Anda di halaman 1dari 6

• Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Era

Kolonial (1501-1945 M)
• Penjajah Belanda lebih protektif dan menekan terhadap
pendidikan Islam (Pesantren) karena dianggap menjadi
sarang para pejuang. Karena itu, mereka mengeluarkan
kebijakan ordonansi pendidikan dan ordonansi guru. Setiap
lembaga pendidikan Islam dan Guru Agama harus mendapat
izin dari Belanda.
• Penjajah Jepang lebih memberi ruang terhadap pendidikan
Islam daripada Belanda. Hanya saja kurikulum Jepang lebih
menekankan pada kurikulum mencetak kaum militer. Yang
nantinya lulusannya akan dijadikan amunisi dikirim untuk ikut
perang pada pertempuran perang dunia kedua.
Penjajah ALur
Portugis (1511- •Portugis menjajah wilayah Timur bagian Indonesia
1605) Sekarang Seperti Ternate, Maluku, Timor-Timor, NTT, untuk
tujuan eksploitasi sumberdaya alam wilayah jajahan
terutama rempah-rempah seperti pala, cengkeh
•Pada tahun 1605 Portugis ditikung VOC (Belanda) dan
menyerahkan wilayahnya pada Belanda
•Inggris melalui perjanjian Tuntang 1811-1816 mengambil
Inggris (1811- alih kekuasaan Belanda di Nusantara Jansen dan Stanford
1816) Raffles kecuali daerah Bengkulu dan sejak 1824
dikembalikan lagi ke Belanda sehingga Inggris hanya
mendapat wilayah Utara Selat Malaka mengarah ke wilayah
Malaysia dan Singapura.
Belanda (1595- •VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) berdiri 1602-
1942) 1798
•Fase 1595-1824; belum sepenuhnya berkuasa
•Fase 1824-1942: Menguasai Wilayah Indonesia setelah
memenangkan perjanjian dengan Inggris
Jepang (1942- •Mengusir Belanda dan menguasai Indonesia
1945)
Potret Pendidikan Islam di Indonesia
Era Kolonialisme Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang (1501-1945)

Tujuan Unggul dalam bidang keagamaan sebagai landasan membangun


kehidupan umat yang berperadaban tinggi sesuai tuntunan nilai-nilai
agama Islam

Pendidik Wali Songo Generasi Terkahir (Sunan Gunung Jati)


Keturunan dan Murid-Murid Wali Songo (Kyai, Tuan Guru)
Lulusan-lulusan Timur Tengah (Abad 19-20) Makkah dan Mesir

Peserta Didik Penduduk Nusantara; Pribumi dan Keturunan Arab


Kurikulum Kurikulum Ulama yang menyesuaikan dengan kearifan Lokal
Indonesia: Aqidah, Fikih, Akhlak, BTQ. Tafsir, Hadits, Tarikh, Ushul
Fiqh, dll. (Materi pelajaran umum belum banyak diajarkan kecuali
setelah abad ke-20, itupun materi umum dasar)

Alat Pendidikan Alat pendidikan fisik (sarana pra sarana, media pembelajaran) dan
non fisik (pendektan, starategi, metode, tekhnik dan taktik) masih
sederhana, metode ceramah, halaqah, tanya jawab, dst

Pendanaan & Bersumber dari dana pribadi para guru/ kyai dan masyarakat.
Evaluasi Evaluasi -secara lisan, penguasaan ilmu, observasi, praktik
pengamalan Ajaran agama
Nama Kota
Pendidik
Hamzah al-Fansuri (1589-1604) Sumatera
Nu>r al-Di>n al-Ra>niri> (w.1658) Sumatera
Syams al-Din al-Sumaterani (w. 1630) Sumatera
‘Abd Ra>’uf Al-Sinkili> (1615-1693) Sumatera

Muhammad Yusuf al-Makasari (1627-1699) Sulawesi


Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812) Kalimantan

Syekh Abdul Ghani Bima (L.1780) NTB


Muh}ammad Nawa>wi> al-Banteni> (1813- Jawa
1897)
Mahfudz al-Tirmisi (1868-1920) Jawa

KH. Soleh Darat (1820-1903) Jawa


Muh}ammad Khalil Bangkalan (1820-1925) Jawa
KH. M. Hasyim As’ari (1871-1947) Jawa
KH. Ahmad Dahlan (1868-1923) Jawa
Faktor, Aspek atau Komponen Pendidikan Islam Masa Khulafaur Rasyidin

Tujuan

Lingkung
an
Pendidik
Pendidik
an

Out put
Imput PROSES
Out Come

Alat
Peserta
Pendidik
an Didik

Pengelola Kurikulum
/Materi
Regulasi

Dana Sistem Pendidikan Islam


Peran dan fungsi Pengelola (Kepala Sekolah)
Menurut E. Mulyasa

E EDUKATOR
M MANAJERIAL
A ADMINISTRATOR
S SUPERVISOR
L LEADER
I INOVATOR
M MOTIVATOR

Anda mungkin juga menyukai