Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH

TIM PENYUSUN PANDUAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


DIREKTORAT GURU DAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
2018
TIM PENYUSUN PANDUAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
DIREKTORAT GURU DAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

1. Pengarah : Prof. Dr. Phil. Kamarudin Amin, M.A.


Prof. Dr. Suyitno, M.Ag.
2. Reviewer : H. Mohamad Faozin, S.Ag.M.Ag. M.Pd.
Prof. Dr. Doni Kusuma
3. Ketua : Muhammad Sidik Sisdiyanto, M.Pd.
4. Anggota :
1. Dr. Najmah, S.Pd. M.Pd.
2. Drs. H. Sugiono
3. Siti Kulsum, S.Psi.
4. Sri Narwanti, S.Pd.
5. Siska Yuniati, S.Pd.
6. Subhan, S.Pd.
7. Lilik Latifah, S.Pd. M.PKim.
8. Dra. Hj. Nurlaelah, M.Pd.
9. Dra. Hj. Jetty Maynur, M.Pd.
10. Ahmad Hanapiyah, M.Pd.
11. Sholihin Bahtiar, S.Ag.
12. M. Ridwan, M.Pd.
13. Zaenal Abidin, S.Pd.I, M.Hi.
DAFTAR ISI BUKU PANDUAN PPK

BAB I: PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Sasaran

BAB II: PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


A. Hakikat Penguatan Pendidikan Karakter
B. Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter
C. Tujuan dan Fungsi Penguatan Pendidikan Karakter
D. Aspek-aspek Penguatan Pendidikan Karakter

BAB III: IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN


KARAKTER DI MADRASAH
A. Bentuk-Bentuk
1) Pembiasaan
2) Slogan
3) Permainan
4) Lagu-lagu
5) Perlombaan
B. Media
C. Proses

BAB IV: EVALUASI MONITORING DAN RENCANA TINDAK


LANJUT PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI
MADRASAH

A. Tujuan Penilaian
B. Asesmen Awal
C. Prinsip-Prinsip Penilaian
D. Metode Penilaian
E. Penilaian PPK
F. Instrumen PPK
G. Cara Menghitung Skor PPK
H. Cara Membaca Skor Penilaian PPK
I. Cara membaca hasil skor PPK adalah sebagai berikut:

BAB V: TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGUATAN


PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH
A. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Kementerian Agama RI
B. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Kementerian Agama
Provinsi
C. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Pendidikan Agama
Kabupaten Kota
D. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Satuan Pendidikan
PANDUAN IMPLEMENTASI
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tertera dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, dalam Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dinyatakan
bahwa penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada
semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan
kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang
terintegrasi ke dalam mata pelajaran.

Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan tanggung jawab


bersama. Penanganannya harus bersinergi antara pelaku pendidikan formal,
informal, dan non formal. Sebagaimana diketahui bahwa dekadensi moral
saat ini terjadi di semua lini lapisan masyarakat. Hal tersebut antara lain
menurunnya kesopanan, citra diri, kepedulian terhadap sesama dan
lingkungan.

Madrasah sebagai ujung tombak pendidikan karakter dinilai mampu


mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran dan pembiasaan
di kelas maupun lingkungan madrasah. Ada lima karakter utama yang harus
diperkuat, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
Selain itu, madrasah juga mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam
literasi sesuai tuntutan keterampilan abad 21 yang dikenal dengan 4C
(Critical Thinking and Problem Solving, Creative, Communicative, dan
Collaborative).
Dalam hal ini guru bisa mengambil peran dengan mengintegrasikan
nilai-nilai karakter dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas. Sementara itu,
kepala madrasah dapat mendesain budaya madrasah menjadi ciri khas dan
keunggulannya serta mendesain pelibatan publik guna meningkatkan peran
serta orang tua dan masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan


Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
Republik Indonesia menyusun buku panduan bagi guru madrasah dalam
mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Buku panduan
ini juga menjadi acuan bagi penentu kebijakan dalam mengimplementasikan
PPK di lingkungan Kementerian Agama.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum yang memayungi pelaksanaan Penguatan Pendidikan


Karakter bagi guru madrasah adalah sebagai berikut:

1. UUD 1945 Amandemen;


2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
4. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan;
5. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008, tentang
Pembinaan Kesiswaan;
10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor
90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
11. Peraturan Menteri Agama Nomor .... Tahun 2018 tentang Implementasi
Penguatan Pendidikan Karakter pada kementerian Agama.
12. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165 tahun 2014
tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.

C. Tujuan

Tujuan penyusunan buku Panduan Penguatan Pendidikan Karakter Madrasah adalah:

1. Memberikan pedoman bagi guru dalam mengimplementasikan penguatan


pendidikan karakter di madrasah;
2. Memberikan pedoman bagi kepala madrasah dalam mendesain implementasi
penguatan pendidikan karakter di madrasah;
3. Memberikan acuan bagi penentu kebijakan dalam membangun budaya
karakter di lingkungan Kementerian Agama.

D. Sasaran
Sasaran buku panduan ini adalah:
1. Guru madrasah dalam melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter
2. Penentu kebijakan dalam membangun budaya karakter di lingkungan
Kementerian Agama.
BAB II
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

A. Hakikat Penguatan Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter pada dasarnya telah digalakkan sejak tahun 2010
dalam bentuk Gerakan Nasional yang kemudian diimplementasikan di setiap
satuan pendidikan. Selama kurun waktu tersebut sudah banyak praktik-
praktik baik yang telah berhasil dikembangkan di madrasah. Namun, tentu
saja perlu evaluasi dan upaya pembenahan agar proses pendidikan karakter
berjalan optimal dan berkesinambungan. Mulai tahun 2016, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) secara bertahap. Komitmen pemerintah pun tampak dengan
dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017, Penguatan
Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan
olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM).1 Peraturan tersebut diimplementasikan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan.
Konsep penguatan pendidikan karakter juga dijelaskan pada laman
cerdas berkarakter.kemendikbud.go.id bahwa Penguatan Pendidikan Karater
adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa
melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah
Pancasila.

Pasal 1 Perpres No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter


1
Di lingkungan madrasah, PPK diilhami dari teladan Rasulullah Saw.
sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Ahzab ayat 21,
ِ ِ
ْ ‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم ِىف َر ُس ْول اهلل أ‬
ٌ‫ُس َوةٌ َح َسنَة‬
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang
baik”.
Dalam suatu hadis juga dinyatakan:

‫َخالَ ِق‬ ‫إِمَّن اَ بعِثْ أِل‬


ْ ‫ت ُمَتِّ َم َم َكا ِر َم اْأل‬ ُ ُ
“Sesungguhnya aku diutus di dunia itu tak lain untuk
menyempurnakan akhlak budi pekerti yang mulia” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, Penguatan Pendidikan Karakter di madrasah
merupakan harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah
pikir (literasi) dan olahraga (kinestetik) berdasarkan Alquran, hadis dan
falsafah Pancasila.

B. Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter


Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan
kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter
Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Penguatan
Pendidikan Karakter memuat lima nilai utama karakter yang saling berkaitan
dan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas
Gerakan PPK seperti yang terlihat dalam bagan berikut.
Sumber gambar: Cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id

C. Tujuan dan Fungsi Penguatan Pendidikan Karakter

Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter Madrasah adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan dan meletakkan nilai karakter sebagai jiwa utama


penyelenggaraan pendidikan;
2. Membangun dan membekali generasi Indonesia menghadapi dinamika
perubahan di masa depan;
3. Menguatkan pendidikan karakter sebagai ruh dalam pendidikan melalui
harmonisasi olah hati (etika), olah karsa (estetika), olah pikir (literasi),
dan olah raga (kinestetik);
4. Merevitalisasi kapasitas ekosistem pendidikan (kepala madrasah, guru,
peserta didik, pengawas, komite madrasah) untuk mendukung perluasan
implementasi pendidikan karakter;
5. Membangun dan memperkuat jaringan komunikasi dengan masyarakat
sebagai sumber belajar di dalam dan di luar madrasah;
6. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa.

Fungsi Penguatan Pendidikan Karakter Madrasah adalah sebagai berikut:


1. Sebagai ruh pendidikan dalam mencetak peserta didik yang beriman
dan berakhlaqul karimah;
2. Sebagai dasar peletakan nilai karakter sebagai jiwa utama
penyelenggaraan pendidikan;
3. Sebagai penguat penumbuhan pendidikan karakter peserta didik di
madrasah;
4. Sebagai bekal bagi peserta didik untuk menghadapi dinamika
perubahan di era industri 4.0.

D. Aspek-Aspek Penguatan Pendidikan Karakter


Aspek-aspek Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di madrasah
meliputi olah hati, olah pikir, olahraga, dan olah karsa.

1. Olah Hati

Olah hati dapat dilakukan dengan cara membersihkan diri dari


sifat-sifat tercela (takhalli) seperti iri, sombong, marah, cinta dunia, riya’,
dan lainnya serta menghiasi dengan sifat-sifat terpuji (tahalli) seperti
sabar, jujur, pemaaf, rendah hati, kasih sayang, tawakal, dan lainnya
sehingga terpancar cahaya Ilahi dan tersingkap tanda-tanda kekuasaan
dan keagungan-Nya (tajalli). Olah hati sangat utama karena merupakan
penentu untuk menggerakkan semua aktivitas ke arah positif ataupun
negatif sebagaimana terdapat dalam hadis:

ْ ‫ َوإِ َذا فَ َس َد‬،ُ‫صلَ َح اجْلَ َس ُد ُكلُّه‬


،ُ‫ت فَ َس َد اجْلَ َس ُد ُكلُّه‬ َ ‫ت‬
ْ ‫صلَ َح‬ ْ ‫أَالَ َوإِ َّن يِف اجْلَ َس ِد ُم‬
َ ‫ إِ َذا‬،ً‫ضغَة‬

ِ
ُ ‫أَالَ َوه َي الْ َق ْل‬
‫ رواه البخاري واملسلم‬.))‫ب‬

‘’Ketahuilah, sesungguhnya kawasan terlarang Allah adalah hal-


hal yang diharamkanNya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh
terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik,
(maka) baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila segumpal daging tersebut
buruk, (maka) buruklah seluruh tubuhnya’’ (HR. Bukhari Muslim)

Untuk menumbuhkan olah hati, perlu adanya pembiasaan positif


agar hati senantiasa dekat (taqarrub) dengan Allah Swt. Pembiasaan
tersebut harus dilakukan secara kontinyu dan konsisten (istiqāmah) yang
dilakukan dalam bentuk pembiasaan harian (al-a’mālul al-yaumiyyah).

Olah hati ini akan menghasilkan ketenangan dan kedamaian dalam


hidup. Sehingga guru akan mudah menanamkan pendidikan karakter
kepada peserta didik di madrasah, sehingga ruh dari tujuan Pendidikan
Nasional yang berkarakter akan tercapai.

2. Olah Pikir

Peserta didik harus dibimbing untuk mengolah pikirannya agar


menjadi manusia yang cerdas, kreatif, kritis dan inovatif. Selain itu,
peserta didik dikembangkan olah pikirnya dengan menanamkan rasa ingin
tahu, gemar membaca, dan semangat untuk berprestasi. Dengan olah pikir
ini, peserta didik akan memiliki keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran sepanjang hayat.

Semangat olah pikir terserbut sebagaimana dijelaskan dalam


Alquran surat Al-Baqarah ayat 266:

ِ ‫ك يبنِّي اللَّه لَ ُكم اآْل ي‬


)٢٦٦ :‫ات لَ َعلَّ ُك ْم َتَت َف َّك ُرو َن (البقرة‬ ِٰ
َ ُ ُ ُ َُ َ ‫ َك َذل‬....
‘’…….Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
kamu supaya kamu memikirkannya.’’

3. Olahraga

Peserta didik harus senantiasa dibimbing untuk mengolahraganya


agar selalu sehat, sportif, ceria, dan semangat. Raga yang sehat akan
menjadi modal optimal untuk bekerja dan berkarya. Pola hidup sehat dan
berolahraga akan menjadikan raga yang sehat serta menjadi insan yang
mandiri dan bertanggung jawab. Peserta didik yang raganya terolah
dengan baik akan menjadi individu yang sehat dan mampu berpartisipasi
aktif sebagai warga negara.

Anjuran olahraga ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:

‫العقل السليم يف اجلسم السليم‬


“Akal yang sempurna itu terdapat pada tubuh yang sehat” (HR. ....)

4. Olah Karsa

Peserta didik saat ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin


berat, terutama dalam menghadapi perubahan yang berkembang dengan
pesat. Perubahan yang terjadi tidak saja berkaitan dengan perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi saja, melainkan juga menyentuh tentang
pergeseran aspek nilai dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kondisi tersebut, peran guru sebagai fasilitator bagi peserta
didik sangat urgen. Peran guru tidak sekedar sebagai pengajar semata,
yakni sebagai penyebar ilmu dan teknologi pada peserta didik di
madrasah, namun juga berperan dalam menamamkan sikap, nilai karakter,
moral dan budaya bagi peserta didiknya. Guru haruslah menjadi teladan,
seorang model sekaligus mentor dari peserta didiknya dalam mewujudkan
perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa
dan olah karsa.
Olah karsa bermakna keinginan atau kemauan yang kuat. Peserta
didik harus senantiasa diberikan kesempatan untuk mengolah
rasa/karsanya agar menjadi manusia yang ramah dan saling menghargai,
peduli, mau bekerja sama, saling menolong, dan berkarya. Anjuran
olahrasa ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:

‫ب لَِن ْف ِس ِه‬
ُّ ِ‫َخ ِيه َما حُي‬
ِ ‫ب أِل‬
َّ ِ‫َح ُد ُك ْم َحىَّت حُي‬ ِ
َ ‫اَل يُ ْؤم ُن أ‬
“Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia
mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”
BAB III

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter diperlukan bentuk-


bentuk, media, dan proses sebagai berikut.
A. Bentuk Implementasi PPK
1. Pembiasaan
Pembiasaan dapat dilakukan dalam pembelajaran di kelas ataupun di
luar kelas. Pembiasaan tersebut dapat dilakukan dalam kegiatan formal,
informal maupun nonformal. Pembiasaan tersebut antara lain:
a. Berwudu dari rumah;
b. Membawa bekal makanan dan minuman;
c. Shalat Duha;
d. Membudayakan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
e. Penyambutan peserta didik;
f. Berdoa;
g. Membaca Asmaul Husna;
h. Tadarus Alquran;
i. Membaca senyap 15 menit sebelum pembelajaran jam pertama dimulai;
j. Menyanyikan lagu kebangsaan;
k. Meminta izin ketika akan keluar kelas;
l. Tidak menyela guru atau teman yang sedang berbicara, dan lain
sebagainya;
m. Shalat Zuhur berjamaah;
n. Sedekah;
o. Membaca basmalah sebelum memulai pekerjaan dan membaca hamdalah
setelah usai pekerjaan;
p. Membiasakan ucapan maaf, tolong, dan terimakasih;
q. Budaya antre;
r. Membuang sampah pada tempatnya;
s. Menggunakan air sesuai kebutuhan;
t. Memperingati hari besar Islam;
u. Memperingati hari besar nasional (HBN);
v. Menulis rangkuman pelajaran;
w. Mendiskusikan masalah sosial;
x. Merancang anggaran kegiatan;
y. Senam sehat;
z. Tari – tarian;
aa. Game ice breaking;
bb. Permainan tradisional;
cc. Mengunjungi panti asuhan dan panti jompo;
dd. Memberi santunan korban bencana alam;
ee. Menjenguk teman yang sakit;
ff. Bertakziah;
gg. Penyambutan peserta didik; dan
hh. Pembiasaan lain yang disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan.

2. Slogan
Slogan mempunyai pengertian sebagai rangkaian kata-kata atau
kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat. Fungsi slogan untuk
memberitahukan atau menyampaikan informasi. Dalam Penguatan
Pendidikan Karakter, slogan dapat ditempel pada tempat-tempat strategis.
Ketika siswa membaca slogan tersebut, diharapkan siswa lebih mudah
mengingat karakter positif yang ingin ditanamkan.

3. Permainan
Dalam pembelajaran maupun kegiatan di luar kelas, permainan dapat
disisipkan sebagai bentuk penguatan pendidikan karakter. Hakikatnya,
permainan akan membuat peserta didik merasa senang. Misalnya permainan
tradisional dan permainan lain yang memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut.
a. Belajar sportifitas
b. Melatih kemampuan fisik
c. Mengasah kecerdasan
d. Lebih banyak bersosialisasi
e. Anak lebih kreatif
f. Mampu bekerja sama
g. Belajar mengelola emosi
h. Meningkatkan kepercayaan diri
i. Saling menghargai
j. Mengajarkan tanggung jawab

4. Lagu-lagu
Dalam Permendikbud nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti disebutkan bahwa rasa cinta tanah air dan menerima
keberagaman sebagai anugerah untuk bangsa Indonesia maka salah satu
kegiatan wajibnya adalah menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan
atau satu lagu wajib nasional atau satu lagu terkini yang menggambarkan
semangat patriotism dan cinta tanah air. Selain itu sebelum berdoa saat
mengakhiri pembelajaran guru dan peserta didik menyanyikan satu lagu
daerah (lagu-lagu daerah seluruh Nusantara).
Dengan demikian, lagu-lagu dapat digunakan sebagai media
Penguatan Pendidikan Karakter. Selain lagu-lagu yang dimaksudkan dalam
Permendikbud tersebut, guru dapat menggunakan lagu-lagu lain sebagai
media pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter positif siswa.

5. Perlombaan
Perlombaan menurut KBBI mempunyai makna kegiatan mengadu
kecepatan (keterampilan, ketangkasan, kepandaian,dan sebagainya). Dengan
pengertian tersebut, perlombaan dapat digunakan sebagai media penguatan
pendidikan karakter siswa. Perlombaan dapat dilakukan di lingkungan
madrasah (antarkelas/antarpeserta didik) maupun perlombaan antarmadrasah.
Ranah yang dilombakan mencakup akademik dan nonakademik. Perlombaan
dalam bidang nonakademik dapat mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler
di madrasah.

B. Media Penguatan Pendidikan Karakter

Media di sini lebih bersifat umum dan masih dapat dikembangkan


sesuai dengan kebutuhan. Mengacu pada Arsyad (2007), media mempunyai
pengertian sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Media dapat berupa bahan (software) dan alat (hardware).
Media bahan (software) berupa rekaman tartil Alquran, shalawatan,
Asmaul Husna, lagu-lagu kebangsaan, lagu-lagu daerah, lagu-lagu madrasah,
dan kumpulan cerita inspiratif. Adapun media alat (hardware) berupa pojok
karakter, sudut baca, botol impian, pohon harapan, jembatan cita-cita,
pajangan karya, galeri kejuaraan, kapsul waktu, dan lain-lain.

C. Proses Penguatan Pendidikan Karakter


Dalam pasal 6 Perpres No 87 tahun 2017 Penyelenggaraan PPK pada
Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal dilakukan secara terintegrasi
dalam kegiatan:
a. intrakurikuler;
b. kokurikuler; dan
c. ekstrakurikuler.
Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan intrakurikuler merupakan
penguatan nilai-nilai karakter melalui kegiatan penguatan materi
pembelajaran dan metode pembelajaran sesuai dengan muatan kurikulum
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan PPK
dalam kegiatan kokurikuler merupakan penguatan nilai-nilai karakter yang
dilaksanakan untuk pendalaman dan/atau pengayaan kegiatan intrakurikuler
sesuai muatan kurikulum. Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan
ekstrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka
perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal.
Kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan krida, karya ilmiah, latihan olah
bakat/olah minat, dan kegiatan keagamaan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan
paling sedikit melalui pesantren kilat, ceramah keagamaan, dan/atau baca
tulis Alquran.
Dalam implementasinya, Penguatan Pendidikan Karakter di madrasah
dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama, yaitu:
a. berbasis kelas;
b. berbasis budaya madrasah;
c. berbasis masyarakat.
Penguatan pendidikan karakter berbasis kelas dilakukan melalui
pembelajaran reflektif yang terintegrasi atau melekat pada semua mata
pelajaran. Pengintegrasian bisa dikembangkan dengan memperkuat
manajemen kelas, baik mulai dari model, pendekatan, metode serta evaluasi
pembelajaran. Dalam pengintegrasian bisa pula melalui pengembangan
muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
Sedangkan implementasi berbasis budaya madrasah dilakukan sebagai
berikut:
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
madrasah.
b. Menonjolkan keteladanan di lingkungan madrasah.
c. Melibatkan seluruh warga madrasah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi
siswa melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler wajib maupun
pilihan.
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola madrasah, mulai dari
mendesain kurikulum madrasah hingga membangun tradisi madrasah.

Selanjutnya implementasi berbasis masyarakat mengacu pada Konsep dan


Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan meliputi:
a. Memperkuat peranan Komite Madrasah dan orang tua sebagai pemangku
kepentingan utama pendidikan;
b. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber
pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya,
tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri;
c. Menyinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada
dalam lingkup madrasah, pegiat pendidikan, dan LSM;
d. Menyinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan
pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan
masyarakat pada umumnya.
D. Strategi Implementasi PPK Pada Setiap Jenjang Madrasah
Strategi di tingkat satuan pendidikan ini dikembangkan lebih lanjut dalam
ranah PPK berbasis kelas, budaya madrasah, dan masyarakat. Adapun nilai-nilai
karakter yang dikembangkan pada masing-masing satuan pendidikan didasarkan
pada nilai utama PPK (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas),
kurikulum, karakteristik dan perkembangan peserta didik secara berkesinambungan
pada masing-masing jenjang sebagai berikut.

a. Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat RA


1) Mengenal Allah swt. sebagai Tuhan Yang Maha Esa;
2) Menghormati dan menyayangi orang tua;
3) Mengenal diri sendiri;
4) Mengenal sesama;
5) Mengenal lingkungan.
b. Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Madrasah Ibtidaiyah
1) Menghargai diri sendiri;
2) Menghargai sesama;
3) Menghargai lingkungan.
4) Mencintai tanah air;
c. Penguatan pendidikan karakter tingkat madrasah tsanawiyah
1) Mendengar dengan sikap yang baik;
Mendengar yang baik sangat diperlukan bukan hanya dengan diam tetapi juga
menunggu giliran untuk bicara.
2) Belajar berintrospeksi;
Mencari tahu mengapa terjadi kesalahan dan berusaha memperbaikinya
(belajar dari kesalahan);
3) Sikap sungguh-sungguh belajar;
Mempersiapkan diri untuk belajar dan tidak khawatir dulu dengan apa yang
akan dipelajari.
4) Sikap kerja sama dan suka menolong

d. Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Madrasah Aliyah


1) Belajar Lebih Teliti;
Memeriksa kembali apa yang telah dikerjakan karena ketelitian merupakan
salah satu kunci sukses.
2) Menumbuhkan Percaya Diri dengan Bersikap Tegas;
Bersikap tegas dengan cara positif akan membangu kepercayaan diri
terutama dalam membedakan antara yang benar dan salah.
3) Selalu Persiapkan Rencana;
Membuat rencana atas hal-hal apa yang akan dilakukan.
4) Berani Terima Tantangan;
Tantangan akan membuat seseorang untuk selalu terus mencoba dan tidak
cepat puas dengan yang telah dicapainya.
5) Membagi Masalah Untuk Diselesaikan;
Menyikapi masalah besar dengan memecahkannya menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil agar dapat bertahan dalam menghadapi masalah tersebut.
6) Bangga sebagai warga Negara Indonesia
BAB IV

PENILAIAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


DI MADRASAH

A. Tujuan Penilaian

Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter di madrasah mengadaptasi


Buku Panduan yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud, 2017) dimana penilaian program PPK di
madrasah dilakukan secara berkesinambungan, komprehensif, objektif, jujur
dan transparan, serta melibatkan para pemangku kepentingan pendidikan
yang relevan sesuai dengan indikatornya. Indikator keberhasilan penilaian
PPK dilakukan dengan mengacu pada kriteria pengembangan pendidikan
karakter utuh dan menyeluruh berdasarkan proses pengembangan dari tahap
awal sampai evaluasi.
Penilaian keberhasilan PPK dilakukan secara internal yang melibatkan
pemangku kepentingan (kepala sekolah, guru, wali murid, dan komite
sekolah) dan secara eksternal dapat dilakukan oleh pihak- pihak dari luar
madrasah yang memiliki kepentingan bersama untuk menyukseskan
pelaksanaan Gerakan PPK di madrasah, misalnya tim penilai dari pengawas
madrasah.

B. Asesmen Awal

Tujuan asesmen awal adalah untuk mempelajari kondisi awal dan


memastikan taraf kesiapan madrasah dalam menyusun perencanaan dan
pelaksanaan gerakan PPK di madrasah. Dengan mengetahui potensi-potensi
lingkungan yang tersedia sebagai kondisi awal, madrasah dapat menyusun
gerakan PPK yang lebih realistis, sesuai dengan kearifan nilai-nilai lokal,
menghargai budaya setempat, dan mendapatkan sumber daya material
(keuangan) dan personalia yang sesuai. Asesmen awal membantu madrasah
menentukan program-program PPK yang tepat sasaran dalam membentuk
branding madrasah.
Aspek-aspek yang perlu dilakukan pada tahap asesmen awal antara lain: (1)
kondisi-kondisi yang dapat mendukung dan tidak mendukung implementasi
gerakan PPK di madrasah, baik kondisi yang berkaitan dengan siswa, guru,
kepala madrasah, dan tenaga kependidikan: (2) iklim yang kondusif di
madrasah; (3) kebutuhan untuk menjadi lebih baik dari warga madrasah; dan
(4) dukungan yang diperoleh dari pemangku kepentingan, misalnya dari
pemerintah pusat/daerah, perguruan tinggi, komunitas, perusahaan, dan
perkumpulan atau organisasi yang ada di masyarakat.

C. Prinsip-Prinsip Penilaian

Penilaian program PPK harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Orientasi pada Proses


Panduan penilaian berorientasi pada proses berarti instrumen yang dibuat, baik
oleh madrasah maupun oleh pemerintah, bertujuan untuk mengevaluasi proses
pelaksanaan PPK, mulai dari asesmen kebutuhan pada tahap awal, sampai proses
penilaian keberhasilan pada akhir program.
2. Acuan pada Indikataor keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam panduan penilaian mengacu pada proses
pelaksanaan PPK secara utuh dan menyeluruh, mulai dari tahap awal, yaitu
asesmen awal sampai evaluasi PPK.
3. Asas Manfaat
Penilaian bertujuan agar madrasah memperoleh manfaat bagi perbaikan
selanjutnya. Proses penilaian dilaksanakan untuk menilai keterlaksanaan dan
kebermanfaatan PPK, bukan untuk mencari kesalahan. Indikator- indikator
penilaian di dalam rubrik bermanfaat untuk melakukan evaluasi bagi
pengembangan program PPK di masa depan.
4. Jujur dan Obyektif
Penilaian dilakukan secara jujur dan objektif sesuai dengan apa yang terjadi
dan melaporkan hasil temuannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Penilaian PPKmengutamakan kejujuran madrasah dalam menilai karena
pendidikan karakter lebih menekankan kemampuan lembaga mengevaluasi
diri tanpa perlu pengawasan dari pihak luar. Kemandirian, objektivitas, dan
kejujuran dalam menilai PPK adalah bagian dari revolusi mental itu sendiri.
E. Metode Penilaian
Cara melakukan penilaian PPK adalah melalui observasi (pengamatan
langsung) untuk mengumpulkan data, baik data-data administratif maupun
catatan-catatan pendukung untuk menilai sebuah kegiatan. Observasi yang
dilakukan meliputi observasi lingkungan fisik madrasah, lingkungan sosial
madrasah, budaya, dan karakter madrasah. Unsur-unsur tersebut dapat
diamati pada sarana dan prasarana madrasah, proses belajar-mengajar di
kelas, berbagai macam dokumentasi pembelajaran (program tahunan, RPP,
dan lain-lain), kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan setelah
pembelajaran formal baik di lingkungan madrasah maupun komunitas.
Penilai juga dapat melihat dokumen-dokumen lain di madrasah yang
mendukung penilaian pada lembar observasi.
Data-data observasi dan data-data administratif digabungkan untuk
memberikan justifikasi skoring sesuai rubrik pada indikator keberhasilan
PPK. Data-data administrasi berupa dokumen-dokumen pendukung (tertulis
dalam dokumen, atau dokumentasi dalam bentuk digital, seperti video, foto,
dan lain-lain).

E. Penilaian PPK

Kepala madrasah, komite madrasah, orang tua, dan pengawas


melakukan evaluasi Penguatan Pendidikan Karakter dengan cara menilai
keberhasilan PPK mempergunakan informasi dari rubrikasi penilaian sebagai
alat untuk membantu justifikasi indikator PPK.

F. Instrumen PPK
Instrumen penilaian PPK merupakan alat untuk mengukur
keberhasilan, mengevaluasi program, dan menjadi bahan perbaikan
pengembangan PPK. Rubrik penilaian PPK merupakan informasi untuk
menilai pengukuran keterlaksanaan implementasi PPK sesuai dengan konsep
pendidikan karakter utuh dan menyeluruh yang di setiap indikatornya
mencerminkan implementasi proses desain program PPK.
G. Cara Menghitung Skor PPK

Cara-cara menghitung skor PPK dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
Pertama, penilai memberi skor pada instrumen indikator keberhasilan PPK di
madrasah dengan mempergunakan panduan rubrikasi penilaian.
Kedua, penilai mengisi hasil skor dalam tabel rekapitulasi penilaian PPK.
Ketiga, cara menilai rerata adalah jumlah total seluruh item dalam satu
indikator penilaian yang sama dibagi dengan jumlah item. Sebagai contoh,
kita menilai indikator 1 tentang asesmen awal dengan data skor sebagai
berikut 3+4+2+3+3 =15. Total seluruh nilai pada indikator asesmen awal
adalah 15/5 = 3. Jadi rerata pada indikator 1 tentang asesmen awal adalah 3.

Tabel Rekapitulasi Skor Penilaian


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Nama Madrasah : MAN 2 Jakarta


Penilai : Dra. Nurlaelah, M.Pd
Tangal Penilaian : 9 Sepetember 2018

1 2 3 4 5 Rerata

1. ASSESMEN AWAL

Keempat, cara yang sama dipakai untuk menilai seluruh indikator.


Bila seluruh rerata indikator sudah dijumlahkan, nilai total adalah jumlah
total rerata dibagi 10. Akan didapatkan skor antara (0 – 4).
H. Cara Membaca Skor Penilaian PPK

Kualitas keberhasilan pelaksanaan PPK di madrasah dinilai


berdasarkan perhitungan skor seluruh indikator yang ada. Skor PPK sebuah
sekolah akan berkisar antara 0 – 4.

1. Cara membaca hasil skor PPK adalah sebagai berikut:


0 – 0,99 (E) : Banyak hal yang harus diperbaiki dalam pengembangan PPK
di madrasah
1 – 1,99 (D) : Sudah mulai ada usaha mengembangkan PPK di madrasah
2 – 2,99 (C) : Praksis PPK sudah mulai terlihat di lingkungan madrasah
3,0 – 3,5 (B) : Praksis PPK di madrasah sudah menjadi kebiasaan
3,6 - 4,0 (A) : Praksis PPK sudah sangat istimewa dan menjadi budaya
madrasah
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB IMPLEMENTASI
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH

Tugas dan tanggung jawab implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di


madrasah mulai dari Kementerian Agama RI sampai tingkat satuan pendidikan.
Tugas dan tanggung jawab ini diperlukan agar pendidikan karakter terkoordinasi,
tersosialisasi, terdampingi, terlaksana, dan terevaluasi dengan baik.

A. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Kementerian Agama Republik


Indonesia
Tugas dan tanggung jawab Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di
Madrasah pada tingkat pusat ditekankan pada tataran konseptual sebagai berikut:
1. Menyiapkan regulasi PPK di tingkat kementerian melalui Peraturan
Menteri Agama (PMA);
2. Menyusun buku panduan PPK yang berciri khas madrasah;
3. Mensosialisasikan PMA dan buku panduan PPK ke Kantor Wilayah
berupa Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam;
4. Melaksanakan pendampingan penguatan PPK;
5. Memonitoring dan mengevaluasi keberhasilan PPK.

B. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Kantor Kementerian Agama


Provinsi

Tugas dan tanggung jawab Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di


Madrasah pada tingkat wilayah ditekankan pada tataran operasional sebagai
berikut:
1. Membentuk tim PPK tingkat wilayah;
2. Mensosialisasikan PMA, surat edaran, buku panduan PPK, dan petunjuk
teknis PPK ke tingkat Kabupaten/Kota disesuaikan dengan perkembangan
sosial budaya, dan kearifan lokal;
3. Melaksanakan pendampingan penguatan PPK;
4. Memonitoring dan mengevaluasi keberhasilan PPK.
C. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Kantor Kementerian Agama
Kabupaten

Tugas dan tanggung jawab Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di


Madrasah pada tingkat Kabupaten/Kota ditekankan pada tataran operasional
sebagai berikut:
1. Membentuk tim PPK tingkat Kabupaten/Kota;
2. Mensosialisasikan PMA, surat edaran, buku panduan PPK, dan petunjuk
teknis PPK ke KKM/Satuan Pendidikan disesuaikan dengan
perkembangan sosial budaya, dan kearifan lokal;
3. Melaksanakan pendampingan penguatan PPK;
4. Memonitoring dan mengevaluasi keberhasilan PPK.

D. Tugas dan Tanggung Jawab di Tingkat Satuan Pendidikan


Tugas dan tanggung jawab Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Madrasah pada tingkat satuan pendidikan (RA, MI, MTs, MA/MAK)
ditekankan pada tataran implementasi sebagai berikut.

1. Menetapkan kebijakan madrasah tentang PPK.


Penetapan kebijakan PPK oleh Kepala madrasah sebagai bukti
komitmen kuat dalam menerapkan PPK yang bermuara pada visi dan
misi madrasah.
2. Membentuk Tim Pendampingan PPK.
Kepala madrasah membentuk tim PPK yang terdiri dari para
wakil kepala madrasah, pembina OSIS, guru BK, guru Akidah Akhlak,
guru PKn, dan guru lain yang berkompeten. Tim PPK menindaklanjuti
kebijakan kepala madrasah tentang penerapan PPK ke dalam bentuk
program PPK.
3. Menyusun Program PPK.
Tim PPK menyusun program PPK berdasarkan analisis kondisi
psikologis peserta didik, perkembangan sosial, budaya, dan kearifan lokal
madrasah. Program PPK meliputi program pendidikan karakter berbasis
kelas, budaya madrasah, dan masyarakat, sebagai berikut:
a. Program PPK meliputi program pendidikan karakter berbasis kelas
yang terintegrasi dalam semua mata pelajaran muatan lokal, dan
manajemen kelas.
b. Program PPK yang berbasis budaya madrasah, dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan pembiasaan, keteladanan pendidik, ekosistem
madrasah, peraturan, serta tata tertib dan tradisi madrasah.
c. Program pendidikan karakter berbasis masyarakat dilakukan dalam
bentuk kerja sama dengan orang tua, alumni, masyarakat, dunia usaha
dan industri, dan instansi pemerintah.
Seluruh program tersebut mengacu pada pencapaian hasil peserta
didik yang memiliki pengembangan dalam olah pikir, olah hati, olah rasa
dan karsa, serta olahraga.

4. Menerapkan Petunjuk Teknis PPK Kanwil yang disesuaikan dengan


perkembangan sosial budaya dan kearifan lokal madrasah.
Implementasi PPK di madrasah mengacu pada petunjuk teknis
yang disusun oleh Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian
Agama Provinsi.

5. Menetapkan tata tertib madrasah berdasarkan nilai-nilai Penguatan


Pendidikan Karakter.
Penetapan tata tertib madrasah melalui kesepakatan bersama
warga madrasah. Tata tertib ini berlaku dan mengikat bagi seluruh warga
madrasah dalam menumbuhkembangkan budaya PPK.

6. Mengadakan sosialisasi kebijakan pelaksanaan PPK kepada warga


madrasah.
Kebijakan pelaksanaan PPK disosialiasikan kepada seluruh warga
madrasah melalui rapat guru, rapat komite, spanduk, dan slogan yang
dipasang di lingkungan madrasah.

7. Monitoring dan Evaluasi PPK Madrasah.


Tim PPK melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama oleh warga
madrasah. Tim menyiapkan instrumen evaluasi imlementasi PPK
berdasarkan indikator program yang ditetapkan.

8. Menyusun Rencana Tindak Lanjut PPK Madrasah


Tim PPK madrasah merefleksi hasil monitoring dan evaluasi
berdasarkan masukan dari guru dan tenaga kependidikan yang
dituangkan dalam bentuk rencana tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id diakses tanggal 7 Juni 2018 pukul 07.53


WIB.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan


Karakter di Tingkat Satuan Pendidikan Formal.

Perpres No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Tim Penyusun. 2017. Konsep dan Pedoman Pendidikan Karakter. Jakarta:


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun, 2017. Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter.


Jakarta: Pusat Analisis dan Singkronisasi Kebijakan Sekreteriat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ramsey, Robert D., 2000. 501 Ways To Boost Your Child’s Success in
School. McGraw-Hill Trade

Anda mungkin juga menyukai