Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SAHAM PREFEREN, WARRANT, DAN KONVERTIBLE


PROGRAM STUDI: MANAJEMEN KEUANGAN

Oleh:

MUH ABID ANSHARI PUTRA YUSUF (2166MM01043)

EKA ASTITI KUMALA SARI (2166MM01049)

YUZRI ALIT ENDAH S (2166MM01055)

LA ODE MUH. RICKHAZAL PUTRA (2166MM01046)

ANDI RUDY KURNIAWAN (2166MM01056)

RIFQI AMRIL ACHRAM (2166MM01050)

AKHMAD YUSUF (2166MM01063)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang atas rahmat-Nya,

maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Manajemen

Keuangan SAHAM PREFEREN, WARRANT, DAN KONVERTIBLE “.

Kami hanturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang secara

langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Terutama kepada Ibu UMMY KALSUM, SE, M.Si..,CRA.CRP.CS sebagai dosen

pengampu mata kuliah ini.

Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan,

baik dalam materi maupun cara penulisan . untuk itu kritik dan saran dari semua

pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan isi makalah ini.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada

pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber-

sumber materi sebagai bahan referensi yang membantu dalam penyusunan

makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang

setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Manfaat Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Saham Preferen 3
2.2. Karakteritik Saham Preferen 3
2.3. Inovasi Baru 5
2.4. Kelebihan dan Kelemahan Saham Preferen 5
2.5. Leasing (Sewa Guna Usaha) 6
2.6. Jenis-Jenis Leasse. 9
2.7. Pengaruh Laesing Terhadap laporan Keuangan 10
2.8. Evaluasi ole Leasse 11
2.9. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Laesing 12
2.10. Aspek Hukum dan akuntansi Leasing 13
2.11. Perlakuan Akuntansi dan Pajak 14
2.12. Waran (Warrant) 16
2.13. Karakteristik Waran 19
2.14. Keuntungan dan Resiko Investasi Waran 20
2.15. Konvertibel 21
2.16. Keuntungan dan Kerugian Konvertibel 22

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan 24
3.2. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mendanai operasional perusahaan memerlukan sumber pendanaa

yang jelas. Meskipun saham biasa dan obligasi memberikan sebagian besar modal

yang digunakan oleh perusahaan, perusahaan seringkali menggunkan beberapa

bentuk sekuritas “campuran”.

Sekurutas campuran antara lain saham preferen, sewa guna usaha, waran,

dan konvertibel, dan mereka umumnya memiliki ciri utang dan ekuita. Saham

preferen adalah sekuritas campuran, dalam beberapa hal dia mirip saham dan

dalam beberapa hal mirip obligasi. Sewa gunna usaha seringkali disebut leasing

yang digunakan para manajer keuangan sebagai alternative utang dalam

pendanaan aktiva tetap. Sedangkan waran adalah sekuritas derivative yang

diterbitkan perusahaan, terakhir konvertibel yaitu campuran antara utang (saham

Preferen) dan waran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis makalah ini berusaha untuk

memudahkan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka

penulis hanya memaparkan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apa itu Saham Preferen ?

2. Apa itu Leasing (Sewa Guna Usaha) ?

3. Apa itu Waran (Warrant) ?

4. Apa itu Konvertibel ?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis makalah ini berusaha untuk

memudahakan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya. Maka,

penulis juga memaparkan tujuan dari penulisan ini sebagai berikut :

1. Mampu mengetahui apa itu Saham Preferen.

2. Mengetahui apa itu Leasing (Sewa Guna Usaha).

3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Waran.

4. Memahami dengan mudah apa itu konvertibel.

1.4 Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis makalah ini berusaha untuk

memudahakan pembahasan, agar lebih mudah dalam penyampaiannya.

Maka,penulis hanya memaparkan manfaatnya sebagai berikut :

1. Sebagai informasi kepada pembaca mengenai Pendanaan Campuran

2. Memberikan informasi mengenai Pendanaan Campuran

3. Menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai Pendanaan Campuran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Saham Preferen

Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa

preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Saham

preferen menurut para ahli dikatakan sebagai sekuritas campuran (hybrid) atau

surat berharga campuran berarti saham preferen mirip obligasi (bond) dan saham

biasa (common stock), saham preferen ini mirip dengan obligasi dalam hal-hal

tertentu dan mirip dengan saham biasa dalam hal-hal lainnya.

2.2 Karakteristik Saham Preferen

Sebuah perseroan dapat menyertakan prefernsi atau batasan pada setiap

kombinasi yang diinginkan untuk penerbitan saham prefern, sepanjang tidak

bertentangan secara spesifik dengan hokum Negara bagian, dan perseroan itu

dapat menerbitkan lebih dari satu kelompok saham preferwn. Karakteristik paling

umum yang melekat pada saham preferen adalah :

1. Saham Preferen Kumulatif

Saham preferen kumulatif dinyatakan bahwa jika perseroan gagal

membayar deviden dalam suatu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun

berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika

direktur tidak  mengumumkan deviden pada tanggal pembagian deviden yang

biasa, maka deviden itu dsebut sebagai “passed” ( terlewat ). Setiap deviden yang

terlewar atas saham preferen kumulatif merupakan deviden tertunggak. Karena

3
tidak ada kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan deviden,

maka deviden tertunggak tdak dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan

dalam catatan atas laporan keuangan.

2. Saham Preferen Partisipasi

Pemegang saham preferen partisipasi membagi rata dengan pemegang saham

biasa setiap pembagian laba diluar tingkat yang ditentukan. Jadi, saham preferen

5%, jika berpartisipasi penuh, akan menerima tidak hanya pengembalian 5%,

tetapi juga deviden pada tingkat yang sama seperti yang dbayarkan kepada

pemegang saham biasa jika jumlah yang melebihi 5%dari nilai pari atau nilai

ditetapkan dibayarkan kepada pemegang saham biasa.

3. Saham Preferen Konvertibel

Saham preferen konvertibel mengizinkan pemegang saham, menurut opsinya,

menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan

sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya menikmati klaim

preferen atas deviden tetapi juga memiliki opsi konversi ke pemegang saham

biasa dengan partisipasi yak terbatas atas laba.

4. Saham Preferen yang Dapat Ditarik

Saham preferen yang dapat ditarik mengizinkan perusahaan penerbit saham

untuk menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada

tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang ditentukan. Banyak

penerbitan saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga penarikan atau penebusan

biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan awal dan biasanya ditentuksn

pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari. Karakteristik dapat ditarik

4
memungkinkan perusahaan menggunakan modal yang diperoleh melalui

penerbitan saham semacam itu, sampai kebutuhan telah terpenuhi atau saham

tidak menguntungkan lagi.

5. Saham Preferen yang Dapat Ditebus

Baru-baru ini, semakin banyak terbitan saham preferen yang mempunyai

karakter yang membuat sekuritas itu bersifat seperti hutang dan bukan seperti

instrumen ekuitas. Misalnya, saham preferen yang dapat ditebus mempunyai

periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh

perusahaan penerbit saham.

2.3 Inovasi Baru

Dua jenis saham istimewa baru yang penting telah dikembangkan dalam

tahun-tahun terakhir yaitu :

1. Saham preferen dengan sukuu bunnga yang dapat disesuaikan (adjustable

rate preferred stock-ARP), adalah saham yang tidak membayar devidennya

dengan suku bunga sekuritas pemerintah.

2. Memperkenalkan saham istimewa pasar uang atau lelang pasar. Disini si

penjamin bertindak sebagai pelelang atas terbitan tersebut setiap tujuh

minggu (untuk mendapatkan pembebasan 70 persen dari laba kenna pajak,

pembeli harus menahan saham itu paling sedikit 46 hari).

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Saham Istimewa

Ada keunggulan dan kelemahan membiayai dengan saham istimewa.

Berikut ini adalah :

5
1. Kelebihan saham istimewa

a. Berbeda dengan obligasi, kewajiban untuk membayar dividen saham

istimewa tidak bersifat kontraktual, dan melewatkan dividen saham

istimewa tidak membuat perusahaan menjadi bangkrut.

b. Dengan menerbitkan saham istimewa, perusahaan menghindari dilusi

ekuitas saham biasa yang terjadi ketika saham biasa dijual.

c. Karea saham istimewa terkadang tidak mempunyai jatuh tempo, dank

arena pembayaran dana pelunasan dari saham istimwa, jika ada

biasanya disebar ke periode yang lama, maka penerbitan saham

istimewa dapat menghindari kekurangan arus kas akibat pembayaran

pokok yang menjadi sifat dasar dari terbitan utang.

2. Kelemahan saham istimewa

a. Deviden saham istimewa tidak dapat dikurangkan sebagai beban bagi

si penerbit, sehingga biaya sesudah pajak dari saham istimewa

biasanya lebih tinggi daripada biaya utang sesudah pajak.

b. Meskipun deviden saham istimewa dapat dilewatkan, namun investor

berharap agar mereka dibayar, dan perusahaan berniat membayar

deviden itu jika kondisinya memungkinkan.

2.5 Leasing (Sewa Guna Usaha)

Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance

lease) maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan

6
oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Apabila perusahaan tidak ingin memiliki suatu aktiva, tetapi hanya menginginkan

service dari aktiva tersebut, perusahaan dapat memperoleh “hak guna” tanpa

disertai dengan hak milik, dengan cara kontrak leasing. Dengan demikian Leasing

adalah suatu alat atau cara mendapatkan services dari suatu aktiva tetap yang pada

dasarnya sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi untuk mendapatkan

services dan hak milik atas aktiva tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai

dengan hak milik.

Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa-guna-usaha

yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan

kegiatan sewa-guna-usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan

barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan

usaha dan atau pekerjaan bebas. Lessor wajib menempelkan plakat atau etiket

pada barang modal yang disewa-guna-usahakan dengan mencantumkan nama dan

alamat lessor serta pernyataan bahwa barang modal dimaksud terikat dalam

perjanjian sewa-guna-usaha. Plakat atau etiket ini harus ditempatkan sedemikian

rupa sehingga dengan mudah barang modal tersebut dapat dibedakan dari barang

modal lainnya yang pengadaannya tidak dilakukan secara sewa-guna-usaha.

Selama masa sewa-guna-usaha, lessee bertanggung jawab untuk memelihara agar

plakat atau etiket ini tetap melekat pada barang modal yang disewa-guna-usaha.

Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang

modal dengan pembiayaan dari lessor. Lessee dilarang menyewa-guna-usahakan

kembali barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali Lessee

7
yang memang bergerak di bidang usaha persewaan. Dalam hal lessee memilih

untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa-guna-usaha, maka nilai sisa

barang modal yang disewa-guna-usahakan digunakan sebagai dasar dalam

menetapkan piutang sewa-guna-usaha. Pada saat berakhirnya masa sewa-guna-

usaha dari transaksi sewa-guna-usaha dengan hak opsi, lessee dapat melaksanakan

opsi yang telah disetujui bersama pada permulaan masa sewa-guna-usaha. Dalam

hal lessee menggunakan hak opsi membeli maka dasar penyusutannya adalah nilai

sisa barang modal. Opsi untuk membeli dilakukan dengan melunasi pembayaran

nilai sisa barang modal yang disewa-guna-usaha.

2.6 Jenis-Jenis Lease

Ada tiga bentuk lease yaitu sebagai berikut:

1. Jual dan lease kembali

Dalam jual dan lease kembali, perusahaan yang memiliki tanah, bangunan,

dan peralatan menjual hartanya dan serta merta membuat perjanjian untuk me-

lease kembali property tersebut selama periode tertentu dengan syarat-syarat

khusus. Pembelinya bisa berupa perusahaan asuransi, bank komersial, perusahaan

leasing, atau bahkan investor perorangan. Jenis jual dan lease kembali merupakan

alternative bagi pinjaman hipotik (dengan mengagunkan aktiva tetap). Pada

perjanjian jual dan lease kembali, pembayaran lease akan ditetapkan sedemikian

rupa sehingga mengembalikan harga beli kepada investor/lessor sambil

menetapkan tingkat pengembalian tertentu atas investasi lessor yang beredar.

8
2. Lease operasi

Lease operasi disebut juga lease jasa menawarkan pembiayaan sekaligus

pemeliharaan. Lazimnya, lease ini menetapkan bahwa lessor bertanggung jawab

untuk merawat dan menservis peralatan yang di-lease, dan biaya pemeliharaan

tersebut diperhitungkan dalam pembayaran lease. Karakteristik penting lainnya

dalam lease operasi adalah kenyataan bahwa lease tersebut sering kali tidak

diamortisasi sepenuhnya. Ciri lainnya adalah seringnya terdapat pasal mengenai

pembatalan dalam kontrak lease, yang memberikan hak kepada lessee untuk

membatalkan lease sebelum berakhirnya kontrak.

3. Lease keuangan atau modal

Lease keuangan berbeda dengan lease operasi dalam 3 hal, yaitu :

a. Lease modal tidak memberikan jasa pemeliharaan

b.  Lease modal tidak dapat dibatalkan

c. Lease modal diamortisasi secara penuh

Lease keuangan mirip dengan kontrak “jual dan lease kembali”, perbedaan

utamanya adalah bahwa dalam lease keuangan peralatan yang di-lease itu baru

dan lessor membelinya dari pabrik atau distributor, bukan dari lessee. Jadi, jual

dan lease kembali bisa dianggap sebagai jenis khusus lease keuangan, dan baik

jual-dan-lease kembali maupun lease keuangan dianalisis dengan cara yang sama.

9
2.7 Pengaruh Leasing Terhadap Laporan Keuangan

Pembayaran lease data dicatat sebagai beban operasi pada laporan rugi-rugi

perusahaan, tetapi dalam keadaan tertentu, baik aktiva lease maupun kewajiban

lease sesuai kontrak lease tidak muncul dalam neraca perusahaan. Karena itu,

leasing seringkali disebut pembiayaan di luar neraca (off balance sheet financing).

Suatu lease harus diklasifikasikan sebagai lease modal, dan karenanya

dikapitalisasikan dan langsung disajikan di neraca, jika terdapat salah satu dari

kondisi berikut :

1. Berdasarkan syarat-syarat lease, pemilikan atas property secara efektif

berpindah dari lessor kepada lessee.

2. Lessee dapat membeli property tersebut atau memperbarui perjanjian lease

dengan harga yang lebih rendah daripada harga pasar wajar pada saat

perjanjian lease berakhir.

3. Lease itu berlaku untuk periode yang sama atau lebih lama daripada 75

persen dari umur aktiva. Jadi, jika suatu aktiva berumur 10 tahun dan lease

ditulis untuk peride lebih dari 7,5 tahun, maka lease tersebut harus

dikapitalisasi.

4. Nilai sekarang pembayaran lease adalah sama atau lebih besar daripada 90

persen dari nilai awal aktiva tersebut.

Jadi, lease pada dasarnya diakui sama seperti utang, dan mempunyai

pengaruh yang sama seperti utang terhadap tingkat pengembalian yang

disyaratkan atas perusahaan. Oleh karena itu, leasing pada umumnya tidak akan

10
membungkinkan suatu perusahaan untuk menggunakan leverage keuangan yang

lebih besar daripada yang dapat diperolehnya dari utang konvensional.

2.8 Evaluasi Oleh Leasse

Setiap rencana lease harus dievaluasi baik oleh lessee maupun lessor. Lessee

harus menentukan apakah me-lease suatu aktiva lebih murah daripada

membelinya, sementara lessor harus memutuskan apakah lease tersebut akan

menghasilkan tingkat pengembalian yang wajar atau tidak. Pada umumnya,

terjadinya perjanjian lease mengikuti urutan yang akan diuraikan berikut ini.

Perusahaan memutuskan untuk emperoleh bangunan atau peralatan tertentu.

Keputusanini didasarkan atas prosedur penganggaran modal yang biasa, dan

keputusan untuk memperoleh aktiva tersebut sudah dilaksanakan sebelum analisis

lease dimulai. Karena itu, dalam analisis lease kita hanya mempertimbangkan

apakah akan membiayai mesin itu dengan lease atau pinjaman.

Setelah perusahaan memutuskan memperoleh suatu aktiva, pertanyaan

berikutnya adalah bagaimana membiayainya. Perusahaan yang dikelola dengan

baik tidak mempunyai banyak uang kas yang menganggur, sehingga aktiva baru

harus dibiayai dengan cara tertentu.

Dana untuk membeli aktiva dapat diperoleh dengan meminjam, dengan

menahan laba, atau dengan menerbitkan saham baru. Cara lain adalah dengan

melease aktiva tersebut. Karena adanya ketentuan kapitalisasi/ pengungkapan

dalam FASB #13, maka lease akan mempunyai pengaruh yang sama seperti

pinjamanterhadap struktur modal lessee.

11
Lease sebanding dengan pinjaman dalam arti bahwa perusahaan diharuskan

untuk melakukan serangkaian pembayaran tertentu, dan kegagalan untuk

memenuhi kewajiban pembayaran tersebut dapat mengakibatkan kebangkrutan.

Jadi, sangat tepat untuk membandingkan biaya lease dengan biaya utang. Analisis

ini, harus membandingkan biaya leasing dengan biaya utang tanpa

memeperhatikan bagaimana sesungguhnya akiva terebut dibiayai. Aktiva itu

sebenarnya dapat saja dibeli dengan uang kas yang ada, tetapi karena leasing

merupakan alternative bagi pembiayaan dengan utang, maka perbandingan

diantara kedua cara pembiayaan itu masih layak. Pembayaran lease dapat

dilakukan pada awal atau akhir tahun.

2.9 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Leasing

1. Estimasi nilai residu.

Lessor akan memiliki aktiva lease setelah berakhirnya masa lease.

Estimasi nilai aktiva setelah berakhirnya masa lease disebut nilai residu (residual

value). Jadi, adanya nilai residu yang besar atas peralatan cenderung tidak

menyimpangkan keputusan mengenai leasing.

2. Bertambahnya kredit yang tersedia.

Leasing ada kalanya memeberikan keuntungan bagi perusahaan yang ingin

memaksimumkan tingkat average keuangan. Pertama, kadang-kadang ada yang

mengatakan bahwa perusahaan dapat memperoleh jumlah uang yang lebih besar,

dan dengan jangka waktu yang lebih lama, menurut perjanjian leasing daripada

perjanjian kredit yang dijamin dengan aktiva. Kedua, karena beberapa lease tidak

tercatat di neraca, maka pembiayaan dengan lease akan menyajikan posisi

12
keuangan yang lebih baik dalam analisis kredit secara sekilas, sehingga

memungkinkan perusahaan untuk menggunakan average yang lebih besar

daripada jika perusahaan itu tidak menggunakan lease.

2.10 Aspek Hukum Dan Akuntansi Leasing

Perusahaan sewa guna merupakan perusahaan yang bisnis utamanya adalah

menyewakan suatu aktiva kepada pihak yang memerlukan, janganlah ditafsirkan

bahwa perusahaan sewa guna tersebut mempunyai persediaan berbagai aktiva

(mesin, kendaraan, peralatan berat), yang sewaktu-waktu siap disewakan. Pada

dasarnya perusahaan sewa guna hanyalah memberikan jasa pendanaan kepada

perusahaan yang memerlukan suatu aktiva. Dengan demikian apabila suatu

perusahaan memerlukan suatu mesin tertentu, maka resminya perusahaan sewa

guna membeli mesin tersebut dan kemudian menyewakannya kepada perusahaan

tersebut. Apabila perusahaan tersebut menyatakan akan menyewa mesin tersebut

untuk jangka waktu tertentu tanpa bisa membatalkan persewaannya, maka cara

persewaan tersebut disebut sebagai financial leasing.

Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebutkan tentang :

1. Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat

dibatalkan.

2. Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut.

3. Kemungkinan memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada

saat masa persewaan berakhir.

13
4. Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi,

dan biaya lain-lain. Dengan net lease penyewa membayar biaya-biaya ini,

dengan maintenance lease pihak yang menyewakan menanggung

pemeliharaan aktiva tersebut dan membayar asuransinya.

Sedangkan persewaan yang hanya berjangka pendek, pihak penyewa segera

mengembalikan alat yang disewa segera setelah periode penyewaan berakhir, dan

tidak mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut

(misalnya menyewa kendaraan bermotor untuk 1 minggu), tipe persewaan ini

disebut sebagai operating leasing. Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan

lessor melakukan pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan

mungkin telah dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin pula diperlakukan

secara terpisah. Karena sewanya mungkin bersifat jangka pendek dan lebih

pendek dari usia ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga

aktiva yang disewa tersebut.

2.11 Perlakuan Akuntansi Dan Pajak

Analisis ekonomi pendanaan dengan menggunakan fasilitas sewa guna tidak

bisa dilepaskan dari peraturan perpajakan yang dikenakan atas lessor maupun

lessee. Umumnya peraturan perpajakan yang diberlakukan adalah bahwa

pembayaran sewa oleh lessee merupakan komponen biaya, dan karenanya dapat

dipergunakan untuk mengurangi pajak. Sedangkan bagi lessor, karena aktiva

tersebut merupakan milik mereka, maka penyusutan dapat dipergunakan oleh

lessor untuk mengurangi beban pajak penghasilan mereka.

14
Di Amerika Serikat, sesuai dengan FASB #13, 1976, dari sudut pandang

lessee dua perlakuan akuntansi terhadap sewa guna adalah capital leases dan

operating leases. Suatu sewa guna disebut sebagai capital leases apabila

memenuhi salah satu persyaratan berikut ini:

1. Sewa guna tersebut memindahkan kepemilikan kepada lessee pada akhir

periode kontrak.

2. Kontrak sewa guna memberikan hak kepada penyewa untuk membeli aktiva

yang disewa pada harga yang cukup jauh dibawah nilai yang wajar dari aktiva

yang disewa, sehingga kemungkinan hak tersebut akan dilaksanakan cukup

besar.

3. Kontrak sewa meliputi periode 75% atau lebih dari usai ekonomis aktiva yang

disewa tersebut.

4. Present value pembayaran sewa minimum melebihi 90% nilai aktiva yang

disewa. Tingkat bunga yang dipergunakan adalah tingkat buah yang lebih

rendah antara tingkat bunga yang dipergunakan oleh lessor atau tingkat bunga

pinjaman dari lessee.

Untuk capital lease, sewa-sewa tersebut harus dikapitalisis, dan ditunjukkan

dalam neraca baik sebagai aktiva tetap maupun kewajiban jangka panjang. Nilai

kapitalisasi sesuai dengan perhitungan present value sebagaimana dijelaskan di

atas. Aktiva tersebut harus diatmortisir sesuai dengan kebijakan penyusutan yang

dipergunakan oleh lessee. Selama periode kontrak, setiap pembayaran sewa harus

dipecah untuk pengurang kewajiban dan biaya bunga. Dengan demikian neraca

untuk capital lease akan nampak sebagai berikut.

15
Neraca untuk capital lease

Aktiva Kewajiban

Aktiva yang disewa sesuai kontrak Lancar:

capital lease, dikurangi akumulasi
Kewajiban capital lease
amortisasi
Bukan Lancar:

Kewajiban capital lease

Selain kapitalisasi nilai kontrak, penjelasan pada catatan kaki yang dinilai

cukup perlu dilakukan baik untuk capital lease maupun operating

lease. Penjelasan tersebut pembayaran sewa di masa yang akan datang, dan

kemungkinan adanya contingen rentals untuk jenis operating lease.

2.12 Waran (Warrant)

Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan

persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya

mengenai harga, jumlah, dan masa berlakunya warrant tersebut. Warrant juga

merupakan  surat berharga yang memberi hak kepada pemegangnya untuk

membeli saham/surat berharga dari penerbit waran tersebut dengan harga tertentu.

Waran biasanya merupakan instrumen jangka panjang, karena tanggal jatuh

temponya umumnya lebih dari setahun. Waran mirip dengan opsi call/beli.

Namun masa berlakunya waran biasanya tahunan, sedangkan masa berlakunya

16
opsi call/beli biasanya bulanan. Lebih jauh lagi, waran biasanya diterbitkan dan

dijamin oleh perusahaan, sedangkan opsi adalah instrumen pertukaran dan tidak

diterbitkan oleh perusahaan. Waran adalah hak (bukan kewajiban) kepada

pemiliknya untuk membeli saham biasa pada harga pelaksanaan (exercise price)

tertentu dan jangka waktu tertentu. Biasanya waran diberikan secara cuma-cuma

kepada pembeli saham yang baru diterbitkan tersebut. Waran ini dapat

diperjualbelikan layaknya saham.Akan tetapi bila harga saham kedepan justru

berada pada level dibawah harga IPO misal Rp 1500. Maka jangan wujudkan hak

waran tersebut. Karena bila diwujudkan lalu kerika dijual akan membuat anda

menjadi Rugi.

Keputusan untuk mengambil waran ini amat tergantung dari ekspektasi dari

investor itu sendiri. Bila investor mempunyai ekpektasi bahwa saham BBNI akan

melesat kedepan maka segeralah ambil waran tersebut. Akan tetapi bila investor

mempunyai ekspektasi yang pesimistis akan BBNI maka sebaiknya waran

tersebut tidak diambil oleh investor. Selain itu pengetahuan investor untuk

melakukan valuasi saham juga amat menentukan dalam berinvestasi di waran ini.

Bila investor mempunyai valuasi saham BBNI kedepan berada pada harga wajar

lebih besar dari Rp 2.200 maka sebaiknya investor mengambil waran tersebut.

Lalu misalkan valuasi dari investor tersebut menunjukan bahwa harga wajar

BBNI adalah berada lebih rendah dari Rp 2200, maka sebaiknya investor tidak

mengambil waran tersebut. Untuk itulah analisa yang cermat merupakan kunci

sukses dalam berinvestasi di watan. Warrant adalah pemberian jaminan hak

kepada shareholder untuk membeli saham pada waktu tertentu atau periode yang

17
akan datang atas kecenderungan harga. Berdasarkan definisi diatas warrant dapat

dikatakan sebagai option atau call option, karena pemberian hak kepada

shareholder untuk membeli asset atau stock. warrant adalah satu-satunya

perjanjian jumlah penjualan secara tertulis. Lagi pula, warrant tertulis oleh issuer

dalam pesanan untuk menjual saham, dimana option dapat ditulis oleh seluruh

pedagang pasar untuk menjual saham terkrmuka di bursa. Terakhir, meskipun

warrant dan option adalah alat-alat perdagangan di pasar, warrant biasanya

dikeluarkan oleh issuers. warrant dianggap sebagai produk cash market, karena

diperdagangkan seperti saham.

Namun demikian, covered warrant memiliki beberapa kesamaan

karakteristik dengan derivatif, di antaranya adanya leverage dan memiliki nilai

yang tergantung pada harga underlying asset yang ditetapkan. Terdapat dua jenis

waran, yaitu equity warrant dancovered warrant. Equity warrant memberikan

hakkepada pemiliknya atas saham Emiten atau Perusahaan Publik pada harga

yang telah ditentukan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.

Waran adalah hak bukan kewajiban jadi investor boleh saj tidak

meneksekusi hak ini umumnya investor akan mengeksekusi waran apabila harga

eksekusi waran ada dibawah harga pasar. Jika investor tidak memiliki dana untuk

mengeksekusi waran tersebut atau tidak tertarik untuk meneksekusi investor dapat

menjual waran tersebut di bursa efek. Waran yang diperjual belikan di bursa

saham  dapat kita kenali dari kode W yang ada di belakang kode saham.

Masa hidup waran enam bulan atau lebih. Masa hidup waran di mulai dari

tanggal waran tersebut dicatatkan di bursa efek sampai tanggal terakhir

18
penembusan (redemption) waran. Naik turn harga waran pada umumnya akan

dipengaruhi juga oleh turun naiknya harga saham.

2.13 Karakteristik Waran

1. Exercise price (X)  

adalah harga yang telah tertera pada warrant. Pemegang warrant dapat

membeli sejumlah lembar saham pada harga ini. Seperti telah dibahas pada teori

option, pemegang warrant hanya akan menggunakan hak-nya jika harga saham di

pasar (S) lebih tinggi dari exercise price (X). pada dasarnya hanya ada satu

exercise price pada suatu warrant. Namun demikian, ada juga warrant yang

memiliki exercise price yang semakin tinggi (stpped exercise price). Misalnya,

untuk warrant dengan maturity 10 tahun untuk 5 tahun pertama exercise price-nya

adalah 10.000,- dan untuk 5 tahun kedua exercise price-nya naik menjadi Rp.

15.000,- stepped-up exercise price ini digunakan untuk mendorong pemilik

warrant untuk segera menukarkan warantnya dengan saham jika nilai perusahaan

meningkat dan diperkirakan akan terus meningkat.

2. Expiration Date

Meskipun ada beberapa warrant yang tidak memiliki batas usia, pada

umumnya warrant memiliki tanggal jatuh tempo. Misalnya warrant dengan usia

10 tahun, pemegang warrant ini hanya memiliki hak membeli saham pada harga

yang telah ditetapkan selama 10 tahun. Jika selama 10 tahun tersebut harga saham

(S) tidak pernah melebihi exercise price (X), pemegang warrant tidak akan pernah

menikmati keuntungan dari exercise warrant. Seperti halnya stpped-up exercise

price, expiration date juga merupakan alat bagi perusahaan penerbit warrant untuk

19
memaksa pemegang warrant melakukan exercise. Misalnya sehari menjelang

expiration date harga sahamlebih tinggi dari exercise price, pemegang warrant

tidak punya pilihan lain kecuali segera menggunakan haknya untuk memperoleh

keuntungan yang lebih besar dari kenaikan harga saham yang lebih tinggi lagi.

3. Detachability

Meski dijual bersama obligasi atau sekuritas lainya (attached), warrant dapat

diperjual belikan secara terpisah dari sekuritas tersebut. Jadi pemodal memiliki

alternative untuk menjual warrant sendiri, obligasi sendiri, atau kombinasi

keduanya. Non-attachable warrant adalah warrant yang tidak dapat dijual secara

terpisah. Warrant semacam ini hanya dapat dipisahkan dari sekuritas induk jika

warrant diexcercise (ditukar dengan saham).

4. Exercise ratio

menyatakan berapa lembar saham yang dapat dibeli pada exercise price

untuk satu lembar warrant. Misalnya, exercise ratio 2 berarti 1 warant dapat

digunakan untuk membeli 2 lembar saham pada exercise price.

2.14 Keuntungan Dan Resiko Investasi Waran

1. Keuntungan Membeli Warran

a. Membeli warrant seperti menabung. Perbedaanya adalah surat tanda

menabung tidak dapat diperjual belikan, sedangkan warrant dapat

diperjualbelikan. Selain itu warrant bias diubah menjadi saham. Pilihan

terhadap alat investasi ini karena kemampuanya memberikan penghasilan

ganda, terutama warrant yang menyertai obligasi. Disamping itu, akan

20
dapat bunga obligasi, kelak setelah warrant dikonversi menjadi saham,

akan mendapatkan deviden dan capital gain.

b. Dengan membeli satu paket obligasi yang disertai warrant, berarti

investor akan mendapat penghasilan dari dua sumber, yaitu dari bunga

obligasi dan dari deviden saham biasa. Akan tetapi, hanya pemegang

warrant yang menggunakan haknya, yang akan menerima deviden.

Pemegang obligasi yang disertai warrant kemungkinan akan mendapat

keuntungan dari capital gain.

2. Resiko Investasi Warrant

a. Investor (pembeli warrant) akan menerima bunga yang lebih rendah.

b. Kesempatan mendapatkan capital gain hilang.

c. Merunya EPS (earning per shar/pendapatan per saham).

d. Penambahan jumlah saham yang beredr juga akan menurunkan EPS.

2.15 Konvertibel

Konvertibel adalah Surat berharga konvertibel (convertible securities)

adalah obligasi atau saham preferen atau penerbitan hutang yang dapat ditukarkan

dengan sejumlah lembar saham biasa sesuai dengan keinginan pemiliknya. Salah

satu ciri terpenting adalah berapa banyak saham yang akan diterima oleh pemilik

konvertibel jika ia memutuskan akan menukarkan miliknya. Cirri ini didefinisikan

sebagai rasio konversi (conversion ratio) dan ia memberikan hak kepada pemilik

konvertibel untuk menukarkan surat berharga dengan sejumlah saham yang

ditetapkan. Berkaitan dengan ratio konfersi adalah harga konversi (conversion

21
price), yaitu harga efektif yang dibayarkan untuk saham biasa pada waktu konfersi

dilakukan. Jadi, pada dasarnya konvertibel sama dengan obligasi yang disertai

warrant. Harga konvertibel ditetapkan pada waktu ditetapkan rencana penerbitan

obligasi konvertibel.

2.16 Kentungan dan Kerugian Konvertibel

1. Keuntungan Konvertible

Hak konvertibel menguntungkan bagi perusahaan maupun investor.

Keunntungan yang paling penting adalah :

a. Sebagai daya tarik pada saat penjualan sekuritas uang. Perusahaan bisa

menjual sekuritas hutang dengan suku bunga yang lebih rendah dan

persyaratan perjanjian yang tidak terlalu ketat dengan cara memberikan

kesempatan kepada investor untuk berbagi laba aktiva potensial. Hak

konvertibel seperti juga hakk waran menawarkan kesempatan ini.

b. Penjualan saham biasa dengan harga diatas harga yang berlaku. Banyak

perusahaan yang sebenarnya ingin menjual saham biasa da bukannya

sekuritas hutang tetapi merasa bahwa harga sahamnya sementaara ini

sedang tertekan.

2. Kerugia Konvertibel

Dari sudut pandang perusahaan yang mengeluarkannya, sekuritas

konvertibel mempunyai suatu kerugian.

a. Walaupun obligasi konvertibel memberikan kesempatan pada

perusahaan untuk menjual saham biasa dengan harga 10 sampai 30

22
persen di atas harga pasar, dalam hal harga saham naik tinggi sekali,

perusahaan mungkin akan menunggu dan menjual saham secara biasa.

b. Bila perusahaan memang benar ingin menghimpun modal ekuitas

sedangkan harga saham tidak cukup tinggi kenaikannya maka

perusahaan terpaksa harus puas dengan hutang yang ada, hanya saja

bunga hutang ini relative rendah.

23
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Saham preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa

preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa.

Sewa-guna-usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara sewa-guna-usaha dengan hak opsi (finance

lease) maupun sewa-guna-usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan

oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan

persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.

Konvertibel adalah Surat berharga konvertibel (convertible securities)

adalah obligasi atau saham preferen atau penerbitan hutang yang dapat ditukarkan

dengan sejumlah lembar saham biasa sesuai dengan keinginan pemiliknya.

3.2 Saran

Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran

bahwa penerapan pendanaan campuran (saham Preferen, Leasing, waran,

konvertibel) yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan menunjang

keberhasilan perusahaan tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Miswanto. 1998. Manajemen Keuangan 2. Penerbit Gunadarma. Jakarta.

Weston & Copeland. 1992. Manajemen Keuangan Jilid II. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Kieso , Donald . Jerry J Weygandt , Terry D Wrfield . 2007 . Akuntansi

Intermediate Edisi 12 Jilid 2 . Jakarta: Erlangga .

Anda mungkin juga menyukai