MINI PROPOSAL
Oleh :
A1G021109
UNIVERSITAS BENGKULU
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
sehingga ketika ia berbicara di depan kelas, siswa harus mendengarkannya. Oleh karena itu
guru sebagai pendidik dan pengajar harus mengembangkan dan menggunakan keterampilan
profesional mereka untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengajaran di
kelas.
Menurut (Sriwijaya & Fadhillah, 2022) “Pendidikan karakter adalah upaya untuk
membantu siswa dalam memahami, peduli, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
yang terdapat dalam masyarakat.” Dengan kata lain, pendidikan karakter adalah segala
sesuatu yang dilakukan guru untuk mempengaruhi karakter siswa. Artinya, guru berperan
dalam membentuk karakter dan softskill siswa.
Menurut pendapat (Susan Fitriasari dan Riyan Yudistira, 2017) Pendidikan karakter
merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
siswa menjadi individu yang berkarakter baik, berakhlak mulia, dan memiliki kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pendidikan karakter juga harus memperhatikan
budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat setempat agar dapat memperkaya
nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada siswa.
Pendidikan karakter itu sendiri dapat diajarkan sejak dini, yang bisa langsung
diajarkan oleh orang tua. Sedangkan di dalam lingkungan sekolah, guru memiliki peran
penting dalam melanjutkan dan mengarahkan pentingnya pendidikan karakter, sehingga ilmu
yang diterima tidak hanya berasal dari rumah saja tetapi juga dibahas di sekolah dengan ilmu-
ilmu yang langsung dapat didiskusikan bersama temannya.
Pendidikan yang tidak menekankan aspek pembentukan karakter akan menimbulkan
berbagai permasalahan di kalangan siswa. Hal ini terlihat dari berbagai permasalahan yang
terus bermunculan akibat menurunnya kualitas nilai-nilai karakter siswa. Permasalahan
terkait penurunan nilai karakter siswa adalah sering terjadinya berbagai tindakan kekerasan
seperti tawuran antar siswa, mencontek, membully, siswa merusak fasilitas sekolah, tutur
kata yang kurang sopan, bolos sekolah, berkelahi dan terlambat masuk sekolah. Kehidupan
orang Indonesia kacau karena kekurangan kekuatan karakter seperti kejujuran, tanggung
jawab, disiplin, taat hukum, santun, peduli, kerja keras, saling menghargai, toleransi, dan
yang terpenting untuk suatu negara, semangat nasionalisme.(Rejeki & Wilhem, 2021).
Adapun tujuan PPKn yang telah dijelaskan, jika hanya menggunakan cara
Konvensional akan sulit untuk mencapai tujuan pembentukan karakter. Oleh sebab itu,
kegiatan pembelajaran dengan interaksi dua arah antara siswa dan guru diperlukan
diantaranya untuk menciptakan pengalaman belajar yang terarah dan aktif.
2
Peran guru sebagai pendidik seharusnya mampu mengembangkan dan memilih
metode dan strategi pengajaran yang tepat untuk menciptakan lingkungan belajar yang
dinamis.
Banyak cara yang dapat ditempuh guru untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan,
yaitu bertujuan untuk membangun karakter siswa. Oleh karena itu, Guru sebagai pendidik
dan guru harus merencanakan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi pendidikan dengan
cermat. Salah satu cara pembelajaran yang diperoleh mempengaruhi pengajaran nilai-nilai
karakter yang dibangun ke dalam pendidikan kewarganegaraan adalah melalui penggunaan
medel pembelajaran Cooperative Learning.
Pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu jenis model pembelajaran
yang digunakan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang
secara khusus mendorong keterlibatan siswa. Martati (2010:15) Terkait dengan tujuan
pembelajaran kooperatif setidaknya memiliki tiga tujuan penting, yaitu: pertama,
meningkatkan aktivitas atau partisipasi siswa; kedua, biasakan sikap toleransi; dan ketiga,
membiasakan siswa menerapkan perilaku kooperatif. Pembelajaran kooperatif juga sangat
ampuh dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Penerapan berbagai metode pembelajaran sangat diperlukan, terutama metode yang
menciptakan kondisi yang kondusif bagi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran aktif
dan mengembangkan kreativitas dan keterampilannya. Disinilah arti pentingnya tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui apakah metode pembelajaran atau strategi Cooperative
learning dalam pembelajaran PPkn efektif dalam pembentukan karakter pada siswa di
sekolah.
Penerapan model pembelajaran Cooperative learning selain mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif, juga perlu menciptakan komunikasi multidimensi. Artinya komunikasi
yang tercipta tidak hanya antara siswa dengan guru, tetapi juga dengan teman atau siswa
lainnya. Hal inilah yang kemudian mengubah pola pemikiran siswa bahwa pembelajaran
PPkn dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan. Dengan pendekatan
pembelajaran Cooperative learning diharapkan pembelajaran PPkn menjadi pengalaman
lebih menarik dan menyenangkan.
3
1.2 Rumusan Penilitian
Berdasarkan uraian di atas, Maka rumusan masalah dalam penilitian ini yaitu :
1. Bagaimana pemanfaatan model Cooperative Learning dalam pembelajaran PPKn di
SDN 67 Kota Bengkulu?
2. Apa saja nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal yang dapat
ditanamkan melalui pemanfaatan model Cooperative Learning pada pembelajaran
PPKn di SDN 67 Kota Bengkulu?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pemanfaatan model Cooperative Learning sebagai
strategi penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal dalam
pembelajaran PPKn di SDN 67 Kota Bengkulu?
4
kajian berupa implementasi model Cooperative Learning pada mata pelajaran PPKn
di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Pemanfaatan model cooperative learning sebagai strategi dalam menanamkan
nilai karakter siswa pada pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi guru dalam menerapkan model
pembelajaran Cooperative learning, dan sebagai referensi model pembelajaran yang
bisa diterapkan oleh guru PPKn yang lain.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan yang informatif bagi
sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah dalam proses pembelajaran.
5
air negara, berdemokrasi dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan
berdasarkan Pancasila.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
DAFTAR PUSTAKA
Rejeki, S., & Wilhem, B. I. (2021). Penanaman Karakter Moralitas dan Disiplin Melalui
Program Ekstrakurikuler dan Ko-kurikuler di SMA Negeri 2 Donggo. CIVICUS :
Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 9(1),
76. https://doi.org/10.31764/civicus.v9i1.5987
Sriwijaya, U., & Fadhillah, A. N. (2022). DALAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS XI IPA
SMA NEGERI 2 TEBING TINGGI KABUPATEN EMPAT LAWANG ” SKRIPSI
DALAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 TEBING TINGGI
KABUPATEN EMPAT LAWANG.
Susan Fitriasari dan Riyan Yudistira. (2017). Model Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Hidup Siswa.
Konferensi Nasional Kewarganegaraan III, November, 167–175.
https://core.ac.uk/download/pdf/154347506.pdf
7
Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran inovatif – progesif.
Jakarta : Bumi Aksara.