Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/360946996

IMPLEMENTASI BUDAYA LOKAL DALAM PENDIDIKAN

Article · May 2022

CITATIONS READS
0 1,726

5 authors, including:

Yeni Lestari
Universitas Lambung Mangkurat
3 PUBLICATIONS 1 CITATION

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Yeni Lestari on 30 May 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IMPLEMENTASI BUDAYA LOKAL DALAM PENDIDIKAN

Yeni Lestari
Email: 2010111220013@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dari budaya bangsa. Kebudayaan menjadi alas
atau dasar dari pendidikan karakter dan pendidikan bertujuan untuk mewariskan dan
mengembangkan kebudayaan. Pembentukan karakter dimulai dari keinginan untuk
mengetahui serta melakukan hal yang baik agar tercipta kebiasaan, baik di hati, pikiran,
maupun perilaku. Pendidikan yang berbasis karakter dan budaya bangsa adalah pendidikan
yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan karakter anak
bangsa pada peserta didiknya melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah

PENDAHULUAN
Implementasi pendidikan karakter melalui nilai-nilai kearifan lokal dapat
meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan moralitas bangsa, dan meningkatkan
mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh sehingga menjadi
manusia insan kamil. Selain itu dengan penanaman pendidikan karakter melalui nilai-nilai
kearifan lokal kepada peserta didik tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga
cerdas secara emosional dan spiritual. Kearifan lokal dalam bahasa Inggris disebut juga
Local Genius. Local genius dapat berupa hasil karya cipta unik yang berbentuk fisik
seperti, arsitektur, peralatan penunjang hidup dan lain lain. Dan juga dapat berbentuk non-
fisik seperti filsafat, pemahaman agama, ideologi, ilmu pengetahuan, seni budaya, sistem
ekonomi dan lain lain. Sebuah karya sastra seperti dongeng termasuk ke dalam local
genius berbentuk non-fisik. Kearifan lokal merupakan nilai budaya lokal yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara arif atau bijaksana.
Kearifan lokal itu mungkin berupa pengetahuan lokal, keterampilan lokal, kecerdasan lokal,
sumber daya lokal, proses sosial lokal, norma-etika lokal, dan adat-istiadat lokal.
Pendidikan yang berbasis karakter dan budaya bangsa adalah pendidikan yang
menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan karakter anak bangsa
pada peserta didiknya melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.dalam
pendidikan karakter dan budaya bangsa, segala sesuatu yang dilakukan oleh guru harus
mampu mempengarui karakter peserta didik. Dengan tujuan membentuk pribadi peserta

1
didik menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Warga
negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa secara umum didasarkan pada nilai-
nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh masyarakat dan warga negara yang baik.

Implementasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Dalam Pendidikan


Dalam menjaga kebudayaan dengan efektif tidak dapat dipungkiri melalui
pendidikan, pendidikan memiliki tujuan melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan
itu sendiri dengan adanya pendidikan kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari
generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan selalu berubah karena pendidikan bersifat
reflektif dimana perubahan suatu pendidikan dikarenakan adanya perkembangan suatu
budaya, pendidikan selalu mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan
perkembangan kebudayaan. Nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui
proses pendidikan dimana proses pendidikan tersebut didasarkan pada program
pendidikan secara formal (Rusdiansyah, 2010:45-48). Dan nilai-nilai dalam pendidikan
kebudayaan adalah; yang pertama niali religius yaitu sikap sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dan bertoleransi terhadap agama lain.
Yang kedua nilai jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Yang
ketiga nilai toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat,sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Yang keempat
yakni sikap disiplin yaitu tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan yang ada. Kelima nailai kerja yaitu perilaku yang menunjukan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Keenam nilai semangat kebangsaan yaitu cara
berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya. Ke tujuh nilai cinta tanah air yaitu cara
berfikir,bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepeduliah, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Kedelapan nilai cinta
damai yaitu sikap, perkataan , dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya. Kesembilan nilai peduli sosial yaitu sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Kesepuluh nilai peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Nilai yang terdapat pada pendidikan akan melahirkan sebuah karakter seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan. Pendidikan budaya dan karakter
bangsa dinamakan sebagai pendidikan yang menggambarkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa, pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada peserta didik yang meliputi kompetensi pengetahuan, kesadaran atau
kemauan dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Karakter yang baik terdiri dari

2
pengetahuan yang baik, menginginkan yang baik dan melakukan kebiasaan yang baik.
Dalam kegiatan belajar terdapat rangkaian aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa pengetahuan yang
menyangkut banyak aspek, baik katrena kematangan maupun karean latihan. Pendidikan
karakter mengangkat nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh latar belakang agama,
budaya dan tradisi yang berbeda, tidak sekedar mengangkat teori semata namun juga
aplikasinya di masyarakat. Kearifan lokal adalah nilai-nilai yang berlaku dalam suatu
masyarakat. Nilai tersebut diyakini dalam kebenarannya dan menjadi pedoman dalam
bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari (Chairiyah, 2017:210). Kearifan lokal
merupakan nilai budaya lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur tatanan
kehidupan masyarakat secara arif atau bijaksana. Implementasi pendidikan karakter
berbasis kearifan lokal dapat meningkatakan kualitas pendidikan, moralitas bangsa, dan
meningkatkan mutu dan hasil pendidikan sekolah yang mana pada pencapaiannya
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh. Pendidikan karakter
berbasis nilai-nilai kearifan lokal karena sarana pendidikan bukan hanya kepintaran dan
kecerdasan , tetapi juga moral dan budi pekerti, watak, nilai, dan produktif bagi peserta
didik.

Budaya dan Kemajuan Bangsa Dalam Pendidikan Nasioanl


Pendidikan saat ini hanya mengembangkan penguasaan aspek keilmuan dan
kecerdasan peserta didik dan pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di dalam
diri peserta didik semakin terpinggirkan dimana rapuhnya karakter dan budaya dalam
kehidupan bangsa dapat membawa kemunduran bagi peradaban bangsa. Pendidikan yang
berbasis karakter dan budaya bangsa adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip
dan metodologi ke arah pembentukan karakter anak bangsa pada peserta didiknya melalui
kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.dalam pendidikan karakter dan
budaya bangsa, segala sesuatu yang dilakukan oleh guru harus mampu mempengarui
karakter peserta didik. Dengan tujuan membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia
yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Warga negara yang baik bagi
suatu masyarakat atau bangsa secara umum didasarkan pada nilai-nilai sosial tertentu yang
banyak dipengaruhi oleh masyarakat dan warga negara yang baik. Pendiidkan karakter
dapat memiliki tujuan yang pasti apabila pijakan dari nilai-nilai karakter. Dalam
pembentukan karakter perlu diperhatikan bentuk-bentuk budaya bangsa diaman mampu
menjadi solusi alternatif dalam penlialin yang benar-benar mampu memotret kemampuan
peserta didik. Pendidikan karakter bangsa adalah meningkatkan kualitas perilaku, akhlak
budi pekerti dari setiap anak bangsa dan menjalani kehidupan sebagai anggota masyarakat
dimana memiliki fungsi sebagai, pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi berperilaku baik , memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartaban, dan untuk

3
menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya lain yang tidak sesuai dengan nailai-nilai
budaya dan karakter bangsa yang bermartabat. Selain itu juga memiliki prinsip yang
berkelanjutan melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah serta
nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan.
Pendidikan yang bertujuan menjadikan peserta didik sebagai manusia yang
berkualitas,berkarakter serta berahlak mulia tidak akan dapat terwujud jika dalam
penyelenggaraan pendidikan mengabaikan nilai budaya. Pada saat ini telah dikembangkan
suatu strategi dalam dunia pendidikan yang mana bertujuan menciptakan manusia yang
berbudaya sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dianutnya yaitu pendidikan berbasis
budaya. Budaya yang digunakan dalam pendidikan ini tentunya berasal dari budaya
masyarakat itu sendiri. Pendidikan berbasis budaya ini menjadi model baru dalam
pembelajaran. Untuk mencapai suatu sistem pendidikan yang maju dan berkembang
sehingga dapat sesuai dengan standar mutu pendidikan maka haruslah dilandasi dengan
nilai-nilai luhur budaya. Nilai luhur budaya yang dimaksud identik dengan pendidikan
karakter yang harus ditanamkan pada peserta didik melalui berbagai strategi.
Menanamkan nilai-nilai luhur budaya pada diri peserta didik bukan merupakan hal yang
mudah, namun bisa diupayakan dengan strategi keteladanan, program dan tindakan nyata,
serta pembiasaan. Pembelajaran berbasis budaya merupakan penciptaan lingkungan belajar
dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada pengakuan terhadap budaya sebagai
bagian yang fundamental dalam pendidikan, ekspresi, dan komunikasi gagasan, serta
perkembangan pengetahuan. Dalam pengimplementasiaanya, guru membutuhkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pedidikan karakter. Strategi implementasi
pendidikan karakter disatuan pendidikan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Integrasi dalam mata pelajaran. Setiap mata pelajaran terdapat muatannilai-nilai karakter
yang perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan kontekskehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanyapada tataran kognitif, tetapi
menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalamkehidupan peserta didik sehari-
hari di masyarakat. Pengembangan karakter-karakter bangsa dapat diintegrasikan dalam
mata pelajaran.
2. Integrasi pendidikan karakter dalam muatan lokal. Menurut Permendikbud No. 79
Tahun 2014, muatan lokal adalah bahan kajianatau mata pelajaran pada satuan pendidikan
yang berisi muatan dan proses pembelajarantentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahamanpeserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya.
3. Integrasi pendidikan karakter melalui pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan
belajar. Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melaui
kegiatan pengembangan diri, yang meliputi:

4
a. Pengkondisian, yaitu menciptakan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan
karakter. Misalnya kebersihan ruang kelas, kebersihan diri dan pakaian, halaman sekolah
yang bersih dan sejuk, dll.
b. Kegiatan rutin, adalah kegiatanyang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan
konsisten setiap saat, misalnyakegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan,
senam pagi, berbaris sebelum masuk kelas, piket kelas, berdoa sebelum dan sesudag
pelajaran dimulai, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru;
c. Kegiatan Spontanitas, merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan
pada saat itu juga. Misalnya, menjenguk teman yang sakit, mengumpulkan sumbenagn
ketika ada bencana alam;
d. Keteladanan, merupakan perilaku atau sikap guru dalam memberikan contoh melalui
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkanmenjadi panutan bagi peserta didik,
mulai dari perkataan, tingkah laku, sampai pada cara berpakaian.
4. Integrasi pendidikan karakter melaluikegiatan pembelajaran. Salah satu upaya untuk
mengintegrasikannilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan
merancang danmenerapkan pendekatan atau strategipembelajaran aktif atau pembelajaran
yang berpusatpada peserta didik. Beberapa pendekatan dan strategi pembelajaran yang
dapat digunakanuntuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran
5. Integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler
yang selama inidiselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk
pembinaankarakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik.

SIMPULAN
Pendidikan yang berbasis karakter dan budaya bangsa adalah pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan karakter anak bangsa pada peserta
didiknya melalui kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah. Pembentukan
karakter dimulai dari keinginan untuk mengetahui serta melakukan hal yang baik agar
tercipta kebiasaan, baik di hati, pikiran, maupun perilaku. Dalam membentuk karakter
positif, peserta didik perlu mengetahui alasan mengapa berbuat baik, merasakan hal yang
baik, dan melakukan hal yang baik. Perlunya lingkungan belajar yang positif dan peduli
yang ditandai dengan penuh kasih sayang, penuh dengan kepedulian, kompetensi guru dan
staf sekolah yang memberikan inspirasi dan bebas dari berbagai bentuk tindak kekerasan,
serta pendidikan yang inklusif. Strategi implementasi pendidikan karakter disatuan
pendidikan meliputi lima langkah, yaitu: pertama, Integrasi dalam mata pelajaran; dua
Integrasi pendidikan karakter dalam muatan lokal; tiga Integrasi pendidikan karakter
dalam muatan lokal; empat Integrasi pendidikan karakter melaluikegiatan pembelajaran;
dan lima Integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler.

5
REFERENSI

Abbas, E. W., Syaharuddin, S., Mutiani, M., Susanto, H., & Jumriani, J. (2022).
STRENGTHENING HISTORICAL THINKING SKILLS THROUGH
TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSES MODEL IN THE LESSON OF
HISTORY. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 18(1).
Arifin, J., & Susanto, H. (2017, November). The Internalization of Multiculturalism Values
through Literature Learning. In 1st International Conference on Social Sciences
Education-" Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 167-169). Atlantis Press.
Fitri, M., & Susanto, H. (2022). NILAI SOSIAL RELIGI TRADISI MANOPENG PADA
MASYARAKAT BANYIUR. Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran
Sejarah, 7(2), 161-169.
Jannah, M., Effendi, R., & Susanto, H. (2021). KESENIAN TRADISIONAL MASUKKIRI
MASYARAKAT BUGIS PAGATAN KECAMATAN KUSAN HILIR
KABUPATEN TANAH BUMBU. Prabayaksa: Journal of History Education, 1(2),
64-70.
Rahayu,R. (2021).PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL BERBASIS
BUDAYA NASIONAL.Jurnal Terapung: Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1),17-25.
Rochgiyanti, M., & Susanto, H. (2017, November). Transformation of Wetland Local
Wisdom Values on Activities of Swamp Buffalo Breeding in Social Science Learning
Practice. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 272-276). Atlantis Press.
Rochgiyanti, R., & Susanto, H. (2018, April). Tradisi pemeliharaan kerbau kalang di
wilayah lahan basah Desa Tabatan Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito
Kuala. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah (Vol. 3, No. 2).
Susanto, H. (2017, November). Perception on Cultural Diversity and Multiculturalism
Education. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017). Atlantis Press.
Susanto, H., & Fathurrahman, H. A. (2021, February). Migration and Adaptation of the
Loksado Dayak Tribe (Historical Study of Dayak Loksado Community in
Pelantingan Village). In The 2nd International Conference on Social Sciences
Education (ICSSE 2020) (pp. 5-10). Atlantis Press.

6
Susanto, H., Abbas, E. W., Anis, M. Z. A., & Akmal, H. CHARACTER CONTENT AND
LOCAL EXCELLENCE IN VOCATIONAL CURRICULUM IMPLEMENTATION
IN TABALONG REGENCY.
Susanto, H., Subiyakto, B., & Khairullah, M. (2021). ANJIR SERAPAT SEBAGAI
JALUR EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN ALIRAN SUNGAI SEJAK ERA
KOLONIAL. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan
Pengajarannya, 15(2), 321-330.
Syaharuddin, S., Hidayat Putra, M. A., & Susanto, H. (2019). Nilai Budaya Manyambang
Masyarakat Desa Lok Baintan Dalam Sebagai Sumber Belajar IPS.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai