IKIP PGRI SEMARANG 2011 1. Andreas Oktanius(11320067) 2. Ika Setiyaningsih (11320082) 3. Ayu Kiki Arista (11320084) KONSEP DASAR
Sejarah pendidikan guru di Indonesia
merupakan bagian dari sejarah pendidikan. Perkembangan sejarah bangsa Indonesia yaitu: (1) Pra-Hindu (2) Penyebaran Agama Hindu (3) Awal penyebaran agama Islam (4) Penjajahan Eropa (5) Penjajahan Jepang (6) Indonesia Merdeka. MATERI 1. Masa Pra-Hindu Pendidikan terlaksana di padhepokan atau pertapaan (tempat guru bertapa). Guru adalah para pertapa, dengan ajaran kedikdayaan dan kanoragan (kesaktian). Maka pendidikan guru secara formal belum ada. 2. Masa Penyebaran Agama Hindu Relief pada candi Borobudur menunjukkan telah adanya pengajaran agama (Hindu). Dengan demikian, dapat dipastikan telah adanya guru, yaitu para pendeta yang mengajarkan agama. 3. Masa awal penyebaran agama Islam Pada masa ini pendidikan terjadi dengan memanfaatkan tempat-tempat ibadah, seperti langgar (di Jawa), suarau (di Sumatra), atau rangkang (di Aceh). Selain itu telah timbul lembaga pendidikan yang disebut pesantren untuk mengkaji (ngaji) atau menghafalkan isi Al Qur’an. 4. Masa Penjajahan Eropa
a. Masa Penyebaran Agama Katholik
Agama Katholik disebarkan di Indonesia oleh bangsa Portugis (1511-1602). Pada masa ini tidak ada yang menonjol dengan kaitannya dengan pendidikan guru.
b. Masa Penyebaran Agama Kristen
Penyebaran agama Kristen dilakukan oleh Pemerintah Belanda lewat VOC. Pada masa ini mulai muncul sekolah-sekolah Kristen, termasuk sekolah guru atau penidikan guru. Sekolah guru (kweekschool) yang pertama didirikan di Solo (1852). Berikut ini sekolah-sekolah yang didirikan untuk rakyat Indonesia (Bumiputra) pada jaman penjajahan Belanda:
Berdasar Indisch staatblad (peraturan Pemerintah Hindia) 1893.
a. Sekolah kelas I (Eerste Klasse School, sekolaj angka siji) Untuk anak-anak priyayi dan orang-orang terkemuka yang akan menjadi pegawai. b. Sekolah kelas II (Twede Klasse School, Sekolah Angka Loro) Untuk anak-anak rakyat jelata, lama belajarnya lima tahun untuh manidik calon pegawai rendahan pada perusahaan- perusahaan. 5. Masa Pendudukan Jepang
Dalam pendidikan, Jepang tidak membedakan kelompok
kebangsaan maupun status sosial. Dengan demikian sekolah-sekolah sejenis diintegrasikan, dapat diikuti oleh semua rakyat. Untuk pendidikan guru, pada masa penjajahan Jepang terdapat 3 jenis sekolah yaitu: (1) Sekolah Guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko ) (2) Sekolah Guru 4 tahun (Guto Sihan Gakko) (3) Sekolah Guru 6 tahun (Koto sihan Gakko) Sistem persekolahaan jaman penjajahan Jepang ini, mirip dengan sistem persekolahan masa Indonesia merdeka pada masa ini, para guru dilatih secara terpusat di Jakarta. 6. Masa Indonesia Merdeka Dinamika sejak awal kemerdekaan Pada masa kemerdekaan, sistem pendidikan dan persekolahan, termasuk pedidikan guru segera berubah. Mentri PP dan K yang pertama adalah Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara segeramengeluarkan instruksi kepada semua Kepala Sekolah dan guru untuk: • Mengibarkan Sang Merah Putih tiap hari di halaman sekolah. • Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. • Menghentikan pengibaran bendera Jepang dan tidak menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo. • Meniadakan pelajaran bahasa Jepang dan upacara bala tentara Jepang. • Menanamkan semangat kebangsaan Indonesia kepada para siswa. Macam sekolah guru berdasar pada Undang-Undang no.2 Tahun 1945 1. Sekolah Guru B: • Sekolah Guru Laki-laki (SGL) • Sekolah Guru Putri (SGP) 2. Sekolah Guru A (SGA), sekolah guru 6tahun. 3. Sekolah Guru C (SGC), sekolah guru 3tahun. 4. KPKPKB (Kursus Pengajar untuk Kursus Pengantar ke Kewajiban Belajar), sekolah guru selama 4tahun. 5. PGSLP, untuk memenuhi kebutuhan guru sekolah lanjutan. 6. Ada sekolah guru yang lain seperti SGTK, SGDP, PGPLB, dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya, persekolahan di Indonesia, menggunakan sistem lima jenjang sebagai berikut. • Jenjang Prasekolah (TK) , yang sekarang disebut PAUD. • Jenjang Sekolah Dasar (SD) 6 tahun, dulu disebut sekolah rakyat 6 tahun, yang sekarang menjadi Pendidikan Dasar 9 tahun, mencakup SD dan SMP. • Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 3 tahun, yang terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Ekonomi Pertama ( SMEP), Sekoleh Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP), dan sekolah Teknit (ST), yang sekarang SMEP, SKKP, dan ST ditiadakan. • Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA 3 tahun. • Perguruan Tinggi. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, menetapkan: 1. Jalur pendidikan, 2. Jenjang pendidikan, dan 3. Jenis pendidikan. 1. Jalur Pendidikan a. Pendidikan Formal: pendidikan yang berlangsung di sekolah, berjenjang, terjadwal dan kurikulum berdasar ketentuan negara. b. Pendidikan Nonformal: pendidikan di luar sekolah, tidak terstruktur, tidak berjenjang, dan tidak berkurikulum. c. Pendidikan informal: pendidikan yang ada dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. 2. Jenjang Pendidikan 1.Pendidikan Anak Usia Dini, 2. Pendidikan Dasar, 3. Pendidikan Menengah, 4. Pendidikan Tinggi, yang meliputi: -Akademi -Piliteknik -Sekolah Tinggi -Institut, dan -Universitas 3. Jenis Pendidikan a. Pendidikan Umum, b. Pendidikan Kejuruan, c. Pendidikan Vokasi, d. Pendidikan Luar Biasa, e. Pendidikan Kedinasan, f. Pendidikan Keagamaan, g. Pendidikan Jarak Jauh, h. Pendidikan Khusus, i. Pendidikan Layanan Khusus. Lembaga-lembaga pendidikan swasta
1. Pendidikan swasta Kristen
• Lyceum (SLTP) • Algemene Midelbare School (AMS = SMA) • Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO = SMP) • Europese Lagere School (ELS = SD Eropa 7 tahun) • Hollands Chineesche School (HCS = SD Cina 7 tahun) • Hollands Inlandse School (HIS = SD Bumiputera 7 tahun) • Schakel School (Sekolah Peralihan dari Sekolah Desa ke sekolah dasar) • Vervolgschool (Sekolah Lanjutan 2 tahun) • Volkschool (Sekolah Dasar 3 tahun) • Kweekshool (Sekolah Guru 4 tahun) • Hollandse Inlindse Kweek School (HIK = Sekolah Guru 6 tahun) • Kursus Guru Desa • Lagere Nijverheids School (Sekolah Kepandaiaan Putri) • Technische School (Ambacht School = sekolah Teknik Pertukangan) 2. Pendidikan Swasta Katolik
Pendidikan Katolik di Indonesia telah ada sejak abad ke-16,
yang dibawa oleh Portugis dan Spanyol yang berpusat di Timor Timur (Timor Leste) dan Maluku. Tahun 1880, suster-suster Santa Ursula membuka sekolah untuk guru puteri (Normaalcursus) di Jakarta. Pastor van Lith menetap di Muntilan dan mendirikan sekolah guru berasrama (1897). Pendidikan Katolik mampu berkembang karena beberapa faktor yaitu:
• Missie Katolik mendapat nama baik pada tahun-tahun
sebelumnya. • Banyak alumni sekolah-sekolah Katolik yang menjabat sebagai pimpinan saat itu. • Presiden Soekarno secara pribadi sangat berkenan pada usaha- usaha Missie Katolik, ia banyak kerjasama dalam masa perjuangan. • Missie Katolik berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan alam kemerdekaan. 3. Sekolah-sekolah Muhammadiyah
Muhammadiyah di bawah K.H.A. Dahlan, mendirikan
sekolah pertama kali pada tahun 1911. Muhammadiyah membuka PGAP dan PGA 6 tahun, FKIP Muhammadiyah di Yogyakarta, Universiatas Muhammadiyah, Akademi Tabligh, Institut Agama Islam Muhammadiyah di Surakarta 4. Lembaga Pendidikan Ma’arif
Ma’arif terbentuk di Semarang pada 1929. Ma’arif
mendirikan berbagai sekolah guru seperti: Madrasah Guru Menengah (Madreasah Mu’allimin Mustha), Madrasah Guru Atas (Madreasah Mu’allimin Ulya), Madrasah Kejuruan Seperti Madrasah Qudlat (Sekolah Hakim), Madrasah Tijarah (Sekolah Ekonomi Dagang), Madrasatus Shina’ah (Sekolah Pertukangan), Madrasah Zira’ah (Sekolah Pertanian) Perguruan taman siswa
berdiri pada1922, dengan nama National Onderwijs
Institut Taman Siswa. Dengan tokoh terkenalnya Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau sering dikenal Ki Hajar Dewantara. Pertama-tama Tamam Siswa membentuk Taman Kanak-kanak Kindertuin atau Taman Indeya, 3 Juli 1922.