Anda di halaman 1dari 6

Machine Translated by Google

Surat Ilmu Manajemen 10 (2020) 3735–3740

Daftar isi tersedia di GrowingScience

Surat Ilmu Manajemen


beranda: www.GrowingScience.com/msl

Peran kepuasan kerja sebagai mediasi kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

A. Ratna Pudyaningsiha*, Joes Dwihartoa dan Muhammad Tahajjudi Ghifarya

Universitas Merdeka Pasuruan, Indonesia


KRONIK ABSTRAK

Sejarah artikel: Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan arahan kepada karyawan dan dapat meningkatkan
Diterima: 26 Juni 2020
kinerja karyawan secara signifikan. Ketika seorang pemimpin dapat menumbuhkan rasa percaya diri pegawainya
Diterima dalam format revisi:
30 Juni 2020 dalam menjalankan tugasnya masing-masing, maka ia berkontribusi terhadap kinerja organisasi. Selain
Diterima: 26 Juli 2020 kepemimpinan, kepuasan kerja juga menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Tersedia daring: Untuk dapat mempertahankan sumber daya yang ada, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kepuasan
26 Juli 2020 karyawan, meningkatkan komitmen organisasi karyawan dan memberikan keamanan kerja bagi karyawan.
Kata kunci: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, menganalisis
Kepuasan kerja pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, mempelajari pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
Kepemimpinan pegawai dan menganalisis kepuasan kerja sebagai mediasi kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
Kinerja karyawan berdasarkan analisis jalur. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja
dan kinerja karyawan sedangkan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja. Akhirnya, hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepuasan kerja memediasi pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
© 2020 oleh penulis; pemegang lisensi Growing Science, Kanada

1. Perkenalan

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai tujuan, sehingga memerlukan adanya peningkatan kualitas pelayanan. Dalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti faktor pegawai atau sumber daya manusia. Karyawan merupakan sumber
utama untuk mencapai produktivitas dan kreativitas karyawan sangat diperlukan dalam mencapai kesuksesan perusahaan (Hettiararchchi &
Jayarathna, 2014; Dappa et al., 2019; Supriyanto et al., 2020). Bagi karyawan yang sudah ada di suatu perusahaan, kepemimpinan memegang
peranan penting untuk peningkatan kinerja. Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan arahan kepada pegawai, transparansi
dan meningkatkan kinerja pegawai. Kepemimpinan yang dapat meningkatkan kinerja adalah pemimpin yang dapat menumbuhkan rasa percaya
diri pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-masing.

Selain kepemimpinan, kepuasan kerja juga mempunyai pengaruh penting terhadap kinerja pegawai. Untuk dapat mempertahankan sumber daya
yang ada, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kepuasan karyawan, meningkatkan komitmen organisasi karyawan dan memberikan
keamanan kerja bagi karyawan (Widiandono, 2003). Setiap perusahaan ingin mencapai tujuannya dan mencapai tujuan yang diinginkan. Peran
manajer sangat penting agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan pemimpin perlu memahaminya
faktor yang dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Kepuasan inilah yang menentukan kinerja karyawan. Agar perilaku karyawan sesuai
dengan tujuan perusahaan, maka harus ada kombinasi kepuasan dengan yang diinginkan perusahaan.

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seseorang merasa puas
dengan kondisi kerjanya, tentunya ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kepuasan kerja juga
dapat dirumuskan sebagai tanggapan umum pegawai berupa perilaku yang ditampilkan pegawai sebagai hasil persepsinya terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan pekerjaan. Seorang pegawai yang masuk dan bergabung dalam organisasi mempunyai seperangkat keinginan dan masa lalu

* Penulis yang sesuai.


Alamat email: yuninang1812@gmail.com (AR Pudyaningsih)

© 2020 oleh penulis; pemegang lisensi Growing Science,


Kanada doi: 10.5267/j.msl.2020.7.039
Machine Translated by Google

3736

pengalaman-pengalaman yang menyatukan dan membentuk suatu harapan yang dapat terpenuhi di dunia kerja. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi
kinerja adalah kepuasan pegawai (Sinungan, 2008:48) yang berdampak pada peningkatan kinerja pegawai.

Pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Pasuruan, kepuasan pegawai sangat diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan
demikian jelas bahwa peran pimpinan sangatlah penting, agar pegawai yang puas dalam bekerja di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Pasuruan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar atau tujuan organisasi yang telah ditentukan. Kinerja yang baik sangat
diharapkan pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan, mengingat kiprah yang dilakukannya sangat erat kaitannya
dengan kemajuan pemerintah Kota Pasuruan khususnya di bidang Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini adalah : menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, menganalisis
pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dan menganalisis kepuasan kerja
memediasi kepemimpinan. pada kinerja karyawan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Kepemimpinan

Amirullah (2004: 245) mengartikan kepemimpinan sebagai pribadi (pemimpin) yang mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dalam melaksanakan
tugas-tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin dan/atau kelompok. Definisi tersebut menekankan pada masalah
hubungan antara orang yang mempengaruhi (pemimpin) dan orang yang terkena dampak (bawahan). Menurut Mulyasa (2005:107) kepemimpinan diartikan
sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan menurut Hasibuan
(2008:167) diartikan sebagai “cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahannya, untuk bekerja sama dan produktif untuk mencapai tujuan
organisasi”.

2.2. Kepuasan kerja

Ada definisi berbeda untuk kepuasan kerja. Menurut Ibrahim (2007:154), kepuasan kerja berhubungan dengan sikap karyawan. Seseorang akan merasa
puas terhadap pekerjaannya apabila tingkat kebutuhannya terpenuhi, adapun kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, penghargaan, dan kebutuhan prestise atau pemenuhan diri. Perilaku wiraswasta sangat penting bagi semua tindakan yang dilakukan
seseorang atau cara bertindak yang menunjukkan perilaku seseorang dan tindakan tersebut dapat diukur atau diamati. Anggota suatu organisasi dapat
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu orang yang berperilaku positif atau negatif (Siagian, 2009: 138; Boudabbous, 2020).

Menurut Hasibuan (2008:202), kepuasan kerja sebagai sikap emosional yang menyenangkan terhadap kondisi kerja. Sikap ini
tercermin dari semangat kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Sedangkan menurut Mangkunegara (2009:117) kepuasan kerja dapat digambarkan sebagai
perasaan mendukung atau tidak mendukung diri pekerja yang dikaitkan dengan kondisi kerja.
Lebih lanjut menurut Luthan (2006:243), kepuasan kerja merupakan hasil persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan tersebut memberikan apa
yang dianggap penting. Secara umum dalam bidang perilaku organisasi, kepuasan kerja merupakan sikap yang paling penting dan sering dipelajari.
Sedangkan menurut Martoyo (2006:142), kepuasan kerja yang dimaksud adalah keadaan emosi karyawan antara nilai balas jasa karyawan pada
perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai layanan yang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Imbalan kerja ini dapat berupa finansial maupun
non finansial. Ketika kepuasan muncul, umumnya tercermin pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang seringkali diwujudkan dalam bentuk
kepuasan kerja
sikap positif pegawai terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi atau ditugaskan padanya di tempat kerjanya.

2.3. Pertunjukan

Menurut Hasibuan (2007:94) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan berdasarkan keterampilan,
pengalaman, serta kesungguhan dan waktu pegawai. Kinerja merupakan gabungan dari 3 (tiga) faktor penting, yaitu kemampuan dan penerimaan
penjelasan pendelegasian tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pegawai. Semakin tinggi angka ketiga faktor tersebut maka semakin besar pula
kinerja pegawai yang bersangkutan. Sedangkan menurut Hariandja (2002:195) “kinerja adalah hasil kerja pegawai atau tingkah laku nyata yang
ditampilkan”. Pendapat lain diungkapkan Mangkunegara (2005:67) bahwa kinerja adalah “kualitas kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

2.4. Hipotesa

H1 : Kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.


H2 : Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
H3 : Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
H4 : Kepuasan kerja memediasi kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.
Machine Translated by Google

AR Pudyaningsih dkk. / Surat Ilmu Manajemen 10 (2020) 3737

3. Metodologi

3.1. Desain penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini maka desain penelitiannya adalah desain penelitian kausal. Menurut Sanusi (2014:14), desain kausalitas adalah
desain penelitian yang disusun untuk menguji kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam desain ini, umumnya hubungan
sebab akibat dapat diprediksi oleh peneliti, sehingga peneliti dapat menyatakan klasifikasinya
variabel eksogen, variabel intervening, dan variabel endogen.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh pegawai Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Pasuruan yang berjumlah 48 orang. Landasan
atau dasar pengambilan sampel adalah pendapat Arikunto (2009:134) yang menyatakan jika subjeknya kurang dari 100 maka ada baiknya
mempertimbangkan seluruh populasi untuk penelitian. Namun jika jumlah subjeknya banyak, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 48 karyawan, sehingga pengambilan sampel penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode sensus yang artinya mengambil seluruh karyawan sebagai responden.

3.3. Definisi Operasional Variabel

A. Kepemimpinan

Cara seseorang mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah: adil, memberi saran, mendukung
pencapaian tujuan, sebagai katalis, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi dan rasa hormat.

B. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap yang dimiliki pekerja terhadap pekerjaan karyawannya. Indikator yang digunakan adalah sebagai berikut: pekerjaan,
gaji, pengawasan atau pengawasan kerja, kesempatan promosi, dan rekan kerja.

C. Kinerja karyawan

Kinerja merupakan hasil suatu pekerjaan sebagai kontribusi terhadap suatu perusahaan berdasarkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu, yang diukur
dengan kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan dan ketepatan waktu.

3.4. Metode analisis data

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur. Analisis jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang
terjadi pada regresi berganda jika variabel independen mempengaruhi variabel dependen tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung
(Sarwono, 2006). Analisis jalur merupakan pengembangan langsung dari regresi berganda dengan tujuan memberikan perkiraan besaran dan
signifikansi hubungan sebab akibat hipotetis dalam suatu kumpulan variabel (Sarwono, 2006). Untuk analisis data dalam penelitian ini kami menggunakan
SPSS (Statistical Program for Social Science) 19 For Windows.

4. Analisis dan interpretasi

4.1. Analisis

Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

Prediksi koefisien jalur menunjukkan pengaruh kompetensi dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja yang dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi. Koefisien jalur diperoleh dari koefisien regresi terstandar (beta). Uraian lebih rinci mengenai hasil analisis regresi yang diperoleh disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1
Hasil Uji Koefisien Jalur Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Model Koefisien tidak terstandarisasi Koefisien Standar
B Std. tanda

Konstan 0,974 t tangan.

Kepemimpinan 0,760 Kesalahan 0,428 0,096 0,758 2.277 7.892 0,027 0,000

Berdasarkan hasil Tabel 1 kepemimpinan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja (B = 0,758, Sig. = 0,000) ketika tingkat
signifikansinya ada satu.

Koefisien Jalur Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

Prediksi koefisien jalur yang menunjukkan pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Koefisien jalur diperoleh dari koefisien regresi terstandar (beta). Untuk lebih jelasnya gambaran hasil analisis regresi yang diperoleh
disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut.
Machine Translated by Google

3738

Meja 2
Hasil Uji Koefisien Jalur Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Model Koefisien tidak terstandarisasi Koefisien Standar
B Std. T tanda
Konstan 0,970 2.205 tangan.

Kepemimpinan 0,433 0,490 3.689 0,010

Kepuasan kerja 0,333 Kesalahan 0,358 0,117 0,117 0,377 2.841 0,001 0,007

Variabel Dependen: Kinerja

Berdasarkan hasil Tabel 2, kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (B=0,490), bila tingkat signifikansinya satu persen. Kepuasan
kerja juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja (B=0,377) dengan tingkat signifikansi satu persen. Berdasarkan ketiga jalur tersebut, hasil analisis
jalur secara keseluruhan dapat disajikan pada Gambar 1.

Kepuasan kerja
ÿ3 = 0,377
1= 0,758 (Z)
ÿ p = 0,000 hal = 0,001

ÿ2 = 0,490 Pertunjukan
Kepemimpinan
hal = 0,000
(X) (kamu)

Gambar 1. Hasil Analisis Jalur

C. Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Kepemimpinan Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja

Berdasarkan hasil analisis sub struktur 1 dan sub struktur 2 dapat disusun pengaruh tidak langsung, hasil analisisnya adalah
disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Pengaruh Total
Variabel Pengaruh Efek Tidak Langsung Pengaruh Total
- 0,758
Kepemimpinan ÿ Kepuasan kerja
Kepuasan kerja ÿ Kinerja Kepemimpinanÿ - 0,377

Kepuasan kerja ÿ Kinerja Sumber : Data primer diolah. Langsung 0,758 0,377 0,490 0,758 × 0,377 = 0,286 0,776

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa pengaruh tidak langsung dan langsung kepemimpinan total terhadap kinerja (0,776) lebih besar dibandingkan
pengaruh langsung (0,490). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja berperan sebagai variabel intervening terhadap pengaruh kepemimpinan
kinerja karena nilai totalnya lebih besar dibandingkan pengaruh langsungnya.

4.2. Penafsiran

Kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang artinya semakin baik perilaku Pimpinan Badan dalam mengarahkan dan mendukung
pegawai maka akan semakin baik pula hasil kerja yang dicapai untuk mencapai tujuan organisasi, bahkan mencapai peningkatan kepuasan kerja.
Indikator kepemimpinan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja memberikan saran-saran yang direfleksikan dari Pemimpin untuk memberikan
nasihat semangat kepada karyawan. Kepemimpinan yang efektif mempunyai gaya yang bervariasi dengan kesiapan pengikutnya. Kesiapan tersebut
mengacu pada kemampuan pegawai atau tim kerja serta kemampuan dalam mencapai tugas tertentu. Kemampuan mengacu pada motivasi diri dan
komitmen pengikut untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi banyak orang melalui proses
komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi dan tindakannya diharapkan dapat menghasilkan perubahan positif untuk mengkoordinasikan
organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Baltaci et al. (2012) dan Riana dkk (2015) yang membuktikan kepemimpinan berpengaruh terhadap
kepuasan kerja.

Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan merupakan kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik
dalam melakukan sesuatu maupun tidak melakukan sesuatu. Indikator kepemimpinan yang mampu meningkatkan kinerja adalah pemberian saran
yang tercermin dari Pemimpin yang memberikan semangat kepada pegawainya. Pemimpin harus mampu memadukan kebutuhan bawahannya
dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, melalui tugas kepemimpinan yang mendorong bawahan mempunyai
kompetensi dan peluang untuk berkembang dalam mengantisipasi setiap tantangan dan peluang dalam kehidupan sehari-hari. bekerja sehingga
kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan pegawai dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Kepemimpinan merupakan suatu
perilaku individu yang dalam setiap aktivitasnya akan memberikan pengaruh seperti pengaruh, motivasi, dan pola pengambilan keputusan oleh
pengikut atau bawahannya. Bawahan akan dengan sukarela melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pemimpin yang
berwibawa akan menciptakan rasa hormat pada bawahannya dan juga rekannya untuk melakukan sesuatu yang menguntungkannya
Machine Translated by Google

AR Pudyaningsih dkk. / Surat Ilmu Manajemen 10 (2020) 3739

pemimpin. Demikian pula kewibawaan yang diikuti dengan keteladanan yang baik oleh pemimpin akan menciptakan suasana harmonis. Upaya dan
keberhasilan misalnya dalam mengukur, mengarahkan dalam memanfaatkan pegawai juga dipengaruhi oleh peran kepemimpinan. Seorang pemimpin
harus mempunyai kemampuan mempengaruhi bawahannya dalam pelaksanaan pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Hasil penelitian ini serupa dengan Suprapta dkk. (2015) dan Chandra dan Priyono (2016) yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.

Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan merupakan kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam
melakukan sesuatu maupun tidak melakukan sesuatu. Indikator kepemimpinan yang mampu meningkatkan kinerja memberikan saran-saran yang
tercermin dari Pemimpin yang memberikan semangat kepada pegawainya. Pemimpin harus mampu memadukan kebutuhan bawahannya dengan
kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, melalui tugas kepemimpinan yang mendorong bawahan mempunyai kompetensi
dan peluang untuk berkembang dalam mengantisipasi setiap tantangan dan peluang dalam kehidupan sehari-hari. bekerja sehingga kemampuan
pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai. Kepemimpinan merupakan suatu perilaku
individu yang dalam setiap aktivitasnya akan memberikan pengaruh seperti pengaruh, motivasi, dan pola pengambilan keputusan oleh pengikut atau
bawahannya. Bawahan akan dengan sukarela melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pemimpin yang berwibawa akan
menimbulkan rasa salut pada bawahannya maupun rekannya untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan pemimpinnya. Demikian pula
kewibawaan yang diikuti dengan keteladanan yang baik oleh pemimpin akan menciptakan suasana harmonis. Upaya dan keberhasilan misalnya
dalam mengukur, mengarahkan dalam memanfaatkan pegawai juga banyak dipengaruhi oleh peran kepemimpinan. Seorang pemimpin harus
mempunyai kemampuan mempengaruhi bawahannya dalam pelaksanaan pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Hasil penelitian ini serupa dengan Riana dkk. (2015) dan Chandra dan Priyono (2016) yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.

Kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai yang artinya kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja pegawai
jika pegawai merasa puas bekerja di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Pasuruan. Penilaian pegawai terhadap pekerjaan dengan
kondisinya erat kaitannya dengan kepuasan kerja pegawai. Hal ini disebabkan oleh penilaian yang positif dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan, sedangkan penilaian yang negatif dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja karyawan. Kemampuan pemimpin dalam menciptakan iklim
organisasi yang kondusif juga dapat menimbulkan kepuasan kerja pegawai.
Oleh karena itu, pimpinan harus mampu sesuai dengan situasi dan kebutuhan pegawai. Pemimpin menyadari keberadaan pegawai dapat dipandang
memberikan kesempatan kepada pegawai untuk naik jabatan dan golongan. Pengakuan ini juga terlihat ketika pemimpin menegur dan tersenyum
kepada pegawainya sehingga pegawai merasa dihargai. Hubungan antara pimpinan dan pegawai akan harmonis apabila pemimpin mampu
menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapi. Adanya kepemimpinan yang tepat diharapkan dapat memberikan kepuasan
kerja kepada karyawan. Kepuasan kerja merupakan perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan yang berkaitan dengan pekerjaan pegawai
dan kondisinya.

5. Kesimpulan dan rekomendasi

5.1. Kesimpulan

Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja yang menunjukkan bahwa semakin baik kepemimpinan yang diterapkan pada Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan Pasuruan maka akan semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Pasuruan. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja, artinya semakin baik kepemimpinan yang diterapkan pada Dinas Koperasi,
Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan maka dapat meningkatkan kinerja pegawai. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja
yang artinya semakin tinggi kepuasan kerja pegawai maka akan semakin tinggi pula tingkat kinerja pegawai Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Pasuruan. Kepuasan kerja memediasi pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja. Semakin tinggi kepemimpinan maka kinerja akan
meningkat jika pegawai merasa puas bekerja di Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Pasuruan.

5.2. Rekomendasi

Sebaiknya pimpinan memberikan penghargaan kepada pegawai yang mempunyai kinerja baik agar pegawai merasa puas dan berdampak pada
peningkatan kinerja. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya dikembangkan kepuasan kerja sebagai pendongkrak kinerja.

Referensi

Amirullah. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.
Baltaci, F., Kara, E., Tascan, E., & Avsalli, H. (2012). Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja (kepemimpinan visioner, kepemimpinan
transformasional, kepemimpinan transaksional). Simposium Jurnal Internasional tentang Pembangunan Berkelanjutan, 1(31), 220-226).

Boudabbous, S. (2020). Hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja di tempat kerja: kasus kantor akuntan Tunisia.
Akuntansi, 6(3), 231-240.
Chandra, T., & Priyono. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai - Studi Pada
Sekolah SMPN 10 Surabaya. Studi Pendidikan Internasional, 9(1), 131-140.
Machine Translated by Google

3740

Dappa, K., Bhatti, F., & Aljarah, A. (2019). Sebuah studi tentang pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja: Peran
gender, persepsi politik organisasi, dan persepsi komitmen organisasi. Surat Ilmu Manajemen, 9(6), 823-834.

Hariandja, MTE (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Pen-
ingkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hasibuan, MSP (2008). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
______. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Hettiararchchi, HAH, & Jayarathna, SMDY (2014). Pengaruh sikap terkait pekerjaan karyawan terhadap kinerja kerja karyawan: Sebuah
studi tentang sektor pendidikan tinggi dan kejuruan di Sri Lanka. Jurnal Bisnis dan Manajemen IOSR (IOSR-JBM), 16(4), 74-83.

Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Luthan, F. (2006). Perilaku Organisasi. edisi ke-7 , McGraw-Hill Inc.
Mangkunegara, AA AP (2009). Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosda Karya (2005). Evaluasi
______. Kinerja Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Bandung : PT. Refika Aditama.
Martoyo, S. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
______. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Sanusi, A. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siagian, SP (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sinungan, M. (2008). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Supriyanto, A., Ekowati, V., & Maghfuroh, U. (2020). Apakah perilaku kewargaan organisasi dan kepuasan kerja memediasi hubungan
antara kepemimpinan spiritual dan kinerja karyawan?. Surat Ilmu Manajemen, 10(5), 1107-1114.
Riana, IG, Sintaasih, DK, & Suprapta, M. (2015). Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karya-wan (studi pada
Wake Bali Art Market Kuta-Bali). E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 4(6), 430-442.
Widiandono, H. (2003). Dampak Locus Of Control terhadap Pengaruh insentif non finansial pada kepuasan kerja karyawan
UKM. Tesis. Program Magister Sains. Fe. UGM.

© 2020 oleh penulis; pemegang lisensi Growing Science, Kanada. Ini adalah artikel akses terbuka
yang didistribusikan berdasarkan syarat dan ketentuan lisensi Creative Commons Attribution (CC-
BY) (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).

Anda mungkin juga menyukai