Anda di halaman 1dari 265

PENILAIAN PSIKOMOTOR

Dr. Agus Dudung, M.Pd

KARIMA
PENILAIAN PSIKOMOTOR
Penulis:
Dr. Agus Dudung, M.Pd

Disain & Lay Out:


Risyda Aulia

Penerbit:
KARIMA
Redaksi:
KARIMA
Vila Pamulang Blok DG-10/6-7, Bojongsari, Depok.
Website: karima.elfirdaus.net
Email: elfirdaus95@gmail.com

Cetakan I, Depok: Februari 2018.


E-1011-01-II-2018

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Buku ini dilindungi Undang-Undang Hak Cipta. Segala bentuk penggandaan, reproduksi atau
penerjemahan, baik melalui media cetak maupun elektronik harus seizin penerbit, kecuali untuk
kutipan ilmiah.

Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Dudung, Agus.
Penilaian Psikomotor / Agus Dudung; disain & lay out, risyda aulia.—Cet. 1.—Depok: KARIMA, 2018.
viii + 228 hlm.; 20 X 26 cm
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ISBN ...............

ii
KATA PENGANTAR

.............................................................

..............................................................

...............................................................

................................................................

................................................................

iii
LEMBAR PENGESAHAN I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III

BAB I RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR


A. Rancangan Penilaian 1
B. Prinsip Penilaian 14
C. Pengertian Penilaian Hasil Belajar 21
D. Prinsip, Teknik, Mekanisme dan Prosedur Penilaian 21
E. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 32

BAB II TEKNIK PENILAIAN


A. Teknik Penilaian 34
B. Teknik Penilaian Melalui Tes 35
C. Teknik Non Tes 38
D. Aspek yang Dinilai 41
E. Penilaian Berbasis Komputer 43
F. Prosedur Pengembangan Tes

BAB III PENILAIAN PSIKOMOTOR


A. Pengertian Psikomor 51
B. Pembelajaran Psikomotor 55
C. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor 57
D. Jenis Perangkat Penilaian Psikomotor 58
E. Konstruksi Instrumen 59
F. Penyusunan Rancangan Penilaian 59
G. Penyusunan Kisi-kisi 60
H. Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor 61
I. Penilaian Ranah Psikomorik 67
J. Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian 69
K. Analisis Hasil Penilaian 73
L. Laporan Hasil Penilaian 75

BAB IV PENILAIAN KETERAMPILAN KOMPETENSI INTI (KI- 4)


A. Penilaian Kompetensi Keterampilan 77
B. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Keterampilan 81
C. Lembar Pengamatan Penilaian Kinerja 87
D. Langkah-Langkah Penilaian Kinerja 87
E. Rambu-rambu Penilaian Kinerja 89
F. Penilaian Kompetensi Keterampilan Bentuk Proyek 109
G. Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan Bentuk 116
Portofolio
H. Penilaian Kompetensi Keterampilan Bentuk Penilaian 127
Produk (Hasil)
J. PenlIalan Kompetensi Keterampilan Bentuk Kombinasi antara
iv
Penilaian Kinerja dengan Penilaian Produk 143

BAB V SISTEM PENILAIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


A. Istrumen Penilaian 149
B. Pensekoran dan Ketentuan Kelulusan 152

BAB VI MEKANISME PENETAPAN KRITERIAN KETUNTASAN


MINIMAL (KKM)
A. Kriteria Ketuntasan Minimal 161
B. Prinsip Penetapan KKM 162
C. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal 163
D. Langkah-Langkah Penetapan KKM 164
E. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal 165
F. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 170
G. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal 171

BAB VII PENYUSUNAN KISI-KISI BUTIR SOAL


A. Penyusunan Butir Soal 174
B. Langkah Menyusunan Soal 174
C. Penilaian Perilaku 180
D. Penentuan Penilaian Perilaku 183
E. Penentuan dan Penyebaran Soal 183
F. Penyusunan Kisi-kisi 184
G. Perumusan Indikator Soal 185
H. Langkah-langkah Penyusunan ButirSoal 186
I. Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis 187
J. Penulisan Soal Bentuk Uraian 187
K. Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda 191
L. Penulisan Butir Tes Perbuatan 196
M. Penulisan Soal Penilaian Penugasan (Project) 198
N. Penulisan Soal Penilaian Hasil Karya (Product) 198

BAB VIII BUTIR SOAL NON-TES


A. Pengamatan 199
B. Penyusunan Kisi-kisi Penilaian Non-tes 200
C. Kaidah Penulisan Soal 201
D. Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir soal 202

BAB IX PENYUSUNAN BUTIR SOAL PENALARAN TINGGI


A. Butir Soal Penalaran Tingkat Tinggi 215
B. Dasar Pertanyaan (Stimulus) 218
C. Mengukur Kemampuan Berpikir kritis 218
D. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah 220

v
1

BAB I
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR

A.Rancangan Penilaian (Assessment)

Penilaian hasil kegiatan belajar peserta didik merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Dengan melaksanakan penilaian hasil belajar
akan dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah
menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru. Dengan
penilaian hasil belajar juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat
keberhasilan atau keefektivitas guru dalam proses pembelajaran. Belajar secara
umum dapat diartikan suatu aktivitas mental atau psikis yang secara berlangsung
dalam interaksi yang aktif di lingkungan yang akan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap itu
bersifat konstan dan membekas (W.S.Winkel, 1996: 59). Hal yang paling mendasar
dari konsep belajar adalah perubahan melalui pengalaman yang permanen pada
diri individu, dengan demikian proses belajar merupakan suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pendidikan, dalam pendidikan harus adanya kegiatan belajar dan
kegiatan belajar sebagai wujud dari pendidikan. Sedangkan menurut Good dan
Brophy (1990:124) dalam proses belajar individu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal yang berasal dari individu itu sendiri, dan faktor eksternal yang
bersumber dari luar individu. Faktor internal terkait dengan kemampuan intelektual,
kemampuan emosional, minat bakat, perhatian, kenyakinan, keadaan fisik, motivasi
dll. Faktor eksternal berasal dari lingkungan belajar, guru, kurikulum, metodologi,
media pendidikan yang digunakan, serta faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Dalam hal belajar menurut Slameto (2010:1) adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan seberapa jauh siswa telah menguasai
materi pelajarannya.
Sejalan dengan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan proses
dimana terjadi perubahan permanen melalui pengalaman, dalam memperoleh
pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan.
Dalam mengukur hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui tes hasil belajar
(achievement test). Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hasil belajar tampak
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diukur
dalam bentuk perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
sebelumnya (Oemar Hamalik, 2008:155). Dari uraian diatas kata kunci dari definisi
belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan yang didasari dan timbul akibat
praktek, pengalaman, latihan. Terbentuknya tingkah laku hasil mempunyai dua ciri

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


2

pokok yakni (a) tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan potensial, dan (b)
kemampuan baru diperoleh melalui usaha. Sedangkan Bloom (1976:76) membagi
hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Ranah kognitif terkait dengan hasil belajar intelektual, yang terdiri
enam aspek yaitu pengetahuan (C1), mengingat (C2), aplikasi (C3), analisis (C4),
sintesis, evaluasi (C5), dan mencipta (C6). Ranah afektif berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek yaitu (1) penerimaan, (2) jawaban atau reaksi, (3)
penilaian, (4) organisasi, dan (5) internalisasi. Sedangkan ranah psikomorik terkait
dengan hasil belajar (1) keterampilan dan kemampuan gerak dasar, (2)
kemampuan perceptual, (3) keharmonisan dan ketepatan, (4) gerakan keterampilan
kompleks, dan (5) gerakan ekspresif dan interpretatif. Adapun taxonomi psikomotor
menurut Harrow di kutip dari Reynolds (2006:176), terdiri dari (a) reflex
movenments, (b) basic fundamental movements (c) perceptual abilities (c) physical
abilities (d) skilled movements dan (e) nondiscursive communication.

Tabel 1. Kata Kerja Operasional Edisi Revisi Teori Bloom


RANAH KOGNITIF
Mengingat Memahami Menerapka Menganalis Mengevaluasi Mencipta-
(C1) (C2) n is (C5) kan
(C3) (C4) (C6)
1 2 3 4 5 6
Mengenali Menjelas- Melaksana- Mendiferens Mengcek Memba-
Mengingat kan kan iasikan Mengkritik ngun
kembali Mengartika Mengimple Mengorga- Membuktikan Merenca-
Membaca n mentasikan nisasikan nakan
Memperta-
Menyebut- Menginterp Mengguna- Mengatri- hankan Mempro-
kan retasikan kan busikan duksi
Memvalidasi
Melafal- Mencerita- Mengkon- Mendiag- Mengkombi
Mendukung
kan/melafa kan sepkan nosis nasikan
Memproyek-
zkan Menampil- Menentuk- Memerinci Merang-
sikan
Menulis- kan an Menelaah cang
kan Memberi Mempro- Mendeteksi Merekons-
Menghafal contoh seskan truksi
Mengait-kan
Merang- Membuat
Memecah-
kum kan Mencipta-
Menyimpul kan
Mengurai-
kan kan Meng-
Memban- abstraksi
dingkan
Mengklasifi
kasikan
Menunjuk-

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


3

Mengingat Memahami Menerapka Menganalis Mengevaluasi Mencipta-


(C1) (C2) n is (C5) kan
(C3) (C4) (C6)
kan
Mengurai-
kan
Membeda-
kan
Mengiden-
tifikasikan

RANAH AFEKTIF
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisasik Karakterisasi
(A1) (A2) (A3) an Menurut Nilai
(A4) (A5)
Mengikuti Mengompro- Mengasumsi-kan Mengubah Membiasa-kan
Menganut mikan Meyakini Menata Mengubah
Mematuhi Menyenangi Meyakinkan Mengklasifika-sikan perilaku
Meminati Menyambut Memperjelas Mengombinasi-kan Berakhlak mulia
Mendukung Memprakarsai Mempertahan-kan Mempengaruhi
Menyetujui Mengimani Membangun Mengkualifikasi
Menampilkan Menekankan Membentuk Melayani
Melaporkan Menyumbang pendapat Membuktikan
Memilih Memadukan Memecahkan
Mengatakan Mengelola
Memilah Menegosiasi
Menolak Merembuk

RANAH PSIKOMOTOR
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti membuat Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Membangun Menunjukkan, Menggabungkan Mengelola
Melakukan, Menyempurna- Koordinat,
Mengulangi Menciptakan
Melaksanakan, kan Mengintegrasikan
Mematuhi Mengkalibrasi Beradaptasi
Menerapkan
Mengendalikan Mengembangkan
Merumuskan,
Memodifikasi
Master

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


4

Sedangkan Sudjana (1990: 22-23) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan


kemampuan yang dimiliki siswa setelah seseorang tersebut memiliki pengalaman
belajar. Selanjutnya Sudjana menjelaskan sebagai berikut:
a. Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
b. Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang
Kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dankarakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah psikomotor
Meliputi Kemampuan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Dari pendapat-pendapat di atas tentang pengertian hasil belajar, dapat
dimaknai bahwa hasil belajar itu adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri
individu, dimana perubahan yang diharapkan adalah perubahan kearah yang lebih
baik, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang didapat melalui proses
belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang di harapkan sebagaimana mestinya,
maka guru harus mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang bermakna
dan menyenangkan bagi siswa sehingga hasil belajar tercapai dengan baik. Hasil
belajar itu menjadikan siswa dimiliki kemampuan atau menerima pengalaman
belajarnya. Setelah belajar siswa akan mengalami perubahan dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Hasil belajar keterampilan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan suatu
obyek atau pekerjaan, atau tingkat kemampuan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan suatu benda kerja. Hasil belajar tersebut ditentukan oleh faktor-
faktor sebagai berikut: (a) faktor fisik (mesin, peralatan, material dan sebagainya),
(b) faktor situasi dan kondisi, (c) faktor sikap, (d) faktor bakat, dan (e) faktor
pengetahuan.
Menurut Sweet dan Zimmerman (201:29), bahwa bentuk penilaian kinerja berupa
penilaian tugas tertulis terstruktur, tugas kinerja alamiah, proyek, portofolio,
demonstrasi, percobaan, penyelidikan, pengamatan, persentasi, dramatis, simulasi
dan sebagainya. Penilaian (asesmen) menurut Arends (2008: 217) adalah proses
mengumpulkan informasi tentang peserta didik (siswa) dengan tujuan pengambilan
keputusan instruksional. Jadi penilaian merupakan proses memberikan atau
menentukan terhadap hasil belajar berdasarkan criteria tertentu, dapat
memberikan fungsi untuk mendeskripsikan, menganalisis dan
menginterprestasikan proses pembelajaran.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


5

Berapa ahli juga menyebutkan penilaian merupakan pengukuran terhadap


berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan individual atau
kelompok, aspek tingkah laku peserta didik yang di nilai mencakup kemampuan
hasil belajar, kemampuan inteligensi dan bakat minat, sikap dan aspek kepribadian
siswa. Ini berarti aspek penilaian yang lakukan mencakup aspek kognitif, aspek
afektif dan aspek psikomotorik. Penilaian juga diartikan sebagai penilaian guru
untuk memperoleh informasi secara obyektif, berkelanjutan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan
sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. Atau penilaian merupakan
rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007,
tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. standar
kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan / atau semester pada suatu mata
pelajaran. Adapun kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai merujuk penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Oleh karena itu standar kompetensi
dapat diartikan sebagai kemampuan minimal yang harus dicapai setelah peserta
didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang pendidikan
yang diikutinya. Jadi kompetensi dasar kemampuan minimal yang harus dicapai
peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan
dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Penilaian berbasis kompetensi,
yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir
pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta
didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata
pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata
pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat
satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian
merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan
penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang
digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah
ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan
secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil
penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi
lebih baik. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


6

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dimulai
dengan kegiatan pengukuran, dengan demikian penilaian adalah suatu prosedur
yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta
menginterprestasikan informansi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan
tentang karakteristik seseorang. Gronlund & linn (1990:5) penilaian sebagai suatu
proses yang sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan,menganalisis serta
menginterprestasikan informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa
atau kelompok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik
aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
Tujuan penilaian diarahkan pada empat hal berikut, (a) penelusuran (keeping
track), untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana,
(b) pengecekan (checking–up) untuk mengecek kelemahan-kelemahan yang
dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (c) pencarian (finding-out) untuk
mencari dan menemukan hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran, dan (d) menyimpulkan (summing up) untuk
menyimpulkan keberhasilan siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum. Penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta
didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian
pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus
dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya
dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan,
kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Pendidik yang profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses
pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini dilakukan karena salah satu indikator
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai
peserta didik. Hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses
pembelajaran dan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran yang dilakukan pada peserta didik.
berapa yang yang menjadi prinsip dalam penilaian adalah (a)proses
penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran,
(b) penilaian harus menjerminkan dunia nyata (real Word problem), (c) penilaian
harus mengunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar, dan (d) penilai harus mencakup
semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan spikomotorik).
Penilaian hasil belajar peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak
merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik yang dinilai (harus memiliki
asas keadilan ), dan penilaian tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi,
budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian hasil belajar juga merupakan bagian

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


7

dari proses pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk lebih
berprestasi.
Ada empat konsep penilaian dalam keberhasilan belajar peserta didik, yaitu,
a. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, terhadap
suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen
(Wikipedia bahasa Indonesia, 2012). Sedangkan pengukuran menurut beberapa
para ahli adalah proses penetapan angka dengan cara sistematik untuk
menyatakan keadaan individu ( Allen & yen dalam Djemari Mardapi, 2000:1).
Menurut Gilbert Sax (1980) menyatakan “measurement: The assignment of
numbers to attributes of characteristics of person, evenrs, or object according to
explicit formulations or rules”. Pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan (Cangelosi,1995:21).
Pengukuran didefenisikan sebagai the process by which information about the
attributes or characteristics of thing are determinied and differentiated
(Oriondo,1998:2). Pengukuran adalah penentuan angka-angka atas observasi-
observasi sedemikian rupa sehingga angka-angka itu sesuai dengan analisis
melalui pemanfaatan atau penanganan menurut hukum-hukum tertentu (Sidney
siegel:1992). Pengukuran pendidikan mencakup beberapa bidang, bidang kognitif
yang diukur melalui uji tes, bidang afektif yang diukur melalui kuesioner,
wawancara dan mungkin juga pengamatan, sedangkan bidang psikomotorik, diukur
melalui perbuatan dan pengamatan (Dali S Naga, 1992:1). Pengukuran
(measurement) adalah assigning numbers to, quantifying, thing according to a set
of rules (Guilford in griffin & nix 1991:3). Pengukuran proses penetapan angka
terhadap individu atau karakteristiknya maenurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie.
1986: 14). Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986) merumuskan pengkuran
sebagai “Measurment is a process of assigning numbers to the individual numbers
of a set of objects or person for the purpose of indicating differences among them in
the degree to which they posscess the characteristic being measured. Pengukuran
adalah suatu perangkat aturan yang berhubungan dengan proses pemberian angka
terhadap objek atau kegiatan tertentu (Gronlund: 1983). Pengukuran (measurement)
adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu
(Guilford, 1982). Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986) merunuskan pengkuran
sebagai “Measurment is a process of assigning numbers to the individual numbers
of a set of objects or person for the purpose of indicating differences among them in
the degree to which they posscess the characteristic being measured. Pengukuran
pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau
kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat
menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau
kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


8

angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik,
cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik.
Dapatlah dikatakan bahwa pengukuran adalah sutu proses sistematis untuk
memberikan kuantitas objek dengan cara membandingkan alat ukur dengan objek
ukur.
b. Pengujian (test)
Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan
kegiatan penilaian. Hasil pengukuran pendidikan baik melalui tes maupun nontes
menghasilkan data kuantitatif yang berupa sekor, hasil sekor ini ditafsirkan
sehingga menjadi nilai. Dalam Encyclopedia Of Educational Evaluation, tes
diartikan sebagai “any series of questions or exercise or other means of measuring
the skill, knowledge, intelligence, capacities or aptitudes of an individual or group”,
(Anderson, dkk. 1990).Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak
atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau
prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes hasil belajar juga
diterjemahkan sebagai salah satu alat ukur yang paling banyak digunakan untuk
mengetahui hasil belajar seseorang dalam proses belajar-mengajar atau suatu
program pendidikan. tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan
atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana
testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu,
penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar
atau test lainnya. Pengertian tersebut mungkin belum mencakup semua elemen
dari tes. Tetapi masih banyak definisi lain dari tes. Tes menurut Allen dan Yen,
adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu. Karena itu, di dalam
tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus
dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu
(sampel perilaku) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes
tersebut ( anastari, 1982:22). Pada buku Psychological Testing, Anastari, (1982:22)
menyatakan tes merupakan pengukuran yang obyektif dan standard. Cronbach
menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sitematis guna mengopservasi
dan member deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala
numerik atau suatu system kategoris.
Dengan demikian bisa dinyatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis
dimana butir tes disusun berdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor
harus jelas dan dilakukukan secara terperinci, serta individu yang menempuh tes
tersebut harus mendapat butir tes yang sama dan dalam kondisi yang sebanding.
tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat
tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait (sifat) atau
atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


9

c. Penilaian (assessment)
Penilaian digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta
didik. Berepa definisi penilaian menurut para ahli, penilaian adalah semua cara
yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok (griffin & nix,
1991:3). Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan
pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan
berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau
sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualitatif (suharsimi
arikunto: 2012). Penilaiaan (assessment) adalah semua cara yang digunakan untuk
menilai unjuk kerja individu atau kelompok tertentu (Eko P: 2011). Penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses
penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar peserta didik. Penilaian menyeluruh dan berkelanjutan dalam
Konsep Penilaian dari Implementasi peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan
tehnik penilaian proses dan hasil belajar. Pelaku penilaian terhadap proses dan
hasil belajar diantaranya internal dan eksternal. Penilaian internal merupakan
penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan
oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, biasanya dilakukan
oleh suatu institusi / lembaga baik didalam maupun diluar negeri. Penelitian yang
dilakukan lembaga / institusi tersebut dimaksudkan sebagai pengendali mutu
proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta
didik. Penilaian adalah tindak lanjut dari hasil pengukuran dimana hasil-hasil
pengukuran dibandingkan dengan kriteria-kriteria tertentu yang bersifat kualitatif.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif dan nilai
kuantitatif. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat
dinyatakan dengan nilai. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh
karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja,
tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian untuk peserta didik dapat berupa metode
dan/atau prosedur formal atau informal untuk menghasilkan informasi tentang
peserta didik. Instrumen penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


10

pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga


diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk
memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
d. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Evaluasi adalah suatu keputusan tentang
nilai berdasarkan hasil pengukuran (Calongesi, 1995). Daniel L. Stufflebeam dan
Anthony J. Shinkfield (1985) secara singkat merumuskan evaluasi sebagai berikut:
“Evaluation is the systematic assessment of the worth or merit of some object”.
Dengan demikian maka evaluasi antara lain merupakan kegiatan membandingkan
tujuan dengan hasil dan juga merupakan studi yang mengkombinasikan
penampilan dengan suatu nilai tertentu. Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan (Suharsimi arikunto: 2012) mengartikan evaluasi sebagai usaha
sistematis untuk mengumpulkan informasi dari suatu program untuk digunakan
sebagai pertimbangan mengenai nilai dan dalam melakukan evaluasi terdapat
judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak
mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan
informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan,
kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam
kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis
data yang ingin diperoleh. Evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes..
Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
objek dengan menggunkan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan kriteria
untuk memperoleh kesimpulan. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat
bertahap (hierarkis), kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan
pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

B. Prinsip Penilaian
Penilaian atau asesmen merupakan bagian yang terpenting dalam
penyelenggaraan pendidikan, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas system
penilaian. Sistem penilaian yang digunakan di setiap satuan pendidikan harus:
a. Memberi informasi yang akurat, meliputi kompetensi dasar yang telah
dicapai dan yang belum tercapai peserta didik.
b. Mendorong peserta didik belajar.
c. Memotivasi guru mengajar
d. Meningkatkan kinerja lembaga

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


11

e. Meningkatkan kualitas pendidikan


Ada beberapa yang sebaiknya perlu diperhatikaan dalam penilaian hasil belajar
peserta didik antara lain:
1. penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2. penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian
kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
3. penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
4. hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
5. penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Prinsip penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada Standar
Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan merupakan salah satu standar yang
yang bertujuan untuk menjamin: perencanaan penilaian peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif,
efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian
peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.
Penilaian hasil belajar peserta didik sebaiknya memperhatikan berapa prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Sahih (valid)
Penilaian sebaiknya sahih, didasarkan pada data yang dapat mencerminkan
kemampuan yang diukur. Dalam hal penilaian hasil belajar, harus mengu-
kur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes
yang terpercaya atau sahih, adanya kesesuaian alat ukur de-
ngan fungsi dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki
kesahihan, maka kesimpulan yang ditarik juga menjadi keliru. sehingga penilaian
tersebut menghasilkan informasi yang akurat tentang aktivitas belajar. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan
standar kompetensi lulusan. Misalnya dalam pelajaran praktik mesin, guru menilai
kompetensi praktik mesin siswa, penilaian dianggap valid jika menggunakan test
praktek langsung, jika menggunakan tes tertulis maka tes tersebut tidak valid.
2. Objektif,
Penilaian sebaiknya obyektif didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai, Penilaian hasil belajar harus
mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas siswa, tanpa membeda-
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
12

bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan berba-


gai hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran. Penilaian yang bersifat
objektif tidak memandang dan membeda-bedakan latar belakang peserta didik,
namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik. Misalnya Guru
memberi nilai 90 untuk praktik teknik mesin pada si Agus yang merupakan ponakan
dari guru tersebut, namun si Dudung, yang kemampuannya lebih baik,
mendapatkan nilai hanya 75. Hal ini adalah penilaian yang bersifat subyektif,
seharusnya pemberian nilai berdasarkan kemampuan siswa tersebut.
3. Adil
Penilaian sebaiknya adik yang tidak membedakan latar belakang sosial-
ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender. Sebab ketidakadil-
an dalam penilaian, dapat menyebabkan menurunnya motivasi bela-
jar siswa, karena mereka merasa dianaktirikan. Peserta didik berhak memperoleh
nilai secara adil, penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik. Misalnya guru praktik pemesinan laki-laki hendaknya tidak
memandang fisik dan rupa dari murid perempuan yang cantik kemudian memberi
perlakuan khusus, semua murid berhak diperlakukan sama dalam proses
pembelajaran maupun dalam pemberian nilai. Nilai yang diberikan sesuai dengan
kenyataan hasil belajar siswa tersebut.
4. Terbuka
Penilaian bersifat terbuka dimana prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan,
sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang
dapat merugikan semua pihak. Penilaian harus bersifat transparan, dan pihak yang
terkait harus tau bagaimana pelaksanaan penilaian tersebut, dari aspek apa saja
nilai tersebut didapat, dasar pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan
nilai tersebut sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat diterima. Misalnya pada
tahun ajaran baru, guru mesin SMKN 1 menerangkan tentang kesepakatan
pemberian nilai dengan bobot masing-masing aspek,diantaranya kehadiran diberi
bobot 10%, Tugas individu dan kelompok 20%, Ujian tengah semester 30%, ujian
akhir semester 40%. Sehingga disini terjadi keterbukaan penilaian antara murid dan
guru.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat
untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga
tergambar profil kemampuan peserta didik. Penilaian bersifat menyeruh dan
berkesinambungan yang mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik. Penilaian sebaiknya terpadu yang merupakan
komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran Dalam hal ini
penilaian hasil belajar harus dilakukan secara berkesinambungan, secara men

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


13

yeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehing-


ga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian,
berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai
bukti hasil belajar siswa yang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua
pihak. Misalnya penilaian hasil akhir belajar, guru permesinan mengumpulkan
berbagai bukti aktivitas siswa dalam praktik mesin dicatatan sebelumnya, penilaian
yang dikumpulkan mulai dari kehadiran, pengetahuan tentang awal praktik, proses
dalam praktik dan akhir dalam praktik, dan penilaian sikap peserta didik, semua hal
tersebut digabungkan menjadi satu dan menghasilkan nilai peserta didik.
6. Akuntabel
penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya. Misalnya guru dapat menjelaskan secara benar kepada pihak
terkait, tentang proses penilaian, teknik penilaian, prosedur, dan hasil yang sesuai
dengan kenyataan kemampuan hasil belajar peserta didiknya.
7. Mendidik
Penilaian hasil belajar harus dapat mendorong dan membina peserta didik
maupun pendidik untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan cara
memperbaiki kualitas belajar mengajar. Misalnya Agus mendapatkan nilai 75 untuk
pelajaran praktik permesinan, 60 untuk gambar teknik , dan 70 untuk teknik
kelistikan, namun dalam kegiatan ekstrakurikuler, ia meraih prestasi yang
membanggakan. Tapi si Agus sadar bahwa ia harus menyeimbangkan prestasi
akademik dan non akademiknya, Kemudian agus terpacu untuk mengevaluasi
kesalahannya dan memperbaiki kualitas belajar untuk memperoleh nilai yang baik,
juga memperoleh prestasi belajar yang baik pula.
8. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan manfaat yang
dapat ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik, peserta didik, orang tua,
dan masyarakat. penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna
dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak. Misalnya bagi guru, hasil penilaian dapat
bermakna untuk melihat seberapa besar keberhasilan metode pembelajaran yang
digunakan, untuk perbaikan yang akan datang, serta memberikan pengukuran
prestasi belajar kepada peserta didik.
9. Menggunakan acuan kriteria,
Penilaian mengunakan acuan criteria, didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Artinya, penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian
disusun dengan merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu,
pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
Ada tiga acuan penilana diantaranya PAK (Penilanain Acuan Kriteria), PAN
(Penilaian Acuan Normal) atau PAP (Penilaian Acuan Patokan)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


14

Penilan Acuan Kriteria (PAK)


Penilaian acuan kriteria (PAK) merupakan penilaian pencapaian kompetensi
yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya
dukung, dan karakteristik peserta didik.
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang menggunakan acuan pada
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa. Derajat
keberhasilan siswa dibandingkan dengan tujuan atau kompetensi yang seharusnya
dicapai atau dikuasai siswa bukan dibandingkan dengan prestasi kelompoknya.
Dalam penilaian ini ditetapkan kriteria minimal harus dicapai atau dikuasai siswa.
Kriteria minimal yang biasa digunakan adalah 80% dari tujuan atau kompetensi
yang seharusnya dikuasai siswa. Makin tinggi kriteri-anya makin baik mutu
pendidikan yang dihasilkan. Standar penilaian acuan patokan berbasis pada
konsep belajar tuntas atau mastery learning. Artinya setiap siswa harus mencapai
ketuntasan belajar yang diindikasikan oleh penguasaan materi ajar minimal
mencapai kriteria yang telah ditetapkan. Jika siswa belum mencapai kriteria
tersebut siswa belum dinyatakan berhasil dan harus menempuh ujian kembali.
Karena itu penilaian acuan patokan sering disebut stándar mutlak. Dalam sistem ini
guru tidak perlu menghitung nilai rata-rata kelas sebab prestasi siswa tidak
dibandingkan dengan prestasi kelom-poknya. Melalui sistem penilaian acuan
patokan sudah dapat dipastikan pres-tasi belajar siswa secara bertahap akan lebih
baik sebab setiap siswa harus mencapai kriteria minimal yang telah ditentukan.
Namun sistem ini menuntut guru bekerja lebih keras sebab setiap guru harus
menyediakan remedial bagi siswa yang belum memenuhi stándar yang telah
ditentukan. Sistem penilaian ini tepat digunakan baik untuk penilaian formatif
maupun penilaian sumatif.
Penilaian Acuan Norma (PAN)
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang menggunakan acuan pada
rata-rata kelompok. Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa
dalam kelompoknya. Untuk itu norma atau kriteria yang digunakan dalam
menentukan derajat prestasi seorang siswa selalu dibandingkan dengan nilai rata-
rata kelasnya. Atas dasar itu akan diperoleh tiga kategori prestasi siswa, yakni
prestai siswa di atas rata-rata kelas, berkisar pada rata-rata kelas, dan prestasi
siswa yang berada di bawah rata-rata kelas. Dengan kata lain, prestasi yang
dicapai seseorang posisinya sangat bergantung pada prestasi kelompoknya.
Keuntungan standar ini adalah dapat diketahui prestasi kelompok atau kelas
sekaligus dapat diketahui keberhasilan pembelajaran bagi semua siswa.
Kelemahannya adalah kurang meningkatkan kualitas hasil belajar. Jika nilai rata-
rata kelompok atau kelasnya rendah, misalnya skor 40 dari seratus, maka siswa
yang memperoleh nilai 45 (di atas rata-rata) sudah dikatakan baik, atau dinyatakan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


15

lulus, sebab berada di atas rata-rata kelas, padahal skor 45 dari maksimum skor
100 termasuk rendah. Kelemahan yang lain ialah kurang praktis sebab harus
dihitung dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi jika jumlah siswa cukup banyak.
Sistem ini kurang menggambarkan tercapainya tujuan pembelajaran sehingga tidak
dapat dijadikan ukuran dalam menilai keberhasilan mutu pendidikan. Demikian juga
kriteria keberhasilan tidak tetap dan tidak pasti, bergantung pada rata-rata kelas,
makanya standar penilaian ini disebut stándar relatif. Dalam konteks yang lebih
luas penggunaan standar penilaian ini tidak dapat digunakan untuk menarik
generalisasi prestasi siswa sebab rata-rata kelompok untuk kelas yang satu
berbeda dengan kelas yang lain, sekolah yang satu akan berbeda dengan sekolah
yang lain. Standar penilaian acuan norma tepat jika digunakan untuk penilaian
formatif.
10. Sistematis,
Penilaian bersifat sistemati, terencana dan dilakukan secara bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik
antara lain:
a) Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
b) Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian
kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
c) Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
d) Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik
yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
e) Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

B. Pengertian Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
(menganalisis dan menafsirkan) data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
menentukan tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik,
2. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan mengacu pada
standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mata pelajaran, yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


16

4. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,


bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik
serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
5. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran.
6. Penilaian hasil belajar peserta didik dilaksanakan secara terencana dan
berkesinambungan melalui berbagai kegiatan ulangan dan ujian.
7. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan
pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
8. Penilaian selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan secara
periodik melalui: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester dan ulangan kenaikan kelas.

C. Prinsip, Teknik, Mekanisme dan Prosedur Penilaian


1. Penilaian hasil belajar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
akan diukur.
b. Obyektif, menggunakan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas.
c. Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang dapat
merugikan peserta didik, misalnya: kondisi fisik, agama, suku, budaya,
adat, status sosial atau gender.
d. Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, prosedur, kriteria dan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan dalam penilaian harus diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, dalam arti semua indikator
ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan belum, serta mengetahui kesulitan
peserta didik.
g. Sistematis, terencana, bertahap dan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi/ranking seseorang terhadap kelompoknya).
i. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur maupun hasilnya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


17

2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik


penilaian berupa: tes, observasi, penugasan perseorangan atau
kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi
dan tingkat perkembangan peserta didik , seperti:
a. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja
b. Teknik observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran
berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
c. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat
berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
3. Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan tengah
semester, dan ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
dilakukan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan pendidikan.
4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remidial.
Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran untuk masing-
masing nilai pengetahuan dan nilai praktek sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan, serta kualifikasi/predikat nilai sikap, disertai
dengan deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi peserta didik
sebagai pencerminan kompetensi utuh.
5. Penilaian hasil belajar pada setiap kelompok mata pelajaran,
sebagaimana diatur dalam PP 19/2005, Pasal 64, dilakukan melalui
aspek :
Kelompok Mata
No Kognitif Psikomotor Afeksi
Pelajaran
1 Agama dan Akhlak Mulia √ - √
2 Pendidikan √ - √
Kewarganegaraan
3 Ilmu Pengetahuan dan Disesuaikan dengan karakteristik
Teknologi (IPTEK) materi yang dinilai
4 Estetika - √ √
5 Pendidikan Jasmani, √ √
Olahraga dan Kesehatan
6 Praktik Elektrinika, Praktik
Mesin, Praktik Listrik dll.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


18

Mengacu pada prinsip penilaian tersebut di atas, berikut ini tabel dari tiap mata
pelajaran dengan ketiga aspek pengetahuan, praktik, dan sikap (Afektif). Tanda
blok () pada Pengetahuan dan Praktik menunjukkan bahwa aspek tersebut
sangat tipis (tidak dominan) untuk dinilai secara mandiri.

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Mata Pelajaran ✓ ✓ Pendidikan Agama berfungsi untuk:
Pendidikan pengembangan keimanan dan
Agama Islam ketaqwaan, penanaman dan
pengamalan nilai ajaran Islam,
(untuk agama
penyesuaian mental terhadap
lainnya
lingkungan, pencegahan dari hal-hal
disesuaikan
yang negatif.
dengan
karakteristik Ketiga aspek Pengetahuan, praktik, dan
masing-masing) afektif/sikap, proses penilaiannya
dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu, sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan, dominan pada
pembelajaran Alqur’an, Aqidah, Syariah,
Tarikh dan Muammalah,
sholat, membaca al Qur’an/al Kitab,
berkhotbah, dsb.nya
Aspek Sikap, yang terkait dengan mata
pelajaran dominan pada aspek
penanaman nilai-nilai akhlak.
Mata Pelajaran ✓ ✓ Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi
sebagai wahana untuk membentuk
Pendidikan
warga negara yg. Cerdas, terampil dan
Kewarganega-
berkarakter setia kepada bangsa dan
raan Negara yang mampu merefleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
sesuai amanat Pancasila dan UUD
1945.
Aspek yang dinilai lebih dominan pada:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


19

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Aspek Pengetahuan mencakup:
peningkatan pemahaman konsep dan
fakta tentang hakikat berbangsa dan
bernegara yang sesuai dengan amanat
Pancasila dan UUD 1945. Penggunaan
berbagai metode seperti: kooperatif,
penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif,
berfikir kritis, dan pemecahan masalah,
dimaksudkan untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran (bukan
praktik), yang penilaiannya terintegrasi /
terpadu di dalam aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: pembentukan
karakter bangsa yang adaptif terhadap
keberagaman, mampu berpikir kritis dan
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
lingkungan sosial, politik, ekonomi,
budaya dan keamanan, dan mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
untuk: berkomunikasi
Bahasa
(mengakses/bertukar informasi),
Indonesia
pemersatu bangsa,sarana pelestarian
dan peningkatan budaya, sarana
peningkatan peng etahuan dan
keterampilan IPTEK.
Aspek yang dominan meliputi aspek
pengetahuan, praktik dan afektif.
Aspek Pengetahuan, yang dinilai
mencakup kemampuan: Menyimak,
membaca, dan kebahasaan (tata bahasa
dan kosa kata) serta apresiasi sastra.
Penilaian seluruh kemampuan
dimaksud dilakukan secara terpadu,
menyeluruh dan terintegrasi.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


20

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Aspek praktik dapat dinilai dari
kemampuan berpidato, dan membuat
karangan menggunakan tata bahasa dan
kosa kata yang tepat.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: santun dalam
berkomunikasi, responsif dalam
mendengarkan dan mampu
menyampaikan pendapat/pertanyaan
sesuai dengan kaidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar, dan
antusias dalam membaca.
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lain,
berfungsi sebagai alat untuk
Bahasa Inggris
berkomunikasi dalam rangka mengakses
dan Bahasa
dan bertukar informasi secara global,
Asing Lain.
untuk membina hubungan interpersonal,
dan meningkatkan wawasan tentang
budaya bangsa asing (wawasan
internasional). Aspek yang dominan
meliputi aspek pengetahuan, praktik dan
afektif, yang proses penilaiannya
berjangka panjang dan bertahap.
Aspek Pengetahuan mencakup
kemampuan: mendengarkan (listening),
berbicara (speaking), membaca
(reading), menulis (writing) dan
Kebahasaan/linguistik serta
sosiokultural.Penilaian seluruh
kemampuan dimaksud dilakukan secara
terpadu, menyeluruh dan terintegrasi.
Aspek Praktik dapat dinilai dari
kemampuan berbicara dan mengarang
menggunakan tata bahasa dan kosa
kata yang tepat.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: santun dalam

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


21

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
berkomunikasi, responsif dalam
mendengarkan dan mampu
menyampaikan pendapat/ pertanyaan
sesuai dengan kaidah berbahasa
(Inggris dan bahasa Asing lain) yang
baik dan benar, dan antusias dalam
membaca,
Mata Pelajaran ✓ ✓ Matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan
Matematika
menghitung, mengukur, menurunkan,
menggunakan rumus matematika untuk
memecahkan masalah, dan
mengkomunikasikan gagasan melalui
grafik, peta, diagram atau secara
lisan/kalimat.
Aspek yang dominan meliputi aspek
pengetahuan dan sikap/ afektif, sebagai
contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup:
pemahaman terhadap konsep, prosedur
/proses menghitung, dan kemampuan
penalaran dan pemecahan masalah.
Aspek Praktik pada mata pelajaran ini
kurang dominan, karena hanya sebagian
kecil saja KD yang dapat dinilai
praktiknya seperti:
menggambar/mengukur ruang/sudut.
Penggunaan peralatan seperti:
kalkulator, komputer, alat peraga atau
media lain, hanya untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran, yang
penilaiannya terintegrasi/terpadu dalam
aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran ini, menitikberatkan pada sikap
ilmiah yang mencakup: ketelitian,
ketekunan, dan kemampuan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


22

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
memecahkan masalah secara logis dan
sistematis.
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Fisika, Kimia, dan Biologi berfungsi
untuk menumbuhkan kesadaran
Fisika, Kimia
terhadap keteraturan dan keindahan
dan Biologi
ciptaan Tuhan, meningkatkan
pemahaman konsep dan prinsip-prinsip
melalui sejumlah keterampilan proses
dan sikap ilmiah. Keterampilan proses
mencakup: pengamatan, pembuatan
hipotesis, penggunaan alat dan bahan
yang dilaksanakan melalui kegiatan
praktik, sesuai dengan prosedur dan
keselamatan kerja.
Ketiga aspek (pengetahuan, praktik dan
sikap/afektif) memiliki bobot penilaian
yang proporsional. Proses penilaiannya
dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu, sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup:
pemahaman konsep yang berfungsi
untuk menunjang pelaksanaan praktik.
Aspek praktik mencakup keterampilan
proses dan ketrampilan sains yang
dilaksanakan melalui praktikum.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran, menitik beratkan pada sikap
ilmiah yang mencakup: ketelitian,
ketekunan, dan kemampuan
memecahkan masalah secara logis dan
sistematis.
Mata Pelajaran ✓ ✓ Mata pelajaran ini secara umum
berfungsi untuk: menumbuhkan
Sejarah,
kesadaran peserta didik tentang
Geografi,
terjadinya perubahan dan
Sosiologi &
perkembangan masyarakat dalam

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


23

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
Antropologi dimensi waktu (MP. Sejarah),
menanamkan pengetahuan tentang pola
keruangan dan proses alam yang terjadi
pada bumi (MP. Geografi),
meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam mengaktualisasikan diri dan
mengungkapkan status dan peran
peserta didik dalam kehidupan sosial
dan budaya (MP. Sosiologi), dan
meningkatkan penghargaan/
kebanggaan terhadap budaya terutama
di bidang bahasa, seni dan kepercayaan
di lingkungan masyarakat Indonesia
(MP. Antropologi). Aspek penilaian
yang dominan adalah aspek
Pengetahuan dan Sikap/Afektif,
sedangkan Aspek praktik sifatnya hanya
menunjang dalam proses pembelajaran,
sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup:
pemahaman fakta, konsep, dan
melakukan penelaahan / analisis secara
rasional tentang berbagai hal yang
terkait dengan bidang kajian masing-
masing mata pelajaran. Penggunaan
berbagai peralatan seperti alat peraga,
atau kegiatan pembelajaran di luar
kelas/sekolah (kunjungan), dimaksudkan
untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran (bukan praktik), yang
penilaiannya terintegrasi/terpadu di
dalam aspek pengetahuan.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran mencakup: menanamkan
semangat kebangsaan, cinta tanah air,
kebersamaan /kekeluargaan, semangat
perjuangan dan kompetisi, menghargai
perbedaan, menghargai budaya dan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


24

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
karya artistik bangsa, menghargai
kekayaan alam ciptaan Tuhan YME.

Mata Pelajaran ✓ ✓ MP. Ekonomi berfungs iuntuk


meningkatkan pemahaman peserta didik
Ekonomi
tentang konsep, teori, kenyataan dan
peristiwa ekonomi di lingkungan
masyarakat, serta memiliki jiwa
kewirausahaan. Bidang kajian Akuntansi
dalam mata pelajaran Ekonomi berfungsi
untuk: mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap rasional, teliti,
jujur dan bertanggungjawab dalam
pengadministrasian laporan keuangan.
Aspek yang dominan pada mata
pelajaran Ekonomi adalah aspek
pengetahuan dan afektif. Sedangkan
aspek praktik sifatnya hanya penunjang
proses pembelajaran, sebagai contoh:
Aspek Pengetahuan mencakup
pemahaman konsep, teori,
fakta/peristiwa/perilaku ekonomi dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pelaksanaan pembukuan dalam
bidang akuntansi merupakan aplikasi
pengetahuan di bidang akuntansi (bukan
praktik), yang penilaiannya terintegrasi/
terpadu dalam aspek pengetahun.
Aspek Sikap yang terkait dengan mata
pelajaran ini mencakup: kemampuan
memecahkan masalah yang berkaitan
dengan ekonomi, menanamkan sikap
teliti, jujur dan memiliki jiwa
kewirausahaan.
Mata Pelajaran ✓ ✓ Mata pelajaran Seni Budaya berfungsi
Seni Budaya untuk menumbuhkembangkan sikap

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


25

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
toleransi, demokrasi, beradab, hidup
rukun dan mampu mengembangkan
kemampuan imajinatif intelektual,
ekspresi melalui seni, mengembangkan
kepekaan rasa, keterampilan dan
mampu memamerkan karya seni.
Aspek Pengetahuan pada mata
pelajaran ini hanya berfungsi sebagai
ranah pendukung dalam melaksanakan
berbagai aktivitas seni, yang
penilaiannya terintegrasi dan terpadu di
dalam aspek praktik.
Aspek praktik merupakan ranah yang
dominan, karena pembelajaran Seni
Budaya berupa aktivitas fisik dan cita
rasa keindahan, yang tertuang dalam
kegiatan berekspresi, bereksplorasi,
berapresiasi dan berkreasi melalui
bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.
Aspek Sikap yang dominan pada mata
pelajaran seni budaya adalah
pengembangan kepekaan rasa,
toleransi, menghargai/mengapreasi
karya seni dan daya kreativitas.
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Pendidikan Jasmani, olahraga dan
Pendidikan kesehatan merupakan media untuk
Jasmani, mendorong perkembangan keterampilan
Olahraga dan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
Kesehatan penalaran, penghayatan nilai (sikap-
mental-emosional-spiritual-sosial), dan
pembiasaan pola hidup sehat.
Aspek Pengetahuan pada mata
pelajaran ini mencakup pengetahuan
mengenai kesehatan dan berbagai
macam penyakit. Aspek praktik
merupakan ranah yang sangat dominan,
karena pembelajarannya lebih

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


26

Aspek Penilaian Yang


Dominan
Komponen Keterangan
Penge Prak Sikap
tahuan tik
menekankan pada aktivitas motorik.
Aspek Sikap yang dominan dalam
mata pelajaran ini adalah pembentukan
nilai dan pembiasaan pola hidup sehat.
Mata Pelajaran ✓ ✓ ✓ Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi (TIK) berfungsi untuk meningkatkan
Informasi dan pengetahuan tentang sarana TIK, dan
Komunikasi kemampuan menggunakan sarana TIK
secara optimal.
Aspek Pengetahuan, mencakup
pengetahuan tentang sarana (hardware)
dan program (software) yang diperlukan
dalam penggunaan TIK pada kehidupan
sehari-hari, dan kemampuan menggali
dan mengelola informasi serta
melakukan komunikasi.
Aspek Praktik mencakup kemampuan
menggunakan dan memelihara sarana
TIK.
Aspek Sikap yang terkait dalam mata
pelajaran ini mencakup kemampuan
belajar mandiri, memecahkan masalah,
dan meningkatkan rasa percaya diri.
Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi peserta didik yang
disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah. Aspek yang dinilai,
disesuaikan dengan karakteristik jenis
program muatan lokal yang dilaksanakan
dan diikuti oleh peserta didik.

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


27

1. ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang


ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan
untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan batas ambang kompetensi (Permendiknas Nomor: 20/2007 tentang
Standar Peniaian Pendidikan, Pengertian butir 10).
2. Nila iketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan praktik
dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100.
3. Penetapan KKM dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun pelajaran
melalui proses penetapan KKM setiap Indikator, KD, SK menjadi KKM mata
pelajaran, dengan mempertimbangkan, hal-hal sebagai berikut:
a. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh peserta didik.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
4. Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang telah
ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria
ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %.
5. Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dibawah nilai ketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap harus
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal.
6. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB (berlaku untuk pengetahuan maupun
praktik) dan harus diinformasikan kepada seluruh warga sekolah dan orang tua
peserta didik.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


28

BAB II
TEKNIK PENILAIAN

A. Teknik Penilaian

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan


dalam mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting
dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola
kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta
didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta
didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan
langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Berbagai macam teknik
penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan
kompetensi yang dinilai Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran
meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam
pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan
waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta
didik. Sejalan dengan ketentuan tersebut, penilaian harus dirancang untuk dapat
mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi peserta
didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan
secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan,
inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian hasil
belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua
yaitu tes dan non tes.
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik
sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik.
Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan
penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan
banyaknya/jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan.
Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan
guru untuk rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


29

dapat dengan mudah digunakan oleh guru, misalnya: (1) tes (tertulis, lisan,
perbuatan.

B. Teknik penilaian melalui tes


a. Tes Tertulis
1.Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau
salah. Ada jenis tes.
(1) Tes tertulis, Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban
secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa
pilihan meliputi pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes
yang jawabannya berupa isian dapat berbentuk isian singkat dan/atau uraian.
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan
memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
a) tes objektif, misalnya bentuk pilihan panda, jawaban singkat atau isian,
benar salah, dan bentuk menjodohkan;
b) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat
dilakukan secara objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit
dilakukan secara objektif).
(2) Tes lisan, Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung
(tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik. Pertanyaan dan jawaban
diberikan secara lisan. Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta
didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1)
dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta
didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan
langsung; (2) bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat
sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes
bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung
kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil tes dapat langsung diketahui
peserta didik. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pendidik sering
mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup
lama
(3) Tes praktik atau tes kinerja. Tes praktik (kinerja) adalah tes atau
teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik melakukan
perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk
unjuk kerja atau keterampilan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya
disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya
dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan
dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas,

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


30

sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada
umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat
sedemikian rupa agarpendidik dapat menuliskan angka-angka yang
diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat
disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual,
sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan
yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah
disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.
Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui
berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Sedangkan ujian terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.
a) Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
b) Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan
satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.
c) Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.
d) Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester.
Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
e) Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester genap.
f) Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
g) Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta
didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


31

h) Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta


didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari
satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah
mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, dan aspek kognitif
dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

B. Teknik Nontes,
Merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai
karakteristik, sikap, atau kepribadian.
1. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran. Teknik penilaian ini yang dilakukan oleh pendidik dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya. Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan
kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun
informal. Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pendidik untuk
mendapatkan informasi tentang peserta didik dengan cara mengamati tingkah
laku dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi
dapat ditujukan kepada peserta didik secara perorangan atau kelompok. Dalam
kegiatan observasi perlu disiapkan format pengamatan. Format pengamatan
dapat berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas
waktu pengamatan.
2. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok. Penilaian dengan penugasan ini, suatu teknik
penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar
kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan
dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat
berupa tugas atau proyek. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di
laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
3. Teknik penilaian melalui wawancara
Teknik wawancara pada satu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes lisan
yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan pendidik untuk
tujuan mengungkapkan atau menanyakan lebih lanjut hal-hal yang kurang jelas
informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk
menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk
menilai.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


32

3. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam


bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan
prestasi, dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Portofolio ini merupakan
kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan
siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap
siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan
prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja siswa, seperti kreasi kerja dan karya
siswa lainnya. Adapun bagian-bagian dari portofolio adalah halaman Judul,
daftar pengesahan daftar isi, dokumen, dokumen portofolio,pengelompokan
dokumen,catatan pendidik dan orangtua. Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya
atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu
melakukan diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta
didik dapat menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian
sendiri kemudian hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik
dapat dilihat pada hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan
baik apabila jumlah peserta didik yang dinilai sedikit.
4. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu
tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
5. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan
suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan,
pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
a) Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap
objek psikologis.
b) Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik
yang dipaparkan secara deskriptif.
c) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian
diri, setiap peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya secara jujur.
d) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam
berbagai hal secara jujur.

Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai.


Tabel berikut menyajikan teknik penilaian dan bentuk instrumen.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
33

Tabel 1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen


Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
• Tes tertulis • Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah,
menjodohkan dll.
• Tes isian: isian singkat dan uraian
• Tes lisan • Daftar pertanyaan

• Tes praktik (tes kinerja) • Tes identifikasi


• Tes simulasi
• Tes uji petik kinerja
• Penugasan individual atau • Pekerjaan rumah
kelompok • Projek
• Penilaian portofolio • Lembar penilaian portofolio

• Jurnal • Buku cacatan jurnal

• Penilaian diri • Kuesioner/lembar penilaian diri

• Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman

Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan


informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
Karena pembelajaran di kelas meliputi kegiatan tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, maka penilaianpun harus
dilaksanakan seperti itu. Tabel berikut menyajikan contoh penilaian yang dilakukan
dalam pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Tabel 2 Penilaian untuk kegiatan tatap muka dan penugasan

PENILAIAN UNTUK KEGIATAN PEMBELAJARAN


MATA KOMPETENSI
PELAJARAN DASAR TUGAS KEGIATAN
TATAP MUKA
TERSTRUKTUR MANDIRI
Praktik Mengukur Ulangan Praktik mengukur Tugas mendata
Pengukuran besaran mengenai di laboraborium alat ukur yang
(massa, sering digunakan
Pengukuran
panjang, dan sehari-hari
waktu)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


34

D. Aspek yang Dinilai


Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek
kompetensi yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
standar penilaian lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran, yang
mengedepankan aspek-aspek berupa knowledge, skill dan attitude. Salah
satu bentuk dari penilaian itu adalah penilaia otentik. Penilaian otentik adalah
model penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung
berdasarkan tiga komponen knowledge, skill dan attitude.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Kemampuan kognitif adalah
kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri atas
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan mencipta. Pada
tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan
saja. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban
atas pertanyaan dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip
atau konsep. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip
dan konsep dalam suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik
diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan
asumsi, membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab
akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut merangkum suatu cerita,
komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada
tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah,
editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan judgement
(pertimbangan) terhadap hasil analisis untuk membuat keputusan.
Penilaian Kompetensi Keterampilan, Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Kemampuan psikomotor
melibatkan gerak adaptif (adaptive movement) atau gerak terlatih dan keterampilan
komunikasi berkesinambungan (non-discursive communication) - (Harrow, 1972).
Gerak adaptif terdiri atas keterampilan adaptif sederhana (simple adaptive skill),
keterampilan adaptif gabungan (compound adaptive skill), dan keterampilan adaptif
komplek (complex adaptive skill). Keterampilan komunikasi berkesinambungan
mencakup gerak ekspresif (expressive movement) dan gerak interpretatif (inter-
pretative movement). Keterampilan adaptif sederhana dapat dilatihkan dalam
berbagai mata pelajaran, seperti bentuk keterampilan menggunakan peralatan
laboratorium IPA. Keterampilan adaptif gabungan, keterampilan adaptif komplek,

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


35

dan keterampilan komunikasi berkesinambungan baik gerak ekspresif maupun


gerak interpretatif dapat dilatihkan dalam mata pelajaran Praktik mesin, Praktik
elektronika Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dll.
Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap
melalui observasi, penilaian iri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh
peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian Diri,
dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Kondisi afektif peserta didik berhubungan dengan sikap, minat, dan/atau nilai-nilai.
Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket,
inventori, atau pengamatan yang sistematik dan berkelanjutan. Sistematik berarti
pengamatan mengikuti suatu prosedur tertentu, sedangkan berkelanjutan memiliki
arti pengukuran dan penilaian yang dilakukan secara terus menerus. Dalam
laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang
umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik yang
melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan
kondisi afektif peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu.

E. Penilaian Berbasis Kompetensi


Penilaian berbasis kompetensi merupakan teknik evaluasi yang harus
dilakukan guru dalam pembelajaran di sekolah. Teknik dan pelaksanaannya diatur
di dalam: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.20 tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di
dalam Standar Isi menjadi fokus perhatian utama dalam penilaian.

1. Bentuk dan Proses Penilaian


Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, guru dapat melakukan
penilaian melalui tes dan non tes. Tes meliputi tes lisan, tertulis (bentuk uraian,
pilihan ganda, jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar-salah), dan tes
perbuatan yang meliputi: kinerja (performance), penugasan (projek) dan hasil karya
(produk). Penilaian non-tes contohnya seperti penilaian sikap, minat, motivasi,
penilaian diri, portfolio, life skill. Tes perbuatan dan penilaian non tes dilakukan
melalui pengamatan (observasi).
Langkah-langkah pengembangan tes meliputi (1) menentukan tujuan penilaian,
(2) menentukan kompetensi yang diujikan (3) menentukan materi penting
pendukung kompetensi (urgensi, kontinuitas, relevansi, keterpakaian), (4)
menentukan jenis tes yang tepat (tertulis, lisan, perbuatan), (5) menyusun kisi-kisi,
butir soal, dan pedoman penskoran, (6) melakukan telaah butir soal. Penilaian non
tes dilakukan melalui pengamatan dengan langkah-langkah (1) menentukan tujuan
penilaian, (2) menentukan kompetensi yang diujikan, (3) menentukan aspek yang
diukur, (4) menyusun tabel pengamatan dan pedoman penskorannya, (5)
melakukan penelaahan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


36

2. Kriteria Bahan Ulangan/Ujian


Bahan ulangan/ujian yang akan digunakan hendaknya menenuhi dua kriteria
dasar berikut ini.
a) Adanya kesesuaian materi yang diujikan dan target kompetensi yang harus
dicapai melalui materi yang diajarkan. Hal ini dapat memberikan informasi
tentang siapa atau peserta didik mana yang telah mencapai tingkatan
pengetahuan tertentu yang disyaratkan sesuai dengan target kompetensi
dalam silabus/kurikulum dan dapat memberikan informasi mengenai apa
dan seberapa banyak materi yang telah dipelajari peserta didik.
Berdasarkan ilmu pengukuran pendidikan, ujian yang bahannya tidak sesuai
dengan target kompetensi yang harus dicapai bukan saja kurang
memberikan informasi tentang hasil belajar seorang peserta didik,
melainkan juga tidak menghasilkan umpan balik bagi penyempurnaan
proses belajar-mengajar.
b) Bahan ulangan/ujian hendaknya menghasilkan informasi atau data yang
dapat dijadikan landasan bagi pengembangan standar sekolah, standar
wilayah, atau standar nasional melalui penilaian hasil proses belajar-
mengajar.
3. Soal yang Bermutu
Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik meningkatkan
pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang peserta didik mana
yang belum atau sudah mencapai kompetensi. Salah satu ciri soal yang bermutu
adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap kemampuan peserta didik.
Semakin tinggi kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran,
semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai kompetensi yang
ditetapkan. Makin rendah kemampuan peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran, makin kecil pula peluang menjawab benar soal untuk mengukur
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid), dan handal.
Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek
saja. Mistar hanya mengukur panjang, timbangan hanya mengukur berat, bahan
ujian atau soal PKn hanya mengukur materi pembelajaran PKn bukan mengukur
keterampilan/kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat
ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg.
Untuk dapat menghasilkan soal yang sahih dan handal, penulis soal harus
merumuskan kisi-kisi dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal yang
baik (kaidah penulisan soal bentuk objektif/pilihan ganda, uraian, atau praktik).
Linn dan Gronlund (1990) menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi
tiga karakteristik, yaitu: validitas, reliabilitas, dan usabilitas. Validitas artinya
ketepatan interpretasi hasil prosedur pengukuran, reliabilitas artinya konsistensi
hasil pengukuran, dan usabilitas artinya praktis prosedurnya. Di samping itu, Cohen
dkk. (1992: 28) juga menyatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang valid artinya

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


37

mengukur apa yang hendak diukur. Nitko (1996 : 36) menyatakan bahwa validitas
berhubungan dengan interpretasi atau makna dan penggunaan hasil pengukuran
peserta didik. Messick (1993: 13) menjelaskan bahwa validitas tes merupakan
suatu integrasi pertimbangan evaluatif derajat keterangan empiris yang
mendasarkan pemikiran teoritis yang mendukung ketepatan dan kesimpulan
berdasarkan pada skor tes. Adapun validitas dalam model Rasch adalah sesuai
atau fit dengan model (Hambleton dan Swaminathan, 1985: 73). Messick (1993:
16) menyatakan bahwa validitas secara tradisional terdiri dari: (1) validitas isi, yaitu
ketepatan materi yang diukur dalam tes; (2) validitas criterion-related, yaitu
membandingkan tes dengan satu atau lebih variabel atau kriteria, (3) valitidas
prediktif, yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan alat lain yang dilakukan
kemudian; (4) validitas serentak (concurrent), yaitu ketepatan hasil pengukuran
dengan dua alat ukur lainnya yang dilakukan secara serentak; (5) validitas
konstruk, yaitu ketepatan konstruksi teoretis yang mendasari disusunnya tes. Linn
dan Gronlund (1995 : 50) menyatakan hahwa valilitas terdiri dari: (1) konten. (2)
test-criterion relationship, (3) konstruk, dan (4) consequences, yaitu ketepatan
penggunaan hasilpengukuran. Sedangkan menurut Oosterhof (190 : 23) yang
mengutip berdasarkan "Standards for Educational and Psychological Testing,
1985" yang didukung oleh Ebel dan Frisbie (1991 : 102-109), serta Popham (1995 :
43) bahwa tipe validitas adalah validitas: (1) content, (2) criterion, dan (3)
construction.
Di samping validitas, informasi tentang reliabilitas tes sangat diperlukan. Nitko
(1999 : 62) dan Popham (1995 : 21) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan
dengan konsistensi hasil pengukuran. Pernyataan ini didukung oleh Cohen dkk,
yaitu bahwa reliabilitas merupakan persamaan dependabilitas atau konsistensi butir
(Cohen dkk : 192 : 132 ) karena tes yang memiliki konsistensi/reliabilitas tinggi,
maka tesnya adalah akurat, reproducible; dan gereralizable terhadap kesempatan
testing dan instrumen tes yang sama. (Ebel dan Frisbie (1991 : 76). Faktor yang
mempengaruhi reliabilitas yang berhubungan dengan tes adalah: (1) banyak butir,
(2) homogenitas materi tes, (3) homogenitas karakteristik butir, dan (4) variabilitas
skor.Reliabilitas yang berhubungan dengan peserta didik dipengaruhi oleh faktor:
(1) heterogenitas kelompok, (2) pengalaman peserta didik mengikuti tes, dan (3)
motivasi peserta didik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi reliabilitas yang
berhubungan dengan administrasi adalah batas waktu dan kesempatan menyontek
(Ebel dan Frisbie, 1991: 88-93).
Linn dan Gronlund menyatakan bahwa metode estimasi dapat dilakukan
dengan mempergunakan: (1) metode test-retest, yaitu diberikan tes yang sama dua
kali pada kelompok yang sama dengan interval waktu; tujuannya adalah
pengukuran stabilitas; (2) metode equivalent form, yaitu diberikan dua tes paralel
pada kelompok yang sama dan waktu yang sama; tujuannya adalah pengukuran
menjadi ekuivalen; (3) metode test-retest dengan equivalen form, yaitu diberikan
dua tes paralel pada kelompok yang sama dengan interval waktu; tujuannya adalah
pengukuran stabilitas dan ekuivalensi; (4) metode split-half, yaitu diberikan tes
sekali, kemudian skor pada butir yang ganjil dan genap dkorelasikan dengan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


38

menggunakan rumus Spearman-Brown; tujuannya adalah pengukuran konsistensi


internal; (5) metode Kuder-Richardson dan koefisien Alfa, yaitu diberikan tes sekali
kemudian skor total tes dihitung dengan rumus Kuder-Richardson, tujuannya
adalah pengukuran konsistensi internal; (6) metode inter-rater, yaitu diberikan satu
set jawaban peserta didik untuk diskor/judgement oleh 2 atau lebih rater; tujuannya
adalah pengukuran konsistensi rating. Menurut Popham (1995: 22), reliabilitas
terdiri dari 3 jenis yaitu: (1) stabilitas, yaitu konsistensi hasil di antara kesempatan
testing yang berbeda, (2) format bergantian (alternate form), yaitu konsistensi hasil
di antara dua atau lebih tes yang berbeda, (3) internal konsistensi, yaitu konsistensi
melalui suatu pengukuran fungsi butir instrumen.
Reliabilitas skor tes dalam teori respon butir adalah penggunaan fungsi
informasi tes. Menurut Hambleton dan Swaminathan (1985: 236), pengukuran
fungsi informasi tes lebih akurat bila dibandingkan dengan penggunaan reliabilitas
karena: (1) bentuknya tergantung hanya pada butir-butir dalam tes, (2) mempunyai
estimasi kesalahan pengukuran pada setiap level abilitas. Pernyataan ini didukung
oleh Gustafson (1981 : 41), yaitu bahwa konsep reliabilitas dalam model Rasch
memerankan bagian subordinate sebab model pengukuran ini diorientasikan pada
estimasi kemampuan individu.
Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes perlu dilakukan analisis butir
soal.Kegunaan analisis butir soal di antaranya adalah: (1) dapat membantu para
pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang diterbitkan, (2) sangat relevan bagi
penyusunan tes informal dan lokal seperti kuis, ulangan yang disiapkan guru untuk
peserta didik di kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara
materi dapat memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan
reliabilitas (Anastasi dan Urbina, 1997: 172).

F. Prosedur Pengembangan Tes


Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyiapkan bahan ulangan/ujian
adalah menentukan kompetensi dan materi yang akan diujikan. Setelah
menentukan kompetensi yang akan diukur, maka langkah berikutnya adalah
menentukan materi yang akan diujikan. Penentuan materi yang akan diujikan
sangat penting karena di dalam satu tes tidak mungkin semua materi yang telah
diajarkan dapat diujikan dalam waktu yang terbatas, misalnya satu atau dua jam.
Oleh karena itu, setiap guru harus menentukan materi mana yang sangat penting
dan penunjang, sehingga dalam waktu yang sangat terbatas, materi yang diujikan
hanya menanyakan materi-materi yang sangat penting saja. Materi yang telah
ditentukan harus dapat diukur sesuai dengan alat ukur yang akan digunakan yaitu
tes atau non-tes.
Penentuan materi penting dilakukan dengan memperhatikan kriteria:
1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta
didik,

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


39

2. Kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu


atau lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya,
3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau
memahami, mata pelajaran lain,

4. Keterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam


kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena setiap
tujuan memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes
prestasi belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi
belajar, lingkup materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan
seperti untuk kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas,
ulangan harian, tugas individu/kelompok, ulangan semester,ulangan kenaikan
kelas, laporan kerja praktik/laporan praktikum, ujian praktik.
2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi
atau yang harus diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau
melalui gabungan kompetensi dasar.
3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan
keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting
sebagai pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang
diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta didik),
kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap
mata pelajaran lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi
(UKRK). Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis tes dengan
menanyakan apakah materi tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan. Bila
jawabannya tepat, maka materi yang bersangkutan tepat diujikan dengan
bentuk soal apa, pilihan ganda atau uraian. Bila jawabannya tidak tepat,
maka jenis tes yang tepat adalah tes perbuatan: kinerja (performance),
penugasan (project), hasil karya (product), atau lainnya.
4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman
penskorannya. Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan
kaidah penulisan soal.

Adapun proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut
ini.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


40

MENENTUKAN TUJUAN PENILAIAN

MEMPERHATIKAN STANDAR KOMPETENSINYA

MENENTUKAN KD-NYA (KD1 + KD2 + KD3DLL)

TES NON TES

MENENTUKAN MATERI PENTING/


-PENGAMATAN/
PENDUKUNG KD : UKRK
OBSERVASI (SIKAP,
PORTFOLIO, LIFE
SKILLS)
- TES SIKAP
TEPAT DIUJIKAN SECARA - DLL
TERTULIS/LISAN?

TEPAT TIDAK TEPAT

BENTUK BENTUK TES PERBUATAN


OBJEKTIF (PG, URAIAN
ISIAN, DLL)

- KINERJA (PERFORMANCE)
- PENUGASAN (PROJECT)
- HASIL KARYA (PRODUCT)
- DLL

IKUTI KAIDAH PENULISAN SOAL DAN SUSUNLAH PEDOMAN PENSKORANNYA

Keterangan: KD = Kompetensi Dasar


KD1 + KD2 = Gabungan antar kompetensi dasar
UKRK = Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


41

BAB III
PENILAIAN PSIKOMOTOR

A. Pengertian Psikomotor

Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama
lain secara eksplisit. . Ranah psikomotor adalah ranah yang sangat berkaitan
dengan keterampilan (skill) setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam
suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Psikomotor berhubungan dengan
hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari
tercapainya kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan ini sebagai
implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik.
Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun
penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih
menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut
kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu
mengandung ranah afektif.
Sebelum menjelaskan pengertian penilaian kompetensi keterampilan perlu
dijelaskan terlebih dahulu pengertian keterampilan (psikomotorik). Ranah
psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill)
sebagai hasil dari tercapainya kompetensi atau pengetahuan. Hal ini berarti
kompetensi keterampilan itu sebagai implikasi dart tercapainya kompetensi
pengetahuan dari peserta didik. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat
keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Hasil belajar psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat).
Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabila
peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektif
Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut kemampuan
melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan
berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif. Kemampuan
melakukan gerakan refleks, artinya respons terhadap stimulus tanpa sadar. Dalam
kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: mengupas mangga dengan
pisau, memotong dahan bunga, menampilkan ekspresi yang berbeda, meniru suatu

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


42

gerakan, dan sebagainya. Kemampuan melakukan gerakan dasar, artinya gerakan


yang muncul tanpa latihan, tetapi dapat diperhalus melalui praktik. Gerakan dasar
merupakan gerakan terpola dan dapat ditebak. Dalam kegiatan pembelajaran dapat
ditunjukkan melalui: gerakan tak berpindah (bergoyang, membungkuk, merentang,
mendorong, menarik, berputar, memeluk, dan sebagainya), gerakan berpindah
(merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat,
berputar mengitari, memanjat, dan sebagainya), gerakan manipulasi (menyusun
balok, menggunting, menggambar, memegang dan melepas objek tertentu, dan
sebagainya), keterampilan gerak tangan dan jari-jari (memainkan bola,
menggambar dengan garis, dan sebagainya).
Kemampuan melakukan gerakan persepsi, artinya gerakan yang lebih halus
dibanding gerakan refleks dan dasar, karena sudah dibantu kemampuan
perseptual. Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: menangkap
bola, mendribel bola, melompat dari satu petak ke petak lain sambil menjaga
keseimbangannya, melihat terbangnya bola pingpong, dan sebagainya.
Kemampuan melakukan gerakan berkemampuan fisik, artinya gerakan yang lebih
efisien dan berkembang melalui kematangan dan belajar. Dalam kegiatan
pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: menggerakkan otot, berlari jauh,
mengangkat beban, menarik-mendorong sesuatu, melakukan push-ups, menari,
melakukan senam, bermain bola, dan sebagainya.
Kemampuan melakukan gerakan terampil, gerakan yang dapat mengontrol
berbagai tingkatan gerakan, gerakan yang sulit, rumit, kompleks dengan tangkas
dan cekatan. Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: gerakan
terampil pada berbagai cabang olah raga, menari, berdansa, membuat kerajinan
tangan, menggergaji, mengetik, bermain piano, memanah, akrobatik, dan
sebagainya. Kemampuan melakukan gerakan indah dan kreatif, artinya gerakan
untuk mengkomunikasikan perasaan, gerakan terampil yang efisien dan indah.
Dalam kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: melakukan gerakan pada
kerja seni bermutu (membuat patung, melukis, menari balet, senam tingkat
tinggi/senam indah, bermain drama, dan sebagainya).
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya
kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan
bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran
yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


43

Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu:


gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan
terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik
atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah
gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan
perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.
Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan
dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi
dengan menggunakan gerakan. Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor
menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using.
Pada tingkat specific responding peserta didik mampu merespons hal-hal
yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau melakukan
keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed
untuk tenis meja. Pada motor chaining peserta didik sudah mampu
menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan
gabungan, misalnya memukul bola, menggergaji, menggunakan jangka sorong, dll.
Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan pengalamannya
untuk melakukan keterampilan yang komplek, misalnya bagaimana memukul bola
secara tepat agar dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.
Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar
psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan
sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat
karena pernah melihat atau memperhatikan hal yang sama sebelumnya.
Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah
dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh,
seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat hanya berdasarkan pada
petunjuk guru atau teori yang dibacanya. Kemampuan tingkat presisi adalah
kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu
menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik dapat mengarahkan
bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan. Kemampuan pada
tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat
sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai contoh, peserta
didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah
bola sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik sudah dapat
melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat
serta memukul bola dengan arah yang tepat pula. Kemampuan pada tingkat
naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan
yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa
berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan
cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


44

Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan


dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,
seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan
belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di
aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu
juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan
dengan ranah psikomotor.

B. Pembelajaran Psikomotor
Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode
pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan
titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi
pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan
akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil
mengerjakan (learning by doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa
keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi
kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goetz (1981) dalam
penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan berulang-ulang akan
memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan. Lebih
lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup
menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang
relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang maka
kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.
Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat bahwa kondisi yang dapat
mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu kondisi internal
dan eksternal. Untuk kondisi internal dapat dilakukan dengan cara (a)
mengingatkan kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b)
mengingatkan prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai.
Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan (a) instruksi verbal,
(b) gambar, (c) demonstrasi, (d) praktik, dan (e) umpan balik.
Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada
beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan
hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam
mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b)
menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan, (c) mendemonstrasikan
keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian
pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan
bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.
Edwardes (1981) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup
tiga tahap, yaitu (a) penyajian dari pendidik, (b) kegiatan praktik peserta didik, dan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


45

(c) penilaian hasil kerja peserta didik. Guru harus menjelaskan kepada peserta
didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Kompetensi kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang agar
tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya optimal.
Sebagai contoh, dalam memukul bola, kompetensi kuncinya adalah kemampuan
peserta didik menempatkan bola pada titik ayun. Dengan cara ini, tenaga yang
dikeluarkan hanya sedikit namun hasilnya optimal. Contoh lain, dalam
mengendorkan mur dari bautnya, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta
didik memegang kunci pas secara tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara ini
tenaga yang dikeluarkan untuk mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila
dibandingkan dengan pengendoran mur dengan cara memegang kunci pas yang
tidak tepat.
Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh
dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Leighbody (1968)
menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses
pembelajaran psikomotor. Guru harus menjelaskan keselamatan kerja kepada
peserta didik dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena kompetensi kunci dan
keselamatan kerja merupakan dua hal penting dalam pembelajaran keterampilan,
maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapatkan porsi yang tinggi.

C. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor


Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor.
Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1)
pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu
dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan
kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat
bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan
alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun
urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan
membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan
dan atau ukuran yang telah ditentukan. Dari penjelasan di atas dapat dirangkum
bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup
persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses
berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah
proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.
Penjelasan tentang pengertian keterampilan dapat dikemukakan bahwa penilaian
kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang
meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Kompetensi
inti 4 (KI 4) yakni keterampilan tidak dapat dipisahkan dengan kompotensi inti 3 (KI

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


46

3), yakni pengetahuan. Artinya kompetensi pengetahuan menunjukan peserta


didik mengetahui tentang keilmuannya dan kompetensi keterampilan menunjukan
peserta didik mampu melakukannya atau mengimplikasikannya (dipraktikkan).

Contoh penjelasan dari kompetensi keterampilan


Tabel 1. Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Sekolah Menengah
Kejuruan
Kompetensi Inti kelas VII Kompetensi Inti kelas Kompetensi Inti kelas IX
VIII
4. Mengolah, menalar 4. Mengolah, menalar 4. Mengolah, menalar
dan menyaji dalam dan menyaji dalam dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah ranah konkret dan ranah ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan
pengembangan dari pengembangan dari pengembangan dari
yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri sekolah secara mandiri, sekolah secara mandiri,
dan mampu bertindak secara efektif bertindak secara efektif
melaksanakan tugas dan kreatif dan mampu dan kreatif, mampu
spesifik dibawah melaksanakan tugas menggunakan metode
pengawasan langsung spesifik dibawah sesuai kaidah
pengawasan langsung keilmuannya dan
melaksanakan tugas
spesifik dibawah
pengawasan langsung

D. Jenis Perangkat Penilaian Psikomotor


Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang
perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/
instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar
ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan
lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio. Lembar observasi adalah lembar yang
digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-
aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk daftar
periksa/check list atau skala penilaian (rating scale). Daftar periksa berupa daftar
pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberi check (centang)
pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah
lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai
kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala
tertentu, misalnya skala 1 - 5. Portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


47

yang teratur dan berkesinambungan sehingga peningkatan kemampuan peserta


didik dapat diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu.

E. Konstruksi Instrumen
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah
psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan
menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal
menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan
menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya.
Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja
operasional.
Selanjutnya, untuk menilai hasil belajar peserta didik pada soal ranah
psikomotor perlu disiapkan lembar daftar periksa observasi, skala penilaian, atau
portofolio. Tidak ada perbedaan mendasar antara konstruksi daftar periksa
observasi dengan skala penilaian. Penyusunan kedua instrumen itu harus mengacu
pada soal atau lembar perintah/lembar kerja/lembar tugas yang diberikan kepada
peserta didik. Berdasarkan pada soal atau lembar perintah/lembar tugas dibuat
daftar periksa observasi atau skala penilaian. Pada umumnya, baik daftar periksa
observasi maupun skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) persiapan, (2)
pelaksanaan, dan (3) hasil.
F. Penyusunan Rancangan Penilaian
Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan
dilakukan selama satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka,
sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatmya.
Langkah-langkah penulisan rancangan penilaian adalah:
1. Mencermati silabus yang sudah ada
2. Menyusun rancangan sistem penilaian berdasarkan silabus yang telah
disusun
Selanjutnya, rancangan penilaian ini diinformasikan kepada peserta didik pada
awal semester. Dengan demikian sistem penilaian yang dilakukan guru semakin
sempurna atau semakin memenuhi prinsip – prinsip penilaian.
G. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat.
Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal
akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama.

Contoh kisi-kisi soal ranah psikomotor praktik teknik mesin.


Tabel 2. kisi-kisi soal praktik teknik mesin.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


48

Bahan
Materi Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar kelas/S Indikator
Pembelajaran soal soal
em

1.3 Mempraktikkan X/1 Membubut Mendemons- Tes 1


berbagai keterampilan bertinggkat trasikan perbuat
mengoprasionalkan pekerjaan an/prakt
mesin bubut dengan membubut ek
menggunakan dengan
peraturan, serta nilai teknik yang
kerjasama, kejujuran, benar
menghargai,
semangat, dan
percaya diri

H. Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor


Instrumen Penilaian psikomotor terdiri atas soal atau perintah dan pedoman
penskoran untuk menilai unjuk kerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal
tersebut.
1. Penyusunan soal
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis soal ranah
psikomotoradalah mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Soal harus
dijabarkan dari indikator dengan memperhatikan materi pembelajaran. Pada contoh
kisi-kisi di atas, dapat dibuat soal sebagai berikut:
”Demonstrasikan/lakukan membubut dengan teknik yang benar. Perhatikan
periapan alat, proses setting, proses membubut dan hasil pekerjaan”.
Soal ranah psikomotor untuk ulangan tengah semester dan akhir semester yang
biasanya sudah mencapai tingkat psikomotor manipulasi, mencakup beberapa
indikator.
2. Pedoman penskoran
Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa observasi atau skala
penilaian yang harus mengacu pada soal. Soal/lembar tugas/perintah kerja ini
selanjutnya dijabarkan menjadi aspek-aspek keterampilan yang diamati. Untuk soal
dari contoh kisi-kisi di atas, cara menuliskan daftar periksa observasi atau skal
penilaiannya sebagai berikut.
a. Mencermati soal
b. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan kunci dalam membubut praktik
mesin; dalam hal ini aspek-aspek keterampilan kunci itu adalah : (1) langka
persiapan (2) pengerjaan proses, (3) hasil benda kerja. (4) sikap kerja (5)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


49

waktu. Misalnya juga untuk contoh olah raga lari cepat (1) posisi mulai
(starting position), (2) teknik mulai (starting action), (3) tekniklari (sprinting action),
dan (4) teknik memasuki garis finish (finishing action).
c. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan dari setiap aspek keterampilan
kunci
d. Menentukan jenis instrumen untuk mengamati kemampuan peserta didik,
apakah daftar periksa observasi atau skala penilaian
e. Menuliskan aspek-aspek keterampilan dalam bentuk pertanyaan/ pernyataan
ke dalam tabel
f. Membaca kembali skala penilaian atau daftar periksa observasi untuk
meyakinkan bahwa instrumen yang ditulisnya sudah tepat
g. Meminta orang lain untuk membaca atau menelaah instrumen yang telah
ditulis untuk meyakinkan bahwa instrumen itu mudah dipahami oleh orang
lain.
h. Langkah (f) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki validitas isi tinggi,
sedangkan langkah (g) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki
reliabilitas tinggi.

PENSEKORAN DALAM PENILAIAN PRAKTEK TEKNIK MESIN

Satuan Pendidikan : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


Kompetensi Keahlian : TEKNIK PERMESINAN

Kode Kompetensi : M7.6A


Nomor Peserta :
Nama Peserta :

I. Persiapan Kerja: Sekor


0 -10
1. Melakukan prosedur kerja
2. Pemeriksaan awal pengoprasian mesin

3. Menyiapkan toolseat dan alat ukur

4. Memahami gambar kerja


Jumlah Skor persiapan kerja :

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


50

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10

Langkah 5
Lakukan pembubutan kedua permukaan benda kerja panjang 100 mm dan
Lakukan pembubutan lulus sampai diameter16 mm.

Langkah 6
Pembuatan lubang menggunakan center Drill / Counter zig

Langkah 7
Lakukan pembuatan Knurling / Kartel sepanjang 60 mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


51

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10
Langkah 8
Pembuatan tirus dengan sudut 4o dengan panjang 40mm

Langkah 9
Pembuatan Key slot dengan menggunakan mesin end milld 10 mm

Langkah 10
Pembuatan bakal ulir sepanjang 10 mm dengan diameter 8 mm

Langkah 11

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


52

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10
Pembuatan alur dengan panjang 2 mm dan diameter 5 mm

Langkah 12
Pembuatan champer C1 dan C3

Langkah 13
Pembuatan ulir M8 x 1,25

Langkah 14
Pembuatan benda kerja dengan diameter 24 dan panjang 55 mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


53

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10

Langkah 15
Pembuatan tirus dengan sudut 14o

Langkah 16
Pemboran diameter 8,75 dengan kedalaman 20 mm

Sekor 0
III. HASIL KERJA
-10
17. Kualitas ukuran
18. Kualitas rakitan
Jumlah Skor Hasil Kerja

Sekor
IV. SIKAP KERJA
0 - 10
19.Penggunaan alat perkakas tangan dan alat ukur
20.Penggunaan alat keselamatan kerja
Jumlah Skor Sikap Kerja

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


54

Sekor 0-
V. WAKTU
10
21.Penyelesaian pengerjaan komponen
22.Ketepat gunaan benda kerja
Jumlah Skor Waktu

Nilai Praktik
Prosentase Bobot Komponen Penilaian
(NP)
Sikap
Persiapan Proses Hasil Waktu  NK
Kerja
1 2 3 4 5 6

Bobot (%) 10 40 10 30 10 100%

Skor
Komponen

NK

Keterangan :
 Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari
setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program
keahlian.
 NK = Nilain komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
 NP = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen.
Jakarta, ………………….2012
Penilai

……………………………….

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


55

I. Penilaian Ranah Psikomorik


Tidak jauh berbeda dengan penilaian ranah kognitif, penilaian ranah
psikomotor juga dimulai dengan pengukuran hasil belajar peserta didik. Perbedaan
di antara keduanya adalah pengukuran hasil belajar ranah kognitif umumnya
dilakukan dengan tes tertulis, sedangkan pengukuran hasil belajar ranah
psikomotor menggunakan tes unjuk kerja atau tes perbuatan.
1. Kriteria (Rubrics)
Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik.
Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau
paling tidak dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai prestasi yang dapat
dicapai peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai
prestasi sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas.
Rubrik terdiri atas dua hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skor dan
hal lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak
sedikitnya gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala penilaian
yang digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai. Contoh rubrik dan
penggunaannya pada lembar skala penilaian sebagai berikut.

Berilah centang () di bawah skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek
keterampilan sangat tepat, skor 4 bila tepat, 3 bila agak tepat, 2 bila tidak tepat, dan
skor 1 bila sangat tidak tepat untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini!

kriteria (rubrik)

Nomor Skor
Aspek Keterampilan
Butir 5 4 3 2 1
Starting Position
Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan
01
ujung kaki lainnya
Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak
02
rapat mengarah ke samping luar.
Waktu jonkok posisi punggung segaris dengan
03
kepala
04 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


56

Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ± 90°


05
dan tungkai belakang 100°-120°
Starting Action
06 ………………………………………………
07 ………………………………………………
08. ………………………………………………
09. ………………………………………………

Tampak dalam skala penilaian di atas bahwa penilai harus bekerja keras untuk
menilai apakah aspek keterampilan yang muncul itu sangat tepat sehingga harus
diberi skor 5, atau agak tepat sehingga skornya 3. Oleh karena itu, dalam
menggunakan skala penilaian ini harus dilakukan secermat mungkin agar skor
yang didapat menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sedikit
berbeda dengan skala penilaian, skor yang ada di lembar daftar periksa observasi
tidak banyak bervariasi, biasanya hanya dua pilihan, yaitu: ada atau “ya” dengan
skor 1 dan “tidak” dengan skor 0. Kriteria (rubrik) dan penggunaannya pada datar
periksa observasi dapat dilihat pada contoh berikut.

Berilah centang (√) di bawah kata “ya” bila aspek keterampilan yang dinyatakan itu
muncul dan benar, dan berilah centang di bawah kata “tidak” bila aspek keterampilan
itu muncul tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama sekali. Kata “ya” diberi
skor 1, dan kata “tidak” diberi skor 0.

kriteria (rubrik)

Nomor Jawaban
Aspek keterampilan
Butir Ya Tidak
Starting Position
Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan ujung kaki
01
lainnya
Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari agak rapat
02
mengarah ke samping luar.
03 Waktu jonkok posisi punggung segaris dengan kepala
04 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


57

Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ± 90° dan tungkai


05
belakang 100°-120°
Starting action
06 ……………………………………
07 ……………………………………

J. Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian


Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan penskoran adalah ada
atau tidak adanya perbedaan bobot tiap-tiap aspek keterampilan yang ada dalam
skala penilaian atau daftar periksa observasi. Apabila tidak ada perbedaan bobot
maka penskorannya lebih mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap-tiap
butir penilaian.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan, hasil yang dicapai dibandingkan
dengan acuan atau kriteria. Oleh karena pembelajaran ini menggunakan
pendekatan belajar tuntas dan berbasis kompetensi maka acuan yang digunakan
untuk menginterpretasikan hasil penilaian kinerja dan hasil kerja peserta didik
adalah acuan kriteria. Untuk contoh lembar penilaian “Lari cepat 100 meter” yang
butirnya ada 20 dengan rentang skor tiap butir 1 sampai dengan 5, maka skor
minimalnya 20 dan skor maksimalnya 100. Ini berarti bahwa peserta didik yang
mendapat skor 20 diartikan gagal total, sedangkan peserta didik yang mendapat skor
100 diartikan berhasil secara sempurna. Sebagai contoh perhatikan tabel dan penjelasan
berikut.

Tabel 3. Lembar Penilaian Kinerja Lari Cepat 100 Meter


SKOR HASIL PENILAIAN SKOR
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1 BUTIR
Starting Position
1 Posisi lutut waktu jongkok
2 Posisi tangan waktu jongkok
3 Posisi punggung waktu jongkok
4 Pandangan mata saat start
5 Posisi tungkai saat aba-aba siap

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


58

Starting action
6 Gerakan kaki dan tangan saat mulai
7 lari
Posisi lutut saat kaki kiri menolak
8 pada waktu lari dimulai
Kecepatan gerakan kaki kanan
9 setelah kaki kiri digerakkan
10 Jangkauan ayunan dan ketinggian
kaki kanan
Posisi lutut saat kaki kanan
mendarat di tanah
Sprinting action
11 Keadaan lutut kaki belakang saat
menolak ke depan
12 Keadaan telapak kaki saat kaki
depan menapak ke tanah
13 Sumber ayunan lengan saat lari
14 Posisi siku saat lari
15 Posisi badan saat lari
Finishing Action
16 Gerakan kaki saat masuk finish
17 Pandangan mata saat masuk finish
18 Kecepatan saat masuk finish
19 Posisi badan saat masuk finish
20 Kecepatan lari setelah masuk finish
JUMLAH

Apabila ditetapkan batas kelulusan 75% dari skor maksimal maka peserta didik
yang mendapat skor 75 ke atas dikatakan lulus sedangkan peserta didik yang
mendapat skor kurang dari 75 diharuskan mengikuti program remedial. Dalam
contoh ini, karena skor yang dicapai peserta didik adalah 67, maka peserta
didik itu masih perlu remedial.
Apabila tiap-tiap aspek keterampilan tidak sama bobotnya, maka skor akhir
yang dicapai peserta didik sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir yang sudah
ditentukan bobotnya. Skor tiap-tiap butir sama dengan skor yang dicapai dibagi
banyaknya pilihan jawaban kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing
butir.
Pada contoh lembar penilaian “Lari cepat 100 meter” dengan bobot untuk
kelompok starting position = 25%, starting action = 25%, sprinting action =
30%, dan kelompok finishing action 20% dari skor maksimal, bobot tiap-tiap
butir sama dengan bobot kelompok itu dibagi dengan jumlah butir, jadi bobot
tiap-tiap butir dalam kelompok aspek keterampilan starting position adalah 5%,
starting action = 5%, sprinting action = 6%, dan finishing action 4% dari skor
maksimal. Oleh karena skor maksimalnya 100 maka bobot tiap-tiap butir dalam
kelompok aspek keterampilan starting position adalah 5, starting action = 5,

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


59

sprinting action = 6, dan finishing action 4. Dengan demikian, skor tiap-tiap


butir yang sudah ditentukan bobotnya sama dengan skor butir sebelum ditentukan
bobotnya dibagi banyaknya pilihan jawaban dikalikan bobot tiap-tiap butir. Misal:
untuk butir nomor 1 dari contoh di atas, skor butir yang sudah ditentukan
bobotnya = (2/5) x 5 = 2.

Secara lengkap, untuk contoh di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.


Tabel 4. Lembar Penilaian Lari Cepat 100 Meter
SKOR HASIL PENILAIAN SKOR
NO PERNYATAAN
5 4 3 2 1 BUTIR
Starting Position (bobot 25%)
1 Posisi lutut waktu jongkok 2
X
2 Posisi tangan waktu jongkok X 3
3 Posisi punggung waktu jongkok 4
4 Pandangan mata saat start X 2
X
5 Posisi tungkai saat aba-aba siap X 3
Jumlah 14

Starting action (bobot 25%)


6 4
Gerakan kaki dan tangan saat mulai lari
7 5
Posisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari
dimulai
8 Kecepatan gerakan kaki kanan setelah kaki kiri X 1
digerakkan X

Jangkauan ayunan dan ketinggian kaki kanan X


9 2
Posisi lutut saat kaki kanan mendarat di tanah X
10 X 3
Jumlah 15

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


60

Sprinting action (bobot 30%)


11 3
Keadaan lutut kaki belakang saat menolak ke X
depan
12 Keadaan telapak kaki saat kaki depan menapak ke 2
tanah
Sumber ayunan lengan saat lari
13 X 3
Posisi siku saat lari X
14 X 5
Posisi badan saat lari
15 X 5
Jumlah 18
Finishing Action (bobot 20%)
16 Gerakan kaki saat masuk finish 4
X
17 Pandangan mata saat masuk finish 4
X
18 Kecepatan saat masuk finish 4
X
19 Posisi badan saat masuk finish 4
X
20 Kecepatan pelari setelah masuk finish X 4
Jumlah 20
JUMLAH TOTAL 67

Ternyata ada perbedaan sedikit antara jumlah skor yang menggunakan bobot
dan jumlah skor yang tidak menggunakan bobot. Jumlah skor setelah
memperhatikan bobot adalah 67. Selanjutnya, apabila batas kelulusan itu 75
maka peserta didik ini dikategorikan belum lulus.
Daftar periksa observasi yang bobot tiap-tiap aspek keterampilannya sama,
penskorannya lebih mudah.

K. Analisis Hasil Penilaian


Penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik mempunyai banyak kegunaan,
baik bagi peserta didik, satuan pendidikan, ataupun bagi pendidik sendiri.
Secara rinci dapat dijelaskan manfaat penilaian, yaitu:
1. mengetahui tingkat ketercapaian Standar Kompetensi yang sudah
dijabarkan ke Kompetensi Dasar.
2. mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik.
3. mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.
4. mendorong peserta didik belajar/berlatih.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
61

5. mendorong pendidik untuk mengajar dan mendidik lebih baik.


6. mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk
berkarya lebih terfokus dan terarah.
Untuk mendapatkan manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas maka perlu
dilakukan analisis terhadap hasil tes/penilaian yang telah dicapai oleh peserta
didik. Caranya yaitu dengan membuat tabel spesifikasi yang dapat
menunjukkan kompetensi dasar, indikator, atau aspek keterampilan mana
yang belum dikuasai oleh peserta didik. Selanjutnya, aspek keterampilan yang
belum dikuasai itu dituliskan dalam kolom keterangan.

Contoh analisis hasil tes dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Contoh tabel analisis hasil tes

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olah raga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : X/I
Jenis ujian : Ulangan Harian
Nama Peserta didik:
Tabel 2. Analisis Hasil Tes
Jumlah Jumlah Persentase
Kompetensi Dasar butir yang butir yang keber- Penguasaan Keterangan
diujikan betul hasilan
1.1Mempraktik-kan 20 13 65 BL*) Menguasai aspek
keterampilan keterampilan dalam
bermain salah menendang bola
satu permainan menggunakan kaki
dan olahraga bagian dalam dan
beregu bola punggung kaki, tetapi
besar serta belum menguasai
nilai kerjasama, aspek keterampilan
kejujuran, menendang bola
menghargai, menggunakan kaki
semangat, dan bagian luar dengan
percaya diri teknik yang benar.
*) BL = Belum Lulus

Berdasar Tabel 2 di atas, tampak bahwa peserta didik sudah menguasai aspek
keterampilan dalam menendang bola menggunakan kaki bagian dalam dan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


62

punggung kaki, tetapi belum menguasai aspek keterampilan menendang bola


menggunakan kaki bagian luar dengan teknik yang benar. Dengan demikian,
guru mengetahui dengan persis aspek keterampilan apa yang belum dikuasai
oleh peserta didik. Berdasarkan hasil analisis inilah guru memberikan bantuan
untuk perbaikan prestasi belajarnya melalui program remedi. Hal yang harus
diperhatikan adalah peserta didik yang mengikuti remedi harus diberi
bantuan/layanan untuk memperbaiki penguasaan aspek keterampilan yang
belum dikuasainya. Tidak hanya diuji ulang, tetapi juga harus berlatih kembali
untuk dapat mencapai kompetensi psikomotor yang ditetapkan.

L. Laporan Hasil Penilaian


Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Oleh karena itu laporan hasil belajar peserta didik juga harus
mencakup ketiga ranah tersebut. Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui
kuesioner atau pengamatan yang sistematik. Informasi ranah kognitif dan
psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran,
sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Jadi tidak semua mata pelajaran
memiliki nilai untuk ranah psikomotor.
Hasil belajar ranah kognitif, psikomotor, dan afektif tidak dijumlahkan, karena
dimensi yang diukur berbeda. Masing-masing dilaporkan sendiri-sendiri dan
memiliki makna yang sama penting. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan
kognitif tinggi, kemampuan psikomotor cukup, dan memiliki minat belajar yang
cukup. Namun ada peserta didik lain yang memiliki kemampuan kognitif cukup,
kemampuan psikomotor tinggi. Bila skor kemampuan kedua peserta didik ini
dijumlahkan, bisa terjadi skornya sama, sehingga kemampuan kedua orang ini
tampak sama walau sebenarnya karakteristik kemampuan mereka berbeda.
Selain itu, ada informasi penting yang hilang, yaitu karakteristik spesifik
kemampuan masing-masing individu.
Di dunia ini ada orang yang kemampuan berpikirnya tinggi, tetapi kemampuan
psikomotornya rendah. Agar sukses, orang ini harus bekerja pada bidang
pekerjaan yang membutuhkan kemampuan berpikir tinggi dan tidak dituntut harus
melakukan kegiatan yang membutuhkan kemampuan psikomotor yang tinggi. Oleh
karena itu, laporan hasil belajar harus dinyatakan dalam tiga ranah tersebut.
Laporan hasil belajar peserta didik untuk setiap akhir semester berupa rapor yang
disampaikan kepada orang tua peserta didik. Untuk meningkatkan akuntabilitas
satuan pendidikan, hasil belajar peserta didik dilaporkan kepada dinas pendidikan,
dan sebaiknya juga dilaporkan ke masyarakat. Laporan ini dapat berupa laporan
perkembangan prestasi akademik sekolah yang ditempelkan di tempat
pengumuman sekolah.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


63

BAB IV
PENILAIAN KETERAMPILAN KOMPETENSI INTI
(KI 4)

A. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pengertian penilaian kompetensi inti (KI 4) pada kurikulum 2013, adalah ranah
yang berkaitan dengan skill kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima
pengalaman dalam proses belajar keterampilan tertentu. Dalam kurikulum 2013
kompetensi keterampilan menjadi kompetensi inti 4 (KI 4).
Keterampilan ini menunjukkan tingkat keahlian peserta didik dalam suatu tugas
tertentu. Proses belajar kompetensi inti 4 ini, dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan individu. Hasil belajar kompotensi inti (KI 4) ini sebagai aspek
psikomotor sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
belajar afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar
psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektif.
Dari penjelasan tentang pengertian keterampilan (psikomotorik) di atas dapat
dikemukakan bahwa penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang
dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari
peserta didik yang meliputi beberapa aspek (a) imitasi, (b) manipulasi, (c) presisi,
(d) artikulasi, dan (e) naturalisasi. Kompetensi inti 4 (KI 4), yakni keterampilan tidak
dapat dipisahkan dengan kompetensi inti 3 (KI 3), yakni pengetahuan.
Berikut ini penjelasan dari kompetensi keterampilan dalam kurikulum 2013.

Tabel 4.1.Kompetensi Intl (KI 4) Kelas I, II, dan HI Sekolah Dasar/Madrasah


Ibtidaiyah
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI
KELAS 1 KELAS II KELAS III
4.Menyajikan pengetahuan 4.Menyajikan pengetahuan 4.Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa faktual dalam bahasa faktual dalam bahasa yang
yang jelas dan logis, yang jelas dan logis, jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam karya yang es- dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang tetis,dalam gerakan yang dalam gerakan yang men-
mencerminkan anak se- mencerminkan anak cerminkan anak sehat, dan
hat, dan dalam tindakan sehat, dan dalam dalam tindakan yang
yang men-cerminkan tindakan yang men- mencerminkan perilaku anak
perilaku anak beriman cerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
dan berakhlak mulia beriman dan berakhlak
mulia

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


64

Tabel 4.2 Kompetensi Inti (KI 4) Kelas IV, V, dan VISekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V KELAS VI
4.Menyajikan 4.Menyajikan 4.Menyajikan
pengetahuan faktual pengetahuan faktual pengetahuan faktual
dalam bahasa yang dan konseptual dalam dan konseptual dalam
jelas, sistematis dan bahasa yang jelas, bahasa yang jelas,
logis, dalam karya sistematis dan logis, sistematis dan logis,
yang estetis, dalam da-lam karya yang dalam karya yang
gerakan yang estetis, dalam gerakan estetis, daiam gerakan
mencerminkan anak yang men-cerminkan yang mencerminkan
sehat, dan dalam tin- anak sehat, dan dalam anak se-hat, dan
dakan yang mencermin tindakan yang dalam tindak an yang
kan perilaku anak ber- mencermin kan mencerminkan pe-
iman dan berakhlak perilaku anak beriman rilaku anak beriman
mulia dan ber-akhlak mulia dan berakhlak mulia

Tabel 4. 3. Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Sekolah Menengah


Pertama/Madrasah Tsanawiyah
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTl
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah, 4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam dan menyaji dalam
ranah kon-kret ranah konkret ranah konkret
(menggunakan, men- (menggunakan, (menggunakan,
gurai, merangkai, me- mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
modifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat) dan ranah mem-buat) dan ranah mem-buat) dan ranah
abstrak (me-nulis, abstrak (menulis, abstrak (menulis,
membaca, meng- membaca, membaca,
hitung, menggambar, menghitung, meng- menghitung, meng-
dan mengarang) gambar, dan gambar, dan
sesuai de-ngan yang mengarang) sesuai mengarang) sesuai
dipelajari di sekolah dengan yang dipelajari dengan yang dipelajari
dan sumber lain yang di sekolah dan sumber di sekolah dan sumber
sama dalam sudut lain yang sama dalam lain yang sama dalam
pandang/teori sudut pandang/teori sudut pandang/ teori

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


65

Tabel 4.4. Kompetensi Intl Ketarmpilan (KI 4) Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS.VIII KELAS.VIII KELAS IX
4. Mengolah, menalar dan 4. Mengolah, menalar dan 1. Mengolah, menalar
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji dan mencipta
konkret dan ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan dan ranah abstrak
pengembangan dari pengem-bangan dari terkait dengan
yang dipelajarinya di yang dipela-jarinya di pengembangan dari
sekolah secara mandiri sekolah secara mandiri yang dipelajarinya di
dan mampu bertindak secara efektif sekolah secara
menggunakan metode dan kreatif serta mandiri bertindak
sesuai kaidah keilmuan mampu menggunakan secara efektif dan
metode sesuai kaidah kreatif dan mampu
keilmuan menggunakan
metode sesuai kaidah
keilmuan

Tabel 4.5. Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4) Sekolah Menengah


Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS.VIII KELAS.VIII KELAS IX
4. Mengolah, menalar dan 4. Mengolah, menalar dan 1. Mengolah, menalar
menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah dan menyaji dalam
konkret dan ranah konkret dan ranah ranah konkret dan
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan ranah abstrak terkait
pengem-bangan dari pe-ngembangan dari dengan pe-
yang dipela-jarinya di yang dipelajarinya di ngembangan dari
sekolah secara mandiri sekolah secara yang di pelajarinya
dan mampu mandiri, bertindak disekolah secara
melaksanakan tugas secara efektif dan mandiri dan mampu
spesifik di bawah kretaif dan mampu melaksanakan tugas
pengawasan langsung melaksanakan tugas spesifik di bawah
spesifik di bawah pengawasan langsung
pengawasan lang-
sung

B. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Keterampilan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


66

Di dalam kompetensi keterarnpilan itu ada lima jenjang proses berpikir, yakni:
(1) imitasi, (2) manipulasi, (3) presisi, (4) artikulasi, dan (5) natualisasi. Berikut ini
penjelasan masing-masing proses berpikir keterampilan (psikomotorik), yakni:
1. Imitasi
Kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis
dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang
peserta didik di SMK dapat menggerinda dengan tepat karena pernah
melihat atau memerhatikan hal yang sama sebelumnya.
2. Manipulasi
Kemampuan melakukan kegiatan dalam keterampilan yang sangat
sederhana yang belum pernah dilihat, tetapi berdasarkan pada pedoman
atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta didik SMK dapat
mengelas atau siswa SMA dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk
guru atau teori yang dibacanya.
3. Presisi
Kemampuan melakukan kegiatan katerampilan yang akurat sehingga
mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik SMK
dapat mengelas sesuai dengan tujuan atau aturan yang tepat , peserta didik
SMA dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang
diinginkan.
4. Artikulasi
Kemampuan melakukan kegiatan atau keterampilan yang kompleks dan
tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh sesuai dengan
tujuan atau aturan yang tepat. Sebagai contoh, peserta didik siswa SMA
dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah
bola sesuai dengan target yang diinginkan. Siswa SMK dapat mengerjakan
keterampilan mengelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini,
peserta didik siswa SMA sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat,
yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah
yang tepat pula. Peserta didik siswa SMK sudah dapat mengelas dengan
baik dan sesuai dengan aturan dalam belajar pengelasan.
5. Naturalisasi
Kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang
melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa
berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya
dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

Dalam kurikulum 2013 ranah psikomotorik tercantum dalam kompetensi inti 4


(KI 4), yakni keterampilan. Semua mata pelajaran memiliki aspek keterampilan
sebagai kelanjutan dari aspek pengetahuan (kompetensi inti 3 atau KI 3) yang telah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


67

dikuasai peserta didik. Dengan demikian, kompetensi inti 3 (pengetahuan) itu untuk
menggambarkan bahwa peserta didik telah tahu tentang kompetensi pengetahuan
yang dipelajari, sedangkan kompetensi inti 4 (keterampilan) itu menggambarkan
bahwa peserta didik telah bisa tentang kompetensi keterampilan yang dipelajari.
Jadi kompetensi pengetahuan mencerminkan "mengetahui", sedangkan
kompetensi keterampilan mencerminkan "dapat melakukan". Jadi dalam kurikulum
2013 semua mata pelajaran mengakomodasi ranah psikomotorik (keterampilan)
yang merupakan satu kesatuan dengan ranah kognitif (pengetahuan) dan ranah
afektif.

Tabel 4.6 Contoh Kata-kata Kerja Operasional Ranah Psikomotorik


Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali Menunjuk-kan Membangun Mendesain
membuat
Mengikuti Melengkapi Mengatasi Menentukan
Membangun Menunjuk-kan, Menggabung-kan
Merepli-kasi Menyempur- koordinat, Mengelola
Melakukan,
Mengula-ngi nakan Mengintegra- Menciptakan
Melaksana-
Mengkali-brasi sikan
Mematuhi kan,
Mengendali- Beradaptasi
Menerapkan
kan Mengembang-
kan
Merumuskan,
MemodifikasiMas
ter

Tabel 4.7. Ciri-ciri Hasil Belajar Ranah Psikomotorik


Tingkat Hasil
No. Ciri – Ciri
Belajar
1. Mengenal objek melalui pengamatan indrawi
1. Perception 2. Mengolah hasil pengamatan (dalam pikiran)
3. Melakukan seleksi terhadap objek (pusat perhatian)
1. Kesiapan mental untuk bereaksi
2. Set 2. Kesiapan flsik untuk bereaksi
3. Kesiapan emosi atau perasaan untuk bereaksi
1. Melakukan peniruan
3. Guided Response 2. Melakukan coba-coba salah (trial and error)
3. Pengembangan respons baru
1. Mulai tumbuh performance skill dalam berbagai
4. Mechanism bentuk
2. Respons-respons baru muncul dengan sendirinya

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


68

Complex overt
5. Response Sangat terampil yang digerakkan oleh aktivitas motoriknya

1. Pengembangan keterampilan individu untuk gerakan


6. Adaptation yang dimodifikasi
2. Kemampuan untuk menghadapi problem solving
Mampu mengembangkan kreativitas gerakan-gerakan baru
7. Origination untuk menghadapl bermacam-macam situasi atau
problema-problema yang spesiflk
Sumber: Edward Norman Gronlund (1981)

Tabel 4.6. Kata Operasional "indikator Pencapaian Kompetensi Peserta Didik"


yang Dapat Diukur dalam Aspek Kompetensi Keterampilan (Skill)
No. Kata Operasional
1. Membaca dan menulis
2. Mengukur suatu nilai
3. Menganalisis
4. Menerapkan suatu konsep
5. Mengukur berat ringannya masalah
6 Berkomunikasi dengan berbagai bahasa
7. Terampil mengolah data
8. Terampil menyajikan data
9. Berpikir positif
10. Keterampilan mendengar
11. Keterampilan membaca grafik dan diagram
12. Membuat grafik dan diagram
13. Mengidentifikasi masalah

Contoh Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilai kompetensi keterampilan melalui:
(1) kinerja dengan guru menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu menggunakan tes praktik (unjuk kerja) dengan
menggunakan instrumen lembar pengamatan (observasi),
(2) proyek menggunakan lembar penilaian dokumen laporan proyek.
(3) penilaian portofolio dengan menggunakan lembar penilaian dokumen

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


69

kumpulan portofolio dan penilaian produk dengan menggunakan lembar penilaian


produk. Lembar penilian yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.

Teknik-teknik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.


1. Lembar Penilaian Kinerja (Performance)
a. Penilaian Kenerja
Penilaian kinerja atau unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik
yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai
informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan
muncul dalam diri peserta didik. Penilaian injuk kerja dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian unjuk kerja merupakan
penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan. Pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, paraktik mesin, praktik elektronika, praktik kelistikan, praktik shalat,
praktik olahraga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, mencangkok, berpidato, dan lain-lain.
Dalam hubungannya dengan penilaian kinerja aspek-aspek yang dapat dinilai
atau diukur adalah:
1) Kualitas penyelesaian pekerjaan.
Bagaimana kualitas dari pekerjaan dari peserta didik ketika mengerjakan tugas
tertentu, seperti harus sesuai dengan kaidah-kaidah kerja yang telah ditentukan.
2) Keterampilan menggunakan alat-alat
Bagaimana peserta didik mampu menggunakan alat-alat yang digunakan dalam
kinerja untuk menyelesaikan tugas tertentu secara baik dan sesuai dengan
Prosedur Operasional Standar (POS).
3) Kemampuan menganalisis dan merencanakan prosedur kerja.
Bagaimana peserta didik mampu melakukan analisis dan merencanakan
prosedur kerja dari awal sampai selesai secara baik
4) Kemampuan mengambil keputusan berdasarkan aplikasi informasi yang
diberikan.
5) Kemampuan membaca, menggunakan diagram, gambar-gambar, dan simbol-
simbol.
Menurut Suwandi (2010: 72), penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut:
1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
70

menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.


2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua
dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
6) Peserta didik telah memperoleh semua bahan, alat, instrumen, gambar-gambar,
atau semua peralatan penyelesaian tes.
7) Peserta didik telah mengetahui apa yang harus dikerjakannya dan berapa lama
waktunya serta aspek-aspek apa saja yang akan dinilai.
8) Guru sebaiknya jangan memberi bantuan kepada peserta didik, kecuali
menjelaskan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan kepadanya.

C. Lembar Pengamatan Penilaian Kinerja


Untuk mengamati penilaian kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau
instrumen lembar pengamatan atau observasi dengan daftar cek (check list) dan
Skala Penilaian (Rating Scale). Berikut ini penjelasan kedua sebagai alat penilaian
kinerja tersebut.
1) Check List
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik atau
tidak baik, bisa atau tidak bisa). Dengan menggunakan daftar cek, peserta
didik mendapat nilai baik atau mampu apabila yang ditampilkan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan apabila peserta
didik tidak mampu menampilkan sesuatu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, maka peserta didik dinyatakan belum mampu untuk kriteria
tersebut. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan
mutlak, misalnya benar-salah, mampu tidak-mampu, terampil tidak-terampil
dan kategori sejenisnya. Namun daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
2) Rating Scale
Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna.
Misalnya: 1= kurang kompeten, 2= cukup kompeten, 3= kompeten dan 4=
sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan
penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


71

D. langkah-langkah Penilalan Kinerja


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penilaian kinerja adalah:
1) Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian kinerja beserta
indikator-indikatornya.
2) Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
memengaruhi hasil akhir (out put) yang terbaik.
3) Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting diperlukan
untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang
terbaik.
4) Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur.
5) Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur,
atau karakteristik produk yang dihasilkan.
6) Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang akan diamati.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan
penilaian kinerja atau penilaian praktik.
1) Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes praktik.
2) Menyusun indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.
3) Menguraikan kriteria yang menunjukkan capaian indikator hasil belajar.
4) Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian.
5) Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.
6) Mengujicobakan tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau
penggunaan alat.
7) Memperbaiki berdasarkan hasil uji coba.
8) Menyusun kriteria/batas kelulusan/batas standar minimal capaian kompetensi
peserta didik.

Sedangkan langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian


kinerja atau praktik adalah:
1) Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik.
2) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria
penilaian.
3) Menyampaikan tugas kepada peserta didik.
4) Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


72

5) Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.


6) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian
7) Melakukan penilaian dilakukan secara individual.
8) Mencatat hasil penilaian.
9) Mendokumentasikan hasil penilaian.

Pelaporan hasil penilaian peserta didik sebagai umpan balik terhadap


penilaian melalui penilaian kinerja atau praktik harus memerhatikan beberapa hal
berikut ini.
1) Keputusan diambil berdasarkan tingkat capaian kompetensi peserta didik.
2) Pelaporan diberikan dalam bentuk angka dan/atau kategori kemampuan
dengan dilengkapi oleh deskripsi yang bermakna.
3) Pelaporan bersifat tertulis.
4) Pelaporan disampaikan kepada peserta didik dan orang tua peserta didik.
5) Pelaporan bersifat komunikatif, dapat dipahami oleh peserta didik dan orang
tua peserta didik.
6) Pelaporan mencantumkan pertimbangan atau keputusan terhadap capaian
kinerja peserta didik.

E. Rambu-rambu Penilaian Kinerja (Praktek)


Tugas-tugas untuk penilaian kinerja atau praktik harus memenuhi beberapa
acuan kualitas berikut:
1) Tugas kinerja mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil
belajar.
2) Tugas kinerja dapat dilakukan oleh peserta didik.
3) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
4) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5) Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum atau rencana pembelajaran
semester (RPS).
6) Tugas bersifat adil (tidak bias) terhadap gender dan latar belakang sosial
ekonomi.

Rubrik penilaian kenerja atau praktik harus memenuhi beberapa kriteria


berikut ini:
1) Rubrik memuat seperangkat indikator untuk menilai kompetensi tertentu.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


73

2) Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas
atau sistematika pada hasil kerja peserta didik.
3) Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid).
4) Rubrik dapat digunakan dalam menilai kemampuan peserta didik.
5) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6) Rubrik disertai dengan penskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan.

Contoh Lembar Penilaian Kinerja dan Penskoran


Penilaian Praktek Teknik Mesin
Satuan Pendidikan : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Kompetensi Keahlian : TEKNIK PERMESINAN

Kode Kompetensi : M7.6A


Nomor Peserta :
Nama Peserta :

Sekor
I. Persiapan Kerja: 0 -10
1. Melakukan prosedur kerja

2. Pemeriksaan awal pengoprasian mesin

3. Menyiapkan toolseat dan alat ukur


4. Memahami gambar kerja
Jumlah Skor persiapan kerja :

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


74

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10

Langkah 5
Lakukan pembubutan kedua permukaan benda kerja panjang 100 mm dan
Lakukan pembubutan lulus sampai diameter16 mm.

Langkah 6
Pembuatan lubang menggunakan center Drill / Counter zig

Langkah 7
Lakukan pembuatan Knurling / Kartel sepanjang 60 mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


75

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10
Langkah 8
Pembuatan tirus dengan sudut 4o dengan panjang 40mm

Langkah 9
Pembuatan Key slot dengan menggunakan mesin end milld 10 mm

Langkah 10
Pembuatan bakal ulir sepanjang 10 mm dengan diameter 8 mm

Langkah 11
Pembuatan alur dengan panjang 2 mm dan diameter 5 mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


76

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10

Langkah 12
Pembuatan champer C1 dan C3

Langkah 13
Pembuatan ulir M8 x 1,25

Langkah 14
Pembuatan benda kerja dengan diameter 24 dan panjang 55 mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


77

II. Proses Pengerjaan: Sekor


0-10

Langkah 15
Pembuatan tirus dengan sudut 14o

Langkah 16
Pemboran diameter 8,75 dengan kedalaman 20 mm

III. HASIL KERJA Sekor 0


-10
17. Kualitas ukuran
18. Kualitas rakitan
Jumlah Skor Hasil Kerja

IV. SIKAP KERJA Sekor


0 - 10
19.Penggunaan alat perkakas tangan dan alat ukur
20.Penggunaan alat keselamatan kerja
Jumlah Skor Sikap Kerja

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


78

V. WAKTU Sekor 0-
10

21.Penyelesaian pengerjaan komponen


22.Ketepat gunaan benda kerja
Jumlah Skor Waktu

Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktik


(NP)
Persiapan Proses Sikap Hasil Waktu  NK
Kerja
1 2 3 4 5 6
Bobot (%) 10 40 10 30 10 100%

Skor
Komponen
NK

Keterangan :
 Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program keahlian.
 NK = Nilain komponen, perkalian dari bobot dengan skor komponen
 NP = Penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen.
Jakarta, ………………….2012
Penilai

Contoh 2.
Penilaian Praktek Teknik Sipil
Amatilah perbedaan tekstur tanah liat, debu/endapan, atau pasir. (Skor 22)
Contoh Rubrik Penskoran Kinerja
No. Kreteria Jawaban Skor Mak Skor
Perolehan
1. Tahap persiapan
a. Memilih bahan (tepat= 3, cukup= 2, 3 3
kurang= 1)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


79

No. Kreteria Jawaban Skor Mak Skor


Perolehan
b. Kualitas bahan (baik=3, cukup=2, 3 2
kurang=1)
c. Kelengkapan alat (lengkap=3, cukup=2, 3 3
kurang=1) (sampel tanah, skop kecil,
kantong plastik, cangkir, air setengah
cangkir)
Jumlah 9 8
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengambil tanah dengan skop kecil. 1 1
b. Menyemprotkan air ke tanah hingga
lembab, jika kering. 1 0
c. Jika terlalu basah tambahkan tanah
kering ke dalamnya. 1 1
d. Menentukan teksturnya: halus, kasar,
berbutir, atau lunak. 1 0
e. Menekan tanah dengan ibu jari dan jari
telunjuk. Apakah menyatu dengan air? 1 1
f. Membuat bulatan bola. Apakah dapat
dibentuk? Atau Jatuh berantakan?
Berapa lama bila bisa dibentuk? 1 0
g. Membuat tanah memanjang seperti pita.
Apakah panjangnya mencapai 5 cm
tanpa patch?
h. Menuangkan air ke dalam sampel tanah. 1 1
Apakah tanah dapat menyerap air atau
lolos/mengalir?
1 1

Jumlah 8 7
3. Tahap hasil pengamatan
a. Warna tanah (ada atau tidak): 1 1
b. Tekstur tanah (ada atau tidak): 1 0
c. Tanah (terpisah/bersatu) dengan air 1 1
d. Dapat dibentuk atau tidak
e. Daya serap dan porositas 1 1
Kesimpulan/hipotesis percobaan adalah 1 0
Jumlah 5 3
Skor Perolehan 18
Skor Maksimal 22

Nilai = Skor Perolehan x 100


Skor Maksimal

Nilai = 11 x 100
22

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


80

= 80,1
Konversi skala 4:

80,1
100 X 4 = 3,2 (B)
Keterangan penilaian:
1) Sangat kompeten bila mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2) Kompeten bila mendapatkan nilai 71 sampai dengan 90
3) Cukup kompeten bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4) Kurang kompeten bila mendapatkan nilai kurang dari 61
Dan perolehan nilai unjuk kerja di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
atau kompetensi peserta didik tersebut dalam percobaan adalah kompeten.

Contoh 3
Penilaian Praktek Olah Raga (Kesehatan Jasmani)
Berilah centang (V) untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini:
a) Skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek keterampilan sangat tepat,
b) Skor 4 bila tepat,
c) Skor 3 bila agak tepat,
d) Skor 2 bila tidak tepat, dan
e) Skor 1 bila sangat tidak tepat

Contoh Rubrik Penskoran Kinerja


NO. PERNYATAAN SKOR HASIL PENILAIAN SKOR
BUTIR
5 4 3 2 1
Starting Position
1. Posisi lutut waktu jongkok
2. Posisi tangan waktu jongkok
3. Posisi punggung waktu jongkok
4. Pandangan mata saat start
5. Posisi tungkai saat aba-aba siap
Jumlah
Starting action
6. Gerakan kaki dan tangan saat muIai
lari
7.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


81

NO. PERNYATAAN SKOR HASIL PENILAIAN SKOR


BUTIR
Posisi lutut saat kaki kiri menolak
pada waktu Iari dimulai
8.
Kecepatan gerakan kaki kanan
9.
setelah kaki kiri digerakkan
Jangkauan ayunan dan ketinggian
10. kaki kanan
Posisi lutut saat kaki kanan mendarat
di tanah
Jumlah
Sprinting action
11. Keadaan lutut kaki belakang
menolak kedepan
Keadaan telapak kaki saat kaki
12.
depan menapak ke tanah
13.
Sumber ayunan lengan lutut saat lari
14.
Posisi siku saat lari
15
Posisi badan saat lari

Finishing Action
16. Gerakan kaki saat masuk finish
17. Pandangan math saat masuk finish
18. Kecepatan saat masuk finish
19. Posisi badan saat masuk finish
20. Kecepatan lari setelah masuk finish
Jumlah
TOTAL

Contoh 4
Penilaian Kinerja Pidato Bahasa Inggris
Menggunakan Check List (V)
NO. ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1. Berdiri tegak
2. Memandang ke arah hadirin

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


82

3. Pronunciation baik
4. Sistematika baik
5. Mimik baik
6. Intonasi baik
7. Penyampaian gagasan jelas
Skor yang dicapai
Skor maksimum

Skor. yang .diperoleh


Nilai = X 100
Skor.Maksimum
Keterangan penilaian:
1) Sangat kompeten bila mendapatkan nilai 91 sampai dengan 100
2) Kompeten bila mendapatkan nilai 71 sampai dengan 90
3) Cukup kompeten bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 70
4) Kurang kompeten bila mendapatkan nilai kurang dari 61
Dari perolehan nilai kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan atau
kompetensi peserta didik tersebut dalam pidato Bahasa Inggris adalah kurang.

Contoh 5
Penilaian Kinerja Diskusi
Menggunakan Skala Lembar Observasi
Keterangan:
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang
Pengukuran Keefektifan Peserta Diskusi
KRETERIA KATEGORI
BAIK CUKUP KURANG
A. Sikap
1. Kerja sama
2. Semangat

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


83

KRETERIA KATEGORI
BAIK CUKUP KURANG
JUMLAH
B. Uraian
3. Masuk akal
4. Teliti
5. Jelas
6. Relevan
JUMLAH
C. Bahasa:
7. Kejelasan
8. Ketelitian
9. Ketepatan
10. Menarik
11. Kewajaran
JUMLAH
D. Kesopanan:
12. Menggunakan
bahasa yang
sopan
13. Membantu
kelompok pada
arah yang benar
14. Meluruskan
penyimpangan
15. Menunjukkan
sikap yang terpuji
JUMLAH
Skor Perolehan

Skor Maksimal

Nilai = Skor Perolehan x 100


Skor Maksimal
Keterangan penilaian:
1) Baik bila mendapatkan nilai 81 sampai dengan 100
2) Cukup baik bila mendapatkan nilai 71 sampai dengan 80
3) Kurang baik bila mendapatkan nilai kurang dari 71

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


84

Contoh 6
Penilaian Kinerja Presentasi Lisan Bahasa Indonesia
NO ASPEK/ BAIK CUKUP KURANG KETERANGAN
KRITERIA Skor Skor Skor
(3) (2) (1)
1. Penyampaian B = Presentasi siswa tampak
alami dan santai tanpa
mengurangi keseriusan

C = Siswa dapat
menyampaikan dan tidak
membaca materi
presentasi

K = Penyajian siswa
tergantung banyak pada
catatan/media visual;
siswa lebih banyak
membaca daripada
melakukan presentasi
2. Penampilan B = Penampilan sesuai
dengan konteks dan
penuh semangat .

C = Penampilan tidak sesuai


dengan konteks dan
cukup semangat

Penampilan diri kurang


K = sesuai dengan konteks
dan kurang semangat
3. Komunikasi B = Secara konsisten siswa
nonverbal menggunakan ekspresi
wajah dan kontak mata
dengan penuh makna

Menggunakan ekspresi
C = wajah dan kontak mata
untuk menjaga
komunikasi dengan
siswa lain

Variasi ekspresi dan


K = kontak mata hanya
sedikit
4. Komunikasi B = Pengucapan baik,
verbal sehingga presentasi
mudah dipahami dan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


85

NO ASPEK/ BAIK CUKUP KURANG KETERANGAN


KRITERIA Skor Skor Skor
(3) (2) (1)
jeda terjaga dengan
baik

C = Pengucapan cukup
baik, sehingga
presentasi cukup
mudah dipahami dan
jeda terjaga dengan
cukup baik

K = Pengucapan kurang
baik, sehingga
presentasi kurang
dipahami dan jeda
terjaga dengan kurang
baik
5. Pemanfaatan B = Peranti bahasa
peranti bahasa dimanfaatkan secara
jelas,tepat, dan canggih

Penggunaan peranti
C = bahasa sesuai dengan
tujuan meskipun
beberapa bagian
presentasi tidak begitu
jelas

Penguasaan peranti
K = bahasa terbatas;
presentasi dipenuhi
dengan bahasa gaul,
jargon; peranti
kebahasaan yang
digunakan sangat
membosankan
6. Alat bantu B = Siswa secara kreatif
visual mengintegrasikan
teknologi/visual untuk
presentasi

C = Siswa memadukan
penggunaan
teknologi dan/atau
audi-visual,
penggunaannya
mendukung

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


86

NO ASPEK/ BAIK CUKUP KURANG KETERANGAN


KRITERIA Skor Skor Skor
(3) (2) (1)
presentasi

K = Penggunaan teknologi
visual mengganggu
dan/atau tidak
mendukung presentasi
7. Tanggapan B = Tanggapan terhadap
terhadap pertanyaan peserta
pertanyaan terfokus dan relevan;
ringkasan disampaikan
apabila diperlukan
Tanggapan terhadap
C = pertanyaan peserta
pada umumnya
relevan, tetapi
penjelasan masih
kurang
Tanggapan terhadap
pertanyaan peserta
K = kurang dan masih
kurang
8. Isi B = Penguasaan topik
lengkap dengan
perincian yang jelas

C = Penguasaan topik
cukup lengkap dengan
perincian cukup jelas

Penguasaan topik
K = kurang lengkap dengan
perincian kurang jelas

Contoh 7
Penilaian Kinerja Keterampilan Pengamatan Preparat dengan Mikroskop
Penilaian Kinerja Penggunaan Mikroskop
No. Indikator Hasil Penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Menggunakan baju praktikum
2. Mengeluarkan mikroskop dari kotak

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


87

3. Pemasangan lensa objektif


4. Pemasangan lensa okuler
5. Mengatur cermin
6. Mengatur micrometer
7. Memasang objek pada meja benda
8. Memilih perbesaran dan memasang lensa
okuler
9. Menemukan dan menggambar objek yang
diamati
10. Kehati-hatian menggunakan mikroskop
11. Mengembalikan mikroskop pada kotaknya

Contoh 8
Penilaian Kinerja Keterampilan Melakukan Percobaan
NO. ASPEK YANG DINILAI HASIL PENILAIAN
BAIK CUKUP KURANG
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Merencanakan percobaan
4. Menyiapkan alat-alat percobaan
5. Merangkai alat percobaan
6. Melakukan pengamatan/pengukuran
7. Melakukan analisis data
8. Menarik kesimpulan hasil percobaan
9. Kerja sama dalam kelompok
10. Presentasikan laporan hasil
percobaan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


88

Rubrik Penskoran:
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Merumuskan masalah Perumusan Perumusan masalah Perumusan
masalah dilakukan dengan masalah kurang
dilakukan secara bantuan guru tepat
mandiri
2. Merumuskan hipotesis Perumusan Perumusan hipotesis Perumusan hipo-
hipotesis dilakukan dengan tesis kurang tepat
dilakukan dengan bantuan guru
mandiri
3. Merencanakan Perencanaan Perencanaan Perencanaan per-
percobaan percobaan percobaan dilakukan cobaan kurang
dilakukan secara dengan bantuan guru tepat
mandiri
4. Menyiapkan alat- alat Penyiapan alat- Penyiapan alat-alat Penyiapan alat-alat
percobaan alat percobaan percobaan dilakukan percobaan kurang
dilakukan secara dengan bantuan guru tepat
mandiri
5. Merangkai alat Rangkaian alat Rangkaian alat benar, Rangkaian alat
percobaan benar, rapi, dan tetapi kurang rapi atau benar tetapi tidak
memerhatikan kurang memer-hatikan rapi atau tidak
kesela-matan keselamatan kerja memerhatikan
kerja keselamatan kerja
6. Melakukan Pengamatan Pengamatan cermat, Pengamatan
pengamatan/ cermat dan tetapi mengandung
kurang cermat
pengukuran bebas inter- interpretasi
pretasi
7. Melakukan analisis Kurang mampu Dilakukan dengan Dilakukan secara
data me-lakukan bantuan guru mandiri
analisis
8. Menarik kesimpulan Kurang mampu Dilakukan dengan Dilakukan secara
hasil percobaan melakukan bantuan guru mandiri
kesimpulan
9. Kerja sama dalam Kerja sama Kerja sama dalam Kerja sama dalam
Kerja sama dalam dalam kelompok kelompok cukup kelompok kompak
kelompok kurang kompak kompak

10. Presentasikan laporan Menguasai isi Cukup menguasai isi Kurang menguasai
hasil percobaan hasil percobaan hasil percobaan isi hasil percobaan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


89

Contoh 9
Penilaian Kinerja Keterampilan Teknik Dasar Melempar dan Menangkap
Permainan Bolabasket
Penilaian Unjuk Kerja Teknik Dasar Melempar dan Menangkap Permainan Bola
Basket
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Sikap awal
2. Pelaksanaan gerak
3. Pelaksanaan akhir

Rubrik Penskoran:
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awal Jika memenuhi 3 jika hanya 2 jika hanya 1
kriteria: kriteria yang kriteria yang
1. Pandangan mata dilakukan dilakukan
ke arah secara benar secara benar
datangnya bola.
2. Badan sedikit di
condongkan ke
depan dan berat
badan terletak
diantara kedua
kaki.
3. lutut ditekuk,
badan condong
ke depan dan
jaga ke
seimbangan.
2. Pelaksanaan gerak Jika memenuhi 4 jika hanya 2-3 jika hanya 1
kriteria: kriteria yang kriteria yang
1. Bola didorong dilakukan dilakukan
dari depan secara benar secara benar
2. Kedua lengan
lurus ke depan
3. Badan
dicondongkan ke
depan
4. Pandangan mata

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


90

tertuju pada
lepasnya bola
3. Pelaksanaan akhir Jika memenuhi 3 jika hanya 2 jika hanya 1
kriteria: kriteria yang kriteria yang
1. Badan tetap dilakukan dilakukan
condong ke secara benar secara benar
depan
2. Pandangan mata
tertuju pada
lepasnya bola
3. Kaki kiri ke depan
dan kaki kanan di
belakang

Contoh 10
Penilaian Kinerja Keterampilan Seni Rupa
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Keaslian gagasan atau Ide
2. Kreativitas
3. Keseimbangan
4. Warna
5. Komposisi
6. Kerapian pembuatan
7. Keindahan produk

Contoh 11
Penilaian Kinerja Keterampilan Seni Musik Menyanyi
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Mengucapkan lirik lagu sesuai dengan
bentuk mulut
2. Membedakan tinggi dan rendah nada
3. Memiliki pernapasan diagframa

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


91

4. Mengekspresikan nyanyian
5. Memiliki harmonisasi
6. Kejelasan link lagu
7. Kemerduan suara

Contoh 12
Penilaian Kinerja Praktik Shalat
NO. Aspek yang dinilai Hasil penilaian
Baik Cukup Kurang
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. Kebersihan pakaian
2. Ketepatan gerakan
3. Kelancaran bacaan
4. Kebenaran bacaan
5. Keserasian antara bacaan dan
gerakan
6. Ketertiban
7. Kehidmatan

F. Penilaian Kompetensi Keterampilan Bentuk Proyek


a. Pengertian Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
meliputi: (a) pengumpulan, (b) pengorganisasian, (c) pengevaluasian, dan (d)
penyajian data yang hams diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam
waktu atau periode tertentu. Tugas tersebut bisa berupa investigasi atau studi
sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi (KD) tertentu
mulai dari perencanaan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data,
penyajian data dan menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara jelas.
Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2)
relevansi, dan (3) keaslian.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


92

1) Kemampuan pengelolaan,
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2) Relevansi,
Tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus sesuai dengan
karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik peserta didik.
3) Keaslian,
Tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benarbenar hasil pekerjaan
peserta didik dengan bimbingan guru.

d. Format Penilaian Proyek


Penilaian proyek atau penugasan guru dapat menggunakan lembar penilaian
proyek peserta didik dengan menggunakan lembar penilaian berupa lembar
penilaian proyek berupa daftar cek (check list) dan Skala Penilaian (Rating Scale).

Contoh

Penilaian Proyek dengan menggunakan daftar cek (checklist).

NO. Aspek yang Kategori


Dinilai
Baik Cukup Tidak Baik
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. ……………………
…………………..
2. ……………………
……………………
3. ……………………
……………………
Skor perolehan

Penilaian Proyek dengan Menggunakan Skala (Rating Scale)..

NO. Aspek Yang Dinilai Kategori


Sangat Baik Baik Cukup Kurang
(Skor 4) (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1. …………………………

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


93


2. …………………………..
3. …………………………
….
4. …………………………
……
dst …………………………
……
Skor Perolehan ……………………………………………..
Skor Maksimal ………………………………………………
.

e. Perencanaan dan Pelaksanaan Lembar Penilaian Proyek


Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam merencanakan
penilaian proyek.
1) Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui proyek.
2) Penilaian proyek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
proyek.
3) Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi.
4) Menentukan kriteria yang menunjukan capaian indikator pada setiap
tahapan pengerjaan proyek.
5) Merencanakan apakah tugas bersifat kelompok atau individual.
6) Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang
dikerjakan secara kelompok.
7) Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
melaksanakan penilaian proyek.
1) Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada
peserta didik.
2) Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian.
3) Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik.
4) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas
yang harus dikerjakan.
5) Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
proyek.
6) Memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik
pada setiap tahapan pengerjaan proyek.
7) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
8) Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian komnpetensi
minimal.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


94

9) Mencatat hasil penilaian.


10) Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik.

f. Rambu-rambu Penilaian Proyek


Tugas-tugas untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa acuan kualitas
berikut:
1) Tugas harus mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri.
4) Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
5) Materi penugasan sesuai dengan cakupan kurikulum.
6) Tugas bersifat adil (tidak bisa gender dan latar belakang sosial ekonomi).
7) Tugas mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Sedangkan rubrik untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa kriteria
berikut:
1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran
3) Indicator menunjukan kemampuan yang dapat diamati (observasi)
4) indikator menunjukan kemampuan yang dapat diukur.
5) rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
6) Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

g. Contoh Lembar Penilaian Proyek dan Penskoran


Berikut ini contoh alat atau instrument penilaian proyek beserta penskorannya.
Contoh 1
Penilaian Proyek
Lakukanlah diskusi kelompok tentang masalah disekitar tempat tinggal.
Carilah berita dikoran atau lainnya untuk mendukung materi diskusi, kemudian
analisislah berdasarkan salah satu pendekatan keruangan, ekologi, atau
kompleks wilayah.
Rubri Penskoran:
NO Kriteria Skor Skor Skor KETERANGAN
Jawaban
(3) (2) (1)
1. Tema diskusi Skor 3 = Sesuai

Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


95

NO Kriteria Skor Skor Skor KETERANGAN


Jawaban
(3) (2) (1)
2 Materi dari Skor 3 = Mendukung
korang
Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

3 Ketepatan Skor 3 = Tepat


memperguna
kan metode Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

4 Kerincian Skor 3 = Rinci


analisis rinci
Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

5 Presentasi Skor 3 = Menguasai

Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang
6 Laporan Skor 3 = Sistematis
diskusi
Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

Contoh 2
Penilaian Proyek
Nama Proyek: Perkembangan Islam di Nusantara
Kategori
No Aspek BAIK CUKUP KURANG
(Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
1 Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan Judul

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


96

2 Pelaksanaan
a. Sistematika
penulisan
b. Keakuratan sumber
data/infomasi
c. Kuantitas sumber
data
d. Analisis data
e. Penarikan
kesimpulan
3 Presentasi Laporan
Proyek
a. Penampilan
(Performance)
b. Penguasaan materi
Skor Perolehan
Skor Maksimal

Nilai Akhir =

G.Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan Bentuk Portofolio


Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh perserta didik, hasil tes
(bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu
dalam satu mata pelajaran. Menurut Popham(1995:163). Portofolio adalah
sekumpulan sistemik tentang pekerjaan seseorang dalam hal ini peserta didik.
Sedangkan menurut Genesee dan Upshur (1997:99), portofolio adalah
sekumpulan pekerjaan peserta didik yang dapat menunjukkan kepada mereka juga
bagi yang lain atas usaha, kemajuan dan pencapaian mereka dalam mata
pelajaran tertentu. Sementara itu, menurut Woolfolk dalam Widoyoko (2009: 119)
porto- folio adalah a collection of the student's work in an area, showing growth,
self reflection, and achievement . Sedangkan Oermrod (2003: 586), menjelaskan
bahwa portofolio adalah a systematic collection of student's work over a lengthy
period. Dari kedua pendapat tersebut dapat diartikan sebagai kumpulan karya
peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang menunjukkan usaha, perkembangan
dan prestasi belajar. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa
secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode
hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri
dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


97

perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan


kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi,
surat, komposisi musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan, hasil
diskusi, hasil membaca buku literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dan lain
sebagainya. lsi atau hasil produk peserta didik yang bisa dinilai dengan portofolio
adalah:
1) Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik yang disajikan secara tertulis.
2) Garnbar atau laporan hasil pengamatan.
3) Analisis situasi yang berkaitan atau relevan.
4) Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah.
5) Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep.
6) Penyelesaian soal-soal terbuka.
7) Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas.
8) Laporan kerja kelompok.
9) Hasil kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam
video, alat rekarn audio, dan komputer.
10) Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan.
11) Hasil karya dalam mata pelajaran peserta didik, yang tidak ditugaskan
oleh guru (Atas pilihan peserta didik sendiri, tetapi relevan).
12) Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan peserta didik
terhadap mata pelajaran bersangkutan.
13) Cerita tentang usaha peserta didik sendiri dalam mengatasi hambatan
psikologis, atau usaha peningkatan diri.
14) Laporan tentang sikap peserta didik terhadap pelajaran.

No Portofolio Tes
1 Penilaian berdasarkan seluruh tugas Penilaian berdasarkan se-jumlah
dan hasil kerja yang berkaitan tugas yang terbatas.
dengan kinerja yang dinilai.
2 Siswa turut menilai perkembangan Hanya guru yang menilai
yang berlangsung selama proses berdasarkan yang ter-batas
pembelajaran.
3 Penilaian diri oleh siswa menjadi Penilaian diri oleh siswa bukan
tujuan merupakan tu-juan.
4 Menilai setiap siswa berdasarkan Menilai semua siswa dengan
pencapaian masing-masing dengan menggunakan satu kriteria
mempertimbangkan perbedaan
sosial
5 Penilaian melibatkan guru, siswa Proses penilaian tidak kolaboratif.
dan orang tua
6 Penilaian mencakup kemajuan, Penilaian hanya memper-
usaha dan pencapaian timbangkan hasil akhir
7 Penilaian, pengajaran dan Pembelajaran testing dan
pembelajaran terkait erat pengajaran terpisah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


98

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan


portofolio antara lain:
1) Saling percaya antara guru dan peserta didik. Artinya dalam proses
penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling
memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan
berlangsung dengan baik.
2) Kerahasiaan. artinya kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik
perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan.
3) Milik bersama antara peserta didik dan guru. Artinya guru dan peserta didik
perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio, sehingga peserta didik
akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhimya akan berupaya
terus meningkatkan kemampuannya.
4) Kepuasan, artinya, hasil kerja portofolio sebaiknya' berisi keterangan
dan/atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih
meningkatkan diri.
5) Kesesuaian, artinya, hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang
sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
6) Penilaian proses dan hasil, artinya, penilaian portofolio menerapkan prinsip
proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan
guru tentang kinerja dan karya peserta didik.
7) Penilaian dan pembelajaran, artinya, penilaian portofolio merupakan hal
yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini
sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan
dan kekurangan peserta didik.

a. Prinsip Penilaian Berbasis Portofolio


Penilaian berbasis portofolio merujuk pada sejumlah prinsip dasar dari
penilaian
Berikut ini prinsip-prinsip dasar penilaian berbasis portofolio.
1) Prinsip penilaian proses dan hasil. Penilaian berbasis portofolio menerapkan
prinsip penilaian proses dan hasil sekaligus. Proses belajar yang dinilai
misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian mengenai sikap peserta didik
dalam belajar, antusias tidaknya mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Aspek
lain penilaian proses misalnya menilai tugas-tugas terstruktur yang diberikan
guru. Apakah tugas-tugas tersebut dikerjakan dengan baik. Apakah untuk
mengerjakan tugas-tugas tersebut ia mempelajari lebih banyak sumber bacaan.
Penilaian proses juga dapat dilakukan terhadap laporan aktivitas peserta didik
di luar sekolah.
2) Prinsip penilaian berkala dan berkelanjutan. Penilaian berbasis portofolio
menerapkan prinsip penilaian berkala. Dalarn menilai hasil misalnya, secara
berkala setiap selesai satu kompetensi dasar diadakan ulangan harian atau
formatif. Kemudian hasil ulangan harian dari peserta didik dalam beberapa

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


99

kali atau satu semester bisa dijadikan portofolio dan dianalisis bagaimana
perkembangan dari nilai ulangan hariannya. Penilaian berbasis portofolio
juga menerapkan prinsip penilaian berkelanjutan. Hal ini terlihat dari adanya
kontinuitas penilaian, baik penilaian hasil maupun proses tidak boleh ada yang
terputus. Ulangan formatif (harian) misalnya, harus dilakukan secara
berkelanjutan (ulangan formatif 1, 2, 3 dan seterusnya) sampai pada ulangan
sumatif atau ulangan kenaikan kelas (UKK): Tugas-tugas terstruktur harus
diberikan secara berkelanjutan dari tugas 1, 2, 3 dan seterusnya. Demikian
juga dengan catatan harian (anekdot) minggu ke-1, 2, 3 dan seterusnya.
Dengan prinsip penilaian portofolio yang berkala dan berkelanjutan, maka
informasi tentmg pertumbuhan dan perkembangan hasil belajar peserta didik
dapat terpantau.
3) Prinsip penilaian yang adil. Penilaian berbasis portofolio menerapkan prinsip
bahwa dalam melakukan penilaian portofolio harus memegang prinsip-prinsip
keadilan. Artinya penilaian portofolio itu tidak boleh diskriminatif terhadap
peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama dalam
mendokumentasikan dan memaparkan kumpulan portofolionya.

a. Format Penilaian Portofolio


Dalam melakukan penilaian portofolio guru dapat menggunakan lembar penilaian
berupa tabel yang memaparkan hasil karya peserta didik dan tanggal
pembuatannya disertai dengan komentar dari guru.
Berikut ini contoh format atau tabel penilaian portofolio.
Nama Kelas

Mapel Semester

No. Jenis Tugas KI/KD Nilai Tanda Tangan Ket.


Peserta didik guru
1.
2.
3.
4. Dst……..
Catatan Guru:
…………………………………………......……………………………..
Jakarta , September 2015
Guru Mata Pelajaran

...................................

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


100

b. Langkah-langkah Penilaian Portofolio


Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang di gunakan oleh guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau
folder di rumah masing-masing atau Ioker masing-masing di sekolah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para
peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.
6) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi
keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebur, serta bagaimana
cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilai nya belum memuaskan, maka peserta
didik diberi kesempatan untuk memperbaiki . Namun , antara peserta didik
dan guru perlu dibuat "kontrak" atau perjanjian mengenai jangka waktu
perbaikan , misalnya 1-2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan
kepada guru.
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu,
undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta
tujuan portofolio, sehingga orang tua dapat membantu dan memotivasi
anaknya.

c. Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Portofolio


Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan
penilaian portofolio, yakni:
1) Menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dinilai pencapaiannya melalui
tugas portofolio pada awal semester dan diinformasikan kepada peserta didik.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dinilai pencapaiannya melalui
penilaian portofolio.
3) Menjelaskan tentang tujuan penggunaan, macam dan bentuk serta kriteria
penilaian dari kinerja dan/atau hasil karya peserta didik yang akan dijadikan
portofolio. Penjelasan disertai contoh portofolio yang telah pernah dilaksanakan.
4) Menentukan kriteria penilaian. Kriteria penilaian portofolio ditentukan oleh guru
atau guru dan peserta didik.
5) Menentukan format pendokumentasian hasil penilaian portofolio, minimal
memuat topik kegiatan tugas portofolio, tanggal penilaian, dan catatan
pencapaian portofolio.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
101

6) Menyiapkan map yang diberi identitas: nama peserta didik, kelas/ semester,
nama sekolah, nama mata pelajaran, dan tahun ajaran sebagai wadah
pendokumentasian portofolio peserta didik.
Sedangkan pelaksanaan penilaian portofolio, harus memenuhi beberapa kriteria
berikut, yakni:
1. Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya
pada saar kegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas mandiri ridak
rerstruktur, disesuaikan dengan karakteristik mara pelajaran dan tujuan
kegiatan pembelajaran.
2. Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik.
3. Penilaian portofolio oleh peserta didik bersifat sebagai evaluasi diri.
4. Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi
dirinya.
5. Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah
ditentukan.
6. Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinam- bungan
dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut,
cara memperbaikinya dan diinformasikan kepada peserta didik.
7. Memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan dan
menyimpan portofolio masing-masing dalam satu map atau folder di rumah
masing-masing atau di Ioker sekolah.
8. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, peserta didik diberi
kesempatan untuk memperbaikinya.
9. Membuat "kontrak" atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan dan
penyerahan karya hasil perbaikan kepada guru.
10. Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan cara menempel di kelas.
11. Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang
telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan kepada
sekolah dan orang tua pesena didik.
12. Mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu
untuk bahan laporan kepada sekolah dan/atau orang tua peserta didik.
13. Memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai umpan
balik.

d. Rambu-rambu Penilaian Portofolio


Tugas-tugas untuk pembuatan portofolio harus memenuhi beberapa kriteria
berikut:
1) Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan
diukur.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


102

2) Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil
tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi
aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.
3) Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup
belajar, uraian tugas, kriteria penilaian.
4) Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengem-
bangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan,
keterampilan).
5) Uraian tugas bersifat terbuka, dalarn arti mengakomodasi dihasilkannya
portofolio yang beragam isinya.
6) Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah dilaksanakan.
7) Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio
tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.
Sedangkan rubrik penilaian portofolio harus memenuhi kriteria berikut, yakni:
1. Rubrik memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai
penacapaiannya dengan portofolio.
2. Rubrik memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas
portofolio.
3. Rubrik memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas.
4. Rubrik mudah untuk digunakan oleh guru dan peserta didik.
5. Rubrik menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

Contoh Penilaian Portofolio dan Penskoran

Contoh 1:
Nama siswa :
Semester/Kelas :
Portofolio : Kemampuan peserta didik dalam mengarang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama guru :

No. Kemampuan yang Tgl tugas dibuat Hasil Penilaian Paraf


diamati Tugas Penilaian

1 Menulis kalimat pendek

2 Menulis kalimat panjang

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


103

3 Menulis paragraph

4 Menyusun kalimat antar


paragraf
5 Menyajikan data dengan
grafik/gambar dan tabel
(bila ada)
6 Menyusun karangan

Jakarta, ………………. 20……


Nama Guru Nama Siswa

………………… ………………………….

Keterangan:
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang yang dalam bidang
pendidikan berarti kumpulan dari tugas-tugas peserta didik yang memiliki
keteraturan dan kebulatan untuk menghasilkan satu kompetensi tertentu.
Selanjutnya kumpulan tugas ini dicermati untuk melihat perkembangan
kemampuan peserta didik pada materi tertentu. Misalnya, guru akan menilai
kemampuan peserta didik dalam menulis karangan dengan menggunakan
portofolio. Berarti guru akan menilai tugas-tugas peserta didik atau hasil karya
peserta didik yang berkaitan dengan: (a) kemampuan peserta didik menulis
kalimat-kalimat pendek; (b) kemampuan peserta didik dalam menulis kalimat-
kalimat panjang; (c) kemampuan peserta didik menulis paragraf; (d)
kemampuan peserta didik membuat kalimat penghubung; dan (e) kemampuan
peserta didik dalam menulis karangan.

Contoh 2:
Nama siswa :
Semester/Kelas :
Portofolio : Kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama guru :
No. Kemampuan Yang Diamati Tgl Tugas Hasil Paraf
Dibuat Penilaian Guru
1. Tulisan siswa: teks laporan hasil observasi
2. Tulisan siswa: teks prosedur kompleks
3. Tulisan siswa: teks eksposisi
4. Tulisan siswa: teks anekdot
5. Tulisan siswa: teks negosiasi

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


104

6. Presentasi lisan: teks laporan hasil


observasi
7. Presentasi lisan: teks prosedur kompleks
8. Presentasi lisan: teks eksposisi
9. Presentasi lisan: teks anekdot
10. Presentasi lisan: teks negosiasi
11. Laporan hasil membaca buku (siswa
diwajibkan membaca sejumlah buku
dengan menyesuaikan fasilltas
perpustakaan sekolah)
12. Hasil pembelajaran keterampilan
berkomunikasi efektif

Jakarta, …………… 20….

Nama Guru Nama Siswa

………....… ……………

H.Penilaian Kompetensi Keterampilan Bentuk Penilaian


Produk (Hasil)

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas


suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian produk dilakukan untuk
menilai basil pengamatan, percobaan, maupun tugas proyek tertentu dengan
menggunakan kriteria penilaian (rubrik). Penilaian produk biasanya menggunakan
cara holistik atau analitik.
Teknik penilaian secara analitik adalah suatu cara memberi skor yang dilakukan
dengan menyiapkan terlebih dahulu sebuah indikator dan deskriptor, yang
mempunyai sekor dan besar sekor telah ditetapkan. Analitik rating adalah penilaian
yang berdasarkan beberapa aspek pada karya siswa, dalam pensekoran secara
analitik guru mensekor hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria.
McBeath mendefinisikan bahwa penskoran analitik memerlukan komponen-
komponen yang berisi konsep dan prosedur kunci jawaban (Ron J. McBeath, 1992:
266). McBeath lebih lanjut mengatakan bahwa penilaian secara analitik dapat
memberikan sekor hasil belajar yang lebih reliabel dibandingkan metode penilaian
secara holistik. Dilihat dari kualitas kegunaan kedua penilaian (holistik dan
analitik), dikatakan bahwa penilaian menggunakan skala analitik umumnya diakui
memiliki reliabilitas dan konstruk validity tinggi. Sedangkan menurut Guba
(1981:75) analitik merupakan paradigma ilmiah yang saling berhubungan memiliki

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


105

validitas tinggi. Dalam pensekoran analitik biasanya digunakan untuk menilai


kemampuan pada tahap persiapan, perencanaan, proses dan tahap akhir.
Popham mengatakan bahwa dalam evaluasi dikenal suatu metoda di mana
guru lebih memperhatikan pekerjaan siswa dengan cermat dan hati-hati
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kriteria penilaian, sementara guru
mengamati bagian-bagian yang ada dalam obyek, dan mengingat kembali
pengalaman-pengalaman yang ada hubungannya dengan obyek, metode ini
disebut metode penilaian secara analitik.
Sedangkan Nitko (1983: 152) mengatakan bahwa penilaian secara analitik
adalah penilaian yang memerlukan suatu daftar bagian utama sehingga ada
jawaban yang ideal atau nilai tinggi. Penilaian secara analitik menurut Stiggins
(1994:125) adalah melakukan penilaian pada tiap-tiap elemen dari hasil pekerjaan
siswa. Melihat hal itu bahwa penilaian secara analitik adalah memberikan nilai yang
menghubungkan satu angka dengan satu ciri khusus dari pekerjaan siswa.
Peter Airasian (1991:217) mengemukakan bahwa penilaian secara analitik
adalah terfokus pada beberapa komponen yang pokok dari jawaban yang akurat
dalam memberikan sekor. Sedangkan Ebel (1979:105) berpendapat bahwa
penilaian secara analitik memerlukan komponen utama dari jawaban yang ideal
dalam memberikan skor. Dalam penilaian hasil belajar praktik mengandung dua
komponen utama yaitu keterampilan dan kreativitas. Keterampilan merujuk pada
keahlian media praktik, dan peralatan yang dipergunakan, teknis membentuk
materi fisik. Penilaian produksi yang berkaitan dengan keterampilan dibatasi pada
satu atau dua variabel mengenai kemampuan keterampilan siswa berdasarkan
pada tugas tertentu misalnya: penilaian tentang proporsi unsur-unsur terhadap
suatu keseluruhan secara bersama-sama. Penilaian produksi yang berkaitan
dengan kemampuan kreativitas, diarahkan pada tahap akhir penyelesaian benda
kerja pada praktik mesin di mana berbagai aspek karya ditempatkan menurut
kehendak pembuat.
Pensekoran holistik pensekoran terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan. Pensekoran holistik biasanya digunakan untuk menilai pada tahap
akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap
kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya. Holistik dalam konsep dan
teknik penilaian produk, yaitu cara penilaian yang berdasarkan kesan keseluruhan
dari produk. Menurut Merttler (2007:103), holistik adalah teknik di mana menilai
berdasarkan pada kesan menyeluruh dari keseluruhan tes. Proses penilaian yang
selama ini berlangsung dalam penilaian praktik mesin, biasanya memiliki
kecenderungan seolah-olah bahwa hasil belajar siswa sebagai produk dari sebuah
proses pembelajaran, dimana proses penilaiannya biasanya berlangsung secara
holistik atau menyeluruh. Peoses penilaian pada siswa biasanya dilakukan secara
keseluruhan melalui kegiatan ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


106

Teknik penilaian holistik dalam konsep penelitian ini diarahkan sebagai teknik
penilaian yang dilakukan untuk memberikan skor kepada siswa secara lengkap,
menyeluruh dan sekaligus. Artinya materi-materi yang diajarkan
oleh guru dalam suatu periode belajar tertentu diujikan sekaligus dalam satu
kegiatan ujian. Teknik penilaian ini mengharuskan peserta didik memiliki
pengetahuan daya ingat yang tinggi terhadap seluruh materi pelajaran praktik yang
diujikan. Sehingga harus mampu menguasai materi praktik secara lengkap.
Penskoran secara holistik memerlukan pendapat ahli (guru) yang memberikan
skor, pemberian skor dilakukan secara global dan tidak melihat elemen-elemen
utama dari hasil pekerjaan siswa yang akan dinilai, Guru hanya melihat secara
keseluruhan saja dari pekerjaan praktik mesin siswa. Metode pemberian sekor
secara holistik ini mengutamakan keseluruhan dan kebulatan dari hasil pekerjaan
praktik mesin siswa. Penilaian Holistik memiliki tiga prinsip yaitu: (a) memandang
pembelajaran dan penilaian sebagai satu kesatuan, (b) melibatkan siswa secara
aktif di dalam belajar dan evaluasinya, dan(c) melihat perkembangan belajar siswa,
baik sebagai individu maupun kelompok, sebagai suatu proses yang menyeluruh
dan terus menerus. Sementara itu Popham (1981:281) mengatakan bahwa
penskoran secara holistik memerlukan pertimbangan atau pendapat dari guru atau
memberikan sekor tentang kualitas secara keseluruhan. Selanjutnya Nitko
berpendapat bahwa penilaian secara holistik memerlukan pertimbangan dari
pemberian skor yang mempunyai kualitas, penilai tidak menganalisis secara
tertentu pada bagian-bagian dari pekerjaan siswa. Sedangkan menurut, Wiersma
dan Jurs mengemukakan bahwa metode pemberian sekor secara holistik adalah
pemberian sekor secara global. Dalam penilaian praktik mesin secara holistik
adalah guru melakukan penilaian secara keseluruhan tidak melihat elemen-elemen
utama yang
dinilai guru, hanya melihat secara global dari pekerjaan praktik mesin siswa.
Metode penilaian secara holistik ini mengutamakan keseluruhan dan kebulatan dari
hasil pekerjaan praktik mesin siswa.
a. Format Penilaian Produk
Dalam melakukan penilaian produk atau hasil guru dapat menggunakan
instrumen penilaian produk peserta didik dengan menggunakan alat atau instrumen
penilaian berupa lembar penilaian produk berupa daftar cek (check list) dan Skala
Penilaian (Rating Scale). Berikut ini contoh format lembar penilaian produk dengan
daftar cek (check list) dan Skala Penilaian (Rating Scale).

Contoh
Format Penilaian Produk dengan menggunakan daftar cek (check list).
Sekolah :…………………Tahun pelajaran : ……………………………..
Nama siswa : …………………Kelas/semester : ……………………………..

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


107

No. Aspek yang dinilai kategori


Baik Cukup Kurang
(Skor 3 ) (Skor 2 ) (Skor 1 )
1. ……………………………………
……….
2. ……………………………………
……….
3. ……………………………………
……….
dst ……………………………………
……….
Skor Perolehan
Skor Maksimal

Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100


Skor Maksimal

Contoh.
Penilaian Produk dengan Menggunakan Skala (Rating Scale)
NO. ASPEK YANG KATEGORI
DINILAI Sangat Baik Cukup Kurang
Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
1. …………………………
…………
2. …………………………
………..
3. …………………………
…………
4. …………………………
………….
dst …………………………
…………
Skor Perolehan …………………………………………
Skor Maksimal …………………………………………

Skor Perolehan
Nilai Akhir = X 100
Skor Maksimal

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


108

b. Langkah-langkah Penilaian Produk


Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penilaian produk atau hasil adalah
adalah:
1) Identifikasi dan pemetaan materi (kompetensi dasar) yang mau dinilai
dengan teknik penilaian produk atau hasil.
2) Buatlah rambu-rambu atau perintah untuk produk yang akan dikerjakan
oleh peserta didik, seperti nama produknya, waktu penyelesaian, aspek
yang dinilai dari produk tersebut, dan hal-hal lain yang relevan dengan
penilaian produk tersebut.
3) Menyusun lembar atau rubrik penilaian yang berisi aspek-aspek apa saja
akan dinilai dari produk tersebut. Aspek-aspek yang mau diukur atau
dinilai harus jelas, operasional dan dapat diukur.
4) Melakukan penilaian terhadap produk yang telah dibuat oleh peserta
didik dengan mengacu pada rubrik penskoran yang telah disusun.
5) Memberikan catatan-catatan untuk perbaikan tugas membuat produk
selanjutnya.
6) Melakukan analisis hasil penilaian produk dengan memetakan persen-
tase ketuntasan peserta didik (berapa persen yang sudah tuntas dan
berapa persen yang belum tuntas).
7) Memasukkan nilai produk peserta didik ke buku nilai.

Contoh
Penilaian Produk dan Penskoran

Membuat Cerita Pendek


Kompetensi Dasar Pengetahuan:
3.3 Mengklasifikasi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
Kompetensi Dasar Keterampilan:
4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah teks balk
secara lisan maupun tulisan
Petunjuk:
1) Buatlah cerita pendek secara individu dengan tema pariwisata yang ada di
daerahmu.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


109

2) Panjang tulisan cerita pendek 3 halaman kertas folio (jika ditulis tangan)
atau 3 halaman kertas ukuran A4 (jika diketik spasi 1,5)
3) Dikerjakan dalam waktu satu minggul
4) Selamat mengerjakan

Penilaian Produk Membuat Cerpen


No. Aspek/k Sangat Baik Cukup Kurang KETERANGAN
reteria Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
SB = Sangat menguasai
1. isi topik tulisan;
substantif;
pengembangan
teks observasi
lengkap; relevan
dengan topik yang
dibahas
(skor 4)
Menguasai
permasalahan;
memadai; ada
B = pengembangan
observasi; relevan
dengan topic
(skor 3)
Penguasaan
permasalahan
terbatas;substansi
cukup;pengemban
gan topik memadai
C = (skor 2)

Kurang menguasai
permasalahan;
kurang ada
substansi; kurang
relevan;
(skor 1)

K =
2. Organi- SB = Ekspresi sangat
sasi lancar; gagasan
diungkapkan
dengan sangat
jelas; padat; tertata

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


110

No. Aspek/k Sangat Baik Cukup Kurang KETERANGAN


reteria Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
dengan balk;
urutan logis;
kohesif (skor 4)
Ekspresi lancar;
B = gagasan
diungkapkan
dengan jelas;
padat; tertata
dengan balk;
urutan logis; kohesi
(skor 3)
Ekspresi cukup
C = lancar; gagasan
cukup terkait;
urutan dan
pengembangan
cukup logis (skor 2)
5) Kurang
komunikatif; kurang
K = terorganisasi (skor
1)
3. Kosa SB 6)= Penguasaan kata
kata canggih; pilihan
kata dan ungkapan
efektif; menguasai
pembentukan kata;
penggunaan
register tepat (skor
4)
Penguasaan kata
memadai; pilihan,
bentuk, dan
B = penggunaan
kata/ungkapan I
penguasaan kata
cukup
memadai;bentuk,
pilihan, dan
penggunaan
kosakata/ungkapan
cukup tepat (skor
2)
Pengetahuan
tentang kosakata,
Ungkapan, dan
pembentukan kata

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


111

No. Aspek/k Sangat Baik Cukup Kurang KETERANGAN


reteria Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
C = kurang atau rendah
(skor 1)

K =
7)
4. Penggu- SB = Konstruksi
naan kompleks dan
Bahasa efektif; terdapat
hanya sedikit
kesalahan
penggunaan
bahasa
(urutan/fungsi kata,
artikel, pronomina,
preposisi)
(skor 4)
Konstruksi
B = sederhana tetapi
efektif; terdapat
kesalahan kecil
pada konstruksi
kompleks; terjadi
sejumlah
kesalahan
penggunaan
bahasa (fungsi/
urutan kata, artikel,
pronomina,
preposisi), tetapi
makna cukup jelas
(skor 3)
Terjadi banyak
kesalahan dalam
konstruksi kalimat
C = tunggal/kompleks
(sering terjadi
kesalahan pada
kalimat negasi,
urutan/fungsi kata,
artikel, pronomina,
kalimat fragmen,
pelesapan; makna
membingungkan
atau kabur (skor 2)
Tidak menguasai
tata kalimat;

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


112

No. Aspek/k Sangat Baik Cukup Kurang KETERANGAN


reteria Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
terdapat banyak
kesalahan; tidak
komunikatif; tidak
layak dinilai (skor
1)

K =
5. Mekanik SB = Menguasai aturan
penulisan; terdapat
sedikit kesalahan
ejaan, tanda baca,
penggunaan huruf
kapital, dan
penataan
paragraph
(skor 4)
Kadang-kadang
terjadi kesalahan
ejaan, tanda baca,
B = penggunaan huruf
kapital, dan
penataan paragraf,
tetapi tidak
mengaburkan
makna
(skor 3)
Sering terjadi
kesalahan ejaan,
tanda baca,
penggunaan huruf
kapital, dan
penataan paragraf;
C = tulisan tangan tidak
jelas; makna
membingungkan
atau kabur (skor 2)
Tidak menguasai
aturan penulisan;
terdapat banyak
kesalahan ejaan,
tanda baca,
penggunaan huruf
kapital, dan
penataan paragraf;
tulisan tidak

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


113

No. Aspek/k Sangat Baik Cukup Kurang KETERANGAN


reteria Baik (Skor 3) (Skor 2) (Skor 1)
(Skor 4)
K = terbaca; tidak layak
dinilai
(skor 1)

Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100


Skor Maksimal

Contoh 2
Penilaian Keterampilan Menulis (Writing) Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Kompetensi Dasar Pengetahuan:
3.2 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks lisan
dan tulis untuk perkenalan diri, dengan sangat pendek dan sederhana
Kompetensi Dasar Keterampilan:
4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk mengucapkan dan merespons perkenalan
diri, dengan sangat pendek dan sederhana, dengan memerhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai dengan
konteks
Petunjuk:
1) Buatlah teks secara tertulis yang berisi perkenalan diri dan responsnya
2) Panjang tulisan 1 halaman kertas folio (jika ditulis tangan) atau 2 halaman
kertas ukuran A4 (jika diketik spasi 1,5)
3) Selamat mengerjakan
Penilaian Produk atau Hasil Membuat Teks Tertulis

No. Aspek/ SB B C K KETERANGAN


kreteria
1. Kesesua- SB = Isi sangat sesuai dengan judul
ian Isi (91%-100%)
dengan (skor 4)
Judul B = Isi sesuai dengan judul (71%-
90%)
(skor 3)
C = Isi cukup sesuai dengan judul
(61%-70%)
(skor 2)
K = Isi kurang sesuai dengan judul
(kurang dari 61%)
(skor 1)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


114

2. Struktur SB = Tulisan memiliki struktur yang


Teks sangat tepat
(91% - 100%)
(skor 4)
B =8) Tulisan memiliki struktur yang
tepat (71% - 90%) (skor 3)
Tulisan memiliki struktur yang
C = cukup tepat
(61% 70%)
(skor 2)
TuIisan memiliki struktur yang
K = kurang tepat (kurang dari 61%)
(skor 1)

3. Pilihan SB = Pilihan kata sangat tepat (91% -


Kata 400%)
(skor 4)
B = Pilihan kata tepat (71 -90%)
(skor 3)
Pilihan kata cukup tepat (61%-
C = 70%)
(skor 2)
Pilihan kata kurang tepat
K = (kurang dart 61%)
(skor 1)
4. Keterpa- SB = Kalimat sangat terpadu dan
duan runtut (91% -100%)
Kalimat (skor 4)
B = Kalimat terpadu dan runtut
(71% - 90%)
(skor 3)
C = Kalimat cukup terpadu dan
runtut (61 - 70%)
(skor 2)
K = Kalimat kurang terpadu dan
runtut (kurang dari 61%)
(skor 1)
5. Keterpa- SB = Paragraf sangat terpadu dan
duan runtut ( 91-100%)
Paragraf (skor 4)
B = Paragraf terpadu dan runtut (71
- 90%)
(skor 3)
C = Paragraf cukup terpadu dan
runtut (61 - 70%)
(skor 2)
K = Paragraf sangat terpadu dan
runtut (kurang dari 61%)
(skor 1)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


115

6. Penulisan SB = Penulisan kata sangat tepat (91


Kosa Kata - 100%)
(skor 4)
B = Penulisan kata tepat (71% -
90%)
(skor 3)
C = Penulisan kata cukup tepat (61-
70%)
(skor 2)
K = Penulisan kata kurang tepat
(kurang dari 61%) (skor 1)
7. Ketepatan SB = Penggunaan tata bahasa
Tata sangat tepat (91-100%)
Bahasa (skor 4
B = Penggunaan tata bahasa tepat
(71%-90%)
(skor 3)
C = Penggunaan tata bahasa cukup
tepat (61%-70%)
(skor 2)
K = Penggunaan tata bahasa
kurang tepat (kurang dari 61%)
(skor 1)
8. Origina- SB = Tulisan hampir selurunya hasil
litas pemikiran sendiri (91%-100%)
Penulisan (skor 4)
Tulisan sebagian besar hasil
B = pemikiran sendiri (71% - 90%)
(skor 3)
Tulisan setengahnya hasil
pemikiran sendiri Isi cukup
C = sesuai dengan judul
(61% - 70%)
(skor 2)
Tulisan sebagian kecil hasil
pemikiran sendiri (kurang dari
K = 61%)
(skor 1)
9. Kerapian SB = Tulisan sangat rapi dan terbaca
Tulisan (91% - 100%) (skor 4)
Tulisan rapi dan terbaca (71%-
B = 90%)
(skor 3)
Tulisan cukup rapi dan terbaca
C = (61%-70%)
(skor 2)
Tulisan kurang rapi dan terbaca
K = (kurang dari 61%)
(skor 1)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


116

Keterangan:
SB = Sangat Baik; B = Baik; C = Cukup; K = Kurang

Nilai = Skor Perolehan x 100


Skor Maksimal

Contoh 3
Penilaian Hasil Laporan Tugas

Petunjuk Tugas:
1. Lakukan identifikasi permasalahan lingkungan yang ada di tempat
tinggalmu!
2. Cari solusi atau upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang ada
di tempat tinggalmu!
3. Buatlah laporan basil dari tugas tersebut!
4. Selamat bekerja!
Lembar Penilaian Dokumen Laporan Tugas Upaya Mengatasi Permasalahan
Lingkungan di Tempat Tinggal Peserta Didik

No Aspek yang dinilai Hasil Penilaian


Baik Cukup Kurang
A. Menjelaskan Masalah
1. Kelengkapan
2. Kejelasan
3. Ketepatan
4. Pendukung
5. Grafis/Ilustrasi/Tabel/Dokumentasi
B. Usulan kebijakan Alternatif
6. Kelengkapan
7. Kejelasan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


117

8. Ketepatan
9. Pendukung
10. Grafis/Ilustrasi/Tabel/Dokumentasi
C. Sistematis
11. Berkaitan satu dengan lain
12. Urutan secara runut

Keterangan:
Baik; B = Baik (skor 3); C = Cukup (skor 2); K = Kurang (skor 1)

Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

J. PenlIalan Kompetensi Keterampilan Bentuk Kombinasi antara Penilaian


Kinerja dengan Penilaian Produk

Dalam melakukan kompetensi keterampilan terkadang guru perlu melakukan


penilaian dengan menggunakan dua bentuk penilaian secara bersamaan. Hal ini
terjadi ketilca guru ingin melakukan penilaian terhadap peserta didik yang berkaitan
dengan proses atau kinerja dan sekaligus menilai hasil atau produk dari hasil
kinerja peserta didik secara bersamaan. Tujuan dari penilaian kompetensi
keterampilan gabungan dimaksudkan agar hasil penilaiannya lebih akurat, karena
dinilai proses dan hasilnya secara simultan.
Berikut ini contoh penilaian kompetensi keterampilan gabungan antara penilaian
proses atau kinerja dengan penilaian produk atau hasil.
Contoh 1
Penilaian Pembuatan Kerajinan
Petunjuk Tugas:
1) Buatlah sebuah karya kerajinan dari bahan yang terdapat di daerah tempat
tinggalmu dengan bentuk dan fungsi yang meniru dari produk kerajinan
yang ada.
2) Gunakan informasi dari hasil observasi dan wawancara atau berdasarkan
basil bedah buku sumber/referensi yang kamu dapatkan.
3) Perhatikan tahapan pembuatan produk dalam bekerja.
4) Buatlah laporan basil dari tugas tersebut
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
118

Lembar Penilaian Proses dan Hasil Tugas Kompetensi Keterampilan


Membuat Kerajinan dari Bahan Alam
No. Aspek yang dinilai Hasil Penilaian
Baik Cukup Kurang
A. Proses Pembuatan Produk
1. Menentukan bahan dan fungsi karya
kerajinan dari bahan alam
2. Menggali ide dari berbagai sumber
3. Membuat sketsa karya dan
menentukan sebuah karya terbaik
dari sketsa
4. Menyiapkan bahan dan alat
5. Kreativitas
6. Kesesuaian maters, teknik, dan
prosedur
B. Produk
7. Uji karya produk
8. Kemasan produk
9. Kerapian produk
10. Kreativitas bentuk laporan
11. Presentasi laporan produk

Keterangan:
Baik; B = Baik (skor 3); C = Cukup (skor 2); K = Kurang (skor 1)

Skor Perolehan
Nilai = x 100
Skor Maksimal

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


119

BAB V
SISTEM PENILAIAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/dan


SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada
pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh
karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni
ada kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan
Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK,
MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang
keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih
program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian. Bidang
keahlian pada SMK/MAK meliputi:
1. Teknologi dan Rekayasa;
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi;
3. Kesehatan;
4. Agribisnis dan Agroteknologi;
5. Perikanan dan Kelautan;
6. Bisnis dan Manajemen;
7. Pariwisata;
8. Seni Rupa dan Kriya;
9. Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket
keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian
dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman
peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan
pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di
SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


120

kebutuhan dunia usaha dan industri. Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan
muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.
Dengan demikian ada beberapa mata pelajaran yang sama antara SMA dan
SMK, dan antara SMK namun berbeda peminatannya. Untuk peminatan bidang
keahlian Teknologi dan Rekayasa kurikulumnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Mata pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
KELAS DAN SEMESTER
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan 3 3 3 3 3 3

Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 2 2 2 2 - -
11 Kimia 2 2 2 2 - -
12 Gambar Teknik 2 2 2 2 - -
C 2. D asar P rogram K eahli an 18 18 - - - -
C 3. P aket K eahl i an - - 18 18 24 24
TOTAL 48 48 48 48 48 48

Tabel 1 menunjukkan bahwa semua program keahlian yang berada dalam bidang
keahlian Teknologi dan Rekayasa memiliki jumlah dan nama pata pelajaran yang
sama pada kelompok C1 nya, yaitu: Fisika, Kimia, dan Gambar Teknik. Untuk
program keahlian yang berbeda maka nama dan jumlah mata pelajaran yang ada

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


121

di dalamnya juga berbeda. Sebagai contoh untuk program keahlian Teknik Mesin
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Mata pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa,


Program Keahlian Teknik Mesin, dan Paket Keahlian Teknik Pemesisnan.
KELAS DAN SEMESTER
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan 3 3 3 3 3 3
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian: Teknologi dan Rekayasa
10 Fisika 2 2 2 2 - -
11 Kimia 2 2 2 2 - -
12 Gambar Teknik 2 2 2 2 - -
C 2. Da s a r P rog ra m Ke a hli an : Te k n i k M es in
13 Teknologi Dasar Mesin 18 6 6
14 Pekerjaan Dasar Teknik Mesin 18 6 6
15 Teknik Listrik dasar Mesin - 6 6
C2. P a k e t K e a h l i a n : T e k n i k P e m e s i -n a n
16 Pekerjaan Teknologi Dasar - 6 6 8 8
17 Pekerjaan Teknologi Menengah - 6 6 8 8
18 Pekerjaan Teknologi Tinggi 6 6 8 8
TOTAL 48 48 48 48 48 48

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


122

Ada perbedaan antara Tabel 1 dan Tabel 2, Tabel 1 (kurikulum untuk


bidang keahlian: Teknologi dan Rekayasa) nama mata pelajaran pada peminatan
C2 dan C3 masih kosong, sedangkan pada Tabel 2 (kurikulum untuk program
keahlian Teknik Mesin dengan paket keahlian Teknik Pemesinan) nama-nama
mata pelajaran itu sudah ada. Nama-nama mata pelajaran pada peminatan
Program Keahlian (C2) dan peminatan Paket Keahlian (C1) itu diambil dari
Spektrum Kejuruan atau dapat diambil dari intisari standar kompetensi yang tertera
pada Permendiknas Nomor 28 Tahun 2009. Setiap mata pelajaran dalam Program
Keahlian (dalam hal ini Teknik Mesin) dan Paket Keahlian (dalam hal ini diambil
contoh Teknik Pemesinan) terdiri atas beberapa kompetensi dasar yang
selanjutnya dijabarkan menjadi indikator-indikator pencapaian belajar. Indikator
pencapaian inilah yang selanjutnya digunakan sebagai rambu-rambu kegiatan
penilaian.

A. INSTRUMEN PENILAIAN
Penilaian Pencapaian Kompetensi peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup
materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan
proses. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
1. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.
c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta
didik.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
123

d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.
Jenis penilaian yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menilai
kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap adalah
penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian perilaku peserta didik secara
multi-dimensional pada situasi nyata. Penilaian seperti ini tidak hanya
menggunakan tes kertas pensil atau tes tertulis saja tetapi juga menggunakan
berbagai metode, misalnya tes perbuatan, pemberian tugas, dan portofolio.
Hargreaves dan Lorna Earl (2002) menjelaskan bahwa penilaian otentik mampu
memotivasi peserta didik untuk lebih bertanggungjawab atas belajar mereka
sendiri, membuat penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran,
mendorong peserta didik untuk lebih berkreasi dan menerapkan pengetahuannya
daripada hanya sekedar melatih ingatan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


124

Di bagian lain, Hargreaves dan Lorna Earl (2002) memaparkan hasil


penelitiannya bahwa: (1) guru lebih senang menggunakan penilaian otentik karena
soal yang digunakan tidak harus diuji-coba terlebih dahulu, (2) dengan penilaian
otentik dapat dibangun pemahaman kolaboratif antara guru, peserta didik, dan
orang tua karena penilaian otentik menilai setiap kegiatan peserta didik dan
kadang-kadang melibatkan orang tua, dan (3) penilaian otentik juga
Instrumen yang digunakan dalam penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
Persyaratan ini dapat terpenuhi manakala instrumen ditulis didasarkan
langkah-langkah baku, yakni: (a) menulis kisi-kisi, (b) menulis butir soal, dan (c)
menelaah butir-butir instrumen. Langkah-langkah ini adalah langkah minimum yang
harus dilakukan agar butir-butir instrumen dikatakan baik. Untuk ujian skala besar,
setelah ditelaah dan direvisi, maka instrumen itu harus diuji- cobakan untuk melihat
bukti empirik validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.

B. PENSKORAN DAN PENENTUAN KELULUSAN


Setiap kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi sikap, meskipun demikian penilaiannya dilakukan
secara terpisah. Penilaian kompetensi ditampilkan dalam dua bentuk, yakni
capaian dan deskripsi. Penilaian capaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan dinyatakan dalam bentuk angka (1 – 4) dengan kelipatan 0,25,
sedangkan deskripsinya merupakan penjelasan bagian kompetensi mana yang
sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Penilaian capaian kompetensi sikap
terdiri dari dua, yakni penilaian sikap pada mata pelajaran tertentu dan penilaian
sikap pada semua mata pelajaran. Penilaian pencapaian sikap pada mata
pelajaran tertentu merupakan deskripsi singkat dari guru mata pelajaran tentang
sikap siswa pada saat mengikuti mata pelajaran yang diampunya, sedangkan
penilaian sikap pada semua mata pelajaran merupakan kesimpulan dari wali kelas
berdasarkan deskripsi dan hasil diskusi dengan semua guru mata pelajaran yang
mengajarnya. Selain itu, guru juga harus melakukan penilaian sikap dalam bentuk
deskripsi, yakni guru matapelajaran menjelaskan secara lengkap tentang sikap
spiritual dan sikap sosial siswa pada saat mereka mengikuti pelajaran yang
diampunya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


125

Tabel 1. Konversi dari skor 1 – 100 ke 1 - 4


INTERVAL HASIL KONVERSI PREDIKAT
96 – 100 4.00 A
91 – 95 3.67 A-
86 – 90 3.33 B+
81 – 85 3.00 B
75 – 80 2.67 B-
70 – 74 2.33 C+
65 – 69 2.00 C
60 – 64 1.67 C-
55 – 59 1.33 D+
< 54 1.00 D

Nilai dalam bentuk angka (1-4) yang tertera dalam raport merupakan gabungan dari
berbagai hasil penilaian yang menggunakan berbagai teknik penilaian. Nilai
kompetensi pengetahuan yang tertera dalam raport merupakan gabungan dari hasil
penilaian yang menggunakan teknik: tes tertulis, tes lisan, dan penugasan (lihat
pada Sub Bab Pendekatan dan instrumen). Proporsi dari ketiga hasil penilaian itu
tergantung pada bobot atau penting/tidak pentingnya ke tiga jenis penilaian itu
menurut guru. Bisa saja tes tertulis digunakan untuk ujian akhir semester (UAS),
ujian lisan untuk ujian tengah semester (UTS), dan nilai tugas disingkat NT maka
skor akhir (SA) adalah:

(SA) = {(3xUAS) + (2xUTS) + (NT)}/6


SA = Skor Akhir, 1 - 100
UAS = nilai ujian akhir semester, 1 – 100
UTS = nilai ujian tengah semester, 1 – 100
NT = nilai tugas, 1 - 100
Selanjutnya skor 1 – 100 pada SA dikonversi ke Nilai Akhir (NA) 1 – 4 dengan
menggunakan ketentuan seperti Tabel 1.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


126

Contoh:
Pada mata pelajaran Matematika, seorang siswa “A” memperoleh skor sebagai
berikut.
Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) = 75
Nulai Ujian Tengah Semester (UTS) = 80
Nilai Tugas (Nt) = 80
(SA) = {(3xUAS) + (2xUTS) + (Nt)}/6
(SA) = {(3x75) + (2x80) + (80)}/6
= 77,5
Jadi, skor yang diperoleh siswa “A” untuk mata pelajaran matematika adalah 77,5.
Selanjutnya dengan menggunakan pedoman pada Tabel 1, skor tersebut
dikonversi menjadi Nilai Akhir yaitu 4 (Sangat Baik). Jadi Nilai Akhir siswa “A”
adalah 4 (Sangat Baik).
Nilai kompetensi keterampilan yang tertera dalam raport merupakan
gabungan dari hasil penilaian yang menggunakan teknik: tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio (lihat pada Sub Bab Pendekatan dan instrumen). Proporsi dari
ketiga hasil penilaian itu tergantung pada bobot atau penting/tidak pentingnya ke
tiga jenis penilaian itu menurut guru. Misal, tes praktik dianggap yang memiliki
bobot paling tinggi karena siswa diminta mendemonstrasikan keterampilannya dan
dinilai secara langsung. Teknik yang memiliki bobot penting adalah penilaian
dengan projek karena dengan tugas ini, siswa harus bekerjasama dengan teman
lain dan proses pengerjaan juga dinilai. Bobot terrendah dari ke tiga teknik
penilaian keterampilan adalah teknik portofolio karena teknik ini proses pengerjaan
tidak diamati oleh guru, sehingga skor terakhir (SA) adalah:
(SA) = {(3xUP) + (2xUPJ) + (NP}/6
SA = Skor Akhir, 1 - 100
UP = nilai ujian akhir praktik, 1 – 100
UPJ = nilai proyek, 1 – 100
NP = nilai portofolio. 1 - 100
Selanjutnya skor 1 – 100 pada SA dikonversi ke Nilai Akhir (NA) 1 – 4 dengan
menggunakan ketentuan seperti Tabel 1.
Contoh:
Pada mata pelajaran Pekerjaan Teknologi Menengah, seorang siswa “B”
memperoleh skor sebagai berikut.
Nilai Ujian Praktik (UP) = 85
Nilai Proyek (UPJ) = 80

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


127

Nilai Portofolio (NP) = 80


(SA) = {(3xUP) + (2xUPJ) + (NP)}/6
(SA) = {(3x85) + (2x80) + (80)}/6
= 80,0
Jadi, skor yang diperoleh siswa “B” untuk mata pelajaran Pekerjaan Teknologi
Menengah adalah 80. Menggunakan pedoman pada Tabel 1, skor tersebut
dikonversi menjadi Nilai Akhir yaitu 4 (Sangat Baik). Jadi Nilai Akhir siswa “B”
adalah 4 (Sangat Baik).
Selain kompetensi pengetahuan dan keterampilan, perlu ditampilkan juga
hasil pnilaian sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial. Penilaian sikap
dilakukan oleh guru selama satu (1) semester, dilakukan pengamatan terus
menerus dengan menggunakan instrumen yang termuat dalam Lampiran 1.
Kriteria kelulusan untuk kompetensi pengetahuan adalah tercapainya
kompetensi minimum, yakni bila siswa sudah mampu mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperolehnya; atau bisa dinyatakan dengan skor, yakni bila skor
yang diperolehnya adalah 75 atau lebih besar. Kriteria kelulusan untuk kompetensi
keterampilan adalah bila seorang siswa sudah mampu mendemosntrasikan
substansi yang dipelajarinya dengan benar.Laporan kegiatan belajar di SMK dapat
berupa raport seperti yang dijelaskan pada Buku Raport berikut.

KETERANGAN NILAI KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 4 (berlaku kelipatan 0,33) digunakan untuk
Nilai Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4). Sedangkan nilai kualitatif
digunakan untuk Nilai Sikap Spiritual (KI 1), Sikap Sosial (KI 2), dan Kegiatan
Ekstra Kurikuler, dengan kualifikasi SB (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan K
(Kurang).

NILAI KOMPETENSI

PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP


PREDIKAT
A 4.00 4.00 SB
A- 3.67 3.67 (Sangat Baik)
B+ 3.33 3.33
B
B 3.00 3.00
(Baik)
B- 2.67 2.67

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


128

C+ 2.33 2.33
C
C 2.00 2.00
(Cukup)
C- 1.67 1.67
D+ 1.33 1.33 K
(Kurang)
D 1.00 1.00

Nama Sekolah : ..................... Kelas : ......................


Alamat : ..................... Semester : 1 (Satu)
Nama : ..................... Tahun Pelajaran : .............................
Nomor Induk/NISN : ................................

CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel

1-4 1-4 SB/ B/ C/ K

Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


129

Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel

1-4 1-4 SB/ B/ C/ K

3 Prakarya dan
Kewirausahaan
Kelompok C : Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar
Mesin
2 Pekerjaan Dasar
Teknik Mesin
3 Teknik Listrik Dasar
Mesin
III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi
Dasar
2 Pekerjaan Teknologi
Menengah
3 Pekerjaan Teknologi
Tinggi
Jumlah Nilai
Rata-rata

Kegiatan Ekstra
Deskripsi
Kurikuler

1. Praja Muda Karana


(Pramuka)
2. ………………………………

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


130

Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari

Mengetahui: ....................., .................... 20....


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

.................................. ....................................................
NIP:

=============================================================
Nama Sekolah : .......................... Kelas : ........................
Alamat : ......................... Semester : 1 (Satu)
Nama : ......................... Tahun Pelajaran : ........................
Nomor Induk/NISN : ................................

Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan Keterampilan
Kewarganegaraan Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


131

No Mapel Kompetensi Catatan


Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Jasmani, Pengetahuan
Olah Raga, dan Keterampilan
Kesehatan Sosial dan spiritual
3 Prakarya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual

Kelompok C: Teknik Mesin


I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Kimia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Gambar Teknik Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar Pengetahuan
Mesin Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pekerjaan Dasar Pengetahuan
Teknik Mesin Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Teknik Listrik dasar Pengetahuan
Mesin Keterampilan
Sosial dan spiritual

III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan


1 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan Pengetahuan tentang cara
Dasar menggunakan alat ukur sudah baik
tetapi masih perlu ditingkatkan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


132

No Mapel Kompetensi Catatan


pengetahuan tentang membaca
gambar
Keterampilan Sudah trampil menggunakan mesin
bubut tetapi belum terampil melakukan
pekerjaan dengan mesin gerinda
Sosial dan spiritual Kerjasama dan kesantunan dengan
teman lain sudah baik tetapi masih
belum disiplin dalam menggunakan
peralatan dan berdoa sebelum bekerja
2 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan
Menengah Keterampilan
Sosial dan spiritual
Pengetahuan
Pekerjaan Teknologi
3 Keterampilan
Tinggi
Sosial dan spiritual

Mengetahui: .............., ……………….. 20….


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

................................. .................................

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


133

Nama Sekolah : ........................ Kelas : ......................


Alamat : ........................ Semester : 2 (Dua)
Nama : ........................ Tahun Pelajaran : .....................
Nomor Induk/NISN : ................................

Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan


(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Dalam


Angka Predikat Angka Predikat Antarmapel
Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani, Olah
Raga, dan Kesehatan
3 Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C: Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar Mesin

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


134

2 Pekerjaan Dasar Teknik


Mesin
3 Teknik Listrik Dasar Mesin
III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi Dasar
2 Pekerjaan Teknologi
Menengah
3 Pekerjaan Teknologi Tinggi
Jumlah Nilai
Rata-rata
CAPAIAN

Kegiatan Ekstra Deskripsi


Kurikuler
1. Praja Muda Karana
2. ………………………………
(Pramuka)

Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari

Mengetahui: ....................., .................... 20....


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

.................................. ....................................
NIP:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


135

Nama Sekolah : .......................... Kelas : ......................


Alamat : .......................... Semester : 1 (Satu)
Nama : .......................... Tahun Pelajaran : ....................
Nomor Induk/NISN : ................................

Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Kewarganegaraan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


136

No Mapel Kompetensi Catatan


2 Pendidikan Jasmani, Pengetahuan
Olahj Raga, dan
Kesehatan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Prakarya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok C: Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Kimia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Gambar Teknik Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar Pengetahuan
Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pekerjaan Dasar Pengetahuan
Teknik Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Teknik Listrik dasar Pengetahuan
Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual

III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan


1 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


137

No Mapel Kompetensi Catatan


Dasar Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan
Menengah
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Pengetahuan
Pekerjaan Teknologi
3 Keterampilan
Tinggi
Sosial dan spiritual

Keputusan:
Wali kelas
Berdasarkan hasil yang dicapai pada
semester 1 dan 2, peserta didik ditetapkan
............................................ naik ke kelas ............... (...........................)
NIP: .................................... tinggal di kelas ............ (...........................)

..................................., ........................20......

Orang Tua/Wali, Kepala Sekolah

..............................
.............................. NIP.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


138

Catatan Prestasi yang Pernah Dicapai


Nama Peserta Didik : ……………………………………………….
Nama Sekolah : ……………………………………………….
Nomor Induk : ……………………………………………….
Prestasi yang
No. Keterangan
Pernah Dicapai
1 Kurikuler ________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________

2 Ekstra Kurikuler _______________________________________


________________________________________
________________________________________
_______________________________________
________________________________________
________________________________________

3 Catatan Khusus ________________________________________


Lainnya
_______________________________________
______________________________________
_______________________________________
________________________________________
________________________________________

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


139

CARA PENGISIAN RAPOR SMK

1. Nama peserta didik di halaman judul, data Satuan Pendidikan di lembar 1,


dan data peserta didik di lembar 2 diisi dengan lengkap.
2. Lembar 2 yang berisi data peserta didik, dilengkapi dengan pas foto
peserta didik terbaru berukuran 3 x 4.
3. Lembar CAPAIAN kompetensi semester 1 diisi dengan:
a. Identitas Satuan Pendidikan dan identitas peserta didik.
b. Pada kolom Pengetahuan dan Keterampilan diisi dengan perolehan
nilai dari tiap guru mata pelajaran yang berupa angka (berdasarkan
perhitungan skala 1 s.d 4) dan Kode Huruf (predikat).
c. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru (dengan nilai s.d 100)
dikonversikan untuk mendapatkan angka rapor 1 – 4, dengan
perhitungan konversi nilai sebagai berikut:
HASIL
INTERVAL PREDIKAT
KONVERSI
96– 100 4.00 A
91– 95 3.67 A-
86–90 3.33 B+
81– 85 3.00 B
75–80 2.67 B-
70– 74 2.33 C+
65– 69 2.00 C
60–64 1.67 C-
55– 59 1.33 D+
<54 1.00 D
d. Kolom Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2), dalam kolom Mapel
diisi dengan menggunakan nilai kualitatif:Sangat Baik (SB), Baik (B),
Cukup (C), dan Kurang (K).
e. Kolom Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) antarmapel diisi oleh
wali kelas dengan deskripsi kesimpulan dari sikap peserta didik secara
keseluruhan. Kesimpulan tersebut diperoleh melalui rapat bersama
dengan guru mata pelajaran.
f. Kolom peminatan diisi Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, atau
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, atau Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


140

Nomor 1 – 4 diisi mata pelajaran yang sesuai dengan kelompok


peminatan yang dipilih. Nomor 5 – 6 diisi mata pelajaran lintas minat
atau pendalaman.

CONTOH PENGISIAN
Nama Sekolah : Kelas :
Alamat : Semester :
Nama : Tahun Pelajaran :
Nomor Induk/NISN :

CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan
(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Predik Predik Dalam


Angka Angka Antarmapel
at at Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama dan Budi 4.00 A 3.67 A- SB Peserta didik


Pekerti menunjuk-kan
Pendidikan sikap sungguh-
(Nama guruPancasila
: Achmad dan
Syukur,
2 Kewarganegaraan 3.67 A- 3.33 B+ B sungguh dalam
S,Ag)
menerapkan
Nama guru: Drs. Widodo sikap jujur dan
Bahasa Indonesia
3 4.00 A 4.00 A SB kerjasama,
Nama guru: Indrawati, S.Pd, namun masih
Matematika perlu ditingkat-
4 3.67 A- 3.00 B B kan lagi sikap
Nama guru: Irawan, MPd percaya diri.
5 Sejarah Indonesia 3.00 B 3.33 B+ B
Nama guru: Ana Rosida, S.Pd,
Bahasa
MM Inggris
6 3.67 A- 3.67 A- SB
Nama guru: Safrida, S.Pd
Kelompok B (Wajib)
Seni Budaya
1 3.33 B+ 3.00 B B
Nama guru: Alia, S.Pd

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


141

Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan


(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Predik Predik Dalam


Angka Angka Antarmapel
at at Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K

Pendidikan Jasmani, Olah Raga,


2 dan Kesehatan 4.00 A A
4.00 SB
Nama guru: Indra S, MPd

Prakarya dan Kewirausahaan


3 2.67 B- 2.33 C+ B
Nama guru: Drs. Rizki

Kelompok C: Teknik mesin

I Dasar Bidang Keahlian

Fisika
1 3.67 A- 3.00 B B
Nama guru: Tuti, MPd

Kimia
2 3.33 B+ 2.67 B- B
Nama guru: Putri, SPd

Gambar Teknik
3 4.00 A 3.33 B+ SB
Nama guru: Leonardo, MPd

II Dasar Program Keahlian

Teknologi Dasar Mesin


1 3.67 A- 3.33 B+ B
Nama guru: Herman, MPd
Pekerjaan Dasar Teknik Mesin
2 3.00 B 3.00 B B
Nama guru: Ridwan, S.Pd
Teknik Listrik Dasar Mesin
3 3.67 A- 4.00 A SB
Nama guru: Mansur, MPd
III Paket Keahlian: Teknik Pemesinan

1 Pekerjaan Teknologi Dasar 4.00 A 3.33 B+ SB

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


142

g. Kegiatan ekstra kurikuler diisi dengan nilai kualitatif (SB = sangat baik,B
= baik,C = cukup, dan K = kurang) dilengkapi dengan keterangan
masing-masing kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti. Nilai dan
keterangan kegiatan ekstra kurikuler diperoleh dari guru
pembina/pelatih ekstra kurikuler.
Contoh:
Kegiatan Ekstra Kurikuler Deskrpsi

1. Praja Muda Karana (Pramuka) Sangat Baik. Juara LT I tingkat Provinsi


2. Usaha Kesehatan Sekolah
Baik, aktif dalam setiap kegiatan
(UKS)
h. Kolom ketidakhadiran diisi dengan rekapitulasi ketidakhadiran peserta
didik (sakit, izin, dan tanpa keterangan) dari wali kelas.

Contoh:
Ketidakhadiran
Sakit : 1 hari
Izin : --- hari
Tanpa Keterangan : --- hari

i. Lembar catatan DESKRIPSI kompetensi mata pelajaran diisi dengan:


a. Identitas Satuan Pendidikan dan identitas peserta didik.
b. Catatan deskripsi Pengetahuan, Keterampilan, Sikap Spiritual dan
Sosial tiap mata pelajaran diperoleh dari guru mata pelajaran.
Contoh Pengisian:
No. Mata Pelajaran Kompetensi Catatan
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Pengetahuan Baik, sudah memahami seluruh
Agama dan kompetensi, terutama sangat baik
Budi Pekerti dalam memahami makna mujahadah
an-nafs. Terus berlatih agar lebih baik
dalam kompetensi yang lain.
Keterampilan Sudah terampil dalam hafalan surat-
surat yang ditentukan, namun masih
perlu banyak berlatih dalam hafalan
Q.S.An-Nur(24):2.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


143

No. Mata Pelajaran Kompetensi Catatan

Sikap Spiritual Sudah konsisten menunjukkan sikap


dan Sosial beriman, bertaqwa, jujur, dan kontrol
diri.
Kelompok B (Wajib)
1. ...............
2. Pendidikan Pengetahuan Sudah memahami semua konsep
Jasmani, keterampilan, kecuali
Olahraga dan peranaktivitasfisikdalam
Kesehatan pencegahanpenyakitdanpengurangan
biayaperawatankesehatan. Perlu
lebih tekun dalam memahami
peranaktivitasfisikdalam
pencegahanpenyakitdanpengurangan
biayaperawatankesehatan.

Keterampilan Sudah menguasai keterampilan


permainan dan atletik, terutama
mempraktikkan teknik dasar atletik
(jalan cepat, lari, lompat dan lempar)
dengan menekankan gerak dasar
fundamentalnya. Dapat diikutsertakan
dalam lomba OOSN tingkat kota.
Sikap Spiritual Sudah menunjukkan usaha maksimal
dan Sosial dalam setiap aktivitas gerak jasmani,
sportif dalam bermain, perlu
peningkatan dalam menghargai
perbedaan. Perlu terus
dikembangkan sikap sportif dalam
bermain danmenghargai perbedaan
dst .....
Kelompok C (Peminatan)
1 Teknologi Pengetahuan Sudah memahami konsep
Dasar Mesin pemesinan, namun kurang
memahami proses-proses mesin
konversi energi. Perlu melakukan
pengamatan untuk meningkatkan
pemahaman keterkaitan konsep
motor bakar terhadap proses
konversi energi.
Keterampilan Sudah memiliki kompetensi

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


144

No. Mata Pelajaran Kompetensi Catatan


keterampilan dasar otomotif, namun
kurang memperhatikan aspek
keselamatan kerja. Perlu lebih teliti
memperhatikan aspek keselamatan
kerja dalam melakukan kegiatan
praktik baik di dalam maupun di luar
bengkel.
Sikap Spiritual Sudah menunjukkan kepedulian
dan Sosial terhadap masalah sepeda motor dan
berperilaku ilmiah (tekun, teliti, jujur
menyajikan data dan fakta), namun
kurang percaya diri dalam
mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi secara lisan. Perlu
berlatih meningkatkan kepercayaan
diri untuk berani berargumentasi
secara lisan.

j. Pegisian lembar penilaian laporan Pencapaian Kompetensi semester 2


(dua) sama dengan pengisian lembar penilaian laporan Pencapaian
Kompetensi semester 1 (satu).
k. Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan
karakteristik Satuan Pendidikan.

Contoh :
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
b. Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas/belum
baik pada semester kedua.
c. Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari
jumlah hari efektif.
4. Keterangan pindah keluar Satuan Pendidikan diisi dengan:
a. Tanggal ditetapkannya keluar dari Satuan Pendidikan.
b. Kelas yang ditinggalkan pada saat keluar dari Satuan Pendidikan.
c. Alasan keluar dari Satuan Pendidikan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


145

d. Waktu penandatanganan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan tanda


tangan kepala sekolah dibubuhi stempel.
e. Pengesahan kepindahan keluar Satuan Pendidikan dikuatkan dengan
tanda tangan orang tua/wali peserta didik.
5. Keterangan pindah masuk Satuan Pendidikan diisi dengan:
a. Nama peserta didik yang masuk diisi lengkap.
b. Identitas peserta didik ditulis apabila pindah masuk ke sekolah baru
(mutasi dari luar ke dalam Satuan Pendidikan).
c. Waktu penandatanganan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan tanda
tangan kepala sekolah dibubuhi stempel.
6. Catatan prestasi yang pernah dicapai diisi dengan:
a. Identitas peserta didik.
Catatan prestasi yang menonjol pada bidang kurikuler (akademik), ekstra kurikuler
(nonakademik), dan catatan khusus lainnya yang berhubungan dengan sikap serta
hal-hal selain kurikuler dan ekstra kurikuler (misalnya memenangkan kejuaraan
dalam ajang pencarian bakat, dan sebagainya).

REKAPITULASI PENSKORAN PENGUKURAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL

Sikap Spiritual dan Sosial


Tanggung jawab

Nama
menjalankan
Kecermatan

No Skor Deskripsi
Siswa
Kerjasama

Kreatifitas

Responsif
Kejujuran

Proaktif
Toleran

Santun

agama
Tekun

Taat

Siswa sudah
menunjukkan
sikap toleran,
jujur, dan taat
menjalankan
perintah
agamanya akan
tetapi ketaatan
terhadap perintah
agama masih
perlu ditingkan.
2.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


146

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

RUBRIK PENSKORAN

Aspek : Tekun
No. Indikator Tekun Penilaian Tekun
1. Menyukai tantangan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
2. Giat dalam belajar dan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
bekerja didik
3. Tidak mudah menyerah Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
menghadapi kesulitan didik
4. Berusaha menjadi lebih Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
baik didik

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


147

Aspek : Kerjasama
No. Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama
1. Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
kelompok ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tugas sesuai kesepakatan didik
3. Bersedia membantu orang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
lain dalam satu kelompok didik
yang mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
teman lain didik

Aspek : Tanggungjawab
No. Indikator Tanggungjawab Penilaian Tanggungjawab
1. Melaksanakan tugas Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
individu dengan baik ditunjukkan peserta didik
2. Menerima resiko dari Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tindakan yang dilakukan didik
3. Mengembalikan barang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
yang dipinjam didik
4. Meminta maaf atas Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
kesalahan yang dilakukan didik

Aspek : Toleran
No. Indikator Toleran Penilaian Toleran
1. Tidak mengganggu teman yang berbeda Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
pendapat yang konsisten ditunjukkan peserta didik
2. Menghormati teman yang berbeda suku, Skor 2 jika 2indikator kosisten
agama, ras, budaya, dan gender ditunjukkan peserta didik
3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda Skor 3 jika 3indikator kosisten
dengan pendapatnya ditunjukkan peserta didik
4. Dapat mememaafkan Skor 4 jika 4 indikator konsisten
kesalahan/kekurangan orang lain ditunjukkan peserta didik

Aspek : Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas
1. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
(ideational fluency)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


148

2. Dapat menemukan ide baru yang belum Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
dijelaskan guru (originality)
3. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator muncul
dan tahu bagaimana memecahkannya
(critical thinking)
4. Senang terhadap materi pelajaran dan Skor 4 jika 6 sampai 7indikator muncul
berusaha mempelajarinya (enjoyment)
5. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan
masalah (aesthetics)
6. Berani mengambil risiko untuk
menemukan hal-hal yang baru
(risk-taking)
7. Mencoba berulang-ulang untuk
menemukan ide yang terbaik
(cyclical procedure)

Aspek : Kejujuran
No. Indikator Kejujuran Penilaian Kejujuran
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
ujian/ulangan
2. Tidak menjadi plagiat Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3. Mengemukakan perasaan terhadap Skor 3 jika 5 indikator muncul
sesuatu apa adanya
4. Melaporkan barang yang ditemukan Skor 4 jika 6 indikator muncul
5. Melaporkan data atau informasi apa
adanya
6. Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki

Aspek : Kecermatan
No. Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan
1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika 1 indikator muncul
2. Berhati-hati dalam menggunakan Skor 2 jika 2 indikator muncul
peralatan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


149

No. Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan


3. Memperhatikan keselamatan diri Skor 3 jika 3 indikator muncul
4. Memperhatikan keselamatan Skor 4 jika 4 indikator muncul
lingkungan

Aspek : Santun
No. Indikator Santun Penilaian Santun
1. Baik budi bahasanya (sopan Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
ucapannya)
2. Menggunakan ungkapan yang tepat Skor 2 jika terpenuhi dua indikator
3. Mengekspresikan wajah yang cerah Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
4. Berperilaku sopan Skor 4 jika terpenuhi semua indikator

Aspek : Responsif
No. Penilaian Responsif
1. Skor 1 jika acuh (tidak merespon)
2. Skor 2 jika ragu-ragu/bimbang dalam merespon
3. Skor 3 jika lamban memberikan respon/tanggapan
4. Skor 4 jika cepat merespon/menanggapi

Aspek : Proaktif
No. Indikator Proaktif Penilaian Proaktif
1 berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
2 mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator
3 memiliki prinsip dalam bertindak (tidak Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
ikut-ikutan)
4 bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
jawab

Aspek : Taat menjalankan agama


No. Indikator Ketaatan Menjalankan Penilaian Ketaatan Menjalankan Agama
Agama
1 Disiplin (selalu tepat waktu) dalam Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
menjalankan agamanya

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


150

2 Teratur dalam menjalankan agamanya Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator


3 Bersungguh-sungguh menjalankan Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
ajaran agama
4 Berakhlak/berperilaku santun dan Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
menghargai orang lain

Lembar Penilaian Antar Teman

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………...
Materi Pokok : …………………
Tanggal : ………………….
Berilah tanda cek pada kolom pilihan berikut dengan
4 = selalu
3 = sering
2 = jarang
1 = tidak pernah

No Aspek Pengamatan Skor


1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan 4 3 2 1
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3 Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa
adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
.. ……………………………………………………..
Jumlah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


151

Lembar Pengamatan Sikap

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………...
Materi Pokok : …………………
Tanggal : ………………….

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
kesantunan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Aspek Pengamatan Skor Keterangan


1 Menghormati orang yang lebih tua 4 3 2 1
2 Mengucapkan terima kasih setelah
menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat
menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat
mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat
bertemu orang lain
Jumlah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


152

Lembar Penilaian Diri

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………...
Materi Pokok : …………………
Tanggal : ………………….

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

Tanggapan Verifikasi Guru


No KD/Pernyataan
TP KD SR SL ya tidak
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan Ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain tanpa


menyebutkan sumbernya pada saat mengerjakan
tugas
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang jika
menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan yang dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa melihat
jawaban teman yang lain

Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


153

Petunjuk Penyekoran:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Format Kisi-kisi Penyusunan Soal

Kode Paket: ....

Jakarta, ............., 20….

Mapel : ................................................. Penyusun: 1.


..............ttd...............
Kode : .......................
2................ttd...............
Bentuk Soal : ........................
Tahun Pelajaran : ........................ Penelaah :
............ttd.................

Standar Buku Proses Pengetahuan Tingkat Kesukaran:


Kompetensi Sumber:
Fakta Sangat Mudah
Lulusan:
Penerapan Mudah

Menggunakan alat- Interpretasi Sedang


alat ukur Pemecahan Masalah Sukar
Penalaran
Rumusan Butir Soal:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


154

Kemampuan Yang
Diujikan:

Menjelaskan hasil
pengukuran dengan
alat-alat ukur

Mikrometer Jangka Sorong


Gb. 1
Materi Pokok:
Hasil pengukuran menggunakan alat ukur Mikrometer dan
jangka sorong pada gb.1 adalah:
Penggunaan alat
A. 3,33 mm dan 23,70 mm
ukur mekanik
B. 3,83 mm dan 25,70 mm
C. 3,37 mm dan 25,53 mm
D. 4,37 mm dan 25,70 mm
E. 4,87 mm dan 25,70 mm
Indikator Soal:

Disajikan gambar
pengukuran, siswa
dapat menentukan Nomor Soal 1
hasil pengukuran
Kunci Jawaban B
dengan alat ukur
Pembahasan:
Mikrometer : 3mm + 0,50 mm + 0,33 mm = 3,83 mm
Jangka Sorong : 25 mm + 0,70 mm = 25,70mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


155

LEMBAR PENILAIAN
TES PRAKTIK/PROYEK

Nomor Peserta :
Nama Peserta :

Skor Pencapaian Kompetensi


No Komponen/Sub komponen Penilaian Max Tidak Ya
0 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8
I Persiapan Kerja 8

1.1.Pengecekan kelengkapan
peralatan
1.2.Pengecekan spesifikasi peralatan
Skor Komponen :
II Proses (Sistematika & Cara Kerja) 4
2.1. Layer, folder, lay out, skala

Skor Komponen :
III Hasil Kerja 16
3.1 Gambar Auto Cad
3.1.1 Skala Gambar
3.1.2 Ketebalan garis ( line weight )
Dan tipe garis ( line type )
3.1.3 Kelengkapan gambar
3.1.4 Etiket gambar

Skor Komponen :
IV Sikap Kerja 8

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


156

Skor Pencapaian Kompetensi


No Komponen/Sub komponen Penilaian Max Tidak Ya
0 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8
4.1 Penggunaan alat
4.2 Keselamatan kerja
Skor Komponen :
V Waktu 4
5.1 Waktu penyelesaian
Skor Komponen :

Keterangan :
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan perolehan
skor terendah dari sub komponen penilaian

Perhitungan nilai praktik/proyek (NP) :

Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktik


(NP)
Persiapan Proses Sikap Hasil Waktu ∑ NK
Kerja
1 2 3 4 5 6
Bobot (%) 5 30 10 40 15

Skor Max 6 3 12 6 3

Skor
Komponen
NK

Keterangan:
 Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari
setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program
keahlian.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


157

 NK = Nilai Komponen, Skor Komponen dibagi Skor Max dikali bobot


 NP = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen(NK)
 Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, sikap kerja, hasil, dan waktu)
disesuaikan dengan karakter program keahlian.

……………, ………………. 2014

Penilai 1/ Penilai 2 *)

*) Coret yang tidak perlu

KRITERIA PENILAIAN UJIAN


TES PRAKTIK/PROYEK

No. Komponen/Subkomponen Indikator Skor


Penilaian
1 2 3 4
I. Persiapan Kerja
1.1 Pengecekan kelengkapan Lengkap sesuai 4
peralatan
Sebagian peralatan kurang lengkap 3

Tidak lengkap tetapi bukan yang 2


utama

Tidak lengkap tetapi yang utama 1 Tidak

Tidak melakukan pengecekan 0


1.2 Pengecekan spesifikasi Lengkap sesuai 4
peralatan
Sebagian tidak sesuai spesifikasi 3

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


158

No. Komponen/Subkomponen Indikator Skor


Penilaian
1 2 3 4
Tidak lengkap tetapi bukan yang
utama 2
Tidak lengkap tetapi yang utama 1

Tidak melakukan pengecekan 0 0Ti


II Proses (Sistematika dan CaraKerja)
Layer, folder, lay out, skala benar 4
Layer, lay out, skala benar, folder 3
salah

Layer salah, lay out, skala, folder 2


benar

Layer benar, lay out, skala, folder 1


salah
Salah semua 0
III Hasil Kerja
3.1 Gambar Auto CAD
3.1.1 Skala gambar Semua skala sesuai ketentuan 4
Satu dari lima gambar tidak sesuai 3
Dua dari lima gambar tidak sesuai 2
Tiga dari lima gambar tidak sesuai 1

Tidak sesuai semua 0


3.1.2 Ketebalan garis (line weight) Ketebalan garis dan tipe garis sesuai 4
dan tipe garis (line type) dengan ketentuan

10% tidak sesuai 3


20% tidak sesuai 2
>20% tidak sesuai 1
Tidak sesuai 0

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


159

No. Komponen/Subkomponen Indikator Skor


Penilaian
1 2 3 4
3.1.3 Kelengkapan gambar Semua gambar yang diminta lengkap 4
(dimensi, keterangan gambar/ teks dan
asesoris, simbol

Lengkap kecuali simbol 3


Lengkap kecuali keterangan gambar
2
Lengkap kecuali dimensi 1
Tidak lengkap 0
3.1.4 Etiket gambar Ada lengkap sesuai ketentuan 4
Ada lengkap tidak sesuai ketentuan 3

Ada tidak lengkap sesuai ketentuan 2

Ada tidak sesuai ketentuan 1


Tidak ada etiket gambar 0
IV Sikap Kerja
4.1 Penggunaan alat Semua kriteria persyaratan terpenuhi 4

Satu persyaratan tidak terpenuhi 3


Dua persyaratan tidak terpenuhi 2
Lebih dari dua persyaratan tidak 1
terpenuhi
Tidak sesuai dengan persyaratan 0

4.2 Keselamatan kerja Semua kriteria persyaratan terpenuhi 4

Satu persyaratan tidak terpenuhi 3


Dua persyaratan tidak terpenuhi 2
Lebih dari dua persyaratan tidak 1
terpenuhi

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


160

No. Komponen/Subkomponen Indikator Skor


Penilaian
1 2 3 4
Tidak sesuai dengan persyaratan 0
V Waktu
5.1 Waktu penyelesaian < 25% lebih cepat 4
< 15% lebih cepat 3
Sesuai waktu 2
Tidak selesai sesuai waktu 1
Tidak selesai 0

Lembar Pengamatan Praktik :

Nama Peserta
Nama Penilai
Judul Penugassan Penanganan Keluhan Pelanggan
Tgl ujian
Pengamatan peserta di tempat kerja menangani pertanyaan
Demonstrasi
pelanggan, masalah dan keluhan pelanggan
Bahan & Peralatan
Kinerja Yang Diamati Tidak/Ya Keterangan
Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan:
 Memperiotaskan kebutuhan pelanggan yang
mendesak
 Menawarkan beberapa pilihan
 Menanyakan pertanyaan terbuka
 Menggunakan teknik mendengarkan
Melayani konsumen dengan:
 Menyatakan salam kepada pelanggan
 Senyum
 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
 Melakukan kontak mata dengan pelanggan
 Mengetahui keluhan pelanggan
 Membuat resume terhadap keluhan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


161

 Menyelesaikan keluhan pelanggan


Kinerja Peserta Memuaskan Tidak memuaskan
Umpan balik ke Peserta Uji :

Tanda tangan Peserta


Tanda tangan Penilai

Lembar Pertanyaan:

Nama Peserta Uji


Nama Penilai
Judul Penugasan
Tanggal Ujian
Tempat
Pertanyaan untuk dijawab peserta Respon/Jawaban Memuaskan
(Tidak/Ya)
Apa yang kamu lakukan jika..?
Apa yang kamu lakukan jika..?
Apa yang kamu lakukan jika..?
Bagaimana jika …?
Mengapa …?
Pengetahuan peserta Memuaskan Tidak Memuaskan
Umpan balik untuk peserta:

Tanda tangan Peserta


Tanda tangan Penilai

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


162

Penilaian Portofolio

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………...
Materi Pokok : …………………
Tanggal : …………………

Kriteria
Keteran
No KD Periode Kualitas / Waktu
Keaslian Kesesuaian gan
Kerapihan Pembuatan

Menggambar macam-
1.
macam pondasi

Membuat analisa
2. perencanaan
bangunan gedung

3. Dst..

Catatan:
Setiap karya peserta didik sesuai Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar
portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai
bukti pekerjaannya.
Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1 - 4 atau 0 - 100.
Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang
diberikan.
Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan
kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai.

KETERANGAN NILAI KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 – 4 (berlaku kelipatan 0,33) digunakan untuk
Nilai Pengetahuan (KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4). Sedangkan nilai kualitatif
digunakan untuk Nilai Sikap Spiritual (KI 1), Sikap Sosial (KI 2), dan Kegiatan
Ekstra Kurikuler, dengan kualifikasi SB (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan K
(Kurang).

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


163

NILAI KOMPETENSI

PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP


PREDIKAT
A 4.00 4.00 SB
A- 3.67 3.67 (Sangat Baik)
B+ 3.33 3.33
B
B 3.00 3.00
(Baik)
B- 2.67 2.67
C+ 2.33 2.33
C
C 2.00 2.00
(Cukup)
C- 1.67 1.67
D+ 1.33 1.33 K
(Kurang)
D 1.00 1.00

Nama Sekolah : ........................ Kelas : .....................


Alamat : ....................... Semester : 1 (Satu)
Nama : ........................ Tahun Pelajaran : ......................
Nomor Induk/NISN : ................................

CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel

1-4 1-4 SB/ B/ C/ K

Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


164

Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel

1-4 1-4 SB/ B/ C/ K

dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan
3 Prakarya dan
Kewirausahaan
Kelompok C : Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar
Mesin
2 Pekerjaan Dasar
Teknik Mesin
3 Teknik Listrik Dasar
Mesin
III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi
Dasar
2 Pekerjaan Teknologi

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


165

Pengetahuan Keterampilan
Sikap Sosial dan Spiritual
(KI-3) (KI-4)
No. Mapel
Angka Predikat Angka Predikat DalamMapel Antarmapel

1-4 1-4 SB/ B/ C/ K

Menengah
3 Pekerjaan Teknologi
Tinggi
Jumlah Nilai
Rata-rata

Kegiatan Ekstra
Deskripsi
Kurikuler

1. Praja Muda Karana


2. ………………………………
(Pramuka)

Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari

Mengetahui: ....................., .................... 20....


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

.................................. ............................................
NIP:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


166

=============================================================
Nama Sekolah : ........................... Kelas : .......................
Alamat : .......................... Semester : 1 (Satu)
Nama : .......................... Tahun Pelajaran : ......................
Nomor Induk/NISN : ................................

Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Kewarganegaraan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


167

No Mapel Kompetensi Catatan


Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Jasmani, Pengetahuan
Olah Raga, dan
Kesehatan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Prakarya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual

Kelompok C: Teknik Mesin


I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Kimia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Gambar Teknik Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar Pengetahuan
Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pekerjaan Dasar Pengetahuan
Teknik Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Teknik Listrik dasar Pengetahuan
Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


168

No Mapel Kompetensi Catatan


III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan Pengetahuan tentang cara
Dasar menggunakan alat ukur sudah baik
tetapi masih perlu ditingkatkan
pengetahuan tentang membaca
gambar
Keterampilan Sudah trampil menggunakan mesin
bubut tetapi belum terampil melakukan
pekerjaan dengan mesin gerinda
Sosial dan spiritual Kerjasama dan kesantunan dengan
teman lain sudah baik tetapi masih
belum disiplin dalam menggunakan
peralatan dan berdoa sebelum bekerja
2 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan
Menengah
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Pengetahuan
Pekerjaan Teknologi
3 Keterampilan
Tinggi
Sosial dan spiritual

Mengetahui: .............., ……………….. 20….


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

............................... .................................

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


169

Nama Sekolah : ........................... Kelas : .......................


Alamat : ........................... Semester : 2 (Dua)
Nama : ........................... Tahun Pelajaran : ......................
Nomor Induk/NISN : ................................

CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan
(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Dalam


Angka Predikat Angka Predikat Antarmapel
Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani, Olah
Raga, dan Kesehatan
3 Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C: Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika
2 Kimia
3 Gambar Teknik
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar Mesin
2 Pekerjaan Dasar Teknik
Mesin
3 Teknik Listrik Dasar Mesin

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


170

Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan


(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Dalam


Angka Predikat Angka Predikat Antarmapel
Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K
III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan
1 Pekerjaan Teknologi Dasar
2 Pekerjaan Teknologi
Menengah
3 Pekerjaan Teknologi Tinggi
Jumlah Nilai
Rata-rata

Kegiatan Ekstra Deskripsi


Kurikuler
1. Praja Muda Karana
(Pramuka)
2. ………………………………

Ketidakhadiran
Sakit : ........... hari
Izin : ........... hari
Tanpa Keterangan : ........... hari

Mengetahui: ....................., .................... 20....


Orang Tua/Wali, Wali Kelas,

.............................. ...................................
NIP:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


171

Nama Sekolah : ............................ Kelas : .............................


Alamat : ............................ Semester : 1 (Satu)
Nama : ............................ Tahun Pelajaran : ...................
Nomor Induk/NISN : ................................

Deskripsi
No Mapel Kompetensi Catatan
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Pengetahuan
dan Budi Pekerti
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Kewarganegaraan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Bahasa Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
4 Matematika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
5 Sejarah Indonesia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
6 Bahasa Inggris Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok B
1 Seni Budaya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


172

No Mapel Kompetensi Catatan


2 Pendidikan Jasmani, Pengetahuan
Olahj Raga, dan
Kesehatan Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Prakarya Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Kelompok C: Teknik Mesin
I Dasar Bidang Keahlian
1 Fisika Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Kimia Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Gambar Teknik Pengetahuan
Keterampilan
Sosial dan spiritual
II Dasar Program Keahlian
1 Teknologi Dasar Pengetahuan
Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pekerjaan Dasar Pengetahuan
Teknik Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual
3 Teknik Listrik dasar Pengetahuan
Mesin
Keterampilan
Sosial dan spiritual

III Paket Keahlian : Teknik Pemesinan


1 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


173

No Mapel Kompetensi Catatan


Dasar Keterampilan
Sosial dan spiritual
2 Pekerjaan Teknologi Pengetahuan
Menengah
Keterampilan
Sosial dan spiritual
Pengetahuan
Pekerjaan Teknologi
3 Keterampilan
Tinggi
Sosial dan spiritual

Keputusan:
Wali kelas
Berdasarkan hasil yang dicapai pada
semester 1 dan 2, peserta didik ditetapkan
............................................ naik ke kelas ............... (...........................)
NIP: .................................... tinggal di kelas ............ (...........................)

..................................., ........................20......

Orang Tua/Wali, Kepala Sekolah

..............................
.............................. NIP.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


174

Catatan Prestasi yang Pernah Dicapai


Nama Peserta Didik : ……………………………………………….
Nama Sekolah : ……………………………………………….
Nomor Induk : ……………………………………………….
Prestasi yang
No. Keterangan
Pernah Dicapai
1 Kurikuler ________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________
________________________________________

2 Ekstra Kurikuler _______________________________________


________________________________________
________________________________________
_______________________________________
________________________________________
________________________________________

3 Catatan Khusus ________________________________________


Lainnya
_______________________________________
______________________________________
_______________________________________
________________________________________
________________________________________

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


175

CARA PENGISIAN RAPOR SMK

7. Nama peserta didik di halaman judul, data Satuan Pendidikan di lembar 1,


dan data peserta didik di lembar 2 diisi dengan lengkap.
8. Lembar 2 yang berisi data peserta didik, dilengkapi dengan pas foto
peserta didik terbaru berukuran 3 x 4.
9. Lembar CAPAIAN kompetensi semester 1 diisi dengan:
l. Identitas Satuan Pendidikan dan identitas peserta didik.
m. Pada kolom Pengetahuan dan Keterampilan diisi dengan perolehan
nilai dari tiap guru mata pelajaran yang berupa angka (berdasarkan
perhitungan skala 1 s.d 4) dan Kode Huruf (predikat).
n. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru (dengan nilai s.d 100)
dikonversikan untuk mendapatkan angka rapor 1 – 4, dengan
perhitungan konversi nilai sebagai berikut:
HASIL
INTERVAL PREDIKAT
KONVERSI
96– 100 4.00 A
91– 95 3.67 A-
86–90 3.33 B+
81– 85 3.00 B
75–80 2.67 B-
70– 74 2.33 C+
65– 69 2.00 C
60–64 1.67 C-
55– 59 1.33 D+
<54 1.00 D
o. Kolom Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2), dalam kolom Mapel
diisi dengan menggunakan nilai kualitatif:Sangat Baik (SB), Baik (B),
Cukup (C), dan Kurang (K).
p. Kolom Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) antarmapel diisi oleh
wali kelas dengan deskripsi kesimpulan dari sikap peserta didik secara
keseluruhan. Kesimpulan tersebut diperoleh melalui rapat bersama
dengan guru mata pelajaran.
q. Kolom peminatan diisi Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, atau
Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, atau Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


176

Nomor 1 – 4 diisi mata pelajaran yang sesuai dengan kelompok peminatan


yang dipilih. Nomor 5 – 6 diisi mata pelajaran lintas minat atau pendalaman.

CONTOH PENGISIAN
Nama Sekolah : Kelas :
Alamat : Semester :

Nama : Tahun Pelajaran :


Nomor Induk/NISN :

CAPAIAN
Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan
(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Predik Predik Dalam


Angka Angka Antarmapel
at at Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K

Kelompok A (Wajib)
Peserta didik
menunjuk-kan
1 Pendidikan Agama dan 4.00 A 3.67 A- SB sikap
Budi Pekerti sungguh-
Pendidikan
(Nama guruPancasila
: Achmad dan sungguh
2 Kewarganegaraan
Syukur, S,Ag) 3.67 A- 3.33 B+ B dalam
menerapkan
Nama guru: Drs. Widodo
Bahasa Indonesia sikap jujur dan
3 4.00 A 4.00 A SB kerjasama,
Nama guru: Indrawati, namun masih
S.Pd,
Matematika perlu ditingkat-
4 3.67 A- 3.00 B B
kan lagi sikap
Nama guru: Irawan, MPd
Sejarah Indonesia percaya diri.
5 3.00 B 3.33 B+ B
Nama guru: Ana Rosida,
Bahasa
S.Pd, MM Inggris
6 3.67 A- 3.67 A- SB
Nama guru: Safrida, S.Pd

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


177

Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan


(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Predik Predik Dalam


Angka Angka Antarmapel
at at Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K
Kelompok B (Wajib)
Seni Budaya
1 3.33 B+ 3.00 B B
Nama guru: Alia, S.Pd

Pendidikan Jasmani, Olah


2 Raga, dan Kesehatan 4.00 A A
4.00 SB
Nama guru: Indra S, MPd

Prakarya dan
3 Kewirausahaan 2.67 B- 2.33 C+ B
Nama guru: Drs. Rizki
Kelompok C: Teknik mesin

I Dasar Bidang Keahlian

Fisika
1 3.67 A- 3.00 B B
Nama guru: Tuti, MPd

Kimia
2 3.33 B+ 2.67 B- B
Nama guru: Putri, SPd

Gambar Teknik
3 4.00 A 3.33 B+ SB
Nama guru: Leonardo, MPd

II Dasar Program Keahlian

Teknologi Dasar Mesin


1 3.67 A- 3.33 B+ B
Nama guru: Herman, MPd
Pekerjaan Dasar Teknik
2 Mesin 3.00 B 3.00 B B
Nama guru: Ridwan, S.Pd
Teknik Listrik Dasar Mesin
3 3.67 A- 4.00 A SB
Nama guru: Mansur, MPd

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


178

Pengetahuan Keterampilan Sikap Sosial dan


(KI-3) (KI-4) Spiritual

No. Mapel Predik Predik Dalam


Angka Angka Antarmapel
at at Mapel
SB/ B/
1-4 1-4
C/ K

III Paket Keahlian: Teknik Pemesinan

1 Pekerjaan Teknologi Dasar 4.00 A 3.33 B+ SB

Kegiatan ekstra kurikuler diisi dengan nilai kualitatif (SB = sangat baik,B = baik,C =
cukup, dan K = kurang) dilengkapi dengan keterangan masing-masing kegiatan
ekstra kurikuler yang diikuti. Nilai dan keterangan kegiatan ekstra kurikuler
diperoleh dari guru pembina/pelatih ekstra kurikuler.

Contoh:
Kegiatan Ekstra Kurikuler Deskrpsi

3. Praja Muda Karana (Pramuka) Sangat Baik. Juara LT I tingkat Provinsi


4. Usaha Kesehatan Sekolah
Baik, aktif dalam setiap kegiatan
(UKS)

r. Kolom ketidakhadiran diisi dengan rekapitulasi ketidakhadiran peserta


didik (sakit, izin, dan tanpa keterangan) dari wali kelas.

Contoh:
Ketidakhadiran
Sakit : 1 hari
Izin : --- hari
Tanpa Keterangan : --- hari

s. Lembar catatan DESKRIPSI kompetensi mata pelajaran diisi dengan:


c. Identitas Satuan Pendidikan dan identitas peserta didik.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


179

d. Catatan deskripsi Pengetahuan, Keterampilan, Sikap Spiritual dan


Sosial tiap mata pelajaran diperoleh dari guru mata pelajaran.
Contoh Pengisian:
No. Mata Pelajaran Kompetensi Catatan
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Pengetahuan Baik, sudah memahami seluruh
Agama dan kompetensi, terutama sangat baik
Budi Pekerti dalam memahami makna mujahadah
an-nafs. Terus berlatih agar lebih baik
dalam kompetensi yang lain.
Keterampilan Sudah terampil dalam hafalan surat-
surat yang ditentukan, namun masih
perlu banyak berlatih dalam hafalan
Q.S.An-Nur(24):2.

Sikap Spiritual Sudah konsisten menunjukkan sikap


dan Sosial beriman, bertaqwa, jujur, dan kontrol
diri.
Kelompok B (Wajib)
1. ...............
2. Pendidikan Pengetahuan Sudah memahami semua konsep
Jasmani, keterampilan, kecuali
Olahraga dan peranaktivitasfisikdalam
Kesehatan pencegahanpenyakitdanpengurangan
biayaperawatankesehatan. Perlu
lebih tekun dalam memahami
peranaktivitasfisikdalam
pencegahanpenyakitdanpengurangan
biayaperawatankesehatan.

Keterampilan Sudah menguasai keterampilan


permainan dan atletik, terutama
mempraktikkan teknik dasar atletik
(jalan cepat, lari, lompat dan lempar)
dengan menekankan gerak dasar
fundamentalnya. Dapat diikutsertakan
dalam lomba OOSN tingkat kota.
Sikap Spiritual Sudah menunjukkan usaha maksimal
dan Sosial dalam setiap aktivitas gerak jasmani,
sportif dalam bermain, perlu
peningkatan dalam menghargai
perbedaan. Perlu terus

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


180

No. Mata Pelajaran Kompetensi Catatan


dikembangkan sikap sportif dalam
bermain danmenghargai perbedaan
dst .....
Kelompok C (Peminatan)
1 Teknologi Pengetahuan Sudah memahami konsep
Dasar Mesin pemesinan, namun kurang
memahami proses-proses mesin
konversi energi. Perlu melakukan
pengamatan untuk meningkatkan
pemahaman keterkaitan konsep
motor bakar terhadap proses
konversi energi.
Keterampilan Sudah memiliki kompetensi
keterampilan dasar otomotif, namun
kurang memperhatikan aspek
keselamatan kerja. Perlu lebih teliti
memperhatikan aspek keselamatan
kerja dalam melakukan kegiatan
praktik baik di dalam maupun di luar
bengkel.
Sikap Spiritual Sudah menunjukkan kepedulian
dan Sosial terhadap masalah sepeda motor dan
berperilaku ilmiah (tekun, teliti, jujur
menyajikan data dan fakta), namun
kurang percaya diri dalam
mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi secara lisan. Perlu
berlatih meningkatkan kepercayaan
diri untuk berani berargumentasi
secara lisan.

t. Pegisian lembar penilaian laporan Pencapaian Kompetensi semester 2


(dua) sama dengan pengisian lembar penilaian laporan Pencapaian
Kompetensi semester 1 (satu).
Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan
karakteristik Satuan Pendidikan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


181

Contoh :
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
d. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
e. Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas/belum
baik pada semester kedua.
f. Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari
jumlah hari efektif.
10. Keterangan pindah keluar Satuan Pendidikan diisi dengan:
f. Tanggal ditetapkannya keluar dari Satuan Pendidikan.
g. Kelas yang ditinggalkan pada saat keluar dari Satuan Pendidikan.
h. Alasan keluar dari Satuan Pendidikan.
i. Waktu penandatanganan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan tanda
tangan kepala sekolah dibubuhi stempel.
j. Pengesahan kepindahan keluar Satuan Pendidikan dikuatkan dengan
tanda tangan orang tua/wali peserta didik.
11. Keterangan pindah masuk Satuan Pendidikan diisi dengan:
d. Nama peserta didik yang masuk diisi lengkap.
e. Identitas peserta didik ditulis apabila pindah masuk ke sekolah baru
(mutasi dari luar ke dalam Satuan Pendidikan).
f. Waktu penandatanganan pengesahan oleh Kepala Sekolah dan tanda
tangan kepala sekolah dibubuhi stempel.
12. Catatan prestasi yang pernah dicapai diisi dengan:
b. Identitas peserta didik.
Catatan prestasi yang menonjol pada bidang kurikuler (akademik), ekstra kurikuler
(nonakademik), dan catatan khusus lainnya yang berhubungan dengan sikap serta
hal-hal selain kurikuler dan ekstra kurikuler (misalnya memenangkan kejuaraan
dalam ajang pencarian bakat, dan sebagainya).

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


182

REKAPITULASI PENSKORAN PENGUKURAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL

Sikap Spiritual dan Sosial

Tanggung jawab
Nama

menjalankan
Kecermatan
No Skor Deskripsi
Siswa
Kerjasama

Kreatifitas

Responsif
Kejujuran

Proaktif
Toleran

Santun

agama
Tekun

Taat
Siswa sudah
menunjukkan
sikap toleran,
jujur, dan taat
menjalankan
perintah
agamanya akan
tetapi ketaatan
terhadap perintah
agama masih
perlu ditingkan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


183

18.
19.
20.

RUBRIK PENSKORAN
Aspek : Tekun
No. Indikator Tekun Penilaian Tekun
1. Menyukai tantangan Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
2. Giat dalam belajar dan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
bekerja didik
3. Tidak mudah menyerah Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
menghadapi kesulitan didik
4. Berusaha menjadi lebih Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
baik didik

Aspek : Kerjasama
No. Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama
1. Terlibat aktif dalam bekerja Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
kelompok ditunjukkan peserta didik
2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tugas sesuai kesepakatan didik
3. Bersedia membantu orang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
lain dalam satu kelompok didik
yang mengalami kesulitan
4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
teman lain didik

Aspek : Tanggungjawab
No. Indikator Tanggungjawab Penilaian Tanggungjawab
1. Melaksanakan tugas Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten
individu dengan baik ditunjukkan peserta didik
2. Menerima resiko dari Skor 2 jika 2indikator kosisten ditunjukkan peserta
tindakan yang dilakukan didik
3. Mengembalikan barang Skor 3 jika 3indikator kosisten ditunjukkan peserta
yang dipinjam didik
4. Meminta maaf atas Skor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta
kesalahan yang dilakukan didik

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


184

Aspek : Toleran
No. Indikator Toleran Penilaian Toleran
1. Tidak mengganggu teman yang berbeda Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator
pendapat yang konsisten ditunjukkan peserta didik
2. Menghormati teman yang berbeda suku, Skor 2 jika 2indikator kosisten
agama, ras, budaya, dan gender ditunjukkan peserta didik
3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda Skor 3 jika 3indikator kosisten
dengan pendapatnya ditunjukkan peserta didik
4. Dapat mememaafkan Skor 4 jika 4 indikator konsisten
kesalahan/kekurangan orang lain ditunjukkan peserta didik

Aspek : Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas
1. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
(ideational fluency)
2. Dapat menemukan ide baru yang belum Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul
dijelaskan guru (originality)
3. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan Skor 3 jika 4 sampai 5 indikator muncul
dan tahu bagaimana memecahkannya
(critical thinking)
4. Senang terhadap materi pelajaran dan Skor 4 jika 6 sampai 7indikator muncul
berusaha mempelajarinya (enjoyment)
5. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan
masalah (aesthetics)
6. Berani mengambil risiko untuk
menemukan hal-hal yang baru
(risk-taking)
7. Mencoba berulang-ulang untuk
menemukan ide yang terbaik
(cyclical procedure)

Aspek : Kejujuran
No. Indikator Kejujuran Penilaian Kejujuran
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan Skor 1 jika 1 sampai 2 indikator muncul
ujian/ulangan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


185

2. Tidak menjadi plagiat Skor 2 jika 3 sampai 4 indikator muncul


(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3. Mengemukakan perasaan terhadap Skor 3 jika 5 indikator muncul
sesuatu apa adanya
4. Melaporkan barang yang ditemukan Skor 4 jika 6 indikator muncul
5. Melaporkan data atau informasi apa
adanya
6. Mengakui kesalahan atau kekurangan
yang dimiliki

Aspek : Kecermatan
No. Indikator Kecermatan Penilaian Kecermatan
1. Mengerjakan tugas dengan teliti Skor 1 jika 1 indikator muncul
2. Berhati-hati dalam menggunakan Skor 2 jika 2 indikator muncul
peralatan
3. Memperhatikan keselamatan diri Skor 3 jika 3 indikator muncul
4. Memperhatikan keselamatan Skor 4 jika 4 indikator muncul
lingkungan

Aspek : Santun
No. Indikator Santun Penilaian Santun
1. Baik budi bahasanya (sopan Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
ucapannya)
2. Menggunakan ungkapan yang tepat Skor 2 jika terpenuhi dua indikator
3. Mengekspresikan wajah yang cerah Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
4. Berperilaku sopan Skor 4 jika terpenuhi semua indikator

Aspek : Responsif
No. Penilaian Responsif
1. Skor 1 jika acuh (tidak merespon)
2. Skor 2 jika ragu-ragu/bimbang dalam
merespon
3. Skor 3 jika lamban memberikan
respon/tanggapan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


186

4. Skor 4 jika cepat


merespon/menanggapi

Aspek : Proaktif
No. Indikator Proaktif Penilaian Proaktif
1 berinisiatif dalam bertindak Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
2 mampu menggunakan kesempatan Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator
3 memiliki prinsip dalam bertindak Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
(tidak ikut-ikutan)
4 bertindak dengan penuh tanggung Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
jawab

Aspek : Taat menjalankan agama


No. Indikator Ketaatan Menjalankan Penilaian Ketaatan Menjalankan
Agama Agama
1 Disiplin (selalu tepat waktu) dalam Skor 1 jika terpenuhi satu indikator
menjalankan agamanya
2 Teratur dalam menjalankan Skor 2 jikaterpenuhi dua indikator
agamanya
3 Bersungguh-sungguh menjalankan Skor 3 jikaterpenuhi tiga indikator
ajaran agama
4 Berakhlak/berperilaku santun dan Skor 4 jikaterpenuhi semua indikator
menghargai orang lain

Lembar Penilaian Antar Teman

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………
Materi Pokok : …………………..
Tanggal : ………………….
Berilah tanda cek pada kolom pilihan berikut dengan
4 = selalu
3 = sering

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


187

2 = jarang
1 = tidak pernah

No Aspek Pengamatan Skor


1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan 4 3 2 1
2 Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
3 Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa
adanya
4 Melaporkan data atau informasi apa adanya
.. ……………………………………………………..
Jumlah

Lembar Pengamatan Sikap

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………
Materi Pokok : …………………..
Tanggal : ………………….

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
kesantunan. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap santun yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


188

No Aspek Pengamatan Skor Keterangan


1 Menghormati orang yang lebih tua 4 3 2 1
2 Mengucapkan terima kasih setelah
menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat
menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat
mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat
bertemu orang lain
Jumlah

Lembar Penilaian Diri

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………
Materi Pokok : …………………..
Tanggal : ………………….

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

Tanggapan Verifikasi Guru


No KD/Pernyataan
TP KD SR SL ya tidak
1 Saya menyontek pada saat mengerjakan
Ulangan

2 Saya menyalin karya orang lain tanpa


menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang
berwenang jika menemukan barang

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


189

4 Saya berani mengakui kesalahan yang


dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa
melihat jawaban teman yang lain

Keterangan :
SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Petunjuk Penyekoran:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Format Kisi-kisi Penyusunan Soal

Format Kisi-kisi Penyusunan Soal

Kode Paket: ....

Jakarta, ............., 20….


Mapel : ................................................. Penyusun: 1. ..............ttd...............
Kode : ....................... 2................ttd...............
Bentuk Soal : ........................
Tahun Pelajaran : ........................ Penelaah : ............ttd.................

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


190

Standar Kompetensi Lulusan: Buku Sumber: Proses Pengetahuan Tingkat Kesukaran:


Fakta Sangat Mudah
Menggunakan alat-alat ukur Penerapan Mudah
Interpretasi Sedang
Pemecahan Masalah Sukar
Penalaran
Rumusan Butir Soal:

Kemampuan Yang Diujikan:

Menjelaskan hasil
pengukuran dengan alat-alat
ukur

Mikrometer Jangka Sorong


Materi Pokok: Gb. 1
Hasil pengukuran menggunakan alat ukur Mikrometer dan jangka
Penggunaan alat ukur sorong pada gb.1 adalah:
mekanik A. 3,33 mm dan 23,70 mm
B. 3,83 mm dan 25,70 mm
C. 3,37 mm dan 25,53 mm
D. 4,37 mm dan 25,70 mm
Indikator Soal: E. 4,87 mm dan 25,70 mm

Disajikan gambar
pengukuran, siswa dapat
menentukan hasil Nomor Soal 1
pengukuran dengan alat ukur
Kunci Jawaban B
Pembahasan:
Mikrometer : 3mm + 0,50 mm + 0,33 mm = 3,83 mm
Jangka Sorong : 25 mm + 0,70 mm = 25,70mm

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


191

LEMBAR PENILAIAN
TES PRAKTIK/PROYEK

Nomor Peserta :
Nama Peserta :

Skor Pencapaian Kompetensi


No Komponen/Sub komponen Max Tidak Ya
Penilaian
0 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8
I Persiapan Kerja 8

1.3.Pengecekan kelengkapan
peralatan
1.4.Pengecekan spesifikasi
peralatan
Skor Komponen :
II Proses (Sistematika & Cara 4
Kerja)
2.1. Layer, folder, lay out, skala

Skor Komponen :
III Hasil Kerja 16
3.1 Gambar Auto Cad
3.1.1 Skala Gambar
3.1.2 Ketebalan garis ( line weight )
Dan tipe garis ( line type )
3.1.3 Kelengkapan gambar
3.1.4 Etiket gambar

Skor Komponen :

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


192

Skor Pencapaian Kompetensi


No Komponen/Sub komponen Max Tidak Ya
Penilaian
0 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8
IV Sikap Kerja 8
4.1 Penggunaan alat
4.2 Keselamatan kerja
Skor Komponen :
V Waktu 4
5.1 Waktu penyelesaian
Skor Komponen :

Keterangan :
Skor masing-masing komponen penilaian ditetapkan berdasarkan perolehan
skor terendah dari sub komponen penilaian

Perhitungan nilai praktik/proyek (NP) :

Prosentase Bobot Komponen Penilaian Nilai Praktik


(NP)
Persiapan Proses Sikap Hasil Waktu ∑ NK
Kerja
1 2 3 4 5 6
Bobot (%) 5 30 10 40 15

Skor Max 6 3 12 6 3

Skor
Komponen
NK

Keterangan:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


193

 Bobot diisi dengan prosentase setiap komponen. Besarnya prosentase dari


setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik program
keahlian.
 NK = Nilai Komponen, Skor Komponen dibagi Skor Max dikali bobot
 NP = penjumlahan dari hasil perhitungan nilai komponen(NK)
 Jenis komponen penilaian (persiapan, proses, sikap kerja, hasil, dan waktu)
disesuaikan dengan karakter program keahlian.

……………, ………………. 2014

Penilai 1/ Penilai 2 *)

*) Coret yang tidak perlu

KRITERIA PENILAIAN UJIAN


TES PRAKTIK/PROYEK

No. Komponen/Subkomponen Penilaian Indikator Skor


1 2 3 4
I. Persiapan Kerja
1.2 Pengecekan kelengkapan Lengkap sesuai 4
peralatan
Sebagian peralatan kurang 3
lengkap
Tidak lengkap tetapi bukan yang 2
utama

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


194

No. Komponen/Subkomponen Penilaian Indikator Skor


1 2 3 4
Tidak lengkap tetapi yang utama 1 Tidak

Tidak melakukan pengecekan 0

1.2 Pengecekan spesifikasi peralatan Lengkap sesuai 4

Sebagian tidak sesuai spesifikasi 3

Tidak lengkap tetapi bukan yang


utama 2
Tidak lengkap tetapi yang utama 1

Tidak melakukan pengecekan 0 0Ti


II Proses (Sistematika dan CaraKerja)
Layer, folder, lay out, skala benar 4
Layer, lay out, skala benar, folder 3
salah

Layer salah, lay out, skala, folder 2


benar

Layer benar, lay out, skala, folder 1


salah
Salah semua 0
III Hasil Kerja
3.1 Gambar Auto CAD
3.1.1 Skala gambar Semua skala sesuai ketentuan 4
Satu dari lima gambar tidak 3
sesuai
Dua dari lima gambar tidak sesuai 2
Tiga dari lima gambar tidak 1
sesuai

Tidak sesuai semua 0


3.1.2 Ketebalan garis (line weight) Ketebalan garis dan tipe garis 4
dan tipe garis (line type) sesuai dengan ketentuan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


195

No. Komponen/Subkomponen Penilaian Indikator Skor


1 2 3 4
10% tidak sesuai 3
20% tidak sesuai 2
>20% tidak sesuai 1
Tidak sesuai 0
3.1.3 Kelengkapan gambar Semua gambar yang diminta 4
lengkap (dimensi, keterangan
gambar/ teks dan asesoris, simbol

Lengkap kecuali simbol 3


Lengkap kecuali keterangan
gambar
2
Lengkap kecuali dimensi 1
Tidak lengkap 0
3.1.4 Etiket gambar Ada lengkap sesuai ketentuan 4
Ada lengkap tidak sesuai 3
ketentuan

Ada tidak lengkap sesuai 2


ketentuan

Ada tidak sesuai ketentuan 1


Tidak ada etiket gambar 0
IV Sikap Kerja
4.1 Penggunaan alat Semua kriteria persyaratan 4
terpenuhi

Satu persyaratan tidak terpenuhi 3


Dua persyaratan tidak terpenuhi 2
Lebih dari dua persyaratan tidak 1
terpenuhi
Tidak sesuai dengan persyaratan 0

4.2 Keselamatan kerja Semua kriteria persyaratan 4


terpenuhi

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


196

No. Komponen/Subkomponen Penilaian Indikator Skor


1 2 3 4
Satu persyaratan tidak terpenuhi 3
Dua persyaratan tidak terpenuhi 2
Lebih dari dua persyaratan tidak 1
terpenuhi
Tidak sesuai dengan persyaratan 0
V Waktu
5.1 Waktu penyelesaian < 25% lebih cepat 4
< 15% lebih cepat 3
Sesuai waktu 2
Tidak selesai sesuai waktu 1
Tidak selesai 0

Lembar Pengamatan Praktik :

Nama Peserta
Nama Penilai
Judul Penugassan Penanganan Keluhan Pelanggan
Tgl ujian
Pengamatan peserta di tempat kerja menangani
Demonstrasi
pertanyaan pelanggan, masalah dan keluhan pelanggan
Bahan & Peralatan
Kinerja Yang Diamati Tidak/Ya Keterangan
Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan:
 Memperiotaskan kebutuhan pelanggan yang
mendesak
 Menawarkan beberapa pilihan
 Menanyakan pertanyaan terbuka
 Menggunakan teknik mendengarkan
Melayani konsumen dengan:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


197

 Menyatakan salam kepada pelanggan


 Senyum
 Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
 Melakukan kontak mata dengan pelanggan
 Mengetahui keluhan pelanggan
 Membuat resume terhadap keluhan
 Menyelesaikan keluhan pelanggan
Kinerja Peserta Memuaskan Tidak memuaskan
Umpan balik ke Peserta Uji :

Tanda tangan
Peserta
Tanda tangan
Penilai

Lembar Pertanyaan:

Nama Peserta Uji


Nama Penilai
Judul Penugasan
Tanggal Ujian
Tempat
Pertanyaan untuk dijawab Respon/Jawaban Memuaskan
peserta (Tidak/Ya)
Apa yang kamu lakukan jika..?
Apa yang kamu lakukan jika..?
Apa yang kamu lakukan jika..?
Bagaimana jika …?
Mengapa …?
Pengetahuan peserta Memuaskan Tidak Memuaskan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


198

Umpan balik untuk peserta:

Tanda tangan Peserta


Tanda tangan Penilai

Penilaian Portofolio

Nama Peserta Didik : …………………


Kelas : ………………
Materi Pokok : …………………..
Tanggal : ………………….

Kriteria
Perio Kualitas / Waktu Keteran
No KD Keasli Kesesuai
de Kerapiha Pembu gan
an an
n atan

Menggambar
1. macam-macam
pondasi

Membuat analisa
2. perencanaan
bangunan gedung

3. Dst..

Catatan:
Setiap karya peserta didik sesuai Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar
portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai
bukti pekerjaannya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


199

Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 1 - 4 atau 0 - 100.


Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang
diberikan.
Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan
kekuatan/kelebihan bukti belajar (evidence) yang dinilai.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


200

BAB VI
MEKANISME PENETAPAN KRITERIAN
KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

A. Kriteria Ketuntasan Minimal

Prinsip penilaian pada kurikulum 2013 adalah menggunakan acuan kriteria,


yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM harus ditetapkan sebelum
awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang
melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara
serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering
digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil
rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk
mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva.
Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat
terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum
tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria
ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan
pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik
atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentasetingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan
minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu
melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta
didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam
Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta
didik.

B. Prinsip Penetapan KKM


Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa
ketentuan sebagai berikut:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


201

1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat


dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif
dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan
mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik
mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif
dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan
penetapan kriteria yang ditentukan.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis
ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai
ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-
rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD
tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan
rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari
semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor)
peserta didik;
6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidikuntuk membuat soal-soal
ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS)
maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulanganataupun tugas-tugas
harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang
diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan
seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya
perbedaan nilai ketuntasan minimal.

C. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal


Fungsi kriteria ketuntasan minimal:
1. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi
dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.
Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan
pengayaan;

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


202

2. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti


penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator
ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa
dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan
perlu perbaikan;
3. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi
keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan
pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD
berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan
informasi tentangpeta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit,
dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan
sarana-prasarana belajar di sekolah;
4. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,
peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.
Pendidikmelakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan
proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya
pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta
mengerjakantugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat
membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-
putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan
pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk
mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah;
5. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin
untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM
merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM
yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi
tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

D. Langkah-Langkah Penetapan KKM


Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan


mempertimbangkantiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung,
dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


203

KKM KKM
Indikator KD

KKM KKM
MP SK

Gambar 3: Skema Penentuan KKM


Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokanguru dalam
melakukanpenilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik.

E. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal


adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam
pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlahkondisi
sebagai berikut:
a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus
dibelajarkan pada peserta didik.
b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang
bervariasi.
c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang
yang diajarkan.
d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


204

e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep.


f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian
tugas/pekerjaan.
g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena
memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam
proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar
peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1.
SK 2. : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
KD 2.2 : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-
hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan
konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia
Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan


pereaksi pembatasdiperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran
peserta didik dalam perhitungan kimia.

Contoh 2.
SK 1. : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan
kimia
KD 1.1. : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-
sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur
dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui
pemahaman konfigurasi elektron
Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik
atau nomor atom unsur.

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan


tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


205

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan


pembelajaran pada masing-masing sekolah.

a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan


kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan,
laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;
b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian
stakeholders sekolah.

Contoh:
SK 3. : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri
KD 3.3 : Menjelaskan keseimbangandan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseranarah keseimbangan dengan
melakukan percobaan
Indikator : Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi,
tekanan,dan volume pada pergeseran keseimbangan melalui
percobaan.

Daya dukung untukIndikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana


prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu
menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnyarendah
apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau
guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat
penerimaan peserta didikbaru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP,
tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI
dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.
Contoh penetapan KKM
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian
yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


206

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian


Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
80-100 65-79 <65
Tinggi Sedang Rendah
Intake siswa
80-100 65-79 <65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang


ditetapkan.

Aspek yang dianalisis Kriteria penskoran


Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
1 2 3
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
3 2 1
Tinggi Sedang Rendah
Intake siswa
3 2 1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan
intake peserta didiksedang, maka nilai KKM-nya adalah:
1 + 3 + 2
 x 100 = 66,7
9

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


207

Contoh:
PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL PER KD DAN
INDIKATOR

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/semester : X/2
Standar Kompetensi :Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi

Kriteria Pencapaian Kriteria


Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan
Kompetensi Dasar/Indikator (KD/Indikator) Minimal
Komplek Daya Peng Prakt
Intake
Sitas dukung et ik
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan
non-elektrolit dan elektrolit 72 72
berdasarkan data hasil percobaan
a. Menyimpulkan gejala-gejala Rendah Tinggi Sedang 76,6
hantaran arus listrik dalam (80) (80) (70)
berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
b. Mengelompokkan larutan Sedang Tinggi Sedang 73,3
kedalam larutan elektrolit (70) (80) (70)
dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran
listriknya. Tinggi Tinggi Rendah 70
c. Menjelaskan penyebab (65) (80) (65)
kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik. Tinggi Tinggi Rendah 70
d. Menjelaskan bahwa larutan (65) (80) (65)
elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa
kovalen polar

Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,47 dibulatkan
menjadi 72.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


208

Mata Pelajaran : KIMIA


Kelas/semester : X/2
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan
elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi

Kriteria Pencapaian Kriteria


Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan
Kompetensi Dasar/Indikator (KD/Indikator) Minimal
Komplek Daya Prakt
Intake PPK
sitas dukung ik
3.1. Mengidentifikasi sifat larutan non-
elektrolit dan elektrolit 75 75
berdasarkan data hasil percobaan
a. Menyimpulkan gejala-gejala Rendah Tinggi Sedang 88,9
hantaran arus listrik dalam (3) (3) (2)
berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
b. Mengelompokkan larutan Sedang Tinggi Sedang 77,8
kedalam larutan elektrolit dan (2) (3) (2)
non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
c. Menjelaskan penyebab Tinggi Tinggi Rendah 66,7
kemampuan larutan elektrolit (1) (3) (2)
menghantarkan arus listrik.
d. Menjelaskan bahwa larutan Tinggi Tinggi Rendah 66,7
elektrolit dapat berupa (1) (3) (2)
senyawa ion dan senyawa
kovalen polar

Catatan: hasil rata-rata dari indikator merupakan nilai KKM untuk KD

F.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

2. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar


(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang
satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan batas ambang kompetensi
(Permendiknas Nomor: 20/2007 tentang Standar Peniaian Pendidikan,
Pengertian butir 10).
3. Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan praktik
dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


209

4. Penetapan KKM dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun


pelajaran melalui proses penetapan KKM setiap Indikator, KD, SK
menjadi KKM mata pelajaran, dengan mempertimbangkan, hal-hal
sebagai berikut:
a. Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus
dicapai oleh peserta didik.
b. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan.
c. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah.
5. Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang telah
ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %.
6. Satuan pendidikan dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
dibawah nilai ketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap harus
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
7. KKM tersebut dicantumkan dalam LHB (berlaku untuk pengetahuan
maupun praktik) dan harus diinformasikan kepada seluruh warga sekolah
dan orang tua peserta didik.

G. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal


Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat
ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun penilaian. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan
penetapan KKM pada semester atautahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui
tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan
penilaiansetiapKDharus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik
kelas X, XI, atau XII terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata
pelajaran. Melalui analisis ini akan diperoleh data antara lain:

1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didikpada kelas X,
XI,atau XII;
2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas
X, XI,atau XII;

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


210

3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah siswa peserta didik kelas X, XI,
atau XII.
Manfaat hasil analisis adalahsebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan
minimal pada semester atautahunpembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian
kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan
nilai setiap peserta didik per mata pelajaran.

Contoh

FORMAT
ANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA
DIDIK PER-KOMPETENSIN DASAR (KD)
Nama Sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas/semester :

Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD


SK 1 SK 2 SK 3
Nama Siswa KD KD KD
No 1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst

….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..


KKM

1
2
3
4
5
dst
Rata-rata
Ketuntasan belajar
(dalam %)
≤ 49
Frekwensi
jml siswa

50-74
75-100
≥ KKM sekolah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


211

REKAPITULASI PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL SEKOLAH

Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Kelas :
Kondisi bulan :
KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian
No SK No KD
Sekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min
KD.1.1 70.00 75.00
SK1 75 72,5 70 80 77,5 75
KD 1.2 75.00 80.00
KD 2.1 75.00 70.00
SK 2 KD 2.2 70.00 70.00 75 70 65 70 69 67
KD 2.3 65.00 67.00
dst

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


212

BAB VII
PENYUSUNAN KISI-KISI BUTIR SOAL

A. Penyusunan Butir Soal

Menyusun butir soal adalah merakit soal yang siap digunakan menjadi satu
perangkat/paket tes atau beberapa paket tes paralel. Dasar acuan dalam merakit
soal adalah tujuan tes dan kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, guru
harus memperhatikan langkah-langkah perakitan soal.
Dalam bab ini juga diuraikan penskoran jawaban soal. Pemeriksaan terhadap
jawaban peserta didik dan pemberian angka merupakan langkah untuk
mendapatkan informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada
prinsipnya, penskoran soal harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif.
Artinya, apabila penskoran dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sama tingkat
kompetensinya, akan menghasilkan skor atau angka yang sama, atau jika orang
yang sama mengulangi proses penskoran akan dihasilkan skor yang sama.

B. Langkah Menyusunan Soal

Para pendidik dapat merakit soal menjadi suatu paket tes yang tepat, apabila
para pendidik memperhatikan langkah-langkah perakitan soal. Berikut langkah-
langkah perakitan soal.
1. Mengelompokkan soal-soal yang mengukur kompetensi dan materi yang
sama, kemudian soal-soal itu ditempatkan dalam urutan yang sama.
2. Memberi nomor urut soal didasarkan nomor urut soal dalam kisi-kisi.
3. Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah
bebas dari kaidah “Setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawaban
terhadap soal yang lain”.
4. Membuat petunjuk umum dan khusus untuk mengerjakan soal.
5. Membuat format lembar jawaban.
6. Membuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiannya.
7. Menentukan/menghitung penyebaran kunci jawaban (untuk bentuk pilihan
ganda), dengan menggunakan rumus berikut.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


213

Jumlah soal
Penyebaran kunci jawaban =  + 3
Jumlah pilihan jawaban

8. Menentukan soal inti sebanyak 10 % dari jumlah soal dalam satu paket.
Soal inti ini diperlukan apabila soal yang dirakit terdiri dari beberapa tes
paralel. Tujuannya adalah agar antar tes memiliki keterkaitan yang sama.
Penempatan soal inti dalam paket tes diletakkan secara acak.
9. Menentukan besarnya bobot setiap soal (untuk soal bentuk uraian)
Bobot soal adalah besarnya angka yang ditetapkan untuk suatu butir soal
dalam perbandingan (ratio) dengan butir soal lainnya dalam satu perangkat
tes. Penentuan besar kecilnya bobot soal didasarkan atas tingkat
kedalaman dan keluasan materi yang ditanyakan atau kompleksitas
jawaban yang dituntut oleh suatu soal. Untuk mempermudah
perhitungan/penentuan nilai akhir, jumlah bobot keseluruhan pada satu
perangkat tes uraian ditetapkan 100. Perakit soal harus dapat
mengalokasikan besarnya bobot untuk setiap soal dari bobot yang telah
ditetapkan. Bobot suatu soal yang sudah ditetapkan pada satu perangkat
tes dapat berubah bila soal tersebut dirakit ke dalam perangkat tes yang
lain.
10. Menyusun tabel konversi skor
Tabel konversi sangat membantu para pendidik pada saat menilai lembar
jawaban peserta didik. Terutama bila dalam satu tes terdiri dari dua bentuk
soal, misal bentuk pilihan ganda dan uraian atau tes tertulis dan tes praktik.
Skor dari soal bentuk pilihan ganda tidak dapat langsung digabung dengan
skor uraian. Hal ini karena tingkat keluasan dan kedalaman materi yang
ditanyakan atau penekannya dalam kedua bentuk itu tidak sama. Nilai
keduanya dapat digabung setelah keduanya ditentukan bobotnya.
Misalnya, untuk soal bentuk pilihan ganda (45 soal dengan skor maksimum
45) bobotnya 60 % dan bentuk uraian (5 soal dengan skor maksimum 20)
bobotnya 40 %. Untuk menentukan skor jadinya adalah skor perolehan
peserta didik yang bersangkutan dibagi skor maksimum kali bobot. Tabel
konversi ini merupakan tabel konversi sederhana atau klasik.
Untuk memudahkan penggunaan tabel konversi, kita ingat proses
penyamaan skala atau konversi alat ukur suhu yang didasarkan pada
konversi rumus yang sudah standar, misal skala pengukuran: Celcius (titik
awal 00 titik didih 1000). Reamur(titik awal 00 titik didih 800), Fahrenheit

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


214

(titik awal 320 titik didih 2120 ), Kelvin (titik awal 2370 titik didih 3730).
Masing-masing skala pengukuran ini bukan untuk dibandingkan atau
sebagai penentu kelulusan atau sebagai pengatrol nilai, namun masing-
masing memiliki skala sendiri-sendiri. Keberadaan skala ini tidak bisa
dikatakan bahwa orang yang menggunakan skala pengukuran Celcius dan
Reamur akan selalu dirugikan karena keduanya memiliki nilai 0 sampai
dengan 4 (bila acuan kriterianya 4,01), sedangkan orang yang
menggunakan Fahrenheit dan Kelvin selalu diuntungkan karena titik
awalnya 32 dan 237. Demikian pula dengan konversi nilai dalam ulangan
atau ujian. Guru atau panitia ujian mau menggunakan konversi yang mana.
Dalam ilmu pengukuran, konversi dapat disusun melalui konversi biasa
dan konversi yang terkalibrasi dengan model respon butir. Apabila UN atau
US sudah mempergunakan konversi model respon butir, semua nilai
peserta didik harus mengacu pada model konversi ini, tidak
membandingkan dengan konversi lain/biasa.
Konversi biasa (model pengukuran secara klasik) penggunaannya biasa
digunakan guru di sekolah, yaitu untuk memperoleh nilai murni peserta
didik. Bila menghendaki skor maksimum 10 digunakan rumus (skor
perolehan: skor maksimum) x 10 dan bila menggunakan skor maksimum
100 digunakan nilai konversi dengan rumus (skor perolehan: skor
maksimum) x 100 atau bila menggunakan skor maksimum 4 digunakan
nilai konversi dengan rumus (skor perolehan: skor maksimum) x 4.
Konversi seperti ini memiliki dua kelemahan, pertama adalah bahwa setiap
butir soal dihitung memiliki tingkat kesukaran yang sama. Artinya peserta
didik manapun yang menjawab benar 40 dari 50 butir soal dalam satu tes
(terserah nomor butir soal berapa yang benar, apakah nomor 1 benar,
nomor 2 salah, nomor 3 benar atau sebaliknya dan seterusnya, yang
penting benar 40 soal) peserta didik yang bersangkutan akan memperoleh
nilai 8 (untuk konversi skor maksimum 10), 80 (untuk konversi skor
maksimum 100) 0,2 (untuk konversi skor maksimum 4). Kelemahan kedua
adalah bahwa tingkat kesukaran butir soal tidak ditempatkan/dikalibrasi
pada skala yang sama. Artinya bahwa butir-butir soal tidak disusun
berdasarkan tingkat kesukarannya dan kemampuan peserta didik sehingga
model konversi ini belum bisa menentukan nilai murni peserta didik yang
sebenarnya. Seharusnya hanya peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi (misal pada skala kemampuan 1, kemampuan 2, kemampuan 3)
yang dapat menjawab benar semua soal dalam tes pada skala yang
bersangkutan atau tingkat kesukaran butir (mudah, sedang, sukar) sesuai
dengan kemampuan peserta didik yang bersangkutan. Apabila sekolah
mempergunakan konversi biasa seperti ini justru akan merugikan peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih tinggi.
Konversi yang terkalibrasi adalah konversi nilai yang disusun berdasarkan
kemampuan peserta didik dari tingkat kesukaran butir soal yang terkalibrasi
dengan model Rasch (Item Response Theory). Untuk memahami model

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


215

terkalibrasi ini diperlukan pengertian berikut. Setiap jumlah jawaban yang


benar soal, misal 1 sampai dengan 50, masing-masing butir memiliki
tingkat kemampuan (untuk teori klasik tidak ada). Tingkat kemampuan ini
diperoleh dari rumus model Rasch P= (e(-)) : (1 + e (-): P adalah peluang
menjawab benar satu butir soal. E = 2,7183,  = tingkat kemampuan
peserta didik, dan  = tingat kesukaran butir soal. Kemudian nilai abilitas
(misal -3,00 sampai dengan +3,00) ditransformasi ke dalam skala 0-10, 0-
100, atau 0-4. Misal untuk dapat ditransformasi ke dalam skala 0-100
diperlukan rata-rata 50 dan standar deviasi 5, sehingga untuk membuat
tabel konversi mempergunakan rumus Y=50+5X. Y=nilai peserta didik dan
X adalah nilai abilitas. Dengan rumus inilah konversi terkalibrasi dapat
disusun. Jadi dalam konversi yang terkalibrasi skalanya didasarkan dua
hal penting, yaitu tingkat kesukaran dan tingkat kemampuan peserta didik.
Soal ditempatkan pada tingkat kesukaran dan kemampuan peserta didik
yang telah disamakan skalanya. Bila tes sudah disamakan skalanya,
siapapun yang mengambil tes pada paket yang mudah, sedang, dan sukar,
masing-masing tes masih berada pada skala yang sama dan bisa
dibandingkan. Oleh karena itu, tes yang diberikan kepada peserta didik
sudah selayaknya harus sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Apabila kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan
guru itu tinggi (sudah tercapai target kompetensinya), peluang menjawab
benar soal pasti tinggi. Namun sebaliknya bila kemampuan peserta didik
dalam memahami materi yang diajarkan guru itu rendah (belum tercapai
target kompetensinya), peluang menjawab benar soal pasti rendah.
Apakah tesnya berbentuk tes lisan, tertulis (soalnya berbentuk pilihan
ganda, uraian, isian, dll.), atau perbuatan. Model Rasch merupakan
salahsatu model dalam teori respon butir yang menitikberatkan pada
parameter tingkat kesukaran butir soal. Model ini telah digunakan di
berbagai kalangan seperti untuk sertifikasi ujian kedokteran di USA,
sejumlah program penilaian sekolah di USA, program penilaian di Australia,
studi matematik dan science internasional ketiga, National School English
Literacy Survey di Australia, equating tes English di Provinsi Guandong
Cina, dan beberapa tes diagnostic. Model ini banyak digunakan orang
sebagai pendekatan analitik standard untuk kalibrasi instrumen karena
modelnya sederhana, elegant, hemat, atau efektif dan efisien.
Konversi nilai berdasarkan Model Rasch memiliki keunggulan bila
dibandingkan dengan konversi nilai berdasarkan model pengukuran secara
klasik. Keterbatasan model pengukuran secara klasik adalah seperti
berikut. (1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah “true score”. Jika
tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didik rendah. Jika tes mudah
artinya tingkat kemampuan peserta didik tinggi. (2) tingkat kesukaran soal
didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam kelompok yang
menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung pada
kemampuan peserta didik yang dites dan keberadaan tes yang diberikan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


216

(3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan


berdasarkan grup peserta didik. Artinya bahwa konversi nilai berdasarkan
teori tes klasik memiliki kelemahan, yaitu (1) tingkat kesukaran dan daya
pembeda tergantung pada sampel; (2) penggunaan metode dan teknik
untuk desain dan analisis tes dengan memperbandingkan kemampuan
peserta didik pada pembagian kelompok di atas, tengah, bawah.
Meningkatnya validitas skor tes diperoleh dari tingkat kesukaran tes
dihubungkan dengan tingkat kemampuan setiap peserta didik; (3) konsep
reliabilitas tes didefinisikan dari istilah tes paralel; (4) tidak ada dasar teori
untuk menentukan bagaimana peserta didik memperoleh tes yang sesuai
dengan kemampuan peserta didik; (5) Standar kesalahan pengukuran
hanya berlaku untuk seluruh peserta didik. Disamping itu, tes klasik telah
gagal memberi kesimpulan yang tepat terhadap beberapa masalah testing
seperti: desain tes (statistik butir klasik tidak memberitahu penyusun tes
tentang lokasi maksimum daya pembeda butir pada skala skor tes),
identifikasi item bias, dan equating skor tes (tidak suksesnya pada item
bias dan equating skor tes karena sulit menentukan kemampuan yang
sebenarnya di antara kelompok). Kelebihan model Rasch atau teori respon
butir secara umum adalah bahwa: (1) model ini tidak berdasarkan grup
dependen, (2) skor peserta didik dideskripsikan bukan tes dependen, (3)
model ini menekankan pada tingkat butir soal bukan tes, (4) model ini tidak
memerlukan paralel tes untuk menentukan reliabilitas tes, (5) model ini
merupakan suatu model yang memberikan suatu pengukuran ketepatan
untuk setiap skor tingkat kemampuan. Tujuan utama teori respon butir
adalah memberikan invariant pada statistik soal dan estimasi kemampuan.
Oleh karena itu, kelebihan teori respon butir adalah: (1) responden dapat
diskor pada skala yang sama, (2) skor responden dapat dibandingkan pada
dua atau lebih bentuk tes yang sama, (3) semua bentuk soal memperoleh
perlakuan melalui cara yang sama, (4) tes dapat disusun sesuai keahlian
berdasarkan tingkat kemampuan yang akan dites.

C. Penilaian Perilaku
Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil
atau memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli
pendidikan, di antaranya seperti Benjamin S. Bloom, Quellmalz, R.J. Mazano dkk,
Robert M. Gagne, David Krathwohl, Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay, Linn
dan Gronlund.
1. Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1) Ingatan
di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat
kembali, mendefinisikan; (2) Pemahaman di antaranya seperti:
membedakan, mengubah, memberi contoh, memperkirakan,
mengambil kesimpulan; (3) Penerapan di antaranya seperti: menggunakan,
menerapkan; (4) Analisis di antaranya seperti: membandingkan,

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


217

mengklasifikasikan, mengkategorikan, menganalisis; (5) Sintesis antaranya


seperti: menghubungkan, mengembangkan, mengorganisasikan,
menyusun; (6) Evaluasi di antaranya seperti: menafsirkan, menilai,
memutuskan.
2. Jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2)
analisis, (3) perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi.
3. Jenis perilaku yang dikembangkan R. J. Mazano dkk. adalah: (1)
keterampilan memusat (focusing skills), seperti: mendefinisikan,
merumuskan tujuan, (2) keterampilan mengumpulkan informasi, seperti:
mengamati, merumuskan pertanyaan, (3) keterampilan mengingat, seperti:
merekam, mengingat, (4) keterampilan mengorganisasi, seperti:
membandingkan, mengelompokkan, menata/mengurutkan, menyajikan; (5)
keterampilan menganalisis, seperti mengenali: sifat dari komponen,
hubungan dan pola, ide pokok, kesalahan; (6) keterampilan menghasilkan
keterampilan baru, seperti: menyimpulkan, memprediksi, mengupas atau
mengurai; (7) keterampilan memadu (integreting skills), seperti: meringkas,
menyusun kembali; (8) keterampilan menilai, seperti: menetapkan kriteria,
membenarkan pembuktian.
4. Jenis perilaku yang dikembangkan Robert M. Gagne adalah: (1)
kemampuan intelektual: diskriminasi, identifikasi/konsep yang nyata,
klasifikasi, demonstrasi, generalisasi/menghasilkan sesuatu; (2) strategi
kognitif: menghasilkan suatu pemecahan; (3) informasi verbal: menyatakan
sesuatu secara oral; (4) keterampilan motorist melaksanakan/menjalankan
sesuatu; (5) sikap: kemampuan untuk memilih sesuatu. Domain afektif
yang dikembangkan David Krathwohl adalah: (1) menerima, (2) menjawab,
(3) menilai.
6. Domain psikomotor yang dikembangkan Norman E. Gronlund dan R.W. de
Maclay adalah: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon terpimpin, (4)
mekanisme; (5) respon yang kompleks, (6) organisasi, (7) karakterisasi dari
nilai.
7. Keterampilan berpikir yang dikembangkan Linn dan Gronlund adalah
seperti berikut.
a. Membandingkan
- Apa persamaan dan perbedaan antara ... dan...
- Bandingkan dua cara berikut tentang ....
b. Hubungan sebab-akibat
- Apa penyebab utama ...
- Apa akibat …
c. Memberi alasan (justifying)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


218

- Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa?


- Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan
tentang ....
d. Meringkas
- Tuliskan pernyataan penting yang termasuk ...
- Ringkaslah dengan tepat isi …
e. Menyimpulkan
- Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data ....
- Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa
berikut ....
f. Berpendapat (inferring)
- Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila
- Apa reaksi A terhadap …
g. Mengelompokkan
- Kelompokkan hal berikut berdasarkan ....
- Apakah hal berikut memiliki ...
h. Menciptakan
- Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang ....
- Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....
i. Menerapkan
- Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ....
- Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman....
j. Analisis
- Manakah penulisan yang salah pada paragraf ....
- Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama ....
k. Sintesis
- Tuliskan satu rencana untuk pembuktian ...
- Tuliskan sebuah laporan ...
l. Evaluasi
- Apakah kelebihan dan kelemahan ....
- Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah evaluasi tentang...

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


219

D. Penentuan Penilaian Perilaku


Setelah kegiatan penentuan materi yang akan ditanyakan selesai dikerjakan,
maka kegiatan berikutnya adalah menentukan secara tepat perilaku yang akan
diukur. Perilaku yang akan diukur, pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
tergantung pada tuntutan kompetensi, baik standar kompetensi maupun
kompetensi dasarnya. Setiap kompetensi di dalam kurikulum memiliki tingkat
keluasan dan kedalaman kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi
kemampuan/perilaku yang diukur sesuai dengan target kompetensi, maka semakin
sulit soal dan semakin sulit pula menyusunnya. Dalam Standar Isi, perilaku yang
akan diukur dapat dilihat pada "perilaku yang terdapat pada rumusan kompetensi
dasar atau pada standar kompetensi". Bila ingin mengukur perilaku yang lebih
tinggi, guru dapat mendaftar terlebih dahulu semua perilaku yang dapat diukur,
mulai dari perilaku yang sangat sederhana/mudah sampai dengan perilaku yang
paling sulit/tinggi, berdasarkan rumusan kompetensinya (baik standar kompetensi
maupun kompetensi dasar). Dari susunan perilaku itu, dipilih satu perilaku yang
tepat diujikan kepada peserta didik, yaitu perilaku yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik di kelas.

E. Penentuan dan Penyebaran Soal


Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan jumlah soal
setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh penilaian akhir semester berikut ini.
Contoh penyebaran butir soal untuk penilaian akhir semester ganjil
Jumlah soal tes Jumlah
tulis soal
No Kompetensi Materi
PG Uraian Praktik
Dasar
1 1.1 ............ ........... 5 5 --
2 1.2 ............ ........... 4 1 5
3 1.3 ............ ........... 6 5 1
4 2.1 ............ ........... 5 - --
5 2.2 ............ ........... 5 5 --
6 3.1 ............ ........... 5 -- 1
7 3.2 ........... ........... -- 5 --
8 3.3 .......... ........... 10 -- --
Jumlah soal 40 25 7

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


220

F. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi
kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah
untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi
dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut ini.

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL


Jenis sekolah : ……………………… Jumlah soal : ……………........
Mata pelajaran :……………………… Bentuk soal/tes : .......................
Kurikulum : ……………………… Penyusun : 1. ................
Alokasi waktu : ……………………… 2. …….....

Standar Kompetensi Kls/ Materi Indikator Nomor


No.
Kompetensi Dasar smt pokok soal soal

Keterangan:
Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada
di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang
sendiri, kecuali pada kolom 6.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

G. Perumusan Indikator Soal


Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang
dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


221

penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus


memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi
dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baikdirumuskan secara singkat dan
jelas. Syarat indikator yang baik:
1. menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat,
2. menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau
lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,
3. dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).
Penulisan indikator yang lengkap mencakup A = audience (peserta didik) , B =
behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C = condition (kondisi yang diberikan),
dan D = degree (tingkatan yang diharapkan). Ada dua model penulisan indikator.
Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal kalimat. Model pertama ini
digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya
berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya,
sedangkan model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku
yang harus ditampilkan di awal kalimat. Model yang kedua ini digunakan untuk soal
yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).

(1) Contoh model pertama untuk soal menyimak pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Indikator: Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan
topik "belajar mandiri", peserta didik dapat menentukan dengan
tepat pernyataan yang sama artinya.
Soal : (Soal dibacakan atau diperdengarkan hanya
satu kali, kemudian peserta didik memilih dengan tepat
satu pernyataan yang sama artinya. Soalnya adalah: "Hari
harus masuk kelas pukul 7.00., tetapi dia datang pukul
8.00 pagi hari.")
Lembar tes hanya berisi pilihan seperti berikut:
a. Hari masuk kelas tepat waktu pagi ini.
b. Hari masuk kelas terlambat dua jam pagi ini
c. Hari masuk Kelas terlambat siang hari ini,
d. Hari masuk Kelas terlambat satu jam hari ini
Kunci: d
(2) Contoh model kedua
Indikator: Peserta didik dapat menentukan dengan tepat

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


222

penulisan tanda baca pada nilai uang.


Soal : Penulisan nilai uang yang benar adalah ....
a. Rp 125,-
b. RP 125,00
c. Rp125
d. Rp125.
Kunci: b

H. Langkah-langkah Penyusunan ButirSoal


Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian
yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu: (1)
menentukan tujuan tes, (2) menentukan kompetensi yang akan diujikan, (3)
menentukan materi yang diujikan, (4) menetapkan penyebaran butir soal
berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk
pilihan ganda, uraian; dan tes praktik), (5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir
soal, (7) memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8) merakit soal
menjadi perangkat tes, (9) menyusun pedoman penskorannya (10) uji coba butir
soal, (11) analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
(12) perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

I. Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis


Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus
berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan
berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal
uraian.
Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada
perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat
diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian,
ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis
dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian
memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain.
Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah dapat mengukur
kemampuan/perilaku secara objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya
adalah dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan
jawabannya menurut kata-kata atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan
ganda di antaranya adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal
uraian di antaranya adalah sulit menyusun pedoman penskorannya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


223

J. Penulisan Soal Bentuk Uraian


Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam
merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan
tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik untuk
mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun
kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang
digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya.
Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun
pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya
pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat
subyektivitas penskorannya.
Berdasarkan metode penskorannya, bentuk uraian diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu uraian objektif dan uraian non-objektif. Bentuk uraian objektif adalah suatu
soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan
pengertian/konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara
objektif. Artinya perilaku yang diukur dapat diskor secara dikotomus (benar - salah
atau 1 - 0). Bentuk uraian non-objektif adalah suatu soal yang menuntut
sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing
peserta didik, sehingga penskorannya sukar untuk dilakukan secara objektif. Untuk
mengurangi tingkat kesubjektifan dalam pemberian skor ini, maka dalam
menentukan perilaku yang diukur dibuatkan skala. Contoh misalnya perilaku yang
diukur adalah "kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan", maka skala yang
disusun disesuaikan dengan tingkatan kemampuan peserta didik yang akan diuji.

Untuk tingkat SMA, misalnya dapat disusun skala seperti berikut.

3 2 1

Kesesuaiann isi dengan tuntutan pertanyaan 0-3


Skor
- Sesuai 3
- Cukup/sedang 2
- Tidak sesuai 1
- Kosong 0

Atau skala seperti berikut:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


224

5 4 3 2 1

Kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan 0 - 5 Skor


Skor
- Sangat Sesuai 5
- Sesuai 4
- Cukup/sedang 3
- Tidak sesuai 2
- Sangat tidak sesuai 1
- Kosong 0

Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus memperhatikan
kaidah penulisannya. Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan
pengembangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal Setiap satu
soal dan pedoman penskorannya ditulis di dalam satu format. Contoh format
soal bentuk uraian dan format penskorannya adalah seperti berikut ini.

KARTU SOAL
Jenis Sekolah : …………………….....Penyusun:1. ……………………
Mata Pelajaran : ……………………...... 2. ……………………
Bahan Kls/Smt : ……………………........... 3. ………………......
Bentuk Soal : ………………..... Tahun Ajaran :……………
Aspek yang diukur : ……………………............

KOMPETENSI BUKU SUMBER:


DASAR
RUMUSAN BUTIR SOAL

MATERI
NO SOAL:

INDIKATOR SOAL

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


225

KETERANGAN SOAL
DIGUNAKAN TANGG JUMLAH PROPORSI PEMILIH
NO TK DP KET.
UNTUK AL SISWA ASPEK
A B C D E OMT

FORMAT PEDOMAN PENSKORAN

NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL

Bentuk soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan/stimulus bila ada/diperlukan,


(2) pertanyaan, dan (3) pedoman penskoran.

Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut.


1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang
diharapkan.
c. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.
d.Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau
tingkat kelas.
2. Konstruksi
a.Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


226

d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan


jelas, terbaca, dan berfungsi.
3. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan
peserta didik.
K. Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan
ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda
adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang
tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif
sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan
soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-
langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah
kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya.
Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan perkembangan soal, maka soal
ditulis di dalam format kartu soal. Setiap satu soal ditulis di dalam satu format.
Adapun formatnya seperti berikut ini.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


227

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : ………………………………. Penyusun : 1.


Mata Pelajaran : ………………………………. 2.
Bahan Kls/Smt : ………………………………. 3.
Bentuk Soal : ……………………………….
Tahun Ajaran : ……………………………….
Aspek yang diukur : ……………………………….

KOMPETENSI BUKU SUMBER


DASAR

RUMUSAN BUTIR SOAL

NO SOAL:
MATERI
KUNCI :

INDIKATOR SOAL

KETERANGAN SOAL
NO DIGUNAKAN TANGGAL JUMLAH TK DP PROPORSI PEMILIH KET.
UNTUK SISWA
A B C D E OMT

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


228

Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan
jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban
yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar
pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang
terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.

Perhatikan contoh berikut!

Perhatikan iklan berikut

Dasar pertanyaan Dijual sebidang tanah di Bekasi. Luas 4


ha. Baik untuk industri. Hubungi telp.
stimulus 777777
Pokok soal (tem) Iklan ini termasuk jenis iklan ……

(.) tanda akhir


kalimat
a. permintaan
Pengecoh
Pilihan jawaban
b. propaganda (distractor) (...) tanda
(Option) Kunci jawaban ellipsis
c. pengumuman (pernyataan
yang sengaja
dihilangkan)

Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut ini.

1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan
perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan
indikator dalam kisi-kisi.
b. Pengecoh harus bertungsi
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu
soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya,
kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak
menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


229

dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu


persoalan/gagasan
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan
atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau
pernyataan itu dihilangkan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata,
atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban
yang benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau
lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya
kesalahan penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang
dimaksud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda
diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian tentang
negatif ganda itu sendiri.
e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama
seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara,
dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini
diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih
jawaban yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih
panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan
jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".
Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi
pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu bukan
merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak
homogen.
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya
pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka
paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan
sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu
harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara unit
dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan
jawaban.
i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


230

suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh
peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik,
tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik,
atau tabel itu tidak berfungsi.
j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang
bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik
yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat
menjawab benar soal berikutnya.

3. Bahasa/budaya
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di
antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur
predikat, (3) anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2)
penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2)
penggunaan tanda baca.
b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya
mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok
soal.

L. Penulisan Butir Tes Perbuatan


Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya
didasarkan pada perbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis butir soal untuk
tes perbuatan, guru dapat mengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah
kompetensi (yang akan diujikan) diukur dengan tes tertulis? Jika jawabannya tepat,
kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tes perbuatan/praktik.
Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat digunakan beberapa
jenis penilaian perbuatan di antaranya adalah penilaian kinerja (performance),
penugasan (project), dan hasil karya (product).

1. Kaidah Penulisan Butir Soal Tes Perbuatan


Dalam menulis butir soal untuk tes perbuatan, penulis soal harus mengetahui
konsep dasar penilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan dalam soal
harus disusun dengan pernyataan yang betul-betul menilai perbuatan/praktik,
bukan menilai yang lainnya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


231

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk


mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan
terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan ditanyakan.
Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan
peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Aspek yang dinilai di
antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.
Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam
membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan,
gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan:
pemilihan dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja,
dan (3) tahap akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru
dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang
bangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2)
modifikasi, atau (3) difusi.

Kaidah penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut.


1). Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja,
hasil karya, atau penugasan).
b. Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.
c. Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi).
d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau
tingkat kelas.
2). Konstruksi
a. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban
perbuatan/praktik.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Disusun pedoman penskorannya.
d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan
jelas dan terbaca
3). Bahasa/Budaya
a. Rumusan kalimat soal komunikatif
b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesiayang baku.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


232

c. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran


ganda atau salah pengertian.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
e. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat
menyinggung perasaan peserta didik.

2. Penulisan Soal Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan
terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan ditanyakan.

M. Penulisan Soal Penilaian Penugasan (Project)


Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan
peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Adapun aspek yang dinilai
di antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.
N. Penulisan Soal Penilaian Hasil Karya (Product)
Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam
membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan,
gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan:
pemilihan dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja,
dan (3) tahap akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru
dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang
bangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2)
modifikasi, atau (3) difusi.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


233

BAB VIII
BUTIR SOAL NON-TES

Penilaian selain tes prestasi belajar antara lain adalah: lembar


pengamatan/observasi (seperti catatan harian, portofolio, life skill) dan instrumen
tes sikap, minat, dsb.
Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir soal untuk penilaian non-tes adalah
sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun
kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi - kisinya, telaah, validasi butir,
uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba. Namun, dalam proses
awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam menentukan
validitas isi/konstruknya. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi diperoleh melalui
kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi/konstruknya
diperoleh melalui "teori". Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai
keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, dsb. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990 : 932)

A. Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan
kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan dapat dilakukan dengan
menggunakan antara lain lembar pengamatan, penilaian portofolio dan penilaian
kecakapan hidup.
Pelaksanaan pengamatan sikap dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar,
saat mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan
pengamatan untuk perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya: ketaatan pada
ajaran agama, toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong,
kesetiakawanan, hormat-menghormati, sopan santun, dan jujur.
Portofolio merupakan deskripsi peta perkembangan kemampuan individu peserta
didik. Jadi portofolio merupakan ”kartu sehat” individu peserta didik. Bila ada
peserta didik yang ”sakit”, tugas guru adalah (1) menentukan penyakitnya apa,
kemudian (2) memberi obat yang tepat agar peserta didik cepat sembuh dari
penyakitnya.

B. Penyusunan Kisi-kisi Penilaian Non-tes

Dalam kisi-kisi non-tes biasanya formatnya berisi dimensi, indikator, jumlah


butir soal per indikator, dan nomor butir soal.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


234

Formatnya seperti berikut ini.

JUMLAH SOAL
NOMOR
NO DIMENSI INDIKATOR PER
SOAL
INDIKATOR
1 ...................... ... . .................
.............

Untuk mengisi kolom dimensi dan indikator, penulis soal harus mengetahui
terlebih dahulu validitas konstruknya yang disusun/dirumuskan melalui teori.
Cara termudah untuk mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku,
hasil penelitian, atau mencari informasi lain yang berhubungan dengan variabel
atau tujuan tes yang dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau
responden yang hendak mengerjakan tes ini (instrumen non-tes) tidak perlu
mempersiapkan/belajar materi yang hendak diteskan terlebih dahulu seperti
pada tes prestasi belajar. Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka
langkah selanjutnya adalah menyimpulkan teori itu dan merumuskan
mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi operasional) dengan kata-
kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku
yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang
dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan itu, langkah
selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema-objek/hal-hal pokok
yangmenjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang akan
diukur), dan penulisan butir soal berdasarkan indikatornya. Untuk lebih
memudahkan dalam menyusun kisi-kisi tes, perhatikan alur urutannya seperti
pada bagan berikut.

TEORI KONSTRUK
- Definisi
(Dari hasil konsep
penelitian/ - Definisi DIMENS INDIKATOR SOAL
pendapat dari: Operasiona I
l
1. Buku A
2. Buku B
3. Buku C
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
235

Berdasarkan bagan di atas, penulis soal dapat dengan mudah mengecek apakah
instrumen tesnya atau butir-butir soal sudah sesuai dengan indikatornya atau
belum. Misalnya soal nomor 1 sampai dengan soal terakhir berasal darimana? Dari
indikator. Indikator dari mana? Dari dimensi. Rumusan dimensi darimana? Dari
konstruk. Rumusan konstruk darimana? Dari teori. Jadi kesimpulannya instrumen
tes yang telah disusun merupakan alat ukur yang (sudah tepat atau belum tepat)
mewakili teori.

C. Kaidah Penulisan Soal

Dalam penulisan soal pada instrumen non-tes, penulis butir soal harus
memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya. Kaidahnya adalah seperti berikut
ini.
1.Materi
a.Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
b.Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam
kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi atau konasinya dan
pernyataan positif atau negatifnya).
2.Konstruksi
a.Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang
dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
d.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat
diinterpretasikan sebagai fakta.
f. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih
dari satu cara.
g.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua responden.
h.Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua,
selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
j. Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata.
Gunakanlah seperlunya.
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
236

3. Bahasa/Budaya
a. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan
peserta didik atau responden.
b. Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

D. Contoh Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir soal


Dalam bagian ini disajikan beberapa contoh penulisan kisi-kisi tes dan
penulisan butir soal yang sangat sederhana. Tujuan utamanya adalah agar contoh-
contoh ini mudah dipahami oleh para guru di sekolah. Contoh yang akan disajikan
adalah penulisan kisi-kisi dan butir soal untuk tes skala sikap, tes minat belajar, tes
motivasi berprestasi, dan tes kreativitas. Untuk contoh instrumen non-tes lainnya,
para guru dapat menyusunnya sendiri yang proses penyusunannya adalah sama
dengan contoh yang ada di sini.

1. Tes Skala Sikap


Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya adalah Mueller (1986: 3) yang menyampaikan 5 definisi dari 5
ahli, adalah seperti berikut ini. (1) Sikap adalah afeksi untuk atau melawan,
penilaian tentang, suka atau tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap
suatu objek psikologis (Thurstone). (2) Sikap adalah kecenderungan untuk
bertindak ke arah atau melawan suatu faktor lingkungan (Emory
Bogardus). (3) Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Goldon
Allport). (4) Sikap adalah konsistensi dalam tanggapan terhadap objek-
objek sosial (Donald Cambell). (5) Sikap merupakan tanggapan
tersembunyi yang ditimbulkan oleh suatu nilai (Ralp Linton, ahli antropologi
kebudayaan).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa
sikap memiliki 3 komponen penting, yaitu komponen: (1) kognisi yang
berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep; (2) afeksi yang
mencakup perasaan seseorang; dan (3) konasi yang merupakan
kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan. Oleh karena itu,
ketiga komponen ini dimasukkan di dalam format kisi-kisi "sikap belajar
peserta didik" seperti contoh berikut. Adapun definisi operasional sikap
belajar adalah kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku
melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang
dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan dan gotong-royong, rasa
kesetiakawanan, dan kejujuran.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


237

NOMOR SOAL YANG


MENGUKUR
NO DIMENSI INDIKATOR
KOGNISI AFEKSI KONASI
+ - + - + -
1. Toleransi a. Mau menerima 1 2 3 4 5 6
pendapat orang
lain atau tidak
memaksakan
kehendak pribadi
b. Tidak mudah
7 8 9 10 11 12
tersinggung

2. Kebersamaan a. Dapat bekerja


dan gotong kelompok
royong
b. Rela berkorban
untuk
kepentingan
umum

3. Rasa a. Mau memberi


kesetiakawanan dan meminta
maaf

4. dst

Contoh soalnya sebagai berikut :


NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Mau menerima pendapat orang lain merupakan


ciri bertoleransi.
2. Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan
kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
3.
Memilih teman di sekolah, saya utamakan mereka
4.
yang pandai saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu
5.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


238

mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku.


6. Bekerja sama dengan orang yang berbeda
7. Suku lebih baik dihindarkan.
……

Keterangan: SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju,


STS = sangat tidak setuju.

2. Tes Minat belajar


Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan
melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut (Crites, 1969
: 29). Di samping itu, minat juga merupakan kemampuan untuk memberikan
stimulus yang mendorong seseorang untuk memperhatikan aktivitas yang
dilakukan berdasarkan pengalaman yang sebenarnya (Crow and Crow , 1984
:248). Berdasarkan kedua penegertian tersebut, minat merupakan kemampuan
seseorang untuk memberikan perhatian terhadap suatu objek yang disertai dengan
rasa senang dan dilakukan penuh kesadaran.
Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya
akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran tersebut. Oleh karena itu,
definisi operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan
kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi
kesediaannya yang dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian dan
keterlibatan. Berikut contoh kisi-kisi dan soal minat belajar sastra Indonesia.

NO. DIMENSI INDIKATOR NOMOR SOAL

1. Kesukaan Gairah 8, 13
Inisiatif 16, 17
2. Ketertarikan Responsif 10, 15, 20
Kesegeraan 2, 6, 9
3. Perhatian Konsentrasi 7, 19
Ketelitian 3, 10
4. Keterlibatan Kemauan 4, 5
Keuletan 1, 18

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


239

NO. DIMENSI INDIKATOR NOMOR SOAL

Kerja Keras 12, 14

Keterangan : Nomor yang bergaris bawah adalah untuk pernyataan positif


Contoh soalnya seperti berikut :
NO. PERNYATAAN SS S KK J TP
1. ….
2. Saya segera mengerjakan PR sastra
sebelum
datang pekerjaan yang lain.
7.
Saya asyik dengan pikiran sendiri ketika
gurumenerangkan sastra di kelas.
16.
Saya suka membaca buku sastra.
20.
….

Keterangan : SS = sangat sering, S = sering, KK = kadang-kadang,


J = jarang, TP = tidak pernah.

CONTOH TES MINAT PESERTA DIDIK


TERHADAP MATA PELAJARAN

NO. PERNYATAAN SL SR JR TP
1. Saya Senang mengikuti pelajaran ini.
2. Saya rugi bila tidak mengikuti pelajaran ini.
3. Saya merasa pelajaran ini bermanfaat.
4. Saya berusaha menyerahkan tugas tepat waktu.
Saya berusaha memahami pelajaran ini.
5. Saya bertanya kepada guru bila ada yang tidak
jelas
6.
Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


240

NO. PERNYATAAN SL SR JR TP
Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan
teman sekelas.
7.
Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini.
Saya berusaha mencari bahan pelajaran di
8.
perpustakaan

9.
10.

Keterangan : SL = selalu, SR = sering, JR = jarang, TP = tidak pernah.

Keterangan : Dari 4 kategori: skor terendah 10, skor tertinggi 40.


33- 40 Sangat berminat
25- 32 Berminat
17- 24 Kurang berminat
10- 16 Tidak berminat
3. Tes Motivasi Berprestasi
Definisi Konsep
Motivasi berprestasiadalah motivasi yang mendorongpeserta didik untuk
berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya
maupun yang dibuat atau diraih orang lain.
Definisi Operasional
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk
berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya
maupun yang dibuat atau diraih orang lain yang dapat diukur melalui:(1)
berusaha untuk unggul dalam kelompoknya, (2) menyelesaikan tugas
dengan baik, (3) rasional dalam meraih keberhasilan, (4) menyukai
tantangan, (5) menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses, (6)
menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik,
dan resiko tingkat menengah.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


241

CONTOH KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN


VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI

NOMOR PERNYATAAN JUMLAH


INDIKATOR
POSITIF NEGATIF
1. Berusaha unggul 1,2,3 4,5,6 6
2. Menyelesaikan tugas
dengan baik 7,8,9 10,11,12 6
3. Rasional dalam meraih
keberhasilan
13,14,15 16,17,18 6
4. Menyukai tantangan
19,20,21 22,23,24 6
5. Menerima tanggung
jawab pribadi untuk
sukses
25,26,27,28 29,30,31,32 8
6. Menyukai situasi
pekerjaan dengan
tanggung jawab pribadi,
umpan balik, dan resiko
tingkat menengah

33,34,35,36 37,38,39,40 8
Jumlah Pernyataan 20 20 40

CONTOH BUTIR SOAL:


1. Saya bekerja keras agar prestasi saya lebih baik baripada teman-
teman.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
4. Saya menghindari upaya mengungguli prestasi teman-teman.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
9. Saya berusaha untuk memperbaiki kinerja saya pada masa lalu.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


242

12. Saya mengabaikan tugas-tugas sebelum ada yang mengatur


a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

SKOR JAWABAN
Skor Jawaban a b c d e
Pernyataan Positif 5 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5

3. Tes Kreativitas
Kreativitas merupakan proses berpikir yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara benar dan
bermanfaat (Devito, 1989 : 118). Disamping itu, kreativitas juga merupakan
kemampuan berpikir divergen yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
dan orisinal dalam proses berpikir (Good Brophy, 1990 : 619). Ciri-ciri
kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berpikir devergen,
penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut
perubahan dan eksplorasi (Coben, 1976 : 17). Desain tes kreativitas terdiri
dari dua subtes yaitu dalam bentuk gambar dan verbal yang masing-
masing bentuk memiliki ciri kelancaran (fluency).keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration) (Torrance, 1974 : 8).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, definisi konsepsual kreativitas


adalah kemampuan berpikir divergen. Adapun definisi operasionalnya
adalah kemampuan berpikir divergen yang memiliki sifat (dapat diukur
melalui) kelancaran, keluwesan, keaslian, elaborasi, dan hasilnya dapat
berguna untuk keperluan tertentu. Dari hasil pendefinisian konstruk ini, kisi-
kisinya dapat disusun seperti contoh berikut ini.

NO. TES INDIKATOR NOMOR SOAL


1. VERBAL a. Kelancaran 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
b. Keluwesan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
c. Keaslian 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
d. Keelaborasian 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

2. Gambar a. Kelancaran 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


243

b. Keluwesan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
c. Keaslian 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
d. Keelaborasian 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

Penskoran untuk setiap indikator di atas mempergunakan skala 0-4.


Misalnya untuk indikator “kelancaran”, skor : 4 = sangat lancar, 3 = cukup
lancar, 2 = kurang lancar, 1 = tidak lancar, 0 = tidak menjawab. Untuk
indikator “keluwesan”, skor: 4 = sangat luwes, 3 = cukup luwes, 2 = kurang
luwes, 1 = tidak luwes, 0 = tidak menjawab, demikian pula seterusnya.
Adapun contoh butir soal seperti berikut.

a. Contoh Tes Verbal


 Misalnya diberikan tiga gambar ikan dalam akuarium yang masing-
masing dibedakan jumlah ikan dan makanannya. Pertanyaan: pilih
salah satu gambar yang anda sukai dan jelaskan mengapa anda
menyukainya! (waktu 3 menit).
 Buatlah kalimat sebanyak-banyaknya dengan kata “pintar“! (waktu
3 menit).
 Tuliskan berbagai cara tikus masuk ke dalam rumah! (waktu 3
menit).
b. Contoh Tes Gambar
 Disajikan sebuah gambar yang belum selesai.
Pertanyaan: selesaikan rancangan gambar berikut dan berikan
judul sesuai dengan selera Anda! (waktu 3 menit).
 Disajikan sebuah sketsa gambar yang belum selesai.
Pertanyaan : selesaikan sketsa gambar berikut menurut kesukaan
anda dan setelah selesai berikut judulnya! (waktu 3 menit).
 Disajikan 6 buah titik A, B, C, D, E, dan F dengan posisi yang telah
ditetapkan.Pertanyaan: Buatlah gambar dari 6 titik ini, kemudian
berikan judulnya!.
 Disajikan gambar sebuah segitiga dan tiga lingkaran yang letaknya
mengelilingi segitiga. Pertanyaan: Tafsirkan makna gambar berikut!
(waktu 5 menit).

4. Tes Stres Belajar (menghadapi ujian)

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


244

Definisi konsep stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan
sebagai interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan
suatu peluang, kendala, atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa
yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang
tidak pasti atau penting. Definisi operasional stres belajar adalah suatu
kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri seseorang
akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan
belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya
dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting yang dapat
diukur melalui: (1) tanggapan psikologis seperti perasaan cemas, khawatir,
takut, tidak senang, perasaan terganggu, dan lepas kendali, (2) tanggapan
fisik seperti rasa lelah, jantung berdebar, rasa sakit, dan tekanan darah
terganggu, dan (3) tanggapan perseptual seperti anggapan dan keyakinan.
Berikut contoh kisi-kisi dan soal tes stres belajar.

NO. DIMENSI INDIKATOR NOMOR SOAL


1. Tanggapan a. Perasaan cemas 1,2
Psikologis terhadap b. Khawatir 3,4,5
kendala
c. Takut 6,7,8,9
dan tuntutan)
d. Tidak senang 10,11,12,13,14,15,16,
e. Perasaan 17,18,19,20,21,22,
terganggu
23,24,25,26,27,28,29,30
f. Lepas Kendali
Tanggapan Fisik
2. 31,32,33,34,
(akibat tuntutan) a. Rasa lelah
35,36,37,
b. Jantung berdebar
38,39,40,
c. Rasa sakit
41,42,43,
d. Tekanan darah
terganggu

Tanggapan
3. 44,45,46,47,48,49,50
Persepsual a. Tanggapan dan
keyakinan
(terhadap pencapaian)

Keterangan: nomor soal ganjil adalah pernyataan positif, nomor soal genap
adalah pernyataan negatif.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


245

Contoh soal stres belajar.


NO. PERNYATAAN SS S KK J TP
1. Saya cemas terhadap kemampuan saya di
sekolah.
Saya takut ranking saya turun.
6.
Saya kehilangan nafsu makan setiap menghadapi
20.
tuntutan tugas.
Jantung saya berdebar-debar ketika sedang
36. menyelesaikan tugas
…..
50.

Keterangan : SS = sangat sering, S = sering, KK = kadang-kadang, J =


jarang, TP = tidak pernah.

6. Teknik Penskoran
Salah satu kegiatan dari penulisan butir soal yaitu teknik penskoran. Ada
cara sederhana untuk menskor hasil jawaban peserta didik dari instrumen
non-tes. Sebagai contoh, tes skala sikap di atas telah dikerjakan oleh salah
satu peserta didik.
Nama peserta didik : Susiana
ST
NO. PERNYATAAN SS S TS
S
1. Mau menerima pendapat orang lain merupakan X
ciri bertoleransi.
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan
2. X
kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
3. X
Memilih teman di sekolah, saya utamakan mereka
4. yang pandai saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu X
5. mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku. X

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


246

6. Bekerja sama dengan orang yang berbeda


suku lebih baik dihindarkan.
7. …… X

Penjelasan: Dalam kisi-kisi tes, soal nomor 1-6 hanya mewakili indikator
“mau menerima pendapat orang lain” dari dimensi “toleransi” untuk topik
“sikap belajar peserta didik di sekolah”. Sebagai contoh penskorannya
adalah seperti berikut ini.
1. Perilaku positif terdapat pada soal nomor 1, 3, 5 dengan pemberian
skor: SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1.
2. Perilaku negatif terdapat pada soal nomor 2, 4, 6 dengan pemberian
skor: SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4
3. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku positif minimal 3 x 4 = 12,
Maksimal 3 x 5 = 15, (3 berasal dari 3 butir soal yang positif; 3 adalah
skor S; 4 adalah skor SS).
4. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku negatif minimal 3 x 2 = 6,
Maksimal 3 x 1 = 3 (3 berasal dari 3 butir soal yang negatif, 2 adalah
skor S; 1 adalah skor SS).
5. Skor rata-rata: perilaku minimal adalah (12 + 6):2 = 9.
Perilaku maksimal adalah (15 + 3) : 2 = 9.
6. Jadi skor Susiana di atas adalah seperti berikut ini.
Perilaku positif 5+4+1 = 10, perilaku negatif 4+2+3 = 9.
Skor akhir Susiana adalah (10+9):2 = 9,5 atau 10.

Skor Susiana 10, sedangkan ukuran perilaku positif minimal 12 dan


maksimalnya adalah 15. Jadi sikap Susiana tentang “toleransi” khususnya
mau menerima pendapat orang lain” dalam topik “sikap belajar peserta
didik di sekolah” masih kurang. Artinya bahwa Susiana mempunyai sikap
positif yang tidak begitu tinggi tentang “mau menerima pendapat orang
lain”. Dia perlu pembinaan dan peningkatan khususnya mengenai perilaku
ini.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


247

BAB IX
PENYUSUNAN BUTIR SOAL
PENALARAN TINGGI

A. Butir Soal Penalaran Tingkat Tinggi

Penyusunan butir soal yang memerlukan penalaran tingkat tinggi atau Higher
Order Thingking Skills (HOTS), Dalam ranah Taksonomi Bloom, urutan tingkatan berpikir
(kognitif) dari tingkat tinggi, dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Kata Kerja Operasional Edisi Revisi Teori Bloom

RANAH KOGNITIF
Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
(C4) (C5) (C6)
4 5 6
Mendiferensiasikan Mengcek Membangun
Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
Mendiagnosis Mempertahankan Mengkombinasikan
Memerinci Memvalidasi Merangcang
Menelaah Mendukung Merekonstruksi
Mendeteksi Memproyek-sikan Membuat
Mengaitkan Menciptakan
Memecahkan Meng-abstraksi
Menguraikan

RANAH AFEKTIF

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


248

Mengorganisasikan Karakterisasi Menurut Nilai (A5)


(A4)
Mengubah Membiasa-kan
Menata Mengubah perilaku
Mengklasifika-sikan Berakhlak mulia
Mengombinasi-kan Mempengaruhi
Mempertahan-kan Mengkualifikasi
Membangun Melayani
Membentuk pendapat Membuktikan
Memadukan Memecahkan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk

RANAH PSIKOMOTOR
Artikulasi Naturalisasi
(P4) (P5)
Membangun Mendesain
Mengatasi Menggabungkan Menentukan
Koordinat, Mengintegrasikan
Mengelola
Beradaptasi Mengembangkan
Merumuskan, Memodifikasi Menciptakan
Master

Penalaran tingkat tinggi atau Higher Order Thingking Skills (HOTS), berada pada
level analisis, evaluasi dan mencipta.
Penalaran tingkat tinggi dapat dikaitkan dengan proses untuk membuat keputusan
dan menyelesaikan masalah dan berpikir tingkat tinggi, Berpikir adalah proses
menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu.
Kemampuan berfikir terdiri dari empat tingkatan: (a) menghafal (recall thinking),
(c) dasar (basic thinking), (d) kritis (critical thinking), dan (e) kreatif (creative
thinking).
Kemampuan Menghafal hampir otomatis atau bersifat refleksif. Contoh dari
kemampuan ini adalah menghafal perkalian (5x5=25) dan penjumlahan (2+3=5).
PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung
249

Kemampuan dasar adalah Kemampuan ini mencakup konsep-konsep seperti


penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian, termasuk aplikasi dalam
soal.
Kemampuan kritis adalah kemampuan berpikir yang benar dalam rangka
mengetahui secara relevan dan reliable, berpikir beralasan, mencerminkan,
bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada pengambilan
keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan. Berpikir kritis
adalah berpikir mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi
yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara
logis, hingga sempat pada kesimpulan yang reliabel dan terpercaya.
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus-menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan, untuk
mengembangkan berpikir kritis dan kreatif, diperlukan kegiatan-kegiatan yang
dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif, yaitu: Adakah Cara lain? (What’s
another way?), Bagaimana jika? (What if?), Manakah yang salah? (What’s wrong?),
dan Apakah yang akan dilakukan (What would you do?).
Pertanyaan ini diajukan untuk merangsang keterampilan berfikir kritis. Setelah
menjawab pertanyaan, siswa dihadapkan pada situasi untuk mengambil
keputusan. Keputusan ini dapat didasarkan pada ide pribadi, pengalaman pribadi,
sesuai keinginan siswa. Akan tetapi siswa harus menjelaskan konsep materi yang
mendasari keputusan tersebut. Penjelasan ini dapat dalam bentuk kalimat tertulis
sehingga memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih keterampilan
komunikasinya.

Dalam menulis butir soal, penulis soal memiliki kecenderungan untuk menulis
butir-butir soal yang menuntut perilaku “ingatan”. Di samping mudah penulisan
soalnya, materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh dari buku pelajaran.
Untuk menuliskan butir soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis soal biasanya
merasa agak kesulitan dalam mengkreasinya. Disamping sulit menentukan perilaku
yang diukur atau merumuskan masalah yang dijadikan dasar pertanyaan, juga
uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu
tersedia di dalam buku pelajaran. Bagaimana peserta didik bisa maju bila pola
berpikirnya hanya ingatan? Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat
dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut
penalaran tinggi. Caranya adalah seperti berikut ini.
1. Materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku: pemahaman,
penerapan, sintesis, analisis, atau evaluasi (bukan hanya ingatan). Perilaku
ingatan juga diperlukan, namun kedudukannya adalah sebagai langkah
awal sebelum peserta didik dapat memahami, menerapkan,
menyintesiskan, menganalisis, dan mengevaluasi materi yang diperoleh

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


250

dari guru. Uraian tentang perilaku ini dapat dilihat pada perilaku kognitif
yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom pada bab di depan.
2. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus).
3. Mengukur kemampuan berpikir kritis.
4. Mengukur keterampilan pemecahan masalah.
5. Penjelasan nomor 2, 3 dan 4 diuraikan secara rinci di bawah ini.

B. Dasar Pertanyaan (Stimulus).


Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut penalaran tinggi, maka setiap butir
soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk
sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan
novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar
kata/symbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.

C. Mengukur Kemampuan Berpikir kritis


Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam menulis
butir soal yang menuntut penalaran tinggi.
1. Menfokuskan pada pertanyaan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau eksperimen dan
hasilnya, peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria yang
digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau
kesimpulan.
2. Menganalisis argumen
Contoh indikator soal:
Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi, peserta didik
dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan
alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan
tidak mendukung argumen yang disajikan.
3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan
interpretasinya, peserta didik menentukan bagian yang dapat
dipertimbangan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta
memberikan alasannya.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


251

4. Mempertimbangkan laporan observasi


Contoh indikator soalnya:
Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan
observer/reporter, peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap
laporan itu dan memberikan alasannya.
5. Membandingkan kesimpulan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik
adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar
dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik
dapat membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang
disajikan atau kesimpulan yang harus diikuti.
6. Menentukan kesimpulan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik
adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat
menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan
alasannya.
7. Mempertimbangkan kemampuan induksi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa kemungkinan
kesimpulan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang
tepat dan memberikan alasannya.
8. Menilai
Contoh indikatornya:
Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan kemungkinan
penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat menentukan: (1) solusi yang
positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan
masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya.
9. Mendefinisikan Konsep
Contoh indikator soal:
Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah, peserta didik dapat
mendefinisikan konsep yang dinyatakan.
10. Mendefinisikan asumsi

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


252

Contoh indikator soal


Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di dalam
asumsi, peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai
dengan asumsi.
11. Mendeskripsikan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari video klip,
peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.

D. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah


Ada 17 keterampilan pemecahan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam
menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi.
1. Mengidentifikasi masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang harus
dipecahkan.
2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, peserta didik
dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.
3. Memahami kata dalam konteks
Contoh indikator soal:
Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya
digarisbawahi, peserta didik dapat menjelaskan makna yang berhubungan
dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri.
4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai
Contoh indikator masalah:
Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap
masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak
relevan.
5. Memilih masalah sendiri
Contoh indikator soal:

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


253

Disajikan beberapa masalah, peserta didik dapat memberikan alasan satu


masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya.
6. Mendeskripsikan berbagai strategi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memecahkan
masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya
ke dalam gambar, diagram, atau grafik.
7. Mengidentifikasi asumsi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memberikan
solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang akan
datang.
8. Mendeskripsikan masalah
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat
menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan situasi
masalah.
9. Memberi alasan masalah yang sulit
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi
pentingnya dihilangkan, peserta didik dapat menjelaskan mengapa
masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi pentingnya
dihilangkan.

10. Memberi alasan solusi


Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih kemungkinan
solusinya, peserta didik dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan
memberikan alasannya.
11. Memberi alasan strategi yang digunakan
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk
menyelesikan masalah, peserta didik dapat memilih satu strategi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya.
12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


254

Contoh indikator soal:


Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan
masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah dan menjelaskan
prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
13. Membuat strategi lain
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk
menyelesaikan masalahnya, peserta didik dapat menyelesaikan masalah
itu dengan menggunakan strategi lain.
14. Menggunakan analogi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaiannya,
peserta didik dapat: (1) mendeskripsikan masalah lain (analog dengan
masalah ini) yang dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2)
memberikan alasannya.
15. Menyelesaikan secara terencana
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses, output,
dan outcomenya.
16. Mengevaluasi kualitas solusi
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk
menyelesaikan masalah, peserta didik dapat: (1) menjelaskan dengan
menerapkan strategi itu, (2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi
mana yang tepat, (4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat
dibandingkan dengan strategi lainnya.
17. Mengevaluasi strategi sistematika
Contoh indikator soal:
Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan
masalah dan prosedur, peserta didik dapat mengevaluasi strategi
pemecahannya berdasarkan prosedur yang disajikan.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


255

Glosarium

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP): badan independen yang bertugas


mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional
pendidikan.

Evaluasi pendidikan: kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu


pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan.

Indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus


dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa
peserta didik telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

Judgement: pertimbangan untuk memutuskan sesuatu.

Keandalan (reliabilitas): kemampuan tes memberikan hasil yang ajeg/konsisten.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur: kegiatan pembelajaran berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi dan waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.

Kemampuan afektif: kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap,


derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.

Kemampuan kognitif: kemampuan berpikir/bernalar; kemampuan yang berkaitan


dengan pemerolehan pengetahuan dan penalaran.

Kemampuan psikomotor: kemampuan melakukan kegiatan yang melibatkan


anggota badan/ gerak fisik.

Kesahihan (validitas): kemampuan alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai


alat ukur, yaitu mampu mengukur apa yang harus diukur.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


256

Kompetensi: kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan


nilai-nilai yang diwujudkan melalui kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kompetensi Dasar: Kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik dalam
penguasaan konsep/materi yang dibelajarkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): batas ketuntasan setiap mata pelajaran yang
ditetapkan oleh sekolah melalui analisis indikator dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik setiap indikator, dan kondisi satuan
pendidikan.

Kuesioner: sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada peserta


didik untuk dijawab atau diminta pendapatnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): kurikulum operasional yang


disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

Non-tes: penilaian menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang tidak menuntut


jawaban benar atau salah.

Pengukuran (measurement): proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut


aturan tertentu.

Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi: pengukuran berdasarkan pada


klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan
suatu standar, melalui tes dan non-tes, yang dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.

Penilaian (assessment): proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian antarteman: teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan dan kekurangan temannya
dalam berbagai hal.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


257

Penilaian beracuan kriteria: penilaian yang membandingkan hasil belajar yang


dicapai peserta didik dengan kriteria atau standar yang ditetapkan.

Penilaian diri: teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai
dirinya sendiri mengenai berbagai hal.

Penilaian inventori: teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk
mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap sesuatu objek
psikologis.

Penilaian observasi: penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap


peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran.

Penilaian produk: penilaian yang dilakukan terhadap proses (persiapan dan


pembuatan) serta hasil karya peserta didik.

Penilaian projek: penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas kepada


peserta didik untuk melakukan suatu projek yang melibatkan pengumpulan,
pengorganisasian, analisis data, dan pelaporan hasil kerjanya dalam kurun waktu
tertentu.

Penugasan: pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perseorangan


maupun kelompok.

Penugasan terstruktur: kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi, dan waktu penyelesaiannya ditentukan oleh pendidik.

Portofolio: kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalambidang tertentu


yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan
kreativitas peserta didik

Soal pilihan ganda: soal yang menyediakan sejumlah pilihan jawaban dengan
hanya ada satu pilihan jawaban yang benar.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


258

Standar Isi: ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Kompetensi: kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik


setelah menyelesaikan mata pelajaran tertentu

Standar Kompetensi Lulusan: kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup


sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Standar Nasional Pendidikan (SNP): kriteria minimal tentang sistem pendidikan di


seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tatap muka: pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam
pembelajaran di kelas.

Tes: penilaian menggunakan seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban


benar atau salah.

Tes lisan: tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara
peserta didik dengan pendidik, pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan.

Tes praktik (kinerja): tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/
menampilkan/mendemonstrasikan keterampilannya.

Tes tertulis: tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis
berupa pilihan dan/atau isian.

Ujian: kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta


didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan
pendidikan.

Ujian nasional: kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada


beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


259

pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional


Pendidikan.

Ujian sekolah: kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang


dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

Ulangan: proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta


didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan
dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

Ulangan akhir semester: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester, yang cakupannya meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan harian: kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur


pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi
dasar (KD) atau lebih.

Ulangan kenaikan kelas: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester
genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket, dan cakupannya
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.

Ulangan tengah semester: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran, yang cakupannya meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung


260

PENILAIAN PSIKOMOTOR Agus Dudung

Anda mungkin juga menyukai