Disusun oleh:
KELOMPOK 10
Komaria 201991010083
BISMILLAHIROHMANIRROHIM
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, maunah
dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga tim penulis dapat menyusun makalah ini dengan
judul “Memahami Pengembangan Tujuan Pendidikan”. Sebuah makalah yang bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI. Sholawat dan salam
semoga tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. para
sahanbatnya, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang penuh cahaya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya menginspirasi sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini. Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah materi
Pengembangan Kurikulum PAI dan kepada buku referensi sehingga terbentuknya makalah
ini.
Penyusun Kelompok 10
DAFTARISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………….…..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang………………………………………………………………..
RumusanMasalah…………………………………………………………….
TujuandanManfaat…………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN
B. Tujuan Institusional.................................................................................................
C. Tujuan Kurikuler......................................................................................................
D. Tujuan Intruksional..................................................................................................
Kesimpulan………………………………………………………………..................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….......
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pendidikan nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara nasional, yang
dilandasi oleh falsafah suatu negara. Sifat tujuan ini ideal, Komprehensif , utuh dan
menjadi induk bagi tujuan-tujuan yang ada di bawahnya. Tujuan institusional adalah
tujuan yang diharapkan dicapai oleh lembaga pendidikan, seperti SMU, Madrasah
Aliyah, dan sebagainya. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan
institusional, berisikan program-program pendidikan yang menjadi sasaran suatu bidang
studi atau mata kuliah. Adapun tujuan instruksinal merupakan tujuan tingkat bawah,
yang haeus dicapai oleh proses belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara, dasar pendidikan nasional adalah
Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 3 dalam Tap MPR Nomor
IV / MPR / 1973 menjelaskan hal ini:
B. Tujuan Institusional
Seperti telah disinggung sekilas, tujuan institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai
oleh lembaga pendidikan.
1
Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum PT. Remaja Rosdakarya Februari 2007.
Hlm 131
a. Memberikan kemampuan minimal bagi lulusannya untuk melanjutkan pendidikan dan
hidup dalam masyarakat;
b. Menyiapkan sebagian besar warga negara menuju proses belajar di masa yang akan datang;
dan
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejurusan Sekolah Menegah Kejurusan (SMK), sebagai bagian
dari pendidikan menengah, bertujuan menyiapkan siswa atau tamatannya untuk:
c.Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri pada
saat ini maupun di masa yang akan datang
C. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan- tujuan kompetensi. Oleh
para ahli, hakikat kompetensi diartikan dalam berbagai macam pengertian, sesuai dengan
sudut pandang masing-masing. Meskipun demikian, perangkat yang tercakup dalam
pengertian kompetensi pada umumnya meliputi tiga hal penting, yaitu pengetahuan, sikap
dan nilai, men keterampilan. Richard M. Jaeger and Carol Kerr Title sen bukunya "Minimum
Competency Achievement Testing" mengemukakan bahwa:
1. Kompetensi memiliki fokus dan konteks, yaitu kehidupan nyata dan berbagai peranan;
2
Ibid Hlm 132
2. Kompetensi dibentuk melalui integrasi dan aplikasi yang kompleks dari berbagai
kemampuan
3. Integrasi dan aplikasi merefleksikan pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan
secara seimbang
4. Kompetensi juga dicirikan dengan kinerja, bukan hanya penguasaan pengetahuan, sikap
dan nilai, serta kete rampilan saja.
1. Kompetensi lulusan berisikan seperangkat kompetensi yang harus dikuasai lulusan, yang
menggambarkan profil lulu. san secara utuh
3. Kompetensi lulusan berdasarkan visi dan misi lembaga penyelenggara pendidikan, tuntutan
masyarakat, perkem bangan IPTEK, masukan dari kalangan profesi, hasil analisis tugas dan
prediksi tantangan mendatang.
3
Ibid hlm 133
Kompetensi ini merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang diref leksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, yang seharusnya dicapai
setelah siswa menyelesaikan rumpun pelajaran tertentu.
Kompetensi ini merupakan bagian dari perangkat kuri kulum dan hasil belajar. Kompetensi
ini meliputi tiga unsur pokok, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator. Kompetensi
dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa
menyelesaikan rumpun pelajaran tertentu Hasil belajar merupakan pernyataan kemampuan
siswa yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai tercapainya hasil pembelajaran.
Kompetensi diartikan sangat beragam, sesuai dengan sudut pandangnya, Kompetensi dapat
berkaitan dengan aspek-aspek kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan
atau perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, karena orang tersebut telah
mengetahui proses pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Berkenaan dengan ku
rikulum, kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut:
2. Kompetensi menjelaskan berbagai pengalaman belajar yang dilalui siswa agar kompeten;
3. Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang
dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran; dan
3. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas
dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur (Kurikulum 2004).
Siswa lulusan Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:4
1. Memiliki keyakinan dan ketakwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya; 2.
Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan;
4
Ibid 134
3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta mempunyai etos belajar untuk
melanjutkan pendidikan;
Selain itu, siswa juga diharapkan mempunyai kemampuan berdasarkan kecakapan hidup
sebagai berikut: 5
1. Mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan berbagai cara dan media;
6. Mampu bersosialisasi dengan orang lain, sesama jenis, dan lawan jenis;
7. Mampu memanfaatkan berbagai media komunikasi (mi salnya radio, televisi, dan
komputer);
11. Memiliki kompetensi dasar (sekolah) dan kompetensi prak tik (industri);
5
Ibid 135
14. Mampu mengembangkan potensi sesuai dengan kemam puan fisik dan psikologis;
18. Mampu melakukan kerja kelompok dalam pembelajaran dengan mengunakan sistem
keterpaduan;
20. Mampu memilih jurusan atau studi sesuai dengan minat dan bakat.
D. Tujuan Instruksional
Gagne dan Briggs (Bronson, 1983) mengklifikasikan tujuan instruksional, yaitu tujuan
yang harus dicapai setelah proses pembelajaran ke dalam lima kategori (domain), yaitu verbal
information, attitudes, intellectual skill, motorie skill, dan cognitive strategy. Adapun Howard
Kingleys (Nana Sudjana, 1988) membaginya menjadi tiga kategori yaitu keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sementara itu, dasar
perumusan tujuan dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah klafisikasi yang dikemukakan
oleh S. Bloom dan kawan-kawan, dalam bukuya Taxonomy of Educational Objective. Bloom
membagi tujuan pendidikan dalam tiga domain, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor.
Terdapat perbedaan antara tujuan konten (content) dan tujuan proses. Tujuan konten
terfokus pada penguasaan fakta, prinsip, atau konsep yang berkaitan dengan topik yang
dipelajari. Adapun tujuan proses berpusat pada perbaikan (treatment) terhadap konten atau
tindakan yang disarankan oleh topik yang ada.6
Beberapa pendidik beranggapan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
pengembangan cara ber kelakuan yang baru. Menurut mereka, hanya tingkah lakulah yang
6
Ibid Hlm 136
dapat diukur. Ini menunjukan bahwa tujuan instruksional khusus perlu melakukan spesialisasi
beberapa jenis tingkah laku, dengan maksud menyusun pembel. ajaran aktual yang dapat
diukur. Isu tersebut adalah spesifikasi tingkah laku yang menunjukan apakah pem belajaran
tersebut dapat dilakukan.
Variasi dari tujuan tingkah laku adalah pengembangan tujuan penampilan atau
performance. Tujuan tersebut meliputi empat komponen, yaitu apa yang diperbuat, siapa
yang melakukan, kapan dilakukan, dan tingkat pengun. saan yang diterima. Robert Manggea
(1962) meyakini bahwa pernyataan rumusan tujuan tersebut paling jelas dan bermanfaat
untuk mengkhususkan tujuan instruk. sional.
Beberapa pendidik percaya bahwa tingkah laku tidak menunjukan semua perasaan dan
sikap yang dihasilkan dalam situasi belajar mengajar. Mereka berpendapat bahwa proses
belajar sangatlah personal, dan apa yang dipelajari mungkin berlawanan dan beragam,
sebagaimana para pelajar itu sendiri. Pendukung pandangan ini, Eliot Eisaer,
merekomendasikan penggunaan tujuan ekspresif. Kegiatan belajar bersifat khusus tetapi hasil
nyata masih perlu dipertanyakan
Tujuan pembelajaran dibagi dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Setiap ranah dirinci lagi dalam tujuan yang lebih spesifik dan hierarkis.7
a. Mengetahui;
b. Memahami;
c. Menerapkan;
d. Menganalisis;
e. Menyintesis; dan
7
Ibid Hlm 138
f.Mengevaluasi.
● Tujuan afektif, berkenaan dengan kesadaran akan sesuatu, perasaan, dan penilaian tentang
sesuatu, antara lain:
a. Memperhatikan;
b. Merespon;
c. Menghargai;
d. Melakukan gerakan yang terampil serta terkoordinasi dalam permainan, olah raga, dan
kesenian; serta
Tujuan pada level pembelajaran (instruksional) dirumuskan secara spesifik dan mendalam.
Pada level ini, tujuan tersebut dirumuskan dalam tujuan umum dan khusus.8
"Instructional goal describe in general term, the new know ledge, skill, activities and attitudes
that the teacher expects the student to acquire as a result of his instruction. Some examples of
8
Ibid Hlm 19
instruction goal are to understand the theory of evolution, to know the principles of
administration, to have a feeling of mathematics".
Tujuan pembelajaran umum lebih luas dan harus diuraikan lagi pada tujuan yang lebih
spesifik. Kata kerja yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran umum adalah
memahami, mengetahui, mengenal, dan sebagainya. Tujuan umum di berbagai sekolah SD,
SMP, dan SMU tidak perlu dirumuskan oleh guru, karena telah tercantum dalam GBPP.
Tingkat pencapaian tujuan pembelajaran umum mungkin memerlukan beberapa kali proses
ajar, dan mung kin dapat dicapai setelah dua atau tiga kali mengajar.
Tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan yang diru muskan oleh guru. Tujuan tersebut
harus dapat dicapai siswa setelah mengikuti satu kali kegiatan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran khusus yang dirumuskan oleh Robert H. Davis (1974), yang disebut learning
objectives adalah: "A learning objectives is description of behavior expected of learner after
instruction". Lebih lanjut, Davis menggambarkan bahwa tujuan pembelajaran khusus
memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
a. Terminal behavior, menggambarkan pernyataan atau deskripsi hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran.
9
Ibid 140
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
B. Tujuan Institusional
Seperti telah disinggung sekilas, tujuan institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai
oleh lembaga pendidikan.
b. Menyiapkan sebagian besar warga negara menuju proses belajar di masa yang akan datang;
dan
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejurusan Sekolah Menegah Kejurusan (SMK), sebagai bagian
dari pendidikan menengah, bertujuan menyiapkan siswa atau tamatannya untuk:
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional;
c.Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri pada
saat ini maupun di masa yang akan dating
C. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan- tujuan kompetensi. Oleh
para ahli, hakikat kompetensi diartikan dalam berbagai macam pengertian, sesuai dengan
sudut pandang masing-masing. Meskipun demikian, perangkat yang tercakup dalam
pengertian kompetensi pada umumnya meliputi tiga hal penting, yaitu pengetahuan, sikap
dan nilai, men keterampilan.
D. Tujuan Instruksional
Gagne dan Briggs (Bronson, 1983) mengklifikasikan tujuan instruksional, yaitu tujuan
yang harus dicapai setelah proses pembelajaran ke dalam lima kategori (domain), yaitu verbal
information, attitudes, intellectual skill, motorie skill, dan cognitive strategy. Adapun Howard
Kingleys (Nana Sudjana, 1988) membaginya menjadi tiga kategori yaitu keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sementara itu, dasar
perumusan tujuan dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah klafisikasi yang dikemukakan
oleh S. Bloom dan kawan-kawan, dalam bukuya Taxonomy of Educational Objective. Bloom
membagi tujuan pendidikan dalam tiga domain, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor
DAFTAR PUSTAKA