Anda di halaman 1dari 479

SELAMAT DATANG DI RESTAURANT SAYA

SILAHKAN MENGAMBIL TEMPAT YANG SUDAH DISEDIAKAN, DAN NIKMATI MENU YANG KAMI SAJIKAN

Mengacu pada peraturan forum SFTH

>Lupakan sejenak MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI, karena cerita kali ini akan sedikit
berbeda.

>Open Minded! Tidak ada niatan Saya untuk menyinggung agama dan suku tertentu

>Sabar menunggu update, tanpa melempari Saya dengan "Kentang"

>Berbeda dengan thread sebelumnya, kali ini mungkin Saya tidak bisa update tiap hari,

tapi jangan khawatir pasti tamat kok. Jadi jangan dibata ya

>Mohon tidak menanggapi komentar yang bersifat ngerusuh, komentar negatif, kritik
membangun dan kritik pedas, karena itu ditujukan buat saya. Cukup saya saja yang

menerima

Akhirnya kesampaian juga buat nulis di Kaskus lagi, semoga tulisan Saya tidak membuat
agan dan sista bosan.
Beberapa yang perlu diperhatikan sebelum membaca

Q : Cara bacanya gimana gan?


A : Sama kaya yang diajarin di TK gan

Q: Maksudnya urutan bacanya gan


A: Baca satu POV/Story line dulu sampai selesai, terus lanjut ke POV/Story line
selanjutnya, abis itu baru ke Meeting.

Q: Appetizer, Main Course, Dessert, maksudnya apaan gan?


A: Cerita pembuka, cerita utama, cerita penutup gan

Q: Kok cara nulisnya aneh, mirip penulis misteri anak -anak pak jawi, agan siapa nya?
A: Ane pak jawi nya gan

Q: Kentang gan
A: Enak gan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 1
PENGANTAR

>Saya bukan penulis, jadi tidak paham aturan penulisan yang baik. Jika ada cacat pada

tulisan saya, mohon dimaklum

>Bagus tidaknya tulisan ini sangat dipengaruhi oleh selera agan, tidak suka tema atau
genre, tidak suka teknik atau gaya penulisan saya, bahkan tidak suka sama saya itu

tidak apa apa

>Tidak ada foto di Thread ini, jadi merequestnya adalah percuma

>Kisah Nyata atau Fiksi????? Saya sarankan agan menganggapnya Fiksi, dengan begitu
agan tidak merasa dibohongi, saya pun tidak merasa berdosa.

Terakhir... silahkan tinggalkan komentar yang baik ya gan, saya lebih suka baca
komentar pembaca daripada dapat cendol. Dan Saya Daniel Ahmad mengucapkan, selamat
membaca.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 2
APPETIZER

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 3
THE BAD BOY

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 4
THE BAD BOY CHAPTER 1

JANUARI 20XX

"SIAAAAAAAL"

Ini sudah tengah malam, tapi mulut ini tidak bisa diam. Meluapkan
amarah dengan kata-kata kasar, meskipun Saya tahu tidak akan ada yang
mendengar. Umpatan demi umpatan mengiringi setiap barang yang saya
kemas ke dalam tas hitam besar. Percayalah.... packing tidak pernah se
horror ini.

TOK..... TOK...... TOK......

"DIAAAAAAAM!!!"

Ada alasan kenapa kamar ini berantakan, dan alasannya ada di balik
pintu itu. Siapa pun dia, yang dari tadi mengetuk pintu kamar dengan
sangat pelan tapi memaksa saya untuk bertindak sangat cepat.

"Tai! Ini semua salah Gue! Kalau saja gue gak pergi dari rumah, kalau
saja Gue dengerin nasehat mereka, kalau saja....."

TOK....... TOK....... TOK........

"ANJ***********************NG!!!!"

Tangan ini masih sibuk mengemasi pakaian, buku, dan barang-barang yang
akan Saya bawa pulang. Biasanya kemanapun Saya akan pergi, packing
tidak pernah selama ini. Tapi kali ini Saya harus memastikan tidak ada
satupun yang ketinggalan, karena Saya tidak akan pernah kembali ke
tempat ini lagi

TIDAK AKAN

Packing di tengah tekanan sosok dibalik pintu itu bukanlah masalah


besar, karena bagian terburuknya adalah....

Bagaimana caranya Saya keluar dari kamar ini?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 5
Saya sudah selesai berkemas, dan masih mengambil nafas untuk keluar
dari kamar. Suara ketukan pintu itu tidak lagi terdengar tidak pula
Saya rasakan ada seseorang di baliknya. Saya berlajan pelan sekali,
meraih gagang pintu dengan tangan basah yang masih gemetar. Hawa panas
yang saya rasakan ini.... entah karena keringat yang bercucur deras,
atau jangan-jangan......

KREEEEEEEEK

Suara pintu terbuka pelan, degup jantung yang beradu cepat, membuat
saya sejenak menahan nafas, dan saat pintu kamar terbuka lebar......

TIDAK ADA SEORANGPUN DISANA

Ini adalah kesempatan Saya.... segera Saya berlari menuruni tangga dan
bergegas mengeluarkan motor yang ada di ruang tamu. Rasa takut
bercampur lega karena akhirnya saya akan pergi dari tempat terkutuk
ini, layaknya terusir dari rumah sendiri.

Motor saya sudah di teras rumah, sebelum menutup pintu kontrakan saya
sempatkan melihat untuk terakhir kalinya, ruangan dapur yang gelap....
dan Handy cam Saya yang tergeletak di lantai... tidak sedikitpun ada
niatan untuk mengambilnya, karena saya sama sekali tidak ingin tahu
apa isinya.

KREK

Dengan ditutupnya pintu kontrakan ini, maka secara resmi saya bukan
penghuninya lagi. Saya letakkan kunci kontrakan di atas pintu, dan
segera pergi.

Sebelum persimpangan ini memisahkan saya dengan jalan Kertajaya,


tempat dimana kontrakan Saya berada, Saya beranikan diri memandanginya
untuk terakhir kali. Bukan pada Kontrakan saya, tapi pada gedung di
sebelahnya. Gedung dengan cat merah, yang jadi sumber semua malapetaka
Saya selama ini.

Tempat terkutuk dimana Saat ini saya menaruh semua rasa benci, dan
bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di sana lagi.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 6
Mungkin hari ini adalah hari terakhir Saya disini, tapi entah kenapa
Saya merasa bahwa ini tidak akan mengakhiri semua masalah.... karena
bagaimanapun semua ini dimulai dari kesalahan Saya sendiri....

Ya! Kesalahan Saya waktu itu.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 7
THE BAD BOY CHAPTER 2
SATU MINGGU SEBELUMNYA...

30 Desember 20XX
23.00 WIB

"Terima Kasih"

Ucap SPG mini market yang tersenyum dengan make up tebal di wajahnya.
Heran, untuk membeli rokok saja saya harus dicerca banyak sekali
pertanyaan. Inovasi marketing, malah jadi Annoying.

Berjalan menyusuri trotoar kota Gambir dengan sebatang rokok di tangan


kiri, dan tas belanja di tangan kanan. Masih terlihat keramaian remaja
yang berpasang-pasangan. di kota ini, setiap malam adalah malam yang
panjang, malam pesakitan bagi para bujangan.

"Termasuk saya"

Tidak masalah! Sejak memutuskan pindah ke kota Gambir, bagi saya


menikah adalah pilihan terakhir. Karena yang pertama adalah pendidikan
dan Karir. Itulah alasan yang selalu saya berikan pada mereka yang
selalu bertanya "Kapan merit?"

Satu blok sudah Saya lewati. Tinggal satu tikungan lagi saya sampai di
Jalan Kertajaya dimana kontrakan Saya berada. Ini adalah hari kedua
Saya menempati kontrakan kecil di ujung pertigaan itu, Sebuah rumah
lantai dua dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, lengkap dengan
dapur. Semua itu sudah cukup untuk hunian seorang mahasiswa bujang
seperti saya.

Harga yang terjangkau dan lokasi yang strategis adalah alasan utama
saya memilih kontrakan tersebut. Memang Kontrakan saya jauh dari
kampus dan pusat keramaian, yang mana adalah tempat yang pas untuk
bersantai. Selain itu kontrakan kecil ini juga bersebelahan dengan
sebuah restoran, bangunan klasik dengan cat merah dan tulisan hitam
berbunyi....

BATAVIA RESTAURANT

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 8
Restoran ini hampir tidak pernah sepi. bahkan di hari libur pun
pelanggan datang silih berganti. Banyak menu di restoran ini yang
populer di kalangan Mahasiswa, dan sudah lumrah jika setiap malam
menjadi tongkrongan wajib mereka . Berhubung saya sudah sampai disini,
sebelum ke kontrakan saya putuskan untuk mampir dan mengobati lapar
karena sudah berjalan cukup jauh

KRING....

Suara bel pintu menyambut kedatangan Saya. Kedatangan seorang


pelanggan yang mungkin tidak kebagian meja. Restoran ini masih saja
ramai walaupun sudah hampir tengah malam. Terlintas di benak saya
untuk pergi dan mencari tempat lain, tapi tiba-tiba...

"Selamat datang"

Seorang Waitress cantik berambut coklat yang masih belia menyapa Saya,
dia berbaik hati mengantarkan saya ke meja kosong di dekat jendela.
Senang rasanya karena masih ada meja yang kosong, meskipun gadis ini
kurang ramah dalam melayani. Bahasa nya sih sopan, tapi diucapkan
tanpa senyuman bahkan tanpa ekspresi.

"Mungkin sedang tidak enak badan karena harus shift malam"

Itu yang ada di pikiran Saya melihat wajahnya yang pucat. Waitress itu
mempersilahkan Saya duduk dan memberikan sebuah Daftar Menu. Saya
berikan sebuah senyuman kecil sebagai tanda terimakasih. Perut lapar
ini setuju untuk tidak pilih-pilih makanan, jadi apapun menu nya tidak
akan jadi masalah, yang penting kenyang. Akhirnya Saya pun memesan....

"Nasi Goreng Sambal Ijo, Jus Apel dan Kopi Susu"

Waitress itu mencatat semua pesanan Saya, segera setelah saya berikan
daftar menunya kembali, dia pun pergi. Sembari menunggu pesanan
datang, saya mengecek kelengkapan barang barang yang saya beli
barusan. Saya tidak mau berjalan dua blok lagi hanya karena ada
sesuatu yang ketinggalan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 9
Saya buka kardus putih berisi Handy Cam Somy, benda yang wajib saya
miliki sebagai Mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Sejak kecil
saya bercita-cita menjadi sutradara terkenal, bukan karena saya jago
akting, tapi karena saya jago marah. Tapi cita-cita manusia selalu
berubah, semakin dewasa semakin sederhana. Sekarang ini jangankan
menjadi sutradara, lulus dengan IPK standar saja saya sudah bangga,
masalah kerja.... saya lebih memilih berwirausaha.

Iseng tapi niat, saya mencoba merekam untuk pertama kalinya, tidak
peduli saran di buku petunjuk yang mewajibkan mengisi penuh baterai
terlebih dahulu. Cukup dengan power bank, masalah teratasi. Tapi
sekarang muncullah masalah baru. Kemanapun saya arahkan lensa kamera
ini, tidak ada gambar apapun yang muncul di layar, hanya tulisan merah
berbunyi "REC" pertanda Handy cam ini mulai merekam. Tapi itu tidak
lama, karena sekarang Handy cam ini mati total.

"Kampret! Masa baru dipake sekali aja udah rusak?"

Tidak bisa menyembunyikan kekesalan, saya pun memasukkannya ke dalam


kardus, dan berniat untuk tidak menyentuhnya lagi. Tak lama kemudian
pesanan Saya pun datang. Waitress yang masih dengan wajah datar nya
itu menyajikan pesanan Saya di meja. Saya bisa mendengar bunyi berisik
piring dan gelas di atas nampan yang dibawanya, seolah tangan Gadis
ini sedang gemetar. grogi atau memang benar-benar tidak enak badan?
hingga kopi pahit saya pun harus menetes dan mengotori taplak meja
berwarna merah gelap itu.

"Hati-hati mbak"

Seru Saya yang tidak sedikitpun direspon dengan kata Maaf. Wajahnya
pun tidak menunjukkan rasa bersalah, dengan tenang dia mengelap
tumpahan kopi tersebut. Kejadian ini membuat Kesan pertama Batavia
jadi buruk di mata Saya. Tapi... luka bakar di pergelangan gadis ini
membuat Saya sedikit memakluminya. Luka bakar yang kelihatannya masih
baru itu, tertutupi oleh seragam waitress lengan panjangnya yang
berwarna merah.

"Mungkin luka nya masih terasa sakit hingga kesulitan membawa nampan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 10
Pikir Saya dalam hati. Setelah selesai waitress itu pun pergi tanpa
permisi, dengan langkahnya yang pelan dia masuk ke ruangan kecil yang
ada di samping meja kasir. Sejenak Saya perhatikan, ada yang ganjal
dengan restoran ini. Tapi....... Ah sudahlah! Sekarang bukan waktunya
berpikir, sekarang adalah waktunya Makan.

Nasi Goreng Sambal Ijo. Tidak seperti namanya, warna Nasi goreng ini
masih sama dengan nasi goreng lainnya. Hanya saja rasanya......

"Eh??"

Rasanya benar-benar beda. Nasi goreng adalah menu favorit saya, tapi
dari semua yang pernah saya makan, Nasi goreng di restoran inilah yang
paling lezat. Tidak banyak toping yang merusak rasa, kokinya fokus
pada bumbu dan saus yang melebur nikmat di lidah saya. Tidak ada satu
pun cabe rawit ataupun sambal uleg, karena rasa pedasnya adalah bagian
dari bumbu, sumpah, MANTAP!

Saya tidak pernah makan selahap ini di tempat umum, apalagi kalau
sedang ramai. Tapi kali ini masa bodo! Saya bahkan ingin nambah satu
porsi lagi. Di sela-sela sibuknya mengunyah makanan, saya perhatikan
keadaan di sekitar. Bapak-bapak, Ibu-ibu, beberapa orang remaja, dan
bahkan anak-anak kecil pun terlihat asyik dan hanyut dalam topik
perbincangan masing-masing. Semuanya berpakaian rapi layaknya pegawai
kantoran, pengusaha besar dan politikus.

"Rame banget, padahal sudah hampir jam dua belas malam"

Pikir Saya sambil meneguk jus apel tanpa susu yang Saya pesan barusan.
Saya bisa mengerti kalau restoran ini banyak diminati, tapi yang tidak
bisa saya mengerti adalah ...... tidak satupun dari pengunjung ini
yang sedang menyantap pesanan mereka. Semuanya hanya sibuk bercakap
dan bersenda gurau satu sama lain, dan membiarkan piring serta gelas
di depannya itu diam tak tersentuh. Anak-anak kecil yang sedang
bermain kejar-kejaran itu pun tampak tidak peduli dengan permen dan
coklat yang mereka pegang.

Bukan cuma itu, Saya tidak lagi melihat ada Waitress dan pelayan lain
di restoran ini. Gadis yang tadi melayani Saya pun tidak keluar lagi
dari ruangan itu, bahkan kalau diingat-ingat dia sama sekali tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 11
menghampiri meja pelanggan lain selain meja Saya. Dan yang membuat
Saya semakin bingung adalah, tidak ada seorang pun yang duduk di meja
Kasir. Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana sistem pembayaran di
restoran ini. Haruskah Saya tinggalkan uang di meja seperti kebanyakan
restoran di eropa?

Tidak berapa lama kemudian selesai sudah hidangan tengah malam Saya.
Saya pun mengemasi barang belanjaan dan menuju ke meja kasir berharap
ada seseorang yang bisa saya panggil. Tapi sesampainya disana, tidak
seorang pun yang datang menjawab panggilan Saya. Padahal pintu ruangan
di samping meja kasir itu masih terbuka

"Halooo, kasiiiir?? Pelayaaan???"

Saya mulai kesal hingga terpikir untuk jadi kriminal. Tapi Saya sadar
kalau masih punya Moral. Akhirnya Saya pun tolah-toleh mencari papan
menu, agar Saya tahu berapa total harga pesanan Saya. Tapi anehnya,
papan menu yang digantung di atas tempat cuci tangan itu KOSONG! Sama
sekali tidak ada daftar makanan dan minuman di sana. Saya semakin
kesal. Segera saya keluarkan uang kertas lima puluh ribu dan Saya
letakkan di atas meja kasir dengan penuh amarah. Suara meja yang saya
pukul itu tidak begitu nyaring terdengar karena tertutupi oleh riuh
nya suara pelanggan. Tapi tiba-tiba...

TENG...................... TENG.....................
TENG.............................

Denting itu berasal dari jam tua yang berada di depan saya, tepatnya
di samping meja kasir, jam tua yang terbuat dari kayu itu, kacanya
mulai retak dan jarum panjangnya yang menunjuk ke angka dua belas pun
patah. Tapi bunyi denting ini terdengar keras sekali, cukup mengerikan
untuk suasana restoran yang sedang sepi

"Eh, sepi???"

BRAK!

Tiba-tiba Satu persatu pelanggan yang ada di restoran ini jatuh


tersungkur dari tempat duduknya masing-masing. Makanan, minuman,
apapun hidangan yang ada di mejanya kini berserakan di lantai, bunyi

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 12
piring dan gelas pecah bercampur dengan suara erangan manusia. Tidak
jelas apa yang mereka katakan, wajahnya menunduk ke lantai, tangannya
memegangi leher seolah sedang tercekik sesuatu, hingga akhirnya satu
persatu dari mereka memuntahkan cairan kental berwarna merah....

UUUUUUUURRRGGGWEEEKKKHHH......

"Aaaaa aaaapaaa apaaaan ini??????"

Saya tidak tahu lagi harus merasakan apa, jijik, kasihan, takut?
Melihat orang-orang ini meronta kesakitan, bahkan anak-anak mereka pun
tergeletak tak berdaya. Semua itu menyadarkan saya kalau yang pertama
kali harus saya selamatkan adalah diri Saya sendiri. Kalau ini adalah
akibat makanan yang mereka makan, maka saya pun sedang berada dalam
situasi yang sama.

"Sial!"

Tidak peduli dengan diri sendiri, saya bergegas menghampiri mereka,


walaupun rasa takut membuat langkah kaki ini semakin berat. Saya
mendukkan badan berusaha menenangkan seorang bapak yang tidak henti-
hentinya memuntahkan darah. Tapi saat bapak itu mengangkat wajahnya...

"WHAT THE HELL?"

Tubuh ini begidik melihat wajah bapak itu. Kulitnya putih pucat,
dengan lingkaran mata merah dan bola matanya yang memutih, urat di
leher mereka terlihat jelas menonjol keluar, dan bibir biru mereka
yang melepuh itu pun perlahan terbuka........ mereka berteriak, tapi
tidak ada suara yang terdengar. Rasa khawatir dan panik Saya pun
berubah menjadi rasa takut dan ngeri, tubuh Saya rekflek menjauhi
bapak ini, tapi saat saya perhatikan sekeliling restoran barulah saya
sadari semua pelanggan di ruangan ini mengalami kondisi yang sama.

"Kalian tunggu disini!! Biar saya cari bantuan"

Teriak saya pada mereka yang sekarang melambai-lambaikan tangannya


pada Saya, berharap saya meraihnya dan membawa mereka keluar dari
apapun yang sedang menimpanya. Anehnya... saat Saya berusaha
menghubungi Ambulan, Handphone Saya justru tidak ada jaringan. Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 13
berlari keluar dari restoran, dengan barang belanjaan saya di tangan,
berharap segera mendapatkan bantuan...

BANG!

Saya banting pintu restoran dengan keras, lalu melihat sekeliling area
parkir dengan penuh harapan ada seseorang yang bisa saya mintai
bantuan. Tapi satu-satunya orang yang bisa Saya temukan hanyalah
seorang tukang parkir. Saya berlari menghampiri bapak bertubuh tinggi
besar yang sedang sibuk membereskan barang-barangnya itu, mungkin ini
sudah waktunya untuk pulang, tapi kedatangan Saya dengan wajah panik
ini berhasil menahan langkah tukang parkir tersebut.

"Pak tunggu!!"

Bapak itu memperhatikan Saya yang datang dengan panik dan tergesa-
gesa, beliau memberi Saya waktu untuk mengatur nafas lalu menjelaskan
semuanya.

"Tolong hubungi Ambulan Pak! Di dalam restoran itu, banyak orang yang
keracunan makanan, mereka muntah darah, kondisi mereka juga......"

Bapak itu menepuk pundak Saya, wajah seriusnya sama sekali tidak
tergurat rasa panik dan khawatir atas apa yang saya ceritakan barusan,
Malah dengan tenangnya, beliau menyuruh Saya berbalik ke arah restoran
di belakang Saya itu. Sedikit jengkel memang, karena bapak ini sudah
memotong penjelasan Saya dan apa yang Saya beritakan barusan seolah
tidak digubrisnya, Bapak ini sama sekali tidak peduli dengan apa yang
terjadi di restoran itu, dan setelah Saya menoleh ke belakang barulah
Saya tahu jawabannya.

"Sssss seeeriusss???"

Entah sejak kapan semua lampu di restoran itu mati, bahkan sama sekali
tidak ada tanda-tanda sedang buka. Tulisan merah digantung di jendela
kacanya yang berbunyi

CLOSE

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 14
"Jangan pernah datang ke restoran ini lagi, terutama kalau malam
hari!"

Nasihat bapak itu tidak Saya hiraukan, mata ini masih memandangi pintu
masuk Batavia. Pintu dimana Saya keluar dari situasi mencekam orang-
orang yang sekarat itu. Selanjutnya saya tidak tahu lagi apakah itu
nyata atau hanya halusinasi. Tapi perut ini masih lantang berbunyi,
seolah sama sekali belum terisi. Apakah hidangan yang Saya nikmati di
dalam tadi nyata? ataukah semua rentetan kejadian itu hanyalah ilusi
semata? Tukang parkir ini melambaikan tangannya di depan wajah Saya,
berusaha menyelamatkan Saya dari lamunan panjang ini.

"Saya.... Saya masih waras kan pak? Apa yang Saya lihat dan ceritakan
tadi, itu benar-benar nyata, saya tidak bohong"

Bapak itu mengangguk bukan karena membenarkan perkataan Saya, tapi


hanya berusaha menenangkan Saya. Beliau pun berkata...

"Restoran itu selalu tutup pukul sebelas malam, Saya tidak tahu
bagaimana ceritanya sampean bisa masuk kesana. Dan saya juga tidak
tahu apa yang sudah sampean lihat di dalam Sana, sekarang sebaiknya
sampean pulang, setelah apa yang sampean alami barusan, tidak baik
masih berada di sekitar restoran"

Bapak ini benar. Saya pun tidak mau lama-lama berada di dekat restoran
angker ini. Tapi rumah kecil di samping restoran itu...... rumah
lantai dua dengan cat putih itu berada tepat di sebelah Batavia. Tidak
ada pagar ataupun gang yang memisahkan, hanya sebuah dinding tipis
yang menjadi batas. Saya memandangi rumah itu tanpa bisa menutupi
wajah gugup dan ketakutan, Tukang parkir ini pun menyadarinya. Dia pun
ikut memperhatikan. Angkat tiga dan delapan terpasang tepat di samping
pintu rumah itu, pintu yang sedang terkunci karena harus ditinggal
oleh pemiliknya, dan benda logam dengan gantungan kunci hitam di
tangan saya ini adalah Kunci rumah itu...... Ya! Rumah di samping
restoran itu adalah......

KONTRAKAN SAYA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 15
THE BAD BOY CHAPTER 3
31 Desember 20XX
06.00 WIB

Butuh waktu agar mata yang sudah terbuka ini bisa melihat dengan
jelas. Cahaya matahari pagi membakar sisa-sisa kotoran di mata,
memaksanya berkedip berkali-kali sampai akhirnya pandangan ini menjadi
jernih. Mengangkat badan terasa sangat mudah, tapi meninggalkan
pebaringan ini..... entah kenapa jauh lebih susah.

Saya ajak mata lemah ini berkenalan dengan kamar kontrakan yang baru
dua hari saya tempati. Dinding sebelah kiri yang penuh dengan poster
Rhoma Irama dan Liverpool, jendela kamar yang lupa saya tutup, entah
sudah berapa nyamuk yang mati semalam gara-gara kekenyangan menghisap
darah bujangan. Kemudian meja kerja dengan laptop yang masih dalam
kondisi stand by, di sebelahnya ada lemari baju berisi pakaian yang
selalu saya jaga kerapiannya karena mata manusia lebih cekatan menilai
penampilan daripada hati seseorang.

Terakhir adalah cermin yang di depan Saya. Dapat Saya lihat wajah
berantakan dengan rambut yang tiap helainya berlawanan arah, plester
di dahi Saya masih belum sempat Saya buka, ini adalah kenang-kenangan
dari kecelakaan kemarin. Dan gara-gara itu motor saya harus menginap
di bengkel selama satu hari satu malam, belum lagi wajah tampan ini
sekarang menjadi ternoda, kulitnya putih pucat, bibir biru yang
melepuh, dan mata besar dengan lingkaran merah di sekelilingnya....

UWAAAAAAAAAAAAAAAAAAH

Gila! Kenapa tiba-tiba saja saya teringat wajah orang-orang di


restoran semalam? Ini masih terlalu pagi untuk merasa takut. Saya
beranjak dari kasur tempat saya duduk termenung barusan, menggerak-
gerakkan badan, meluruskan sendi dan tulang. Ada kenikmatan tersendiri
mendengar suara jari jemari dan tulang punggung yang bergesekan,
setelah cukup membuang sisa kantuk Saya pun turun ke lantai bawah.

Menuruni anak tangga dengan langkah sempoyongan, mungkin Saya sudah


jatuh kalau tidak pegangan. Tangga ini menghubungkan lantai dua dimana
kamar Saya berada, dengan ruang tamu di bawahnya. Ruangan ini tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 16
begitu luas, tidak ada furniture, perabotan apalagi kursi tamu, jadi
untuk mengantisipasi pengunjung, Saya gunakan karpet yang saya bawa
dari kampung.

Saya menghampiri lemari es yang sengaja dipindah ke ruang tamu agar


mudah untuk ambil minum. Tapi kali ini alasan Saya berdiri di depannya
bukanlah karena minuman, melainkan karena di atas lemari es ini ada
Handy cam saya yang baterainya sudah terisi penuh. Apa boleh buat,
Saya harus mengisi baterainya di sini karena colokan di Kamar sudah
penuh.

Betapa senangnya Saya karena sekarang Handy cam ini sudah normal. Ini
pelajaran bagi Saya agar lain kali mau mematuhi buku manual, syukurlah
Saya tidak harus kembali ke tokonya untuk komplain. Tanpa pikir
panjang Saya pun mencoba untuk merekam.

REC.

Dimulai dari ruang tamu....

Ada satu kamar di ruangan ini , tepatnya di dekat pintu masuk. Kamar
ini sama luasnya dengan kamar Saya di atas, hanya saja karena tidak
ditempati, Saya gunakan sebagai gudang. Semua barang yang belum sempat
saya tata ada di kamar ini, mulai dari lemari, meja dan televisi.
Sudah lima tahun lebih Saya tidak nonton TV, karena internet
memberikan lebih banyak informasi dan hiburan, sementara Televisi
hanya memberikan anak jalanan.

Cukup dengan ruang tamu, Saya lanjut ke ruangan berikutnya.

Ruangan kedua adalah dapur yang ukurannya jauh lebih luas daripada
ruang tamu. Bahkan kelihatannya terlalu mewah untuk rumah sekecil ini.
Di depan Saya ada meja panjang membentuk huruf "L" yang terbuat dari
beton dan keramik , dengan dua buah tempat cuci piring di setiap
sudutnya. Di tengah meja ada sebuah kompor yang lagi-lagi terlalu
besar untuk sebuah dapur rumahan. Di ujung kanan meja ada sebuah
lemari besar yang sejak kemarin tidak bisa terbuka karena kuncinya
hilang, sedangkan di ujung kirinya adalah tempat lemari es sebelum
Saya pindahkan ke ruang tamu. Bisa dikatakan dapur ini adalah satu-
satunya ruangan termegah di rumah ini, tempat yang pas untuk Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 17
bersantai menikmati minuman hangat di musim hujan ini, tapi....

Ada satu hal yang sejak tadi menjadi pusat perhatian saya, hingga
sudah lebih satu menit lensa handycam ini diarahkan ke sana. Ke
dinding diatas kompor berada. Disana ada sebuah lubang ventilasi yang
memanjang dan tidak dilapisi kaca ataupun lubang penyaring udara.
Ventilasi itu menjadi titik penghubung antara dapur ini dengan
restoran sebelah.

"Mungkin... gue bakal jarang banget masak di sini"

Gumam Saya dalam hati, mengingat betapa dekatnya dapur ini dengan
restoran Batavia.
Jika suatu saat nanti saya kelaparan tengah malam, Saya lebih memilih
untuk cari makan di luar daripada harus memasak di dapur ini.
Membayangkan harus menghirup udara yang sama dengan Batavia membuat
saya teringat dengan kejadian semalam, dan itu cukup untuk membuat
nafsu makan saya hilang.

Cukup dengan dapur ini, sekarang menuju ke ruangan terkahir. Melewati


pintu kecil yang berada di samping meja dapur, membawa Saya ke kamar
mandi. Disinilah tempat saya mengguyur badan dan membiarkan rasa lelah
luntur bersama dengan dinginnya air. Tidak ada yang menarik dari kamar
mandi di rumah ini, dan saya pun tidak berniat merekam aktifitas saya
di kamar mandi. Jam sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB, Saya harus
bersiap-siap pergi ke kampus dan harus sepagi mungkin karena
sebelumnya ada bengkel yang harus saya datangi.

STOP

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 18
THE BAD BOY CHAPTER 4
31 Desember 20XX
07.00 WIB

KREK!

Pintu kontrakan ini sudah sangat tua, tapi entah kenapa gagang dan
lubang kuncinya masih baru. Mungkin sengaja diperbaharui karena ada
yang ingin menempati. Saya mulai penasaran siapa yang tinggal disini
sebelumnya. Mungkinkah orang itu tahu tentang restoran ini,
hingga memilih untuk pindah?

Tidak ingin terlambat ke kampus, Saya pun meletakkan kunci kontrakan


di atas lubang pintu dan segera berangkat. Ada tempat yang harus saya
datangi sebelum pergi ke kampus. Tempat itu adalah “Gardana Bengkel”
Saya harus menjemput motor saya yang baru saja bangkit dari kecelakaan
beberapa hari lalu.

Sebelum meninggalkan kontrakan saya sempatkan diri untuk melihat ke


restoran sebelah. Batavia sudah buka, dan terlihat beberapa pelanggan
sudah duduk menikmati pesanannya masing-masing. Tidak ada yang aneh
dari Restoran itu pagi ini, semua tampak normal seolah tidak
sedikitpun menyimpan rahasia yang mengerikan.

Hilir Mudik kendaraan yang semakin riuh dengan bunyi klaksonnya,


seakan menyadarkan Saya bahwa Saya sedang berada di Kota. Megahnya
gedung pencakar langit, dan kabut hitam yang mereka sebut polusi,
semakin membuat Saya merindukan kampung halaman. Sepanjang jalan saya
memikirkan indahnya pemandangan desa, suasana pagi hari yang tenang,
bukan bunyi gaduh kendaraan bermotor, hanya kicauan burung dan suara
ternak yang menghiasi damainya pagi. Tak terasa sampailah Saya di
Bengkel Motor Gardana.

Motor CBR berwarna merah putih itu tampak sedang mejeng di depan
bengkel, Bodynya yang mulus mengkilat seolah sedang menyapa Saya dan
berkata...

“Saya siap dibawa pulang”

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 19
Motor yang malang, gara-gara kecerobohan Saya, dia harus mencumbu
trotoar kota yang baru dikenalnya ini.

“Halo Sob!”

Seorang montir kurus keriting dengan jenggot yang berantakan


menghampiri Saya. Bekas Oli dan bau pelumas semakin menegaskan
identitasnya sebagai Montir. Tapi itu hanya bagi pelanggan baru,
karena pelanggan lama nya pasti tahu kalau orang ini adalah bos nya.
Pemilik dari salah satu Bengkel Motor terbesar di Kota ini.

“Halo Viki!”

Kami memulai basa basi wajib sebelum masuk ke pembahasan inti tentang
kondisi motor Saya. Jadi ceritanya, dua hari yang lalu saya dengan
sadar menabrak rombong pedagang kaki lima karena menghindari anak SD
yang tiba-tiba melintas.Hasilnya? Luka lecet di tangan, kaki, dahi dan
juga biaya ganti rugi untuk pedagang STMJ yang rombongnya saya
hancurkan. Tentu saja itu menguras isi dompet Saya, belum lagi biaya
perbaikan motor yang saya yakin tidak sedikit

“Gratis Sob"

“Eh??”

Kata-kata viki itu menyelamatkan tiga uang kertas merah yang baru saja
hendak Saya keluarkan dari dompet.

“Serius nih?”

Viki mengangguk sambil menepuk-nepuk bahu saya, sebelum akhirnya dia


berhenti karena takut tangannya mengotori baju Kami berteman sudah
sangat lama, bahkan sejak sama-sama masih di kampung dulu Saya adalah
pelanggan setianya. Sampai akhirnya Viki memutuskan untuk tidak kuliah
dan lebih memilih melanjutkan usaha bengkelnya di kota. Alhasil....
dia adalah salah satu pengusaha muda yang sukses di kota Gambir.

Disela obrolan seru tentang berbagai tema, termasuk tema percintaan


tiba-tiba mata saya terpaku pada sebuah bungkusan. Tiga buah bungkusan
putih yang saat ini menumpuk di tempat sampah. Saya tidak ingin tahu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 20
apa isinya, karena lebih tertarik pada ceritanya.

“Oh ya Vik, kalau kebetulan Kamu lagi di Batavia, sempetin mampir di


Kontrakan Ya! Kontrakan Gue pas banget di samping restoran”

Tawaran Saya pada Viki hanyalah sebuah umpan, dan Saya sangat berharap
Viki dapat memakannya.

“Oooooooh Elu ngontrak disitu? Deket donk dari sini! OK lah! Besok-
besok kalau sempet Gue pasti mampir kesana”

Sayangnya umpan Saya gagal!! Bukan reaksi itu yang Saya harapkan
keluar dari Viki. Sebagai salah satu pelanggan restoran itu, Viki
sepertinya tidak tahu apa-apa tentang kejadian semalam. Tas plastik
putih bertuliskan “Batavia Restaurant” itu adalah bukti kalau dia
pernah memesan makanan disana, belum lagi tempat tinggalnya yang
lumayan dekat, harusnya sedikit banyak dia tahu tentang sisi
mengerikan restoran itu.

Tapi biarlah. Mungkin untuk sementara...... semua ini hanya akan jadi
rahasia Saya. Selama Saya tidak kembali ke restoran itu, kejadian
serupa tidak akan pernah terulang.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 21
THE BAD BOY CHAPTER 5
31 Desember 20XX
09.00 WIB

Universitas Brajamusti

Terlepas dari namanya, Universitas ini sama sekali bukan markas


pengedar obat terlarang. Kampus Saya adalah kampus elit dan merupakan
salah satu yang terbesar di Jawa Timur. Bisa kuliah disini adalah
keajaiban, mengingat Saya yang berasal dari keluarga pas-pas an.
Halaman luasnya sebanding dengan gedung-gedung nya yang besar, bahkan
Aula nya saja hampir sebesar lapangan sepak bola.

Pagi ini cuaca sedang mendung, sebagian mahasiswa dan mahasiswi berada
di kantin untuk menikmati yang hangat-hangat. Sementara Saya masih di
kursi taman menata buku yang baru saja saya pinjam dari perpustakaan.
Sebenarnya saya lebih tertarik dengan artikel dan buku digital
daripada buku-buku ini, tapi sebagian dosen melarang untuk menggunakan
E-Book sebagai refrensi.

"Aaaaah susah amat sih nyari refrensi di buku! Mesti dibuka lembar
demi lembar"

Saya menggerutu seperti anak kecil, jari ini sudah terbiasa dengan
"Ctr + F" lalu kemudian "Ctrl + C dan Ctrl + v", sampai akhirnya Saya
pun menyerah. Saya tutup buku tebal ini dan membuka layar Handy Cam.

REC.

Andai saja ada camera yang mampu melihat pikiran manusia, saya bisa
tahu apa yang ada di pikiran mahasiswa dan mahasiswi yang dari tadi
lalu lalang di depan Saya. Mereka seperti sibuk sendiri, membawa buku
kesana kemari. Sebagian terlihat berpakaian sangat rapi, dan sebagian
lagi terlihat sangat seksi. Salah satunya adalah cewe ini...

"Haaalloooooooooo"

Cewe seksi dengan pakaian nyentrik yang sedang melambai-lambaikan


tangannya ke Handy Cam ini adalah Sabrina. Mahasiswi jurusan Sastra
Inggris. Terbaik di kelasnya, terfavorit di kalangan mahasiswa dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 22
tentunya terkenal di kalangan dosen-dosen muda. Sempat saya meragukan
darimana datangnya nilai A yang berjejer rapi di kartu hasil study-
nya, entah itu dari otak, atau dari tubuh-nya... tapi Saya dan semua
teman dekatnya tahu, bahwa Sabrina benar-benar jenius.

"Lagi ada proyek sinematografi yah? Kalau Kamu butuh artis, jangan
sungkan-sungkan buat hubungin Aku yah!"

Ucap sabrina dengan nada manja ala syahrini. Dia duduk di samping
Saya, mengibaskan rambut hitam kemerah-merahannya hingga wangi sampo
mahalnya menampar hidung saya.

STOP

"Ganggu aja! lagian kalaupun beneran ada proyek, Aku gak bakal ngajak
Kamu!"

Jawab saya sinis, sambil menutup Handy Cam. Sebenarnya saya bukan
laki-laki yang suka bicara kasar sama perempuan, tapi khusus
Sabrina..... ada pengecualian. Lagipula dia tidak pernah peduli
ataupun komplain setiap kali saya bicara kasar. Sebenarnya Sabrina
adalah perempuan yang galak dan cepat tersinggung, tapi bagi dia....
Saya ada adalah pengecualian. Kami sudah berteman sejak SMA, sempat
terpikir untuk kuliah di jurusan yang sama.... tapi syukurlah itu
tidak pernah terjadi.

"Mau?"

Sabrina menyodorkan rokok mentholnya, karena rokok saya sudah habis,


saya pun menerimanya. Mungkin orang lain akan kaget melihat Sabrina
merokok, tapi bagi Saya itu sudah biasa. Bahkan saya sudah sering
melihat yang lebih gila dari ini.

Sambil menikmati racikan tembakau di bawah pohon taman, kami pun


berbincang-bincang. Sesekali rokok ini kami sembunyikan, karena tidak
ingin ada dosen yang melihat. Sepuluh menit kiranya kami saling
ngobrol, tiba-tiba konsentrasi saya pecah saat seorang gadis lewat di
depan kami. Butuh waktu beberapa detik bagi saya untuk menyadari,
betapa familiarnya wajah gadis tadi. Dan saat gadis itu sudah semakin
jauh dari pandangan, barulah saya ingat....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 23
Rambut coklatnya, wajah pucatnya, gerak-gerik gadis itu.... tidak
salah lagi! Dia adalah orang yang sangat ingin saya temui bahkan sejak
kejadian di malam itu. Orang yang mungkin bisa menjawab semua
pertanyaan saya tentang apa yang terjadi di restoran itu. Ya! Gadis
itu adalah

WAITRESS BATAVIA

"Rin, pegangin!"

Saya beranjak dari bangku taman, dan memberikan Buku-buku juga tas
saya pada Sabrina.

"Mau kemana?"

Tidak ada waktu menjawab pertanyaan Sabrina, Saya berlari sambil


membawa Handy Cam. Menuju ke arah Gadis berambut Coklat yang sekarang
sudah berada di atas motor matic nya. Saat gadis itu hendak pergi,
seorang Mahasiswa datang menghampirinya, dari cara mereka berdua
berbicara, sepertinya sudah kenal akrab satu sama lain.

Saya tidak mungkin menemui gadis itu hari ini, tidak selagi masih ada
Pria itu. Tapi setidaknya saya sudah memperpendek jarak dengannya,
hingga handy cam ini dengan jelas merekam wajahnya. Dan berkat lensa
Handy Cam yang Saya zoom berkali-kali, Saya semakin yakin bahwa gadis
itu adalah Waitress yang saat itu melayani Saya.

"Cantik juga ya?"

"Cantik tapi misterius, siapa juga yang mau deketin......... eh?"

......................................................................
..

"NGAPAIN KAMU IKUTAN KESINI????????????????"

Saya tidak bisa menahan emosi karena Sabrina sudah melanggar privasi.
TIdak hanya dia mengikuti dan mengintip apa yang saya lakukan, dia
juga meninggalkan barang-barang Saya di kursi taman.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 24
"Jadi kamu beli handy cam cuma buat stalking cewe itu?"

Tanya Sabrina seolah tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah dia
lakukan. Saya hanya bisa menghela nafas karena memarahi sabrina,
adalah hal yang sia-sia, dan tentus saja.... menjelaskan semuanya pada
sabrina, adalah hal yang juga sia-sia.

Bersamaan dengan perginya gadis berambut coklat itu, selesai sudah


urusan saya disini, Saya mengajak sabrina pergi, meskipun dia masih
saja cerewet dari tadi. Saya bisa saja bersikap tidak peduli pada
gadis berambut coklat itu, tapi saya merasa berhutang tagihan menu
padanya, dan tentu saja... gadis itu berhutang penjelasa pada Saya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 25
THE BAD BOY CHAPTER 6
31 Desember 20XX
21.00 WIB

Malam pun singgah ke kota Gambir...

Tidak ada rencana untuk menghabiskan malam tahun baru di luar rumah,
musim hujan adalah alasan utamanya. Gerimis malam ini mungkin akan
semakin deras, dan tengah malam nanti akan memadamkan kembang api yang
menyentuh awan-awan hitamnya, tapi Saya tidak sendirian.... ditemani
para abang tukang becak, menyambut tahun baru dengan catur dan kopi
luwak.

Berbagai topik kami lahap habis, mulai dari Pak Kusnadi, hingga sampai
pada perbincangan ini, entah siapa yang memulai... tapi tema ini jadi
semakin panas.

"Wah Saya sudah bertahun-tahun mangkal disini, tapi gak pernah tuh
mengalami apa yang sampean alami"

Ucap pak Sisjono, yang seolah dibenarkan oleh anggukan abang becak
yang lain.

"Bener Mas restoran itu sudah lama berdiri... memang sih sempat
mengalami tutup beberapa bulan dan berganti kepemilikan, tapi sejauh
ini tidak ada hal yang mencurigakan,apalagi mengerikan"

Tambah Kang Cipto memperkuat opini Pak Sisjono.

Percuma... orang-orang ini tidak tahu apa-apa, dan itu wajar. Bagi
abang-abang ini, makan di restoran adalah pilihan ke sepuluh yang
mereka ambil jika perut laparnya memanggil. Mereka juga tidak punya
waktu memperhatikan setiap pengunjung yang keluar masuk restoran,
karena lebih fokus pada penumpang yang membutuhkan jasa mereka.

Tidak masalah bagi Saya, karena tujuan utama Saya duduk di pangkalan
becak malam ini, adalah menunggu Pak Kusnadi selesai dengan
kesibukannya. Laki-laki paruh baya itu masih mengenakan seragam
Jukirnya (Juru Parkir), dan terlihat sangat sibuk mengingat lalu
lintas semakin padat karena ini malam pergantian tahun. Pengunjung

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 26
restoran pun tidak begitu ramai, mungkin karena sebagaian besar
memilih berkumpul di alun-alun kota.

Akhirnya begitu ada kesempatan, Saya pun menghampiri Pak Kusnadi yang
terlihat sedang duduk santai karena tidak ada lagi kendaraan yang
butuh bimbingannya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalaaam"

Pak Kusnadi bergeser dari tempatnya duduk, memberikan saya sedikit


ruang dari bangku lusuh yang jadi tempat istirahatnya ini. Untuk
menunjukkan Iktikad baik Saya, rokok Kretek yang sengaja saya siapkan
dari tadi ini saya berikan pada Pak Kusnadi , beliau dengan senang
hati menerimanya. Tidak perlu dijelaskan lagi maksud kedatangan Saya,
karena beliau sudah sangat paham. Beliau memperhatikan sekelilingnya,
seperti sedang memastikan bahwa apa yang akan jadi pembicaraan kami
sesaat lagi, tidak terdengar oleh orang lain, hingga akhirnya asap
rokok dari kami menjadi pembuka obrolan panjang nan tegang ini.

"Saya baru satu bulan yang lalu kerja disini mas, sebelumnya Saya
adalah tukang becak sama seperti teman-teman Saya disana"

Ucap pak Kusnadi seraya menunjuk ke arah pangkalan becak tempat saya
nongkrong tadi. Pantas saja abang-abang becak itu kenal dan tahu betul
tentang pak sudarto, ternyata beliau adalah mantan tukang becak.
Setelah menghisap rokok Paku 69 nya, beliau lanjut bercerita.

"Kejadian yang menimpa sampean semalam, pernah terjadi juga pada


seorang pelanggan, dia adalah seorang anak muda yang usianya kira-kira
seumuran sampean. Waktu itu Saya sedang bersiap-siap untuk pulang,
tapi tiba-tiba anak itu keluar dari restoran yang memang sejak tadi
sudah tutup. Ekspresi wajah dan gerak-gerik tubuhnya juga mirip dengan
sampean waktu keluar dari restoran itu semalam, hanya bedanya....
sampean khawatir setengah mati, sedangkan anak itu takut setengah
mati. Ketika Saya menghampirinya dan bertanya...

"Ada apa Mas?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 27
Anak muda itu tidak menjawab, dan dengan tergesa-gesa menghidupkan
mesin motornya lalu pergi meninggalkan tempat ini dengan kecepatan
tinggi.

Kalimat terakhir dari pak Kusnadi barusan disambut dengan reaksi heran
sekaligus lega dari saya. Heran karena kalau benar anak itu melihat
hal yang sama, itu artinya orang-orang yang sekarat itu bukanlah
korban pertama. Tapi Saya lega karena sekarang Saya tahu, Saya tidak
gila!

"Terus, setelah itu.... apa anak itu pernah kembali lagi ke sini Pak?
Apakah bapak masih ingat dengan wajahnya?"

Tanya Saya dengan antusias, sementara Pak Kusnadi pun menjawab dengan
antusias

"Tidak! Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi melihat dia kembali.
Saya memang sudah tua, tapi ingatan Saya masih sehat. Lagipula apa
yang dialami anak itu mungkin tidak seberapa dibandingkan apa yang
dialami oleh sepasang suami istri yang datang ke sini kira-kira dua
minggu yang lalu"

"Apa? Jadi selain anak itu, masih ada satu korban lagi?"

Tanya Saya dengan suara keras yang tidak terkontrol karena terkejut.
Pak Kusnadi memberikan Isyarat agar saya memelankan suara, karena baru
saja saya menarik perhatian beberapa orang yang lewat. Melihat saya
yang mulai tenang, Pak Kusnadi melanjutkan ceritanya.

"Ya! malam itu tiba-tiba saja terdengar suara gaduh, seperti suara
jeritan seorang laki-laki, yang kemudian disusul oleh suara perempuan
yang sedang panik. Waktu itu kejadiannya sekitar pukul setengah
sepuluh malam, restoran pun masih buka. Tapi karena suara mereka cukup
nyaring, saya yang duduk di sini pun dapat mendengarnya dengan jelas.
Segera setelah itu, Saya pergi memeriksa ke arah jeritan berasal,
walaupun harus meninggalkan tugas di restoran, tapi sesampainya
disana, kedua orang itu sudah berada di dalam mobil dan dengan
terburu-buru meninggalkan area parkir."

"Tunggu dulu Pak!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 28
Seru Saya yang terpaksa memotong cerita Pak Kusnadi karena ada sesuatu
yang ganjil dari ceritanya barusan. Pak Kusnadi memperhatikan saya,
menunggu pertanyaan apa yang akan saya ajukan sampai-sampai harus
memotong ceritanya, dan dengan penuh rasa penasaran Saya pun
bertanya....

"Bapak bilang waktu itu restoran masih buka, dan bapak pergi melihat
mereka meskipun harus meninggalkan restoran. Sebenarnya..... suami
istri itu, mereka keluar dari mana?"

Pak Kusnadi masih memperhatikan wajah saya, seolah berharap jawabannya


tidak membuat saya bertambah takut. Tapi saat dia mengalihkan
pandangannya ke sebuah rumah kecil di samping restoran itu, nafsu
merokok saya mendadak lenyap. Pak Kusnadi menunjuk tepat ke arah rumah
itu dan berkata....

"Mereka keluar dari kontrakan sampean"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 29
THE BAD BOY CHAPTER 7
ATTENTION!

Karena sebuah alasan yang tidak bisa Saya sebutkan, maka dengan
terpaksa Saya harus mengubah beberapa Konten dalam cerita ini

1. Mengubah nama restoran dari BATAVIA menjadi HANGGAREKSA


2. Menghapus atau tidak lagi menceritakan tentang Dua cucu Oma (Di
Story Line The Clown)
3. Mengubah nama jalan dari Kerta Jaya menjadi Kali Maya

Selain yang disebutkan di atas, semuanya masih tetap sama.

Selamat Membaca

31 Desember 20XX
23.30 WIB

Tiga puluh menit lagi sebelum tahun baru, sepertinya hujan ini akan
jadi yang terpanjang dalam sejarah, karena dimulai dan berakhir di
tahun yang berbeda. Hujan ini juga yang menjadi penyebab berakhirnya
obroloan Saya dengan Pak Kusnadi, meskipun masih banyak hal yang ingin
saya tanyakan, tapi sejujurnya telinga ini tidak sanggup lagi
mendengarkan. Sepasang suami istri itu, bisa jadi adalah penghuni
kontrakan ini sebelumnya, kalau yang diceritakan Pak Kusnadi itu
benar, mereka meninggalkan kontrakan ini sambil ketakutan, itu artinya
sesuatu yang buruk sudah terjadi di kontrakan ini. Dan Saya yakin
apapun itu, pasti ada sangkut pautnya dengan hanggareksa.

Siaaal! Niat saya untuk mampir ke restoran dan bertemu dengan Waitress
itu menjadi tertunda, semua karena cerita dari Pak Kusnadi membuat
saya lupa. Sekarang saya harus terjebak di kontrakan dengan perut yang
lapar, sementara hujan deras di luar sana menahan saya untuk pergi
keluar. Satu-satunya solusi adalah pergi ke dapur dan mulai membuka
kardus berisi mie instant yang sampai saat ini belum saya sentuh.

"Sepertinya emang gak ada cara lain, daripada Gue tidak bisa tidur

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 30
gara-gara kelaparan"

Saya bulatkan tekad demi perut yang lapar, memberanikan diri pergi ke
satu-satunya ruangan di kontrakan ini yang terasa paling dekat dengan
restoran. Perlahan-lahan Saya menuruni tangga keramik yang terasa
dingin walaupun Saya mengenakan sandal, sepertinya kaki saya sangat
keberatan untuk mengantarkan tubuh ini pergi ke dapur.

Lampu di ruang tamu sengaja saya biarkan menyala, disinilah motor saya
terpajang gagah, lengkap dengan jajaran sepatu dari berbagai merek dan
model, hanya sepatu kulit saya saja yang masih kotor dan berantakan,
lumpur dan tanahnya mengotori lantai ruang tamu, gara-gara jalanan di
sekitar kampus basah dan becek oleh hujan. Tapi malam ini saya tidak
ada urusan dengan kotoran di lantai, urusan saya sekarang adalah dapur
ini....

KLAK, KLEK, KLAK!

Perfect!! Lampu dapur ini mati di saat yang sangat tepat, bagaimana
mungkin saya bisa masak dengan tenang di tengah kegelapan ini?
Beruntung cahaya lampu dari ruang tamu sedikit menerangi sebagian sisi
dapur. Saya menarik kardus mie instant ke tempat yang terjamah cahaya.
Dengan kasar saya membuka dan mengeluarkan dua bungkus mie instant.

STEK

Api biru dari kompor ini menjadi sumber penerangan tambahan, saya bisa
sedikit lega seolah tidak ada lagi yang harus saya takutkan. Selagi
menunggu air mendidih Saya sibuk mengaduk bumbu, tapi kemudian barulah
Saya menyadari satu hal.

Ada sebuah cahaya remang-remang dari lubang ventilasi di dapur ini.


Tidak perlu mengintipnya untuk sekedar tahu bahwa cahaya itu adalah
cahaya api.

"Lilin? Tapi siapa? Bukankah jam segini restoran sudah tutup?"

Percayalah! Memasak mie instant tidak pernah se Horror ini. Saya


letakkan mangkok berisi bumbu mie instant itu, dan pergi ke ruang tamu
untuk mengambil Handy Cam yang ada di atas lemari es. Sebenarnya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 31
pilihan terbaik saya adalah lanjut memasak dan tidak peduli pada
apapun yang ada dibalik dinding di depan saya ini. Tapi sayangnya,
rasa penasaran saya sudah mengalahkan rasa lapar. Saya menaiki meja
dapur di samping kompor tadi, dan selagi masih dalam posisi jongkok,
perlahan saya naikkan Handy cam ini hingga lensanya tepat berada di
lubang ventilasi.

HUH?

Hampir saja saya mengeluarkan suara karena apa yang saya lihat dari
layar handy cam, cukup membuat saya kaget. Tidak percaya dengan apa
yang saya lihat dari balik layar, saya turunkan handy cam dan mulai
merekam dengan lensa alami yang saya sebut mata kepala. Dan saat kedua
mata ini sejajar dengan lubang ventilasi itu, barulah saya percaya
dengan apa yang saya lihat....

Tiga.... empat.... ada sekitar lima orang di restoran itu. Mereka


semua sedang duduk melingkar di bawah lantai dengan cahaya lilin di
sekelilingnya. Tidak jelas apa yang ada di tengah-tengahnya, karena
salah seorang diantara mereka yang bertubuh besar itu menghalanginya.
Mereka berlima duduk bersila, menundukkan muka sambil berpegangan
tangan satu sama lain, seakan-akan sedang

BERDOA

"Apa-apaan mereka itu? Please..... jangan bilang ini salah satu tren
merayakan tahun baru?"

Apapun yang sedang mereka lakukan itu, pemandangan ini tetap saja
mengerikan. Apalagi sekarang mereka mulai mengangguk-anggukkan kepala
dan berbicara dengan bahasa yang sama sekali tidak saya mengerti. Saya
mencoba mengganti posisi mata dengan telinga, berusaha mendengarkan
dengan seksama setiap kata yang keluar dari mulut mereka, tapi satu-
satunya suara yang telinga saya tangkap dengan jelas adalah....

DOR!!!! DOR!!! DOR!!!

Suara kembang api mulai terdengar, pertanda tahun yang baru sudah
tiba, ironisnya saya melewati pergantian tahun ini dengan mengintip
tetangga.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 32
"Percuma! Gara-gara suara gaduh kembang api, Saya jadi tidak bisa
mendengarkan mereka"

Saya pun kembali menggunakan mata, melihat dengan seksama sosok yang
ada di hanggareksa, tapi lubang ventilasi yang sempit, jarak yang
cukup jauh, dan penerangan yang kurang baik, membuat wajah mereka
susah untuk dikenali. Satu-satunya hal yang terpikir oleh Saya adalah,
Zoom dari Handy Cam ini. Tapi saat tangan saya mengangkat handycam ini
ke atas, tanpa sengaja kaki saya menendang panci panas itu ke bawah.

TRANG!

Seketika itu juga Saya menunduk, mengumpat dan berharap semoga orang-
orang itu tidak mendengarnya. Kaki terasa panas tersiram air mendidih,
api di kompor pun masih menyala, begitu juga dengan tekad saya. Apapun
yang terjadi, Saya harus bisa mendapatkan gambar wajah orang-orang
itu.

TENG....... TENG........ TENG.......TENG......

"Bunyi ini.......?? Ini bunyi jam tua yang ada di hanggareksa, bunyi
yang sama dengan yang saya dengar malam itu"

Denting jam tua itu terdengar sangat keras sekali dari sini, seolah-
olah jam itu berada di dapur ini, tapi Saya tidak peduli, perlahan-
lahan saya naikkan handy cam, berharap bisa melihat wajah mereka
dengan jelas. Dan saat lensa Handy cam ini berada di posisi yang
tepat, Saya terperanjat.

"Ma.... Mau kemana mereka?"

Dari balik layar Handy Cam, Saya melihat kelima orang itu, berjalan
sambil membawa sebuah piring berisi sesuatu seperti daging, tapi
dilumuri dengan cairan kental berwarna merah, Saus kah? atau......
Apapun itu, Saya harus segera melompat turun dari meja dapur.
Karena....

MEREKA SEDANG BERJALAN KE ARAH SAYA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 33
THE BAD BOY CHAPTER 8
1 January 20XX
07.00 WIB

Satu januari dua ribu sekian. Tidak ada pesta bagi saya, tidak ada
perayaan bahkan ucapan selamat. Kamar ini terasa sangat tenang untuk
sebuah ruangan kecil yang berantakan. Beberapa barang yang tadinya ada
di meja, sekarang tergeletak di lantai, begitu juga dengan Handy Cam
Saya. Sedangkan mejanya...... Saya punya alasan yang kuat kenapa meja
itu sekarang berada di belakang pintu kamar yang tertutup, alasan yang
sama dengan kenapa sampai saat ini saya masih belum tidur.

Mereka.... siapapun itu, apapun yang mereka lakukan, mereka adalah


ancaman. Berbagai spekulasi memenuhi kepala ini, dari mulai makhluk
halus, sampai kanibal aliran sesat. Sesuatu yang mereka bawa dengan
piring itu, mirip seperti steak dan saus tomat yang sering adik saya
pesan kalau pergi ke kota. Tapi di tangan orang-orang itu.... entah
kenapa pikiran saya tentang daging itu jadi mengerikan. Mungkinkah itu
daging manusia yang berlumuran darah? Tapi satu hal yang bisa saya
ingat dengan jelas, orang-orang itu. Mereka mengenakan topeng berwarna
putih dengan ekspresi wajah sedih....

Semalam...

setelah melihat mereka berjalan tepat ke arah saya, Saya pun segera
mematikan kompor dan berlari ke kamar.

"Mungkinkah mereka melihat Saya? Mungkinkah mereka tahu kalau saya


merekam semuanya?"

Segala macam prasangka buruk memaksa saya untuk bertindak cepat, saya
melihat sekeliling ruangan berharap ada sesuatu yang bisa
menyelamatkan saya, kalau-kalau orang itu memutuskan untuk singgah ke
rumah tetangganya. Tapi... walaupun yang dari tadi ada di pikiran saya
adalah senjata, tapi yang saya temui hanyalah Handphone.

"Abah...... Kakak........ Abang....... Adik....... Paman.......


Sabrina...... POLISI???"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 34
Semua kontak yang ada di Handphone saya jelajahi, dan saat terpikir
untuk menelpon polisi, Saya pun membatalkan niat Saya, karena entah
kenapa saya teringat kejadian di restoran malam itu, bisa jadi... apa
yang saya lihat barusan, sama sekali bukan manusia.

"Damn it!! Kalau tidak bisa melawan, saya harus buat perlindungan"

Saya turunkan semua barang yang ada di meja, dan menggeser mejanya ke
belakang pintu kamar. Saya tahu ini tidak cukup melindungi, tapi
setidaknya saya sudah berusaha, sisanya.... saya hanya bisa pasrah
berdoa di pojokan kamar dengan dua puluh batang rokok

Sampai sekarang, sampai pagi menjelang.

Akhirnya Saya bangkit, membongkar barikade yang Saya buat semalam.


Kemudian turun ke lantai bawah, menuju tempat yang jadi penyebab wajah
kusut dan rambut berantakan Saya. Pagi ini.... dapur Kontrakan porak
poranda, masih tergeletak panci yang Saya tendang semalam, lengkap
dengan sisa airnya, mie instant masih bersemayam di dalam kemasannya,
sedangkan bumbunya sudah melebur di atas piring kaca.
Tidak hanya panci, Handy Cam Saya pun ada di lantai, dan sudah dalam
keadaan mati. Panci dan Handy Cam, kombinasi yang aneh untuk benda
yang tergeletak di atas lantai.

Sementara tangan Saya meraih dua benda naas ini, mata saya lebih
tertarik dengan lubang ventilasi itu. Saya mencoba menenangkan diri
yang mulai ragu, berapa lama lagi bisa bertahan di Kontrakan ini. Tapi
sumber dari semua kejadian mistis ini adalah Hanggareksa, dan Saya
tidak ingin membawanya ke Kontrakan ini. Sudah saatnya untuk berhenti
penasaran, karena tidak semua misteri harus dipecahkan. Mungkin dengan
begitu, terror ini dapat berhenti, dan Saya bisa tinggal dengan damai
di kontrakan ini.

MUNGKIN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 35
THE BAD BOY CHAPTER 9
EMPAT HARI KEMUDIAN

5 January 20XX
BOTANICAL GARDEN

Seseorang memaksa Saya untuk mengunjungi taman kota, dengan dalih...

"Bahkan Orang gila pun butuh refreshing, meskipun dia tahu dia gak
bakal jadi waras"

Entah apa maksudnya, Hanya dia yang tahu. Orang itu juga yang pertama
kali menyadari perubahan fisik dan kejiwaan Saya selama beberapa hari
ini. Sering telat kuliah, tidur di kelas, lingkaran hitam di mata, dan
respon saya yang semakin lambat, mungkin semua itu sudah membuat nya
khawatir.

Bagi Saya, perubahan ini wajar. Dan akan terjadi pada siapapun yang
tinggal di rumah yang bersebelahan dengan tempat angker. Tidak bisa
tidur nyenyak karena hampir setiap malam mendengar suara gaduh orang-
orang yang disusul dengan keras nya bunyi denting jam. Tidak bisa ke
kamar mandi karena merasa seseorang sedang mengawasinya dari lubang
ventilasi di dapurnya. Dan saat malam datang, dia selalu mencium bau
amis, busuk dan menyengat.

Ya! Perubahan ini wajar, pada siapapun yang mengalami semua hal
tersebut, selama empat malam berturut-turut.

Merasa tidak lagi bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, Saya


memutuskan untuk menceritakannya pada orang ini. Orang yang memaksa
Saya untuk datang ke taman ini. Orang itu adalah "Sabrina". Tidak
sembarang orang bisa menganggap serius semua kejadian yang saya alami,
Tapi Sabrina beda! Dialah satu-satu nya orang yang tidak akan
menertawakan Saya.

....................................................................

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 36
Sial! Tertawanya terlalu keras untuk ukuran perempuan.... Gila! Tidak
satupun cerita seram yang saya sampaikan dengan wajah ketakutan ini
dianggap serius oleh Sabrina. Sudah lebih dari lima menit kami
berjalan di tempat wisata ini, Botanical Garden yang hari ini lebih
cocok disebut dengan Human Garden. Sejauh mata ini melihat, hanya
manusia yang tampak berjejal memenuhi setiap sudut taman. Bahkan kolam
renang umum pun penuh dengan manusia yang saling berdesakan, mereka
berenang di air keringat sendiri, bahkan mungkin tanpa sengaja meminum
air seni orang lain. Yah! Tamasya di hari libur, memanglah Ide yang
buruk, apalagi kalau harus bersama dengan orang seperi ini....

"Hahahahahaha...... percuma kuliah kalau masih takut dan percaya sama


hal gituan"

Ejek sabrina sambil menutup mulutnya yang sepertinya sudah kaku karena
banyak tertawa.

Jauh sudah kami berjalan, akhirnya bangku panjang di bawah pohon besar
ini jadi peristirahatan. Tidak lupa kami membeli Es Oyen untuk
mengganti tenaga yang terbuang, sekaligus menutup mulut sabrina.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu gak pindah kontrakan saja? Jujur Aku


heran, umumnya orang lebih memilih kontrakan yang dekat dengan pusat
keramaian kota, tapi kamu malah memilih tinggal di perbatasan kota,
kan aneh"

Tanya sabrina sambil masih menggigit sendok plastik merahnya.

"Entahlah, selain karena aku terbiasa sama suasana kampung yang


tenang, Aku juga nyari kontrakan yang paling murah. Kecil-kecil gitu,
aku harus rebutan buat dapetinnya"

"Rebutan? Sama siapa?"

Saya turunkan sendok yang sejak tadi saya pegang, karena cerita
selanjutnya sedikit lebih panjang.

JADI WAKTU ITU.......

Saya tanpa sengaja menemukan sebuah poster ditempel di tiang listrik

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 37
dekat lampur merah, sebuah iklan dengan judul tercetak
tebal "DIKONTRAKKAN". Biasanya sih Saya tidak peduli dengan iklan-
iklan jalanan seperti itu, tapi harga yang ditawarkan sama sekali
tidak bisa saya abaikan. Di poster itu juga tertera foto kontrakannya,
dan pastinya.... nomor HP pemilik kontrakan.

Singkat cerita, setelah saya menghubungi pemilik dan menyatakan bahwa


Saya tertarik, pemilik kontrakan itu malah berkata

"Maaf mas, sudah ada yang mau menempati"

Sebenarnya tidak ada rasa kecewa di hati saya, karena niat untuk
pindah ke kota juga belum direstui orang tua. Orang tua Saya lebih
suka kalau saya harus bolak-balik kampung ke kota daripada harus hidup
terpisah, karena hanya saya lah yang belum berkeluarga. Tapi....
beberapa hari kemudian, ada panggilan dari nomor tidak dikenal,yang
ternyata adalah pemilik kontrakan tadi. Kali ini justru pemiliknya
yang meminta Saya untuk menempati kontrakan tersebut, dengan
syarat..... Saya harus menempatinya dalam dua minggu ini.

Tidak mudah meyakinkan kedua orang tua, tapi mereka harus sadar kalau
anaknya sudah dewasa. Berbekal restu dan semangat, Saya pun berangkat
ke kota, ke kontrakan baru yang kedepannya akan banyak mengubah hidup
Saya. Setelah seharian menata hunian yang masih asing dan pengap itu,
saya sempatkan mampir ke rumah pemilik kontrakan. Dan disanalah saya
bertemu dengan Pak Haji Asnaf.

Sayangnya Saya datang di waktu yang tidak tepat, Pak Haji sedang
teribat perseteruan dengan tamunya sendiri yang ternyata adalah calon
penghuni kontrakan itu. Dari percakapan yang saya dengar, Pak Haji
sudah setuju mengontrakkannya pada orang tersebut, tapi dua hari
sebelum proses pindahan, Pak Haji membatalkan keputusannya dan lebih
memilih mengontrakkan rumah itu pada Saya. Tentu Saja orang itu sangat
kecewa, dia pulang dengan sisa-sisa kemarahan di wajah dan kepalan
tangannya.

Adapun alasan Pak Haji memilih Saya, sampai sekarang ini Saya tidak
tahu. Hanya satu hal yang saya ingat, yaitu kata-kata dua orang
suruhan Pak Haji yang membantu saya menata barang dan memberikan kunci
kontrakan waktu itu. Mereka berkata...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 38
"Ada banyak warung di pertigaan ujung sana mas, kalau mas lapar bisa
makan disana, tinggal pilih yang sesuai selera"

TIdak ada yang aneh dari kata-kata mereka, kecuali setelah semua yang
saya alami, entah kenapa mereka secara tidak langsung menyuruh saya
untuk tidak makan di restoran sebelah kontrakan.

GITU....

Selesai dengan cerita Saya... Sabrina pun selesai dengan es oyennya

Dan untuk pertama kalinya, dia menanggapi cerita Saya dengan serius.

"Terus, apa kamu pernah komplain sama pemiliknya? Kontrakan murah di


kota besar, pastilah ada yang gak beres"

Apa yang dikatakan Sabrina benar, Saya berencana untuk komplain, tapi
untuk itu Saya ingin membawa bukti. Komplain dengan alasan yang tidak
masuk akal, mana mungkin didengar, terlebih itu semua terjadi di
restoran sebelah, bukan di kontrakan Saya.

"Ya! Kamu benar, cepat atau lambat Aku pasti kesana. Tapi sejauh ini
Aku masih baik-baik Saja, mungkin kalau aku berhenti pergi kesana,
berhenti mengintip lewat lubang itu, semua masalah ini gak akan
terjadi"

Saya memberikan sisa durian di mangkok Saya pada sabrina, dan


meletakkan mangkok kosong itu di samping bangku taman.

"Yaaaah Sayang banget, baru saja Aku mau ngajak kamu ke Hanggareksa"

Ucap sabrina sambil menyantap durian yang saya berikan. Saya tidak
menyangka dia tertarik mengunjungi restoran itu terlepas dari semua
pengalaman seram saya selama tinggal di sebelahnya.

"Serius? Ngapain?"

Tanya Saya dengan nada tinggi, karena Saya sama sekali tidak setuju
dengan ide Sabrina ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 39
"Hmmmmmm entahlah... Siapa tahu dengan begitu, ada rasa penasaran kamu
yang terobati meskipun sedikit. Lagipula, bukannya Kamu sendiri yang
bilang kalau cewe yang kemarin itu adalah Waitress hanggareksa,
mungkin kita bisa sekalian ngobrol sama dia"

"Enggak! Apapun yang terjadi, Aku gak mau balik ke restoran itu, Aku
juga gak mau ngelibatin orang lain dalam masalah ini, TITIK"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 40
THE BAD BOY CHAPTER 10
5 January 20XX
20.00 WIB

HANGGAREKSA RESTAURANT

"Sialan! Gara-gara Sabrina, Saya harus kembali ke Restoran ini lagi"

Gerutu Saya dalam hati. Karena entah kenapa Saya tidak bisa menolak
ajakan Sabrina. Ramai sekali pelanggan yang datang, Saya pun sudah
menghabiskan waktu lima menit untuk sekedar memeriksa apakah pelanggan
ini manusia atau bukan, tapi tiga diantara mereka adalah orang yang
saya kenal, jadi sudah pasti mereka semua adalah manusia. Kecuali
perempuan disamping Saya ini...

Sabrina memesan tiga menu sekaligus, dan semuanya dengan tambahan


ekstra cabai level lima. Makin banyak saja rumah makan yang menerapkan
level untuk tingkatan makanan pedas, tapi berapapun tingkat levelnya,
tantangan yang sesungguhnya adalah di kamar kecil nanti.

"Kamu serius mau makan semua itu?"

"Yup!"

Jawab sabrina sambil memberikan daftar menu nya pada Saya. Saat saya
perhatikan sekilas menu yang tersedia di hanggareksa sekarang ini,
sangat berbeda dengan waktu itu. Bahkan semua menu yang ada di sini
tidak satupun tertera pada menu Hanggareksa yang saya lihat malam itu.
Dan papan menu di atas tempat cuci tangan itu, kali ini berisi daftar
lengkap makanan dan minuman sama seperti menu yang saya pegang.

"Woy! Buruan donk, laper nih!"

Teguran sabrina membuyarkan lamunan saya. Saya pun memilih makan dan
minum seadanya, dan setelah selesai Sabrina pun memanggil Waitress.
Sembari menunggu, saya masih termenung memikirkan beberapa kejanggalan
yang saya temukan malam ini, karena meskipun Saya duduk di restoran
yang sama, di meja yang sama, tapi entah kenapa saya merasa berada di
tempat berbeda. Warna taplak meja, dekorasi, dan....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 41
"Ini saja?"

Tanya waitress yang tanpa saya sadari sudah ada di meja kami.
Waitressnya pun berbeda dengan malam itu, kali ini adalah seorang
gadis yang seumuran dengan waitress berambut coklat itu, hanya saja
gadis ini berambut hitam dengan poni lurus di dahinya, alis tipis
dengan mata yang bagaimanapun tampak kurang bersahabat, satu-satunya
persamaan yang gadis ini dan gadis berambut coklat itu miliki
hanyalah, mereka sama-sama susah tersenyum.

Sabrina memberikan isyarat bahwa hanya itu menu yang kami pesan, dan
gadis berponi itu pun pergi,,,

"Tunggu!"

Seru saya menahan kepergian waitress itu. Dia pun menoleh dan kembali
ke meja kami.

"Iya, ada lagi yang bisa Saya bantu?"

Tanya gadis berponi itu. Saya melihat ke arah sabrina, dan dia pun
mengerti maksud saya. Sabrina mengangguk sebagai isyarat bagi saya
untuk melanjutkan apapun yang jadi maksud Saya memanggil waitress ini
kembali.

"Ummm selain mbaknya, apa ada waitress lain di restoran ini?"

"........................."

Saya rasa tidak ada yang salah dari pertanyaan saya barusan, tapi
entah kenapa ekspresi gadis ini menjadi kurang enak. Setelah diam
sejenak, dia pun menjawab...

"Apa bapak dan Ibu tidak suka Saya layani? Saya bisa panggilkan
pelayan lain yang lebih cantik dan seksi....."

GILA! Tidak bisa dipercaya kata-kata itu keluar dari seorang pelayan
restoran kepada pelanggannya. Saya bisa saja marah dan komplain pada
manajer Hanggareksa, tapi sekarang ini saya butuh Informasi, dan saya
rasa ini adalah salah satu kesempatan Saya. Lagipula di meja ini hanya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 42
saya tersinggung dengan kata-kata gadis ini, buktinya Sabrina malah
cuma senyum-senyum geli seolah-olah sikap kasar waitress ini tidak
berlaku padanya.

"Buu bukan begitu mbak, jangan sewot dulu donk! Saya hanya ingin tahu,
kalau mungkin ada gadis seumuran mbak, berambut coklat yang juga jadi
karyawan di sini?"

MBAK WAITRESSSS...........

Sepertinya pelanggan yang lain pun sudah tidak sabar ingin dilayani,
walaupun sebentar, Saya sudah menyita waktu kerja karyawan
hanggareksa. Gadis ini pun menoleh pada pelanggan yang memanggilnya,
dan memberikan isyarat untuk menunggu. Tapi sebelum pergi, dia
menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan Saya.

"Kalau yang bapak maksud adalah Nova, dia sedang tidak bertugas hari
ini karena sedang tidak enak badan"

Dan gadis itu pun pergi menghampiri meja yang lain.

"Haduuuuuuuh.... sia-sia malam ini kita makan disini"

Gerutu Saya sambil membenamkan wajah di tangan yang ditekuk ke meja.


Melihat Saya yang putus asa, Sabrina mencoba untuk memberi semangat

"Setidaknya kita sudah tahu siapa namanya, itu akan mempermudah kita
mencarinya di Kampus. Lagian...... ada sesuatu yang kayanya harus kamu
lihat deh"

Saya mengangkat wajah dan mengarahkannya tepat kemana jari sabrina


menunjuk. Dan disana.... di samping meja kasir jam tua itu berdiri,
jam tua yang sama dengan yang saya lihat waktu itu. Tidak ada yang
aneh dari jam antik tersebut, kecuali tepat di atasnya.... adalah
lubang ventilasi yang menembus tepat ke dapur kontrakan Saya.

"Pantas saja suara denting jam itu, terdengar sangat nyaring di dapur"

Kunjungan kami ke hanggareksa adalah untuk mencari jawaban, tapi entah


kenapa yang kami dapat justru semakin banyak pertanyaan. Hidangan yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 43
Saya makan tidak terasa nikmat, hanya sabrina saja yang nafsu makannya
tidak terganggu. Wajar karena dia tidak melihat apa yang saya lihat,
daging berlumur darah itu. Apa sebenarnya yang mereka bawa waktu itu,
apakah karyawan ini ada sangkut pautnya dengan semua yang saya lihat?
Tapi kenapa semuanya terlihat normal seolah mereka tidak tahu menahu
tentang sisi gelap Hanggareksa.

Akhirnya setelah tidak ada lagi alasan untuk berlama-lama di


hanggareksa, kami pun pulang. Kali ini saya tidak lupa membayar
pesanan saya di kasir. Saya pun mengantarkan sabrina pulang, dan
segera kembali ke kontrakan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 44
THE BAD BOY CHAPTER 11
5 January 20XX
23.30 WIB

KREK

Usai mengunci pintu kontrakan, Saya menggantung jaket yang basah


karena hujan. Motor di ruang tamu pun penuh dengan lumpur dan kotoran.
Mencucinya setiap hari pun terasa percuma, semua karena musim hujan
yang tak kunjung selesai. Kontrakan Sabrina berada di kawasan
perumahan elit di pusat kota gambir, tapi untuk sampai disana Saya
harus melewati jalanan rusak dan becek karena proyek pembangunan.

Huff... Apapun yang Saya dapat malam ini, setidaknya sudah membuat
Sabrina percaya dengan cerita Saya. Berbagi beban dengan orang yang
kita percaya, ternyata benar-benar membuatnya terasa ringan. Mungkin
sudah saatnya saya berhenti menyendiri di kontrakan, karena di luar
sana banyak orang yang bisa Saya jadikan teman.

Usai meletakkan sepatu, Saya pun menaiki tangga menuju kamar di lantai
dua, tapi kaki ini harus berhenti di anak tangga ke lima, karena lampu
di dapur itu mati tiba-tiba. Saya membalikkan badan, melihat lurus ke
dapur kontrakan, dan perlahan turun dari tangga. Pegangan di tangga
ini terasa basah, karena telapak tangan saya yang berkeringat, rasa
takut ini muncul bukan karena lampu dapur yang tiba-tiba mati, tapi
karena Saya baru sadar....

SEJAK KAPAN LAMPU DAPUR HIDUP?

Padahal Saya tidak merasa pernah menghidupkan atau memperbaikinya.

Saya berjalan mengendap-endap, seperti maling di rumah sendiri, cahaya


lampu dari ruang tamu menerangi sebagian dinding dapur, tapi tidak
cukup menerangi sosok yang berdiri di sisi gelapnya. Saya tidak bisa
memastikan apakah itu hanya bayangan lemari, atau memang ada seseorang
yang sedang memperhatikan saya dari dalam kegelapan.

"Siapa disitu?"

Tanya saya dengan bentakan yang sedikit dibumbui rasa takut, dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 45
justru berharap tidak ada yang menjawab pertanyaan itu. Sampailah saya
di penghubung ruang tamu dan dapur. Tiba-tiba saja lampu dapur hidup
kembali. Ini mulai terasa aneh, normalnya saya merasa gelisah jika
lampu tiba-tiba mati, dan merasa senang saat kembali hidup. Tapi kali
ini justru sebaliknya, Saya merasa ada yang tidak beres dengan dapur
ini, mungkinkah karena ini satu-satunya ruangan yang terhubung dengan
Hanggareksa, walaupun hanya lewat lubang ventilasi itu....

Saya memandangi lubang ventilasi yang terhubung langsung dengan


dinding di samping meja kasir. Dinding dimana jam tua itu berada. Tapi
saat ini, tidak ada tanda-tanda seseorang di restoran sebelah. Mata
saya menyusuri sudut ventilasi dari kiri ke kanan hingga sampai di
sebuah lemari yang ada di sudut dapur. Lemari ini tidak terisi apa-
apa, dan sudah ada disini sejak awal Saya pindah. Beberapa kali Saya
berusaha membukanya, tapi kunci lemari ini tidak pernah Saya temukan.
Dan untuk pertama kalinya.....

PINTU LEMARI INI SECARA AJAIB TERBUKA

"Bismillahirrahmanirrahim"

Saya tutup lemari tua berdebu ini, lemari kosong tak berisi yang
dihiasi sarang laba-laba, tapi disitulah letak kengeriannya. Pintunya
berdecit lirih, seperti mengejek jantung saya yang berdegub semakin
kencang.

KREK

Bunyi pintu lemari yang sudah tertutup sempurna itu, adalah tanda
bahwa saya tidak punya urusan lagi di dapur. Segera Saya berjalan
meninggalkan ruangan ini, walaupun benci mengakui tapi rasa takut
membuat Saya mempercepat langkah kaki. Saya sudah separuh perjalanan
menuju lantai dua, tapi tiba-tiba lampu di dapur kembali mati....

Harusnya.... Saya biarkan saja ruangan itu gelap gulita, karena dari
awal memang begitu adanya. Tapi dasar otak ini tidak sempat berpikir
jauh, rasa penasaran membuat saya menoleh tepat ke pintu dapur,
dan......

Deg deg deg deg deg deg..... BRAK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 46
Entahlah....... entah itu bunyi langkah kaki telanjang Saya, atau
suara detak jantung ini? Tapi bunyi terakhir yang keras terdengar itu,
adalah suara Saya membanting pintu.

"Anj***ng ngelihat apa Gue barusan?????"

Gumam Saya yang masih berdiri memandangi pintu kamar, keringat di


kening saya ini seolah mengerti bahwa Saya belum tentu aman di kamar
sendiri. Pintu lemari yang terkunci saja bisa secara tiba-tiba
terbuka, bukan tidak mungkin sesaat lagi pintu di kamar ini pun akan
terbuka. Lagi pula yang barusan Saya lihat itu.......

Sosok berbaju putih yang mengintip dari pintu dapur, dengan wajahnya
yang hitam legam, matanya yang merah padam, dan senyumnya yang
misterius itu... seperti senang sekali.... memiliki sahabat baru di
kontrakan ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 47
THE BAD BOY CHAPTER 12
6 January 20XX
07.00 WIB

Bangun pagi dengan gelisah, tidur dua jam membuat saya merasa
berhutang banyak pada tubuh ini. Mungkin dengan membuka jendela kamar,
udara segar bisa menampar wajah kusut Saya, dan menyadarkan Saya bahwa
sudah waktunya beraktivitas. Dari jendela kamar ini, dapat Saya lihat
mobil Pick up jadul berwarna coklat itu parkir di depan Hanggareksa.
Pemiliknya terlihat susah payah memindahkan barang-barang dari
mobilnya ke dalam restoran.

"Mungkin.... bapak itu yang setiap hari bertugas belanja bahan masakan
ke pasar"

Pikir Saya dalam hati.

Senin adalah hari yang sibuk bagi sebagian besar orang, mereka harus
melupakan indahnya akhir pekan dan kembali memikirkan pekerjaan. Tapi
tidak bagi Saya. Hari ini tidak ada perkuliahan, seharusnya Saya masih
terbaring pulas di atas kasur, tapi tempat terkutuk ini sudah menyita
banyak waktu tidur Saya. Dengan langkah gontai saya menuruni tangga,
memandangi pintu dapur yang sudah tidak lagi menyeramkan. Saya buka
lemari es dan meraih sebotol bir, meneguknya seperti orang kehausan,
berharap setiap tetesnya mampu membawa Saya kembali ke dunia nyata.

Saat saya mencapai tegukan ke empat, Saya mendengar suara dari


hanggareksa. Suara perempuan yang sedang berbincang dengan nada
serius. Saya bawa handy cam ini ke dapur, menaiki meja beton, dan
mulai merekam...

REC.

Bak bertemu dengan orang yang sudah lama dirindukan, Saya tersenyum
senang. Karena saat ini Gadis berambut coklat itu ada di sana. Saya
hanya bisa melihat dari balik layar Handy Cam, tapi Saya yakin seratus
persen kalau itu Nova.

Nova sedang berbincang-bincang dengan seorang perempuan gendut yang


usianya jauh lebih tua dari Nova, Seragam Hanggareksa dan Tubuh

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 48
suburnya itu sangat sulit untuk dilupakan, perempuan itu yang semalam
bertugas sebagai kasir di hanggareksa.

Tidak jelas apa yang mereka berdua bicarakan, tapi tiba-tiba Nova
mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada Kasir itu. Setelah
membuka dan melihat isi amplop yang ternyata adalah sebuah kertas itu,
kasir gendut itu memeluk nova. Saya tidak bisa merekam ekspresi
wajahnya, tapi ekspresi wajah nova itu... jelas sekali kalau dia
sedang ketakutan.

Setelah Kasir itu melepaskan pelukannya, Nova pun pamit pergi dan
keluar dari restoran.

STOP.

Saya melompat dari meja dapur, meletakkan handy cam di atas kulkas dan
segera keluar dari kontrakan untuk menyusul Nova. Saya berlari menuju
tempat parkir Hanggareksa. Gadis yang sedang bersiap memasang Helm
pink nya itu adalah alasan Saya keluar dari Kontrakan tanpa pakai
sendal. Saat sedang berburu, Singa tidak pernah teriak agar mangsanya
tidak kabur, itulah yang sedang Saya lakukan sekarang. Saya adalah
singa, dan Gadis itu adalah mangsanya. Saya sengaja diam sampai
akhirnya berada di belakang Mangsa yang sudah menghidupkan motor
Scoopy nya. Singa pun berkata....

"NOVA!!!"

Gadis itu menoleh ke arah Saya, dia memperhatikan Saya dari ujung
rambut sampai ujung kaki yang tidak ber alas, lalu kemudian........

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Mangsa berteriak kabur gara-gara melihat singa yang masih pakai kolor,
dan mengenggam sebotol Bir.

"HEEEEEEITUNGGU! ADA YANG HARUS KITA OMONGIN, PENTING!!!!"

Singa lupa aturan berburu nya, dia berteriak sambil memegangi bagian
belakang motor mangsanya, tapi harus segera dia lepas karena sudah
mengundang perhatian orang-orang di sekitar. gadis itu memacu motor

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 49
mungilnya secepat mungkin, sementara Saya harus menjelaskan pada
orang-orang ini sejelas mungkin. Orang-orang ini adalah warga pejalan
kaki yang kebetulan lewat, mereka melihat Saya dengan tatapan
heran.....

"Eh maa maaf Pak, Bu yang barusan itu... adik saya.... hehehehe"

Tentu saja mereka tidak percaya, pada orang dengan kaos oblong, kolor,
kaki nyeker, dan botol bir di tangan. Saya juga tidak punya waktu
menjelaskan artinya "Zero Alcohol" pada mereka, lebih baik Saya
gunakan waktu yang ada, untuk kembali ke kontrakan sembari cengar-
cengir.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 50
THE BAD BOY CHAPTER 13
6 January 20XX
11.00 WIB

Satu jam sudah Saya berada di tempat parkir, memperhatikan dengan


seksama motor scoopy putih dengan helm berwarna pink yang ada di Kaca
spion nya. Sebenarnya.... hari ini Saya tidak ada perkuliahan, tapi
keinginan yang besar untuk bertemu Nova dan segera mendapatkan
pencerahan darinya, mendorong saya untuk pergi ke kampus. Tapi
anehnya.... kenapa orang ini juga ikut?????

"What?"

Tanya sabrina sambil mengunyah keripik pedasnya. Saya hanya bisa


melihatnya sambil geleng-geleng. Entah apa motivasi Sabrina untuk
ikut, sepertinya dia mulai tertarik dengan misteri ini.

Dari kejauhan.... orang yang sejak tadi Kami tunggu-tunggu akhirnya


datang juga. Nova berjalan menuju motornya sambil memeluk buku besar
di dadanya. Topi merah yang dipakainya tidak mampu menutupi rambut
coklat yang jadi ciri khasnya itu. Kami tidak ingin satu jam penantian
tadi terbuang percuma, terutama Saya yang tidak ingin kehilangan
mangsa lagi, tapi cowo yang mengikuti Nova itu... sepertinya
berpotensi menggagalkan rencana kami.

"Itu Cowo yang kemarin kan? Ngapain dia ngikutin Nova terus?"

"Cemburu?"

Tanpa menghiraukan Sabrina, Saya bergegas menghampiri Nova dan Cowonya


itu. Sabrina pun tidak mau ketinggalan, dia mengikuti Saya dari
belakang. Saat sudah dekat, saya pun memanggilnya....

"Nova!"

Nova menoleh ke arah Saya. Jelas sekali kalau ekspresi wajahnya sedang
terkejut, entah karena dia masih mengingat kejadian tadi pagi, atau
memang terasa aneh jika ada orang asing yang tiba-tiba memanggil
namanya. Tapi yang jelas, ekspresi Cowo ini sama sekali tidak enak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 51
dilihat. Tapi Saya tidak peduli, urusan Saya sama Nova, bukan sama
Dia.

"Iii iyaaaa, Ka kamu...... Kamu orang yang tadi pagi......"

"Please.... jangan kabur dulu! Ada sesuatu yang harus kita bicarakan,
dan ini amat sangat penting"

Nova mulai kebingungan, antara takut dan penasaran. Dia melihat ke


arah Cowoknya, seakan-akan minta pendapat. Tapi Sayang sekali.... cowo
nya terlalu bodoh untuk dimintai pendapat, dia maju ke depan, dengan
gaya sok pahlawannya.... Cowok itu berkata...

"Jadi Elu preman yang tadi pagi gangguin Nova? Ternyata Elu mahasiswa
disini juga... besar juga Nyali Lu nyamperin Nova di depan Gue"

Menghadapi sampah seperti ini, ada baiknya saya menghindarinya karena


menginjaknya hanya akan mengotori sepatu Saya.

"Nova.... please.... ini gak akan lama, Gue cuma butuh beberapa
penjelasan dari Elo tentang........"

BRUK!

"ELU NGACANGIN GUE? HAH???"

Cowo itu menabrakkan dadanya ke tubuh Saya, tapi lucunya.... Saya


tidak bergerak sedikitpun karena tubuh Saya dua kali lebih besar dari
cowo itu. Sekali lagi Saya mencoba untuk tidak mempedulikan sampah
ini....

"Nova.... ini ada hubungannya dengan Hanggareksa"

Mendengar kata Hanggareksa, Nova membelalakkan matanya.... seakan bisa


menerka apa yang akan saya bicarakan nanti, dan sayangnya Nova seperti
sangat membenci topik tentang Hanggareksa. Dia pun berkata....

"Chandra.... kita pergi aja!"

Cowo itu memandang sinis, bak seorang algojo... dia pun menurut apa

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 52
kata Nova

"Tunggu bentar Cewe Kampr*t!! Elo harus jelasin semua yang elo tahu
tentang restoran terkutuk itu"

Seru Saya kali ini dengan nada yang sedikit lebih tinggi. Nova tidak
bergeming sedikitpun tapi algojonya kelihatan sangat murka, dia
mendatangi saya dengan kepalan tangannya yang siap untuk dilayangkan.

BUK!

Cukup satu pukulan! Ya! Cukup satu pukulan dari Saya dan Cowo bernama
chandra ini jatuh menabrak motor yang sedang parkir. Layaknya gadis
pada umumnya, melihat cowo yang sedang bertengkar Nova dan Sabrina pun
bereaksi sesuai dengan kode etik nya masing-masing...

Nova dengan histeris berteriak...

"Chandraaa! Udaaaah! jangan diladeni, kita pergi aja!!"

Sementara Sabrina dengan antusias berkata....

"Hajar aja Sob!! Jangan biarin banci ini pergi!"

Sayangnya..... kericuhan sudah menarik banyak perhatian mahasiswa dan


mahasiswi di sekitar, beberapa dosen pun terlihat memperhatikan dari
jauh. Dan dua orang satpam sudah berlari ke arah kami. Tanpa menunggu
komando, Saya dan sabrina sudah tahu apa yang harus di lakukan.

"Denger! Gue gak akan berhenti sampai Elo mau bicara! Ingat itu!!!"

Ucapan terakhir dari saya untuk nova, sebelum akhirnya saya pergi
menghindari kejaran satpam. Sementara Sabrina berlari menghampiri
satpam. Saya tidak perlu khawatir, karena semua satpam di kampus ini,
adalah budaknya sabrina.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 53
THE BAD BOY CHAPTER 14
7 January 20XX
00.15 WIB

TENG.................. TENG.................. TENG...................

"Huh?"

Ini adalah pertama kalinya Saya terbangun karena denting jam tua itu,
yang sebenarnya tidak terlalu nyaring terdengar dari kamar ini.
Mungkin karena malam ini suasana kontrakan sedang sepi. Ya! Entah
kenapa malam ini terasa sunyi sekali. Seperti biasanya... kamar ini
masih saja berantakan, bahkan saya tidur diantara tumpukan pakaian.

Saya meraba-raba mencari Handphone hanya untuk melihat jam yang


ternyata sudah...

"Dua belas lewat, pantesan jam tua di Hanggareksa berbunyi"

Ada dua panggilan tidak terjawab dan satu pesan di Handphone Saya, dan
semuanya dari orang yang sama, pesan itu berbunyi

"Assalamualaikum~ besok lusa Saya ada Diklat di Gambir, boleh gak Saya
nginep di Kontrakan Kamu selama satu minggu?"

SMS dari sahabat lama sekaligus mentor Saya, "Bang Danil Ahmad", tidak
ada alasan untuk berkata tidak, mungkin juga dengan adanya Bang Danil,
Saya tidak perlu lagi ketakutan di Kontrakan ini, Saya pun membalas
SMS nya...

"Waalaikumsalam Bang.... pastinya boleh lah! Tapi Kontrakan ku


berantakan nih, ntar bantu beresin yak! Hahahaha"

Tentu saja SMS itu diketik dengan wajah datar, Saya tidak benar-benar
tertawa karena ngantuk dan sejak tadi ada perasaan yang membuat Saya
tidak tenang. Perasaan itu adalah, perasaan ingin buang air kecil, ini
semua berkat dua botol bir yang saya minum sebelum tidur. Tadinya saya
pikir, dengan begitu Saya bisa lelap sampai pagi, dan tidak ada lagi
hal mengerikan yang harus saya alami. Tapi sialnya, tengah malam

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 54
begini Saya harus pergi ke kamar kecil dan pastinya...

HARUS MELEWATI DAPUR LAGI

"Siaaaaaaaaal"

Takut memang... tapi Saya lebih memilih ke kamar mandi dengan mata
tertutup, daripada harus pipis di dalam botor bir. Akhirnya rasa
kantuk ini pun hilang berganti rasa takut, Saya pun turun menuju kamar
mandi. Bisa Saya lihat dari tangga ini keadaan dapur yang gelap
gulita, karena lampunya mati, anehnya itu justru membuat saya lega.

Berjalan melewati dapur di rumah sendiri, serasa melewati kuburan.


Terlebih kalau ingat apa yang kemarin malam Saya lihat, tapi malam
ini.... Saya berhasil pergi ke kamar mandi tanpa ada gangguan satu
pun.

"Ugh"

Saya sudah bergetar bahkan sebelum keluar, hingga terasa susah untuk
membuatnya tepat sasaran. Sedikit belepotan, tapi biarlah yang penting
lega. Hanya laki-laki yang mengerti kata-kata Saya barusan. Selesai
menyiram, Saya siap untuk ronde selanjutnya yaitu perjalanan kembali
ke kamar. Tapi sayangnya... ini tidak semudah yang Saya bayangkan.

Saat langkah kaki pertama ini memasuki dapur, hawa panas terasa di
belakang leher Saya. Seperti hembusan angin sepoi-sepoi yang keluar
dari lubang hidung manusia. Semakin lama hawa itu semakin panas, dan
perasaan ini semakin tidak karuan saat ada suara yang terdengar. Saya
mencoba untuk tidak peduli, melangkah dengan cepat menuju ruang tamu,
tapi saat Saya akan menaiki tangga menuju kamar, suara tadi semakin
jelas terdengar, suara itu adalah...

SUARA TANGIS PEREMPUAN

"Tttaaaaa*****!!!!"

Ini sudah seperti film horror, suara tangis perempuan di kontrakan


seorang bujangan... pastilah sebuah jebakan. Layaknya sebuah film,
jika pemeran utamanya berlari, maka cerita ini tidak akan menarik.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 55
Tapi bukan itu... bukan itu yang membuat Saya kembali ke dapur, dimana
suara tangis itu berasal. Tapi... perempuan yang entah siapapun dia,
samar-samar seperti sedang......

MEMANGGIL NAMA SAYA

REC.

Merekam sosok mahluk halus dengan Handy Cam adalah ide terburuk kedua
yang pernah terpikir oleh otak ini, ide terburuk pertama nya adalah...
Judul Skripsi Saya. Tapi kalau apa yang saya lihat sesaat lagi bisa
saya abadikan, saya punya alasan yang kuat untuk hengkang dari
kontrakan ini, dan meminta agar uang saya dikembalikan.

"...................................................."

Sesaat saya terdiam... menatap lubang ventilasi di depan Saya. Ada


sebuah cahaya terang, seperti nyala lilin di Hanggareksa. Separuh dari
pikiran Saya sudah dikuasai rasa takut, dan yang tersisa setengahnya
adalah.... tekad yang bulat, saya paham resiko dari apa yang akan saya
lihat.

"Hep"

Sedikit lompatan kecil, mengantarkan tubuh ini ke atas meja dapur.


Saya menunduk dan membaca doa, semoga suara tangis yang semakin keras
itu adalah suara manusia. Perlahan dengan penuh paksaan tangan kanan
ini Saya naikkan, layar handi cam terombang ambing, karena saya benar-
benar ketakutan.

"F*ck"

Kalau saya berhenti sampai disini, maka yang akan Handy Cam ini rekam
hanyalah rasa takut saya. Setelah membaca basmalah, saya pegang Handy
Cam ini dengan kedua tangan, dan mengangkatnya hingga sampai pada
posisi yang tepat. Sangat tepat untuk merekam apa yang ada di
Hanggareksa..... dan ternyata... apa yang ada di restoran sebelah
adalah....

NOVA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 56
"Ngaa ngaapain cewe itu disana"

Nova masih dengan seragam Waitressnya, menangis di meja makan, dia


membenamkan wajah di lipatan tangannya yang ada di atas meja. Saya
tidak perlu melihat wajahnya untuk tahu bahwa itu adalah Nova, rambut
coklatnya itu sudah cukup meyakinkan Saya. Dia duduk sendirian, tengah
malam, di ruangan yang gelap yang hanya diterangi oleh beberapa lilin
merah.

"Gila.... itu anak ngegalau gak tahu waktu dan tempat"

Sempat terpikir untuk memanggilnya, tapi..... hati kecil ini seperti


beteriak jangan! Handy Cam Saya masih merekam Nova dari samping, tapi
setelah hampir satu menit, Nova sama sekali tidak bergeming. Tiba-tiba
tangisannya berhenti... entah kenapa detak jantung ini pun seakan
berhenti. Nova mengangkat wajahnya, kali ini jauh lebih pucat dari
yang saya ingat. Dia mengelus tangan kanannya, dimana luka bakar itu
berada.

Sandy....

DEG DEG DEG DEG

Suara degup jantung Saya semakin cepat dan keras, karena baru saja
Nova memanggil Saya. Akal sehat ini berusaha mengambil alih rasa takut
yang mulai menguasai, berkali-kali saya coba meyakinkan diri...

"Ayolah....itu cuma Nova, cewe yang bahkan tidak lebih menyeramkan


dari sabrina"

Sandyyyyyyyyyyyyyy.............................

Sampai disini, saya menurunkan Handy Cam. Karena Nova mulai berjalan
ke arah saya.

"Sialaaan! Gimana dia bisa tahu kalau Gue lagi ngintip?"

Saya tidak butuh Handy Cam lagi, Saya bisa tahu dari suara Nova yang
semakin nyaring terdengar, pertanda dia sudah semakin dekat dengan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 57
Saya.

SANDYYYYYYYY...........................

Saya diam, berusaha unuk tetap tenang. Tidak ada gunanya lagi merekam,
jadi Handy Cam ini saya matikan

STOP

Sandy????????

Kali ini Nova memelankan suaranya, seperti sedang berbisik, Saya dapat
mendengarnya karena jarak kami yang hanya berbatas dinding. Merasa
sudah terpojok, tidak ada gunanya lagi Saya sembunyi, Saya pun mencoba
merespon panggilan Nova....

"OKEEE..... OKE.............. INI GUE! ELO MARAH GARA-GARA GUE


NGINTIP? FINE! GUE MINTA MAAF, GUE AKAN HAPUS REKAMAN DI HANDY CAM
GUE, DAN KITA BERDUA BISA LUPAIN KEJADIAN MALAM INI, OKE?"

Nova berhenti bersuara.... dia sama sekali tidak menjawab.

"Woy?? Jangan diem aja! Oke Gue mau kembali ke kamar, dan Elo bisa
lanjutin apapun kegiatan Elo barusan. Daaah"

Saya berniat untuk pamitan, tapi sepertinya Nova tidak mengijinkan.


Gadis ini entah kenapa terasa sangat mengerikan, dan semakin
mengerikan lagi karena tiba-tiba...

HIHIHIHIHIHIHI.....

"Nga.... ngapaaain Elo ketawa Monyet??"

Disini Saya mulai merasa ada yang tidak beres dengan Nova, meskipun
dari awal semua tentang dia memang tidak ada yang beres. Gadis normal
tidak akan memilih sendirian tengah malam di restoran angker.
Seberapapun galaunya mereka, rasa takut nya pasti selalu lebih besar.
Tapi tidak dengan gadis ini dia masih saja tertawa... bahkan semakin
keras...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 58
HIHIHIHIHIHIHIHI..... Sandy.....??

Posisi saya sedang duduk di atas meja dapur, dan bersandar pada
dinding. Punggung ini terasa dingin setiap kali Nova memanggil,

HIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHHII

Kesabaran Saya sudah habis, dengan segera saya bangkit dan berteriak
melalui lubang ventilasi

"WOY!! APA MAKSUD KAMU DARI TA......."

Kata-kata Saya mendadak terhenti, karena sekarang Saya sadar kalau


semua lilin di restoran sudah mati. Hanggareksa gelap gulita, tidak
ada satupun cahaya disana, dan sekarang.... justru dapur ini lah yang
terang benderang

BZZZZ

Lampu dapur mendadak hidup, menerangi Saya yang berdiri di atas meja.
Saya palingkan wajah, memandangi seluruh ruangan, tidak ada siapapun
disana.... tapi ini adalah pertanda, bahwa Saya tidak bisa lagi
berlama-lama di sini. Persetan dengan Nova, persetan dengan
Hanggareksa, Saya berniat turun dari meja, tapi Saat saya kembalikan
pandangan ini ke hanggareksa....

SANDY?

"HUUAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

KRAK

Suara Handy Cam yang jatuh, sama sekali tidak saya hiraukan. Saya
melompat dan berlari secepat kilat, sangat cepat untuk jarak yang
dekat, dalam sekejap Saya sudah di kamar.

Saya meraih ransel di atas lemari, lalu mulai memasukkan pakaian dan
barang-barang yang bisa Saya bawa pergi. Pergi dari Kontrakan ini!

TOK..... TOK...... TOK......

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 59
Darah Saya berdesir. Seseorang sedang mengetuk pintu kamar Saya, Tidak
perlu menebak lagi siapa yang melakukannya.

TOK..... TOK...... TOK......

"DIAAAAAAAAAAAM!!!!"

TOK..... TOK...... TOK......

"Tai! Ini semua salah Gue! Kalau saja gue gak pergi dari rumah, kalau
saja Gue dengerin nasehat mereka, kalau saja....."

TOK..... TOK...... TOK......

"ANJ***********************NG!!!!"

Butuh waktu lama, untuk packing dibawa tekanan mental. Dan butuh
keberanian lebih, untuk keluar dari kamar ini. Suara ketukan pintu itu
sudah berhenti, tapi Saya masih merasa bahwa Nova ada di sana, di
balik pintu Kamar Saya. Saya benci menduga-duga, bengong memandangi
pintu itu juga percuma, selagi masih ada sisa keberanian di hati Saya,
Saya paksa kaki ini udah melangkah keluar kamar.

KREEEEEEEEK

Suara pintu terbuka pelan, degup jantung yang beradu cepat, membuat
saya sejenak menahan nafas, dan saat pintu kamar terbuka lebar......

NOVA TIDAK ADA DISANA

Ini adalah kesempatan, saya lari menuruni tangga dan bergegas


mengeluarkan motor yang ada di ruang tamu. Akhirnya saya akan pergi
dari tempat terkutuk ini, seperti terusir dari rumah sendiri. Motor
saya sudah di teras rumah, sebelum menutup pintu saya sempatkan
melihat untuk terakhir kalinya, ruangan dapur yang gelap.... dan Handy
cam Saya yang tergeletak di lantai... tidak sedikitpun ada niatan
untuk mengambilnya. Dan dengan ditutupnya pintu kontrakan ini, secara
resmi saya bukan penghuninya lagi.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 60
TEK

Saya letakkan kunci kontrakan di atas pintu, dan setelahnya... motor


ini melaju membawa saya pergi mencari pelarian sementara. Tatapan
terakhir saya untuk Hanggareksa, ucapan selamat tinggal yang justru
sangat membahagiakan. Akhirnya saya bebas, Saya tidak peduli lagi
dengan ganti rugi, karena saat ini yang terpenting adalah pergi sejauh
mungkin. Kemana? Entahlah.... mungkin ke tempat dimana gerimis ini
berkahir.

120Km/H

Suara klakson mobil saling bersahutan, karena di tengah keramaian pun


saya tidak sedikitpun mengurangi kecepatan. Rintik air di kaca Helm,
mengurangi pandangan saya, tapi apa yang saya lihat di Kontrakan,
masih sangat jelas tergambar.

"Cewe Sialan! Apa-apaan dia barusan?"

Masih lekat diingatan ini, Wajah Nova yang jadi alasan Saya hengkang
dari Kontrakan. Barusan..... Saat saya melihat melalui lubang
ventilasi itu, Mata kami saling bertemu. Dan mata itu.....

"Apa-apaan mata cewe itu? Itu mata yang sama dengan orang-orang yang
Gue lihat pas pertama pergi ke Hanggareksa. Gak cuma itu..... pintu
kamar Gue barusan.... Apa itu juga kerjaan Nova? Kalau iya....."

TUH CEWE MASUK LEWAT MANA?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 61
THE BAD BOY CHAPTER 15
7 Januari 20XX
06:00 WIB

SRAKKKK!!

Tirai jendela putih terbuka, cahaya matahari segera memenuhi kamar,


tapi pagi ini bukan di kamar saya.

"Aku gak punya baju Cowo disini, jadi sebelum ke Kampus kita belanja
dulu. Untuk sementara Kamu pakai almamater aja!"

Ujar Sabrina yang masih sibuk mengeringkan rambutnya. Tidak seperti


biasanya, pagi ini Saya sudah terbangun segar bugar, menyeruput kopi
susu hangat dan membaca majalah wanita. Senyum kebebasan ini tidak
pernah hilang bahkan sejak bangun pukul setengah lima.

"Ngapain ke kampus? Hari ini aku gak ada perkuliahan pagi"

Tanya saya sambil masih asyik membuka halaman demi halaman majalah
milik Sabrina.

"Sebenernya.... kemarin setelah kamu pergi, Aku sempet ngobrol empat


mata sama Nova"

Disebutnya nama Nova, memperburuk suasana hati saya yang sudah mulai
damai. Saya menutup majalah yang saya baca dan berbalik menghadap
Sabrina.

"Terus kamu ngelakuin itu semua tanpa diskusi dulu sama aku?
Denger.... Aku sudah keluar dari kontrakan itu, jauh dari restoran
itu, jadi Aku udah gak tertarik lagi ketemu sama Nova, lebih-lebih
setelah semua yang aku alami semalam"

Ya! benar! Setelah semua tingkah aneh Nova tadi malam, jangankan untuk
bertemu.... sampai sekarang saja Saya masih ragu... apakah Nova itu
manusia, atau bukan?

Sabrina menyalakan rokoknya dan kembali berbicara...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 62
"Gak usah sok cuek, di kamar ini satu-satunya orang yang rasa
penasarannya tinggi ya kamu! Dan asal kamu tahu, Nova bersedia untuk
menjawab semua pertanyaan kita nanti, tanpa terkecuali"

Sabrina tahu benar apa yang sedang Saya pikirkan, dan kalaupun sabrina
tidak mengajak Saya, hari ini Saya akan tetap menemui Nova. Entah itu
untuk meminta penjelasan, atau membuat perhitungan. Tapi apakah bijak
jika saya melibatkan Sabrina lebih jauh dalam masalah ini?

"Ok! Aku mau pergi, dengan satu syarat...."

Sabrina meniupkan asap rokoknya ke langit-langit, dia tidak perlu


bertanya apa syaratnya karena dia tahu benar apa yang akan saya
katakan....

"KAMU GAK GAK USAH IKUT!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 63
THE CLOWN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 64
THE CLOWN CHAPTER 1
Desember 20XX

Dear Diary......

Surabaya dan Kota ini gak jauh beda. Banyak hal menyenangkan yang bisa
kutemui, walaupun baru satu bulan yang lalu aku pindah ke sini. Salah
satu dari hal menyenangkan itu adalah..... "Pekerjaanku". Selain
kuliah, Aku juga bekerja paruh waktu di sebuah restoran di kota ini,
gimanapun juga aku gak mau selalu bergantung sama Ibu, terlalu banyak
beban yang harus beliau pikul, dan ini adalah salah satu caraku untuk
membantu meringankannya.

Bagiku beliau adalah seorang Wonder Woman, tegar, kuat tapi juga
lembut. Beliau mengajariku bahwa wanita bukan gender kedua yang jadi
alternatif Tuhan saat menciptakan manusia. Ada banyak tujuan penting
diciptakannya Wanita, salah satunya adalah..... Menjadi pemapah bahu
pria, saat dia sedang lelah berdiri dengan kaki sendiri. terus gimana
kalau kita gak punya pria yang butuh dipapah? Ibuku bilang.....

"Maka giliran kita lah yang berdiri dengan kaki sendiri, di atas bahu
pria"

Hehehe serem ah dengernya.... Tapi wajar kalau Ibuku mengucapkannya


dengan penuh emosi, karena beberapa bulan lalu.... Ayah meninggalkan
kami demi bersama dengan kekasih barunya yang ternyata sudah memiliki
dua orang anak hasil dari perselingkuhan mereka selama ini. Ayah dan
Ibu sudah menikah lebih dari dua puluh tahun, dan semua kebohongan itu
baru terbongkar saat aku sudah SMA....

Kejamnya....

Semua itu bikin aku jadi trauma buat nikah. Tapi biarlah... aku masih
punya Ibu, Beliau adalah segalanya bagiku. Setelah kejadian itu, kami
memutuskan pindah Kota semata untuk memulai hidup yang baru....

Hidup yang sangat baru....

19 Desember 20XX

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 65
Dear Diary....

Di kota ini Aku belajar untuk mandiri, untuk berdiri di Kaki sendiri
demi orang yang ku Sayangi. Dan alasan itulah yang membawaku
kesini.....

BATAVIA RESTAURANT

Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan posisi Waitress di restoran


ini, mungkin karena memang ini adalah restoran kecil dan baru buka
beberapa bulan yang lalu, jadi mereka butuh waitress secepat yang
mereka mampu. Terlepas dari itu semua, Aku masih gak nyangka bisa
diterima kerja disini, karena yang pertama .....

Restoran ini gak pernah membuka lamaran pekerjaan baik di Koran,


Radio, bahkan gak pernah memajang papan "Butuh Karyawan". Aku dapat
info tentang restoran ini dari Kasir nya langsung, dia tiba-tiba aja
ke rumah dan ngobrol panjang lebar sama Ibu. Dari cara mereka bicara
kayanya udah kenal satu sama lain. Singkat cerita...... Ibu menawarkan
aku pekerjaan di restoran tamunya barusan, tawaran yang sama sekali
gak bisa aku tolak, dan tentu saja dengan senang hati aku jawab

"Okeee~"

Yang kedua.... Gak pernah sekalipun ada proses interview atau


wawancara kerja layaknya kantor atau perusahaan lainnya. Aku diterima
gitu aja, dan langsung bekerja hari itu juga. Awalnya Aku pikir karena
Ibuku dan Kasir itu teman dekat, jadi ada pengecualian buatku. Tapi
Aku salah.... karena beberapa hari kemudian ada karyawan baru yang
masih sebaya, Dia juga masuk tanpa interview dan langsung bekerja hari
itu juga.

"Mungkin mereka sangat butuh Karyawan, tapi karena gajinya kecil,


mereka gak berani rekrut besar-besaran"

Yang ketiga.... sengaja atau kebetulan, semua karyawan di BATAVIA


adalah PEREMPUAN.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 66
Ya! Semuanya adalah perempuan.... Kasir yang sekaligus manager
restoran itu namanya "Bak Riska", perempuan bertubuh subur yang usia
nya mungkin seumuran sama Ibu. Orangnya baik dan perhatian banget sama
karyawannya, tapi kalau sudah marah suka banget nyebut isi dapur,
pastinya yang belum dimasak.

Koki di restoran ini ada dua orang, mereka Koki yang unik tapi kompak.
Mereka adalah si Kembar "Kak Resti" dan "Kak Ratna". Hampir gak ada
yang bisa bedain mereka kalau lagi pakai seragam kokinya. Soalnya
sekilas wajah mereka identik banget, kecuali rambutnya. Rambut Kak
Resti panjang dan Rambut Kak Ratna pendek.

Kalau cewe pendiam yang lagi maen-maenin pisau di meja itu.... namanya
"BQ" (Baca Baiq), Dia juga waitress sama sepertiku. Dia mulai kerja
disini tiga hari setelah Aku masuk Orangnya pendiem dan misterius
banget, kalau gak diajak ngomong.... ya gak mungkin ngomong. Parahnya
Dia bersikap seperti itu gak cuma sama karyawan aja, tapi sama
pelanggan juga.

Dan yang terakhir adalah..... "Oma" beliau adalah Kitchen Manager,


Butcher dan Dish Washer. Yap! Tugasnya banyak banget, tapi beliau gak
sendirian. Setiap hari dua orang cucunya datang membantu Oma, mereka
adalah "Hani" dan "Claudia" kakak beradik dari anak kedua Oma. Mereka
berdua masih SMP, tapi rajin bekerja, terampil dan cekatan.

Meskipun dari faktor usia, suku, dan agama kami berbeda tapi kami
selalu kompak bekerja demi "BATAVIA". Mengelola restoran dengan hanya
delapan orang tentu terasa berat, tapi kami bisa melakukannya.
seminggu sekali sebelum pulang, kami selalu melakukan evaluasi, Bak
Riska sering minta masukan dan saran dari Karyawannya untuk kesuksesan
BATAVIA kedepan. Dan hasil evaluasi minggu lalu adalah, Mbak Riska
masih berencana merekrut dua orang lagi, karena diluar dugaan kami....
Jumlah pelanggan BATAVIA meningkat drastis tiap bulannya.

Ada satu hal yang membuatku bertanya-tanya, kenapa orang sepertiku


mendapatkan posisi ini? Dan hal tersebut adalah....

PRANG!!

"Aaaaduuuh maaf, maaf, Aku gak sengaja..... biar Aku yang beresin

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 67
mbak"

Ucap ku dengan rasa bersalah karena sudah mecahin piring restoran.


Mbak Riska hanya tersenyum seakan tidak ada ruginya sebuah piring
pecah, dia cuma mengangguk dan memberi isyarat agar Aku segera
membereskannya. Aku pun dengan panik membungkus pecahan piring itu
pakai kain, dan membawanya ke belakang.

"Huff syukurlah"

Lega rasanya karena tidak ada satupun karyawan restoran yang marah.
Aku buang pecahan piring itu di tempat pembuangan sampah, disana sudah
ada belasan piring pecah lainnya yang juga adalah korban kecerobohanku
kemarin, kemarin lusa, tiga hari yang lalu, empat hari yang lalu,
bahkan satu minggu sebelumnya.

Miris rasanya.... pindah ke kota baru dengan niat memulai hidup baru,
tapi masih saja membawa penyakit lama. Sejak kecil aku memang selalu
ceroboh, tidak pernah melakukan sesuatu tanpa kesalahan. Tingkat
kesalahannya pun beragam, kadang secuil dan bikin orang tertawa gemes,
kadang banyak dan bikin orang bete, kadang keterlaluan dan bikin orang
benci. Tapi tidak disini.....

Seberapa banyak pun piring yang aku pecahin, seberapa seringpun baju
pelanggan yang aku tumpahin, tidak sekalipun Bak Riska atau karyawan
yang lain protes. Entah kenapa mereka semua baik banget sama aku,
bahkan mereka ngasih Aku keringanan untuk tetap fokus kuliah, aku bisa
datang ke Restoran kalau semua kegiatan di Kampus sudah selesai.

Disini Aku merasa menemukan saudara baru. Lahir sebagai anak semata
wayang, bikin aku sering ngerasa kesepian, Tapi BATAVIA bukan hanya
restoran, ini adalah rumah kedua, dan bagiku...... semua karyawannya
adalah keluarga.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 68
THE CLOWN CHAPTER 2
20 Desember 20XX
22:30 WIB

Dear Diary

Sudah lebih dua minggu Aku bekerja disini, dan hubungan antar karyawan
pun semakin erat. Kecuali BQ.....

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiiiiiii"

Ya ampuuun.... BQ baru saja nguap di depan pelanggan. Wajar sih kalau


ngantuk, tapi kan bisa ditutup, kalau kayak gitu kesannya gak sopan.
Ah biarlah... Aku gak punya waktu mikirin Dia, ada pelanggan yang
harus aku datangi. Dua orang mahasiswa yang lagi ngobrol itu pasti
sudah lama nungguin pesanannya ini.

"Silahkan Mas"

Aku pasang senyum manis yang perlahan jadi senyum sumringah karena
kali ini aku berhasil menyajikan pesanan pelanggan tanpa ada
kesalahan. Aku menoleh ke arah teman-teman....

"Good Job"

Ucap mereka tanpa bersuara dan hanya mengangkat kedua jempolnya, aku
pun melakukan hal yang sama sambil tersenyum lebar hehehe. Tiba-
tiba.....

"Mbak, bukannya Saya pesen teh hangat ya? Kok ini cuma makanannya
aja?"

Ya Tuhan......... gara-gara terlalu fokus sama makanan, aku jadi lupa


sama minumannya, Aku pun minta maaf dan buru-buru pergi ke dapur buat
nyiapin pesanan pelanggan yang ketinggalan. Teman-teman Karyawan yang
berbaris di depan meja kasir serempak memasang pose Palm Face nya
sambil geleng-geleng kepala dan berkata..

"Haduuuuuuh"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 69
Aku cuma nyengir aja sambil garuk-garuk kepala, hehehehe. Kak Resti
menawarkan diri untuk menyiapkan minumannya, karena Oma sepertinya
sudah lelah dan kedua cucunya juga sudah pulang. Tapi aku menolak,
soalnya aku tahu kalau Kak Resti dan Kak Ratna juga lelah, lagian ini
kesalahanku jadi yang harus tanggung jawab ya Aku.

Di dapur....

Aku tuangkan air panas ke dalam panci khusus buat nyeduh teh. Di
restoran ini, teh dan kopi diracik sendiri, kami gak pernah beli teh
celup ataupun kopi instant. Butuh berminggu-minggu buat belajar cara
nyeduh teh yang bener, beruntung Oma mau ngajarin aku dengan sabar.
Mereka bilang.... sifat dan watak barista atau peraciknya sangat
mempengaruhi rasa Kopi dan Tehnya.

"Hmmmmmm aku kan ceroboh nih, apa nanti yang minum teh ini jadi
ketularan ceroboh?"

Aku senyum gara-gara hayalan tololku sendiri. Jarum jam sudah


menunjukkan pukul setengah sebelas malam, setengah jam lagi kami
tutup. Bak Riska bilang, apapun yang terjadi, jam sebelas malam gak
boleh ada satu pelanggan pun di restoran, karena itu sudah waktunya
kami pulang, kecuali kalau ada jadwal evaluasi. Restoran juga sudah
mulai sepi, tinggal tiga orang pelanggan lagi dan selesailah tugas
kami.

Sejenak Aku menikmati keheningan di dapur sambil memperhatikan wajah


sendiri di depan cermin, suara musik di ruang depan gak lagi terdengar
karena selalu dimatikan kalau sudah jam sepuluh. Tapi buat aku.....
suara api kompor dan air mendidih ini cukup buat jadi musik untuk
terapi lelah hari ini, belum lagi ditambah suara gemericik air dari
toilet, sejuknya berasa sampai ke hati..... Aku menutup mata dan
menarik nafas panjang, berharap bisa menghilangkan kantuk dan penat
ini.

"Lhooo???"

Spontan aku membuka mata dan segera membalikkan badan. Dibelakangku


ada toilet yang hanya khusus untuk Karyawan restoran, toilet kecil
yang kadang untuk buang air kecil saja harus antri. Maklum semua

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 70
karyawan disini cewe, dan kami adalah jenis yang betah di kamar mandi.
Masalahnya, semua karyawan lagi kumpul di depan untuk siap-siap
pulang. Terus........

"Bunyi gemericik air apa ini?"

Suara air dari kamar mandi memang sesuatu wajar, bisa jadi karena bak
mandi kepenuhan, atau kran air yang gak ketutup sempurna. Tapi......
ini bunyinya beda, seperti ada seseorang yang sedang cuci muka di
dalam....

TAPI SIAPA?

"Mbaaaaak????"

Aku coba manggil karena siapa tahu tanpa aku sadari ada salah satu
karyawan yang masuk ke toilet. Tapi percuma, sama sekali gak ada
jawaban. Sekarang suara air itu berubah seperti suara gelembung air
galon yang ada di dispenser. Aku pun tambah penasaran.....

"Mbak Riska??"

Masih belum ada jawaban, awalnya aku pikir ada kerusakan di saluran
airnya, tapi dugaan itu hilang setelah aku denger suara desahan nafas.
Aku makin yakin kalau ada orang di dalam, jadi aku ketok aja pintunya.

TOK.... TOK.... TOK....

Dan masih aja gak ada respon. Tapi setidaknya sekarang aku jadi tahu
kalau pintunya gak dikunci. Suara nafas itu semakin jelas kedengaran,
bergantian dengan suara air tadi. Jujur sampai disini Aku mulai takut,
tapi aku harus mastiin kalau gak ada apa-apa di dalam toilet ini.

Perlahan tanganku bergerak menyentuh gagang pintu.........

KREEEEEK...........

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 71
HAAAAAAAAAH????

Aku kaget karena ternyata di dalam toilet itu.... gak ada siapa-siapa.
Fiuuuuuh lega rasanya hati ini, karena baru aja aku mikir bakal
ngelihat sesuatu yang aneh dan mengerikan. Akhirnya aku biarin pintu
toilet ini terbuka biar gak parno lagi sama bunyi airnya yang....

SUDAH TIDAK TERDENGAR?

Ya! Sekarang sudah gak ada lagi bunyi air seperti barusan. Aku masih
belum bisa membuang pandangan dari toilet ini, kanan.... kiri......
atas..... bawah...... semua sudutnya aku perhatiin tapi memang gak ada
tanda-tanda kebocoran atau apapun yang jadi penyebab suara tadi.
Ngerasa mengkhawatirkan sesuatu yang sia-sia, aku pun balik ke kompor
buat nyelesain teh pesanan pelanggan. tapi......... pas aku lihat ke
cermin di depan kompor....

Samar-samar aku lihat ada orang berbaju putih di dalam toilet... kali
ini dengan mata terbuka lebih lebar dari sebelumnya, aku palingkan
wajahku ke toilet yang pintunya masih terbuka itu dan ternyata....

KOSONG

Suasana dapur ini mulai gak nyaman, banyak sekali hayalan seram yang
muncul serempak di kepalaku.... pengen rasanya aku teriak minta
tolong, tapi minta tolong apaan? Gak ada apa-apa di dapur ini selain
rasa takutku sendiri. Akhirnya aku putusin buat nyelesain teh ini dulu
dan cepat-cepat pergi dari dapur. Tapi.... saat aku balik badan dan
ngelihat ke cermin tadi, sosok putih itu.....

MASIH DISANA

Gak kelihatan jelas soalnya ketutup sama bayanganku sendiri.....


sampai disini aku ngerasa bulu kudukku mulai berdiri, dan tubuhku
bergetar ngeri. dengan cepat Aku menoleh ke belakang lagi dan
ternyata....

KOSONG

Gak ada apa-apa di toilet! Beda sama yang aku lihat di cermin barusan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 72
Sekali lagi Aku pandangi cermin di depan kompor itu..... dan ternyata
benar! Orang itu masih disana.... darahku berdesir seirama dengan
bunyi air yang mendidih... perlahan-lahan aku geser tubuhku ke samping
biar bisa ngelihat sosok itu dengan jelas di cermin.... dan
akhirnyaa....

Seseorang berbaju serba putih sedang jongkok dan membenamkan wajahnya


di jamban.

Segera aku menunduk.. Nafasku mulai gak beraturan.... kali ini aku gak
berani mebalikkan badan... Aku takut ngelihat hal yang sama dengan
yang ada di cermin barusan... belum lagi suara air dan desahan nafas
itu mulai terdengar lagi!

pelan.... pelan...... aku melirik ke arah cermin.....

Orang itu bangkit dan menoleh ke arahku hingga tampaklah wajah


mengerikannya di cermin.....

WAJAH HITAM PEKAT DENGAN LINGKARAN MATANYA YANG MERAH BAK DAGING YANG
DIPANGGANG

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 73
THE CLOWN CHAPTER 3
21 Desember 20XX

Dear Diary

Aku masih Syok dengan kejadian semalam... apapun yang aku lihat itu,
pastilah makhluk yang berbeda alam. Untungnya teman-teman segera
menenangkanku yang teriak histeris di dapur. Aku gak bisa nyalahin
mereka kalau gak percaya, tapi sepertinya cuma BQ yang menganggap
serius omonganku....

Kami sepakat untuk menganggap kejadian itu hanyalah halusinasi, yang


muncul karena aku benar-benar kelelahan. Akhirnya hari ini aku
memutuskan untuk tidak lagi memikirkan kejadian di restoran semalam.
Karena ada hal lain yang sedang mengganggu pikiranku sekarang.

Tadi pagi
09:30 WIB

Untuk kesekian kalinya Aku harus berurusan dengan kakak semester


akhir, entah kenapa aku mudah sekali dihinggapi masalah. Kali ini Aku
harus minta maaf sama Kak Alya, gara-gara Aku layar smartphonenya jadi
retak. Aku gak sengaja.... sama sekali gak sengaja ngejatuhin Tas nya
dari lantai dua, Tapi gara-gara aku nyenggol siku Kak Alya, Smartphone
nya jadi terjun bebas ke lantai bawah.

"Terus?? Elo mau ganti? Yakin??? Di dalam HP itu banyak banget foto,
video ku sama temen-temen, Gue gak mau smartphone baru, soalnya Gue
tau Elo gak mungkin bisa beli, sekarang yang penting, gimana caranya
semua data Gue bisa balik, TITIK!"

Aku cuma bisa menelan ludah, karena terakhir kali aku minta maaf,
marahnya Kak Alya semakin menjadi-jadi. Cepat-cepat Aku turun ke bawah
buat mungut Smartphone Kak Alya yang berserakan, tapi sesampainya di
bawah seseorang sudah lebih dulu memungutnya.

"Chandra??"

Chandra adalah teman satu semesterku, satu-satunya orang di kampus ini


yang masih menganggapku manusia, bukan badut. Dia memasukkan kepingan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 74
smartphone itu ke dalam ranselnya, dan melihat ke atas, ke arah Kak
Alya seolah-olah sedang berkata

"Biar Gue yang urus"

Setelah itu, kami berdua pun pergi. Dalam perjalanan ke gedung kampus.

"Bisa gak sih, satu hari aja gak bikin masalah?"

Tanya Chandra dengan nada sewot. Aku tahu pertanyaan itu tidak perlu
Aku jawab, jadi Aku diem aja.

"Elo udah bukan anak kecil lagi, coba deh belajar melakukan sesuatu
dengan hati-hati!"

Lagi-lagi nasehat Chandra aku diamkan, karena kalau aku jawab, pasti
bakal lebih panjang. Jadi aku putuskan buat mengalihkan pembicaraan.

"Eh Ndra.... Kamu percaya Hantu gak sih?"

"Enggak, napa?"

"Menurut Kamu..... Kenapa mereka menampakkan dirinya di depan kita?"

"Udah Gue bilang, Gue gak percaya! Tapi kalau di film-film sih, mereka
cuma pengen godain kita aja, istilahnya.... ngajak komunikasi gitu"

"Hmmmmm... terus kalau kita-nya mau diajak komunikasi sama tuh hantu,
gimana?"

Chandra menghentikan langkahnya hanya untuk menjawab pertanyaanku

"Biasanya tuh Hantu bakal nganggep Elo Tuan nya, atau sahabatnya dan
kemanapun Elo pergi, dia bakal selalu ngikutin"

Gak Lucu! Apa yang dikatakan Chandra memang tidak lucu. Tapi apa yang
aku alami semalam, juga bukanlah hal yang lucu. Aku cuma berhapa
kejadian yang sama tidka terulang lagi. Di Batavia kami semuanya
perempuan, kalau semua karyawan melihat apa yang aku lihat, gak
kebayang apa yang akan terjadi.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 75
THE CLOWN CHAPTER 4

Dear Diary...

Sepertinya dua minggu pertama di Batavia bukanlah akhir dari usahaku


untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. Justru sejak kejadian malam
itu, hari-hari ku yang sesungguhnya baru saja dimulai.

21 Desember 20XX
23:00 WIB

Semua Karyawan lagi ngumpul di ruang utama.... pintu dan jendela sudah
tertutup semua, tirai pun sudah turun, semua meja tertata rapi dan gak
ada pelanggan satu pun. Kami masih duduk diam menunggu mbak riska
keluar dari dapur, mata kami mulai basah karena menahan kantuk,
Kecuali BQ, dia masih bermain-main dengan pisau kecil yang selalu
dibawanya....

"Ups!"

Cepat-cepat Aku buang muka... soalnya BQ tahu kalau diam-diam aku lagi
perhatiin dia. Aku gak mau dia tersinggung, gimanapun juga... Chandra
bilang Aku harus hati-hati, cukup di kampus aja aku punya musuh,
jangan sampai di restoran ini juga,

"Hei!"

Serius? BQ manggil Aku?? Emang sih dia gak nyebut nama, tapi dia duduk
di sebelahku dan kakinya sengaja menyentuh kakiku seolah itu Isyarat
kalau Aku yang sedang dia panggil. Aku pun menoleh.... BQ mendekatkan
kepalanya seolah apa yang akan dikatakannya sebentar lagi, cuma Aku
yang boleh dengerin. Mata BQ melirik ke arah karyawan lainnya yang
sedang asyik berbincang dengan topiknya masing-masing. Dan sambil
tetap memandang mereka, BQ pun berbisik....

"Aku tahu apa yang kamu lihat......"

Kaget.... bingung...... tapi Aku tahu apa yang BQ maksud, cuma.... Aku
gak mau nginget kejadian itu lagi, jadi Aku cuma tersenyum mencoba
untuk tidak memperdulikan omongan BQ.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 76
"Aku juga melihat hal yang sama...."

Ucapan BQ barusan tentu saja menarik perhatian yang baru saja aku
buang jauh-jauh dari topik menyeramkan itu. BQ tersenyum kecil seolah
puas dengan reaksi ku kali ini.

Dia kembali ke posisi duduknya semula, dan lanjut bermain dengan pisau
kecil nya. Perlu waktu beberapa detik untuk menentukan kata yang tepat
buat ngerespon ucapan BQ barusan, dan kata itu adalah...

"Bebb beneran kamu ngeliat........... mmmmm orang itu juga?"

"Sssssssstt"

BQ meletakkan pisau kecilnya di depan bibir, pertanda ucapanku barusan


terlalu nyaring untuk di dengar orang lain. Kali ini dengan santai
tapi serius, BQ bercerita....

"Apa yang kamu lihat kemarin malam sama sekali bukan manusia. Aku
merasa ada yang aneh sejak pertama ke restoran ini, terutama kalau
malam hari. Seramai apa pun restoran dan suara musik di ruangan ini,
tetap saja gak bisa mencegah suasana aneh yang aku rasain itu.... dan
suasana itu adalah....."

DUKA

BQ mengakhiri kalimat pertamanya dengan wajah sedih, seolah apa yang


dirasakannya di restoran ini benar-benar sangat menyentuh hatinya. Aku
gak bisa berkomentar apa-apa, bahkan sejujurnya Aku belum ngerti apa-
apa. Jadi Aku hanya diam dengan wajah antusias, dan membiarkan BQ
melanjutkan ceritanya.

"Aku yakin ada sejarah kelam dibalik restoran ini, karena saat ini
pun... Aku masih bisa mendengarkan suara tangis pilu yang samar-samar
mengalun di setiap sudut restoran. Mungkin kamu menganggap Aku gila,
silahkan! Tapi Aku yakin saat kamu melihat sosok di kamar mandi itu,
Kamu dalam keadaan waras"

BQ melihat ke arah ku, tatapannya menegaskan bahwa yang diceritakannya


barusan adalah benar, dan Ya!! Aku masih waras. Aku bukan gak percaya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 77
hantu, tapi seumur hidup baru kali ini melihat dengan mata kepala
sendiri. Kalau memang yang dikatakan BQ benar, itu artinya Aku sedang
bekerja di sebuah..

RESTORAN ANGKER

Hwaaaaa Ibuuuuuu di Kampus aku udah banyak masalah ama teman-teman


masa disini juga harus bermasalah ama setan? Aku berusaha tenang
meskipun wajah dan perasaanku mulai gak nyaman. Aku heran kok bisa-
bisanya BQ cerita hal yang mengerikan tapi tetap kalem seolah-olah itu
sudah kebiasaan. Ada banyak yang ingin Aku tanyakan sama temenku yang
misterius ini, tapi Mbak Riska sudah keluar dari dapur dengan membawa
cemilan yang dari tadi disiapkannya untuk menemani rapat evaluasi
malam ini.

Semua karyawan mulai memasang wajah serius pertanda mereka siap ikut
rapat, kecuali Oma yang pulang duluan karena lagi kurang sehat.
Pembahasan dimulai dari laporan pendapatan restoran yang bulan ini
semakin bla bla bla bla bla bla

......................................................................
.............................

Suara Mbak Riska perlahan mulai gak kedengaran, bersamaan dengan otak
ku yang memulai lamunan. Aku gak bisa fokus rapat gara-gara ingat
kata-kata BQ barusan. Sebenarnya sih itu bukan hal yang perlu
dikhawatirkan, soalnya di restoran ini Aku gak sendirian. Tapi pas
Mbak Riska memulai penjelasannya barusan........ tanpa sengaja aku
melihat ke arah pintu dapur yang terbuka.... dan naasnya...

"Heh?????!!!"

Aku harus melihat sosok itu lagi...... berdiri....... mengintip dari


balik pintu..... dengan wajah hitamnya yang samar-samar terlihat dari
sini, kecuali mata besar dengan lingkaran merahnya itu.... menatap
lekat ke arahku........ Dan saat Aku ingin berteriak...

"Ssssst!! Jangan dilihat! Biarkan aja dia disana, anggap aja dia gak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 78
ada"

Saran dari BQ itu aku ikuti, aku gak mau berpikir gimana dia bisa tahu
apa yang aku lihat barusan. yang terpenting sekarang, Aku menundukkan
kepala untuk menyembunyikan wajah ketakutanku dari teman-teman. tiba-
tiba mbak riska menegurku yang dikira ngantuk dan gak memperhatikan

"Nah lhoooooooo!!! Kalau emang ngantuk, kamu boleh pulang duluan kok,
toh besok pagi kamu kuliah kan?"

Mendengar omongan mbak Riska, tentu saja aku mengangkat kepala dan
menoleh ke arahnya untuk sekedar menjawab

"Ah gak apa-apa kok mba..........."

Kata-kata ku terhenti karena di belakang Mbak Riska, Sosok berkulit


hitam dengan baju putih itu sedang berdiri disana........... tersenyum
ke arahku dan memperlihatkan gigi kuningnya........ dan lagi-lagi.....

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAA"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 79
THE CLOWN CHAPTER 5

Dear Diary...

Rapat evaluasi semalam jadi berantakan gara-gara Aku. Semua Karyawan


jadi panik sambil berusaha menenangkanku yang masih saja berteriak
histeris. Jari telunjukku gak henti-hentinya menunjuk ke arah tempat
duduk Mbak Riska, karena memang Sosok menyeramkan itu masih disana.
Saat itu Aku bisa melihat dengan jelas sekali wajahnya yang penuh
dengan luka bakar, bahkan hampir seluruh kulitnya berwarna hitam legam
dengan beberapa bagian yang terkelupas sehingga tampaklah dagingnya
yang merah seperti daging sapi yang baru saja dipanggang. Selain
wajahnya yang menyeramkan, ada satu hal lagi yang masih mengganggu
pikiranku bahkan sampai siang ini, dan hal itu adalah.... pakaian yang
dikenakan sosok menyeramkan itu... adalah seragam putih yang biasa
dikenakan oleh chef atau koki restoran, bahkan lengkap dengan topinya.

22 Desember 20XX
06:00 WIB

Pagi yang tenang, suasana hati yang riang dan perut yang kenyang
adalah kunci sukses libur akhir pekan buat orang sepertiku. Masih
tersisa satu sandwich selai kacang untuk menemaniku menikmati acara
Televisi yang ternyata....

"Boring ah!"

Entah kenapa belakangan ini Iklan di TV terasa lebih menarik daripada


acara TV nya, aku pun meraih majalah lama yang ada di meja dan
membacanya sambil tiduran sofa. Majalah wanita ini memberikan banyak
solusi mulai dari masalah kesehatan, kosmetik, fashion dan segala
sesuatu yang sebenarnya sama sekali bukan masalah. Atau mungkin Aku
aja yang berpikir begitu? Belasan tahun jadi perempuan, Aku masih
belum tahu bagaimana konsep Feminisme yang sebenarnya.

Saat Aku lagi asyik membolak-balik lembaran majalah yang sudah puluhan
kali kubaca, tiba-tiba TV di ruang tamu ini mati. Dan saat Aku
menurunkan majalah yang menutupi wajah ini, tampaklah seorang
perempuan berambut coklat, berkulit putih dan berkaca mata sedang
memegang remote TV.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 80
"Ibuuuuuuuuuuuuuuuu"

Aku beranjak dari sofa tempat aku tiduran dan memeluk Ibu yang baru
datang dari pasar. Ibu menarik-narik hidung mancung ku seperti gemas
karena sudah Mahasiswi masih saja bertingkah seperti anak-anak. Tapi
beginilah Aku... Kalau bukan sama Ibu, sama siapa lagi Aku harus
bermanja-manja?

"Kamu sudah makan?"

Tanya Ibu sambil mengelus rambutku. Aku melirik keranjang berisi bahan
masakan yang sedang ditenteng Ibu, dan menjawab...

"Belum Bu, kan nungguin masakan Ibu"

Ibu mengusap sisa selai kacang di bibirku sambil tersenyum

"Oh ya?? Terus gimana ceritanya selai kacang ini bisa nyampe kesini
ya?"

Kami berdua tertawa sambil menuju dapur dan mulai memasak. Tidak
banyak yang Ibu beli karena memang di rumah ini hanya ada kami. Sambil
memasak, kami terlibat obrolan seru tentang banyak hal, mulai dari
pasar, sekolah, salon tempat ibu bekerja dan akhirnya sampailah pada
pembahasan ini....

"Gimana kerjaan kamu di restoran? Kamu betah kan disana?"

Pertanyaan ibu menghentikan irama bunyi pisau yang sedang aku pakai
untuk memotong lobak, tapi tidak lama kemudian suara pisau itu kembali
terdengar bersamaan dengan jawabanku....

"Betah banget Bu! karyawan disana baik-baik, apalagi Mbak Riska. Kami
semua sudah seperti keluarga"

Ibu tersenyum senang mendengar jawabanku, walaupun Aku tahu jauh di


lubuk hatinya..... sebenarnya Ibu merasa kasihan karena kerjaanku ini
dirasa menyita banyak waktu bermainku. Di Surabaya dulu.... Ibu gak
pernah ngelarang Aku pergi maen dengan siapa pun, Ibu percaya Aku bisa
jaga diri termasuk bisa memilih teman yang baik. Tapi mungkin karena

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 81
sekarang hanya tinggal kami disini, kami tidak punya pilihan untuk
bekerja keras dan saling melengkapi.

Perbincangan hangat antara Ibu dan Anak ini berlangsung lama, hingga
tanpa disadari nasi dan lauk yang kami masak sudah siap untuk
dinikmati. Berdua kami menyantap masakan yang sederhana tapi terasa
jauh lebih mewah dari yang ada di Batavia. Beginilah kiranya kegiatan
kami setiap pagi, setelah sarapan kami pun sama-sama bersiap untuk
memulai aktivitas masing-masing, Ibu bersiap pergi ke Salon dan Aku
bersiap pergi ke Kampus.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 82
THE CLOWN CHAPTER 6

ATTENTION!

Karena sebuah alasan yang tidak bisa Saya sebutkan, maka dengan
terpaksa Saya harus mengubah beberapa Konten dalam cerita ini

1. Mengubah nama restoran dari BATAVIA menjadi HANGGAREKSA


2. Menghapus atau tidak lagi menceritakan tentang Dua cucu Oma (Di
Story Line The Clown)
3. Mengubah nama jalan dari Kerta Jaya menjadi Kali Maya

Selain yang disebutkan di atas, semuanya masih tetap sama.

Selamat Membaca

Dear Diary...

Hari ini kesehatanku lagi terganggu, mungkin karena selalu pulang


larut malam. Belum lagi makin lama makin banyak cobaan yang harus Aku
terima, gak cuma di Kampus tapi di Restoran juga.

23 Desember 20XX
22:30 WIB

Aku lagi bantuin Oma cuci piring di dapur, sementara BQ yang mengurusi
pelanggan. Hari sudah semakin larut, pelanggan pun semakin sedikit
jadi satu orang waitres aja pastinya udah cukup. Kadang Aku merasa
kasihan sama Oma karena beliau sudah tua, mungkin kalau mendiang Nenek
ku masih hidup, mereka berdua pasti seumuran. Sambil bekerja Oma
menasihatiku untuk banyak-banyak berdoa sebelum dan setelah melakukan
pekerjaan apapun, agar semua yang aku kerjakan diberkahi dan
dilindungi Tuhan.

Oma juga banyak bercerita tentang masa mudanya dulu yang ternyata
penuh dengan perjuangan, tentu saja itu jadi motivasi tersendiri

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 83
buatku, karena di usianya yang sudah senja ini, Oma masih mau bekerja
keras. Bukan karena keempat anaknya tidak mau mengurus Oma, tapi
karena Oma tidak mau menagih budi dari mereka, bagi Oma bisa melihat
keempat anaknya bahagia sudah cukup untuk membayar semua jasa nya
dulu.

Tanpa terasa pekerjaan di dapur hampir selesai, kulihat keringat oma


bercucuran di keningnya yang keriput. Aku menyarankan beliau untuk
istirahat lebih dulu, beliau pun pergi ke luar untuk istirahat dengan
sedikit rasa sungkan karena akulah yang harus membereskan sisa
kerjaannya. Sejujurnya..... Aku senang bisa membantu Oma, tapi entah
kenapa sejak tadi kepalaku terasa pusing, keringat di keningku
mengalir lebih deras daripada keringat Oma dan pandanganku berkunang-
kunang seperti tidak sanggup lagi terbangun lebih lama.

Aku melihat tumpukan piring kotor di samping kiri yang ternyata jauh
lebih tinggi daripada tumpukan piring bersih di samping kanan, itu
artinya pekerjaanku masih banyak dan harus segera diselesaikan, belum
lagi sekarang BQ datang membawa tumpukan piring kotor baru yang akan
memperpanjang masa kerjaku di dapur. Dia meletakkannya begitu saja di
sampingku lalu pergi tanpa sepatah kata pun. Baguslah! Karena Aku juga
gak ada waktu buat menoleh dan menyapa BQ, Aku lebih memilih fokus
sama piring dan gelas kotor ini. Tidak ada waktu untuk mengeluh, aku
melanjutkan pekerjaan ini dengan mengurangi jumlah bilasan, berharap
dengan begitu bisa cepat terselesaikan.

Lima menit....... tujuh menit...... delapan menit lamanya Aku di


dapur, dan selama itu sudah lebih dua puluh kali mataku terpejam.
Lelah, pusing dan kantuk semakin membuat pekerjaanku tidak karuan,
belum lagi BQ bolak balik membawakan piring kotor yang gak ada
habisnya, Aku mulai bertanya-tanya..

"Ini sudah hampir jam sebelas malam, tapi kenapa masih banyak
pelanggan? biasanya lewat jam setengah sebelas kami tidak lagi
menerimanya. Dan tumpukan piring kotor di samping kananku ini......

SAMA SEKALI GAK BERKURANG

Berapa kalipun aku membersihkannya, jumlahnya masih saja sama, atau


mungkin memang kerjaku yang semakin lamban? Di tengah lamunan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 84
singkatku memikirkan semua piring dan gelas ini, tiba-tiba suara
piring bergetar di atas nampan terdengar memasuki dapur, suara yang
sama yang terdengar setiap kali BQ membawakan piring kotor baru. Hanya
saja kali ini tumpukannya jauh lebih tinggi bahkan menutupi wajah BQ,
Ya! Kali ini aku menyempatkan diri menoleh ke arah BQ dan berharap
wajah lelahku membuatnya Iba dan mau menawarkan jasa nya. Tapi.....
percuma! Karena sekarang wajah lelahku mendadak berubah menjadi wajah
penuh tanya......

SEJAK KAPAN BQ JAUH LEBIH TINGGI DARI AKU?

Baju yang dikenakannya pun bukan seragam Hanggareksa, kulit tangannya


putih pucat berbeda dengan kulit tangan BQ yang sedikit gelap. dan
lagi.... dia diam saja mematung di depanku dengan tumpukan piring yang
menutupi wajahnya

"Halooo?? BQ???"

Ucap Aku yang berusaha menyadarkan BQ dari lamunannya. Suhu badanku


semakin tinggi dan ini bukan waktunya untuk bercanda lagi Akhirnya Aku
menghampiri BQ untuk membantunya menurunkan tumpukan piring itu tapi
ternyata....

Semakin aku dekat, semakin nampak kalau orang yang sedang berdiri di
depanku ini sama sekali tidak mirip BQ, dan rasa curigaku ini semakin
kuat karena kudengar suara BQ dan karyawan lainnya sedang bercanda di
ruang makan. Tentu saja aku segera mundur dan menjauh dari sosok
bertubuh tinggi ini.

"Ssssiii siapa kamu???"

Orang itu sama sekali tidak bergeming, tidak ada respon apapun kecuali
suara berisik piring yang bergetar di atas nampan yang dibawanya. Aku
tahu ada yang gak beres disini, dan Aku gak mau kalau harus pingsan
lagi. Aku mengambil nafas panjang untuk berteriak memanggil teman-
teman... dan.....

PRANGGGGG!

Suara gaduh itu memancing semua karyawan restoran berlari menuju

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 85
dapur, mereka berbaris rapi dengan wajah panik dan mulut yang siap
mencerca ku dengan berbagai pertanyaan tapi sayangnya...... tidak satu
pun jawaban yang mereka dapat karena tidak satu pun pertanyaan yang
mereka berikan. Mereka hanya bernafas lega melihat Aku yang masih
sibuk membilas piring sambil tersenyum...

"Hehehe maaf mbak, aku mecahin cangkir, tapi cuma satu kok"

Mbak riska, dan karyawan lainnya serempak menghembuskan nafas dan


mengelus dada seolah cangkir pecah ini tidaklah seburuk yang ada
dipikiran mereka tadi. Kecuali BQ....

wajahnya itu....... wajah dengan kerutan di dahinya itu..... dan juga


mata sipitnya yang sekarang terbuka lebar.... dia sedang menatapku
seperti sedang bertanya-tanya

APA YANG BARU SAJA TERJADI?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 86
THE CLOWN CHAPTER 7

Dear Diary..........

Ini sudah satu minggu sejak terakhir kali aku kerja. Sudah seminggu
juga Aku tidak pergi kuliah. Itu semua karena kesehatanku yang
menurun, bahkan aku sempat pingsan di restoran, dan terpaksa Mbak
Resti yang harus mengantarkan pulang. Akhirnya Aku diberi libur kerja
sampai kondisiku pulih. Tidak hanya itu, Karyawan Restoran bergantian
menjenguk aku, membuat aku benar-benar ngerasa jadi bagian dari
keluarga mereka.

Chandra? Tentu saja dia yang paling sering menjenguk aku, bahkan
hampir setiap hari, meskipun kadang aku bete juga sih, gara-gara dia
sering ngomel. Oh ya! Selain chandra, BQ adalah orang kedua yang
paling rajin jenguk Aku. Ini aneh, mengingat di restoran kami sama
sekali tidak akrab. Setiap kali ke rumah, BQ selalu saja menanyakan
pertanyaan yang sama

"Kamu beneran gak ingat apa yang sudah terjadi malam itu?"

Tentu saja aku tidak ingat! Aku bahkan tidak mengerti apa yang dia
bicarakan.

30 Desember 20XX
09.30 WIB

Anyway, akhirnya aku ngampus lagi, meskipun itu artinya... Aku harus
bertemu lagi dengan orang ini.

"Memory yang Elo kasih, kenapa masih kosong? Bukannya Gue udah bilang,
balikin semua data-data yang ada di HP Gue!!"

Aku tidak tahu harus jawab apa, karena selama ini Chandra yang
mengurus semua. Dia juga bilang kalau sejak awal memory itu belum ada
isinya. Itu cuma akal-akalan Alya saja buat ngerjain Aku. Tapi....
tentu saja Aku tidak bisa bilang seperti itu di depan orangnya
langsung, apa lagi kali ini Kak Alya gak sendirian, Dia bawa dua orang
temannya. Dan sepertinya.... Aku kenal dengan mereka.

Yang berambut hitam keriting gantung ini namanya Rofi, Dia Mahasiswi

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 87
satu angkatan dengan ku. Aku kenal dia gara-gara pernah bikin lecet
mobil nya, memang semua biaya perbaikan sudah aku ganti, tapi
sepertinya dendam dia masih belum bisa dibayar. Itu terjadi kira-kira
satu bulan yang lalu.

Yang gemuk dan pendek ini namanya Yumna, Aku tidak banyak tahu tentang
dia, selain dia adalah orang malang yang proposal skripsinya ditolak
gara-gara terlambat mengumpulkan. Dan tentu saja penyebabnya adalah
aku. Andai saja badannya tidak se-lebar pintu perpustakaan, pasti
tidak mungkin aku tabrak dia sampai helai demi helai proposal tebalnya
yang belum dibendel itu berserakan, dan harus di tata ulang satu
persatu. Itu terjadi sekitar satu minggu yang lalu.

Intinya.... ketiga orang ini sama-sama punya dendam kesumat yang belum
hilang, dan sialnya ternyata mereka bertiga saling kenal. Aku berpikir
keras, mencari jawaban yang tepat dan cepat, yang bisa menyelamatkanku
dari mereka bertiga. Dan jawaban yang aku dapatkan adalah...

"Hehehe maaf kak....."

Rupanya mereka sudah cukup alergi mendengar ucapanku barusan. Entah


siapa yang memberi komando, tiba-tiba mereka bertiga serempak
menarikku masuk ke dalam ruang kuliah yang saat itu sedang sepi.

"Kak.. Aku kan udah minta maaf, Aku janji bakal ganti rugi....."

Percuma! Selain mereka tahu aku ini ceroboh, mereka juga tahu aku
adalah orang miskin. Jadi omonganku soal ganti rugi, sama sekali tidak
bisa mereka percaya. Mereka mulai bertingkah kasar, menarik paksa tas
besarku, dan menuangkan isinya ke lantai. Buku, gantungan kunci,
Handphone dan barang-barangku yang lain pun jatuh berserakan. Dan
diantara barang-barang itu, mereka memutuskan untuk mengambil salah
satu yang menarik perhatian mereka, barang itu adalah

DIARY KU

"Please Kak, jangan yang itu..... Kakak boleh ambil Handphone ku tapi
tolong kembalikan buku itu"

Tentu saja! Mereka tidak akan tertarik dengan Handphone bututku. Tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 88
juga dengan diary lusuhku, mereka mengambilnya karena mereka tahu, ada
banyak hal yang bisa mereka lakukan dengan isinya. Semua curahan
hatiku, semua cerita ku, masalahku, masalah keluarga ku, dan semua
rahasia yang aku tulis disana, tidak akan Aku biarkan orang lain
membacanya.

Mereka tertawa licik, membuka lembar demi lembar dengan ekspresi wajah
jijik. Sementara rofi menahanku dengan tubuh tambunnya. Aku masih
melawan, dan harus terus melawan, walaupun teriakan ini percuma, tapi
setidaknya dorongan tubuhku dengan semua tenaga yang aku punya ini,
bisa membuat mereka berhenti.

DUG!

Kepalaku menghantam ujung meja, tersungkur hanya karena satu dorongan


dari tangan besar Yumna. Semua menjadi buram, telingaku berdengung,
mungkin tubuh yang baru pulih ini belum siap untuk disakiti.
Lalu......

KENAPA?

Kenapa dia tidak berhenti? Padahal Aku sudah tidak punya tenaga
berdiri. Masih disakiti, dihantam tanpa henti. Rambut, wajah, dan
semua yang bisa disakiti, tidak luput dari pukulan dan cakaran nya.

"Please.... Berhenti"

Aku memohon, dengan tangis yang tidak bisa ku keluarkan. Tapi dia sama
sekali tidak menghiraukan, dan terlihat semakin menikmati yang sedang
dia lakukan. Tertawa, puas dengan darah yang keluar dari mulut, dan
lebam yang mulai mewarnai wajah. Tidak ada yang bisa aku lakukan,
selain menunggu nya...
BERHENTI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 89
THE CLOWN CHAPTER 8
Dear Diary....

Hari ini adalah hari yang sial, walaupun semua hari-hariku memang
selalu sial. Apa yang dilakukan Kak Alya dan kawan-kawannya sudah
lewat batas, tidak hanya hina, cela dan caci maki, tapi kali ini
mereka sudah berani menyerang fisik. Ah.... kepalaku masih terasa
sangat sakit, aku tidak ingat lagi apa saja yang sudah mereka lakukan
pada tubuh ini.

30 Desember 20XX
20:00 WIB

Menjelang tahun baru, pesanan untuk event dan pentas hiburan semakin
banyak. Mungkin sudah waktunya Hanggareksa mempertimbangkan perekrutan
karyawan baru. Walaupun restoran ini kecil, kami tetap sering
kewalahan melayani banyaknya pelanggan dan juga banyaknya pesanan.
Hampir setiap rapat Aku selalu mengusulkan penambahan Karyawan, tapi
Bak Riska selalu saja menjawab "Nanti kita pertimbangkan", meski
begitu sampai sekarang kami masih saja berenam. Awalnya Aku pikir,
keuangan restoran belum mencukupi untuk menggaji Karyawan baru, tapi
semakin kesini aku mulai merasa bahwa...

Tidak sembarangan orang bisa jadi Karyawan Hanggareksa.

"Nova.... ini pesanan meja nomor lima"

Kak Ratna memberikan nampan dengan Bebek bakar madu dan Twilght Soda.
Minuman yang sering Ibu pesan, bahkan hampir tiap hari ibu
mengingatkan aku...

"Nova... ntar pulangnya bawain Ibu Twilight Soda ya, bayarnya potong
gaji kamu aja"

Ah Ibu..... kalau tiap hari dipotong, bisa-bisa awal bulan gajiku cuma
tinggal lima puluh ribu. Aku bawakan pesanan ini pada pelanggan yang
duduk di meja nomor lima, meja itu berada tepat di depan meja kasir.
Aku perhatikan setiap langkah yang ku ambil, tidak ingin kecerobohanku
merusak selera makan pelanggan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 90
Di meja nomor lima duduk seorang bapak-bapak gemuk, mengenakan kemeja
putih dan berdasi. Rambutnya yang botak tengah, membuat tahi lalat di
kepalanya terlihat jelas. Dan walaupun cuaca sedang dingin, bapak
gendut ini masih saja berkeringat.

"Ini pesanannya pak, selamat menikmati hidangan kami"

Aku mempersilahkan dengan senyuman ramah, tapi sialnya bapak itu


membalas dengan senyuman nakal. Melihat wajahnya yang mulai kelihatan
mesum, aku pun mulai merasa terancam, dan benar...

PUK

Gilaaaaaaaaa.... bapak itu memukul pantatku dengan sengaja, aku


terkejut bukan main, menahan malu dan marah karena kelakuannya. Tapi
apa yang bisa aku perbuat? Tidak ada... pelanggan adalah raja, dan
sebagai pelayan, Aku hanya bisa bersabar

BYURR............

"HWAAAAAAAH, APA-APAAN INI? BERANI BENAR KAMU MEMPERLAKUKAN PELANGGAN


SEPERTI INI, SAYA AKAN TUNTUT KAMU, BLA... BLA.. BLA..."

Bak kebakaran jenggot, bapak mesum itu berdiri dari kursinya. Wajah
dan bajunya basah oleh Twilght Soda, sementara Aku.... Aku tersenyum
sambil memegang gelas kosong bekas twilight soda..

LHO?

Terpaku oleh rasa heran, melihat gelas kosong minuman milik bapak itu,
kini sedang dalam genggamanku. Bapak itu masih saja berteriak-teriak
memanggil manager, disaksikan oleh pelanggan yang lain. Aku mulai
sadar apa yang sedang terjadi, orang yang menyiramkan minuman ke muka
bapak itu adalah Aku. Hanya saja...... kenapa Aku seolah-olah tidak
ingat apa-apa?

"Nova! Cepat pergi ke dapur!"

Seru Mbak Riska, seperti sedang berkata "Biar Aku yang urus"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 91
Aku pun kembali ke dapur dengan kepala penuh teka-teki, semakin aku
berusaha memecahkannya, semakin aku merasa tidak ingat apa-apa. Semua
terjadi secara spontan.

"Aaaaaaaaah ini pasti gara-gara benturan di kepalaku tadi pagi"

Gerutu Aku dalam hati.

Di dapur..... Oma dan yang lain mencoba menenangkan aku

"Sudah nak, tidak usah dipikirkan..... kadang kita memang harus


berhadapan dengan pelanggan seperti itu"

Nasihat Oma sama sekali tidak membantu, karena yang sedang ada di
pikiran ini bukanlah perlakuan Bapak itu padaku, melainkan perlakuanku
padanya. Aku tersenyum, agar Oma dan yang lain tahu bahwa Aku baik-
baik saja, syukurlah mereka percaya, kecuali BQ......

Aku pergi ke tempat cuci piring, disana ada BQ yang sedang menunggu
air mendidih.

"Jadi.... kali ini pun, kamu gak ingat apa-apa?"

Tanya BQ sambil memainkan pisau kecil kesayangannya

"Ummmm.... gak juga, aku memang sengaja ngelakuin itu, orang kaya gitu
emang pantas diberi pelajaran"

"Jangan bohong!"

Seperti biasa.... BQ selalu penuh rasa curiga, terutama akhir-akhir


ini, dia seperti memberikan perhatian lebih padaku. Kalau dipikir-
pikir.... itu semua justru membuatku merasa tidak nyaman. Atau jangan-
jangan..... BQ....

"Ummmm BQ..... Ka..... kamu....... Lesb......."

JANGAN MENOLEH KE BELAKANG!!!!!

Teriakan BQ barusan adalah suara yang paling nyaring yang pernah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 92
keluar dari mulutnya, aku bisa merasakan betapa dia tidak ingin Aku
menoleh ke belakang. Sayangnya...... Aku terlalu ceroboh untuk bisa
mencerna ucapannya, dan dengan reflek Aku menoleh ke belakang...

SOSOK BERWAJAH HITAM

Berada sejengkal di depan wajahku...... tubuhnya mengeluarkan aroma


seperti daging hangus terpanggang, baju putihnya pun lusuh dan banyak
sekali terdapat bekas terbakar.

Sosok itu menurunkan wajahnya, agar sejajar dengan wajahku. Semakin


dekat..... semakin..... dekat...... dan semakin dekat lagi...

PERGI!

Mendengar itu.... seketika sosok berwajah hitam itu mundur.....


menjauh dan hilang begitu saja. Itu membuat ku bisa bernafas lega,
kali ini aku tidak perlu teriak apalagi pingsan. Anehnya saat ini
justru BQ lah yang ketakutan..... bukan pada sosok berwajah hitam
barusan, tapi padaku. Dengan suaranya yang bergetar.... BQ bertanya...

"Ka.... kamu baru saja ngusir mahluk itu??"

Pertanyaan BQ sama sekali tidak aku mengerti. Dia bertanya seolah-olah


Bukan BQ yang membuat sosok berwajah hitam itu pergi, tapi Aku! Dan
sejujurnya, Aku tidak ingat apa-apa.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 93
THE CLOWN CHAPTER 9
Dear Diary....

Hujan deras yang luput dari ramalan cuaca mengguyur bumi Gambir,
memaksa sebagian pejalan kaki untuk berteduh dan sebagian lainnya
masih kalang kabut mencari tempat berlindung. Para Abang becak
berkumpul di pangkalan dengan becaknya yang sudah tertutup plastik,
begitu juga dengan Pak Kusnadi, tukang parkir yang sedang bernaung di
bawah atap restoran sambil sesekali menggigil kedinginan. Kak Resti
memintanya untuk masuk, tapi beliau menolak dan lebih memilih duduk di
luar, di kursi plastik yang baru saja dibawakan oleh Kak Resti.

Sementara disini..... hujan lebat itu membuatku menjadi pengangguran


karena tidak satupun ada pelanggan yang datang. Karyawan yang lain
masih sibuk dengan tugasnya masing-masing, tapi Aku memilih untuk
tidak peduli karena tidak mau masuk dapur lagi. Aku menyibukkan diri
dengan Diary ini, membacanya dari mulai halaman pertama dan lompat ke
halaman terakhir. Terpikir untuk melanjutkan tulisan ini tapi tiba-
tiba...

31 Desember 20XX
22:30

"Hei!"

Kedatangan BQ cukup megejutkanku sampai-sampai pena dengan tinta merah


ku harus jatuh ke lantai. BQ mengambilkan nya sebagai permintaan maaf
karena sudah membuatku terkejut, setidaknya begitulah Aku
menafsirkannya. Tingkah laku dan jalan pikiran BQ memang susah di
tebak, orangnya pendiam, misterius dan tidak punya selera humor,
bahkan BQ satu-satunya orang yang tidak tertawa ketika kami nonton
bareng Opera Van Java.

"Ummmm makasih, maaf Aku gak sadar kalau kamu datang, hehehe"

Mendengar ucapanku barusan, BQ melambaikan kelima jarinya di depan


mataku seperti sedang menguji kesadaran. Aku cuma melihatnya dengan
heran sampai akhirnya BQ berkata...

"Aku sudah ada di sini dari tadi, kita bahkan sudah ngobrol panjang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 94
lebar sejak gerimis kecil yang sekarang sudah menjadi hujan lebat itu
dimulai"

Benarkah? Ucapku dalam hati karena sejujurnya Aku tidak ingat apa-apa.
Aku bahkan baru sadar kalau diary ini Aku bawa ke restoran, sebelumnya
aku selalu menyimpannya di tas sekolah karena di restoran tidak ada
waktu untuk membuka nya. BQ semakin serius memandang wajahku yang
semakin bingung, sejak kejadian di dapur yang pertama BQ tampak selalu
memperhatikanku padahal sebelumnya dia adalah orang yang cuek, bahkan
sama pelanggan sekalipun.

"Oh ya? Sampai dimana tadi?"

Tanyaku yang bermaksud mencairkan suasana beku ini, tapi sepertinya BQ


tidak semudah itu dicairkan. Pandangan matanya semakin dingin
menatapku seolah ada sesuatu yang salah padaku malam ini, dan sambil
menghembuskan nafas panjang BQ bertanya..

"Kamu benar-benar tidak ingat apapun tentang kejadian di dapur itu?"

Aku menggelengkan kepala karena memang tidak mengerti apa yang BQ


bicarakan. Satu-satunya kejadian di dapur yang aku ingat, yaitu saat
aku melihat sosok berwajah hitam itu, tapi sepertinya bukan itu yang
BQ maksud. Sekarang dia mulai memperhatikan Mbak Riska yang sedang
menghitung uang di meja kasir, Mbak Resti dan Mbak Ratna yang sedang
ngobrol lalu Oma yang sedang menikmati teh hangatnya. Dan setelah
dirasa aman, BQ pun mulai bercerita....

"Apa yang Aku ceritakan ini, boleh kamu percaya, boleh juga tidak.
Sejak kecil Aku bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa, entah ini
anugerah atau sebuah kutukan, aku tidak tahu! Yang aku tahu, semakin
bertambahnya umur, semakin aku merasa berbeda. Meskipun begitu, sampai
saat ini aku hanya bisa melihat, tanpa mampu berinteraksi dengan
mereka. Ya! Mereka adalah mahluk halus dengan beragam wujud dan
sifatnya. Mereka ada dimana pun, bahkan di tempat yang menurut kita
aman sekali pun, termasuk....."

DI RESTORAN INI

"GULP"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 95
Cara BQ bercerita jauh lebih menyeramkan dengan background suara
gemuruh petir dan derasnya hujan. Jadi benar dugaanku kalau
Hanggareksa adalah restoran berhantu. BQ terdiam karena sedang
memperhatikan Oma yang beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke
arah kami. Khawatir Oma melintas di dekat kami, BQ pun menunda
ceritanya. Tapi ternyata Oma berbelok masuk ke dapur, disusul oleh
mbak Ratna dan Mbak Resti, yang membuat ruang makan ini jadi semakin
sepi. Karena dirasa cukup aman, BQ pun melanjutkan ceritanya...

"Saat pertama datang kesini untuk wawancara kerja dulu, Aku sempat
berhenti di depan pintu masuk dan berpikir untuk kembali pulang,
karena setelah belasan tahun hidup berdampingan dengan mahluk halus,
baru kali itu Aku merasakan....

TAKUT

Bukan karena terancam atau terganggu dengan penunggu yang lebih dulu
menempati tempat ini, tapi saat itu rasa takut ku lebih kepada Trauma
yang sangat kuat menghantui. Tanpa harus melangkahkan kaki ke dalam
restoran ini, Aku sudah bisa dengan jelas merasakan... bahwa

SESUATU YANG MENGERIKAN PERNAH TERJADI DI HANGGAREKSA.

TRAK!!

Siaaaaaaaaaaal!! Kaget sih kaget, tapi kenapa lenganku harus


menyenggol lilin di meja ini? Suara jatuhnya barusan membuat perhatian
mbak riska tertuju ke arah kami berdua yang belum sempat
menyembunyikan ekspresi wajah tegang ini. Beruntungnya Mbak Riska
tidak curiga, dia cuma menunjuk ke lantai pertanda kami harus
membereskan lilin yang berantakan ini. Tanpa pikir panjang, Aku dan BQ
pun memungut patahan lilin merah di lantai, dan selagi kami jongkok
dan terhalang meja, Aku sempatkan bertanya sesuatu pada BQ...

"Aku baru tahu kalau kamu sempat diwawancara dulu sebelum kerja
disini, setahuku.... kamu datang dan langsung bekerja deh"

Sambil memungut patahan lilin terakhir, BQ menjawab..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 96
"Oh! Aku belum pernah cerita kalau Aku sudah melamar kerja disini satu
minggu setelah restoran ini buka, tapi sayangnya Aku tidak diterima"

Apa? Jadi waktu itu BQ ditolak bekerja disini, kenapa? Apa karena
wawancaranya tidak berjalan lancar? Banyak sekali pertanyaan yang
ingin aku ajukan pada BQ, tapi semakin lama kami di bawah sini,
semakin Mbak Riska curiga, jadi Aku hanya memilih satu pertanyaan
terakhir...

"Terus? Gimana ceritanya Kamu bisa kerja disini sekarang?"

BQ mendekatkan wajahnya ke telinga kananku dan berbisik...

"Satu bulan setelah itu salah satu karyawan disini mendatangiku ke


rumah cuma untuk bilang...."

KAMU DITERIMA, DAN BISA MULAI BEKERJA BESOK.

Kami berdua sudah kembali duduk di kursi, dan membereskan lilin yang
baru saja Aku jatuhkan. Masih dengan suara kecil, Aku bertanya pada BQ

"Apa kamu tahu, kenapa tiba-tiba kamu diterima?"

BQ mengangkat kedua bahunya, pertanda dia tidak tahu apa alasan


Hanggareksa yang pernah menolak lamarannya, tiba-tiba berbalik
memintanya menjadi karyawan.

"Oh ya sepertinya sekarang kita punya tetangga baru"

Ucap BQ yang sekarang menoleh tepat ke arah jam tua hanggareksa


berada.

"Maksud kamu?"

Tanya Aku yang tidak mengerti maksud dari ucapan BQ.

"Sepertinya mulai hari ini, rumah kosong di samping restoran kita


punya penghuni baru"

Aku ikut memperhatikan kemana mata BQ memandang. Ada sebuah lubang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 97
ventilasi tepat di atas jam tua itu, lubang yang mungkin saja
terhubung langsung dengan rumah kosong yang ada di samping Hanggareksa

"Hmmmm aku denger, restoran ini dulunya milik seorang tokoh agama,
kemudian dia pindah ke luar kota dan menjualnya pada mbak Riska. Apa
mungkin rumah itu juga ya?"

Tanya Aku

"Entahlah... tapi aku merasa kasihan sama siapapun yang menempatinya


sekarang"

Jawab BQ

"Eh kenapa?"

"Karena apa yang ada di rumah itu......"

JAUH LEBIH MENGERIKAN DARI PADA YANG ADA DI RESTORAN INI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 98
THE CLOWN CHAPTER 10
Dear Diary...

Hujan deras ini membuatku harus pulang kemaleman dari restoran, belum
lagi motorku jadi basah kuyup soalnya tempat parkir restoran emang gak
ada atapnya, dan gara-gara itu semua lagi-lagi Aku harus mengalami
nasib sial.

31 Desember 20XX
22:55 WIB

Kami harus pulang meskipun masih gerimis, daripada harus bermalam di


restoran yang menyimpan banyak rahasia mistis. Mbak Riska adalah orang
yang paling ngotot agar kami semua pulang sebelum tengah malam, walau
seburuk apapun cuaca di luar. Akhirnya suasana tempat parkir malam
itu, menjadi gaduh dan menarik perthatian orang-orang yang sedang
berteduh.

Mbak Riska membimbing Oma masuk ke dalam mobilnya, karena memang


setiap harinya mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Mbak Resti
dan Mbak Ratna juga heboh saling tunjuk siapa yang harus nyetir,
biasanya mereka berdua diantar jemput sama suami, tapi malam ini
mereka berdua bawa mobil sendiri. BQ adalah satu-satunya orang yang
tidak peduli dengan gerimis, bahkan dia hampir tidak peduli dengan
apapun termasuk kesehatannya sendiri. Dia sudah bersiap di atas motor
sportnya, mengenakan helm dan jaket kulit hitamnya lalu pergi begitu
saja tanpa Jas hujan. Sementara Aku......

Aku masih berusaha membuat motor ini nyala, tapi mungkin memang sudah
nasib sialku, alih-alih nyala, motor ini malah mengeluarkan bunyi aneh
setiap kali distarter. Mbak Ratna menawariku tumpangan karena memang
rumah kami satu arah, tapi aku harus menolak karena tidak mau
meninggalkan motor ini di parkiran. Beruntung Pak Kusnadi yang juga
sudah bersiap untuk pulang datang menghampiri, seakan sudah pengalaman
dengan motor antik, beliau mencabut bagian motor yang entah apa
namanya itu, dan memeriksanya lalu beliau berkata...

"Busi nya basah mbak, pantas saja gak mau nyala"

Aku hanya bisa bilang "Ooooooo" sambil mengangguk-angguk meski sama

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 99
sekali tidak mengerti apa itu Busi. Merasa tidak enak sudah membuat
Karyawan lain menunggu, Aku pun mempersilahkannya untuk pulang duluan,
setelah meyakinkan mereka kalau motorku gak apa-apa. Mereka pun pergi
dengan mobilnya masing-masing lalu berbelok ke arah yang saling
berlawanan. Sementara Aku hanya bisa bengong melihat Pak Kusnadi yang
menggosok-gosok busi itu sambil sesekali meniupnya.

BREMMMMMMMMMMMMMMM

Akhirnya motor ku nyala juga, berkali kali Aku ucapkan terimakasih


sama Pak Kusnadi dan berkali-kali juga Pak Kusnadi ngangguk-ngangguk
tanda terimakasih kembali. Aku pun memasang helm dan pergi dari
restoran.

Di perjalanan...

Jalan satu arah menuju kompleks perumahan Banyumas dimana rumahku


berada, tiba-tiba motor ini kembali berulah. Aku harus mendorongnya
sementara rumahku masih beberapa tikungan di depan, belum lagi ini
sudah keluar dari jalan utama kota dan yang terlihat di samping jalan
hanyalah pepohononan dan beberapa warung kaki lima. Tampak beberapa
orang pemuda sedang hura-hura dengan gaplek dan botol minuman di
tangannya.

Cewe ABG jalan sendirian di tengah malam gini, di sebuah jalan yang
sudah semakin sepi, bertemu dengan orang-orang seperti ini, dan tidak
bisa lari karena satu-satunya kendaraan yang aku punya mati. Kurang
sial apa coba?

Salah satu dari empat orang itu menyenggol temannya memberikan isyarat
bahwa ada yang datang. Seketika itu juga semuanya menoleh ke arahku,
meninggalkan gapleknya dan menghampiriku. Satu diantara empat orang
itu kelihatan seperti Om-om dengan rambut tengah yang botak, kumis
tebal dan perut buncit yang hanya ditutupi kaos dalam. Sementara
sisanya adalah tipikal ABG Alay yang model rambut, muka sama bau
badannya gak matching.

"Wah wah kacian beud sih neng, tengah malam gandeng motor, mending
gandeng gue aja neng"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 100
Mereka terus menggodaku dengan berbagai pertanyaan dari mulut mereka
yang berbau miras, Aku mencoba senyum ramah untuk menghindari masalah.
Tapi makin lama tingkah mereka makin parah. Mereka bahkan sudah berani
menarik motorku meskipun Aku sudah memohon untuk dilepaskan, dan
akhirnya saat tangan si om-om tadi mulai lancang memegang bahuku...

"KYAAAAAAAAAAAAAAAA"

PLAK!

Beruntung sekali Om itu karena sudah dapat tamparan perdana dariku,


Aku pegangi tangan kanan yang bekasnya masih terlihat merah di pipi
tambun si Om. Dalam hati seolah tidak percaya apa yang sudah aku
lakukan, berkali-kali dibully orang baru kali ini aku memberi
perlawanan. Tapi ini bukan waktunya tenang, karena tamparan itu
sekarang menjadi bumerang. Mereka jadi sangat murka dan mengancam akan
melakukan hal yang lebih parah dari ini.

Aku tidak bisa mengimbangi gerakan mereka yang lebih cepat dan lebih
kuat, sehingga dalam sekejam kedua tanganku sudah mereka pegang. Si Om
yang dari tadi diam memegangi pipinya sekarang mulai mendekat dan
memegangi pipiku, aku cuma bisa memohon dengan terbata-bata kala
wajahnya semakin mendekati wajahku,

BRMMMMMMMMMMMM

Beruntung motor yang lewat barusan mengagalkan apapun niat busuk yang
hampir dilakukannya padaku, mungkin karena tidak mau menarik perhatian
orang yang lewat, tapi inilah kesempatan yang tepat. Aku yang mulai
percaya diri untuk melawan, Akhirnya mengambil tindakan dengan
menghantamkan kakiku tepat di bagian lembut yang ada diantara
selangkangannya

DEB!!

"ADDDDDDDDDDDOOOOOOOOOOOOOOOOOW"

Aku juga menginjak kaki orang yang memegangiku, karena kebetulan


mereka tidak pakai sandal. Tapi walaupun mereka berteriak kesakitan,
tanganku masih belum mereka lepaskan. Dan lagi-lagi perlawananku

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 101
barusan sia-sia, Aku baru saja menyulut amarah mereka menjadi lebih
besar. Si Om kembali menghampiri ku, memegang pipiku kananku dengan
kasar dan...

PLAK!

Lagi.... Aku harus merasa sakit lagi.... Tapi anehnya, rasa sakit itu
membuang semua rasa takutku. Dia.... mulai menghantam pipi sebelah
kiri. Keras sekali hingga terpental dan tersungkur ke aspal. Semua
terlihat panik, tapi kemudian semakin beringas. Aku tidak tahu lagi
apa yang harus aku lakukan, berteriak pun sepertinya percuma. Dia
melakukannya, satu per satu, hingga cairan merah itu terlihat.
Keributan itu menarik pengemudi motor yang lewat, dan yang terjadi
selanjutnya adalah Babak belur, lalu kemudian kabur.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 102
THE CLOWN CHAPTER 11
Dear Diary...

Apa yang salah denganku akhir-akhir ini? Aku terlalu sering bengong
hingga sampai pada tingkatan lupa dengan apa yang terjadi di sekitar,
bahkan terkadang Aku lupa dengan apa yang baru saja Aku lakukan. Tidak
mungkin masalah ini Aku ceritakan pada Ibu, karena itu hanya akan
membuatnya khawatir. Beruntung nya Aku punya Chandra, sahabat satu-
satunya yang selalu bisa Aku andalkan.

1 Januari 20XX
09.00 WIB

PANTAI BATU SANCA

Liburan pertama ku setelah sekian lama. Ibu tidak pernah punya waktu
untuk mengajakku jalan-jalan karena kesibukannya. Tapi Aku tidak
mengeluh, karena sebenarnya.... Aku lebih suka nonton TV di rumah.
Tapi Chandra..... dia mengajakku pergi ke tempat ini, salah satu
wisata di kota gambir yang punya legenda turun temurun, begitulah yang
diceritakan Chandra dari tadi, sampai telinga ini bosan sendiri.

"Elo dengerin gak sih?"

"Enggak... hehehe, aaaaah aku bete disini, panas... cari tempat


berteduh yuk!"

Rengek ku pada Chandra. Kami pun pergi duduk di taman.

"Nov.... tentang Alya dan kawan-kawannya, Gue sudah denger semuanya,


Elo beneran...."

"Aku beneran gak apa-apa kok! Aku sengaja gak ngasih tahu Kamu,
soalnya.... Aku takut kamu gegabah melabrak mereka. Gimanapun....
mereka perempuan"

Aku harus memotong perkataan Chandra, karena kalau tidak... dia akan
mulai dengan nasehat-nasehatnya yang membosankan, sama membosankannya
dengan cerita-ceritanya. Chandra sudah terbiasa aku perlakukan begitu,
tapi kali ini.... dia seperti tidak suka Aku menyela pertanyaannya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 103
"Huff........ Yaaaah syukurlah kalau Elo gak apa-apa. Tadinya Gue
sempat ngerasa ada yang beda ama elo, tapi kayanya itu cuma perasaan
Gue aja"

"Emang apa yang beda sih? Salah satu temenku di Hanggareksa juga
bilang gitu. Apa mungkin kalian berdua sudah bosen temenan sama Aku?"

Tanya ku kesal. Tentu saja Aku kesal! Karena tidak hanya BQ, sekarang
Chandra pun merasa Aku berbeda. Cara mereka berkata bahwa Aku berubah,
seolah-olah mereka lebih tahu tentang ku daripada diriku sendiri.
Meskipun nyatanya... Aku memang tidak tahu apa yang sudah terjadi
padaku belakangan ini.

"Jangan marah dulu dooonk...... Maksud Gue.... akhir-akhir ini elo


beda soalnya udah gak pernah lagi pakai kalung kesayangan lo itu"

Sahut Chandra sambil menunjuk leher polosku.

"Eh iya ya! Aku lupa.... mungkin ketinggalan di kamar mandi hehehe"

Kami pun melanjutkan obrolan seru berdua, sampai terik matahari


pertama di tahun baru, membakar habis waktu libur kami.

Pantai Batu Sanca..... berubah menjadi Pantai Batu senja.... sudah


waktunya kami pulang, dan kembali pada kenyataan bahwa satu januari
tidak lebih indah dari tanggal-tanggal lainnya.

"Ntar malam restoran buka?"

Tanya Chandra

"Yups!! Sebenarnya kami berencana tutup, dan pergi menjenguk Vivi...


anak salah satu karyawan restoran yang habis kecelakaan. Tapi Kayanya
ga jadi deh"

"Lhooo kenapa?"

"Entahlah.... Ayahnya gak mau kemi jenguk, mungkin gara-gara


sebelumnya Hanggareksa yang membayar semua biaya perawatan Ayahnya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 104
Vivi waktu dia kecelakaan"

"Eee busyet..... Bapak ama anak ama-ama apes"

Kalimat terakhir dari Chandra, sebelum akhirnya kami berdua memasang


helm, dan segera pergi pulang.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 105
THE CLOWN CHAPTER 12
Dear Diary....

Setelah kejadian di kampus, dimana aku harus terlibat adu fisik dengan
Kak Alya dan kawan-kawan, Aku tidak pernah lagi melihat mereka. Aku
mulai khawatir, bisa jadi ini ulah Chandra. Dia adalah sahabat yang
baik, meskipun sering bertindak gegabah. Dia bahkan mendatangi preman-
preman yang malam itu mencegatku dalam perjalanan pulang, entah
darimana informasi itu di dapatnya, padahal sudah susah payah Aku
menyembunyikannya.

Kadang..... bantuan Chandra justru tambah memperburuk keadaan, kalau


benar Chandra sudah menemui Kak Alya dan kawan-kawan, Aku yakin
masalah ini akan jadi semakin panjang.

5 Januari 20XX
07.30 WIB

Seorang cowo bertubuh kekar keluar dari mobil merah yang tiba-tiba
berhenti di depanku. Perjalananku ke kelas pun jadi terhenti. Rambut
jabrik, kacamata hitam dan Kaos bergambar tengkorak itu adalah
definisi cowo berbahaya yang ada dalam kamusku.

"Masuk!"

Dan ternyata... Kamusku tidak pernah salah. Caranya menyuruhku masuk,


seolah-olah saat ini dialah bosnya. Aku mengambil ancang-ancang untuk
lari, dan kalau pun cowo brengsek ini ikut lari, maka Aku pastikan
buku tebal ini menghantam mukanya.

"Ss....siaapaaa Ello....., seenaknya sssaja nyuruh-nyuruh Gggueee"

Sepertinya Aku kesulitan meniru Gaya bicara Chandra, yang ada malah
terdengar seperti orang bego. Tapi ternyata.... pertanyaanku barusan
tidak butuh dijawab, aku sudah menemukan sendiri jawabannya.

Di dalam mobil merah itu, ada Kak Alya, dan itu artinya.... Cowo
jabrik ini adalah Pacarnya.

"Jangan banyak tanya! Sekarang Elo ikut Gue, ada masalah yang perlu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 106
kita selesaikan. Elo ikut Gue, masalah ini selesai baik-baik, Elo
kabur.... masalah ini bakal lebih panjang.... lebih panjang dari jarak
elo kabur"

Pada saat cowo itu selesai dengan kalimat terakhirnya, Aku sudah lebih
dulu kabur, jauh dari jangkauan Cowo brengsek itu. Sayangnya..... Aku
lupa memperhitungkan, bahwa tenaga pria jauh lebih besar dari wanita,
hingga akhirnya Cowo itu berhasil menyusulku.

"Berhenti Jalang!!!"

Lancang sekali mulut Cowo itu, sama lancangnya dengan tangannya yang
dengan kuat mencengkram pergelangan tanganku, Aku terhenyak,

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHH

Dan spontan menampar dahi Cowo itu

PLAK!

Tamparanku berhasil membuat Cowo itu melepaskan cengkraman tangannya.


Dia memegangi dahinya yang merah, se merah wajahnya yang menahan
geram.

"KURANG AJAR!"

Lagi....

Ini sudah ketiga kalinya.... Apa yang salah dengan diri ini? Di depan
dua orang yang kebetulan lewat ini, Dia menghantam wajah berkali-kali
seperti tidak punya belas kasih. Penonton pun mengerti, betapa tidak
adilnya perkelahian ini, Layaknya badut dan preman kampus, semua sudah
tahu siapa yang akan mampus. Darah mengalir dari kedua hidung, tapi
aku masih beruntung..... dua orang penonton itu pun datang
menghampiri, dan berhasil melerai kami.

Tapi yang terjadi selanjutnya.... Aku tidak bisa mengingatnya lagi.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 107
THE CLOWN CHAPTER 13
Dear Diary...

Aku harus bolos kerja, untuk kesekian kali. Dan Ibu harus mendapat
panggilan dari Kemahasiswaan, untuk pertama kali. Ibu punya banyak
alasan untuk memarahiku, tapi Ibu memilih menangis karena sangat
mengkhawatirkanku. Kak Alya.... Preman.... dan Cowo Jabrik itu.... Aku
tidak akan bisa membalas perlakuan mereka semua, tapi Aku percaya
Tuhan maha Kasih, biarkan Karma yang menjadi Hakim.

Itulah yang aku harapkan, tapi sepertinya.... seseorang sudah bersedia


menjadi Hakim, bahkan kalau perlu, dia sendiri yang akan mengeksekusi.
Orang itu adalah Chandra. Dia kalang kabut mencari informasi tentang
nama, alamat, dan semua yang bisa dia ketahui tentang Cowo Jabrik itu.
Berkali-kali Aku mencoba mencegahnya, karena tindakannya hanya akan
memperburuk suasana. Tapi sepertinya.... kali ini tidak ada yang bisa
menghentikan Chandra.

Pagi ini.... atas permintaan Ibu.... Aku harus mendatangi Hanggareksa.


Aku tidak tahu apa alasannya, dan tidak berani bertanya kenapa. Tapi
sejak kejadian kemarin, Ibu selalu memaksaku untuk berhenti bekerja di
restoran. Ah! Ini pasti gara-gara Chandra... Dia pasti bercerita
tentang preman di malam tahun baru itu pada Ibu, Karena itu Ibu
menyuruhku berhenti.

Sejujurnya.... Aku senang menjadi bagian dari Hanggareksa, tapi


bagiku... Kebahagiaan Ibu adalah segalanya.

6 Januari 20XX
06.50 WIB

Mbak Riska sedang mengelap meja, dibantu oleh Kak Resti dan Kak Ratna,
sementara Oma sedang sibuk menyiapkan bumbu. Hanggareksa di pagi hari,
jauh lebih sibuk dari yang biasa Aku lihat.

"Eh Nova.... tumben pagi-pagi kesini, gak ada kuliah?"

Tanya Kak Resti.

"Ummm ada sih Kak, tapi..... Aku kesini soalnya ada kepentingan sama

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 108
Mbak Riska"

Mbak Riska menghentikan aktivitasnya, garis kerut di dahinya adalah


pertanda kalau dia heran sekaligus penasaran dengan apa yang akan aku
bicarakan. Mbak Riska menghampiriku.

"Ada apa Nova..???"

Tanya Mbak Riska halus

"Ummmmmm Aku...... Aku mau mengundurkan diri Mbak"

Atmosfir di Hanggareksa mendadak berubah. Kak Resti, Kak Ratna, dan


Oma memandangiku dengan cara yang tidak biasa, yang tidak pernah aku
lihat sebelumnya. Aku hampir tidak bisa melanjutkan kata-kata ku,
karena entah apa alasannya.... sepertinya Aku sudah salah bicara.

"Apa.... Saya tidak salah dengar?"

Tanya Mbak Riska dengan wajah yang terlalu seram untuk orang yang
sedang bertanya.

"Ummmm mmmm see sebenarnya..... sebenarnya....."

Aku tidak bisa melanjutkannya, tidak dengan situasi seperti ini. Aku
mencari-cari ke sekeliling ruangan, dan mulai bertanya-tanya...

"Kemana BQ?"

"Sebenarnya.... apa?"

Lagi-lagi pertanyaan Mbak Riska terdengar seperti ancaman. Aku tidak


punya pilihan lain selain menjawab, sembari menahan tangis.

"MAAFIN AKU...... AKU SUDAH SERING BANGET BIKIN KESALAHAN DI SINI,


MECAHIN PIRING, NUMPAHIN MINUMAN, GOSONGIN MASAKAN, NYIRAM PELANGGAN,
DAN LAIN-LAIN.... TAPI.... TAPI..... AKU BENERAN BETAH KERJA DISINI,
AKU BAHAGIA JADI BAGIAN DARI RESTORAN INI. TAPI TOLONG KALI
INI........ DEMI IBU KU.... IBUKU SATU-SATUNYA, TOLONG IJINKAN AKU
MENGUNDURKAN DIRI"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 109
Suara lantangku terdengar menyedihkan karena diucapkan sambil terisak.
Suasana menjadi hening sejenak, Mbak Riska, Kak Resti, Kak Ratna,
mereka serempak melihat ke arah Oma, seolah sedang meminta pendapat.

Oma yang sedari tadi hanya diam, kali ini mengangguk, lalu pergi ke
dapur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Melihat itu aku merasa lega, walaupun ada perasaan takut, karena baru
kali ini aku melihat Oma bersikap sedingin itu. Tidak hanya Oma, tapi
semua karyawan Hanggareksa, seperti mendadak membenciku. Aku tidak
peduli... segera ku keluarkan amplop berisi surat pengunduran diri,
lalu kuberikan pada Mbak Riska. Dia menerimanya, membuka lalu
membacanya.

Wajahnya.... wajah mbak riska ketika membaca surat pengunduran diriku,


seperti seorang ibu yang kaget melihat nilai merah di raport anaknya.
Aku tidak tahu apa yang sedang dibacanya, karena Ibu ku lah yang
menyiapkan surat pengunduran diri itu.

Tiba-tiba... setelah berhenti membaca, Mbak Riska memelukku. Aku pun


membalas pelukannya, pelukan perpisahan dari seorang Bos pada
Karyawannya yang diakhiri dengan kalimat....

KALIAN BERDUA TIDAK BISA BERHENTI, TIDAK AKAN BISA LARI

Mbak Riska melepaskan pelukannya, lalu pergi ke dapur, disusul oleh


Kak Resti dan Kak Ratna. Sedangkan Aku..... terdiam mematung, mencoba
menterjemahkan kalimat perpisahan dari Mbak Riska, yang sama sekali
jauh dari kesan mengharukan. Rasa takut menghantuiku, walaupun hanya
sekedar ucapan, tapi Aku sudah merasa bahwa aku benar-benar tidak bisa
lari. Kaki ini enggan melangkah keluar dari Hanggareksa..

"Nova?"

Suara BQ... Suara BQ menyelamatkanku dari lumpuh yang sesaat ini. BQ

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 110
baru saja keluar dari lorong menuju gudang, bersama dengan Pak Lukman,
orang yang setiap hari bertugas membawakan kami bahan masakan dari
pasar.

Aku berjalan menghampiri BQ, dan memeluknya... entah kenapa disaat-


saat terakhirku disini, barulah Aku merasa bahwa BQ lah satu-satunya
sahabat yang Aku punya di Hanggareksa. Aku menjelaskan pada BQ dan Pak
Lukman tentang maksud kedatanganku pagi ini. Anehnya... mereka berdua
memiliki ekspresi wajah yang sama, yaitu lega. Senyuman BQ dan Pak
Lukman seperti ucapan selamat seorang guru pada muridnya yang baru
lulus setelah berkali-kali gagal.

Apapun maksudnya..... yang jelas Aku senang, Aku masih bisa membuat
perpisahan manis di restoran ini, walaupun hanya dengan BQ dan Pak
Lukman. Akhirnya Aku pamit, tidak seharusnya aku berlama-lama lagi di
sini. Pak Lukman pun sepertinya masih ada urusan keuangan dengan Mbak
Riska, beliau pamit pergi ke dapur.

Sebelum kami berdua pergi, untuk terakhir kalinya... BQ berkata...

KALIAN BERDUA JAGA DIRI BAIK-BAIK

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 111
THE CLOWN CHAPTER 14
Dear Diary....

Tidak ada yang menduga, hari ini adalah hari terakhirku di


Hanggareksa. Perpisahan yang tidak sebaik kesan pertama bertemu dengan
mereka. Tapi Aku masih besyukur, BQ ada disana memberikan ucapan
selamat jalan.

Anyway... Hari ini Aku sudah dibuat kesal oleh seseorang yang tiba-
tiba saja mengejarku di area parkir restoran. Dilihat dari
penampilannya, seperti gelandangan yang baru sadar dari maboknya
semalam. Orang itu tanpa alasan yang jelas menghampiriku dan memaksaku
turun dari motor. Aku berteriak lalu kabur dengan selamat. Anehnya...
orang itu tahu namaku, meskipun Aku sama sekali tidak ingat pernah
bertemu dengannya.

Tapi sepertinya, takdir sudah mempertemukan kami untuk kedua kalinya


di hari yang sama

6 Januari 20XX
11.00 WIB

"Elo ngundurin diri? Serius?"

Tanya Chandra

"Jangan pura-pura gak tahu deh! Ini pasti gara-gara Kamu yang cerita
sama Ibu soal preman itu kan?"

"Hah? Nuduh sembarangan nih!"

"Alaaaaaaah Gaya mu ndroooo"

"Terus tadi pagi.... apa preman itu juga yang gangguin Elo?"

"Bukan preman, yang tadi pagi itu... lebih mirip gelandangan"

Itulah topik perbincangan serius nan santai kami dari kelas menuju
tempat parkir. Tanpa sengaja Kami bertemu Rofi, dan dengan sengaja
Rofi menghindari kami, begitu juga dengan cewe yang sedang bersamanya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 112
Sepertinya pengaruh Chandra sangat besar disini, mungkin Aku harus
lebih sering jalan dengan Chandra, agar tidak ada lagi yang
mengganggu.

Sesampainya di tempat parkir....

"Nova!"

Seorang Cowo tinggi dengan jenggot tipis dan model rambut jadul ala
Charli STMJ menghampiriku. Dibelakangnya adalah seorang Cewe
cantik.... Cantik sekali dengan tubuh tinggi semampai dan seksi, yang
meskipun sekilas sudah berhasil membuatku iri. Rasa iri itu berakhir
manakala Aku ingat siapa Cowo ini sebenarnya.... Ya! Tidak salah
lagi.... ini adalah Cowo yang tadi pagi.

"Iii iyaaaa, Ka kamu...... Kamu orang yang tadi pagi......"

Aku mulai takut, karena terakhir kali Aku didatangi Cowo asing,
terjadi pertarungan yang tidak dapat Aku hindari.

"Please.... jangan kabur dulu! Ada sesuatu yang harus kita bicarakan,
dan ini sangat amat penting"

Ucap Cowo itu. Tapi belum sempat Aku menjawab, Chandra sudah lebih
dulu ambil tindakan.

"Jadi Elu preman yang tadi pagi gangguin Nova? Ternyata Elu mahasiswa
disini juga... besar juga Nyali elu berani nyamperin Nova di depan
Gue"

Baru saja Aku berniat menghentikan Chandra, tapi syukurlah Cowo itu
tidak terpancing emosinya, dia kembali bicara...

"Nova.... please.... ini gak akan lama, kami cuma butuh beberapa
penjelasan dari Kamu tentang........"

BRUK!

"ELU NGACANGIN GUE? HAH???"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 113
Sialnya, lagi-lagi sifat buruk Chandra berhasil membuat suasana
menjadi runyam. Dia mendorong Cowo yang ukurannya jauh lebih besar
darinya. Chandra mudah sekali emosi, berbeda dengan Cowo ini, dengan
kalemnya dia masih berusaha bicara padaku, tanpa mempedulikan Chandra.

"Nova.... ini ada hubungannya dengan Hanggareksa"

Perasaanku mulai tidak enak, banyak sekali dugaan yang muncul di


benakku tentang siapa orang ini sebenarnya. Apa hubungannya dengan
Hanggareksa, darimana dia tahu kalau bekerja disana, apakah dia
pelanggan? Atau......? Apapun itu, Aku sudah memutuskan hubungan
dengan Hanggareksa, dan semua obrolan tentangnya sudah bukan urusanku
lagi.

"Chandra.... kita pergi aja!"

Baru saja kami akan pergi, tiba-tiba....

"Jangan-jangan benar dugaanku.... Kamu ada sangkut pautnya dengan


semua kejadian mistis yang ada di Hanggreksa, makanya Kamu
menghindar... benar begitu,.... NOVA???"

Mendengar itu, Emosi Chandra tidak terbendung lagi, dia berbalik


menghampiri Cowo itu, kepalan tangannya seolah siap menghantam wajah
Cowo itu...

BUK!

Sayangnya... yang harus tergeletak di tanah adalah, Chandra. Kalau ini


dibiarkan, keadaan pasti akan semakin buruk. Aku tidak mau lagi
berurusan dengan petinggi kampus, tidak mau lagi menyusahkan Ibu, Aku
berusaha menghentikan Chandra, tapi sepertinya itu tidak perlu, karena
dari jauh, dua orang satpam datang menghampiri Kami. Chandra bangkit
dari tempatnya tersungkur, sementara Cowo itu berusaha kabur. Untuk
terakhir kalinya dia berkata.....

"Gue gak akan tinggal diam, Gue pasti terus datangi Elo, sampai Lo mau
bicara"

Lalu... Cowo itu pergi meninggalkan teman Cewenya sendiri.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 114
"Ada apa ini? Jangan bikin Onar di sini!"

Teguran dari Pak satpam tidak berarti apa-apa pada Cewe itu, dengan
lihainya dia merayu, seperti sudah saling kenal dan saling tahu, kedua
satpam itu pun tersenyum dan tersipu. Tidak butuh lama bagi Cewe itu
untuk membuat pak satpam pergi, dan memutuskan untuk melupakan
kejadian barusan.

"Lain kali jangan ribut lagi yang neng Rina....."

Ujar satpam itu.

Wanita yang bernama Rina itu mendatangiku

"Nova.... maaf atas sikap temanku barusan, dia memang arogan dan susah
menjaga omongannya. Tapi saat ini dia sangat butuh bantuan, kami tidak
minta banyak dari kamu, hanya sedikit waktu agar kita bisa bertemu dan
mendiskusikan sesuatu"

Chandra menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah tidak setuju dengan


tawaran sabrina. Tapi Aku tidak! Sama seperti satpam itu, Aku tidak
sampai hati menolak Cewe ini.

"Siapa sebenarnya Cowo itu? Dan apa yang dia mau dariku?"

Tanyaku pada Sabrina. Dia pun menjawab

"Sandy... namanya Sandy, dia adalah penghuni kontrakan di samping


Hanggareksa, selanjutnya.... Aku yakin kamu pasti tahu, apa yang kami
mau"

HANGGAREKSA.... bahkan setelah melangkah keluar dari restoran itu,


namanya seperti masih mengikutiku. Mungkin inilah maksud dari kata-
kata Mbak Riska, bahwa Aku tidak bisa lari. Bingung rasanya.... tapi
aku tidak punya pilihan, meskipun aku tidak mengerti bantuan apa yang
bisa aku berikan, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba mendengarkan

OKE! KITA KETEMU BESOK PAGI.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 115
THE CLOWN CHAPTER 15
Hari ini.....

7 Januari 20XX

Tidak ada alarm yang berbunyi, itu artinya Aku terbangun sendiri. Aku
terbangun tanpa ingat kapan aku tidur.

"Ummm??"

Tidur dengan hanya mengenakan pakaian dalam, sejak kapan ini jadi
kebiasaan? Aku beranjak dari kasur kusut ku, dan meletakkan Diary ini
di meja. Sepertinya... lagi-lagi aku tertidur saat sedang menulis.

Seperti kebanyakan orang, hal yang wajib dilakukan setiap bangun pagi
adalah

"Memeriksa Handphone"

Ada tiga panggilan dari Chandra, dan satu pesan dari BQ yang berbunyi

Tetap jaga nama baik Hanggareksa, dimanapun kamu berada. Pandai-


pandailah dalam memilih teman curhat, dan jika suatu saat Kamu tidak
tahu siapa yang harus kamu percaya, maka pilihan terbaikmu adalah
"Jangan percaya pada siapapun"

Otak ini belum pemanasan, sehingga SMS BQ sama sekali tidak bisa Aku
cerna dengan baik. Melihat hari dan tanggal di Handphone,
mengingatkanku bahwa hari ini Aku punya janji bertemu dengan Sabrina
dan Cowo bernama Sandy itu. Dan Aku harus pergi ke kampus hanya untuk
berdiskusi tentang Hanggareksa? Ah! Malas sekali rasanya, tapi janji
tetaplah janji.

Aku pergi menuju kamar mandi, saat melewati cermin, barulah Aku
sadari. Kalung ini... kalung pemberian Ibu, sudah beberapa hari ini
tidak aku kenakan, tapi anehnya pagi ini melingkar indah di leherku.
Aku genggam kalung perak itu, dan berdoa sebelum memulai hari ini. Hal
yang biasa aku lakukan setiap pagi, tapi sering aku abaikan belakangan
ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 116
Kalung ini adalah simbol suci, membawanya ke kamar mandi tentu tidak
layak. Aku melepaskannya, dan menggantungnya di depan cermin. Tiba-
tiba....

HWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Mendengar teriakan itu, Ibuku bergegas memasuki kamar.

"APA? ADA APA? KENAPA KAMU TERIAK?"

Tanya Ibu panik. Aku hanya tersenyum geli.... lalu menjawab...

"Ada kecoa Bu.. hehehehe"

"Huuuuuuuuuuuuuuuh Kamu ini!! Udah gede masih aja takut kecoa, buruan
mandi sana! Pantes saja kecoa betah di kamar ini, penghuninya aja
malas mandi"

Ibu pergi sambil masih menggerutu.

Ibu.... Aku sayang Ibu.... Sayang sekali....

HIHIHIHIHIHIHIHIHI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 117
THE OLDMAN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 118
THE OLD MAN CHAPTER 1
JANUARI 20XX

Hujan di awal tahun...

Semerbak bau tanah basah menari-nari di hidung ini, cuaca dingin nan
sendu rayuan telak untuk malas sejenak. Pepohonan malang di pinggir
jalan diguyur hujan lebat, diterpa angin kencang, rerumputan di
bawahnya yang tumbuh tanpa sengaja, tidak mampu bernaung dari derasnya
hujan. Aspal basah terbentang panjang di depan mata, sesekali
kendaraan melintas, tak hiraukan jarak pandang yang makin terpangkas,
dan setiap menitnya Kabut di jalanan Kemitir menebal dan mencuri
pandangan para pengemudi yang melintas.

Saya tahu ini belum waktunya berangkat, tidak mau ambil resiko adalah
keputusan yang tepat. Bernaung di sebuah rumah makan di pinggir jalan
masuk jalur kemitir, "Depot Gandrung" nama yang unik untuk sebuah
warung. Saya duduk dekat sekali dengan lemari kaca, dihiasi masakan
khas jawa timur dan beberapa menu import yang sebenarnya tidak cocok
dengan lidah kampungan saya. Tidak berniat makan, tapi malu rasanya
duduk hanya dengan secangkir teh hangat, akhirnya nasi pecel ini pun
habis saya lahap.

Merokok adalah kewajiban, sehabis makan pedas dan cuaca dingin karena
hujan. Peduli apa sama ibu-ibu yang mengibaskan tangannya menolak asap
rokok Saya, salah dia sendiri duduk di sebelah sopir. Depot semakin
penuh sesak dengan para pencari teduhan, sebagian besar tidak lapar,
hanya ingin menyelamakan diri dari guyuran air hujan. Beberapa orang
tampak bingung dimana harus meletakkan pesanannya, setelah lihat
kanan-kiri mencari bangku kosong, akhirnya memilih menikmatinya di
luar depot. Mungkin.... duduk bersama seorang sopir tua sangatlah
membosankan, hingga kursi kosong di depan saya ini sama sekali tidak
diinginkan. Wajar, mereka pasti ingin menghindari obrolan kuno dari
orang tua macam saya.

"Boleh Saya duduk disini Om?"

Kecuali orang ini... pemuda ini tidak peduli siapa yang akan satu meja
dengannya, hingga memilih duduk bersama orang tua. Kaos tangan dan
jaket tebalnya, adalah tanda bahwa dia pengendara motor. Seluruh

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 119
pakaiannya kering, kecuali tangannya yang terlihat basah. Orang ini
habis mengenakan jas hujan, tapi tetap memilih berteduh, karena kain
anti air itu tidak mampu melindunginya dari kabut yang tebal ini.

"Silahkan Mas....."

Saya mempersilahkannya duduk dengan ramah, seakan-akan disini Saya lah


sang Tuan rumah. Pemuda ini pun duduk dan meletakkan pesanannya di
meja.

"Mas gak keberatan kalau Saya merokok?"

Tanya Saya pada pemuda yang sedang meniup kopi hitamnya ini.

"Oh ya.... monggo Pak, Silahkan.... Saya gak apa-apa kok"

Ucap pemuda itu dengan ramah.

Lama kiranya kami saling diam dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Saya masih sibuk dengan rokok dan acara TV di warung ini, sedangkan
pemuda ini sibuk memandang keluar jendela. Ya.... Bunyi derasnya air,
cuaca yang dingin dan Aroma tanah seakan bisa menghipnotis siapapun,
merayu nya untuk termenung dan melupakan sejenak permasalahan hidup.

"Oh ya Pak, jam antik yang ada di mobil bapak itu.... mau
dikemanakan?"

Tanya pemuda ini yang membuat saya harus berhenti menonton Televisi.
Pertama.... dari mana dia tahu kalau itu mobil Saya? Kedua...... Tidak
banyak anak muda yang tertarik dengan benda-benda tua. Awalnya saya
pikir ini sekedar pertanyaan basa-basi pengusir rasa bosan, tapi
bukan! Mata anak muda ini seolah ikut menegaskan, bahwa dia serius
dengan pertanyaannya.

Terus terang Saya senang.... sepertinya pemuda ini adalah orang yang
menyenangkan. Sebagai bentuk apresiasi saya terhadap antusiasmenya
ini, Saya memilih untuk menceritakannya, tapi sebelum itu.... ada
beberapa pertanyaan yang harus dia jawab.

"Apakah kamu hanya tertarik dengan kemana benda itu akan pergi, tanpa

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 120
penasaran dari mana benda itu berasal?"

"Ummmm!! Tentu saja saya tertarik dengan dua-dua nya, itu pun kalau
bapak tidak keberatan menceritakannya"

"Saya tidak keberatan, hanya saja.... apakah kamu tidak keberatan


mendengarkan cerita usang dari orang tua seperti saya?"

"Hahahahah..... anda belum se tua bapak Saya, percayalah! Cara Beliau


bercerita, jauh lebih membosankan dari cara sampean bicara"

"Hehehehe.... Yaa... yaa.... bosan atau tidak, bukan masalah bagi


saya, karena itu adalah masalahmu! Kadang anak muda merasa bosan
dengan cerita orang tua, karena bagi mereka orang tua hanya bisa
menceritakan dongeng yang bagi mereka sangat tidak masuk akal....
masalahnya.... cerita Saya akan sedikit tidak masuk akal.... apakah
kamu masih tertarik???"

"Wooaaa.....woaaa..... jangan bilang kalau Jam itu adalah jam ajaib


yang sudah ratusan tahun lamanya dan saat ini dihuni oleh sesosok jin
yang tangan kanannya bisa memberikan kesejahteraan sedangkan tangan
kirinya adalah kutukan.... ummmmm apakah lebih tidak masuk akal dari
itu?"

Saya tidak menjawabnya dengan kata-kata, Saya hanya mengangguk pelan


namun dengan tatapan yang meyakinkan. Untuk beberapa saat, anak muda
ini terdiam.... saya sempat mengira dia akan menyerah dan memilih
untuk pindah, tapi tidak! Pemuda ini memperbaiki posisi duduknya, bak
anak kecil yang siap untuk mendengarkan dongeng ayahnya....

"Saya siap! Jangan khawatir.... Saya hidup di tempat dimana kejadian


yang tidak masuk akal, sudah sangat lumrah terjadi"

Ucap pemuda itu dengan mantap.

Saya tersenyum senang, orang ini tampaknya menyenangkan untuk diajak


ngobrol. Saya menghidupkan rokok, sebagai pembuka dari dongeng saya di
warung makan ini.... Ironis.... ini justru adalah tempat yang tepat
untuk tema dari dongeng Saya....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 121
THE OLD MAN CHAPTER 2
Hari itu...... 10 November 20XX

Untuk pertama kalinya setelah satu bulan lamanya, Saya kembali ke


salah satu pelanggan setia Saya... sebuah restoran di perempatan Jalan
Kertajaya di kota Gambir. Saya sangat antusias, karena dari sini lah
karir saya di mulai, pemiliknya sudah berbaik hati menawarkan saya
pekerjaan, yang saat ini jadi profesi kebanggaan Saya.

Hanya saja.... kali ini restoran itu sudah berpindah kepemilikan, tapi
itu tidak mengubah kenyataan bahwa pemiliknya yang sekarang jauh lebih
baik dari pada sebelumnya. Sebutlah Oma.... tentang nama aslinya, saya
tidak pernah tahu. Tapi begitulah karyawan yang lain memanggilnya.
Sudah lebih dua tahun saya bekerja sebagai Food Supplier di Batavia
ini, dan sebagai penghargaan... Oma memberikan saya ijin untuk
mengendarai mobil milik restoran, bahkan boleh saya gunakan untuk
mengantarkan bahan makanan ke restoran lain, dengan Syarat... Batavia
tetap jadi prioritas utama.

Bekerja dengan mereka, banyak mengubah hidup saya. Perlahan-lahan


ekonomi Saya membaik, dan mulai banyak hutang yang terlunasi. Tidak
hanya itu, sebagai seorang perantau, saya hidup sebatang kara di kota
ini, tapi Riska, Resti, Ratna dan Oma.... mereka sudah seperti
keluarga sendiri.

Dua Minggu pun berlalu, tepat pada

23 November 20XX

Hampir semua sarana dan interior restoran selesai diperbaharui, saya


sempat meremehkan kinerja Karyawan BATAVIA yang semuanya perempuan,
tapi kali ini saya harus mengakui bahwa mereka sudah melakukan kerja
yang sangat bagus. Restoran kecil ini disulap menjadi restoran klasik
bergaya campuran antara eropa dan timur tengah. Yaaa meskipun unsur
timur tengahnya ada karena memang sebelumnya pemilik restoran ini
adalah seorang Habib. Karpet dan permadani ini adalah properti beliau
yang mungkin sudah diserahkan kepada Riska dan kawan-kawan. Mereka
hanya menambah beberapa dekorasi seperti lukisan, dan juga sebuah jam
antik

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 122
Cukup sudah melihat-lihat, hari ini saya datang untuk bertugas. saya
membawa keranjang berisi daging dan sayuran ini ke dalam gudang tempat
penyimpanan bahan makanan. gudang ini hanyalah sebuah ruangan kecil
dengan tiga lemari, dan dua lemari es, serta dua buah meja. tidak ada
yang berubah dari gudang ini, semua masih sama seperti saat dikelola
Habib, kecuali..... gudang ini menjadi sedikit lebih gelap karena
lubang ventilasinya ditutup.

Ini kalian yang nutup ya

Tanya saya pada..........

PADA SIAPA?

Bukankah baru saja saya merasa ada seseorang yang lewat, tapi saat
saya menoleh.... tidak ada siapapun disana. Dan lagi pula, gudang ini
jadi terasa lebih panas dan pengap dari sebelumnya. Semakin panas
karena tanpa sengaja saya melihat karung putih di atas lemari yang
berisi bawang merah. Hanya saja...... antara sadar atau tidak, di
permukaan karung itu timbul sesuatu yang mirip dengan

WAJAH MANUSIA

Saya hanya tersenyum... karena setelah memejamkan mata sejenak dan


melihat karung itu lagi, wajah itu sudah tidak ada. Mungkin....
terlalu lama cuti, membuat mata saya tidak berfungsi dengan baik.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 123
THE OLD MAN CHAPTER 3
Pemuda ini terlihat jauh lebih antusias lagi, mungkin tema cerita Saya
sangat cocok dengan seleranya. Beberapa kali dia meminta saya
menceritakan dengan detail seperti apa suasana gudang dan wajah yang
muncul di permukaan karung itu.

"Jadi.... gudang restoran itu ada penunggunya?"

"Karena yang kamu tanyakan adalah gudangnya, jadi jawabannya bisa iya
bisa tidak. Itu bukan terkahir kalinya Saya masuk ke gudang itu,
mungkin cerita selanjutnya bisa membuat kamu menyimpulkan sendiri"

Ucap saya meredam rasa penasaran pemuda ini, karena cerita saya masih
panjang.

Masih sangat panjang.......

24 November 20XX

"Vivi.......... cepetan donk! Ayah telat niih"

Teriak saya memanggil Vivi dari garasi sembari memanaskan mesin mobil.
Jam sudah hampir menunjukkan pukul 06:00 WIB, terlalu pagi untuk Vivi
berangkat sekolah, tapi terlalu siang untuk Saya pergi bekerja. Tapi
memang beginilah setiap harinya, Vivi tidak pernah mengeluh dia selalu
disiplin dan patuh. Hanya saja... entah kenapa kali ini seperti ada
sesuatu yang menahannya...

"Bentar yaaaah!"

Jawab gadis kelas empat SD itu. Saya pun mencoba untuk sabar menunggu,
tapi lima menit adalah waktu yang sangat lama untuk ukuran anak SD
yang bersiap pergi ke sekolah. Saya pun mulai gelisah dan membunyikan
klakson mobil berkali-kali....

TIIIIIIIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

Tentu saja bunyinya tidak seperti yang diharapkan anak-anak kecil


sekarang ini. Vivi turun dari tangga dan segera berlari menuju mobil.
Emosi ini sudah tidak terbendung lagi, manakala saya melihat Vivi

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 124
masih belum menyiapkan tas sekolahnya. Dia masih memeluk beberapa buku
dengan tangan kanannya, sedangkan membawa tas sekolah dengan tangan
kirinya.

"Jadi ngapain aja selama itu? Kalau Tas nya aja belum beres?"

Tanya saya dengan nada marah. Vivi hanya tersenyum konyol, tanpa
berusaha memperbaiki kesalahannya. Dia masih saja memeluk bukunya.
Tidak ada waktu bagi Saya untuk berdebat dengan anak kecil, Saya
mengeluarkan mobil dari garasi, menutup pintu dan segera pergi.

Jarak tempuh dari kontrakan saya ke pasar lumayan dekat, tapi dari
pasar ke Batavia bisa dibilang jauh. Butuh sekitar dua puluh menit
bagi kami untuk sampai di restoran setelah mengisi mobil dengan banyak
sekali pesanan pelanggan. Akhirnya tepat pukul 06:50 WIB, Saya sudah
tiba di Batavia

"Maaf Oma, Saya telat...."

Ucap saya sambil menunduk karena merasa tidak enak.

"Ah enggak kok, belum juga jam tujuh.... lagian kami maklum kok Pak,
gimanapun juga jadi single parent itu gak gampang"

Jawaban Oma membuat Saya sedikit lega, tapi tentu saja ini bukan
alasan untuk mengulangi lagi kesalahan yang sama. Bagaimanapun besok
Saya tidak boleh terlambat lagi. Seperti biasa, Saya memasukkan barang
belanjaan ke dalam gudang, yang entah kenapa kali ini ada perasaan
ragu untuk membuka pintunya. Dua tahun Saya bekerja untuk restoran
ini, dan baru kali ini Saya merasa takut.

KREK

Saya membuka pintu gudang, lalu mulai meletakkan satu persatu tas
plastik berisi daging, sayuran dan bahan makanan lainnya. Saat tiba
gilirannya memasukkan buah-buahan ke dalam lemari es, tanpa sengaja
saya menjatuhkan tas plastiknya. Buah jeruk itu pun berserakan di
lantai.

"Aaaah! Dasar ceroboh"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 125
Gerutu saya pada diri sendiri. Satu persatu Saya pungut jeruk itu di
lantai, tapi ada sebuah yang masuk ke sela-sela lemari. Butuh usaha
keras agar tangan Saya yang kekar ini bisa meraihnya, dan tidak lama
kemudian Jeruk itu pun berhasil digenggam.

Saya tersentak mundur... mempertanyakan kesadaran diri sendiri...


karena yang menggenggam jeruk itu barusan...

BUKANLAH TANGAN SAYA

Jeruk itu menggelinding keluar dari sela-sela lemari, Hal yang


mustahil jika itu terjadi dengan sendirinya. Saya menatap lekat tempat
dimana jeruk itu keluar, samar-samar bayangan tangan hitam melambai-
lambai.

Saya pun tersenyum.... lalu berdiri. Kejadian seperti ini sama sekali
tidak membuat saya takut, ada banyak yang lebih mengerikan di kampung
Saya. Dengan tidak menghiraukan jeruk di lantai itu, Saya melanjutkan
kerjaan yang tersisa dan keluar dari gudang. Sebelum menutup pintu,
Saya berkata.....

"Kalau memang niat membantu, letakkan jeruk itu di tempat yang benar"

Siapa yang saya suruh? Saya juga tidak tahu. Sampai disini Saya mulai
sadar, bahwa banyak yang berubah di Batavia, semoga tidak terjadi apa-
apa dengan karyawan-karyawan ini

KREK

HIHIHIHIHI

Saya segera berbalik menghadap pintu gudang yang baru saja saya tutup,
karena suara tertawa barusan.... berasal dari dalam gudang. Bermacam
hal mengerikan berkecamuk di pikiran ini, tapi kalau saya pergi
sebelum melihatnya.... maka saya yakin tidak akan tidur dengan tenang.
Untuk kedua kalinya Saya buka pintu gudang ini.... dan benarlah dugaan
saya....

JERUK DI LANTAI ITU HILANG

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 126
Suara gaduh di luar restoran, terdengar saat saya dengan langkah cepat
meninggalkan gudang. Berkali-kali saya bertanya pada diri sendiri,
benarkah gudang itu berpenghuni? Tapi kenapa baru sekarang? Dua tahun
keluar masuk ruangan kecil itu, tidak sekalipun saya mengalami
kejadian serupa. Akhirnya Saya memilih untuk tidak terlalu
memikirkannya, selama penghuni gudang itu tidak mengganggu Saya.

Dari dalam restoran, saya melihat Resti dan Ratna sedang bermain
dengan Vivi di luar. Suara gaduh itu berasal dari mereka. Sudah lama
Saya tidak melihat Vivi sebahagia itu, kesibukan Saya sudah mengurangi
Waktu Saya untuk-nya, dan kalau dipikir-pikir.... Saya jadi semakin
keras terhadap Vivi.

"Mereka terlihat senang sekali...."

Ucap Riska yang hampir saja saya lupakan keberadaannya. Saya pergi ke
meja kasir untuk menagih bayaran pesanan hari ini, tapi suara canda
tawa Vivi mengalihkan pikiran Saya.

"Hehehe yaaaa begitulah mbak, maklum Vivi sangat kesepian di rumah"

Jawab saya dengan senyum penipu, mentupi perasaan sedih.

Tidak mau banyak basa-basi, saya pun langsung ke pembahasan inti.


Karena selain Batavia, masih ada beberap tempat yang harus saya
datangi. Belum lagi, Saya harus mengantarkan vivi. Riska pun segera
sibuk dengan kalkulator nya sementara Saya....

"Jam ini pasti sudah tua sekali, beberapa bagian di jarumnya terlihat
berkarat, dan jarum panjangnya juga patah"

Tanya Saya pada riska yang tiba-tiba berteriak

JANGAN DISENTUH......

Terlambat Saya sudah menyentuhnya sejak tadi.... Apakah.... Saya


salah?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 127
THE OLD MAN CHAPTER 4
"Jadi benar.... jam tua itu menyimpan sesuatu yang mengerikan?"

Tanya anak muda itu... Sepertinya tema perbincangan ini semakin


menarik perhatiannya lebih dalam, dia bahkan lupa dengan hujan yang
sudah mulai berganti menjadi gerimis. Lagipula entah sejak kapan
kertas dan pena itu ada di meja, anak muda ini serius ingin mencatat
setiap apa yang saya ceritakan.

"Ya! Sangat... sangat... mengerikan. Ternyata jam tua itu...."

"Tolong lanjutkan!"

Anak muda itu memotong kalimat saya.

"Tolong lanjutkan saja, jangan hanya karena saya bertanya, bapak jadi
tidak menceritakan beberapa kejadian lainnya. Percayalah! Saya sangat
penasaran dengan jam itu, tapi setelah cerita bapak barusan... saya
justru penasaran dengan semuanya"

"Haahahhahahah! Kamu ini orang yang unik.... Tapi baiklah... saya akan
menceritakan semuanya, Semuanya...."

Hari berikutnya.... kira-kira

25 November 20XX

Saya dan teman-teman kuli di pasar sedang melakukan ritual wajib


setiap malam, seusai bekerja keras. Ritual itu adalah nongkrong di
warung Kopi, dengan ditemani gorengan hangat. Anas, Zainal, Muzailah,
Fauzan, dan Lifa adalah anggota tetap ritual ini. dan setiap malamnya,
ada saja anggota sementara yang ikut nimbrung, mereka adalah sopir-
sopir truk yang sedang beristirahat dari perjalanan jauh.

Malam ini ada dua orang supir yang ikut nimbrung. Mereka adalah
Baihaki dan Zamroni. Saya tidak ingat siapa yang memulainya, tema
obrolan malam ini mendadak menjadi mistis. Baihaki dan Zamroni
bercerita pengalaman horrornya selama menjadi supir, mereka harus

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 128
bolak balik Jawa dan Bali karena tuntutan pekerjaan.

"Sebenarnya... capek bukanlah godaan terberat mas, tapi melewati


jalanan di gunung kemitir itu butuh lebih dari sekedar melek, terutama
kalau malam hari"

Ujar Baihaki yang mengaku sudah sering melintasi jalur kemitir yang
memang area pegunungan dengan tanjakan terjal dan turunan yang
menukik.

"Kalau Saya sih sudah terbiasa melalui medan yang lebih sulit, jadi
itu sama sekali bukan tantangan. Tapi pernah suatu ketika, dari baik
kaca mobil saya melihat laki-laki betubuh sangat gemuk sedang tertawa
sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Tentu saja saya segera menoleh,
tapi ternyata..."

"GAK ADA SIAPAPUN DI BELAKANG SAYA"

Cerita dari Zamroni berhasil membuat kantuk teman-teman disini hilang.


Terutama Lifa, dialah satu-satunya kuli perempuan disini.

"Weeess weeeesss.... jangan dilanjut dah! Bahas yang lain aja! Garai
Gak isa turu ae"

Komplain Lifa direspon cibiran dari teman-teman. Akhirnya mereka


sepakat untuk mengganti topik tentang hantu, menjadi topik tentang
Lifa.
Suara gelak tawa mereka semakin menjadi-jadi, begitu juga dengan
kantuk saya. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, saya harus segera
pulang karena ini sudah waktunya Vivi tidur.

Setelah pamit, saya segera menuju mobil yang diparkir agak jauh dari
warung. saya tidak pernah khawatir mobil tua ini akan hilang dicuri
orang, karena saya yakin diskon 50% pun tidak akan ada yang mau beli.
Tidak akan ada yang tertarik dengan mobil keluaran tahun 70an ini.
Kecuali.... orang ini..

Ada seorang wanita sedang berdiri lumayan jauh di depan mobil saya.
Tidak mengganggu sih, tapi sejak saya berjalan ke tempat parkir,
sampai saat ini saya sudah menyalakan mesin, Ibu itu masih saja

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 129
berdiri memandangi mobil Saya. Dia berpakaian hitam dengan rambut
panjang nya yang terurai, walaupun wajah dan posturnya terlihat masih
muda, tapi rambut putihnya tidak bisa menutupi usia wanita ini.

Saya mengendarai mobil perlahan ke arah Wanita itu, dengan sok baik
Saya menwarinya tumpangan. Karena mungkin saja alasan dia melihat
mobil Saya, adalah karena dia sedang butuh kendaraan.

"Mau kemana Bu? Kalau ke Gambir, mari ikut! Kebetulan Saya juga mau ke
sana"

Wanita itu seperti terkejut mendengar tawaran Saya, tapi senyuman dan
gelengan kepalanya itu, menandakan bahwa dia tidak mau. Wanita itu
berbalik pergi ke arah yang berlawanan.

Kaki Saya diam seperti enggan menginjak gas mobil, ada sesuatu yang
sedang saya coba keluarkan dari ingatan ini. Wajah Ibu-ibu barusan,
wajah itu seperti sangat familiar, seolah saya sudah setiap hari saya
melihatnya, tapi dimana?

Saat saya melihat ke arah spion mobil, untuk mengobati rasa penasaran
saya, ternyata Wanita itu....

SUDAH TIDAK LAGI TERLIHAT

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 130
THE OLD MAN CHAPTER 5
"Hantu??"

Tanya anak muda ini sambil menggigit ujung pena nya.

"Entah lah... saat itu, Saya tidak tahu. Saya bahkan tidak punya
prasangka buruk tentang perempuan itu, bisa saja dia hanya pejalan
kaki yang sedang menunggu Bus lewat"

Jawab Saya dengan bibir menggigit rokok, yang akan menemani cerita
saya selanjutnya.

26 November 20XX

Saya sampai di Hanggareksa dengan perasaan penuh kesal. Ini sudah


kesekian kali nya Saya kesiangan gara-gara Vivi. Pagi tadi lagi-lagi
dia masih sibuk dengan tas nya, sampai sudah lewat jam enam pun, buku-
buku nya belum juga dimasukkan. Terpaksa Saya marah-marah sampai
tingkatan membentak. Hal yang mungkin baru pertama kali ini Saya
lakukan. Tidak pantas memang, mengingat Vivi masih kecil dan lagi pula
dia anak perempuan.

Dengan wajah sedih, dan sisa tangis sesenggukannya, Saya tinggalkan


Vivi di dalam mobil, sementara Saya memasukkan bahan-bahan pesanan
restoran ke dalam gudang.

Saya menebar senyum sapa pada semua karyawan, semangat dan keramahan
mereka patut dikagumi, Pagi ini sudah ada tiga pelanggan, tapi
Hanggareksa sudah sangat siap melayaninya. Saya melewati ruang makan
untuk menuju dapur, lalu kemudian gudang. Entah kenapa mata saya
seakan tertarik untuk melihat benda antik yang berada di samping meja
kasir itu.

JAM TUA HANGGAREKSA

Tidak mau sombong, hidup di kampung dimana hal-hal mistis lebih mudah
dipercayai daripada yang logis, membuat saya sedikit peka dengan
tempat atau pun barang keramat. Dan firasat saya kali ini berkata,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 131
bahwa jam tua itu bukanlah jam sembarangan. Benda itu tidak ada disini
saat Hanggareksa masih di kelola Habib dulu. Itu artinya, salah satu
dari Karyawan ini adalah pemiliknya.

Bicara mengenai benda antik, gedung Hanggareksa ini pun bisa terbilang
antik. Terlepas dari banyak renovasi yang dilakukan, tetap tidak
menyembunyikan kesan bangunan tua yang ada pada restoran ini. Dinding
tebal, yang penuh dengan ornamen-ornamen kuno itu, banyak kita lihat
di rumah-rumah peninggalan belanda. Saya tidak mau kena marah lagi,
terakhir kali saya mendekati Jam itu, Riska ngomel-ngomel seakan-akan
dosa besar jika tangan ini menyentuh benda kesayangannya itu.

Sampailah Saya di gudang. Tempat yang belakangan ini selalu menghantui


pikiran saya, setelah sebelumnya sempat menghantui tubuh saya.
Memasuki ruangan ini seakan menepis semua paradigma bahwa "Siang hari
tidak ada hantu", karena atmosfir yang saya rasakan saat ini benar-
benar berbeda. Dinding, langit-langit, sela-sela lemari, bawah meja,
semua sudut saya pandangi hanya untuk memastikan tidak ada lagi hal
aneh hari ini.

BANG!

Kaget bukan main, sampai-sampai keranjang sayuran ini lepas dari


tangan saya. Pintu gudang tiba-tiba tertutup sendiri, hal biasa
terjadi jika angin kencang meniup daun pintu. Kecuali.....

TIDAK ADA ANGIN KENCANG DI DALAM RUANGAN INI

Saya menghampiri pintu gudang, karena entah kenapa saya punya firasat
bahwa saya sedang terkunci di ruangan kecil ini, dan firasat saya
benar Sekeras apapun saya membukanya, pintu ini tetap saja tidak bisa
terbuka. "Tikus mati di lumbung padi" Mungkin itu lah pribahasa yang
tepat untuk mengambarkan situasi saya saat ini, seorang pria tua yang
merasa terancam di dalam gudang penuh dengan makanan. Ini sangat tidak
masuk akal, karena di dalam kantong celana saya ini, adalah kunci
gudang satu-satunya.

BANG! BANG! BANG!

"Riska......., Resti......!!!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 132
Saat ini harapan saya hanyalah salah satu karyawan hanggareksa datang
dan membukakan pintu ini dengan kunci mereka. Beruntung usaha saya
segera membuahkan hasil.

"Lhooo? Bapak? Kenapa pak?"

Tanya Ratna dari balik pintu gudang

"Saya terkunci dari dalam nih, bisa dibukakan tidak?"

"Ya ampuuun bapaaaak, kok bisa sih? Ya sudah, tunggu sebentar saya
ambil kuncinya"

"Iya dek, cepetan ya!"

Saya belum bisa lega, selama masih ada di dalam gudang ini, saya masih
berada di zona rawan. Memang nyawa saya tidak terancam, tapi tekanan
batin yang saya rasakan, rasanya bisa membuat saya gila.

"Saya buka!"

Sahut ratna yang kemudian disusul dengan suara pintu terbuka.


Syukurlah ratna bisa bertindak cepat, kalau tidak, mungkin mereka
harus cari tukang perbaiki pintu.

Saya keluar dari gudang, dengan dahi berkeringat. Dari jauh ratna
hanya menatap saya heran, sambil masih memegang kunci. Saya pun tidak
lupa mengucapkan terima kasih.

"Makasih ya dek, kalau barusan gak cepet sampean buka, mungkin saya
sudah mati kehabisan nafas, hahahaha"

"Syukurlah pak kalau gitu, saya sampai buru-buru pinjam kunci ke Mbak
Riska, eh gak tahu nya bapaknya sudah keluar duluan hehe"

Ucapan Ratna barusan mempersingkat durasi tawa saya. Membawa saya yang
sudah keluar dari zona berbahaya, ke dalam zona penuh tanda tanya.

"Maksud sampean? Yang membukakan pintu gudang barusan itu, bukan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 133
sampean?"

"Yaaa bukan lah pak, saya baru aja datang. Saya tinggal dulu yah pak,
banyak kerjaan di dapur"

Siapa? Siapa yang baru saja membuka pintu? Bukankah saya mendengar
suara orang? Jelas sudah.... gudang ini.... tidak! Restoran ini....
bukan hanya dihuni oleh pemilik baru, tapi entah dari mana dan apa
tujuannya, ada penghuni lain yang tinggal disini. Tidak ada asap jika
tidak ada api, perubahan ini pastilah bukan kebetulan semata. Dan
sampai di sini, saya tidak tahu lagi pada siapa saya harus bercerita.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 134
THE OLD MAN CHAPTER 6
Hujan hampir berlalu, tapi gerimis dan kabut yang tebal menjadi alasan
Saya dan pemuda ini masih betah nongkrong di warung gandrung. Selain
mungkin karena cerita saya tentang Hanggareksa, membuat pemuda ini
lupa akan tujuan perjalanannya. Sudah dua lembar kertas yang dia
habiskan untuk mencatat semua cerita saya, itu belum seberapa, karena
dia butuh lebih banyak kertas lagi untuk menulis semua cerita saya
sampai selesai.

"Jadi kepada siapa bapak menceritakan kejadian yang bapak alami di


gudang itu?"

Tanya pemuda tersebut.

"Kepada sampean"

Jawab saya seraya menunjuk pemuda berambut panjang itu.

"Lhooo? Serius? Jadi selama di Hanggareksa, bapak tidak sekalipun


bercerita pada karyawan yang lain?

Tanya pemuda itu.

"Sudah.... sudah Saya coba, tapi apalah arti omongan orang tua seperti
saya pada mereka berempat, orang kota yang menganggap hantu hanyalah
dongeng pengantar tidur anak-anak di kampung. Hanya Oma, hanya beliau
yang mau mendengarkan Saya, walaupun pada intinya.... beliau juga
tidak percaya. Riska, Resti, Ratna, dan Oma.... entah kenapa saya
merasa, sikap tidak peduli mereka terhadap cerita saya bukan karena
mereka tidak percaya, tapi karena mereka sudah tahu, mereka sudah
lebih dulu tahu"

"Jadi...... maksud bapak, semua kejadian mistis yang terjadi di


Hanggareksa itu ada sangkut pautnya dengan karyawan restoran?"

Saya mengambil jeda sejenak untuk menarik nafas, lalu kemudian


menjawab.

"Tidak..... tidak semua karyawan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 135
Dua hari setelah itu....

28 November 20XX

"Selamat pagi pak, mau pesan apa?"

Tanya seorang gadis berambut coklat yang menyambut kedatangan saya di


pintu Hanggareksa.

"Yaelaaaaah, itu bukan pelanggan.... gak lihat apa bapak bawa apa?"

Timpal Resti pada gadis tersebut. Gadis itu melihat barang bawaan saya
dengan wajah polosnya, barulah dia tersenyum tersipu

"Hehehehe maaf pak, Saya kira pelanggan"

"Yaaaah, gak apa-apa... Karyawan baru ya?"

Tanya saya pada gadis itu

"Iyaa pak, Saya kerja mulai hari ini. Tapi untuk selanjutnya, Saya
cuma kerja shift malam saja, soalnya saya juga masih kuliah, jadi
mungkin bakal jarang ketemu sama bapak, bapak sendiri sudah berapa
lama kerja disini? Selain di Hanggareksa, bapak supplier dimana saja?
Gak capek ya tiap hari bolak-balik...."

"Eeeeeeeeeeeeehh, malah ngobrol...."

Lagi-lagi Resti memotong perkataan Karyawan baru ini yang tiba-tiba


saja membanjiri saya dengan banyak pertanyaan.

"Maaf pak, silahkan dilanjut..."

Ucap resti sambil menarik gadis itu minggir. Saya pun menggangguk
tanda permisi, dan lanjut pergi ke dapur. Wajah baru di Hanggareksa,
mungkin karena restoran kecil ini semakin populer. Beberapa hari ini
saja pelanggan meningkat dengan drastis. Resti dan Ratna benar-benar

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 136
cekatan dalam mengolah menu yang dicintai pelanggan-pelanggannya.
Mungkin banyaknya pengunjung membuat mereka berempat kewalahan,
sehingga harus menambah karyawan baru. Semoga saja kejadian yang
menimpa saya, tidak terjadi juga pada gadis polos itu.

Tiga hari kemudian....

1 Desember 20XX

Hanggareksa lagi-lagi kedatangan tenaga tambahan, seorang gadis


bernama BQ yang juga bertugas sebagai Waitress. Berbeda dengan
Karyawan baru sebelumnya, BQ adalah gadis yang pendiam, tidak begitu
ramah bahkan pada pelanggan sekalipun. Awalnya saya pikir dia adalah
tipe orang yang tidak cocok untuk jadi teman Saya, tapi ternyata Saya
salah.

Pagi itu... untuk kesekian kalinya Saya keluar dari gudang dengan
wajah ketakutan, keberanian saya mulai terkikis sedikit demi sedikit
karena apa yang saya lihat pun semakin menyeramkan sedikit demi
sedikit. Kali ini saya mendengar suara seseorang berbisik di telinga
kanan saya, dan semakin kuat saya menahan diri untuk tidak menoleh,
semakin jelas juga suara itu. Suara lirih yang bergetar yang hanya
dimiliki oleh seorang nenek lanjut usia.

Saya mencoba untuk mengganggap suara itu hanyalah sembarang bunyi


tanpa arti, tapi setelah keluar dari gudang ini, barulah saya
menyadari. Suara itu samar - samar terdengar seperti,,,,

MINTA TOLONG

"Jadi..... bapak mendengarnya juga?"

Tanya BQ yang tanpa Saya sadari berada di lorong di depan gudang, yang
memisahkan gudang ini dengan dapur.

"Ma maksud Nak BQ?"

"Bapak boleh pura-pura tidak mengerti, dan memilih untuk menyimpan


semuanya sendiri. Tapi perlu bapak ketahui, Saya lebih tahu apa yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 137
sedang bapak alami selama ini. Saya bahkan bisa melihat dengan jelas,
nenek-nenek di belakang bapak sedang tersenyum dengan rahang bawahnya
yang bergoyang ke kanan dan ke kiri, terasa akrab sekali seakan-akan
dia sedang melihat cucunya sendiri"

HWWAAAAAAAAAH

Spontan kata-kata BQ barusan membuat saya menjauh dari gudang. Saya


tidak punya alasan untuk tidak percaya pada BQ, karena apa yang baru
saja dikatakannya itu, terlalu akurat untuk sebuah tebakan.

"Ssst! Sebaiknya bapak tetap disana, karena sekarang.... nenek itu


sedang melambai-lambaikan tangannya memanggil bapak"

"CUKUP! Saya tidak mau tahu! Jangan bicara lagi! Lagipula.... apa-
apaan kamu ini? Bagaimana mungkin kamu bisa tahu?"

BQ tersenyum sambil memainkan pisau kecil yang sejak tadi digenggamnya

"Kalau bapak tidak mau tahu lagi, untuk apa bertanya? Lagi pula di
sini hanya saya yang bisa mengerti masalah bapak, jadi kalau suatu
saat bapak berubah pikiran, bapak tahu dimana harus menemukan saya"

BQ pun pergi, meninggalkan saya dan seribu pertanyaan di kepala ini,


tapi hanya satu pertanyaan yang sampai ke mulut saya

SIAPA BQ SEBENARNYA?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 138
THE OLD MAN CHAPTER 7
"Seorang Karyawan yang memiliki mata batin? Wah, sepertinya hari-hari
bapak di Hanggareksa akan lebih menarik"

Saya setuju dengan pemuda ini, bahkan sejak kehadiran BQ, satu-persatu
misteri gudang makanan itu terungkap, walaupun tidak semuanya.

"Kalau sampean punya kemampuan yang sama dengan BQ, apa yang akan
sampean lakukan?"

Tanya Saya pada Pemuda yang sekarang sudah melepas jaket tebalnya ini.

"Hmmmmm entahlah, mungkin saya akan memberi tahu bapak mahluk apa yang
saat ini sedang duduk di samping kita dan mendengarkan semua cerita
bapak"

Saya tertawa mendengar jawabannya

"Hahahaha, Ya! Bagi kita berdua, kemampuan itu terkesan seperti


anugerah tuhan yang bisa sangat membantu di saat-saat tertentu.
Tapi.... mampu melihat sesuatu yang mengerikan sejak kita kecil, bukan
lagi sebuah anugerah. Setidaknya itu yang BQ rasakan, baginya... mata
batinnya itu adalah sebuah

KUTUKAN

3 Desember 20XX

"Ada dua penghuni di gudang itu, seorang nenek dan seorang anak kecil.
Saya tidak mendeskripsikan bagaimana tampang mereka bukan karena saya
tidak mau, tapi karena saya tidak bisa. Sepertinya... mereka berdua
mati dengan cara yang mengenaskan"

Apa yang dikatakan BQ barusan memang singkat dan tidak jelas


menggambarkan sosok penghuni gudang tersebut, tapi itu sudah cukup
untuk membuat Saya merinding. Saya hanya diam menunggu BQ selesai
bercerita

"Sebenarnya bukan gudang itu yang jadi masalah, tapi..... ada sesuatu
yang menarik mahluk halus untuk datang ke restoran ini. Sesuatu yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 139
mungkin memiliki pengaruh sangat kuat. Sejak pertama kali Saya datang
ke sini, saya sudah merasakan terror yang sangat dahsyat, seakan-akan
Restoran ini menyimpan sejarah kelam, atau mungkin sejara kejam"

"Sesuatu yang menarik mahluk halus untuk datang ke sini? Apa jangan-
jangan......."

"Ya! Apa yang bapak pikirkan, sama dengan apa yang saya pikirkan. Ada
beberapa benda yang tidak seharusnya ada di restoran ini. Dan dilihat
dari seberapa ketat mereka menjaga benda tersebut, membuktikan bahwa
sebenarnya

KARYAWAN YANG LAIN SUDAH TAHU TENTANG SISI GELAP RESTORAN INI

Spekulasi? Tidak! Apa yang BQ ucapkan barusan bisa saja menjadi


fitnah, karena bagaimanapun itu adalah sebuah tuduhan. Tapi selama
kami berdua menyimpannya sebagai rahasia, Saya yakin ini tidak akan
jadi masalah besar.

"Jadi.... maksud kamu, Riska dan yang lain sengaja memanggil mahluk
halus untuk datang ke restoran ini ?"

Tanya Saya.

"Sengaja atau tidak, saya tidak tahu. Tapi itulah yang sudah mereka
lakukan"

Saya termenung sejenak, merasa bahwa obrolan dengan BQ hari ini sudah
cukup, semakin banyak yang saya tahu, semakin membuat pikiran saya
terganggu, dan itu akan mempengaruhi kerjaan saya disini. Saya tidak
mau berselisih dengan karyawan hanggareksa, karena bagaimanapun di
sini saya hanyalah seorang pekerja.

Akhirnya saya pamitan pada BQ, Saya berterima kasih karena dia sudah
meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan saya, dan sedikit demi
sedikit mengeluarkan saya dari misteri di restoran ini. Saya pun pergi
menuju mobil untuk berangkat mengantarkan Vivi ke sekolah.

TUNGGU!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 140
Teriak BQ memanggil saya dari depan pintu Hanggareksa. BQ berjalan
menghampiri dengan mata yang memandang lekat ke arah Vivi yang berada
di dalam mobil.

"Selain di gudang itu, apakah bapak juga mengalami kejadian aneh di


luar?"

Sedikit terkejut dengan pertanyaannya, tapi saya berusaha menjawabnya

"Tidak! Tidak pernah"

BQ memandangi saya, layaknya seorang guru yang melototi siswa nya


karena memberikan jawaban yang salah.

"Saya tidak tahu apa yang sudah bapak lakukan selama bekerja di
Hanggareksa, tapi apapun itu.... sebaiknya bapak berhati-hati
karena..."

SUDAH BEBERAPA HARI INI, ADA SOSOK YANG MENGIKUTI BAPAK

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 141
THE OLD MAN CHAPTER 8
"Sejujurnya Saya masih bingung apa maksud dari kata-kata BQ waktu itu.
Karena seingat Saya, tidak sekalipun Saya mengalami hal-hal mengerikan
selain di Hanggareksa, apa lagi sampai merasa diikuti mahluk halus"

"Lalu? Apa yang bapak katakan pada BQ?"

Tanya pemuda itu.

"Hmmmm Saya hanya mengangguk, karena baik Saya dan BQ sadar, bahwa
topik ini tidak boleh dibawa keluar restoran. Apalagi saat itu ada
Vivi di dalam mobil, Saya tidak mau membuatnya panik, bagaimanapun
untuk ukuran anak SD, Vivi termasuk yang sangat peka. Akhirnya setelah
berpamitan, Saya pun pergi mengantarkan Vivi ke sekolah"

Sampai akhirnya malam pun datang

4 Desember 20XX

21.00 WIB

Saya masih menunggu Ko Danu memberikan sesuatu yang sudah menjadi hak
Saya setiap bulan, Ya! Gaji. Sempat terjadi perdebatan malam itu,
karena Ko Danu berniat menurunkan gaji Saya dengan alasan sekarang
Saya sudah menggunakan mobil milik Hanggareksa, jadi tidak ada lagi
tunjangan bensin. Tentu saja Saya protes! Karena Hanggareksa hanya
meminjamkan Mobil,tidak memberikan uang bensin, lagipula itu
tanggungan Ko Danu.

Sebenarnya sistem pekerjaan Saya tidak rumit. Saya hanya perlu datang
ke pasar pagi-pagi, ke toko milik Ko Danu, memberikan daftar pesanan
Hanggareksa dan pelanggan Saya lainnya, lalu mengangkutnya ke dalam
mobil. Setelah semua bahan makanan yang ada di mobil cocok dengan yang
ada di daftar, barulah Saya pergi ke masing-masing pelanggan, termasuk
Hanggareksa.

Setiap sore, adalah waktunya setoran, sekaligus memberikan daftar


belanjaan baru pada Ko Danu untuk disiapkan besok hari nya. Biasa nya
setelah itu Saya menghabiskan waktu bersama teman-teman di pasar,
untuk sekedar nongkrong dan berbagi cerita hari ini, sampai malam

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 142
datang.

Malam ini tidak terlalu ramai, Hanya Saya dan dua orang sopir truk
yang sedang berada di warung.

"Dari mana pak?"

Saya menyapa sopir truk yang usia nya lebih tua dari Saya

"Saya dari Blitar Pak, sampean sendiri?"

"Saya asli sini Pak"

"Oooooh"

Sudah... obrolan kami cuma sampai disitu. Bapak ini bukan tipe yang
mudah akrab, saya memutuskan untuk tidak lagi mengajaknya bicara.
Mengarahkan pandangan pada jalan di depan warung, dimana mobil butut
saya berada. Setelah memastikan tidak ada orang yang akan menemani
saya nongkrong disini, Saya memutuskan untuk pulang.

BRMMMM

Kadang Saya merasa malu pada bunyi mobil ini, maklum usianya sudah
tua. Mobil-mobil seangkatannya sekarang pasti sudah tenang di alam
sana, dimana setiap bagiannya sudah dijual kiloan. Tapi apa boleh
buat, ini satu-satunya kendaraan Saya. Meskipun orang lain menganggap
kuno, tapi bagi Saya mobil ini Antik.

Hampir saja kaki ini menginjak pedal gas mobil, tiba-tiba tanpa saya
sadari seseorang sudah berdiri tepat di samping jendela, dimana saya
mengemudi. Orang itu tersenyum tanpa berkedip, dengan telapak
tangannya yang menyentuh kaca jendela. Sepintas terlihat mengerikan,
tapi beberapa detik saya perhatikan ternyata orang ini adalah...

PEREMPUAN YANG WAKTU ITU SAYA TAWARI TUMPANGAN

Masih dengan gaun serba hitamnya, dan rambut putihnya yang terurai,
perempuan ini masih melihat ke dalam mobil dengan senyuman yang entah
apa maksudnya. Saya menurunkan kaca jendela, walaupun sebenarnya Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 143
punya firasat yang tidak enak. Firasat Saya semakin buruk ketika kaca
jendela sudah terbuka penuh, tangan dan ekspresi wajah nya masih belum
berubah, hal yang tidak mungkin terjadi pada manusia normal. Dan
bodohnya Saya mengajak perempuan itu bicara...

"Kenapa Bu? Sampean butuh tumpangan?"

Tapi perempuan itu tidak menjawab.

BRMMMMMM

Saya memacu mobil tua ini pergi dengan kecepatan tinggi secara tiba-
tiba. Saya bahkan tidak sempat menaikkan kaca jendela. Semua itu
karena secara tiba-tiba Saya sadar, bahwa yang sedang saya hadapi
barusan bukanlah manusia. Jendela mobil memisahkan Saya dengan
perempuan barusan, tapi saat tabir kaca itu terbuka, barulah terasa
betapa bau nya perempuan itu. Bau daging busuk, yang bahkan hanya
dengan menciumnya saja kita bisa membayangkan jutaan belatung.

"Apa apaan ini? Kenapa semua jadi seperti ini?"

Saya mengemudikan mobil seperti dikejar sesuatu, meskipun Saya tahu


jarak saya dan perempuan itu sudah cukup jauh. Tapi perasaan tidak
enak apa ini? Meskipun perempuan itu saya tinggalkan jauh dibelakang,
tapi rasa ngeri ini seakan mengikuti saya pulang.

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

"ASSSSSSSSS**************"

Berkendara dengan kondisi seperti ini sangat beresiko, tapi kalau Saya
berhenti, Saya punya firasat akan bertemu perempuan itu lagi. Kaca
spion berkali-kali Saya pandangi, meskipun saya tahu mustahi bagi
perempuan itu itu mengejar Saya sampai kesini.

Tapi Naas.....

Saat mata ini sibuk melihat kaca spion, cahaya terang dari arah depan
secara tiba-tiba menyilaukan pandangan Saya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 144
BRUAAAK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 145
THE OLD MAN CHAPTER 9
"Astaghfirullah... Bapak kecelakaan?"

Tanya pemuda tersebut. Wajahnya secara jujur berkata bahwa dia sedang
khawatir, bukan sekedar simpati yang basa-basi.

Saya membuka topi yang sedari tadi saya kenakan, menunjukkan pada
pemuda tersebut betapa jeleknya kepala saya karena bekas jahitan.

"Hanya benturan di kepala, Saya masih bersyukur tidak ada gejala gegar
otak"

"Alhamdulillah, Tapi tetap saja itu luka yang cukup serius. Sebenarnya
apa yang bapak tabrak?"

"Truk pengangkut sapi, hehehehe. Saya tidak ingat betul kronologi nya,
karena saat Saya sadar, Saya sudah dikerumuni banyak orang. Dan
untungnya Saya bebas perkara dengan polisi, karena ternyata pengendara
truk itulah yang salah. Tapi itu bukan berita baik, karena meskipun
saya gagal masuk penjara, saya justru sukses masuk rumah sakit"

7 Desember 20XX
08:00 WIB

RUMAH SAKIT PATRANG

"Pa'ee"

"Pa'eeeeeeeeeeeee"

Kaki saya geli sekali, karena tangan mungil Vivi menggoyang-


goyangkannya berusaha membuat Saya bangun. Saya masih susah mengangkat
badan, dokter bilang, jika sedikit saja merasa pusing, maka Saya harus
kembali tidur.

"Pa'eeeeeeeeeeeeeeeeee"

"Paa'eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 146
"VIVIIIIIIIIIIIII BAPAK LAGI SAKIT, JANGAN GANGGU!! SANA PERGI MAIN DI
LUAR!!"

Seketika itu juga Vivi menutup mulutnya dengan tangan, berjalan mundur
menuju pintu ruang rawat inap, dan pergi keluar. Saya masih berusaha,
beradaptasi dengan kamar tempat Saya di rawat ini. Satu ruangan untuk
satu pasien, AC, Televisi, lemari es, semua fasilitas ini hanya ada di
Kamar VIP. Tapi siapa? Siapa yang akan membayar semuanya??

KREK

"Selamat pagi......"

Seorang perempuan berambut pendek sebahu masuk ke kamar Saya, tubuh


nya langsing dan tinggi, mengenakan jaket merah dan celana jeans.
Perempuan itu meletakkan keranjang berisi buah-buahan, roti dan
biskuit di atas meja, lalu kemudian menghampiri Saya.

"Gimana keadaan bapak?"

"Alhamdulillah, sudah mendingan dek Ratna. Sampean sendirian?"

Tanya Saya pada Ratna. Dia menyempatkan diri untuk menjenguk saya,
walaupun harus meninggalkan tugasnya sebagai Koki di Hanggareksa.

"Iya Pak, sebenarnya kemarin kami semua kesini menjenguk bapak, tapi
bapaknya tidur dan belum boleh dijenguk"

Jawab Ratna.

Saya sudah suudzon, obrolan Saya dengan BQ membuat Saya selalu


berpikiran negatif pada Karyawan Hanggareksa, Tapi terlepas dari itu
semua, mereka adalah rekan kerja yang baik.

"Hmmmm sepertinya Saya tahu kenapa Saya bisa berada di ruangan VIP"

Ucap Saya yang kemudian disusul oleh senyuman Ratna

"Tapi gimanapun juga, Ruangan ini terlalu bagus untuk seorang sopir
seperti Saya"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 147
"Di rumah sakit, tidak ada sopir, direktur, bahkan presiden. Apapun
ruangannya, yang terbaring di dalam tetap hanyalah Orang Sakit"

"Hehehe tidak hanya pintar masak, ternyata sampean juga pintar bicara
yaaa"

Kami berdua tertawa. Tiba-tiba Ratna mengeluarkan sebuah amplop dari


tas nya, dan diletakkannya di samping keranjang buah tadi.

"Ini dari Oma, beliau pesan...... cepat sembuh dan semoga bisa segera
bertugas lagi"

Ucapan Ratna mengingatkan Saya akan pekerjaan Saya yang terbengkala.


Sudah empat hari Saya dirawat disini, dan selama itu juga Saya tidak
bisa menghubungi rekan-rekan di pasar, maupun di hanggareksa. itu
semua gara-gara HP saya hilang saat kecelakaan, sepertinya tidak semua
orang yang mengerumuni saya malam itu berniat menolong, salah satunya
ada yang berniat mencuri.

"Aamiin, semoga Oma juga sehat selalu. Lantas selama Saya tidak ada,
siapa yang menggantikan?"

Tanya Saya pada Ratna

"Tidak ada! Sebagai gantinya, Saya yang bertugas belanja setiap pagi,
kadang juga kami belanja pada tukang sayur keliling, yaaa meskipun
tidak sebagus di pasar, kualitas sayur dan daging yang mereka bawa,
masih layak untuk kelas restoran"

"Maaf.... kalian jadi kerepotan gara-gara Saya"

"Oh tidak! tidak! Sama sama sekali tidak Pak! Memang semua jauh lebih
mudah kalau ada bapak, tapi tidak satupun manusia yang menginginkan
dirinya kecelakaan, ya kan?"

Ratna sangat piawai dalam memberikan nasihat, seakan saya menjadi jauh
lebih muda darinya.

"Oh ya! Saya bisa berikan sampean nomor Ko Danu, biar dia menyuruh

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 148
sopirnya yang lain untuk menggantikan Saya sementara Saya di rawat"

TIDAK USAH

Seketika saya terdiam, cara Ratna menolak tawaran Saya, sangat berbeda
dengan cara dia bicara sebelumnya.

"Lhooo kenapa?"

Dengan wajah sedihnya yang menunduk, Ratna berkata...

KO DANU SUDAH MENINGGAL

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 149
THE OLD MAN CHAPTER 10
Suasana gaduh di warung gandrung. para pengemudi mobil dan pengendara
motor yang berteduh, satu persatu mulai bersiap melanjutkan
perjalanannya. Memang gerimis semakin menipis, tapi kabut yang
menutupi jalanan masih sangat tebal. Mungkin alasan itulah yang
membuat pemuda ini tidak beranjak dari tempat duduknya. Atau mungkin
karena dia masih betah mendengarkan cerita saya?

"Bos bapak.... meninggal? Kapan? Kenapa?"

Pemuda itu terkejut, karena sejak awal cerita Saya, baru kali ini ada
yang meninggal.

"Diabetes! Ko Danu sudah sejak lama menderita Diabetes, sudah beberapa


tabib dia datangi, tapi mungkin Tuhan berkehendak lain"

"Kasihan.... lantas, kalau tidak ada beliau, bagaimana dengan


pekerjaan bapak?"

"Ko Danu hanyalah satu dari banyak pemilik toko besar di pasar gambir,
tidak butuh waktu lama bagi saya untuk bisa bekerja pada Bos yang
baru"

10 Desember 20XX
06:00 WIB

"Apa lagi hari ini??"

Tanya saya yang mulai jengkel pada Vivi. Hampir setiap pagi ada saja
yang membuat dia lama di kamar. Dan seperti biasa, dia hanya diam
dengan bibir manyunnya yang seakan-akan siap berubah menjadi tangis,
jikalau saya bentak dia sekali lagi.

Saya menghela nafas, memegang pundaknya lalu berkata

"Denger Nak, Bapak sudah lama tidak masuk kerja, gaji bapak bulan ini
juga hilang gara-gara kecelakaan kemarin, belum lagi harus keluar
banyak uang untuk perbaiki mobil, jadi mulai besok.... Vivi jangan
nakal lagi ya! Janji???"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 150
Bibir manyun Vivi seketika berubah menjadi senyuman, dia memberikan
jari kelingkingnya sebagai isyarat bahwa dia berjanji tidak akan
membuat Saya telat lagi.

Hari ini adalah hari pertama Saya masuk kerja setelah kecelakaan
kemarin, tidak hanya itu, ini juga hari pertama Saya bekerja pada Haji
Qodir. Sebenarnya, Saya bisa saja tetap ambil barang di toko Ko Danu,
karena setelah beliau meninggal, menantunya lah yang menggantikan.
Tapi saya memilih pindah saja, karena makin lama makin merasa tidak
cocok dengan prinsip kerja nya.

06:45 WIB

Akhirnya Setelah hampir setengah jam di pasar, Sampai juga Saya di


Hanggareksa. Mobil butut ini seperti senang sekali kembali ke
rumahnya, Saya beruntung karena tidak ada kerusakan parah, karena
kalau sampai itu terjadi, Saya harus keluar biaya lebih mahal karena
Onderdil mobil setua ini, bisa jadi susah didapat.

Saya menurunkan barang, dan membawanya ke dalam. Seperti biasa, Vivi


menunggu Saya di mobil. Kedatangan Saya disambut senyum dan Tawa dari
karyawan, mereka tampak senang sekali atas kesembuhan Saya. Resti pun
segera pergi keluar untuk bertemu Vivi, karena selama Saya libur, Vivi
juga tidak pernah datang kesini.

"Ah anak itu, mereka sudah seperti kakak dan adik saja!"

Ucap Oma sambil tersenyum melihat Resti sedang bermain dengan Vivi di
luar.

Saya pun tidak mau euforia ini menyita waktu kerja saya, karena
setelah ini Saya masih harus mengantar Vivi dan lanjut ke pelanggan
yang lain. Akhirnya Saya permisi untuk memasukkan pesanan mereka ini
ke gudang.

GULP

Lama tidak kesini, Saya sempat lupa bagaimana mengerikannya gudang


makanan ini. Ya! Hanggareksa memang sangat menjaga kebersihan gudang
penyimpanan mereka, tapi itu tidak membuat kesan seram ruangan kecil

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 151
ini hilang. Saya letakkan ke lantai semua barang yang Saya bawa, lalu
membuka pintu gudang.

"Senang rasanya melihat Bapak sudah sehat"

Saya menoleh ke belakang, BQ sedang berdiri sembari memegang pembersih


debu.

"Alhamdulillah, sampean sendiri gimana?"

Tanya saya pada BQ

"Yaaaa seperti yang bapak lihat, Saya sehat wal afiat"

Kami terlibat obrolan singkat tentang keadaan Saya selama di rumah


sakit, dan keadaan restoran selama Saya tidak ada. Hingga akhirnya
sampailah pada topik yang menjadi keahlian BQ

"Dulu..... sampean pernah bilang kalau saya sedang diikuti oleh mahluk
halus, sepertinya sekarang saya tahu siapa yang sampean maksud"

Ucap Saya pada BQ. Dia sama sekali tidak terkejut, tapi itu wajar!
Karena BQ memang jarang sekali berganti ekspresi wajah. Itu membuat
gadis ini menjadi semakin misterius dan sulit ditebak.

"Biar Saya tebak, kecelakaan bapak itu pasti ada sangkut pautnya
dengan mahluk halus itu kan?"

"Ya! Benar.... Saya sudah menyerah untuk mencari tahu asal-usul hantu,
jin atau apapun yang sedang mengikuti Saya itu. Saya juga tidak mau
tahu kenapa gudang yang dulu aman-aman saja ini, tiba-tiba memiliki
penghuni ghaib, yang saya ingin tahu adalah.... kenapa Saya? Saya bisa
mengerti kalau penghuni gudang ini merasa terusik dengan kehadiran
Saya, tapi perempuan berambut putih itu...... apa tujuan dia sampai
harus mengikuti Saya?"

BQ meletakkan pisau kecil kesayangannya tepat di depan bibirnya.


Rupanya Saya terbawa emosi hingga mungkin kata-kata Saya barusan
terdengar sangat nyaring. Setelah kami memastikan bahwa tidak ada yang
mendengar, kami pun melanjutkan perbincangan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 152
"Pertanyaan bapak barusan, hanya bapak sendiri yang bisa menjawabnya.
Mungkin bapak akan menemukannya dengan berusaha mengingat kejadian-
kejadian yang lampau. Adakah sesuatu yang tidak wajar yang dengan
sengaja atau tidak sengaja sudah bapak lakukan?"

Saya berpikir sejenak, ada beberapa hal yang muncul di benak saya,
tapj semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan perempuan berambut
putih itu. Merasa menemui titik buntu, saya pun memutuskan untuk
menjawab...

"Tidak ada! Selama di Hanggareksa Saya bekerja dan berperilaku


sebagaimana mestinya, tidak sekalipun saya melakukan tindakan ceroboh,
kalaupun ada.... itu pun sama sekali tidak ada hubungannya dengan
perempuan berambut putih yang saya ceritakan"

"Kalau begitu... maaf, Saya tidak bisa membantu. Mungkin kedepannya


bapak harus lebih berhati-hati saja, banyak-banyak berdoa agar
kejadian yang sama tidak terulang lagi"

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya diskusikan dengan gadis itu,
tapi saya sadar saya sudah menghabiskan banyak waktu di gudang ini,
dan Saya tidak ingin terlambat mengantarkan pesanan pelanggan yang
lain. Saya hanya mengangguk, mengiyakan nasihat BQ.

"Oh ya pak! Sepertinya mereka senang sekali bisa bertemu bapak lagi"

Ucap BQ

"Ah yaaaaaa, Riska, Oma, Ratna dan Resti, mereka menyambut kesembuhan
saya seperti menyambut kakek mereka yang baru pulang dari perjalanan
panjang, mungkin bagi mereka saya...."

"Bukan! Bukan karyawan restoran yang Saya maksud"

TAPI MEREKA YANG SEDARI TADI MENGINTIP DI BALIK PINTU GUDANG, DAN
TERSENYUM PADA BAPAK

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 153
THE OLD MAN CHAPTER 11
Beeeeeeeeep Beeeeeeeeeeeep

Dering Handphone menjadi jeda untuk cerita Saya, pemuda itu juga
sedang sibuk menjawab panggilan, Tidak jelas apa yang sedang
dibicarakannya, karena sepanjang percakapan, pemuda itu hanya berkata
"Iya! Ok! Ok! dan Iya!"

"Maaf pak, keluarga di rumah telpon, sepertinya mereka khawatir dengan


cuaca hari ini"

Ujar pemuda itu seraya mematikan Handphonenya, mungkin dia tidak ingin
ada yang mengganggunya lagi.

"Yaaa wajar.... semua orang akan khawatir jika salah satu keluarganya
bepergian di tengah cuaca seperti ini"

Sahut Saya.

"Mmmmm mohon maaf sebelumnya, ngomong-ngomong soal keluarga, Ibunya


Vivi......"

"Cerai"

Jawaban yang sangat cepat dari Saya, sebagai tanda bahwa pertanyaan
itu tidak butuh jawaban yang panjang.

"Saya sudah single parent bahkan saat Vivi masih belajar merangkak.
Sekarang dia tidak lagi ingat wajah Ibunya, dan itu adalah hal yang
baik. Meskipun sampai sekarang Saya masih memikirkan sebuah jawaban,
jikalau suatu saat Vivi mempertanyakan dimana Ibunya"

Pemuda itu diam, jari jemarinya tidak bisa berhenti memutar-mutar


pena. Sepertinya dia merasa bersalah karena sudah mempertanyakan
kehidupan pribadi Saya. Tidak ingin membuat suasana menjadi semakin
beku, segera Saya memecahkannya dengan cerita yang baru.

"Masih mau mendengarkan?"

"Ah iya! Tentu saja, silahkan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 154
11 Desember 20XX
06.15 WIB

Keramaian pasar gambir,adalah pemandangan yang rutin saya lihat setiap


pagi. Suara manusia yang saling tawar menawar, suara beras yang sedang
dimasukkan ke dalam karung, bau bumbu, rempah-rempah dan amisnya ikan
adalah alasan Saya tidak pernah mengajak Vivi ke dalam. Saya selalu
meniggalkannya di mobil. Alasan lainnya adalah, supaya dia tidak minta
jajan.

"Empian ampon sehat kang?"

Tanya Haji Qodir pada Saya, dengan menggunakan bahasa madura yang
berarti "Sampean sudah sehat kak?" . Usia Haji Qodir jauh lebih muda
dari Saya, sekitar 35 banding 45. Karena itu lah beliau memanggil Saya
dengan sebutan "Kang" yang berarti "Kakak".

"Alhamdulillah sudah Ji"

Kami pun berbincang-bincang sambil menyiapkan pesanan yang akan Saya


bawa. Tiba-tiba Haji Qodir menanyakan kondisi mobil tua Saya pasca
kecelakaan. Beliau menyarankan agar Mobil tersebut di Ruqyah (Didoakan
agar selamat). Tentu saja saya tertawa mendengarnya, Haji Qodir
memanglah suka bercanda, tapi ternyata kali ini beliau serius.

"Ini.... gantung ini di dalam mobil, banyak-banyak berdoa semoga


selalu selamat"

Ucap Haji Qodir sembari memberikan bungkusan kain jimat berbentuk


kotak. Seumur hidup Saya belum pernah pakai jimat, atau lebih tepatnya
tidak percaya dengan hal tersebut. Tapi kali ini saya tidak mungkin
menolak, apalagi Haji Qodir adalah Bos Saya, akhirnya dengan berpura
senang hati, Saya terima, dan segera menggantungnya di spion tengah
saat saya sudah sampai di mobil.

06.45 WIB

Saya baru selesai memasukkan pesanan Hanggareksa ke dalam gudang, dan


beruntungnya Saya karena hari ini tidak harus berurusan dengan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 155
penghuninya lagi. Mungkin mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Saya,
sehingga menggoda Saya adalah hal yang membosankan.

Lama kiranya Saya menunggu Riska memeriksa Nota dan menghitung uang,
dan seperti biasa setiap kali saya berada di meja kasir, Saya selalu
curi-curi pandang pada jam antik di sebelahnya. Tentu saja itu tanpa
sepengetahuan Riska, Saya tidak mau dia marah-marah lagi gara-gara jam
kesayangannya saya pelototi,

Tiba-tiba....

Kaki saya berjalan pelan membawa tubuh ini menuju dinding di dekat
pintu masuk dapur. Saya harus menabrak kursi restoran karena berjalan
dengan mata yang masih tertuju ke arah dinding itu. Disana... sebuah
lukisan terpajang dengan megah, lukisan yang sudah tidak asing bagi
Saya, karena memang sudah terpajang di sini sejak Hanggareksa masih
menjadi milik Habib.

Hanya saja....

Setelah berkali-kali melihatnya, baru kali ini perhatian saya tertarik


oleh lukisan ini. Lukisan seorang wanita mengenakan gaun berwarna
merah, cantik sekali. Gadis itu memegang karangan bunga mawar, bunga
yang sama dengan yang diselipkan di sela-sela telinganya. Saya berdiri
disini, bukan karena sedang mengagumi, tapi karena baru saja saya
menyadari, lukisan ini sudah menjawab salah satu misteri.

Sejak pertama Perempuan Berambut putih itu menampakkan dirinya, Saya


sudah merasa familiar dengan wajahnya. Dan kali ini, wajah gadis di
dalam lukisan ini membenarkan firasat saya.

"Pantas saja saya merasa familiar dengan perempuan itu, itu semua
karena......"

WAJAH NYA MIRIP SEKALI DENGAN PEREMPUAN DI DALAM LUKISAN INI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 156
THE OLD MAN CHAPTER 12
"Se..... seriuuuuus??? Jadi perempuan berambut putih itu....."

Pemuda itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya, seakan tidak yakin


dengan tebakannya

"Terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan. Tapi apa yang saya pikirkan
waktu itu, sama seperti apa yang sampean pikirkan sekarang"

Ucap Saya.

"Tapi kalau memang itu adalah hantu perempuan yang ada di lukisan,
kenapa dia mengikut bapak?"

Tanya pemuda itu

"Itu lah yang selalu Saya tanyakan.... Saya pun tidak tahu siapa gadis
di lukisan itu, tidak pernah terpikir lukisan itu akan jadi benda yang
sangat penting, karena saat Hanggareksa masih milik Habib dulu, Saya
pikir itu hanyalah lukisan biasa yang tidak memiliki arti"

Untuk beberapa saat kami saling diam, tenggelam dalam imajinasi


masing-masing.

"Lalu bagaimana setelah itu.... pernahkah bapak bertanya pada


perempuan berambut putih itu, siapa dia, dan apa maunya?"

Tanya pemuda itu, berharap jawaban saya bisa sedikit menjawab rasa
penasarannya, tapi sayangnya.... Saya hanya menggeleng-gelengkan
kepala.

30 Desember 20XX

Sudah dua minggu lebih hari-hari Saya berlalu tanpa ada satupun
gangguan dari para mahluk halus itu. Gudang hanggareksa semakin lama
terlihat semakin normal, meskipun BQ berkata bahwa mahluk halus itu
masih disana, tapi bagi Saya seakan tidak ada apapun di gudang itu
kecuali sayuran, daging, rempah-rempah dan bahan masakan lainnya.

Perjalanan pulang Saya pun selalu lancar, aman terkendali. Perempuan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 157
Berambut putih itu tidak pernah lagi menampakkan diri nya. Sejenak
Saya berpikir, Jimat yang diberi Haji Qodir benar-benar ampuh, dan
berawal dari situ, Saya mulai menempel interior mobil dengan stiker
ayat-ayat Al-Quran.

06:15 WIB

Pagi ini amarah Saya sudah tidak terbendung lagi karena uang di dompet
Saya secara tiba-tiba berkurang. Saya hanya tinggal berdua dengan
Vivi, jadi Saya tahu siapa yang harus Saya curigai.

"Kamu ngambil uang bapak?"

Vivi pura-pura tidak mendengar, malah bermain-main dengan tali


sepatunya.

"Viviiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii"

VIvi hanya geleng-geleng tanpa menoleh ke arah Saya

BANG!

Keras sekali bunyi daun pintu yang Saya pukul itu, Vivi terperanjat
bangun dan menjauh dari Saya. Ini pertama kalinya bagi Vivi melihat
Saya seperti ini.

"Bapak tahu Kamu yang ngambil, sekarang balikin!"

Vivi masih diam tidak bergeming

"VIVI!!! BAPAK GAK MAU PUNYA ANAK MALING! CEPAT BALIKIN UANG BAPAK!!"

Saya menghampiri Vivi sambil membentaknya. Tentu saja anak itu lari
ketakutan, Vivi berlari menuju pintu, berpikir untuk kabur dari Saya,
sayangnya dia terlalu lama mencari sebelah sandal jepitnya, hingga
akhirnya Saya berhasil menyusul Vivi.

PRAK!

Saya kalap! Memukul betis Vivi dengan sendal jepit nya yang Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 158
temukan di bawah meja. Vivi duduk, memegangi betisnya yang mulai
merah. Saya mendengar isak tangisnya, meskipun anak itu berusaha
menutupi wajahnya dengan tangan.

"Bapak nyesel ngerawat Kamu! Harusnya kamu ikut Ibumu! Kalian berdua
punya sifat yang sama, SAMA-SAMA MALING! GARA-GARA IBUMU KITA SEKARANG
HIDUP MELARAT, GARA-GARA IBUMU HUBUNGAN KITA DENGAN KAKEK KAMU DI
KAMPUNG JADI BERANTAKAN, BERANTAKAN SEMUAAAAAAAAA!"

Berteriak membuat pikiran Saya mendadak jernih. Kata-kata itu sudah


lama sekali Saya pendam, menjadi duri yang meskipun menusuk tapi tetap
Saya tahan. Tapi sekarang, ada perasaan lega di hati Saya. Lega karena
berhasil mengeluarkan Duri itu. Hanya saja.....

Sekarang Vivi lah yang akan menyimpan duri itu di hatinya, kata-kata
saya barusan tidak akan pernah dia lupakan, bahkan seumur hidupnya.

Saya memutuskan untuk pergi, Saya tidak mau telat hanya karena ribut
dengna anak kecil, karena bisa-bisa Saya juga ribut dengan Bos Saya.
Akhirnya Saya tinggalkan Vivi di rumah sendiri, dan pergi tanpa
sekalipun menoleh ke arah Vivi.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 159
THE OLD MAN CHAPTER 13
"Silahkan..... sampean pasti mau berkata kalau Saya kejam, Ayah yang
keras, dan sejenisnya"

Ucap saya pada pemuda itu...

"Hmmm tidak juga.... Bapak Saya pernah melakukan hal yang sama ketika
saya kecil dulu, bahkan lebih parah soalnya pakai rotan. Hanya
saja..... Bapak Saya tidak pernah sekalipun bicara sekasar itu sama
Saya"

Jawaban pemuda itu cukup membuat Saya malu. Lagi-lagi Saya harus
dinasehati oleh orang yang lebih muda.

"Hehehehe yaaaaa, Saya sedih kalau ingat kejadian itu. Hanya gara-gara
uang lima puluh ribu, Saya tega melakukan itu semua pada anak yang
belum tentu mengerti. Lebih kejamnya lagi, Saya menjadikan Vivi
sebagai pelampiasan atas hal buruk yang dilakukan oleh Ibunya"

"Syukurlah kalau bapak sadar, jadi...... sebenarnya siapa yang


mengambil uang itu?"

Tanya pemuda itu, Saya pun menjawab

"Vivi"

30 Desember 20XX
22:00 WIB

Saya pulang ke rumah lebih larut dari biasanya, Saya pulang pun karena
baru teringat kalau Vivi belum Saya kasih uang jajan. Anak malang itu
mungkin saja belum makan dari tadi siang.

"Viviiiiii"

Saya mencari Vivi ke kamarnya, tapi kamar sempit itu kosong, hanya
boneka Mashimaroo milik Vivi yang ada di atas ranjangnya. Rasa
khawatir mulai memenuhi kepala ini, bapak macam apa yang meninggalkan
anak sekecil itu sendirian di rumah sampai larut malam.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 160
"Viviiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii"

Saya mencari ke kamar mandi, ke ruang tamu, ke dapur tapi hasilnya


nihil. Vivi belum juga Saya temukan. Saya berpikir untuk pergi ke
rumah Agus, tetangga sebelah yang kebetulan anaknya adalah teman
bermain Vivi. Segera Saya pergi ke kamar untuk ganti baju

KLEK!

Betapa terkejutnya Saya karena saat lampur kamar dhidupkan, Anak


semata wayang Saya tengah tidur berselimutkan sarung kotor Saya.
Pakaiannya pun masih seragam yang dikenakannya tadi pagi. Lega....
sekaligus sedih.... Saya menghampiri Vivi, kemudian menggendongnya
pelan, Saya tidak ingin Vivi terbangun dan melihat Air mata Ayahnya
sekarang.

Sampailah Saya di kamar Vivi, Saya rebahkan tubuh mungilnya dan


menyelimutinya dengan selimut yang lebih layak. Baru saja Saya menyeka
air mata, tiba-tiba mata Saya tertuju pada benda yang ada di genggaman
tangan Vivi. Benda itu adalah....

Segulung benang dan Uang kertas pecahan sepuluh ribu dan lima ribu
yang total semuanya adalah empat puluh tujuh ribu. Saya tidak mengerti
untuk apa benang ini? Kenapa Vivi sampai harus mencuri uang Saya hanya
untuk membeli segulung benang. Pertanyaan Saya tersebut langsung
terjawab mana kala Saya melihat tas sekolah vivi....

Tas itu sudah tidak lagi layak pakai, dasarnya sudah berlubang sangat
besar, Vivi menutupinya dengan kertas dan selotip.

Air mata Saya tidak terbendung lagi, tangis Saya tumpah seketika itu
juga. Betapa jahatnya Saya! Selama ini memarahi Vivi karena selalu
membuat Saya telat, tanpa tahu apa alasannya. Vivi tidak berani
meminta Tas baru, karena dia tahu Saya belum tentu mampu.

Rasanya ingin sekali Saya menampar diri sendiri, Vivi adalah alasan
Saya bekerja keras, tapi semua percuma kalau sikap Saya pada Vivi juga
keras. Tangis Saya semakin nyaring, hingga tanpa sengaja membangunkan
Vivi.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 161
"Paa pa'eeee??"

"Eh.... Oh.... sudah bangun nak?"

Tanya saya dengan sedikit canggung karena harus menyembunyikan sisa-


sisa air mata di wajah Saya.

"Maafin Vivi yaaaa, vivi janji gak mau nyuri lagi...."

Ucap Vivi sembari memberikan jari kelingkingnya. Saya memeluk Vivi


erat, eraaaat sekali. Tidak ada gunanya lagi saya menyembunyikan
tangisan, dengan suara yang terpatah-patah Saya berkata....

"Maafin Bapak juga yaa nak, Bapak sudah mukul Vivi, Sudah marahin
Vivi, bapak juga sudah gak perhatiin Vivi... maafin Bapak juga sudah
sering ninggalin Vivi sendirian di rumah"

VIvi masih dengan wajah polosnya, merasa heran dengan perubahan sikap
Saya. Entah dia mengerti atau tidak, tapi perlahan Vivi juga memeluk
Saya.

"Besok kita ke pasar buat beli tas, bapak juga janji mulai besok gak
mau ninggalin Vivi sendirian di rumah kalau malam"

VIVI GAK SENDIRIAN KOK PA'EE

"Hmmm?? Kok bisa? Oooooh Vivi gak sendirian soalnya ditemenin


Mashimaroo yaaa?"

Awalnya Saya sama sekali tidak punya pikiran negatif tentang ucapan
Vivi, kecuali setelah Vivi menggeleng-gelengkan kepalanya, karena yang
dimaksud Vivi bukanlah boneka Mashimaroo nya.

"Terus? Siapa?"

"Bu' de...."

"Bu' De?? Bu' De siapaaa?"

"Bu' De yang sering nemenin Vivi di rumah setiap malam kalau Pa'e

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 162
belum datang. Bu' de juga yang janji mau jahitin tas sekolah Vivi"

Saya melepas pelukan pada Vivi, dengan wajah yang mulai tegang dan
panik Saya kembali bertanya....

"Bu' De kamu...... orangnya seperti apa?"

Vivi menjawab...

TINGGI, CANTIK, RAMBUTNYA PANJANG, TAPI SUDAH UBANAN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 163
THE OLD MAN CHAPTER 14
"Serius?? Jadi perempuan yang Vivi panggi Bu de itu....... Perempuan
berambut putih?"

"Ya! Tidak ada yang lain dipikiran Saya saat itu selain perempuan
berambut putih"

"Bukannya bapak bilang Jimat dari Bos bapak sudah berhasil mengusir
perempuan itu, bahkan sudah lama sekali bapak tidak diganggu"

Pemuda itu panik, sangat panik seakan sedang mengalaminya sendiri.


Saya bisa mengerti, selama ini semua terror restoran itu hanya terjadi
pada Saya, tapi kali ini Vivi pun ikut terlibat. Jelas masalah ini
semakin lama semakin serius, dan Saya pun harus bertindak lebih
serius.

30 Desember 20XX
22:00 WIB

Saya memeluk erat anak perempuan Saya, mendengar cerita nya barusan
seakan menjadi ancaman, bahwa Saya akan kehilangan Vivi. Tapi Tidak!
Saya tidak akan biarkan itu terjadi.

"Sejak kapan Perempuan itu..... maksud Bapak, sejak kapan Bu De sering


ke rumah kita?"

Tanya Saya pada Vivi, dengan nada tenang yang dipaksakan. Saya tidak
ingin anak kecil ini menjadi panik.

"Sejak Pa'e di rumah sakit........ kadang-kadang... Bu de yang jagain


Pa'e kalau Pa'e lagi bobok..."

Tidak mungkin! Tidak pernah terpikir oleh Saya akan merasa ketakutan
oleh cerita anak kecil. Tapi Vivi tidak mungkin berbohong, semua yang
diceritakannya pasti benar. Jadi selama ini perempuan itu berhenti
mengganggu Saya bukan karena jimat dari Haji Qodir, tapi karena dia
sudah menemukan korbannya yang baru, dan sialnya korban itu adalah

VIVI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 164
"Siapkan barang-barang kamu nak! Bawa pakaian seadanya, malam ini kita
tidak tidur di rumah"

Vivi tidak lekas merespon perintah Saya, Dia sama sekali tidak
mengerti bahwa kami berdua sedang dalam bahaya, Saya pun tidak mau
membuang waktu untuk menjelaskan panjang lebar pada nya.

"Kalau sudah selesai, tunggu bapak di garasi!"

Saya segera pergi ke kamar untuk menyiapkan barang-barang Saya


sendiri, sembari menelfon teman yang mungkin mau menampung kami
meskipun hanya semalam.

"Arrghhh! Kenapa gak ada yang jawab sih?"

Kesal sekali rasanya, karena tidak satupun teman yang menjawab telepon
Saya. Untuk saat ini prioritas Saya adalah membawa Vivi keluar dari
rumah, Tentang dimana kami akan bermalam, itu urusan belakangan. Saya
mengemasi barang-barang yang bisa dibawa, tidak banyak memang, karena
kepergian tidak akan lama. Saya akan menyelesaikan masalah ini secepat
mungkin, agar bisa segera pulang ke rumah ini lagi.

"Selesai!"

Saya menutup rapat tas punggung, dan bergegas menemui Vivi di garasi.
Sama sekali tidak terpikirkan oleh Saya untuk menemui paranormal,
Ustad, Kyai atau pengusir Hantu dan sebagainya. Satu-satu nya orang
yang paling mengerti situasi Saya saat ini adalah BQ. Dan disaat
seperti ini lah baru Saya menyesali, Kenapa Saya tidak memiliki nomor
Handhphone BQ.

Saya pun tiba di garasi, tapi anehnya.....

SAYA TIDAK MELIHAT VIVI

"Viviiiiiiiiiiiiiiiiii????..... Viviiiiiiiii dimana Kamu nak?"

Mendadak perasaan Panik memenuhi kepala ini, Saya akan jadi Ayah
terburuk di Dunia karena sudah melibatkan anak kecil ke dalam masalah
yang bahkan orang dewasa pun tidak mengerti. Tapi Rasa panik Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 165
menjadi sia-sia karena ternyata Vivi sudah ada di dalam mobil, dia
melambaikan tangannya

"Pa'eee"

Lega rasanya, tapi sebaiknya Saya simpan senyuman ini sampai Saya dan
Vivi benar-benar aman. Tanpa buang-buang waktu lagi, Saya buka pintu
garasi lalu masuk ke dalam mobil

"Yeee jalan-jalaaaaaaaan..... yeeee jalan-jalaaaaaaaaaan"

Anak ini terlalu girang untuk ukuran orang yang sedang berusaha kabur
dari bahaya. Tapi melihat Vivi seperti itu, setidaknya mampu
memberikan sedikit rasa tenang dan keberanian di hati Saya.

BRMMMMM

"Pa'eee kita mau jalan-jalan kemana???"

"Kemana aja, yang penting Vivi senang"

Jawab Saya yang sedang berusaha mengeluarkan mobil tua ini dari
garasi.

"Gimana kalau ke taman Lou Vandreas aja? Disana ada kolam yang ada
bebek-bebekannya.... ya kan Bu De?"

EH? BU' DE?

BRMmmmmm......... krk krk

Tiba-tiba mesin mobil saya mati, suasana mendadak hening dan gelap
gulita. Tidak hanya mesin mobil tua ini, tapi lampu di garasi pun

MATI

Tangan ini meraba-raba mencari HP untuk penerangan, tapi sepertinya..


HP saya ada di dalam Tas, tidak sengaja saya masukkan saat sedang
packing sambil menelpon di kamar.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 166
"Astaghfirullah..... Astaghfirullah...."

Istighfar tidak membantu saya melihat dalam gelap, tapi setidaknya itu
membuat Saya tenang. Terutama Vivi.... tapi anehnya....

INI TERLALU TENANG UNTUK UKURAN ANAK SD YANG SEDANG BERADA DALAM
KEGELAPAN

"Vivi??"

Vivi tidak menjawab panggilan Saya, dan itu membuat Saya semakin
panik. Beruntung akhirnya Saya menemukan Korek api, tanpa pikir
panjang Saya pun menyalakannya. Cahaya api berhasil mengusir gelap,
dan memperlihatkan kursi di sebelah Saya dimana Vivi duduk barusan.
Tapi sialnya...

VIVI TIDAK DISANA

"Viviiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii?!!!"

Teriakan Saya berhenti karena tiba-tiba Saya mencium sesuatu, bau


daging busuk.... sangat busuk sampai Saya bisa mendengar suara lalat
beterbangan mengeliling bak belakang mobil Saya. Seharusnya..... Saya
tidak menoleh, karena Saya sudah tahu apa yang akan Saya lihat. Tapi
Saya harus menemukan Vivi, dan satu-satunya yang harus Saya interogasi
adalah.....

PEREMPUAN BERAMBUT PUTIH YANG SEDANG DUDUK DI BAK BELAKANG MOBIL SAYA

"Hegh..."

Saya tersentak, hingga kepala ini membentur spion tengah mobil,


membuat jimat dari Haji Qodir jatuh. Persetan dengan Jimat!!! Itu sama
sekali tidak bisa menyelamatkan Saya dan Vivi. Ucap Saya dalam hati.

Perempuan itu melototi Saya, sepertinya sedang sangat marah, tapi


karena apa???? Apa karena Saya berusaha memisahkannya dengan Vivi?
Akhirnya dengan sisa-sisa keberanian, Saya mencoba menghardik mahluk
terkutuk itu..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 167
"JAHANNAM!!!! KEMBALIKAN ANAK SAYA"

KEMBALIKAN ANAK SAYA...

Kepar*t!!! Perempuan itu meniru ucapan Saya dengan wajah tersenyum


mengejek. Amarah Saya sudah naik ke ubun-ubun, Saya berniat turun dari
mobil tapi pintu mobil tidak bisa terbuka.

BUK! BUK! BUK!

"SETAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!! KEMBALIKAN ANAK SAYAAAAAAAAAAAAAA!"

Saya berhenti teriak, sekarang ini perempuan itu berada tepat di depan
mobil Saya. Dia berdiri di pintu garasi, melambaikan tangannya sebagai
isyarat tantangan.

"KEPARAAAT"

Saya mati-matian menghidupkan mobil, berharap bisa segera


menabrakkannya ke tubuh perempuan itu. Saya tahu! Dia tidak mungkin
mati dua kali, tapi kalau saat ini Saya punya kesempatan untuk
melawan, maka Saya akan melawan, walaupun sia-sia.

BRRMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Tuhan masih menyayangi Saya, mobil tua ini kembali menyala. Kaki ini
tidak menunggu lama untuk menginjak gas dan segera menabraknya.
Perempuan itu tersenyum, sebelum akhirnya wajahnya semakin dekat
dengan bumper mobil Saya, lalu kemudian....

BRUAK!

Saya puas! mendengar suara benturan itu, walaupun Saya tahu, jarak
yang dekat tidak mampu membuat tabrakan yang dahsyat, tapi setidaknya
suara benturan itu nyata.. terlalu nyata untuk sebuah mobil yang
menabrak sesosok hantu.

Lampu garasi kembali menyala, pintu mobil kembali berfungsi, Saya pun
turun dari mobil untuk segera mencari Vivi. Tidak butuh waktu lama

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 168
bagi Saya untuk menemukannya, Vivi..... anak kesayangan Saya.....

TERGELETAK BERSIMBAH DARAH TEPAT DI DEPAN MOBIL

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 169
THE OLD MAN CHAPTER 15
Kabut tebal di jalur kemitir memudar, seperti mengajak para peneduh
untuk bubar. Satu persatu kendaraan dinyalakan, dan jas hujan pun
dikenakan. Hiruk pikuk pengendara motor di luar warung, tapi sunyi
senyap di dalamnya. Saya masih menunggu pemuda ini bicara, tapi
sepertinya cerita terakhir Saya adalah pukulan telak ke dalam hatinya.

"Dek Vivi...... gimana keadaan Dek Vivi sekarang?"

Tanya pemuda itu, dan kali ini wajahnya sangat serius. Sepertinya dia
akan membenci Saya jika saya memberikan kabar buruk padanya.

"Vivi baik-baik Saja.... meskipun untuk sementara harus duduk di kursi


roda"

"DAN BAPAK BILANG ITU BAIK-BAIK SAJA???"

Saya terkejut, karena sepertinya saya sudah salah bicara. Pemuda itu
sangat marah, marah demi anak kecil yang tidak pernah ditemuinya.

"Ups.. maa maaf pak, gak seharusnya Saya berkata demikian"

Saya tersenyum, saya sama sekali tidak marah. Jauh di dalam hati Saya,
saya merasa sangat senang. Karena memang sudah seharusnya Saya
dibentak orang, atas apa yang sudah Saya lakukan.

"Tidak apa-apa... Saya senang, karena itu artinya sampean peduli pada
anak Saya"

"Semoga Dek Vivi cepat sembuh......"

"Aamiin"

"Oh ya..... setelah itu.... apa yang bapak lakukan?"

Saya tidak melakukan apa-apa, karena harus berada di rumah sakit untuk
beberapa hari. Tapi hari itu...

6 Januari 20XX
07:00 WIB

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 170
"Maaf... tapi Saya benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa"

BQ menolak permintaan Saya, dia tidak bisa menolong Saya keluar dari
situasi ini.

"Saya mohon, lakukan sesuatu dengan kemampuan sampean itu"

"Bapak sudah salah paham, Saya hanya sebatas bisa melihat mereka, saya
tidak punya pengalaman berinteraksi bahkan melakukan ritual pengusiran
hantu. Lagipula kenapa bapak tidak cari paranormal saja"

Saya mengangkat kepala yang sejak tadi saya tundukkan, hanya agar
gadis ini mau menolong Saya, tapi ternyata... hal itu memang mustahil
baginya.

"Sudah dua orang pintar yang Saya datangi, dan setiap kali mereka
mengunjungi rumah Saya, mereka selalu saja bilang bahwa tidak ada apa-
apa disana, rumah Saya baik-baik saja. Sejak saat itu Saya tidak
percaya lagi pada paranormal"

"Lalu bapak percaya pada Saya?"

Tanya BQ... Saya pun mengangguk mantap

"Pak Lukman... Saya turut prihatin dengan apa yang terjadi pada Vivi,
tapi apa yang bapak minta itu sudah jauh diluar kemampuan Saya"

Leher ini semakin lemas, sementara kepala Saya semakin berat, Saya
tidak bisa menutupi kekecewaan dan rasa putus Asa, tapi... saat kaki
lemah ini ingin melangkah keluar dari lorong di depan gudang, tiba-
tiba BQ berkata

"Mungkin... Saya hanya bisa memberikan saran"

Itu cukup! Itu sangat cukup bagi saya! Saran dari orang seperti BQ,
bisa jadi petunjuk dan jalan terang bagi saya untuk keluar dari
kegelapan ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 171
"Saya siap mendengarkan!"

Ucap Saya mantap!

BQ pun menjelaskan dengan seksama, mengeluarkan semua pendapatnya.


Semua dilakukannya dengan sangat hati-hati, karena tidak ingin
karyawan yang lain mengetahui. Tapi sepertinya Riska dan yang lainnya
sedang Sibuk di ruang makan, disana juga ada Nova, waitress shift
malam yang entah ada urusan apa datang kesini pagi-pagi.

Berkali-kali BQ mengingatkan saya bahwa sarannya hanya sekedar teori.


Tidak ada jaminan bahwa masalah saya akan teratasi, tapi saat ini...
sekecil apapun kemungkinan, selama masih ada cara, maka akan saya
lakukan.

Dan saran BQ itulah yang membawa Saya kesini.....

WARUNG GANDRUNG

Jalanan masih basah, tapi cuaca sudah jauh berubah. Tidak lagi ada
gerimis, pun kabut tebal menghalangi. Baik Saya maupun Pemuda ini
tahu, bahwa waktu kami di Warung ini sudah habis. Sudah banyak yang
Saya ceritakan, sudah banyak yang pemuda ini catat, entah kelak
tulisannya akan jadi pelajaran, atau hanya bersemayam di dalam lemari
kayu, hingga rayap memakan habis isi buku.

SRAK!

Saya membuka terpal yang menutupi bak belakang mobil, memperlihatkan


dengan jelas jam antik yang jadi sebab perbincangan panjang Saya
dengan pemuda ini. Pemuda ini memandanginya dengan sangat antusias,
entah sebagai benda antik, atau sebagai benda angker, hanya dia lah
yang tahu.

"Waaah saya bukan ahli barang-barang antik, tapi saya yakin jam ini
punya nilai jual yang sangat tinggi. Melihat dari jarak sedekat ini,
sama sekali tidak terasa aura mengerikan seperti yang bapak ceritakan"

Ucap pemuda itu. Wajahnya berseri-seri seperti anak kecil yang pertama
kali melihat sirkus. Hanya saja, anak kecil ini cukup cerdas untuk

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 172
tidak menyentuh singa yang ada di depannya. Pemuda ini tidak hanya
mendengarkan cerita Saya, dia juga memahami isinya.

"Membawa benda ini pergi dari Hanggareksa adalah resiko besar buat
bapak, bagaimana kalau sampai mereka tahu?"

"Saya sama sekali tidak berniat menjualnya, Jam ini akan saya bawa ke
tempat seseorang yang mungkin bisa melepaskan kutukannya. Setelah itu
Saya akan mengembalikannya ke tempat semula, tentu saja saya akan
menjelaskan semuanya pada Riska, walaupun harus menanggung resikonya.
Oh ya..... apakah menurut sampean Saya ini seorang maling?"

Tanya Saya pada pemuda ini

"Tidak! Saya juga punya seorang anak, dan Saya akan melakukan hal yang
sama kalau ada di posisi Bapak"

Jawaban pemuda ini membuat Saya lega. Kami tahu! Kami tidak bisa
selamanya berada disini, persahabatan ini harus berakhir di jalur
kemitir. Saya menutup kembali Bak mobil dengan terpal, sementara
pemuda ini bersiap mengenakan helmnya. Kami berdua saling berjabat
tangan, untuk kembali melanjutkan perjalanan masing-masing.

"Oh ya,sampean dari mana mau kemana?"

Tanya saya pada pemuda itu. Pemuda itu tersenyum dari balik helmnya,
lalu menjawab

"Saya dari desa Soko Gede, di Kabupaten sebelah, Saya sedang dalam
perjalanan ke Kota gambir karena ada tugas dari lembaga pak"

"Ah yaaaa! Payah sekali Saya ini, menghabiskan waktu berjam-jam


ngobrol dengan seseorang, tapi sampai sekarang belum tahu siapa
namanya..."

"Ah iya yaaaa, kita belum kenalan hehehe. Kenalkan pak nama Saya
Ahmad"

DANIEL AHMAD

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 173
A MEETING

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 174
A MEETING (PROLOGUE)

Kota Gambir....
Dan semua misterinya....
Gedung tua.... yang mereka sebut RESTORAN
dimana mereka menyantap hangatnya daging, dan menenggak dinginnya
Anggur,
Tanpa mereka sadari, telah menghidangkan peristiwa demi peristiwa,
dimana Takdir mereka adalah bahan utamanya.

Mengemudikan sahabat tua nya, yaitu sebuah mobil pickup renta, Pak
Lukman harus menempuh jalur kemitir, tak hiraukan kondisi mobil yang
sewaktu-waktu bisa membahayakan nyawanya. Karena Pak Lukman harus
pergi, dia harus sampai disana.... demi hidup bahagia, bersama anak
semata wayangnya.

Sementara di Kota seberang.... di sebuah Gedung kosong Fakultas


Ekonomi, tiga remaja sedang berunding, mencari sebuah jawaban yang
akan menentukan nasib mereka sendiri. Dan untuk memulainya, mereka
harus menunggu seorang lagi.

Nova, Sabrina dan Chandra, mereka tahu bahwa gedung yang kosong,
bukanlah tempat yang pas untuk nongkrong. Tapi mereka punya alasan,
adanya rahasia besar yang harus dibicarakan.

KREK

Pintu terbuka, Sandy datang seorang diri, dia terkejut melihat gadis
yang kehadirannya sama sekali tidak Sandy harapkan. Gadis itu adalah
sabrina yang dengan manjanya tersenyum pada Sandy

"Sudah Aku duga..."

Keluh sandi sembari mengusap dahinya. Dia tahu sejak awal, tidak ada
seorang pun yang bisa melarang sabrina, dia sudah terbiasa datang pada
pesta-pesta dimana dia tidak diundang.

Semua tampak tegang kecuali sabrina, dia pun tahu apa yang harus dia
perbuat. Sabrina mempersilahkan semuanya duduk, berkumpul di meja

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 175
tengah yang sudah mereka siapkan Kalau ada orang di ruangan ini yang
terlihat sangat tidak bersahabat, orang itu adalah Sandy. Nova
berusaha melempar senyum ramah, tanda perkenalan dan permintaan maaf,
tapi sandi memalingkan wajah, baginya.... Nova adalah sebuah ancaman.

"Oke.... kita gak perlu berkenalan lagi, karena terakhir kali kita
berkenalan, saya harus merayu dua orang satpam"

Ucap sabrina membuka adegan, Semua yang hadir pun tampak tegang.

"Nova... Chandra... seperti yang kalian tahu, Orang yang duduk di


samping Saya ini, adalah penghuni baru di kontrakan itu. Dan seperti
yang kalian tahu juga, alasan kita berkumpul disini adalah........"

"Apa benar kamu ada di Hanggareksa semalam?"

Sandy memotong perkataan sabrina. Dia merasa basa-basi di saat seperti


ini hanya akan buang-buang waktu. Sandi sudah memendam pertanyaan ini
sejak semalam, dan raut wajahnya kali ini menegaskan bahwa dia akan
mengamuk jika tidak mendapatkan jawabannya.

Sementara Nova..... Jawabannya akan menentukan, kemana arah diskusi


pagi ini

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 176
A MEETING CHAPTER 16

Pertemuan Sandy, Nova, Sabrina dan Chandra terancam berantakan. Sandy


sangat tidak bisa mengontrol emosinya, hingga Sabrina yang bertindak
sebagai mediator pun merasa kewalahan.

"Sebaiknya Kamu dengerin Nova bicara dulu! Baru nanya! Jangan kaya
anak SD ah!"

"Diam! Kemarin Aku sudah coba pakai cara baik-baik, tapi sepertinya Si
Tolol ini lebih suka kekerasan"

Jawab Sandy sambil mengacungkan jari tengahnya pada Chandra. Rupanya


tindakan Sandy sudah menyulut amarah Chandra.

"EH MONYET!! SIAPA YANG ELO BILANG TOLOL?"

"SIAPA LAGI DI RUANGAN INI YANG PUNYA MUKA BLOON?!!"

"ANJENG! ELO NGATAIN GUE!!"

"GUE CUMA NANYA! BEGO! ELO SENDIRI YANG NGERASA"

"WAAAAAH JAMBAN BENER LAH COCOT LHOOOO!"

"SET DAH! KETAHUAN BANGET TUH OTAK ISINYA AIR COMBERAN"

BRUAK

SEKALI LAGI ADA MONYET AMA ORANG BEGO NGERUSUH DI SINI, AKU PASTIIN
DUA-DUANYA PULANG CUMA BAWA SATU BIJI.

Dan.... sepertinya kali ini Sabrina berhasil menghentikan pertikaian


Monyet dan Orang bego, mungkin keduanya sama-sama tidak ingin
kehilangan satu biji.

Sandy dan Chandra kembali tenang, Nova dan Sabrina bisa bernafas lega.
Mereka seperti Ibu-ibu yang sedang membawa anak laki-lakinya ke sebuah
Play Group.

"Nova....mungkin ini terdengar aneh bagi Kamu, Tapi Aku ingin

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 177
memastikan dulu, apakah kita disini sedang berada di jalur yang sama
atau tidak. Tolong jawab pertanyaanku... Apakah benar... Kamu adalah
seorang Waitress di Hanggareksa?"

CIH!!

Sandy berdecak, pertanyaan Sabrina barusan terlalu bertele-tele. Sandy


sudah sangat yakin, Cewe berambut coklat yang ada di hadapannya ini
adalah orang yang sama dengan yang dia temui semalam, dan beberapa
malam sebelumnya.

"Ya! Tadinya sih..... Iya....."

Jawab Nova.

"Tadinya?? Maksud kamu?"

"Dia udah berhenti dari Restoran itu, terhitung sejak hari ini. Masa
gitu aja gak ngerti"

Timpal Chandra

"Eh Suneo! Napa lo yang sewot?"

"Apa Lo? Gue cuma bantu jawab aja"

Lagi-lagi Sandy dan Chandra saling beradu mulut, walaupun tidak


berlangsung lama karena mereka masih ingat dengan ancaman Sabrina.

"Bener gitu?"

Tanya Sabrina, Nova pun mengangguk pelan.

"Bagus lah! Dengan begitu.... Tidak ada yang perlu kamu tutupi lagi,
jangan khawatir! Kami berdua sangat bisa menjaga rahasia"

Nova tersenyum, walaupun dalam hatinya dia masih bingung. Pertanyaan


apa saja yang akan diajukan Sabrina dan Sandy padanya. Lalu....
haruskah dia menjawab nya walaupun itu sebuah rahasia yang harus dia
jaga.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 178
"Nova.... Sudah satu minggu Sandy tinggal tepat di samping
Hanggareksa, dan selama itu, sudah banyak kejadian aneh yang dia
alami. Semua keanehan itu lambat laun menjadi semakin mengerikan. Dan
salah satu penyebab dari peristiwa mengerikan yang dialami Sandy
adalah..... gadis berambut coklat yang memakai seragam Hanggareksa"

Nova amat sangat terkejut. Yang dikatakan Sabrina barusan sama sekali
bukanlah pertanyaan, melainkan sebuah tuduhan. Gadis berambut coklat
dan berseragam karyawan Hanggareksa? Jelas sekali yang Sabrina maksud
adalah dirinya. Nova merasa dirinya hanya akan jadi kambing hitam
disini.

"Jadi.... maksud Kalian.... Aku adalah penyebab semua masalah yang


menimpa Sandy??""

TIDAK SEMUANYA!

Kali ini Sandy yang menjawab. Tidak ada tanda-tanda Sabrina akan
protes, itu artinya Sandy boleh mengambil alih pembicaraan.

"Tanggal 30 desember 20XX, waktu itu sekitar pukul setengah dua belas
malam, Gue pulang belanja, dan memutuskan untuk makan di Hanggareksa.
Restoran itu masih terang benderang, masih sangat ramai walaupun
hampir tengah malam. Gue sempat berpikir untuk membatalkan niat masuk
ke Restoran, tapi Gadis itu...... dengan baik hati membawa Gue ke
satu-satunya meja kosong yang ada saat itu"

Sandy menghentikan ceritanya... Tidak mungkin lagi dia melanjutkan,


sementara Nova masih dengan wajah tanpa dosanya, seolah-olah tidak
tahu apa-apa tentang cerita Sandi barusan.

"SIAL!"

Sandy berdiri dari kursinya, memukul meja dan mendekatkan wajahnya ke


wajah Nova.

"LIHAT!!! LIHAT MUKA GUE!! JANGAN BILANG KALAU ELO SAMA SEKALI GAK
INGAT MUKA INI HAH?!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 179
Nova terhenyak, bingung dan ketakutan. Chandra yang melihatnya segera
bereaksi, tapi kali ini... Nova yang menghalanginya. Nova mencoba
menenangkan dirinya, lalu menjawab pertanyaan Sandy.

"Maafin Aku....... Aku mungkin tidak ingat apa yang kamu ceritakan.
Hari itu Aku memang ada di restoran, tapi....... Hanggareksa selalu
tutup sebelum jam sebelas malam, sedangkan cerita Kamu barusan....."

"Kenapa?? Elo mau bilang Gue bohong?"

"Ummmmm enggak, bukan gitu..... lagian.... Aku cuma menjalankan


tugasku sebagai Waitress, Aku gak ngerti kenapa itu bisa jadi masalah
buat Kamu?"

Damn! Cewe ini bego atau pura-pura amnesia sih?

Itulah yang ada di pikiran Sandy setelah melihat reaksi Nova. Sandy
dan Sabrina saling pandang, karena sepertinya ini tidak semudah yang
mereka pikirkan.

Kali ini Sabrina mencoba menjelaskan apa yang sudah dialami sandi.
Nova terkejut ketika tahu bahwa tidak satupun pelanggan yang ada
disana malam itu adalah manusia, bahkan setelah sandi keluar dari
restoran dan meminta bantuan pada tukang parkir, Hanggareksa mendadak
gelap gulita, tidak lagi ada tanda-tanda sedang buka, seolah-olah
semua yang sandi alami hanyalah ilusi, dan satu-satunya hal yang masih
terasa nyata sampai saat ini adalah

NOVA

"Gak mungkin....... Gak mungkin....."

Nova mulai terlihat panik, bagaimana mungkin dia terlibat dalam


peristiwa yang sangat mengerikan, sementara tidak sedikitpun yang ada
di ingatannya. Apa yang sudah terjadi selama ini? Tidak hanya sekali
dua kali Nova mengalami hal serupa, berada di suatu tempat, melakukan
sesuatu tanpa ingat awal dan akhir nya.

Chandra mencoba menenangkan Sahabatnya yang sudah menunjukkan tanda-


tanda akan menangis. Ah! Pemandangan itu semakin membuat Sandy muak.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 180
Disini.... Sandy adalah korban, lalu kenapa sekarang seolah-olah Sandy
lah tersangka-nya. Sabrina memberi isyarat agar Sandy bersabar.

Terjadi keheningan sesaat, menunggu Nova kembali tenang.

"Maafin Aku..... maafin apapun kesalahanku, maafin semua perbuatanku


yang sudah merugikan Kak Sandy dan Kak Sabrina. Mungkin ini terdengar
seperti sebuah alasan, tapi sejujurnya.... akhir-akhir ini aku sering
melakukan sesuatu tanpa sadar. Kadang tiba-tiba saja aku berada di
suatu tempat, tanpa ingat alasan atau tujuanku ke tempat itu. Tapi....
Aku tidak bisa mengelak, tidak ada Karyawan lain di Hanggareksa yang
memiliki rambut seperti ini, jadi Aku sangat yakin kalau orang yang
Kak Sandy temui adalah Aku... walaupun Aku memang tidak ingat apa-apa"

Jelas sekali Yang diucapkan Nova barusan adalah sebuah pengakuan, tapi
entah kenapa Sandy seperti sama sekali belum dipuaskan. Untuk kesekian
kalinya Sandy bertanya pada Nova.....

"Terus.... semalam? Cewe yang lagi nangis di dalam restoran yang sudah
tutup, cewe yang memanggil-manggil nama gue, cewe yang entah gimana
caranya masuk ke dalam kontrakan Gue, nterus error Gue sampai Gue
kabur dari Kontrakan. Cewe itu...... siapa?"

Nova tidak tahu! Sama sekali tidak tahu. Tapi jauh di lubuk hatinya,
dia yakin bahwa itu adalah dirinya, walaupun apa yang diceritakan
Sandy sangat mustahil untuk dia lakukan. Nova pun menjawab....

"Ya! Itu Aku"

"Dan lagi-lagi Elo gak ingat apa-apa?"

Tanya Sandy, yang disusul oleh anggukan Nova.

Sandy mengangkat kedua tangannya, lalu menggeleng-gelengkan kepala.


Dia sudah tidak lagi bernafsu untuk melanjutkan perbincangan ini.

"Sepertinya kali ini cukup sampai disini, kita bisa bicara lagi kalau
ingatan Kamu sudah pulih"

Ucap Sabrina berniat mengakhiri pertemuan hari ini. Tapi niat Sabrina

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 181
digagalkan oleh Nova.

"Mungkin ada hal lain yang bisa Aku bantu? Anggaplah ini sebagai
permintaan maaf. Karena sebenarnya.... yang mengalamai terror di
Hanggareksa, bukan cuma Kak Sandy, tapi Aku juga!"

Semangat kembali hadir di wajah Sandy dan Sabrina. Walaupun sedikit,


mereka sangat ingin mendengarkan cerita Nova.

"Maksud kamu..... selama bekerja di sana, kamu juga sering mengalami


kejadian yang..... aneh?"

Tanya Sabrina

"Ya! Mungkin tidak se mengerikan apa yang dialami Kak Sandi. Tapi
selama Aku kerja disana.... ada sesosok mahluk halus yang selalu
gangguin Aku. Dia berpakaian serba putih, layaknya seorang Koki. Lalu
wajahnya....... wajahnya hitam legam seperti hangus terbakar. Dia
selalu muncul Di dapur, kamar mandi ruang makan, dan lain-lain.
Tapi... semua itu berakhir berkat keberanian diriku mengusirnya.

"Usir?"

Tanya Sabrina heran. Chandra yang sejak tadi diam, kali ini gelisah
karena Nova menceritakan sesuatu yang tidak diketahuinya. Sementara
Sandy? Dia mulai menerka-nerka.... jangan-jangan Sosok yang dimaksud
Nova adalah penampakan yang sama dengan yang Sandy lihat di dapur. Dan
alasan sosok itu muncul di dapurnya adalah karena Nova mengusirnya.

"Cewe Bloon kaya gini, Ngusir Hantu? Yang benar aja!"

Ucap Sandy dalam hati.

Perbincangan mereka menjadi semakin panjang. Nova tidak lagi canggung


ataupun ragu menceritakan semuanya pada Sandy dan Sabrina. Hingga
tanpa terasa, matahari semakin rendah. Gedung kosong itu tidak mungkin
lagi menampung mereka lebih lama. Saat Nova selesai dengan ceritanya,
mereka berempat pun pulang.

Tidak lupa mereka saling berjabat tangan, dan saling memaafkan. Sandy

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 182
dan Chandra sepertinya sudah terlihat sedikit akrab, walaupun cara
bicara mereka satu sama lainnya masih seperti Monyet dan Orang bego.
Tibalah giliran Sandy berjabat tangan dengan Nova. Walaupun dalam hati
kecil Sandy belum bisa memaafkan Nova, dan masih menganggap bahwa
Gadis ini adalah sumber malapetakanya, tapi Sandy dengan siftat
Gentlemen nya mengajak Nova bersalaman lebih dulu.

Hari yang sama.... Di perjalanan pulang.

"Kamu kenapa sih? Bukannya seharusnya kamu senang karena akhirnya


sedikit misteri terpecahkan"

Tanya Sabrina pada Sandy. Wajah Sandy padam, tidak adaa cahaya
semangat di matanya. Sabrina mulai khawati, lalu memberinya semangat,
tapi itu percuma! Sandy masih saja murung dan ketakutan

"Rin..... barusan Aku dan Nova berjabat tangan, disitu Aku mulai
ngerasa ada yang aneh"

"Apa itu?"

Tanya Sabrina Antusias. Sandy pun menjawab dengan antusias

KEMANA PERGINYA LUKA BAKAR DI TANGAN NOVA???

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 183
A MEETING CHAPTER 17

7 Januari 20XX
23:40 WIB

Malam di pusat kota gambir. Lampu-lampu yang tidak pernah padam,


memberi penerangan pada semua pengunjung yang datang. Alun-alun Gambir
terlalu luas untuk Sandy dan Sabrina saja, tapi ramainya remaja yang
sedang bermain bola basket, tidak mampu mengusir nelangsa di hati
keduanya.

Terutama Sandy...

Pertemuan dengan Nova tidak menyelesaikan apa-apa. Sandy tidak tahu


apa yang sudah terjadi, karena Amnesia yang Nova alami. Dan tidak akan
tahu apa yang akan terjadi, karena Nova sudah bukan bagian dari
Hanggareksa lagi. Untuk marah pada gadis polos seperti Nova, Sandy
tidak sanggup. Karena itu satu-satunya jalan keluar yang Sandy pilih
adalah.... menyerah dan pulang ke kampung, merelakan uang sewa yang
sudah dibayarnya untuk satu tahun kedepan, karena untuk minta ganti
rugi pun Sandy tidak punya cukup alasan.

"Kamu..... serius mau balik besok?"

Tanya Sabrina

"Ya! Aku gak punya alasan buat tetap disini. Aku juga butuh waktu buat
nenangin diri sampai satu minggu ke depan"

"Kali Siji ke Gambir kota itu gak deket lhooo! Kamu masih inget kan
semester kemarin banyak dapat masalah gara-gara sering telat kuliah"

"Hehehe yang seperti itu gak akan terjadi lagi di semester ini.
Gimanapun juga.... Aku harus lulus tepat waktu"

"Ummmmm apa ini ada hubungannya sama Kakak kamu?"

Rupanya pertanyaan terakhir Sabrina sudah membuat suasana hati Sandy


bertambah buruk. Sabrina harus segera mencari cara untuk mengalihkan
pembicaraan. Dan cara yang dia pilih adalah....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 184
"Kamu bisa tinggal di kontrakan ku kok! Tahu sendiri kan kamar di atas
gak ada yang make"

Tawaran Sabrina barusan diucapkan dengan nada yang sangat manja,


membuat Sandy geli mendengarnya.

"WHAAAAAAAAAAAT??"

Mereka pun tertawa, seperti sudah lupa dengan Hanggareksa, karena


memang begitulah seharusnya. Hanggareksa hanyalah sebuah restoran
kecil di ujung sebuah kota besar. Mereka tidak sudi hidup mereka
berubah hanya karena Hanggareksa. Setelah ini, semua akan kembali
seperti dulu, Sandy pun mulai mengerti... bahwa kadang kala....
menyerah adalah hal yang penting.

BEEEEP BEEEEP

Handphone Sandy berbunyi.... hal yang tidak biasa mengingat ini sudah
hampir tengah malam. Terlebih itu adalah panggilan dari nomor yang
tidak dikenal...

"Haloo?"

"Eh Sob, ini gue Chandra... Elo di kontrakan gak?"

"Eh Elo..... Gue lagi di luar nih, napa emangnya?"

"Jadi gini.... Ibunya Nova nelfon Gue, katanya Nova sampai sekarang
belum pulang ke rumah. Ibunya minta tolong Gue buat nyariin dia ke
Restoran. Tadinya sih.... Gue mau ngajak Elo soalnya abis dengerin
cerita Elo sama Nova tadi, jujur Gue jadi takut."

"Nova ada di restoran?"

"Mana Gue tahu... ini aja Gue baru nyampe, ya udah Gue masuk dulu..."

KLIK!

"Nova.... kenapa?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 185
Tanya sabrina yang penasaran karena raut wajah Sandy mendadak berubah

"Nova belum pulang ke rumah sejak tadi siang, dan sekarang Chandra
lagi nyari dia ke restoran"

Jawab Sandy

"Hmmm ini sudah tengah malam, Hanggareksa pasti udah tutup"

Ujar Sabrina

Sandy beranjak bangun dan mengenakan jaketnya dengan tergesa-gesa.


Lalu pergi menuju motornya yang sedang parkir di pinggir jalan, semua
dilakukannya tanpa mempedulikan Sabrina...

"Sandy??? Mau kemana??"

"Tunggu disini!! Kalau lima belas menit lagi Aku gak balik, kamu
pulang sendiri!"

Sabrina bingung melihat gelagat Sandy yang tiba-tiba panik dan


ketakutan.

"Tapi jelasin dulu donk!!! Ada apa sebenarnya?"

Sandy sudah berada di atas motornya, dan siap berangkat kapan saja.
Tapi meninggalkan Sabrina sendirian tengah malam di tempat ini, sama
sekali bukan tindakan lelaki. Kalaupun terpaksa harus Sandy lakukan,
setidaknya dia harus memberi Sabrina penjelasan.

"Sebelum menutup teleponnya barusan, Chandra pamit masuk ke Restoran,


itu artinya Hanggareksa masih buka. Dan seperti yang kamu bilang
barusan...."

INI SUDAH TENGAH MALAM

Sandy melesat bersama motornya, tanpa memberi kesempatan bagi Sabrina


untuk menjawab. Apa yang ada di pikiran Sandy? Bagi seorang perempuan,
sendirian di tempat ini lebih berbahaya dari Hanggareksa, tapi dia

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 186
memilih meninggalkan Sabrina sendiri. Itulah yang ada di otak Sabrina
saat ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 187
A MEETING CHAPTER 18

7 Januari 20XX
23:55 WIB

Sementara itu... di tempat Chandra

Hanggareksa masih terlihat ramai, tidak sebanding dengan area


parkirnya yang sepi. Tidak ada satu kendaraan pun disana, tidak juga
Chandra lihat ada motor milik Nova. Tapi Hanggareksa adalah tempat
yang tepat untuk mencari Nova, mengingat Gadis itu tidak pernah keluar
rumah kecuali untuk kuliah dan bekerja. Lagipula.... apa yang
dikatakan Ibu Nova tadi tidak terdengar seperti sebuah saran, tapi
entah kenapa seolah-olah Ibu nya sudah tahu kalau Nova ada di
Hanggareksa.

Sampailah Chandra di depan pintu masuk utama restoran. Ada perasaan


takut yang tiba-tiba menahan langkahnya, tapi yang dia lakukan ini
demi sahabatnya, demi Nova! Dan itu sudah cukup memberikan sedikit
keberanian, sangat sedikit. Chandra menggunakan keberanian itu untuk
membuka pintu....

KRING

Nova mendengar suara pintu terbuka. Bersamaan dengan matanya yang juga
baru saja terbuka. Nova tidak lagi mempertanyakan apa yang sudah
terjadi, karena sedikit demi sedikit Nova mulai terbiasa dengan
kelainannya ini. Hanya saja.... keadaan Nova kali sangat jauh
berbeda...

"Aaaa apa-apaan ini???"

Nova masih berusaha mencari jawaban, kenapa kaki dan tangannya tidak
bisa digerakkan. Tapi tidak butuh waktu lama bagi Nova untuk menyadari
bahwa....

TUBUHNYA SEDANG TERBARING DI ATAS MEJA DENGAN KEDUA TANGAN DAN KAKINYA
YANG TERIKAT

TOLOOOOOOOOOOOOOOOOOOOONG

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 188
Chandra menoleh, seakan mendengar suara Nova, tapi untuk mencari asal
suara itu di tengah keramaian pengunjung, adalah hal yang tidak mudah.
Chandra menyusuri meja demi meja, tidak satupun dia lihat ada meja
yang kosong, semua meja penuh oleh pelanggan restoran dan tidak
satupun diantaranya adalah Nova.

Sampailah Chandra di depan meja kasir, tapi tidak satu karyawanpun


yang berada di meja panjang itu. Hal ini menyadarkan Chandra bahwa
sejak tadi...

TIDAK ADA SATUPUN KARYAWAN RESTORAN YANG TERLIHAT

TENG...... TENG...... TENG....

Bunyi jam tua di samping meja kasir itu membuat Nova yang sejak tadi
berteriak, menjadi diam. Tidak perlu lagi dia mempertanyakan dimana
sebenarnya posisinya sekarang. Nova tahu persis bahwa dia sedang
berada di Hanggareksa. Jam Tua itu..... dan lampu gantung klasik yang
berada di langit-langit itu... adalah lampu yang sama dengan yang
tergantung di tengah ruang makan restoran. Bedanya....kali ini lampu
gantung itu mati, hanya beberapa lilin di sekeliling Nova yang menjadi
sumber cahaya saat itu.

"Tolooooong..... Mbak Riska???? Oma???? BQ???? Kalian ada disitu??"

Nova tidak lagi bisa membendung air matanya, rasa takut sudah
menguasai tubuhnya yang kaku karena terikat ke meja. Nova melihat ke
sekeliling restoran dengan matanya yang basah,

Sepi..... dan gelap...

CHANDRA

Chandra menoleh kebelakang... setelah beberapa saat memperhatikan jam


tua yang ada di samping meja kasir.....

"HWAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHH!!"

BRUAK

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 189
Tubuhnya terhenyak membentur jam tua itu, manakala Chandra melihat
semua pelanggan yang sejak tadi duduk menikmati hidangan
hanggareksa...

KINI TERKAPAR DI LANTAI, TANPA TERKECUALI

Satu persatu dari mereka mulai muntah darah, cairan merah kental
mewarnai putihnya lantai keramik Hanggareksa, Bau amis yang amat
menyengat mengalahkan aroma hidangan menu restoran.

Rasa takut Chandra semakin tidak terbendung ketika melihat wajah pucat
para pelanggan itu. Dan sekarang... mereka mulai merangkak, pelan...
pelan...... mendekat ke arah Chandra. Pakaian mereka mulai merah
karena menyapu habis darah mereka yang berceceran di lantai.

Merasa dirinya dalam bahaya, Chandra berdiri dengan susah payah, tapi
di saat seperti ini... chandra beruntung tubuhnya masih bisa bergerak.
Dengan nafas yang semakin berat, Chandra melihat ke arah pintu
keluar... jalan menuju ke sana sekarang penuh oleh pelanggan yang
sudah tidak lagi terlihat seperti manusia. Satu-satunya pilihan
Chandra adalah....

"TAIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!! GUE HARUS PERGI DARI SINI! MUNGKIN.....


DIBALIK PINTU ITU ADA JALAN KELUAR"

Chandra berlari ke arah dapur, dan membuka pintunya yang sedang tidak
terkunci

KREK

Nova melihat ke arah dapur... Pintunya terbuka pelan. Samar-samar oleh


cahaya lilin, seseorang keluar dari ruangan tersebut.

Orang itu mengenakan jubah hitam dengan penutup kepala yang hampir
menutupi wajahnya. Tangan kirinya memegang sebuah lilin merah, tangan
kanannya membawa Ember berisi air yang tumpah karena guncangan setiap
kali orang itu berjalan.

Nova menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, berusaha untuk lari dari

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 190
mimpi buruknya ini. Orang berjubah hitam itu semakin dekat dengan
Nova, sementara Nova semakin tidak punya tenaga. Dia pun mulai....

PASRAH

"Pleaseeeee siapapun kamu..... jangan bunuh aku..... jangan bunuh


aku.... Apa salahku sampai kalian perlakukan seperti ini??? Please....
biarin aku pulang...."

Nova memohon pada siapapun yang sedang ada di depannya itu. Cahaya
lilin di sekitar Nova berhasil menerangi wajah orang tersebut yang
ternyata....

SEDANG MENGENAKAN TOPENG BERWARNA PUTIH

Isak tangis Nova semakin menjadi-jadi, ketika orang bertopeng tersebut


mulai melucuti semua pakaian Nova, hingga tidak tersisa sehelai kain
pun. Nova menjadi semakin panik.

Pelan-pelan... sosok bertopeng itu mengeluarkan sebuah kain putih dari


dalam ember berisi air yang dibawanya.....

BYURRRRRRRRRRRRRRRR

Bunyi air terdengar di telinga Chandra. Kali ini dia berhasil masuk ke
dapur, dimana menurutnya jauh lebih aman dibandingkan ruang makan yang
dipenuhi oleh Monster-monster itu. Chandra berjalan pelan,
memperhatikan setiap sudut ruangan, semakin Chandra perhatikan...
semakin dia sadar betapa kuno nya perabotan dan perkakas dapur di
ruangan itu.

BYURRRRRRRRR

Lagi-lagi suara air itu terdengar di dapur, membawa chandra ke depan


pintu kayu lusuh yang berada di ruangan tersebut. Chandra tahu bunyi
air itu bukanlah sebuah kebetulan.... seseorang sedang berada di balik
pintu kayu itu, mungkinkah itu pintu kamar mandi?

Saat ini... Chandra sangat berharap bantuan sekecil apapun dan dari
siapapun, karena sekarang Chandra mulai sadar, bahwa dia sudah salah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 191
masuk restoran...

"Aaa adaaaaa ogggaangg ehm! orrang disitu??????"

Chandra tampak kesulitan bicara, tenggorokannya kering terkuras


bersama dengan keringat yang mengalir deras.

Sayangnya.... alih-alih mendapatkan jawaban, Pintu itu tiba-tiba


terbuka dengan cepat dan menampakkan sosok yang berada di balik pintu
itu.

SOSOK BERBAJU PUTIH DENGAN WAJAH HITAM LEGAM

Siapapun itu, dia tampak sangat marah karena Chandra sudah


mengganggunya.

HWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Lagi-lagi Chandra berteriak histeris, kali ini kakinya yang sudah


tidak terasa itu membawanya keluar dari dapur

KREK

Pintu dapur terbuka lagi. Seseorang keluar dari ruangan itu, orang
yang berpakaian sama dengan yang saat ini sedang berada di samping
Nova. Tubuh Nova yang sedang telanjang itu basah oleh air yang sangat
wangi, Sosok bertopeng putih itu membasuh tubuh Nova dari ujung kaki
sampai lehernya.

"Aaaa apaa sebenernya mau kalian????"

Tanya Nova yang sedang menangis terisak. Sosok bertopeng putih itu pun
pergi, membawa ember berisi air miliknya dan kembali menuju dapur.
Sedangkan kali ini Sosok yang baru saja keluar dari dapur itu
mengganti posisi sosok bertopeng putih.

Yang sedang berada di depan Nova sekarang adalah orang yang berpakaian
sama dengan sebelumnya hanya saja, topeng yang dikenakannya berwarna
hitam.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 192
Nova tidak sanggup lagi menghadapi situasi yang semakin mengerikan
ini. Rasanya semakin lama Nova disini, semakin dia merasa gila. Nova
memjamkan matanya, berdoa dan memanggil Ibunya.

"IBU...... TOLONG NOVA BU.."

CHANDRA.......TOLONG AKU

Chandra masih berdiri kaku.... berusaha mengembalikan irama degup


jantungnya yang semakin tidak karuan. Kali ini dia kembali ke ruang
makan, dan mendapati semua pengunjung itu terkapar di lantai dengan
pakaian yang berlumuran darah, beberapa di antaranya terlihat
menyentuh jam yang ada di samping meja kasir.

"Tuhan..... Apa yang sebenarnya sedang terjadi disini?"

Tidak ada waktu untuk mencari jawabannya, karena sekarang, jalan


menuju pintu keluar itu sudah aman untuk Chandra lewati. Tanpa pikir
panjang, Chandra berjalan tertatih sembari berpegangan pada setiap
meja yang dilewatinya. Kakinya sudah terlalu lemas, bisa berjalan pun
adalah sebuah keberuntungan. Hingga akhirnya sampailah dia di meja
paling tengah, tepat di bawah lampu klasik yang menggantung megah di
langit-langit Hanggareksa.

Lampu yang sama dengan yang saat ini sedang Nova pandangi. Perasaan
putus asa menguasai mereka berdua, dengan lirih Nova dan Chandra
berkata....

"DIMANA KAMU?"

Pandai-pandailah dalam memilih teman curhat, dan jika suatu saat Kamu
tidak tahu siapa yang harus kamu percaya, maka pilihan terbaikmu
adalah "Jangan percaya pada siapapun"

Kata-kata itu terbesit di benak Nova, bersamaan dengan pisau yang


dikeluarkan oleh sosok bertopeng hitam di sampingnya. Sosok itu
mengangkat tinggi tangan kanannya yang memegang pisau..... dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 193
menghujamkannya ke arah nova.....

Nova memejamkan matanya....

IBU

STAK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 194
A MEETING CHAPTER 19

8 Januari 20XX
00:15 WIB

BRMMMMMMMMMMMMMMMM

Suara deru motor memasuki halaman parkir Hanggareksa. Cahaya dari


lampunya menerangi tepat ke sebuah motor yang sudah lebih dulu parkir
di depan restoran.

KREK

Sandy turun dari motornya, meletakkan helm dan memperhatikan


sekitarnya. Halaman parkir yang sepi, pangkalan becak yang tidak
berpenghuni namun nampak jelas ada tiga becak berjejer di depannya.
Pak Kusnadi pun sepertinya sudah pulang karena memang ini sudah lewat
tengah malam, dan yang membuat suasana malam itu semakin mencekam
adalah...

HANGGAREKSA YANG GELAP GULITA

"Ternyata benar... Restoran setan itu udah tutup. Tapi Gue gak lihat
Chandra, apa jangan-jangan......"

Sandy bergegas menghampiri pintu masuk Hanggareksa. Pintu kaca itu


kini tertutup tirai merah, begitu juga dengan semua jendela kaca yang
ada di hanggareksa. Di salah satu jendela terpampang papan kecil
bertuliskan

CLOSE

Sandy berdoa, berharap apa yang ada di balik pintu itu tidak seperti
yang dilihatnya dulu. Dia sudah siap menarik gagang pintu logam yang
terasa sangat dingin di telapak tangannya. Tapi sayangnya....

"SIAL! PINTUNYA DIKUNCI"

Sandy berpikir cepat, mencari ide agar bisa masuk ke dalam. Tapi semua
ide yang terpikir olehnya, adalah sebuah tindakan kriminal. Bak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 195
seorang maling, Sandy berputar-putar mencari celah, kalaupun tidak ada
celah untuk masuk, setidaknya dia menemukan celah untuk mengintip.
Tapi Hasilnya... Nihil. Sandy pun berteriak....

"CHANDRAA!!!!!!!!! NOVA!!!!!!!!!"

Nova membuka kedua matanya, memastikan bahwa dirinya masih berada di


tempat yang sama. Dingin yang menusuk tubuh polosnya, menyadarkan Nova
bahwa dia masih hidup. Dilihatnya Sosok bertopeng hitam yang saat ini
sedang berada di sebelah kakinya, masih Nova ingat beberapa detik yang
lalu orang itu tampak menghujamkan pisaunya ke arah Nova, tapi apa
yang terjadi sekarang tidak seperti yang Nova takutkan.

Si Topeng hitam itu sedang memotong tali yang mengikat kaki Nova,
seketika itu juga Nova menyadari bahwa kedua tangannya sudah bisa
bergerak, dan hal pertama yang dia lakukan adalah menutup bagian
dadanya. Tidak bisa dia bayangkan bila sosok di balik topeng hitam itu
adalah seorang pria.

"Ka.... kamu....?"

Si topeng hitam itu meletakkan pisau kecilnya di depan mulut, yang


menjadi isyarat bahwa Nova tidak seharusnya bicara. Nova terkejut
dengan reaksi Si topeng hitam, dan tanpa banyak tanya lagi, dia pun
menurut.

STAK

Akhirnya terbuka sudah semua ikatan di kaki dan tangan Nova, kali ini
dia menutup rapat daerah pribadinya yang sejak tadi terbuka. Si topeng
hitam itu pun mengerti, segera dia mendekat dan menyelimuti tubuh Nova
dengan jubah hitam yang dikenakannya.

Betapa terkejutnya Nova melihat apa yang ada di balik jubah hitam itu.
Tapi dia sama sekali tidak berani berkomentar, terlepas dari apa yang
sudah dilakukan oleh Si topeng hitam padanya, Nova masih belum yakin
entah dia adalah Kawan, atau Lawan.

Si topeng hitam menoleh ke belakang, ke arah pintu dapur yang


tertutup. Dapat Nova dengar suara gaduh dari ruangan tersebut, suara

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 196
yang sama dengan yang sering Nova dengar saat Resti dan Ratna
menyiapkan pesanan pelanggan. Dan disaat yang bersamaan, terdengar
teriakan yang berasal dari luar restoran...

"NOVAAAAAAAA! CHANDRAAAAAAA! DIMANA KALIAN?"

Mendegar suara itu, si topeng hitam berbisik pada Nova....

"Belum terlambat buat keluar dari sini sekarang, dan pastikan jangan
pernah kembali lagi!"

Nova pun menerima kunci yang diberikan oleh Si topeng hitam, dan
segera turun dari meja. Sebelum melangkah ke pintu, Nova menyempatkan
diri melihat Sosok bertopeng hitam yang masih berdiri di belakangnya.
Dia terlihat panik, berkali-kali melihat ke pintu dapur sembari
memberikan Isyarat pada Nova untuk pergi secepatnya. Banyak sekali
yang ingin Nova tanyakan padanya, tapi saat ini yang terucap dari
mulut Nova hanyalah...

"Terima kasih"

Dan setelahnya... pintu dapur itu pun terbuka, tiga orang berjubah
hitam keluar dari sana. Mereka seperti terkejut melihat Nova tidak
lagi terbaring di meja. Dua orang di antaranya segera berlari mengejar
Nova, dan sosok yang paling besar diantara mereka... perlahan-lahan
mendekati Si topeng hitam. Nova tahu Bahwa ini waktunya untuk pergi...

KREK

Mendengar suara pintu restoran yang terbuka, Sandy yang hampir putus
Asa segera kembali menghampiri orang yang baru saja keluar dari
Hanggareksa dengan langkah gontai. Orang itu adalah...

"Chandra?"

Sandy memapah Chandra yang tidak mampu menopang tubuh lemasnya.


Pandangannya yang kabur, perlahan-lahan mulai jelas melihat keadaan di
luar restoran yang sepi, sunyi, dan sama sekali berbeda dari apa yang
dia lihat di dalam. Chandra memegang pundak Sandy dan meremas jaket
tebalnya...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 197
"Nova...... Nova masih di dalam! Gue bisa dengar suaranya, gue bisa
denger Nova teriak minta tolong. Tapi restoran ini... restoran ini
jauh lebih buruk dari yang Elo ceritain. Gue gak tahu harus gimana
lagi, jangankan mencari Nova, berjalan aja kaki Gue lemes San! Elo
harus masuk, Elo harus temuin Nova... ELO HARUS......"

"CHANDRA!!!"

Teriakan Sandy berhasil menenangkan Chandra yang terlalu panik hingga


tidak bisa diam.

"Lihat baik-baik ke belakang Elo....!"

Chandra menuruti apa kata Sandy, dilihatnya Hanggareksa yang berada di


belakangnya, gelap..... sunyi..... semua jendela tertutup oleh tirai,
tanpa ada satupun tanda-tanda kehidupan. Restoran yang baru saja ramai
oleh erangan pelanggan yang terkapar penuh darah, kini menjadi Sepi
layaknya sebuah pemakaman di tengah kota.

"Ha... hahah... hahaha ssee serius??"

Sandy mengerti bagaimana perasaan Chandra saat ini, dia memapah


Chandra ke motornya dan membiarkan teman barunya itu menenangkan diri.

"Elo tunggu disini! Kalau lima menit kemudian Gue gak keluar dari
Hanggareksa, Elo hubungi Polisi, tapi ingat!! Hanya berikan mereka
Informasi yang bisa dimengerti! OK?"

Chandra mengacungkan jempolnya, pertanda dia mengerti perintah Sandy.

Tanpa basa-basi lagi, Sandy pergi menuju pintu masuk Hanggareksa,


membawa keberanian seadanya, serta teori bahwa Chandra bisa keluar
dari sana, itu artinya Sandy pun bisa masuk lewat pintu yang sama.
Sayangnya... teori Sandy itu tidak lagi diperlukan...

Pintu Hanggareksa terbuka... seseorang berjubah hitam berlari keluar


dari restoran. Jubah yang digunakannya membuat orang itu kesulitan
melangkah, hingga harus tersungkur jatuh...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 198
AAAAAAAAH

Sandy kenal suara itu, juga rambut coklat yang terlihat saat jubah
hitamnya tersingkap. Chandra yang melihat dari jauh pun tidak bisa
menahan diri untuk menghampiri orang itu....

"Nova???? Nova.... Elo gak apa-apa?"

Tanya Sandy, sembari memastikan Gadis malang itu tidak terluka. Betapa
bahagianya Nova karena yang dia lihat kali ini adalah wajah orang yang
dikenalnya, bukan lagi topeng yang mengerikan. Kebahagiaan Nova
mencapai puncaknya, hingga secara spontan dia memeluk Sandy sambil
menangis sesenggukan.

Lalu Chandra? Apapun yang sedang dilihatnya, dia sangat bahagia karena
Nova baik-baik saja. Sementara di seberang sana, pintu Hanggareksa
mulai tertutup, perlahan-lahan menghalangi sosok orang-orang misterius
yang sedang berdiri memandangi Sandy, Nova dan Chandra.

Melihat mereka... Nafsu membunuh Chandra mendadak bangkit, tidak


diragukan lagi merekalah penyebab dari apapun yang terjadi pada Nova
malam ini.

"BIADAAAAAAAAAAAAAAABBBB!!!"

Entah darimana datangnya tenaga Chandra, tubuhnya yang tadi lemas


tiba-tiba berlari cepat menuju pintu masuk Restoran. Rasa takutnya
hilang tertutupi oleh amarah, sayangnya saat Chandra sampai di tempat
tujuan... Pintu hanggareksa sudah tertutup rapat.

BRAK!!! BRAK!! BRAK!!! BRAK!!!!

"BUKA PINTUNYA MONYET!! JANGAN KIRA KALIAN BAKAL SELAMAT SETELAH APA
YANG KALIAN LAKUIN SAMA GUE DAN NOVA!"

Chandra mengamuk, menendang dan memukul Jendela restoran. Sumpah


serapah tidak sedetikpun berhenti dia ucapkan. Nova pun paham, jika
ini terus dibiarkan maka akan memancing keramaian warga di sekitar,
tentu saja Nova tidak ingin orang lain melihat keadaanya saat ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 199
"CHANDRA!! CUKUP!!"

Tidak! Bagi Chandra... ini belum cukup! Dia masih saja mengamuk, tidak
ada yang bisa menghentikannya kecuali tubuhnya yang lagi-lagi mulai
terasa lemas, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh. Sandy dan
Nova membiarkan Chandra, mungkin saja rasa sakit akibat jatuh barusan
bisa meredakan amarahnya yang baru saja berkecamuk.

Malam itu..... tidak ada yang perlu didiskusikan, mereka sepakat untuk
menyimpan semua penjelasan sampai besok hari. Yang harus mereka
pikirkan adalah bagaimana caranya membawa Nova pulang dengan kondisi
pakaiannya sekarang. Pulang bersama Chandra pun bukanlah ide yang
baik.

Akhirnya.... solusi tidak datang dengan sendirinya, dia datang bersama


Sabrina.

BRMMMMMM

Entah motor siapa yang dibawanya, bahkan lengkap dengan helm dan
jaketnya. Tapi karena ini adalah sabrina, jadi mereka semua sudah tahu
jawabannya. Sabrina membantu Nova naik ke motornya..... Atau lebih
tepatnya motor korbannya.

"Nganterin Nova pulang jam segini terlalu beresiko Rin, mendingan kamu
bawa Nova ke kotrakan Kamu dulu, besok baru......."

Kata-kata Sandy cukup sampai disitu. Sabrina masih marah gara-gara


Sandy meninggalkannya sendiri di Alun-alun Gambir, hingga tatapannya
barusan membuat Sandy kehilangan kata-kata. Akhirnya tanpa sepatah
katapun, Sabrina dan Nova meninggalkan Hanggareksa.

"Elo bisa nginep di rumah Gue!"

Chandra menawarkan tempat tinggal sementara pada Sandy

"Heh... di depan mata Elo itu Kontrakan Gue, harusnya Gue yang nawarin
Elo bermalam disana"

"Setelah semua yang Elo ceritain?????? NO! NO! NO! Mending Gue tidur

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 200
di jalanan"

"Ngomong-ngomong.... apa yang harus kita lakukan sama orang-orang yang


ada di dalam Restoran itu?"

"Udah jelas... Ini adalah kasus penculikan, tentu saja kita harus
lapor polisi"

"Gue setuju! Mereka..... mereka orang yang sama dengan yang gue lihat
dari dapur kontrakan"

SEDANG APA KALIAN DISINI????

Empat orang pria datang entah darimana. Lampu jalan menerangi tubuh
mereka yang penuh keringat. Olah raga tengah malam sepertinya bukanlah
alasannya. Chandra mulai bertanya-tanya siapa sebenarnya orang-orang
ini, sementara Sandy yang sudah tahu betul dengan keempat orang itu,
mempertanyakan hal yang berbeda.

"PAK KUSNADI??? BAPAK DARIMANA?"

Tanya Sandy pada Pak Kusnadi dan tiga orang Abang Becak yang datang
bersamanya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 201
A MEETING CHAPTER 20

DI KOTA YANG BERBEDA

8 Januari 20XX
15:00 WIB

"Apa maksud sampean????"

Pak Lukman terlihat sangat marah, hanya saja tidak pada tempatnya.
Pengunjung Toko yang lain terlihat sangat terganggu.

"Maksud Saya.... Kami masih akan mengecek apakah barang ini asli atau
tidak!"

"Saya datang kesini bukan untuk menjual jam itu! Bukannya sudah kita
diskusikan di telepon kemarin?"

"Ya! Saya mengerti, tapi Lora minta kami mengecek dulu apakah barang
yang bapak bawa sudah benar atau tidak, kami tidak mau melakukan hal
yang sia-sia cuma demi benda yang sama sekali tidak ada artinya"

Begitulah percakapan yang terjadi antara Pak Lukman dan penjaga Toko
Kasta Tinggi. Jauh-jauh dia membawa jam itu pergi bukanlah untuk
bertemu penjaga toko ini, tapi untuk berdiskusi dengan Lora. Tapi
sepertinya Lora masih dalam perjalanan pulang dari luar kota.

"Atau begini saja.... bapak bisa tinggalkan Jam itu disini, nanti
kalau sudah selesai, pasti kami hubungi lagi"

Pak Lukman tidak punya pilihan lain selain menerima saran dari penjaga
toko tersebut, walaupun itu artinya dia harus pulang ke Kota Gambir
dengan tangan kosong.

Duduk di depan Toko, menikmati sebatang rokok seraya memikirkan


nasibnya ke depan. Masih teringat jelas saran dari BQ....

Kalau Bapak harus membawa Benda itu pergi dari sini.... maka lakukan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 202
dengan sembunyi-sembunyi

Tapi Sayangnya.... Pak Lukman terlalu jujur untuk melakukannya, tidak


mungkin baginya untuk mencuri, tidak pada orang yang sudah memberikan
banyak jasa padanya. Akhirnya.... berkat kejujurannya tersebut, Pak
Lukman berhasil membawa Jam antik Hanggareksa setelah meminta ijin
pada Oma.

Adapun hasilnya...... sepertinya dia harus menunggu lebih lama, dan


tentu saja itu bukanlah solusi yang dicarinya. Anak semata wayangnya
tidak mungkin pulang ke rumah selama Terror dari perempuan berambut
putih itu masih mengikutinya, sementara disini.... Dia harus duduk
santai menunggu kedatangan seseorang yang mungkin bisa membantunya
keluar dari masalah ini.

"Tidak! Itu sama sekali bukan ide yang bagus....."

Gumam Pak Lukman yang sedang hanyut dalam diskusi batinnya sendiri.
Jalan buntu sedang dihadapinya, hingga dengan terpaksa dia harus
mempertimbangkan sebuah solusi yang sangat dibencinya.

"Mungkin....... sudah saatnya anak itu bertemu dengan Ibunya"

GAMBIR

8 Januari 20XX
23:30 WIB

BEEEEEEEEEEP BEEEEEEEEEP

"Ummmmm Halo???"
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..... Kampreeeet!"
"Waalaikumsalam, ummmm Bang Danil?"
"Iyalah ini Saya!!!! Buruan buka pintunya!! Saya udah gak tahan pengen
istirahat gara-gara kejebak hujan di jalur Kemitir"
"Eh?? Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Ya ampuuuuuuuuuuuun Gue lupa Bang...."

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 203
"Lhaaaaaaaaaa??? Ya udah buruan bukain pintu!!"
"Ummm masalahnya sekarang Gue lagi di rumah Bang, di Kali Siji"
"APAAAAAAAAAAAAA? Terus Saya gimana nih, mana udah setengah dua belas
lagi!"
"Tenaaaaang....... tenaaaaaaaaang.... Kuncinya Gue tinggal di atas
pintu, diikat ke paku biar gak jatuh ke bawah"
"Beneran tuh? Tapi Saya kan gak enak masuk kontrakan Kamu
sendirian...."
"Alaaaaah pake aja Bang, anggap aja rumah sendiri"
"Bener ya!!"
"Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
"Ok lah, Saya makan dulu kalau gitu, makasih sebelumnya..."
"........................"
"Bang.......???"
"Apa?"

ELO MAKAN DIMANA BANG?

END OF APPETIZER

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 204
MAIN COURSE

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 205
THE JOKER

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 206
THE JOKER CHAPTER 1
Manusia.....
Kita selalu tertarik pada hal-hal yang tidak kita ketahui
Pada sesuatu yang tidak pernah kita lihat, namun kita percaya
keberadaannya
Pada sesuatu yang orang lain lihat, namun kita percaya semua ceritanya

Sayangnya.....
Kita punya beragam definisi tentang adanya mahluk halus
Semua itu karena kultur, budaya, dan ajaran agama kita yang berbeda
Mereka yang bisa melihat, seringkali bercerita dengan bangga
Mereka yang pernah melihat, seringkali bercerita dengan gagah
Sedangkan mereka yang tanpa sengaja melihat, memilih untuk diam dalam
ketakukan.

Apapun yang kita alami.....


Apapun yang kita ceritakan....
Orang lain hanya punya dua pilihan....

PERCAYA... ATAU TIDAK......

Sebelum mereka......

MENGALAMINYA SENDIRI

Ini terjadi di Tahun pertama Saya mulai menjadi Guru. Tugas dari
lembaga membawa Saya ke sebuah Hunian sederhana, namun Kaya akan
peristiwa. Tidak pernah terpikir bahwa Saya akan terlibat dalam
peritiwa puluhan tahun silam, hanya dengan mendiami sebuah Rumah kecil
di ujung perbatasan Kota kelahiran.

Menceritakannya pada sahabat dekat, hanyalah buang-buang waktu. Karena


bagi mereka.... Semua yang tabu, akan menjadi lucu, bila itu keluar
dari mulut Saya.

Tapi Saya tahu! Mereka di luar sana.... yang pernah berada dalam
situasi yang sama..... mengerti dan memahami, apa yang pernah Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 207
alami.

8 Januari 20XX
23:50

Harusnya.... Saya mendengarkan nasehat Sandy agar tidak makan


disini.......

Tapi perjalanan jauh diselingi dengan berkali-kali berteduh, membuat


stamina di tubuh ini pun runtuh. Untuk apa Saya harus berjalan lebih
jauh demi mencari makan, sementara Restoran di samping Saya masih
bersedia menerima pelanggan?

Pertanyaan itu terjawab manakala Saya mulai menyadari, ada yang tidak
beres dengan Restoran ini. Entah kenapa keramaian di restoran ini
berangsur-angsur sepi, setiap kali saya berkedip.

Bapak berdasi di samping Saya, bersama seorang wanita Cantik dengan


gaun mewah. Terlihat Sangat romantis dengan bunga mawar merah di
tengah meja. Hal yang tidak akan pernah Saya lakukan bersama dengan
Istri di rumah,

Tapi itu Satu menit yang lalu.....

Di belakang Saya..... Wanita bergaun biru sedang bermain-main dengan


buah anggur di bibir merahnya, sementara lelaki yang duduk bersamanya
sedang sibuk memperhatikan menu restoran. Mungkin seperti inilah
kencan orang-orang di Kota, yang tidak akan pernah dicapai dengan uang
saku orang desa..

Tapi itu tiga puluh detik yang lalu....

Di depan Saya.... Seorang Ibu sedang fokus pada cermin kecil yang
dibawanya, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, sementara matanya
masih tertuju pada cermin di tangan kanannya. Memperbaiki Make up di
meja makan, walupun berdandan ala wanita kota, tapi yang dilakukannya
terlihat sangat kampungan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 208
Tapi itu beberapa detik yang lalu....

Dan sekarang......

Restoran ini mulai sepi, Keramaian pelanggan satu persatu hilang


dengan cara yang tidak wajar. Masih dapat Saya lihat dua anak kecil
kejar-kejaran, membuat gaduh adalah lumrah bagi anak seumuran mereka,
kecuali saat ini Saya sama sekali tidak mendengar langkah kakinya.

Harusnya.... Saya mendengarkan nasehat Sandy agar tidak makan


disini........

Sudah cukup lama Saya duduk disini, tapi belum juga dilayani. Pelayan
yang tadi mengangguk ketika Saya melambaikan tangan, tidak juga datang
menghampiri meja. Dia masih di meja kasir, duduk tenang menatap Saya.
Dan setiap kali Saya melambaikan tangan, perempuan pucat itu hanya
membalas dengan senyuman.

Setelah semua keanehan di restoran ini, bodoh jika Saya pergi dan
menghampiri. Lalu bersamaan dengan hilangnya pelanggan terakhir,
hilang pula nafsu makan Saya. Ini adalah pertanda, bahwa Saya harus
segera pergi dari sini.

Saya bangkit, berharap tidak akan pernah duduk di sini lagi. Sembari
membawa Ransel besar berisi perlengkapan menginap selama satu minggu,
Saya berjalan ke pintu masuk tanpa sekali pun menoleh ke belakang.
Walau demikian, saya masih bisa merasakan.... perempuan itu masih
tersenyum melihat kepergian Saya.

KRAK

Akhirnya..... serasa kembali ke dunia Nyata. Di luar sini.... Udara


terasa sangat dingin, atau mungkin.... di dalam restoran lah yang
terasa sangat panas. Tempat parkir sudah sepi, hanya kucing liar di
tempat sampah, dengan matanya yang menyala, menatap saya curiga,
seakan penuh tanya, "Sedang apa disana??"

YA? SEDANG APA SAYA DISINI?

Baru saja saya menoleh ke belakang, ke restoran kecil yang baru saja

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 209
saya tinggalkan. Kalian tidak akan percaya apa yang saya lihat,
restoran itu mendadak gelap, ramainya pengunjung dan nyala terang
lampu restoran, tidak lagi terlihat.

"Astaghfirullah......."

Saya sudah terbiasa keluar masuk toilet angker di asrama pesantren,


Saya mampu melalui angkernya kuburan Lindung tiap kali pulang lembur,
tapi untuk mengalami kejadian seperti ini di Kota besar, sama sekali
tidak Saya harapkan.

Pintu restoran itu tertutup rapat, papan putih dengan tulisan merah
berbunyi "CLOSE" menggantung di salah satu jendela kacanya. Saya tidak
sudi berdiam lebih lama disini, lebih baik Saya pergi menyelamatkan
diri.

TAPI KEMANA??

Kontrakan kecil yang diabaikan pemiliknya? Yang berada tepat di


samping Restoran Angker? Sungguh itu adalah tempat terburuk untuk
melarikan diri. Tapi di Kota ini..... Saya tidak punya pilihan lain,
walaupun selama satu minggu, Saya harus hidup bertetangga dengan
penghuni dari dunia lain.

KREK

Meletakkan kunci rumah di atas pintu untuk bepergian jauh adalah hal
yang tidak wajar, entah Sandy sedang terburu-buru, atau memang sudah
tidak peduli pada barang-barangnya di rumah ini.

Usai memasukkan motor yang sejak tadi parkir di depan kontrakan, Saya
menutup pintu dan mondar-mandir sejenak untuk beradaptasi dengan
kontrakan yang akan Saya tempati selama satu minggu kedepan. Ada
sebuah kamar di lantai bawah yang terkunci rapat, sebagai tamu Saya
tidak boleh penasaran dengan isinya, bisa jadi itu adalah privasi
sandy.

Di sebelah ruang tamu adalah ruangan besar yang gelap gulita. Saya
harus mengandalkan lampu Handphone, karena lampu ruangan ini tidak
bisa nyala. Cahaya handphone menerangi dari ujung ke ujung ruangan,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 210
saya bisa menerjemahkan apa yang saya lihat,

"Ini adalah dapur"

KKRAK

Tiba-tiba kaki Saya menginjak sesuatu, benda berwarna hitam yang


tergeletak dilantai, yang ternyata adalah Handy Cam.

"Ngapain tuh anak ninggalin Handy Camnya di lantai dapur?"

Tidak ada prasangka apapun di kepala Saya saat itu. Saya masih lelah
dan belum pulih dari trauma, tapi Saya sempatkan untuk membereskan
dapur yang berantakan. Panci dan beberapa perkakasnya masih sangat
bersih seperti tidak pernah digunakan, saat saya berniat memasukkannya
ke dalam lemari Kayu di sudut dapur, ternyata lemari itu terkunci
rapat.

Akhirnya Saya membiarkannya tertata rapi di samping kompor. Setelah


selesai menjadi tamu yang baik, Saya pergi ke lantai dua, dimana kamar
Sandy berada. Saya letakkan Handy Cam nya di samping laptop, dan
bersiap untuk berbenah diri, lalu kemudian tidur.

Terlepas dari apa yang Saya alami hari ini, Saya masih berharap hari-
hari di kontrakan ini, bisa jadi menyenangkan.

SEMOGA SAJA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 211
THE JOKER CHAPTER 2
9 Januari 20XX
09:00

SMKN 2 GAMBIR

Pembukaan Diklat berlangsung meriah, senyum semangat para peserta


calon asesor adalah hal biasa, mengingat ini masih hari pertama. Ya!
Semua akan berubah pada waktunya, saat mereka mulai sadar, untuk lulus
dalam diklat ini butuh lebih dari sekedar semangat, apalagi sekedar
senyuman.

Berkenalan dengan delegasi dari sekolah lain, secara tidak langsung


membuka wawasan Saya tentang bagaimana cara mereka mendidik murid-
muridnya. Masing-masing punya metode tersendiri, masing-masing saling
berbagi solusi, dan saat tiba giliran Saya berbagi, mereka semua diam
dengan satu ekspresi

KAGET

Mereka tidak habis pikir dengan apa yang baru saja Saya ceritakan,
bahwa...

"Saya adalah guru yang setiap awal pertemuan selalu memberikan


kesepakatan pada murid"

Pertama.... Saya tidak akan pernah memberikan tugas, ataupun pekerjaan


rumah
Kedua... Saya tidak akan pernah memberikan nilai dibawah standar
kelulusan
Ketiga.... Poin pertama dan kedua hanya berlaku bagi mereka yang dalam
satu semester, hanya memiliki maksimal tiga kali Alpa"

Mendengar itu.... guru-guru ini pun protes, menceramahi Saya tentang


pentingnya tugas, pentingnya penilaian yang objektif dan bla-bla-
bla.... Saya hanya menanggapinya dengan tersenyum geli.

Ruang diklat mendadak sepi, karena kedua narasumber sudah datang.


Semua peserta duduk di tempat yang sudah disediakan, begitupun Saya
dan seorang guru yang kebetulan satu meja dengan Saya. Saya ingin

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 212
memulai hari pertama dengan mencari sahabat, karena jikalau ada yang
tidak saya mengerti, Saya tahu kemana harus minta pertolongan,
Akhirnya saya mengajak guru ini berkenalan...

"Dari SMK mana Pak?"

Tanya Saya ramah

"SMK Galuhan"

Jawab bapak itu ketus..

Usianya tidak jauh lebih tua dari Saya, tapi gengsinya tinggi sekali!
Tidak hanya menjawab ketus, bapak ini juga mengabaikan tangan Saya
yang sedari tadi mengajaknya bersalaman. Akhirnya target untuk
mendapatkan teman di hari pertama pun sirna, karena mendadak..... Saya
punya musuh.

11:00 WIB

Dua jam pun berlalu, dan senyum semangat peserta pun mulai layu. Nara
sumber yang sudah berumur, membuat kami harus memperhatikan dengan
seksama setiap kata yang keluar dari mulutnya. Dan butuh tenaga ekstra
untuk bisa mencerna suaranya sangat amat hemat.

Disaat Saya fokus memperhatikan petuah kakek narasumber itu, tiba-tiba


Bapak ketus disamping Saya mengundang Saya untuk masuk dalam
percakapannya....

"Bapak..... sekolah bapak ngasih ongkos buat nginap di hotel gak?"

Tanya bapak ketus itu

"Enggak lah pak, uang transport Saya aja pas-pasan, maklum sekolah
kecil"

Jawab Saya, walaupun sedikit jengkel karena orang ini sudah mengganggu
konsentrasi.

"Terus bapak nginap dimana???"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 213
"Di Kontrakan teman..... soalnya penginapan yang disediakan panitia
kurang cocok buat saya, berhubung Saya punya teman di Kota ini, jadi
sekalian saja Saya numpang, emang kenapa pak?"

Bapak ketus yang mendadak jadi ramah ini pun menceritakan keluh
kesahnya, dimana dia merasa penginapan yang disediakan panitia untuk
peserta diklat sangat tidak layak. Tidur lesehan bersama peserta lain
di ruang kelas sangat bertentangan dengan yang dia sebut PRIVASI.

Merasa bernasib sama, dan mengerti apa yang bapak ini rasakan, Saya
pun menawari nya untuk menginap di kontrakan Sandy. Tapi.... Bapak ini
menolak

16:00 WIB

"Mari masuk Pak"

Ujar Saya mempersilahkan Pak Samsol masuk ke dalam Kontrakan. Ya! Pak
samsol adalah guru ketus yang Saya temui hari ini, terlepas dari
mantapnya dia menolak tawaran Saya, ternyata semua hanyalah basa-basi
belaka. Tidak hanya memboncengnya ke kontrakan, Saya bahkan harus
membawakan barang-barangnya yang dikemas dalam dua buah Ransel besar.

Tidak butuh waktu lama bagi saya mengenalkan Pak Samsol pada tempat
tinggal barunya, karena Kontrakan Sandysama sekali tidak besar. Pak
Samsol pamit untuk mandi, sementara Saya merebahkan diri di kamar.
Sudah berkali-kali Saya coba hubungi Sandy, karena bagaimanapun ini
adalah Kontrakan nya, dan dia wajib tahu siapa yang Saya bawa.

Anehnya.... Sandy sama sekali tidak bisa dihubungi, bahkan sejak


percakapan terkahir kami semalam, nomornya tidak lagi aktif hingga
sore ini.

"Kampreeet! Padahal ada yang harus Saya bicarakan! Bukan hanya tentang
Pak Samsol, tapi juga tentang...."

HANGGAREKSA

Mulai muncul curiga di benak Saya, bisa jadi kepulangan Sandy ke

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 214
kampung meninggalkan kontrakan yang baru satu minggu dihuninya ini ada
sangkut pautnya dengan apa yang Saya alami semalam. Selama satu minggu
disini, sangat besar kemungkinan bahwa Sandy pernah mengunjungi
restoran sebelah, dan mengalami kejadian yang kurang lebih sama dengan
apa yang Saya alami.

"Aaah! Bodo amat! Saya cuma Satu minggu disini, dan itu adalah waktu
yang singkat untuk merasa takut"

Setidaknya.... itulah yang ada di pikiran Saya

UNTUK SAAT INI

16:30 WIB

Sudah lebih tiga puluh menit Saya berdiam diri di kamar ini, sementara
teman sekamar Saya masih belum hengkang dari kamar mandi. Setengah jam
adalah waktu yang sangat lama untuk mandi-nya seorang laki-laki,
kecuali ada hal lain yang dia kerjakan yang sama sekali tidak ingin
saya bayangkan.

"Ya Allah! Mana Saya belum Sholat lagi"

Saya beranjak bangun, mengacak-acak lemari, dan mencari keseluruh


kamar tapi tidak satupun Saya temukan sajadah, sarung, ataupun Al-
Quran.

"Sebenarnya, Sandy itu sholat apa enggak sih??"

Entah ide gila apa yang membuat Saya membuka Ransel milik Pak Samsol,
berharap menemukan sajadah atau alat Sholat yang bisa saya gunakan.
Tapi Sialnya......

SRTTTTTTTTTTTTTTTTT

Saya bergegas menutup kembali Ransel besar berwarna kuning dan merah
itu, mengambil tempat di sudut kamar, untuk duduk dan memikirkan nasib
saya selama tujuh hari kedepan. Nasib sial apa yang membawa Saya ke
kota ini, untuk tinggal di samping sebuah restoran angker, dan satu
atap dengan seorang manusia angker.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 215
Saya harus waspada.... karena apa yang Saya lihat barusan, bukanlah
sesuatu yang normal. Pakaian dalam wanita, perlengkapan makeup dan
juga Wig berbagai model dan warna. Semua adalah barang yang tidak
sepantasnya berada di tas seorang pria. Dan yang lebih mengejutkan
lagi.......

SAYA MELIHAT FOTO PAK SAMSOL SEDANG BERDANDAN SEPERTI WANITA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 216
THE JOKER CHAPTER 3
9 Januari 20XX
23:00

Jadwal Diklat besok sangatlah padat, pukul tujuh semua peserta harus
sudah merapat. Tapi disini.... Saya masih belum bisa memejamkan mata,
bukan karena insomnia tapi karena jarak tidur kami yang semakin dekat.

Sempat terjadi perdebatan tentang siapa yang akan tidur di atas, dan
siapa di bawah. Dan saya memutuskan untuk mengalah, karena Saya tahu
betapa berbahaya nya teman sekamar Saya ini. Pak Samsol memilih tidur
di atas, sementara Saya mengambil tempat yang jauh dari jangkauannya.

Tapi.....Sejak kapan Pak Samsol ada di bawah???????

Sial! Mendengar suara nafasnya di belakang saya, membuat Saya merasa


seperti perawan yang sedang terancam. Saya tidak akan bisa tidur
dengan situasi yang mencekam ini. Akhirnya Saya memutuskan untuk
bangun, dan pergi menyelamatkan diri.

Saya berjalan menuruni tangga...

Sampailah Saya di ruang tamu, dimana motor Saya berada. masih ada
cukup ruang untuk sebuah karpet, walaupun punggung ini harus beradu
dengan lantai yang dingin, tapi setidaknya disini saya merasa aman.

BZZZZZZZZZZZ

Mata saya baru saja terpejam, mendadak silau oleh sebuah cahaya.
Memaksa saya untuk bangun, dan melihat ke ruangan dapur yang sekarang
terang benderang.

"Lampunya nyala sendiri?"

Tanpa rasa takut, saya melangkah ke dapur, Sekilas tidak ada yang aneh
dari ruangan ini, semua normal, aman dan terkendali, kecuali lampu
nya.

KLEK! KLAK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 217
Lampu yang kemarin malam tidak bisa Saya hidupkan, kali ini tidak bisa
Saya matikan. Mungkin saja ada kabel yang konslet, karena lampu di
dapur ini memang terlihat kotor dan berdebu, seperti sudah lama sekali
tidak tersentuh. Saat Saya berpikir bahwa lampu tua itu adalah satu-
satunya hal yang tidak normal di dapur ini, Saya justru baru menyadari
adanya panci di atas kompor.

Masih jelas di ingatan saya, semua benda yang kemarin malam


berantakan, sudah saya letakkan di tempatnya masing-masing. Jadi
keberadaan Panci di atas kompor ini, menimbulkan tanda tanya seram di
kepala Saya....

"Apakah seseorang sudah memindahkannya? Mungkinkah Pak Samsol? Ya!


Pasti mahluk dua dimensi itu yang melakukannya"

Pikir Saya dalam hati.

Saya meraih pegangan panci, berniat meletakkannya ke tempat semula

TRENGGGGGGGGG

Saya meniup jari tangan, berusaha menghilangkan rasa panasnya. Rasa


panas yang saya dapat, Saat menyentuh panci barusan.

"Giiiiii gilaaaaa......."

Cara saya memandang dapur ini mulai berubah, dan semakin berubah
manakala Saya menyadari adanya lubang ventilasi di atas kompor. Bukan
Saya tidak memperhatikan, tapi Saya baru saja sadar apa yang ada di
balik lubang ventilasi itu.

"Dapur ini.... terhubung sama restoran setan sebelah, dan panci


itu..... apa-apaan panci itu?? Panas sekali.... seperti baru saja
digunakan, tapi siapa????"

KREKKKKKkk......

Sepertinya Saya harus berhenti bertanya, karena baru saja lemari itu
memberikan jawabannya. Pintunya terbuka pelan, suara gesekan dari
kayunya yang sudah tua, seperti sedang menertawakan Saya. Tidak ada

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 218
apapun di dalam lemari itu, tapi justru itulah yang membuat lemari tua
itu semakin mengerikan.

Untuk apa Sandy mengunci lemari yang tidak ada isinya? Dan bagaimana
bisa pintunya terbuka sendiri?

BZZZZZZZZZZZZZZ

"Astaghfirullah......."

Saya berlari, menaiki tangga menuju lantai dua. Berlari dari apapun
yang ada di samping lemari kosong itu. Tidak jelas bagaimana rupanya,
tapi berdiri dengan dua kaki adalah ciri-ciri manusia, hanya
saja......

MANA ADA MANUSIA SEHITAM ITU

KREK!

Saya berdoa... semua doa yang saya hafal. Berharap setan itu tidak
mengejar Saya sampai ke kamar. Ini bukan kali pertama Saya melihat
penampakan, tapi mata Saya tetap tidak bisa terbiasa dengan wujud
mereka. Sekarang Saya tahu kenapa Sandy pergi, dia tahu ada yang tidak
beres dengan Kontrakan ini, dan kalau perkiraan Saya benar, semua ini
pasti ada hubungannya dengan Hanggareksa.

"Huffff"

Saya bisa bernafas lega, walaupun untuk beberapa detik Saja. Setan itu
membuat Saya lupa satu hal, bahwa ada satu lagi mahluk seram di
kontrakan ini. Dan sekarang.......

Dia sedang tidur telanjang dada, dan memegang sarung saya.

HWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 219
THE JOKER CHAPTER 4
10 Januari 20XX
06.00 WIB

Ini masih sangat pagi untuk memulai diskusi, tapi kalau tidak begini,
kejadian semalam pasti terulang lagi.

"Disini Saya tuan rumahnya! Jadi semua aturan yang Saya buat, harus
Kamu patuhi, ngerti?"

Tegas Saya pada Samsol yang manyun-manyun sendiri sambil memegang pipi
kanannya. Menendang kepala orang memang bukanlah tindakan terpuji,
tapi menyingkap sarung orang lain itu lebih tidak terpuji lagi,
terlebih jika didasari dengan maksud dan tujuan terselebung.

"Hu'um"

Jawab Samsol

"NGERTI???"

"Iyaaaa ngertiii... ngertiiiiii...... tapi gak pake nendang pipi juga


kaleeee"

Jawab Samsol masih dengan logat flamboyannya.

Sebenarnya, fisik orang ini sama sekali tidak memungkinkan untuk


bertingkah seperti banci Tubuhnya yang kekar, kumis halus yang tumbuh
jarang-jarang, rambut tipis yang mulai terlihat botak, jerawat yang
tidak bisa dihitung oleh jari, dan masih banyak lagi ketidak serasian
antara penampilan dan gayanya yang flamboyan.

Kami lanjut membuat kesepakatan, diantaranya tentang siapa yang akan


tidur di atas, dan siapa yang dibawah. Siapa yang punya tanggung jawab
memasak, dan siapa petugas kebersihan. Saya harus membuat batasan yang
sangat jelas juga aturan yang sangat tegas, karena celah sekecil
apapun, bisa berakibat FATAL

07.30 WIB

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 220
Akhirnya kami berdua siap berangkat. Sambil menunggu mesin motor
dipanaskan, Saya sempatkan melihat-lihat keadaan sekitar. Daerah ini
bisa dibilang sepi untuk sebuah pertigaan di kota besar, mungkin
karena berada di area perbatasan, jadi pemukiman penduduk tidak banyak
terlihat.

Sudah mulai ada aktifitas di restoran sebelah, ada tiga mobil dan satu
motor di area parkirnya. Dan yang membuat mata saya tidak segera
berpaling pandang adalah..... Mobil pick up yang parkir tepat di depan
pintu masuk.

"Itu.... bukannya mobil Pak sopir yang Saya temui kemarin? Atau....
cuma kebetulan mirip?"

Mobil seperti itu, adalah tipe yang jarang sekali terlihat di kota
besar. Melihatnya sedang parkir di depan Hanggareksa, pasti bukanlah
sebuah kebetulan.

"Tunggu! HANGGAREKSA???"

Tentu saja nama itu pernah Saya dengar sebelumnya, kalau dugaan Saya
benar, itu artinya.....restoran ini adalah restoran yang diceritakan
Pak supir di Warung Gandrung itu.

"Hayuuuuu. Aku udah siap nih"

Samsol keluar dari kontrakan, pemandangan yang tidak hanya membuyarkan


konsentrasi saya, tapi juga membuat penyakit magh saya kambuh. Jaket
berwarna kuning bergaris pink dengan gambar Nyan Cat, bukanlah fashion
yang pantas dipakai laki-laki seumuran Samsol.

"Mmm mahluk ini.... Gaya dan muka nyaaa.... benar-benar tidak sinkron"

Sepertinya mulai sekarang Saya harus membiasakan diri dengan keadaan


ini, karena kalau tidak..... Saya bisa pulang kampung dengan membawa
penyakit jantung. Akhirnya.... saat motor Saya sudah siap dikendarai,
muncul masalah baru yang sangat serius.

SIAPA YANG AKAN MENGEMUDI?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 221
Saat ini, depan dan belakang adalah pilihan yang sama-sama berbahaya,
dan karena harus memilih.... Saya memilih yang tidak membahayakan
nyawa....

"Kamu yang nyetir!"

Perintah Saya, sambil memberikan kunci motor pada Samsol, dan kami
berdua pun berangkat.

12.30 WIB

Kegiatan harus berhenti sejenak, para peserta diberi kesempatan untuk


istirahat, sholat dan makan. Saya manfaatkan waktu luang ini untuk
bersantai di dalam ruang diklat yang sepi. Sayangnya.... niat untuk
mendengarkan lagu-lagu kesayangan pun gagal, karena salah seorang guru
mengajak Saya bicara.

"Maaf pak, sampean guru mata pelajaran apa ya?"

Tanya bapak berkopiah hitam itu.

"Saya guru Multimedia pak, bapak sendiri?"

"Saya guru Akuntasi Pak"

Pertemuan saya dengan Pak Guru bernama "Rofiq" ini, seperti pertemuan
dua perantau yang berasal dari kampung yang sama. Karena kami berdua
sama-sama dari pesantren. Kami saling berbagi pengalaman, dan
mendengarkan keluh kesah satu sama lain. Itu hal yang wajar, mengingat
banyak hal unik di pesantren yang tidak dimiliki oleh sekolah luar,
salah satunya adalah....

Siswa ke sekolah menggunakan sendal.

Entah apa pemicunya, perbincangan kami sampai pada tema spiritual. Pak
Rofiq mengeluhkan kondisi penginapan yang disediakan oleh panitia,
karena baru malam pertama saja... sudah ada orang yang kesurupan. Saya
mendengarkan dengan seksama, karena bagi saya tema seperti ini sangat
menggugah selera..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 222
Jadi ceritanya......

Tengah malam tadi.... Salah seorang peserta bernama "Pak Rizki" yang
sedang kembali dari mushallah untuk sholat tahajjud, melihat seseorang
berdiri di tengah aula sekolah. Karena ruang Aula yang gelap, Pak
Rizki tidak segera mengenalinya. Orang itu menyadari kehadiran Pak
Rizki lalu melihat ke arahnya. Dari situ Pak Rizki tahu kalau orang
itu adalah "Bu Minah" yang juga seorang peserta diklat.

Ibu itu mengenakan daster, yang berarti dia baru saja bangun tidur.
Merasa heran dengan apa yang sedang dilakukan Bu Minah, Pak Rizki
mendekatinya sebelum akhirnya langkah Pak Rizki berhenti karena tiba-
tiba Bu Minah memutar-mutar kepalanya. Awalnya itu dilakukan dengan
sangat pelan, tapi lama-kelamaan semakin cepat dan disertai teriakan
Laki-laki yang keluar dari mulut Bu Minah.

Pak Rizki segera berlari ke ruang penginapan dan membangunkan peserta


yang lain. Beberapa menit kemudian, Ruang Aula ramai oleh kerumunan
peserta, sementara Bu Minah baru kembali Sadar lima belas menit
setelahnya.

Karena kejadian itu.... Banyak peserta yang memilih menginap di hotel,


terutama Ibu-ibu

"Eeee busyeeet, Itu Bu minah kerasukan Jin metal kali ya?"

Respon kocak saya berhasil memancing tawa kami berdua. Tidak butuh
waktu lama, Saya dan Pak Rofiq menjadi akrab, walaupun sebelumnya Saya
harus memastikan dulu kalau Pak Rofiq adalah orang yang

NORMAL

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 223
THE JOKER CHAPTER 5
10 Januari 20XX
21.00 WIB

MALAM YANG MENCEKAM PUN DIMULAI

Saya masih enggan pergi ke kamar, dan menghabiskan waktu dengan laptop
di ruang tamu. Banyak tugas yang harus Saya selesaikan agar pulang ke
kampung membawa sebuah Sertifikat. Sudah dua jam lebih Saya disini,
dan selama itu sudah tujuh kali Samsol naik turun tangga. Entah apa
alasannya.

"Huwaaaaaaaaaaaaaaaiiiiiiii"

Sampai disini mulai terasa betapa rindunya Saya dengan suasana rumah.
Jam segini mereka berdua pasti sudah tidur, ada rasa khawatir setiap
kali memikirkan anak dan istri di rumah, Walaupun Saya sudah meminta
Farah untuk tinggal di sana selama satu minggu.

KREK

Lagi-lagi Samsol turun dari kamar, mengingatkan Saya bahwa keadaan


disini jauh lebih mengkhawatirkan daripada di rumah. Saya sudah tidak
tahan dengan tingkah lakunya itu, akhirnya saya beranikan diri
bertanya....

"Kamu ngapain sih? Mencret?"

Samsol menghentikan langkahnya tepat di tengah tangga. Wajahnya


seperti sedang kebingungan, atau mungkin ketakutan.

"Pak Danil.... sampean gak denger sesuatu?"

DEG... DEG.... DEG....

Pertanyaan Samsul membuat jantung Saya lupa irama degupnya. Saya tidak
bisa menjawab karena memang tidak mendengar apa-apa, dan tidak ingin
mendengar apa-apa. Akhirnya Saya jawab pertanyaannya dengan sebuah
pertanyaan juga....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 224
"Emang.... Kamu.... denger apaan?"

Samsul memandang dapur yang gelap, dan entah kenapa Saya justru ikut-
ikutan.

"Heee heei!! Jangan bikin Saya takut gitu! Emang Kamu denger apaan??"

Saya mulai ketakutan, tapi samsol tidak juga menjawab pertanyaan Saya.
Tanpa sepatah kata pun, dia berlari kembali ke kamar.

Semua ini membuat Saya semakin bimbang, di kontrakan ini.... lantai


satu dan lantai dua nya sama-sama mengerikan, dan dua-duanya adalah
sebuah ancaman. Saya mencoba menenangkan diri, sudah dua jam lebih
Saya disini tapi tidak pernah mendengar suara apapun selain musik di
laptop. Bisa jadi.... itu semua hanyalah jebakan samsol,

"Aasssseeeemmm dibawah hantu gentayangan, di atas banci kesepian!"

Saya mulai bertanya-tanya, masih hidupkah saya besok pagi?

Dan jawabannya adalah....

BZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZ

Lagi-lagi lampu di dapur tiba-tiba hidup. Atsmosfir kemarin malam,


sedang saya rasakan sekarang. Saya tahu apa yang harus saya lakukan,
menutup Laptop, membaca doa dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak
termakan umpannya.

Perasaan ini tidak akan Saya lupakan seumur hidup, dimana seharusnya
Saya takut melihat sesuatu di kegelapan, justru saat ini Saya takut
akan melihat sesuatu di ruang dapur yang terang benderang. Belum
lagi.... Saya terjebak diantara dua mahluk mengerikan yang malam ini
dengan kompaknya sama-sama memasang jebakan.

Sudah hampir semenit Saya duduk bersila, membaca Ayat suci yang sudah
berkali-kali Saya ulang, tapi..... lampu di dapur masih menyala
terang.

STAK....... STAK....... STAK........

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 225
Telinga Saya mendengar sesuatu yang sudah bisa dipastikan berasal dari
dapur, suara itu mirip suara pisau yang sedang digunakan untuk
memotong sayuran atau daging. Sialan! Suara yang biasanya membuat
perut ini lapar, saat ini justru membuat Saya gemetar. Belum lagi Saya
mencium aroma sedap masakan yang sangat kuat di kontrakan ini, berbeda
dengan aroma masakan di restoran sebelah yang setiap harinya hanya
tercium sekilas dari sini.

Saya tahu satu-satunya jalan keluar dari keadaan ini, jadi Saya
bergegas bangun dan berlari keluar dari kontrakan.

KREK

Akhirnya udara dingin mengisi paru-paru Saya yang hampir saja


kehabisan suplai Oksigen. Saya masih merasa aneh karena baru kali ini
suasana di luar rumah terasa jauh lebih aman daripada di dalam. Tapi
sepertinya teman Saya yang ada di lantai dua punya pendapat berbeda...

PUUUUUOOOOOCOOOOOOOOOOOOONGGGGG

Saya tahu itu suara siapa. Tapi untuk masuk ke dalam dan menolongnya,
Saya masih beripikir seribu kali. Pocong versus Samsol....

SIAPA YANG HARUS SAYA TOLONG

Samsul berlari menuruni tangga, lalu berlari lagi menaiki tangga.


Sementara Saya yang sudah masuk ke dalam, masih bingung apa yang harus
Saya lakukan. Lampu di dapur masih menyala, dan dari tempat Saya
berdiri Saya tidak melihat apa-apa.

"EH BOTAK!!! KAMU BISA TENANG GAK?? JELASIN SAMA SAYA ADA APA
SEBENARNYA?"

Samsol kembali menuruni tangga dan kali ini langsung berlari ke arah
Saya. Saya bersumpah demi Almarhum Kakek saya, kalau sampai Samsol
memeluk, maka malam ini Saya dan Pocong itu akan membuat Samsol
menderita. Tapi syukurlah.... itu tidak terjadi

"Daaaan Eh Daaaan di Kamar ada pocongnya Daaaan, pake baju putiih,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 226
matanya merah, mukanya iteeeeem, Serrrrrreeeeeeeeeeeeeeem
Daaaaaaaaaan"

Teriak Samsul dengan wajah yang juga menyeramkan.

Entah kenapa melihat Samsol yang tidak bisa diam, Saya jadi lupa
dengan rasa takut Saya sendiri. Pocong itu pasti kecewa karena sudah
salah pilih korban.

Saya pun memberanikan diri pergi ke dapur, sambil sesekali melihat ke


tangga.Sementara Samsol masih duduk di pojokan ruang tamu, sambil
memegang knalpot motor.

"Daaaan eh Daaaan, Kamu mau kemana Daaaan? Pocongnya di atas Daaaan,


bukan di dapuuuur"

Saya tidak menghiraukannya. Saat ini Saya sudah berada di dapur, dari
sini dapat Saya lihat kalau restoran sebelah masih buka, lampunya
masih menyala, terlihat jelas dari lubang ventilasi di dapur ini.

"Daaaaaaaaaan eh Daaaaaaan, mending kamu buruan kesini deh daaaaan"

Rasa takut Saya datang kembali, saat mata dan telinga ini saling
bekerja sama untuk menterjemahkan apa yang sudah saya dengar tadi,
dengan apa yang sedang Saya lihat sekarang. Pisau dapur, panci,
kompor, dan mangkok sedang tertata rapi di meja dapur. Benda-benda ini
seolah memberi tahu Saya bahwa dari sinilah asal suara yang Saya
dengar tadi. Dan tentu Saja..... itu semakin membuat Saya ketakutan.

"Daaaaaan eh daaaan, cepet kesini Daaaaan"

Saya mulai memperhatikan lemari ajaib di sudut ruangan ini, yang lagi-
lagi pintunya terbuka lebar. Disinilah kemarin malam sosok itu
berdiri. Sering kali Saya dengar bahwa mahluk halus memiliki tempat
atau benda tertentu yang jadi persemayamannya, dan melihat lemari
kosong itu... Saya mulai berpikir jangan-jangan pocong itu tinggal di
dalam lemari

"Daaaaaaaan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 227
"BERISSSSSSSSSSSSIIIIIIIIIIIIIIIKKK KAMPREEEEEEEEEEEEEEEET!!! GAK ADA
POCONG DISANA! JADI BERHENTI NGEBACOT!!"

"Eeee emang daaan, pocongnya emang gak ada disini.... soalnya...."

DARI TADI DIA NGIKUTIN KAMU DAN EH DAAAAAAAAN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 228
THE JOKER CHAPTER 6
10 Januari 20XX
21.30 WIB

“Ya tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan bisikan setan,
Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak
mendekatiku“

BZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZ

Saya membuka mata, dan ternyata... lampu dapur kembali mati, pertanda
keadaan normal kembali. Dan lemari itu.... entah sejak kapan tertutup,
dan lagi-lagi terkunci rapat.

"Samsooool!!!"

"Iiiii iyaa Daaan?"

Saya memanggil samsol, memintanya untuk melakukan sesuatu. walaupun


saya harus memanggilnya sebanyak tujuh kali, baru dia mau menggerakkan
pantatnya.

"KAMU ORANG APA JAILANGKUNG SIH?? CEPAT AMBILIN SAYA SENTER!!!"

Samsol pergi mengambil senter, walaupun harus merengek-rengek seperti


anak kecil. Saya bisa memaklumi rasa takutnya, karena itu adalah
alasan yang sama kenapa Saya menyuruhnya. Ya! Karena Saya juga takut.

Saya mengangkat lengan baju koko yang sedang saya pakai, kemudian
mengambil kuda-kuda untuk menggeser lemari kayu itu.

HEGHHHHH

Aneh.... lemari ini sama sekali tidak kelihatan berat, apalagi tidak
ada sesuatu di dalamnya. Tapi Saya belum menyerah, Saya mencoba
menggesernya sekali lagi.

HEGHHHHH

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 229
Tenaga Saya berhasil membuat lemari itu menghadap ke arah yang
berbeda. Bersamaan dengan itu, Samsul datang membawakan senter.
Saya memeriksa setiap sudut dan sisi lemari, sementara Samsol membantu
memberikan penerangan.

"Gak ada yang aneh sama lemari ini!"

Ya! Memang tidak ada yang aneh dari lemari tersebut, tapi di belakang
lemari..... dinding dapur yang selama ini ditutupinya..... Saya
melihat ada kejanggalan. Warna Cat dinding di ruangan ini sudah mulai
pudar, dan itu adalah hal yang wajar mengingat usia bangunan yang
mungkin sudah tua. Tapi yang tidak wajar adalah.....

CAT DI BELAKANG LEMARI INI MASIH TERLIHAT BARU

Hanya ada satu kemungkinan.... dan saya sangat benci memikirkannya.


Setelah apa yang Saya alami di Hanggareksa, dan di Kontrakan ini, Saya
selalu berasumsi bahwa keduanya saling berhubungan, dan ternyata......
Saya benar! Cat di belakang lemari ini terlihat baru karena memang
dindingnya juga baru.

Dinding baru untuk sebuah bangunan tua? Bisa jadi baru selesai di
renovasi, bisa jadi ada penambahan ruang, atau bisa jadi ada sesuatu
yang ditutupi.

"Daaan eh daaaan, Kamu lagi nyari apaan sih?? Muka kamu serem
amat...."

"Sepertinya kita sudah salah pilih kontrakan sol...."

"Maksud kamu?"

"Lemari ini sengaja diletakkan disini, karena dulunya.... disini ada


sebuah pintu! Pintu ke restoran sebelah, dan itu artinya"

DAPUR INI DULUNYA ADALAH DAPUR HANGGAREKSA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 230
THE JOKER CHAPTER 7
11 Januari 20XX
07.30 WIB

Pukul tujuh pagi kami belum sempat sarapan, karena setelah kejadian
semalam Saya dan Samsol sama-sama malas pergi ke dapur. Lemari
terkutuk itu kami kembalikan ke tempat semula, karena bagaimanapun
sebagai tamu.... tidak seharusnya kami memindahkannya.

Saya masih duduk di kamar membaca materi untuk diklat hari ini, sambil
sesekali melihat jam. Harusnya Saya sudah berangkat, tapi sudah hampir
satu jam orang itu belum juga keluar dari kamar mandi.

"Lima belas menit lagi, kalau Samsol belum selesai, terpaksa Saya
tinggal"

Jenuh sudah mata ini membaca materi, sebaiknya Saya simpan energi
karena di kelas nanti suara narasumber akan membuat Saya lebih jenuh
lagi. Ada sesuatu yang tiba-tiba menarik perhatian Saya, sebuah benda
yang Saya pungut dari lantai dapur saat pertama kali menginjakkan kaki
di kontrakan ini.

HANDY CAM SANDY

Saya tertarik untuk membukanya, berharap ada sesuatu yang bisa


mengusir kebosanan Saya pagi ini.

KLIK

Thumbnail Video berjejer di layar , semua disortir rapi sesuai


tanggal. Saya memutarnya bergiliran, mulai dari yang terbaru sampai
yang paling lama. Selama video pertama ini Saya putar, Sempat beberapa
kali bibir ini berdecak heran, karena video pertama barusan terasa
tidak masuk akal. Sama sekali Tidak ada yang istimewa, hanya sebuah
video buram dengan suara-suara aneh yang terdengar sangat nyaring,
mirip suara radio tua yang salah frekuensi.

Satu-satunya pertanyaan Saya adalah....

"Ini.... Hanggareksa kan? Ngapain Sandy ngintip restoran sebelah?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 231
Pakai acara direkam segala lagi"

Yaa! sandy adalah adik kelas Saya di SMP dulu, Dia memang terkenal
badung dan susah diatur. Saya tidak menyangka dia akan tumbuh dewasa
menjadi tukang intip seperti ini. Merasa tanggung, Saya lanjut memutar
sisanya. Beberapa diantaranya hanyalah video iseng sandy yang sedang
stalking seorang gadis. Sampailah Saya pada sebuah Video dengan
kumpulan orang-orang berjubah hitam yang sedang duduk di antara
lingkaran lilin.

Awalnya tidak terlalu jelas karena beberapa kali Sandy menurunkan


Handy Camnya, tapi lama kelamaan gambar orang-orang itu semakin jelas.
Mirip dengan orang yang sedang berdoa, hanya saja..... ini versi
gilanya.

"Mahluk macam apa yang sedang mereka sembah?"

membayangkan lokasi Video ini adalah Hanggareksa, membuat saya semakin


tidak betah tinggal di kontrakan ini. Di kampung, banyak oknum-oknum
pemilik warung yang menggunakan ilmu hitam untuk menarik pelanggan,
mungkinkah orang-orang itu sedang melakukan hal yang sama?

Tiba-tiba terdengar suara keras seperti sebuah denting jam. Hal yang
tidak pernah Saya dengar selama berada di kontrakan ini. Tapi Saya
mengerti setelah melihat detail waktunya, video ini diambil tepat
tengah malam, dimana biasanya Saya sudah tidur lelap. Dan Akhirnya....
Video yang singkat itu berakhir setelah orang-orang berjubah hitam itu
berjalan mendekat ke arah Sandy. Video ini pastinya diambil diam-diam,
beberapa kali saya dengar suara nafas Sandy, dia tidak hanya menghirup
udara, tapi juga menghembuskan rasa takutnya.

Orang iseng tidak akan bertindak senekat ini.... Sandy pasti


melakukannya dengan niat, dan Saya berhak tahu apa niatnya. Saya
mengambil Handphone dan menghubungi Sandy, berharap kali ini nomornya
sudah aktif

TUUUUUUUUUUUUT TUUUUUUUUUUUUUUT

Nada sambung itu membuat Saya lega, karena akhirnya Saya bisa memarahi
tuan rumah tidak bertanggung jawab itu. Tapi ternyata....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 232
Nomor yang anda tuju sedang sibuk, silahkan hubungi beberapa saat lagi

"KAMPEEEEEEEEEERRRRRRR!!! DIREJECT????"

Kesal bukan kepalang, sampai smartphone ini saya banting...

Ke Bantal!

Belum selesai saya mengumpat, sebuah SMS dari sandy meredakan amarah
Saya

"Mohon maaf bang..... Saya belum bisa balik ke Kontrakan, karena


kemarin sembilan januari, Ibu Saya meninggal. Sekali lagi maaf bang."

Saya tertunduk lemas, Almarhumah adalah orang yang baik, beliau sangat
sabar dan sangat mengayomi Sandy juga teman-temannya yang bermain ke
rumah Sandy.

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJIUN

Mati adalah misteri... Entah karena usia, penyakit, lalai dan celaka,
mati tetaplah pasti. Tuhan akan memanggil orang baik dengan cara yang
baik, walaupun beberapa orang baik ada yang kurang beruntung karena
harus dipanggil dengan cara yang mengenaskan. Bagaimana kah Saya akan
dipanggil?

Ya Tuhan... apapun Caranya, jangan sampai Saya mati karena orang ini..

Doa Saya setelah melihat samsol masuk kamar dengan jubah handuk
berwarna pink, sambil mengigit sikat giginya dan berkata...

MAAF MEMBUAT KAMU MENUNGGU, AKU UDAH SELESAI NIH

TWINK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 233
THE JOKER CHAPTER 8
11 Januari 20XX
11.30 WIB

Jam istirahat untuk para peserta Diklat, bahkan setelah menjadi guru
pun, bel istirahat masih menjadi melodi yang indah di telinga.
Kebiasaan Saya ketika sekolah pun tidak berubah, yakni lebih memilih
istirahat di kelas daripada pergi ke kantin. Dan sepertinya, Pak Rofiq
juga punya pemikiran sama.

Usia Saya dan Pak Rofiq bisa dibilang sama, bahkan kami berdua lulus
SMK di tahun yang sama. Obrolan kami selalu saja seru, sama sekali
tidak tampak seperti orang yang baru kenal. Pak Rofiq bukan hanya
seorang guru SMK, beliau adalah anak salah seorang ustad di
pesantrennya, dan pemahamannya tentang Ilmu agama sangat jelas
terlihat dari ahlak dan tutur bahasanya.

"Oh ya pak, saya ingin menanyakan sesuatu... tapi mungkin akan sedikit
tidak masuk akal"

Entah alasan apa yang mendorong Saya untuk bicara seperti itu. Tapi
yang jelas, firasat saya mengatakan bahwa Pak Rofiq adalah orang yang
tepat, lagipula dia bersedia mendengarkan..

Saya pun menceritakan semuanya dari awal, tentang hanggareksa, tentang


kontrakan, tentang dapur, dan yang terakhir tentang video Sandy. Pak
rofiq mendengarkan dengan serius, sesekali dahinya mengkerut, seakan-
akan cerita Saya tidak masuk akal. Setelah penjelasan panjang lebar,
saya menutup cerita Saya dengan pertanyaan....

"Jadi apakah benar.... tidak semua bangsa jin takut pada doa yang kita
baca?"

Pak Rofiq berpikir sejenak, kemudian menjawab..

"Mungkin saja... karena tidak semua bangsa jin adalah mahluk yang
jahat. Tapi.... apa yang sampean alami itu, kasusnya berbeda"

Ujar Pak rofiq

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 234
"Berbeda bagaimana maksudnya?"

Tanya Saya.

"Ok! Sebelum saya memberi Solusi, Mari kita melihat masalah Pak Danil
dari sudut pandang kepercayaan masyarakat kita. Orang-orang percaya
bahwa hantu adalah arwah manusia yang tidak bisa beristirahat dengan
tenang karena masalah duniawi yang belum terselesaikan. Kita sering
menyebutnya sebagai ARWAH PENASARAN.

Lalu ada juga yang percaya bahwa Hantu adalah mahluk yang menyerupai
manusia dan bertujuan menggoda atau melemahkan iman seseorang, dengan
menjelma menjadi sosok orang yang sudah meninggal, orang-orang percaya
bahwa mahluk itu adalah JIN. Lalu ada lagi pengakuan orang-orang yang
sering melihat manusia dengan kemampuan untuk menjelma menjadi hewan,
yang biasa kita sebut sebagai MAHLUK JADI-JADIAN.

Itu hanya sebagian kepercayaan masyarakat kita lhoo yaaa, saya tidak
mau berbicara dari sudut pandang agama. Kira... kira..... Pak Danil
lebih percaya yang mana??"

Tanya Pak Rofiq

Terus terang Saya bingung, karena semuanya adalah teori yang sering
Saya dengar di kampung. Entah itu sebagai gurauan, ataupun sesuatu
yang serius. Sejak kecil saya percaya setiap tempat pasti ada
penunggunya, tapi apa yang Saya alami di kontrakan itu.... sepertinya
lebih dari sekedar gurauan mahluk halus.

"Entahlah Pak Rofiq, tapi sosok yang ada di kontrakan itu terlalu
agresif untuk ukuran seorang penunggu. Jadi saya berasumsi bahwa
sesuatu yang buruk pernah terjadi di kontrakan dan Restoran itu, dan
pastinya tidak akan jauh dari yang namanya kematian. Lagian... apa
pengaruhnya kepercayaan saya terhadap solusi yang akan bapak kasih?"

Tanya Saya yang mulai sebal karena pertanyaan Saya dibalas dengan
pertanyaan juga.

"Ooooh tentu saja ada! Kalau Sampean berpikir mahluk itu adalah arwah
penasaran, maka solusinya adalah.... Pak Danil harus mencari tahu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 235
penyebab kematiannya, dan membantunya menyelesaikan urusan duniawi
arwah tersebut, barulah dia bisa pergi dengan tenang"

Jawaban Pak Rofiq lebih mudah diucapkan daripada dilakukan

"Yang benar saja pak? Darimana Saya bisa tahu penyebab kematiannya?
Saya bahkan baru dua hari tinggal disana. Bertanya sama karyawan
restoran juga bukan ide yang bagus"

Mendengar jawaban Saya, Pak rofiq menggeleng-gelengkan kepalanya

"Itu hal yang gampang...."

TANYAKAN SAJA SAMA ARWAHNYA!

"hahahahahahahaaha..... haha..... ha.... hmmm.... emmm..... "

Tawa Saya berangsur-angsur reda karena melihat wajah serius pak rofiq.
Sepertinya dia tidak sedang bergurau. Sebenarnya apa yang dikatakan
pak rofiq sudah sering sekali saya dengar, dan saya lihat di TV.
Berkomunikasi dengan penunggu rumah berhantu, yang menggunakan manusia
sebagai medium. Tapi tidak pernah terpikir oleh Saya untuk
melakukannya.

"Saya bukan orang sakti yang bisa berbicara dengan mahluk halus pak,
melihatnya saja Saya ketakutan"

Ujar saya dengan nada bergurau

"Sebenarnya Saya juga bukan orang sakti, tapi kalau sampean mau....
nanti malam kita dzikir bersama di kontrakan sampean. Saya yakin
tempat itu belum pernah sekalipun diruwat"

Sepertinya Saya tidak salah pilih orang. Tanpa pikir panjang lagi,
Saya menyetujui usulan beliau.

"Setuju!!! Tapi... apa Saya gak ngerepotin sampean?"

Tanya Saya sungkan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 236
"Oh tidak.... tidak....., lagian sejak diklat dimulai saya belum
pernah jalan-jalan keliling kota gambir, jadi anggap saja saya sedang
piknik di rumah hantu hahaha"

Kami berdua tertawa, bersamaan dengan bel tanda diklat kembali


dimulai. Narasumber pun sudah masuk ke ruangan, sementara pikiran saya
malah keluar dari ruangan.

MALAM INI... AKAN JADI MALAM YANG PANJANG

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 237
THE JOKER CHAPTER 9
11 Januari 20XX
20.00 WIB

Teman-teman para undangan sudah berkumpul di ruang dapur, duduk


bersila di atas karpet lusuh. Apa boleh buat, saya tidak pernah
menduga akan jadi seperti ini, terpaksa menyambut tamu dengan
persiapan seadanya. Dan lebih parahnya lagi... lampu di dapur ini
tidak bisa menyala walaupun sudah saya belikan yang baru.

Pak rofiq membawa lima orang temannya, yang juga peserta diklat dari
pesantren yang sama, mereka adalah....

Pak Nasir, Mas Wahyu, Pak Atmojo, Pak Sufyan dan Bu Maila.

Saya sempat terkejut karena salah satunya adalah perempuan, tapi itu
memang disengaja oleh Pak Rofiq dengan alasan

INI AKAN LEBIH MUDAH JIKA MEDIUMNYA ADALAH SEORANG PEREMPUAN

Saya pun tidak protes, asalkan Bu Maila dzikirnya di dalam kamar,


karena apapun alasannya... itu tetap tidak dibenarkan dalam agama.

Suara musik dari restoran sebelah terdengar pelan ke dapur, sedikit


mengganggu tapi kami sepakat untuk memakluminya. Akhirnya semua yang
hadir sudah duduk rapi dengan sisa air wudhu' di wajah mereka, Pak
Rofiq mulai memimpin pembacaan doa dan setelahnya....

DZIKIR PUN DIMULAI

Semua tampak khusyuk dan larut dalam doa, kecuali Samsol yang hanya
komat-kamit karena mengaji saja dia tidak bisa. Konsentrasi saya pun
hilang manakala Saya melihat sarung yang dipakainya adalah sarung
Saya, kesal... tapi itu lebih baik daripada dia memakai mukenah yang
tanpa sengaja saya temukan di dalam tas ranselnya tadi.

BZZZZZZZZZZZZ

Dan pertunjukan pun dimulai.... Lampu dapur tiba-tiba menyala. Mulut


ini masih berdzikir, tapi mata Saya menerawang ke setiap sudut dapur,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 238
karena sedikit banyak...

SAYA MULAI MERASAKAN KEHADIRANNYA

Teman-teman yang lain masih memejamkan mata mereka, tapi kerutan dahi
yang mulai basah oleh keringat itu.... adalah pertanda bahwa mereka
juga mersakannya, hanya saja memilih untuk tetap memejamkan mata. Saya
memberi isyarat pada samsul untuk melakukan apa yang sedang teman-
teman lakukan, lalu kami berdua pun memejamkan mata

TRANG

Suara panci jatuh... dzikir kami pun semakin nyaring.

TRANG

Lagi-lagi... suara yang sama terdengar, seperti benda aluminium yang


jatuh ke lantai. Mendengar ini.... irama dzikir kami menjadi kacau,
saya pun bisa mendengar samsul berkata lirih....

"Ya Tuhan.... serem amat Ya Tuhan...."

GUBRAK!!!

ASTAGHFIRULLAH!!!

Kami semua tersentak kaget, walaupun masih dengan mata tertutup. Suara
itu berasal dari arah dimana lemari itu berada. Sekarang kami juga
bisa mendengar suara Dzikir Bu Maila yang semakin keras di kamar
atas....

KREEEEEEKKKKKKK

Dan kali ini.... adalah suara lemari yang terbuka, entah kenapa tiba-
tiba saya merasakan seseorang yang tidak diundang sedang berada
diantara kami. Belum lagi saya mencium bau daging bakar, walupun benci
mengakuinya... bau itu terasa sangat lezat di hidung ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 239
HIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Tiba-tiba Bu Maila berteriak, memaksa kami untuk menghentikan dzikir


sejenak. Kami semua berlari ke kamar atas, dan menemukan Bu Maila yang
sedang pingsan. Pak Rofiq meminta air yang sudah saya siapkan
sebelumnya, dan mengusapkannya ke wajah Bu Maila.... beberapa saat
kemudian... Bu Maila kembali siuman.....

"Hmmmmm??"

Pak Rofiq meminta kami menjauh, lalu dengan sigap membantu Bu Maila
bangun. Setelah dirasa cukup sadar, Pak Rofiq bertanya...

"Panjenengan pasera? (Siapa Kamu?)"

Dengan wajah heran, Bu Maila menjawab

"Nur Maila, memangnya siapa lagi?"

Seisi kamar mendadak riuh, karena ternyata pingsannya bu nur maila


bukan karena kesurupan. Kami pun sepakat untuk kembali ke dapur dan
melanjutkan dzikir, tapi ternyata... di depan pintu dapur... Pak
Samsol sedang tengkurap dengan wajah menghadap ke arah kami yang baru
turun dari tangga. Lalu dari mulutnya... muncullah sebuah suara....

PERGI KALIAN!!! JANGAN BIKIN SAYA TAMBAH KEPANASAN! PERGI!

Pak Rofiq berjalan pelan menghampiri Pak Samsol sembari membaca doa

PERGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Suara dari mulut Pak Samsol semakin nyaring terdengar, semua yang ada
di kontrakan ini semakin ketakutan, termasuk Saya, dan itu wajar!
Karena... adakah yang lebih menyeramkan dari....

BANCI KESURUPAN?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 240
THE JOKER CHAPTER 10

11 Januari 20XX
20.30 WIB

Malam ini akan menjadi sejarah yang tidak akan pernah kami lupakan,
dan terlalu tabu untuk diceritakan. Dapat saya lihat wajah-wajah para
gentlemen yang kehabisan ekspresi, mereka tidak hanya takut terluka
tapi juga takut ternoda. Semakin lama kami diam, semakin liar samsol
jadinya, bahkan Pak Rofiq pun tidak tangkas seperti sebelumnya.

"Pak Rofiq, jangan diam saja! Sampean harus lakukan sesuatu!"

Seru Pak Atmojo dengan logat maduranya yang kental.

Pak Rofiq melihat kami satu-persatu berharap ada relawan yang bersedia
menggantikan tugasnya tapi sayang sekali, kami terlalu lemah untuk
Samsol yang semakin perkasa.

"Dengar! Saya tidak bisa melakukan ini sendiri, kalian harus membantu
Saya!"

Seruan Pak Rofiq sama sekali tidak kami hiraukan karena itu terdengar
seperti alasan, saat Bu Maila pingsan dengan sigapnya dia menyuruh
kami menjauh, tapi saat Samsol yang kesurupan dengan sigap juga dia
ingin menjauh.

PANAAAAAAAAAS! HENTIKAN ITU PEREMPUAN BRENGSEK

Teriak Samsol sambil menunjuk Bu Maila yang sedari tadi masih


melanjutkan dzikirnya. Melihat Samsol yang meronta menahan sakit Pak
Rofiq menjadi Iba, dia pun duduk bersila di depan Samsol lalu
memerintahkan Kami untuk memeganginya

"Tolong pegangi Samsol! Buat dia duduk dan tahan selama yang kalian
bisa!"

Saya pun mengikuti perintah Pak Rofiq dan membantunya memegangi tangan
samsol, sementara yang lain menahan kaki dan kepalanya. Samsol semakin
liar dan binal, bahkan kami hampir kewalahan karena tenaganya luar

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 241
biasa kuat. Belum lagi teriakan Samsol semakin keras bahkan sempat
membuat pedagang sate yang lewat di depan rumah berhenti.

"Bak Mai, tolong tutup tirai jendelanya! Tidak enak kalu hal ini
sampai kelihatan orang di luar"

Bu Mai bergegas melakukan apa yang pak rofiq perintahkan. Tirai sudah
tertutup tapi pertunjukan baru saja dimulai.

BEDEBAH KALIAN SEMUA! LEPASKAN AKU! LEPAAAAAAAAAAAAS

Pak Atmojo selaku divisi kepala mulai kebingungan karena berkali-kali


Samsol berusaha menggigit tangannya. Sementara Pak Nasir selaku divisi
kaki kiri dibuat sibuk oleh sarung Samsol yang semakin lama semakin
naik.

"Sarung sialan! Kalau sampai kebuka, kita semua pasti gak bisa tidur
dengan tenang!"

Gerutu Pak Nasir

"Jangan salahkan sarungnya Pak! Salahkan isinya!"

Sahut Saya membela sarung kesayangan. Merasa pandangannya terancam Bu


Mai segera naik ke atas, mungkin dia tidak tahan dengan apa yang akan
dilihatnya jika sarung Samsol terbuka. Pak Rofiq masih khusyuk dengan
doanya, doa yang kami harap cepat selesai dan mengakhiri mimpi buruk
ini.

HWAAAAAAAAAA

Tiba-tiba Sufyan berteriak, sebagai divisi tangan kanan dia harus rela
selangkangannya menjadi korban, cubitan samsol membuat Sufyan
melepaskan cengkraman tangannya, hingga tangan kanan Samsol bebas
bergerilya. Korban selanjutnya adalah Wahyu selaku divisi kaki kanan,
kopiahnya melayang karena tamparan Samsol, belum lagi dengan sangat
cepat samsol menyambar rambut kertiting wahyu.

"Yan!! Yan!! Tolongin Yan!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 242
Teriak Wahyu pada Pak Sufyan yang masih sibuk mengelus-elus
selangkangannya yang perih. Akhirnya Pak Atmojo yang dari tadi
memegangi kepala kini menggantikan posisi Pak Sufyan. Tangan Samsol
pun berhasil dibekuk kembali.

LEPASKAAAAAN!! LEPASKAN AKU! AAAH AAAAAH

Kami mulai kebingungan karena teriakan samsol semakin mengerikan,


suara seraknya mulai dihiasi dengan nada manja yang tidak hanya
membuat telinga sakit tapi juga mati rasa. Beruntung Pak Rofiq sudah
selesai dengan doanya, dia mulai mengambil air putih yang ada di
depannya dan meniupnya beberapa kali.

HWAAAAAAAAAAAAAAAAA

Tiba-tiba kami semua serempak melepaskan Samsol, tubuhnya yang tidak


bisa diam membuat kancing kemejanya terlepas dan tampaklah kaos
dalamnya yang berwarna ungu muda dengan tulisan "Samantha". Merasa
dirinya sudah bebas, Samsol tahu siapa yang harus dia serang lebih
dulu, dengan cepat Samsol menerkam Pak Rofiq lalu menindih tubuhnya.

Air yang sudah dipersiapkan dengan penuh perjuangan dari semua divisi
pun tumpah tak tersisa. Tapi bukan itu yang saat ini jadi pusat
perhatian kami, melainkan Pak Rofiq yang meronta-ronta karena tubuhnya
ditindih oleh Samantha. Dalam kondisi seperti ini pun Pak Rofiq masih
mempertahankan wibawanya, dia masih membaca doa walaupun Samsol
berteriak di depan wajahnya

BERHENTIIIIIIIIIII!!! BERHENTI MEMBUAT SAYA TAMBAH PANAAAAAS

Saya tidak mau membiarkan Pak Rofiq berjuang sendirian, akhirnya Saya
menyuruh Wahyu dan Pak Atmojo untuk mengambil air lagi, sementara
Saya, Pak Sufyan dan Pak Nasir berusaha memisahkan Submission yang
dilakukan Samsol pada Pak Rofiq.

"Sol sadar SoL! Jangan mau kalah sama setan Sol!"

Seru Saya di telinga samsol, karena ternyata butuh lebih dari tiga
orang untuk mengangkat tubuhnya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 243
"TANGAN!! LEPASKAN TANGANNYA SAJA!!"

Teriak Pak Rofiq.

Segera dengan bantuan Pak Nasir saya berhasil melepaskan cengkraman


tangan Samsol ke tangan Pak Rofiq, lalu dengan cepat Pak Rofiq
membasahi tangan kanannya dengan tumpahan air di lantai, dan
mengusapkannya ke wajah Samsol.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGGGGGGHHHHHH KEPARAAAAT
KALIAAAAAAAAN!!

Erangan samsol sangat keras sampai kami harus menutup telinga, tapi
tidak lama kemudian kesadarannya mulai hilang dan jatuh ke dada Pak
Rofiq.

BRUK

Saya, Pak Nasir dan Pak Sufyan pun duduk melepas lelah, Pak Rofiq
harus berusaha sendiri untuk mengangkat tubuh Samsol, karena kami sama
sekali tidak punya tenaga.

"Huuuuf... akhirnya selesai juga, kalau tahu bakal kaya gini, Saya gak
bakal ikutan!"

Gerutu Pak Nasir.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kami sepakat
untuk tidak akan menceritakannya pada siapapun terutama pada istri
masing-masing. Saya pikir ini akan berakhir dengan semburan ke muka
samsol layaknya dukun yang ada di televisi, tapi ternyata........

BYURRRRR

Dua badut yang baru datang mengambil air terpeleset dan menumpahkan
airnya pada Samsol dan Pak rofiq, lengkap dengan embernya. Suasana
tegang pun berubah menjadi riang, semua tertawa senang, kecuali Pak
Rofiq.

Setelah semua yang terjadi barusan, Saya masih belum bisa tenang,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 244
karena bukan berarti setan yang merasuki samsol itu hilang dari
kontrakan ini. Rencana untuk mencari informasi dengan seorang medium
pun gagal total gara-gara objek nya salah pilih sasaran, sedangkan
masih ada beberapa hari yang harus Saya lalui di kontrakan.

Kepala yang basah membuat Saya bisa sedikit berpikir jernih, ada
seseorang yang bisa memberikan Saya informasi tanpa harus melalui
tragedi seperti ini lagi, dan orang itu adalah Sandy. Mungkin dia
tidak tahu banyak tentang asal-usul Restoran dan Kontrakan ini, tapi
dia pasti bisa menjelaskan apa saja yang sudah dia alami selama berada
disini.

"Kami numpang kamar mandinya ya Pak Danil, tolong jangan kapok gara-
gara malam ini kita gagal, besok malam kita pasti datang lagi Pak"

Ujar Pak Rofiq yang disambut dengan paduan suara..

HAAAAAAAAAAH??? LAAAAAAAAAGIIIIIIIIII???

Ya! Semua sudah lelah semua sudah trauma, termasuk Saya.

"Maaf Pak Rofiq, besok malam Saya tidak ada di kontrakan. Ada kerabat
Saya yang terkena musibah dan Saya merasa tidak enak kalau tidak
menjenguknya. Kita lanjutkan lagi besok lusa, sekalian Saya ajak
kerabat Saya kesini"

Ucap Saya

"Memang kerabat sampean yang mana yang kena musibah Pak?"

Tanya Pak Atmojo

"Sahabat lama Saya, Ibunya baru meninggal. Semoga saja dia bersedia
untuk Saya ajak kesini, karena bagaimanapun sebelum Saya dan
Samsol...."

DIALAH PENGHUNI KONTRAKAN INI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 245
THE OLD MAN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 246
THE OLD MAN CHAPTER 16

Saya tidak pernah diajarkan menjadi seorang Ayah yang baik......


Itu tidak akan terjadi pada Saya yang lahir dari seorang Ayah
kriminal, dan Ibu yang dengan senang hati meninggalkan Saya di panti
asuhan.
Saya tumbuh besar, dewasa, lalu tua di jalanan, walau demikian....
Saya belajar dari semua pengalaman.

Saya tidak pernah percaya kutukan! Tapi saya percaya nasib buruk
adalah turunan. Karena saat ada kesempatan bagi Saya untuk
berkeluarga, semua itu kandas di pertengahan.

Ironis....

Mengingat betapa benci nya Saya pada kedua orang tua, sementara Anak
saya satu-satunya justru mengalami nasib yang sama...

Apakah Kamu membenci Ayah?


Vivi................

10 Januari 20XX
06.00 WIB

KREK

Saya membuka pintu rumah dan mempersilahkan tamu Saya untuk masuk.
Walau begitu, wajah Saya bukanlah wajah yang wajar untuk menerima
seorang tamu. Perempuan ini adalah orang terakhir yang saya harapkan
untuk menginjakkan kaki di rumah ini, terutama untuk bertemu dengan
Vivi.

Terlepas dari itu, Saya mengantarkan perempuan ini ke Kamar Vivi,


gadis kecil itu sedang bermain dengan bonekanya, ditemani oleh Bi
Yati, tetangga sebelah yang memang sering Saya minta untuk menjaga
Vivi bila tidak sedang di rumah.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 247
Vivi menurunkan boneka yang sedang dipeluknya, memandang heran pada
perempuan berjilbab di samping Saya yang tiba-tiba saja menangis, lalu
berlari memeluk Vivi. Saya memberikan isyarat pada Bi Yati untuk
keluar kamar, beliau pun mengerti dan segera pergi. Di atas kursi
rodanya, Vivi masih bingung bagaimana dia harus bereaksi, perempuan
itu memeluknya erat, sambil menangis sejadi-jadinya.

Anehnya.... Saya sama sekali tidak terharu, pertemuan Ibu dan anak ini
memang sangat menyedihkan, tapi bagaimanapun... Saya tidak bisa
menyembunyikan rasa yang sejak tadi saya tahan, rasa itu adalah.....

"AMARAH"

Saya tidak akan pernah lupa apa yang sudah dia lakukan pada Saya, pada
Vivi, pada keluarga kecil Saya.

"Kaesy! jika bukan karena Vivi, Saya tidak akan sudi melihat wajahmu
lagi"

Ucap saya dalam hati.

Vivi memandangi Saya, berharap petunjuk tentang siapakah perempuan


yang sedang memeluknya ini. Kaesy melepaskan pelukannya, menyapu air
mata yang sepertinya percuma, karena tangisnya yang tidak bisa
berhenti.

"Vivi.... vi.vi... sudah besar sekali kamu Nak....."

Ucap Kaesy yang membuat tangisnya semakin tak terkendali

"Tante....?? Tante siapa??? Kenapa tante menagis?"

Sudah cukup! Saya tidak tahan lagi melihat pemandangan ini. Saya pergi
keluar kamar, memberikan Kaesy waktu untuk menjelaskan semuanya pada
Vivi, tentu saja ada batasan yang tidak boleh didengar oleh anak
seumuran Vivi, dan sebuah kesepakatan bahwa Vivi tidak boleh tahu,
kalau Kaesy adalah Ibunya.

Di ruang tamu, Saya mencoba menghubungi Lora, pemilik toko Kasta


Tinggi di kota Oseng. Karena sampai sekarang, Saya belum mendengar

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 248
kabar darinya. Saya mulai curiga, hanya saja saya terlalu takut untuk
mengira-ngira. Masih Saya ingat jelas reaksi Riska ketika Saya tidak
sengaja menyentuh jam tua itu, Dia sangat marah seolah tidak rela
benda antik itu disentuh orang lain.

Tapi.... reaksi yang berbeda dari Riska, saat Oma yang memberikan ijin
pada Saya untuk membawa Benda Antik itu pergi. Saat itu, Riska
hanya...

TERSENYUM

"Aaaaah! Kenapa Saya malah khawatir dibohongi? Tidak mungkin! Mereka


semua orang baik, tidak mungkin membohongi Saya"

Sepuluh menit pun berlalu, waktu yang sudah jauh dari kesepakatan Saya
dan Kaesy. Baru saja Saya akan menyusul mereka ke kamar, tapi Kaesy
dan Vivi sudah lebih dulu keluar. Mereka berdua sudah tampak akrab,
mungkin memang benar..... Ikatan batin ibu dan anak, adalah tali yang
tidak dapat diputuskan, apalagi oleh ego seorang Ayah.

"Saya akan bawa Vivi sekarang"

Ujar kaesy

Melihat ekspresi wajah Vivi yang bingung dan takut, Saya mendekatinya
untuk memberi pemahaman.

"Bapak ada pekerjaan di luar kota selama seminggu, Bi Yati juga gak
bisa nemenin Vivi di rumah, jadi sekarang Vivi ikut tante dulu ya!"

"Enggak.... Vivi mau sama Pa'e!"

Rengek Vivi hampir menangis. Mungkin penyampaian saya terdengar


seperti pengusiran di telinga polosnya.

"Nanti bapak nyusul Vivi kesana...., abis itu kita jalan-jalan, terus
pulang deh... Ok?"

Merayu anak kecil memang sangat mudah, tapi membohonginya adalah hal
yang berbeda. Ada rasa bersalah yang tidak akan mungkin bisa saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 249
tebus bahkan jika suatu saat Saya mengakuinya.

Vivi tersenyum manis di kursi rodanya. Kaesy mendorongnya keluar


rumah, lalu menyuruhnya berpamitan.

"Janji! Jangan nakal di rumah tante ya!"

Pesan saya pada gadis kecil berambut kepang ini.

"Iyaaaa pa'e.... pa'e juga janji jangan lupa jemput vivi yaaaa!"

Ucap Vivi seraya memberikan jari kelingkingnya.

Perpisahan Saya dengan Vivi hanyalah sementara, tapi melihatnya pergi


bersama Ibunya, Saya merasa sangat sedih. Seperti.... sudah tidak
dibutuhkan lagi.

Kaesy membawa Vivi masuk ke dalam mobil sedan merah milik suami
barunya, yang sedari tadi menunggu di dalam. Sejak menikah lagi,
Banyak yang berubah dari mantan istri Saya itu. Penampilan sederhana
ala gadis desa nya berubah menjadi wanita metropolitan dengan bunyi
perhiasan emas setiap kali dia melambaikan tangannya.

Kaca mobil sedan itu terbuka, tampak Vivi melambaikan tangannya pada
Saya yang masih berdiri di depan pintu rumah. Gadis kecil itu
berteriak dengan suara mungilnya....

"Dadaaaaaaaaaa pa'eeeeeeeeeeeeeeeeee"

Saya tersenyum sedih, dan membalas lambaian tangannya. Kali ini Vivi
membuang pandangannya pada pintu garasi di samping rumah, lalu
berteriak

"Dadaaaaaaaaaaaah Bu Deeeeeeeeeee"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 250
THE OLD MAN CHAPTER 17
THE OLD MAN CHAPTER 17
Spoiler for CHAPTER 17:
11 Januari 20XX
02.00 WIB

"Assalamualaikum, benar ini nomor Pak Lukmanul Hakim?"


"Waalaikumsalam ya, benar! Ini Saya sendiri"
"Saya Nizam Pak, karyawan toko Kasta Tinggi"
"Ah Iyaaa iyaaa, jadi gimana?? Kapan kira-kira Saya bisa menemui Lora"
"Emmmm..... jadi begini bapak Lukman, Lora meminta bapak untuk
menjemput kembali barang yang bapak bawa!"
"Apaaa? Kenapa?"
"Saya tidak tahu alasannya pak, cuma.... Lora titip pesan buat Pak
Lukman"

"Kembalikan Jam ini ke tempat semula, dan temui saya dengan membawa
satu botol kecil berisi

air pertama yang diambil dari sumur di malam jumat legi"

Entah..... Saya harus senang, atau susah. Lora mengundang saya ke


dhalem nya, adalah kesempatan Saya untuk berdiskusi langsung dengan
orang yang mengerti tragedi ini.

Di satu sisi.... Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa
tertipu oleh Oma dan Riska. Dari sini Saya mulai Yakin, mereka semua
pasti terlibat dalam semua kegilaan ini.

Saya kembali melanjutkan perjalanan. Ah! walaupun masih tersisa rasa


sedih karena harus berpisah dengan anak sendiri, hati kecil Saya
justru merasa bebas karena tidak ada lagi alasan untuk pulang lebih
cepat.

Menghabiskan waktu sampai tengah malam bersama teman-teman, adalah


relaksasi gratis bagi pekerja keras seperti kami. Tapi.... itu artinya
Saya harus mengemudi pulang dengan rasa kantuk yang hampir tidak
tertahan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 251
"Vivi.... apa maksud ucapan dia tadi pagi? Apa mungkin.... gadis itu
masih melihat perempuan berambut putih di rumah? Aaaaah! Tidak! Itu
tidak mungkin. Sudah beberapa hari sejak kejadian di garasi itu, dan
tidak sekalipun Saya melihat si rambut putih lagi"

Saya sedang senam batin, mungkin saja dengan menyibukkan pikiran pada
sesuatu yang menyeramkan, rasa kantuk saya menjadi hilang. Dan
hasilnya..... percuma! Ini sudah ketiga kalinya mata saya terpejam
tanpa Saya sadari, dan ketika itu terjadi untuk keempat kalinya.....
rasa kantuk Saya harus memakan korban..

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

BRUAAAAAAAAAAAAAAK!!!!!

Nafsu tidur saya berubah menjadi panik, karena baru saja saya menabrak
seorang pelajan kaki.

"Jangan mati....... jangan mati.......... jangan matiiiiiiiiiiii"

Saya tergopoh gopoh keluar dari mobil, dengan bayangan jeruji besi di
kepala ini, karena kalau orang itu mati, kesanalah Saya akan pergi.
Tapi ternyata..... Saya bisa bernafas lega, walaupun harus dengan
wajah heran, karena tidak ada korban jiwa dalam tabrakan ini, bahkan

SAMA SEKALI TIDAK ADA KORBAN YANG TERLIHAT

Saya mengelilingi mobil, memeriksa setiap sudut jalan yang sepi....


karena walaupun sedang mengantuk, Saya masih sadar apa yang saya
lihat. Lagipula..... bunyi benturan itu terlalu nyata untuk sebuah
ilusi.

Sudah cukup! Saya tidak mau ambil resiko berlama-lama di jalanan sepi
ini. Entah itu kucing, anjing, atau apapun yang saya tabrak barusan,
yang jelas mahluk itu sudah pergi jauh dan itu artinya Saya selamat
dari ancaman jeruji besi.

BRMMMMMMMMMM

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 252
Saya melanjutkan perjalanan pulang, yang tertunda karena kelalaian
Saya. Tapi baru beberapa meter saya tancap gas, mobil ini kembali Saya
hentikan. Kali ini.... Saya benar-benar kehilangan nafsu untuk
terlelap. Mata ini terbuka lebar akibat melihat sesuatu yang sangat
tidak ingin Saya lihat.

Dari spion tengah mobil, Saya melihat seseorang sedang duduk di Bak
belakang. Dia menggerak-gerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil
bertepuk tangan, seperti anak kecil yang sedang bermain. Tapi Saya
tahu betul! Gaun hitam itu...... dan bau busuk ini........

DIA ADALAH PEREMPUAN BERAMBUT PUTIH

Saya berdebat dengan hati Saya sendiri, antara turun dan berlari, atau
tancap gas dan kebut pulang. Tapi sepertinya.... Kaki Saya punya
pendapat berbeda, tanpa pikir panjang Saya menginjak pedal gas dan
memaksa mobil tua ini untuk berlari lebih cepat dari biasanya.

BRMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Walaupun jendela kaca terbuka lebar, dan angin malam yang masuk ke
hidung Saya, lebih banyak daripada nafas yang Saya keluarkan. Tapi Bau
busuk wanita itu, seakan-akan terus mengejar.

Saya perhatikan Spion tengah, berharap ada kabar baik dari cermin
kecil itu. Dan ternyata........

PEREMPUAN ITU SUDAH TIDAK ADA

"Alhamdulillah......."

Spoiler for SAYA PUN KEMBALI MELIHAT KE DEPAN:

HURRAAAAAAAHAHAHAHAHAAHAHAHA

Suara ban berdecit, melengking di tengah malam. Spontan Saya menginjak


rem, karena tiba-tiba...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 253
KEPALA SETAN ITU BERADA DI KACA DEPAN, DENGAN TUBUHNYA YANG BERADA DI
ATAP MOBIL

"Astaghfirullah...... Astaghfirullah......Astaghfirullah......"

Dzikir Saya semakin keras, seiring laju mobil yang semakin cepat. Kaki
kanan Saya kram otomatis, mustahil memindahkannya dari pedal gas.
Saya harus mengendalikan mobil tua yang berkecepatan tinggi, sementara
di depan Saya... Perempuan itu masih saja menggoda, kali ini dia
menjilat-jilat kaca mobil dengan lidah nya yang dipenuhi belatung.

Tidak hanya menghalangi pandangan, perempuan itu juga hampir membuat


Saya pingsan. Saya memejamkan mata, pasrah kemana mobil renta ini akan
membenturkan bumper depannya, tapi mulut Saya masih komat-kamit,
berharap Tuhan masih mendengarkan Doa Saya. Dan ternyata....

TUHAN MAHA MENDENGAR

Wajah mengerikan itu tidak lagi terlihat, Saya berusaha mengambil alih
kaki kanan Saya lagi, lalu perlahan-lahan menurunkan kecepatan Mobil.

"Ya Allah..... hampir saja! Sedikit lagi, mobil ini pasti membentur
pembatas jalan"

Puji Syukur selalu saya panjatkan, walaupun ada sedikit perasaan tidak
tenang, karena Bau busuk ini tidak kunjung hilang. Rasanya....
perempuan itu masih berada di sekitar Saya. Untuk memastikan bahwa
Saya sudah aman, Saya memeriksa Bak belakang mobil....

Spoiler for SPION TENGAH MOBIL:


KOSONG

Kemudian melihat ke spion kanan mobil...

Spoiler for SPION KANAN:

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 254
TIDAK ADA SIAPA-SIAPA

Kali ini.... Saya benar-benar bisa bernafas lega, Saya semakin yakin
bahwa tidak ada yang mampu melawan kuasa Tuhan, apalagi sesosok setan
terkutuk....

EH???

Tiba-tiba bahu Saya terasa geli, sangat geli seperti digerayangi


sesuatu. Saya pun mencoba menggaruknya dengan tangan kiri. Sesuatu
yang Lembek, lembut dan berdenyut, memenuhi bahu ini, lalu dengan
cepat menyebar ke tangan Saya.

Ternyata..... sesuatu itu adalah....

BELATUNG

Barulah Saya sadar..... dimana posisi perempuan itu sekarang, karena


saat Saya melihat spion tengah untuk terakhir kalinya....

PEREMPUAN ITU SEDANG MEMELUK SAYA DARI BELAKANG

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 255
THE OLD MAN CHAPTER 18
11 Januari 20XX
02.30 WIB

Deru mesin mobil tua, dini hari di jalan yang sepi. Terombang ambing
ke kanan dan ke kiri, mencoba berlari dari sebuah ilusi. Di
dalamnya.... Saya masih berjuang untuk lolos dari cengkraman perempuan
berambut putih. Berusaha agar mata ini tetap terbuka, dan mengatupkan
bibir menahan muntah.

Lidah busuknya berkeliaran di belakang telinga, nafas beracunnya


menggantikan aliran oksigen ke hidung Saya. Semua ini terasa sangat
menyiksa, belum lagi Saya harus menjaga konsentrasi agar mobil tua ini
tidak berakhir di dasar jurang.

HIHIHIHIHIHIHI

"Kenapaa?? Kenapa doa dan dzikir Saya seolah tidak punya pengaruh apa-
apa padanya?"

Saya mempertanyakan kuasa Tuhan saat hambanya sedang dalam bahaya,


bukankah janji-Nya adalah melindungi dari mahluk-mahluk seperti ini?
Leher saya semakin panas, paru-paru ini mulai terasa kosong karena
menahan nafas, tapi di depan sana.... cahaya lampu berjejer di pinggir
jalan, pertanda Saya sudah masuk ke pemukiman warga.

Rumah dan toko terlihat di kiri dan kanan, tapi tidak ada satu orang
pun yang dapat saya temukan. Tentu saja.... hanya mahluk seperti
inilah yang keluyuran di tengah malam begini. Saya menginjak rem
mobil, hal yang seharusnya Saya lakukan dari tadi. Tapi... Saya tidak
mau terjebak di pinggir jalan yang sepi dengan setan terkutuk ini.

BRMMMmmmmm

Mobil Saya berhenti tepat di depan sebuah ruko dan sebuah warung
bakso, Saya pun berhasil membuka pintu walaupun semua itu percuma
kalau Saya tidak bisa lepas dari cengkraman perempuan ini.

Dari spion tengah, dapat Saya lihat wajah nya yang semakin menyeramkan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 256
di samping wajah saya yang semakin memerah karena menahan nafas. Saya
tidak bisa membiarkan ini berlangsung lebih lama lagi, karena walaupun
kecelakaan mobil bisa Saya hindari, Saya akan tetap mati karena setan
ini.

"HUUAAAAAAAAAHHHHH... HHHHHHH..... HHHHHHH..... HHHHHHH......."

Persetan dengan bau busuk yang menyengat, Saya membuka mulut dan
menghirup udara sebanyak yang saya bisa. Walaupun akibatnya
adalah......

HUEEEEEEEEEEEEEKKKK

Isi perut ini berceceran di celana, sendal dan mobil. Dapat saya lihat
nasi sisa makan malam saya tadi, yang perlahan-lahan bergerak diantara
cairan kental itu. Belum selesai rasa jijik saya akibat pemandangan
itu, samar-samar Saya rasakan sesuatu bergerak di dalam mulut dan
tenggorokan saya.

Kesadaran Saya hampir hilang kala membayangkan di dalam mulut saya


banyak sekali belatung......

BAPAK.......

"Suara siapa itu?"

"Bapak......?? Pak.......?"

Seperti terhempas kembali ke dunia nyata, Suara itu adalah tamparan


keras yang mengembalikan kesadaran Saya. Di samping saya, seorang
laki-laki bertopi dan berkalung handuk sedang menggoyang-goyangkan
bahu ini.

"Bapak... bisa minta tolong pindahin mobilnya donk, Saya mau pulang
nih..."

Ujar bapak itu.

Saya melihat ke spion mobil..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 257
PEREMPUAN BERAMBUT PUTIH ITU SUDAH TIDAK ADA

Saya melihat keadaan sekitar, mencari penjelasan dari apa yang orang
ini katakan. Dan setelah melihat rombong bakso di depan mobil, barulah
Saya mengerti.

"Ah ummmm maaf mas, maaf"

Saya segera memindahkan mobil yang menghalangi rombong Bakso milik


orang itu. Sambil masih bertanya-tanya...

KEMANA PERGINYA MUNTAH SAYA TADI?

Mobil ini bersih, seolah apa yang Saya alami barusan hanyalah mimpi.
Saya memarkir mobil di depan masjid yang tidak jauh dari warung bakso
barusan. Lantunan ayat suci berkumandang, pertanda subuh hampir
menjelang

Biarlah saya tenang sejenak disini.... di rumah pun tidak ada Vivi.
Seiring pikiran yang semakin jernih, mulai muncul sebuah deduksi di
kepala ini. Semua tragedi yang menimpa Saya dan Vivi dimulai ketika
Hanggareksa beralih kepemilikan. Kalau Saya mengesampingkan fakta
bahwa karyawannya telah banyak membantu Saya, sebenarnya mereka
tetaplah orang yang misterius. Dan lagi..... apa maksud surat yang
diberikan Oma lewat Ratna ketika Saya masih di rumah sakit? Kata-kata
dalam surat dengan amplop putih berisi uang itu.... sama sekali bukan
ucapan
yang wajar untuk orang yang sedang sakit.

Danu sudah bahagia.... sudah tidak lagi memikirkan kita. Segera sehat
nak Lukman, mari berkorban bersama demi masa depan hanggareksa, dan
masa lalunya....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 258
THE OLD MAN CHAPTER 19
11 Januari 20XX
06.30 WIB

HANGGAREKSA RESTAURANT

Semua karyawan terlihat bersemangat, mereka sedang serius pada


tugasnya masing-masing. Kalaupun ada orang yang terlihat lemas,
mengantuk dan tidak bergairah, itu adalah Saya. Saya tertidur di mobil
dan baru bangun setelah sholat jamaah subuh di masjid selesai, lalu
pulang hanya untuk sholat dan mandi tanpa sempat sarapan.

Berangkat kerja tanpa Vivi, rasanya ada yang kurang. Dan sepertinya
bukan hanya Saya yang merasa begitu..

"Pak Lukmaaaan..... gimana kabar dek Vivi?"

Tanya Resti

"Vivi sudah mendingan, sudah mulai belajar jalan lagi, kata dokter
dalam bulan ini sudah tidak lagi pakai kursi roda"

Jawab Saya. Tentu saja saya tidak perlu memberitahu tentang keadaan
Vivi sebenarnya. Bahkan penyebab cederanya pun saya sembunyikan.

Resti adalah orang yang paling peduli dengan Vivi, mungkin karena lima
tahun pernikahannya masih juga belum dianugerahi anak. Hal serupa juga
dialami oleh saudara kembarnya, hanya saja anak pertama Ratna harus
meninggal dalam kandungan, dan belum ada tanda-tanda kehamilan lagi
sampai sekarang.

Itulah yang membuat mereka dan Vivi sangat akrab, di satu sisi... Vivi
juga membutuhkan sosok Ibu.

Saya melanjutkan apa yang jadi kewajiban Saya, membawa barang-barang


ini ke gudang. Sejak perempuan berambut putih itu memulai terrornya...
gudang ini tidak lagi menyeramkan. Bukan karena penghuninya berhenti
mengganggu Saya, tapi karena gangguan mereka terasa lucu jika
dibandingkan si rambut putih.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 259
BRUK

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di belakang Saya. Sengaja tidak


Saya lihat dan lanjut memasukkan sayuran ke dalam kulkas. Dengan nada
bergurau Saya berkata..

"Ayoooooo balikin lagi ke tempat semula, nanti dimarahin Oma lhooo"

Konyol nya Saya berkata demikian, tapi saat ini Saya benar-benar tidak
punya waktu untuk meladeni mereka.

Saat semua barang sudah di kulkas, Saya pun pergi meninggalkan gudang
dan tentu saja... tidak ada barang atau benda apapun yang tergeletak
di lantai. Sepertinya setelah ini, hantu di gudang ini akan bosan
mengganggu Saya.

Seperti biasa.. setelah ini Saya menemui Riska untuk mengurus


pembayaran.

"Kentang yang kemarin kok cepet banget busuk ya pak? Bilang ke pak
haji, kalau terus kaya gini.. kami mau pindah supplier saja"

Keluh Riska tentang kualitas sayur yang disediakan Bos Saya. Saya
hanya mengiyakan saja, karena kentang busuk itu bukanlah tanggung
jawab Saya. Lagipula... Saya tidak suka kentang, pelanggan di restoran
SFTH pun sangat benci dengan yang namanya "KENTANG"

Spoiler for BREAK THE 4TH WALL:

Ada sesuatu yang sejak kemarin menganggu Saya, yaitu...

JAM ANTIK BARU DI SAMPING MEJA KASIR

Pertama kali melihatnya terpajang disini, Saya tidak terlalu


mempedulikannya. Sejak Riska dan yang lain mengambil alih Hanggareksa,
banyak perabotan antik yang menghiasi restoran milik Habib ini, karena
itu Saya tidak kaget kalau mereka memilki jam antik lain selain yang
Saya bawa ke kota Oseng. Tapi.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 260
APAKAH WAJAR KALAU SEMIRIP ITU?

Tidak hanya model dan warnanya, jarum patah, kaca retaknya, dan
goresan di kayunya pun sangat mirip dengan yang Saya bawa. Entah
kebetulan, atau memang.....

"Pak Lukman.."

"Ah iya iyaaa! Sudah selesai??"

Tanya saya yang sedikit canggung karena lamunan saya barusan ditegur
oleh Riska.

Riska memberikan uang dan nota pada Saya, seharusnya urusan Saya
disini sudah selesai. Tapi hari ini... ada sesuatu yang harus Saya
lakukan. Saya pun pamit pada Riska untuk menemui Oma di dapur.

Seperti biasa... dapur ini bagaikan sebuah orkestra dimana Oma adalah
kondutornya, dan perkakas itu adalah instrumentnya. Di usianya yang
sudah senja, beliau masih sangat lihai memotong sayur dan daging itu.
Sebenarnya sungkan untuk mengganggunya, tapi Saya tidak bisa pulang
dengan tenang jika tidak menemuinya sekarang juga.

"Ada apa pak lukman?"

Tanya oma. Beliau menghentikan kegiatannya sejenak.

"Emmmm ada yang ingin Saya bicarakan sama sampean"

Ucap saya.

Oma meletakkan pisaunya dan mempersilahkan Saya duduk.

"Ada apa pak? Kok kayaknya penting sekali?"

Saya melihat ke belakang, memastikan tidak ada karyawan lain yang


mendengar.

"Jangan khawatir.... tidak ada yang mendengar, termasuk orang yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 261
sedang menguping pembicaraan kita di balik pintu"

Siapa? Siapa yang Oma maksud? Ah! Siapapun itu, yang jelas oma sudah
memberikan lampu hijau, Saya pun mulai bicara.

"Sebenarnya... Saya sungkan menanyakan ini, tapi waktu itu... Kenapa


sampean membolehkan Saya membawa jam antik itu? Bukankah itu jam yang
sangat berharga?"

Dahi Oma mengkerut, seakan heran kenapa baru kali ini Saya bertanya.
Beliau pun menjawab...

"Karyawan kami lebih berharga dibanding jam tersebut, antik bagi


kami... hanyalah kata lain dari usang. Dan barang usang sudah
sepantasnya dibuang. Lagipula... melihat bapak memohon-mohon seperti
itu hanya demi sebuah jam, Saya jadi tidak tega. Bukan berarti Saya
percaya sama cerita bapak tentang hantu, dan kutukan, tapi kalau itu
satu-satunya yang bisa Saya bantu, kenapa tidak?"

Masuk akal... jawaban oma memang masuk akal, tapi saya masih merasa
ada sesuatu yang beliau sembunyikan. Oma bukan tidak percaya cerita
Saya tentang gudang dan perempuan berambut putih, tapi.....

BELIAU SUDAH TAHU

Riska, Resti, Ratna, BQ dan Oma sudah pasti tahu tentang apa yang
sedang terjadi. Tapi mereka tidak peduli, mereka sengaja menutup-
nutupi. Ini hanya dugaan, karena kalau memang semua karyawan di
hanggareksa ini menyimpan rahasia yang mengerikan, kenapa BQ justru
dengan bebas menceritakannya pada Saya?

PAK LUKMAN?

"Eh iyaa iyaaaa"

Oma menyadarkan saya yang sedang termenung.

"Ada lagi?"

"Ya! Satu lagi...."

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 262
Oma memandangi Saya, menunggu pertanyaan apa yang akan saya berikan
untuknya.

"Lukisan di depan, apakah sampean kenal dengan perempuan yang ada di


lukisan itu?"

Butuh waktu yang lama bagi Oma untuk menjawab, bukan karena beliau
sibuk memikirkan jawabannya, tapi karena beliau tertawa dengan
pertanyaan Saya

"Kalau Saya bilang itu adalah lukisan saya, apakah sampean percaya?"

Tanya Oma

"Eh? Beneran?"

Hampir saja saya menganggap serius omongan Oma, ternyata beliau hanya
bercanda

"Hahahaha.... ya bukan lah pak! Saya malah tidak tahu perempuan dengan
bunga mawar itu siapa. Lagipula lukisan itu sudah ada disini sebelum
Saya dan yang lain menempatinya"

Lagi-lagi... jawaban Oma masuk akal. Banyak sekali lukisan di restoran


ini, Riska dan Karyawan yang lain mendekorasi restoran ini dengan
sangat baik. Banyak diantara lukisan itu adalah lukisan perempuan, dan
hanya lukisan perempuan dengan bunga mawar itulah yang sudah ada di
sini sejak dulu.

"Tunggu dulu! Darimana Oma tahu kalau yang Saya maksud adalah lukisan
wanita dengan bunga mawar?"

Padahal...

SAYA SAMA SEKALI TIDAK MENYEBUT BUNGA MAWAR

"Kalau sudah tidak ada lagi yang mau bapak tanyakan, Saya mau
lanjutkan memasak ya?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 263
"Oh silahkan silahkan.. maaf sudah mengganggu sampean"

Saya mengucapkan terimakasih atas waktu Oma, lalu pamit pergi. Masih
belum hilang di pikiran ini, tentang jawaban Oma yang terasa janggal
barusan. Beliau tidak mungkin menutup-nutupi kebenaran tentang lukisan
itu, kalau memang tidak ada sesuatu. Sementara di luar dapur, BQ sudah
menunggu Saya.

"Gimana kabar anak Bapak?"

Tanya BQ

"Alhamdulillah sudah mendingan"

"Syukurlah kalau begitu.... kalau boleh tahu, apa yang bapak bicarakan
dengan Oma di dalam?"

Saya terkejut dengan pertanyaan BQ. Bukan karena dia terkesan ikut
campur, tapi....

"BQ.... kamu nguping Saya sama Oma barusan?"

"Ummmm iyaaa sih, tapi dari jauh... itu pun gak kedengaran"

Ya! BQ sengaja menguping Saya dan Oma dari luar. Bukan masalah besar
bagi Saya karena Saya punya firasat kalau BQ ada di pihak Saya, yang
jadi masalah adalah

DARI MANA OMA TAHU KALAU BQ SEDANG MENGINTIP?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 264
THE OLD MAN CHAPTER 20
11 Januari 20XX
07.00 WIB

Keluar dari restoran dengan perasaan lega karena niat Saya untuk
bertanya langsung pada Oma berjalan sesuai rencana, tapi itu tetap
tidak bisa menghilangkan rasa gelisah saya. Semakin saya berusaha
untuk keluar dari masalah ini, semakin banyak pintu yang menyesatkan
jalan Saya.

Tapi bagaimanapun... Saya harus segera menyelesaikan misteri ini.


Semalam keberuntungan masih memihak Saya, tapi tidak ada jaminan Saya
akan bertahan dari terror perempuan berambut putih itu lagi.

Saya menaikkan keranjang ke bak mobil. Hari ini memang cerah dan tidak
ada tanda-tanda akan turun hujan, tapi saya tetap memasang terpal
karena rute selanjutnya adalah jalur kemitir menuju ke Kota Oseng.

Sebelum berangkat, mungkin sebatang rokok mampu menghilangkan stress


di pikiran. Berharap semua masalah saya lenyap bersama kepulan asap
tembakau. Sialnya.. korek Saya tidak bisa Saya temukan.

TSSS

Seseorang menyalakan koreknya untuk Saya, saya pun berterimakasih dan


menyulut kretek 69 yang sudah melekat di bibir Saya. Orang itu
adalah.....

KUSNADI

Saya menawarinya rokok, dan dalam sekejap terciptalah obrolan hangat


antara dua bapak-bapak ahli hisap.

"Gimana kerjaan? Lancar?"

Tanya Kusnadi

"Yaaaa beginilah, Alhamdulillah masih diberi sehat untuk cari uang,


sampean sendiri?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 265
"Yaaa sama! Restoran ini tambah hari tambah ramai saja, sepertinya
mereka harus memperluas tempat parkir"

Begitulah kira-kira tema perbincangan di depan mobil tua ini, tapi itu
hanyalah pembuka.. karena sekarang Kusnadi mulai mengajak saya masuk
ke tema utama

"Jujur saya salut sama sampean, soalnya masih betah kerja disini"

Ujar Kusnadi

"Gaji besar, Bos Sabar, pelanggan Bayar... kurang apa lagi coba?
Pastinya Saya betah lah!"

Jawab Saya mantap

"Hahahaha! Yaaaa... Saya ngerti, tapi pasti ada harga mahal dibalik
semua itu kan?"

Saya menggigit rokok yang tinggal separuh ini. Karena kalau telinga
Saya tidak salah dengar, Kusnadi baru saja berbicara seolah dia tahu
harga mahal apa yang sudah saya bayar. Tapi saya hanya diam, karena
sepertinya dia belum selesai bicara

"Satu orang Karyawan sudah hengkang dari restoran ini, sepertinya


gadis itu tidak setangguh sampean"

Nova? Mungkinkah yang dimaksud Kusnadi adalah Nova? Ya! Kalau bukan
Nova siapa lagi? Kabar tentang pengunduran diri Nova bukanlah hal yang
aneh jika diketahui Kusnadi. Yang aneh adalah.... cara dia bicara
seolah-olah tahu tentang apa yang sudah Nova alami, hal yang bahkan
Saya pun tidak mengetahuinya.

"Hahaha bicara apa sampean ini? Nova itu pekerja keras, kalaupun dia
berhenti dari sini, itu pasti karena ada sesuatu yang mendesak..."

SESUATU YANG JUGA MENYEBABKAN ANAK SAMPEAN KECELAKAAN?

Kusnadi menyela.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 266
Saya berhenti tertawa, karena percakapan dua orang tua ini sudah tidak
lucu lagi. Saya terima ajakan Kusnadi untuk ngobrol dengan tema yang
lebih serius.

"Ok.... sepertinya sampean tahu lebih banyak tentang Saya dan Nova.
Mungkin sampean bersedia untuk menjelaskan?"

Tanya Saya sedikit jengkel. Kusnadi membuang puntung rokoknya. Dan


mulai berbicara dengan serius.

"Perempuan berambut putih adalah sosok yang sering Saya lihat berdiri
di pintu restoran setiap kali restoran ini tutup, mahluk yang juga
menyebabkan terror di rumah sampean. Dengar.... Kita punya nasib yang
sama, jadi Saya ingin sampean tahu kalau kita juga ada di pihak yang
sama"

Tutur Kusnadi

"Kita tidak mungkin duduk disini dan membahas masalah ini kalau kita
tidak di pihak yang sama. Tenanglah, Saya percaya sama sampean"

Ucap saya dengan nada yang lebih serius, kusnadi pun menjawab...

"Bagulah kalau begitu.... sekarang karena kita ada di pihak yang sama,
saya ingin sampean membantu Saya"

"Bantu? Saya kira disini sampean yang mau membantu Saya....?"

Tanya Saya heran, karena belum apa-apa Kusnadi sudah meminta bantuan

"Oh itu pasti!! Saya punya informasi yang mungkin sedang sampean cari"

Saya mengangkat kepala lebih tinggi karena antusiasme saya akan


informasi dari Kusnadi pun sangat tinggi

"Info..... informasi apa??"

Kusnadi meletakkan tangannya di telinga Saya, seolah itu dapat meredam


suaranya...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 267
"Perempuan berambut putih itu..... adalah orang yang sama dengan yang
ada di lukisan gadis dengan bunga mawar. Dia adalah pendiri
HANGGAREKSA yang sudah lama meninggal. Perempuan itu bernama....

ROSMARY ANGGRAINI

Ini aneh.... bagaimana mungkin saya bisa ketakutan hanya karena


mendengar sebuah nama yang bahkan tidak saya kenal. Rosmary...
terdengar seperti bukan nama orang pribumi. Lagipula bukan benar atau
tidaknya informasi tersebut, saya justru lebih tertarik dengan dari
mana Kusnadi mendapatkan Informasi itu...

"Baiklah, saya sudah memberikan sampean informasi yang Saya janjikan..


sekarang giliran sampean membantu Saya...."

Ujar kusnadi

"Apa yang bisa saya bantu? Saya tidak punya informasi apa-apa untuk
sampean"

Jawab saya

"Saya hanya ingin bertanya... pernahkah sampean memeriksa setiap


barang yang sampean antarkan ke hanggareksa? Ummm maksud saya......"

SETIAP DAGING YANG HANGGAREKSA PESAN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 268
THE OLD MAN CHAPTER 21
11 Januari 20XX
07.15 WIB

Pertanyaan Kusnadi tentang daging membuat Saya takut memikirkan


jawabannya. Karena kalau ternyata ada sesuatu yang ilegal dan
mengerikan dibalik daging itu, sudah pasti Saya termasuk orang yang
harus bertanggung jawab.

"Apa maksud sampean? Apa ada yang salah dengan daging itu?"

Tanya saya sedikit jengkel.

"Ya!"

Kusnadi menjawabnya dengan singkat dan mantap. Tidak ada rasa sungkan
sedikitpun hingga pertanyaannya barusan mulai terdengar seperti
tuduhan. Tentu saja Saya tidak pernah memeriksa setiap barang yang
pelanggan Saya pesan, mereka pun tidak pernah protes, dan itu artinya
Saya tidak pernah salah kirim barang. Lalu apa maksud dari pertanyaan
Kusnadi ini?

"Hati-hati dengan tuduhan sampean, Saya tidak pernah merasa


mengirimkan barang ilegal. Semua bahan makanan di restoran ini dan
pelanggan Saya lainnya masih segar dan Halal, Saya bisa menjamin itu!"

Tegas Saya pada Kusnadi

"Hati-hati Pak Lukman! Jangan sampai jaminan sampean itu malah jadi
menanggung dosa orang lain. Lagian jam kerja sampean hanyalah di pagi
hari, itu artinya sampean sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di
malam hari"

"Ma... malam hari? Memang ada apa di restoran ini kalau malam? Tolong
jangan bicara berbelit-belit!"

Kusnadi bicara seolah-olah dia tahu segalanya, tapi disaat bersamaan


dia juga membuat Saya seolah tidak tahu apa-apa, dan itu sangat
menjengkelkan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 269
"Saya tidak bisa memberi tahu detilnya, tapi anggap ini sebagai
peringatan untuk sampean. Beberapa orang menggunakan restoran ini
untuk melakukan sesuatu yang laknat dan mengerikan, sesuatu yang
sangat dikutuk Tuhan, sebuah ritual pemujaan setan"

"OMONG KOSONG!"

Teriak Saya menanggapi cerita Kusnadi barusan. Ritual pemujaan setan?


Di restoran? Hanya orang gila yang punya pikiran seperti itu, Saya
merasa obrolan ini sudah tidak lucu lagi, karena itu Saya pun beranjak
pergi.

"Silahkan pergi! Percaya atau tidak, itu adalah hak sampean, Saya
hanya ingin memperingatkan, agar sampean lebih teliti lagi dengan apa
yang sampean bawa ke Hanggareksa, karena jika tidak..... itu artinya
secara tidak langsung Sampean juga terlibat dalam ritual gila mereka"

Saya mencoba untuk tidak peduli dengan omong kosong kusnadi, tapi saat
sudah berada di dalam mobil, rasa penasaran ini tidak bisa Saya
bendung lagi.

"Pak Kus.... memangnya, daging apa yang sampean maksud?"

Kusnadi menghampiri Saya, lalu berbisik...

"Sesuatu yang suci, yang terlahir tidak diinginkan, yang mati tanpa
sempat melihat dunia. Tidakkah sampean curiga kenapa semua karyawan di
Hanggareksa adalah perempuan, tapi tidak satu pun dari mereka yang
memilki keturunan?"

Saya begidik mendengar itu semua, terlalu mengerikan untuk jadi


kenyataan, dan semakin mengerikan lagi karena Saya adalah bagian dari
kenyataan itu. Saya memilih diam, karena untuk berkomentar pun Saya
tidak punya kata yang tepat, akhirnya Saya pergi meninggalkan
Hanggareksa, dan teori Kusnadi yang semakin gila.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 270
THE OLD MAN CHAPTER 22
11 Januari 20XX
16.00 WIB

KASTA TINGGI

Sebuah toko barang antik sekaligus padepokan milik tokoh spiritual di


Kota Oseng, tempat yang dijanjikan untuk Saya bertemu dengan sang
pemilik, Lora Husein. Resiko menemui orang penting adalah kita harus
betah dan sabar duduk lama di ruang tunggu. Ini sudah hampir tiga jam,
tapi giliran Saya belum juga tiba.

"Maaf pak, sampean juga mau konsultasi sama lora?"

Tanya saya pada orang tua yang duduk di sebelah, Beliau sudah datang
lebih dulu daripada Saya.

"Oh endak, Saya cuma mengantarkan istri dan anak saya yang sekarang
masih ada di dalam"

Jawab orang tua itu yang berarti, sebentar lagi adalah giliran Saya

KREK

Seorang wanita tua keluar dari ruangan dengan memapah seorang gadis
yang sedang menangis. Mereka berdua keluar membawa bungkusan hitam
yang bisa jadi adalah obat dari Lora. Pak tua di samping Saya bergegas
bangun dan menghampiri keduanya, lalu mereka bertiga pergi.

"Pak Lukmanul Hakim"

Akhirnya tibalah giliran Saya, Saya pun dipersilahkan masuk ke sebuah


ruangan yang sangat terang dan tidak ada apapun kecuali karpet, meja,
dan kotak kecil di tengah ruangan dimana Lora Husein sedang duduk.
Saya pun berjalan menunduk menghampiri beliau, walaupun masih heran
dengan suasana ruangan ini yang sama sekali tidak mirip kamar seorang
para normal atau dukun.

Saya duduk bersila di depan Lora husein, jarak kami hanya dipisahkan
oleh meja kayu kecil mirip dengan yang sering digunakan Vivi untuk

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 271
menggambar. Penampilan lora pun sangat jauh dari gaya dukun yang
sering Saya tonton di TV. Beliau menggunakan kemeja merah, celana
hitam dengan rambut ikal nya yang berantakan. Wajahnya juga bersih
dari jenggot dan kumis, bahkan kacamata beliau lebih cocok dipakai
oleh dokter daripada seorang para normal.

Tiba-tiba dua orang ajudannya datang membawa Jam tua milik Hanggareksa
dan meletakkannya di sebelah Lora Husein. Setelah kepergian kedua
ajudannya tersebut, Lora pun mulai berdawuh...

"Mohon maaf kalau hasilnya tidak sesuai yang sampean harapkan, tapi
benda ini memang bukan sumber dari masalah yang sampean ceritakan
tempo hari"

Saya mengangguk paham

"Enggeh Lora, Saya juga tidak menyangka kalau Jam ini ternyata
hanyalah jam biasa"

Mendengar kata-kata Saya tersebut, Lora Husein menggeleng-gelengkan


kepala

"Bukan begitu maksud Saya! Jam ini memang bukan sumber dari masalah
sampean, tapi bukan berarti benda ini hanyalah jam tua biasa. Dari apa
yang Saya rasakan, sepertinya jam ini pernah menjadi kunci hidup dan
mati seseorang, bahkan mungkin banyak orang, Saya jadi penasaran dari
mana sebenarnya Sampean mendapatkan Jam ini?"

Pertama Pak Kusnadi, sekarang Lora Husein, kenapa hari ini orang-orang
selalu bicara hal-hal yang mengerikan tentang Hanggareksa? Belum cukup
seram kah terror dari penunggu gudang dan perempuan berambut putih
itu? Haruskah Saya menceritakan semuanya pada Lora? Ya! Mungkin memang
seharusnya Saya terbuka, karena saat ini hanya beliau orang yang bisa
membantu Saya.

"Mohon maaf sebelumnya Lora, apakah masuk akal kalau Saya bilang Jam
itu ada di sebuah restoran tempat Saya bekerja. Restoran yang konon
katanya sering digunakan untuk sebuah ritual sesat dengan menggunakan
manusia sebagai tumbal?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 272
Saya sedikit ragu dengan pertanyaan itu, karena apa yang saya
sampaikan hanyalah teori Kusnadi yang bahkan Saya pun tidak
mempercayainya, tapi ternyata Lora punya pendapat berbeda...

"Kalau memang begitu ceritanya, berarti apa yang saya lihat menjadi
masuk akal. Dengar Pak Lukman, sebaiknya sampean segera berhenti dari
Restoran itu, masih banyak pekerjaan halal yang pastinya jauh dari
kemusyrikan. Karena sekali manusia bersekutu dengan Iblis, maka mereka
tidak akan bisa berhenti, bahkan setelah mereka mati"

Ini sama sekali diluar dugaan Saya, niat untuk mengungkap misteri
perempuan berambut putih malah merambat lebih jauh lagi. Lalu apa yang
harus Saya lakukan? Apakah hal seperti itu benar-benar terjadi di
Hanggareksa? Kalau benar, apakah Oma dan yang lainnya adalah
pelakunya?

Sebenarnya urusan Saya hanyalah dengan perempuan berambut putih itu,


saya tidak mau ikut campur dengan ritual sesat yang dilakukan oleh
orang lain, selama itu tidak berakibat buruk pada Saya dan Vivi, tapi
kalau apa yang dikatakan Kusnadi benar. Hanggareksa bekerja sama
dengan mendiang Ko Danu untuk menyediakan tumbal yang diselundupkannya
di mobil itu, maka sesunggunya..

SAYA SEDANG DALAM MASALAH BESAR

"Lora Apa yang harus Saya lakukan? Adakah cara untuk menghentikan
ritual mereka? Apakah dengan berhenti dari restoran itu, perempuan itu
juga berhenti menghantui Saya dan anak Saya?"

Tanya Saya yang mulai tidak bisa mengontrol emosi

"Mohon maaf Pak Lukman Saya tidak bisa membantu, untuk menangani
manusia-manusia terkutuk seperti itu bukanlah bidang Saya, mungkin
bapak bisa menghubungi Polisi"

Yang benar saja! Kalau polisi sampai turun tangan, pastilah Saya
kebagian getahnya. Bingung dan takut membuat beberapa menit waktu saya
di ruangan ini terbuang percuma karena Saya hanya melamun. Untungnya
Lora segera menyadarkan Saya...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 273
"Begini saja Pak Lukman, sampean kembalikan jam ini ke tempatnya, lalu
segera temukan benda yang tepat. Sesuatu yang tanpa sengaja sampean
sentuh, pindahkan, buang, hancurkan, atau gunakan. Saya tidak bisa
langsung turun tangan karena sampean tidak punya wewenang di restoran
itu, kecuali pemiliknya yang meminta Saya datang maka Saya akan
datang"

Ya..... Solusi dari Lora cukup untuk Saya bawa pulang, tapi belum
cukup jelas untuk Saya kerjakan. Saya tidak ingat pernah menyentuh
apalagi merusak barang milik restoran, lalu kemana lagi Saya harus
mencarinya? Belum lagi setelah perbincangan Saya dengan Kusnadi tadi,
Saya malah takut untuk minta bantuan BQ.

Akhirnya Saya pun pamit pulang.... Ajudan Lora membantu Saya menaikkan
Jam tua ini ke Mobil, dan karena Saya adalah pasien terakhir, Lora
dengan senang hati mengantarkan Saya sampai ke pintu toko. Hari sudah
semakin petang, dan Saya harus melalui jalur kemitir dengan membawa
benda angker? Apakah hari ini bisa menjadi lebih buruk lagi?

"Pak Lukman...."

Tiba-tiba Lora memanggil Saya. Beliau mendekati Saya dengan wajahnya


yang mendadak berubah panik. Sambil memegangi pundak Saya, Lora Husein
berkata...

"Sepertinya sampean tidak perlu mencari benda itu, karena tanpa


sampean sadari sampean sudah membawanya kesini"

Ucap Lora husein sembari memandangi

MOBIL MILIK HANGGAREKSA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 274
THE OLD MAN CHAPTER 23
11 Januari 20XX
19.00 WIB

JALUR KEMITIR

Banyaknya spanduk "Hati-hati di jalan" dari kepolisian bukanlah tanpa


alasan, karena jalur ini memang rawan kecelakaan, dan Saya harus
melaluinya dengan mengendari mobil terkutuk ini? Malang sekali diri
ini.

Masih Saya ingat kata-kata Lora barusan....

"Hantu perempuan itu tidak mengikuti sampean, tapi sampeanlah yang


setiap hari membawanya pergi, bahkan ke rumah sampean sendiri. Biar
Saya tebak, mobil ini adalah mobil restoran tempat sampean bekerja
bukan? Kalau benar begitu sebaiknya sampean pulang dengan Bus saja,
tinggalakan mobil itu disini, biar kami yang mengurusnya"

Andai saja Saya bisa melakukan perintah Lora, mungkin Saya tidak perlu
pulang dengan nyawa terancam seperti ini. Tapi sekali lagi, ini bukan
mobil saya! Saya tidak mungkin meninggalkannya disana tanpa ijin dari
pemiliknya, belum lagi pelanggan saya yang lain pun akan kebingungan
karena mobil ini adalah satu-satunya alat transportasi yang saya
gunakan untuk mengirimkan barang.

"Saya harus sampai ke rumah dengan selamat, setelah itu baru


memikirkan apa yang harus Saya lakukan dengan mobil ini"

Saya berusaha menenangkan diri, karena sudah separuh perjalanan pun


belum ada tanda-tanda kehadiran si rambut putih. Tapi sayangnya Saya
harus berkendara lebih lambat lagi karena di depan ada sebuah truk
yang kelebihan muatan dan berjalan pelan sekali.

TIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIN

Saya berharap setidaknya klakson itu bisa menyadarkan sopirnya kalau


dibelakan banyak kendaraan yang terganggu karena kelalainnya tersebut.
Akhirnya salah seorang warga yang membantu mengamankan jalan memberi
aba-aba untuk maju, Saya pun maju perlahan. Sudah jadi kebiasaan saat

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 275
truk macet, penumpangnya akan turun ke jalan, memasang rambu lalu
meminta recehan, saat saya memberikan selembar uang dua ribuan pada
warga itu, dia berkata...

"Makasih Pak, hati-hati di jalan pak......"

HATI-HATI DI JALAN JUGA BU

Saya berhenti mendadak. Melihat ke samping, ke atas, ke belakang


mencari seseorang yang baru saja dipanggil Ibu, tapi memang hanya ada
seorang bapak di mobil ini.

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

Sialan! Saya tidak bisa berhenti disini, sehingga dengan terpaksa Saya
harus terus berkendara. Setelah lumayan jauh dari keramaian karena
truck macet barusan, barulah Saya menepikan mobil untuk istirahat
sejenak sekaligus memastikan bahwa Saya tidak sedang membawa penumpang
ghaib.

SAYANGNYA..

Kaki kanan Saya seperti dicengkram oleh tangan yang sangat dingin,
kuat sekali sampai pedal gas mobil terinjak penuh. Mobil tua ini
melesat bak kuda lari dari cemeti tuannya.

HWAAAAAAAAAAAAAA

Saya berusaha mengurangi kecepatan, tapi kaki ini tetap tidak bisa
digerakkan, dan parahnya saat saya berusaha menginjak pedal rem, hal
yang sama juga terjadi pada kaki kiri Saya, sehingga sekarang...

SAYA BENAR-BENAR TIDAK PUNYA KENDALI TERHADAP MOBIL INI

"Astaghfirullah apa yang harus Saya lakukan???"

Saya berusaha keras untuk menyeimbangkan kemudi, Saya tidak ingin mati
konyol di tempat ini. Saya mulai ragu untuk berdzikir, karena terkahir
kali mencoba, tidak ada ada pengaruh apa-apa. Tapi saat ini hanya itu
yang bisa Saya lakukan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 276
Sekarang jalanan masih sepi, benturan dan tabrakan masih bisa Saya
hindari, tapi saat saya merasa masalah sedikit teratasi, masalah yang
baru muncul lagi. Kali ini tangan saya seperti digenggam kuat sekali
dan dengan kasarnya mengambil alih kemudi.

"KEPARAAAAAAAAAAAT!!! APA MAU KAMU SEBENARNYAAAAAAAA??"

Tiba-tiba kepala perempuan berambut putih itu muncul dari bawah kursi,
bersamaan dengan bau menyengat yang sudah jadi ciri khasnya

HIHIHIHIHIH

Celakanya dia muncul disaat yang buruk, sebuah truk datang dari arah
yang berlawanan, sementara baru Saya sadari kalau mobil ini berada di
jalur yang salah.

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

Supir truk itu memberi peringatan, sayangnya dia tidak tahu kalau
mobil naas ini sedang dikemudikan setan.

LEPASKAN!!! TOLONG LEPASKAN!! SAYA TIDAK MAU MATI.... SAYA TIDAK MAU
MATI....

Tidak disangka-sangka, tangisan Saya membuat si rambut putih Iba,


wajahnya tidak lagi terlihat di bawah kursi, dan Saya bisa
menggerakkan kaki dan tangan Saya lagi, walaupun itu terlambat...

Truk itu sudah ada di depan mata, membuat Saya banting setir dengan
gegabah. Rasa takut membuat Saya tidak sadar keadaan sekitar, sehingga
mobil ini membentur Bus yang mencoba mendahului Saya.

"Maafkan Bapak Nak....."

BRUAAAAAAKKKKKK!!!!!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 277
THE OLD MAN CHAPTER 24
12 Januari 20XX
19.00 WIB

Saya sudah siap sejak dulu.....


Profesi ini dan segala resikonya....
Untuk mati di jalanan pun kemungkinannya sangat besar....
Tapi disaat seperti ini barulah Saya sadari....

TIDAK ADA MANUSIA YANG SIAP UNTUK MATI

"AAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRGGGGGGGH"

Decit ban mobil melengking beradu dengan pekiknya suara klakson Bus,
suara yang selalu berakhir dengan sebuah benturan keras, lalu
hilangnya nyawa seseorang. Tapi tidak hari ini!

Suara keras di belakang mobil barusan menyadarkan Saya betapa


mengerikannya mati, lebih mengerikan dari apa yang sudah Saya alami.
Saya bisa bertahan dari gangguan setan, tapi Saya tidak siap untuk
bertemu dengan Tuhan. Akhirnya dengan sedikit keberuntungan dan kuasa
Nya, tabrakan ini berhasil Saya hindari. Bus itu pun mendahului Saya
dengan selamat, sementara Truk di depan Saya berhasil berhenti di saat
yang tepat.

Hanya sekian centimeter jarak antara mobil tua ini dengan Bus barusan,
jarak sedekat itu sudah menyelamatkan sisa umur Saya yang mungkin
tidak panjang lagi. Sumpah serapah oleh para pengendara dan pengemudi
Saya terima dengan anggukan maaf, walaupun Saya tahu itu tidak cukup
bagi mereka.

Masih dengan kaki lemas setelah sempat kaku beberapa saat, Saya
mengemudi pelan mencari tempat untuk berhenti sejenak. Setelah cukup
jauh dari lokasi naas barusan barulah saya parkir di pinggir jalan.
Segera setelah turun Saya memeriksa bagian belakang mobil dimana suara
benturan keras itu terdengar, tapi ternyata..

TIDAK ADA TANDA-TANDA BENTURAN DI BAGIAN BELAKANG MOBIL.

Barulah saat Saya membuka terpal Saya tahu jawabannya. Jam tua

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 278
Hanggareksa jatuh tercerai berai. Tidak hanya serpihan kaca, tapi juga
potongan kayu berserakan di bak mobil.

"Aduuh! Padahal Saya sudah nyuruh ikat yang bener, tapi asisten Lora
gak mau denger"

Saya naik ke bak mobil dan merapikan kembali posisi jam antik itu,
tidak bisa Saya bayangkan gimana marahnya Riska kalau melihat kondisi
jam kesayangannya sekarang. Tapi persetan dengan jam tua ini! Persetan
dengan mobil terkutuk ini! Sudah berkali-kali nyawa Saya terancam
olehnya, bahkan nyawa anak Saya pun diincarnya.

Beberapa menit Saya termenung, memikirkan apa yang akan Saya lakukan
selanjutnya. Jika apa yang dikatakan Kusnadi benar, jika benar Oma dan
yang lain se laknat itu, itu artinya tidak ada alasan lagi bagi Saya
untuk berada di pihak mereka. Saya tidak bisa bertindak tanpa bukti
dan tidak akan dapat bukti tanpa tindakan, akhirnya otak tua ini pun
kewalahan.

"Saya bukan sekutu Hanggareksa, Saya juga tidak mau berpihak pada
Kusnadi yang tidak jelas motifnya apa. Satu-satunya kubu yang harus
Saya perjuangkan sampai mati adalah, Keluarga"

Kata-kata itu berhasil menepis keraguan di batin dan otak Saya, antara
perasaan dan logika. Usai membereskan Jam antik yang berantakan ini,
Saya pun menutup terpal dan kembali mengemudi. Kali ini sebelum sampai
di Kota Gambir, Saya harus mengantarkan jam tua ini ke tempat asalnya,
tempat yang sangat pantas untuk benda terkutuk ini

YA TEMPAT YANG SANGAT PANTAS

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 279
THE OLD MAN CHAPTER 25
12 Januari 20XX
22.00 WIB

Setelah mengemudi dengan sisa-sisa adrenalin yang terkuras karena


nyaris mati, akhirnya Saya berhasil sampai di kota gambir. Perjalanan
selanjutnya adalah mencari kebenaran yang tidak bisa saya tunda barang
sejenak. Sebuah jawaban yang tidak bisa Saya tukar dengan tidur
nyenyak walau hanya semalam.

Jalan kalimaya tampak asing dan berbeda, mungkin karena ini pertama
kali Saya melewatinya di malam hari. Kali ini saya datang bukan
sebagai karyawan, bukan pula untuk urusan pekerjaan, tapi untuk
seseorang yang berhutang banyak penjelasan, dan orang itu adalah
"Kusnadi". Saya memarkir mobil cukup jauh dari hanggareksa, dan
berjalan melewati trotoar merah di pinggir jalan.

Saya melewati rumah kecil di samping restoran, rumah ini sudah lama
kosong dan baru beberapa hari ini Saya perhatikan sudah ada yang
menempati.

"Apa habib juga menjual rumah ini ke Riska? Setahu Saya beliau tidak
pernah mengontrakkannya pada orang lain?"

Tiba-tiba penghuni rumah itu keluar, seorang pria bersarung dan


mengenakan sweater berwarna kuning. Orang ini tampak sedang
kebingungan mencari sesuatu, atau seseorang. Sebagai pejalan kaki yang
sopan, Saya pun menundukkan badan

"Permisi Mas...."

Diluar dugaan Saya, orang itu justru menghampiri dan memegang tangan
Saya, dengan wajah ketakutan pria yang sedikit botak ini berkata...

"Om... temani Saya Om, Saya sendirian disini... Saya takut Om...
please Om...."

Naluri Saya mengatakan bahwa orang ini adalah ancaman, entah bagi
fisik maupu kejiwaan Saya. Saya pun dengan tegas menepis tangan pria
itu....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 280
"Ma.. maaf Pak, Sa... Saya ada urusan...."

Lalu Saya pergi dengan terbirit-birit seolah berhasil kabur dari mara
bahaya. Di depan adalah pangkalan becak yang entah kenapa sekarang
ramai sekali, atau memang pangkalan ini hanya ramai pada malam hari?
Setiap pagi saya kesini, tidak pernah Saya lihat ada lebih dari dua
becak yang mangkal, dan diantara kerumunan tukang becak itu adalah
orang yang jadi tujuan Saya datang kesini

"Kusnadi"

Mendengar panggilan Saya, Kusnadi dan yang lainnya menghentikan


sejenak kegiatan mereka. Seolah mengerti maksud kedatangan Saya,
Kusnadi berpamitan pada para tukang becak itu, dan mengajak Saya ke
tempat duduknya di dekat pintu masuk halaman parkir Hanggareksa.
Awalnya Saya menolak karena resiko untuk Saya terlihat karyawan sangat
besar, tapi Kusnadi meyakinkan Saya bahwa semua aman dan terkendali.

"Jadi... bagaimana? Sudah memutuskan untuk terbuka masalah daging yang


Hanggareksa pesan itu?"

Baru saja kami berdua memulai percakapan, kalimat pertama Kusnadi


sudah membuat Saya naik pitam. Nada bicara seolah-olah dia masih
menduga Saya terlibat dalam penyelundupan ilegal itu.

"Berhenti menuduh Saya! Saya kesini bukan untuk jadi kambing hitam
sampean!"

Tegas Saya pada Kusnadi.

"Hahahaha iyaaa iyaaa Saya cuma bercanda. Jadi apa gerangan yang
membawa sampean menemui Saya disini? Malam hari pula"

Candaan Kusnadi sangat tidak lucu, terutama di usia kami yang sudah
rapuh untuk sebuah komedi. Tapi kali ini Saya memilih untuk menahan
diri demi sebuah informasi.

"Kusnadi... kurang lebih sebulan sudah sampean jadi tukang parkir


disini, dan itu adalah waktu yang sangat singkat untuk bisa mengorek

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 281
informasi dari Hanggareksa, terutama informasi yang sangat tabu untuk
didengar orang luar. Saya bingung sebenarnya darimana sampean bisa
tahu semua itu? Dan tolong kali ini jawab pertanyaan saya dengan
serius tanpa bertele-tele, karena jawaban sampean akan menentukan
langkah Saya selanjutnya"

Kusnadi tersenyum dengan kretek di bibirnya, hembusan angin singkat


tapi keras keluar dari hidungnya dan membuat asap rokok itu pudar.
Seolah-olah dia sedang tertawa dengan pertanyaan Saya.

"Hahaha Saya bukan siapa-siapa, sama seperti sampean Saya hanyalah


korban dari kegilaan yang dilakukan keempat perempuan di dalam.
Bedanya Saya lebih cepat menyadarinya daripada Sampean. Dengar Pak
Lukman, Kita berdua punya masalah yang sama dan Saya ingin sampean
berada di pihak Kami, tapi kalau sampean memilih jalan yang berbeda
maka kami pun akan mengambil tindakan tegas"

Jawab Kusnadi kali ini dengan sangat serius

"Tunggu dulu! Apa maksud sampean dengan Kami? Apakah ada orang lain
yang tahu tentang masalah ini?"

Kusnadi membuang puntung kreteknya, dan menginjak sisa tembakau kering


itu. Tangan kanannya menunjuk tepat ke arah dia duduk barusan, lalu
Kusnadi menjawab

"Semua yang ada di pangkalan becak itu, tahu betul tentang kejahatan
Hanggareksa"

Saya terkejut dengan penuturan Kusnadi, sudah bertahun-tahun Saya


bekerja ke restoran ini, tapi dibandingkan mereka yang baru satu bulan
bekerja, Saya justru tidak tahu apa-apa.

"Sejak kapan? Sejak kapan restoran ini digunakan sebagai tempat


ritual? Kenapa Saya yang sudah bertahun-tahun keluar masuk Hanggareksa
tidak sekalipun mendengar ada hal mengerikan di restoran ini?"

Tanya Saya yang mulai sedikit terbawa emosi. Kusnadi mencoba mengubah
suasana menegangkan ini dengan menepuk pundak Saya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 282
"Tenang dulu Pak Lukman, Saya tahu yang sampean rasakan. Tapi kejadian
ini baru dimulai ketika Habib menyerahkan Restoran ini pada Riska,
jadi wajar saja kalau sampean tidak tahu apa-apa. Nah karena sekarang
Sampean sudah tahu semuanya, Saya ingin sampean membantu Kami
membongkar kebusukan Hanggareksa dan mengurung para penganut aliran
sesat itu di balik jeruji besi"

Mudah diucapkan daripada di lakukan, membongkar rahasia Hanggareksa


akan mengakhiri karir Saya. Mungkin Saya akan kehilangan satu
pelanggan, tapi bagaimana dengan mobil? Mobil yang Saya pakai ketika
bekerja dengan habib pun sudah beliau bawa keluar kota. Saat ini
apapun yang Saya pilih beresiko besar mengubah hidup Saya selanjutnya,
tapi disaat seperti inilah bayangan Vivi muncul, satu-satunya orang
yang akan Saya perjuangkan masa depannya, tanpa sedikitpun
membahayakan nyawanya.

"Kusnadi.... sampean sadar kan kalau yang kita hadapi ini adalah kasus
besar, maksud Saya... penjualan organ tubuh manusia adalah illegal,
terlebih sesosok mayat bayi yang walaupun meninggal karena keguguran
atau aborsi, menjadikannya tumbal tetaplah bukan tindakan yang
berperikemanusiaan. Ini akan jadi berita besar yang tidak hanya akan
mengakhiri Hanggareksa, tapi juga pasar tempat Saya memasok daging
tersebut."

Kusnadi mengangguk paham, Saya pun melanjutkan

"Kalau Riska dan yang lain bisa melakukan ini dengan sangat rapi
selama berminggu-minggu, itu artinya dia punya pengaruh yang besar di
pasar itu. Atau paling tidak seseorang yang kebal hukum sudah
membantunya selama ini. Lalu Sampean pikir seorang sopir, seorang
tukang parkir dan beberapa tukang becak bisa melawan mereka semua?
Tidak! Ini jelas bunuh diri"

Pungkas Saya. Kusnadi masih mengangguk tapi kali ini dengan sebuah
senyuman kecil yang membuat kekhawatiran Saya barusan tidak berarti.
Kusnadi pun menjawab

"Kita tidak sendirian Pak Lukman, ada orang besar yang selalu
mengawasi dan melindungi setiap langkah kita. Seseorang yang punya
pengaruh penting di kota ini, seseorang yang amat sangat disegani oleh

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 283
masyarakat gambir, bahkan bupatinya sendiri, seseorang yang punya
tidak hanya satu, tapi delapan cabang usaha di kota gambir, dan salah
satunya adalah Hanggareksa, sebelum akhirnya beliau menyerahkannya
pada Riska. Dan Saya yakin sampean sudah tahu siapa orangnya....
Ya...... beliau adalah"

HABIB ALI MURTADLA

Benar-benar hari yang penuh kejutan. Terlalu banyak rahasia terbongkar


di hari ini, dan seolah belum cukup mengejutkan, kali ini Saya harus
mendengar nama Habib Ali dalam perbincangan keramat ini.

"Sampean kenal dengan Habib?"

Tanya Saya dengan rasa penasaran yang tidak tertampung lagi di pikiran
ini. Semakin saya dijejali dengan informasi, semakin haus rasanya.
Saya ingin tahu semuanya, dan mengakhiri ini untuk selama-lamanya.

"Ah ya! Saya adalah ajudan beliau yang ditunjuk untuk mengurus
kepindahan Riska dan kawan-kawannya ke restoran ini. Saya yang menjadi
komando tukang untuk menurunkan dan menata kursi, meja serta perabotan
lain milik Riska dan komplotannya. Bahkan Saya juga ikut merenovasi
interior restoran ini, semua itu kami lakukan sebelum mereka berempat
pindah kesini. Saya dan beberapa tukang harus menginap beberapa malam
di Hanggareksa, dan sejak itulah pengalaman mengerikan kami dimulai"

Sekarang semua semakin jelas, termasuk kemana seharusnya Saya


berpihak. Habib Ali adalah orang yang banyak sekali membantu Saya dan
keluarga, tidak ada keraguan di benak Saya untuk membantu beliau
membersihkan nama restorannya.

"Terus sekarang, gimana nasib tukang-tukang itu?"

Tanya Saya pada Kusnadi. Dia pun menjawab

"Alhamdulillah mereka baik-baik saja, sekarang mereka punya profesi


baru yaitu...."

TUKANG BECAK

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 284
ANOTHER MEETING

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 285
ANOTHER MEETING (PRLOGUE)
Asap di dapur Hanggareksa masih mengepul ketika asap di rumah Sandy
baru saja padam
Pelanggan mereka masih bersantap dengan tenang saat para tamu Danil
baru saja ketakutan
Dan jam tua itu masih berdenting saat jam di mobil Pak Lukman hancur
berserakan.

Mereka mulai sadar, bahwa melarikan diri bukanlah jalan keluar. Tapi
menghadapinya seorang diri pun bukanlah penyelesaian.
Tidak pernah ada yang paham bagaimana cara kerja sebuah kutukan...
Tapi semua percaya itu adalah perbuatan setan...
Dan siapapun yang dengan sengaja bersekutu,
Maka mereka tidak akan bisa berhenti...
Tidak bahkan sampai mereka
Mati....

12 Januari 20XX
10.00 WIB

Tidak satu langkahpun yang Danil lewati tanpa mengingat Soko Gede,
kampung halaman yang sudah beberapa hari ini ditinggalkannya. Suara
aliran deras air di sungai, lengkap dengan teriakan anak-anak kecil
yang telanjang bulat. Kicauan indah burung-burung baik yang ada di
dalam sangkar, maupun yang hinggap di bambu, dan suara ternak yang
semakin menunjukkan kesan pedesaan dengan bunyi lonceng di kalungnya.

Kira-kira itulah yang dirasakan Danil sekarang kala melewati jalan


kecil menuju ke rumah Sandy. Ini tidak jauh berbeda dengan terakhir
kali Danil mengunjungi rumah sederhana di dusun kecil Kali Siji, hanya
saja kali ini rumah itu semakin sepi setelah meninggalnya Ibu Sandy.
Kadang nostalgia kita harus berhenti saat tempat yang kita kunjungi
terasa berbeda karena seseorang sudah lebih dulu pergi.

"Ah... melewati jalanan desa, berbapapasan dengan ibu-ibu yang membawa


keranjang cucian, seolah suara suling muncul sebagai musik latar di
kepala ini"

Gumam Danil dalam hati

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 286
Sampailah dia di tempat tujuan. Rumah ini sedikit lebih ramai dari
yang danil perkirakan, tapi apa boleh buat? Jika kita selalu berbaik
hati pada orang, orang membalas kebaikan kita bahkan ketika sudah
meninggal. Tampak para tetangga silih berganti memasuki dapur, mereka
semua sedang menyiapkan nasi bungkus untuk acara tahlilan almarhumah
malam ini.

Di dalam rumah, Sandy melihat Danil dari balik jendela kaca dan segera
membuka pintu untuk sahabat lamanya itu.

"Bang?"

Melihat sang tuan rumah, Danil akhirnya tahu dimana harus memarkir
motornya. Ada dua motor yang saat itu sudah lebih dulu berada di depan
teras rumah sandy, Danil memarkir motornya diantara kedua motor
tersebut. Sandy menyambut kedatangan Danil dengan mengajaknya
bersalaman, tapi Danil punya cara tersendiri untuk membalas uluran
tangan Sandy

PLAK!

"Aaaaaaaaaw sakit bang?!!"

Teriak Sandy sembari memegang telapak tangannya. Danil tidak peduli


walaupun Dia sudah menganiaya sang tuan rumah, tanpa membuang senyum
palsunya Danil berkata....

"Di desa Saya Tuan rumah kampret seperti Kamu itu, harus disambit
pakai celurit. Untung ini bukan desa Saya, jadi itu aja cukup"

Ujar Danil sambil memegangi telapak tangannya yang sebenarnya juga


sangat sakit. Tanpa dipersilahkan oleh Sandy, Danil masuk begitu saja
sambil mengucapkan salam...

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam...."

Danil sedikit kaget karena yang menjawab salamnya adalah seorang laki-

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 287
laki dan seorang perempuan yang sedang duduk di ruang tamu. Sandy
sebagai tuan rumah kampret pun segera memperkenalkan Danil pada kedua
tamunya tersebut.

"Kenalin Bang, ini Chandra dan Sabrina mereka berdua teman Saya.
Chandra, Sabrina, kenalin ini Bang Danil teman Saya waktu sekolah
dulu"

Mereka bertiga pun saling berjabat tangan, dan tentu saja kali ini
Danil berjabat tangan dengan baik dan benar.

Hari ini adalah penentuan bagaimana langkah mereka selanjutntya, masih


berharap semua kepingan misteri yang dibawanya masing-masing dapat
terangkai menjadi sebuah gambar utuh, yang akan membimbing mereka
untuk keluar dari kutukan

HANGGAREKSA

Quote:Mohon kerja samanya jika terdapat salah pengetikan, baik nama,


kalimat, atau apapun yang membuat tulisan saya tidak bisa dimengerti.
Saya hanya menulis di waktu luang, dan itu pun kadang belum sempat

saya baca sudah saya update . Jadi mohon dimaklumi ya.

Ada beberapa perubahan nama yang sengaja maupun tidak sengaja, karena
nama yang saya tulis di draft awal, mendadak harus saya ubah sebelum
diposting (meskipun banyak yang lupa) seperti pak ghufron menjadi pak
rofiq, dan Pak Sudarto menjadi Pak Kusnadi

Terakhir... mohon untuk tidak copas cerita ini dimanapun, biarkan


tulisan saya hanya ada di kaskus. saya tahu karya seorang amatir
seperti saya tidak pantas diperdebatkan hak ciptanya, tapi satu-

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 288
satunya hal yang berharga bagi seorang penulis adalah pembacanya.
Dengan mengcopy tulisan saya di situs lain, entah kenapa saya merasa
seseorang sudah mencuri pembaca saya. walaupun sudah ada tulisan

disadur.

Ini yang saya rasakan ketika melihat tulisan MAAPJ di Wattpad sudah
diposting sampai chapter 50 an. Dan masalahnya, itu bukan saya dan

tanpa seijin saya

Sekian curhatan ane, semoga cerita ini selalu menghibur

reader semua, terutama samsol holic

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 289
ANOTHER MEETING - FIRST
12 Januari 20XX
10.10 WIB

Pagi masih belum meninggalkan mereka, yang duduk dalam satu lingkaran
tapi tak saling sapa. Terlalu asing bagi Chandra dan Sabrina untuk
memulai percakapan dengan laki-laki berambut panjang dan jenggot tipis
yang tumbuh jarang. Danil pun tidak tahu topik apa yang pantas untuk
basa-basi dengan kedua remaja kota itu, dan memilih fokus untuk
memecahkan skor Candy Crush milik istrinya.

Beruntung Sandy datang dengan jamuan yang diharap bisa mencairkan beku
nya suasana. Kopi dan teh yang masih hangat, serta biskuit kalengan
dengan gambar ibu dan kedua anaknya.

"Tolong jangan bilang kalau isinya adalah kerupuk!"

Celetuk Danil yang berhasil memancing tawa Sabrina dan Chandra, tapi
tidak Sandy.

"Kalau gak mau sama isinya, mending makan kalengnya aja bang!"

Setidaknya itu yang ingin Sandy katakan, tapi Sandy terlalu takut dan
sungkan karena walaupun keduanya akrab, Sandy dan Danil sudah lebih
tiga tahun tidak bertemu.

Akhirnya mereka berempat berada di posisinya masing-masing, hanya


menunggu siapa yang akan memulai percakapan lebih dulu. Tugas mulia
itu akhirnya jatuh ke tangan Sandy, setelah Sabrina, Chandra dan Danil
sama-sama melototi Sandy seolah memaksa tuan rumah untuk segera angkat
bicara.

"Emmmm gimana kabarnya Bang, sehat? Diklatnya lancar?"

Tanya sandy pada Danil. Sandy tahu benar bahwa itu adalah basa-basi
yang bodoh, terutama setelah melihat reaksi Danil yang sewot maksimal.

"Eh emmmm Rin, Ndra, Bang Danil ini temen Gue yang Gue ceritain tadi.
Dia yang menempati kontrakan selama Gue pulang"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 290
Tutur Sandy, sekaligus memperbaiki kalimat pembukanya yang gagal
barusan. Sabrina dan Chandra melihat Danil seraya mengangguk, wajah
mereka seakan berkata...

"Oooooow"

"Mungkin lebih tepatnya, Saya adalah tamu yang ditelantarkan sama Tuan
Rumahnya yang pengecut"

Timpal Danil. Sabrina dan Chandra melihat Sandy sambil menggelengkan


kepala, wajah mereka seakan berkata...

"Hmmmmmm"

Suasana kembali canggung, Sandy sama sekali tidak punya persiapan


menghadapi tamu seperti Danil. Setelah berbagai metode basa-basi
digagalkan, Sandy memutuskan untuk membahas sesuatu yang jadi tujuan
Danil ke sini. Sesuatu yang akan menyatukan pikiran ketiga tamunya
pada satu topik, yaitu Hanggareksa.

"Oh ya Bang, malam ini Gue mau balik ke Kontrakan. Sejak Ibu wafat,
Gue gak punya alasan lagi buat tinggal disini. Lagian Gue punya urusan
yang belum selesai sama Hanggareksa"

Ujar Sandy.

Danil terkejut karena dengan mudahnya Sandy menyebut nama Hanggareksa


di depan Sabrina dan Chandra.

"Ehm!"

Kode yang Danil kirim barusan adalah peringatan, agar Sandy tidak
melanjutkan pembahasannya tentang hanggareksa. Setidaknya tidak di
depan Chandra dan Sabrina. Tapi kekhawatiran Danil berhasil diredam
Sandy

"Tenang aja Bang, Sabrina dan Chandra sudah tahu tentang Hanggareksa.
Bahkan mereka lebih dulu tahu daripada Elo Bang"

Seketika itu juga Danil melihat kedua tamu Sandy, muncul berbagai

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 291
pertanyaan tentang apa dan bagaimana kejadian yang sama bisa menimpa
mereka berdua. Danil pun meredakan egonya dan memilih untuk jadi
pendengar, mungkin pengalaman mereka bisa jadi petunjuk penting untuk
langkah Danil selanjutnya, Tidak!

UNTUK LANGKAH MEREKA SELANJUTNYA

"Saya pengen denger semuanya dari kalian. Tentang restoran itu, dan
hubungannya dengan kalian bertiga"

Ujar Danil.

Akhirnya sandy berhasil mengendalikan ruang tamunya lagi. Masing-


masing dari mereka bercerita panjang dan lebar tentang Hanggareksa,
tentang Nova dengan segala detil dan dugaan masing-masing. Danil
terperangah karena apa yang didengarnya sangatlah menyeramkan, tidak
bisa dibayangakan jika Dia berada di posisi mereka. Akhirnya cerita
Sandy menjadi pamungkas dari rentetan kejadian yang mereka bertiga
ceritakan, itu artinya sekarang giliran Danil berbicara.

"Tunggu sebentar!"

Seru Danil sembari mengeluarkan sesuatu dari tas nya, yakni sebuah
Handy Cam milik Sandy.

"Apa pernah kamu melihat hasil dari video yang kamu rekam?"

Tanya Danil pada Sandy sambil menyodorkan Handy Cam nya.

Sandy menerimanya dengan ragu, dan wajahnya itu adalah jawaban bagi
Danil bahwa tidak sekalipun Sandy pernah melihatnya. Masih dengan
keraguan dan ketakutan akan nostalgianya dengan mantan kontrakan,
Sandy menyimak baik-baik semua video yang ada di kameranya. Hampir
semua video Sandy tonton dengan ekspresi heran, seakan-akan dia tidak
percaya bahwa semua itu dia yang merekam.

"Kenapa videonya jadi gini?"

Tanya Sandy pada Danil. Dia masih belum mengerti kenapa hasil
rekamannya berbeda dengan saat kejadian berlangsung. Semua video yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 292
direkam di kontrakannya, dipenuhi dengan suara-suara aneh bahkan lebih
nyaring daripada suara asli dari rekaman tersebut. Video yang direkam
saat malam terakhir Sandy di kontrakan pun, sama sekali tidak merekam
sosok Nova, tapi kali ini Sandy bisa memakluminya karena yang
direkamnya memang bukanlah Nova.

"Saya juga gak tahu, tapi satu-satunya video yang jelas gambar dan
suaranya adalah video orang-orang aneh berjubah hitam itu"

Chandra dan Sabrina tidak bisa menahan hasrat ingin nontonnya, mereka
berdua mengambil posisi di samping Sandy dan bersama-sama menyaksikan,
video berisi ritual aneh yang dilakukan oleh orang-orang berjubah
hitam itu. Ini bukan pertama kalinya bagi Sandy dan Chandra, tapi bagi
Sabrina.... video tersebut sangatlah menjijikkan.

"Itu.... apa yang ada di piring mereka?"

Tanya Sabrina sembari menutup mulut dan hidungnya dengan kedua tangan.
Tidak satu pun yang bisa menjawab pertanyaan sabrina, karena saat itu,
mereka sedang mempertanyakan hal yang sama.

Suasana menjadi hening sesaat, nafsu pada kopi dan teh pun hilang
selamanya. Rekaman itu meruntuhkan keraguan mereka tentang eksistensi
orang-orang berjubah hitam yang selama ini Sandy dan Chandra anggap
hanyalah sesosok penampakan. Tapi jika lensa kamera Sandy dapat
merekamnya dengan jelas, sudah barang tentu mereka semua adalah...

MANUSIA

"Orang-orang ini yang bertanggung jawab atas penculikan Nova"

Ujar Sandy

"Sial! Apa-apaan benda merah di atas piring mereka itu? Gue gak bisa
bayangin apa yang akan terjadi sama Nova, kalau kita terlambat pergi
ke Hanggareksa malam itu"

Gerutu Chandra

"Memangnya apa yang ada di pikiran kalian tentang daging berlumur

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 293
cairan merah itu? Please... jangan mikir terlalu ekstrim!"

Sahut Sabrina, sambil masih menahan gemetar di tangannya

"Ah dasar bocah! Kasus penculikan seperti ini harusnya sudah kalian
laporkan ke polisi sejak awal!"

Seru Danil

"Percuma Bang.... Ibu Nova memilih tidak memperkarakan kasus ini,


bahkan Nova sendiri membuat pengakuan bahwa dia tidak pernah merasa
diculik"

Sahut Chandra

"Kok gue jadi curiga sama Ibu Nova ya! Yang dilakukannya itu tidak
sewajarnya dilakukan orang tua yang memang menyayangi anaknya. Kalau
gak salah baca, di diary itu juga ditulis kalau Ibu nya yang
memperkenalkan Nova dengan manager Hanggareksa"

Ujar Sandy

Suasana kembali hening, tapi disaat yang bersamaan juga semakin


mencekam. Mereka ingin segera keluar dari terror Hanggareksa, tapi
tidak satupun yang tahu pintu manakah yang harus mereka buka untuk
bisa lolos dari kutukan restoran angker itu.

"Maaf kalau terkesan egois, Saya cuma ingin tinggal dengan tenang di
kontrakan itu tanpa peduli dengan ritual sesat Hanggareksa, dan juga
teman kalian yang bernama Nova. Tapi sepertinya keinginan saya tidak
akan terwujud selama kedua misteri tersebut belum diselesaikan. Jadi
apapun yang kalian rencakan, Saya ikut!"

Ujar Danil

Tidak ada yang menduga pertemuan pertama mereka berkahir menjadi


sebuah rapat strategi. Bagi mereka... menghentikan kegiatan sesat
Hanggareksa bukanlah tanggung jawab mereka, tapi selama itu masih
mengganggu ketenangan dan keselamatan keluarganya, maka apapun yang
terjadi semua ini harus dihentikan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 294
"Gue sama Bang Danil berencana pergi ke rumah pemilik kontrakan,
tujuan utamanya adalah komplain sih, tapi kami juga akan berusaha
untuk cari informasi tentang asal-usul restoran setan itu"

Ujar Sandy

"Kalau gitu, gue mau pergi jenguk Nova, udah hampir seminggu Gue gak
kesana. Siapa tahu Nova sudah mau terbuka, dan memberi kita petunjuk
tentang siapa sebenarnya orang-orang berjubah hitam itu"

Ujar Chandra

"Kalau gitu Aku ikut Chandra"

Timpal Sabrina

"Ok lah! Kalau tidak terlalu malam, abis dari rumah pemilik kontrakan,
Gue sama Bang Danil bakal nyusul kalian berdua. Alamat rumah Nova
dimana?"

Tanya Sandy, Chandra pun memberikan kartu bertuliskan alamat lengkap


rumah Nova, dengan sebuah nama tercetak besar...

NY. YUANITA ANGGRAINI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 295
ANOTHER MEETING - SECOND
12 Januari 20XX
12.45 WIB

Perbincangan Sandy, Danil, Sabrina dan Chandra masih berlanjut namun


perlahan jauh meninggalkan Hanggareksa. Ruang tamu yang suram kembali
hangat walaupun teh dan kopi di meja sudah semakin dingin. Kehadiran
Hady di tengah-tengah mereka menambah warna baru dan haru saat
mendengar musibah kebakaran yang terjadi tadi malam.

Tapi memasuki kamar Sandy yang saat ini penuh dengan lukisan, perasaan
kagum menyelimuti Danil, Chandra dan Sabrina. Tidak banyak yang bisa
diselamatkan dari kebakaran semalam, tapi lukisan yang ada mampu
Membuat mereka lupa bahwa mereka sedang berada di rumah duka.

Tuhan mengambil sesuatu yang berharga dari Hady, tapi menganugerahkan


sesuatu yang luar biasa padanya, sebuah bakat yang tidak dimiliki
banyak orang. Siang berganti sore, rasa lelah dan bosan pun datang,
setelah makan bersama mereka berempat memutuskan untuk pergi ke tempat
yang sudah direncanakan.

"Apa gak sebaiknya kita pergi ntar malam aja Dy? Kamu kan harus ikutan
tahlil?"

Tanya Danil

"Gak usah bang, doa para tetangga yang datang jauh lebih diterima
daripada doa anak kaya gue"

Alasan yang tidak masuk akal, tapi Danil terima karena malas berdebat.
Lagipula dia tahu, dia tidak bisa pulang terlalu malam karena teman
satu kontrakannya masih terbaring lemah akibat ritual ruwatan semalam.
Tidak mudah bagi Sandy berpamitan dengan keluarganya yang terus
mendesak agar Sandy ikut tahlilan, tapi tidak mudah juga bagi mereka
untuk membujuk Sandy yang keras kepala, lagi pula Bapaknya seperti
tidak peduli padanya.

Akhirnya berangkatlah mereka berempat, Sabrina mengendarai motor Sandy


karena untuk sebuah alasan, dia tidak ingin dibonceng Chandra. Mereka
berempat berpisah di persimpangan jalan, dimana tanah bebatuan berubah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 296
menjadi aspal. Saat ini Sandy sangat berharap bisa berada di dua
tempat sekaligus, karena firasat Sandy mengatakan bahwa Nova adalah
kunci dari masalah ini. Wajahnya yang mirip dengan waitress itu pasti
bukanlah kebetulan, tapi saat ini Sandy hanya bisa mempercayakan
semuanya pada Sabrina.

"Jadi kita kemana nih?"

Tanya Danil yang memutuskan untuk mengemudi setelah tahu tentang


kecelakaan yang dialami sandy.

"Ke rumah Haji Asnaf Bang, di Kali Batas"

Danil mengorbankan satu hari Diklat nya demi tidur tenang untuk
beberapa hari di kontrakan, walaupun ragu tapi dia berharap semoga ini
tidak buang-buang waktu.

DI TEMPAT YANG BERBEDA

15.30 WIB

GUBRAK!!

Malang sekali nasib meja belajar di ruangan itu, tendangan dari kaki
kekar dengan betis berbulu itu hampir saja menyisakan lubang di
kayunya. Tapi karma tidak pandang bulu, Samsol terbangun dan segera
memegangi kakinya yang ngilu.

"Huwaaaa.... sakit bingiiiiiiiit, dasar meja kurang ajar!"

Selesai mengaduh Samsol mulai menyadari kondisinya saat ini, dia kenal
betul dengan kamar kontrakannya tapi dia heran karena baju yang
dipakainya sekarang raib dari tubuhnya. Samsol melihat sekeliling
kamar, dan menemukan kemejanya tergantung di balik pintu, dengan
pikiran yang masih awut-awutan dia menghampiri pintu dan mengambil
kemeja putihnya.

"Aduuuh? Apa-apaan ini?"

Samsol kaget bukan kepalang, karena tiga kancing baju nya hilang.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 297
Sedikit demi sedikit ingatannya pulih, dan kejadian semalam pun samar-
samar tergambar. Samsol masih ingat wajah teman-temannya yang datang
untuk acara dzikir bersama, sayangnya di lupa apa yang sudah terjadi
selanjutnya, dan karena ingatan tidak dapat membantunya, Samsol pun
mulai menggunakan instingnya.

"Tunggu dulu deh! Aku pingsan, Bajuku berantakan, kancingnya juga


copot, terus bangun-bangun udah di atas ranjang...."

JANGAN-JANGAN

"OOOO MY GOD........ KURANG AJAR KALIAN SEMUA, BERANI-BERANINYA


MELAKUKAN INI SEMUA PADAKU! SETELAH SELESAI KALIAN TINGGALIN AKU
SENDIRIAN DISINI? DASAR PENGECUT! PENGECUUUUUUUUUUUUUUUUT!"

Tidak ada satupun yang mendengarkan teriakan Samsol, dia masih kesal
namun tersipu karena khayalannya sendiri.

KEDIAMAN NY. YUANITA ANGGRAINI

17.30 WIB

"Assalamualaikum....."

Tidak seorangpun menjawab salam Sabrina, kecuali Chandra yang


membalasnya dengan tawa kecil.

"Gak bakal ada yang jawab salam Elo disini!"

Sahut Chandra.

Melihat kalung yang dikenakan Chandra, Sabrina mengerti apa maksudnya,


Dia hanya tersenyum malu sambil menggigit bibir bawahnya. Chandra
menekan bel di samping gerbang berwarna hitam itu, tidak berapa lama
kemudian seorang wanita keluar dari rumah kecil berlantai dua yang
tidak lain adalah rumah Nova. Wanita itu tersenyum melihat Chandra,
tampak sekali rona bahagia terpancar di wajahnya. Wanita itu
menghampiri Chandra dan Sabrina lalu membuka gerbang. Dari dekat
tampak sekali usianya sekitar tiga puluhan, tapi masih cantik dan
ramping.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 298
"Tante kira siapa, ternyata kamu Ndra. Terus ini?"

Tanya wanita tersebut sembari melihat sabrina. Sabrina masih tertegun


dengan kecantikan Wanita yang sedang berdiri di depannya, sehingga
Chandra harus mewakilinya untuk menjawab

"Ini sabrina tante, temen Nova juga. Rin! Kenalin ini Ibunya Nova"

Perkenalan singkat mereka di depan gerbang harus segera berakhir, Ibu


Nova membawa kedua tamunya masuk. Ini kali pertama Sabrina datang ke
rumah Nova, tapi yang saat ini sibuk tolah-toleh justru adalah
Chandra. Dia masih bingung dengan adanya sebuah mobil yang sedang
parkir di halaman rumah Nova.

"Mungkin ada tamu..."

Pikir Chandra.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 299
ANOTHER MEETING - THIRD
12 Januari 20XX
17.45 WIB

Di sisi lain kota gambir tepatnya di daerah Kali Batas, sebuah rumah
megah berdiri tepat di ujung gang Pakistan. Luasnya dapat menampung
kurang lebih sepuluh Bus, diakui atau tidak pemandangan mewah itu
sempat membuat Danil ragu untuk singgah, tapi tidak dengan Sandy.

"Bang, buruan!"

Seru Sandy pada Danil yang bengong di luar gerbang.

Danil memarkir motornya di taman rumah setelah seorang satpam


membukakan gerbang. Danil tahu ini bukan waktunya terlena dengan
pemandangan istana milik H. Asnaf, Dia dan Sandy berjalan mengitkuti
satpam yang mengantarkannya ke pendopo dimana H. Asnaf biasa menerima
tamu.

"Mari silahkan duduk mas, Pak haji masih sholat"

Sandy dan Danil pun duduk walaupun dengan perasaan tidak enak karena
bertamu ba'da maghrib. Pendopo H. Asnaf sangat rapi dan bersih,
permadaninya pun bebas dari debu, bahkan dengan sekali menyentuhnya
Danil dan Sandy tahu betapa mahalnya benda tersebut. Tidak hanya itu,
mereka berdua mendapat jamuan makanan dan minuman layaknya tamu
terhormat.

"Bang... kalau kaya gini, gue malah sungkan mau komplain"

Bisik Sandy sembari menuangkan sirup anggur ke gelasnya.

"Hati-hati Dy! Rob Stark dan para pengikutnya mati karena lengah oleh
jamuan tuan rumah. Kita makan dan minum seadanya, tapi tetap waspada"

Bisik Danil sembari mengambil lima potong pisang goreng keju ke


piringnya.

Sandy hanya geleng-geleng kepala, bukan karena dia tidak tahu siapa
Rob Strark, tapi karena ucapan Danil sangat kontras dengan banyaknya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 300
makanan yang diambilnya. Terbiasa hidup di kota membuat Sandy memahami
konsep tidak ada yang gratis di dunia ini, dan konsep itu sedang
diterapkan H.Asnaf pada keduanya. Semua jamuan mewah tersebut harus
dibayar mahal dengan waktu mereka, karena sudah hampir satu jam tapi
tuan rumah tidak muncul juga.

"Siaaal.... ngapain aja sih Pak Haji itu?"

DI WAKTU YANG BERSAMAAN

18.10 WIB

Sabrina dan Chandra sedang menunggu di ruang tamu, walaupun sepertinya


Nova enggan menemui mereka berdua. Ibunya bilang saat ini seorang
dokter sedang memeriksa kondisi Nova, karena sejak kejadian itu Nova
lebih sering mengurung diri di kamar, bahkan makanan nya pun harus
diantar.

"Mungkin mobil yang di luar itu mobilnya dokter"

Pikir Chandra

Tiba-tiba Ibu Nova datang, masih dengan senyuman ramahnya, hanya saja
kali ini terkesan dipaksa. Ada guratan kesedihan di wajah Ibu Nova,
dan seabagai perempuan Sabrina bisa merasakan itu.

"Mari masuk, siapa tahu dengan kehadiran Chandra dan Sabrina, Nova mau
bicara"

Tanpa ragu-ragu Sabrina dan Chandra mengikuti Bu Yuanita menuju ke


kamar Nova. Rumah ini sangat sederhana, tipikal rumah di perumahan
kelas menengah, sempit memang tapi cukup untuk dihuni Nova dan
Ibunya.

KREK!

Pintu kamar Nova dibuka dan tampaklah sebuah ruangan kecil yang sangat
berantakan untuk standar kamar perempuan. Bukan karena pemiliknya
malas untuk bersih-bersih, tapi berantakannya lebih seperti kamar yang
habis diacak-acak pencuri. Di sudut kamar Nova berbaring di atas

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 301
kasurnya, tubuhnya kelihatan sangat kurus sekali, rambut coklatnya
berantakan dan bahkan dari jauh pun Chandra dan Sabrina dapat melihat
lingkaran hitam di mata Nova.

Di samping Nova duduk seorang pria botak mengenakan jas dan celana
serba putih. Tangannya menggenggam sebuah botol berisi air atau apapun
cairan bening itu yang jelas orang ini sama sekali tidak tampak
seperti dokter, begitu pikir Sabrina.

"Nova!"

Seru Chandra yang segera menghampiri Nova dan duduk di sampingnya.


Tangan Nova terasa sangat dingin, walaupun tidak sedingin tatapannya
yang acuh tidak hanya pada Chandra, tapi juga ibunya. Nova sangat
menyayangi ibunya, dan melihatnya seperti ini seakan-akan orang yang
sedang berbaring di atas ranjang ini bukanlah Nova.

Sabrina menyusul Chandra, dia pun duduk di sisi lain ranjang. Sabrina
selalu kagum dengan cara Nova tersenyum, baginya melihat senyum Nova
mengingatkan pada senyuman adiknya yang masih kecil, sangat jujur dan
polos. Tapi kali ini Nova hanyalah jasad yang jiwanya sedang berkelana
entah kemana.

Bu yuanita tampak sedang menahan tangisnya, dia hanya bisa berdiri di


pintu memandangi Nova walaupun dia merasa anaknya tidak sedang disana.
Terjadi keheningan sesaat, sebelum akhirnya pria botak itu bangkit dan
menghampiri Ibu Nova. Keduanya saling berbisik, walaupun Sabrina tidak
mendengarnya tapi dia tahu bahwa mereka berdua sedang membicarakan
sesuatu yang sangat penting.

"Kalian berdua, bisa tunggu di luar sebentar?"

Tanya pria botak itu.

Chandra sangat tidak senang dengan cara pria itu bicara, tapi melihat
Bu yuanita sangat percaya pada pria itu, Chandra pun menurut. Dia dan
Sabrina beranjak dari ranjang dan melangkah pergi

TUNGGU!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 302
Sabrina dan Chandra menoleh dengan cepat, secepat mereka mengenali
bahwa itu adalah suara Nova. Mereka berdua segera berlari menghampiri
gadis malang itu. Wajah Nova masih terlihat mati, tapi air matanya
yang mengalir itu seolah pertanda bahwa masih ada kehidupan di
hatinya.

Nova mengambil sesuatu dari balik bantalnya, sebuah buku diary dengan
sampul merah, dan sambil menangis Nova memberikan Diary itu pada
Chandra

"Buang! Bakar! Tenggelamkan! Apapun caranya bawa dia pergi dari sini!
Bawa dia pergi dari sini........"

Tangis Nova pecah, sangat pilu untuk didengar tapi terasa aneh di mata
mereka. Suara tangis dan air mata itu keluar dari wajah datar Nova
yang sama sekali tidak ada raut kesedihan. Untuk kedua kalinya pria
botak itu meminta Chandra dan sabrina untuk pergi, walaupun banyak hal
yang ingin Chandra tanyakan pada Nova.

Pria itu meneteskan air dari botol kecilnya ke wajah Nova tapi
ternyata....

NOVA SAMA SEKALI TIDAK BERGEMING

Chandra dan Sabrina tidak punya waktu untuk menyaksikan hal tersebut,
mereka masih memikirkan kata-kata Nova barusan, hingga muncullah
sebuah pertanyaan..

"Apa kita harus bakar Diary itu?"

Tanya sabrina.

"Entahlah.... walaupun itu permintaan Nova, tapi tetap saja ini adalah
diary kesayangannya. Dia senang sekali waktu beberapa hari yang lalu
Gue kesini buat balikin Diary nya, lagian Gue juga masih gak yakin
Nova sadar akan apa yang dikatakannya barusan"

BAKAR SAJA!

Timpal Bu yuanita.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 303
Chandra dan Sabrina semakin bertambah bingung, mereka teringat cerita
Sandy tentang bagaimana hantu waitress itu berkomunikasi dengannya
melalui Diary Nova. Kebingungan Sabrina dan Chandra semakin bertambah
manakala Bu yuanita mengucapkan sesuatu yang janggal..

"Bakar saja.... setidaknya itu akan menjauhkan Nova darinya"

Chandra benci mengakuinya, tapi kali ini dia mulai mencurigai Bu


yuanita. Wanita ini sedang menyimpan sesuatu, sebuah rahasia besar
yang mungkin ada hubungannya dengan Hanggareksa. Apapun itu yang jelas
karena keegoisannya, Nova harus menanggung akibatnya.

"Darinya? Dari siapa? Siapa yang tante maksud?"

Tanya Chandra.

HIHIHIHIHI

Suara tawa itu mengalihkan perhatian Chandra, Sabrina dan Bu yuanita


pada sebuah pemandangan yang tidak akan mereka lupakan seumur
hidupnya. Pria botak itu sedang meregang nyawa, mulutnya terbuka
lebar, mata terbelalak dengan pupil yang mengarah ke atas. Tidak ada
harapan bagi pria tersebut untuk kabur, karena...

NOVA SEDANG MENCEKIK LEHERNYA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 304
ANOTHER MEETING - FOURTH
12 Januari 20XX
18. 35 WIB

BANG!!

Pintu kamar Nova tertutup, memisahkan Bu yuanita dari Chandra dan


Sabrina yang masih berada di dalam kamar. Chandra dengan sigap
menghampiri pria botak yang sedang meregang nyawa tersebut, sementara
Sabrina memeriksa pintu kamar Nova.

BRAK! BRAK! BRAK!

"Novaa?!! Apa yang terjadi nak? Nova?"

Teriak Bu yuanita dari balik pintu.

Sabrina berusaha membukanya tapi gagal, pintu itu seperti terkunci


rapat walaupun kuncinya masih ada di lubang pintu, tapi memutarnya
terasa sangat berat. Sama beratnya dengan pergelangan tangan Nova yang
masih melekat di leher pria botak itu. Chandra berusaha sekuat tenaga
untuk melepaskannya, tapi tenaga Nova saat ini jauh lebih kuat
darinya.

"Sialan!! Gue gak bakal biarin elo nyakitin orang lain pakai tubuh
Nova lagi!"

Teriak Chandra.

"Tante... cari sesuatu yang bisa membuka pintu ini, walaupun harus
dipaksa"

Seru sabrina yang direspon dengan teriakan Bu yuanita dari balik pintu

"Ok! Tunggu sebentar"

Chandra semakin kewalahan, dan disaat seperti ini lah dia harus
membuat pilihan. Chandra mengambil Diary Nova yang diletakkannya di
ranjang, dan melemparkannya ke Sabrina sembari berkata

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 305
"Rin! Bakar! Atau Robek semua halamannya!"

Belum sempat Diary itu mendarat di tangan sabrina, secara ajaib buku
kesayangan Nova itu berhenti dan melayang di udara. Sabrina dan
Chandra tidak punya banyak waktu untuk merasa heran, karena secara
perlahan sosok Waitress itu muncul di antara mereka dengan tangan
kananya yang penuh luka bakar, sedang memegang Diary milik Nova.

HIHIHIHIHI

Di saat yang bersamaan, Nova melepaskan tangannya dari leher si pria


botak. Tubuh Nova lemas dan jatuh ke ranjang, Pria botak itu pun
tersungkur dan menggelepar berusaha memasukkan oksigen ke paru-parunya
sebanyak yang dia bisa.

UGGHWEEEK UHUK UHUK

"Om... om gak apa-apa?"

Tanya Chandra

Pria botak itu memberikan botol kecilnya pada chandra, dan dengan
suara paraunya dia berkata..

"Cepat siramkan ini ke kening, dan tubuh gadis itu, sebelum mahluk itu
merasukinya lagi"

Chandra mengerti apa yang harus dilakukan, sayangnya waitress itu pun
mengerti hal yang sama. Keduanya adalah mahluk yang berbeda ruang,
tapi saat ini sedang berkompetisi dalam waktu yang sama. Chandra
membuka tutup botol itu secepat yang dia bisa, sementara waitress itu
melayang secepat kilat ke tubuh Nova, dan akhirnya...

PLASH!

Chandra berhasil membasahi kening nova dengan air dari pria botak itu,
lalu memperhatikan sekeliling ruangan, tidak ada lagi tanda-tanda
waitress berambut Coklat, dan itu artinya Nova sudah aman. Sabrina
yang sedari tadi hanya bersandar pada pintu, tanpa disadarinya sudah
duduk di lantai, kakinya terlalu lemas untuk menopang tubuh

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 306
langsingnya.

"Nova... sadar Nova!"

Chandra berusaha menyadarkan Nova, tapi gadis lugu itu tidak kunjung
kembali. Pria botak itu memberikan sebuah kalung milik Nova, walaupun
tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya, karena lehernya masih
merah dan bengkak. Chandra tahu maksud dari pria tersebut, dia
membenahi rambut coklat Nova yang berantakan dan mencoba memakaikan
kalung perak itu...

HEGH

Kalung itu pun jatuh ke lantai, karena secara tiba-tiba...

NOVA MENCEKIK LEHER CHANDRA

"CHANDRAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Teriakan Sabrina terdengar sampai ke gudang dimana Bu yuanita berada.


Wanita itu dengan paniknya mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk
membuka pintu, dan pilihannya pun jatuh kepada sebuah linggis. Bu
yuanita segera kembali ke lantai dua dimana kamar Nova berada,
berharap logam yang dibawanya dengan susah payah dapat membuka pintu
yang terkunci secara tidak wajar.

Sementara di kamar Nova...

Sabrina dan Pria botak itu berusaha melepaskan cengkraman tangan Nova
di leher Chandra, tapi apalah Daya.. jari nova tidak bergerak
sedikitpun.

BRUAK! BRUAK! BRUAK!

Suara pintu kamar yang sedang dihantam oleh linggis, tapi di tangan Bu
yuanita linggis itu tidak lagi efektif. Baru beberapa kali besi itu
dihujamkannya ke pintu, tenaga Bu yuanita sudah habis terkuras. Rasa
putus asa hinggap di pikirannya, tapi bagi seorang ibu tidak ada kata
menyerah demi memperjuangkan keselamatan anaknya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 307
"Tinggalkan Nova...... Saya mohon, tinggalkan Dia......"

Tangis Bu yuanita pecah, bersimpuh memeluk linggis di depan pintu


kamar Nova. Lirihnya tangisan Bu yuanita menambah pekiknya suasana di
dalam, tapi diluar dugaan.... Nova menoleh ke arah pintu kamar lalu
menghempaskan tubuh Sabrina dan Pria botak itu ke lantai. Di saat yang
bersamaan pintu kamar pun terbuka. Kali ini Nova dapat melihat dengan
jelas wajah Ibunya, begitu juga Bu yuanita yang semakin lemas kala
melihat Nova dengan bengisnya masih mencekik leher Chandra.

"Tolong... jangan lakukan ini pada Nova... kami... kami akan


mengakhirinya, kami janji akan mengakhirinya"

Teriak Bu yuanita.

Wanita itu memohon pada waitress berambut coklat yang sedang merasuki
tubuh Nova, tapi sepertinya iblis itu punya cara lain untuk
menjawabnya. Perlahan-lahan linggis yang dipeluk Bu yuanita bergerak,
semakin lama semakin kuat.

"Tolong.... Aku mohon jangan lakukan ini......"

Tangan Bu yuanita semakin lemah, sementara linggis itu sudah berada di


ujungnya

"Tolong.... tolong jangan lakukan ini......"

Bu Yuanita berusaha menahannya tapi gagal. linggis itu pun terlepas


sepenuhnya dari genggaman Bu yuanita dan melesat dengan cepat...

KE ARAH CHANDRA

"TOLONG HENTIKAN........."

MAMA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 308
ANOTHER MEETING - FIFTH
12 Januari 20XX
18.45 WIB

Asap rokok menari-nari dari hidung dan mulut Sandy, lima buah
puntungnya terendam dalam sisa sirup anggur. Tidak sopan di mata
Danil, tapi saat ini dia sedang malas untuk menegur. Berapa batang
lagi yang harus Sandy habiskan, agar Pak Haji keluar dari kediaman?
Danil pun mulai tampak bosan, tidak mungkin lagi baginya memperpanjang
kesabaran.

"Kita balik besok aja yok! Saya belum sholat maghrib, bentar lagi juga
udah isyak"

Tidak ada alasan untuk menolaknya, walau itu berarti Sandy harus
bermalam di kontrakan lamanya. Rasa kecewa bercampur lelah sudah
mengalahkan antusias mereka untuk bertemu tuan rumah, akhirnya mereka
berdua memutuskan untuk pulang. Tapi belum sempat Danil mengangkat
pantanya, pintu di depan pendopo terbuka.

Seorang pria seumuran ayah Sandy datang menghampiri mereka. Hidung


mancung, alis tebal dan jenggot panjangnya membuat darah arab pria
tersebut mudah dikenali, ditambah lagi gamis dan sorban putihnya yang
beraroma hajar aswad, mengingatkan Danil akan bapaknya di kampung.
Pria itu mempersilahkan duduk Danil dan Sandy yang terlanjur berdiri,
entah sebagai penghormatan atau karena nyaris pulang.

Pria keturunan arab ini adalah H. Asnaf, pemilik kontrakan Sandy.

"Sampean yang ngontrak di rumah Saya itu kan?"

Tanya H. Asnaf membuka percakapan

"Iyaaa pak haji, nama Saya Sandy dan ini Bang Danil yang sekarang
menggantikan Saya di kontrakan itu"

Jawab Sandy bersamaan dengan anggukan kepala Danil.

"Menggantikan? Memang nak Sandy sudah tidak disana lagi? Kenapa?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 309
Danil dan Sandy saling pandang, diskusi bisu mereka tentang siapa yang
harus menjelaskan. Akhirnya Danil angkat bicara, karena memang itulah
tujuan Sandy mengajaknya kesini.

"Mohon maaf sebelumnya Pak Haji, teman Saya ini tidak kerasan tinggal
di rumah milik sampean. Bukan karena fasilitas nya, tapi karena alasan
keamanan dan kebersihannya"

Ujar Danil

H. Asnaf mengerutkan dahinya, keamanan dan kebersihan adalah prioritas


utamanya sebelum menyewakan rumah itu, dia sama sekali tidak menduga
akan ada pelanggan yang komplain tentang hal tersebut. Tapi kemudian
raut wajah H. Asnaf berubah, karena baru saja dia mengingat sesuatu,
sesuatu yang mungkin jadi alasan sebenarnya kedua pemuda ini menemui
dirinya.

"Ini ada hubungannya dengan restoran itu kan?"

Tanya H. Asnaf

Sandy mengangkat Dadanya pelan, pertanyaan tersebut membangkitkan rasa


penasaran, marah dan kecewanya secara bersamaan. Kata-kata H. Asnaf
barusan bukan hanya pertanyaan, tapi juga jawaban dari kegelisahan
Sandy selama ini. Pria ini tahu sesuatu, bahkan mungkin tahu segalanya
tentang Hanggareksa, untuk itu Sandy tidak akan membiarkan kesempatan
ini terbuang percuma

"Ada apa sebenarnya dengan Hanggareksa? Apa yang sebenarnya terjadi


disana? Lalu mereka yang masih gentayangan di kontrakan, siapa mereka
sebenarnya? Kenapa sampean seolah tidak peduli dan masih saja
menyewakan rumah angker itu pada orang lain?"

"SANDY!"

Tegur Danil, melihat Sandy sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

"Maaf"

Ucap H. Asnaf seraya menundukkan kepalanya. Hal tersebut membuat

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 310
canggung suasana, Danil dan Sandy pun salah tingkah dibuatnya. Selain
karena dia adalah tuan rumah, H. Asnaf juga jauh lebih tua dari
mereka, jadi tidak pantas baginya untuk minta maaf sambil membungkuk
begitu. Tapi sepertinya kalimat H. Asnaf tidak berhenti di kata
maaf....

"Kontrakan itu bukan milik Saya, begitu juga dengan rumah ini. Saya
hanyalah abdi yang bertugas menjaga properti milik tuan saya. Kabar
tentang kontrakan itu sudah sampai ke pemiliknya, jadi nak Danil dan
nak Sandy tidak perlu khawatir, semua itu akan segera kami tindak
lanjuti, dan mengenai Hanggareksa........ sayangnya kami tidak bisa
berbuat apa-apa karena saat ini restoran itu sudah bukan milik tuan
Saya lagi"

Ujar H. Asnaf.

"Jadi sebenarnya siapa pemilik kontrakan dan restoran itu?"

Tanya Danil

"Kontrakan itu adalah milik Habib Ali, beliau adalah pengusaha asal
surabaya yang dulu sempat menetap di kota ini. Sedangkan Hanggareksa
adalah milik Widianto Hermawan sahabat Habib Ali, sebelum akhirnya Pak
Widi pergi meninggalkan istri dan anak perempuannya. Semenjak itu
Istri beliaulah yang meneruskan usahanya. Kalau tidak salah ingat
namanya......"

NY. ANGGRAINI

Tutur H. Asnaf.

Danil mendengarkan dengan seksama cerita dari H. Asnaf, banyak nama


yang muncul secara bersamaan tapi sedikit informasi yang dia terima.
Sementara Sandy hanya menggaruk kepalanya mencoba mengingat sesuatu...

"Kok Gue kaya pernah denger nama itu ya? Tapi dimana?"

Gumam Sandy.

"Terus kalau memang Ny. Anggraini yang mengambil alih Hanggareksa,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 311
gimana ceritanya sampai bisa jatuh ke tangan Habib Ali?"

Tanya Danil

Wajah H. Asnaf terlihat ragu, entah kenapa sampai disini dia tidak
ingin melanjutkan ceritanya. Tapi Danil dan Sandy berhak tahu, kedua
pemuda ini adalah pelanggan habib yang harus dia layani kebutuhan dan
keluhannya. Tapi karena informasi yang akan dia ceritakan sesaat lagi
sangat rahasia, H. Asnaf perlu membuat kesepakatan...

"Tolong... cerita yang nak Danil dan nak Sandy dengar jangan sampai
dibawa keluar dari rumah ini, maksud Saya jangan sekali-kali
membicarakannya di depan orang lain"

Danil dan Sandy mengangguk dengan sangat mantap, walaupun di dalam


hati mereka menolak dengan mantap pula. H. Asnaf mengambil nafas
panjang untuk cerita yang mungkin akan sangat singkat, tapi juga
sangat berat.

"Pernah terjadi tragedi di Hanggareksa, jauh sebelum Saya menjadi


ajudan Habib. Peristiwa yang mungkin sudah dilupakan oleh warga kota
ini, tapi tidak oleh keluarga korban. Konon dari berita yang Saya
dengar....

KARYAWAN HANGGAREKSA MEMBUNUH SEMUA PELANGGANNYA DALAMA SATU MALAM

Pisang goreng di perut Danil belum dicerna dengan baik, tapi perutnya
sudah lebih dulu sakit mendengar cerita H. Asnaf. Begitu juga dengan
Sandy yang tampak sangat terkejut, dia sudah menduga sesuatu yang
buruk pernah terjadi di restoran itu, tapi tidak seburuk ini. Ini sama
sekali bukan tragedi kecelakaan seperti yang dibayangkannya, melainkan
sebuah pembunuhan, tidak! ini sebuah..

PEMBANTAIAN

Melihat betapa terkejutnya kedua tamunya itu, H. Asnaf sempat berpikir


untuk berhenti sampai disitu tapi sekali lagi, mereka berhak tahu.

"Malam itu sedang dilangsungkan sebuah pesta di Hanggareksa, Ny.


Anggraini mengundang semua kerabat dan rekan bisnisnya. Tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 312
diketahui pesta apa, dan apa yang melatar belakangi pembantaian
tersebut, tapi malam itu hampir dua puluh orang keracunan makanan,
beberapa diantaranya mati di tempat dan sisanya dilarikan ke rumah
sakit, walaupun banyak yang tidak selamat

Sepertinya semua itu sudah direncanakan dengan sangat rapi, dengan


banyak sekali pihak yang terlibat. Hingga polisi pun baru datang ke
Hanggareksa keesokan harinya, dan tentu saja sudah banyak tersangka
yang melarikan diri Kecuali Ny. Anggraini. Polisi menemukan mayat nya
tergeletak di dekat pintu masuk restoran, bersama dengan tubuh dan
mayat pelanggannya yang lain.

Hasil otopsi menyatakan bahwa Ny. Anggraini meninggal karena racun


yang sama dengan yang ada di tubuh para pelanggannya, hingga muncul
dugaan sementara bahwa Ny. Anggraini adalah korban, dan tersangka
utamanya adalah juru masak restoran. Sayangnya polisi tidak bisa
berbuat apa-apa karena mayat sang juru masak....

DITEMUKAN HANGUS TERBAKAR

Danil dan Sandy saling pandang tapi yang saat itu ada di pandangan
mereka adalah wajah hitam penghuni dapur yang selama ini menerornya.

"Terus.... apa yang terjadi setelah itu?"

Tanya Sandy

"Restoran naas itu harus tutup untuk beberapa bulan, karena setelah
peristiwa itu pun Pak Widi masih belum diketahui keberadaannya, dan
satu-satunya kerabat Ny. Anggraini, yaitu adik perempuannya juga ikut
menjadi korban keracunan di malam itu. Sampai sekarang tidak satu
orang pun yang tahu latar belakang pembantaian tersebut. Sebagian
orang menganggap Ny. Anggraini sudah gila, tapi sebagian lain
berpendapat bahwa itu adalah kecelakaan, karena tidak mungkin Ny.
Anggraini ikut meracuni

ADIK PEREMPUANNYA SENDIRI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 313
ANOTHER MEETING - SIXTH
DI SAAT YANG BERSAMAAN....

18.45 WIB

BUK!

Suara linggis jatuh ke kasur satu jengkal sebelum menembus mata


Chandra. Cengkraman tangan Nova di lehernya melemah, memberikan celah
bagi Chandra untuk melepaskan belenggu maut Nova. Chandra jatuh ke
lantai, mengerang kesakitan dan mengatur nafasnya secara bersamaan,
pandangannya masih buram karena baru saja melihat kematian.

Sementara itu Nova bangkit dari ranjang, berjalan layaknya mayat hidup
menghampiri bu Yuanita. Kali ini semuanya hanya terdiam, semuanya
terlalu lelah untuk melawan, hanya bisa melihat betapa pasrahnya bu
Yuanita.

BODOH!

Ucap Nova di tepat di depan wajah Ibunya. Bu Yuanita menangis tapi


disaat yang bersamaan dia mengangguk membenarkan ucapan Nova barusan.

"Yaa.... Aku memang bodoh, aku sangat bodoh! Harusnya Aku tidak pernah
keluar dari sana....."

HARUSNYA AKU MATI BERSAMA YANG LAINNYA! DARIPADA HIDUP MENANGGUNG


KUTUKAN INI!

Teriak bu Yuanita.

Sabrina, Chandra, dan Pria botak itu terdiam di tempatnya masing-


masing. Bukan hanya karena menahan sakit, tapi karena mereka tidak
tahu lagi apa yang sebenarnya terjadi, siapakah sosok yang merasuki
tubuh Nova? Kenapa bu Yuanita memanggilnya Mama? Lalu kutukan apa yang
dimaksud ibu Nova? Chandra dan sabrina merasa menjadi korban, tapi
mereka tidak tahu siapa penjahat sebenarnya.

Perlahan tangan Nova mendekat ke leher Ibunya, pemandangan itu membuat


Sabrina bangkit dan berusaha menghentikannya, tapi saat Sabrina

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 314
berhasil mengangkat kedua lutunya, tangan Nova sudah lebih dulu sampai
ke pundak Ibunya. Nova mendekatkan bibirnya ke telinga bu Yuanita lalu
membisikkan sesuatu yang membuat perempuan itu meneteskan air mata
lebih banyak dari sebelumnya.

Apapun yang dibisikkan Nova, Chandra dan Sabrina hanya bisa menerka-
nerka, walaupun mereka berdua tahu tangis bu Yuanita adalah tangis
haru dan bahagia. Entah apa yang sudah terjadi, tiba-tiba tubuh Nova
lemas dan jatuh ke pelukan ibunya. Chandra dan yang lain pun bisa
bernafas lega. Tidak ada yang mengerti arti dari kejadian barusan,
tapi Chandra merasa satu masalah berhasil diatasi, walaupun....

BU YUANITA MASIH BERHUTANG BANYAK PENJELASAN PADANYA

"Sabrina bantu tante tidurin Nova"

Pinta bu Yuanita.

Sabrina segera bangun dan membantu bu Yuanita membawa Nova ke tempat


tidurnya, tubuh Nova terasa sangat ringan seolah masalah yang berat
baru saja meninggalkannya. Nova pun berbaring dengan damai, rona
wajahnya kembali seperti sedia kala, tangannya terasa hangat di pipi
bu Yuanita. Tetesan air mata membasahi tangan Nova, membangunkannya
dari tidur panjang yang hampir merengut nyawanya.

"Ibu?"

Semua tersenyum senang, karena kali ini yang keluar dari mulut Nova
adalah suaranya sendiri. Nova terkejut karena Chandra dan Sabrina ada
di dekatnya, begitu juga dengan Profesor Bastian, pria botak yang
ternyata adalah guru spiritual bu Yuanita. Beliau yang selama ini
membantu merawat Nova, walaupun kasus yang dihadapinya kali ini lebih
rumit dari yang pernah dia temui.

Sabrina meraih tangan Nova, dan memberikan kalungnya yang sudah lama
Nova abaikan.

"Jangan pernah lepas kalung ini lagi, agar kamu senantiasa dilindungi"

Ucap sabrina.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 315
Nova sudah terbiasa bangun tanpa ingat apapun, dia tersenyum pada
Sabrina

"Makasih Sabrina, tapi bukannya kamu diajarkan untuk tidak percaya


pada kalung ini?"

Tanya Nova

"Mungkin... tapi aku percaya Tuhan kita selalu melindungi hambanya


yang beriman, walaupun cara berdoa kita berbeda tapi aku yakin Tuhan
pasti mendengarnya"

Jawab sabrina.

Suasana haru tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, kondisi Nova


yang masih lemah mengharuskannya untuk banyak-banyak istirahat.
Akhirnya semuanya pergi meninggalkan Nova bersama diary nya yang masih
tersisa beberapa halaman lagi untuk Nova tulis, dan kali ini tanpa
tinta merah.

"Sabrina bantu tante nyiapin minum ya! Pak Bastian dan Chandra bisa
menunggu di ruang tamu, tenang saja! Nova sudah aman kok di kamarnya,
lagipula....."

ADA BANYAK YANG INGIN KALIAN TANYAKAN SAMA TANTE KAN?

KEDIAMAN HAJI ASNAF

19.00 WIB

Semakin lama cerita dari H. Asnaf semakin tidak baik bagi kesehatan
danil dan Sandy. Kali ini mereka tidak hanya berpikir tentang apa yang
harus dilakukan, tapi juga tentang apa yang sudah terjadi. Danil bisa
saja pindah ke penginapan yang disediakan oleh panitia diklat, tapi
dia takut kalau salah satu penunggu Hanggareksa mengikutinya kesana
seperti yang dilakukan waitress itu pada Sandy. Walau demikian, mereka
berdua tidak punya kekuatan untuk menghentikan terror restoran angker
itu.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 316
"Mohon maaf Pak haji, gimana ceritanya Hanggareksa bisa jatuh ke
tangan habib?"

Tanya Sandy

"Karena setelah banyaknya pinjaman modal yang tidak kunjung lunas,


Habib Ali mengambil alih restoran milik sahabatnya itu setelah lebih
satu tahun tutup. Tentu saja membukanya kembali adalah tantangan
tersendiri mengingat peristiwa itu masih menyisakan sesuatu yang
menyeramkan di Hanggareksa. Selain karena kekayaannya, Habib juga
disegani karena ilmu agamanya, rasa segan itu dirasakan juga oleh Ny.
Anggraini bahkan sampai dia mati, akhirnya setelah beberapa renovasi
dan ritual dzikiran, restoran itupun kembali dibuka. "

Tutur H. Asnaf

"Lalu bagaimana dengan pemiliknya yang sekarang? Bukannya sampean


bilang kalau restoran itu bukan milik Habib lagi?"

Tanya Danil

"Ya! Saya tidak tahu apa alasannya habib menjual restoran itu pada
Riska dan kawan-kawan, sebelum akhirnya Saya tahu siapa mereka...."

ARISKA ANGGRAINI, RESTI YULIA ANGGRAINI, RATNA YULIA ANGGRAINI, DAN


ROSYANA ANGGRAINI

"Bukan kebetulan jika nama belakang mereka sama, dan bukan kebetulan
juga jika kali ini mereka berada di restoran yang sama. Mereka pasti
merencanakan sesuatu, sesuatu yang membuat para penunggu Hanggareksa
kembali terusik, sayangnya kami belum punya cukup bukti untuk
berasumsi lebih jauh"

Baru pertama kali ini Danil mendengar nama para karyawan Hanggareksa,
sedangkan sandy sudah pernah membacanya di Diary Nova, walaupun begitu
tetap saja nama Aggraini terdengar sangat menyeramkan setelah cerita
H. Asnaf barusan. Berbicara soal bukti, tiba-tiba Danil teringan
sesuatu.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 317
"Apa kecurigaan sampean ada sangkut pautnya dengan ritual aneh yang
mereka lakukan?"

H. Asnaf terkejut mendengar pertanyaan Danil

"Da... darimana sampean tahu tentang ritual itu?"

Tanya H. Asnaf.

Danil membuka ranselnya dan mengeluarkan Handy cam milik Sandy.

PAK HAJI BUTUH BUKTI? KAMI BUTUH SOLUSI!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 318
ANOTHER MEETING - SEVENTH
12 Januari 20XX
22.30 WIB

HANGGAREKSA RESTAURANT

KREK!

Pintu utama Hanggareksa sudah ditutup, seiring dengan kepergian


pelanggan terakhir barusan. Lampu masih terang benderang, piring kotor
dan bekas tumpahan makanan masih berserakan, tapi semua karyawan
justru duduk manis di kursi pelanggan. Mereka duduk melingkar menunggu
Oma datang untuk memulai rapat.

"Orang itu masih di luar?"

Tanya Riska

"Sepertinya begitu"

Jawab Resti

"Sialan! semakin lama keberadaan Kusnadi semakin membuat aku gak


nyaman. Jangan-jangan benar apa yang dikatakan Bibi"

Gerutu Ratna sembari mengunyah potongan timun yang jadi cemilan


dietnya. Riska yang mendengar percakapan mereka, mencoba menenangkan
kedua ponakan kembarnya yang mudah panik itu.

"Sudahlah.... bukan rahasia lagi kalau Kusnadi dan komplotannya adalah


suruhan Habib untuk memata-matai kita. Tapi selama mereka tidak
mengganggu, aku rasa tidak ada masalah"

Ujar Riska

"Oh ya bi, sudah ada kabar dari pak lukman belum? Kapan dia mau
balikin barang yang dia pinjam itu?"

Tanya Resti

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 319
"Entahlah.... orang tua itu terlalu terobsesi dengan jam tersebut,
kalau kita tidak memberinya jalan, dia pasti akan balik mencurigai
kita, dan itu artinya musuh kita bertambah"

Ujar Riska

Akhirnya Oma hadir di tengah-tengah mereka, bersama dengan BQ yang


sedang membantu Oma berjalan. Oma duduk di kursi yang berbeda seakan-
akan di Hanggareksa ini dialah ratunya.

"Riska kan sudah bilang sama Mama, kalau gak enak badan ya gak usah ke
restoran"

Protes Riska yang iba melihat kondisi Ibunya yang semakin lemah. Oma
hanya tersenyum memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja. Kini
semua karyawan Hanggareksa berkumpul di satu meja, tentu saja tanpa
kehadiran Nova. Tidak ada percakapan berarti antara mereka berempat
selain canda tawa yang semakin lama terdengar semakin seru. Hingga
tiba-tiba....

SEMUA TERDIAM

Tidak satu pun berani bersuara, semuanya serentak menghapus senyuman


dari wajah mereka, semua itu dilakukan tepat saat

BAU BUSUK TERCIUM OLEH HIDUNG MEREKA

"Kita mulai!"

Sepatah kata dari Oma membubarkan konfrensi meja makan itu, semua
karyawan pergi ke dapur kecuali BQ yang pergi ke arah gudang. Satu
persatu lampu restoran dimatikan, dan lilin merah mulai dinyalakan.
Tidak ada yang tahu apa yang selanjutnya mereka lakukan, hanya saja di
luar restoran seseorang sedang memperhatikan

SEPERTINYA MEREKA SUDAH MULAI

Ujar Pak Kusnadi pada Pak Lukman yang malam ini masih setia
menemaninya. Bagi Pak Lukman ini kali pertama dia melihat keadaan
Hanggareksa di malam hari, dan setelah apa yang Pak Kusnadi ceritakan,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 320
restoran itu terlihat semakin menyeramkan.

"Apa setiap malam Riska dan kawan-kawan selalu pulang larut?"

Tanya Pak Lukman

"Tidak juga.... kadang seminggu tiga kali, empat kali, tidak ada yang
tahu jadwal rutinitas gila mereka. Yang jelas setiap kali lampu
restoran mati sebelum karyawan pulang, kami selalu memeriksa
sekeliling restoran. walaupun tidak pernah melihat bahkan mendengar
apapun dari dalam sana."

BEEEEEEEEEEEEP BEEEEEEEEEEEEEEP

Tiba-tiba handphone Pak Kusnadi berbunyi, sebuah panggilan masuk dari


H. Asnaf. Untuk alasan tertentu Pak Kusnadi menjauh dari Pak Lukman.
Tidak ada percakapan berarti yang bisa Pak Lukman dengar selain, Ok,
Iya, dan Siap. Akhirnya setelah beberapa menit, Pak Kusnadi kembali ke
tempat duduknya.

"Dua orang penghuni kontrakan sebelah mendatangi rumah Bos Saya,


mereka berdua memberikan"

REKAMAN VIDEO RITUAL HANGGAREKSA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 321
ANOTHER MEETING - EIGHTH
12 Januari 20XX
22.30 WIB

Sebagai pusat kota gambir, alun-alun ini tidak pernah mati. Bahkan
hampir tengah malam pun masih terdengar euforia pemuda dan pemudi.
Mayoritas dari mereka adalah orang yang haus keramaian, karena yang
haus kasih sayang biasanya mencari tempat sepi. Duduk di pinggir jalan
dengan sebatang rokok di tangan, Chandra terlihat lelah tanpa gairah.
Alasan dia masih belum pulang ke rumah, adalah untuk menunggu
kedatangan Danil dan Sandy.

Penantian Chandra berakhir setelah dua orang yang ditunggu tiba. Danil
dan Sandy turun dari motornya, menghampiri Chandra dengan wajah
gelisah namun tetap melangkah pelan. Sekitar lima belas menit yang
lalu mereka memutuskan untuk bertemu di tempat ini, masing-masing
membawa cerita tersendiri dan siap untuk berbagi, walaupun sepertinya
mereka tidak siap untuk mendengar.

"Jadi gimana? Sudah ketemu sama Ibunya Nova"

Tanya Sandy pada Chandra.

Chandra selesai dengan rokoknya, tapi baru akan memulai ceritanya...

JADI BEGINI

KEDIAMAN NY.YUANITA ANGGRAINI


19.30 WIB

"Kalian percaya kutukan?"

Tanya bu Yuanita, yang dijawab dengan reaksi berbeda dari kedua


tamunya. Chandra mengangguk, sedangkan sabrina geleng-geleng kepala.

"Oh! Tapi untuk bisa memahami cerita tante, kalian berdua harus
percaya dengan kutukan, karena itu adalah awal dari semua masalah di
keluarga ini"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 322
Ujar bu Yuanita.

Hal yang menyeramkan sudah lebih dulu memenuhi kepala Sabrina, kutukan
apakah yang mampu membawa begitu banyak kesialan di hidup Nova. Tidak
hanya itu, kutukan itu juga yang membuat orang di sekitar Nova menjadi
korban. Pak Bastian yang sedari tadi hanya diam tampaknya tidak
tertarik dengan cerita Bu yuanita, tentu saja karena dia sudah tahu
semuanya.

SEMUA DIMULAI DARI SEBUAH NAMA

Aggraini adalah nama keluarga yang akan selalu disandang oleh setiap
anak anak perempuan di keluarga kami. Mungkin bagi sebagian orang ini
terdengar tidak wajar, karena tidak sesuai dengan budaya di negara
kita, tapi entah siapa yang memulai, bagi keluarga kami nama Anggraini
adalah sebuah kewajiban, karena kalau tidak

KAMI AKAN DIHAPUS DARI SILSILAH KELUARGA

Nama itu berubah menjadi kutukan setelah salah seorang kerabat


melakukan sesuatu yang melanggar norma dan aturan keluarga. Dan setiap
aturan pasti memiliki hukuman, tapi anehnya semua perempuan di
keluarga kami tetap menerima hukuman walaupun nama Anggraini sudah
melekat padanya sejak lahir. Satu persatu anak perempuan kami
meninggal karena penyakit, sisanya menjadi cacat dan tidak mungkin
lagi menjalani hidup dengan normal. Kami mencoba berpikir positif dan
menganggap semua ini adalah suratan takdir, lalu kembali menjalani
hidup seperti biasa

Tapi kami salah!

Lambat laun kami mulai menyadari bahwa tidak ada hidup normal bagi
seorang anggraini. Kami selalu gagal dalam banyak hal termasuk urusan
rumah tangga. Perselingkuhan, kematian, kemandulan, dan kemiskinan,
entah kenapa nasib sial selalu punya cara tersendiri untuk merenggut
kebahagiaan kami. Hukuman mulai terasa seperti kutukan, dan kali ini
kami tidak tinggal diam. Berbagai usaha dilakukan untuk menghentikan
kutukan tersebut, tapi semuanya gagal...

HINGGA AKHIRNYA ORANG ITU DATANG

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 323
Rosyana Anggraini, kehadirannya membuat keluarga besar kami murka,
karena bagi kami dia adalah keturunan seorang penghianat. Yana dan
Tante adalah teman akrab sejak kecil. Sebelum kami berdua lahir Ibu
yana yang bernama Rosmary Anggraini memutuskan untuk pindah ke kota
gambir dan menikah dengan pemuda pribumi yang membuat keluarga besar
anggraini murka dan menghapus namanya dari silsilah keluarga. Kedua
orang tua Rosyana tidak menyerah dan membuktikan bahwa bagi mereka
nama besar keluarga tidak ada artinya. Restoran yang mereka dirikan
berhasil menjadi salah satu restoran terbesar di kota gambir, semua
warga bahkan wisatawan yang datang pun pasti pernah mendengar nama....

HANGGAREKSA RESTAURANT

Sayangnya keluarga kami tetap bersikeras mengusir Rosyana dari rumah


tanpa sedikitpun mendengarkan penjelasannya. Kedatangan Rosyana adalah
untuk menawarkan solusi dari masalah yang sedang kami alami. Walaupun
menerima penolakan dari mayoritas keluarga, beberapa kerabat justru
menemuinya diam-diam hanya untuk mendengarkan jalan keluar yang
ditawarkan Rosyana. Mereka yang datang karena putus asa akhirnya
membuat kesepakatan yang menjadi cikal bakal dibukanya kembali
Restoran peninggalan Rosmary Anggraini, dan awal dari rentetetan
masalah yang menimpa Nova......

KALIMAT TERAKHIR BU YUANITA DIIRINGI AIR MATANYA YANG KEMBALI MENGALIR

Terlalu banyak sejarah kelam yang harus Chandra dan Sabrina dengar,
mereka tidak tahu lagi apa sebenarnya hubungan antara kutukan nama
Anggraini dengan Hanggareksa. Untuk bertanya pada bu Yuanita pun
Sabrina masih sungkan, Tapi tidak dengan Chandra...

"Sebenarnya solusi apa yang ditawarkan Rosyana? Kenapa keluarga besar


Anggraini menyian-nyiakan kesempatan itu, hanya karena sebuah
kesalahan sepele yang pernah dilakukan Ibu Rosyana? bukankah mereka
semua ingin lepas dari kutukan itu?"

Sabrina mencubit paha Chandra karena bagi Sabrina ini bukan waktu yang
tepat untuk mencerca bu Yuanita dengan banyak pertanyaan. Tapi sudah
terlambat, bu Yuanita menyeka air matanya, jawaban dari pertanyaan
Chandra bukanlah hal yang menyedihkan, lebih tepatnya adalah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 324
HAL YANG MENGERIKAN

"Selain menikah dengan orang pribumi, Ibu Rosyana juga sudah melakukan
dosa yang tidak mungkin ditebus bahkan dengan nyawanya sendiri.
Saat itu tante dan Rosyana terlalu kecil untuk mengerti semuanya, tapi
saat mama membawa kami berdua keluar lewat pintu belakang restoran,
saat air mata mama menetes di pipi sewaktu mencium kening kami, saat
itu tante mengerti sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di restoran,
terlalu mengerikan untuk mata tante dan Rosyana. Barulah ketika
menginjak usia remaja tante mengerti semuanya..... malam itu...."

HANGGAREKSA MERACUNI SEMUA PELANGGANNYA HINGGA TEWAS

"Dan dalang dibalik pembantaian itu adalah Rosmary Anggraini, ibunda


Yana. Saat pertama tante mendengar kebenaran ini dari mulut Yana,
tante mulai membenci diri sendiri, membenci mama yang ikut terlibat di
dalamnya, membenci nama Anggraini. Kebencian tante semakin memuncak
setelah perpisahan tante dengan ayah Nova, seolah semua itu adalah
kutukan dari Tuhan atas hal gila yang dilakukan oleh seorang
Anggraini. Kalian tahu.... betapa tidak adilnya Tuhan, menghukum tante
dan Nova atas dosa orang lain hanya karena namanya mirip

Sejak saat itu Rosyana dan yang lain melakukan ritual penyucian yang
membutuhkan sebuah tumbal yaitu

MAYAT BAYI YANG KEGUGURAN

Ini terlalu mengerikan dan menyedihkan bagi Chandra dan Sabrina,


mereka sama sekali tidak menduga Hanggareksa menyimpan rahasia yang
jauh lebih kelam dari bayangan mereka. Rasa takut Chandra berubah
menjadi emosi yang tidak bisa ditahannya lagi, dengan nada tinggi dia
berkata....

"Jadi karena itu tante pindah ke kota gambir untuk menyusul Rosyana
dan memaksa Nova terlibat dalam usahanya untuk menghapus kutukan
Anggraini? Ibu macam apa tante ini!?"

"Chandra!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 325
Seru Sabrina mengingatkan Chandra.

"Ya! Tante memang bukan orang tua yang baik... tante tahu apa yang
dilakukan Yana dan kawan-kawannya bukanlah sebuah jalan keluar yang
baik, tapi kalau itu adalah satu-satunya cara agar Nova tidak
mengelami apa yang tante alami... kalau itu satu-satunya cara gar nova
tidak merasakan apa yang tante rasakan, maka seburuk apapun cara yang
ditempuh, tante akan memaksanya..."

TANTE SENDIRI YANG AKAN MENGANTARKANNYA KE HANGGAREKSA, DAN


MEMBARINGKANNYA
DI ALTAR PENYUCIAN

Seketika itu juga wajah Chandra merah padam, kali ini tidak ada yang
bisa meredam letupan amarahnya.

"JADI TANTE ADALAH DALANG DIBALIK PENCULIKAN NOVA MALAM ITU? BEJAT
SEKALI KELAKUAN TANTE!! DAN APA MAKSUD TANTE YANG DENGAN MUNAFIKNYA
MEMINTA CHANDRA MENCARI NOVA?"

PRAK!

Serentak semua mata tertuju ke arah lantai di bawah tangga, dimana


diary Nova tergeletak. Tentu saja buku itu tidak terbang dengan
sendirinya, karena ternyata Nova sedang berdiri di tangga. Tangannya
memeluk pegangan tangga untuk menopang tubuh lemahnya. Sontak semua
yang melihatnya berlari menghampiri gadis malang tersebut, entah sudah
berapa lama Nova disana, entah sudah berapa banyak yang dia dengar,
tapi walaupun mengerikan... gadis itu masih berusaha tersenyum....

"Nova... Ibu minta......"

"Ibu gak usah minta maaf, Nova sudah dengar semuanya kok Bu..."

Mata orang lain akan selalu melihat buruk, bahkan dari sisi terbaik
sekalipun
Pikiran orang lain akan selalu menilai buruk, bahkan untuk prestasi
tertinggi sekalipun
Mulut orang lain akan selalu bicara buruk, bahkan untuk cerita
terindah sekalipun

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 326
Bukan karena kita lebih buruk dari mereka, tapi karena mereka selalu
mencari alasan untuk terlihat lebih baik dari kita.

Mereka tidak akan mengerti walaupun kita sudah menjelaskan


Tapi marahnya seorang ibu, cubitan seorang ibu, pukulan seorang ibu,
adalah hal yang tidak perlu dijelaskan
Setiap anak pasti akan mengerti.... walaupun banyak yang terlambat

-Alm.Ny.Hj. Dhaifatin Masruroh Al-aluf.

Bu Yuanita masih punya banyak sisa air mata, dia masih bisa menangis
lebih keras dan lebih lama dari sebelumnya. Semakin kering air matanya
semakin jernih pikirannya. Bu Yuanita sadar bahwa sebagai Ibu dia
terlalu ambisi untuk terlihat baik, agar mantan suaminya terlihat
buruk di mata Nova. Dia terlalu berambisi agar nasib Nova tidak
seperti dirinya, tapi justru membuatnya lebih buruk dari nasibnya.
Sembari memeluk anak semata wayangnya itu dia teringat kata-kata
mamanya tadi...

"Satu-satunya cara untuk terbebas dari kutukan adalah dengan percaya


bahwa kutukan itu tidak ada. Mama sudah berkorban nyawa untuk
mengeluarkanmu dari restoran jahanam itu, jadi jangan bertindak bodoh
dengan mengirim Nova kembali kesana! Nasib burukmu adalah tanggung
jawabmu, begitu juga dengan Nova Ellisa.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 327
ANOTHER MEETING - NINTH
12 Januari 20XX
22.40 WIB

ALUN-ALUN KOTA GAMBIR

Kepala Danil sudah penuh dengan cerita H.Asnaf, hingga tidak ada ruang
untuk Nova dan ibunya. Tapi sandy masih mampu mencerna setiap kalimat
Chandra dengan baik dan benar, hanya saja ekspresi wajah Sandy yang
tidak bisa benar. Sandy bingung antara marah, sedih dan kaget karena
semua yang diceritakan bu Yuanita sangat mirip dengan cerita H.Asnaf,
kali ini Sandy tahu kenapa nama Anggraini terasa sangat familiar.
Namun muncul pertanyaan baru di benak sandy..

"Seperti yang diceritakan Pak haji, Rosyana adalah karyawan


Hanggareksa yang paling tua sekaligus putri dari Rosmary pendiri
Hanggareksa. Kalau Ibu Nova dan Rosyana seumuran......"

SEBENARNYA BERAPA USIA BU YUANITA?

"Terus Sabrina mana?"

Tanya Danil.

"Dia masih di rumah Nova, mungkin bermalam disana"

Jawab Chandra

Sandy bisa bernafas lega karena Sabrina berada di tempat yang aman.
Tidak bisa dibayangkan jika harus melibatkannya dalam situasi yang
berbahaya yang malam ini akan dilaluinya. Ini adalah awal tahun yang
buruk bagi Sandy, tapi dia tidak sendirian karena Chandra dan Danil
ada di sampingnya. Mereka bertiga terlalu lemah untuk jadi tokoh utama
dalam sebuah cerita, mereka juga bukan pahlawan yang berjuang demi
keselamatan umat manusia, satu-satunya hal yang sedang mereka
perjuangkan adalah....

SAHABAT DAN TEMPAT UNTUK PULANG

"Terus kalian gimana? Ketemu sama pemilik kontrakan?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 328
Tanya Chandra.

"Ya! kurang lebih cerita dari Pak haji sama seperti cerita dari Ibunya
Nova"

Sahut Danil.

"Dasar tamak! Sudah tahu rumahnya gak sehat, masih saja disewakan"

Gerutu Chandra

"Apa boleh buat, H.Asnaf hanya menjalankan perintah. Pemilik


sebenarnya adalah seorang Habib, dan beliau sudah mengerahkan orang-
orangnya untuk memata-matai Hanggareksa, dan kamu tahu? Berkat hoby
mengintip Sandy, Pak haji jadi punya cukup bukti untuk mengambil alih
kembali restoran itu, dan rencananya akan melakukan penggrebekkan
kesana"

Tutur Danil yang direspon oleh wajah cemberut Sandy.

"Oh syukurlah kalau dia mau tanggung jawab, Gue pengen ikutan, gue
masih punya urusan sama ibu-ibu berjubah hitam itu! Jadi kapan orang-
orang habib mau grebek tuh restoran?"

Tanya Chandra.

Sandy melihat jam di HPnya dan berkata

MALAM INI

SEMENTARA ITU DI KONTRAKAN SANDY

23.00 WIB

Kaca jendela di lantai dua bergetar akibat suara musik yang sangat
nyaring. Kamar sempit itu masih terang benderang walaupun satu jam

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 329
lagi menjelang tengah malam. Alunan gendang bertalu-talu dari musik
koplo, diiringi tarian perut oleh penghuni kamar tersebut. Pemandangan
kamar saat itu sangat spektakuler, bahkan poster raja dangdut pun
jatuh seolah-olah bang haji tidak sanggup melihatnya.

Sementara Samsol tidak peduli, dia bahkan tidak bisa mendengar suara
kentutnya sendiri apalagi suara ketukan pintu di lantai bawah.
Sesekali Samsol berhenti untuk berbenah diri di depan cermin, walaupun
dia tahu tidak akan ada yang datang bertamu.

BEEEEEEEEEEP BEEEEEEEEEEEEEEP

Beruntung Handphonenya berada di atas meja di depan cermin, jadi


panggilan dari Danil itupun segera dijawabnya. Kali ini samsol
memasang wajah ketus, berharap teman sekamarnya itu bisa melihat
betapa marahnya dia.

"Hallluuuuuuuuuu"

BUKA PINTUNYA KAMPREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEET

Sandy dan Chandra saling pandang, beginikah sosok seorang guru? mereka
berdua membayangkan sudah berapa siswa yang mendadak jadi kampret
gara-gara guru seperti Danil. Mereka bertiga masih menunggu tuan rumah
yang baru membuka pintu, sembari bertanya-tanya kenapa Danil tidak
pernah cerita kalau ada seorang penghuni lagi di kontrakan ini?

KREK!

Dan saat pintu kontrakan terbuka, Sandy dan Chandra pun tahu
jawabannya. Danil tidak bisa menahan emosinya, lelah dan kantuk
membuat angkara murkanya sudah di ubun-ubun. Bagi Danil keadaan Samsol
saat itu sudah sangat mempermalukan dirinya, bagaimana mungkin orang
waras mau membuka pintu untuk tamu dengan telanjang dada, dan masih
mengenakan legging juga kaos kaki.

"Eh.... Pak danil bilang donk kalau bawa teman.... Aku kan jadi
saltum, alias salah kostum"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 330
Kepalan tangan Danil sudah cukup panas, tapi entah kenapa ragu untuk
dilayangkan. Sandy dan Chandra tidak bisa lagi melihat Danil sebagai
lelaki normal, mereka memandangi guru malang itu dengan kerutan dahi
dan paduan suara...

"Oooooooooooo"

Tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan betapa canggungnya


suasana saat itu. Danil memlih diam tapi mengancam, Sandy dan Chandra
pun memilih diam menahan tawa. Akhrinya Samsol berhasil dikendalikan,
pakaiannya kembali normal walaupun kepribadiannya tidak.
Mereka bertiga duduk di ruang tamu, di atas karpet tipis yang masih
basah gara-gara ritual kemarin malam. Walaupun sandy adalah tuan rumah
tapi malam ini dia merasa seperti tamu, sesekali Sandy mengintip ke
dapur dan berharap apapun yang sudah danil dan temannya lakukan
kemarin malam, berhasil membuat hantu koki gosong itu pergi.

Obrolan ringan pun dibuka dengan perkenalan, yang walaupun singkat


tapi samsol sudah terpikat. Baginya Chandra adalah sosok berondong
idaman mirip dengan tokoh utama di sinetron anak jajanan. Tentu saja
itu membuat bulu kuduk Chandra berdiri. Sudah berkali-kali Danil
melihat jam tangannya, membuat Samsol bertanya-tanya sebenarnya siapa
yang mereka tunggu.

Lima belas menit berlalu, pintu kontrakan kembali diketuk. Kali ini
samsol membukanya dengan pakaian yang lebih sopan

KREK

Dibalik pintu dua orang pria tua sedang berdiri, yang wajahnya sudah
sangat dikenali. Sandy terkejut melihat pak Kusnadi, pak Kusnadi
terkejut melihat Chandra, Chandra heran melihat Danil, Danil terkejut
melihat Pak Lukman dan pak Lukman terkejut melihat

SAMSOL

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 331
ANOTHER MEETING- TENTH
12 Januari 20XX
23.30 WIB

Takdir adalah algoritma yang rumit yang belum satu orang pun berhasil
memecahkannya. Pertemuan lima orang pria dan satu orang samsol ini
adalah bukti bahwa takdir dapat mempertemukan manusia dengan banyak
cara, bahkan melalui sebuah peristiwa yang mengerikan. Danil dan Sandy
tidak menyangka bahwa anak buah yang diutus H. Asnaf untuk menemui
mereka adalah pak Kusnadi dan pak Lukman, keduanya adalah sosok yang
tidak asing bagi Danil dan Sandy.

"Gak nyangka bakal ketemu lagi disini.... hehehehe"

Sapa pak Lukman pada Danil

"Saya sudah menduga kalau mobil yang waktu itu saya lihat adalah mobil
bapak, hanya saja saya tidak menyangka kalau ternyata Pak Lukman
adalah anak buah Haji Asnaf"

Ujar Danil

"Oh bukan! Pak Lukman tidak ada sangkut pautnya dengan Haji Asnaf
ataupun Habib Ali, tapi kita butuh tenaga beliau kalau ingin rencan
ini berhasil"

Sahut Pak Kusnadi

"Sebelumnya saya minta maaf kalau kata-kata saya sama bapak waktu itu
kurang sopan"

Ujar Chandra. Pak Kusnadi pun menepuk pundaknya dan berkata..

"Saya juga minta maaf karena waktu itu saya tidak sempat menjelaskan
pada kalian semua. Hampir setiap malam kami melakukan investigasi
keliling restoran, berharap dapat menangkap basah ritual yang
dilakukan oleh karyawan Hanggareksa, tapi anehnya kami selalu gagal.
Karena itu kami amat sangat berterimakasih atas apa yang Sandy dan
Danil lakukan, itu adalah bukti yang kuat untuk mengembalikan
Hanggareksa ke tangan Habib"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 332
Tutur Pak Kusnadi

Tidak banyak waktu untuk perkenalan dan basa-basi, karena beberapa


menit kemudian kontrakan itu sudah dipenuhi oleh anak buah Habib yang
menyamar jadi tukang becak. Mereka semua tidak sempat kenal lebih
dekat, tapi tujuan dan ambisi yang sama membuat semuanya terasa akrab.
Kecuali samsol yang masih bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya
terjadi.

Pak Kusnadi menjadi komando dari pasukan siap tempur yang dibentuknya
secara dadakan. Tapi ini yang terbaik yang bisa mereka lakukan, karena
menghubungi polisi hanya akan merusak nama pimpinan mereka. Mereka
duduk bersila, mendengarkan dengan seksama semua strategi yang
dipaparkan pak kusnadi. Semua mengerti, semua siap dan sadar diri akan
resiko yang mereka hadapi.

Dan akhirnya sepuluh menit lagi sebelum tengah malam, wajah mereka
tegang, telapak tangan mereka basah, rasa takut yang tidak wajar
mengingat yang akan mereka hadapi hanyalah beberapa wanita. Tapi
mereka berhak untuk lebih takut lagi, karena jauh di lubuk hati mereka
mengerti bahwa musuh mereka sebenarnya...

BUKANLAH MANUSIA

Selanjutnya seiring dengan langkah pertama mereka keluar dari pintu


kontrakan...

MALAM YANG PANJANG PUN DIMULAI

......................................

HANGGAREKSA RESTAURANT

KREK!

Resti membuka pintu dapur dengan panik, seperti baru pertama kali
melihat sesuatu yang mengerikan. Dia melepas topeng putihnya dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 333
berkata..

"Oma.... mereka semua ada di luar!"

Semua yang ada di dapur serempak menghentikan pekerjaannya. Riska


membuka topeng merahnya dan memerintahkan Ratna untuk menyembunyikan
bungkusan hitam yang ada di atas meja. Ratna mengenakan topeng
coklatnya dan keluar dari dapur, mengendap-endap agar tidak terlihat
orang-orang di luar.

DAR!

Suara benturan pertama terdengar dari pintu di samping restoran,


membuat kelima penghuninya semakin panik.

"Keparat! Berani-beraninya kakek tua itu melanggar perjanjian!"

Gerutu Riska. Sosok bertopeng perak yang sejak tadi duduk diam pun
tidak bisa menahan rasa gelisahnya.

"Sudahlah! Aku tahu malam ini pasti akan datang, dari awal habib tamak
itu sudah memata-matai kita"

Ujar Oma sembari membuka topeng peraknya.

"Terus apa yang harus kita lakukan?"

Tanya Resti.

Tidak satu orang pun menjawab pertanyaan Resti, semua tampak panik
kecuali sosok bertopeng hitam yang sejak tadi duduk bermain dengan
pisau kecilnya. Sikapnya yang tenang itu memancing emosi resti yang
sejak lama menyimpan dendam padanya.

"Kamu tuh ya, sebenernya kamu ada di pihak siapa? Hah? Kita semua
dalam bahaya, setidaknya tunjukin sedikit rasa khawatir!"

Gertak Resti sambil menarik kerah jubah si topeng hitam.

"Aku khawatir kok! Hanya saja topeng ini menutupi wajah cemasku"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 334
Sahut BQ sambil melepas separuh topeng hitamnya, menampakkan wajah
datarnya yang sangat jauh dari ekspresi khawatir. Resti semakin murka
dibuatnya, tapi ini bukan waktunya bertengkar karena musuh mereka yang
sebenarnya ada di luar. Ratna pun kembali ke dapur setelah
melaksanakan perintah Riska. Kali ini oma memandangi karyawannya satu
persatu, seolah-olah ini adalah malam terakhir bagi mereka dan bagi
Hanggareksa. Bibir keripunya tersenyum, senyum bahagia yang jarang
terlihat di wajah oma tapi dalam hitungan detik, wajahnya berubah
serius dan menyeramkan.

"Kalau kita tidak bisa keluar...."

BIARKAN MEREKA MASUK

......................................

REGU PERTAMA

"Saya, Sisjono, Cipto dan Saniman adalah regu pertama tuganya adalah
masuk ke Hanggareksa. Tentu saja ada kemungkinan mereka akan kabur,
tapi tujuan utama kami bukan itu, melainkan mencari barang illegal
yang dipakai untuk ritual mereka. Sementara Saya dan Sisjono masuk,
Cipto dan Saniman berjaga di pintu depan, siapapun yang keluar lewat
pintu itu,

TANGKAP!

Tutur Pak Kusnadi

Pak Kusnadi dan Sisjono masih berusaha membuka pintu samping


Hanggareksa, tapi itu bukan hal yang mudah mengingat pintu itu jarang
sekali digunakan. Semua pelanggan keluar masuk lewat pintu utama yang
saat ini dijaga oleh Cipto dan Saniman.

"Janc**!! Susah banget bukanya!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 335
Gerutu Sisjono.

Mereka berdua hampir putus asa dan berpikir untuk memecahkan kaca,
tapi tiba-tiba..

TENG........... TENG............... TENG................

Terdengar suara denting jam dari dalam restoran dan bersamaan dengan
itu, lampu hanggareksa..

TIBA-TIBA MENYALA

Sisjono yang sedari tadi mendorong pintu samping restoran sekarang


jatuh tersungkur ke lantai karena pintu itu secara ajaib terbuka.

"Sampean gak apa-apa?"

Tanya Pak Kusnadi.

Sisjono kembali berdiri, jatuh tersungkur seperti itu hanya terasa


sakit bagi anak kecil, tapi sisjono lupa bahwa sakit pinggang hanya
akan terasa bagi orang tua.

"Kayaknya encok saya kambuh kang"

Tidak ada waktu untuk mengeluh, pintu yang terbuka itu adalah
kesempatan emas bagi pak kusnadi dan sisjono. Mereka berdua masuk ke
dalam restoran yang saat ini terang benderang, bersamaan dengan
masuknya mereka, pintu restoran tiba-tiba tertutup.

BANG!

"Kang... pintunya tertutup sendiri kaya waktu itu kang!"

Teriak Sisjono.

"Tenang jon kita bisa keluar lewat jendela, sekarang sampean pergi ke
gudang, temukan apa yang kita cari! Saya mau memeriksa dapur mereka"

Denting jam itu kini terdengar semakin nyaring. Sisjono dan Pak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 336
Kusnadi pun pergi ke arah yang berbeda demi mencari benda yang sama.
Tapi kemanapun mereka mencarinya, setiap sudut ruangan, setiap lemari
dan tempat penyimpanan, semua kosong! Tidak ada apapun disana,
bahkan....

TIDAK ADA SIAPAPUN DI RESTORAN

Sisjono selesai dengan gudang, dia berniat pergi ke lain ruangan tapi
saat pintu gudang akan ditutupnya, tiba-tiba seseorang memegangi
kakinya.

CU... TOLONG NENEK CU.... NENEK SUSAH BERNAFAS DISINI CU... TOLONG CU

"Hiaaaaaaaaaaaaaaaaa"

BUK!

Rasa takut sisjono membuatnya reflek menendang kepala nenek yang


sedang tengkurap di bawah kakinya, hingga kepala si nenek harus
berubah arah.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa ampun mbah!"

Seharusnya Sisjono menyimpan rasa bersalahnya itu, karena saat nenek


itu kembali menghadapnya...

RAHANG BAWAH SI NENEK BERGELANTUNGAN DAN NYARIS PUTUS

"Cu.... tolong nenek cu...."

Sisjono tahu bahwa yang seharusnya minta tolong adalah dirinya. Dia
pun menginjak tangan nenek tersebut sampai bengkok dan kabur begitu
saja dari gudang.

"Aaaampun mbaaaaaaaaaaaah"

Sementara di dapur....

Pak Kusnadi mendengar suara teriakan Sisjono, alih-alih


mengkhawatirkan keadaan rekannya, Pak Kusnadi justru menyesali

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 337
pilihannya.

"Harusnya Saya ajak Cipto"

Gerutunya dalam hati.

Keadaan dapur saat itu sangat berbeda dari yang Pak Kusnadi ingat.
Dapur itu kembali seperti saat dimana dia belum merenovasinya. Masih
kecil dan sempit karena memang dapur utamanya ada di ruang sebelah
yang sengaja dia tutup atas perintah Habib. Memasuki ruangan kecil
tersebut seakan membawanya ke ruang dan waktu yang berbeda. Di ujung
dapur ada sebuah pintu, pintu ke kamar mandi yang saat ini terbuka dan
tidak ada siapapun di dalamnya....

STAK! STAK!

Pak Kusnadi menoleh ke arah dimana suara pisau itu terdengar dan
tampaklah...

KOKI BERWAJAH HITAM LEGAM YANG SEDANG MEMOTONG JARI-JARINYA SENDIRI

Sosok itu berada tepat di depannya, menghalangi pak kusnadi untuk


lewat karena ruangan itu memang sangat sempit. Sayangnya koki tersebut
muncul di depan orang yang salah, karena Pak Kusnadi sudah terbiasa
dengan mahluk sepertinya.

"Bismillahirrahmanirrahim"

Keadaan kini berbalik, koki itu mundur dan terlihat sangat ketakutan.
Dia sudah mati, dunia ini sudah bukan tempatnya lagi. Tapi apa yang
dialaminya kemarin malam, cukup membuatnya jadi setan pertama yang
mengalami trauma.

Di luar ruangan...

Kaki sisjono sudah menendang seorang nenek bahkan sampai dua kali.
Kaki terkutuk itu membawanya berlari ke pintu dimana dia dan pak
kusnadi masuk, tapi sekeras apapun dia berusaha pintu itu tetap tidak
terbuka. Sisjono tidak menyerah, kali ini dia berlari ke pintu utama
berharap diselamatkan oleh kedua temannya di luar. Dan lagi-lagi...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 338
PINTU ITU TIDAK BISA DIBUKA

Sisjono menggedor-gedor pintu tersebut, tapi suarnya kalah dengan


denting jam Hanggareksa. Saat sisjono membuka kelambu jendela dan
melihat keluar, yang tampak di matanya hanyalah

GELAP GULITA

"Ya Allah.... ya gusti, ampuni dosa hamba"

Sisjono belum putus asa, dia tahu Pak Kusnadi masih di dalam hanya
saja dia tidak tahu di ruangan mana rekannya itu berada. Tanpa pikir
panjang lagi, Sisjono berlari ke arah pintu di samping meja kasir dan
jam tua yang baru saja menyelesaikan denting terakhir. Sisjono membuka
pintu di samping jam tua itu dan membawanya ke sebuah ruangan besar
yang tidak lain adalah...

DAPUR UTAMA HANGGAREKSA

......................................

REGU KEDUA

"Danil, Sandy, Agus dan Jajank tetap di kontrakan! Kalian pasti sadar
kalau musuh kita bukan cuma manusia, dan satu-satunya kekuatan yang
bisa melawannya adalah Doa. Kalian tetap berdzikir disini dengan
dipimpin Kang Jajank. Beliau sudah sangat berpengalaman, jadi jangan
khawatir!

Tutur Pak Kusnadi"

Tiba-tiba pintu lemari dapur terbuka, lalu tertutup lagi, sedikit


banyak membuat Sandy dan Danil gelisah. Tapi sesuai dengan instruksi
Pak Kusnadi, mereka berdua percaya penuh pada Kang Jajank. DItengah
pembacaan istighozah, sesorang atau sesuatu seakan lewat di antara

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 339
Danil dan Agus, tidak hanya itu... Agus juga merasa bahwa tangannya
ditabrak sesuatu. Keringat dingin lmengalir di kening dan leher Agus,
tapi lagi-lagi mereka hanya bisa percaya pada Kang Jajank, jika tidak
ada aba-aba untuk berhenti maka mereka tidak boleh berhenti kecuali..

BZZZZZZZZZZZZZZZZ

Lampu dapur tiba-tiba hidup, bersamaan dengan pintu lemari yang lagi-
lagi terbuka. Dan yang membuat suasana berubah tegang adalah reaksi
kang jajang yang tiba-tiba berteriak.

TUTUP PINTU LEMARINYA!

Danil, Sandy dan Agus dengan sigapnya menutup pintu lemari tersebut.
Tidak hanya itu, mereka merobohkannya dengan posisi pintu berada di
bawah. Kang Jajank memberi aba-aba untuk minggir, dan saat Sandy,
Danil dan Agus menjauh, Kang Jajank melompat ke atas lemari itu lalu
duduk bersila sembari membaca doa.

BZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZ BZZZZZZZZZZZZZZZZZ

Lampu dapur kembali mati, hidup lagi, mati lagi dan begitu seterusnya.
Kedap kedip lampu membuat suasana dapur jadi semakin mengerikan,
ditambah lagi suara erangan manusia dari dalam lemari yang sekarang
sedang bergerak-gerak berusaha menjatuhkan Kang Jajank yang duduk di
atasnya.

Tapi kata-kata Pak Kusnadi bukanlah hisapan jempol belaka. Kang Jajank
berbicara dengan bahasa sunda yang Danil dan Sandy tidak mengerti
artinya, tapi mereka bisa melihat jelas hasilnya. Asap tipis keluar
dari celah-celah lemari tersebut, semakin lama semakin tipis dan
hilang di udara.

Kang Jajank turun dari lemari dan memerintahkan Agus, Danil dan Sandy
untuk mengembalikannya ke posisi berdiri. Lampu dapur kembali mati,
dan di saat yang bersamaan Mereka berempat dikejutkan oleh kehadiran
seseorang.

"Sisjono? Ngapain kamu disitu?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 340
Tanya Agus pada Sisjono yang tiba-tiba ada pintu penghubung dapur dan
kamar mandi. Sisjono hanya melongo, memandangi Danil, Agus, Sandy dan
Kang Jajank. Tidak hanya itu, Sisjono pun melihat sekeliling ruangan
seolah-olah apa yang dilihatnya kali ini berbeda dari barusan. Dan
tentu saja dia tidak tahu bagaimana caranya dia bisa berada di
kontrakan, padahal baru saja dia dan pak kusnadi.

MASUK KE HANGGAREKSA

......................................

REGU KETIGA

"Pak Lukman... sampean bertugas menangkap Riska dan komplotannya


kalau-kalau saat Saya dan Sisjono masuk, mereka keluar lewat jendela
atau pintu yang berbeda. Sampean akan ditemani oleh Abadi dan
Anugerah. Ini akan sangat sulit karena kita tidak bisa memprediksi
kemana mereka akan kabur, karena itu ada baiknya Pak Lukman, Abadi dan
Anugerah berada di posisi yang berbeda"

Ujar Pak Kusnadi

KRAK!

"Sssssssssssst"

Resti memberi isyarat pada Ratna agar berhati-hati.

Baru saja Ratna menginjak pecahan piring dan gelas yang berserakan di
halaman belakang hanggareksa. Semua itu adalah kenang-kenangan dari
Nova dan tingkah cerobohnya. BQ membantu Oma berjalan melewati koridor
dimana gudang makanan berada, lalu turun ke halaman belakang menyusul
Riska, Resti dan Ratna. Riska menggeser tempat sampah yang berat itu,
dan tampaklah semak-semak yang menutupi sebuah lubang di dinding pagar
Hanggareksa. Lubang itu cukup besar bahkan untuk seorang Riska, karena
memang sengaja dibuat untuk mengantisipasi kejadian seperti ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 341
Satu persatu dari mereka masuk melalui lubang itu dan keluar di sisi
lain jalan kalimaya. Tidak ada penerangan maupun perumahan di balik
dinding, yang membuatnya menjadi lokasi strategis untuk kabur. disaat-
saat genting. Akhirnya mereka semua berhasil keluar dari Hanggareksa,
kecuali Oma dan BQ.

"Oma, oma pasti bisa asal pelan-pelan!"

Seru Ratna memberi semangat.

Usia oma sudah lima puluh tahun lebih, belum terlalu tua untuk seorang
nenek tapi kalau harus membungkuk dan melewati lubang itu, rasanya
tetap mustahil.

"Kalian duluan saja, temui suami kalian dan segera susul Oma di dekat
rumah yang ada kios bensinnya!"

Terjadi perdebatan diantara mereka, karena mereka tidak mungkin pergi


tanpa oma, terutama Riska.

"Mama yakin?"

Tanya riska khawatir

"Jangan khawatir! BQ akan menemani mama"

Ujar Oma.

Resti adalah orang yang paling tidak setuju dengan usul oma, terlebih
setelah apa yang sudah dilakukan BQ saat itu, saat dimana dia
membebaskan Nova, Anggraini terakhir yang mereka butuhkan untuk
menuntaskan ritualnya. Tapi tidak ada pilihan lain, memakasa oma
melewati lubang itu hanya akan membuatnya kesakitan.

Akhirnya mereka pun berpisah.

BQ membawa Oma kembali ke koridor, lalu menuju ke pintu utama

"Tunggu! Dua orang sedang berjaga di pintu itu"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 342
Ujar Oma.

BQ pun membawanya melewati pintu samping restoran. Dia membuka pintu


itu dengan sangat pelan agar dua orang yang berjaga di pintu depan
tidak mendengarnya. Langkah oma yang pelan membuat BQ tidak bisa
berlari cepat, kalau terus begini mereka akan segera ketahuan.

BQ berbisik ke telinga Oma..

"Kita tidak bisa lewat sini, terlalu bersiko, Saya akan bawa Oma lewat
jalan pintas"

Oma setuju dengan usul BQ.

Mereka berdua masuk ke halaman sebuah toko kecil yang sudah tutup,
lalu menyusuri gang sempit diantara dua rumah dimana seorang bapak
sedang duduk santai menikmati kopinya. Bapak itu tidak peduli, baginya
BQ dan Oma hanyalah seorang nenek dan cucunya yang mungkin saja tidak
punya uang untuk ongkos becak.

Setelah melewati rumah tersebut sampailah mereka di tempat tujuan.


Sebuah taman kecil di pinggir jalan, dengan pagar besi berwarna hitam.
Lampu taman masih menyala, walaupun dua diantaranya sudah tidak
berfungsi. Oma mulai bingung karena ternyata

BQ MEMBAWANYA KE TEMPAT YANG SALAH

"Ini bukan tempat yang kita tuju, kenapa kita kesini?"

Tanya Oma.

BQ yang berdiri membelakangi oma pun akhirnya angkat bicara

"24 september 197X, undangan makan malam bagi semua kerabat dan rekan
bisnis Hanggareksa tersebar. Semua ingin datang, semua ingin makan di
restoran terkenal di kota ini. Hari yang ditentukan adalah tanggal 28
September 197X, para undangan datang dengan membawa keluarganya
masing-masing, istri, anak, bahkan orang tua mereka. Tidak mungkin
mereka menyia-nyiakan kesempatan untuk makan malam gratis di restoran

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 343
milik Widianto Hermawan dan Rosmary Anggraini, karena bagi mereka itu
adalah sebuah kehormatan. Tentu saja sebelum akhirnya mereka tahu,
bahwa malam itu adalah..."

MAKAN MALAM TERAKHIR MEREKA

"Puluhan tamu keracunan, sebagian besar mati di tempat sebagian lagi


berhasil dirawat walaupun tetap tidak selamat. Mereka bilang racun
adalah senjata perempuan, tapi fakta itu terkubur selamanya manakala
senjata itu menyerang tuannya sendiri. Rosmary dan kerabatnya pun
ditemukan tewas ditempat, kecuali dua anak perempuan yang sampai saat
ini tidak diketahui nasibnya.

"Nama anggraini masih sangat besar, bahkan lebih besar dari dosa-
dosanya. Kekuatan mereka tidak hanya meracik bumbu, tapi juga
membumbui hukum. Sehari setelahnya polisi mengumumkan sebuah
pernyataan bahwa pelaku utama keracunan masal di Hanggareksa
adalah Lalu Doni Firmansyah. Seorang koki yang ditemukan tewas
terbakar di dapur Hanggareksa. Mereka menyebut itu kecelakaan,
walaupun faktanya

Kakek bunuh diri karena tidak sanggup menerima fitnah"

DARI DOSA BESAR ANGGRAINI!

Oma terkejut dengan cerita BQ, perempuan tua itu tidak mampu menemukan
nama Doni Firmansyah dari ingatannya. Tapi gelar Lalu? Lalu adalah
gelar kebangsawanan untuk semua pria di tempat asal BQ.

"Kamu.... cucu dari koki itu?"

Tanya Oma sembari menundukkan kepala.

BQ menghampiri Oma seraya menjilat-jilat pisau kecilnya.

"Huhuhuh.... kamu mau membunuhku? Membunuh nenek tua yang tidak


berdaya?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 344
Tanya Oma dengan senyum liciknya yang membuat BQ semakin tidak sabar
untuk memisahkan kulit keriput oma dari tulang-tulangnya. Tapi saat
ujung pisau BQ menyentuh pipi Oma, tiba-tiba

BRMMMMMMMMMMMMMMMM

Cahaya lampu mobil menyinari keduanya. Mobil yang memang sejak tadii
menunggu oma disana.

"Saya bukan pembunuh! Saya datang untuk menghukum anda!"

Ujar BQ.

Oma berusaha melihat bayangan pria yang berjalan melalui silaunya


cahaya mobil, dan saat pria itu dekat, oma terkejut karena wajah pria
itu sangat di kenalinya

LUKMAN?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 345
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 2)
Oma memandangi wajah BQ dan Pak lukman. Sial sekali nasib Oma malam
ini, karena dua orang kepercayaannya berbalik menjadi musuh. Bagi Oma
karyawan Hanggareksa adalah keluarga, tapi malam ini Oma menyadari
satu hal, bahwa Anggraini tidak pernah punya teman.

"Ny. Rosyana Anggraini, Sampean akan ikut kami untuk diadili atas
tuduhan praktek ilmu sesat, dan jual beli organ manusia"

Ujar Pak Lukman.

Oma tertawa mendengarnya, tawa yang sangat sehat untuk perempuan yang
sudah renta.

"Ooooh Lukman... Lukman... berhenti bicara seperti polisi! Kalian


terlihat sangat bangga hanya karena berhasil menangkap seorang nenek
tua. Dan kamu...!"

Seru Oma sembari memandang tajam ke mata BQ.

"Seharusnya Aku mendengarkan kata-kata Resti. Dia tidak pernah percaya


padamu, meskipun aku sudah berusaha meyakinkannya bahwa kami
membutuhkan mata kamu, Ya! Mata itu. Tentu saja setelah semuanya
selesai, setelah Anggraini terakhir berhasil disucikan, aku sendiri
yang akan menusuk matamu, lalu...

AKAN KU KELUARKAN PERLAHAN, LALU MENGHIDANGKANNYA DALAM SEMANGKOK


SUP,UNTUK MAKAN MALAM

"Hahahahahaha yaaaa, yaaaaa Kami akan sangat menikmatinya"

Ujar Oma sambil menjilat bibir keriputnya.

BQ dan Pak Lukman hanya bisa menelan ludah, Oma yang sedang mereka
lihat ini bukan lagi sosok nenek renta yang selama ini mereka kenal.
Perempuan tua itu masih saja tertawa, seakan-akan yang sedang
dialaminya sekarang hanyalah sebuah komedi. Tidak lama kemudian
suasana taman kecil itu pun kembali sepi, seiring dengan tawa oma yang
berhenti.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 346
"Anggraini... kalian berusaha keras membersihkan sebuah nama, tapi
mencucinya dengan air keruh tidak akan menghilangkan nodanya"

Ujar BQ

Oma tersenyum kecut, harga dirinya menolak keras nasehat dari bocah
ingusan seperti BQ.

"Jangan bicara seolah-olah sebuah nama tidak ada artinya! Sudah berapa
kali nama BQ menghalangi langkahmu? Huhuhu Pasti menyedihkan hidup
dibawah kekangan nama besar leluhur, nama yang akan sangat membatasi
gerakmu"

Ujar Oma dengan nada meledek.

"Diam! Kalian sudah membunuh Kakek! Kalian tahu berapa lama anak dan
istrinya hidup dikucilkan kerabat? Semua karena orang-orang percaya
bahwa kakek adalah dalang dibalik pembantaian itu! Dan kami..... kami
harus menanggung hukuman dari dosa yang tidak pernah kami perbuat!"

Pak Lukman memegangi pundak BQ, berusaha membuatnya tenang kembali.


Tidak tampak lagi wajah BQ yang tegar, hidup yang dijalani gadis ini
pasti sangat berat, hingga mengingatnya pun terasa sangat menyakitkan.
Entah lega karena akan mendapatkan keadilan, atau belum puas karena
pisau kecil itu gagal mengoyak tubuh Oma, yang pasti senyuman BQ masih
misterius di wajah Pak Lukman. Seperti senyum putus asa karena setelah
usaha balas dendamnya berhasil, BQ sadar itu tidak akan mengubah apa
yang sudah terjadi.

"Sebaiknya kita tidak lama-lama disini, kita bawa Ny. Rosyana pergi ke
tempat yang sudah ditentukan Kusnadi"

Ujar Pak Lukman

"Huhuhuhuhuhuhu....... Hahahahahahaha! Kusnadi... harusnya tukang


parkir itu sudah mati, dia tidak akan pernah bisa keluar dari sana.
Hanggareksa adalah makam yang pantas untuknya"

Entah kenapa malam ini setiap kata yang keluar dari mulut Oma selalu
mengerikan. Tapi bagi Pak Lukman itu hanyalah celoteh orang tua yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 347
depresi karena semua usahanya berakhir sia-sia.

"Bicara sesuka sampean! Yang jelas penjara sudah menunggu sampean dan
yang lainnya"

Ujar Pak Lukman sembari menggiring Oma ke mobil.

"Kalian tidak akan bisa menangkap mereka! Saat ini Riska, Resti dan
Ratna pasti sudah pergi meninggalkan kota"

Sahut Oma.

SRAK!

Pak Lukman membuka terpal mobilnya, lalu memberi aba-aba pada Oma
untuk masuk. BQ membantu tawanannya itu untuk naik tanpa sedikitpun
ada perlawanan. Sebagai ucapan perpisahan, pak lukman berkata....

"Tentang Riska dan yang lain, sampean tidak usah khawatir. Secepatnya
mereka akan menyusul sampean, karena salah satu dari kami sudah
mengikuti mereka

DAN ORANG-ORANG KAMI SELALU BISA DIANDALKAN

......................................

REGU KEEMPAT

Selanjutnya kita butuh juru kebut. Sekedar informasi, dari


penyelidikan yang kami lakukan, seseorang selalu datang menjemput
mereka pada hari-hari tertentu, dimana mereka pulang lebih larut dari
biasanya. Dapat dipastikan mereka pulang larut karena habis
menjalankan ritual itu. Mobil hitam selalu menunggu mereka di dekat
tikungan ke jalan kencana, kita butuh seseorang untuk menjaga mobil
itu dan mencari tahu kemana karyawan Hanggareksa itu kabur. Chandra,
saat ini cuma kamu yang tersisa, jadi lakukan tugas kamu sebaik
mungkin! Cukup mata-matai mereka! Jika mereka bergerak, segera hubungi
kami!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 348
Tutur Pak Kusnadi

BRMMMMMM

Chandra memacu kuda besinya melebihi kecepatan wajar untuk sebuah


jalan ramai. Baginya tugas ini sangat penting, semua temannya sedang
berjuang begitupun dengan Chandra, harus ada kabar baik yang dia bawa
pulang. Tapi semua tidak semulus yang Chandra kira, kekurangan
personel membuat tugas berat itu harus dipikulnya seorang diri, dan
saat Chandra meminta seseorang untuk ikut bersamanya, Pak Kusnadi
justru menganugerahinya seorang partner khusus....

GRTT

Chandra tidak bisa menahan rasa geli ketika selangkangannya diraba


oleh sang partner yang saat ini sedang diboncengnya. Posisinya saat
ini ibarat seorang Mario yang salah memilih Luigi, hingga pertengkaran
pun tidak bisa dihindari.

"JAUHIN TANGAN ELO BANG! GUE LAGI NYETIR NIH, ELO PENGEN MATI, HAH?"

Teriak Chandra sambil menepis tangan Samsol.

"Eh siapa yang pengen mati, Aku malah pengen idup"

Sahut Samsol sambil mengedipkan mata

CIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT BRUAK!

Usaha Chandra berhasil, motornya yang di rem mendadak membuat wajah


samsol menghantam helm Chandra. Samsol memegangi hidungnya yang sakit,
tapi belum sempat dia marah, Chandra sudah lebih dulu menarik gasnya.

"Ta* lah Bang Danil, ngapain juga dia melihara yang beginian"

Gerutu Chandra dalam hati.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 349
Saat ini chandra dan samsol sudah seperti ABG labil yang kebut-kebutan
tengah malam. Mereka berdua masih mencari kemana perginya mobil hitam
itu, karena saat mereka tiba di tempat yang pak kusnadi sebutkan tadi,
tidak ada satu mobilpun yang parkir disana. Chandra berkendara tanpa
arah, paranoid terhadap setiap mobil hitam yang ditemuinya. Dan
disaat-saat genting seperti ini, pahanya tiba-tiba bergetar.

Chandra menghentikan motornya dengan kasar, karena mengira samsol


adalah penyebab pahanya bergetar, tapi ternyata...

BRRRRRRT BRRRRRRRRT

"Halo? Ada apa pak lukman?"


"Saya dan BQ sudah berhasil menangkap Ny. Rosyana, alias Oma, tiga
orang sisanya pasti sedang menuju mobil hitam itu"
"Tunggu dulu... BQ siapa?"
"Emmmm nanti saja ceritanya, kamu sendiri gimana?"
"Anu... sebenernya... kami tidak menemukan mobil yang dimaksud"
"Sialan.. kemana perginya mereka, mereka tidak mungkin pergi jauh
dengan hanya berjalan kaki, atau....."
"Atau apa Pak lukman?"
"Chandra, dimanapun kamu sekarang segera kembali ke daerah kalimaya!"
"Eh? serius pak? Terus mobil hitam itu gimana?"
"Tenang saja! Kalau perkiraan saya tepat, itu artinya mereka masih ada
di sekitaran kalimaya"
"Dari mana bapak yakin?"
"Hmmm soalnya"

MEREKA TIDAK MUNGKIN PERGI TANPA OMA

Dan ternyata perkiraan Pak Lukman memang benar. Di waktu yang


bersamaan namun tempat yang berbeda sebuah mobil hitam sedang berjalan
pelan menyusuri jalan kalimaya. Mobil itu dikemudikan seorang pria
kekar dengan rambut jabrik dan kumis tebal. Pria itu memperhatikan
sepanjang trotoar jalan, jelas sekali kalau sedang mencari seseorang.
Sementara ketiga penumpangnya tidak bisa lagi membendung rasa cemas

"Ya Tuhan.... kemana Oma?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 350
Ucap Resti

"Bibi yakin rumah yang barusan itu tempatnya?"

Tanya Ratna

"Tentu saja! Mama sendiri yang bilang kita harus menjemputnya di rumah
yang ada kios bensinnya, rumah seperti itu di kompleks ini ya cuma
satu"

Sahut Riska

"Sudah-sudah! Kalian ribut terus dari tadi! Sekarang kita harus nyari
mama kemana? Satu tikungan lagi kita akan sampai di jalan menuju
restoran nih."

Timpal si sopir

Sementara penumpang dan pengemudinya berdebat, jarak mobil itu ke


Hanggareksa semakin dekat. Mereka tahu melewati restoran itu sekarang
sama saja mengantarkan nyawa, karena itu mereka memutuskan untuk putar
balik. Resti masih uring-uringan, menyesali keputusannya untuk percaya
pada BQ.

"Ini pasti kerjaan BQ, aku sudah curiga sejak awal kalau dia adalah
suruhan si Habib, tapi Oma tetep gak mau denger. Bahkan setelah dia
membebaskan Nova, Oma masih saja membelanya"

Ujar Resti, suaranya bergetar menahan tangis dan panik.

"Sudahlah! waktu itu kita sudah selesai memandikan Nova, karena itu
walaupun BQ membiarkannya kabur, Oma masih memaafkan dia. Lagipula
sejak pertama kita juga setuju untuk menerima BQ, karena dia memiliki
kelebihan yang tidak kita miliki, sekaligus agar dia tutup mulut atas
apa yang sudah terlanjur dia lihat"

Tutur Riska

"Awalnya aku juga berpikir begitu, tapi apa bibi tidak merasa aneh? BQ

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 351
datang begitu saja ke restoran yang baru buka, untuk melamar kerja
padahal kita tidak pernah membuka lowongan. Dan satu hal lagi! Sejak
awal BQ selalu membawa pisau kesayangannya, itu adalah paring
knife yang sama dengan peninggalan Hanggareksa era dulu. Aku sempat
curiga dan untuk memastikannya, aku membandingkan pisau Hanggareksa
yang ada di rumah, dengan pisau yang BQ bawa dan ternyata ......
walaupun sudah lecet, di gagang pisau BQ ada nama Hanggareksa"

Tutur Resti

Percakapan mereka semakin memanas, kekhawatiran mereka terhadap Oma


pun semakin menjadi-jadi. Riska masih berusaha memecahkan teka-teki
masa lalu BQ, yang dirasa adalah penyebab mereka kehilangan Oma.
Suasana mobil sedikit lebih tenang, tapi saat mereka hendak keluar
dari jalan kalimaya, supir mereka yang tidak lain adalah suami Riska
menghentikan mobilnya.

"WOY! APA-APAAN KALIAN! MINGGIR!"

Teriak Agung, melalui jendela mobil.

"Ada apa sih mas?"

Tanya Riska, dan jawaban dari pertanyaannya tersebut adalah...

Seorang dan setengah orang pria sedang berdiri di tengah jalan


menghadang mobil riska. Aksi mereka ini menyulut emosi Agung, hingga
suara klakson mobil dan sumpah serapahnya terdengar saling bersahut-
sahutan. Dan tentu saja itu tidak berpengaruh apa-apa pada..

CHANDRA DAN SAMSOL

"Bang, Elo urus cewe-cewenya biar gue urus anjing nya!"

Perintah Chandra pada Samsol. Chandra merasa saat ini dia adalah
pahlawannya, dan samsol hanyalah seorang sidekick yang akan mematuhi
segala perintahnya. Kecuali....

"Enggak mau! Aku mau anjingnya!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 352
Ujar Samsol sambil menunjuk Agung. Dalam sekejap Chandra kehilangan
aura pahlawannya, dia benar-benar mengutuk Pak Kusnadi yang sudah
menyandingkannya dengan Samsol.

Agung turun dari mobil, pria jangkung itu jauh lebih tinggi dari
Chandra, ototnya pun jauh lebih kekar dari lemak di lengan samsol.
Chandra sedikit gentar, melawan sandy saja dia harus tersungkur hanya
karena satu pukulan, apalagi Agung yang posturnya jauh lebih besar
dari Sandy. Walaupun posisi mereka adalah dua lawan satu, atau lebih
tepatnya satu setengah lawan satu, tapi tetap saja samsol tidak akan
banyak berkontribusi.

"Kalian mau apa? Ya! Kalian mau apa?"

Hardik Agung yang saat ini sudah berjarak selangkah dari Chandra.

"Gue mau mereka! Dan sebaiknya elo gak usah ikut campur!"

Bentak Chandra sambil menunjuk Riska dan kawan-kawannya di mobil.

Agung mengerutkan dahinya, menebak-nebak siapa sebenarnya dua orang


ini. Dan tebakan agung adalah...

"Kalian suruhan Habib? Ooooooh ya ya! Gue ngerti sekarang..."

Ujar Agung yang tersenyum sembari memalingkan muka..

BUK!

Seketika pukulan Agung melayang tepat di telinga Chandra. Chandra


mundur terhuyung-huyung, tapi berhasil meraih kuda-kudanya kembali.
Telinga Chandra masih berdengung, tapi serangan balasan sudah Chandra
layangkan. Sayangnya hantaman tangan Agung meninggalkan efek yang kuat
di kepala chandra, pukulan chandra tidak terarah dan sama sekali tidak
bertenaga. Agung dengan mudah menghindarinya, dan untuk kedua kalinya
menghantam Chandra di area yang sama..

BUK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 353
"Aiiiiiiiiiiiiiih Say eh Say, jangan kalah donk say!"

Seruan semangat dari Samsol tidak berpengaruh apa-apa pada Chandra


yang sudah ambruk ke aspal. Seolah tidak puas, agung menendang perut
Chandra.

BUK!

"Dimana Mama?!"

BUGH!

"UGHYAAAAAAH"

"DIMANA MAMA????"

Agung menendang Chandra dengan leluasa, membuat samsol menjadi sangat


panik. Sosok Chandra yang merupakan brondong maskulin impiannya, kini
babak belur gara-gara Agung.

"Ooooooooom udah Ooooooooooooom"

Teriak Samsol yang tiba-tiba maju dan membungkuk melindungi Chandra.

Agung semakin murka dan jijik melihat dua orang dihadapannya. Dia tahu
dia tidak bisa berlama-lama disini, baru saja ada pengendara motor
yang lewat, kemungkinan warga untuk datang kesini sangat besar. Lagi
pula dia harus segera menemukan Oma. Karena itu, Agung mengangkat
kerah leher Samsol, mendekatkan wajahnya ke wajah samsol, dan dengan
bengisnya bertanya...

"Kemana.... kalian membawa Oma? JAWAB!"

"Meneketehe! Nenek juga nenek elu, bukan nenek guweh!"

DEBUK!

Tubuh tambun samsol melayang lalu mendarat di aspal. Pria flamboyan


itu diam tak berkutik, Agung pun semakin murka karena dua sumber

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 354
informasinya sudah terkapar tak sadarkan diri. Dari dalam mobil Riska
memanggil agung, menyuruhnya untuk segera pergi dari sini. Agung pun
meludahi Chandra, lalu berpaling pergi...

ANJING!

Baru dua langkah Agung mendekati mobil, lagi-lagi dia harus berbalik
karena ternyata, lawannya masih berdiri gagah di belakangnya. Agung
mengepalkan tangannya dan berlari mendekati..

SAMSOL

Sebuah tendangan tinggi lurus ke arah muka diluncurkan. Tubuh kekar


dan teknik bertarungnya itu meunjukkan bahwa agung bukan orang
sembarangan, suami riska itu adalah seorang master taekwondo, wajar
saja kalau tendangannya kali ini mendarat dengan akurat ke..

UDARA

Agung tampak sangat terkejut, samsol mampu menghindari tendangan


andalannya itu. Dan itu bukan kebetulan, karena saat ini samsol juga
sedang memasang kuda-kudanya. Agung mulai panik, segera setelah kaki
kanannya menyentuh aspal kembali, dia memutar badannya dengan kaki
kanan sebagai tumpuan, dan melesatkan kaki kirinya ke arah samsol.

Panik karena serangan pertamanya gagal, serangan kedua agung menjadi


mudah untuk diprediksi. Samsol dengan lihainya menghindari kaki kiri
Agung, dan entah dari mana datanganya tangan kanan samsol sudah
menghantam rahang kanan agung.

KRAK

Melihat suaminya jatuh, Riska seperti kebakaran jenggot. Dia turun


dari mobil dengan niat melerai agung dan samsol. Tapi Agung belum
menyerah, harga dirinya masih utuh, kalah dari samsol hanya akan
mempermalukan dirinya seumur hidup. Samsol menggerakkan kedua jari
tangannya, seolah menantang Agung untuk maju.

Agung menarik nafas panjang, tidak ingin terpancing emosi untuk kedua

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 355
kalinya. Kali ini agung berjalan berputar, mencari celah yang tepat
untuk menyerang samsol. Sementara samsol hanya diam tanpa sedikitpun
melihat agung. Lawan samsol saat ini sudah berada di belakangnya, tapi
dengan tenangnya samsol berkata...

"Jangan pernah menyerang ku pakai kaki, atau kamu akan menyesalinya


seumur hidup"

Sayang sekali senjata utama agung adalah kakinya. Dengan cepat agung
mempersempit jarak nya pada samsol, dan berharap dwi huruginya dapat
mengakhiri pertarungan paling memalukan dalam hidup agung ini.

BLEB

"UWAAAAAAAAAAARRRRRRRRRGGHHH"

Agung tersungkur ke aspal dengan kedua tangannya memegangi


selangkangan. Tidak ada bunyi benturan yang terdengar, semua terjadi
begitu cepat, hingga tanpa agung sadari, dragon ball nya hampir retak
karena pukulan samsol. Agung masih melenguh kesakitan, suaranya sangat
pilu seolah kehilangan masa depan. Riska dengan sigap menghampiri
suaminya yang malang itu.

"Jangan bilang aku tidak memperingatkan lhoo ya!"

Ujar samsol yang entah sejak kapan kehilangan sisi flamboyannya.

Samsol menghampiri Chandra, menggoyang-goyangkan tubuh rekannya itu.


Cemas akan keadaan Chandra, samsol pun mencoba pertolongan pertama
yang dia tahu dan dia sukai. Bibir dengan kumisnya yang jarang-jarang
itu tersenyum, pertanda Chandra yang malang harus rela dan ikhlas
menerima

NAFAS BUATAN

......................................

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 356
REGU KEDUA

Suasana kontrakan saat ini sudah aman dan terkendali, walaupun masih
menyisakan misteri. Teleportasi yang sudah terjadi pada sisjono sama
sekali tidak masuk akal, dan sekarang mereka bergantian menginterogasi
sisjono. Kang Jajank pun sudah pergi menyusul Pak Kusnadi yang menurut
pengakuan sisjono masih berada di dalam restoran, sementara Danil....

"Ok! Ok kalau gitu!"

Ujar Danil sambil menutup Handphone nya.

"Pak Agus, Chandra dan samsol sudah menemukan ketiga karyawan


hanggareksa. Mereka butuh bantuan sekarang"

Tutur Danil.

Tanpa banyak tanya Pak agus dan Sisjono segera berangkat menyusul
chandra dan samsol. Dia berniat membawa seorang teman lagi, jadi
sebelum berangkat dia harus mampir ke Hanggareksa. Tinggallah Danil
dan Sandy berdua di kontrakan. Mereka sama-sama bertanya...

APAKAH INI SUDAH BERAKHIR?

Sandy menyalakan sebatang rokok, mencoba bersantai sejenak sebelum


menyusul yang lain ke restoran sebelah. Alih-alih aroma tembakau, asap
rokok sandy justru beraroma busuk, busuk sekali seperti bau bangkai.

"Elu kentut bang?"

Tanya Sandy

"Sembarangan kalau ngomong! Tapi... bener juga, kenapa mendadak jadi


bau gini?"

Danil dan sandy membolak-balik karpet di ruang tamu, berharap


menemukan sumber dari aroma busuk ini. Entah itu tikus ataupun bangkai
hewan lainnya. Semakin lama bau itu semakin tidak wajar, Sandy tidak
bisa lagi menikmati rokoknya karena setiap kali dia menghisapnya bau
itu terasa mencekik hidung dan tenggorokannya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 357
"Kampret bener! Bau apa ini? Dari restoran mungkin?"

Tanya danil dengan suara sengau karena menutup hidungnya.

Perhatian mereka berdua kini teralihkan dari bau busuk itu, setelah
sebuah bayangan tiba-tiba muncul di sudut ruang tamu. bayangan itu
hitam sekali, tapi semakin diperhatikan semakin jelas warna putih di
atasnya. Danil dan Sandy tahu apa yang sedang mereka lihat, dan
berpikir untuk melarikan diri dari kontrakan, sebelum akhirnya ada
bayangan lain yang keluar bersamaan dengan pintu kamar bawah yang
tiba-tiba terbuka,

JANGAN BIARKAN MEREKA KABUR, MAS WIDI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 358
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 3)
......................................

REGU KEDUA

Rosyana Anggraini... perempuan tua itu tidak lagi banyak bicara,


sikapnya terlalu tenang untuk orang yang akan digiring ke penjara.
Tapi justru itulah yang yang membuat Oma terlihat mengerikan. Sesaat
setelah Pak Lukman menutup percakapannya dengan Chandra, Oma tertawa
terbahak-bahak, seolah tidak khawatir sedikitpun akan nasib Riska dan
yang lainnya.

"BQ sebaiknya kamu ikut kami, teman-teman saya pasti senang sekali
bertemu kamu. Kamu yang menyusun rencana untuk menggiring Oma ketempat
ini, kalau bukan karena kamu, orang tua ini pasti sudah kabur"

Ujar Pak Lukman

Tawaran Pak Lukman ditolak BQ dengan halus, yang BQ butuhkan saat ini
hanyalah ketenangan.

"Terimakasih pak lukman, tapi saya harus pergi. Saya sudah tidak ada
urusan lagi di kota ini"

Ujar BQ

"Hmmmm kalau itu mau kamu, saya tidak akan memaksa. Jangan berlarut-
larut dalam kesedihan! Karena yang kamu lakukan malam ini adalah
keadilan, dan mampu menahan diri dari kerasnya rasa dendam adalah
sebuah kekuatan"

BQ tersenyum mendengar nasehat Pak Lukman, sembari mengusap pisau


kecil kesayangannya BQ berkata...

"Saya tidak sekuat dan sebijak yang pak lukman pikir. Yang tadi itu,
kalau satu detik saja bapak telat datang, mungkin kita akan menaikkan
oma ke mobil dengan kepala dan tubuh yang terpisah"

Pak Lukman hampir lupa betapa misteriusnya BQ, dia terlihat sangat

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 359
lemah dengan air mata di wajahnya, tapi terlihat sangat mengerikan
dengan pisau di tangannya.

"Kalau keinginan kamu untuk menghabisi nyawa oma sangat besar, untuk
apa kamu melibatkan saya dalam rencana kamu?"

Tanya Pak Lukman.

"Seseorang harus menghentikan saya... saya memulai semua ini atas nama
kakek, tapi saya tidak mau mengakhirinya seperti seorang Anggraini"

Pak lukman tersenyum mendengar kata-kata BQ, dia merasa beruntung


karena di usianya yang sudah tua, masih dipertemukan dengan anak-anak
muda yang mampu memberinya pelajaran hidup. Sesaat suasana menjadi
hangat, karena senyum kemenangan BQ dan Pak Lukman, tapi disetiap
perayaan kemenangan, selalu terdengar suara tepuk tangan...

PROK! PROK! PROK!

"Huhuhuhuhuhuhu.... hurrraaaa hurraaaa.... untuk merayakan kemenangan


kalian, bagaimana kalau Aku traktir minum di Hanggareksa? Kami punya
banyak persediaan anggur dan sampanye, dan..... oh ya! ya! ya!
tampaknya kurang meriah kalau tidak ada steaknya, hmmmmmm tapi
sepertinya hari ini kami kekurangan daging, itu gara-gara supplier
kami malas kerja demi mengurus sebuah jam tua. Ck.. ck... ck... sayang
sekali kalau harus pesta tanpa daging.huhuhuhuhu

ATAU.........

"Kami bisa menjamu kalian dengan daging spesial yang tidak akan kalian
temukan dimanapun... di.... ma.... na.... pun...., bukan begitu..."

PAK LUKMAN?

JEDAG!

Pak Lukman menghantam bumper mobil dengan tangannya. Perkataan oma


barusan terdengar sangat menjijikkan baginya, belum lagi secara tidak
langsung itu adalah pengakuan oma yang sudah memanfaatkan pak lukman
sebagai pemasok barang haram itu.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 360
"Huhuhuhuhuhuhuh kalian tidak seharusnya memperlakukan orang tua
dengan kasar"

Ujar oma, yang menyulut amarah pak lukman hingga berteriak...

"DIAM!"

KAMU YANG DIAM!!

Timpal oma dengan suara yang jauh lebih keras dan lantang dari pak
lukman. Walaupun sedikit, teriakan oma barusan sempat membuat BQ dan
pak lukman gemetar. Sudah terlalu lama mereka ngobrol disini,
mendengarkan celotehan oma hanya akan membuat mereka gila. Pak Lukman
pun menutup terpal mobilnya, lalu mengirimkan pesan pada Abadi dan
Anugerah yang sedang berpencar, bahwa dia sudah berhasil menangkap Oma
dan segera menuju ke restoran.

"Pak Lukman... waktu saya menghubungi bapak tadi siang, bapak bilang
akan menjemput jam tua itu dari kota oseng, tapi.... kenapa saya tidak
melihatnya di dalam mobil?"

Tanya BQ. Usai mengunci semua kait terpal di mobilnya, pak lukman pun
menjawab...

"Jam tua itu sudah mendarat di kaki gunung kemitir. Saya sendiri yang
membuangnya"

Rupanya kata-kata pak lukman barusan didengar oleh oma. Dia pun tidak
bisa menahan diri untuk menjawab...

"Huuhuhuhuhuh.... kerja bagus lukman.. kerja bagus... pergi jauh dari


rumah hanya untuk menyingkirkan jam tua? huhuhuhuh biar aku beri tahu
satu hal, kalian bisa menghancurkan semua jam yang aku punya, karena
itu tidak akan berpengaruh apa-apa! Tentu saja.... kalian tidak akan
bisa menyentuh pusaka kami, kalian tidak akan bisa menghentikan

DENTING JAM HANGGAREKSA YANG SEBENARNYA!

......................................

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 361
REGU PERTAMA

"KREK!"

Pak kusnadi keluar dari gudang hanggareksa. Ini sudah kedua kalinya
dia keluar masuk dapur dan gudang. Berkali-kali pak kusnadi memanggil
sijono, tapi sahabatnya itu seakan ditelan bumi. Alih-alih menemukan
apa yang dicarinya di gudang, Pak Kusnadi justru harus melihat
pemandangan mengerikan yang sudah lama ingin dilupakannya.

Apa yang saat ini ada di depan matanya, sama persis dengan saat dia
dan teman-temannya bermalam di restoran dulu. Di bawah kaki jam tua
itu....

TERKAPAR TUBUH-TUBUH MANUSIA YANG PUCAT, DENGAN DARAH BERCECERAN DI


LANTAI

Sebagian dari mereka mencekik lehernya sendiri, seperti berusaha agar


tidak menelan sesuatu. Sebagian lainnya justru berusaha memuntahkan
sesuatu, walaupun akhirnya darah segar semakin luas mewarnai putihnya
lantai restoran. Mereka menarik tubuhnya, karena kaki mereka terlalu
lemah untuk berdiri. Apapun cara yang mereka lakukan untuk bisa
bergerak maju, tujuan mereka tetaplah satu....

JAM TUA ITU!

Pak Kusnadi punya banyak amalan yang diyakini bisa membantunya lepas
dari tipu muslihat iblis, sayangnya tidak satupun amalan yang dia
punya dapat membantunya melawan tipu muslihat iblis. Tapi satu hal
yang pasti! Tuhan selalu bersama hambanya.

"Sisjono tidak ada disini, mustahil dia bisa keluar dari restoran ini
seorang diri. Satu-satunya ruangan yang belum saya periksa adalah
pintu di samping jam tua itu"

Gumam Pak Kusnadi dalam hati.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 362
Dia berjalan pelan melewati mayat-mayat pelanggan, dimana setiap
langkahnya adalah ujian yang sangat berat. Di meja pertama dia harus
menutup mata karena mayat seorang ibu hamil sedang duduk bersimpuh,
kepalanya menghadap langit-langit dengan mulut kaku yang terbuka
lebar. Sementara darah kering seolah menjadi permadani merah dibawah
lutut dan kakinya.

Di meja kedua dia harus melangkahi jasad dua orang pria yang sudah
terbujur kaku di lantai, matanya terbuka lebar namun putih mulus tanpa
bagian hitam. Tangan pria pertama mencengkram pergelangan kaki pria
kedua, seolah sedang berkompetisi siapa yang lebih dulu sampai di
garis finish. Ironisnya mereka lebih dulu mencapai garis maut, sebelum
sempat menyentuh jam tua itu.

Di meja ketiga kaki dan tubuh pak kusnadi mulai terasa lemah. Jasad
seorang anak laki-laki yang belum sempat turun dari kursi, karena
tubuhnya sudah lebih dulu kaku. Sebatang permen masih digigit oleh
anak malang tersebut, tapi cairan merah yang mewarnai lehernya jelas
bukan lelehan kembang gula.

Beberapa langkah lagi, pak kusnadi sampai di depan pintu di samping


jam tua itu. Tapi saat ini, satu langkah pun terasa sangat jauh. Pak
Kusnadi harus mencari pijakan kaki agar tidak menginjak mayat-mayat
yang berjejer di bawahnya, sayangnya rasa panik sudah menguasai pak
kusnadi, hingga tanpa sengaja dia menginjak salah satu tangan
pelanggan. Tentu saja tidak ada reaksi apa-apa dari mayat itu, tapi
nasib sial pak kusnadi tidak berhenti sampai disitu....

TENG.... TENG.... TENG.....

Jam tua itu kembali berbunyi. walaupun sudah hampir sepuluh menit pak
kusnadi di dalam restoran, tapi jarum jamnya tidak bergerak dari angka
dua belas. Seolah-olah waktu berhenti di ruangan ini, pak kusnadi pun
tidak punya waktu untuk merasa heran, karena tiba-tiba..

GRASP!

Tiba-tiba tangan salah satu mayat itu mengenggam kaki pak kusnadi,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 363
semua terjadi sangat cepat, pak kusnadi pun tidak sempat melihat
kebawah, karena sekarang mayat-mayat itu mulai meronta-ronta, berusaha
menggerakkan bagian tubuh manapun yang mampu membawa mereka
mendekatinya.

HHHH................................... HHHHHHHHHHHHH

Suara mereka seperti batuk yang tertahan. Pak kusnadi menghabiskan


sisa-sisa keberaniannya untuk menghindari mereka, dan saat
keberaniannya sudah habis, mereka justru datang menghampirinya.

SIALAAAAAAAAAAAAAN

............................................

REGU KEDUA

ROSY..... RO......SY.....

Di depan pintu kontrakan... di depan kedua mata mereka.... Danil dan


Sandy melihat sesuatu yang akan jadi penyebab insomnia abadi mereka.
Wajah putih itu..... pria dengan rambut yang jarang-jarang, yang hanya
dengan melihatnya sekilas mereka bisa tahu bahwa bukan sebuah gunting,
tapi tangan! Rambutnya seakan sengaja dicabut oleh tangan.

Pria itu masih memanggil nama Rosy... perempuan berbau busuk, berambut
putih yang ada di belakang Danil dan Sandy. Ini adalah saat yang tepat
untuk berteriak, tapi baik Sandy dan Danil, keduanya hanya diam
menelan rasa takutnya sendiri. Sandy sudah siap berlari, dengan penuh
keraguan sejauh apa kaki itu dapat membawanya pergi. Sementara
Danil... tubuhnya yang semakin condong kekanan bukanlah kuda-kuda
untuk melawan, tapi tanda-tanda akan pingsan.

Perempuan berambut putih itu tidak memberi kesempatan pada musuhnya


untuk berpikir, sementara Danil dan Sandy bingung menentukan arah,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 364
perempuan itu sudah memilih untuk maju duluan.

JANGAN.... GANGGU..... KELUARGA.... KAMIIIII

Ucap perempuan itu sembari mendekati Danil dan Sandy dengan kedua
tangannya yang terbentang lebar. Sementara pria berkulit putih itu
membuka mulutnya lebar-lebar, hingga terlihat rahang dengan gusi yang
hitam tanpa ada satu gigipun disana. Hanya itu yang bisa pria itu
lakukan, karena sebenarnya...

PRIA ITU TIDAK LEBIH DARI SEKEDAR KEPALA, LEHER DAN DADA NYA SAJA

Jarak mereka yang semakin dekat, memaksa Sandy untuk mengambil


keputusan darurat. Didorongnya tubuh lunglai Danil masuk ke dalam
kamar yang dia sebut gudang.

"JANGAN PINGSAN KAMPREEEEET!"

BRUK!

Keduanya jatuh ke lantai, Sakit sudah pasti! Tapi itu berhasil


mengembalikan kesadaran Danil. Sandy kembali bangkit dan menutup pintu
gudang. Tentu saja itu tidak akan menyelesaikan masalah.

"Bang Sadar bang!"

"Saya sadar kampret! Saya juga dengar barusan kamu manggil saya
kampreeet!"

Waktu yang buruk untuk bertengkar, sama buruknya dengan keputusan


mereka untuk kabur ke gudang. Karena di dalam..... di antara tumpukan
barang-barang sandi.... di sebuah kursi kayu yang ada di sudut
ruangan.... sesosok tubuh berkulit putih tanpa pakaian sedang duduk
dengan kaki gemetarnya...

HWAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Sandy dan danil berteriak sekencang-kencangnya, karena ruangan yang


sempit juga mempersempit ide mereka untuk kabur dari situasi yang kian
buruk. Di ruang tamu mereka melihat hantu tanpa badan, sementara di

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 365
dalam gudang... mereka melihat badan hantu

TANPA KEPALA

"ASTAGHFIRULLAH!! ASTAGHFIRULLAH"

Danil masih sempat berdizikir, sementara sandy masih betah berteriak.


Teriakannya semakin menjadi-jadi, mengalahkan suara motor yang samar-
samar terdengar dari luar kontrakan. Suara motor itu pun berhenti
setelah terdengar suara dongkrak diturunkan.

BRUAK!

Pintu kontrakan terbuka, dua orang wanita masuk ke dalam tanpa


mengucapkan salam, dan mengggantinya dengan teriakan...

"SANDY? CHANDRAAAAAAAAAAAAA?"

SERU SABRINA DAN NOVA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 366
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 4)
Seketika tangan Danil menghentikan pundak sandy yang bergetar. Baru
saja Danil mendengar suara perempuan dari ruang tamu, bersamaan dengan
itu sosok mengerikan di kursi itu pun lenyap. Danil tidak mau gegabah
membuka pintu, karena satu-satunya perempuan di ruang tamu adalah si
rambut putih itu

"Kamu denger suara perempuan?"

Tanya Danil

"Enggak..."

Jawab Sandy tanpa suara, tenggorokannya terlanjur tegang karena


teriakannya barusan.

"Sandy..... Chandra......"

Mendengar namanya dipanggil oleh suara yang sangat familiar, Sandy pun
bergegas membuka pintu gudang tapi Danil menahannya.

"Tunggu! Gimana kalau itu suara perempuan busuk itu?"

Ujar Danil

"Gak mungkin bang, itu jelas suara sabrina"

Sahut Sandy

"Mustahil! Sabrina ada di rumah Nova, kamu pikir dia akan datang ke
kontrakan jam segini?"

Danil berhasil menyiramkan keraguan pada hati Sandy, dia pun


melepaskan genggamannya. Masih belum jelas apa yang akan dilakukan
mereka berdua saat ini, masih belum jelas juga kapan mereka akan
keluar dari gudang itu, satu hal yang sangat jelas adalah...

KEDUA SETAN ITU MASIH DISANA

"Aku cari di atas!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 367
Seru sabrina meninggalkan Nova sendiri di ruang tamu, yang berarti
Nova harus mencari di lantai bawah. Mereka berdua datang dengan
tergesa-gesa setelah bu yuanita bercerita panjang lebar tentang
sejarah Hanggareksa. Informasi yang mereka dapat dirasa sangat penting
untuk sandy ketahui, begitu juga chandra dan semua yang terlibat dalam
rencana malam ini. Sabrina sudah coba menghubungi Sandy, tapi
handphone sandy sedang tidak aktif, satu-satunya solusi adalah
menyusul Sandy dan Chandra ke kontrakan.

Nova berjalan pelan dari ruang tamu menuju dapur, dapat nova dengar
suara pintu terbuka di lantai dua dimana sabrina berada. Saat ini
dapur kontrakan terang benderang, melihat peralatan dapur tertata rapi
mengingatkan Nova pada Hanggareksa.

"Sandy dan Danil tidak ada di atas"

Ujar Sabrina yang sedikit banyak mengejutkan Nova.

"Terus mereka dimana? Aku udah telepon chandra, tapi tidak ada
jawaban"

Ujar Nova.

"Entahlah!"

Jawab sabrina sambil menuruni tangga.

Untuk beberapa saat mereka berdua terdiam memikirkan tindakan


selanjutnya, hingga akhirnya sabrina memberi saran.

"Kita belum periksa gudang itu kan?"

Nova pun mengangguk setuju. Tidak terpikir olehnya untuk memeriksa


ruangan di sebuah rumah yang baru pertama dia kunjungi. Nova pun
mengikuti Sabrina dari belakang, hingga saat sabrina berdiri di depan
pintu gudang, Nova tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Kamu masuk duluan, aku takut"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 368
Pinta Sabrina.

Tentu saja Nova juga merasakan hal yang sama. Tapi menolak permintaan
orang yang sudah menolongnya, sama sekali tidak ada dalam kamus Nova.
Gadis lugu itu maju tanpa ragu, barulah saat gagang pintu itu
diraihnya, Nova menyadari ada yang aneh dengan sabrina.

"Sabrina bilang Sandy dan Danil tidak ada di atas, darimana dia tahu
kalau yang sedang bersama Sandy adalah orang bernama Danil, bukan
Chandra? Lagipula kamar di depan kami ini.... kalau memang ini pertama
kalinya Sabrina ke sini, darimana dia tahu kalau ruangan itu adalah
gudang? "

Gumam Nova dalam hati.

HIHIHIHIHIHI

JEDDAR!!

Bak dihantam angin, pintu gudang tiba-tiba terbuka. Bersamaan dengan


itu tubuh Nova terhempas ke dalam dan membentur lemari, tepat di
samping Danil dan Sandy yang saat ini sedang duduk menghadap pintu.

"Ap apa apaan ini?"

Tanya Danil yang segera bangun karena nyaris saja tubuh nova
menghantam dirinya. Sementara Sandy dengan cepat mengenali wajah gadis
yang sedang bersandar pada lemari kayu itu.

"Nova?"

Sandy segera menghampiri Nova yang sudah tidak sadarkan diri. Danil
tidak mengerti apa yang sudah terjadi, tapi melihat sosok berambut
putih sedang berdiri di depan pintu, dia tahu siapa yang harus
bertanggung jawab atas darah di kening gadis bernama nova itu.

"KEPARAAAAAAAAAAAAT"

Sandy lupa dengan rasa takutnya, karena sesuatu yang selama ini jauh
lebih ditakutinya baru saja terjadi. Salah seorang temannya harus

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 369
terluka akibat terror hanggareksa, dan itu sama sekali tidak bisa
dimaafkan. Sayangnya... Sandy terlalu bodoh dalam mengambil tindakan.
Dia berlari ke arah perempuan berambut putih, berharap pukulannya
dapat melukai mahluk beda dunia itu.

BRUK!

Tentu saja dia tersungkur ke lantai marmer di ruang tamu, dan


kecerobohannya ini bukanlah yang pertama kali. Tangan sandy terkilir,
membuatnya harus mencumbu lantai dingin itu lebih lama lagi.

"Argggggghh"

Si Rambut putih itu tidak lagi peduli pada Sandy. Mata nya tertuju
pada Nova yang sampai detik ini masih tidak sadarkan diri. Iblis itu
mendekati Nova, kedua tangannya berusaha mencekik leher gadis malang
itu. Danil yang walaupun tidak mengenalnya, tapi dia memberanikan diri
menghadang si rambut putih dengan mata tertutup, dan saat danil
membuka matanya... secara ajaib tubuhnya terhempas dan jatuh diantara
tumpukan tas dan barang-barang gudang.

"Gyaaaaahhhhhhhh!"

Bahunya terasa sakit, dan butuh waktu untuk kembali bangkit. Danil dan
Sandy hanya bisa pasrah, melihat si rambut putih semakin mendekati
nova. Tangan keriputnya sudah berada se jengkal di leher Nova, dan
tiba-tiba....

HEGH!!

Dengan mata yang masih terpejam, tangan Nova seolah bergerak sendiri
mencekik leher si rambut putih.

JANGAN.... GANGGU..... KAMI!!!

Si rambut putih meronta-ronta hingga akhirnya berhasil lepas dari


cengkraman tangan Nova, dia mundur perlahan lalu menghilang. Sandy
masih menahan sakit di tangannya, tapi dia harus memaksa tubuhnya
bergerak karena tiba-tiba Nova kehilangan keseimbangan dan lagi-lagi

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 370
kepalanya hampir membentur lemari.

"NOVA!"

Beruntung Sandy masih sempat menyelamatkannya, dan membawa Nova ke


ruang tamu. Sementara Danil? Dia bisa berjalan sendiri walaupun dengan
langkah tersaruk-saruk.

"Dia gak apa-apa kan?"

Tanya Danil yang khawatir melihat darah mengalir di kening Nova. Sandy
tidak perlu menjawabnya, karena sekarang Nova sudah siuman, dan
walaupun baru saja dia selamat dari marabahaya, kalimat pertama yang
nova ucapkan ketika sadar adalah...

"Sabrina..... Sabrina ada di atas!"

Ujar Nova sembari menunjuk ke lantai dua.

Sandy tidak terkejut, dia sudah menduga sabrina pasti ikut karena
tidak mungkin gadis seperti Nova pergi kesini sendirian tengah malam.

KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Sabrina melempar semua barang yang bisa diraihnya ke arah pria


berkulit putih yang sejak tadi berusaha mendekatinya. Lampu belajar,
buku, laptop, bahkan helm pun di lemparnya, tidak peduli akan
membentur tembok atau justru memecahkan kaca. Kali ini sabrina bukan
hanya ketakutan tapi juga marah, karena mahluk halus yang sedang
dihadapinya sekarang....

SAMA SEKALI TIDAK MENGENAKAN PAKAIAN

Tentu saja itu membuat lemparan sabrina semakin tidak terarah, karena
sejak tadi sabrina menutup matanya. Malam ini tidak akan pernah hilang
dari memory sabrina, karena untuk pertama kalinya melihat gajah tak
kasat mata.

"Pergiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 371
Sabrina kehabisan senjata, dan untuk melemparkan tas koper besar di
sampingnya, sabrina juga kehabisan tenaga. Tidak mau menyerah, gadis
dengan tahi lalat di dagunya itu membuka koper tersebut, berharap
menemukan sesuatu yang bisa mengusir setan di kamar itu.

"Ya Tuhan... kenapa pintu kamar ini tidak bisa dibuka, apa yang harus
aku lakukan?"

Sabrina semakin panik, sementara pria berkulit putih itu semakin


dekat. Dan disaat genting seperti ini, senjata yang sabrina temukan
hanyalah sebuah pakaian dalam, milik...

SAMSOL

Kemarahan sabrina semakin besar, membayangkan siapa gadis pemilik


koper tersebut. Sabrina tidak menyangka ternyata ada perempuan yang
sering menginap di kontrakan sahabatnya. Dan buah dari kemarahannya
tersebut adalah, koper berat milik samsol pun melayang ke arah
musuhnya. Pria berkulit putih itu tidak menghindar sedikitpun, koper
itu menembus badannya dan membentur cermin

PRANG!!!

Walaupun tidak berhasil mencelakainya, tapi serangan sabrina berhasil


mengehentikan langkah hantu itu. Sayangnya kini sabrina harus melihat
sesuatu yang lebih buruk. Tubuh putih pria itu terpisah menjadi dua,
yang tidak hanya menakuti sabrina tapi juga hampir membuatnya pingsan.
Rupanya hantu itu marah atas tindakan sabrina barusan

BERHENTI.... MENYIKSAKU........

Suaranya menggelegar, memaksa sabrina menutup telinganya. Tidak hanya


itu, beberapa benda di kamar mulai terlihat bergerak-gerak, dan
semakin lama semakin keras. Lampu, laptop, bantal, semua benda yang
sabrina lemparkan pada pria itu, satu - persatu berbalik menyerang
sabrina dan tentu saja jauh lebih cepat dari lemparannya tadi.

BRUK! BRAK! KRAK!

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah......."

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 372
Sabrina tidak mungkin menghindar, pertahanan terkuatnya adalah
keberuntungan, karena belum satu benda pun mengenainya. Tapi Sabrina
tahu, dia tidak bisa selamanya menutup mata dan berteriak, begitu ada
kesempatan sabrina mencoba kabur dari kamar itu sekali lagi, berahap
kali ini pintu kamar itu sudah bisa terbuka.

Sabrina berlari menuju pintu dengan cepat, tapi tidak secepat serpihan
kaca cermin yang sekarang melayang ke arahnya. Beruntung sabrina
berhasil membuka pintu kamar, walaupun akhirnya...

JLEB! JLEB! JLEB! JLEB!

Di lantai satu sesuatu menahan Danil dan Sandy untuk menaiki tangga,
puluhan bahkan mungkin ratusan belatung memenuhi setiap anak tangga
juga pengangannya. Sudah pasti ini adalah ulah perempuan berambut
putih.

"SIAAAAAAAAAAAAAAL!!!! SABRINAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Teriak Sandy sembari menginjak setiap belatung yang menghalangi


jalannya.

"Kita tidak bisa melawan mahluk ini sendirian, Saya akan keluar
mencari bantuan"

Ujar Danil

Danil mengajak Nova untuk meninggalkan rumah terkutuk itu, apa yang
terjadi di sana terlalu berbahaya untuk seorang perempuan, tapi Nova
menolak. Walaupun tubuhnya lemah, dia tetap tidak ingin meninggalkan
sabrina. Lagipula saat danil berusaha membuka pintu kontrakan, pintu
itu sama sekali tidak bisa dibuka.

Sandy, Nova dan Danil hampir gila oleh situasi yang kian mencekam, dan
saat rasa putus asa mulai menghampiri mereka, sesuatu jatuh dari
lantai dua dan membentur marmer di ruang tamu.

BRUK!!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 373
Seketika itu juga darah mengalir deras, hingga darah di tubuh sandi
pun berdesir keras. Sandy tidak lagi peduli pada belatung yang sudah
mengerumuni lututnya. Matanya terbelalak, melihat tubuh perempuan yang
saat ini tergeletak di lantai dengan punggung tertancap serpihan
kaca...

SA... SABRINA?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 374
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 5)
Lewat jam satu malam, mobil tua berjalan pelan. Bunyi mesin yang tidak
lagi sehat, menambah klasiknya suasana malam. Pak Lukman tidak pernah
menyangka dia akan mengemudi sambil membawa tahanan sekaligus mantan
atasan. Jika malam ini adalah akhir dari Hanggareksa, seperti apakah
awal dari hidup barunya? Banyak yang harus orang tua itu pikirkan,
tapi saat ini dia butuh kekuatan dan hanya satu orang yang mampu
memberikannya

"Vivi.... apakah kamu tidur nyenyak?"

Tanya pak lukman pada diri sendiri, karena sepertinya malam ini tidak
ada tidur nyenyak bagi dirinya.

Rosyana Anggraini, perempuan tua itu sudah lelah bicara, wajahnya


sangat tenang seolah tidak takut penjara. Ditahan di mobil sendiri
dengan sebuah kain sebagai kurungan, walaupun usianya sudah tua tapi
kabur dari sana sepertinya sangat mudah. Itu yang ada di pikiran Oma
sebelum akhirnya BQ memutuskan untuk ikut.

"Hei... pisau kecil itu, boleh aku melihatnya?"

Tanya Oma.

BQ yang sedang duduk di depannya memilih untuk diam, menanggapi


omongan Oma hanya akan membuatnya gila. Tiba-tiba Oma mengulurkan
kedua tangannya, memperlihatkan telapak tangan keriput itu pada BQ,
lalu berkata..

"Pisau sekecil itu tidak akan berbahaya di tangan lemah ini"

Beberapa saat BQ dan Oma saling pandang, mencoba membaca pikiran


masing-masing, hingga akhirnya BQ menyerah dan memberikan pisau
kecilnya pada Oma. Bagi BQ Oma sama sekali bukan ancaman, bahkan
dengan sebilah pisau di tangan. Tapi ada sesuatu dari nenek itu yang
tidak BQ mengerti, sesaat setelah pisau itu ada dalam genggaman Oma,
perempuan tua itu seakan menjadi orang yang berbeda.

Oma memperhatikan pisau BQ dengan matanya yang sedikit rabun, seperti


nenek-nenek sedang mencoba membaca tulisan yang sangat kecil. Barulah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 375
ketika Oma menemukan apa yang dia cari, dia menurunkan pisau itu.

"Ini pisau milik restoran kan... beberapa hari setelah Hanggareksa


resmi ditutup dulu, banyak barang restoran yang disita polisi. Tapi
beberapa barang penting berhasil dibawa pulang oleh si habib, dan demi
menghormati Papa, dia mengirimkan barang-barang ini ke rumah kerabat
kami. Huhuhuhu aku terbiasa bermain di dapur dan membantu bibi
memasak, karena walaupun pemilik restoran ternama, mama sama sekali
tidak bisa masak. Barulah ketika Om koki... ya! Om koki, begitu caraku
memanggil kakekmu dulu. Om koki banyak memberikan perubahan pada
Hanggareksa, bahkan selama masa terpuruk itu....."

BQ sangat benci mendengar oma bercerita tentang kakeknya seolah mereka


sahabat. Apapun yang diceritakan orang ini, bagi BQ dia tetaplah
seorang musuh. Oma mengembalikan pisau itu, kali ini dengan mata pisau
menghadap ke arah BQ. Kemana perginya kepercayaan BQ tadi? Kenapa saat
ini dia merasa sangat takut mengulurkan tangannya?

"Hmmmm?"

Oma heran karena BQ tidak segera mengambil pisaunya. BQ tahu, tidak


seharusnya dia terlihat takut di depan musuh, akhirnya tangan BQ pun
bergerak pelan ke arah pisau kecil itu. Oma tersenyum, senyuman yang
semakin membuat BQ ragu mengambil pisau miliknya.

BREK!

Guncangan pada mobil itu pastilah berasal dari polisi tidur di dekat
Hanggareksa, itu artinya mereka sudah sampai. Pak lukman memarkir
mobilnya lebih dekat ke pintu restoran, kedatangannya disambut oleh
Abadi, Anugerah, Cipto dan Jajank. Pak Lukman turun dari dan pergi ke
belakang mobil dengan disusul oleh abadi dan anugerah.

"Sialan tuh nenek! Padahal kami berdua sudah keliling kompleks, tapi
tidak melihatnya dimanapun"

"Iya pak! Saya juga heran dimana pak lukman menemukannya?"

Anugerah dan Abadi masih tidak percaya pak lukman lebih dulu menemukan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 376
Oma daripada mereka. Akhirnya setelah terpal mobil dibuka, barulah
mereka bisa melihat dengan jelas hasil tangkapan pak lukman.

"Saya tidak bisa menemukannya kalau bukan karena bantuan BQ"

Ujar pak luman

Abadi dan anugerah terkejut melihat BQ yang masih mengenakan seragam


hanggareksa.

"Cewe itu..... dia pelayan di restoran!"

Seru abadi yang sudah siap siaga kalau-kalau BQ melakukan perlawanan

"Tenang saja, BQ ada di pihak kita!"

Ujar pak lukman.

BQ pun turun dari mobil meninggalkan oma sendiri. Nenek itu


melambaikan tangan pada musuh-musuhnya, memberitahu mereka bahwa dia
tidak takut. Pak Lukman pun kembali menutup terpal mobilnya.

"Kalian berdua jaga disini! Jangan sampai Oma kabur"

Perintah pak lukman pada Abadi dan Anugerah. Usia mereka yang jauh
lebih muda, membuat mereka tidak bisa menolak perintah pak lukman,
walaupun baru beberapa saat yang lalu mengenalnya. Pak lukman dan BQ
menghampiri cipto dan jajank yang sedang menunggu di depan pintu
restoran.

"Dimana kusnadi?"

Tanya Pak lukman.

"Pak Kusnadi masih ada di dalam pak"

Jawab Cipto.

Kang jajank menceritakan apa yang sudah terjadi, tentang sisjono yang
pergi bersama pak kusnadi tapi secara ajaib muncul di kontrakan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 377
Tentang Pak Agus, Saniman dan Sisjono yang pergi menyusul Chandra dan
Samsol, tentang linggis dan rencana mereka untuk menerobos masuk, dan
tentang kejadian di dapur dimana dia berhasil mengusir hantu koki itu,
entah sementara atau selamanya.

Mendengar cerita Kang Jajank, BQ tersenyum lega walaupun dengan mata


yang berkaca-kaca. Tapi ini bukanlah saat yang tepat untuk terbawa
perasaan, BQ melangkah semakin dekat ke pintu Hanggareksa.

"Apakah kalian sudah mencoba membukanya?"

Tanya BQ

"Sudah, sejak Sisjono keluar dari restoran dengan cara yang tidak
wajar, kami tahu kalau Pak Kusnadi juga dalam bahaya. Tapi pintu
restoran ini susah sekali dibuka, bahkan kacanya pun susah ditembus.
Lagipula dari celah itu kami bisa melihat ke dalam, tapi restoran ini
gelap gulita, sangat berbeda dengan yang Sisjono ceritakan"

Tutur Cipto sambil menunjuk tirai jendela yang sedikit terbuka. BQ


mulai mengerti apa yang terjadi dan meminta yang lain untuk minggir.
Tangan BQ meraih gagang pintu Hanggareksa lalu sembari memejamkan mata
BQ berkata...

"Saya tidak bisa masuk ke tempat pak kusnadi, tapi saya bisa membantu
beliau keluar"

Saat BQ membuka matanya, restoran itu menjadi terang benderang. Semua


lampu menyala seolah-olah Hanggareksa masih buka. Tentu saja hanya BQ
yang bisa melihatnya. Tapi yang BQ lihat bukan lagi keramaian
pengunjung yang sedang menikmati hidangan restoran, tapi puluhan
manusia dengan rupa yang mengerikan sedang mengerumuni seseorang...

PAK KUSNADI

Sementara itu di kontrakan.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 378
"SABRINAAAAA"

Sandy melompat dari tangga dan menghampiri sahabatnya yang saat ini
sudah bersimbah darah.

"Rin... Rina? Rina bangun Rina?"

Sandy berusaha membangunkan sabrina yang sudah tidak sadarkan diri

"Sabrinaaaa..... Oh Tuhan, kita harus segera membawanya ke rumaah


sakit"

Tangisan Nova dan teriakan Sandy membuat Danil bingung setengah mati,
bagaimana mungkin tubuh sabrina tiba-tiba muncul dari atas? Dan begitu
dia melihat ke lantai dua, Danil tahu jawabannya. Hantu telanjang yang
dipanggil Widi itu ada disana, berdiri berdampingan dengan Si rambut
putih.

Di lantai atas dua mahluk mengerikan sedang mengawasi mereka,


sementara di lantai bawah temannya sedang sibuk mencabut satu persatu
serpihan kaca di punggung Sabrina. Mendongak ataupun menunduk, yang
Danil lihat hanyalah kengerian. Dia bahkan lupa untuk bersimpati,
kakinya kaku untuk sekedar berlari membantu sandy, bagi Danil semua
ini terlalu kejam untuk jadi kenyataan

DUAR!

Tiba-tiba seluruh kontrakan serasa berguncang, tapi tidak satupun


barang bahkan tubuh mereka yang bergerak. Sandy dan Nova terlalu sibuk
mengurus sabrina, mereka berdua tidak menyadari apa yang baru saja
Danil lihat.

BRUAK!

Lagi? Kali ini seisi gedung serasa bergeser, tembok-temboknya seakan


hampir runtuh, dan suara gaduh itu... Danil dapat mendengarnya dengan
jelas walaupun tidak bisa menemukan darimana asalnya. Sandy dan Nova

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 379
masih fokus pada Sabrina, satu-satunya yang gelisah dengan kejadian
barusan selain Danil adalah...

PEREMPUAN BERAMBUT PUTIH

Tiba-tiba saja perempuan itu menghilang, begitu juga dengan hantu


telanjang yang dari tadi bersamanya. Apapun yang sedang terjadi,
kepergian mereka berdua adalah kesempatan emas untuk keluar dari
neraka ini. Baru saja Danil berniat menghampiri Sandy, tiba-tiba suara
benturan itu terdengar kembali, kali ini lebih keras dari biasanya..

BRUAK!

LEBIH KERAS LAGI! HENTIKAN DENTING JAM ITU!

Suara itu mengejutkan Pak Kusnadi. Tukang Parkir itu masih berusaha
lepas dari cengkraman mayat-mayat pelanggan yang sejak tadi
membenturkan kepalnya tepat ke jam tua Hanggareksa. Tapi bukannya
melakukan sesuai perintah, Pak Kusnadi malah sibuk mencari asal dari
suara tersebut.

PAK KUSNADI, DENGARKAN SAYA! HENTIKAN DENTING JAM ITU, ATAU BAPAK AKAN
TERJEBAK DISANA SELAMANYA!

Tidak! Pak kusnadi tidak mau terjebak selamanya di dalam restoran


iblis ini. Apapun akan dilakukan demi keluar dari mimpi buruk itu,
walaupun harus mengikuti suara misterius yang menyuruhnya menghentikan
denting jam Hanggareksa.

BRUAK!

Lagi-lagi salah satu mayat pelanggan itu mendorong kepalanya hingga


membentur jam tua itu, tapi setidaknya kali ini benturan di kepalanya
menghasilkan sebuah jalan keluar. Tidak satupun barang yang ada di
sekitarnya bisa dia jadikan senjata, karena itu dengan sekuat tenaga
Pak Kusnadi mengangkat kedua tangannya dari belenggu mayat-mayat
pelanggan, lalu meraih rambut pria yang sudah berkali-kali mendorong
kepalanya, akhirnya dengan kekuatan penuh Pak Kusnadi membalik
badannya hingga kali ini dialah yang menghadap jam tua itu....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 380
Selama ini Pak kusnadi diam karena pantang baginya melukai manusia,
tapi kali ini dia sadar....

TIDAK ADA MANUSIA DI RESTORAN INI

TENG..... TENG..... TENG...... BRUAK!!!

Atap kontrakan seakan mau runtuh, dan kali ini Sandy dan Nova pun
menyadarinya.

"Apa-apaan ini?"

Sandy memeluk Sabrina, berusaha melindunginya kalau-kalau langit


kontrakan ini benar-benar runtuh. Sementara Danil masih berusaha
membuka pintu.

"KAMPREEEEEEEEEET! Kenapa selalu ada pintu terkunci di dalam cerita


Horror?"

Nova terlihat sibuk memegangi kalung peraknya seraya berdoa, hanya itu
yang orang lemah seperti dia bisa lakukan. Hingga tidak lama kemudian
semuanya pun ikut berdoa, semuanya sadar kalau mereka hanyalah orang
yang lemah. Abu dan reruntuhan gedung pun berjatuhan, walaupun kecil
tapi ini adalah masalah besar. Jika mereka mati, adakah yang akan
menemukan mayatnya disini? Karena jangankan teriak, Handphone mereka
saja tidak bisa digunakan. Satu benturan lagi, maka mereka berempat
akan tertimbun bersama dengan bangkai kontrakan itu.

HIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Pak Kusnadi menjambak rambut lawannya dengan sangat kuat, lalu


menghujamkannya sekeras mungkin pada jam tua Hanggareksa. Ini adalah
bentuk balas dendam atas rasa sakit di belakang kepalanya, dan semakin
besar dendamnya semakin besar pula kekuatan Pak Kusnadi, hingga dengan
satu kali benturan... jam tua itu berhenti berbunyi...

BRUAAAAAAK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 381
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 6)
Misteri..... sebuah kenyataan yang tidak mereka ketahui, dan akan
tetap menjadi misteri selama mereka tidak mengerti. Ruang yang mereka
tempati, udara yang mereka hirup, sakit yang mereka rasakan, entah itu
sebuah kenyataan, atau hanya tipu daya setan. Seseorang pernah
berkata, bahwa iblis terakhir yang harus kita kalahkan adalah diri
sendiri.

Denting jam tua itu tidak lagi terdengar, Hanggareksa berubah sepi dan
gelap gulita. Tidak seorang pun ada disana kecuali Pak Kusnadi yang
masih memandangi tangannya sendiri. Suara retakan kaca dan tulang
kepala barusan terasa sangat nyata baginya, tapi sekarang dia sadar
bahwa semua itu hanya ilusi. Iblis sedang mengelabui pandangannya,
membawanya ke ruang dan waktu yang berbeda. Dan saat dia kembali ke
alam yang sesungguhnya, Pak Kusnadi pun bertanya-tanya..

"Suara siapa tadi?"

Pak Kusnadi akan mencari jawabannya sendiri, dia berlari ke arah pintu
utama, karena kalau memang ini adalah dunia yang nyata, itu artinya
cipto dan saniman ada di luar sana.

APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN?

Pak Kusnadi terperangah atas kedatangan si rambut putih yang tiba-


tiba.

"Ro... rosmary?"

Tidak ada yang bisa dia lakukan selain berlari, doa dan amalan
tertahan di kerongkongannya. Semakin dia berlari semakin cepat Rosmary
mengikuti, bahkan di depan pintu restoran sudah berdiri widi yang siap
menyambut kedatangannya. Pak kusnadi berusaha meyakinkan diri bahwa
dia sudah berada di dunianya sendiri, dan itu artinya

DIA BISA MELAKUKAN APA PUN YANG DIA MAU

Pak Kusnadi berbelok dari pintu utama menuju ke arah jendela, semakin
sempit jarak antara dia dan jendela itu, semakin dia menambah
kecepatan dan akhirnya..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 382
PRANGGGGGGGGG!!

Pak lukman dan lainnya mendengar suara pecahan kaca dari samping
restoran. Mereka pun bergegas menghampiri asal suara tersebut.
Sesampainya disana, seseorang sedang tersungkur di tanah berselimutkan
tirai merah dan serpihan kaca. Orang itu adalah...

"Kusnadi... kamu gak tidak apa-apa?"

Tanya Pak Lukman.

Kang jajank dan Cipto pun membantu Pak Kusnadi untuk bangkit, Wajahnya
penuh dengan luka gores karena bagaimanapun, kaca yang ditembusnya ini
cukup tebal, beruntung kelambu merah itu sedikit melindunginya.

"Maaf... saya tidak berhasil menemukan barang itu, dan sisjono... saya
tidak bisa menemukan sisjono"

Ujar Pak kusnadi yang masih dipapah oleh cipto.

"Tenang saja, sisjono baik-baik saja. Dan tentang barang itu, kita
bisa mencarinya sama-sama, semua berkat lubang di jendela yang kamu
buat"

Ujar pak lukman sembari tersenyum

"Bapak ada yang bisa ikut saya masuk? Saya tahu dimana mereka
menyimpan benda itu"

Seru BQ.

"Suara itu.... suara kamu....?"

Tanya Pak Kusnadi, setelah mendengar suara BQ yang mirip dengan suara
yang dia dengar tadi. Sayangnya BQ dan Kang jajank sudah lebih dulu
masuk ke restoran melalui lubang di jendela.

"Sisjono sedang menyusul chandra, mereka berhasil menangkap riska dan


yang lain. Sementara Ny. Rosyana.... kamu pasti senang bisa menemuinya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 383
di mobil sekarang. Semua berkat BQ, anugera dan juga abadi."

ujar pak lukman yang disambut dengan senyum sumringah abadi dan
anugerah.

"Eh?"

"Kalian berdua kenapa disini?"

Tanya Pak lukman pada dua orang yang ditugaskan untuk

MENJAGA OMA

"Tenang saja pak lukman, kan terpalnya ditutup. Nenek seperti itu mana
mungkin bisa kabur"

Ujar Abadi.

Di dalam restoran....

BQ berhasil menemukan bungkusan berisi daging yang akan digunakan oma


untuk ritual malam ini. Bungkusan itu disembunyikan di balik semak-
semak, dekat dengan tembok berlubang tempat Riska dan kawan-kawan
kabur. Sepertinya mereka sengaja meninggalkannya disini karena tidak
hanya satu, tapi bungkusan itu berisi lima sampai enam mayat bayi.
Hingga bungkusan itu terlalu besar dan mencolok untuk mereka bawa.
Lagipula mereka terlalu yakin bisa kembali dengan mobil untuk
menjemput Oma dan juga bungkusan ini.

Tapi walaupun berpikir demikian, BQ masih harus memastikan bahwa dia


tidak membawa barang yang salah. BQ berniat membuka bungkusan kain
tersebut, tapi kemudian dia sadar satu hal..

PISAUNYA MASIH ADA DI TANGAN OMA

BRMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 384
Suara mesin mobil dinyalakan, membuat pak lukman lari dengan perasaan
was was. Sesampainya di depan restoran, apa yang ditakutinya menjadi
kenyataan. Mobil itu sudah berjalan meninggalkan Hanggareksa dengan
terpal belakangnya yang sobek.

"SIAAAAAAAAAAAAAAAAAAL!"

Di kontrakan....

Sandy, Danil, dan Nova duduk lemas di lantai ruang tamu. Bukan hanya
mereka bingung dengan atmosfir yang tiba-tiba berubah, tapi mereka
juga bingung dengan tubuh Sabrina yang juga berubah menjadi sebuah
koper dengan beberapa lubang bekas serpihan kaca.

"Sa.. sabrina?"

Akal sehat sandy belum sepenuhnya kembali, begitu juga dengan Nova.
Hanya Danil yang masih bisa menggunakan otaknya dan berkata...

"Sepertinya..... Kutukan Hanggareksa sudah mengubah sabrina menjadi


koper"

Ya! sepertinya danil pun masih belum menemukan akal sehatnya. Mereka
tidak bisa berlama-lama disini, segera sandy bangkit dan berlari ke
lantai dua, disana..... di kamar sandy yang berantakan, Sabrina
terbaring pingsan tepat di samping tumpukan pakaian milik....

SAMSOL

Mereka bertiga akhirnya sadar, sedahsyat apa iblis menipu panca


inderanya. Sandy menggendong sabrina menuruni tangga, diikuti oleh
Danil dan Nova. Barulah ketika mereka berada di bawah, Nova ingat
tujuannya datang ke kontrakan bersama sabrina, tapi saat Nova hendak
bicara, sesuatu menahan suaranya.

"Aaa... aaa......a....."

"Ada apa sih?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 385
Tanya Danil yang kesal melihat Nova tiba-tiba gagap. Kecuali sandy....
dia memaklumi reaksi nova tersebut, karena setelah mereka merasa aman,
perempuan berambut putih itu justru kembali lagi. Kali ini dia berada
di langi-langit kontrakan, dengan wajah yang jauh lebih menyeramkan.

"Sandy... sebaiknya kamu cepat pergi! Bawa sabrina ke rumah sakit,


sekalian panggil kang jajank kesini!"

Perintah Danil.

Sandy pun menurutinya, karena saat ini prioritas mereka adalah


sabrina. Pintu kontrakan terbuka dengan mudahnya, tanpa sedikitpun
gangguan dari si rambut putih. Danil mulai mengangkat tangannya, doa
yang sedang dipanjatkannya terasa sangat mudah diucapkan tanpa
gangguan dari si rambut putih. Alasan setan itu membiarkan Danil dan
Sandy adalah....

KARENA DIA MENGINCAR NOVA

"Cukup pak danil! Hantu itu sudah tidak kelihatan lagi"

Ujar Nova.

Danil melihat ke langit-langit dan benar! Perempuan itu sudah tidak


disana. Tapi bukan berarti masalah selesai, karena sekarang danil
harus menyaksikan kegilaan Nova yang dengan tersenyum mencekik
lehernya sendiri....

HIHIHIHIHIHI

"Nova! Apa-apaan kamu?"

Danil hanya bisa berteriak, kedua tangannya masih saja ragu untuk
menyentuh nova, karena bagaimanapun dia adalah perempuan.

"SIALAN! SAYA HARUS GIMANA NIH?"

Nova mulai membuka mulutnya karena cengkraman tangannya semakin kuat.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 386
Untuk sejenak Nova melihat kematian di hadapannya, tapi di waktu yang
bersamaan dia juga melihat seseorang datang untuk mengingatkan nova
bahwa ini bukan waktunya. Waitress berambut coklat itu muncul di
hadapan nova, hanya di hadapan Nova. Dia tersenyum dan memeluk tubuh
Nova, pelukan yang lebih dari sekedar ungkapan sayang, karena pelukan
itu adalah caranya mengusir sosok jahat yang saat ini merasuki Nova.

Kak Rosy.... semua sudah berakhir. Ambisi duniawi tidak akan pernah
kita raih lagi, karena kita sudah bukan bagian dari dunia ini. Dosa
masa lalu kita sudah menjadi kutukan bagi mereka, untuk apa menambah
beban hidup orang lain?

Kamu tidak mengerti! Kamu tidak tahu bagaimana kejamnya mereka


memperlakukan kita, menghina kita karena darah ini adalah darah
penjajah. Mereka harus tahu bahwa Anggraini adalah sebuah kekuatan,
dan menolak untuk memilikinya adalah sebuah dosa. Anak ini harus kita
hukum

Aku akan selalu ada disini, demi kebebasan Nova dan anak cucunya
nanti. Manusia memang terlahir tanpa bisa memilih namanya sendiri,
karena itu mereka memilih nama untuk orang lain, untuk anak-anak dan
generasi penerusnya. Tapi satu hal yang kakak lupa...
Kita tidak bisa memilih takdir, baik untuk diri sendiri, maupun untuk
orang lain. Kakak tahu? Saat kakak sibuk mencelakakan Nova disini,
kakak sudah lupa untuk melindunginya, melindungi orang yang kakak
sayangi,,,,.

Di jembatan pantura kota gambir

Keramaian orang memenuhi jalan, bahkan dari jauh terdengar sayup-sayup


suara ambulan. Jalanan yang gelap mendadak terang oleh lampu
kendaraan. Sorot cahaya itu menerangi sebuah tepi jembatan yang
hancur, dan sebuah mobil pick up

TERBAKAR DI DASAR JURANG

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 387
END OF MAIN COURSE
Di tempat yang berbeda, sebuah negeri dimana tulip berbaris indah.
Keramaian Den Haag berhasil menyamarkan kedatangan seorang wanita,
langkah kakinya sengaja tak bersuara, membawa wajah sedih itu melewati
sempitnya Donker Alley. Gang sempit nan gelap yang memisahkah dua
gedung besar itu bukanlah tujuan utamanya. Dia hanya membawa dirinya
pergi ke sebuah alamat yang tertulis di buku sakunya. Tentang darimana
dia mendapatkannya, bagi wanita itu adalah sebuah rahasia.

Sebuah pintu kayu di sisi lain gedung, diantara tumpukan sampah,


kucing hitam memandang wanita itu seperti berusaha melindungi makan
siangnya. Bau dan lembab, tempat ini adalah pilihan yang buruk untuk
sebuah rumah. Tapi kesinilah alamat itu membawanya, entah apa yang ada
di balik pintu itu, hanya ada satu cara untuk mengetahuinya..

TOK TOK TOK

Diluar dugaan, ketukan pintu itu disambut dengan cepat oleh sang
pemilik. Walaupun yang terbuka hanyalah sebuah lubang persegi sejajar
dengan wajah.

"Wie?"

Tanya seorang perempuan bersuara serak pada tamunya yang misterius.

Sayangnya sang tamu tampak kebingungan, dan bukannya memberitahu siapa


namanya, dia justru memberikan kertas berisi alamat itu. Perempuan
bersuara serak itu membenahi kacamatanya, membaca dengan seksama lalu
menutup lubang pintu.

KREK!

Pintu kayu itu pun terbuka, suaranya cukup keras untuk mengagetkan si
kucing hitam. Di balik pintu perempuan bertubuh gemuk, berwajah
kemerahan dengan lehernya yang berlipat-lipat, mempersilahkan tamunya
masuk dengan suaranya yang serak.

"Selamat datang saudariku"

Segera setelah tamunya masuk, perempuan itu menutup kembali pintu dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 388
membantu melepaskan mantel hijau yang dikenakannya. Mantel itu terasa
lembab, jelas sekali jika tamunya sudah berjalan jauh bahkan di tengah
hujan. Tampaklah sebuah rambut coklat terurai, dari sebuah wajah
cantik yang sempat membuat perempuan gendut itu terkesima.

"Ehmm.. sudah lama tidak pulang ke kota kelahiran hah?"

Tanya perempuan gendut itu.

"Sempat satu atau dua kali aku pulang. Lagipula jangan terkecoh dengan
warna rambut ini, karena sebenarnya aku lahir jauh di negeri orang"

Sahut si rambut coklat.

Setelah menggantung mantelnya, mereka masuk melewati tirai merah yang


lusuh. Di balik tirai itu ada sebuah ruangan bundar yang cukup besar,
dengan banyak lukisan, mannequin, dan barang-barang antik lainnya.
Perempuan berambut coklat itu disambut oleh beberapa wanita yang
sedang duduk di lantai dengan kesibukannya masing-masing. Merajut,
merangkai bunga, melukis dan memahat, apapun yang para wanita itu
lakukan, mereka menyempatkan diri tersenyum pada si rambut cokelat.

"Aku hanya bisa mengantarkan sampai sini, selanjutnya kamu pasti tahu
apa yang harus dilakukan"

Ujar perempuan gendut itu, seraya mempersilahkan tamunya masuk ke


sebuah ruangan dengan pintu merah yang dipenuhi ornamen aneh.

KREK

Pintu itu membawa si rambut cokelat pada sebuah ruangan dengan suasana
yang sangat berbeda. Ruangan bundar kali ini tidak seluas sebelumnya,
ini lebih seperti sebuah kamar tanpa tempat tidur. Permadani merah
terhampar luas, tidak satu celah pun yang memperlihatkan lantainya,
dan di atas permadani itu enam orang perempuan sedang duduk bersimpuh,
mereka khidmat dalam doa atau apapun yang sedang mereka baca, bahkan
beberapa diantaranya sampai meneteskan air mata.

Si rambut cokelat berusaha untuk tidak peduli, dia berjalan menunduk


memberi hormat pada mereka yang duduk. Tampaknya lahir di negeri timur

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 389
sedikit banyak mempengaruhi adat dan sopan santunnya. Akhirnya langkah
kakinya terhenti ketika dia sampai di depan orang yang jadi tujuan
perjalanannya selama ini.

Kali ini si rambut coklat itu menjatuhkan lututnya, bersimpuh dan


mengulurkan tangan kanannya, lalu berkata..

"Ibu dunia..... hujan masih jatuh pada mawar yang sama, di tanah yang
berbeda. Dan pada satu dahan kami berlindung, pada satu tangkai kami
tumbuh, pada satu..... pada sebuah..... pada....."

Sayangnya perempuan berambut cokelat itu tidak bisa mengingat kalimat


selanjutnya.

"Huhuhuhu... terlalu jauh kamu dari rumah, tidak perlu sesuatu yang
formal. Kemari.... ceritakan semua luka dan rasa sakitmu pada ibu"

Ujar perempuan berambut putih yang sedang duduk di sebuah permadani


hitam. Perempuan itu tidak terlalu tua, rambut putihnya bukanlah
simbol usia, tapi semua yang ada di ruangan itu menghormatinya,
memujanya, seperti seorang ibu atau bahkan seorang dewa.

Si rambut cokelat yang cantik jelita, dia mendekat dan duduk di


samping Ibu. Menghirup wewangian dari cawan putih, lalu mencium bibir
sang ibu yang hitam. Itu lebih dari sekedar sentuhan, bagi sang ibu
adalah caranya berkomunikasi hingga tidak butuh waktu lama dia pun
mengerti apa yang sudah terjadi.

"Hmmmm meninggalkan nama besar, demi sebuah keluarga kecil. Leluhur


memberi hukuman dan membuat keluarga kecil itu menjadi semakin kecil.
Dia yang membawamu keluar, kini meninggalkanmu di luar. Tanpa dirinya
keberadaanmu di sana adalah masalah, dibenci, dicaci, hanya karena
leluhur mereka pernah berdarah karena leluhurmu. Benar begitu anakku?"

Tanya Ibu

"Benar Ibu..."

Jawab perempuan berambut cokelat.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 390
Semua yang diucapkan Ibu adalah ringkasan pahit dari hidup si rambut
cokelat, tapi mendengarnya tidak lantas membuat perempuan cantik itu
sedih. Dia justru tersenyum, tidak sedikitpun beban derita, hanya
sebuah mata yang menyala penuh dendam.

"Penghianat tidak kita biarkan hidup, mati pun tidak kita biarkan
tenang. Kami disini adalah keluargamu, saudari dan ibumu, kami akan
bantu mengembalikannya, atau menghukumnya. Jadi mana yang kamu pilih,
membawanya pulang ke rumah, atau ke tempat yang lebih pantas?"

Tanya Ibu

"Dia sudah memilih rumahnya sendiri, aku akan sangat senang jika dia
pulang kesana. Untuk itu aku akan mengantarkannya sendiri. Hanya saja,
semua keluarga, kerabat, dan orang yang disayanginya harus ikut, tanpa
terkecuali"

Jawab si rambut cokelat

"Huhuhuhuhu.... tidak ingin setengah-setengah untuk sebuah dendam kan?


Baiklah... tapi kamu tahu harga yang harus kamu bayar?"

Tanya Ibu sembari menyodorkan sebuah bejana.

Perempuan berambut cokelat itu mengerti maksud sang ibu, dia pun
memegangi perutnya yang terlihat sedikit buncit lalu berkata.

"Jangan khawatir bu, dia akan memaafkanku"

Sang Ibu mengangguk pelan, mengagumi tekad dan keberanian si rambut


cokelat, dan untuk terakhir kalinya Ibu bertanya...

"Siapa namamu nak?"

Si rambut cokelat itu menjawab....

ROSEMARIE ENGELEN

DASAR JEMBATAN JALUR PANTURA, KOTA GAMBIR

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 391
Nyala api masih setengah padam, di terpa arus sungai dan angin malam.
Ini adalah makam yang pantas untuk mobil tua yang sudah lelah
berjalan. Tapi bagi nenek tua yang masih berjuang hidup, tangan
keriput itu terlihat sangat menyedihkan. Satu-satunya anggota tubuh
yang dapat terlihat tanpa harus mendekati kobaran api adalah tangan
Oma.

Di sekitar mobil belum satu orangpun terlihat, walaupun hiruk pikuk


manusia terdengar di atas. Seperti banyak musibah kecelakaan, banyak
juga simpatisan yang hanya mencari tontonan. Tapi sudah terlambat, Oma
tidak lagi bisa diselamatkan. Tubuhnya hancur, karena bagian depan
mobil membentur bebatuan.

Tapi kematian perempuan tua itu tidak terlalu menyedihkan. Di seberang


sungai Rosmary berdiri terpaku, dia adalah sosok yang bangkit karena
rasa dendam hingga untuk merasa sedihpun dia tidak bisa. Lagipula
untuk apa bersedih, Rosyana akan segera menyusulnya, bersama dengan
keluarga dan jiwa para pelanggannya yang tidak akan pernah tenang.

Rosmary masih mematung, saat warga berlarian menembus tubuhnya,


menghampiri mobil naas itu. Senyum dan tangis adalah tanda kehidupan,
sedangkan yang mati hanya bisa terdiam.

"Apa yang sudah aku lakukan?"

Sesal dihatinya tidak akan pernah sembuh, Rosmary butuh tidur panjang
dimana tidak ada orang lain yang membangunkannya. Sementara itu
kobaran api sudah hampir padam, tidak pernah oma bayangkan bahwa api
terakhir yang dia nyalakan akan memasak tubuhnya sendiri sampai
matang.

Asap tebal naik semakin tinggi, melewati jembatan itu sendiri.


Sementara kini, tigaorang pria bermotor datang dan segera menepi.
Mereka berdua menyaksikan dengan mata kepala sendiri, mobil tua yang
sedang berusaha mereka kejar sudah pergi ke tempat dimana mereka tidak
bisa mengikutinya.

"Lek Kusnadi, apa yang harus kita lakukan?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 392
Tanya Cipto dengan wajah panik.

"Terlambat.... sudah terlanjur ramai, polisi akan segera datang dan


usaha kita untuk menangkapnya diam-diam sudah gagal"

Ujar Kusnadi yang masih menahan sakit tubuhnya. Pak Lukman yang
memboncengnya menggunakan motor Sisjono pun membantunya turun.

"Mungkin keadilan untuk Hanggareksa memang harus ditegakkan oleh pihak


yang berwenang, meskipun begitu kita sudah berhasil memberi mereka
hukuman"

Tutur Pak Lukman.

Mereka bertiga masih berdiri di pinggiran jembatan, melihat jauh ke


dasar sungai. Ny. Rosyana sudah mematikan apinya, mungkin juga
jasadnya hangus hingga ke tulang-tulangnya. Mereka memilih untuk tidak
mendekat, terlalu malas untuk berurusan dengan aparat. Akhirnya untuk
lebih lama lagi, mereka memandangi bangkai mobil tua itu, sebelum
garis polisi melingkarinya.

"Pak lukman...apakah mati adalah hukuman yang pantas? Sedangkan


sampean tahu, semua masalah ini dimulai dari sebuah kematian?"

Tanya Pak Kusnadi. Pak lukman tahu ini adalah waktunya untuk
memberikan jawaban sebijak mungkin, tapi sayang sekali... bukan kesana
arah pikirannya kali ini.

"Entahlah.... kalau ini adalah akhirnya, saya hanya berharap satu


hal..."

TIDAK ADA LAGI ROSEMARY YANG BARU

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 393
DESSERT

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 394
A FAMILY

Rosemary Anggraini...
Namanya mewakili aroma kembang merah di depan rumah itu, mawar yang
tidak akan dipetik, diabaikan dan layu. Dibawa ke kota ini oleh
seorang pemuda pribumi, tampan nan gagah, putra pejuang kemerdekaan
yang lebih memilih berjuang demi kesejahteraan keluarganya.

Widianto Hermawan, “Mas Widi” begitu dia akrab disapa. Rosy


dinikahinya pada Agustus 1969 dan dibawa ke kota Gambir pada 1970.
Hidup jauh dari tanah kelahiran tidak semudah yang mereka bayangkan,
dalam semua rencana manis yang Widi rancang setelah menikahi Rosy.
Terkatung-katung di kota rantau, semua kesempatan kerja sudah dicoba,
semua peluang bisnis sudah jalani, tapi nasib baik masih enggan
mengunjungi Widi.

Apa yang mungkin salah dalam perjuangannya ini? Caranya, Strateginya,


atau nasibnya? Menyalahkan nasib sangatlah tidak arif, bagi Widi dia
adalah laki-laki yang sangat beruntung, satu-satunya hal yang membuat
dia merasa begitu adalah...

“Sabar yah, bukan kegagalan yang membuatmu lemah, tapi menyerah yang
membuatmu kalah”

Rosy tidak pernah mengeluh... Rosy tidak pernah menuntut... dialah


sebab dan semangat perjuangn Widi, demi Rosy Widi korbankan masa
lajang, masa bersenang-senang. Mempersunting wanita berdarah blasteran
tidaklah mudah. Persepsi, Adat Budaya, Keyakinan dan banyak hal lain
yang harus sama, tapi perasaan, prinsip dan tekad mereka tidak lagi
berbeda, keduanya mempertaruhkan status keluarga demi sebuah keluarga,
bagi Widi dan Rosy resikonya sudah sangat nyata, mereka dihapus dari
daftar ahli waris yang sah. Kalau sudah begini, siapa yang akan datang
menawarkan jasa?

Widi sadar kelemahan mereka adalah kekuatannya, mereka betah jauh dari
sahabat dan dikucilkan keluarganya, ego untuk menunjukkan pada dunia
bahwa keduanya mampu bahagia tanpa sanak-saudara, telah membuatnya
lupa untuk menemukan keluarga yang baru, yang mengerti dan menerima
mereka walau tidak sedarah. Akhirnya mereka memulai dari seorang
tetangga, yang terdekat, yang dirasa paling tepat.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 395
“Habib Ali Murtadla”

Tetangga yang ramah, terbuka, dan yang terpenting dapat dipercaya.


Dimulai dari saling bertukar pengalaman bisnis, Widi dengan pengalaman
pahitnya, sementara Habib Ali dengan rahasia Suksesnya. Toko parfum
yang dimilikinya merupakan yang terbesar di Kota gambir, bahkan Toko
Buku dan Kitab nya yang ada di Kota sebelah pun menjadi pusat belanja
buku terlengkap disana. Bagi Habib Ali, Widi merupakan saudara
seperjuangan, saudara senasib yang sama-sama mencicipi rasa pahit
perantauan. Walau keduanya berbeda Suku dan agama, keluarga Habib Ali
dan Widi tidak pernah menjadikan itu perbedaan berarti, mereka saling
menghormati dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika.

“Bunda... setelah belajar banyak dari Kak Habib, menurut Bunda usaha
apa yang cocok dengan kita?”

Tanya Widi pada Istrinya yang sedang tidur membelakanginya

“Usaha yang tidak membutuhkan sewa tempat, modal sedikit, mudah


dikelola, dan bisa dikerjakan di rumah. yang seperti itu ada gak yah?”

Jawab Rosy sambil tetap membelakangi Widi yang mulai memutar otaknya.
Berbagai Ide unik dan brillian memenuhi ruangan di kepala Widi, namun
yang cocok dengan kirteria Rosy adalah...

“Yaaa tidak mungkin ada bisnis seperti itu Bun, salah satu dari
kriteria yang bunda kasih harus dikorbankan”

Rosy mendiamkan jawaban Widi yang menurutnya tidak perlu ditanggapi.


Otak Widi dipaksa untuk bekerja lebih keras lagi, namun Ide yang
dihasilkan tidak sebanyak keringat yang dikeluarkan. Akhirnya nafas
panjang itu menjadi pengganti kata “Aku nyerah” dari Widi. Di tengah

lelahnya berpikir, Widi memperhatikan Rosy yang masih saja


membelakanginya. Jelas sekali dia tidak sedang terlelap, karena lengan
tangannya bergerak-gerak seperti sedang melakukan sesuatu yang Widi
tidak boleh tahu.

“Lagi ngapain sih Bun?”

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 396
Widi memang bertanya, tapi dia tidak mau menunggu jawaban. Widi
memutuskan untuk menemukan jawabannya sendiri, dia beranjak menggeser
tubuhnya ke samping Rosy dan melihat bibir istrinya yang sedang
tersenyum, tidak pada Widi, tapi pada perutnya sendiri. Lalu dengan
senyum yang masih mengembang lebar itu, Rosy melirik suaminya yang
masih bingung, tapi guratan wajah Widi tidak bisa ditutupi, dia
mengharapkan jawaban pasti, jawaban yang mungkin sudah diterka oleh
Widi, karena raut wajahnya sudah sangat antusias dengan senyum kecil
menghiasi.

“Aku Hamil, tiga bulan”

Rosy tidak pernah secantik itu, senyum manjanya semakin menawan, yang
tersungging setelah kabar kehamilan barusan. Widi memeluk Rosy dengan
sangat hati-hati, tidak ingin euforianya menyakiti si jabang bayi.

“Terima kasih Tuhan, terima kasih untuk keluarga kecil yang semakin
besar ini...”

Doa yang dipanjatkan Widi diamini oleh Rosy

“Jadi itu alasannya Bunda ingin kerja di rumah, supaya bisa sambil
mengurus anak....”

“Iya, begitu yah”

Entah darimana datangnya Ide mereka, cinta menyatukan hati dua


manusia, tapi mungkin ini kali pertama nya cinta menyatukan pikiran
Widi dan Rosy. Setelah berpikir sejenak, keduanya serempak menoleh,
seolah sedang melihat pikiran satu sama lain..

“Bunda berpikir apa yang Ayah pikirkan?”

Rosy mengangguk dengan penuh keyakinan....

Tiga bulan kemudian..

HANGGAREKSA RESTAURANT

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 397
"Pengunjung di hari pertama adalah Saksi, perhatikan dan hafal dengan
baik wajah mereka, jika dalam satu bulan wajah itu terlihat lagi, maka
bisnismu sudah punya pasar. Perhatikan dua bulan ke depan, jika tidak
kamu lihat wajah baru, berarti bisnismu butuh inovasi. Lakukan riset!
Klasifikasi pelanggan dari golongan, usia, bahkan gender apa yang
rutin mendatangi bisnismu. Disini kamu punya dua pilihan, konsistensi
untuk mempertahankan pasar yang sudah kamu punya, atau inovasi untuk
melirik pasar baru. Resiko adalah pasti! Kadang kala yang baru
berdatangan, dan yang lama justru meninggalkan, bagaimanapun kita
sedang berjudi, bisnis adalah permainan judi dengan nasib kita sebagai
taruhannya."

Nasihat Habib Ali itu adalah motivasi juga pedoman bagi Widi dan Rosy.
Terealisasinya usaha restoran itu pun berkat bantuan Habib Ali, modal,
tenaga dan juga relasi sang Habib yang luas, membuat restoran Widi
mudah di kenal. Widi dan Rosy pun tidak menerima semuanya lalu diam,
mutualisme dalam berbisnis adalah hal yang harus diperhatikan agar
relasi dengan rekan dapat terjaga.

Hanggareksa pun memutuskan untuk bekerja sama dengan Usaha yang


ditekuni Ashraf Ali, putra Habib Ali, dalam hal Suplai bahan makanan.
Widi tidak pernah memesan bahan dari luar kota, kecuali bila stok di
toko Ashraf sedang benar-benar kosong.

Tidak butuh waktu lama bagi Widi dan Rosy untuk meniti kesuksesan, dan
menata kekeluargaan. Hanggareksa semakin dikenal, berbagai renovasi di
lakukan, tidak hanya pada restoran, namun juga pada rumah mereka.
Memiliki hunian dan tempat berwira usaha yang saling berdekatan adalah
impian Rosy selama ini, maka berdirilah Restauran Hanggareksa yang
baru, berdampingan dengan istana kecil sederhana mereka. Namun apalah
artinya istana, bila raja dan permaisuri tidak punya putra mahkota.

Bulan kesembilan tahun 1971, adalah puncak kebahagiaan Widi dan Rosy,
tangisan dari putri pertamanya adalah sebuah pencapaian terbesar bagi
Widi, bukan sebagai Enterpreneur, tapi sebagai seorang Ayah. Bayi
perempuan cantik itu diberi nama Rosyana Hermawan, dimana Rosyana

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 398
adalah nama dari mendiang Mama Rosy, sedangkan Hermawan adalah nama
dari Ayah Widi. Mereka masih sangat menghormati orang tuanya, walaupun
kabar kelahiran Rosyana sama sekali tidak mendapatkan reaksi apa-apa
dari keluarga mereka di Jawa Tengah. Tidak masalah bagi Widi dan Rosy,
bagaimanapun rupa kebencian yang sedang menggerogoti silsilah
keluarganya, mereka tetap tidak mau mewariskan musuh pada Rosyana
barang secuil. Rosyana harus mengenal Nenek dan Kakeknya, harus yang
baik-baik saja, cerita pertentangan keduanya dengan keluarga, Rosyana
tidak harus tahu.

Dibawa pulang ke rumah mengendarai delman, serasa tamasya di kampung


halaman. Tapi Yogyakarta tidak pernah se-sepi ini, siang hari tidak
se-sendiri ini, Widi merasa ada yang hilang dari dirinya, dirampas
oleh kota gambir dan kehidupan barunya. Tapi Tuhan memberikan jawaban,
Rosyana dan Rosy adalah simbol kemenangan. Ini yang sejak dulu Widi
harapkan, ini yang sejak dulu Widi perjuangkan, tapi sampai disini,
kenapa Widi merasa ada yang kurang?

Widi masih haus berjuang, tapi untuk apa jika piala sudah dimenangkan?
Tiba-tiba suara Rosyana menjemput Widi dari jelajah hayal-nya, bayi
itu menangis, digoncang delman, di sengat terik matahari, dibisingkan
oleh peradaban kota. Mungkin kamar rumah sakit lebih nyaman bagi
Rosyana kecil, tapi bagaimana nanti?

Kalau Widi dan Rosy pergi berbelanja, kalau harus meninggalkan rumah,
tidak ada kamar yang bisa membawa Rosyana pergi, pun tidak mungkin
untuk ditinggalkan sendiri. Widi tahu jawabannya, dan kali ini Widi
mampu mewujudkannya...

Segera setelah itu... mobil pick up keluaran 1970 terparkir mewah di


depan rumahnya. Widi resmi menjadi pemilik mobil ketiga di kompleks
Kalimaya. Tidak kaya dan tidak sukses seseorang, jika belum memiliki
mobil, dan pick up putih itu adalah deklarasi bisu bahwa Widi dan Rosy
sudah berada di level baru, level orang elit. Jaringan bisnisnya
semakin kuat, pendapatan Hanggareksa meningkat pesat. Tapi nasib buruk
memutuskan untuk singgah, mengingatkan Widi siapa dia sebenarnya.....

Repelita membawa pengaruh yang signifikan pada perekonomian Indonesia


di era Orde Baru. Lahan perkebunan, pertanian, bahkan pembangunan
besar-besaran mengubah wajah kota gambir dalam kurun waktu lima tahun.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 399
Persaingan sehat hanyalah fiktif yang mereka ceritakan untuk menutupi
persaingan sesungguhnya yang kotor, penuh fitnah dan kecurangan,
selalu begitu.

Tidak hanya Widi dan Rosy, Habib Ali pun merasakan dampaknya, usaha
daging dan bahan pangan Ashraf menukik tajam, menghantam tanah rantau
yang sempat mereka sanjung-sanjungkan. Tapi Habib Ali bukan orang
baru, kakinya lebih dulu berpijak kuat dan mengakar di bumi Gambir.
Bangunan baru dan para pesaing yang senyum sumringah dengan ekspektasi
tinggi bisa sukses di kota gambir, sama sekali bukan ancaman bagi
Habib Ali.

Empat tahun kemudian....

“Bungkus saja! Berikan pada panti asuhan atau orang-orang yang tinggal
di sekitaran gereja”

Perintah Rosy pada karyawannya! Lalu dibungkuslah sisa makanan yang


sebenarnya sama sekali belum tersentuh, Ini sudah kesekian kalinya
dalam bulan ini, Hanggareksa tutup menyisakan banyak makanan yang
tidak laku terjual. Rosy keluar dari dapur, melihat jam tua di dekat
meja kasir yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Meja-meja di
restoran itu sudah tertata rapi, atau masih tertata rapi? Sejak pagi
hari hanya ada sepuluh sampai sebelas pelanggan yang mengunjungi
Hanggareksa, Masa-masa sulit bagi keluarga Hermawan pun dimulai.

Di suatu malam, saat Rosyana sudah pulas dipelukan boneka bebeknya,


Rosy dan suaminya sedang berdiskusi.

“Aku kehabisan ide Ma... hampir semua aspek sudah aku evaluasi, tapi
tidak ada yang salah sama manajemen restoran kita, apalagi menu yang
disajikan. Tiga warung makan baru di sekitar sini pun tidak
menyediakan menu seperti kita”

Keluh widi sambil memutar-mutar pena dengan tangan kanannya, bingung


dan panik karena omset mereka semakin sedikit. Tapi sampai detik ini,
belum satu pun usaha mereka yang berhasil memperbaiki keadaan yang
semakin pelik.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 400
“Sama sih Pa... tidak ada yang salah dengan harga menu kita, memang
ada sebagian menu yang dipatok lebih murah di restoran lain, tapi
banyak yang justru lebih mahal. Apa mungkin sudah saatnya kita coba
menu yang baru pa? Masakan China, madura, atau menu khas yogyakarta?”

Tanya Rosy yang juga larut dalam diskusi. Baginya masa depan Rosyana
yang paling utama, jadi semua ide harus dia kumpulkan demi
mempertahankan apa yang sudah mereka perjuangkan.

“Ide bagus sih Ma... tapi sejak Ashraf menutup usahanya, kita harus
berpindah-pindah mencari penyuplai bahan makanan, dan sekarang baru
terasa kalau relasi bisnis itu memang berbeda dengan relasi keluarga.
Bisnis akan selalu mengejar keuntungan, tidak seperti keluarga Kak Ali
yang sudah menganggap kita saudara, memberikan harga murah sudah
mejadi hal yang lumrah Dan kalau harus menambah menu khas daerah
tertentu, kita harus mendapatkan suplai bahan yang baru, karena belum
tentu bahan-bahannya ada di sekitar kota ini”

Jawaban yang sangat padat dan sangat berat untuk diiyakan Rosy,
meskipun dia tahu bahwa apa yang Widi jelaskan memang benar adanya.
Hanggareksa tidak akan menang melawan restoran Koh Untung yang
spesialis masakan China, juga restoran Kang Yayan yang spesialis
masakan padang, bahkan Warung sate Akadir yang spesialis sate dan soto
madura. Dibanding mereka, Hanggareksa hanyalah restoran umum yang sama
sekali tidak punya ciri khas, dan itu baru mereka sadari setelah
Hanggareksa berada di masa-masa genting.

Bisnis adalah judi, hanya dengan sedikit keberuntungan amatir pun


mampu membuat sang profesional pulang telanjang. Seakan Tuhan sudah
memberikan semua keberuntungannya pada Widi, hingga tidak ada nasib
baik yang tersisa baginya. Widi hampir kalah di perjudian ini, dia
memilih meja yang salah, bersekutu dengan Habib Ali sempat
menyelamatkannya, namun sekarang dia pergi membawa kemenangannya
sendiri, menuju meja judi yang lebih tinggi.

Sahabat widi satu-satunya memilih pergi dan menetap di luar kota,


meninggalkan keluarga Widi yang hanya bisa melambaikan tangan melepas
kepergian mereka. Habib Ali mencoba peruntungan di pasar
international, dan dia berhasil. Tuhan macam apa yang selalu
memberikan keberuntungan pada satu orang? Tanya Widi pada dirinya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 401
sendiri. Tidakkah Aku juga punya Tuhan? Benarkah Aku bermain di meja
yang salah? Atau Aku sudah menyembah Tuhan yang salah?

Widi tidak hanya merasa gagal, dia juga merasa ditinggal. Perpisahan
dengan sahabatnya itu, bukan hanya menyisakan rasa duka dan panik,
tapi juga benci.

Hingga pada hari itu...

TOK TOK TOK

“Sudah! Jangan dibuka!”

“Tapi siapa tahu itu kerabat kita Yah?”

“Kerabat kita sudah lama pergi, dan yang tersisa sekarang yang sering
datang ke rumah hanyalah debt collector, jadi biarkan saja! Sebisa
mungkin buat rumah ini seolah tidak ada orang”

“Tapi Yah”

“KAMU SUDAH TULI? AKU BILANG JANGAN!!”

Bak dicambuk, telinga Rosy masih jauh dari kata Tuli, dan mampu
mendengar dengan jelas nada bicara Widi. Kata-kata yang entah sejak
kapan dia mempelajarinya, Widi tidak pernah sekalipun berucap kasar,
apalagi membentak Rosy. Adalah dosa yang mungkin tidak Widi sadari.
Istrinya meneteskan airmata pertama kali nya karena Widi. Semakin
perih saja telinga dan perasaan Rosy, karena Rosyana kecil
mendengarkannya. Wajah polosnya bertanya-tanya, siapakah sosok laki-
laki di depannya ini? Tega sekali menyakiti hati Bundanya, dimana
Ayah? Dimana Ayah Rosyana yang dulu? Kali ini tidak sedikitpun sisa
wajah Widi yang dulu Rosy kenal ada di pada suaminya. Lelah, benci,
kecewa semua perasaan terburuk manusia ada pada Widi.

Ambisi Widi tidak pada kebahagiaan Rosy, tidak pula pada masa depan
Rosyana. Perubahan sikap yang semakin terasa, menyadarkan Rosy jika
suaminya bukanlah Widi yang dulu lagi. Hidup terlunta jauh dari tanah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 402
tumpah darah membuat Widi trauma, tapi jatuh dari gemilang kesuksesan
dan bergesernya strata sosial adalah pukulan keras yang lebih hebat
daripada traumanya.

Kini mulai jelas bahwa perjuangan dan ambisi Widi bukanlah untuk Rosy
dan putrinya, tapi semua itu Widi lakukan untuk dirinya sendiri, untuk
sebuah status, untuk sebuah pengakuan, untuk selalu berada di atas
orang lain.

Rosy menahan air matanya, tidak setetespun yang boleh jatuh di depan
Rosyana. Seketika itu Rosy pergi ke ruang tamu, menyambut siapapun
yang ada di balik pintu, tanpa mempedulikan teriakan Widi. Dan
bahagialah Rosy, karena sekarang Adik satu-satunya yang dia tinggalkan
jauh di kota kelahiran sedang berdiri di depan pintu rumahnya membawa
seorang anak perempuan seumuran Rosyana. Rambut coklatnya, kulit putih
dan mata birunya itu....

“Lisanne????”

“Susah sekali menemukan alamatmu Kakakku”

Pelukan dan isak tangis mewarnai pertemuan dua wanita di malam itu.
pertemuan yang akan menjadi babak baru dalam kehidupan Widi dan Rosy,

Babak yang sangat baru.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 403
KONFLIK

Sudah dua hari Lisanne dan anaknya menetap di kediaman Hermawan,


perubahan positif banyak terlihat mulai dari suasana rumah yang lebih
hangat, suasana hati Widi yang mulai membaik, dan suasana restoran
yang semakin ramai. Bagaimanapun tegarnya Lisanne, menjadi orang tua
tunggal di usia muda tidaklah mudah, dan sebagai kakak Rosy merasa
sangat iba.

"Yuanita mulai besok ikut Kak Yana sekolah ya?"

Ujar Rosy

Yuanita yang belum genap lima tahun terlihat bingung, sekolah adalah
sesuatu yang asing baginya, dan untuk itu dia hanya bisa melihat mama
nya.

"Apa tidak terlalu kecil kak? Nita belum genap lima tahun"

Sahut Lisanne

"Tidak apa-apa! Yana saja sudah masuk TK di usia empat tahun, sekarang
pendidikan sejak dini itu penting"

Rosy merasa Iba melihat Lisanne, menjalani hidup sebagai orang tua
tunggal pasti tidaklah mudah. Sama seperti Rosy, Lisanne memilih untuk
menerima lamaran dari seorang pribumi, yang berarti dia harus hengkang
dari keluarga besarnya. Sayangnya pernikahan mereka tidak bertahan
lama, suami Lisanne menceraikannya saat Yuanita masih berusia dua
tahun, apapun penyebabnya.... Rosy tidak berani untuk bertanya.

Minggu pagi....

Kehadiran Lisanne berhasil mengembalikan kejayaan Hanggareksa.


Pengalamannya selama tujuh tahun bekerja di sebuah restoran di ibu
kota, berhasil menyelamatkan restoran kakaknya dari keterpurukan.
Tidak hanya membuat Hanggareksa meraih kembali masa gemilangnya, tapi
juga menepis semua konflik dengan penduduk lokal. Kendati demikian,
Lisanne tidak mampu mengembalikan keharmonisan Widi dan Rosy yang
mulai retak.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 404
Lisanne menambah jumlah karyawan dari sebelas menjadi dua pulah tiga
orang, dan semuanya terdiri dari berbagai ras dan golongan, termasuk
pribumi. Ini adalah strateginya untuk menampik dugaan bahwa
Hanggareksa menyajikan makanan yang tidak halal.

Apa yang dilakukan Lisanne sebagai manager baru tidak lantas membuat
Widi dan Rosy hanya diam menikmati hasil, mereka sebagai owner turut
membantu melayani pelanggan, layaknya seorang waitress tanpa rasa
gengsi. Pagi itu Widi sedang mengawasi kinerja juru masaknya di dapur,
sekaligus melihat seperti apa chef baru yang Lisanne datangkan
langsung dari ibu kota.

"Chef Lalu?"

Sapa Widi seraya menepuk pundak Chefnya

"I... iya tuan!"

Jawab sang koki yang gugup karena baru pertama kalinya berbincang
langsung dengan sang Owner.

"Hahaha panggil Widi saja, jangan panggil tuan. Oh ya! Gimana dengan
kualitas bahan makanan kita? Saya dengar kamu sempat komplain gara-
gara rempah-rempah yang dikirim dari pasar kemarin?"

Tanya Widi

"Oh tidak pak! Kemarin memang sempat ada beberapa yang busuk, tapi
hari ini mereka sudah menggantinya dengan yang baru, jadi tidak ada
masalah lagi"

Jawab Chef Lalu dengan sumringah

"Baguslah! Kalau ada apa-apa lagi, segera beritahu manager kamu. Kita
buat restoran ini menjadi yang terbaik di kota gambir, dan tentunya...
saya butuh bantuan kamu!"

Tutur Widi seraya mengulurkan tangan, mengajak Chef lalu berjabat


tangan. Walaupun sedikit nervous, chef lalu menerima uluran tangan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 405
atasannya itu dan berkata

"Siap pak! Saya tidak akan mengecewakan hanggareksa"

Widi jauh lebih mengerti tentang masakan daripada rosy, karena itu
selagi suaminya sibuk di dapur, Rosy tampak sedang sibuk berbincang
dengan seorang perempuan di meja pelanggan. Perempuan berkerudung
hijau dengan pakaian panjang yang menutupi seluruh tubuhnya, seorang
muslimah yang tampak sangat akrab dengan Rosy, bukan karena cara
bicaranya, tapi karena caranya menangis di depan rosy tanpa sedikitpun
rasa canggung.

"Sabar Nisa.. Tuhan sedang menaikkan derajatmu lewat ujian ini,


sebagai sahabat, aku akan selalu ada kapanpun kamu butuh bantuan"

Tutur Rosy berusaha menenangkan sahabatnya itu

"Setelah ini aku mau pulang ke kampung bersama laura dan laila, mereka
tidak boleh tahu tentang perselingkuhan ayahnya, tidak dari para
tetangga"

Ujar Nisa dengan tersedu-sedu

"Memangnya sejak kapan kamu tahu tentang perselingkuhan suamimu?"

Tanya Rosy walaupun sebenarnya sangat tidak enak hati

"Entahlah Rosy, mungkin ini berawal sejak kami menghadiri acara


resepsi pernikahan sahabat tiga tahun lalu. Disitulah Mas Rangga
bertemu dengan teman lamanya, seorang pemilik butik di kota seberang.
Sejak saat itu Mas Rangga sering sekali keluar malam, sampai akhirnya
surat-surat itu membongkar semuanya"

Lagi-lagi Nisa menangis, pertanyaan rosy bukannya menjadi pelipur duka


justru membuat luka nisa semakin terbuka. Tapi saat ini rosy hanya
termenung, memikirkan cerita sahabatnya barusan. Karena apa yang
terjadi pada suami nisa, sedang terjadi juga pada Widi. Suami Rosy itu
kerap kali pulang malam padahal semua tahu, Widi tidak kerja kantoran.

Perbincangan dengan Nisa masih membekas di benak Rosy, bahkan hingga

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 406
malam datang. Sebagian besar karyawan sudah pulang, sisanya masih
berbenah. Sementara Rosy dan Lisanne masih menyibukkan diri di dapur,
seolah tidak mengenal lelah.

"Lis, malam ini Yana tidur di kamar bawah ya, sama kamu. Kakak mau
lembur, kasihan kalau anak itu tidur sendirian di atas"

Pinta Rosy

"Lhoo memang mas widi kemana kak?"

Tanya Lisanne sembari mencuci kentang yang sejak tadi dia kupas

"Entahlah, sepertinya lagi-lagi mas widi ada urusan di luar"

Lisanne tidak bisa lagi untuk pura-pura tidak peduli, dia tahu ada
sesuatu antara widi dan rosy tapi selama ini dia hanya diam karena
tidak ingin ikut campur urusan rumah tangga kakaknya.

UUEK!

Seketika itu juga Lisanne meninggalkan pekerjaannya dan bergegas


menghampiri Rosy yang baru saja mual.

"Kakak gak apa-apa? Sebaiknya kakak istirahat saja, biar aku yang
terusin pekerjaannya"

Saran Lisanne

"Sudahlah, kakak cuma mual karena masuk angin. Nanti juga sembuh
sendiri"

Sahut Rosy, berusaha meyakinkan adiknya bahwa dia baik-baik saja.

Tapi Lisanne tidak bisa dibohongi, perubahan Rosy semakin hari semakin
jelas. Tubuhnya semakin kurus, dan sering sekali mengeluh pusing saat
sedang bekerja. Dugaan pun muncul, Lisanne tidak bisa menahan dirinya
untuk bertanya...

"Kakak... kapan terakhir kali kakak menstruasi?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 407
Pertanyaan Lisanne membuat Rosy berpikir, lalu menyadari bahwa ini
sudah bulan ketiga sejak terakhir kali dia datang bulan.

"Tiga bulan lalu kalau tidak salah, lagipula akhir-akhir ini memang
tidak lancar"

Ujar Rosy

"Tiga bulan kak? Jangan-jangan kakak?"

Sekilas... ada tapi sekilas, senyuman bahagia terpancar di wajah Rosy.


Tuhan sudah memberikan ujian bertubi-tubi pada keluarga kecilnya, tapi
mereka bisa melalui semua dengan berasabar dan berusaha, dan sekarang
saat semua sudah kembali seperti sedia kala, Tuhan menganugerahkan
sesuatu yang akan memperbaiki keharmonisan keluarganya.

"Wah kira-kira laki-laki atau perempuan ya?"

Tanya Lisanne menggoda kakaknya. Dia senang karena berhasil


menghadirkan kembali sebuah senyuman manis di wajah rosy.

"Ah kamu, lagian belum tentu juga Kakak hamil. Tapi... kalau memang
Tuhan memberi kesempatan untuk kembali melahirkan, kakak ingin
memberikan Mas Widi anak laki-laki, karena itu yang sejak dulu
diharapkannya"

Rosy memegang perutnya, berharap calon bayi itu ikut merasakan betapa
bahagianya sang ibu. Dia tidak sabar lagi menunggu kedatangan widi,
untuk sekali lagi melihat reaksi bahagia suaminya, tentang kabar
kehamilan Rosy.

Dini hari....

KREK!

Rosy dikejutkan oleh kedatangan Widi yang dengan kasarnya membuka

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 408
pintu kamar. Rosy beranjak dari tidurnya dan memapah sang suami yang
pulang dengan langkah terhuyung-huyung, bau minuman keras menyeruak ke
seluruh kamar. Dibaringkannya sang suami di atas kasur, lalu dengan
sabar Rosy melepaskan pakaiannya. Sempat beberapa kali Rosy berhenti,
karena pria yang ada di kamar itu terasa asing. Entah sejak kapan Widi
berubah begini, hingga pada tingkatan sulit untuk Rosy kenali.

"Ayah... kenapa ayah jadi begini? Bukankah Yana butuh teladan dari
ayah yang baik dan penyayang, bukan dari ayah yang pemabuk seperti
ini"

Gumam rosy sembari menahan tangis. Nasehat yang percuma, karena widi
masih belum sadarkan diri. Saat rosy hendak menyelimuti tubuh
suaminya, tangannya mendadak kaku. Ada sesuatu di tubuh widi yang
cukup menghancurkan hati Rosy, tangisnya pecah tidak lagi tertahan,
beruntung Rosyana tidak ada disana untuk melihat betapa sedihnya sang
bunda.

Warna merah di leher, dada, dan hampir seluruh bagian tubuh widi,
sudah menorehkan luka yang sangat dalam di hati Rosy. Gugur sudah
niatnya untuk memberikan kabar baik tentang hadirnya anak kedua. Rosy
tidak berhenti menangis, bahkan sampai pagi datang. Sementara widi
masih bisa tidur nyenyak, pulas, bahkan kerasnya tangisan Rosy tidak
mampu membuatnya bangun barang sejenak. Widi tidak akan pernah
menduga, malam ini akan jadi malam yang sangat disesalinya seumur
hidup, karena menyakiti perasaan Rosy sama artinya dengan bunuh diri.

Dan Rosy tidak akan pernah lupa, bekas kecupan wanita di leher dan
dada Widi. Ya! Rosy tidak pernah lupa.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 409
DEPARTURE

"Om Koki... Om Koki, lagi masak apa?"

Tanya Rosyana kecil.

"Ini namanya bebek madu, rasanya lezat sekali. Nanti kalau Non Yana
dan Non Nita sudah besar, Om masakin spesial buat kalian"

Tutur Chef lalu pada kedua tamu kecilnya.

Yana dan Nita kerap kali bermain di dapur, walaupun sudah berkali-kali
juga Bundanya menegur. Mereka berdua adalah calon penerus hanggareksa,
tapi sampai saat ini yang tertarik dengan masakan adalah Rosyana.

"Maen di luar yuk kak"

Bujuk Yuanita pada Rosyana.

"Enggak ah! Kakak mau lihat bebek madu"

Tentu saja keberadaan mereka membuat gemas Chef lalu dan para
asistennya, walaupun tidak bisa dipungkiri mereka berdua juga sangat
mengganggu. Tidak satu karyawan pun yang berani menegur, hanya
berharap Lisanne segera datang dan membawa kedua tuan putri kecil itu
keluar dari dapur.

PRANG!!

Hiruk pikuknya dapur tidak menghalangi suara benda pecah yang


terdengar keras tersebut. Nyaris saja Chef Lalu memarahi asistennya
tapi niat itu diurungkan karena tidak satu piringpun berserakan di
lantai dapur. Suara tersebut datang dari lantai dua, dimana saat ini
mulai terdengar teriakan manusia.

"Begitukah Bunda? Setelah bertahun-tahun berkeluarga, ternyata bunda


masih menyimpan curiga?"

Bentak Widi

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 410
"Semua istri pasti akan curiga jika melihat suami pulang dengan tubuh
penuh tanda cinta, yang didapat dari wanita berbeda"

Balas Rosy

"Tanda cinta? Jadi sekarang bunda sudah berani memfitnah? Dengar! Ayah
keluar dalam rangka bisnis, demi kemajuan restoran kita, dan ini
balasan yang ayah dapat?"

Teriak Widi kali ini dengan nada kecewa, pura-pura kecewa.

"Baiklah tuan bisnis man, bisakah ayah jelaskan dari mana datangnya
bekas merah di sekujur tubuh itu?"

Hardik Rosy dengan jari tangannya menunjuk ke dada Widi. Ada jeda
beberapa detik sebelum akhirnya Widi menjawab

"Masuk angin!"

"MASUK ANGIN?"

Alasan Widi sangat tidak masuk akal dan kekanak-kanakan, Widi adalah
pria yang jujur walaupun mulutnya berbohong, tapi wajahnya masih
berkata jujur. Widi juga tidak pandai mencari alasan, tapi
bagaimanapun yang Widi lakukan sudah kelewatan. Rosy menghela nafas,
pertengkaran mereka bisa saja terdengar sampai ke bawah, dan itu hal
pertama yang sangat Rosy hindari.

Akhirnya tanpa sepatah kata pun Rosy pergi meninggalkan suaminya.


Berharap dengan menyibukkan diri di restoran, bisa membuatnya hilang
ingatan walaupun sejenak.

BRAK!

Rosy turun ke lantai bawah tapi lupa membenahi wajah, kedua putri
kecil yang sedang bersembunyi di balik Chef lalu pun memandanginya
dengan wajah takut. Tentu saja takutnya mereka karena merasa bersalah
sudah melanggar perintah, walaupun wajah muram Rosy sama sekali tidak
ada hubungannya dengan Yana dan Nita.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 411
Dua hari kemudian...

Pertengkaran kembali terjadi, kali ini penyebabnya adalah telepon


wanita yang diklaim widi sebagai rekan bisnisnya, tentu saja Rosy
tidak mempercayinya.

"Siapa perempuan itu?"

Tanya Rosy, Widi berpura-pura santai walaupun tidak bisa


menyembunyikan rasa gugupnya. Sambil membuka lembaran buku yang
sebenarnya tidak sedang dibaca, Widi menjawab..

"Ineke, dia asisten dari Pak Yudistira, biasalah urusan bisnis"

SRAK!

Rosy merampas dan melempar buku tebal yang sedang Widi pegang, hal ini
menyulut amarah Widi.

"APA-APAAN KAMU?"

Hardik Widi. Rosy sempat terkejut karena baru kali ini Widi
memanggilnya dengan sebutan "Kamu"

"Tolong Ayah... jangan rusak keluarga yang sudah kita bina bertahun-
tahun, Bunda kurang berkorban apa untuk ayah? Belum lagi Rosyana, buah
hati kita, bagaimana nasibnya jika dia tahu bahwa ayahnya kini tidak
lebih dari lelaki pendusta, penipu, dan munaf...."

PLAK!

Bertahun-tahun lamanya Widi dan Rosy saling menjaga keharmonisan rumah


tangga, hari ini harus runtuh karena akhirnya tangan widi mendarat
tepat di pipi Rosy. Perempuan malang itu sudah lelah memohon, suaminya
pun kehabisan kata-kata dan lebih memilih bicara menggunakan
tangannya. Widi tidak akan pernah menyadari, betapa dia akan menyesali
tindakannya ini. Rosy akan selalu ingat tangan itu, tangan kanan
lelaki pertama yang berani menampar wajah cantiknya. Ya! Widi harus
selalu ingat, bahwa Rosy tidak pernah lupa.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 412
Satu minggu kemudian....

Kabar pertengkaran Widi dan Rosy sampai juga ke telinga para karyawan.
Lisanne tanpa sengaja mendengar dua orang waitress sedang membahas
kedua atasannya tersebut, dan saat itu juga mereka berdua dipecat. Ini
adalah contoh bagi seluruh karyawan bahwa yang mereka kerjakan di
restoran adalah bahan makanan, bukan bahan omongan.

"Tante... kenapa bunda dan ayah sering marah-marah?"

Tanya Rosyana, sembari menarik-narik celemek Lisanne. Sepekan suda


Lisanne diam, menghindari semua pembahasan tentang Widi dan Rosy. Tapi
kali ini pertengkaran mereka sudah keterlaluan, Widi tidak segan-segan
memukul Rosy di depan Rosyana. Anak lugu itu harus menjadi saksi
keegoisan kedua orang tuanya, entah itu akan menjadi trauma, atau
pelajaran untuk jadi seorang pembenci.

lisanne melepas celemeknya dan meminta seorang karyawan untuk


mengantar Rosyana dan Yuanita sekolah. Sementara dirinya pergi menemui
Rosy. Apapun niat Lisanne saat itu, semuanya sudah terlambat, Rosy
turun dari lantai dua dengan membawa sebuah koper besar. Bukannya
bertanya mau kemana, Lisanne malah bertanya...

"Kenapa dahi kakak?"

Tanya Lisanne sambil mencoba menyentuh perban di dahi Rosy. Rosy


menepis halus tangan adiknya itu, lalu berkata...

"Tidak apa-apa. Dengar adikku... Aku titip rumah dan restoran ini
padamu, jaga semuanya sebaik mungkin sampai aku kembali. Aku sudah
tinggalkan sejumlah uang untuk rosyana dan juga yuanita"

Ujar Rosy seraya memeluk adik perempuannya.

"Tunggu! Kakak tidak bisa pergi begitu saja, kita bisa selesaikan ini
secara baik-baik... Argh!"

Pelukan Rosy semakin keras, tangannya mencengkram bahu Lisanne,


membuat adik perempuannya itu kesakitan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 413
"Aku akan pergi menemui Ibu, tenang saja! Aku pasti kembali.."

PASTI KEMBALI

Tidak ada lagi yang bisa Lisanne katakan untuk mencegah kepergian
Rosy, bukan karena dirinya merestui sang kakak untuk berangkat, tapi
cara Rosy berbicara barusan membuatnya takut.

"Ti.. tidak mungkin"

Ucap Lisanne yang segera berlari ke lantai dua dimana kamar rosy
berada. Pintu kamar itu masih terbuka, dan ternyata keadaan ruangan
kecil itu jauh dari yang Lisanne takutkan.

"Syukurlah.... syukurlah Kakak tidak kembali seperti dulu"

Gumam lisanne sembari mengelus dadanya. Tapi saat dia berbalik dan
berniat mengantarkan kepergian Rosy, Lisanne melihat sesuatu di sudut
ruangan. Sebuah Jam tua yang model, jenis dan warnanya mirip dengan
yang ada di restoran, jam itu retak dan masih terlihat bercak darah..

DARAH DARI KEPALA ROSY

Pertengkaran suami istri itu adalah penyebab luka di dahi Rosy.


Harusnya widi tidak pernah melakukannya, karen Rosy tidak pernah lupa,
ya! Rosy tidak pernah lupa tangan lelaki yang sudah melukai wajah
cantiknya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 414
ARRIVAL

Enam bulan berlalu....

Lisanne sedang duduk di meja pelanggan, bersama dengan seorang lelaki


kurus, keriting, dan mengenakan jas putih tulang. Jarang sekali bahkan
hampir tidak pernah Lisanne menerima tamu di restoran, bahkan sahabat
dekatnya sekalipun. Tapi sepertinya lelaki itu adalah pengecualian.

"Sudah berapa kali aku meminta, harusnya kamu mengerti kalau niat ku
tulus, bukan main-main"

Ucap lelaki itu, dengan nada memohon. Sayangnya Lisanne masih


menanggapinya dengan tidak serius.

"Sudah? Ini sudah ke sembilan kalinya anda datang ke restoran,


membahas hal yang sama tanpa memesan apapun. Saya harap ini terakhir
kalinya saya bertemu anda di hanggareksa"

Ucap Lisanne ketus

"Hohohoho sabar... sabar... ingat, Aku memang tertarik


mempersuntingmu, menjadi ayah dari anakmu, tapi kamu tetap harus
berhati-hati jika bicara denganku! Widi.. pemilik restoran ini sudah
berhutang banyak padaku, dan masih tujuh puluh persen jauh dari lunas.
Jadi mari kita buat kesepakatan...."

MENIKAHLAH DENGANKU, DAN AKU ANGGAP HUTANG HANGGAREKSA LUNAS

Lagi-lagi tawaran pria itu tidak berhasil memikat hati lisanne, alih-
alih menganggapnya sebagia peluang, Lisanne justru berpikir itu adalah
pelecehan.

"Nikahilah Widi! Karena dia yang berhutang padamu"

Lisanne pun pergi meninggalkan pria itu yang masih kaku karena baru
saja dia mengalami penolakan ke sembilan dari satu wanita. Lisanne
mencoba tidak peduli, tapi tawaran pria itu ada benarnya juga.
Besarnya pendapatan restoran hanya mampu untuk menggaji karyawan dan
membayar hutang, itu sebabnya keinginan Widi dan Rosy untuk membangun

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 415
rumah yang lebih besar tidak pernah tercapai.

Disaat seperti ini Widi hilang tak tahu rimbanya, bahkan sejak
kepergian Rosy dia sama sekali tidak terlihat. Kesal memikirkan Widi,
tapi sedih mengingat Rosy, saat ini Lisanne hanya berharap Rosy pulang
karena dia sudah kehabisan alasan untuk menenangkan tangis Rosyana.
Dipandanginya lukisan Rosy di ruang tamu, kakaknya bercerita bahwa
lukisan itu adalah hadiah ulang tahun pernikahan dari widi. Dia
mendatangkan pelukis terkenal dari ibu kota demi sebuah potret untuk
mengabadikan kecantikan istrinya, sayangnya semua tinggallah ironi.

Malam harinya...

Rosy sedang mengajari Yuanita membaca, sementara Rosyana sudah lebih


dulu memejamkan mata. Sepeninggal Bundanya, Rosyana jadi pemalas dan
pemurung, makan pun susah walaupun Chef lalu sudah memaksa. Lisanne
tidak ingin ponakannya itu membeci dirinya, jadi yang bisa dia lakukan
saat ini hanyalah mendiamkan segala tantrum yang dilakukan Rosyana.

"Ini Budi..."

Tutur Lisanne

"Ini Bu de..."

Ujar Yuanita

"Hahahaha bukan Bu de, tapi Budi....."

Tawa lisanne pecah karena keluguan anak perempuannya, tapi itu hanya
sebentar karena tiba-tiba Yuanita bertanya

"Ngomong-ngomong Bu de... tante Rosy kemana ya ma? Om Widi juga? Yana


sering bilang dia kangen sama Bunda dan Ayahnya"

Ujar Yuanita

Lisanne memeluk anak perempuannya itu, dia memilih untuk tidak


menjawab, tidak selama ada Rosyana di kamar. Tiba-tiba Rosyana
terbangun dari tidurnya..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 416
"Lhooo sudah bangun?"

Rosyana tidak mempedulikan pertanyaan Tantenya, dia tolah-toleh


seperti mencari seseorang, tiba-tiba Rosyana berkata..

"Bunda.."

Lalu melompat turun dari kasur dan berlari ke lantai bawah

"Yana... mau kemana nak?"

Lisanne mengejar ponakannya yang sedang bertingkah aneh itu, Rosyana


sampai di ruang tamu dan membuka pintu. Tepat saat pintu terbuka
lebar, Lisanne berhasil menyusulnya.

"Yana mau kemana? Jangan keluar rumah malam-malam, di luar hujan"

Ucap Lisanne menasehati

Tiba-tiba Rosyana mengangkat tangannya, menunjuk pada seseorang yang


sedang berdiri dengan payung merah di pinggir jalan..

BUNDA

Seketika itu juga pandangan Lisanne tertuju pada seorang perempuan


berjubah hitam yang perlahan-lahan berjalan menghampiri pintu rumah.
Lisanne mencoba melindungi Rosyana, karena sampai sedekat ini pun dia
tidak bisa mengenali siapa perempuan itu.

Bunda..

Rosyana berhasil lepas dari pelukan Tantenya, lalu berlari memeluk


perempuan berbaju hitam itu. Tentu saja hal itu membuat Lisanne panik,
dia pun berlari menyusul Rosyana, sebelum akhirnya langkah Lisanne
terhenti tatkala perempuan berjubah hitam itu membuka penutup
kepalanya.

"Kakak?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 417
Tidak dapat dipercaya apa yang sedang dilihat oleh Lisanne, Rosy
kembali pulang walaupun membawa banyak sekali perubahan yang
membuatnya susah dikenali. Tubuh Rosy kurus sekali, terlihat jelas
dari pipinya yang tidak lagi berisi, bibir nya tampak sedikit hitam
entah karena make up atau kebiasaan merokoknya yang kembali menyerang,
lalu rambut coklatnya.... rambut yang sama dengan milik Lisanne kini
hilang berganti dengan rambut putih panjang. Warna putih itu tidak
tampak seperti cat, sekeras apapun Lisanne mencoba berpikir positif,
tapi tetap saja rambut putih Rosy terlihat jelas seperti uban. Hanya
dalam enam bulan Rosy terlihat semakin tua, bahkan make up tebalnya
tidak bisa menutupi keriput di area mata.

"Hei, jangan bengong saja! Tidakkah kamu rindu pada kakakmu ini?"

Ujar Rosy.

Lisanne membuang sejenak semua hal yang mengganggu pikirannya,


bukankah selama ini kepulangan Rosy adalah sesuatu yang sangat dia
harapkan? Hanya saja bukan pertemuan seperti ini yang Lisanne
rencanakan, andai saja Rosy memberi kabar, dia ingin membuat pesta
penyambutan. Memeluk rosy terasa sangat berbeda dan semakin lama
terasa semakin mengerikan. Ini sudah enam bulan sejak kepergian Rosy
dari rumah, tapi...

KENAPA PERUTNYA TIDAK JUGA MEMBESAR?

Pagi hari...

Kabar tentang kedatangan Rosy dengan cepat menyebar ke seluruh


karyawan. Beberapa orang punya inisiatif untuk membuat pesta, tapi
Rosy menolak.

"Kita akan membuat pesta yang besar, pesta yang sangat besar. Tapi
bukan untukku"

Ujar Rosy pada para karyawannya. Setidaknya melihat sang owner


kembali, sudah membuat mereka gembira. Rosy dan Lisanne duduk di meja
pelanggan, banyak hal yang harus dilaporkan Lisanne selama enam bulan
Rosy meninggalkan restoran. Sayangnya tidak satu cerita pun tentang
perjalanan Rosy yang bersedia untuk diceritakannya pada Lisanne.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 418
Percakapan mereka sampai pada pembahasan tentang dua orang karyawan
yang mengundurkan diri. Yulia dan Zaka, keduanya adalah waitress
hanggareksa yang mengundurkan diri karena sebuah konflik. Yulia sedang
mengandung, buah dari hubungan di luar nikahnya dengan zaka. Mirisnya
tindakan Zaka tidak semanis ucapannya, hingga saat Yulia meminta
pertanggung jawaban, pria itu hilang entah kemana.

"Hmmm Aku ingin seseorang mencari Zaka sampai ketemu, sekaligus


menjemput Yulia"

Perintah Rosy

"Tapi Yulia sedang hamil, memaksanya bekerja bukanlah hal yang bijak
kak"

Sahut Lisanne

"Oh tidak! Aku tidak ingin menyuruhnya bekerja, aku hanya ingin bicara
empat mata dengannya. Yulia adalah satu dari banyak korban pria
seperti zaka. Kadang aku heran, siapa penjajah yang sebenarnya di
tanah air ini?"

Tidak hanya penampilan, cara bicara Rosy pun berubah. Entah kenapa
sekarang setiap kata yang keluar dari mulut rosy terasa seperti
misteri bagi Lisanne. Tapi dia tidak peduli, kembalinya sang kakak
merupakan anugerah Tuhan yang sangat besar baginya dan bagi Rosyana.

"Oh ya Lis, Aku dapat telepon dari Herman Barnabas. Dia menceritakan
semua keluh kesahnya tentangmu, dari mulai yang pertama sampai yang
kesembilan"

Lisanne terkejut, karena Rosy tahu tentang pria bernama Herman


Barnabas yang selalu datang untuk melamarnya.

"Sudah sepantasnya aku menolak, Yuanita tidak butuh seorang bapak


tiri. Lagipula aku masih bisa hidup mandiri"

Sahut Lisanne

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 419
"Ya... ya... ya... kamu memang piawai dalam mengurus diri sendiri,
yuanita pun tidak butuh seorang bapak tiri, tapi sayangnya...."

AKU BUTUH BARNABAS DAN SEMUA HARTANYA

"Jadilah istrinya, tunjukkan bahwa kamu berguna tidak hanya saat


mengenakan celemek saja, tapi juga saat tidak mengenakan apa-apa"

Kata-kata Rosy terasa sangat tajam dan ngilu didengar, sejak kapan
kakaknya bicara seperti seorang wanita keji. Semua perubahan Rosy
membuat Lisanne berpikir

APA YANG SUDAH TERJADI PADA ROSEMARY

Quote:Attention
Akhirnya saya bisa tepat janji untuk update malam ini, sekaligus
melanggar janji karena malam ini tidak update sampai tamat. Percayalah

saya sudah mencoba

The truth is...

Ini hari keenam sejak meninggalnya nenek saya, dan setiap maghrib saya
harus mempersiapkan acara tahlil selama tujuh hari kedepan. Karena itu
waktu menulis saya jadi berkurang, hingga sampai di waktu yang

ditentukan pun, masih ada tiga chapter tersisa

Tapi percayalah.. saya masih semangat menulis saya akan


berusaha mencuri-curi waktu di tengah kesibukan, supaya bisa
menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Semoga agan-agan semua masih

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 420
sabar menunggu endingnya,

Terakhir dari saya, selamat membaca..

(Maaf belum sempat balas komentar satu-satu ya)

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 421
INVITATION

Hanggareksa malam ini, aroma lezat daging-daging merah memenuhi.


Kalangan elit menempati hampir semua meja, hanya beberapa meja yang
tampak kosong dengan sebuah papan bertuliskan "Reserved". Gambir
bukanlah kota besar, tapi keberadaan hanggareksa patut diperhitungkan.
Setiap minggu tamu dari berbagai penjuru negeri datang menepi,
beberapa diantaranya menyempatkan diri menikmati jamuan hanggareksa
sebelum berlayar ke bali.

Lisanne selalu sibuk, bahkan sejak kedatangan Rosemary banyak kerabat


dan relasi yang berkunjung hanya untuk menemui sang pemilik, tapi
sayangnya Rosy sudah lupa siapa saja kerabatnya, dia bahkan hampir
lupa siapa dirinya. Tepat setelah mengantarkan pesanan salah satu
tamu, Lisanne dikejutkan dengan kedatangan Herman Barnabas. Pria
berkalung emas itu terlihat bingung mencari sesuatu, atau mungkin
seseorang. Lisanne mempersilahkan tamunya menikmati hidangan, lalu
undur pamit untuk menemui tamu berikutnya, tamu yang sangat tidak
diinginkannya.

"Maaf semua meja sudah penuh, anda bisa datang lagi besok atau lebih
baik tidak sama sekali!"

Ujar Lisanne ketus

"Woaaaa woaaaa... sabar dulu bu manager, Aku sangat senang bisa


melihat wajah cantikmu lagi malam ini, tapi sayangnya.... bukan kamu
yang ingin aku temui"

Sahut Herman dengan nada menggoda

"Oh ya! Sayang sekali karena kami punya peraturan untuk tidak
mengganggu tamu yang sedang sedang makan, jadi sebaiknya anda tunggu
di luar atau aku akan..."

BARNABAS?

Tidak hanya Lisanne, hampir semua pengunjung sejenak menghentikan


akivitasnya. Semua terpaku pada seorang wanita berambut putih panjang
yang sedang berjalan menghampiri Lisanne dan Barnabas. Wanita itu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 422
mengenakan gaun hitam panjang dengan rambut terurai. Bisik-bisik
pelanggan mulai terdengar, sebagian bertanya-tanya apakah wanita itu
adalah rosemary? sedangkan sebagian lagi mengira bahwa wanita itu
adalah ibu Widianto hermawan, jelas sudah sejauh mana perubahan Rosy
mempengaruhi penampilannya.

"Barnabas adalah tamu ku, kami akan berbicara di dalam"

Ujar Rosy, Lisanne hanya bisa mengangguk sementara barnabas pergi


mengikuti rosy. Tidak lupa dia memberikan senyuman terakhir pada
Lisanne, lengkap dengan kedipan matanya.

Semua pengunjung masih terpaku, karena sebagian besar dari mereka


memang datang untuk bertemu dengan Rosy. Sayangnya semua ragu untuk
angkat suara, karena perempuan yang dilihatnya sangat berbeda dengan
rekan bisnis mereka.

"Ny. Rosemary Hermawan? Anda masih ingat kami? Kami dari Pelita Timur,
kita sempat membahas tentang sebuah tanah yang berada di...."

Pria gemuk yang masih memegang garpu itu harus menghentikan basa-
basinya, karena lawan bicaranya sama sekali tidak menanggapi, tidak
pula melihat ke arahnya. Rosy berjalan lurus memasuki pintu dapur,
tanpa peduli dengan apapun dan siapapun yang ada di sekitarnya.
Sementara di belakangnya, Herman berjalan angkuh merasa dirinya adalah
orang paling penting di sana. Lisanne bergegas menghampiri pria gemuk
itu, mecoba mencari alasan sebelum terjadi kesalah pahaman.

"Apa yang sebenarnya yang akan mereka bicarakan?"

Gumam Lisanne dalam hati, seraya melihat Rosy dan Herman yang
menghilang di balik pintu dapur.

Di ruang tamu...

Herman menyalakan rokoknya membuat asap putih beracun menari-nari di


udara. Rumah yang sangat kecil untuk seorang jutawan dengan
penghasilan besar. Mungkin besarnya hutang dan hilangnya widi adalah
alasan kenapa Rosemary masih betah tinggal disini. Itulah yang ada di
pikiran Herman, mata nya mengembara di antara dinding dan atap rumah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 423
Rosemary. Rosy turun dari kamarnya di lantai dua dengan membawa sebuah
amplop, kemudian duduk di kursi tepat di depan Herman.

"Ini.."

Ucap rosy sembari meletakkan amplop berisi uang itu di meja. Herman
mengambil, membuka dan menghitung uang tersebut lalu tersenyum.

"Hehehehehe ingat, ini hanya cukup membayar separuh hutang widi, untuk
tugas yang kamu ceritakan di telepon, aku minta bayaran lebih"

Ujar Herman.

"Tentu saja! Rosemary tidak pernah lupa siapa temannya, tidak akan
pernah lupa. Kamu akan mendapatkan sisanya setelah tugasmu selesai"

Sahut rosemary.

Herman tertawa dengan asap rokok di mulutnya, asap yang sangat


mengganggu bagi rosy, dan itu adalah alasan yang cukup untuk membenci
herman.

"Hahaha syukurlah kalau begitu, artinya kamu tidak lupa dengan hadiah
utama ku, dan sebaiknya kamu tidak menunda-nundanya lagi!"

Ujar Herman. Rosy mengibas-ngibaskan tangan, mengusir asap rokok


herman di wajahnya.

"Lisanne.... dia akan segera menjadi milikmu dalam bulan ini, tentu
saja kamu boleh membawanya pulang setelah tugasmu selesai"

Sahut Rosy. Herman mengangguk setuju, tidak ada alasan untuk terburu-
buru, cepat atau lambat Lisanne akan menjadi miliknya.

"Satu lagi! Kalau sekali lagi kamu merokok di depanku, di rumahku, di


restoranku, kamu akan menyesalinya seumur hidup"

Kata-kata Rosy menjadi penutup perbincangan mereka, tentu saja herman


tidak suka dengan cara bicara Rosy yang terkesan mengancam, tapi demi
uang dan wanita idamannya, dia memilih untuk bersabar.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 424
Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, sudah waktunya menutup semua
tirai, mengunci pitu, membenahi kursi dan meja, lalu semua api di
kompor pun padam. Walau demikian tidak satu karyawanpun yang pulang,
mereka tengah berkumpul di ruang makan karena untuk pertama kalinya
setelah kembalinya sang owner, mereka dikumpulkan untuk merundingkan
sesuatu. Rosy duduk di ujung meja panjang, semua karyawannya pun
mendengarkan dengan seksama.

"Minggu depan kita akan mengadakan pesta, pesta yang sangat meriah,
dan itu artinya kita akan kedatangan banyak tamu"

Tutur Rosy membuka diskusi. Lisanne tampak terkejut karena pesta yang
rosy rencanakan tidak dirundingkan lebih dulu dengannya. Tapi apalah
posisi Lisanne, semua kendali tetap ada di tangan pemilik. Karyawan
yang lain saling pandang dan saling mengangguk mantap, seolah mereka
siap untuk diajak bekerja keras

"Karena itu Aku butuh lima orang karyawan perempuan yang namanya sudah
aku tulis disini, sisanya.... kalian bisa libur selama delapan hari
dari sekarang!"

Suasana mendadak riuh, para karyawan terkejut dan bingung dengan


keputusan Rosy. Bagaimana akan mengadakan pesta besar hanya dengan
lima orang karyawan? Begitu yang ada di pikiran mereka, tapi perintah
tetaplah perintah, tidak satupun dari mereka yang berani angkat tangan
dan angkat suara, bahkan chef lalu pun diam seribu bahasa, kecuali
Lisanne...

"Tunggu dulu kakak, mereka adalah karyawan yang sudah berbulan-bulan


bekerja dengan kita, restoran ini sangat butuh tenaganya terutama
untuk sebuah pesta. Jadi menurutku, memecat mereka sangatlah tidak..."

"Siapa bilang mereka dipecat? Aku hanya memberi mereka libur sepekan,
setelah itu mereka bisa kembali bekerja. Tenang saja, aku tahu apa
yang aku lakukan"

Timpal Rosy.

Diskusi malam itu jadi tidak menyenangkan untuk beberapa karyawan,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 425
mereka pulang dengan wajah lesu dan kecewa karena walaupun tidak
dipecat, tetap saja mereka merasa tidak dibutuhkan. Tinggallah tujuh
orang di meja makan, Chef Lalu, Mai, Luna, Maria, Upik dan Lisanne,
Tidak banyak arahan yang rosy berikan pada kelima karyawan pilihannya,
hampir semua tugas dibebankan pada Lisanne, termasuk dalam hal
menyebarkan undangan.

"Ini daftar tamu yang aku undang ke pesta kita, semuanya adalah orang
penting, sangat penting bagiku"

Ujar Rosy seraya memberikan secarik kertas pada Lisanne. Perempuan


berambut coklat itu memeriksa setiap nama yang tertera di sana,
semuanya adalah pimpinan perusahaan, pejabat, tokoh agama dan orang-
orang penting di dalam dan di luar kota gambir. Hanya lima nama yang
ditulis dengan tinta merah yang tidak satupun Lisanne kenal.

"Lima nama ini, kenapa ditulis berbeda?"

Tanya Lisanne

"Oh... mereka adalah tamu spesial, pastikan undangannya berbeda dengan


yang lain dan tentunya..."

PASTIKAN MEREKA DATANG KE PESTA KITA

Esok harinya.....

Pagi yang buruk untuk memulai hari, bagi Hanggareksa dan bagi Kelima
karyawannya. Banyaknya pengunjung yang datang tidak sebanding dengan
banyaknya karyawan, berkali-kali pesanan terlambat sampai ke meja,
walaupun tidak sampai memicu komplain pelanggan. Lisanne tampak
kewalahan membantu di dapur dan di lini depan. Sementara sampai jam
sebelas pun Rosy belum turun dari kamarnya.

"Apa-apaan kamu ini? Tidak bisakah kamu membedakan Asparagus dan


Genjer?"

Bentak Chef lalu pada Maria.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 426
"Maaf Chef, selama ini tugas saya hanya sebagai waitress, saya sama
sekali tidak punya pengalaman di dapur"

PRANK!!

"Waaaaah padahal ini pesanan lima belas menit lalu, kenapa harus jatuh
sih?"

Gerutu Upik seraya membereskan pesanan pelanggan yang berceceran di


lantai. Lisanne muncul di pintu dapur dengan wajah yang tidak
bersahabat

"Kalian bisa baca gak? Itu ayam panggang pesanan Tuan Wijaya di meja
tiga, kenapa kalian antarkan ke meja sembilan?"

Seru Lisanne pada siapapun waitress yang sudah membuat kesalahan


tersebut, sayangnya semua karyawan sudah kewalahan, posisi mereka
sudah kalang kabut sehingga untuk mengingat tugas masing-masing saja
mereka kesulitan. Lisanne menyadari betapa mustahilnya menjalankan
restoran dengan hanya enam orang walaupun Hanggareksa hanyalah sebuah
restoran kecil. Tapi apa yang bisa diperbuatnya? Untuk protes pada
sang kakak pun dia tidak berani, tidak pada rosemary yang sekarang.
Hanggareksa akan menghadapi minggu yang berat, dan semua karyawan
tidak punya pilihan kecuali bertahan.

Di tempat yang berbeda..

Kamar nomor 203 di sebuah hotel di kota surabaya. Interior yang mewah
yang hanya sekali melihat saja sudah terbayang mahalnya tarif per
malam. Seorang pria sedang berbaring santai di atas ranjang, telanjang
bulat dibalik selimut hangat. Acara di televisi hanyalah pengusir
sepi, berbunyi keras tanpa seorang pun menyimak. Pria itu menutup
matanya, menikmati tenangnya pagi di sebuah kamar mewah, sementara di
kamar mandi terdengar suara air pertanda seseorang sedang membersihkan
diri.

Jenuh dengan berita pagi, pria itu mematikan televisi lalu memutuskan
untuk menyambung tidur walaupun matahari mulai meninggi. Kamar pun
mendadak hening, tidak terdengar suara televisi tidak pula suara air
di kamar mandi, hanya sebuah langkah kaki yang perlahan mendekati.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 427
Pria itu tersenyum di balik selimut tebalnya, pikiran liarnya sedang
menanti kejutan dari seseorang yang sudah dinantikan kehadirannya.

"Lama sekali mandinya sayang?"

Tanya pria itu dari balik selimut tebalnya, tapi anehnya tidak seorang
pun menjawab. Dan saat dia keluar dari tempurung kainnya, pria itu
menyadari satu hal,

TIDAK ADA SIAPAPUN DISANA

Bergegaslah ia bangun dan melingkari bagian bawahnya dengan kain


handuk. Pendengarnnya masih normal, dia tahu langkah kaki itu nyata
dan semakin yakin manakala melihat jejak kaki basah di lantai di
samping ranjangnya. Tidak ada orang disana, di kursi, di jendela, di
beranda bahkan pintu kamar pun masih tertutup rapat, hanya pintu kamar
mandi yang sedang terbuka dan dari sanalah jejak kaki itu berasal.

"Oh ayolah sayang... jangan ajak aku bermain petak umpet"

Ujar pria tersebut, dan lagi-lagi tidak seorangpun menjawab. Dia mulai
kesal dengan permainan ini, dengan niat jahil dia pun menghampiri
kamar mandi. Perlahan-lahan kaki telanjangnya membawa pria itu ke
depan pintu lalu berhenti, tidak ada langkah maju, tidak pula mundur.
Dia berdiri kaku di depan pintu kamar mandi, nafasnya terasa berat
manakala melihat...

SEORANG WANITA GANTUNG DIRI DENGAN TUBUH TELANJANG BERLUMURAN DARAH

Mata dan mulutnya terbuka lebar, seolah melihat sesuatu yang


menakutkan sebelum maut menjelang. Bekas tusukan di perut dan lehernya
terlihat jelas di mata pria itu, yang secara tidak langsung
menjelaskan bahwa itu bukanlah bunuh diri.

"Ka.... Karmila.... ??"

Pria itu tidak mampu menahan serangan mental yang amat parah,
kekasihnya tewas mengenaskan di kamar hotel tempat dia menginap. Tidak
hanya itu, luka tusukan di tubuh Karmila adalah bukti bahwa

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 428
pembunuhnya masih ada di kamar ini. Sayangnya pria itu terlambat
menyadari...

WIDIANTO HERMAWAN?

Widi menoleh ke belakang, dan tiba-tiba....

SEMUANYA GELAP

Malam hari....

Tidak pernah sebelumnya dapur hanggareksa berantakan seperti ini,


Lisanne harus turun tangan membantu Chef lalu dan mengantarkan sendiri
pesanan para tamu. Entah ini buah dari keras kepala kakaknya, atau
kegilaan Rosemary. Di tengah kesibukannya, Upik memberitahu Lisanne
bahwa Rosy sudah menunggunya di ruang tamu, ada sesuatu yang harus
dibicarakan.

"Apa? Disaat sibuk seperti ini?"

Bentak Lisanne

"Saya tidak tahu Bu, saya hanya menyampaikan amanat saja"

Sahut Upik

Lisanne tidak punya pilihan lain, perintah sang owner adalah mutlak,
bahkan seorang manager tidak punya kuasa menolaknya. Segera dia
melemparkan spatulanya, cukup keras hingga chef lalu pun tersentak.
Lisanne membuka pintu ke ruang tamu, dimana kakaknya sedang duduk
dengan Rosyana yang sudah pulas di pangkuannya. Hanya saja di sebelah
Rosy ada seseorang yang sangat dibencinya...

"Maaf Bu Rosy, restoran sedang ramai pengunjung jadi saya tidak punya
banyak waktu disini"

Ujar Lisanne. Rosy tersenyum mendengarnya, Lisanne adalah adiknya dan


Rosy tahu benar sifatnya. Dia mempersilahkan Lisanne duduk di samping
Herman Barnabas yang karena suatu alasan sedang tersenyum girang.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 429
"Baiklah ibu manager, karena aku tidak mau menganggu kesibukanmu jadi
aku buat ini singkat dan jelas. Tanggal tujuh belas, tepatnya tiga
hari dari sekarang

KAMU AKAN MENIKAH DENGAN HERMAN BARNABAS

Lisanne yang malang.... niat menyusul sang kakak untuk mencari tempat
bersandar malah membuahkan penyesalan besar. Menikah dengan orang yang
tidak dicintainya, adalah sebenar-benarnya hukuman. Belum lepas trauma
akan pernikahan, sang kakak justru mendorongnya jatuh ke lubang yang
sama. Mantan suami lisanne adalah orang terpandang dan masih tidak
mampu setia dengan pernikahannya, apalagi pria seperti Herman
Barnabas?

Bisakah Lisanne menolak? Tentu saja tidak! Sebab Rosy adalah satu-
satunya keluarga yang dia miliki, setelah dia memutuskan untuk pergi
dari keluarga besarnya sendiri. Dengan berat hati dan penuh rasa
jijik, Lisanne menerima perjodohan tersebut. Hati kecilnya tidak akan
mampu mencintai Herman, bahkan saat ini tidak ada orang lain yang
dicintai Lisanne selain Yuanita, dan jika sedikit saja herman
menyakiti buah hatinya, Lisanne tidak akan segan-segan
memenjarakannya.

Esoknya.... rumah Rosy sunyi senyap, karena Lisanne dan yuanita pergi
menetap di rumah pemberian Barnabas. Pernikahan mereka akan segera
dilangsungkan tepat setelah pesta besar Hanggareksa. Rosy tidak sabar
menunggu datangnya hari itu, hari yang sudah dipersiapkannya sejak
jauh demi sebuah tujuan.... dan tujuan itu hanya rosy yang tahu.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 430
MAKAN MALAM TERAKHIR

Hari yang kita nantikan telah datang, mereka akan segera tiba memenuhi
panggilan.
Tidak lama lagi halaman Hanggareksa akan sesak oleh kereta mesin
mereka.
Akan tercium aroma manis daging dan anggur di seluruh penjuru ruangan.
Akan terdengar alunan musik syahdu yang menggugah selera makan
dan akan terlihat pemandangan indah dimana para tamu melahap habis
hidangan terbaik kita.

Mereka tidak akan segan memuntahkan apa yang sudah mereka makan,
hanya untuk mengisi perutnya dengan hidangan yang belum mereka makan.
Biarkan suara kunyah, cabik, telan dan teguk itu menggema menjadi
melodi yang indah,
dan menjadi sebuah orkestra terbaik sepanjang sejarah Hanggareksa.

Semua akan kita capai bersama, karena kita adalah keluarga


Kita selalu bersama, bahkan duduk di meja makan yang sama.
Dan tentunya...
tidak akan ada meja makan bagi seorang penghianat.

Mengheningkan cipta dengan rosemary sebagai pemimpin doa. Kata-kata


yang sangat indah untuk sebuah pembuka, walaupun sebagian berpikir...
doa macam apa yang sama sekali tidak menyebut nama Tuhan. Hening dan
Khidmat, bukan karena mereka mengamini setiap doa rosemary, tapi
karena mereka merasa risih dengan kehadiran para tamu misterius di
ruang dapur. Lisanne tampak gelisah, setelah banyak karyawan
terbaiknya yang disingkirkan, malam ini muncul orang-orang misterius
yang menggantikan.

SIAPAKAH ORANG-ORANG BERJUBAH HITAM DAN BERTOPENG INI?

"Mereka adalah saudari-saudariku yang akan membantu memeriahkan pesta


malam ini, Aku harap kalian semua bisa bekerja sama dengan baik"

Tutur Rosy

Chef Lalu, Upik, Mai, Luna, Maria dan Lisanne tampak terganggu dengan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 431
kehadiran mereka. Sepuluh orang bertopeng dan berjubah hitam yang
sejak tadi diam tanpa kata, bagaimana mungkin mereka bisa bekerja
dengan orang seperti ini? Gerutu Lisanne dalam hati. Tidak hanya di
dapur, Mai mengaku melihat orang-orang berpakaian serupa di luar
restoran, sepertinya mereka bertugas sebagai penerima tamu. Tapi waktu
untuk berpikir sudah habis, perang sudah di depan mata... sesaat lagi
para undangan akan datang, dan sukses tidaknya acara malam ini ada di
tangan mereka

"Kita tidak punya banyak waktu, sebagai pimpinan pesta malam ini Aku
ucapkan...."

SELAMAT BERPESTA

Mobil pertama memasuki halaman parkir restoran, seorang pengusaha dari


kota tetangga datang membawa serta keluarga besarnya. Istri, dan kedua
anaknya tampak terkesima dengan gemerlapnya Hanggareksa. Pengusaha itu
adalah Tuan Firdaus. Orang pertama yang Habib ali kenalkan pada Widi
dan Rosy, sejak saat itu dia selalu mampir ke Hanggareksa jika sedang
dalam perjalanan ke pulau Bali.

Sambutan Hanggareksa cukup mengejutkan mereka, ketika dua orang


bertopeng menghampiri mereka dan mempersilahkan keluarga konglomerat
itu masuk. Lisanne dan karyawan lainnya benar-benar bekerja sangat
keras dalam minggu ini, mereka mendekorasi Hanggareksa hingga tampak
seperti restoran kelas atas. Ny. Belinda pun berdecak kagum, karena
kali ini Hanggareksa jauh berbeda dengan saat terakhir kali mereka
mengunjunginya.

"Tuan Firdaus, Ny.Belinda dan keluarga, mari saya antar ke meja anda"

Sambut salah seorang waitress bertopeng. Dari suaranya barusan Tuan


Firdaus tahu kalau itu adalah perempuan, dia hanya tidak mengerti
kenapa harus mengenakan topeng? Sebaliknya Ny. Belinda justru terkesan
dengan konsep pesta mereka yang unik

"Kalau tahu begini, sebaiknya kita bawa topeng sendiri ya pa?"

Ujar Ny.Belinda.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 432
Lisanne yang sejak tadi berdiri di balik pintu dapur mulai memberikan
aba-aba pada karyawannya.

"Tamu pertama sudah datang, kalian segera bersiap di tempat masing-


masing!"

Seru Lisanne

"SIAP!"

Sahut para karyawan. Hanya mereka yang bertopeng yang mengangguk tanpa
bersuara.

"Untuk kalian..... Saya tidak tahu siapa kalian dan apa maksud Bu Rosy
mengundang kalian kesini, tapi kalau ada sesuatu yang bisa kalian
kerjakan, kerjakan! Usahakan sebisa mungkin untuk tidak merepotkan
kami, mengerti?"

Sekali lagi para karyawan bertopeng itu mengangguk tanpa sedikitpun


bersuara. Lisanne mulai merasa gelisah dengan tingkah mereka, bahkan
Chef Lalu yang biasanya tegas sekarang terlihat sungkan dan takut
untuk memberikan komando pada para karyawan spesial itu. Lisanne bisa
mengerti, siapapun tidak akan merasa tenang bekerja dengan orang yang
tidak bisa kita lihat wajahnya, bahkan suaranya.

TAPI PESTA BARU SAJA DIMULAI

Dalam hitungan jam, area parkir Hanggareksa penuh oleh kendaraan roda
empat. Hanya beberapa motor yang terlihat parkir disana. Restoran
kecil itu tampak kontras dengan suasana jalan kalimaya yang sepi.
Beberapa kendaraan yang lewat sengaja memelankan lajunya hanya untuk
melihat kemeriahan restoran dimana para konglomerat berkumpul.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil datang, sayangnya sang pemilik


kurang beruntung karena tempat parkir sudah penuh. Pemiliknya pun
turun bersama seorang anak perempuan. Seorang penyambut tamu
menghampirinya dan menawarkan diri untuk mencarikan tempat parkir bagi
mobilnya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 433
"Tunggu! Kalian siapa?"

Tanya pemilik mobil tersebut yang tidak lain adalah Herman Barnabas.
Herman merasa tidak mengenal kedua orang bertopeng ini, Rosy dan
Lisanne pun tidak pernah bercerita tentang adanya Dress Code.

"Kami adalah adik dari Rosemary Anggraini, kami datang untuk membantu
memeriahkan pesta kakak"

Sahut salah satu dari karyawan bertopeng itu, sementara satunya lagi
hanya diam membisu. Tidak hanya Herman yang merasa risih dengan
penampilan kedua orang tersebut, Yuanita yang datang bersamanya pun
merasa takut.

"Ingat! Kalau sampai ada lecet di mobilku, kalian berdua akan memakai
topeng itu di dalam kubur!"

Ancam Herman seraya memberikan kunci mobilnya. Dia tahu bahwa yang ada
di balik topeng itu adalah perempuan, jadi sedikit ancaman pasti akan
menakuti mereka. Perempuan bertopeng itu menerima kunci mobil herman
dengan tenang, seolah gertakan Herman tidak berpengaruh apa-apa, dan
itu membuat Herman semakin gelisah.

"Om masuk yuk Om...."

Rengek Yuanita.

Herman meggendong calon anak perempuannya itu, dan membawanya masuk.

Pesta malam itu benar-benar meriah, bahkan seorang Herman Barnabas pun
sempat terkesima. Diperhatikan setiap meja restoran, semuanya
ditempati oleh orang-orang penting. Hanya beberapa keluarga yang
datang dengan pakaian biasa dan bertingkah canggung seolah tidak
terbiasa. Herman melihat Rosyana sedang duduk di samping meja kasir
bersama salah seorang karyawan Hanggareksa.

"Nita pergi main sama Yana yah, itu dia ada disana!"

Ujar Herman sembari menurunkan Yuanita. Perasaannya sedang tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 434
nyaman, terutama dengan banyaknya orang asing di Hanggareksa. Tidak
hanya itu, Herman semakin gelisah manakala melihat orang tua dan anak-
anak ada diantara para undangan. Hal pertama yang terlintas di pikiran
Herman adalah...

"Dimana Lisanne?"

Yuanita berlari menemui Rosyana, sementara mata herman masih menyusuri


keramaian restoran, berharap segera menemukan calon istrinya

PAK HERMAN BARNABAS

Herman dikejutkan oleh seorang karyawan bertopeng yang sedang berdiri


di belakangnya. Dari model topengnya, dia adalah karyawan yang baru
saja menawarkan diri memindahkan mobil Herman.

"Ini kunci mobil bapak, dan ini rokok bapak barusan saya temukan jatuh
di luar"

Ujar Karyawan perempuan bertopeng itu. Herman tidak suka caranya


bersikap ramah, nada bicaranya yang bersahabat terdengar mengerikan
karena wajahnya yang tidak terlihat. Herman mengambil kunci mobil dan
rokoknya dengan kasar, dan segera pergi mencari mejanya sendiri.
Herman berjalan dari ujung ke ujung memeriksa setiap meja tapi tidak
satupun ada namanya disana, bahkan dua meja yang masih kosong itu pun
bertuliskan nama orang lain.

"Apa-apaan ini!!"

Suara gaduh di ruang makan terdengar sampai ke dapur, disini pun tidak
kalah ribut semua sangat sibuk menyiapkan hidangan pembuka bagi para
tamu. Lisanne tidak ingin lengah sedikitpun, karena kali ini mereka
tidak memasak untuk pelanggan, tapi untuk tamu yang mereka undang.
Diluar dugaan, pasukan bertopeng yang Rosy bawa mampu bekerja dengan
baik, tidak hanya cekatan dan ramah dalam mengantarkan hidangan, tapi
juga lihai dalam mengolah masakan. Tidak jarang Chef lalu memuji
mereka, walaupun harus memanggilnya sesuai dengan warna topeng karena
sampai detik ini tidak satupun yang tahu identitas mereka,

Mereka jarang bicara, hanya salah satu dari mereka yang aktif

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 435
berkomunikasi. Awalnya Lisanne pikir mereka sengaja diam untuk menjaga
karakter misteriusnya, tapi semakin lama tampak sekali kalau mereka
tidak mengerti bahasa Indonesia, Lisanne dan teman-temannya pun
kesulitan karena harus bicara menggunakan bahasa isyarat. Entah kenapa
hal ini membuat Lisanne Gundah, seolah-olah sesuatu yang buruk akan
terjadi malam ini.

09.30 WIB
APPETIZER

Waktu menunjukkan pukul sembilan tiga puluh malam, semua yang ada di
dapur pun paham bahwa ini adalah waktunya. Mereka menata semua menu di
nampan dan troli, lalu membawanya keluar dari dapur. Para undangan
tersenyum senang, dengan rasa kagum terpancar di wajah mereka. Bagi
mereka kehadiran para karyawan bertopeng menambah kesan mewah dan
klasiknya Hanggareksa. Tapi tidak bagi Herman Barnabas, pria itu masih
beridir di pintu Restoran dengan wajah geram karena tidak ada meja
baginya. Mencium lezatnya aroma hidangan pembuka, Herman tertarik
untuk mencicipinya, dia pun duduk di meja kosong sembari menunggu
dilayani.

"Persetan dengan papan nama!"

Gerutu Herman sambil membuang papan nama bertuliskan Zakaria yang ada
di mejanya.

Hampir semua meja sudah dilayani, tapi tidak satu karyawanpun yang
menghampiri meja Herman. Dia pun menarik tangan salah satu waitress,
tentu saja dia memilih yang tidak bertopeng.

"Hueeeiiii!!! Mana makanan saya! Hah? Kenapa mereka semua dilayani,


sementara saya tidak? Hah?"

Hardik Herman pada Luna.

"Ma..maaf Tuan, saya hanya mengantarkan sesuai dengan nama....."

Sahut upik ketakutan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 436
Aksi Herman mengundang perhatian tamu lainnya, dan sebelum suasana
menjadi tambah runyam, Herman pun melepaskan Luna seraya berkata
pelan...

"Kalau gitu, catat nama Saya! Herman Barnabas! Sampaikan pada


managermu kalau calon suaminya sudah diperlakukan tidak adil, CEPAT!"

Bentak Herman. Luna pun berlari ketakutan menuju dapur. Sementara


Herman kembali duduk dan mencoba tenang walaupun masih uring-uringan.

Akhirnya para undangan bisa menikmati hidangan pembuka dengan tenang.


Berbagai sup, risoles, ballotine dan tak lupa pula Salad dan canape
pun dihidangkan sebagai Cold Appetizer. Sebagian undangan yang tidak
familiar dengan masakan import lebih memilih pastel, bakwan dan
jajanan khas indonesia lainnya. Kepuasan para tamu terlihat jelas dari
ekspresi dan lahap nya mereka menyantap hidangan. Chef Lalu yang
mengintip dari balik pintu dapur pun tersenyum senang.

Ada saat dimana pelanggan merasa sangat puas dan meminta Sang koki
untuk menemuinya, pelanggan itu akan memberikan pujian, tip atau hanya
sekedar membantu mempromosikan namanya. Sayangnya ini bukanlah saat
yang Chef lalu tunggu, semua undangan memang tampak memuji kelezatan
masakannya, tapi tidak seorang pun bertanya siapa kokinya. Chef lalu
hanya bisa bersabar, masih ada kesempatan di menu utama.

Chef Lalu sudah bekerja bersama Lisanne selama tujuh tahun di restoran
ternama di ibu kota. Selama itu dia hanya menjadi asisten dan tidak
sekalipun diberi kesempatan untuk menunjukkan bakatnya. Pria yang
sudah memiliki seorang putri itu merantau jauh ke jawa untuk mengejar
ambisinya, dan saat Lisanne memintanya untuk menjadi Chef di restoran
kakaknya, Chef Lalu menerimanya dengan senang hati. Walaupun dia sadar
Gambir bukanlah kota besar, tapi di restoran kecil ini dia adalah
Chefnya. Dia punya banyak kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.

10.00 WIB
MAIN COURSE

Para tamu sudah selesai dengan hidangan pembukanya. Semua personel

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 437
dapur sudah siap siaga, karena begitu para waitress kembali dengan
trolinya, mereka harus segera menyiapkan hidangan utama. Bagi Lisanne
dan Chef Lalu pesta di Hanggareksa tidak ada apa-apanya, mereka berdua
sudah pernah terlibat dalam perayaan yang jauh lebih besar. Tapi kali
ini berbeda, kali ini mereka berdualah yang memegang kendali, Lisanne
dan Chef Lalu adalah ujung tombak Hanggareksa, tanpa mereka pastilah
Hanggareksa masih terpuruk dalam masa-masa suram.

KERJA YANG BAGUS

Tiba-tiba semua mata tertuju pada Rosemary yang sedang berdiri di


depan pintu penghubung dapur dan ruang tamu. Ada perasaan senang di
benak Lisanne dan yang lainnya, karena akhirnya sang owner mau
bergabung dengan mereka, tapi pakaian yang dikenakan rosy sama sekali
tidak pantas untuk sebuah pesta. Rosy masih setia dengan gaun hitam
dan rambut putihnya yang terurai, tidak ada make up kecuali bibir
hitamnya yang terlihat semakin pekat.

Di samping Rosy sudah berdiri tiga orang berjubah hitam dan bertopeng
sama seperti lainnya. Mereka membawa nampan dengan gelas berisi anggur
di atasnya. Mereka berdua menghampiri semua karyawan termasuk Lisanne,
Chef Lalu, Mai, Luna, Upik dan Maria, masing-masing disuguhi segelas
anggur sebagai simbol penghargaan Rosy terhadap kinerja karyawan
pilihannya.

"Bersulang untuk masa depan Hanggareksa, dan juga masa lalunya"

Lisanne dan yang lainnya mengangkat gelas anggur mereka lalu


meneguknya sebagai penghormatan terhadap Restoran yang sangat mereka
cintai. Sayangnya para karyawan bertopeng itu tidak mau melakukan hal
yang sama, entah mereka enggan membuka topengnya, atau karena mereka
bukan karyawan Hanggareksa, atau karena suatu hal yang tidak Lisanne
ketahui.

"Sekarang, mari kita selesaikan pesta ini!"

Ujar Rosemary..

SIAP!!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 438
Untuk kedua kalinya barisan troli keluar dari pintu dapur, kali ini
disambut oleh sorak sorai para tamu. Sepertinya kepuasan mereka
terhadap hidangan pembuka tadi membuat antusiasme mereka terhadap
hidangan utama semakin tinggi. Dan itu wajar! Bebek madu, stuffed
turkey, Lobster dan aneka sea food dapat dilihat dan dicium dari jauh.
Aroma lezatnya membuat Troli itu terasa berjalan sangat lambat, karena
para tamu sudah tidak sabar untuk menyantapnya, kecuali Barnabas.

Pria itu masih duduk dengan wajah murka karena sampai sekarang pun
hidangan pembukanya tak kunjung datang. Tapi kali ini nafsu makan
Herman sudah hilang, dia lebih tertarik memperhatikan keberadaan tiga
orang keluarga yang berpakaian sederhana, yang menurutnya tidak wajar
mengingat semua undangan adalah kaum elit. Tiga orang keluarga itu
duduk di meja yang berdekatan, masing-masing terdiri dari tiga sampai
empat orang, nampak sekali kalau mereka tidak terbiasa makan di
restoran karena menggunakan pisau dan garpu pun mereka masih kaku.

"Siapa sebenarnya orang-orang ini?"

Herman mulai merasa menjadi tamu tidak diundang, walaupun sebenarnya


dia memang tidak mendapat undangan. Herman datang karena merasa adalah
bagian dari Hanggareksa, tapi ternyata dia salah. Di restoran ini
hanya hermanlah yang bukan siapa-siapa. Pria berkalung emas itu
beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar melalui pintu samping
restoran.

Suasana di dapur mulai sedikit tenang, semua menggunakan sebaik


mungkin waktu yang ada untuk beristirahat dan membasuh muka. Lisanne
tidak mau bersantai, dia masih menyibukkan diri dengan hidangan
penutup. Beruntung karena ketekunannya itu Lisanne menemukan cacat
pada salah satu hidangan penutup itu, salah satu pancakenya rusak
akibat tumpahan sirup yang berlebihan.

"Aduuh! Yang seperti ini hanya akan membuat malu jika dihidangkan"

Gerutu Lisanne sambil membawa piring berisi pancake itu keluar.

Sebenarnya membuang-buang makanan bukanlah tindakan terpuji, tapi


pancake itu tidak akan tahan sampai pagi. Lisanne pergi keluar
restoran dan membuang pancake itu di tumpukan sampah yang belum sempat

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 439
masuk ke keranjang.

"Lisanne"

Lisanne terkejut dengan kehadiran Herman Barnabas.

"Kamu? Kenapa kamu kesini?"

Tanya Lisanne jengkel

"Oh ayolah... suami seorang manager sudah seharusnya datang walaupun


tanpa undangan"

Sahut Herman

"Kamu bukan suamiku!"

Timpal Lisanne

"Hahahaha.... yaaa.. yaaa, kita lihat saja apa sifat angkuhmu padaku
masih bertahan setelah malam pertama kita besok?"

Lisanne mulai naik pitam karena ucapan Herman dan berniat kembali ke
dalam, tapi Herman menahan langkahnya.

"Lisanne.... setelah hidangan utama selesai, alangkah baiknya kalau


kamu dan Yuanita segera pulang"

Ujar Herman.

"Kamu bercanda kan? Tidak mungkin aku meninggalkan teman-teman di


saat-saat seperti ini, lagipula siapa kamu? Berani sekali mengatur jam
pulangku!"

Nada bicara Lisanne semakin tinggi, dan itu disadarinya. Lisanne mulai
takut kalau Herman akan terbawa emosi, tapi ternyata...

"Maaf.... tapi entah kenapa firasatku tentang pesta ini tidak nyaman.
Dengar Lisanne, aku memang sering sekali bersikap kurang ajar dan
tidak bisa menjaga omongan, tapi niatku melamar mu itu tulus! Aku

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 440
peduli padamu dan Yuanita, jadi tolong.... segera pulang begitu
tugasmu selesai"

Kata-kata Herman barusan sedikit menyentuh hati Lisanne, tidak


disangka Seorang Barnabas bisa berbicara sopan pada wanita. Tapi itu
belum cukup untuk mengubah hati dan pendirian Lisanne. Wanita itu
menepis tangan Herman lalu pergi meninggalkannya sendiri di luar.

"Sialaaaaaaaan!"

Kepergian Lisanne sudah memancing amarah Herman, tidak ada lagi yang
bisa dia lakukan. Tidak ada lagi alasan dia berada di restoran, dia
pun mengambil korek dan akan segera pergi setelah menghabiskan
sebatang rokok.

Di dalam Restoran, Yuanita dan Rosyana sedang asyik bermain dengan


anak-anak para tamu, tapi melihat jam sudah hampir memasuki sepuluh
malam, Lisanne menyuruh kedua putri Hanggareksa itu untuk tidur.
Rosyana dan Yuanita pun menurut, mereka segera masuk ke dapur walaupun
dengan wajah manyun.

10.30 WIB
DESSERT

Kali ini Hanggareksa dipenuhi dengan aroma manis dari berbagai cake,
brownies dan aneka hidangan penutup lainnya. Sebagian tamu memilih
untuk makan sedikit, karena perut mereka sudah terisi penuh sejak
hidangan utama. Anak-anak mereka pun mulai lelah bermain, beberapa
diantaranya ada yang sudah tidur di pangkuan ibunya. Setengah sebelas
malam memang bukan waktu yang tepat untuk makan malam, tapi tidak satu
orang pun yang keberatan, bagi mereka apa yang Hanggareksa sajikan
benar-benar setara dengan restoran mewah di kota asal mereka.

Kehadiran Rosemary di tengah-tengah tamu membuat letih dan kantuk


mereka hilang. Sembari menikmati hidangan penutup, mereka mencuri
kesempatan untuk beramah tamah dengan sang pemilik restoran. Tidak
lupa pula Chef Lalu selaku koki di Hanggareksa diperkenalkan kepada
semua undangan. Berbagai pujian dan sanjungan diterima Chef Lalu,
bahkan salah seorang tamu merekomendasikannya untuk diliput dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 441
disiarkan di televisi.

Kesuksesan mereka tentu tidak lepas dari peran Lisanne dan karyawan
lainnya. Mereka semua berdiri berjejer di depan para undangan, dan
disambut dengan tepuk tangan meriah yang tidak pernah mereka terima
dari pelanggan sebelumnya. Suasana sesi hidangan penutup menjadi
semakin hangat, karena akhirnya Rosy mau berbaur dengan para tamu dan
sahabat lamanya. Beberapa diantara mereka heran dengan perubahan Rosy,
tapi tidak satupun berani bertanya dan menganggapnya sebagai faktor
penyakit.

Akhirnya..... pesta pun selesai. Tidak ada lagi yang bisa Hanggareksa
berikan selain kenang-kenangan tentang betapa berkualitasnya hidangan
dan pelayanan restoran kecil di jalan Kalimaya tersebut. Sebenarnya
Rosy berniat mengumumkan kabar pernikahan Lisanne dan Herman, tapi
Lisanne menolak, dia bahkan tidak ikut mengantarkan tamu pulang dan
memilih untuk mencari udara segar di luar. Lisanne menarik nafas
panjang, sembari bertanya

KEMANA HERMAN BARNABAS?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 442
Di sebuah jalan sepi jauh dari pusat kota gambir....

Lampu sein mobil masih menyala, kedap kedip di jalanan yang gelap.
Tapi mobil sedan itu sedang menepi, lalu seseorang keluar dari pintu
kemudi. Orang itu adalah Herman, dia tampak sedang tidak sehat.
Langkahnya terhuyung-huyung, kepalanya terasa pusing dan hampir rubuh.
Dia berpegangan pada sebuah pohon di pinggir jalan, berusaha
memuntahkan apapun yang sudah dia telan, dan ternyata yang keluar
adalah..

DARAH

"Ughhhheeeeek"

Dadanya terasa sesak, badannya pun mendadak demam, dan pendangnnya


mulai buram. Tidak ada yang salah dengan menu makan malamnya di rumah
tadi, lagipula kondisinya saat ini lebih parah dari sekedar sakit
magh. Sambil berpegangan pada mobil Herman berusaha meraih air minum
di kursi depan, dan disanalah dia melihat ada sesuatu yang janggal.

Rokoknya masih tergeletak di lantai mobil, akibat sifatnya yang memang


suka terburu-buru. Tapi anehnya... saat tangan kanan herman meraba
saku celana dan mengeluarkan isinya, herman terkejut bukan main.
Tangannya sedang memegang rokok yang sama dengan yang ada di mobil.

"Sebenarnya... rokok siapa ini?"

Tiba-tiba dia teringat karyawan bertopeng yang memberikan kunci


mobilnya, saat itu dia juga yang memberikan rokok itu padanya. Rokok
yang mulai dicurigainya sebagai penyebab kondisinya sekarang. Rasa
curiganya semakin kuat manakala dia teringat kata-kata Rosemary...

"Kalau sekali lagi kamu merokok di depanku, di rumahku, di restoranku,


kamu akan menyesalinya seumur hidup"

HUWEEEEEEEEEKK!!

Darah kental keluar dari mulut herman, kali ini jauh lebih banyak dari
sebelumnya. Seketika itu juga tubuhnya ambruk ke aspal, pandangan
matanya gelap perlahan, dan kalimat terakhir dari barnabas adalah...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 443
LISANNE, YUANITA.... SEGERA TINGGALKAN RESTORAN ITU!

Hanggareksa restaurant mulai sepi, mobil sedan hijau menjadi yang


terakhir meninggalkan area parkir, menyisakan dua mobil kijang dan
beberapa motor yang masih setia menunggu tuannya pulang. Berkurangnya
suara manusia membuat malam terasa lebih damai, Lisanne masih belum
beranjak dari tempatnya berdiri di luar restoran. Dia tidak lagi
bertanya kemana perginya Herman, justru dengan tidak adanya dia
Lisanne bisa sedikit bersantai.

Tiba-tiba pandangannya tertuju pada seekor anak kucing yang sedang


tidur di tumpukan sampah. Sebagai penyayang binatang, Lisanne tidak
tega melihat si kucing kecil yang kedinginan, dia pun beranjak bangun
dan menghampiri anak kucing tersebut. Barulah saat hendak
memindahkannya Lisanne menyadari satu hal bahwa anak kucing
tersebut...

SUDAH MATI

Alih-alih merasa Iba, Lisanne justru merasa takut tatkala melihat


Pancake yang dibuangnya hanya tersisa separuh dan sudah bercampur
dengan muntahan si anak kucing. Berbagai dugaan buruk memenuhi kepala
Lisanne, bersamaan dengan lampu restoran yang mati dan lilin merah
yang mulai dinyalakan. Lisanne pun kembali masuk ke restoran....

Di dalam ada beberapa tamu yang masih menempati empat meja, masing-
masing meja terdiri dari tiga sampai lima orang. Mereka adalah tamu
yang diundang rosy sebagai sepcial guest, tapi setelah melihat apa
yang terjadi pada kucing barusan Lisanne mulai menyadari maksud
sebenarnya dari pesta malam ini. Perempuan itu segera berlari ke
dapur...

KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHH

Teriakan Lisanne terdengar sangat histeris bahkan ke telinga para


undangan. Semua karena perempuan malang itu harus melihat Mai, Luna,
Maria dan Upik terkapar di lantai dapur dengan darah yang masih
mengalir dari mulut dan hidung mereka. Lisanne dengan sigap meraih
pisau dapur dan mengarahkannya pada para manusia bertopeng itu satu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 444
persatu...

"Siapa kalian sebenarnya? Apa mau kalian? Kenapa kalian melakukan ini
pada kami? Kenapaaaaaaaaa?"

Terlalu banyak pertanyaan dari mulut Lisanne yang tidak satupun


dijawab oleh mereka. Rosmary yang mendengar keributan tersebut segera
menyusul sang adik ke dapur.

"Ada apa ini? Kenapa kau berteriak adikku?"

Tanya rosemary seolah tidak tahu menahu dengan apa yang sudah terjadi.

"Jelaskan semuanya padaku kak! Apa tujuan sebenarnya dari pesta ini?"

Kali ini lisanne tidak segan-segan mengarahkan pisaunya pada Rosy, dan
itu membuat sang kakak amat sangat marah. Rosy mendekati adiknya
dengan langkah yang tenang tanpa sedikitpun rasa takut. Dia sangat
yakin Lisanne tidak akan sampai hati melukainya.

"Oh adikku sayang.... pisau ini sudah melukai perasaanku, sejak kecil
kamu tidak pernah mengangkat seujung jari pun padaku, jadi aku mohon
turunkan tanganmu! Kita bicarakan ini baik-baik, ya?"

Rayuan Rosy hampir saja meleset, karena bagi Lisanne yang ada di
hadapannya bukan lagi Rosemary yang dia kenal. Tapi Lisanne terlalu
lemah, dia tidak punya kekuatan untuk membela teman-temannya, termasuk
membela dirinya sendiri.

GRAB!

Tiba-tiba Rosy mencengkram tangan kanan Lisanne, cengkramannya sangat


kuat hingga pisau yang dipengangnya jatuh ke lantai.

"Nah... begitu donk, nurut sama kakak"

Ujar Rosy

"Kak.... aku mohon apapun alasan kakak memulai semua ini, ini bukanlah
jalan keluar kak. Aku mohon... masih ada kesempatan untuk menghentikan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 445
semuanya kak. Kakak tidak sendirian, Aku ada disini... Aku akan selalu
ada disini membantu kakak, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi"

Mata Lisanne berkaca-kaca, entah karena iba atau karena takut. Jauh di
lubuk hati Lisanne merasa, bahwa masih ada Rosemary yang dulu di dalam
diri kakaknya, walaupun hanya sedikit tapi Lisanne berharap kata-
katanya barusan dapat tersampaikan.

"Kamu benar.... Ini bukanlah jalan keluar, ini adalah jalan buntu yang
akan mengakhiri semuanya. Dan kamu salah besar kalau mengira masih ada
waktu untuk menghentikan semuanya, karena sebenarnya..... semua sudah
dimulai sejak hidangan pembuka. Dan untuk adikku tersayang.... kakak
punya sebuah kenang-kenangan"

STEK!

Rosemary menarik tangan kanan Lisanne dan menekannya tepat diatas


kompor yang menyala.

HYAAAAAAAAAGHHHGGGGHHHH

Lisanne mencoba berontak, dia menghentakkan kakinya, menggigit bibir


dan menarik tangannya tapi tenaga Lisanne tidak cukup kuat, terlebih
setelah dua orang anak buah Rosemary memeganginya.

PANAS..... LEPASKAN!! LEPASKAN KAK, LEPASKAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!

Kericuhan yang terjadi di dapur membuat para tamu panik. Mereka


berdiri dan melihat ke arah pintu dapur yang tertutup, masing-masing
saling berbisik tentang apa yang sedang terjadi. Sementara sisanya
mulai gelisah karena hampir tengah malam, Rosemari belum juga menemui
mereka.

"Hei kamu! Ada ribut-ribut apa di dapur? Kenapa Pemilik restoran belum
juga menemui kami? Ini sudah hampir jam dua belas malam!"

Seru Tuan Firdaus.

"Benar! Kami masih disini karena Pemilik restoran bilang ada sesuatu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 446
yang ingin dia bicarakan dengan kami!"

Timpal Pak Rangga yang mulai gelisah karena datang bersama istrinya
yang sedang hamil besar.

Protes yang sama juga dilayangkan oleh tamu undangan lainnya yang
merasa ini sudah terlalu malam, lagipula mereka datang kesini hanya
untuk makan gratis, mereka bahkan tidak tahu kenapa orang kampung
seperti mereka diundang juga, dan pastinya tidak ada alasan bagi sang
pemilik untuk menemui mereka.

"Ah! Persetan dengan Rosemary, ayo kita pergi!"

Ujar salah seorang tamu undangan bernama Pak Jamil, dia datang bersama
istri dan seorang anaknya. Jauh dari kampung hanya untuk menikmati
makan di restoran mewah walaupun hanya semalam. Usul pak jamil
disetujui oleh Tamu berikutnya yang juga berasal dari kalangan
menengah ke bawah dan sama sekali tidak ada relasi bisnis dengan
Hanggareksa,

Satu persatu tamu undangan meninggalkan kursi mereka, kecuali keluarga


Tuan Adni Andana yang masih bingung karena kehilangann Ibu dan dua
orang anaknya.

"Ma? Ibu sama anak-anak mana?"

Tanya Tuan Adni pada Istrinya

"Mama gak tahu pa! Tadi pamit cuci tangan, tapi sampai sekarang tidak
kembali lagi"

Sahut Istri tuan Adni.

Langkah kaki para tamu yang akan meninggalkan restoran terhenti,


karena tepat di depan pintu barisan orang berjubah hitam dan bertopeng
menghalangi para tamu untuk keluar.

"APA-APAAN INI? JANGAN MAIN-MAIN DENGAN KAMI!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 447
UGHEKKKK!

Tiba-tiba salah seorang tamu jatuh, kedua lutunya menyentuh lantai,


tangan kanannya memegangi kursi dan entah apa yang sudah terjadi,
kulitnya mendadak pucat, darah pun keluar dari hidung dan mulutnya.

HWAAAAAAAAAAAAA!!!

"Mas....kenapa mas?"

Istri pak jamil panik melihat kondisi suaminya yang tiba-tiba


mengerang kesakitan sembari memegang lehernya. Tamu yang lain pun
mulai ketakutan dan saling pandang satu sama lain. Keadaan Pak Jamil
semakin parah, kulitnya semakin putih pucat membuat anak dan istrinya
berteriak histeris.

Teriakan itu membuat tamu yang lain semakin beringas dan memaksa untuk
keluar. Mereka memukul, menendang bahkan melemparkan kursi ke arah
orang-orang bertopeng itu. Tapi... walaupun apa yang dilakukan para
tamu itu sangat menyakitinya, orang-orang bertopeng itu tetap berdiri
gagah menghalangi tamu-tamu rosemary untuk pergi.

"Keluarkan kami! apa yang sudah kalian lakukan pada kami?"

Teriak Tuan Firdaus

KRAK!!

Sebuah kursi melayang dan menghantam wajah salah satu orang bertopeng
itu, topinya retak dan terlepas sehingga tampak jelas wajah seorang
perempuan. Tahu bahwa lawannya hanyalah seorang wanita, para tamu
semakin beringas melakukan perlawanan, walaupun perlahan-lahan mereka
mulai menyadari sesuatu....

TUBUH MEREKA MULAI LEMAS

Satu persatu para tamu terkapar di lantai, mereka mengerang kesakitan


dengan kedua tangan memegangi lehernya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 448
UGHHHHHHH... UGHHHAAAAAAA

Disaat para tamu sedang berjuang menyelamatkan diri dari maut,


Rosemary keluar dari dapur disusul oleh orang bertopeng yang sejak
tadi selalu bersamanya. Rosemary tertawa gembira melihat keadaan para
tamu sepesialnya. Tidak hanya rosemary, empat orang bertopeng yang
berdiri disampingnya pun tertawa terbahak-bahak.

"Hadirin para tamu undangan yang terhormat....apakah kalian menikmati


hidangan terakhir kami? Apakah kalian menikmati nya? Oh ya! Kalian
adalah tamu pilihanku, tapi kenapa kalian duduk di lantai? Sini biar
aku ambilkan kursi"

BRUAKKK!!

Rosemary mengambil sebuah kursi lalu menghujamkannya ke kepala Pak


Jamil. Lelaki malang itu sama sekali tidak berteriak, walaupun darah
menyembur deras dari ubun-ubunnya. Apapun yang sudah diselipkan
rosemary ke dalam makananan mereka, sepertinya sudah membuat seluruh
badannya mati rasa.

"HIYAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAAH"

Rosemary tertawa seperti anak kecil yang baru saja membuka kado dari
ayahnya.

"Lihat! Lihat! Bahkan untuk membuka mulut saja dia tidak bisa!!"

Seru Rosemary pada keempat orang temannya yang tampak menikmati


pemandangan itu dari balik topeng mereka. Rosemary tahu bahwa waktu
para tamunya tidak banyak, mereka akan mati secara perlahan tapi
sebelum itu ada pesan yang harus disampaikan. Keempat orang teman
rosemary membuka topeng mereka secara bergantian.... dimulai dari si
topeng hitam...

"Mungkin.... jika abang menepati janji untuk menceraikan istri abang


dan bertanggung jawab atas kandunganku dulu, aku pasti bisa jadi istri
yang lebih baik buat bang jamil"

Ucap wanita dengan lesung pipi dan mata sipit sembari membuka topeng

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 449
hitamnya. Pak Jamil terperangah melihat wajah itu, dia adalah seorang
biduan desa yang pernah menjadi selingkuhannya dulu. Tapi situasi
mulai memburuk saat wanita bernama Mirah itu hamil. Tidak ingin
kedoknya terbongkar dan mengancam posisinya sebagai Sekcam, dia pun
mencampakkan sang biduan, bahkan menyewa orang untuk menyingkirkan
mirah.

Sekarang semua sudah terlambat, Pak jamil melihat mirah dengan mata
merahnya yang semakin buram. Sementara mirah puas dengan apa yang
sudah dicapainya malam ini.

"Om Adni..... bukankah om berjanji akan menikahiku setelah aku tamat


SMP? Tapi kenapa saat acara kelulusan Om malah menghilang? Bahkan Om
Adni dengan teganya menyebarkan foto-foto pribadiku pada orang tua,
hingga ayahku harus meninggal karena serangan jantung. Masih ingat
semua itu kan Om?"

Ujar Riyanti, seorang gadis remaja yang sejak tadi menyembunyikan


wajah manisnya di balik topeng kuning. Adni Andana mengangkat
tangannya, meminta pertolongan dari gadis itu, tubuhnya mati rasa, dan
tenggorokannya semakin panas sehingga untuk bersuara saja dia tidak
bisa.

JREBB!

Riyanti membenamkan ujung high heelsnya tepat ke mata Adni, cairan


merah kental muncrat mengotori kaki Riyanti, tapi dengan senyum
bahagia dia berkata...

"Aku sisain satu mata lagi buat om, agar bisa melihat betapa
bahagiannya aku saat ini Huhuhuhuhuhuhu"

Tiba giliran wanita bertopeng merah menampakkan wajahnya. Wajah yang


tidak asing bagi Tuan firdaus, dan tentu saja bagi Istrinya.

"Mbak.... sejak lahir mbak selalu lebih diperhatikan, itu karena mbak
lebih cantik, lebih pintar dan lebih segala-galanya dariku. Tapi
kenapa mbak menikahi Mas Firdaus? Bukankah mbak tahu kalau dia itu
kekasihku? Dan kamu mas daus... sekarang kamu bisa lihat kan siapa
yang lebih cantik? Safitri.... atau istri mas daus ini? Lihat mas.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 450
LIHAAAAAAAAAAAAAATTTT

BUK!

LIHAT MAS!!! JANGAN TUTUP MATAMU DULU BANGKAI! LIHATLAH WAJAH ISTRIMU
INI!

BUK! BAK!

Tanpa ampun safitri menginjak-injak wajah Ny. Belinda hingga tulang


pipinya remuk dan wajahnya tidak lagi bisa dikenali. Tuan
Firdaus tidak bisa lagi melihat dengan jelas apa yang sudah terjadi,
air matanya menetes dari mata yang terbuka lebar, walaupun
penglihatannya akan segera tertutup untuk selamanya.

Tibalah giliran wanita bertopeng hijau, yang tidak lain adalah Nisa,
sahabat dekat Rosemary. Ibu dua anak itu tampak sangat berbeda dengan
rambutnya yang terurai. Dia hanya menatap Rangga, mantan suaminya yang
sudah berselingkuh dengan perempuan lain. Sayangnya Rangga menikah
lagi dengan orang lain, bukan dengan selingkuhannya, hingga Nisa tidak
lagi bergairah untuk melampiaskan kemarahannya, terutama saat melihat
istri rangga sedang hamil tua.

"Cukup melihatnya menderita, aku sudah puas! Aku tidak perlu banyak
bicara lagi"

Ujar Nisa.....

Hanya satu orang tersisa, dia adalah wanita bertopeng putih yang masih
enggan menunjukkan wajahnya karena orang yang ditunggu-tunggu, tidak
kunjung datang.

"Tenang saja..... walaupun dia tidak datang, aku akan pastikan ini
adalah malam terakhirnya"

Ujar Rosy menghibur wanita bertopeng putih itu.

"Baiklah pembukaan selesai, tapi pertunjukan sebenarnya baru saja


dimulai. Kalian lihat botol kecil ini? Ini adalah penawar racun yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 451
sedang menggerogoti tubuh kalian, karena aku wanita baik-baik maka
akan aku berikan dengan cuma-cuma. Sayangnya hanya ada satu botol, dan
untuk mendapatkannya....

KALIAN HARUS BERLOMBA DENGAN SESAMA, DAN BERLOMBA DENGAN WAKTU

Rosemary meletakkan botol penawar racun itu di atas jam antik yang ada
di samping meja kasir. Saat itu waktu menunjukkan pukul 11.56 WIB. Dan
dengan penuh antusias Rosemary berkata...

"Siapa cepat, dia dapat! Dan.... kalian cuma punya sedikit waktu,
karena saat denting jam ini berbunyi....

RACUN ITU AKAN MENYEBAR DENGAN SEMPURNA KE SELURUH TUBUH KALIAN

BERSEDIA.....

SIAP....

MULAI!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 452
MAKAN MALAM TERAKHIR (PART 3)
Berat.... kepala ini terasa berat sekali, tapi kenapa tidak sedikitpun
terasa sakit? Kepala ini baik-baik saja, hanya pergelangan tangan
kananku yang terasa perih, selebihnya tubuh ini terasa dingin.
Sebenarnya....

DIMANA AKU?

Lisanne tersadar dari pingsannya, pipinya terasa dingin karena keramik


di lantai dapur. Kepalanya masih kosong, tapi rasa perih di tangannya
membantu Lisanne untuk sadar lebih cepat. Perempuan itu mengerti apa
yang sudah terjadi, dia pun mengingat dengan jelas peristiwa sadis
yang sudah merenggut nyawa keempat karyawannya, yang tidak dia
mengerti adalah...

KEMANA CHEF LALU?

Untuk saat ini prioritas utama Lisanne bukan lagi karyawannya, bukan
pula kakaknya, tapi yang pertama kali terbesit di benak Lisanne adalah
Yuanita dan Royana. Dari dalam dapur dapat Lisanne dengar betapa
gaduhnya suara di luar, erangan dan tawa manusia mengalun bersahut-
sahutan. Tapi Lisanne tidak lagi peduli, selagi siumannya tidak
disadari oleh Rosemary, dia berlari menuju lantai dua.

"Apapun yang terjadi, kedua anak itu harus pergi dari sini"

Tegas Lisanne dalam hati.

KREK

Lisanne membuka pintu kamar, nampak jelas kedua putri kecil itu sudah
tertidur pulas, sayangnya dia harus memaksa mereka bangun. Lisanne
menggoyang-goyangkan tubuh Rosyana dan Yuanita sembari sesekali
melihat ke arah pintu, karena khawatir seseorang menyadari
kepergiannya. Kedua anak kecil itu menggeliat dan berusaha menelan
sisa kantuknya, beruntungnya mereka masih dalam kondisi setengah sadar
jadi Lisanne tidak perlu mencari penjelasan tentang apa yang sedang
terjadi.

Selagi Yuanita sibuk mencari sendalnya, dan Rosyana yang masih berdiri

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 453
memeluk bantal gulingnya, Lisanne mengambil secarik kertas dan pena.
Dia menuliskan alamat mantan suaminya karena kesanalah kedua gadis
mungil itu akan pergi. Lisanne tahu itu bukanlah pilihan terbaik, tapi
itu satu-satunya pilihan yang tidak buruk, karena mengirim mereka
berdua ke rumah keluarga besarnya sama saja mengirimnya kembali ke
neraka.

Tapi perih... tangan kanannya terasa perih sekali, setiap goresan pena
terasa menyayat otot tangan, tapi Lisanne bertahan demi sebuah
pengorbanan. Belum selesai dengan tulisannya, tiba-tiba bintik-bintik
merah muncul di kertas Lisanne. Bintik merah yang berasal dari cairan
kental yang saat ini menetes di hidung Lisanne. Lisanne tahu sesuatu
yang buruk sedang terjadi di dalam tubuhnya, tapi selama tubuh itu
masih dalam kendalinya, dia tetap melanjutkan walaupun darah mewarnai
hampir setiap huruf yang dia tulis.

Lisanne menggendong Nita dan Yana lalu membawanya turun. Segera


setelah dia memastikan tidak ada seorang pun yang melihat, Lisanne
membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang selama ini dia simpan.
Tidak ada siapapun di luar, semua anak buah rosy lebih fokus berjaga
di halaman restoran dan bagi Lisanne ini adalah kesempatan. Dia
membawa Nita dan Yana yang masih ngantuk dan bingung ke pinggir jalan
sambil berharap ada taksi yang lewat.

Sayangnya.... ini sudah tengah malam, satu-satunya kendaraan yang


lewat hanyalah sebuah truk...

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

Sejengkal kiranya truk itu nyaris menabrak Lisanne, wajar kalau sang
sopir marah dan memaki-makinya. Tapi Lisanne memilih untuk tidak
menanggapi, dia tidak ingin memancing keributan di jalan yang hanya
berjarak beberapa meter dari restoran. Sopir truk itu membuka pintu
dengan niatan memarahi Lisanne, tapi Lisanne mendahuluinya
bicaranya...

"Pak tolong kami, bawa kami pergi dari sini!"

Pinta Lisanne dengan nada bicara yang panik

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 454
"Ibu pikir ini taksi apa? Lagipula apa yang Ibu lakukan barusan sudah
kelewat gila! Saya tidak mau ikut campur urusan ibu, kalau ibu butuh
kendaraan silahkan tunggu bus atau angkutan umum lewat"

Bentak sopir truk. Lisanne tidak menghiraukannya dia menaikkan Yuanita


dan Rosyana ke dalam truk walaupun sempat dihalangi oleh sopirnya.

"Eeeeeh eh eh... apa-apaan Ibu ini!"

Lagi-lagi si sopir membentak Lisanne seraya menarik tangannya yang


sedang berusaha menaikkan Rosyana. Saat rosyana dan Yuanita sudah
duduk dengan benar, Lisanne mengambil dompet di sakunya dan
memberikannya pada sopir truk itu, seraya membisikkan sesuatu. Rasa
kantuk Yana dan Nita sudah hilang sejak melihat Lisanne melompat ke
tengah jalan untuk mengehentikan truk tersebut, kedua anak lugu itu
memandangi Lisanne yang sedang berdebat dengan sopir truk tanpa tahu
apa yang sedang terjadi, hingga akhirnya..

BRAK!

Pintu truk tertutup rapat, sang sopir pun mulai menghidupkan mesin,
dan dua orang bocah pun mulai menangis. Mereka tidak tahu ada apa
dengan malam ini, yang mereka tahu hanyalah Lisanne masih berada di
luar truk.

TOK TOK TOK

"Maaaaa maaaa..... mamaaaa nita gak mau pergi maa"

"Tante... ayo cepet masuk tante.... mobilnya mau berangkat"

"Om buka pintunya Om, mama mau masuk...."

"Yana mau keluar aja Om, buka pintunya Om"

Lisanne memandangi Anak dan Ponakannya yang menangis meronta-ronta


memukul kaca jendela. Semakin lama dia melihat keduanya, semakin sakit
hatinya terasa. Lisanne membuang muka, melihat sopir truk itu dan
menganggukkan kepala sebagai Isyarat bahwa dia merestui keberangkatan
truk itu.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 455
Mobil besar itu melaju perlahan, membawa Yuanita dan Rosyana semakin
jauh dari pandangan. Sedangkan Lisanne... dia bergegas kembali ke
dalam, mengunci pintu dan menangis histeris. Lisanne hanya mampu
menahan suaranya, tapi air matanya mengalir deras dan menetes di
lantai. Dia hanya berharap kedua bidadari kecilnya selamat sampai
tujuan, walaupun bimbang karena harus mempercayakan nasib mereka pada
seorang supir yang sama sekali tidak dikenalinya.

Tangis dan kegelisahan Lisanne berhenti seketika, karena saat ini


tubuhnya terasa sangat lemas. Tangannya yang sedari tadi menutup
wajah, kini berganti memegangi lehernya. Panas, perih, tenggorokan
Lisanne serasa menelan bara yang panasnya terasa ke seluruh tubuh.
Tiba-tiba dia merasakan mual yang luar biasa....

HUEEEEEEEEK!!

Dan seperti para tamu di restoran, darah segar keluar dari mulutnya.
Lisanne menyesali kebodohannya, andai saja dia tahu seberapa buruknya
perubahan rosy, andai dia tahu maksud terselubung dari pesta ini,
andai dia tahu bahwa anggur yang diteguknya tidak lebih dari sebuah
racun, pasti lah semua tragedi ini bisa dihindari. Tapi menyesal
bukanlah jalan keluar, ada sesuatu yang harus dia selesaikan dan
itulah alasannya dia memilih untuk tinggal.

Disaat yang bersamaan...

Rosy sedang asyik menikmati pertunjukan seru yang dia buat sendiri.
Dia dan kelima temannya duduk di kursi dan saling bertaruh siapa yang
akan memenangkan kompetisi. Para tamu undangan sama sekali tidak
menyangka bahwa malam ini bukanlah pesta mereka, ini adalah pesta Rosy
dan teman-temannya, sedangkan para tamu hanyalah peserta, hanya bagian
kecil dari pertunjukan. Mereka merangkak, menarik tubuh kaku mereka
dengan tangan yang sudah mulai lemas. Sebagaian sudah kehilangan
kesadaran, sebagian lain masih melata seperti ular yang sedang berburu
mangsa.

Mereka tidak lagi peduli pada sesama, pun tidak menghiraukan istri dan
anak-anaknya. Bocah malang itu terbujur kaku di bawah meja, sedangkan
istri adni andana sudah meregang nyawa dan belum sempat beranjak dari

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 456
tempat duduknya. Mati lebih dulu bukanlah keberuntungan, karena
sekarang orang-orang bertopeng itu membawa jasad istri Adni ke lantai,
ada sesuatu yang mereka inginkan, sesuatu yang harus mereka keluarkan,
karena sudah enam bulan berada di janin wanita yang malang.

"Oh ayolah.... hanya segitu saja usaha kalian untuk bertahan hidup?
Tidakkah kalian lihat waktu yang tersisa hanya satu menit lagi?"

Teriak Safitri.

"Mungkin sedikit pelicin bisa membuat mereka bergerak lebih cepat"

Ujar Ro sambil menyiramkan anggur ke lantai, membuat para tamu semakin


susah bergerak karena licin. Jarak Tuan Firdaus dan Pak Jamil sudah
lima jengkal menuju jam antik itu, sementara sisanya masih menggelepar
di tempat, ada yang sudah lemas dan hanya bisa menggerakkan jari
telunjukknya saja, bahkan ada yang lebih dulu sampai ke alam baka.
Tubuh mereka berlumur darah dan berbau menyengat karena harus menyapu
muntahannya sendiri, sementara pemandangan menyedihkan itu hanya
dianggap hiburan oleh rosy dan kawan-kawan.

Antusiasme mereka semakin tinggi manakala melihat Tuan Firdaus


memegangi pergelangan kaki Pak Jamil, menahannya untuk maju lebih jauh
lagi. Sementara Pak Jamil sudah berada tepat di depan jam itu tapi
percuma karena tidak ada tenaga untuk berdiri. Riyanti meneriaki
keduanya, persis seperti seorang manusia berteriak pada ayam
jagoannya.

BYUUUUUR

Mirah menumpahkan segelas air di wajah Pak Jamil, membuat lelaki


berjenggot panjang itu semakin sulit bernafas. Tapi dinginnya air
sedikit mengembalikan semangatnya, hingga dengan sisa-sisa tenaga Pak
Jamil mencoba menganggakat tubuhnya.

"Woooooooow lihat-lihat.. kambing nya mirah mulai berdiri"

Seru Safitri

"Aahahahahahaha kambingnya jadi lebih semangat setelah dimandikan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 457
Timpal Riyanti

Perjuangan Pak Jamil untuk bertahan hidup tidaklah mudah, selain


melawan tubuhnya sendiri, dia juga harus melawan Tuan Firdaus yang
secara ajaib bangkit dan menahan tubuh Pak Jamil. Sorak sorai para
penonton semakin meriah, karena pemandangan sadis ini semakin seru di
mata mereka.

"Ayo mas Daus! Jangan mau kalah sama si kambing!"

Teriak Riyanti

"Bang Jamil! Bang Jamil! Bang Jamil!"

Sorak Mirah.

Pak Jamil berhasil meraih botol kecil berisi penawar itu, kesempatan
untuk bertahan hidup sudah semakin nyata

TENG...... TENG...... TENG..... TENG..... TENG....

BRUK!

Dan jam tua itu pun berbunyi.... bersamaan dengan dua tubuh yang
ambruk ke lantai. Kedua pria itu menggelepar hingga akhirnya maut
menjemput mereka. Para penonton terdiam sejenak...

"Yaaaaaaaaah mati semua deh...."

Gerutu mereka hampir bersamaan. Pertunjukan hampir selesai, hanya Nisa


yang sejak tadi diam menyaksikan tanpa sekalipun bersorak-sorai.
Sepertinya apa yang mereka lakukan terlalu sadis bahkan untuk sebuah
balas dendam. Wanita bertopeng putih pun tampaknya kurang tertarik,
sejak tadi dia hanya duduk diam di meja kasir, kecewa karena orang
yang ditunggu-tunggu tidak jadi datang. Rosemary pun mengerti, dia
menghampiri si topeng putih dan berkata..

"Kamu tidak perlu khawatir Yulia, malam ini adalah malam terakhir
mereka. Tidak akan ada yang bisa melindungi mereka, tidak disini...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 458
tidak juga di rumah sendiri"

Yulia... wanita di balik topeng putih itu mengangguk. Dia percaya


sepenuhnya pada Rosemary bahwa dendamnya pasti terbalas.

Tiba-tiba seseorang bertopeng perak keluar dari dapur dan menghampiri


rosemary. Orang itu tingi sekali, bahkan diantara semua yang bertopeng
dialah yang paling tinggi dan kekar. Orang itu membisikkan sesuatu
yang membuat Rosemary panik. Segera dia beranjak dari tempat duduknya
dan pergi bersama Si topeng perak. Sebelum pergi Rosemary berkata...

"Sisanya aku serahkan pada kalian semua wahai saudariku, Ada sesuatu
yang harus aku selesaikan"

Ucap rosemary sebelum kemudian hilang di balik pintu dapur.

Denting jam tua itu masih terdengar, bahkan jelas sekali dari ruang
tamu dimana Lisanne berada. Kondisinya semakin memburuk, walaupun
secara ajaib reaksi racun di dalam tubuhnya jauh lebih lambat. Mungkin
karena anggur yang diminumnya hanya sedikit, Lisanne selalu
menghindari alkohol saat sedang bekerja. Perempuan berambut coklat itu
berpegangan pada kursi, mencoba berdiri dengan kaki lemahnya. Sejak
tadi dia menahan muntah, karena semakin banyak darah yang keluar
semakin lemas badannya.

Ini adalah pilihannya sendiri, dia tahu usianya tidak akan lama lagi
jadi dia memilih tempat yang tepat untuk mati. Lisanne tidak ingin
saat dirinya sekarat dan mati mengerikan, kedua anak itu ada di
hadapannya. Kesedihannya yang paling mendalam bukanlah karena maut
yang semakin dekat, tapi karena disaat-saat terkahirnya barusan dia
bahkan tidak sempat memeluk dan mencium anaknya.

"Adikku?"

Tiba-tiba Rosy datang, bersama seseorang bertopeng perak. Rosy berlari


menghampiri Lisanne yang semakin pucat, bahkan bibirnya pun ikut
memutih. Rosy memeluk sang adik, pelukan erat dari seorang kakak yang
tidak rela kehilangan adik satu-satunya. Tentu saja itu tidak bisa
menghapus fakta bahwa Rosy lah penyebab semua ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 459
"Lisanne..... kuatkan dirimu adikku, aku mohon jangan mati dulu. Ada
sesuatu yang ingin kakak tunjukkan padamu, barulah setelah itu..."

KAMU BOLEH MATI DENGAN CARA YANG KAMU MAU!

KREK!

Suara denting jam semakin keras terdengar, menggema hingga ke ruang


tamu. Semua terjadi ketika Rosy membuka pintu kamar bawah, membawa
Lisanne ke sebuah ruangan yang pernah jadi kamarnya. Tapi apa yang
Lisanne lihat sungguh di luar dugaan... Sampai disini Lisanne berharap
agar dirinya mati tertabrak truk, kembali ke rumah ini adalah pilihan
yang buruk lebih buruk dari mati.

Kursi kayu itu masih bergerak-gerak... jam tua yang ada di sampingnya
pun masih berdenting, tapi seseorang yang sedang duduk di kursi itu
tampaknya sudah tidak bernafas lagi. Keadaannya jauh lebih menyedihkan
dari Lisanne, bahkan hanya dengan melihatnya saja Lisanne bisa
merasakan pedihnya siksaan yang dilalui. Ya! Orang itu adalah...

WIDIANTO HERMAWAN

Suami Rosy itu kini duduk telanjang dengan rambut yang berserakan di
lantai, bukan karena digunting tapi karena dicabut layaknya mencabut
bulu ayam. Semua kuku di tangan dan kakinya terkelupas, dan walaupun
widi tewas dengan mulut terbuka, tidak satu gigi pun yang bisa Lisanne
lihat. Tubuhnya memutih bahkan lebih dari sekedar pucat, sepertinya
widi sudah meninggal sebelum pesta dimulai.

Bibir Lisanne bergetar hebat, tidak kuasa lagi menahan teriakannya....

KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
UHUGHHHH...... UHUGH.......

Untuk sesaat Lisanne lupa, berteriak hanya akan mempersingkat


waktunya. Dia pun menelan kembali darah yang hampir tumpah dari
mulutnya. Dengan suara serak di berkata....

"Kenapa kak? Perlukah bertindak sejauh ini? Iblis apa yang sudah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 460
merasuki pikiran kakak? Semua kejahatan ini tidak mungkin muncul dari
pikiran orang normal. Aku tahu Mas Widi memang salah, tapi dia adalah
ayah dari Rosyana... tidakkah kakak berpikir betapa terpukulnya
Rosyana ketika tahu ayahnya diperlakukan seperti ini?"

DIAAAAAAAAAAM!!!!! PEREMPUAN JALANG SEPERTIMU TIDAK PANTAS


MENASEHATIKU!

Si topeng perak melepaskan Lisanne yang sejak tadi dipapahnya hingga


terjungkal. Lalu Rosy pun menghampirinya, dia mengangkat wajah Lisanne
dan tepat di depan adiknya Lisanne memulai ceramah tengah malamnya.

"Penghianat.... tidak ada meja makan bagi seorang penghianat! Katakan


padaku wahai adik, siapa ayah kandung yuanita? Siapa lelaki yang sudah
membuahi rahim perempuan bejat sepertimu? Sudah lama aku tertipu oleh
sandiwaramu, berpura-pura menderita, berpura-pura menjadi korban hanya
demi mendapat pertolongan. Sakit hati ku ketika semua terbongkar bahwa
aku sudah menolong orang yang salah! Pembohong! Penghianat! Kamu yang
berselingkuh.... kamu campakkan suamimu demi lelaki lain! Lalu kamu
bawa tidur di ranjang yang sama, tapi kamu tebarkan berita berbeda
pada semua orang, termasuk pada kakakmu sendiri!"

"BOHONG!! AKU TIDAK PERNAH MELAKUKAN ITU!!"

KAMU YANG PEMBOHONG!!

Teriakan Rosemary jauh lebih keras dari suara Lisanne, ditambah lagi
semua itu terdengar tepat ketika denting jam tua di ruangan itu
berhenti. Mata Lisanne yang mulai merah kini basah oleh air mata....
belum sempat dia menyekanya, Rosemary kembali bicara....

"Berhenti... membohongiku! Ya! Berhenti membohongiku... akui semua


kesalahanmu, maka atas restu ibu Aku akan memberimu ampunan.
Bersujudlah, memohon ampunlah di kaki suamimu wahai adikku..."

Tiba-tiba sosok tinggi kekar dibalik topeng perak itu menampakkan


wajahnya, wajah yang sangat Lisanne kenal, wajah suami yang sudah lama
tidak dilihatnya. Bukannya terkejut, Lisanne malah memejamkan mata dan
tertawa pelan...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 461
"Hihihihihihihihi uhuk! uhuk! menjijikkan sekali kamu mas, untuk balas
dendam pada seorang wanita saja kamu tidak bisa melakukannya sendiri,
dan memilih menjadi bagian dari kumpulan psikopat ini? Hihihihihi
benar-benar humor yang sangat lucu bahkan untuk orang yang hampir
mati"

"Berhenti bicara! Atau aku akan mempercepat kematianmu!"

Hardik suami Lisanne

"Silahkan! Lelaki payah sepertimu bahkan tidak bisa membunuh seekor


nyamuk. Dengarkan baik-baik, aku akan segera mati tapi aku yakin kakak
pasti akan merindukanku, sama seperti kakak merindukan Rosyana. Ya!
Kakak akan sangat merindukan Rosyana......."

Ujar Lisanne.

Rosy membelalakkan matanya, bibir hitamnya bergetar menahan amarah.


Dia menjambak rambut coklat Lisanne dan berteriak..

"DIMANA ANAKKU?? DIMANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA???"

CUIH!

Wajah Rosemary basah oleh ludah bercampur darah dari mulut Lisanne.
Rosy melepaskan Lisanne, reaksi yang sangat tenang untuk seseorang
yang baru saja diludahi wajahnya.

"Tinggalkan kami berdua, temui yang lain dan katakan pada mereka bahwa
pesta telah selesai"

Ujar Rosemary pada Suami Lisanne. Pria tinggi itu pun pergi dan
menutup pintu kamar. Tapi itu tidak menghalangi suara teriakan yang
terdengar kemudian...

DIMANA ROSYANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Rosemary benar.... pesta telah selesai, dan ini sudah waktunya pulang.
Tentu saja bersih-bersih adalah ugas tuan rumah, semua tamu pulang
meninggalkan sampah. Para wanita bertopeng itu pun pergi, tidak ada

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 462
yang tahu identitasnya, darimana mereka datang dan kemana mereka
pulang. Bahkan pasukan sakit hati yang dikumpulkan Rosy pun tidak lagi
terlihat, Hanggareksa sunyi senyap tirai sudah tertutup dan pesta
sudah berakhir.

05.00 WIB

Rosy sangat mencintai widi.... dia adalah pria yang sudah memberikan
banyak perubahan dalam hidupnya. Demi Widi dia rela meninggalkan nama
Anggraini, tapi setelah semua yang terjadi... Rosy menyadari satu hal
bahwa dia tidak pernah bisa berhenti, dia tidak akan bisa meninggalkan
nama besar keluarganya. Darah leluhur mengalir dalam darahnya, darah
seorang pembunuh, darah seorang pemuja iblis.

Dan disaat-saat terakhirnya.... Rosy mencium dan melumat bibir


suaminya yang mulai sedikit membusuk. Dia pun memeluk widi erat
sembari terlentang di lantai kamar, tidak peduli darah, muntah, dan
rambut yang melekat di punggungnya. Rosy justru semakin larut dalam
suasana, dia memejamkan mata mendekap erat widi di atas dadanya.

"Aku selalu mengagumi tubuhmu mas, wanginya, hangatnya, semuanya. Tapi


melihat dadamu sekarang... aku selalu teringat dengan bekas merah itu,
kenapa kamu biarkan wanita lain menodai tubuhmu mas? Kamu tahu kan aku
benci itu, dan aku tidak pernah lupa apa yang aku benci"

PLAK!

"Kamu juga pernah menamparku seperti itu, tentu saja aku masih ingat
dengan jelas bagaimana rasanya, sakit... "

SAKIT SEKALI!

Rosy bangkit dari tidurnya, tangannya masih memeluk erat Widi, tapi
tiba-tiba...

BRUAK!! BRUAK!! BRUAK!!

Rosy menghantamkan kepala widi pada jam tua di samping kursi kayu,
hingga kulit pucatnya mengelupas.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 463
"Aku... juga tidak akan lupa sakit di kening ini ketika kamu
mendorongku jatuh mas. Tapi biarlah semua jadi kenanangan indah...
karena sekarang kamu sudah aku maafkan"

Ucap Rosy seraya melepaskan widi yang sejak tadi didekapnya. Kepala
widi jatuh ke lantai, tepat di samping mayat Lisanne.

SEMENTARA TUBUHNYA MASIH DUDUK DI KURSI KAYU.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 464
MIDNIGHT RESTAURANT

Setiap langkah Rosy terasa lengket, setiap hela nafasnya tercium bau
amis. Sejak keluar meninggalkan kamar bawah, melihat dapur yang
berubah jadi pemakaman, kemudian ruang makan yang berubah jadi lautan
darah. Melangkahi mayat mereka dengan senyum kemenangan, adalah
kenikmatan yang tiada tara bagi Rosemary. Terus begitu hingga dia
sampai di depan pintu restoran.

Rosy membuka tirai merah Hanggareksa, membiarkan cahaya pertama di


pagi ini menerangi sisa-sisa pesta besarnya. Rosy merentangkan kedua
tangannya, menyambut datangnya matahari menyinari rambut putihnya yang
terasa lengket karena darah. Dia tersenyum bahagia karena pestanya
berjalan lancar, dan kerja kerasnya semalam membuatnya merasa lapar.

Para tamu sudah menikmati makan malam terakhirnya, dan kini waktunya
bagi Rosemary untuk sarapan. Dia mengambil sisa makanan yang ada di
meja tamu, dan melahapnya habis tanpa peduli bahwa roti yang
dikunyahnya sudah berlumur darah dan muntah. Rosy merebahkan badannya
tepat di depan pintu masuk.... cahaya terang menyinari tubuhnya,
sementara kegelapan masih menyelimuti sebagian besar restoran.

KREK!!! KREK!!! KREK!!! KREK!!!

Sebuah suara goresen terdengar di restoran naas itu, jelas sekali


karena suasana restoran memang sudah sepi. Suara itu berasal dari
sebuah lemari kayu di lorong menuju ke gudang Hanggareksa. Lemari yang
cukup besar itu terbuka perlahan, lalu muncullah seseorang dari dalam.
Orang berpakaian serba putih yang ternyata adalah chef lalu.

Wajahnya tampak sangat ketakutan, lingkaran hitam di matanya adalah


tanda bahwa dia tidak tidur semalam. Chef lalu berjalan mengendap-
endap menuju gudang, berharap perjuangannya semalam tidak sia-sia.
Sayangnya saat pintu gudang dibukanya, Chef lalu harus melihat nenek
dan cucunya yang sudah tewas karena keracunan....

"Siaaaaaaaaallll!!! Sia-sia aku menyembunyikan mereka disini, nenek


dan anak ini pasti sudah lebih dulu memakan hidangan mereka. Kalau
saja saat itu...."

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 465
KALAU SAJA SAAT ITU AKU LEBIH CEPAT MENYADARINYA

"Apa maksud kamu aku tidak boleh mencicipi masakanku sendiri? Sebagai
chef aku berhak tahu rasa akhir dari masakan ini sebelum disajikan
pada tamu!"

Protes Chef Lalu pada salah satu karyawan bertopeng yang tiba-tiba
saja menahan tangannya ketika hendak mencicipi hidangan pembuka.

"Masakan itu sudah sempurna, kamu bisa mencicipi yang lain, tapi tidak
untuk yang satu itu"

Saat itu semua sedang sibuk, tidak ada waktu untuk berdebat jadi Chef
Lalu mengalah. Tidak ada rasa curiga sedikitpun di benaknya, kecuali
saat dia melihat dengan mata kepala sendiri, orang-orang bertopeng itu
membubuhi masakannya dengan sesuatu. Chef lalu semakin yakin manakala
anak buahnya mulai mengeluh pusing dan lemas setelah meneguk anggur
pemberian Rosemary. Beruntung saat itu Chef lalu tidak meminumnya,
Alkohol adalah sesuatu yang haram baginya.

Hidangan penutup pun berakhir, Chef lalu tahu ini adalah puncaknya.
Diam-diam dia keluar dari dapur berniat memberitahu semua pada
Lisanne, sayangnya Lisanne tidak ada di ruang makan, tidak juga di
gudang. Dia tidak bisa menyelamatkan semua orang ini sendiri, tidak
tanpa bantuan Lisanne. Akhirnya dia bertemu dengan seorang nenek dan
cucunya yang sedang bingung mencari kamar mandi.

"Maaf mas, toiletnya dimana ya?"

Tanya si nenek.

Chef lalu tidak bisa membayangkan jika apa yang dicurigainya adalah
benar, pasti nenek dan anak ini akan jadi korban. Akhirnya dia pun
menawarkan diri untuk mengantarkan tamunya ke kamar mandi. Chef lalu
membukakan pintu dan mempersilahkan nenek dan cucunya masuk ke dalam
ruangan gelap yang ternyata adalah gudang, lalu tanpa basa-basi lagi
Chef lalu segera menguncinya.

Teriakan anak kecil itu tidak terdengar jelas ke ruang makan, terlebih

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 466
keadaan disana sedang gaduh karena suatu alasan. Chef lalu mengintip
dari pintu lorong, dan melihat para tamu yang sedang baku hantam
dengan para karyawan bertopeng tepat di depan pintu masuk. Dari situ
dia tahu bahwa keadaan sudah semakin buruk. Belum lagi saat ini para
tamu sudah menunjukkan tanda-tanda keracunan, chef lalu pun tidak
punya pilihan lain selain mencari jalan keluar.

Sayangnya dia tidak punya banyak waktu, karena saat ini dua orang
bertopeng sedang berjalan ke arahnya. Sepertinya mereka mulai
menyadari hilangnya Chef Lalu. Tanpa berpikir panjang Chef lalu pun
bersembunyi di lemari besar tempat menyimpan peralatan kebersihan yang
kebetulan kosong karena semuanya sedang digunakan untuk persiapan
pesta. Tepat saat chef lalu menutup pintu lemari, orang bertopeng itu
datang, mereka segera menuju ke gudang yang entah kenapa tidak
terdengar lagi suara anak dan nenek itu. Beruntung kedua orang itu
tidak memiliki kuncinya, hingga mereka berdua kembali meninggalkan
lorong.

Itu adalah pilihan terbaik chef lalu, lemari itu sudah berhasil
menyelamatkan nyawanya setidaknya...

SAMPAI PAGI DATANG

"HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Chef Lalu berteriak histeris, apa yang dilihatnya di ruang makan


hampir saja membuat sang koki menjadi gila. Perutnya terasa mual,
karena hidung chef lalu terbiasa mencium aroma masakan saat ini justru
harus mencium amisnya darah. Dia pun segera berlari ke pintu samping
Hanggareksa dan sayangnya...

TERKUNCI

Dia pun memperhatikan pintu utama yang saat ini tirainya terbuka.
Pintu itu adalah satu-satunya sumber cahaya saat ini, dia pun segera
berlari kesana tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya. Tubuh
rosemary tergeletak tepat di depan pintu, membuat Chef lalu semakin
bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dari balik pintu kaca
itu Chef lalu dapat melihat dengan jelas..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 467
POLISI SUDAH MENGEPUNG RESTORAN

"KOKI RESTORAN HANGGAREKSA,ANDA KAMI TAHAN ATAS TUDUHAN PEMBUNUHAN


BERENCANA. JANGAN COBA-COBA MELARIKAN DIRI KARENA ANDA SUDAH KAMI
KEPUNG"

Pupus sudah harapan Chef lalu, jelas sekali polisi itu tidak datang
untuk menyelamatkannya, melainkan untuk menangkapnya. Pria yang
malang, jauh merantau ke pulau orang hanya untuk jadi korban, pakaian
putih tidak mampu menghalanginya untuk jadi kambing hitam. Pria itu
berjalan dengan wajah lesu menuju dapur. Takut.... kecewa.... depresi
yang hebat sedang dia rasakan, dan hanya ada satu jalan keluar
baginya.

Dia mengambil sebuah bangku, di letakkannya di bawah lampu gantung


yang ada di dapur. Kemudian dia mengikat seutas tali pada lampu
tersebut, sedangkan ujung tali satunya dilingkarkan ke leher. Bunuh
diri adalah jalan keluar, dia tidak ingin mempermalukan istri dan
anaknya hingga memilih untuk menyusul rekan-rekannya yang saat ini
terbujur kaku di bawahnya.

"Selamat tinggal......"

HEGH!! HEGHHHHHTTTTTT

CETTASSSSS!

Chef lalu tersungkur ke lantai, lampu gantung itu patah karena tidak
sanggup menopang berat badannya. Tapi itu tidak menghalanginya untuk
mengakhiri hidup, dia pun meraih minyak tanah dan menyiramkannya ke
seluruh badan. Lalu kemudian...

BWUSSSSSSSSH

Api menyebar ke tubuh chef lalu, segera setelah pemantik itu


dinyalakan. Ada rasa tenang dan sejuk di hatinya karena berhasil
keluar dari kenyataan pahit, tapi panas di tubuhnya mulai terasa
hingga ke tulang-tulang Chef lalu. Dia mencoba untuk tidak berteriak,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 468
karena kebodohan ini adalah pilihannya. Tapi saat leher dan matanya
mulai panas, Chef lalu teringat dengan anak dan istrinya.

Harusnya aku bisa pulang menemui kalian.... harusnya aku tidak pergi
dan tetap bersama kalian.... ya! Aku harus pulang.....

AKU HARUS PULAAAAAAAAAAAAAAANG

Chef lalu berjalan sembari meraba-raba, menuju kamar mandi yang ada di
dapur. Sayang sekali air di kamar mandi sedang sedikit, menundukpun
tidak dapat menyentuh wajahnya. Dia meraba-raba sisi bak mandi, hingga
tangannya menemukan jamban, dan disanalah dia membenamkan
wajahnya..... wajah yang terlanjur hangus dilalap api.... dan nyawanya
yang terlanjur melayang sebelum api di wajahnya padam.

END OF PARTY

Di kota berbeda, di kabupaten yang sama...

"Eeeeeeeerrrrrpphh"

Kenyang sekali perut Zaka pagi ini, sebagai seorang pengangguran


hidupnya masih damai dan tentram. Dia tinggal bersama kedua orang
tuanya, menjadi anak manja setelah berhenti dari Hanggareksa. Zaka
mempunyai seorang adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar,
adiknya adalah pembantu yang kapan saja bisa dimanfaatkan hanya dengan
lima puluh rupiah.

"Ozat..... kamu beli nasi dimana? Enak banget tuh! Tapi kepedesan....
Abang kan udah bilang cabenya dikit!"

Protes Zaka

"Yah abang... ini masih terlalu pagi bang, warung-warung belum banyak
yang buka. Itu aja adek nemu di ujung pertigaan sana"

Sahut Ozat.

"Ya udah deh kalau gitu, mana kembaliannya? Abang kan ngasih uang lima

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 469
ratusan, berarti ada kembalian tiga ratus. Sini!"

Sayangnya Ozat keburu lari membawa uang kertas lima ratus rupiah utuh
yang belum sempat dibelanjakannya. Zaka mulai kesal dibuatnya, tapi
dia tidak bisa berbuat apa-apa karena mendadak. Kakinya terasa lemas,
dan muncul rasa mual yang membuat tubuh zaka berkeringat. Zaka segera
kembali ke kamar, karena merasa tidak enak badan. Di cermiin dia
melihat wajahnya yang tiba-tiba saja pucat, dan hidungnya mulai
mengeluarkan darah.

"Gue....kenapa gue sebenarnya?"

Seharusnya... Zaka mengajari adiknya bahwa kejujuran itu sangat


penting, dengan begitu Ozat tidak perlu berbohong tentang asal usul
nasi bungkus yang di dapatnya dari seorang wanita. Anak kecil yang
malang.... uang lima ratus itu akan jadi uang terakhir yang dia dapat
dari sang kakak, karena saat ini zaka sudah terkapar tak bernyawa di
kamar sendiri, tepat di samping sebuah undangan yang sengaja tidak di
hadirinya lalu dia buang bersama tumpukan kertas lain di kamarnya.
Tentu saja itu adalah undangan dari...

HANGGAREKSA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 470
FAREWELL
Setelah berita tentang Hanggareksa terdengar publik, Polisi segera
mengkonfirmasi bahwa penyebabnya adalah seorang koki yang depresi
karena masalah gaji yang tidak sepadan. Peristiwa itu juga menewaskan
sang pemilik yaitu Rosemary Hermawan dan Widianto Hermawan. Penyebab
kematian adalah racun yang jenis nya tidak diketahui, atau bisa jadi
sengaja dirahasiakan. Begitu juga dengan kondisi mayat widi dan Rosy
ketika ditemukan.

Jangan heran! Tentu saja semua itu ada campur tangan pihak ketiga yang
sangat berpengaruh hingga bisa membuat polisi bungkam. Tapi hukum
tetap harus ditegakkan, polisi masih mengusut kasus tersebut dan
menyelidiki dugaan adanya hubungan kasus tersebut dengan kasus
pembunuhan di sebuah hotel dimana mendiang Widi sempat menginap.

Setelah tutup selama dua tahun, Habib Ali mengambil alih Hanggareksa
karena bagaimanapun juga Widi berhutang banyak padanya dan tidak hanya
itu..... adalah wasiat rosemary agar habib ali meneruskan restorannya
bila kelak sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padanya. Tapi bila
hutang Widi dan rosy dirasa sudah lunas, mereka minta agar restoran
itu diserahkan pada pewaris sah nya, yaitu..

ROSYANA ANGGRAINI

Sayangnya Rosyana terlalu lama menghilang tanpa jejak, kabar yang


beredar adalah dia diasuh oleh keluarga dari pihak rosy. Yang jelas
informasi tentang keluarga itu sangat terbatas. Mereka jarang sekali
bergaul dengan masyarakat lokal, dan selalu menikahkan anak-anaknya
dengan sepupu dan kerabatnya sendiri.

Tentang agama sesat yang dianut rosy..... sepertinya itu hanyalah


kumpulan wanita-wanita sakit jiwa yang dipimpin oleh seseorang yang
mereka sebut Ibu. Keluarga Rosy adalah penganut aliran itu dari
generasi ke generasi dan harga yang harus dibayar sangatlah mahal.
Keluarga Rosy tidak pernah bahagia dalam pernikahannya, mungkin itulah
alasan mereka menjadi pengikut sang ibu. Berkali-kali mereka melakukan
ritual penyucian untuk melepas kutukan, tapi selalu gagal. Karena itu
satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah menyediakan tumbal,
karena jika tidak....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 471
KETURUNAN MEREKA YANG AKAN JADI TUMBAL

"Whoooaaaa whoaaaa sampean tahu itu semua dari mana?"

Tanya Pak Lukman

"Mengumpulkan informasi bukanlah hal sulit bagi anak buah habib ali
hehehe"

Sahut Pak Kusnadi sumringah.

Vivi sudah siap dengan tas sekolah barunya, sepatu nya pun baru dan
sudah bisa digunakan tanpa kursi roda. Anak itu duduk di pangkuan
ayahnya berharap sang ayah segera menyuruh tamunya pulang.

"Sepertinya saya diusir nih! Hahahaha"

Ujar Pak Kusnadi.

"Oh ya pak.... tentang menantu Koh Danu....."

"Jangan khawatir! Tidak sulit menjebloskannya ke penjara, selama


sampean mau bekerja sama. Polisi pasti butuh banyak informasi dari
sampean agar tidak hanya toko koh danu, tapi semua pasar gelap yang
menyediakan barang itu bisa ditutup"

Timpal Pak Kusnadi memotong pertanyaan Pak Lukman. Pak Lukman pun
tersenyum puas dengan jawaban temannya itu.

"Ya sudah kalau gitu saya pamit, maaf tidak bisa ikut sampean. Titip
salam saja buat mereka"

Pak Kusnadi pun pamit untuk pulang.

HANGGAREKSA RESTAURANT

Halaman parkirnya ramai... bukan karena banyaknya pengunjung, tapi


karena beberapa orang terlihat sedang asyik berbincang-bincang. Ini

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 472
adalah hari kepulangan Danil dan Samsol, wajar jika teman-teman
barunya datang untuk mengucapkan salam perpisahan.

"Salam sama Mbak Bang, kapan-kapan ajak dek Rain main ke sini!"

Ucap Sandy.

"Asal bukan ke restoran ini lagi sih, saya mau! Oh ya... ajak kami ke
Botanical Garden ya! Kebetulan bulan depan saya libur"

Pinta Danil

"Beres bang! Doakan skripsi gue lancar, entar gue traktir deh bang!"

Kata-kata sandy memancing rasa penasaran Danil

"Setelah itu.... apa kamu sudah tentukan waktu untuk melamar sabrina?"

wajah sandy merah merona, bahkan dia pun bisa tersipu malu dengan
topik seperti itu

"Apaan sih bang! Sabrina cuma sahabat, untuk urusan istri gue nyari
yang alim dan berhijab. Elo tahu gue kan bang, gue butuh orang yang
bisa mengubah gue jadi lebih baik. Semua lelaki pasti berpikir begitu,
iya gak bang?"

Tanya Sandy

"Kalau saya di posisi kamu, saya akan tetap pilih sabrina. Saya lebih
suka mencari yang sudah mengerti dan memahami keburukan saya, daripada
yang baru mengenal kelebihan saya. Mencari pasangan yang bisa membuat
kita jadi lebih baik memang prinsip yang bagus, tapi berusaha bersama
pasangan untuk menjadi lebih baik itu baru perjuangan"

Pembahasan yang berbeda terjadi di kubu samsol dan chandra.

"Gila lo bang! berhenti megang-megang pantat gue di pinggir jalan


gini! Udah punya anak juga!"

Bentak Chandra

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 473
"Ooooh jadi kalau gak di pinggir jalan boleh donk!"

Chandra menyesali niat untuk melepas kepergian sahabat barunya. Kalau


tahu akan begini, sebaiknya dia diam saja di rumah. Sementara Nova....
dia sedang asyik berbincang dengan sahabat yang sudah lama tidak
ditemuinya...

"Jadi gimana BQ, sudah menemukan apa yang kamu cari?"

Tanya Nova

"Ya! Aku sudah lihat lemari itu, dan ternyata benar. Kakek menuliskan
pesan di balik pintu itu dengan pisau ini. Pesan yang bisa aku bawa
pulang sebagai bukti bahwa leluhurku bukanlah seorang pembunuh"

Jawab BQ

"Wah syukurlah kalau begitu..... aku juga ikut senang"

Sahut Nova. Tiba-tiba BQ memberikan pisau kecilnya pada Nova...

"Ini.... bagaimanapun juga ini adalah milik Hanggareksa. Aku sudah


punya kenang-kenangan yang lebih berharga dari sekedar pisau"

Percakapan mereka harus terhenti karena kedatangan Pak Lukman dan


Vivi. Kali ini mereka berdua datang dengan mengendarai motor.
Kehadiran Vivi membuat semua kubu berkumpul menjadi satu. Nova
menggendong Vivi dengan gemas, karena selama ini dia sangat
menginginkan seorang adik.

"Waaaaaaaaah kapan-kapan bak vivi maen ke rumah Om ya, main sama Dik
Samantha, ya! ya! ya!"

Ucap Samsol

Danil menggigit bibirnya sendiri, tidak disangka beberapa hari yang


lalu nama samantha terdengar sangat mengerikan baginya. Tapi sekarang
semua sudah tahu siapa samsol, semua tahu bagaimana hebatnya samsol,
semua tahu bahwa samsol adalah ayah dari Samantha, hanya satu hal yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 474
mereka belum tahu....

BAGAIMANA CARANYA?

Danil, Chandra dan Sandy menyimpan pertanyaan itu di benaknya sendiri,


karena jawabannya pasti sangat tidak masuk akal.

"Jadi... apa yang terjadi dengan Fajri dan ketiga perempuan itu?"

Tanya Chandra.

"Entahlah... Pak Kusnadi tidak bercerita tentang mereka. Tapi saya


yakin, polisi sedang mengusut kasusnya. Termasuk kaitannya dengan
kecelakaan Ny.Rosyana"

Jawab pak Lukman

"Lalu kedua mayat itu?"

Tanya BQ, dan kali ini Pak Lukman menjawabnya dengan wajah serius.

MEREKA MASIH ADA DI HANGGAREKSA

"Heeeeeeeeeei Sandy! Ngapain aja disitu? Sarapan udah hampir siap nih,
bantuin kek!"

Teriak sabrina dari luar pintu kontrakan.

Itu adalah isyarat bagi mereka untuk bubar dan segera menuju
kontrakan. Ini adalah hari terakhir mereka bersama, tapi awal dari
persahabatan. Teman yang baik bisa datang kapan saja, karena nasib
mempertemukannya dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada orang tua
yang ingin mewariskan seorang musuh pada anak-anaknya, tapi dengan
memiliki banyak sahabat, mereka sudah mewariskan seorang saudara bagi
generasinya masing-masing.

Gambir.... 23-Februari-2014

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 475
00.00

Dua orang remaja sedang dimabuk cinta, pulang malam dari kontrakan
teman, lapar pun menyerang, sementara hujan datang. Berteduh di sebuah
pangkalan becak, tanpa satu becak pun disana. Jalanan mulai sepi,
lampu kota tidak cukup menyinari. Hanya sebuah restoran yang masih
terang benderang, menunggu keduanya datang mengisi perut yang
kelaparan.

"Makan yuk say"

Ajakan sang kekasih tidak mungkin ditolak. Mereka berdua berjalan


menuju pintu restoran, dan di balik pintu seorang nenek-nenek berambut
putih sudah menyambut mereka dengan senyuman ramah.

"Selamat datang di Hanggareksa"

Malam itu... hujan turun semakin deras, tidak satu kendaraan pun yang
melintas. Jalan kalimaya sunyi dan sepi, begitu juga dengan
Hanggareksa yang gelap gulita, hanya sebuah papan putih terpampang di
jendela kaca..

HANGGAREKSA RESTAURANT

CLOSE

(Dedicated to RM.JAYAKARTA)

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 476
PENUTUP
INSPIRED BY TRUE EVENT

Tahun dua ribu empat belas....

Saya dan empat orang delegasi harus mengikuti sebuah diklat di sebuah
kota di jawa timur. Rencana untuk bersantai dan lepas tugas selama
seminggu lebih jadi berantakan gara-gara penginapan yang disediakan
panitia sangat jauh dari kata layak. Terpaksa saya mencari kontrakan
sementara untuk ditempati lima orang selama satu minggu.

Walaupun lahir di kota itu, saya tetap tidak punya pengalaman mencari
kontrakan terutama di daerah perbatasan yang lumayan sepi dari
keramaian kota. Tapi akhirnya saya menemukan sebuah kontrakan kecil di
ujung pertigaan. Lokasinya terbilang dekat dari tempat diklat,
harganya juga sangat murah (karena memang hanya satu minggu dua hari),
dan bagi kami itu adalah keberuntungan, karena selain murah, kontrakan
kami juga dekat dengan sebuah rumah makan.

Keberuntungan kami hilang di malam pertama....

Salah seorang teman kami kesurupan, dan sialnya setan itu memilih
orang yang salah untuk dirasuki. salah seorang sahabat saya yang
terkenal flamboyan tiba-tiba mengamuk dan menyerang kami satu persatu
dengan cara menindih. Tidak hanya itu, dia mulai melepas baju dan juga
sarungnya dan masih dalam keadaan kesurupan. Butuh usaha lebih untuk
membuatnya kembali sadar, dan ketika dia kembali normal dengan sifat
feminimnya itu, kami malah berharap dia kembali kesurupan.

(Inspirasi saya membuat karakter samsol)

Kabar tidak sedap kami dapat di hari keempat...

seorang tukang sayur bercerita tentang masa lalu kontrakan yang kelam,
bahkan hubungan antara kontrakan itu dan rumah makan di sebelah pun
diceritakan tuntas hingga dia lupa berjualan. Ketika kami tanya
darimana sumber cerita itu, si tukang sayur bilang kalau dia pernah
bekerja di rumah makan tersebut. Tukang sayur ini selalu datang setiap
pagi menggunakan mobil pickup, dan setiap pagi pula kami belanja
sekaligus mendengarkan cerita

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 477
(Inspirasi saya membuat karakter pak lukman)

Kami menyaksikannya di hari kelima

Salah seorang teman membangunkan kami tengah malam. Dia memang selalu
tidur lebih lambat, karena hoby begadang dan minum-minum (kopi). Cara
dia membangunkan kami membuat kami panik, dan setelah kami tahu
alasannya kami bertambah panik. Baru saja dia kembali dari kamar mandi
dan mendegar, suara orang-orang sedang bernyanyi di rumah makan
sebelah. Nyanyian yang sama sekali tidak bisa kami mengerti, dan
walaupun samar-samar.... kami bisa melihat ada tujuh wajah di meja
makan. Cuma wajah? Ya! Karena kami melihatnya dari video yang direkam
dengan Handphone (Belum tenarnya smartphone)

(inspirasi saya membuat karakter Sandy)

Kami membuktikannya di hari keenam

Saya dan empat orang lainnya mencoba makan di rumah makan tersebut.
luas sekali ada sekitar dua puluh meja lebih. dan harga menunya,
membuat kami ingin pesan nasi putih dan garam saja. Tapi darah muda
memang selalu berpikir belakangan. Kami makan banyak sekali, tapi
setelah selsai kami tidak langsung pergi. Menunggu sampai jam dua
belas malam, meski pun pengunjung yang lain sudah pada pulang. Dan
benar sekali! tepat pukul sebelas malam..... terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan.

KAMI DIUSIR DARI RUMAH MAKAN KARENA SUDAH MAU TUTUP

Kami menyesalinya di hari ketujuh, kedelapan, kesembilan

Sejak saat itu banyak teman saya mengaku di ganggu mahluk halus.
Ditarik kakinya, di teriaki telinganya, saya sendiri sering mendengar
suara orang sedang masak di dapur, tapi setelah saya dan teman-teman
periksa. Tidak ada apa-apa, kecuali panci yang masih terasa panas.
Sering setiap habis maghrib kami mendengar suara bayi menangis dari
samping kontrakan, padahal tidak ada rumah lain di sekitar situ.
Pernah suatu ketika seorang teman menyuruh bayi ghaib itu diam, tapi
alih-alih diam bayi itu malah tertawa. Teman saya yang lain sedang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 478
kebelet pipis tapi antara ngantuk dan sadar dia justru balik lagi ke
lantai dua. padahal kamar mandi ada di bawah.

Semua selesai di hari terakhir...

Untuk terakhir kalinya kami makan di Rumah makan itu, sebagai


perpisahan, sekaligus alasan untuk bertemu dua pelayannya yang cantik.
Salah seorang teman tanpa ragu bertanya tentang adanya hantu di rumah
makan itu, dan di luar dugaan pelayan cantik itu menjawab dengan

BANYAK BANGET MAS

Kami pulang ke rumah, usai sudah diklat, kami kembali membawa


sertifikat, juga sebuah cerita yang sedang agan baca sekarang.

Terimakasih sudah jadi pembaca setia MIDNIGHT RESTAURANT. Banyak


sekali kekurangan saya dalam penulisan cerita ini, sebagai seorang
amatir hanya ini yang bisa saya persembahkan. Saya akan melakukan
banyak perbaikan secara bertahap, dan setelah itu trit ini akan saya
close.

Sebenarnya...

Cerita ini adalah selingan pengisi waktu luang karena cerita kedua
saya setelah MAAPJ harus tertunda. Saya kesulitan melakukan riset,
karena sebagian sumber sudah meninggal. Tapi setelah ini saya akan
break, sembari melanjutkan riset, kalau tidak ada halangan kita akan
ketemu lagi bulan puasa.

Sekali lagi terimakasih banyak atas perhatian dan dukungan agan/sista


semua..... (Njir kok ane jadi baper, kaya yang mau pisah aja) terima
kasih juga atas bintang dan cendolnya, maaf kalau cerita kali ini
updatenya sering macet hehehe. I love you, kalian pembaca yang

baik

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 479

Anda mungkin juga menyukai