Anda di halaman 1dari 17

“KAJIAN PEMANFAATAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

SEBAGAI STRATEGI PENANAMAN NILAI NILAI KARAKTER


BERBASIS BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PPKN DI SDN 67 KOTA BENGKULU”

MINI PROPOSAL

Oleh :

Zahra Salsa Bella

A1G021109

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu upaya penting dalam membangun
karakter siswa. Karakter siswa yang baik adalah karakter yang berlandaskan pada
nilai-nilai kearifan lokal dan budaya setempat. Sebagai mata pelajaran yang
mengajarkan tentang nilai-nilai kebangsaan dan wawasan kebangsaan, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dapat menjadi media yang tepat dalam
penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu
mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian
siswa. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2021) bahwa PPKn merupakan salah
satu mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang
memiliki rasa nasionalisme, cinta tanah air, demokratis dan berpartisipasi aktif
dalam membangun kehidupan yang berdasarkan Pancasila sebagaimana telah
tercantum dalam Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 Berkaitan dengan pendidikan
karakter. Peran PPKn melalui pembelajarannya adalah menanamkan nilai-nilai
karakter yang leluhur.
Tujuan pembelajaran PPkn yaitu menjadikan siswa dalam
mengembangkan pemahaman mengenai nilai-nilai pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 sesungguhnya dapat dilihat dari capaian siswa terhadap kompetensi
kewarganegaraan yaitu civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic
disposition (sikap kewarganegaraan), dan civic skills (keterampilan
kewarganegaraan) (Mulyani, 2022). Oleh karena itu PPKn merupakan mata
pelajaran yang bertujuan untuk mendidik warga negara yang dapat mewujudkan
dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai manusia yang berpengalaman,
berkualitas, berakhlak mulia dan demokratis.
Menurut (Baehaqi, 2020) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) merupakan salah satu program pendidikan nasional yang berlandaskan

4
pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai sarana dalam membina,
membentuk, menguatkan, dan melestarikan nilai moral dan akhlak mulia pada diri
siswa. Selanjutnya nilai-nilai tersebut dapat melekat menjadi identitas dan
kepribadian setiap orang dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan beragama, berbangsa maupun bernegara. Pada kenyataannya, PPkn di
sekolah dipandang oleh sebagian siswa sebagai mata pelajaran yang
membosankan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yang paling umum
adalah guru menyampaikan materi dengan cara konvensional, seperti ceramah
terus menerus, pembelajaran yang berpusat pada guru, Guru dijadikan sebagai
satu-satunya sumber belajar, sehingga ketika ia berbicara di depan kelas, siswa
harus mendengarkannya. Oleh karena itu guru sebagai pendidik dan pengajar
harus mengembangkan dan menggunakan keterampilan profesional mereka untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengajaran di kelas.
Menurut pendapat (Susan Fitriasari dan Riyan Yudistira, 2017) Pendidikan
karakter merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan yang bertujuan
untuk membentuk siswa menjadi individu yang berkarakter baik, berakhlak mulia,
dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pendidikan
karakter juga harus memperhatikan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh
masyarakat setempat agar dapat memperkaya nilai-nilai karakter yang ditanamkan
pada siswa. Pendidikan karakter adalah suatu upaya untuk mengembangkan
aspek kepribadian siswa yang meliputi nilai-nilai moral, etika, agama, dan
budaya. Pembentukan karakter yang baik di sekolah dapat membantu siswa
menjadi individu yang berkarakter kuat dan bermoral baik. Pembentukan karakter
tidak hanya sekadar penanaman nilai moral, tetapi juga penanaman nilai-nilai
budaya dan kearifan lokal yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta
tanah air pada siswa.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif sangat efektif dalam meningkatkan pembentukan karakter siswa.
Dalam konteks ini, model Cooperative Learning (CL) merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk membangun nilai-nilai
karakter yang kuat dan positif. Model pembelajaran kooperatif ini mendorong

5
siswa untuk bekerja sama dan saling membantu dalam mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian, model CL dapat dijadikan strategi pembelajaran yang efektif
untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa.
Di sisi lain, kearifan lokal dan budaya daerah juga memegang peranan
penting dalam pembentukan karakter siswa. Budaya dan kearifan lokal dapat
menjadi landasan kuat bagi siswa untuk mengembangkan rasa cinta tanah air dan
kebanggaan akan identitas budaya mereka. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
budaya dan kearifan lokal perlu dilakukan melalui pendidikan.
SDN 67 Kota Bengkulu adalah salah satu sekolah dasar di kota Bengkulu
yang memiliki siswa yang beragam latar belakang budaya dan etnis. Oleh karena
itu, penanaman nilai-nilai budaya dan kearifan lokal perlu dilakukan melalui
strategi pembelajaran yang efektif. Dalam konteks ini, penggunaan model
Cooperative Learning dapat dijadikan strategi pembelajaran yang efektif untuk
menanamkan nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada siswa di
SDN 67 Kota Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
Bagaimana pemanfaatan model Cooperative Learning dapat meningkatkan
penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada siswa
dalam pembelajaran PPKn di SDN 67 Kota Bengkulu?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pemanfaatan model
cooperative learning sebagai strategi penanaman nilai-nilai karakter berbasis
budaya dan kearifan lokal siswa dalam pembelajaran PPKN di SDN 67 Kota
Bengkulu. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

6
1. Untuk mengkaji pemanfaatan model cooperative learning dalam pembelajaran
PPKN di SDN 67 Kota Bengkulu.
2. Untuk mengkaji pengaruh pemanfaatan model cooperative learning terhadap
penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa dalam
pembelajaran PPKN di SDN 67 Kota Bengkulu.
3. Untuk mengidentifikasi hambatan dan solusi yang dihadapi dalam
pemanfaatan model cooperative learning sebagai strategi penanaman nilai-
nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa dalam pembelajaran
PPKN di SDN 67 Kota Bengkulu.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak,
yaitu:
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan model
cooperative learning sebagai strategi pembelajaran dalam pembentukan nilai-
nilai karakter siswa berbasis budaya dan kearifan lokal. Hal ini dapat
membantu pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PPKN di
SDN 67 Kota Bengkulu.

2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan model
cooperative learning sebagai strategi pembelajaran dalam pembentukan nilai-
nilai karakter siswa berbasis budaya dan kearifan lokal. Hal ini dapat
membantu guru dalam merancang pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.

3. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan
pemahaman mereka tentang nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan

7
lokal. Selain itu, penggunaan model cooperative learning juga dapat
membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan sosial mereka.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya


Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
melakukan penelitian tentang penggunaan model cooperative learning dalam
pembentukan nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal pada
mata pelajaran lainnya.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran PPKn

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu


mata pelajaran yang diwajibkan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia.
Pembelajaran PPKn bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang berkarakter
Pancasila, yaitu memiliki kejujuran, keadilan, kerja sama, kesetaraan, dan
ketertiban. Pembelajaran PPKn juga bertujuan untuk membentuk warga negara
yang memiliki rasa nasionalisme, demokratis, dan bertanggung jawab.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) adalah mata


pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap, nilai, dan perilaku
kewarganegaraan pada siswa. Pembelajaran PPKN mencakup materi tentang
dasar-dasar negara, sistem pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta
nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.2 Nilai-Nilai Karakter

Nilai-nilai karakter merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap


individu untuk menjadi pribadi yang baik dan berkarakter. Nilai-nilai karakter
yang diutamakan dalam pembelajaran PPKn adalah kejujuran, keadilan, kerja
sama, kesetaraan, dan ketertiban. Nilai-nilai karakter ini diharapkan dapat
terbentuk pada siswa melalui pembelajaran PPKn.

2.3 Model Cooperative Learning

Model cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran


yang efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial dan prestasi akademik
siswa. Dalam model cooperative learning, siswa bekerja dalam kelompok kecil

9
dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
tipe model cooperative learning, seperti tipe think-pair-share, tipe jigsaw, tipe
numbered heads together, dan tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran


yang mengedepankan kerjasama dan interaksi antara siswa. Dalam pembelajaran
kooperatif, siswa saling membantu dan bekerja sama dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan interaksi sosial
antara siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, serta meningkatkan
motivasi belajar siswa.

Penerapan model Cooperative Learning dapat meningkatkan motivasi


belajar siswa dan membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam model CL, siswa juga diajarkan untuk berkomunikasi dengan baik dan
menghargai pendapat dan kontribusi dari anggota kelompok lainnya.

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif dapat menjadi strategi yang


tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal
pada siswa. Dalam pembelajaran PPKn, penggunaan model pembelajaran
kooperatif dapat membantu siswa untuk memahami nilai-nilai karakter yang
ditanamkan dengan lebih baik. Selain itu, penggunaan budaya dan kearifan lokal
dalam pembelajaran juga dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih
antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

2.4 Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat


setempat dan merupakan bagian dari budaya yang ada di daerah tersebut. Kearifan
lokal berfungsi sebagai identitas masyarakat dan dapat menjadi acuan dalam
pembentukan karakter siswa. Pemanfaatan kearifan lokal dalam pembelajaran
diharapkan dapat membentuk siswa yang memiliki rasa nasionalisme dan
mencintai kebudayaan daerahnya.

10
2.5 Penanaman Nilai-Nilai Karakter Berbasis Budaya dan Kearifan Lokal

Penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal dapat


dilakukan melalui pembelajaran PPKn dengan pemanfaatan model Cooperative
Learning. Penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal
diharapkan dapat membentuk siswa yang mencintai kebudayaan daerahnya dan
memiliki karakter yang baik dan berkarakter Pancasila.

Nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal adalah nilai-nilai yang
berkaitan dengan budaya dan adat istiadat setempat. Nilai-nilai ini menjadi bagian
dari identitas suatu daerah atau negara dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Contoh nilai-nilai karakter berbasis budaya dan kearifan lokal di Indonesia antara
lain gotong royong, kejujuran, toleransi, kerja keras, dan menghargai orang tua
dan guru.

Budaya dan kearifan lokal merupakan suatu warisan dari nenek moyang
yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya dan
kearifan lokal memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang membedakan
dengan budaya dan kearifan dari daerah lain. Dalam pembelajaran, budaya dan
kearifan lokal dapat dijadikan sebagai konteks yang relevan dan dapat memotivasi
siswa dalam belajar.

2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan, dapat dibuat kerangka


konsep sebagai berikut:

Pemanfaatan model Cooperative Learning sebagai strategi penanaman nilai-nilai


karakter berbasis budaya dan kearifan lokal siswa dalam pembelajaran PPKn di
SDN 67 Kota Bengkulu melalui: pemahaman siswa tentang nilai-nilai karakter
yang positif dan pentingnya mempertahankan budaya dan kearifan lokal.

11
Namun demikian, penelitian mengenai pemanfaatan model Cooperative
Learning sebagai strategi penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya dan
kearifan lokal pada siswa masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan pembentukan karakter siswa berbasis
budaya dan kearifan lokal.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini


digunakan karena penelitian ini lebih menekankan pada proses yang terjadi pada
subjek penelitian. Data yang diperoleh akan diinterpretasikan secara mendalam,
sehingga akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena yang
diteliti.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 67 Kota Bengkulu. SDN 67 dipilih karena


memiliki karakteristik siswa yang beragam dan memiliki potensi budaya dan
kearifan lokal yang dapat ditanamkan melalui pembelajaran PPKn.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V di SDN 67 Kota Bengkulu. Jumlah


siswa yang dijadikan sampel adalah 20 siswa yang dipilih dengan teknik
purposive sampling.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengamati
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan interaksi antara siswa.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam mengenai
pengalaman siswa dalam pembelajaran PPKn dan bagaimana model cooperative
learning dapat membantu dalam penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya
dan kearifan lokal. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-

13
dokumen seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, buku catatan siswa, dan hasil
belajar siswa.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis


deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari observasi dan wawancara akan
dianalisis dengan cara mengumpulkan data, mengorganisasi data, dan membuat
interpretasi terhadap data tersebut. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

3.6 Validitas Data

Validitas data akan dijaga dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu


triangulasi data, triangulasi sumber, dan member check. Triangulasi data
dilakukan dengan menggabungkan data dari berbagai sumber seperti observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan memeriksa
kembali sumber data yang digunakan. Member check dilakukan dengan meminta
subjek penelitian untuk memeriksa kembali data yang telah dihasilkan.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan menjaga kerahasiaan identitas subjek


penelitian dan memperoleh izin dari pihak sekolah dan orang tua siswa sebelum
melakukan penelitian. Peneliti juga akan berusaha untuk tidak mengganggu
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di sekolah.

3.8 Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep ini, variabel independen yang digunakan adalah


pemanfaatan model Cooperative Learning dengan memanfaatkan kearifan lokal
sebagai pendekatan pembelajaran dalam PPKn. Pemanfaatan model Cooperative
Learning ini dipilih karena dapat membantu meningkatkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran, mengembangkan kemampuan sosial siswa, serta membantu
siswa belajar dengan cara yang lebih menyenangkan. Sedangkan pendekatan
pembelajaran dengan memanfaatkan kearifan lokal dipilih karena dapat

14
membantu siswa untuk lebih mengenal dan memahami nilai-nilai budaya dan
kearifan lokal yang ada di lingkungan mereka, serta mampu membangun rasa
cinta pada budaya dan kearifan lokal.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai karakter


berbasis budaya dan kearifan lokal siswa dalam pembelajaran PPKn. Penanaman
nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PPKn sangat penting karena dapat
membentuk karakter siswa yang baik dan positif dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian ini, nilai-nilai karakter yang menjadi fokus adalah nilai-nilai
yang berbasis pada budaya dan kearifan lokal.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SDN 67


Kota Bengkulu, serta guru yang mengajar mata pelajaran PPKn. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan menggunakan teknik
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang


berguna dan mendalam mengenai pemanfaatan model Cooperative Learning
dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai pendekatan pembelajaran dalam
PPKn serta dampaknya terhadap penanaman nilai-nilai karakter berbasis budaya
dan kearifan lokal pada siswa di SDN 67 Kota Bengkulu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2015). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baehaqi, M. L. (2020). Cooperative Learning Sebagai Strategi Penanaman


Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(1), 157–174.
https://doi.org/10.21831/jpk.v10i1.26385

Gulo, F. W. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grasindo.

Kemendikbud. (2021). Buku Panduan Guru SD Kelas IV.

Mulyani, S. D. (2022). Peranan Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Meningkatkan Partisipasi Politik Siswa. JPPHK (Jurnal Pendidikan Politik,
Hukum Dan Kewarganegaraan), 12(2), 104–113.

Nurlaelah, E., & Mukminin, A. (2018). Cooperative Learning with Local Wisdom
Based on Learning Outcomes and Social Attitudes of Students. International
Journal of Educational Research Review, 3(2), 42-49.

Prasetiyo, Y. T. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Berbasis Kearifan Lokal Pada
Materi Perubahan Sosial di Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 3(6), 764-768.

Ririn, E., & Sunardi. (2018). Cooperative Learning Based on Local Wisdom
Values to Enhance Learning Motivation of Junior High School Students in
Indonesia. International Journal of Educational Research Review, 3(5), 245-
252.

Susan Fitriasari dan Riyan Yudistira. (2017). Model Pembelajaran Pendidikan

16
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Menumbuhkan Karakter Peduli
Lingkungan Hidup Siswa. Konferensi Nasional Kewarganegaraan III,
November, 167–175. https://core.ac.uk/download/pdf/154347506.pdf

Suryadi, D., Haryanti, R., & Samsudin, A. (2018). Application of Cooperative


Learning Model of Student Facilitator and Explaining on Learning
Achievement in Social Science of Elementary School. International Journal
of Educational Research Review, 3(5), 189-195.

Wibowo, A., & Dewi, N. R. (2018). Improving Students’ Character Building


Through Cooperative Learning Using Traditional Games. Journal of
Educational Sciences, 2(2), 109-116.

Yani, A., Suherman, S., & Sopandi, W. (2019). The Influence of Cooperative
Learning Model and Local Wisdom-Based Learning on the Social Studies
Learning Outcomes of Primary School Students. International Journal of
Educational Research Review, 4(1), 20-27.

17

Anda mungkin juga menyukai