Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAK

Bahan bakar Etanol adalah etil alcohol. Jenis alcohol ini sama dengan alkohol yang biasa
diminum. Itu bisa digunakan sebagai minyak, terutama sebagai alternatif biofuel untuk bensin.
Kesimpulannya dari 1800ml batch disiapkan 1754ml filtrate dan diperoleh 97% setelah fermentasi. Dari
1754ml didistilasi dan 634ml terkandung 36% material fermentasi dari distilasi pertama. Setiap sampel
didistilasi selama 2 setengah jam dan terdapat 9 sampel yang terkumpul selama 21 jam. Pekerjaan itu
bukanlah tujuan akhir dimana masih bisa dilakukan perbaikan lebih lanjut agar lebih untung lagi dan
layak di Nigeria dimana banyak sumber daya alam dan kaya akan gula.

KATA KUNCI : bioethanol, batching, fermentasi, distilasi, filtrate

INTRODUCTION

Alam telah memberikan solusi potensial yang Alam telah memberikan solusi potensial yang tak
terhitung jumlahnya seperti mikroba dan sapi, dan yang lainnya '(1). Bahan bakar etanol adalah etanol
(etil alkohol), jenis alkohol yang sama ditemukan dalam minuman beralkohol. Ini dapat digunakan
sebagai bahan bakar, terutama sebagai alternatif biofuel untuk bensin, dan digunakan pada mobil-mobil
di Brasil. Karena ini mudah dibuat dan diproses dan dapat dibuat dari tanaman yang sangat umum
seperti tebu dan jagung, ini merupakan alternatif yang semakin umum untuk bensin di beberapa bagian
dunia. (2)

Krisis minyak pada tahun 1970 menghidupkan kembali minat dalam penggunaan bahan bakar
terbarukan dan faktor-faktor utama berikut mempertahankan minat ini sampai saat ini.

 Harga produk minyak telah meningkat sejak masa krisis minyak.


 Ketidakpastian dalam pasokan minyak karena ketidakstabilan politik dan konflik di
beberapa daerah penghasil minyak dunia.
 Tumbuh kecemasan atas keamanan masa depan pasokan minyak mentah dunia karena
sumber daya minyak terbatas.
 Biofuel memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan bakar fosil dalam hal dampak
lingkungan.

Mempertimbangkan tabel 1, di beberapa negara di dunia telah memulai memproduksi biofuel


dengan memperhitungkan lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil, diamana AS memimpin dan
diikuti dengan Brazil.
Limbah / limbah solid

Pengelolaan Limbah adalah masalah lingkungan global (5). Menurut (5,6,7,8,9), limbah padat
didefinisikan sebagai bahan yang tidak berguna, tidak diinginkan, tidak digunakan atau dibuang sebagai
hasil dari kegiatan makhluk hidup yaitu kegiatan manusia dan hewan. Limbah adalah zat atau benda
yang dianggap tidak berharga dan tidak diinginkan oleh pemilik dan karena itu dibuang.
Saat ini populasi dunia sekitar 6,5 miliar; bertambah sekitar 76 juta per tahun. Menurut
Perserikatan Bangsa-Bangsa (11) dunia akan bertambah 2,6 miliar orang lagi pada tahun 2050.
Pertumbuhan populasi global ini hampir 50 persen dalam 45 tahun ke depan dan akan menantang
pembuat kebijakan di seluruh dunia yang tidak bisa seperti sebelumnya. Tidak ada masalah yang akan
menguji keberanian pemimpin lebih dari mengakomodasi dan memberi makan 2,6 miliar orang
tambahan pada tahun 2050.

Menurut laporan Bank Dunia (12) timbulan sampah di Nigeria per orang per hari adalah rata-
rata 0,45 kg. Menghitung menggunakan populasi di atas untuk 2010-2025 dari 148,5 juta mrnghasilkan
66,8 juta kg limbah per hari, selama sebulan sudah ada 2 miliar kg limbah dan untuk setahun terdapat
24 miliar kg limbah. Kuantitas limbah semacam itu adalah tugas dan mencari cara jalan keluar untuk itu.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproduksi Biofuel (Bio-alkohol) dari limbah pertanian
terutama dari kulit nanas. Di seluruh dunia Anda mendengar slogan-slogan seperti 'dari sampah menjadi
kekayaan'. Ini adalah tantangan utama bagi manusia, apa yang kita lakukan dengan jumlah limbah yang
dihasilkan setiap hari?

BAHAN DAB CARA

Bagian bahan dan metode ini akan memperlihatkani bahan yang digunakan dalam penelitian
dan juga proses dan metode yang digunakan dalam produksi etanol dari limbah Nanas yang merupakan
inti dari peneletian ini.

Jika bahan baku mengandung gula bukan pati, batch tidak harus ditreatment dengan enzim.
Gula, seperti dalam tebu siap difermentasi menjadi alkohol oleh ragi tanpa ditreatment terlebih dahulu.
Batch dapat dimasukkan sebentar untuk disterilkan sebelum ditambahkan ragi.

A. Bahan
Bahan yang digunakan dalam produksi bioethanol dari limbah nanas yaitu :
 Limbah nanas  Ragi
 Gula cair dari limbah nanas  Corong
 Kompor  Botol
 Resort stand dengan  Cellophane
penjempitan  Timbangan
 Round bottom flask  Saringan
 Kondensor  Hydrometer skala wine
 Selang  thermometer
 Gelas ukur

B. BATCHING
Limbah Nanas dikumpulkan dan ditimbang sebanyak 11kg. Setelah itu parut dan campur
dengan 1 liter air kemudian disaring. Filtrat dipanaskan di atas kompor selama 5-6 jam di mana
sirup gula diperoleh. Kandungan gula dari sirup ditentukan menggunakan skala hidrometer wine
dan dihasilkan 50 g gula dalam 100 ml larutan. Setelah ditimbang sirup gula yang dihasilkan 2,1
kg.
Sirup gula diencerkan sebelum ragi dimasukkan karena setiap kandungan gula di atas
20g per 100ml akan menghancurkan ragi. Inilah sebabnya gula digunakan sebagai pengawet.
Kandungan gula pada sirup gula diencerkan dan direduksi menjadi tiga bagian dengan
masing-masing kelompok mengandung tiga sampel.

C. FERMENTASI
10 ml campuran ragi dimasukkan ke dalam setiap batch yaitu 10 ml campuran mengandung 1 g
ragi, sedangkan 20 ml berisi 2 g ragi. 10 g ragi dicampur dengan 100 ml air. Air pertama kali
direbus pada suhu 100oc selama 30 menit setelah itu dibiarkan dingin sekitar 37oC. 100 ml air
diukur dan dituangkan ke dalam selofan; 10 ml larutan gula dan ragi ditambahkan.
Campuran tadi dicampur menggunakan tangan dan segera setelah campuran mulai
mengembang, maka ragi tumbuh. Kemudian diukur dan ditambahkan ke batch.
Batch dibiarkan selama 3-4 hari pada suhu kamar, yang berkisar dari 28oC (82oF) hingga 34oC
(93oF). Setiap batch diaduk secara teratur untuk memastikan bahwa ragi mencampur dan
fermentasi berlangsung.
Selama fermentasi ini panas terbentuk, itu harus diaduk dan ketika karbon dioksida diproduksi
itu berarti itu alkohol sedang terbentuk.
Setelah 4 hari mash harus mengandung alkohol sekitar 8-10%. Hal ini terjadi bila tidak ada
masalah selama proses batching atau fermentasi berlangsung. Semua gula dalam batch harus
habis ketika fermentasi selesai.

D. DISTILASI
Mash dingin dimasukkan kedalam round bottom flask dan panas akan disuplai melalui kompor
dan kondensor, sedangkan thermometer dan gabus dipasang dilabu.
Campuran tersebut mengandung air dan alkohol, yang dipanaskan. Alkohol menguap terlebih
dahulu karena titik didih (78oc) lebih rendah dari air yang mendidih pada 100oc. uap alkohol naik
di kolom, mengembun dan dikumpulkan sebagai cairan dalam botol kaca. Proses distilasi diatur
waktunya dan dicatat; ketika sampai pada 100oc di mana ia tetap konstan untuk beberapa
waktu itu akan keluar ke batch lain untuk didistilasi.
Distilat pertama mengandung kombinasi etanol air yang tinggi yang disebut Azetrope. Untuk
lebih meningkatkan kandungan etanol, kita harus menyaringnya kembali.
E. HASIL ANALISA DAN DISKUSI
Bab ini membahas hasil percobaan yang dilakukan, tabel dan grafik dari fermentasi dan distilasi
batch.
Hasil dari distilasi pertama
ANALISIS DAN DISKUSI DISTILASI PERTAMA

Tabel dan grafik di atas menunjukan tabel nilai (waktu 2 jam 30 menit untuk penyulingan setiap
sampel dan suhu yang sesuai) dan presentasi grafis dari nilai dalam distilasi pertama pada 3
batch.

Dalam tabel 3 dan Gambar 1 dapat diamati bahwa selama destilasi suhu sampel dalam
kelompok 1 sampai pada 100oc lebih cepat. Ini menunjukkan bahwa kadar etanol rendah.

Dalam tabel 4 dan gambar 2 diamati bahwa selama destilasi sampel dalam batch 2, suhu sampel
sampai ke 100oc dengan waktu yang berbeda. Dari tabel dan grafik terdapat kesimpulan bahwa
lebih banyak etanol hadir dalam batch 2 daripada batch 1. Pada pengamatan yang lebih teliti
lagi ditemukan bahwa batch 2C mengandung lebih banyak etanol dibandingkan sampel lain
dalam kelompok ini karena waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 100oc lebih lama.

Dalam tabel 5 dan gambar 3 terlihat selama distilasi, sampel yang butuh waktu lebih lama untuk
mencapai 100oC adalah dari sampel dalam kelompok (1) dan (2). Lebih lanjut diamati yaitu
sampel 3B membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 100oc, menunjukkan bahwa itu
mengandung lebih banyak etanol daripada yang lain dan menunjukkan bahwa ragi lebih banyak
memfermentasi gula dalam sampel.

Tabel 6 dengan jumlah (ml) batch awal dengan kombinasi gula dan ragi yang terfermentasi,
jumlah filtrat setelah fermentasi, jumlah distilat setelah distilasi pertama setelah 2 jam 30 menit
dan jumlah tersisa setelah distilasi.

KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari 1800ml batch disiapkan 1754mlfiltrat diperoleh setelah fermentasi
menunjukkan a 97%. Dari 1754ml disuling dan 634ml diperoleh pada distilasi pertama yang
menunjukkan 36% dari bahan fermentasi. Setiap sampel didistilasi selama 2 jam 30 menit dan untuk 9
sampel dibutuhkan total 21 jam. Pekerjaan itu sendiri bukanlah tujuan akhir dimana perbaikan dapat
dilakukan untuk membuatnya lebih menguntungkan dan layak di Nigeria. Karya ini telah meneliti
kemungkinan mengubah limbah Nanas menjadi bioetanol. Bioetanol di dunia saat ini telah digunakan
sebagai bahan bakar otomotif yang ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil yang saat ini
digunakan. Ini juga membantu mengurangi limbah yang tersumbat di saluran dan di dalam pusat kota
yang daapat menyebabkak banjir, dan masalah lingkungan lainnya.

Menimbang bahwa Nanas dibudidayakan di Nigeria terutama di wilayah hutan hujan, limbah dan
mungkin limbah dari buah-buahan yang mengandung gula lainnya bisa digunakan untuk
memberdayakan dan menguntungkan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai