PEMBELAJARAN UNGGULAN
Secara konseptual, sekolah unggulan maupun kelas unggulan memang baik.
sebagaimana pengembangan sekolah unggulan, pengembangan kelas unggulan secara
teknis juga menuntut adanya tenaga profesional yang memadai sebagai guru khusus
kelas unggulan untuk mengajar mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam,
bahasa inggris, guru bimbingan dan penyuluhan, selain guru mata pelajaran agama
dan mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Waktu belajar disediakan lebih
banyak, sebab pada kelas unggulan harus disediakan jam tambahan, untuk mata
pelajaran matematika sebanyak 6 jam pelajaran, ilmu pengetahuan alam sebanyak 4
jam pelajaran, dan bahasa inggris sebanyak 8 jam pelajaran, selain jam utama.
Demikian pula fasilitas yang disiapkan untuk kelas unggulan harus memadai. Fenoma
ini menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang menyelenggarakan kelas unggulan
cenderung memprioritaskan program pada kelas unggulannya. Bahkan anak-anak
yang bukan kelas unggulan merasa rendah diri bilamana berhadapan dengan anak
kelas unggulan.
Hal demikian itu sebenarnya aktifitas pokok (the major activities) guru dalam
pelaksanaan wawasan keunggulan dengan secara kontinu mengembangkan ide,
gagasan, dan sistem pembelajaran terbaik bagi siswanya. Disinilah letak pentingnya
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang telah dikembangkan selama ini.
1. Kegiatan evaluatif guru berbentuk upaya guru untuk secara kontinu menilai
proses dan keberhasilan pembelajaran yang dikembangkannya. Di sini guru
secara kontinu menganalisi kelebihan dan kelemahan materi, pendekatan,
metode, teknik, strategi, dan media pembelajaran yang digunakan dalam
membelajarkan murid.
2. Kegiatan reaktif/proaktif guru berbentuk upaya mencari materi, pendekatan,
metode, teknik, dan strategi yang lebih baik sebagai reaksi terhadap hasil
kegiatan evaluasi sebelumnya.
3. Kegiatan implementatif guru berbentuk upaya menerapakan materi,
pendekatan, metode, teknik, strategi, dan media yang lebih unggul dalam
proses belajar mengajar.