KOTA KENDARI
PROPOSAL
Diajukan Oleh:
TAHUN 2022
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................10
DAFTRA PUSTAKA......................................................................................61
iii
DAFTAR
Gambar 4.1. Analisis Data model Interaktif dari Miles dan Huberman...........55
iv
DAFTAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
berimbas pada pengelolaan sistem pendidikan, yakni dari semula yang lebih
daerah mengalami keterbatasan sumber daya, sementara itu tuntutan akan kualitas
1
2
kehidupan masyarakat dan tuntutan dunia kerja. Untuk mencapai hasil yang
tidak mungkin dapat bekerja secara sendirian, karena masih ada pihak-pihak lain
seperti dunia usaha atau dunia industri. Kerjasama antara pihak sekolah,
proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi.
Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala
sekolah, guru, laboran, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya
kriteria masukan yang seperti material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum,
prasarana, sarana sekolah, dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria
deskripsi kerja, dan struktur organisasi . Keempat, mutu masukan yang bersifat
harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita (Sudarwan
sumber daya sekolah mentransformasikan multi jenis masukan dan situasi untuk
mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi peserta didik (Sudarwan Danim, 2016:
53). Hal-
3
hal yang termasuk dalam kerangka mutu proses pendidikan dalam ini adalah
dan lain- lain dari subjek selama memberikan dan menerima jasa layanan (Ridwan
jawab bagi setiap Provinsi dan Kabupaten/ Kota di Indonesia untuk meningkatkan
produktif yang ditentukan pada penguasaan dasar-dasar keahlian yang luas, kuat
serta penguasaan alat dan bahan teknik bekerja yang tepat dengan alokasi untuk
pembelajaran mata diklat produktif adalah 30% teori dan 70% praktek di
lapangan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, karena mereka harus
dan guru memegang posisi yang sangat strategis dalam upaya menciptakan
Guru yang profesional dalam mendidik peserta didiknya adalah guru yang
Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 2 yang menegaskan bahwa pendidik harus
berupaya mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik. Oleh sebab itu,
guru dituntut untuk mampu mendidik peserta didik dengan sebaik-baiknya dan
pendidikan dan komponen penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan cita-cita luhur bangsa yang tertuang dalam Tujuan
Pendidikan Nasional. Oleh sebab itu, guru harus dibina dan dikembangkan secara
terus menerus melalui pendidikan, pelatihan, dan kegiatan lain agar kemampuan
mendukung yakni kinerja guru yang profesional. Kinerja guru merupakan kunci
semua sumber daya pendidikan yang ada. Berbagai sumber daya pendidikan
seperti, sarana dan prasarana, biaya, teknologi, dan informasi dapat berfungsi
dengan baik apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menggunakan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
menurut Rice dan Bishoprick dalam (Bafadal 2013:5), guru profesional adalah
guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-
dan kompetensi spiritual. Secara ideal guru yang diharapkan adalah guru yang
sesama guru, hubungan dengan pihak lain, sikap dan keterampilan profesionalnya.
Menurut Prayoga (2019) kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru
kerja yang secara kualitas dan kuantitas dicapai oleh seorang pegawai dalam
organisasi, gaya kepemimpinan kepala sekolah, kepuasan kerja, disiplin kerja dan
dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kesehatan, kepribadian, cita-
cita dan tujuan dalam bekerja, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, komunikasi
(2019:12) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: (1) sikap mental
(motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja), (2) pendidikan, (3) ketrampilan, (4)
manajemen kepemimpinan, (5) tingkat penghasilan, (6) gaji dan kesehatan, (7)
jaminan sosial, (8) iklim kerja, (9) sarana dan prasarana, (10) teknologi, (11)
kesempatan berprestasi.
sekolah justru tidak memahaminya. Guru sebagai pihak yang sangat berperan
dalam proses pembelajaran di sekolah dalam hal ini memegang peranan penting
akan pelaksanaan visi dan misi sekolah melalui kinerjanya. Sebagian besar guru
melaksanakan tugasnya hanya sebagai kegiatan rutin di ruang kelas dan inovasi
bagi guru relatif tertutup serta kreativitas bukan merupakan bagian dari prestasi
(Syaiful Sagala, 2017: 38). Jika ada guru mengembangkan kreativitasnya, guru
guru pada berbagai bidang studi belum menunjukkan daya kerja berbeda
dibanding kinerja para guru yang tidak mengikuti penataran serta tidak ada
kontrol terhadap hasil penataran meski penataran itu telah menghabiskan biaya
cukup besar (Syaiful Sagala, 2017: 38). Meskipun demikian, masih banyak guru
dan tenaga kependidikan melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan dan penuh
Fenomena yang terjadi saat ini pada lingkup sekolah SMA yang ada di
Kota Kendari adalah kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja
dituntut oleh kepala sekolah, adanya faktor lingkungan yang memengaruhi kinerja
efektif dan inovatif serta kurangnya kepala sekolah dalam memotivasi guru untuk
yang jarang masuk kelas untuk melaksanakan tugas mengajarnya, guru masih
banyak yang belum mampu membuat data perencanaan pembelajran dan tidak
memberikan dampak bagi pelaksanaan visi dan misi sekolah serta berdampak
pada mutu sekolah secara lebih luas. SMA Negeri yang ada di Kota Kendari
sebagai salah satu Sekolah Menengah Atas yang cukup banyak difavoritkan oleh
masyarakat dalam hal ini menjadi memiliki daya tarik tersendiri bagi peneliti
terkait kinerja guru pada sekolah tersebut. Peneliti tertarik untuk melakukan
Kendari?
2. Apa saja hambatan Peningkatan Kinerja Guru Pada SMA Negeri di Kota
Kendari?
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Sekolah
tersebut.
Guru Pada SMA Negeri di Kota Kendari. Dimana kinerja guru diukur dengan
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini adalah beberapa kajian empirik yang relevan dengan penelitian
rencana program kerja dan Key Performance Indicator (KPI). Hasil yang
proporsional sesuai jabatan fungsionalnya. Maka dari itu, salah satu upaya
pendidikan. Penilaian kinerja guru perlu dilakukan agar fungsi dan tugas
yang
11
1
ada pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan dan
kode etik yang berlaku. Kinerja guru tidak terwujud dengan begitu saja,
internal kinerja guru adalah faktor yang datang dari dalam diri guru yang
lapangan dan latar belakang keluarga. Faktor eksternal kinerja guru adalah
faktor yang datang dari luar, guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya,
(2) sarana dan prasarana, (3) lingkungan kerja fisik; (4) kepemimpinan.
(3) untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan
usaha yang telah dilakukan oleh kepala Sekolah di SMA Negeri 7 Muaro
menyusun strategi
1
penelitian ini adalah guru di SMA Negeri 7 Muaro Jambi yang berjumlah 26
orang, yang terdiri atas: 8 orang guru laki-laki dan 18 orang guru
kinerja guru yang sesuai untuk diterapkan pada SMA Swasta Kota
yang sesuai untuk diterapkan pada SMA Swasta Kota Pekanbaru. Dari hasil
kinerja guru SMA Swasta Kota Pekanbaru, alternatif strategi yang menjadi
dan menjadi prioritas dalam rangka peningkatan kinerja guru SMA Swasta
kinerja guru yaitu kepala sekolah dan guru, serta tujuan utama yang menjadi
pembelajaran.
1
sekolah sering bertukar pikiran dengan para guru, sehingga menemukan satu
kurangnya tersedia dana untuk pelatihan guru di luar jam dinas, masih ada
guru yang kurang aktif, dan hasil penataran belum mampu disosialisasikan
kepada temannya.
disiplin, menjadi teladan bagi guru dan peserta didik, mengadakan seminar
secara empiris kinerja guru adalah teori Manajemen SDM. Manajemen SDM
tercapai (Flippo, 2005 : 5). Pendapat sama oleh Handoko (2010:2) bahwa
pengertian
1
manajemen SDM dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan
dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan
pengelolaan SDM atau pegawai dalam organisasi, sehingga SDM dapat juga
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal non material dalam organisasi publib
maupun bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan non
dengan pendapat Noe et al. (2011:2) menjelaskan bahwa manajemen SDM adalah
pada
1
organisasi agar mencapai kinerja pegawai dan tujuan organisasi (Decenzo dan
Manajemen SDM adalah sebuah prosedur yang berkelanjutan dengan tujuan untuk
mengelola SDM dalam organisasi dengan pegawai yang tepat untuk ditempatkan
pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen SDM memiliki peranan yang sangat penting dan faktor kunci dalam
dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan
mengarahkan dan melatih, mengelola upah dan gaji, memberikan manfaat dan
pada kebijakan dan praktik yang perlu dilakukan pegawai atau aspek SDM dari
1
kinerja, kompensasi dan hubungan kerja yang baik. Manajemen SDM melibatkan
organisasi yang paling bernilai yaitu para pegawai yang bekerja baik secara
pegawai maupun tujuan organisasi. Dengan demikian secara umum tujuan dari
SDM diciptakan untuk dapat membantu para pimpinan atau manajer, namun
pencapain kinerja pegawai. Karena itu tujuan utama manajemen SDM adalah
untuk memastikan ketersediaan pegawai yang tepat untuk pekerjaan yang tepat
sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif. Karena itu kerangka dasar
implementasi
1
fungsi Manajemen SDM dapat dibedakan atas fungsi manajemen dan fungsi
Pengendalian (controlling).
kerja dan merekrut calon pegawai; (3) memilih calon pegawai; (4) mengarahkan
dan melatih pegawai- pegawai baru; (5) mengatur upah dan gaji; (6) memberikan
insentif dan keuntungan; (7) menilai prestasi; (8) berkomunikasi; (9) melatih dan
kompeten dalam organisasi sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
adalah proses pemanfaatan SDM yang efisien dan efektif sehingga tujuan yang
ditetapkan tercapai.
dalam Pasal 1 (1) pengertian guru adalah “pendidik profesional dengan tugas
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
diberi makna yang sama sebangun dengan pengajar. Dengan demikian, pengertian
guru ini hanya menyebutkan satu sisi sebagai pengajar, tidak termasuk pengertian
Secara umum, baik sebagai pekerjaan ataupun sebagai profesi, guru selalu
disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang sangat penting.
Guru, siswa, dan kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam sistem
quanon’ atau syarat mutlak dalam proses pendidikan sekolah. Melalui mediator
yang disebut
2
guru, siswa dapat memperoleh menu sajian bahan ajar yang diolah dari dalam
seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan
lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh
masyarakat atau swasta. Dengan demikian, dalam pandangan umum, guru tidak
hanya dikenal secara formal sebagai pendidik, pengajar, pelatih, dan pembimbing
tetapi juga sebagai social agent hired by society to help facilitate members of
society who attend schools’ (Robin Cooper, 2017: 2), atau agen sosial yang
Lebih lanjut Zakiyah Daradjat (2015: 39) menyatakan bahwa guru adalah
pendidik professional, karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari
orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Dalam hal ini, orang tua harus tetap
sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya, sedangkan guru
Surat Keputusan (SK), baik dari pemerintah atau swasta, untuk melaksanakan
tugasnya, dan karena itu memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan
dipandang hanya menjadi bagian yang kecil dari istilah pendidik. Dinyatakan
Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan,
menilai, dan memberikan bimbingan teknis. Peran guru sebagai leader berfungsi
sebagai mengawal pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tanpa harus mengikuti
cara- cara atau konsep yang berada pada pengajaran. Peran guru sebagai motivator
2
berfungsi memberikan dorongan kepada siswa untuk dapat belajar lebih giat, dan
bantuan teknis, arahan, atau petunjuk kepada peserta didik (Suparlan, 2015: 25).
Peran dan tugas utama guru di sekolah sebagai the management role
potensi, dan kelemahan siswa, termasuk gaya pembelajaran mereka. Peran dan
tugas utama guru di sekolah sebagai the instructional role bertugas: 1) memiliki
menjadi contoh model bagi siswa, apa yang dikatakan itulah yang dilakukan; 7)
2015: 25).
dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dan 4)
pendidikan,
2
dan memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukam
teknologi, dan seni, bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Dikti).
pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang studi yang akan diajarkan
dirinya untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam
khususnya bagi peserta didik dan umumnya bagi sesama manusia. Kompetensi
peserta didiknya, sesama guru, pemimpinnya, dan dengan masyarakat luas (Dirto
dengan tiga syarat kompetensi di atas, seorang guru juga dituntut mampu
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya (to serve the common good) disertsi
dengan dedikasi yang tinggi untuk mencapai kesejahteraan insan (human welfare),
yang berarti mengutamakan nilai kemanusiaan dari pada nilai material (Dirto
Indonesia, dewasa ini telah dirumuskan syarat kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Pada pasal 10 menyebutkan bahwa kompetensi guru meliputi
a. Kompetensi Pedagogik
karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,
pembelajaran; dan
b. Kompetensi Kepribadian
kepribadian bagi guru adalah pribadi guru yang terintegrasi dengan penampilan
meliputi 1) mampu bertindak secara konsiten sesuai dengan norma agama, hukum,
pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa; 3) mampu menampilkan
diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia sebagai tauladan bagi dan masyarakat;
4) mempunyai rasa bangga menjadi guru, dapat bekerja mamdiri, mempunyai etos
kerja, rasa percaya diri dan tanggung jawab yang tinggi; 5) berprilaku jujur dan
sumber ilmu; dan 8) menjunjung tinggi kode etik profesi guru (E. Mulyasa, 2016:
118).
2
c. Kompetensi Sosial
objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
dan 4) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain (Ramly, A. T. dan E. Trisyulianti. V, 2018: 87).
d. Kompetensi Profesional
bila guru tersebut memiliki pengetahuan dan pemahaman dasar di bidangnya yang
pengayaan dan pendalaman serta aplikasi bidang studi yang diajarkan; 3) mampu
menggunakan
2
membina kerjasama dengan orang tua/wali siswa, dengan organisasi profesi dan
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaranyang
kreatif;
tahun 2007).
47). Dalam kajian ini yang dimaksud dengan training adalah layanan supervisi
yang
3
diberikan oleh kepala sekolah, sumber daya adalah suasana iklim kerja, dan
kurikulum.
Kata “kinerja” dalam bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata dalam
Bahasa Inggris “performance” yang berarti (1) pekerjaan; perbuatan, atau (2)
sebelumnya (Kirkpatrick, C.H.N. Lee, dan Nixon, 2015: 165-191). Murphy dan
outcomes), atau dalam istilah Rue dan Syars sebagai tingkat pencapaian hasil atau
“to perfom” dengan beberapa entries yaitu: (1) melakukan, menjalankan, dan
kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of fulfill, as vow); (3) melaksanakan
dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do
antara lain (1) kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk
(Stolovich and Keeps, 2014); (2) kinerja merupakan salah satu kumpulan total
dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin, 2017); dan (3) kinerja merupakan
dicapai oleh suatu institusi. Ukuran keberhasilan suatu institusi mencakup seluruh
kegiatan setelah melalui uji tuntas terhadap tujuan usaha yang telah ditetapkan dan
beberapa unsur penting yang ada dalam suatu kinerja. Pertama, adanya institusi,
baik berupa lembaga (institute) seperti organisasi atau pranata (institutions) seperti
sistem pengaturan. Kedua, adanya tujuan yang telah ditetapkan dan diusahakan
tuntas. Dari beberapa pengertian kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah manifestasi hasil karya yang dicapai dalam menyelesaikan tugas atau
kinerja guru merupakan hasil kerja guru sesuai dengan tugas-tugas guru mengacu
pada kompetensi yang harus dimiliki guru. Kinerja guru merupakan prestasi yang
tertentu sesuai standar kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk
3
pekerjaan tersebut. Kinerja seorang guru tidak dapat terlepas dari kompetensi
yang melekat dan harus dikuasai. Kompetensi guru merupakan bagian penting
sebagai seorang pengajar. Kinerja guru pada penelitian ini dibatasi pada kinerja
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Kinerja guru dalam lingkup kompetensi
melakukan penelitian pendidikan, dan kerjasama guru dengan orang tua siswa
ditunjukkan berdasarkan hasil kerja melainkan juga dilihat dari perilaku kerja
prestasi yang telah dicapai hasil dari melakukan suatu kerja (Keban, 2017: 191).
Kinerja sebagai hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan berdasarkan atas standardisasi atau ukuran dan
waktu yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai dengan norma dan
kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2016: 94). Selain itu, kinerja dapat
dinyatakan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika (Prawirosentono, 2016: 2). Kinerja guru dapat diartikan sebagai
yang dimilikinya. Esensi dari kinerja guru tidak lain adalah kemampuan guru
kerja yang sebenarnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Dunia kerja guru
kelas.
merupakan pencapaian hasil kerja “prestasi” dari seorang guru baik itu dalam
bentuk hasil kerja secara fisik yang dapat dilihat ataupun dari capaian perilaku
diantara faktor tersebut antara lain (1) partisipasi SDM, (2) pengembangan karir,
(3) komunikasi, kesehatan, dan keselamatan kerja, (4) penyelesaian konflik, (5)
sekolah untuk melakukan satu usaha demi mencapai tujuan yang telah
3. Motivasi kerja guru, yaitu keinginan seorang guru untuk bekerja lebih baik
Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti (1) sikap mental
(motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja), (2) pendidikan, (3) keterampilan, (4)
manajemen kepemimpinan, (5) tingkat penghasilan, (6) gaji dan kesehatan, (7)
jaminan sosial, (8) iklim kerja, (9) sarana dan prasarana, (10) teknologi, dan (11)
(2) Variabel organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan (dalam hal ini
motivasi, kepuasan kerja, dan iklim kerja. (Gibson et al, 2012: 51-53;
Supardi, 2013).
merupakan penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir kepangkatan dan jabatan guru. Kinerja guru diukur dari hasil
pelaksanaan tugas pembelajaran selama di kelas dan tanggung jawab atas peserta
(Supardi, 2013). Selain itu, kinerja guru tidak hanya ditunjukkan dari hasil kerja,
akan tetapi juga ditunjukkan oleh perilaku dalam bekerja, seperti kesetiaan,
prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, dan kerja sama. Kesetiaan
diartikan sebagai kesediaan guru untuk mempertahankan nama baik, asas, dan
mampu bekerja sama dengan tim, dan memiliki prakarsa dan bersifat
kepemimpinan. Lebih lanjut Supardi (2013: 70) menjelaskan bahwa kinerja guru
dalam berkomunikasi.
3
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4)
diperlihatkan dengan prestasi belajar peserta didik. Kinerja guru yang baik akan
menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik. Selanjutnya kinerja yang
baik terlihat dari hasil yang diperoleh dari penilaian prestasi peserta didik
(Supardi, 2013).
ukuran dalam kinerja guru, yaitu kemampuan teknik, kemampuan konseptual, dan
kinerja harus diupayakan sebagai alat evaluasi guna mencapai PKB. Berikut dapat
1. Pedoman penilaian kinerja guru mengatur tentang tata cara penilaian dan
norma-norma yang harus ditaati oleh penilai, guru yang dinilai, serta unsur
3. Format laporan kendali kinerja guru. Hasil penilaian kinerja guru untuk
guru yang diberi tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah yang
keberhasilan dari kinerja yang dilakukan oleh guru, diantaranya adalah seperti:
dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP);
yang ditandai dengan adanya (a) kegiatan pengelolaan kelas, (b) penggunaan
media dan sumber belajar, dan (c) penggunaan metode, serta (d) strategi
pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap ini, guru dituntut memiliki kemampuan
a. Pengertian Kebijakan
Menurut PBB, seperti yang dikutip oleh Arif Rohman, kebijakan diartikan
sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman tersebut bisa yang berwujud amat
sederhana atau kompleks, bersifat umum ataupun khusus, luas ataupun sempit,
kabur atau jelas, longgar atau terperici, kualitatif atau kuantitatif, publik atau
lima hal yaitu: goal, plans, program, decision, dan effects. Pertama kali suatu
kebijakan yang hendak diwujudkan harus memiliki tujuan (goal) yang diinginkan.
Tujuan yang diinginkan harus direncanakan (plans) atau harus ada proposal, yakni
pengertian yang spesifik dan operasional untuk mencapai tujuan. Ketiga, harus
ada
4
program, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan. Keempat adalah
akibat- akibat dari program baik yang diinginkan atau disengaja maupun tidak
disengaja, baik yang primer maupun yang sekunder (Arif Rohman, 2016: 49).
b. Kebijakan Pendidikan
istilahistilah tersebut itu sebenarnya memiliki perbedaan isi dan cakupan makna
dari masing-masing yang ditunjukan oleh istilah tersebut (Arif Rohman, 2016:
60).
publik yang mengatur regulasi berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi dan
baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik
terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu
secara masak-masak proses, hasil, serta efek samping yang ada. Secara teoritik,
pemikiran yang lebih ilmiah empirik. Kajian ini menggunakan pola pendekatan
yang beragam sesuai dengan faham teori yang dianut oleh masing-masing penentu
kebijakan. Dalam kajian ini, paling tidak ada dua pendekatan yang dapat
aspirasi, tuntutan, serta aneka kepentingan yang didesakkan oleh masyarakat. Pada
jenis pendekatan ini para pengambil kebijakan terlebih dahulu menyelami dan
pasif. Artinya suatu kebijakan baru dapat dirumuskan apabila ada tuntutan dari
Pendekatan man-power ini tidak melihat apakah ada permintaan dari masyarakat
Dapat dipetik aspek penting dari pendekatan jenis kedua ini, bahwa secara umum
dari adanya aspirasi dan tuntutan masyarakat, akan tetapi langsung saja
dirumuskan sesuai dengan tuntutan masa depan sebagaimana dilihat oleh sang
kedua ini. Namun dari sisi positifnya, dalam pendekatan man-power ini proses
perumusan kebijakan pendidikan yang ada lebih berlangsung efisien dalam proses
perumusannya, serta lebih berdimensi jangka panjang (Arif Rohman, 2016: 114-
118).
4
kumpulan hukum atau aturan yang mengatur pelaksanaan sistem pendidikan, yang
pendidikan perlu mendapatkan prioritas utama dalam era globalisasi. Salah satu
pendidikan (H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho, 2014: 36). Marget E. Goertz
efektivitas anggaran pendidikan (H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho, 2014: 37).
peneliti sebagai bagian dari kebijakan publik, yaitu kebijakan publik di bidang
mendasarkan diri pada landasan pemikiran yang lebih ilmiah empirik. Kajian ini
menggunakan pola pendekatan yang beragam sesuai dengan faham teori yang
dianut oleh masing-masing penentu kebijakan. Dalam kajian ini, paling tidak ada
adalah mencakup lima hal penting, yaitu tujuan (goal), rencana (plans), program
dirancang,
4
yang selalu berubah. Pola ini tentu lebih baik bila dibandingkan dengan suatu tim
kepanitiaan untuk program kebijakan yang sekali selesai atau yang bersifat adhoc-
beserta perincian tugas dan perumusan tujuan yang jelas, penentuan ukuran
prestasi kerja, biaya, dan waktu. Langkah kedua adalah melaksanakan program
pengawasan yang tepat guna menjamin bahwa tindakan-tindakan yang tepat dan
implementasi kebijakan yang baik adalah bila perilaku manusia beserta segala
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa aspek perilaku manusia sangat penting
diperhatikan.
melihat pada faktor-faktor politik atau kekuasaan yang dapat memperlancar atau
yang
4
penentang.
implementasi ada tiga, yaitu: faktor yang terletak pada rumusan kebijakan, faktor
yang terletak pada personil pelaksana, dan faktor yang terletak pada sistem
organisasi pelaksana.
atau rumusan kebijakan yang telah dibuat oleh para pengambil keputusan
tujuannya tepat atau tidak, sasarannya tepat atau tidak, mudah difahami atau tidak,
mudah diinterpretasikan atau tidak, terlalu sulit dilaksanakan atau tidak, dan
tujuan
kerjasama dari para pelaku pelaksana kebijakan tersebut. Faktor yang terletak
diterapkan, model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang dipilih (Arif
KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 3.1. Fokus studi pada penelitian ini adalah menemukan strategi
peningkatan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Kendari serta hambatan
dalam strategi peningkatan kinerja guru pada SMA Negeri di Kota Kendari
Penelitian diawali dengan studi empiris pada literatur (jurnal dan conference
bahwa pendidikan adalah hal utama sehingga diperlukan upaya peningkatan mutu
sebagai pendidik. Namun, berdasarkan fakta yang terdapat di lapangan yaitu pada
mengenai pendidikan. Hal utama yang menjadi kendala adalah masih belum
optimalnya kinerja guru di Kota Kendari, ditunjukkan dengan laporan dari Kepala
49
5
Dinas Pendidikan Kota kendari yang menyatakan bahwa belum ada peningkatan
optimalnya pelaksanaan pendidikan, seperti dari sisi guru ternyata (1) guru masih
metode pembelajaran yang menarik, (2) gagalnya guru dalam pelaksanaan uji
guru, padahal upaya pendidikan dan pelatihan adalah mutlak perlu bagi guru
pengaruh positif terhadap kinerja. Penyusunan kebijakan ini juga bertujuan untuk
anggaran ataupun tenaga karena hasil dari penyusunan prioritas kebijakan ini akan
sebagai berikut:
5
Fenomena :
Kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA belum berkontribusi secara
Guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
Faktor lingkungan yang memengaruhi kinerja guru
Kepemimpinan kepala sekolah belum meningkatkan kinerja guru yang efektif dan inovatif
Kurangnya kepala sekolah dalam memotivasi guru untuk meningkatkan kinerja guru
Kinerja Guru
Departemen Pendidikan Nasional
Perencanaan program pembelajaran
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
Strategi :
Pengamatan dan pemantauan
Pelaksanaan penilaian kinerja guru menggunakan instrumen penilaian kinerja
Pelaksanaan penilaian kinerja guru menggunakan instrumen PK guru bimbingan konseling/ konselor
Pelaksanaan penilaian kinerja guru menggunakan instrumen PK guru dengan tugas tambahan yang releva
Keseluruhan penilaian dilakukan dengan menggunakan manual lembar instrumen penilaian berdasarkan l
METODE PENELITIAN
1. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka. Dalam hal ini,
berupa data laporan, jumlah guru serta data kuantitatif lainnya yang
2. Data kualitatif adalah data teoritis. Dalam hal ini, berupa informasi dan
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
1. Data Primer Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara
2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai media
antara lain buku, jurnal, artikel, dan/atau data yang berasal dari website.
52
5
diperlukan selama proses penelitian adalah informan sebagai juru kunci untuk
sebagai berikut:
yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam
1. Kepala Sekolah masing-masing SMA negeri yang ada di Kota Kendari yang
berjumlah 11 informan
berjumlah 11 informan
3. Komite sekolah
Berikut jumlah SMA negeri yang ada di Kota Kendari, dijelaskan pada tabel
dibawah ini :
Lanjutan Tabel 4.1 Jumlah SMA Negeri yang ada di Kota Kendari
9 SMAN 4 KENDARI JL. AHMAD YANI NO. 13, Bende, Kec. Kadia, Kota
Kendari
10 SMAN 11 KENDARI L. WULELE NO. 99, Bonggoeya, Kec. Wua-Wua, Kota
Kendari
11 SMAN 10 KENDARI JL. BOULEVARD, MOKOAU, Kec. Kambu, Kota Kendari
karena pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan dapat diperoleh data
yang relevan, akurat dan reliabel. Metode pengumpulan data yang digunakan
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, yang ada pada obyek
penelitian.
pengolahan data melalui Editing Yaitu proses untuk meneliti kembali data yang
diperoleh dari hasil survey. Dalam tahap editing data yang diperoleh akan
empat macam kegiatan analisis data kualitatif, seperti yang tertera pada gambar
berikut ini.
Gambar 4.1. Analisis Data model Interaktif dari Miles dan Huberman (2014:255)
untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti :
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang
diperlukan.
2. Model Data (Data Display). Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya
“the most frequent form of display data for qualitative research data in the
pas has been narative tex” artinya : yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif.
Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik,
apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat
hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan
berkembang menjadi teori yang grounded. Teori grounded adalah teori yang
menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama
penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang tidak lagi
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
5
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila
dipercaya).
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas,
melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui
observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada
grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data,
penelitian ini penulis menggunakan cara triangulasi agar data yang dihasilkan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
waktu. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan triangulasi sumber data
dan triangulasi teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang valid
1. Triangulasi Sumber
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh,
atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama.
Data dari ketiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian
yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah
2. Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan
5
data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain
dengan waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
kepastian datanya.
Untuk memudahkan dan memahami isi dari penelitian ini, maka penulis
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil kerja
guru sesuai dengan tugas-tugas guru mengacu pada kompetensi yang harus
bahan ajar.
6
(b) penggunaan media dan sumber belajar, dan (c) penggunaan metode,
serta (d) strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan
dan juga proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru SMA yang ada di
Kota Kendari.
6
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. (2019) Human Resource Management eBook, 16th Edition Pearson
Higher Ed USA
Gibson, J.L, Ivancevich, J.M dan Donelly, J.Jr, 2012. “Organisasi dan
Manajemen”: Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi Keempat.Jakarta :
Penerbit Erlangga
Griffin, R.W., 2017. Management, Second Edition, Boston: Houhton Mifflin Press.
H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho. (2014). Kebijakan Pendidikan: Pengantar untuk
memahami kebijakan pendidikan dan kebijakan pendidikan sebagai
kebijakan publik. Yogyakarya: Pustaka Pelajar.
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2016, Manajemen Sunber Daya Manusia. Edisi revisi.
Jakarta: Gunung Agung.
Handoko, T.H., (2010). Managemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE
UGM, Yoyakarta.
Lee, C.H.N Kirkpatrick., and Nixon. (2015). Industrial Structure and Policy in
Less Developed Countries. Manchester: Manchester University Press.
Permenpan No. 16 Tahun 2009 mengenai jabatan guru dan angka kredit guru.
Jakarta: Kemnterian Pemberdayaan dan Aparatur Negara.
Prayoga, S., & S, Yuniati. 2019. Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah Terhadap
Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Mataram. Jurnal Kependidikan, 5(1),
54– 60.
Rivai, Veithzal and Sagala, Eva J. (2014). Manajemen Sumber Daya manusia
untuk perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sudarwan Danim. (2016). Visi Baru Manajemen Sekolah, dan unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.
Rivai. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Stolovitch, Harold D., and Keeps, Erica J., 2014, Handbook of Human
Performance Technology A Comprehensive Guide for Analysis and Solving
Performance Problem in Organizations. San Francisco: Jersey-Bass
Publisher Toha, Muharto. (2002). Perilaku Organisasi. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.