nuraga
1
tentang
indahnya
berbagi rasa
2
Teruntuk ,
3
Dan terimakasih kepada
4
5
6
7
8
Karena kutukan Batara Indra, raja keindraan
beserta istrinya jatuh miskin, melarat, dan terlunta-lunta di
Kerajaan Antah Berantah yang diperintah oleh Maharaja
Indra Dewa. Setiap hari si Miskin mencari sisi-sisa makanan
yang sudah dibuang orang di tempat-tempat sampah.
Apabila penduduk melihatnya, mereka beramai-ramai
menghina, memukul, dan mengusir si Miskin suami-istri itu,
sehingga badannya luka-luka. Sedih hati si Miskin
sepanjang hari dan tidak berani masuk kampung karena
takut dipukul atau dilempari batu. Diambilnya daun-daun
muda untuk dimakan dan untuk pengobat luka di
tubuhnya. Demikianlah pengalaman dan penderitaan
mereka sepanjang hari.
9
mempelam raja itu. Karena kasihan kepada istrinya si
Miskin mencoba meminta mempelam itu.
10
Kerajaan Puspa Sari terkenal ke mana-mana.
Pemerintahannya baik, rakyatnya aman, damai, makmur,
dan sentosa. Tiada lama kemudian lahirlah pula adik
Marakermah yang diberi nama Nila Kesuma. Bertambah
mashurlah kerajaan Puspa Sari dan bertambah pula iri hati
Maharaja Entah Berantah.
11
Dimohonnya kepada suaminya supaya dibiarkan saja
kemana perginya mereka. Sambil disepak dan diterjang,
pergilah kedua anak itu mengembara tanpa tujuan. Sesaat
setelah mereka pergi, kerajaan Puspa Sari terbakar habis,
semuanya musnah.
12
tua). Kemudian ia diambil dan dimasukkan dalam kurungan
di rumahnya. Kebetulan di situ telah dikurung pula Putri
Raja Cina bernama Cahaya Khairani yang tertangkap lebih
dahulu. Mereka ini akan dijadikan santapan sang gergasi.
13
untuk dijual dan dikirim ke negeri lain. Dan cerita Nenek
Kebayan tahulah Marakermah, bahwa permaisuri kerajaan
tempat tinggal mereka bernama Mayang Mengurai yang
tidak lain daripada seorang putri yang dibuang ke laut oleh
seorang petani ketika hendak mencari api untuk membakar
seekor burung bersama kakaknya. Yakinlah Marakermah
bahwa putri itu sesungguhnya adiknya sendiri.
14
ternyata ia belum ternoda oleh sang nakhoda, maka
dilangsungkanlah acara pernikahan antara Marakermah
dengan Cahaya Khairani, dan nakhoda yang menggoda
Cahaya Khairani dibunuh di Kerajaan Palinggam Cahaya.
15
Di tengah sore yang hujan, terdapat seorang ibu dan
seorang anak laki-lakinya yang masih berusia kira-kira 7
tahun. Mereka tampak berjalan lesu karena kelaparan dan
belum mendapatkan asupan makanan sejak 2 hari yang
lalu. Suami sang ibu sudah meninggal 3 tahun yang lalu
dikarenakan sakit berat. Yang awalnya kehidupan mereka
sudah susah dikarenakan sang ayah hanya bekerja sebagai
buruh, bertambah susah lagi karena tulang punggung
keluarga mereka sudah tua dan tidak meninggalkan apapun
selain kesedihan. Mereka terus menyusuri jalan dengan
harapan akan menemukan makanan walaupun hanya sisa.
16
layak pakai. hidup mereka memang bisa dikatakan sangat
tidak layak.
17
“Nak, ibu minta maaf ya belum bisa kasih makan
kamu, ibu cuma bisa belikan kamu gorengan dan air putih,”
kata sang ibu dengan mata yang berkaca-kaca.
18
Si ibu pun berjalan menuju pertigaan dekat SD
untuk mengemis. Si ibu sudah tidak peduli malu karena ia
akan melakukan apapun demi anaknya. Si ibu pun
mengemis dar pagi sampai malam tetapi hanya mampu
mengumpulkan uang sebanyak 3000 rupiah saja yang mana
uang tersebut hany cukup untuk beli air mineral dan
gorengan saja. Lalu sang ibu membeli gorengan dan air
mineral lagi karena hanya itu yang bisa ia dapatkan dengan
3000 rupiah.
19
Sang ibu pun meninggalkan penjual tersebut
dengan hati yang gembira karena anaknya bisa makan
dengan kenyang dari sebelumnya.
20
punya uang sepeser pun. Apapun akan saya lakukan mbak,
saya bisa menyapu atau mengepel,” kata sang ibu dengan
nangis-nangis tersedu kepada pegawai apotek.
21
memelas. Si ibu pun tentunya sangat kebingungan. Di satu
sisi, si ibu ingin menuruti keinginan anaknya tetapi di satu
sisi, si ibu tidak tahu cara mendapatkan apel yang
diinginkan anaknya.
“Sama-sama, nak”
22
milik sekolah. Hanya warga sekolah saja yang boleh
mengonsumsi hasilnya,” kata si satpam dengan pedas.
23
pulang dan memberikan mangga-mangga tersebut kepada
anaknya. Si anak pun senang bukan kepalang.
24
Senja itu matahari akan meninggalkan
singgasananya. Burung- burung berlarian menuju
sangkarnya. Ada sepasang suami istri yang tengah berjalan
kelelahan, mencari tempat untuk beristirahat. Sepasang
suami istri itu bernama Bintang dan Bulan. DI tengah
perjalanannya Bulan hendak mengatakan sesuatu kepada
suaminya.
25
Pada suatu hari, ada sebuah grosir makanan yang
sedang mengadakan diskon besar- besaran. Bintang hendak
masuk ke dalam grosir tersebut, namun karena pakaiannya
yang kusut dan penuh dengan lubang, ia diusir tidak boleh
masuk. Bintang tetap memaksa ingin masuk ke dalam
grosir tersebut. Penjaga grosir pun marah dan
mendorongnya keluar sampai jatuh. Maka tangan dan
kakinya lecet dan kepalanya terbentur aspal di jalan
tersebut.
26
mengumpilkannya. Apabila kantong sampah mereka sudah
terasa berat, mereka akan menjual sampah dan
menimbangnya pada pembeli sampah untuk mendapatkan
uang. Uang yang di dapat tidak seberapa dengan keringat
yang mereka keluarkan setiap hari.
27
memakannya sampai habis, hilanglah rasa lapar dan
dahaga itu.
28
Sebenarnya, dahulu Bintang dan Bulan adalah dua
orang pengusaha paling sukses di negaranya. Kekayaan
mereka sangat melimpah, apapun dapat mereka dapat
dengan cepat. Cabngan perusahaannya pun terdapat di
seluruh negeri. Perusahaan mereka sanagt besar, namun
banyak pula pesaing mereka. Pesaing mereka juga terdapat
di seluruh negeri, baik perusahaan yang kecil ataupun
besar. Hingga pada suatu hari, Keduanya mendapat fitnah
yang membuat mereka bangkrut. Semua karyawan mereka
keluar dari perusahaan, utang di bank sudah tidak dapat
ditanggung lagi.
29
“Kamu mau makan mangga, tapi bagaimana kita
bisa mendapatkannya ?”
30
Kakek ini merasa sangat iba kepada Bintang. Ia pun
menyuruh orang- orang yang berjualan di pasar untuk
membrikan satu saja barang yang dijual. Mendengar hal itu,
para pedagang di pasar juga merasa iba kepada Bintang.
Mereka pun memberi Bintang berbagai macam buah, sayur,
dan pakaian.
31
“Aku tidak mungkin bisa mendapatkannya
untukmu. Pemilik grosir itu sangat galak, aku pasti tidak
diperbolehkan untuk mengambilnya.”
32
Tiga bulan telah terlewati dengan baik, kini saatnya
Bulan untuk melahirkan. Bintang membawanya pergi ke
sebuah puskesmas di kampung itu. Bulan melahirkan
seorang anak perempuan yang cantik. Bayi perempuan itu
diberi nama Tiara , karena ia sangat cantik dan kulitnya
putih bersih. Pada suatu hari, ada seorang yang kaya raya
sedang melintasi kampung mereka. Namun, mobil yang
ditumpangnya mogok tepat di depan rumah Bintang.
Bintang pun membantu memperbaiki mobil itu sampai
bisa berjalan lagi.
33
Pada suatu hari, seorang walikota bernama Tun
Abdul Jainab beserta istrinya diasingkan ke luar kota,
karena diduga korupsi dan pencucian uang.
34
istri Si Abdul pun menangis mendengar jawaban suaminya
karena tidak mengabulkan permintaannya.
35
Si Abdul berkata, ”Tidak bisa, aku sudah dicap
korupsi oleh semua orang. Aku hanya ingin membelikan
nasi lemak pada istriku.”
36
Tuannya pun berkata, ”Kamu mau hartaku Tun?,
aku mau memberimu harta ini karena kerjamu kepadaku
sangat bagus sekali," Si Abdul pun berkata, ”Terima kasih
tuan, tuan sangat baik sekali. “
37
bakar kepunyaan masyarakat di dekat hutan. Murakarmah
pun di pukuli oleh masyarakat dan dilempar ke sungai.
38
Marakarmah pun berkata, ”Terima kasih atas
pemberitahuannya nenek”
39
Nakhoda pun meminta tolong pada marakarmah,
“Tolong aku Marakarmah….. ”
40
Si Abdul berkata, “Kaukah itu Marakarmah? Aku
pangling pada mukamu yang sudah lama tak kulihat. ”
41
Suatu hari ada seorang pekerja bernama Tino.
Sehari–harinya ia bekerja di sebuah perusahaan sebagai
karyawan biasa. Hari demi hari dia lakukan dengan
semangat. Bangun di pagi hari, bergegas mandi lalu
menggunakan baju yang telah disiapkan istrinya dan
sarapan bersama keluarga kecilnya. Tino memiliki dua
anak yang seumuran, Rizky duduk di bangku kelas 5 SD
sedangkan Bila kelas 6 SD.
42
Pagi itu saat Tino sedang sarapan bersama istri dan
anak–anaknya, Bila sang anak pertama berkata “Ayah, apa
ayah ada uang untuk membeli beberapa buku yang aku
perlukan untuk belajar menjelang ujian nasional?” Tino
diam sebentar lalu menjawab “Memang harga dan jumlah
bukunya berapa nak?” langsung dijawab oleh Bila “Aku
membutuhkan 4 buku yang total harganya lima ratus ribu
rupiah,” mendengar itu Tino langsung mengiyakan
permintaan anaknya, walaupun itu jumlah yang cukup
banyak tapi demi anaknya apapun akan ia lakukan.
Sebelum ayahnya berangkat Bila kembali berkata “Oh iya
ayah, siswa kelas 6 wajib mengikuti bimbel yang tiap bulan
diwajibkan membayar tiga ratus ribu rupiah,” “Iya nak
doakan ayah mendapat banyak rezeki ya,” jawab Tino.
Sekejab Tino memikirkan mulai banyaknya
pengeluarannya, sedangkan gajinya per bulan hanya empat
juta rupiah. Uang tersebut dirasa sangat pas–pasan karena
tiap bulannya dia perlu menyicil kendaraanya, membayar
sekolah, dan memenuhi kebutuhan kluarganya. Sangat
sedikit sisahnya untuk ditabung.
43
teman karyawan lainya jika pekerjaannya sudah selesai.
Hal itu membuat atasannya melirik pekerjaannya. Sang
atasan melihat Tino begitu rajin dan ulet.
44
yang ia capai dan apa yang selama ini ia lakukan. Tino
menjadi sering kali berbangga diri.
45
besar, seharusnya sekarang uangnya ditabung saja,”
kemudian Tino menjawab “sudah gapapa kalo punya uang
kenapa tidak.”. Sang istri sudah tau apa yang terjadi bila ia
membantah suaminya, pasti akan kalah. Oleh karena itu ia
hanya mampu memberi tau anak-anaknya agar membeli
apa yang mereka benar – benar butuhkan saja.
46
setelah mendengarkan perkataan Tino pak direktur hanya
menggelengkan kepala “Saya akan memaafkan kamu
dengan cara mulai saat ini saya dengan halus untuk tidak
bekerja lagi disini, perbaikilah kesalahanmu dikehidupan
yang baru silahkan meninggalkan ruangan saya,
terimakasih.” Saat itu juga Tino tidak bisa berkata apa–apa
lagi dan langsung keluar dari ruangan pak direktur.
47
juga tak menuntut apapun, mereka menerima
bagaimanapun keadaannya.
48
makan di warungnya. Nama warung mereka adalah
Lalapan Bangkit.
49
Sekitar 5 tahun yang lalu, Anton adalah seorang
pengusaha sukses di kotanya. Ia memiliki kekayaan yang
melimpah, jabatan yang tinggi dan menikah dengan
seorang wanita yang cantik bernama Muti. Banyak yang
mengatakan jika Anton dan Muti adalah pasangan suami
istri yang boros, pelit, egois dan hidup berkemewahan. Oleh
karena itu, masyarakat di kota itu tidak ada yang suka
dengan Anton dan Muti, bahkan pengusaha lain yang
menyaingi perusahaan Anton selalu ingin menjatuhkan
perusahaan Anton.
50
"Kenapa semuanya bisa seperti ini? Kita sekarang
udah ga punya uang, harta, rumah. Apakah kita akan
miskin?" tanya Muti yang hampir menangis.
51
Sejak hari itu, Anton dan Muti selalu tidur di bawah
kolong jembatan. Mereka makan makanan sisa yang ada di
kolong jembatan. Jika tidak ada makanan sisa di kolong
jembatan, mereka mengemis. Orang-orang yang lewat itu
tertawa dan tidak ada satupun yang memberi uang atau
makanan karena mereka tau jika yang mengemis itu adalah
Anton yang sangat pelit dan tidak peduli dengan orang lain
saat ia kaya.
52
pengamen bernama Yitno yang sedang lewat di situ
bertanya kepada Anton dan Muti.
53
aja kayak aku? Halal kok, dapat uang lagi. Lumayan untuk
makan dan minum satu hari," kata Yitno.
54
Uang hasil kerja mereka sebagian diberikan kepada Anton
dan Muti. Tidak hanya uang, Yitno dan teman-temannya
pun juga memberi baju bayi, selimut, tikar dan lain-lain.
Betapa senangnya Anton dan Muti karena mereka
merasakan kebersamaan bersama Yitno dan teman-teman
lainnya itu.
55
"Permisi Pak, apakah bapak yang punya pohon
mangga itu?" tanya Anton dengan lembut.
56
Setelah mencapai 9 bulan, Muti melahirkan anak
laki-laki dan diberi nama Rizky. Saat Rizky remaja, Anton
dan Muti mengajarkan untuk selalu rajin menabung,
bekerja keras, selalu bersyukur dan peduli dengan orang
lain. Rizky juga belajar dengan giat. Ia sekolah dengan hasil
uang bekerjanya sendiri hingga ketika dewasa Rizky
menjadi pengusaha sukses yang baik, hemat dan peduli
dengan orang lain.
57
58
Danar adalah seorang buruh yang sangat miskin. Ia
selalu mendapatkan upah yang sangat rendah yang tidak
sepadan dengan usahanya. Walaupun begitu, ia selalu
bersabar dan selalu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
bahwa perbuatannya akan dibalas suatu hari nanti, dan ia
selalu percaya hasil tak akan mengkhianati usaha.
59
kehilangan banyak tenaga, ia jatuh pingsan di jalanan yang
sangat panas.
60
Danar hanya mengangguk paham, dan melanjutkan
meminum obatnya tadi yang belum habis. Kemudian orang
itu—Ali bercerita banyak hal, dan ternyata, Ali terkadang
melihat Danar yang bekerja keras, sehingga ia menanyakan
alasannya untuk melakukan pekerjaan itu. Dan akhirnya
Danar menceritakan semuanya kepada Ali.
61
Di kota yang besar dan makmur bernama Kota
Receh, dipimpin oleh seorang walikota yang terkenal akan
sifatnya yang suka pamer dan berfoya-foya. Walikota
tersebut bernama Pak Dawet. Pak Dawet mempunyai
seorang wakil walikota yang bernama Pak Garong. Pak
Garong adalah orang yang ulet, sabar, dan memiliki etos
kerja yang tinggi. Karena sifatnya itu, Pak Dawet dengan
sewenang-wenang menggunakan kekuasaan jabatannya
untuk menyuruh Pak Garong menyelesaikan tugas-tugas
Pak Dawet. Pak Dawet berkata, "Hei Garong, kau selesaikan
tugasku yang di meja itu. Saya tunggu besok hasilnya. Kalau
sampai tidak selesai, kupecat kau!". Meskipun begitu, Pak
Garong tetap melakukan perintah Pak Dawet tanpa
mengeluh sekalipun.
62
Tak pernah sekalipun Pak Dawet peduli dengan
kehidupan dan latar belakang Pak Garong. Yang ia
pedulikan hanya kepatuhan Pak Garong ketika disuruh
untuk menyelesaikan tugasnya.
63
pendapat, "Bagaimana jika kita meracuni Pak Dawet
dengan kopi racun, biar kapok !", ujar seorang menteri.
64
Pihak kepolisian menjawab, "Alasan anda kami
tangkap adalah karena anda telah menjadi tersangka atas
penyalahgunaan kekuasaan walikota dengan semena-
mena." Pihak kepolisian memutuskan untuk memberi Pak
Dawet hukuman 2 tahun di penjara. Tak lama kemudian
Pak Garong datang.
65
Seminggu setelah kejadian tersebut, kehidupan Pak
Dawet menjadi semakin susah dan berat. Semua orang di
kota mengucilkan Pak Dawet dan tidak ada yang
mempedulikannya. Ia hidup sebatang kara, tanpa seorang
istri maupun anak. Tak ada seorang pun di kota ini yang
tidak mengetahui keserakahan Pak Dawet. Di mana pun ia
mencari pekerjaan, dari perkantoran hingga penjual es
dawet tidak ada seorangpun yang mau memberinya
pekerjaan. Ketika ia kehabisan uang, ia meminta pinjaman
ke bank namun tidak ada yang mau meminjamkan uang
kepadanya. Ia hidup hanya dengan makanan dari hasil
penggadaian barang di rumahnya, entah sampai berapa
lama dia bertahan.
66
atas segala bantuan yang Engkau berikan kepadaku di saat
aku sangat membutuhkannya.", ucap Pak Dawet bersyukur.
67
dilakukannya selama menjadi walikota. Pak Dawet juga
mulai mengingat betapa keji dan tidak berperikemanusiaan
sekali perilakunya terhadap Pak Garong, mantan wakil
walikota yang kini menjabat menjadi walikota.
68
Suatu ketika, di tempat Pak Dawet bekerja, ia
melihat sesosok pejabat tinggi yang mengunjungi tempat
kerjanya. "Siapa itu? Rapi sekali pakaiannya seperti pejabat.
Tapi kenapa wajahnya tampak tidak asing bagiku?", tanya
Pak Dawet pada pekerja lainnya.
69
Garong, walikota baru. "Selamat siang, Pak Dawet.
Bagaimana kabar bapak, baik-baik saja?", tanya Pak Garong.
70
"Ketahuilah Pak Dawet, selama ini yang membantu
anda dalam kesusahan hidup anda adalah suami saya.
Beliau meminta bank untuk meminjamkan uang kepada
anda. Beliau meminta tetangga anda untuk membantu anda
dalam kebutuhan makanan dan pakaian.", ujar ibu pemilik
toko.
71
Pada suatu hari, terdapat pasangan suami-istri
yang tinggal di Ibukota, yakni Pak Budi dan Bu Ratna.
Mereka berdua hidup sengsara akibat kemiskinan.
Mereka berasal dari Kota Malang, Jawa Timur. Karena
jumlah lapangan pekerjaan dinilai kurang mencukupi,
mereka merantau jauh-jauh ke Ibukota Negara.
Tinggal di DKI Jakarta yang terkesan akan
kemajuannya, membuat mereka merasa tertekan
setiap harinya. Mereka berdua mengira di Jakarta
banyak yang akan menerima mereka sebagai pekerja.
Namun, apa daya, pasangan suami istri tersebut tidak
berpendidikan tinggi, ataupun memiliki keahlian.
72
berada di pinggir rel kereta api. Namun naas, rumah
mungil tersebut terpaksa digusur oleh pemerintah
daerah karena berada di tanah milik negara, yang
tidak semestinya dibanguni. Sejak penggusuran
tersebut, mereka terpaksa tinggal di pinggir jalan
setiap harinya. Setiap kali memerlukan air, Pak Budi
dan Bu Ratna harus pergi ke sungai yang jaraknya
cukup jauh. Tampak mereka berdua yang kotor dan
baju mereka yang compang-camping membuat
sebagian besar orang yang melihat mereka merasa
jijik. Ada pula yang mengusir mereka di saat mereka
hendak tidur di malam hari.
73
lama. Ia kebetulan menemukan sebungkus ayam
goreng, yang masih utuh dan hangat.
74
"Pak... Aku kepingin apel sing didol ndek mol-mol
iku lho" Kata Bu Ratna dalm Bahasa Jawa.
75
cerita Pak Budi tersebut, Bu Ratna mendadak menjadi
kurang puas akan apel-apel tersebut, karena apel-apel
tersebut bukanlah apel dari mall seperti yang Bu
Ratna inginkan.
76
Tiga bulan telah berlalu. Kini kandungan Sang
Istri telah berusia enam bulan. Sang Istri merengek
meminta buah nangka yang dijual di pusat
perbelanjaan.
77
cukup dari pemberian orang. Setelah genap sembilan
bulan, Sang Anak pun lahir.
78
dan tanggap. Ia sangatlah kreatif dan akhirnya dapat
mencari nafkah sendiri dan mampu membantu
menghidupi orang tua dan keluarganya. Kini, Pak Budi
dan Bu Ratna tidak lagi tinggal di pinggiran jalan,
melainkan tinggal di sebuah rumah di kawasan elit
Jakarta Utara. Mereka selalu ingat masa lalu mereka,
hal tersebut mendorong mereka untuk terus
membantu satu sama lain, terutama membantu orang
yang membutuhkan. Keluarga mereka disegani warga
sekitar, karena karakter mereka yang baik.
79
Pada suatu waktu terdapat satu keluarga kecil
di tengah perkotaan. Keluarga tersebut terdiri dari
seorang Ayah, istrinya, dan satu orang anaknya laki-
laki. Sang Ayah bernama Given, istrinya bernama Gisel,
sedangkan anaknya bernama Genta. Mereka
merupakan keluarga yang kaya karena Ayahnya
memiliki perusahaan terbesar di provinsinya.
80
gembel, Genta yang sangat sombong sangat tidak
disukai oleh teman-temannya.
81
benar jatuh miskin dan kembali gembel! Bagaimana
sih!!! Apa saja yang Ayah lakukan selama ini?!” amuk
Genta.
82
“Aku muak dengan tingkah kalian yang selalu
begitu, aku iri dengan teman-teman yang lain yang
bisa dekat dengan kedua orang tua mereka. Apakah
kalian pernah sekalipun memikirkan bagaimana
perasaanku??” lanjutnya dengan suara yang lantang
dan menekan disetiap perkataannya.
83
Mereka merenungi semua kesalahan yang telah
mereka perbuat, dan tanpa sadar mereka membiarkan
Genta pergi begitu saja. Tiba-tiba hujan turun dan
mereka berdua tersadar dari lamunannya, kemudian
mencari keberadaan Genta dan mereka tersadar
bahwa Genta tidak lagi bersama dengan mereka.
•~•~•~•~•
84
Genta terus menyusuri jalanan, melewati lorong
hingga ia merasakan dinginnya udara yang menerpa
tubuhnya. Baju yang ia kenakan sekarang telah kering,
dan ia mulai merasa lapar disepanjang jalan ia terus
bertemu dengan tempat makan mewah yang dipenuhi
pengunjung yang duduk di dekat cendela sehingga ia
bisa melihat betapa lahapnya mereka makan.
85
melihat dirinya kembali. *’apakah dengan penampilan
gembel seperti ini mereka mau menerima ku?’
gumamnya lagi. Genta menjadi bimbang, hingga tanpa
pikir panjang lagi ia tetap mengikuti rencana awalnya.
86
tadi, tanpa butuh waktu yang lama Genta segera
menyantap makanan tersebut.
87
sampai di pintu belakang, ia bertemu dengan salah
satu pelayan yang sedang membuang sampah. Ia pun
medapat pertanyaan dari pelayan itu.
88
dengan teman satunya dan berbincang bincang,
perlaha lahan Genta mecoba pergi dari sana dengan
berlari kecil. Tapi sialnya saat ia berada di pintu luar
ada seorang pelayan yang menghadanginya, akhirnya
Genta dibawa kembali dan ditanyai.
89
Di luar ekspetasi Genta, pelayan berbadan besar
itu setelah mendengar jawaban dari nya. Pelayan itu
spontan melayangkan tinjuan ke muka genta sambil
memaki maki Genta hingga Genta babak belur dan tak
sanggup berdiri lagi kemudian mengusirnya dari
restaurant tersebut. Genta merasa tidak kuat lagi
hingga ia menangis terisak isak.
•~•~•~•~•
Flashback
90
mereka sudahmelapor mereka harus mengeluarkan
biaya untuk ini.
Flashback end
91
*Keesokan Paginya
92
Tidak ada reaksi apapun dari Genta, ia sudah
tidak sanggup lagi menjawab maka dari itu ia hanya
bisa bersabar dan pasrah pada takdir.
93
tak bernyawa, lalu terlihat seseorang yang sedang
melewati kolong jembatan. Orang itu sangatlah cantik
parasnya, saat ia melewati kolong jembatan
pandangannya teralihkan pada Genta.
94
Kali ini gadis tersebut memutuskan untuk
menoleh kebelakang dan didapatinya seseorang
(*yaitu Genta) yang sedanng memanggilnya untuk
dimintai pertolongan. Kemudian gadis itu perlahan
mendekati genta, saat ia mendekat tiba tiba Genta
memegang kaki gadis tersebut dengan tangan
dinginnya. Gadis yang tadinya berdiri sekarang ia
mulai menunduk dan memeriksa keadaan Genta.
95
keberadaan Genta. Saat kedua orang tua Genta tau
dimana keberadaan anaknya, mereka segera pergi
menuju lokasi dimana Genta berada.
96
Suatu hari di sebuah kota besar tinggalah
keluarga miskin. Sehari hari mereka bekerja sebagai
pemulung begitu juga dengan satu anaknya ikut
dengan mereka bekerja. Disaat teman teman sebaya
nya bermain sepeda bersenang senang ia membantu
kedua orang tua nya memulung. Meskipun umurnya
baru 7 ia mampu bekerja membantu orangtuannya,
dia bernama Doni.
97
“Permisi apakah benar ini pak Daryanto?” kata
seorang polisi
98
dipenjara selama 5 tahun dan membayar denda yang
besar.
99
menuduhnya menghilang kan surat tanah proyek
yang sedang dikerjakan.
100
Keeseokan paginya datanglah penagih utang
menggedor gedor pintu rumah.
101
bersyukur apa yang telah diberikan oleh Allah
baginnya itu adalah suatu cobaan.
102
“Dada pemulung hahahhaha”lagi lagi mereka
mencaci
“Iyaa buu”
103
Seminggu kemudian Doni menagih janji itu, namun
orangtua Doni belum mampu
“Sepeda itu?’
“Gimana bisa?”
104
“Nanti aku ceritakan, sekarang kita ke toko
sepeda dulu”
105
karena sudah membantu mencari tambal ban dan
mendorong kan mobilnya yang mogok tibatiba
ditengah jalan. Sebagai bentuk terimakasih ia
memberikan uang tersebut. Legalah perasaan ibu
yang sedari tadi memikirkan hal hal yang negatif
karena seorang pemulung tidak mungkin mendapat
uang sebanyak itu dalam sehari.
106
yang mau main saja tidak ada yang mau bermain
denganku”, dengan sedihnya.
107
ternyata yang datang adalah seorang laki laki besar
dan tinggi. Ternyata ia adalah orang yang waktu itu di
bantu pak Daryanto. Datang untuk memberikan
bantuan uang dan dibelikan rumah. Betapa
bersyukurnya mereka rezeki yang datang tiba tiba.
Tidak hanya diberikan uang dan rumah tetapi juga
pekerjanan. Pak Daryanto diterima sebagai pegawai di
sebuah perusahaan yang besar dan ibunya juga
diterima sebagai koki di dapur kanntor tersebut. pak
Daryanto sangat berterimakasih hingga sujud syukur .
108
mengajari teman temannya yang belum bisa tidak
pernah menolak untuk mengajari teman temannya.
109
110
Sebermula ada saudagar di negara Ajam.
Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan
tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia
berdoa kepada Tuhan,maka saudagar Mubarok pun
beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri
nama Khojan Maimun.
111
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan
perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada
istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada
istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan,
mufakatlah dengan dua ekor unggas itu,hubaya-
hubaya jangan tiada ,karena fitnah di dunia amat besar
lagi tajam dari pada senjata.
112
perg mendapatkan anak raja.maka bayan pun berpikir
bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan
binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, mak
ujarnya,"Aduhai Siti yang baik paras,pergilah dengan
segeranya mendapatkan anak raja itu. Apapun hamba
ini haraplah tuan,jikalau jahat sekalipun pekerjaan
tuan,Insya Allah di atas kepala hambalah
menanggungnya. Baiklah tuan pergi,karena sudah di
nanti anak raja itu. Apatah di cara oleh segala manusia
di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan?
Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat
seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh
tuannya seorang istri saudagar.
113
cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung
tersebut bercerita,hingga akhirny lah Bibi Zainab pun
insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya
Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
114
Suatu hari, ada sekeluarga yang tinggal di
sebuah desa yang asri. Keluarga tersebut adalah Adi,
Rahma, dan anak semata wayang mereka, Dimas.
Mereka selalu hidup bahagia karena saling menolong.
Di desa, Adi memiliki puluhan petak sawah sehingga
setiap hari ia bekerja ke sawah ditemani oleh Dimas.
Adi selalu giat bekerja sehingga tak heran jika ia
memiliki penghasilan yang cukup.
115
“Hai Dim, ayo makan dulu. Aku sudah masak
nasi goreng kesukaan kamu nih.”
116
"Kita mau kemana Dim? Jauh nggak?" tanya
Kirana.
117
"Iya, sangat indah! Terima kasih sudah
membawaku ke tempat ini," balas Kirana.
118
pun menjawabnya dengan senang hati. Setelah
persiapan yang cukup singkat, pernikahan yang
sederhana akhirnya tergelar. Pernikahan tersebut
hanya dihadiri oleh sanak saudara dan kerabat dekat
Dimas dan Kirana.
119
Mereka mulai makan dengan keadaan hening. Setelah
itu, Dido berpamitan kepada kedua orang tuanya.
120
“Na, aku ingin merantau ke kota. Di sana aku
ingin membuka usaha bersama temanku, “ jelas Dimas.
121
“Baiklah, nanti jika usaha ayah sudah berjalan
dengan baik, kita pindah ke kota ya,“ jelas ayah.
122
malam Dido berpura-pura tertidur. Saat ibunya sudah
pergi meninggalkannya Dido mengikutinya. Betapa
terkejutnya ketika ia melihat ibunya bertemu laki-laki
selain Ayahnya, Dimas. Dido melihat ibunya bercanda
tawa bersama laki-laki tersebut. Ia pun merasa kesal
dan segera menghampiri ibunya.
123
“Ibu sadar dengan kelakuan Ibu. Mulai saat ini,
Ibu akan selalu menunggu ayahmu pulang untuk
hidup bahagia bersama. Maafkan Ibu ya sayang,“
sambung Kirana seraya menenangkan Dido.
124
“Maafkan aku, Dim. Aku hanya merasa kesepian
saat itu dan sekarang aku benar-benar menyesal telah
melakukan itu,“ jelas Kirana.
125
Dimas membeli rumah di kota dan mengajak Kirana
dan Dido untuk tinggal. Mereka hidup bahagia
bersama.
126
Suatu hari hiduplah sepasang suami istri yang
tinggal di desa dekat pantai yang bernama Desa
Sugeng. Mereka bernama Pak Slamet dan Bu Sri. Pak
Slamet bekerja sebagai nelayan. Mereka memiliki
seorang anak bernama Aryo. Aryo merupakan seorang
anak yang baik dan taat. Mereka hidup bahagia
bersama.
127
ke kota esok hari dan memutuskan untuk melamar
Ayu.
128
Suatu ketika ada seorang anak kepala desa yang
bernama Alde yang sedang berkeliling Desa Sugeng. Ia
melihat sebuah rumah. Ia melihat Ayu sedang duduk
di kursi teras rumah. Bagi Alde, Ayu sangatlah cantik.
Mereka akhirnya berkenalan. Mereka saling jatuh
cinta. Alde mengajak Ayu untuk bertemu di rumahnya
pada malam hari. Akhirnya hampir setiap malam ia
pergi bertemu Alde.
129
Melihat itu Dewi menjadi takut. Ia berpikir jika ia
mengatakan hal yang sama ia akan di telantarkan juga.
Akhirnya ia lebih memilih untuk menasihatinya secara
baik baik.
130
Palembang, 20 November 1995
⪻⪼
131
Namaku Veronica Angelina. Kerap dipanggil Angela.
Saat ini aku sudah menjadi seorang mahasiswi semester
pertama jurusan arsitektur di fakultas terbaik di Ibu Kota.
Senang rasanya bisa masuk di universitas yang didambakan
banyak orang lewat jalur undangan. Aku merasa bangga
atas pencapaianku saat ini.
132
“Paman mau memberitahu, …”
⪻⪼
133
dirawat setengah jam kemudian. Tapi apalah daya, alat
elektrokardiograf yang tersambung dengan ibuku hanya
menunjukkan garis horizontal lurus berwarna hijau diiringi
bunyi khas kematian yang memekakkan telinga. Ibuku
telah tiada.
134
“Ya, paman. Angela akan selalu berjuang untuk
meraih cita-cita Angela, meski kedua orangtua Angela telah
pergi meninggalkan Angela,” jawabku dengan pelan.
135
namun ada rasa penasaran yang menyeruak lebih hebat
dalam benakku. Tak lain dari kotak kayu yang diberikan
pamanku. Akupun membukanya dan kudapati amplop-
amplop yang tersusun rapi. Kuambil salah satunya, kubuka,
dan kubaca.
⪻⪼
136
membahagiakan lagi adalah malamnya, aku diajak
pergi jalan-jalan oleh Siregar. Betapa bahagianya
aku malam itu. Siregar datang ke rumahku dengar
motornya. Ia menjemputku. Tentu aku sudah
mempersiapkan kedatangannya dengan memakai
baju terbaikku, sepatu bagus, serta memakai make
up meski hanya tipis. Kami pergi makan malam
bersama.
137
Entah mengapa. Aku senang mengumpulkan kertas-
kertas tersebut dalam amplop. Pernikahanku
berjalan lancar. Semua orang terlihat bahagia. Aku
harap kami dapat tetap bersama selalu.
138
Aku sedih. Angela berkata kepadaku, “Ma, ayah
kemana?” Hal itu membuatku sedih. Sudah sebulan
Siregar pergi. Aku takut ia kenapa-kenapa. Sering
saat aku menghubunginya, ia hanya menjawab
bahwa kondisinya baik. Ia sedang sibuk dengan
proyek besar di Kalimantan. Aku hanya bisa diam
dan berdoa semoga suamiku baik-baik saja.
139
Ditambah lagi kenyataan bahwa suamiku yang
kusayang telah bersama orang lain.
140
Itu akhir dari surat ibuku yang kubaca, juga
merupakan titik puncak tangisku. Aku baru mengetahui
betapa besar perjuangannya selama ini. Aku menangis
sejadi-jadinya. Aku menyayangi ibuku. Aku harap aku bisa
menjadi seperti ibu. Seorang wanita kuat yang setia pada
suaminya.
⪻⪼
141
“Dua setel pakaian, sleeping bag, masker,
nesting, pisau, dua botol air,kotak P3K, lalu..” Sandy
bergumam seraya menggoyang telunjuk seakan
menunjuk barang-barang yang disebut. Bola matanya
bergerak keatas-samping mencoba mengingat sesuatu.
142
panik. Emma mengacungkan tas Sandy dengan
senyuman miring. Segera ia buka dan membalik tas
tersebut hingga isinya berceceran. Sandy menutup
matanya, memasang wajah seakan berkata “gawat”.
***
143
yang menunggu disana. Berikan dua kantung botol
tersebut kepada mereka yang akan membawanya ke
garis finish, dan akan ditentukan siapa pemenangnya
berdasarkan jumlah air yang tersisa. Peraturannya,
kalian tidak diperbolehkan membawa bekal kecuali
roti dan peta. Pemenangnya akan diantar menuju
gerbang hutan menggunakan truk saat perjalanan
pulang, yang lainnya harus berjalan kaki. Mengerti?”
jelas Richard, satu dari kategori senior tersabar.
144
yang pemberani dan Tyson yang otak encer, ia merasa
dirinya akan baik-baik saja.
145
beristirahat. Emma yang berada di depan masih fokus
dengan peta dan sibuk mencocokkannya dengan posisi
mereka sekarang. Sandy dan Tyson mulai tak kuasa
membawa kantung botol minum. Berkali-kali
mengumpulkan niat untuk mengeluarkan roti dari
saku celana dan memakannya menggunakan sebelah
tangan sambil berjalan, namun itu sangat sulit bagi
mereka yang sedang membawa kantung botol.
146
Setelah sekian lama akhirnya mereka
menemukan pos satu. Banyak yang berekspetasi pos
satu berupa gazebo yang nikmat untuk merebah
seperti gambar di peta,namun realita berkata tak ada
apa-apa selain papan bertuliskan “pos satu” tertempel
di batang pohon pinus. Namun bukan masalah besar,
mereka merebahkan diri mereka di atas tanah dengan
pemandangan langit dan sinar matahari yang samar-
samar, tertutup oleh rindangnya pohon.
147
“Maafkan aku. Aku tidak sengaja! Maaf! Aku
benar-benar lupa, Ya Tuhan!”
148
botol air minum, itu masih sedikit. Aku tahu kalian
haus,” ujar Sandy tiba-tiba.
149
“Aku janji gak akan melupakanmu.”
150
Mereka les di satu tempat yang sama, sehingga,
pagi, siang, sore, dan malam mereka selalu bertemu.
4 hari berlalu...
“Aminn.”
151
dan Della, mereka setiap hari selalu berdoa
mengharap yang terbaik.
“Janji?”
152
“Janji.”
153
membuat mereka optimis dengan kenyataan yang
mereka hadapi.
154
3 bulan lebih mereka tidak berkomunikasi.
155
3 tahun kemudian...
156
157
Suatu hari ada seorang warga di Desa Lagaas
yang bernama Jata Winawan. Ia sudah 5 tahun
menikah tetapi masih belum dikaruniai anak. Tetapi ia
selalu senantiasa berdoa kepada Tuhan. Setelah sekian
lama istrinya pun hamil. Istrinya sudah mengandung
selama 9 bulan,ia pun melahirkan anak laki-laki yang
mungil dan tampan. Mereka bingung anaknya akan
diberi nama siapa.
158
bisa menjadi anak yang sholeh,berbakti kepada orang
tua,tegas,gagah,dan berani,” tanya Jata Winawan
kepada istrinya. Istrinya pun setuju dengan saran
nama yang diberikan suaminya. Akhirnya mereka
memberi nama anaknya Ghani Maulana.
159
Mereka berdua pun setuju dengan perjodohan
ini. Orang tua mereka sedang mempersiapkan untuk
pernikahan anak-anak mereka. Agar proses nya bisa
berjalan lebihb cepat. Karena lebih cepat lebih baik.
160
anak istri saya dalam jangka waktu yang lama,” jawab
Ghani Maulana dengan raut muka bingung.
161
dengan pemiliknya,karena beliau yang mengajarinya
mengaji saat ia berumur 5 tahun dulu. Ia pun bertanya
kepada pemilik pesantren tersebut, “Permisi pak,saya
Ghani Maulana,murid anda dulu. Saya datang kesini
ingin mengadopsi anak-anak yang tidak memiliki
orang tua. Saya sanggup untuk membiayai anak-anak
tersebut.”
162
“Wah,suaramu indah sekali nak. Siapa namamu
nak? Bagaimana kabarmu disini nak?” kata Ning Lisa.
Anak tersebut pun tersanjung atas perkataan Ning
Lisa.
163
Saat berbincang-bincang dengan Akbar dan
Faizah,suaminya pun datang untuk menanyakan
tentang anak angkatnya yang akan menemaninya.
164
berpesan kepada istrinya,“Jika ada suatu
permasalahan,maka berceritalah kepada Faizah dan
Akbar. Mereka sudah dibekali ilmu yang cukup saat
berada di pesantren. Jangan kau pendam sendiri
masalahmu,mereka juga akan menasihati,aku sudah
berbincang-bincang dengan mereka kemarin.”
165
saudara kandung lelaki tersebut,yang diduga namanya
adalah Fasa.
166
untuk berpamitan. Tetapi saat ia lihat Akbar sedang
tertidur. Tetapi sebenarnya Akbar hanya berpura-pura
tidur. Akbar pun juga mendengar percakapan Ning
Lisa dan Faizah. Ia pun mengetahui jika Faizah diusir
dari rumah. Karena melarang Ning Lisa bertemu
dengan lelaki tersebut dan membentak Ning Lisa.
Akbar tidak ingin itu terjadi pada dirinya.
167
selalu pergi untuk bertemu Fasa. Tetapi ketika hendak
berangkat bertemu dengan Fasa ia selalu berpamitan
kepada Akbar. Sebelum ibunya berangkat ia selalu
bercerita kisah-kisah yang ia dapat dari pesantrennya
dahulu. Hingga pada suatu saat Ning Lisa menyadari
kesalahannya. Ia pun bertobat kepada Allah Swt dan
berhenti menemui Fasa.
168
terhadap Faizah. Ia pun menceritakan masalahnya
dengan Faizah. Ia pun berniat untuk mencari Faizah
kembali,dan memintanya pulang ke rumah. Ghani
Maulana pun paham,dan sabar atas sikap istrinya saat
ia merantau ke kota. Ghani Maulana juga senang
karena anaknya yang bernama Akbar berhasil
menyadarkan kesalahan istrinya.
169
Namaku Kirana Fredella, umurku baru 15
tahun, aku menduduki bangku kelas 10 di SMAN 8
Jakarta, bisa dibilang salah satu SMA ternama di kota
ini. Sejak kecil, aku sudah bermimpi untuk bersekolah
di luar negeri. 2 Bulan yang lalu terdapat tes untuk
mengseleksi 5 siswa sebagai perwakilan sekolah
untuk melakukan student exchange ke London dan
tentunya aku sangat bertekad untuk mengikutinya,
berbeda dengan kedua sahabatku, Freya dan Neysha
yang hanya iseng mengikuti tes ini.
170
yang juga kepo dengan hasil tes tersebut. Aku dan
kedua sahabatku pun mencoba masuk kedalam
gerombolan untuk melihat lebih jelas hasil tes nya.
171
“Tapi gw kok nggak diterima sih...,” kata Freya
sambil memasang raut wajah sedih.
172
***
173
“Lo pulang bareng Evan kan Ran? Kita salam
buat dia ya, jangan lupa bilang kalo lo keterima
student exchange, oke udah telat nih, kita pergi dulu
bye-bye!” Ujar Freya yang mengatakan hal tersebut
sambil berlari keluar kelas.
174
“Enggak kok gw juga barusan.”
“Iya hehe.”
175
“Yaah kalo itu sedih sih, tapi kan kita masih
bisa chatan” Jawab Evan optimis.
“Pasti dong”
***
176
Hari ini, Minggu, 13 Januari 2019, aku akan
berangkat ke London. Aku hanya bersekolah selama 1
minggu setelah itu aku langsung berangkat ke London
dan kembali 6 bulan lagi tepatnya saat semester 2
dimulai. Aku diantarkan oleh kedua orang tuaku untuk
pergi ke bandara. Sampai nya disana aku melihat 4
siswa lainnya yang juga perserta student exchange ini.
177
namun sampai di London kita akan langsung dijemput
dan diantar ke asrama kita tinggal nanti.
178
you’ll bring a piece of me wherever you go, gimana?
Udah so sweet gak gw?”
***
(Evan POV)
179
perbedaan waktu yang cukup signifikan antara Jakarta
dan London yaitu 6 jam. “Masih ada 4 bulan lagi
sampai dia kembali hmm,” gumamku sambil mencari
kunci motor di dalam tas karena aku ingin segera
pulang. Lalu tiba-tiba aku mendengar suara orang
terjatuh, ternyata ada anak perempuan yang terjatuh
tidak terlalu jauh dari tempat ku berdiri, aku pun
menghampirinya.
180
“Emm sepertinya kamu nggak bisa pulang, mau
aku anterin?”
181
Aku pun menyalakan kembali motorku dan
melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah.
“Friska ya? Hmm manis juga dia,” Gumamku. “Eh?”
***
(Neysha POV)
182
“Van lo sekarang deket sama Friska?” Kataku
langsung to the point.
***
(Evan POV)
183
tidak ada Kirana sehingga aku mendekati cewek lain.
“Cowok macam apa aku ini?” gumamku, setelah itu
aku menyalakan mesin motorku dan bersiap-siap
pulang lalu tiba-tiba Friska datang.
“Eh?”
184
Pada abad ke 20 yang lalu, disekitar daerah
Pulau Sempu hiduplah dua orang suami istri yang
miskin bernama Apollo dan Siti. Diceritakan bahwa
mereka telah menikah selama 35 tahun, namun belum
dikaruniai anak. Mereka terus berdoa agar dikaruniai
anak.
185
“Apa nama yang sepatutnya kita beri kepada
buah hati kita ini?” Siti bertanya.
186
ini. Selain belajar untuk agamanya, Markucel Juga
dilatih beladiri dan berlayar mencari ikan dilaut.
187
apa yang telah kamu lakukan di dunia ini, maka kamu
harus melakukan hal yang baik-baik”.
188
Lantas majikannya menjawab, “Kamu cukup
mendapat ikan 5 kg setiap malam, maka kamu akan
mendapat makan sepanjang hari dan uang pesangon
untuk kebutuhanmu lainnya.”
189
“Aku hanya ingin setia kepadamu dan
mengikuti perintah baikmu.” Ujar Markonah.
190
Hingga suatu saat Markonah mengajak
berkencan bersama. “Hai kau anak kades, bisakah aku
makan malam bersamamu?”
191
Apa daya Srintil yang malah dibalik dimarahi
oleh Markonah bahkan diancam untuk dilaporkan
polisi karena Markonah menganggap itu sebuah hina-
an kepadanya. Srintil memilih untuk diam dengan hal
itu. Akhirnya, Markonah telah berhasil berkencan.
192
Bagaimana jika suami mu tahu anda seperti ini? Tentu
hal itu membuat suamimu sakit hati, depresi, bahkan
bisa meceraikan mu. Apakah anda tidak merasakan
hal itu?”
193
“Ini Rumah untukmu, Aku telah berjanji ketika
aku kembali maka aku akan membelikanmu sebuah
rumah. Kini aku telah memiliki saham pada industri
olahan ikan disini. Aku harap kamu suka dengan apa
yang telah aku punya.”, kata Markucel kepada istrinya.
194
Suatu hari di sebuah perkotaan lebih tepatnya
kota jakarta yang mana perkotaan itu ialah perkotaan
yang gemerlap dan fancy yang menyebabkan
maraknya pergaulan bebas dimana-mana yang
diceritakan terdapat satu kalangan anak muda yang
beranggotakan anak anak dari kalangan atas yang
kerjanya hanya menghabiskan duit orang tua
mereka.Itulah geng Frick yang dimana terdapat enam
anggota yaitu Milea, Dilan, Nandan, Wati, Anhar, dan
Rani.
195
perlu dipertimbangkan. Terkadang Dilan suka sekali
pergi ke club untuk berdansa dan berfoya-foya dengan
perempuan-perempuan lain tanpa Milea ketahui. Tapi
memang dasarnya keduanya memang tidak setia Milea
pun juga seringkali melakukan hal bodoh seperti
terlalu mengumbar aurat di manapun tapi hal itu
sudah banyak yang mengetahui, milea juga seringkali
pergi ke bar untuk bermain bersama pria pria kaya.
196
"Hahaha kali aja gue mau sesuatu jadii tujuan
gue ngumpulin kalian semua disini tuu karena ada
sesuatu yang pengen gue sampe-in guys.
197
Wati pun bertanya dengan raut kaget dan
kecewa, "Lo kok mendadak banget sii Lan"
198
Akhirnya berangkatlah dilan ke London. Esok
harinya, hari demi hari mereka jalani seperti biasa tapi
tidak untuk Milea, Milea sangatlah kesepian tidak ada
lagi yang memperhatikan dia.
199
Anhar menanggapi "Gimana ya enak nya?
Menurut kalian gimana?"
200
kecill, masa lo tega si ngambil Milea dari Dilan, kita
temen Nan! "
201
Keesokan harinya Anhar menyeritakan semua
nya kepada Wati dan Rani. Wati dan Rani pun
berambisi untuk memisahkan Nandan dan Milea
dengan cara apapun akhirnya Wati dan Rani
berinisiatif dengan cara menasehati tapi tidak dengan
cara yang langsung tetapi dengan cara yang pelan
pelan seperti mengingatkan kepada Milea tentang
kenangannya yang lama selama bersama Dilan.
202
Milea menjawab, "Hmm....sedikit si, kenapa
emangnya?"
203
Dilan pun pulang untuk menemui teman teman nya.
Milea pun begitu senang.
204
Hari itu tanggal 7 April, hari lahir Ahmad. Ia
merayakan hari ulang tahunnya yang ke-17 sendirian
di rumah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ahmad hanya tinggal bersama kakeknya yang pastinya
sudah berusia tua. Ia memiliki pekerjaan sampingan
berupa pesuruh di suatu rumah makan. Ia tidak bisa
terus bergantung kepada kakeknya yang sudah
berusia lanjut dan hanya bekerja sebagai buruh
dengan upah yang hanya secukupnya. Jadi wajar saja
apabila ulang tahunnya tidak pernah dirayakan. Lagi
pula dia juga tidak pernah menuntut siapa pun untuk
merayakannya.
205
keresahannya, sang kakek masuk ke kamarnya. Ia
membawa sebuah kotak yang cukup besar yang ia
sembunyikan di balik badannya. Ahmad sudah
merasakan hatinya berdebar-debar. Dengan rasa ingin
tahu yang tinggi, ia berjalan mendekati kakeknya.
206
dengan jelas bahwa kotak tersebut bergetar-getar
seperti ada makhluk hidup di dalamnya.
207
pagi. Pikirnya kakek sudah berangkat kerja. Ia
mengenang waktu-waktu yang dia habiskan bersama
kakeknya, dan betapa bersyukurnya dia memiliki
sosok kakek yang sangat mencintainya. Ia teringat
pesan kakek yang selalu diberikan kepadanya.
208
tempat ia bekerja. Di rumah ia disambut oleh istri
cantiknya yang menggendong putri mungilnya yang
baru berusia 8 bulan dan Nova, anjing yang sudah
dirawatnya selama 10 tahun.
209
kekurangan. Kini Ahmad sudah menjadi orang yang
sukses. Membeli anjing berharga 5 kali lipat dari harga
Nova adalah hal yang sangat kecil bagi Ahmad.
210
disihir oleh sosok itu. Ia bermimpi bahwa ia tersihir
kembali menjadi sosok Ahmad 20 tahun yang lalu.
Waktu di mana ia berusaha keras untuk bertahan
hidup melawan rasa kesepian dan kelelahannya. Lalu
ia kembali merasakan sulitnya dan kerasnya masa
remajanya. Lalu sosok sang kakek muncul dan
menceritakan 100 cerita yang mengingatkan Ahmad
tentang janjinya untuk selalu merawat Nova. Mimpi
itu terasa sangat nyata. Ahmad terbangun dan
menangisi keputusannya. Mimpi yang terasa seperti
akan berlangsung selamanya akhirnya berakhir dan
menyadarkannya.
211
anjing. Ia bilang bahwa ia akan membelinya untuk
menemani putrinya tumbuh besar dan agar putrinya
dapat merasakan pelajaran yang ia dapatkan selama
beranjak dewasa.
212
213
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari
kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas
beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh
patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.
214
yang bersuara sangat merdu. Keesokan harinya,
Baginda Raja menceritakan mimpinya tersebut pada
kedua anaknya. Sang Baginda berkata pada kedua
anaknya, bahwa barangsiapa yang bisa mendapatkan
buluh perindu maka ialah yang akan menggantikanku
untuk menjadi raja.
215
Lalu Syah Fri merobek gendang tersebut.
Betapa kagetnya Syah Fri karena dia mendapati
seorang Putri dan dayang-dayang nya sedang
bersembunyi di dalam gendang. Setelah dikeluarkan
dari dalam gendang, Sang Putri bercerita bahwa dia
disembunyikan di dalam gendang oleh ayahnya untuk
menghindari serangan raksasa Garuda yang telah
meluluh-lantah-kan kerajaan mereka.
216
Selama mereka bersama, raksasa perempuan
banyak memberikan pengalaman baiknya,
memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu,
dan memberikan sebuah senjata untuk melawan
Buraksa (raksasa jahat). Raksasa perwmpuan
bercerita bahwa masih di wilayah ini, ada sebuah
kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa.
Raksasa perempuan menyuruh Indera Bangsawan
untuk membantu kerajaan tersebut.
217
Indera Bangsawan segera bergegas untuk
mengejar dan mencari Buraksa tersebut. Indera
Bangsawan sudah diberi senjata oleh raksasa
perempuan yang akan dia gunakan untuk memotong
hidung buraksa yang tujuh dan mata Buraksa yang
tujuh.
218
istrinya untuk kembali ke kerajaan Kobat Syahrila
untuk menghadap ayahnya. Namun, Indera
Bangsawan memdadak sakit keras.
219
Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia
melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi
juga oleh istrinya. Indera Bangsawan jug alangsung
menyerahkan buluh perindu yang diidamkan ayahnya.
Sang ayah bertambah bahagia dan langsung
mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk
menggantikan posisinya.
220
Elno Weda Pratama adalah seorang pengusaha
sukses di Jakarta. Hampir 5 tahun ia menikah dengan
perempuan bernama Nada Olivia, tetapi mereka belum
juga dikaruniai anak. Mereka berusaha untuk
mendapatkan keturunan untuk meneruskan
perusahaan Elno. Sampai-sampai hampir setahun
belakangan ini ia rajin berdoa dan memberi sedekah
untuk fakir miskin agar cepat dikaruniai buah hati.
Sampai suatu hari Nada memberikan kejutan kepada
Elno bahwa ia hamil. Elno sangat senang mendengar
hal tersebut.
221
depan. Mereka sangat bersemangat akan hal itu.
Tetapi ternyata 3 hari setelah pemeriksaan itu Nada
suda mulai merasakan kontraksi. Elno segera
membawanya ke rumah sakit. Orangtua mereka juga
langsung menyusul mereka ke rumah sakit. Sekitar 4
jam kemudian akhirnya Nada melahirkan.
222
Semakin kesini semakin terlihat perbedaan
sifat mereka. Veno adalah anak yang cerdas, rajin,
penurut, dan pintar bermain musik, sedangkan Vero
sang adik adalah anak yang nakal dan malas tetapi ia
temasuk anak yang cerdas, ditambah lagi ia pintar
bermain basket dan memiliki suara yang merdu.
Karena perbedaan tersebut sejak kecil mereka sering
bertengkar tetapi mereka akan berbaikan dengan
sendirinya. Saat ia memiliki seorang adik perempuan
perengkaran mereka sudah mulai jarang terjadi,
merekaa memlih untuk marah dalam diam karena
takut mengganggu adiknya dan berujung dimarahi
oleh mamanya.
223
beda 2 tahun darinya, dan ia juga memiliki sura yang
indah.
224
abang itu adalah panggilan untuk si kembar. Veno
dipanggil kakak, sedangkan Vero dipanggil abang.
225
ayahnya. Keadaan kembali menjadi hening. Sampai
kemudian Vera mengusulkan idenya “Bagaimana jika
kakak sama abang lomba cari cara buat buka cabang
perusahaan ayah? Jadi waktunya 3 bulan, kakak sama
abang harus promosiin perusahaan ayah di kota lain
biar ada orang yang tertarik bekerjasama untuk
membantu buka cabang, dan yang berhasil bisa
ngegantiin ayah,” usul Vera. “Mama setuju sama Vera
jadi bisa sekalian ngembangin perusahaan,” kata Nada.
“Ayah juga setuju, kalian gimana?” Tanya Elno pada si
kembar. “Boleh juga,” jawab mereka bersamaan.
226
depan ya, mulai besok kalian bisa ke kantor untuk
ngumpulin data-data yang diperlukan,” kata Elno.
227
Sesampainya mereka di tempat tujuan mereka
masing-masing, mereka mulai melakukan tugasnya.
Sebelumnya mereka juga sudah bertanya kepada
rekan-rekan ayahnya bagaimana cara yang tepat
untuk membuka cabang. Rekan—rekan ayahnya
sungguh membantu mereka dalam
merekomendasikan orang-orang untuk diajak
bekerjasama. Mereka juga membantu mencarikan
data-data yang diperlukan.
228
“Adu panass,” teriak Novel. “Maaf maaf
gasengaja,” ucap Veno. Veno membantu Novel berdiri
dan meminta air es untuk mengompres kaki Novel
kepada pelayan. “Kaki kamu aku kompres dulu ya,”
ucap Veno. Setelah beberapa saat, “Udah-udah
mendingan kok,” ucap Novel. Setelah itu Veno kembali
emminta maaf dan mereka berkenalan. Setelah itu
Veno mengntarkan Novel pulang.
229
bertemu dengan orang yang akan diajak bekerjasama
untuk membuka cabang perusahaan ayahnya di Bali.
Secara tidak sengaja Diko mendengar percakapan
mereka. Setelah Vero selesai dengan pertemuannya
Diko menghampiri Vero. Ia menawarkan jasanya
untuk membantu Vero dalam merancang gedung
perusahaannya. Diko berkata jika ia sudah punya
rancangan gedung akan lebih mudah kerjasama.
230
tidak lagi menginginkan perusahaan ayahnya. Ia lebih
senang dan ingin membantu Novel untuk membuka
galeri. Ia merelakan perusahaan ayahnya untuk Vero.
Bahkan ia membantu Vero untuk menemukan orang
yang mau bekerjasama.
231
Jogjanya sendiri lengkap disana. Sedangkan galerinya
yang di Bali berencana untuk diisi lukisan-lukisan
yang pernah dipajang diluar negeri.
232
dengan memegang cabang perusahaan ayah mereka di
Surabaya. Dia juga akan melangsungkan pernikahan.
Ayah dan mama mereka pindah ke Bogor untuk
mencari suasana yang lebih sejuk. Mereka hidup
dengan nyaman dan bahagia.
233
Terdapat perkataan seorang Perdana Menteri
bernama Sidharta di Jakarta. Setelah sekian lama
menjalankan pemerintahan ia belum dikaruniai anak.
Maka pada suatu hari,ia pun menyuruh anak buahnya
membaca doa kunut dan sedekah kepada fakir dan
miskin. Setelah beberapa lama, istri dari Sidharta yaitu
stephanie dan melahirkan dua orang putra laki-laki.
Yang tua lahir dengan kepinteran luar biasa dan yang
muda lahir dengan kreativitas luar biasa. Sidharta dan
stephanie sangat senang maka mereka menamai anak
mereka Sailendra dan Stuart.
234
menguasai ilmu pengetahuan, ilmu politik, dan ilmu
agama.
235
menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia
bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang
berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari
mahkota ayahnya yang diambil oleh si pemuda, ialah
yang patut menjadi penerus tahta Perdana Menteri
ayahnya.
236
“Lalu ayah akan menyuruh kami mencari
mahkota tersebut bukan? Tetapi kami tidak tahu
dimana pemuda itu.” Jawab Stuart dengan cemas.
237
menipu menjadi pengemis di pinggir jalan. Karena
kebaikan hati mereka, mereka berdua pun memberi
uang ke pencuri itu. Lalu si pencuri itu tiba-tiba berdiri
dan menyerang Stuart.
238
“Benar! Jangan berani-berani menyakiti kita!”
Geram Stuart.
239
“Huft… untung saja kita berhasil lari dari orang
itu.. dia terlihat sangat menyeramkan.” Kata Sailendra
dengan kelegaan.
240
membuat dirimu ditangkap oleh pencuri tadi!” Kata
Sailendra dengan tegas.
241
sendirian dan tidak ditemani siapapun. Sementara itu
di kediaman keluarga Sidharta, SIdharta dan
Stephanie, yaitu orang tua Sailendra dan Stuart
mengkhawatirkan anak-anak mereka. Mereka tidak
tahu soal mereka bertemu dengan pencuri. Tetapi jika
mereka tahu pasti akan panik.
242
“t..tapi saya tetap khawatir karena ini adalah
kota yang luas dan pastinya banyak kejahatan yang
akan terjadi.” Cemas Stephanie.
243
membawanya ke gua di suatu kaki gunung. Disana
sudah terdapat pemuda dan seorang wanita cantik
bernama Madison. Ternyata mahkota ayahnya dicuri
oleh pencuri yang hamper membunuh si kembar.
Pemuda itu berkata, siapa yang dapat membunuh
pencuri dan membawakan mahkota Perdana Menteri,
akan menjadi suami wanita cantik. Disana juga ada si
kembar dan 9 orang asing. Semua berebut mencari
mahkota dan membunuh pencuri, tetapi yang berhasil
melakukan keduanya adalah si kembar.
244
Libur akhir tahun telah usai, ketika mata masih
setengah terbuka. Masih terngiang di kepala akan
suara pesta kembang api kemarin malam. Sinar Sang
Surya menyengat ringan melewati teralis kamarku.
Kicauan burung-burung membius telinga orang tua ini.
Dengan secangkir teh hangat buatan istriku, lengkap
sudah pagi sempurna ini untuk melawan kerasnya
dunia hari ini.
245
"Pagi Andrew, dari nadamu berbicara aku tau
kau akan merusak pagiku ini. Ada apa?", Aku menebak
selaknya seorang cenayang.
246
terbelolok ke arahnya, aku menemukan nama Daniel,
langsung aku memberi dia pesan.
"Daniel..."
"Iya Yah?"
"Baik Yah"
...
247
Setelah Lulus SMA, dia melanjutkan untuk
kuliah Binus, kuliah para pebisnis yang tangguh.
Meskipun sebenarnya aku ingin dia kuliah hukum saja
biar memiliki dasar politik seperti orang tua ini.
248
Aku terkekeh sekali lagi dan orang tua ini mulai
berpesan layaknya radio rusak bagi anaknya, "Tentu
kau bisa Dan, betapa bodohnya orang tua ini bertanya
seperti itu kepadamu, hati-hati disana kau akan
menjadi pengusaha besar dan hebat maka jangan
lupakan hatimu agar kamu tidak terjerumus pada
kehancuran."
249
Siapa sangka diumurnya yang menginjak 19 dia
sudah menguasai hampir seluruh saham bank besar di
negeri ini. Memang gila anak itu, tak kaget banyak
yang mengira dia akan menjadi mafia besar negeri ini.
Bahkan Presiden pun telah mengakui kehebatanya,
dan dia telah memegang saham puluhan BUMN yang
besar. Oleh karena itu dia dipandang oleh petinggi
negara karena telah mendukung usaha milik negara.
Tak hanya itu, dia juga memiliki usaha Kapal Yacht
dan Otomotif di Jepang, bahkan sekarang sudah
menjadi merk pesaing Honda, Suzuki, dan Yamaha.
Sungguh sukses anak ini sekarang.
...
250
"Sampai jumpa minggu depan"
251
omonganya yang cetus dia bisa mengangkat negara ini
menjadi negara yang bersih. Dia hanya nurut kepada
kakaknya, Daniel. Saat dia berseragam SMA, kakaknya
meninggalkan dia untuk lanjut ke Binus. Oleh karena
itu dia menjadi liar di sekolah.
252
"Hai Ram, apa kabarmu disana?", tanyaku
dengan sedikit heran kenapa anak ini sangat
bersemangat.
253
"Apa itu Pa?", tanyanya begitu datar.
254
sudah mulai terlihat satu-persatu. Sudah muak dengan
semua ini. Mungkin Andrew juga sudah stress dengan
data yang masuk satu minggu kebelakang. Mungkin
inilah akhir dari perjuanganku. Semuanya seperti
telah terlambat, tidak ada yang bisa dilakukan orang
tua ini.
255
"Aku baik-baik saja, aku kangen ayah sama
mama." ia menjawab pertanyaanku
256
Kita berempat duduk bersama di meja makan.
Berbincang tentang politik negeri ini. Sungguh aneh
makan sambil membahas topik yang sangat berat ini.
257
siapa saja, dan rencananya aku akan memilih salah
satu dari kalian.", aku menjelaskan kepada mereka.
258
menyelamatkan Ram, Dan aku angkat menjadi ketua
umum partai dan mendapat banyak proyek dari Ram.
259
"Abrar. Namanya Abrar. Agar Ia menghargai
orang tuanya, selagi dimilikinya."
260
Pada suatu hari, Abrar mencari tas
pelajarannya di rumah. Tapi Ia tak menemukannya
dan marah.
"Apa, nak?"
261
"Anisah, sini, nak. Ayo ikut ibu berjualan
kue." Ujar Ibu Anisah ceria, dengan tangan penuh
loyang berisi kue yang baru matang.
BRAKK. PRYAANGG!!
262
sebuah tubuh yang kehilangan keseimbangan.
263
di Sekolah Dasar, Ia memiliki nilai yang bagus
dan melanjutkan pendidikannya
disana.
264
lebih jauh. Ia menumpahkan jus jambu yang
dipegangnya ke latihan soal yang telah dikerjakan
Anisah. Anisah yang marah pun lalu hendak membalas
gadis gadis itu.
265
Ibu menghela nafas, Ia berpikir sebentar lagi
kakinya sembuh dan dapat melanjutkan pekerjaannya.
266
"Iya, aku juga." Balas seseorang.
"Bagaimana bisa?"
267
Anisah pun pulang. Hanya untuk menemui
lahan yang dulu rumahnya, kini jadi sesawahan. Ia pun
mencari informasi pada tetangganya.
268
Di Yogyakarta, Anisah dan Radi menikah.
Tak lama kemudian, Anisah pun hamil.
"Jadi?"
"Abrar."
"Abrar?"
269
Setetes air mata jatuh. Abrar membuka benda
temuannya, yang ternyata buku harian ibunya dulu.
Tanpa pikir panjang, Abrar lalu membuka pintu kamar
tersebut dan lari menuju ayahnya. Abrar memeluknya.
Sudah lama Radi tidak merasakan hangatnya pelukan.
Kata maaf dan dimaafkan telah tersebut. Di saat itu,
waktu terasa berhanti. Dua tetes air mata jatuh.
270
271