagian dalam perusahaan sudah

sesuai dengan kontribusinya". Persentase tertinggi diberikan responden pada

tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 56%. Selanjutnya, persentase

tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar

28%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Tidak Setuju (TS), yaitu sebesar 16%. Selanjutnya, persentase

terendah diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS), dan

Netral (N), yaitu sebesar 0%. Dengan perolehan skor 106, pernyataan

keenam ini berada pada interval 88-108, maka termasuk dalam kategori Baik.

Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, perbedaan gaji

antar bagian dalam perusahaan sudah sesuai dengan kontribusinya diciptakan

dengan baik.
Tabel 4. 38 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “ Gaji
pokok yang anda terima sesuai dengan beban pekerjaan anda”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 1 1 4
TS 2 3 6 12
N 3 0 0 0 Baik
S 4 16 64 64
SS 5 5 25 20
Total 25 96 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.38, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Gaji pokok yang anda terima sesuai dengan beban

pekerjaan anda". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan

Setuju (S), yaitu sebesar 64%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 20%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Tidak Setuju (TS), yaitu sebesar 12% dan persentase tertinggi

keempat diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS)

sebesar 4%. Selanjutnya, persentase terendah diberikan responden pada

tanggapan Netral (N), yaitu sebesar 0%. Dengan perolehan skor 96,

pernyataan ketujuh ini berada pada interval 88-108, maka termasuk dalam

kategori Baik. Artinya, aktivitas karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor,

perihal gaji pokok yang diterima sesuai dengan beban pekerjaannya.


Tabel 4. 39 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan “ Bagi saya
penghargaan atas prestasi kerja adalah penting”

Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 1 0 0 0
TS 2 2 4 8
N 3 2 6 8 Sangat Baik
S 4 4 16 16
SS 5 17 85 68
Total 25 111 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.39, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Bagi saya penghargaan atas prestasi kerja adalah

penting". Persentase tertinggi diberikan responden pada tanggapan Sangat

Setuju (SS), yaitu sebesar 68%. Selanjutnya, persentase tertinggi kedua

diberikan responden pada tanggapan Setuju (S), yaitu sebesar 16%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Tidak Setuju (TS) dan Netral (N), yaitu sebesar 8%. Selanjutnya

persentase terendah diberikan responden pada tanggapan Sangat Tidak Setuju

(STS) sebesar 0%. Dengan perolehan skor 111, pernyataan kedelapan ini

berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Artinya, penghargaan atas prestasi kerja adalah penting bagi karyawan PT

Swen Inovasi Transfer Bogor.

Tabel 4. 40 Tanggapan Responden terhadap Pernyataan “


Perusahaan saya memberikan reward guna meningkatkan kinerja
karyawan”
Tanggapan Bobot Frekuens Total Skor Persentase Kategori

STS 2 2 8
TS 1 2 4
N 2 6 8 Sangat Baik
S 4 16 16
SS 16 80 64
Total 25 106 100
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.40, sebanyak 25 responden memberikan tanggapan

terhadap pernyataan "Perusahaan saya memberikan reward guna

meningkatkan kinerja karyawan". Persentase tertinggi diberikan responden

pada tanggapan Sangat Setuju (SS), yaitu sebesar 64%. Selanjutnya,

persentase tertinggi kedua diberikan responden pada tanggapan Setuju (S),

yaitu sebesar 16%.

Kemudian persentase tertinggi ketiga diberikan responden pada

tanggapan Sangat Tidak Setuju (STS) dan Netral (N), yaitu sebesar 8% dan

persentase terendah diberikan responden pada tanggapan Tidak Setuju (TS)

sebesar 4%. Dengan perolehan skor 106, pernyataan kesembilan ini berada

pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik. Artinya,

perusahaan memberikan reward guna meningkatkan kinerja karyawan PT

Swen Inovasi Transfer Bogor dengan sangat baik


Tabel 4. 41 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Variabel
Kepuasan Kerja

No Pernyataan Skor Keterangan


Kepemimpinan
1 Memotivasi kerja karyawan 109 Sangat Baik
melalui bonus.
2 Sikap keterbukaan antara 116 Sangat Baik
atasan dengan bawahan
memberi kepuasan kerja.
Rata-Rata Indikator Kepemimpinan 112,5 Sangat Baik
Kompetensi atas pekerjaan
3 Tugas yang diberikan sesuai 98 Baik
dengan kesenangan atas
kemampuan saya.
Rata-Rata Indikator Kompetensi atas 98 Baik
pekerjaan
Kebijakan manajemen
4 Kebijakan perusahaan dalam 107 Baik
menempatkan saya sesuai
dengan keterampilan saya.
5 Adanya perjanjian yang jelas 105 Baik
dengan pihak perusahaan saat
menetapkan aturan
pemberhentian pekerja.
Rata-Rata Indikator kebijakan 106 Baik
manajemen
Kompensasi
6 Perbedaan gaji antar bagian 106 Baik
dalam perusahaan sudah sesuai
dengan konribusinya.
7 Gaji pokok yang anda terima 96 Baik
sesuai dengan beban pekerjaan
anda.
Rata-Rata Indikator Kompensasi 101 Baik
Penghargaan
8 Bagi saya penghargaan atas 111
prestasi kerja adalah penting.
9 Perusahaan saya memberikan 106 Baik
reward guna meningkatkan
kinerja karyawan.
Rata-Rata Indikator Penghargaan 108,5 Sangat Baik
Total Skor Variabel Kepuasan Kerja 954
Rata-Rata Total Skor Variabel 106 Baik
Kepuasan Kerja
Sumber: Penulis (2022)
Berdasarkan Tabel 4.41, rata-rata indikator tertinggi sebesar 112,5

didapatkan oleh indikator Kepemimpinan maka berada pada interval 109-

129 dan termasuk dalam kategori Sangat Baik. Adapun skor tertinggi

sebesar 116 diberikan responden pada pernyataan kedua yaitu "Sikap

keterbukaan antara atasan dengan bawahan memberi kepuasan kerja" dan

berada pada interval 109-129, maka termasuk dalam kategori Sangat Baik.

Sedangkan, rata-rata indikator terendah sebesar 98 diraih oleh indikator

Kompetensi atas pekerjaan dan skor terendah sebesar 98 diberikan

responden pada pernyataan ketiga, yaitu "Tugas yang diberikan sesuai

dengan kesenangan atas kemampuan saya". Rata-rata indikator dan skor

tersebut berada pada interval 88-108, maka termasuk dalam kategori Baik.

Secara keseluruhan, rata-rata total skor variabel kepuasan kerja sebesar

106. Perolehan tersebut berada pada interval 88-108, sehingga tanggapan

terhadap variabel kepuasan kerja termasuk dalam katergori Baik. Artinya,

kepuasan kerja pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor sudah diciptakan dan

dilakukan dengan baik, sesuai indikator yang terdapat pada tabel 4.41

4.2.2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur besarnya

persentase pengaruh variabel kompetensi, variabel disiplin kerja, dan

variabel kepuasan kerja dengan model regresi pada variabel kinerja


karyawan. Nilai koefisien determinansi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Jika nilai koefesien determinasi dalam model regresi semakin kecil atau

mendekati 0 (nol), semakin kecil pengaruh variabel kompetensi, variabel

disiplin kerja, dan variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja

karyawan.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .927 a
.859 .839 1.55399 2.439
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Kompetensi, Disiplin Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Tabel 4.42 Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.42, diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,839.

Artinya, besar variabel yang memberikan pengaruh bersama-sama antara

variabel kompetensi, variabel disiplin kerja, dan variabel kepuasan kerja

terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 83,9%. Adapun sisanya sebesar

16,1% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis

4.2.3.1. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji t atau t-Test atau uji hipotesis ialah uji signifikansi parameter

individual. Nilai statistik t menunjukan pengaruh variabel independent


secara individual (masing-masing) terhadap variabel dependen. Adapun

tahap dalam Uji t sebagai berikut.

1. Menentukan hipotesis.

2. Menentukan tingkat signifikasi, tingkat kesalahan α = 5% (0,05).

3. Menentukan t tabel, menggunakan rumus derajat kebebasan (degree of

freedom) seperti berikut ini.

df =n−k−1

Keterangan :

n: Jumlah Sampel

k: Jumlah Variabel Independen

Selanjutnya, tabel distribusi di cari pada tingkat keyakinan 95%, α= 5%

(0,05).

Berikut merupakan tahap menentukan nilai t tabel. Diketahui t tabel sebesar

(a = 0,05).

t tabel = α / 2 ; n-k-1

= 0,05 / 2 ; 25 – 3 – 1

= 0,025 ; 21 = 2,0796

Hasil t tabel dengan signifikansi 0,05 diperoleh sebesar 2,079.

4. Dasar Pengambilan Keputusan

a. Perspektif t hitung

 Nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dengan α lebih besar dari 0,05,

artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen.
 Nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan α lebih kecil dari 0,05,

artinya variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel

dependen.

b. Perspektif nilai probabilitas (Pengambilan Keputusan)

 Nilai signifikan lebih besar dari atau sama dengan 0,05, artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan (Ho).

 Nilai signifikan lebih kecil dari atau sama dengan 0,05, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan (Ha)

Tabel 4.43 Hasil Uji Parsial (Uji t)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.338 3.373 3.954 .001
Kompetensi 1.750 .302 1.314 5.796 .000
Disiplin Kerja -.419 .247 -.385 -1.696 .105
Kepuasan -.055 .057 -.091 -.966 .345
Kerja
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.43, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Variabel Kompetensi

Variabel kompetensi memiliki t hitung 5,796 dengan signifikan 0,000.

Oleh karena itu, t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu 2,079 dan nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05. Artinya, variabel kompetensi memiliki

pengaruh dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan, sehingga

Ha diterima.
2. Variabel Disiplin Kerja

Variabel disiplin kerja memiliki t hitung -1,696 dengan signifikan 0,105.

Oleh karena itu, t hitung lebih kecil dari t tabel, yaitu 2,079 dan nilai

signifikan lebih besar dari 0,05. Artinya, variabel disiplin kerja tidak

memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel kinerja

karyawan, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.

3. Variabel Kepuasan Kerja

Variabel kepuasan kerja memiliki t hitung -966 dengan signifikan 0,345.

Oleh karena itu, t hitung lebih kecil dari t tabel, yaitu 2,079 dan nilai

signifikan lebih besar dari 0,05. Artinya, variabel kepuasan kerja tidak

memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel kinerja

karyawan, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

4.2.3.2. Hasil Uji F atau Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Models)

Uji Goodness of Fit Models dilakukan untuk menguji kelayakan

model yang digunakan dalam penelitian. Model fit dikatakan layak jika data

fit (cocok) dengan persamaan regresi. Goodness of Fit Models dapat dilihat

dari nilai uji F Analysis of Variance (ANOVA). Pengujian Goodness of Fit

Models dilakukan dengan melihat kriteria Goodness of Fit seperti berikut..


a. Uji F dinyatakan signifikan, jika nilai signifikan lebih kecil dari tingkat

signifikasi, yaitu 0,05.

b. Uji F dinyatakan tidak signifikan, jika nilai signifikan lebih besar dari

tingkat signifikasi, yaitu 0,05.

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 309.048 3 103.016 42.659 .000b
Residual 50.712 21 2.415
Total 359.760 24
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja, Kompetensi, Disiplin Kerja
Tabel 4.44 Hasil Uji F atau Uji Kelayakan Model (Goodness of fit

Models)

Sumber: Penulis (2022)

Berdasarkan Tabel 4.44, diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000ᵇ

atau lebih kecil dari tingkat signifikan, yaitu 0,05. Artinya, uji F dinyatakan

signifikan, sehingga model fit dinyatakan layak dan data fit (cocok) dengan

persamaan regresi.

4.3. Interpretasi Hasil

Setelah melalukan berbagai uji pada analisis data pada variabel

kompetensi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja maka diperoleh interpretasi

hasil sebagai berikut.


4.3.1. Variabel Kompetensi

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan kuesioner, variabel

kompetensi mendapatkan skor pada kategori Sangat Baik. Dengan

demikian, hasil uji hipotesis menunjukan nilai t hitung 5,796 atau lebih

besar dari nilai t tabel, yaitu 2,079. Maka, didapatkan nilai signifikan 0,000

atau lebih kecil dari taraf signifikansi, yaitu 0,05. Oleh karena itu, Ho

ditolak dan Ha diterima. Pengujian variabel ini secara statistik

memperlihatkan, bahwa variabel kompetensi memiliki pengaruh dan

signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Artinya, variabel kompetensi

pada karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor sudah berhasil menunjukan

diatas standar operasional prosedur yang perusahaan miliki.

4.3.2. Variabel Disiplin Kerja

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan kuesioner, variabel disiplin

kerja mendapatkan skor pada kategori Sangat Baik. Dengan demikian, hasil

uji hipotesis menunjukan nilai t hitung -1,696 atau lebih kecil dari nilai t

tabel, yaitu 2,079. Maka didapatkan nilai signifikan 0,105 atau lebih besar

dari taraf signifikansi, yaitu 0,05. Oleh karena itu, Ho diterima dan Ha

ditolak. Pengujian variabel ini secara statistik memperlihatkan, bahwa

variabel disiplin kerja tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap

variabel kinerja karyawan. Artinya, semakin rendah disiplin kerja karyawan

PT Swen Inovasi Transfer Bogor, maka semakin rendah juga kinerja

karyawannya dalam masa pandemi Covid 19 secara berkelanjutan.


4.3.3. Variabel Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan kuesioner, variabel

kepuasan kerja mendapatkan skor pada kategori Baik. Dengan demikian,

hasil uji hipotesis menunjukan nilai t hitung -966 atau lebih kecil dari nilai t

tabel, yaitu 2,079. Maka didapatkan nilai signifikan 0,345 atau lebih besar

dari taraf signifikansi, yaitu 0,05. Oleh karena itu, Ho diterima dan Ha

ditolak. Pengujian variabel ini secara statistik memperlihatkan, bahwa

variabel kepuasan kerja tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan

terhadap variabel kinerja karyawan. Artinya, semakin rendah kepuasan kerja

karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, maka semakin rendah juga

kinerja karyawannya dalam masa pandemi Covid 19 secara berkelanjutan.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa kompetensi memiliki pengaruh

dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Pembuktian hipotesis ini

relevan dengan hasil penelitian terdahulu (Silvia dkk, 2019; M. Dedi dkk,

2019) yang menyatakan bahwa variabel kompetensi memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Namun, pembuktian

hipotesis ini tidak relevan dengan hasil penelitian terdahulu (Eigis Yani

Pramularso, 2018) yang menyatakan, bahwa variabel kompetensi tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.


Kemudian, kompetensi pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor, sudah

dilaksanakan dengan baik, supaya kinerja karyawannya mampu meningkat

secara berkelanjutan. Perusahaan memberikan kesempatan untuk para

karyawannya selalu ikut serta dalam memberikan masukan, gagasan, dan

keputusan yang efektif untuk kemajuan perusahaan.

Selanjutnya, uji hipotesis menunjukan, bahwa variabel disiplin kerja

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.

Pembuktian hipotesis ini relevan dengan hasil penelitian terdahulu (Rozi

Fadillah dkk, 2017) yang menyatakan bahwa disiplin kerja tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Namun, pembuktian

hipotesis ini tidak relevan dengan hasil penelitian terdahulu (Novi Syafrina,

2017; Ade Muslimat dkk, 2017) yang menyatakan, bahwa disiplin kerja

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara

keseluruhan disiplin kerja pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor memiliki

kategori Sangat Baik. Berdasarkan nilai rata-rata total skor, penerapan

disiplin kerja masih terus dilakukan pelaksanaanya oleh perusahaan. Karena,

disiplin kerja sangat penting bagi setiap karyawan untuk terus berkembang,

sehingga pekerjaan bisa jauh lebih efektif dan efisien.

Kemudian, hasil uji hipotesis menunjukan, bahwa variabel kepuasan

kerja tidak memiliki pengaruh seignifikan terhadap variabel kinerja

karyawan. Pembuktian hipotesis ini relevan dengan hasil penelitian

terdahulu (Mutia Arda, 2017) yang menyatakan, bahwa kepuasan kerja tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Tetapi,


pembuktian hipotesis ini tidak relevan dengan hasil penelitian terdahulu

(Garry Surya Changgriawan, 2017; Tiolina dkk, 2021; Angels dkk, 2020)

yang menyatakan, bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara keseluruhan kepuasan kerja

pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor memiliki kategori Baik. Berdasarkan

nilai rata-rata total skor, pengaplikasian kepuasan kerja pada PT Swen

Inovasi Bogor ini masih terus dilakukan evaluasi berkala oleh perusahaan.

Karena, kepuasan kerja merupakan salah satu faktor elemen penting bagi

setiap karyawannya. Semakin dikit kepuasan kerja yang dirasakan oleh para

karyawan perusahaan, maka semakin sedikit pula hasil kinerja karyawan

yang bisa diberikan kepada perusahaan.


BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

1.

2.

3.

4.

5.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah

dilakukan peneliti mengenai “Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja, dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Masa Pandemi Covid 19

pada PT Swen Inovasi Transfer Bogor” daapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Kompetensi memiliki pengaruh dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Hal ini memperlihatkan semakin tinggi kompetensi,

maka semakin tinggi juga kinerja karyawan pada PT Swen Inovasi

Transfer Bogor.

2. Disiplin kerja tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti, semakin rendah disiplin

kerja karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, maka semakin

rendah juga kinerja karyawan yang dihasilkan oleh karyawan

terhadap perusahaan.
3. Kepuasan kerja tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan

terhadap kinerja karyawan. Hal ini memperlihatkan, semakin kecil

kepuasan kerja karyawan PT Swen Inovasi Transfer Bogor, maka

semakin kecil pula kinerja karyawan yang dihasilkan oleh

karyawan terhadap perusahaan.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa faktor

keterbatasan yang dapat dijadikan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya

supaya Memperoleh hasil yang jauh lebih baik. Keterbatasan dalam

penyusunan skripsi ini ialah sebagai berikut :

1. Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini mempunyai

keterbatasan kepada 65 karyawan PT Swen Inovasi Transfer

Bogor. Secara umum tidak semua karyawan perusahaan ini yang

mampu dijadikan sebagai responden, akan lebih baik apabila semua

karyawan dapat menjadi responden agar data yang dihasilkan juga

akan lebih mempresentasikan gambaran keseluruhan karyawan PT

Swen Inovasi Transfer.

2. Peneliti menggunakan 4 variabel, yaitu kompetensi, disiplin kerja,

kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Masih banyak variabel lain

dibidang sumber daya manusia yang memungkinkan untuk diteliti.

Dengan demikian, keterbatasan ini mempunyai kesimpulan yang

berbeda jika dilakukan penelitian jauh lebih lanjut.


3. Peneliti menggunakan kuesioner, kesimpulan yang diperoleh hanya

mampu berdasarkan informasi secara tertulis yang terletak pada

nilai tanggapan dikuesioner tersebut.

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis data dan keterbatasan penelitian, penulis

memiliki rekomendasi yang dapat berguna untuk perusahaan dan penelitian

selanjutnya. Adapun rekomendasi sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap

variabel kompetensi, pernyataan “Sikap saya dalam bekerja selalu

mematuhi aturan dan norma yang berlaku ” memperoleh skor

terendah, yaitu 114. Namun, skor tersebut termasuk dalam kategori

Sangat Baik. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada para

pimpinan perusahaan dapat langsung berkomunikasi dengan

karyawannya dalam hal bekerja harus selalu mematuhi aturan dan

norma yang diberlakukan pihak perusahaan dan menyeimbangkan

antara hasil yang diperoleh sama dengan keadaan aktual yang ada.

2. Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap

variabel disiplin kerja, terdapat 4 pernyataan yang memperoleh

skor terendah, yaitu 116. Namun, skor tersebut termasuk dalam

kategori Sangat Baik.


3. Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap

variabel kepuasan kerja, pernyataan “Gaji pokok yang anda terima

sesuai dengan beban pekerjaan anda” memperoleh skor terendah,

yaitu 96. Namun, skor tersebut termasuk dalam kategori Baik. Oleh

karena itu, peneliti menyarankan kepada para pimpinan PT Swen

Inovasi Transfer Bogor agar lebih memperhatikan gaji dengan

beban kerja yang karyawan lakukan. Hal ini supaya pekerjaan

karyawan dapat dilandaskan pada porsinya yang berlaku.

4. Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden terhadap

variabel kinerja karyawan, pernyataan “Saya mampu bekerja

dengan rapih dalam tekanan” memperoleh skor terendah, yaitu, 67.

Namun, skor tersebut termasuk dalam kategori Cukup Baik. Oleh

karena itu, peneliti menyarankan kepada para pimpinan PT Swen

Inovasi Transfer Bogor untuk selalu memberikan pelatihan

terhadap karyawannya khusus dalam menanggapi tekanan

dipekerjaan. Hal ini supaya setiap karyawan mempunyai sifat yang

jauh lebih baik menyikapi bekerja dibawah tekanan.

Anda mungkin juga menyukai