Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Memahami Pengembangan Tujuan Pendidikan Islam

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pembimbing: H. Rusydi, S.Pd.I,M.Pd.I

Disusun oleh:

KELOMPOK 10

Aiga Ovayanti 201991010052

Devi Maulidia 201991010063

Jonik Riskiah Amelia 201991010076

Komaria 201991010083

Ratih Munalisa Kusuma Ayu 201991010093

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AT TAQWABONDOWOSO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)

TAHUN AKADEMIK 2021


KATAPENGANTAR

BISMILLAHIROHMANIRROHIM

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, maunah
dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga tim penulis dapat menyusun makalah ini dengan
judul “Memahami Pengembangan Tujuan Pendidikan”. Sebuah makalah yang bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI. Sholawat dan salam
semoga tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. para
sahanbatnya, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang penuh cahaya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya menginspirasi sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini. Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah materi
Pengembangan Kurikulum PAI dan kepada buku referensi sehingga terbentuknya makalah
ini.

Bondowoso, 27 maret 2021

Penyusun Kelompok 10
DAFTARISI

KATAPENGANTAR…………………………………………………………….…..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN

LatarBelakang………………………………………………………………..
RumusanMasalah…………………………………………………………….
TujuandanManfaat…………………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional....................................................................................

B. Tujuan Institusional.................................................................................................

C. Tujuan Kurikuler......................................................................................................

D. Tujuan Intruksional..................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………..................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….......
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pendidikan nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara nasional, yang
dilandasi oleh falsafah suatu negara. Sifat tujuan ini ideal, Komprehensif , utuh dan
menjadi induk bagi tujuan-tujuan yang ada di bawahnya. Tujuan institusional adalah
tujuan yang diharapkan dicapai oleh lembaga pendidikan, seperti SMU, Madrasah
Aliyah, dan sebagainya. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan
institusional, berisikan program-program pendidikan yang menjadi sasaran suatu bidang
studi atau mata kuliah. Adapun tujuan instruksinal merupakan tujuan tingkat bawah,
yang haeus dicapai oleh proses belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Nasional

Sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara, dasar pendidikan nasional adalah
Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 3 dalam Tap MPR Nomor
IV / MPR / 1973 menjelaskan hal ini:

Tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk manusia pembangunan ber-Pancasila dan


membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan
sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat me ngembangkan kecerdasan yang tinggi
disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan sesama manusia sesuai dengan
ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu Undang-Undang
No. 20 tentang Sistem Pen didikan Nasional pasal 3 menyatakan:

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan ke mampuan dan membentuk watak


serta peradaban bang sa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehi. dupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif.
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara ber tanggung jawab". 1

B. Tujuan Institusional

Seperti telah disinggung sekilas, tujuan institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai
oleh lembaga pendidikan.

1. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah

Penyelengarkan sekolah menengah dimaksudkan untuk meng hasilkan lulusan yang


memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lanjutan.
Penyelenggaran sekolah menengah secara khusus bertujuan untuk:

1
Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum PT. Remaja Rosdakarya Februari 2007.
Hlm 131
a. Memberikan kemampuan minimal bagi lulusannya untuk melanjutkan pendidikan dan
hidup dalam masyarakat;

b. Menyiapkan sebagian besar warga negara menuju proses belajar di masa yang akan datang;
dan

c. Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memahami dan menginternalisasi


perangkat gagasan dan nilai masyarakat secara beradab dan cerdas.

2. Tujuan Sekolah Menengah Kejurusan Sekolah Menegah Kejurusan (SMK), sebagai bagian
dari pendidikan menengah, bertujuan menyiapkan siswa atau tamatannya untuk:

a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional;

b. Mampu memilih karier, mempunyai kompetensi, dan mam pu mengembangkan diri;

c.Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri pada
saat ini maupun di masa yang akan datang

; d. Menjadi warga yang produktif, adaptif, dan kreatif (Dep-dikbud, 1999).2

C. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan- tujuan kompetensi. Oleh
para ahli, hakikat kompetensi diartikan dalam berbagai macam pengertian, sesuai dengan
sudut pandang masing-masing. Meskipun demikian, perangkat yang tercakup dalam
pengertian kompetensi pada umumnya meliputi tiga hal penting, yaitu pengetahuan, sikap
dan nilai, men keterampilan. Richard M. Jaeger and Carol Kerr Title sen bukunya "Minimum
Competency Achievement Testing" mengemukakan bahwa:

Competences are indicators of successful performance in life-role activities. Competencies


involve the ability to create effective results in one's life. It means the ability to create new
role for oneself in response to changing social conditions".

Selanjutnya, dikemukakan bahwa unsur-unsur umum yang terdapat dalam kompetensi


adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi memiliki fokus dan konteks, yaitu kehidupan nyata dan berbagai peranan;

2
Ibid Hlm 132
2. Kompetensi dibentuk melalui integrasi dan aplikasi yang kompleks dari berbagai
kemampuan

3. Integrasi dan aplikasi merefleksikan pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan
secara seimbang

4. Kompetensi juga dicirikan dengan kinerja, bukan hanya penguasaan pengetahuan, sikap
dan nilai, serta kete rampilan saja.

Kompetensi merupakan gambaran utuh dari perpaduan antara pengetahuan dan


kemampuan yang dapat diamati dan liukur (Hall dan Jones, 1976), seperti dinyatakan berikut
ini:

1. Kompetensi lulusan berisikan seperangkat kompetensi yang harus dikuasai lulusan, yang
menggambarkan profil lulu. san secara utuh

2. Kompetensi lulusan menggambarkan berbagai aspek kompetensi yang harus dapat


dikuasai, yang mencakup aspek kognitif, afektif maupun psi motorik

3. Kompetensi lulusan berdasarkan visi dan misi lembaga penyelenggara pendidikan, tuntutan
masyarakat, perkem bangan IPTEK, masukan dari kalangan profesi, hasil analisis tugas dan
prediksi tantangan mendatang.

Berkaitan dengan kompetensi, tujuan pendidikan nasional dapat diuraikan menjadi:

1. Kompetensi Lintas Kurikulum

Kompetensi ini merupakan serangkaian pertanyaan ten tang pengetahuan, keterampilan,


sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang
mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat, dan ke terampilan hidup yang harus dimiliki.
2. Kompetensi Tamatan. Kompetensi ini merupakan pengetahuan keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, setelah siswa
menyelesaikan suatu jenjang tertentu.3

3. Kompetensi Rumpun Mata Pelajaran

3
Ibid hlm 133
Kompetensi ini merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang diref leksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, yang seharusnya dicapai
setelah siswa menyelesaikan rumpun pelajaran tertentu.

4. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Kompetensi ini merupakan bagian dari perangkat kuri kulum dan hasil belajar. Kompetensi
ini meliputi tiga unsur pokok, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator. Kompetensi
dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa
menyelesaikan rumpun pelajaran tertentu Hasil belajar merupakan pernyataan kemampuan
siswa yang diharapkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.
Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk
menilai tercapainya hasil pembelajaran.

Kompetensi diartikan sangat beragam, sesuai dengan sudut pandangnya, Kompetensi dapat
berkaitan dengan aspek-aspek kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan
atau perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari, karena orang tersebut telah
mengetahui proses pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Berkenaan dengan ku
rikulum, kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai


konteks;

2. Kompetensi menjelaskan berbagai pengalaman belajar yang dilalui siswa agar kompeten;
3. Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang
dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran; dan

3. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas
dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur (Kurikulum 2004).

Siswa lulusan Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:4

1. Memiliki keyakinan dan ketakwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya; 2.
Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan;

4
Ibid 134
3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta mempunyai etos belajar untuk
melanjutkan pendidikan;

4. Mengalihgunakan kemampuan akademik dan keterampilan hidup di masyarakat lokal dan


global;

5. Berekpresi dan menghargai seni;

6. Menjaga kebersihan, kesehatan, serta kebugaran jasmani; dan

7. Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam ko. hidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara secara demokratis

Selain itu, siswa juga diharapkan mempunyai kemampuan berdasarkan kecakapan hidup
sebagai berikut: 5

1. Mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan berbagai cara dan media;

2. Mampu bepikir analitis dan sistematis;

3. Memiliki kepekaan dan kepedulian kalbu;

4. Mampu memelihara kesehatan tubuh;

5. Mampu mengerjakan tugas dan memenuhi kebutuhan sendiri;

6. Mampu bersosialisasi dengan orang lain, sesama jenis, dan lawan jenis;

7. Mampu memanfaatkan berbagai media komunikasi (mi salnya radio, televisi, dan
komputer);

8. Mampu mengelola sumber daya manusia dan alam;

9. Mampu memanfaatkan informasi, baik dari dalam maupun diluar.

10. Mampu melaksanakan koperasi sekolah dan unit produksi;

11. Memiliki kompetensi dasar (sekolah) dan kompetensi prak tik (industri);

12. Mampu menjaga harmonisasi dengan lingkungan, agama, dan ras;

13. Mampu melaksanakan ajaran agama sesuai keyakinan;

5
Ibid 135
14. Mampu mengembangkan potensi sesuai dengan kemam puan fisik dan psikologis;

15. Mampu berhubungan dengan masyarakat dan lingkungan;

16. Mampu mencari dan menyaring informasi dari berbagai sumber;

17. Memiliki kecakapan berkomunikasi, bekerja sama, dan kecakapan khusus;

18. Mampu melakukan kerja kelompok dalam pembelajaran dengan mengunakan sistem
keterpaduan;

19. Mampu membuat keputusan secara cepat dan tepat; serta

20. Mampu memilih jurusan atau studi sesuai dengan minat dan bakat.

D. Tujuan Instruksional

Gagne dan Briggs (Bronson, 1983) mengklifikasikan tujuan instruksional, yaitu tujuan
yang harus dicapai setelah proses pembelajaran ke dalam lima kategori (domain), yaitu verbal
information, attitudes, intellectual skill, motorie skill, dan cognitive strategy. Adapun Howard
Kingleys (Nana Sudjana, 1988) membaginya menjadi tiga kategori yaitu keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sementara itu, dasar
perumusan tujuan dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah klafisikasi yang dikemukakan
oleh S. Bloom dan kawan-kawan, dalam bukuya Taxonomy of Educational Objective. Bloom
membagi tujuan pendidikan dalam tiga domain, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor.

Beane (1994) mengategorikan tujuan instruksional sebagai berikut:

1. Tujuan Konten and Tujuan Proses (Content and Process Objective)

Terdapat perbedaan antara tujuan konten (content) dan tujuan proses. Tujuan konten
terfokus pada penguasaan fakta, prinsip, atau konsep yang berkaitan dengan topik yang
dipelajari. Adapun tujuan proses berpusat pada perbaikan (treatment) terhadap konten atau
tindakan yang disarankan oleh topik yang ada.6

2. Tujuan Tingkah Laku (Behaviorial Objectives)

Beberapa pendidik beranggapan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
pengembangan cara ber kelakuan yang baru. Menurut mereka, hanya tingkah lakulah yang

6
Ibid Hlm 136
dapat diukur. Ini menunjukan bahwa tujuan instruksional khusus perlu melakukan spesialisasi
beberapa jenis tingkah laku, dengan maksud menyusun pembel. ajaran aktual yang dapat
diukur. Isu tersebut adalah spesifikasi tingkah laku yang menunjukan apakah pem belajaran
tersebut dapat dilakukan.

3. Tujuan Penampilan (Perfomance Objectives)

Variasi dari tujuan tingkah laku adalah pengembangan tujuan penampilan atau
performance. Tujuan tersebut meliputi empat komponen, yaitu apa yang diperbuat, siapa
yang melakukan, kapan dilakukan, dan tingkat pengun. saan yang diterima. Robert Manggea
(1962) meyakini bahwa pernyataan rumusan tujuan tersebut paling jelas dan bermanfaat
untuk mengkhususkan tujuan instruk. sional.

4. Tujuan Ekspresif (Expresive Objective)

Beberapa pendidik percaya bahwa tingkah laku tidak menunjukan semua perasaan dan
sikap yang dihasilkan dalam situasi belajar mengajar. Mereka berpendapat bahwa proses
belajar sangatlah personal, dan apa yang dipelajari mungkin berlawanan dan beragam,
sebagaimana para pelajar itu sendiri. Pendukung pandangan ini, Eliot Eisaer,
merekomendasikan penggunaan tujuan ekspresif. Kegiatan belajar bersifat khusus tetapi hasil
nyata masih perlu dipertanyakan

5. Tujuan berdasarkan Taksonomi Bloom

Tujuan pembelajaran dibagi dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Setiap ranah dirinci lagi dalam tujuan yang lebih spesifik dan hierarkis.7

● Tujuan kognitif, meliputi segi intelektual sebagai berikut:

a. Mengetahui;

b. Memahami;

c. Menerapkan;

d. Menganalisis;

e. Menyintesis; dan

7
Ibid Hlm 138
f.Mengevaluasi.

● Tujuan afektif, berkenaan dengan kesadaran akan sesuatu, perasaan, dan penilaian tentang
sesuatu, antara lain:

a. Memperhatikan;

b. Merespon;

c. Menghargai;

d. Mengorganisasi nilai; serta

e. Mengarakterisasikan nilai-nilai dan sebagainya.

● Tujuan psikomotorik, meliputi kegiatan berikut:

a. Melakukan gerakan fisik;

b. Menunjukan kemampuan perseptual secara visual, auditif, kinetik, serta mengoordinasi


seluruhnya;

c. Memperhatikan kemampuan fisik yang mengandung ketahanan, kekuatan, kelenturan,


kelincahan, dan kecepatan bereaksi;

d. Melakukan gerakan yang terampil serta terkoordinasi dalam permainan, olah raga, dan
kesenian; serta

e. Mengadakan komunikasi nonverbal. yakni dapat me nyampaikan pesan melalui gerak


muka, tangan, pe- nampilan, dan ekspresi kreatif seperti tarian dan se bagainya.

Tujuan pada level pembelajaran (instruksional) dirumuskan secara spesifik dan mendalam.
Pada level ini, tujuan tersebut dirumuskan dalam tujuan umum dan khusus.8

1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Menurut Robert H. Davis (1974), tujuan umum adalah:

"Instructional goal describe in general term, the new know ledge, skill, activities and attitudes
that the teacher expects the student to acquire as a result of his instruction. Some examples of

8
Ibid Hlm 19
instruction goal are to understand the theory of evolution, to know the principles of
administration, to have a feeling of mathematics".

Tujuan pembelajaran umum lebih luas dan harus diuraikan lagi pada tujuan yang lebih
spesifik. Kata kerja yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran umum adalah
memahami, mengetahui, mengenal, dan sebagainya. Tujuan umum di berbagai sekolah SD,
SMP, dan SMU tidak perlu dirumuskan oleh guru, karena telah tercantum dalam GBPP.
Tingkat pencapaian tujuan pembelajaran umum mungkin memerlukan beberapa kali proses
ajar, dan mung kin dapat dicapai setelah dua atau tiga kali mengajar.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

Tujuan pembelajaran khusus adalah tujuan yang diru muskan oleh guru. Tujuan tersebut
harus dapat dicapai siswa setelah mengikuti satu kali kegiatan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran khusus yang dirumuskan oleh Robert H. Davis (1974), yang disebut learning
objectives adalah: "A learning objectives is description of behavior expected of learner after
instruction". Lebih lanjut, Davis menggambarkan bahwa tujuan pembelajaran khusus
memiliki komponen-komponen sebagai berikut:

a. Terminal behavior, menggambarkan pernyataan atau deskripsi hasil belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran.

b. Condition, menggambarkan kondisi yang yang diperlukan siswa untuk untuk


mendemonstrasikan perilakunya.

c. Standard, menggambarkan tingkatan minimal dari performance yang dapat diterima


sebagai nbikti bahwa siswa telah mencapai tujuan.9

9
Ibid 140
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

A. Tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk manusia pembangunan ber-Pancasila


dan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan
sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat me ngembangkan kecerdasan yang tinggi
disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan sesama manusia sesuai dengan
ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu Undang-Undang
No. 20 tentang Sistem Pen didikan Nasional pasal 3 menyatakan:

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan ke mampuan dan membentuk watak


serta peradaban bang sa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehi. dupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif.
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara ber tanggung jawab".

B. Tujuan Institusional

Seperti telah disinggung sekilas, tujuan institusional adalah tujuan yang diharapkan dicapai
oleh lembaga pendidikan.

1. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah

a. Memberikan kemampuan minimal bagi lulusannya untuk melanjutkan pendidikan dan


hidup dalam masyarakat;

b. Menyiapkan sebagian besar warga negara menuju proses belajar di masa yang akan datang;
dan

c. Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memahami dan menginternalisasi


perangkat gagasan dan nilai masyarakat secara beradab dan cerdas.

2. Tujuan Sekolah Menengah Kejurusan Sekolah Menegah Kejurusan (SMK), sebagai bagian
dari pendidikan menengah, bertujuan menyiapkan siswa atau tamatannya untuk:
a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional;

b. Mampu memilih karier, mempunyai kompetensi, dan mam pu mengembangkan diri;

c.Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan usaha dan industri pada
saat ini maupun di masa yang akan dating

d. Menjadi warga yang produktif, adaptif, dan kreatif (Dep-dikbud, 1999).

C. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler umumnya dirumuskan dalam bentuk tujuan- tujuan kompetensi. Oleh
para ahli, hakikat kompetensi diartikan dalam berbagai macam pengertian, sesuai dengan
sudut pandang masing-masing. Meskipun demikian, perangkat yang tercakup dalam
pengertian kompetensi pada umumnya meliputi tiga hal penting, yaitu pengetahuan, sikap
dan nilai, men keterampilan.

D. Tujuan Instruksional

Gagne dan Briggs (Bronson, 1983) mengklifikasikan tujuan instruksional, yaitu tujuan
yang harus dicapai setelah proses pembelajaran ke dalam lima kategori (domain), yaitu verbal
information, attitudes, intellectual skill, motorie skill, dan cognitive strategy. Adapun Howard
Kingleys (Nana Sudjana, 1988) membaginya menjadi tiga kategori yaitu keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sementara itu, dasar
perumusan tujuan dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah klafisikasi yang dikemukakan
oleh S. Bloom dan kawan-kawan, dalam bukuya Taxonomy of Educational Objective. Bloom
membagi tujuan pendidikan dalam tiga domain, yaitu cognitive, affective, dan psychomotor
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Hamalik Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, PT. Remaja


Rosdakarya, Februarai 2007

Anda mungkin juga menyukai