Anda di halaman 1dari 26

 

MAKALAH
AKUNTANSI SYARIAH
[Akad-Akad Lainnya]

Dosen:
SUMARLIN, SE., M.Ak 

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

ASMA NUBUWA RUMAF

SAHRUL RAMADANA (90400117006)

MUSFIRAH AD
A DYANINGSIH (90400117026)

FARAH NUR FADHILAH (90400117032)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 
 

KATA PENGANTAR 

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat
dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW.. Dianta
SAW Diantara
ra sekian
sekian banyak
banyak nikmat
nikmat Allah
Allah SWT yang membaw
membawaa kita
kita dari
dari

kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
 bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan
tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan
darii penyus
dar penyusuna
unan
n makala
makalah
h ini adalah
adalah untuk
untuk memenu
memenuhi
hi salah
salah satu
satu tugas
tugas yang
yang
diberikan oleh dosen pada mata kuliah Akuntansi Syariah.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun
 berkat dukungan materil
materi l dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tu
tuga
gass in
inii de
deng
ngan
an cu
cuku
kup
p ba
baik
ik,, oleh
oleh ka
kare
rena
na itu
itu melal
melalui
ui ke
kesem
sempa
pata
tan
n in
inii ka
kami
mi
menyampaik
menyampaikan
an terimakasih
terimakasih dan penghargaa
penghargaan
n setinggi-tin
setinggi-tinggin
gginya
ya kepada
kepada semua

 pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.


Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan
de
demi
mi pe
perb
rbai
aika
kan
n pa
pada
da tuga
tugass selan
selanju
jutn
tnya
ya.. Harap
Harapan
an ka
kami
mi semog
semogaa tu
tuga
gass in
inii
 bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca
pembaca lain pada umumnya.

Samata, 27 Mei 2020

  Penyusun

i
 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................
Pengantar...................................................................................
.........................................
.......ii

Daftar Isi.............................................
Isi...................................................................
............................................
.................................ii
...........ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................


...............................................................
...........................................1
.....................1

B. Tujuan Penulisan....................................
Penulisan............................................................................
.............................................2
.....2

C. Manfaat Penulisan......................................
Penulisan........................................................................
.........................................
.......2
2

BAB II PEMBAHASAN

A. Akad Sharf.........................................
Sharf...............................................................
...................................................3
.............................3

B. Akad Wadiah.....................................
Wadiah...........................................................
...............................................
.............................4
....4

C. Akad Wakalah.............................................
Wakalah...............................................................................
.........................................
.......5
5

D. Akad Kafalah............................................
Kafalah..................................................................
............................................6
......................6

E. Qardhul Hasan.............................................
Hasan...............................................................................
.........................................
.......7
7

F. Akad Hiwalah.........................................
Hiwalah...............................................................
...............................................9
.........................9

G. Akad Rahn.......................................
Rahn.............................................................
.....................................................12
...............................12

H. Akad Ju
J u alah.....................................................
alah.........................................................................................
....................................15
15

I. Charge Card dan Syariah Card.....................................................


Card...............................................................17
..........17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................
Kesimpulan.............................................................
...................................................22
.............................22

B. Saran .............................................
...................................................................
.....................................................
................................22
.22

DAFTAR PUSTAKA...............................
PUSTAKA.....................................................
........................................
.........................23
.......23

ii
 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Lata
Latarr Bel
Belak
akan
ang
g
Dala
Dalam
m Huku
Hukum
m Islam
Islam dipe
diperi
rint
ntah
ahka
kan
n un
untu
tuk
k be
beke
kerja
rja sekua
sekuatt te
tena
naga
ga un
untu
tuk 

mencar
mencarii rizki
rizki yang
yang halal.
halal. Dalam
Dalam menjala
menjalanka
nkan
n usahany
usahanyaa dilaran
dilarang
g melaku
melakukan
kan
transaksi riba dan dianjurkan untuk memanifestasikan sejumlah nilai-nilai akhlaqul
karimah
karimah seperti
seperti tolong-men
tolong-menolong
olong.. Prinsip
Prinsip At Ta'âwunadal
Ta'âwunadalah
ah salah satu prinsip
prinsip
dalam Hukum Islam. Prinsip tolong-menolong dalam ketakwaan merupakan salah
satu faktor penegak agama karena dengan tolong menolong akan menciptakan rasa
saling memiliki di antara umat sehingga akan lebih mengikat persaudaraan. Selain
itu secara lahiriah manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian
kare
karena
na manu
manusi
siaa butu
butuh
h beri
berint
nter
erak
aksi
si deng
dengan
an se
sesa
sama
many
nya.
a. Deng
Dengan
an to
tolo
long
ng--
menolonglah seorang muslim dapat dikatakan sebagai seorang muslim. Tolong-
menolong yang dilakukan tidak hanya dalam lingkup yang kecil seperti antara dua
orang tapi juga dalam sebuah perkumpulan yang besar termasuk dalam bisnis yang
di dalamnya ada transaksi pembiayaan.
Salah satu bentuk aplikasi prinsip tolong menolong adalah dalam akad qardh,
yakni
yakni Qardhu
Qardhull Hasan.
Hasan. Akad
Akad Qardh
Qardh merupa
merupakan
kan salah
salah satu perwuj
perwujud
udan
an prinsi
prinsip
p
tolong menolong dalam praktek bank syariah. Perjanjian gardh adalah perjanjian
 pinjaman. Perjanjian qardh, pemberi pinjaman (kreditor) memberikan pinjaman
kepada
kepada pihak
pihak lai
lain
n dengan
dengan ketent
ketentuan
uan peneri
penerima
ma pinjam
pinjaman
an akan
akan mengem
mengembal
balikan
ikan
 pinjaman tersebut pada waktu yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang sama
ketikaa pinjaman
ketik pinjaman itu diberikan. Qardh ul-hasan
ul-hasan merupakan
merupakan perjanjian
perjanjian qardh untuk 
tujuan sosial. Adalah tidak mustahil bagi suatu bank syariah yang terpanggil untuk 
memb
member
erik
ikan
an pinj
pinjam
aman
an-p
-pin
inja
jama
man
n kepa
kepada
da mere
mereka
ka ya
yang
ng te
terg
rgol
olon
ong
g le
lema
mah
h
ekonominya untuk memberikan fasilitasgardh ul-hasan.
B. Rumu
Rumusa
san
n Masa
Masala
lah
h
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang
yang dimaks
dimaksud
ud deng
dengan
an Akad
Akad Sharf?
Sharf?
2. Apa yang
yang dima
dimaksu
ksud
d dengan
dengan Akad
Akad Wadi
Wadiah?
ah?
3. Apa yang
yang dima
dimaksu
ksud
d dengan
dengan Akad
Akad Waka
Wakalah
lah??
4. Apa yang
yang dima
dimaksu
ksud
d dengan
dengan Akad
Akad Kafa
Kafalah
lah??

1
 

5. Apa yang
yang dima
dimaksu
ksud
d dengan
dengan Qard
Qardhul
hul Hasa
Hasan?
n?
6. Apa yang
yang dimaks
dimaksud
ud deng
dengan
an Akad
Akad Rahn?
Rahn?
7. Apa yang
yang dima
dimaksu
ksud
d dengan
dengan Akad
Akad Ju’a
Ju’alah
lah??
8. Apa yang
yang dimaksud
dimaksud dengan
dengan Charge
Charge dan
dan Syariah
Syariah Card?
C. Tuju
Tujuan
an Penu
Penuli
lisa
san
n
Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan selain memenuhi
memenuhi tugas kuliah
kuliah dan dengan
tujuan agar Mahasiswa mengetahui akad-akad lainnya seperti Akad Sharf, Wadiah,
Wakalah, Kafalah, Hiwalah, Rahn, Ju’alah dan juga untuk mengetahui apa saja
dasar hukum, rukun, syarat dr akad-akad tersebut, serta untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan Qardhul Hasan dan Charge Card dan Syariah Card.

2
 

BAB II

PEMBAHASAN

A. AKAD
AKAD SHAR
SHARF
F
Sahrf menurut bahasa adalah penambahan, penukaran dan penghindaran atau
transaksi
transaksi jual beli. Sharf adalah transaksi
transaksi jual beli suatu valuta dengan valuta
valuta asing
yang lain. Transaksi ini bisa dilakukan baik dengan mata uang yang sejenis maupun
dengan mata uang yang tidak sejenis.
Sumber Hukum Akad Sharf
Ada beberapa sumber hukum sharf antara lain
1. Dari Abu Said Al-khurdi
Al-khurdi r.a, Rasulullah
Rasulullah bersabda:
bersabda:
  “ transaksi pertukaran emas dengan emas harus sama takarannya, timbangan
dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba. Perak dengan perak 
harus sama takarannya, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya
adalah riba. Gandum dengan gandum harus sama takarannya, timbangan dan
tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba. Tepung dengan tepung 
harus sama takarannya, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya
adalah
adalah riba.k
riba.kurm
urma
a dengan
dengan kurma
kurma harus
harus sama
sama takara
takarann
nnya,
ya, timban
timbangan
gan dan
tangan
tangan ke tangan
tangan (tunai),
(tunai), kelebihann
kelebihannya
ya adalah
adalah riba. Garam dengan
dengan garam
garam
harus sama takarannya, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya
adalah riba..”
riba..” (HR.Muslim).
2. “ Juallah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum,
 syair dengan syair, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan
 syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai, juka jenisnya berbeda jualah
 sekehendakmu dan dilakukan
dilakukan secara tunai” 
tunai”  (HR.Muslim).
3. “ Rasulullah melarang menjual emas dan perak secara piutang (tidak tunai)”
tunai)”
(HR.Muslim)
Menuru
Menurutt ajaran
ajaran islam
islam uang
uang hanya
hanya berfun
berfungsi
gsi sebaga
sebagaii alat
alat tukar
tukar dan bukan
meru
merupa
paka
kan
n komo
komodi
dita
tas,
s, tanp
tanpaa dida
didaya
yagu
guna
naka
kan
n maka
maka ua
uang
ng tida
tidak
k ak
akan
an da
dapa
patt
menghasilkan pendapatan atau pemasukan dengan dirinya sendiri.
Ada empat jenis transaksi pertukaran valuta asing yakni:
1. Tran
Transa
saks
ksii Spot
Spot..
2. Tran
Transa
saks
ksii For
Forwa
ward
rd

3
 

3. Tran
Transa
saks
ksii Swap
Swap
4. Tran
Transa
saks
ksii Opt
Optio
ion.
n.
Rukun dan Ketentuan syariah
1. Pelaku
Pelaku baik
baik penjual
penjual maupun
maupun pembeli
pembeli harus
harus cakap
cakap dan sudah baligh.
baligh.
2. Obje
Objek
k akad
akad deng
dengan
an ket
keten
entu
tuan
an
a. Nilai tukar
tukar atau
atau kurs
kurs harus
harus diketa
diketahui
hui oleh
oleh kedua
kedua belah
belah pihak.
pihak.
 b. Valuta asing harus dikuasai oleh penjual dan embeli sebelum keduabelah
 pihak berpisah.
c. Apabil
Apabilaa mata uang atau
atau valuta
valuta asing
asing tersebut
tersebut dalam
dalam jenis
jenis yang sama maka
maka
harus sama nilainya meskipun dalam bentuk yang berbeda.
d. Dalam akad sharf
sharf tidak
tidak diperboehka
diperboehkan
n ada khiyar
khiyar bagi
bagi pembeli.
pembeli.
e. Dalam
Dalam akad sh
sharf
arf tida
tidak
k dipe
diperb
rbol
oleh
ehka
kan
n ad
adan
anya
ya tengg
tenggan
ang
g wakt
waktu
u da
dala
lam
m
 penyerahan mata uang. Karena akad sharf akan dikatakan syah apabila
 penguasaan dilakukan dengan tunai dalam waktu
waktu maksimal 2 x 24 jam.
3. Ijab Kabul
Kabul / serah
serah terima
terima merupaka
merupakan
n pernyataa
pernyataan
n dan ekspresi
ekspresi yang
yang saling
saling rela
antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
B. AKAD
AKAD WADI
WADIAH
AH
Wadiah merupakan simpanan barang atau dana kepada pihak lain yang bukan
merupa
merupakan
kan pemili
pemilikny
knyaa untuk
untuk tujuan
tujuan keaman
keamanan.
an. Wadiah
Wadiah adalah
adalah akad
akad peniti
penitipan
pan
 barang atau dana dari suatu pihak ke pihak lain dengan catatan barang atau dana
tersebut dapat diambil kapanpun oleh sang pemilik.
Jenis Akad Wadiah
Terdapat dua jenis akad wadiah menurut PSAK 59 yaitu :
1. Wad
Wadiah
iah ama
amana
nah
h
2. Wadi
Wadiah
ah ya
yadh
dh dh
dham
aman
anah
ah
Sumber hukum akad wadiah terdapat dalam Al-Qur’an yaitu dalam surah An-
 Nisa ayat 58 yaitu disebutkan:
  “  sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada mereka yang 
berhak menerimanya”
menerimanya” (QS 4:58)
Rukun dan Ketentuan Syariah
1. Pelaku
Pelaku baik pemilik
pemilik maupun
maupun penyim
penyimpan
pan barang
barang harus
harus cakap dan
dan baligh
baligh serta
mampu menjaga barang wadiah.

4
 

2. Objek
Objek wadiah
wadiah merupa
merupakan
kan barang
barang yang
yang akan dititipka
dititipkan
n setelah
setelah sebelumn
sebelumnya
ya
disebutkan secara jelas keadaan barang yang bersangkutan.
3. Ijab
Ijab Kabul
Kabul atau serah terima
terima merupaka
merupakan
n pernya
pernyataa
taan
n kerelaan
kerelaan antara
antara kedua
kedua
 belah pihak.
C. AKAD
AKAD AL-
AL-WA
WAKA
KALA
LAH
H
Al Wakalah adalah akad pelimpahan pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak 
kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Wakalah dalam pembelian
 barang terjadi dimana seseorang mengajukan calon atau menunjuk orang lain untuk 
mewaki
mewakili
li diriny
dirinyaa dalam
dalam membel
membelii barang
barang.. Orang
Orang yang
yang tunjuk
tunjuk (agen)
(agen) diperb
diperbole
oleh
h
menerim
menerimaa komisi.
komisi. Wakalah
Wakalah dengan
dengan komisi
komisi disebu
disebutt dengan
dengan wakala
wakalah
h bil ujrah.
ujrah.
 Namun agen juga diperbolehkan
diperbolehkan tidak menerima komisi.
Sumber hukum
“ maka suruhlah salah seorang diantara kalian pergi kekota dengan membawa
uang perakmu”
perakmu” (QS 18:19)
Rukun dan ketentuan syariah
1. Pelaku
a. Pihak
Pihak yang
yang member
memberii kuasa
kuasa deng
dengan
an syar
syarat
at
1) Pemili
Pemilik
k syah dari
dari barang
barang yang
yang diwak
diwakilk
ilkan.
an.
2) Orang mukalaf
mukalaf atau anak
anak mummayiz
mummayiz dalam
dalam batasan-bat
batasan-batasan
asan tertentu.
tertentu.
 b. pihak yang diberi kuasa dengan syarat
syarat
1) Haru
russ cak
cakap
2) Dapat mengerjakan
mengerjakan tugas yang diwakilkan
diwakilkan kepadanya.
kepadanya.
2. Objek
Objek ya
yang
ng diku
dikuasa
asaka
kan
n
1) Diketahui
Diketahui dengan
dengan jelas
jelas oleh
oleh orang
orang yang diwakili.
diwakili.
2) Tidak
Tidak berten
bertentan
tangan
gan deng
dengan
an syariah
syariah islam
islam..
3) Dapat
Dapat diwaki
diwakilka
lkan
n menurut
menurut syari
syariah
ah islam.
islam.
4) Manfaat
Manfaat baran
barang
g atau jasa
jasa harus
harus dapat
dapat dinilai
dinilai..
5) Kontrak
Kontrak dapat
dapat dilaks
dilaksana
anakan
kan..
3. Ijab
Ijab Kabul / serah terima
terima Ijab Kabul
Kabul / serah
serah terima
terima merupaka
merupakan
n pernyata
pernyataan
an dan
ekspresi yang saling rela antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
Akad wakilah akan berakhir apabila :
1. Salah
Salah satu
satu pihak
pihak mening
meninggal
gal dunia
dunia atau
atau hilang
hilang akal.
akal.

5
 

2. Pekerj
Pekerjaan
aan yang
yang diwak
diwakilk
ilkan
an su
sudah
dah selesa
selesai.
i.
3. Pemutu
Pemutusan
san oleh
oleh piha
pihak
k yang
yang diwaki
diwakilka
lkan
n
4. Waki
Wakill meng
mengun
undu
durk
rkan
an dir
diri.
i.
5. Orang
Orang yang diwaki
diwakilka
lkan
n tidak
tidak memiliki
memiliki status
status kepemi
kepemilik
likan
an atas suatu yang
yang
diwakilkan.
D. AKAD
AKAD AL-
AL-KA
KAFA
FALA
LAH
H
Akad
Akad Al Kafa
Kafala
lah
h meru
merupa
paka
kan
n perj
perjan
anji
jian
an ja
jami
mina
nan
n ya
yang
ng di
dibe
beri
rika
kan
n ol
oleh
eh
 penanggung kepada pihak ke tiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau
 pihak yang ditanggung.
ditanggung.
Sumber hukum
“  Dan Dia (Alloh) menjadikan Zakaria sebagai penjaminnya (Maryam).”
(Maryam). ” (QS.
3:37)
Rukun dan Ketentuan Syariah
1. Pela
Pelaku
ku ya
yang
ng terd
terdir
irii dari
dari
a. Pi
Piha
hak
k penj
penjam
amin
in den
denga
gan
n syara
syaratt
1) ba
bali
ligh
gh dan
dan ber
berak
akal
al seha
sehatt
2) berhak
berhak penuh untuk
untuk melakuk
melakukan
an tindakan
tindakan hukum
hukum dalam urusan
urusan hartanya
hartanya dan
rela dengan tanggungan kafalah tersebut.
 b. Pihak yang berutang dengan
dengan syarat:
1) Sanggup
Sanggup menyer
menyerahkan
ahkan tangguanga
tangguangannya
nnya kepada
kepada penjami
penjamin.
n.
2) Dike
Dikena
nall oleh
oleh pen
penja
jami
min.
n.
c. Pi
Piha
hak
k oran
orang
g yang
yang berp
berpiu
iutan
tang
g
1) Dike
Diketa
tahu
huii iden
identi
tita
tasn
snya
ya..
2) Dapat
Dapat hadi
hadirr dalam
dalam waktu
waktu akad.
akad.
3) Bera
Beraka
kall se
seha
hat.
t.
2. Obje
Objek
k pen
penja
jami
mina
nan
n
1) Merupakan
Merupakan tanggungan
tanggungan pihak yang berutang.
berutang.
2) Bisa
Bisa dilaks
dilaksana
anakan
kan oleh
oleh penja
penjamin
min..
3) Harus
Harus merup
merupaka
akan
n utang
utang yang
yang mengi
mengikat
kat
4) Harus
Harus jelas
jelas nilai
nilai jumlah
jumlah dan
dan spesifi
spesifikas
kasiny
inya,
a,
5) Tidak
Tidak bertent
bertentang
angan
an dengan
dengan syariah
syariah islam.
islam.

6
 

3. Ijab Kabul
Kabul atau serah
serah terima
terima merupakan
merupakan pernyat
pernyataan
aan dan ekspresi
ekspresi yang
yang saling
saling rela
antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
Berakhirnya akad kafalah
1. Utan
Utang
g tela
telah
h dise
diseles
lesai
aika
kan.
n.
2. Kred
Kredit
itor
or mele
melepa
pask
skan
an utan
utangn
gnya
ya ke
kepa
pada
da pi
piha
hak
k ya
yang
ng be
beru
ruta
tang
ng tida
tidak
k pa
pada
da
 penjamin.
3. Ketika
Ketika utan
utang
g terseb
tersebut
ut telah
telah dial
dialihk
ihkan.
an.
4. Keti
Ketika
ka penj
penjam
amin
in meny
menyel
eles
esai
aika
kan
n ke pi
piha
hak
k la
lain
in mela
melalu
luii ab
abri
rita
tase
se de
deng
ngan
an
kreditur.
5. Kredit
Kreditur
ur telah mengakhi
mengakhiri
ri kontr
kontrak
ak kafalah
kafalah walaup
walaupun
un pihak penjam
penjamin
in tidak 
menyetujuinya.
E. QARD
QARDHU
HUL
L HASA
HASAN
N
Qard
Qardhu
hull Hasa
Hasan
n ad
adal
alah
ah pinj
pinjam
aman
an tanp
tanpaa di
dike
kena
naka
kan
n bi
biay
ayaa (h
(han
anya
ya waji
wajib
b
membay
membayar
ar sebesar
sebesar pokok
pokok utang
utangnya
nya).
). Pinjam
Pinjaman
an uang
uang seperti
seperti inilah
inilah yang
yang sesuai
sesuai
dengan ketentuan syariah (tidak ada riba). Pinjaman qardh bertujuan untuk diberikan
 pada orang yang membutuhkan atau tidak memiliki kemampuan finansial,untuk 
tujuan sosial atau untuk kemanusiaan.
Caraa peluna
Car pelunasan
san dan waktu
waktu peluna
pelunasan
san pinjam
pinjaman
an diteta
ditetapka
pkan
n bersam
bersamaa antara
antara
 pemberi dan penerima pinjaman. Walaupun sifat utang ini sangat lunak tidak berarti
 pihak yang berhutang dapat semaunya sendiri, karena dalam Islam, utang yang tidak 
dibayar akan menjadi penghalang dia di hari akhir nanti walaupun ia gugur dalam
 jihad di medan perang yang pahalanya sudah dijamin bahkan rasul tidak bersedia
menshalatkan jenazah yang masih memiliki utang.
Rukun dan Ketentuan Syariah
Rukun Qhardhul Hasan ada 3 yaitu :
1. Pelaku
Pelaku yang
yang terdiri
terdiri dari
dari pemberi
pemberi dan
dan penerima
penerima pinjaman.
pinjaman.
2. Objek
Objek akad,
akad, berupa
berupa uang
uang yang
yang dipin
dipinjam
jamkan
kan..
3. Ijab
Ijab Kabu
Kabul/
l/ser
serah
ah terim
terimaa
Ketentuan syariah, yaitu :
1. Pelaku
Pelaku,, harus
harus cakap
cakap hukum
hukum dan
dan bali
baliqh
qh
2. Objek ak
akad
a. Jelas
Jelas nilai
nilai pinjama
pinjamanny
nnyaa dan waktu
waktu peluna
pelunasan
sannya
nya..

7
 

 b. Peminjam diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang telah
disepa
disepakat
kati,
i, tidak
tidak boleh
boleh diperj
diperjanj
anjika
ikan
n akan
akan ada penamb
penambaha
ahan
n atas po
pokok 
kok 
 pinjamannya. Namun peminjam dibolehkan memberikan sumbangan secara
sukarela.
c. Apab
Apabil
ilaa mema
memang
ng pe
pemi
minj
njam
am meng
mengal
alami
ami ke
kesu
suli
lita
tan
n ke
keua
uang
ngan
an maka
maka wakt
waktu
u
 peminjaman dapat diperpanjang atau menghapuskan sebagian atau seluruh
kewajibannya. Namun jika peminjam lalai maka dapat dikenakan denda.
3. Ijab Kabul/serah
Kabul/serah terima
terima adalah pernyataan
pernyataan dan ekspresi
ekspresi saling rida/rela
rida/rela di antara
 pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal,tertulis,melalui
korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Perlakuan Akutansi Qardhul Hasan
Pela
Pelapo
pora
ran
n qa
qard
rdhu
hull ha
hasan
san disaj
disajik
ikan
an terse
tersend
ndir
irii da
dala
lam
m la
lapo
poran
ran sumb
sumber
er da
dan
n
 penggunaan dana qardhul hasan karena dana tersebut
ter sebut bukan aset perusahaan. Oleh
sebab itu, seluruhnya dicatat dengan akun dana kebajikan dan dibuat buku besar 
 pembantu atas dana kebajikan berdasarkan jenis dana kebajikan yang diterima atau
yang dikeluarkan.
a. Bagi
Bagi Pem
Pembe
beri
ri Pin
Pinja
jama
man
n
1. Saat menerim
menerimaa dana sumbangan
sumbangan dari pihak
pihak eksternal,
eksternal, jurnal
jurnal :
Dr. Dana Kebajikan-kas xxx
Kr. Dana Kebajikan-Infak/sedekah/hasil wakaf xxx
2. Untuk
Untuk penerim
penerimaan
aan dana yang
yang berasal
berasal dari denda dan pendap
pendapata
atan
n non halal,
halal,
 jurnal :
Dr. Dana Kebajikan-kas xxx
Kr. Dana Kebajikan-denda/pendapatan Non-halal xxx
3. Untuk
Untuk pengeluara
pengeluaran
n dalam rangka
rangka pengalo
pengalokasian
kasian dana
dana qardh
qardh hasan,jurn
hasan,jurnal
al :
Dr. Dana Kebajikan-Dana Kebajikan Produkstif xxx
Kr. Dana Kebajikan-Kas xxx
4. Untuk
Untuk penerima
penerimaan
an saat pengem
pengembal
balian
ian dari pinjaman
pinjaman untuk
untuk qardhu
qardhull hasan,
hasan,
 jurnal :
Dr. Dana Kebajikan-kas xxx
Kr. Dana Kebajikan-Dana Kebajikan Produktif xxx
 b. Bagi Pihak yan Meminjam

8
 

1. Saat
Saat menerim
menerimaa uang
uang pinja
pinjaman
man,, jurna
jurnall :
Dr. Kas xxx
Kr.Utang xxx
2. Saat
Saat pe
pelu
luna
nasan
san,, jur
jurna
nall :
Dr. Utang xxx
Kr.Kas xxx
F. AKAD
AKAD AL-H
AL-HAW
AWAL
ALAH
AH
Hawalah secara harfiah artinya pengalihan, pemindahan,perubahan warna kulit
atau memikul sesuatu di atas pundak. Objek yang dialihkan dapat berupa utang atau
 piutang. Jenis akad ini pada dasarnya adalah akad tabaruu’ yang bertujuan untuk 
saling tolong menolong untuk menggapai ridho Allah. Jika yang dialihkan utang
maka akad hawalah merupakan akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang
kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayar ) utangnya.
Secara teknis, pihak yang berutang ( muhil ) meminta pihak lain (muhal’alaih)
untuk membayarkan terlebih dahulu utangnya pada pihak lain (muhal). Setelah akad
hawalah dilakukan pihak yang berutang (muhil) akan membayar kepada pihak yang
telah menanggung utangnya (muhal’alaih) atau hak penagihan berpindah menjadi
hak muhal’alaih. Dalam hal ini pihak yang mengambil alih utang harus yakin pihak 
yang diambil alih utangnya dapat memenuhi kewajibannya di kemudian hari. Jika
yang dialihkan piutang maka akad hawalah merupakan akad pengalihan piutang dari
satu
satu piha
pihak
k ya
yang
ng be
berp
rpiu
iutan
tang
g ke
kepa
pada
da piha
pihak
k la
lain
in ya
yang
ng be
berk
rkew
ewaj
ajib
iban
an mena
menagi
gih
h
 piutangnya.
Seda
Sedang
ngka
kan
n piha
pihak
k ya
yang
ng be
berp
rpiu
iuta
tang
ng ( muhi
muhill ) memi
memint
ntaa pi
piha
hak
k la
lain
in un
untu
tuk 

mengambil alih (muhal’alaih) piutang yang dimilikinya,dengan pengambil alihan ini
 pihak yang berpiutang akan menerima uang dari yang mengambil alih piutang,
sementara pihak yang berhutang (muhal) akan membayar pada pihak yang telah
mengambil alih piutang.
Dasar Hukum
Imam bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
saw,be
saw,bersab
rsabda
da yang artiny
artinyaa : “  Menunda pembayaran bagi orang yang mampu
adalah suatu kezaliman. Yang mampu atau kaya, terimalah hawalah itu”.
itu”.

9
 

Pada
Pada ha
hadi
dits
ts terse
tersebu
but,
t, Rasu
Rasulu
lull
llah
ah memb
memberi
eritah
tahuk
ukan
an ke
kepa
pada
da or
oran
ang
g ya
yang
ng
mengutangkan, jika orang yang berutang menghawalahkan kepada orang kaya atau
mampu,
mampu, hendak
hendaklah
lah ia meneri
menerima
ma hawala
hawalah
h terseeb
terseebut
ut dan hendak
hendaklah
lah ia menagi
menagih
h
kepada orang yang dihawalahkan (muhal alaih). Dengan demikian haknya dapat
terpenuhi.
Sebagian ulama berpendapat bahwa perintah untuk menerima hawalah dalam
hadits terseebut menunjukkan wajib. Oleh sebab itu, wajib bagi yang mengutangkan
(muhal) menerima hawalah. Adapun mayoritas ulama brpendapat bahwa perintah itu
menunjukkan sunnah. Jadi, sunnah hukumnya menerima hawalah bagi muhal.
Rukun dan Syarat
1. Pe
Pela
laku
ku den
denga
gan
n syar
syarat
at
a. Bali
Baligh
gh da
dan
n bera
beraka
kall sseh
ehat
at
 b. Berhak penuh melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan rela
dengan pengalihan utang piutang tersebut.
c. Dike
Diketa
tahu
huii ide
ident
ntit
itasn
asnya
ya..
2. Objek ak
akad
a. Bisa dilaksan
dilaksanakan
akan oleh
oleh pihak
pihak yang
yang mengambil
mengambil alih
alih utang
utang atau
atau piutang.
piutang.
 b. Harus merupakan utang / piutang yang
yang mengikat
c. Harus
Harus jelas
jelas nila
nilai,
i, jumla
jumlah
h dan spes
spesifi
ifikas
kasiny
inya.
a.
d. Tidak
Tidak berte
bertenta
ntang
ngan
an denga
dengan
n syariah
syariah..
3. Ijab
Ijab Kabul / serah terima
terima merupaka
merupakan
n pernya
pernyataa
taan
n dan ekspresi
ekspresi yang saling
saling rela
rela
antara kedua belah pihak yang bertransaksi.
Macam-macam Hawalah
a. Dalam
Dalam pelak
pelaksan
sanaan
aannya
nya,, hawala
hawalah
h ada dua
dua yaitu
yaitu::
1. Hawalah
Hawalah mutlaqoh adalah
adalah seseorang memindah
memindahkan
kan utang pada yang lain tanpa
memberikan
memberikan keterangan bahwa orang tersebut harus membayar
membayar utangnya
utangnya dari
utang yang ada padanya.
2. Hawalah
Hawalah muqayyadah
muqayyadah adalah seseorang memindahkan
memindahkan pembayaran
pembayaran utangnya
utangnya
 pada orang lain, dari utangnya yang ada pada orang tersebut.
 b. Ditinjau dari segi obyeknya hiwalah dibagi 2, y
yaitu
aitu :
1. Hawala
Hawalah
h al-Ha
al-Haqq
qq (pemin
(pemindah
dahan
an hak)
hak)

10
 

Hawalah
Hawalah haqq
haqq adalah
adalah pemind
pemindaha
ahan
n piutan
piutang
g dari
dari satu piutan
piutang
g kepada
kepada
 piutang yang lain atau pemindahan hak untuk menuntut hutang. Dalam hal ini
yang bertindak sebagai muhil adalah pemberi hutang dan ia mengalihkan
haknya kepada pemberi hutang yang lain sedangkan orang yang berhutang
tidak berubah atau berganti, yang berganti adalah piutang. Ini terjadi piutang
A mempunyai hutang kepada piutang B.
2. Hawala
Hawalah
h ad-Dai
ad-Dain
n (pemin
(pemindah
dahan
an hutan
hutang)
g)
Hawalah
Hawalah ad-dai
ad-dain
n adalah
adalah pemind
pemindaha
ahan
n hutang
hutang kepada
kepada orang
orang lain yang
yang
memp
mempun
unya
yaii hu
huta
tang
ng ke
kepa
pada
dany
nya.
a. In
Inii be
berb
rbed
edaa dari
dari hi
hiwa
walah
lah ha
haqq
qq,, ka
kare
rena
na
 pengertiannya sama dengan hawalah yang telah diterangkan di depan yakni
yang dipindahkan itu kewajiban untuk membayar hutang.
Perlakuan Akutansi Hiwalah (ED PSAK 110)
1. Akuta
Akutansi
nsi Pihak
Pihak yang
yang Menga
Mengalih
lihkan
kan Utang
Utang / Muhil
Muhil
- Ketika
Ketika peng
pengamb
ambil
il alihan
alihan utang
utang dima
dimana
na muhal’
muhal’alai
alaih
h membaya
membayarr utang
utang muhil
muhil
 pada muhal, jurnal :
Dr. Utang –A (muhal) xxx
Kr. Utang –B (muhal’alaih) xxx
- Jika
Jika utang
utang yang
yang dialih
dialihka
kan
n ha
haru
russ dilu
diluna
nasi
si dalam
dalam jangk
jangkaa pe
pend
ndek
ek maka
maka uj
ujra
rah
h
(fee) yang dibayarkan diakui pada saat terjadinya, Jurnal :
Dr. Beban hawalah xxx
Kr. Kas xxx
- Jika
Jika utang
utang yang
yang diali
dialihka
hkan
n harus
harus diluna
dilunasi
si dalam
dalam jangk
jangkaa panjang
panjang maka
maka ujrah
ujrah
(fee) yang dibayarkan diakui sebagai beban tangguhan, Jurnal :
Dr. Beban Tangguhan hawalah xxx
Kr. Kas xxx
- Kemu
Kemudi
dian
an beban
beban diakui
diakui melalu
melaluii amor
amorti
tisa
sasi
si be
beba
ban
n ta
tang
nggu
guha
han
n secar
secaraa ga
gari
riss
lurus, jurnal :
Dr. Beban hawalah xxx
Kr. Beban Tangguhan Hawalah xxx
- Bi
Biay
ayaa tr
tran
ansa
saks
ksii ha
hawa
wala
lah
h sepert
sepertii biay
biayaa le
lega
gall da
dan
n bi
biay
ayaa ad
admi
mini
nist
stras
rasii di
diak
akui
ui
sebagai beban pada saat terjadinya,jurnal :
Dr. Beban hawalah xxx

11
 

Kr. Kas xxx


- Peluna
Pelunasan
san utang
utang oleh
oleh muhi
muhill pada
pada muh
muhal’
al’alia
aliah,
h, jurn
jurnal
al :
Dr. Utang-B (muhal’alaih) xxx
Kr. Kas xxx
2. Akutansi
Akutansi Pihak
Pihak yang Menerima
Menerima Pengalih
Pengalihan
an Utang/Mu
Utang/Muhal’al
hal’alaih
aih
- Pa
Pada
da sa
saat
at pemb
pembay
ayar
aran
an kepa
kepada
da piha
pihak
k muha
muhall se
sebe
besa
sarr ju
juml
mlah
ah ut
utan
ang
g ya
yang
ng
diambil alih, jurnal :
Dr. Piutang – C (muhil) xxx
Kr. Kas xxx
- Jika
Jika piutan
piutang
g dari
dari muhil
muhil akan
akan dilu
dilunasi
nasi dalam
dalam jangka
jangka pend
pendek,
ek, jurn
jurnal
al :
Dr. Kas xxx
Kr. Pendapatan Hawalah xxx
- Jika
Jika piu
piutang
tang dari
dari muh
uhil
il ak
akan
an dilun
ilunas
asii dal
alam
am ja
jan
ngk
gkaa pa
panj
njan
ang,
g, keti
ketik
ka
muhal’alaih menerima feel ujrah sekaligus, jurnal :
Dr. Kas xxx
Cr. Pendapatan diterima dimuka xxx
- Pend
Pendap
apat
atan
an diak
diakui
ui mela
melalu
luii amor
amorti
tisas
sasii pe
pend
ndap
apat
atan
an di
dite
teri
rima
ma di
dimu
muka
ka secar
secaraa
 proposional dengan jumlah
jumlah piutang yang tertagih, jurnal :
Dr. Pendapatan diterima dimuka xxx
Cr. Pendapatan hawalah xxx
- Keti
Ketika
ka men
mener
erim
imaa pelu
peluna
nasa
san
n piut
piutan
ang,
g, jur
jurna
nall :
Dr. Kas xxx
Cr. Piutang C xxx
G. AKAD
AKAD AL-R
AL-RAH
AHN
N
Secara harfiah Rahn adalah tetap,kekal,dan jaminan. Secara istilah rahn adalah
apa yang disebut dengan barang jaminan,agunan,cagar, atau tanggungan. Rahn yaitu
menahan barang sebagai jaminan atas utang. Akad Rahn juga diartikan sebagai
sebuah perjanjian
perjanjian pinja
pinjaman
man dengan
dengan jaminan
jaminan atau dengan melakukan
melakukan penahanan
penahanan
harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya
Akad Rahn bertujuan agar pemberi pinjaman lebih mempercayai pihak yang
 berutang. Apabila barang gadai dapat diambil manfaatnya, misalnya mobil maka
 pihak yang menerima barang gadaian boleh memanfaatkannya atas seizin pihak 

12
 

yang menggadaikan sebaliknya ia berkewajiban memelihara barang gadaian. Untuk 


 barang gadai berupa emas tentu tidak ada biaya pemeliharaan, yang ada adalah
 biaya penyimpanan. Pada saat jatuh tempo yang berhutang berkewajiban untuk 
melunasi utangnya. Apabila ia tidak dapat melunasinya maka barang gadaian dijual
dan kemudian hasil penjualan bersih digunakan untuk melunasi utang dan biaya
 pemeliharaan yang terutang, jika ada kelebihan maka selisih diserahkan kepada
yang
yang beruta
berutang
ng tet
tetapi
api apabil
apabilaa ada kekura
kekuranga
ngan
n maka
maka yang
yang beruta
berutang
ng tet
tetap
ap harus
harus
membayar sisanya.
Selain akad rahn pada tahun 2008 MUI mengeluarkan fatwa tentang Rahn
Tjlisi dalam rangka
rangka mengurang
mengurangii kendala
kendala yang timbul sehubungan
sehubungan dengan
dengan masalah
 jaminan khususnya pada masalah pemeliharaan dan pemanfaatan jaminan. Rahn
Tajlisi sama dengan akad Rahn biasa namun berbeda dalam persyaratannya. Adapun
syarat Rahn Tajlisi agar sesuai dengan syariat islam adalah sebagai berikut:
1. Biaya
Biaya pemeli
pemelihar
haraan
aan harus ditangg
ditanggun
ung
g oleh
oleh pihak
pihak yang menggada
menggadaika
ikan
n namun
namun
 besarnya biaya tidak boleh dihubungkan
dihubungkan dengan besarnya pembiay
pembiayaan.
aan.
2. Pihak
Pihak penerima
penerima barang
barang jamina
jaminan
n dapat
dapat menyimpa
menyimpan
n bukti
bukti kepemi
kepemilik
likan
an barang
barang
sedang
sedangkan
kan barang
barang masih
masih dapat
dapat di manfaa
manfaatkan
tkan oleh pemili
pemilik
k atas
atas seijin
seijin oleh
oleh
 penerima gadai.
3. Apab
Apabil
ilaa terj
terjad
adii ek
eksek
sekus
usii jami
jamina
nan
n maka
maka barang
barang dapat
dapat di jual at
atas
as seiji
seijin
n ol
oleh
eh
 pemilik barang.
Sumber Hukum
“ Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalahntidak secara
s ecara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang 
dipegang oleh yang berpiutang .”(QS.
.”(QS. 2:283)
Rukun dan Ketentuan
1. Pe
Pela
laku
ku akad
akad yang
yang terd
terdir
irii dari
dari pi
piha
hak
k ya
yang
ng meng
mengga
gada
daik
ikan
an da
dan
n pi
piha
hak
k ya
yang
ng
menerima gadai. Keduanya harus cakap dan baligh.
2. Objek akad
akad berupa
berupa barang
barang yang digadai
digadaikan
kan dan utang.
utang. Sarat
Sarat barang
barang gadai adalah
adalah
 barang dapat dijual dan nilainya seimbang, harus bernilai dan dapat
dimanf
dimanfaat
aatkan
kan,, harus
harus jelas
jelas dan dapat
dapat ditent
ditentuk
ukan
an secara
secara spesifi
spesifik,
k, tidak
tidak terkait
terkait
dengan
dengan orang
orang lai
lain.
n. Sedang
Sedangkan
kan utang
utang dengan
dengan syarat
syarat yaitu
yaitu peminj
peminjam
am wajib
wajib

13
 

mengembalikannya pada pemberi utang , utang dapat dilunasi dengan barang


gadai, serta utang harus jelas.
3. Ijab
Ijab Kab
Kabul
ul ata
atau
u sera
serah
h terim
terima.
a.
Perlakuan Akutansi Rahn
a. Bagi
Bagi Pihak
Pihak yang
yang Mener
Menerima
ima Gada
Gadaii (Murtah
(Murtahin)
in)
Pada saat menerima barang gadai tidak dijurnal tetapi membuat tanda terima
atas barang.
1. Pada
Pada saat menyer
menyerahk
ahkan
an uang
uang pinjama
pinjaman,j
n,jurn
urnal
al :
Dr. Piutang xxx
Kr. Kas xxx
2. Pada saat
saat menerima
menerima uang untuk
untuk biaya
biaya pemelihara
pemeliharaan
an dan penyim
penyimpanan
panan,jurn
,jurnal:
al:
Dr. Kas xxx
Kr. Pendapatan xxx
3. Pada saat mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan dan
 penyimpanan,jurnal :
Dr. Beban xxx
Kr. Kas xxx
4. Pada
Pada sa
saat
at pe
pelu
luna
nasa
saan
an ua
uang
ng pinj
pinjam
aman
an,, ba
baran
rang
g ga
gada
daii di
dike
kemb
mbal
alik
ikan
an de
deng
ngan
an
membuat tanda serah terima barang,jurnal :
Dr. Kas xxx
Kr. Piutang xxx
5. Jika
Jika pada saat jatuh
jatuh tempo,
tempo, utang tidak
tidak dapat
dapat dilunasi
dilunasi dan kemudia
kemudian
n barang
barang
gadai
gadai dijual
dijual oleh
oleh pihak
pihak yang
yang mengga
menggadai
daikan
kan.pe
.penju
njualan
alan barang
barang gadai,
gadai, jika
jika
nilainya sama dengan piutang, jurnal :
Dr. Kas xxx
Kr. Piutang xxx
 b. Bagi Pihak yang Menggadaikan
Menggadaikan
Pada saat menyerahkan aset tidak dijurnal, tetapi menerima tanda terima atas
 penyerahan aset serta membuat penjelasan atas catatan akutansi atas barang yang
digadaikan.
1. Pada
Pada saat mene
menerim
rimaa uang
uang pinjam
pinjaman,
an,jur
jurnal
nal :
Dr. Kas xxx

14
 

Kr. utang xxx


2. Bayar uang untuk
untuk biaya
biaya peeliharaa
peeliharaan
n dan penyimpan
penyimpanan,ju
an,jurnal
rnal :
Dr. Beban xxx
Kr. Kas xxx
3. Ketika
Ketika dilak
dilakuka
ukan
n pelunas
pelunasan
an atas
atas utang,ju
utang,jurna
rnall :
Dr. Utang xxx
Kr. Kas xxx
4. Jika pada
pada saat jatuh
jatuh tempo,
tempo, utang
utang tidak dapat
dapat dilunasi
dilunasi sehingga
sehingga barang gadai
gadai
dijual pada saat penjualan barang gadai, jurnal :
Dr. Kas xxx
Dr.. Ak
Dr Akum
umul
ulasi
asi pe
peny
nyus
usut
utan
an (ap
(apab
abil
ilaa aset
aset tet
tetap
ap)) xx
xxx
x
Dr. Kerugian (apabila rugi) xxx
Kr. Keuntungan (apabila untung) xxx
Kr. Aset xxx
5. Pelunasan
Pelunasan utang
utang atas barang
barang yang
yang dijual
dijual pihak yang mengga
menggadai,ju
dai,jurnal
rnal :
Dr. Utang xxx
Kr. Kas xxx
H. AKAD
AKAD JU ALAH
ALAH
Ju’alah berasal dari kata ja’ala yang memiliki banyak arti : jumlah imbalan,
meletakkan, membuat, menasabkan, menurut fiqih diartikan sebagai suatu tanggung
 jawab dalam bentuk janji memberikan hadiah tertentu secara sukarela terhadap
orang yang berhasil melakukan perbuatan atau memberikan jasa yang belum pasti
dapat dilaksanakan atau dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Ju’alah
Ju’alah dapat
dapat juga
juga dianal
dianalogi
ogikan
kan sebagai
sebagai sayemb
sayembara
ara,, imbalan
imbalan,, upah
upah atau
atau
 perlombaan. Menurut Az-Zuhaili dalam maksum (2008), perbedaan antara akad
 ju’alah dengan upah bekerja (ijarah dalam tenaga kerja) adalah :
1) Ju’alah
Ju’alah diberik
diberikan
an jika pekerj
pekerjaan
aan telah selesai,
selesai, sedangka
sedangkan
n upah
upah sesuai
sesuai dengan
dengan
ukuran tertentu.
2) Ju’alah
Ju’alah tidak
tidak dibata
dibatasi
si oleh
oleh waktu,
waktu, sedangka
sedangkan
n upah
upah ditent
ditentuka
ukan
n batas
batas waktun
waktunya.
ya.
Walaupun Mazhab hambali dan Syafii membolehkan menentukan batas waktu.
3) Ju’alah
Ju’alah tidak bisa
bisa dibayar
dibayar dimuka,
dimuka, sedangk
sedangkan
an upah bisa dibayar
dibayar dimuka
dimuka

15
 

4) Ju’alah
Ju’alah dapat dibatalk
dibatalkan
an meskipun
meskipun upaya
upaya telah dilakuk
dilakukan
an asalkan
asalkan belum selesai,
selesai,
sedangkan upah tidak dapat dibatalkan karena mengikat
Upah lebih luas ruang lingkupnya dari ju’alah.
Rukun dan Ketentuan Syariah
- Rukun Ju’alah ada 4 yaitu :
1. Pihak yang membuat
membuat sayembar
sayembara/penu
a/penugasan
gasan (al aqid/al
aqid/al ja’il)
2. Objek akad berupa
berupa pekerjaan
pekerjaan yang harus dilakukan
dilakukan (al maj’ul)
maj’ul)
3. Hadiah
Hadiah yang
yang akan
akan dibe
diberik
rikan(
an(al
al ji’l)
ji’l)
4. Ada sigh
sighat
at dari
dari pihak
pihak yang
yang menjan
menjanjik
jikan
an (ij
(ijab)
ab)
- Kete
Ketent
ntu
uan sy
syar
aria
iah
h, yai
yaitu
tu :
1. Pi
Piha
hak
k yang
yang memb
membua
uatt sa
saye
yemb
mbar
ara:
a: caka
cakap
p hu
huku
kum,
m, ba
bali
ligh
gh da
dan
n da
dapa
patt ju
juga
ga
dilakukan oleh orang lain.
2. Obje
Objek
k yang
yang haru
haruss dike
dikerj
rjak
akan
an :
a. Harus
Harus mengan
mengandun
dung
g manfa
manfaat
at yang
yang jelas
jelas
 b. Boleh dimanfaatkan sesuai syariah
3. Hadiah
Hadiah yang diberik
diberikan
an harus sesuatu
sesuatu yang bernila
bernilaii (harta)
(harta) dan jumlahn
jumlahnya
ya
harus jelas.
4. Sah dengan
dengan ijab
ijab saj
sajaa tanpa
tanpa ada kalbu
kalbu

Perl
Pe rlak
akua
uan
n Aku
Ak untans
ta nsii Ju’a
Ju ’ala
lahh

a. Bagi
Bagi Pih
Pihak
ak yan
yang
g Memb
Membua
uatt Janji
Janji

Saat membuat janji tidak diperlukan pencatatan apa pun karena belum pasti
hasil atas sayembara tersebut.

Setelah sayembara itu terpenuhi maka jurnal :


Dr. Beban ju’alah xxx

Kr. Kas/aset Nonkas Lain xxx

 b. Bagi Pihak yang Menerima Janji

Saat medengar janji tidak diperlukan pencatatan apa pun karena belum
 pasti hasil atas sayembara tersebut.

Setelah sayembara itu terpenuhi maka jurnal :

Dr. Kas/Aset Nonkas Lain xxx

Kr. Pendapatan ju’alah xxx

16
 

I. CHAR
CHARGE
GE CAR
CARD
D DAN
DAN SYAR
SYARIA
IAH
H CARD
CARD
Charge Card dan Syariah Card merupakan salah satu produk dari perbankan
syariah, sedangkan akad yang digunakan adalah kombinasi dari akad-akad yang
telah dijelaskan. Charge Card adalah fasilitas kartu talangan yang dipergunakan oleh
 pemegang kartu (hamil al-bithaqah) sebagai alat bayar atau pengambilan uang tunai
 pada tempat-tempat tertentu yang harus dibayar lunas kepada pihak yang
member
memberika
ikan
n tal
talang
angan
an (mushd
(mushdir
ir al-bith
al-bithaqa
aqah)
h) pada
pada waktu
waktu yang
yang telah
telah ditetap
ditetapkan
kan..
Syaria
Syariah
h Card
Card adalah
adalah kartu
kartu yang
yang berfun
berfungsi
gsi sebaga
sebagaii kartu
kartu kredit
kredit yang
yang hubung
hubungan
an
hukum
hukum (berdasarkan
(berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan
berdasarkan prinsip
syariah.
Kedua jenis kartu tersebut merupakan pola pembiayaan seperti halnya kartu
kredit dan kartu debit di bank konvensional. Hanya saja, charge dan syariah card
tidk mengenakan bunga,tetapi
bunga,tetapi mengenakan fee atas keanggotaan dan transaksi yang
dilakukan.
Rukun dan Ketentuan Syariah
Mengingat transaksi ini merupakan implementasi dari gabungan akad, maka
rukun dan ketentuan
ketentuan syariahny
syariahnyaa akan merujuk
merujuk pada rukun dan ketentuan
ketentuan syariah
dari akad kafalah, ijarah dan qardh hasan.
Fatw
Fatwaa Dewa
Dewan
n Syar
Syari'a
i'ah
h Nasi
Nasion
onal
al Majel
Majelis
is Ul
Ulam
amaa In
Indo
done
nesia
sia no
no:: 42
42/D
/DSN
SN--
MUI/V/2004 tentang Syariah Charge Card.
1. Bahw
Bahwaa untu
untuk
k memb
member
erik
ikan
an kemu
kemuda
daha
han,
n, ke
keam
aman
anan
an,, da
dan
n ke
keny
nyam
aman
anan
an ba
bagi
gi
nasabah dalam melakukan transaksi dan penarikan tunai diperlukan charge card
2. Bahwa
Bahwa fasilita
fasilitass charge
charge card yang ada dewasa
dewasa ini masih
masih belum
belum sesuai dengan
dengan
 prinsip-prinsip syariah.
3. Bahw
Bahwaa ag
agar
ar fa
fasil
silit
itas
as terseb
tersebut
ut dila
dilaks
ksan
anak
akan
an se
sesu
suai
ai de
deng
ngan
an Syari
Syari'a
'ah,
h, Dewa
Dewan
n
Syari'ah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa mengenai hal tersebut
untuk dijadikan pedoman.
Dasar Hukum
- Fi
Firm
rman
an Al
Alla
lah
h SWT
SWT,, ant
antar
araa llai
ain:
n:
QS. al-Ma'idah [5]: 1
" Hai orang yang beriman!
beriman! Penuhilah akad-akad itu...".
itu...".
QS.Yusuf [12]: 72:

17
 

" Penyeru-penyeru itu berseru: 'Kami kehilangan piala Raja,. dan barang 


 siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan
(seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya."
terhadapnya."
QS. al-Ma'idah [5]: 2:
" Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
 janganlah tolong-menolong
tolong-menolong dalam (mengerjakan)
(mengerjakan) dosa dan pelanggaran...
pelanggaran...""
QS. al-Furqan [25]: 67
" Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak 
herlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian."
demikian."
QS. Al-Isra' [17]:
" Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
 syaitan itu adalah sangat
sangat ingkar kepada Tuhannya
Tuhannya."
."
- Hadi
Hadist
st-ha
-hadi
dist
st Nabi
Nabi SAW,
SAW, an
anta
tara
ra lain
lain::
Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari `Amr bin `Auf alMuzani, Nabi s.a.w.
 bersabda:
" Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum kecuali perjanjian yang 
mengha
mengharam
ramkan
kan yang
yang halal
halal atau
atau mengha
menghalal
lalkan
kan yang
yang haram;
haram; dan kaum
kaum
musl
muslim
imin
in teri
terika
katt deng
dengan
an sy
syar
arat
at-s
-sya
yara
ratt mere
mereka
ka ke
kecu
cual
alii sy
syar
arat
at ya
yang 
ng 
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram."
haram ."
Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan yang lain, dari Abu
Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
"Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain."
lain. "
Hadis Nabi riwayat Bukhari dari Salamah bin al-Akwa':
"Telah dihadapkan kepada Rasidullah s. a.w. jenazah seorang laki-laki untuk 
disalatkan. Rasulullah bertanya, "Apakah ia mempunyai hutang?" Sahabat 
menjawab,
menjawab, `Tidak'.
`Tidak'. Maka, beliau
beliau mensalatka
mensalatkannya.
nnya. Kemudian
Kemudian dihadapkan
dihadapkan
lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, Apakah ia mempunyai hutang?' 
 Mereka menjawab, `Ya'. Rasulullah berkata, 'Salatkanlah temanmu itu' 
(beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, `Saya

18
 

menjamin hutangnya, ya Rasulullah'. Maka Rasulullah pun menshalatkan


 jenazah tersebut ."
."
- Kaed
Kaedah
ah Fiq
iqh
h, aan
ntara
tara lain
lain::
a. Pada
Pada dasarnya,
dasarnya, semua
semua bentuk
bentuk muamala
muamalah
h boleh dilaku
dilakukan
kan kecual
kecualii ada dalil
dalil
yang mengharamkannya.
 b. Kesulitan dapat menarik kemudahan.
c. Keperl
Keperluan
uan dapa
dapatt mendu
menduduk
dukii posisi
posisi daru
darurat.
rat.
d. Sesuatu
Sesuatu yang berlaku
berlaku berdasarkan
berdasarkan adat kebiasaa
kebiasaan
n sama dengan
dengan sesuatu
sesuatu yang
yang
 berlaku berdasarkan syara' (selama tidak bertentangan dengan syari'at).
Jadi, penggunaan
penggunaan charge card secara syariah dibolehkan
dibolehkan,, dengan
dengan ketentuan-
ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
 Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:
a. Syariah
Syariah Charge
Charge Card adalah fasilitas
fasilitas kartu talangan
talangan yang
yang diperguna
dipergunakan
kan oleh
oleh
 pemegang kartu (hamil al-bithaqah) sebagai alat bayar atau pengambilan
uang tunai pada tempat-tempat tertentu yang harus dibayar lunas kepada
 pihak yang memberikan talangan (mushdir al-bithaqah) pada waktu yang
telah ditetapkan.
 b. Membership Fee (rusum al-'udhwiyah) adalah iuran keanggotaan, termasuk 
 perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai imbalan izin
menggunakan fasilitas kartu;
c. Merc
Mercha
hant
nt Fe
Feee adal
adalah
ah fee
fee yang
yang diam
diambi
bill da
dari
ri ha
harg
rgaa ob
obje
jek
k tran
transa
saks
ksii at
atau
au
 pelayanan sebagai upah/imbalan (ujrah samsarah), pemasaran (taswiq) dan
 penagihan (tahsil aldayn);
d. Fee
Fee Pena
Penari
rika
kan
n Uang
Uang Tunai
Tunai ad
adal
alah
ah fee atas pe
peng
nggu
guna
naan
an fa
fasil
silita
itass un
untu
tuk 

 penarikan uang tunai (rusum sahb alnuqud).
alnuqud).
e. Dend
Dendaa ke
kete
terla
rlamb
mbata
atan
n (Lat
(Latee Char
Charge
ge)) ad
adal
alah
ah de
dend
ndaa ak
akib
ibat
at ke
keter
terlam
lamba
batan
tan
 pembayaran yang akan diakui sebagai dana sosial.
sosial.
f. Dend
Dendaa kare
karena
na mela
melamp
mpau
auii pagu
pagu (Ove
(Overl
rlim
imit
it Char
Charge
ge)) ad
adal
alah
ah de
dend
ndaa ya
yang
ng
dikenakan
dikenakan karena melampaui
melampaui pagu yang diberikan
diberikan (overlimit
(overlimit charge) tanpa
 persetujuan penerbit kartu dan akan diakui sebagai dana sosial.

Ketentuan Akad

19
 

Akad yang dapat digunakan untuk Syariah Charge Card adalah:


a. Untuk
Untuk transaksi
transaksi pemegan
pemegang
g kartu
kartu (hamil
(hamil cd-bithaq
cd-bithaqah)
ah) melalui
melalui merchant
merchant (qabil
(qabil
al-bithaqahlpenerima kartu), akad yang digunakan adalah akad Kafalah wal
Ijarah.
 b. Untuk transaksi pengambilan uang tunai digunakan akad al-Qardh wal
Ijarah.
 Ketentuan dan batasan (dhawabith wa hudud) Syariah Charge Card :
1. Tidak
Tidak boleh
boleh menimb
menimbulk
ulkan
an riba.
riba.
2. Tidak
Tidak digunakan
digunakan untuk
untuk transaksi
transaksi objek
objek yang
yang haram
haram atau
atau maksiat.
maksiat.
3. Tidak
Tidak mendoron
mendorong
g isr
israf
af (penge
(pengelua
luaran
ran yang berlebih
berlebihan)
an) antara
antara lai
lain
n dengan
dengan
cara menetapkan pungutan.
4. Tidak
Tidak mengakibat
mengakibatkan
kan hutang
hutang yang
yang tidak pernah
pernah lunas
lunas (ghalabah
(ghalabah al-dayn
al-dayn).
).
5. Pemegang
Pemegang kartu
kartu utama harus
harus memiliki
memiliki kemampua
kemampuan
n finansial
finansial untuk
untuk melunasi
melunasi
 pada waktunya.
 Ketentuan Fee:
1. Iuran
Iuran kean
keanggo
ggotaan
taan (Membe
(Membersh
rship
ip fee)
fee)
Penerbit kartu boleh menerima iuran keanggotaan (rusum al-'udhwiyah)
termasuk perpanjangan masa keanggotaan dari pemegang kartu sebagai
imbalan izin penggunaan fasilitas kartu.
2. Uj
Ujra
rah
h (Mer
(Merch
chan
antt Fee)
Fee)
Pene
Penerb
rbit
it ka
kart
rtu
u bo
bole
leh
h mene
meneri
rima
ma fe
feee ya
yang
ng di
diam
ambi
bill da
dari
ri ha
harg
rgaa ob
obje
jek 

trans
transak
aksi
si atau
atau pe
pela
laya
yana
nan
n sebag
sebagai
ai up
upah
ah/i
/imb
mbala
alan
n (ujr
(ujrah
ah sa
sams
msara
arah)
h),,

 pemasaran (taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn).


3. Fee
Fee Pena
Penari
rika
kan
n Uang
Uang Tuna
Tunaii
Penerbit kartu boleh menerima fee penarikan uang tunai (rusum sahb al-
nuqud) sebagai fee atas pelayanan dan penggunaan fasilitas yang besarnya
tidak dikaitkan dengan jumlah penarikan.
 Ketentuan Denda
1. Denda
Denda Ket
Keterla
erlamba
mbatan
tan (Late
(Late Char
Charge)
ge)
Penerbit kartu boleh mengenakan denda keterlambatan pembayaran yang
akan diakui sebagai dana sosial.

2. Denda
Denda karena
karena melam
melampau
pauii pagu (Over
(Overlim
limit
it Charge
Charge))

20
 

Pene
Penerb
rbit
it ka
kart
rtu
u bo
bole
leh
h meng
mengen
enak
akan
an de
dend
ndaa ka
karen
renaa pe
peme
mega
gang
ng ka
kart
rtu
u
melamp
melampaui
aui pagu
pagu yang
yang diberi
diberikan
kan (overli
(overlimit
mit charge
charge)) tanpa
tanpa perset
persetuju
ujuan
an
 penerbit kartu dan akan diakui sebagai dana sosial.
 Ketentuan Penutup
a. Jika
Jika sa
sala
lah
h sa
satu
tu piha
pihak
k tida
tidak
k menu
menuna
naik
ikan
an ke
kewa
waji
jiba
bann
nnya
ya at
atau
au jika
jika te
terja
rjadi
di
 perselisihan di antara pihak-pihak terkait, maka penyelesaiannya dilakukan
melalu
melaluii Badan
Badan Arbitra
Arbitrase
se Syari'a
Syari'ah
h setelah
setelah tidak
tidak tercapa
tercapaii kesepak
kesepakata
atan
n
melalui musyawarah.
 b. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kem
kemud
udia
ian
n har
arii tern
ternya
yata
ta terd
terdap
apat
at kek
ekel
elir
irua
uan
n, ak
akan
an diu
iub
bah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.

21
 

  BAB III
PENUTUP
A. Kesi
Kesimp
mpul
ulan
an
Menu
Menuru
rutt term
termin
inol
olog
ogii huku
hukum
m Is
Isla
lam
m ak
akad
ad ad
adal
alah
ah pe
pert
rtal
alia
ian
n an
anta
tara
ra
 penyerahan (ijab) dan penerimaan (qobul) yang dibenarkan oleh syariah yang
menimb
menimbulk
ulkan
an akibat
akibat hukum
hukum terhada
terhadap
p objekn
objeknya.
ya. Aplika
Aplikasi
si dalam
dalam Perban
Perbankan
kan
Akad qard biasanya diterapkan sebagai produk perlengkapan kepada nasabah
yang
yang telah
telah terbukt
terbuktii loyalit
loyalitas
as dan bonafid
bonafidita
itasny
snya,
a, yang
yang membut
membutuhk
uhkan
an dana
dana
talan
talanga
gan
n segera
segera un
untu
tuk
k masa
masa ya
yang
ng rela
relati
tiff pe
pend
ndek
ek.. Nasab
Nasabah
ah te
terse
rsebu
butt ak
akan
an
mengem
mengembal
balika
ikan
n secepa
secepatny
tnyaa sejumla
sejumlah
h uang
uang yang
yang dipinj
dipinjamn
amnya
ya itu.
itu. Hiwala
Hiwalah
h
adalah
adalah memind
memindahk
ahkan
an utang
utang dari
dari tanggu
tanggunga
ngan
n seseora
seseorang
ng kepada
kepada tanggu
tanggunga
ngan
n
orang lain. Adapun akad-akad lainnya yang dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Akad Sh
Sharf 
2. Akad Wad
Wadiiah
3. Akad
kad Wakal
akalah
ah
4. Akad Ka
Kafalah
5. Qur
urd
dhu
hull Ha
Hasa
san
n
6. Akad
kad Hiwa
Hiwala
lah
h
7. Akad Rahn
8. Akad Ju
Ju’alah
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penuli
penuliss mengha
mengharap
rapkan
kan kritik
kritik dan saran
saran yang
yang sifatny
sifatnyaa memban
membangun
gun demi
demi
 penyempurnaan makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
 pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, sekian terimakasih.

22
 

DAFTAR PUSTAKA

 Nurhayati, sri dan Wasila. 2019.  Akuntansi Syariah Di Indonesia. Edi


Edisi
si 5. Jakarta:
Jakarta:
Salemba Empat.

 Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah Indonesia. SALEMBA EMPAT:
Jakarta

Sumber Internet:

http://hukum-islam.com/2014/06/konsep-dan-dalil-qardhul-hasan-pinjaman-lunak/

https://sharianomics.wordpress.com/2010/11/17/definisi-jualah/

http://www.ekonomisyariah.org/konsultasi-detail/detail-konsultasi/1/40

https://viewislam.wordpress.com/2009/04/15/konsep-akad-hiwalah-dalam-fiqh-
muamalah/

23

Anda mungkin juga menyukai