Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maga Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Program Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) ini dapat kami susun dan
selesaikan sebagai pedoman bagi guru untuk melaksanakan program PPK di SD Negeri 4 Pasi
Lhok.

Program PPK ini kami susun dengan melibatkan guru, komite sekolah dan stakeholder di
SDN Negeri 4 Pasi Lhok sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan program ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan program PPK ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan
untuk menyempurnakan pogram ini.

Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan
petunjuk- Nya kepada kita. Amiin

Pasi Lhok,..........................................2022
Kepala SDN Pasi Lhok,

KARTINI, S.Pd
NIP. 19661231 198910 2 002
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan


bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17


Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis,
kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan
bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang,
termasuk SD sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik.

Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai sejak tahun 2010
sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan pembentukan karakter
secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat. Penguatan Pendidikan Karakter di
sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik. Lebih dari
itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau mengabaikan beberapa dimensi penting dalam
pendidikan, yaitu olah raga (kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual) (Muhajir
Effendy, 2016). Apa yang selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan
kecerdasan akademis. Olah pikir ini pun belum mendalam sampai kepada pengembangan berpikir
tingkat tinggi, melainkan baru pada pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu
diatasi dengan sinergi berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat melalui
penguatan pendidikan karakter untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat, berbudaya, dan
berkarakter.

Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rencana Aksi Nasional
(RAN) Pendidikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia
dengan delapan belas (18) nilai karakter. Program ini didukung oleh Pemerintah Daerah, lembaga
swadaya masyarakat sehingga program pendidikan karakter bisa terlaksana dengan baik.

Tujuan pendidikan di SD, termasuk pengembangan karakter, dapat dicapai melalui


pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013 yang mengacu pada Kompetensi Inti 1 ( KI
1 ) dan Kompetensi Inti 2 ( KI 2 ). Di dalam KI 1 ( Spiritual ) dan KI 2 ( Sosial ) telah secara jelas
dan dijabarkan standar kompetensi dan materi yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Karakter sikap spiritual dan sikap sosial juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan
dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik
ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan
nilai secara nyata.

Pendidikan karakter pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata
pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi
menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di
masyarakat.

Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan
sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan,
dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai.
Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum,
pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan
demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter
di sekolah.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum dalam pembinaan pendidikan karakter antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan
5. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
6. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
7. Program kerja SD Negeri 4 Pasi Lhok tahun pelajaran 2017/2022

C. Tujuan

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil


pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SD Negeri 4 Pasi Lhok mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.

Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol- simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

D. Sasaran

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah ( siswa, pendidik kepala sekolah
dan tenaga kependidikan ) terutama siswa. Melalui program ini diharapkan siswa memiliki
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kompetensi akademik
yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya
Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya
sekolah.
BAB II

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

A. Nilai-nilai Karakter untuk SD

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan dan


kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga
merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter
Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola
pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan
nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan
memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan
PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai
karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan
Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

2. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.

3. Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja


sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

5. Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan
dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran.

Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama penyandang disabilitas).

Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri- sendiri
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai,
individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara
kontekstual maupun universal.

B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri 4 Pasi Lhok menggunakan


prinsip-prinsip sebagai berikut:

Prinsip 1 – Nilai-nilai Moral Universal

Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-
prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang
agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.

Prinsip 2 – Holistik

Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah


raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan
secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun
melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.

Prinsip 3 – Terintegrasi

Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan


dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan,
menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan
program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Prinsip 4 – Partisipatif

Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-


luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK.
Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang
terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang
diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan
PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.

Prinsip 5 – Kearifan Lokal

Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian
beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa
mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan
berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa
Indonesia.

Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI

Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta


didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking),
berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill),
termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran
(collaborative learning).

Prinsip 7 – Adil dan Inklusif

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-


diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan
menjunjung harkat dan martabat manusia.

Prinsip 8 - Selaras dengan PerkembanganPeserta Didik

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan


peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat
kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-
kebutuhan perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif.

Prinsip 9 – Terukur

Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran


agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini
komunitas sekolah mendeskripsikan nilai-nilai utama karakter yang menjadi prioritas
pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur
secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter bangsa
yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang
dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.

C. Fokus Gerakan PPK

Gerakan PPK di SD Negeri 4 Pasi Lhok berfokus pada struktur yang sudah ada
dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat tiga struktur yang dapat digunakan sebagai
wahana, jalur, dan medium untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa, yaitu: Pertama,
Struktur Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas
guru; Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan pembentukan karakter yang
terintegrasi dalam pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Ketiga,
Struktur Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang mampu mensinergikan
empat dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir, olah
rasa, dan olah hati).

D. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter

Dalam pelaksanaannya Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) di SD Negeri 4 Pasi


Lhok disesuaikan dengan kurikulum dan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata
pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler.
Sebagai kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan
dikembangkan/dikuatkan pada sesi pembelajaran tersebut dan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran masing- masing.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan. Pada kegiatan ekstrakurikuler, satuan pendidikan melakukan
penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat
dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan,
seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah
budaya, dan lain- lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
spontan, pengkondisian, dan keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi,
kondisi, ketersediaan sarana dan prasarana di setiap satuan pendidikan.

Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain
yang terdiri atas:

a) Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan
antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang
bersih, ramah, sehat, aman, dan damai.
b) Pendidikan keluarga dan masyarakat; menjalin keselarasan antara pendidikan di
sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat.

E. Struktur Kegiatan

Struktur kegiatan PPK merupakan pilihan berbagai macam kegiatan bagi


pembentukan karakter peserta didik yang menyeimbangkan keempat dimensi pengolahan
pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah
hati. Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan,
kekhasan, dan keunggulan sekolah (school branding).

F. Basis Gerakan PPK

Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan
mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).

1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas


a) Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam
mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
b) Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.
c) Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.

2. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

a) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.


b) Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
c) Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
d) Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui
kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
e) Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah
f) Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

a) Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan
utama pendidikan.
b) Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran
seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia
usaha, dan dunia industri.
c) Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
d) Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah
daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya

G. Perancangan

Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:

a) Menentukankarakter individual, kelompok, kelas, lembaga.


b) Menentukan sub tim pengendali pelasksanaan pendikar

1. Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan


karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik
direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada
mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan
pembinaan kesiswaan.
2. Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah
3. Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas,
jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi)
4. Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah

H. Implementasi

1. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll)
diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait,
seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lainnya
2. Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah. Berbagai hal yang
terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan
dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan
sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan,
pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya.
3. Pembentukan karakter yang terpadu dengan Kegiatan pembinaan kesiswaan
( Terlampir ). Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan
karakter antara lain:
a. Olah raga
b. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah dll )
c. Seni Budaya (menari, menyanyi, melukis, teater),
d. Kepramukaan,
e. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
f. Kegiatan Pembiasaan, Intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler

I. Penilaian Program PPK

Penilaian program PPK harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Orientasi pada Proses


Panduan penilaian berorientasi pada proses berarti instrumen yang dibuat, baik oleh
sekolah maupun oleh pemerintah, bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan
PPK, mulai dari asesmen kebutuhan pada tahap awal, sampai proses penilaian
keberhasilan pada akhir program.
2. Acuan pada Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam panduan penilaian mengacu pada proses pelaksanaan PPK
secara utuh dan menyeluruh, mulai dari tahap awal, yaitu asesmen awal sampai evaluasi
PPK.

3. Asas manfaat
Penilaian bertujuan agar sekolah memperoleh manfaat bagi perbaikan selanjutnya.
Proses penilaian dilaksanakan untuk menilai keterlaksanaan dan kebermanfaatan PPK,
bukan untuk mencari kesalahan. Indikator - indikator penilaian di dalam rubrik
bermanfaat untuk melakukan evaluasi bagi pengembangan program PPK di masa depan.
4. Jujur dan Objektif
Penilaian dilakukan secara jujur objektif sesuai dengan apa yang terjadi dan melaporkan
hasil temuannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penilaian PPK mengutamakan
kejujuran sekolah dalam menilai karena pendidikan karakter lebih menekankan
kemampuan lembaga mengevaluasi diri tanpa perlu pengawasan dari pihak luar.
Kemandirian, objektivitas, dan kejujuran dalam menilai PPK adalah bagian dari revolusi
mental itu sendiri.

J. Metode Penilaian

Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk
mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai
sebuah kegiatan. Observasi bisa dilakukan secara individual, bila instansi yang menilai adalah
individu di luar sekolah, seperti pengawas, atau dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Bila
sekolah yang melakukan evaluasi diri, sekolah bisa mempergunakan masukan data-data observasi
dari anggota komunitas sekolah (guru, siswa, dan lain-lain) untuk menjustifikasi indikator
keberhasilan sesuai dengan rubrik.
Observasi yang dilakukan meliputi observasi lingkungan fisik sekolah, lingkungan sosial
sekolah, budaya, dan karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut dapat diamati pada sarana dan
prasarana sekolah, proses belajar-mengajar di kelas, berbagai macam dokumentasi pembelajaran
(program tahunan, RPP, dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan setelah
pembelajaran formal di lingkungan sekolah dan komunitas. Penilai juga dapat melihat dokumen-
dokumen lain sekolah yang mendukung penilaian pada lembar observasi.

Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk memberikan justifikasi skoring
sesuai rubrik pada indikator keberhasilan PPK. Data-data administrasi berupa dokumen-dokumen
pendukung (tertulis dalam dokumen, atau dokumentasi dalam bentuk digital, seperti video, foto,
dan lain-lain).

K. Penilai PPK

Penilai PPK adalah pihak sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan. Untuk menjaga objektivitas, penilaian keberhasilan PPK dilakukan minimal dengan
melibatkan tiga pemangku kepentingan utama pendidikan, yaitu sekolah, komite sekolah/orangtua,
dan pengawas. Perwakilan komunitas atau dinas bisa juga dilibatkan untuk membuat evaluasi PPK
bila dibutuhkan.

Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan pengawas melakukan evaluasi Penguatan
Pendidikan Karakter dengan cara menilai keberhasilan PPK mempergunakan informasi dari
rubrikasipenilaian sebagai alat untuk membantu justifikasi indikator PPK.

L. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas program


pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, tujuan
monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program


pendidikan karakter di sekolah.
2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum.
3) Melihat kendala-kendala yang terjadi
4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun
rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan
5) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di
sekolah.

M. Tindak Lanjut

Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter
digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan,
mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang
terkait dengan implementasi program.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk


memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Ada lima nilai utama karakter yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK
yaitu ; Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong royong, dan Integritas.

Dalam pelaksanaannya di SD Negeri 4 Pasi Lhok PPK berpedoman pada struktur kurikulum
melalui kegiatan pembiasaan, Intra-kurikuler dan ko-kurikuler, dan ekstra- kurikuler. Gerakan PPK
dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh
sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas
(Albertus, 2015).

Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk mengumpulkan data,
baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan

Pasi Lhok,..........................................2022
Kepala SDN Pasi Lhok,

KARTINI, S.Pd
NIP. 19621231 198303 1 436
PROGRAM KEGIATAN KEAGAMAAN

TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

SD NEGERI PASI LHOK

Dalam rangka
No Hari/tanggal kegiatan Tempat kegiatan Jenis kegiatan Keterangan
Senin-Sabtu
Mengenal nama- Membaca Asmaul Semua
1 (Pagi sebelum Teras Kelas
nama Allah Khusna Guru/Siswa
masuk ruangan)
Senin-Kamis
Meningkatkan Sholat Zhuhur Guru-Siswa
2 (Jam Pelajaran Mushola
iman dan taqwa berjama’ah (Kls 3-6)
Efektif)
Sabtu,
2 Desember Maulid Nabi Ruang Kelas 4, 5, Al Berjanji dan
Semua Guru
3 2022 Muhammad dan 6 Masjid Tausiah
/Siswa
Jumat, 15 SAW Al Makmur Pawai Ta`aruf
Desember 2022
Isro’ Mi’raz Tausiah dan
Sabtu, Ruang Kelas 4, 5, Semua
4 Nabi Muhammad berbagai Kegiatan
14 April 2022 dan 6 Guru/Siswa
SAW Lomba
Sabtu, 12 Mei Ziarah Makam Semua/Siswa
5 2022 Wali menjelang Makam Mantingan Ziarah
Kelas 6
US
Senin-Kamis,
(Setiap pagi Ruang Kelas 5 dan Semua
6 Tadarus Tadarus
Bulan 6 Guru/Siswa
Ramadhan )
Kamis, Berbuka Puasa Ruang Kelas 5 dan
7 2 Juni 2022 Bersama 6 Santapan Rohani Guru PAI
PROGRAM IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (
PPK ) SD NEGERI PASI LHOK
TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


Nilai Karakter Penguatan Nilai Utama:
Waktu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas

Kegiatan Pembiasaan:
07.00 – 07. 15 Memulai hari dengan upacara bendera ( Senin dan hari besar Nasional ), Apel, membaca Asmaul Khusna, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku – buku non-pelajaran 15 menit sebelum pelajaran
dimulai

Kegiatan Intra-kurikuler: Kegiatan PPK


Kegiatan Belajar Mengajar Bersama orang
07.15 – 12.00 tua : Interaksi
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: dengan orang
15.00 – 16.50 Sesuai dengan bakat dan minat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua dan masyarakat: tua dan
Kegiatan Keagamaan, Pramuka, Seni, dan Olahraga lingkungan /
sesama
Kegiatan Pembiasaan:
12.00 – 12.10
Sebelum menutup hari siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah/nasional dan berdoa bersama

Pasi Lhok,..........................................2022
Kepala SDN Pasi Lhok,

KARTINI, S.Pd
NIP. 19621231 198303 1 436

Anda mungkin juga menyukai