"'Mobil g u e -
Ohiya,, gue mau nanya tugas, tentang hukum, Kak " Lagi, Nadhira
Ohiya
memotong ucapan Dikta, tidak memberi kesempatan laki-laki itu
membahas mobilnya. "Bantuin gue, ya? Lo, kan, anak hukum, Kak. Lo
juga mau bantuin gue pinter, kan, Kak? Nah, inilah saatnya lo kasih
ja,vab Dikta pada akhirnya, karena mau sekeras apa pun usahanya
"Asik. Nah, gitu, dong " sahut Nadhira semringah, kemudian duduk
di sampin.g Dikta. Dia mencari-cari soal di ponselnya. "Nih, Kak, soal
hukumnya.
Kak, itu hukum. Hukum Newton, Kak, balas Nadhira kukuh, dan
ada benamya juga. Dilda langsung mengu
mengusap-u
sap-usap
sap wajahnya dengan
kasar, tampak sangat frustrasi dengan tingkah Nadhira.
,
di kehidupan sekarang gue dij
1 sampai-sampai
tuh, apa, ya·
sama lo, Nadh. dah se mester akhir, gak belajar ff
se··mester
ak hukum, u .
Ih masa Io an t sekarang.
1 . • ·, ··
, h N dhira yang sewo .- .
Newton, sih? Mala a . b uas lo?,. balas Dikta s rk s~ ct t ·
. hukum run a, P . . •·.. .
Gue belaJarnya . . dh Di dalam hatl dia terus-ten1~
. diri clan Na rra. --.... ..
kembali menJauhkan bil dibuat ringsek, sek r ng kesabarannn
t kesal Sudah mo · ·
mengumpa .. tah memang tidak tahu, pura pura tida c
diuji oleh Nadhira yang en ik .. ,
tahu hanya ingin memancm · g kemarahan D ta. ·
' tiinpal Naclhira pelan, sangat pelan, tapi
Kirain hukum a1am ...
. .d I h Dilda sehingga langsung mendapat tatapan
tetap b1sa d1 engar
O e '
.
tapm lak.1- lak'1 1·tu. Canda, hehehe' tambahnva dengan sen yum yang
menurut Dilda sangat menyebalkan.
Dil<ta memainkan ponsel, tidak menghiraukan Nadhira yang saat
ini masih menatapnya dengan senyum. Dikta tahu , Nadhira pJsti mau
bertingkah lagi.
Kak Dikta ... Nah, benar, kan? Dikta tidak menjawab, hanva
berdeham. Jadi, wifi di rumah gue, kan, eror. y a, Kak. . Nadhira
menggeser duduknya agar kembali berdekatan dengan Dikta yang
masih mcnganggapnya tidak ada