Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Program Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ) ini dapat kami susun dan
diselesaikan sebagai pedoman bagi guru untuk melaksanakan program PPK di SD Ganesa Satria.
Program PPK ini kami susun dengan melibatkan guru, komite sekolah dan stakeholder di
SD Ganesa Satria sehingga dapat memperkaya dan memperlancar penyusunan program ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Program PPK ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan
Hal
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ……………………………………………………………………… 2
D. Sasaran …………………………………………………………………….. 3
F. Perancangan …………………………………………………………………
G. Implementasi ……………………………………………………………….
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis,
kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan
bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang,
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter yang secara intensif telah dimulai sejak tahun 2010
secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat. Penguatan Pendidikan Karakter di
sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik. Lebih dari
itu, pendidikan kita sesungguhnya melewatkan atau mengabaikan beberapa dimensi penting dalam
pendidikan, yaitu olah raga (kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik dan spiritual). Apa yang
selama ini kita lakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan kecerdasan akademis. Olah
pikir ini pun belum mendalam sampai kepada pengembangan berpikir tingkat tinggi, melainkan
baru pada pengembangan olah pikir tingkat rendah. Persoalan ini perlu diatasi dengan sinergi
berkelanjutan antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat melalui penguatan pendidikan
Program ini didukung oleh Pemerintah Daerah, lembaga swadaya masyarakat sehingga program
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan
Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum,
pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan
demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter
di sekolah.
B. Dasar Hukum
Pendidikan
C. Tujuan
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
pendidikan karakter diharapkan peserta didik SD Ganesa Satria mampu secara mandiri
hari.
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol- simbol yang
dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
D. Sasaran
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh warga sekolah ( peserta didik, pendidik kepala
sekolah dan tenaga kependidikan ) terutama peserta didik. Melalui program ini diharapkan peserta
didik memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai
norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya
A. Nilai-nilai Karakter
kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga
merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter
Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh
pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK menempatkan
memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan
PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai
karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan
Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai
karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang
lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang,
4. Gotong Royong
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan
dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai
warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti
melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai,
individu dan sekolah pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara
Gerakan PPK di SD Ganesa Satria berfokus pada struktur yang sudah ada dalam
sistem pendidikan nasional. Terdapat tiga struktur yang dapat digunakan sebagai wahana,
jalur, dan medium untuk memperkuat pendidikan karakter bangsa, yaitu: Pertama, Struktur
Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas guru;
Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi
Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang mampu mensinergikan empat
dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir, olah rasa, dan
olah hati).
disesuaikan dengan kurikulum dan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang ada di dalam struktur kurikulum dan mata
ke dalam mata pelajaran sesuai topik utama nilai PPK yang akan
penguatan kembali nilai-nilai karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat
dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak lain/lembaga yang relevan,
seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perdagangan, museum, rumah
budaya, dan lain- lain, sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin,
luar jam pembelajaran untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi,
Selain struktur dalam kurikulum, gerakan PPK juga memiliki struktur pendukung lain
a) Ekosistem dan budaya sekolah; mewujudkan tata kelola yang sehat, hubungan
antarwarga sekolah yang harmonis dan saling menghargai, lingkungan sekolah yang
D. Struktur Kegiatan
pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu olah raga, olah pikir, olah rasa dan olah
hati. Sekolah bisa memilih struktur kegiatan yang akan mendorong terbentuknya keunikan,
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan
mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan
masyarakat/ komunitas.
mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
b) Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.
d) Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui
a) Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan
utama pendidikan.
seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia
F. Perancangan
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain:
karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik
direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada
mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan
pembinaan kesiswaan.
G. Implementasi
1. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran.
Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll)
2. Pembentukan Karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah. Berbagai hal yang
terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan
lain:
a. Olah raga
d. Kepramukaan,
Panduan penilaian berorientasi pada proses berarti instrumen yang dibuat, baik oleh
PPK, mulai dari asesmen kebutuhan pada tahap awal, sampai proses penilaian
Indikator keberhasilan dalam panduan penilaian mengacu pada proses pelaksanaan PPK
secara utuh dan menyeluruh, mulai dari tahap awal, yaitu asesmen awal sampai evaluasi
PPK.
3. Asas manfaat
bermanfaat untuk melakukan evaluasi bagi pengembangan program PPK di masa depan.
Penilaian dilakukan secara jujur objektif sesuai dengan apa yang terjadi dan melaporkan
hasil temuannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penilaian PPK mengutamakan
kemampuan lembaga mengevaluasi diri tanpa perlu pengawasan dari pihak luar.
Kemandirian, objektivitas, dan kejujuran dalam menilai PPK adalah bagian dari revolusi
I. Metode Penilaian
Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk
mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai
sebuah kegiatan. Observasi bisa dilakukan secara individual, bila instansi yang menilai adalah
individu di luar sekolah, seperti pengawas, atau dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Bila
sekolah yang melakukan evaluasi diri, sekolah bisa mempergunakan masukan data-data observasi
dari anggota komunitas sekolah (guru, siswa, dan lain-lain) untuk menjustifikasi indikator
sekolah, budaya, dan karakter sekolah. Unsur-unsur tersebut dapat diamati pada sarana dan
(program tahunan, RPP, dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan setelah
pembelajaran formal di lingkungan sekolah dan komunitas. Penilai juga dapat melihat dokumen-
Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk memberikan justifikasi skoring
sesuai rubrik pada indikator keberhasilan PPK. Data-data administrasi berupa dokumen-dokumen
pendukung (tertulis dalam dokumen, atau dokumentasi dalam bentuk digital, seperti video, foto,
dan lain-lain).
J. Penilai PPK
Penilai PPK adalah pihak sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan. Untuk menjaga objektivitas, penilaian keberhasilan PPK dilakukan minimal dengan
melibatkan tiga pemangku kepentingan utama pendidikan, yaitu sekolah, komite sekolah/orangtua,
dan pengawas. Perwakilan komunitas atau dinas bisa juga dilibatkan untuk membuat evaluasi PPK
bila dibutuhkan.
Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua, dan pengawas melakukan evaluasi Penguatan
Pendidikan Karakter dengan cara menilai keberhasilan PPK mempergunakan informasi dari
pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, tujuan
sekolah.
L. Tindak Lanjut
Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter
mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang
PENUTUP
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir
(literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Ada lima nilai utama karakter yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK
melalui kegiatan pembiasaan, Intra-kurikuler dan ko-kurikuler, dan ekstra- kurikuler. Gerakan PPK
dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan dimiliki oleh sekolah,
yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas
Penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan langsung) untuk mengumpulkan data,
baik data-data administratif maupun catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
SD GANESA SATRIA
Semua Guru
3 Rabu - Jumat Mushola Sholat Dhuha
/Peserta
Berjamaah
Didik
Kegiatan Pembiasaan:
07.00 – 07. 15 Memulai hari dengan upacara bendera ( Senin dan hari besar Nasional ), Apel,, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu
Nasional, Lagu Hymne Ganesa Satria.
ESTHER RUBIYANTI, SE