Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA STANDAR KINERJA DAN KINERJA

Oleh

MUH. ABID ANSHARI PUTRA YUSUF

NIM : 2166MM01043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, PROFRAM MAGISTER (S-2)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM

KENDARI

2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini perkembangan industri dan perekonomian dunia harus
diimbangi oleh kinerja karyawan yang baik sehingga terciptanya dan tercapainya target
yang hendak dicapai. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting bagi
perusahaan. Pembinaan terhadap sumber daya manusia adalah suatu kewajiban bagi
perusahaan agar sumber daya manusia dapat terus meningkatkan kinerjanya. Salah satu
faktor yang dapat mewujudkan keberhasilan sebuah perusahaan adalah kinerja sumber
daya manusia. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan
maupun kelompok sebagai penggerak utama untuk kelancaran kegiatan usaha. Agar
perusahaan dapat dikatakan maju maka bisa dilihat dari sumber daya manusia di
perusahaan yang bekerja secara maksimal dan bisa mencapai sasaran yang diinginkan.
Semakin tajam persaingan pada era globalisasi sekarang ini menuntut perusahaan
untuk selalu menyesuaikan strateginya dengan perubahan yang terjadi agar tetap bisa
bertahan hidup. Sumber daya manusia mempakan peran utama dalam setiap kegiatan
perusahaan. Walaupun banyaknya sarana dan prasarana serta sumber daya, tanpa
dukungan sumber daya manusia maka kegiatan perusahaan tidak akan berjalan dengan
baik. Dengan demikian sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus
diperhatikan dalam segala kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia
akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan
untuk memperoleh mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, tentunya karyawan dituntut untuk
memaksimalkan kinerja yang dia miliki. Kinerja karyawan sebagai kemampuan
karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja seseorang merupakan
ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya.
Kinerja karyawan diartikan sebagai pencapaian tugas, dimana karyawan dalam bekerja
harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk menunjukkan tingkat kinerja
organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.
Untuk menentukan kinerja karyawan baik atau tidak, tergantung pada hasil
perbandingannya dengan standar pekerjaan, karena kinerja merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning. Seorang karyawan dikatakan berhasil melaksanakan pekerjaannya
atau memiliki kinerja baik, apabila hasil kerja yang diperoleh lebih tinggi dari standar
kinerja. Untuk mengetahui hal itu perlu dilakukan penilaian kinerja setiap karyawan
dalam perusahaan. Pengukuran atau penilaian kinerja (performance measurement)
mempunyai pengertian suatu proses penilaian tentang suatu kemajuan pekerjaan terhadap
tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang
dan jasa termasuk informasi atas efisiensi serta efektifitas tindakan dalam mencapai
tujuan organisasi. Untuk memudahkan dalam penilaian kinerja karyawan, standar
pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas.
Suatu perusahaan membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan usahanya.
Salah satu cara manajemen untuk mengolah kinerja karyawan agar dapat bekerja lebih
baik lagi adalah dengan menetapkan standar kinerja bagi para karyawannya. Perusahaan
yang memiliki standar khusus dalam memenuhi kepuasan pelanggannya. Tentunya
kepuasan pelanggan ini dilihat dari kinerja karyawan. Setelah konsumen merasa puas
dengan produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan membandingkan pelayanan
yang diberikan. Apabila konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang
serta memberi rekomendasikan kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama.
Oleh karena itu perusahaan harus melalui memikirkan pentingnya pelayanan karyawan
secara lebih matang melalui kualitas pelayanan, karena kini semakin disadari bahwa
pelayanan (kepuasan karyawan) merupakan aspek vital dalam rangka bertahan dalam
bisnis dan memenangkan persaingan.
Kinerja adalah suatu fungsi dan interaksi antara kemampuan, motivasi, dukungan
yang diterima, keberdaan tempat kerja dan hubungan dengan organisasi. Kinerja
ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberdaan tempat
kerja dan hubungan dengan organisasi. Jika ada seorang karyawan tidak menghasilkan
kinerja pada suatu tingkat seharusnya dia mampu, maka perlu diteliti lingkungan
organisasinya karena selain didorong oleh kuatnya motivasi seseorang dan tingkat
kemampuan yang memadai, peningkatan kinerja itu sendiri sangat dipengaruhi oleh
lingkungan dimana dia bekerja atau melakukan suatu aktifitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kinerja ?
2. Apa yang dimaksud dengan standar kinerja ?
3. Hubungan antara kinerja dan standar kinerja ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kinerja
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan standar kinerja
3. Untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan standar kinerja
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan, menambah
bahan referensi dan informasi bagi pembaca yang berkaitan dengan kinerja dan standar
kinerja karyawan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas
perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang
dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-
sumber daya yang dimiliki. Untuk lebih jelas, berikut dikutip definisi kinerja para
ahli.
Moeheriono (2012: 95) menyatakan bahwa “Kinerja atau performance merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi”.
Menurut Fahmi (2012:227) “kinerja adalah suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu
periode waktu”.
Menurut Wibowo (2013:9) “kinerja adalah dasar dan kekuatan pendorong yang
berada dibelakang semua keputusan organisasi, usaha kerja, dan alokasi sumber
daya”. Menurut Surya (2012:81) “kinerja adalah tingkat pencapaian kebijakan,
program, kegiatan dengan menggunakan sejumlah sumber daya dalam mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu
hasil dari tindakan seorang pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan diawasi oleh
orang-orang tertentu yaitu seorang atasan atau pimpinan dan dukungan dari
organisasi. Kinerja karyawan adalah penilaian hasil kerja seseorang dalam suatu
organisasi sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus tinggi dicapai oleh karyawan. Terdapat
beberapa pendapat yang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Menurut Simanjutak dalam Widodo (2015:133) kinerja dipengaruhi oleh :
1. Kualitas dan kemampuan pegawai, hal-hal yang berhubungan dengan
pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi fisik
pegawai.
2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja
(keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal yang
berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan
kerja).
3. Sub prasarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah
dan hubungan industrial manajemen.

Sedangkan Sedarmayanti dalam Widodo (2015:133), mengungkapkan bahwa :


Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: (1). Sikap dan mental
(motivasi, disiplin kerja, dan etika kerja), (2). Pendidikan, (3). Keterampilan, (4).
Manajemen kepemimpinan, (5). Tingkat penghasilan, (6). Gaji dan kesehatan, (7).
Jaminan sosial, (8). Iklim kerja, (9). Sarana dan prasarana, (10). Teknologi dan (11).
Kesempatan berprestasi.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2015:67) faktor-faktor yang mempengaruhi


kinerja adalah:
a. Faktor kemampuan (ability)
Secara psikologis kemampuan (ability) dan kemampuan reality (knowledge
dan skill) artinya pegawai dengan IQ di atas rata-rata (110- 120) dengan
pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja diharapkan.
Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahliannya.
b. Faktor motivasi
Motivasi berbentuk sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi
situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.

3. Karakteristik Kinerja Karyawan


Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut
(Mangkunegara, 2002:68):
 Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
 Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
 Memiliki tujuan yang realistis.
 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
 Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan
kerja yang dilakukannya.
 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
B. Standar Kinerja
Menurut A. Dale Timpe dalam Mangkunegara (2015: 247) menyatakan bahwa
Standar kinerja dianggap memuaskan bila pernyataannya menunjukkan beberapa bidang
pokok tanggung jawab karyawan, memuat bagaimana suatu kegiatan kerja akan
dilakukan, dan mengarahkan perhatian kepada mekanisme kuantitatif bagaimana hasil-
hasil kinerja diukur.
Wirawan (2009: 66) mengemukakan bahwa standar kinerja adalah tolok ukur
minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara individual atau kelompok pada
semua indikator kinerjanya. Dalam definisi ini, standar kinerja adalah tolok ukur
minimal, artinya jika prestasi kinerja karyawan di bawah prestasi kinerja minimal
tersebut, maka kinerjanya tidak dapat diterima, buruk, atau sangat buruk. Jika prestasi
kinerja seorang pegawai berada tepat atau di atas ketentuan standar minimal kinerjanya,
maka kinerjanya dapat diterima dengan predikat sedang, baik, atau sangat baik.
Wibowo (2013: 73) menyatakan bahwa standar kinerja menjelaskan apa yang
diharapkan manajer dari pekerja sehingga harus dipahami pekerja. Klarifikasi tentang apa
yang diharapkan merupakan hal yang penting untuk memberi pedoman perilaku pekerja
dan dipergunakan sebagai dasar untuk penilaian. Standar kinerja merupakan tolok ukur
terhadap mana kinerja diukur agar efektif. Dengan demikian, standar kinerja merupakan
pernyataan tentang situasi yang terjadi ketika sebuah pekerjaan dilakukan secara efektif.
Standar kinerja dipakai apabila tidak mungkin menetapkan target berdasarkan waktu.
Pekerja juga harus tahu seperti apa wujud kinerja yang baik itu.
Menurut Kirkpatrick yang diterjemahkan dan dikutip oleh Wibowo (2013: 75),
bahwa ”terdapat delapan karakteristik yang membuat suatu standar kinerja efektif yaitu:
standar didasarkan pada perkajaan, standar dapat dicapai, standar dapat dipahami, standar
disepakati, standar itu spesifik dan sedapat mungkin terukur, standar berorientasi pada
waktu, standar harus tertulis dan standar dapat berubah”. Penjelasan dari karakteristik
standar kerja tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Standar didasarkan pada pekerjaan
Standar kinerja harus dibuat untuk pekerjaan itu sendiri tanpa memandang siapa yang
menduduki pekerjaan. Oleh karena itu, harus ada satu set standar untuk suatu jenis
pekerjaan tertentu, bukan satu set untuk setiap orang yang melakukan pekerjaan
tertentu.
2) Standar dapat dicapai
Artinya secara praktis semua pekerja dalam pekerjaan harus dapat mencapai standar
yang ditentukan. Standar harus ditetapkan lebih tinggi sebagai tantangn bagi pekerja
unutk memberikan pristasi terbaiknya. Namun, tidak boleh ditetakan terlalu tinggi
sehingga pekerja tidak pernah dapat mencapainya.
3) Standar dapat dipahami
Standar harus dapat dengan mudah dipahami oleh manajer maupun pekerja. Dengan
demikian, dapat dihindari perbedaan interpretasi di antara manajer dan pekerja.
Perbedaan interpretasi dapat menimbulkan penilaian yang dirasakan kurang adil.
4) Standar disepakati
Baik manajer maupun pekerja harus sepakat bahwa standarnya ditentukan dengan
jujur. Standar tinggi yang ditetapkan manajer, namun tidak disepakati pekerja akan
menyebabkan pekerja merasa tidak turut bertanggung jawab atas tidak tercapainya
standar kinerja tersebut.
5) Standar itu spesifik dan sedapat mungkin terukur
Standar harus dinyatakan dalam angka, persentase, satuan uang atau bentuk lain yang
dapat diukur secara kuantitatif. Setiap usaha harus dibuat untuk melakukannya, tetapi
apabila tidak bisa, standar harus dinyatakan sespesifik. mungkin bahkan apabila
pertimbangan subjektif harus dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja terhadapnya.
6) Standar berorientasi pada waktu
Standar kinerja menunjukkan berapa lama suatu pekerjaan harus dapat diselesaikan
atau kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan dengan menunjukkan tanggal yang
pasti. Monitoring atas jadwal waktu menurut tahapan diperlukan untuk mengetahui
lebih dini apabila terdapat deviasi progres antara standar dan realitas.
7) Standar harus tertulis
Baik manajer maupun pekerja harus mempunyai salinan tertulis dari standar yang
disetujui. Standar harus dituangkan sebagai dokumen tertulis karena akan
dipergunakan sebagai ukuran dalam menilai kinerja orang, tim, atau organisasi.
8) Standar dapat berubah
Karena standar harus dapat dicapai dan disepakati secara periodik harus dievaluasi dan
diubah apabila perlu. Kebutuhan mengubah mungkin dalam metode baru, peralatan
baru, bahan baru atau perubahan dalam faktor pekerjaan penting lainnya.

C. Hubungan Kinerja dan Standar Kinerja


Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu.
Menurut Robbins (2007) bahwa kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi
antara kemampuan dan motivasi. Penetapan tujuan kinerja berguna untuk menyusun
sasaran yang dituju dan tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tetapi juga
untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut. Boone dan Kurtz (2007)
menyatakan evaluasi terhadap kinerja karyawan dapat dilakukan dengan membandingkan
antara hasil aktual dengan hasil yang diinginkan.
Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh pimpinan perusahaan adalah
bagaimana meningkatkan kinerja karyawannya. Adanya kinerja karyawan yang baik
sehingga perusahaan dapat meraih tujuan yang telah ditetapkan, secara efektif dan
efisien. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja
individu karyawan. Setiap perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan kinerja
karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan tercapai.
Di setiap perusahaan ataupun organisasi tentu memiliki standar kinerja yang
berbeda-beda. Dalam evaluasi kinerja, ada standar yang disebut sebagai standar kinerja
(performance standard). Evaluasi kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa standar kinerja. Esensi evaluasi kinerja adalah membandingkan kinerja ternilai
dengan standar kinerjanya. Jika evaluasi kinerja dilaksanakan tanpa standar kinerja,
hasilnya tidak mempunyai nilai (Wirawan, 2009).
Kinerja karyawan merupakan sebuah perwujudan kerja yang dilakukan oleh
karyawan digunakan sebagai dasar atau acuan penilaian terhadap karyawan di dalam
suatu organisasi. Kinerja yang baik merupakan suatu langkah untuk menuju tercapainya
tujuan organisasi oleh karena itu, kinerja juga merupakan sarana penentu dalam mencapai
tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Kinerja pegawai bisa digunakan sebagai suatu tolak ukur suatu organisasi.
Rendahnya kinerja akan berdampak kurang baiknya pelayanan publik. Salah satu tolak
ukur keberhasilan organisasi adalah kinerja pegawai. Kondisi ini tentunya berdampak
pada hasil kerja karyawan wanita tersebut dalam penyediaan berita setiap harinya.
Kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugas, hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing atau tentang bagaimana seseorang
diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan
kepadanya serta kuantitas, kualitas dan waktu yang digunakan dalam menjalankan tugas
(Sutrisno, 2011).
Tercapainya suatu kinerja seseorang atau pekerja karena adanya upaya dan
tindakan yang dihasilkan. Upaya tersebut yaitu berupa hasil kerja (kinerja) yang dicapai
oleh pekerja. Kinerja dapat dihasilkan dari pendidikan, pengalaman kerja dan
profesionalisme. Pendidikan adalah modal dasar dan utama seorang pekerja dalam
mencari kerja dan bekerja. Pengalaman dalam bekerja berkaitan dengan masa kerja
karyawan, semakin lama seseorang bekerja pada suatu bidang pekerjaan maka semakin
berpengalaman orang tersebut, dan apabila seseorang telah mempunyai pengalaman
kinerja pada suatu bidang pekerjaan tertentu, maka ia mempunyai kecakapan atas bidang
pekerjaan yang ia lakukan.
Suatu perusahaan membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan usahanya.
Salah satu cara manajemen untuk mengolah kinerja karyawan agar dapat bekerja lebih
baik lagi adalah dengan menetapkan standar kinerja bagi para karyawannya. Menurut
Richard I Henderson yang dikutip dan diterjemahkan oleh Wirawan (2009: 66), “Standar
kinerja melukiskan hasil-hasil yang harus ada setelah penyelesaian suatu pekerjaan
dengan memuaskan”. Selain itu, menurut William B. Wether dan Keith Davis yang
dikutip dan diterjemahkan oleh Wirawan (2009: 66), “Standar kinerja merupakan
benchmark atau tolok ukur untuk mengukur kinerja karyawan”. Sedangkan dalam
Performance Appraisal Handbook US Departement of the Interior yang diterjemahkan
oleh Wirawan (2009: 66) menyatakan bahwa “Standar kinerja merupakan ekspresi
mengenai ambang kinerja, persyaratan, atau harapan yang harus dicapai untuk setiap
elemen pada level kinerja tertentu”.
Dari beberapa penjelasan di atas, disimpulkan bahwa standar kinerja karyawan
adalah tolok ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan mengenai persyaratan,
harapan, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam melaksanakan suatu pekerjaan
yang menggambarkan tingkat pemahaman, kemampuan seorang karyawan di lingkungan
sebuah organisasi/perusahaan. Standar kinerja dibuat sesuai dengan kriteria apa saja yang
akan diukur tersebut. Dalam standar kinerja terdapat beberapa macam standar yang harus
terukur di dalamnya. Standar kinerja tersebut meliputi standar di dalam wewenang dan
tanggung jawab karyawan dalam melaksanakan tugas- tugasnya diantaranya dilihat dari
bidang pokok tanggung jawab karyawan, ketepatan penggunaan waktu, pencapaian target
dalam penyelesaian pekerjaan, dan ketelitian kerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya kinerja karyawan yang baik sehingga perusahaan dapat meraih tujuan yang
telah ditetapkan, secara efektif dan efisien. Keberhasilan dalam mencapai tujuan
perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawan. Setiap perusahaan akan
selalu berusaha meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan
perusahaan tercapai.
Di setiap perusahaan ataupun organisasi tentu memiliki standar kinerja yang berbeda-
beda. Dalam evaluasi kinerja, ada standar yang disebut sebagai standar kinerja
(performance standard). Evaluasi kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa standar kinerja. Esensi evaluasi kinerja adalah membandingkan kinerja ternilai
dengan standar kinerjanya. Jika evaluasi kinerja dilaksanakan tanpa standar kinerja,
hasilnya tidak mempunyai nilai.
B. Saran
Standar kinerja harus memperhatikan berbagai faktor penilaian kinerja karena
penilaian kinerja dikatakan penting mengingat melalui penilaian kinerja dapat diketahui
seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam
menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi
secara keseluruhan. Selain itu, hasil kinerja pegawai akan memberikan informasi penting
dalam proses pengembangan pegawai.
DAFTAR PUSTAKA

https://adoc.pub/untuk-menetapkan-tingkat-kinerja-karyawan-dibutuhkan-penilai.html
https://www.e-jurnal.com/2014/10/standar-kinerja-karyawan.html
http://lindasukmahayati.blogspot.com/2019/11/makalah-kinerja-karyawan.html
Mondy, R.Wayne. 20008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1 Edisi 10. Jakarta: PT
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai