Anda di halaman 1dari 382

 

"'Mobil g u e -
Ohiya,, gue mau nanya tugas, tentang hukum, Kak " Lagi, Nadhira
Ohiya
memotong ucapan Dikta, tidak memberi kesempatan laki-laki itu
membahas mobilnya. "Bantuin gue, ya? Lo, kan, anak hukum, Kak. Lo
juga mau bantuin gue pinter, kan, Kak? Nah, inilah saatnya lo kasih

pembuktian," sambung Nadhira. Dikta kembali menghela napas melihat


tingkah anak SlvlA di depannya ini.
Hukumapa?Perdata?Pidana?Tata
Hukumapa?Perdata? Pidana?TataNegara?Hukuminte
Negara?Hukuminternasional?
rnasional?

ja,vab Dikta pada akhirnya, karena mau sekeras apa pun usahanya

mengungkit kejadian tadi, Nadhira akan terus melakukan beribu-ribu

macam cara untuk menghindar.

"Asik. Nah, gitu, dong " sahut Nadhira semringah, kemudian duduk
di sampin.g Dikta. Dia mencari-cari soal di ponselnya. "Nih, Kak, soal
hukumnya.

Dengan raut mala


malas,
s, Dikt a mendekatkan diri pada layar ponsel yang
ditunjukkan Nadhira. Seket
Seketika,
ika, alis
alis tebalnya bertau t.
"Gimana, Kak? Gampang, deh, kayaknya, soal ini buat anak hukum
kavak lo.
Lo lagi becandain gue?" tanya Dikta d.ingin, lengkap dengan
tatapan kesal.
Ih, beneran gue, Kak.
"Nadh, ini, tu~ gak ada sangkut pautnya sama hukum. Hukmn

apaan yang kaya


kayakk gini?"
gini?" Dikta sudah
suda h sia
siap menyembur Nadhira dengan
berbagai omelan, tapi gadis itu lagi-lagi menyalaknya.

Kak, itu hukum. Hukum Newton, Kak, balas Nadhira kukuh, dan
ada benamya juga. Dilda langsung mengu
mengusap-u
sap-usap
sap wajahnya dengan
kasar, tampak sangat frustrasi dengan tingkah Nadhira.

"Emang salah, ya, gue?"


"Serius, sampai sekarang gue masih mikir, dosa gue di masa Ialu,

Dipindai d engan CamScanne


CamScannerr
 

 ,
di kehidupan sekarang gue dij
1 sampai-sampai
tuh, apa, ya·
sama lo, Nadh. dah se mester akhir, gak belajar ff
se··mester
ak hukum, u .
Ih masa Io an t sekarang.
1 . • ·, ··
, h N dhira yang sewo .- .
Newton, sih? Mala a . b uas lo?,. balas Dikta s rk s~   ct t ·
. hukum run a, P . . •·.. .
Gue belaJarnya . . dh Di dalam hatl dia terus-ten1~
. diri clan Na rra. --.... ..
kembali menJauhkan bil dibuat ringsek, sek r ng kesabarannn  

t kesal Sudah mo · ·
mengumpa .. tah memang tidak tahu, pura pura tida c
diuji oleh Nadhira yang en ik .. ,
tahu hanya ingin memancm · g kemarahan D ta. ·
' tiinpal Naclhira pelan, sangat pelan, tapi
Kirain hukum a1am ...
. .d I h Dilda sehingga langsung mendapat tatapan
tetap b1sa d1 engar
O e '
.
tapm lak.1- lak'1 1·tu. Canda, hehehe' tambahnva dengan sen yum yang
menurut Dilda sangat menyebalkan.
Dil<ta memainkan ponsel, tidak menghiraukan Nadhira yang saat
ini masih menatapnya dengan senyum. Dikta tahu , Nadhira pJsti mau

bertingkah lagi.
Kak Dikta ... Nah, benar, kan? Dikta tidak menjawab, hanva
berdeham. Jadi, wifi di rumah gue, kan, eror. y a, Kak. . Nadhira
menggeser duduknya agar kembali berdekatan dengan Dikta yang
masih mcnganggapnya tidak ada

.. Kak , dulu.   Nadhira menggoya..r1g-goyangkan tangan


<lengcrin dulu.
Dikta, minla diberi atensi.

::ck u<lah buruan kalo ngomong , respo


respons
ns Dikt a dengan sangat malas .
Mau hotspot Kak b k T .
' , mau u a witter sebentar aja, minta Nadhira.
Udah nyala, nam a nya Asas Legalitas
Legalitas.. 
Nadhira membulatkan mat 'd k .
D'kt - 1 a h a · percaya
percaya,, karena tumben sekah
I a angsung menuruti kei .
ng1nannya
Widih, beda , deh anak . . .
semangat, N dh · ' pmter kalo namain hotspot-nya.
hotspot-nya.   DcngaII
a Ira langsung
hotspot Dikta Kak menyambungkan ponselnya dengan
N ll . 'password-nya apa?M
u uni delictum rzull oe . .

n sine prI evi lege poenalr jawab Dilda cep t


p sen
dan sangat lancar. Set elahnya
' yum <emenangan terlil1at di bibimya
bibimya..

Anda mungkin juga menyukai