Anda di halaman 1dari 178

SELAMAT DATANG DI RESTAURANT SAYA

SILAHKAN
SILAHKAN MENGAMBIL TEMPAT YANG SUDAH DISEDIAKAN, DAN NIKMATI MENU YANG KAMI SAJIKAN

Mengacu pada peraturan forum SFTH

>Lupakan sejenak MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI, karena cerita kali ini akan sedikit
berbeda.

>Open
>Open Minded! Tidak ada niatan Saya untuk menyinggung agama dan suku tertentu

>Sabar
>Sabar menunggu update, tanpa melempari Saya dengan "Kentang"

>Berbeda
>Berbeda dengan thread sebelumnya, kali ini mungkin Saya tidak bisa update tiap har i,

tapi jangan kh awatir


awatir pasti
pa sti tamat kok. Jadi j angan
angan dibata
dib ata ya

>Mohon
>Mohon tidak m enanggapi
enanggapi kom entar yang bersifat ngerusuh, komentar negatif, kritik
membangun
membangun dan kritik
kritik pedas,
pe das, karena itu ditujukan buat saya. Cukup saya saj a yang

menerima

Akhirnya
Akhirnya kesampaian juga bu at nulis di Kaskus lagi, s emoga tulisan Saya tidak membuat
agan dan sista bosan.
Beberapa yang perlu diperhatikan sebelum membaca

Q : Cara bacanya gimana gan?


A : Sama kaya yang diajarin di TK gan

Q: Maksudnya urutan bacanya gan


A: Baca
Baca satu
sa tu POV/Story line dulu sampai selesai, terus lanjut ke POV/Story line
selanjutnya, abis itu baru ke Meeting.

Q: Appetizer,
Appetizer, Main Course, Dessert, maksudnya apaan gan?
A: Cerita
Cerita pembuka, cerita utama, cerita penutup gan

Q: Kok cara nulisnya aneh, mirip penulis misteri anak-anak pak jawi, agan siapa nya?
A: Ane pak jawi nya gan

Q: Kentang gan
A: Enak gan

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  1
PENGANTAR

>Saya
>Saya bukan pe nulis,
nulis, jadi
ja di tidak paham aturan penulisan yang baik. Jika ada caca t pada

tulisan
tulisan saya, mohon
mohon dimaklum
dim aklum

>Bagus tidaknya tulisan ini sangat dipengaruhi oleh selera agan, tidak suka tema atau
genre,
genre, tidak s uka teknik atau gaya penulisan saya, bahkan tidak suka s ama saya itu

tidak apa apa

>Tidak
>Tidak ada foto di Thread ini, jadi merequestnya adalah percuma

>Kisah Nyata atau Fiksi????? Saya sarankan agan menganggapnya Fiksi, dengan begitu
agan tidak mer asa dibohongi, saya pun tidak merasa berdosa.

Terakhir...
Terakhir... silahkan tinggalkan komentar yan g baik ya gan, saya lebih suka baca
komentar
komentar pembaca daripada d apat cendol. Dan Saya Daniel Ahmad mengucapkan, selamat
membaca.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 2
APPETIZER

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  3
THE BAD BOY

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 4
THE BAD BOY CHAPTER 1

JANUARI 20XX

"SIAAAAAAAL"

Ini sudah tengah malam, tapi mulut ini tidak bisa diam. Meluapkan
amarah dengan kata-kata kasar, meskipun Saya tahu tidak akan ada yang
mendengar.
mendenga r. Umpatan demi umpatan mengiringi setiap barang yang saya
kemas ke dalam tas hitam besar. Percayalah.... packing tidak pernah se
horror ini.

TOK..... TOK...... TOK......

"DIAAAAAAAM!!!"

Ada alasan kenapa kamar ini berantakan, dan alasannya ada di balik
pintu itu. Siapa pun dia, yang dari tadi mengetuk pintu kamar dengan
sangat pelan tapi memaksa saya untuk bertindak sangat cepat.

"Tai! Ini semua salah Gue! Kalau saja gue gak pergi dari rumah, kalau
saja Gue dengerin nasehat mereka, kalau saja....."

TOK....... TOK....... TOK........

"ANJ***********************NG!!!!"

Tangan ini masih sibuk mengemasi pakaian, buku, dan barang-barang yang
akan Saya bawa pulang. Biasanya kemanapun Saya akan pergi, packing
tidak pernah selama ini. Tapi kali ini Saya harus memastikan tidak ada
satupun yang ketinggalan, karena Saya tidak akan pernah kembali ke
tempat ini lagi

TIDAK AKAN

Packing di tengah tekanan sosok dibalik pintu itu bukanlah masalah


besar, karena bagian terburuknya adalah....

Bagaimana caranya Saya keluar dari kamar ini?

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  5
Saya sudah selesai berkemas, dan masih mengambil nafas untuk keluar
dari kamar. Suara ketukan pintu itu tidak lagi terdengar tidak pula
Saya rasakan ada seseorang di baliknya. Saya berlajan pelan sekali,
meraih gagang pintu dengan tangan basah yang masih gemetar. Hawa panas
yang saya rasakan ini.... entah karena keringat yang bercucur deras,
atau jangan-jangan......

KREEEEEEEEK

Suara pintu terbuka pelan, degup jantung yang beradu cepat, membuat
saya sejenak menahan nafas, dan saat pintu kamar terbuka lebar......

TIDAK ADA SEORANGPUN DISANA

Ini adalah kesempatan Saya.... segera Saya berlari menuruni tangga dan
bergegas mengeluarkan motor yang ada di ruang tamu. Rasa takut
bercampur lega karena akhirnya saya akan pergi dari tempat terkutuk
ini, layaknya terusir dari rumah sendiri.

Motor saya sudah di teras rumah, sebelum menutup pintu kontrakan saya
sempatkan melihat untuk terakhir kalinya, ruangan dapur yang gelap....
dan Handy cam Saya yang tergeletak di lantai... tidak sedikitpun ada
niatan untuk mengambilnya, karena saya sama sekali tidak ingin tahu
apa isinya.
i sinya.

KREK

Dengan ditutupnya pintu kontrakan ini, maka secara resmi saya bukan
penghuninya lagi. Saya letakkan kunci kontrakan di atas pintu, dan
segera pergi.

Sebelum persimpangan ini memisahkan saya dengan jalan Kertajaya,


tempat dimana kontrakan Saya berada, Saya beranikan diri memandanginya
untuk terakhir kali. Bukan pada Kontrakan saya, tapi pada gedung di
sebelahnya. Gedung dengan cat merah, yang jadi sumber semua malapetaka
Saya selama ini.

Tempat terkutuk dimana Saat ini saya menaruh semua rasa benci, dan
bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di sana lagi.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 6
Mungkin hari ini adalah hari terakhir Saya disini, tapi entah kenapa
Saya merasa bahwa ini tidak akan mengakhiri semua masalah.... karena
bagaimanapun semua ini dimulai dari kesalahan Saya sendiri....

Ya! Kesalahan Saya waktu itu.....

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 7
THE BAD BOY CHAPTER 2
SATU MINGGU SEBELUMNYA...

30 Desember
De sember 20XX
23.00 WIB

"Terima Kasih"

Ucap SPG mini market yang tersenyum dengan make up tebal di wajahnya.
Heran, untuk membeli rokok saja saya harus dicerca banyak sekali
pertanyaan. Inovasi marketing, malah jadi Annoying.

Berjalan menyusuri trotoar kota Gambir dengan sebatang rokok di tangan


kiri, dan
d an tas belanja di tangan kanan. Masih terlihat keramaian remaja
yang berpasang-pasangan. di kota ini, setiap malam adalah malam yang
panjang, malam pesakitan bagi para bujangan.

"Termasuk saya"

Tidak masalah! Sejak memutuskan pindah ke kota Gambir, bagi saya


menikah adalah pilihan terakhir. Karena yang pertama adalah pendidikan
dan Karir. Itulah alasan yang selalu saya berikan pada mereka yang
selalu bertanya "Kapan merit?"

Satu blok sudah Saya lewati. Tinggal satu tikungan lagi saya sampai di
Jalan Kertajaya dimana kontrakan Saya berada. Ini adalah hari kedua
Saya menempati kontrakan kecil di ujung pertigaan itu, Sebuah rumah
lantai dua dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, lengkap dengan
dapur. Semua itu sudah cukup untuk hunian seorang mahasiswa bujang
seperti saya.

Harga yang terjangkau dan lokasi yang strategis adalah alasan utama
saya memilih kontrakan tersebut. Memang Kontrakan saya jauh dari
kampus dan pusat keramaian, yang mana adalah tempat yang pas untuk
bersantai. Selain itu kontrakan kecil ini juga bersebelahan dengan
sebuah restoran, bangunan klasik dengan cat merah dan tulisan hitam
berbunyi....

BATAVIA RESTAURANT

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 8
Restoran ini hampir tidak pernah sepi. bahkan di hari libur pun
pelanggan datang silih berganti. Banyak menu di restoran ini yang
populer di kalangan Mahasiswa, dan sudah lumrah jika setiap malam
menjadi tongkrongan wajib mereka . Berhubung saya sudah sampai disini,
sebelum ke kontrakan saya putuskan untuk mampir dan mengobati lapar
karena sudah berjalan cukup jauh

KRING....

Suara bel pintu menyambut kedatangan Saya. Kedatangan seorang


pelanggan yang mungkin tidak kebagian meja. Restoran ini masih saja
ramai walaupun sudah hampir tengah malam. Terlintas di benak saya
untuk pergi dan mencari tempat lain, tapi tiba-tiba...

"Selamat datang"
d atang"

Seorang Waitress cantik berambut coklat yang masih belia menyapa Saya,
dia berbaik hati mengantarkan saya ke meja kosong di dekat jendela.
Senang rasanya karena masih ada meja yang kosong, meskipun gadis ini
kurang ramah dalam melayani. Bahasa nya sih sopan, tapi diucapkan
tanpa senyuman bahkan tanpa ekspresi.

"Mungkin sedang tidak enak badan karena harus shift malam"

Itu yang ada di pikiran Saya melihat wajahnya yang pucat. Waitress itu
mempersilahkan Saya duduk dan memberikan sebuah Daftar Menu. Saya
berikan sebuah senyuman kecil sebagai tanda terimakasih. Perut lapar
ini setuju untuk tidak pilih-pilih makanan, jadi apapun menu nya tidak
akan jadi masalah, yang penting kenyang. Akhirnya Saya pun memesan....

"Nasi Goreng Sambal Ijo, Jus Apel dan Kopi Susu"

Waitress itu mencatat semua pesanan Saya, segera setelah saya berikan
daftar menunya kembali, dia pun pergi. Sembari menunggu pesanan
datang, saya mengecek kelengkapan barang barang yang saya beli
barusan. Saya tidak mau berjalan dua blok lagi hanya karena ada
sesuatu yang ketinggalan.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 9
Saya buka kardus putih berisi Handy Cam Somy, benda yang wajib saya
miliki sebagai Mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Sejak kecil
saya bercita-cita menjadi sutradara terkenal, bukan karena saya jago
akting, tapi karena saya jago marah. Tapi cita-cita manusia selalu
berubah, semakin dewasa semakin sederhana. Sekarang ini jangankan
menjadi sutradara, lulus dengan IPK standar saja saya sudah bangga,
masalah kerja.... saya lebih memilih berwirausaha.

Iseng tapi niat, saya mencoba merekam untuk pertama kalinya, tidak
peduli saran di buku petunjuk yang mewajibkan mengisi penuh baterai
terlebih dahulu. Cukup dengan power bank, masalah teratasi. Tapi
sekarang muncullah masalah baru. Kemanapun saya arahkan lensa kamera
ini, tidak ada gambar apapun yang muncul di layar, hanya tulisan merah
berbunyi "REC" pertanda Handy cam ini mulai merekam. Tapi itu tidak
lama, karena sekarang Handy cam ini mati total.

"Kampret! Masa baru dipake sekali aja udah rusak?"

Tidak bisa menyembunyikan kekesalan, saya pun memasukkannya ke dalam


kardus, dan berniat untuk tidak menyentuhnya lagi. Tak lama kemudian
pesanan Saya pun datang. Waitress yang masih dengan wajah datar nya
itu menyajikan pesanan Saya di meja. Saya bisa mendengar bunyi berisik
piring dan gelas di atas nampan yang dibawanya, seolah tangan Gadis
ini sedang gemetar. grogi atau memang benar-benar tidak enak badan?
hingga kopi pahit saya pun harus menetes dan mengotori taplak meja
berwarna merah gelap itu.

"Hati-hati mbak"

Seru Saya yang tidak sedikitpun direspon dengan kata Maaf. Wajahnya
pun tidak menunjukkan rasa bersalah, dengan tenang dia mengelap
tumpahan kopi tersebut. Kejadian ini membuat Kesan pertama Batavia
jadi buruk di mata Saya. Tapi... luka bakar di pergelangan gadis ini
membuat Saya sedikit memakluminya. Luka bakar yang kelihatannya masih
baru itu, tertutupi oleh seragam waitress lengan panjangnya yang
berwarna merah.

"Mungkin luka nya masih terasa sakit hingga kesulitan membawa nampan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  10
Pikir Saya dalam hati. Setelah selesai waitress itu pun pergi tanpa
permisi, dengan langkahnya yang pelan dia masuk ke ruangan kecil yang
ada di samping meja kasir. Sejenak Saya perhatikan, ada yang ganjal
dengan restoran ini. Tapi....... Ah sudahlah! Sekarang bukan waktunya
berpikir, sekarang adalah waktunya Makan.

Nasi Goreng Sambal Ijo. Tidak seperti namanya, warna Nasi goreng ini
masih sama dengan nasi goreng lainnya. Hanya saja rasanya......

"Eh??"

Rasanya benar-benar beda. Nasi goreng adalah menu favorit saya, tapi
dari semua yang pernah saya makan, Nasi goreng di restoran inilah yang
paling lezat. Tidak banyak toping yang merusak rasa, kokinya fokus
pada bumbu dan saus yang melebur nikmat di lidah saya. Tidak ada satu
pun cabe rawit ataupun sambal uleg, karena rasa pedasnya adalah bagian
dari bumbu, sumpah, MANTAP!

Saya tidak pernah makan selahap ini di tempat umum, apalagi kalau
sedang ramai. Tapi kali ini masa bodo! Saya bahkan ingin nambah satu
porsi lagi. Di sela-sela sibuknya mengunyah makanan, saya perhatikan
keadaan di sekitar. Bapak-bapak, Ibu-ibu, beberapa orang remaja, dan
bahkan anak-anak kecil pun terlihat asyik dan hanyut dalam topik
perbincangan masing-masing. Semuanya berpakaian rapi layaknya pegawai
kantoran, pengusaha besar dan politikus.

"Rame banget, padahal sudah hampir jam dua belas malam"

Pikir Saya sambil meneguk jus apel tanpa susu yang Saya pesan barusan.
Saya bisa mengerti kalau restoran ini banyak diminati, tapi yang tidak
bisa saya mengerti adalah ...... tidak satupun dari pengunjung ini
yang sedang menyantap pesanan mereka. Semuanya hanya sibuk bercakap
dan bersenda gurau satu sama lain, dan membiarkan piring serta gelas
di depannya itu diam tak tersentuh. Anak-anak kecil yang sedang
bermain kejar-kejaran itu pun tampak tidak peduli dengan permen dan
coklat yang mereka pegang.

Bukan cuma itu, Saya tidak lagi melihat ada Waitress dan pelayan lain
di restoran ini. Gadis yang tadi melayani Saya pun tidak keluar lagi
dari ruangan itu, bahkan kalau diingat-ingat dia sama sekali tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  11
menghampiri meja pelanggan lain selain meja Saya. Dan yang membuat
Saya semakin bingung adalah, tidak ada seorang pun yang duduk di meja
Kasir. Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana sistem pembayaran di
restoran ini. Haruskah Saya tinggalkan uang di meja seperti kebanyakan
restoran di eropa?

Tidak berapa lama kemudian selesai sudah hidangan tengah malam Saya.
Saya pun mengemasi barang belanjaan dan menuju ke meja kasir berharap
ada seseorang yang bisa saya panggil. Tapi sesampainya disana, tidak
seorang pun yang datang menjawab panggilan Saya. Padahal pintu ruangan
di samping meja kasir itu masih terbuka

"Halooo, kasiiiir?? Pelayaaan???"

Saya mulai kesal hingga terpikir untuk jadi kriminal. Tapi Saya sadar
kalau masih punya Moral. Akhirnya Saya pun tolah-toleh mencari papan
menu, agar Saya tahu berapa total harga pesanan Saya. Tapi anehnya,
papan menu yang digantung di atas tempat cuci tangan itu KOSONG! Sama
sekali tidak ada daftar makanan dan minuman di sana. Saya semakin
kesal. Segera saya keluarkan uang kertas lima puluh ribu dan Saya
letakkan di atas meja kasir dengan penuh amarah. Suara meja yang saya
pukul itu tidak begitu nyaring terdengar karena tertutupi oleh riuh
nya suara pelanggan. Tapi tiba-tiba...

TENG...................... TENG.....................
TENG.............................

Denting itu berasal dari jam tua yang berada di depan saya, tepatnya
di samping meja kasir, jam tua yang terbuat dari kayu itu, kacanya
mulai retak dan jarum panjangnya yang menunjuk ke angka dua belas pun
patah. Tapi bunyi denting ini terdengar keras sekali, cukup mengerikan
untuk suasana restoran yang sedang sepi

"Eh, sepi???"

BRAK!

Tiba-tiba Satu persatu pelanggan yang ada di restoran ini jatuh


tersungkur dari tempat duduknya masing-masing. Makanan, minuman,
apapun hidangan yang ada di mejanya kini berserakan di lantai, bunyi

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  12
piring dan gelas pecah bercampur dengan suara erangan manusia. Tidak
jelas apa yang mereka katakan, wajahnya menunduk ke lantai, tangannya
memegangi leher seolah sedang tercekik sesuatu, hingga akhirnya satu
persatu dari mereka memuntahkan cairan kental berwarna merah....

UUUUUUUURRRGGGWEEEKKKHHH......

"Aaaaa aaaapaaa apaaaan ini??????"

Saya tidak tahu lagi harus merasakan apa, jijik, kasihan, takut?
Melihat orang-orang ini meronta kesakitan, bahkan anak-anak mereka pun
tergeletak tak berdaya. Semua itu menyadarkan saya kalau yang pertama
kali harus saya selamatkan adalah diri Saya sendiri. Kalau ini adalah
akibat makanan yang mereka makan, maka saya pun sedang berada dalam
situasi yang sama.

"Sial!"

Tidak peduli dengan diri sendiri, saya bergegas menghampiri mereka,


walaupun rasa takut membuat langkah kaki ini semakin berat. Saya
mendukkan badan berusaha menenangkan seorang bapak yang tidak henti-
hentinya memuntahkan darah. Tapi saat bapak itu mengangkat wajahnya...

"WHAT THE HELL?"

Tubuh ini begidik melihat wajah bapak itu. Kulitnya putih pucat,
dengan lingkaran mata merah dan bola matanya yang memutih, urat di
leher mereka terlihat jelas menonjol keluar, dan bibir biru mereka
yang melepuh itu pun perlahan terbuka........ mereka berteriak, tapi
tidak ada suara yang terdengar. Rasa khawatir dan panik Saya pun
berubah menjadi rasa takut dan ngeri, tubuh Saya rekflek menjauhi
bapak ini, tapi saat saya perhatikan sekeliling restoran barulah saya
sadari semua pelanggan di ruangan ini mengalami kondisi yang sama.

"Kalian tunggu disini!! Biar saya cari bantuan"

Teriak saya pada mereka yang sekarang melambai-lambaikan tangannya


pada Saya, berharap saya meraihnya dan membawa mereka keluar dari
apapun yang sedang menimpanya. Anehnya... saat Saya berusaha
menghubungi Ambulan, Handphone Saya justru tidak ada jaringan. Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  13
berlari keluar dari restoran, dengan barang belanjaan saya di tangan,
berharap segera mendapatkan bantuan...

BANG!

Saya banting pintu restoran dengan keras, lalu melihat sekeliling area
parkir dengan penuh harapan ada seseorang yang bisa saya mintai
bantuan. Tapi satu-satunya orang yang bisa Saya temukan hanyalah
seorang tukang parkir. Saya berlari menghampiri bapak bertubuh tinggi
besar yang sedang sibuk membereskan barang-barangnya itu, mungkin ini
sudah waktunya untuk pulang, tapi kedatangan Saya dengan wajah panik
ini berhasil menahan langkah tukang parkir tersebut.

"Pak tunggu!!"

Bapak itu memperhatikan Saya yang datang dengan panik dan tergesa-
gesa, beliau memberi Saya waktu untuk mengatur nafas lalu menjelaskan
semuanya.

"Tolong hubungi Ambulan Pak! Di dalam restoran itu, banyak orang yang
keracunan makanan, mereka muntah darah, kondisi mereka juga......"

Bapak itu menepuk pundak Saya, wajah seriusnya sama sekali tidak
tergurat rasa panik dan khawatir atas apa yang saya ceritakan barusan,
Malah dengan tenangnya, beliau menyuruh Saya berbalik ke arah restoran
di belakang Saya itu. Sedikit jengkel memang, karena bapak ini sudah
memotong penjelasan Saya dan apa yang Saya beritakan barusan seolah
tidak digubrisnya, Bapak ini sama sekali tidak peduli dengan apa yang
terjadi di restoran itu, dan setelah Saya menoleh ke belakang barulah
Saya tahu jawabannya.

"Sssss seeeriusss???"

Entah sejak kapan semua lampu di restoran itu mati, bahkan sama sekali
tidak ada tanda-tanda sedang buka. Tulisan merah digantung di jendela
kacanya yang berbunyi

CLOSE

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  14
"Jangan pernah datang ke restoran ini lagi, terutama kalau malam
hari!"

Nasihat bapak itu tidak Saya hiraukan, mata ini masih memandangi pintu
masuk Batavia. Pintu dimana Saya keluar dari situasi mencekam orang-
orang yang sekarat itu. Selanjutnya saya tidak tahu lagi apakah itu
nyata atau hanya halusinasi. Tapi perut ini masih lantang berbunyi,
seolah sama sekali belum terisi. Apakah hidangan yang Saya nikmati di
dalam tadi nyata? ataukah semua rentetan kejadian itu hanyalah ilusi
semata? Tukang parkir ini melambaikan tangannya di depan wajah Saya,
berusaha menyelamatkan Saya dari lamunan panjang ini.

"Saya.... Saya masih waras kan pak? Apa yang Saya lihat dan ceritakan
tadi, itu benar-benar nyata, saya tidak bohong"

Bapak itu mengangguk bukan karena membenarkan perkataan Saya, tapi


hanya berusaha menenangkan Saya. Beliau pun berkata...

"Restoran itu selalu tutup pukul sebelas malam, Saya tidak tahu
bagaimana ceritanya sampean bisa masuk kesana. Dan saya juga tidak
tahu apa yang sudah sampean lihat di dalam Sana, sekarang sebaiknya
sampean pulang, setelah apa yang sampean alami barusan, tidak baik
masih berada di sekitar restoran"

Bapak ini benar. Saya pun tidak mau lama-lama berada di dekat restoran
angker ini. Tapi rumah kecil di samping restoran itu...... rumah
lantai dua dengan cat putih itu berada tepat di sebelah Batavia. Tidak
ada pagar ataupun gang yang memisahkan, hanya sebuah dinding tipis
yang menjadi batas. Saya memandangi rumah itu tanpa bisa menutupi
wajah gugup dan ketakutan, Tukang parkir ini pun menyadarinya. Dia pun
ikut memperhatikan. Angkat tiga dan delapan terpasang tepat di samping
pintu rumah itu, pintu yang sedang terkunci karena harus ditinggal
oleh pemiliknya, dan benda logam dengan gantungan kunci hitam di
tangan saya ini adalah Kunci rumah itu...... Ya! Rumah di samping
restoran itu adalah......

KONTRAKAN SAYA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  15
THE BAD BOY CHAPTER 3
31 Desember 20XX
06.00 WIB

Butuh waktu agar mata yang sudah terbuka ini bisa melihat dengan
jelas. Cahaya matahari pagi membakar sisa-sisa kotoran di mata,
memaksanya berkedip berkali-kali sampai akhirnya pandangan ini menjadi
jernih. Mengangkat badan terasa sangat mudah, tapi meninggalkan
pebaringan ini..... entah kenapa jauh lebih susah.

Saya ajak mata lemah ini berkenalan dengan kamar kontrakan yang baru
dua hari saya tempati. Dinding sebelah kiri yang penuh dengan poster
Rhoma Irama dan Liverpool, jendela kamar yang lupa saya tutup, entah
sudah berapa nyamuk yang mati semalam gara-gara kekenyangan menghisap
darah bujangan. Kemudian meja kerja dengan laptop yang masih dalam
kondisi stand by, di sebelahnya ada lemari baju berisi pakaian yang
selalu saya jaga kerapiannya karena mata manusia lebih cekatan menilai
penampilan daripada hati seseorang.

Terakhir adalah cermin yang di depan Saya. Dapat Saya lihat wajah
berantakan dengan rambut yang tiap helainya berlawanan arah, plester
di dahi Saya masih belum sempat Saya buka, ini adalah kenang-kenangan
dari kecelakaan kemarin. Dan gara-gara itu motor saya harus menginap
di bengkel selama satu hari satu malam, belum lagi wajah tampan ini
sekarang menjadi ternoda, kulitnya putih pucat, bibir biru yang
melepuh, dan mata besar dengan lingkaran merah di sekelilingnya....

UWAAAAAAAAAAAAAAAAAAH

Gila! Kenapa tiba-tiba saja saya teringat wajah orang-orang di


restoran semalam? Ini masih terlalu pagi untuk merasa takut. Saya
beranjak dari kasur tempat saya duduk termenung barusan, menggerak-
gerakkan badan, meluruskan sendi dan tulang. Ada kenikmatan tersendiri
mendengar suara jari jemari dan tulang punggung yang bergesekan,
setelah cukup membuang sisa kantuk Saya pun turun ke lantai bawah.

Menuruni anak tangga dengan langkah sempoyongan, mungkin Saya sudah


jatuh kalau tidak pegangan. Tangga ini menghubungkan lantai dua dimana
kamar Saya berada, dengan ruang tamu di bawahnya. Ruangan ini tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  16
begitu luas, tidak ada furniture, perabotan apalagi kursi tamu, jadi
untuk mengantisipasi pengunjung, Saya gunakan karpet yang saya bawa
dari kampung.

Saya menghampiri lemari es yang sengaja dipindah ke ruang tamu agar


mudah untuk ambil minum. Tapi kali ini alasan Saya berdiri di depannya
bukanlah karena minuman, melainkan karena di atas lemari es ini ada
Handy cam saya yang baterainya sudah terisi penuh. Apa boleh buat,
Saya harus mengisi baterainya di sini karena colokan di Kamar sudah
penuh.

Betapa senangnya Saya karena sekarang Handy cam ini sudah normal. Ini
pelajaran bagi Saya agar lain kali mau mematuhi buku manual, syukurlah
Saya tidak harus kembali ke tokonya untuk komplain. Tanpa pikir
panjang Saya pun mencoba untuk merekam.

REC.

Dimulai dari ruang tamu....

Ada satu kamar di ruangan ini , tepatnya di dekat pintu masuk. Kamar
ini sama luasnya dengan kamar Saya di atas, hanya saja karena tidak
ditempati, Saya gunakan sebagai gudang. Semua barang yang belum sempat
saya tata ada di kamar ini, mulai dari lemari, meja dan televisi.
Sudah lima tahun lebih Saya tidak nonton TV, karena internet
memberikan lebih banyak informasi dan hiburan, sementara Televisi
hanya memberikan anak jalanan.

Cukup dengan ruang tamu, Saya lanjut ke ruangan berikutnya.

Ruangan kedua adalah dapur yang ukurannya jauh lebih luas daripada
ruang tamu. Bahkan kelihatannya terlalu mewah untuk rumah sekecil ini.
Di depan Saya ada meja panjang membentuk huruf "L" yang terbuat dari
beton dan keramik , dengan dua buah tempat cuci piring di setiap
sudutnya. Di tengah meja ada sebuah kompor yang lagi-lagi terlalu
besar untuk sebuah dapur rumahan. Di ujung kanan meja ada sebuah
lemari besar yang sejak kemarin tidak bisa terbuka karena kuncinya
hilang, sedangkan di ujung kirinya adalah tempat lemari es sebelum
Saya pindahkan ke ruang tamu. Bisa dikatakan dapur ini adalah satu-
satunya ruangan termegah di rumah ini, tempat yang pas untuk Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  17
bersantai menikmati minuman hangat di musim hujan ini, tapi....

Ada satu hal yang sejak tadi menjadi pusat perhatian saya, hingga
sudah lebih satu menit lensa handycam ini diarahkan ke sana. Ke
dinding diatas kompor berada. Disana ada sebuah lubang ventilasi yang
memanjang dan tidak dilapisi kaca ataupun lubang penyaring udara.
Ventilasi itu menjadi titik penghubung antara dapur ini dengan
restoran sebelah.

"Mungkin... gue bakal jarang banget masak di sini"

Gumam Saya dalam hati, mengingat betapa dekatnya dapur ini dengan
restoran Batavia.
Jika suatu saat nanti saya kelaparan tengah malam, Saya lebih memilih
untuk cari makan di luar daripada harus memasak di dapur ini.
Membayangkan harus menghirup udara yang sama dengan Batavia membuat
saya teringat dengan kejadian semalam, dan itu cukup untuk membuat
nafsu makan saya hilang.

Cukup dengan dapur ini, sekarang menuju ke ruangan terkahir. Melewati


pintu kecil yang berada di samping meja dapur, membawa Saya ke kamar
mandi. Disinilah tempat saya mengguyur badan dan membiarkan rasa lelah
luntur bersama dengan dinginnya air. Tidak ada yang menarik dari kamar
mandi di rumah ini, dan saya pun tidak berniat merekam aktifitas saya
di kamar mandi. Jam sudah menunjukkan pukul 06.15 WIB, Saya harus
bersiap-siap pergi ke kampus dan harus sepagi mungkin karena
sebelumnya ada bengkel yang harus saya datangi.

STOP

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  18
THE BAD BOY CHAPTER 4
31 Desember 20XX
07.00 WIB

KREK!

Pintu kontrakan ini sudah sangat tua, tapi entah kenapa gagang dan
lubang kuncinya masih baru. Mungkin sengaja diperbaharui karena ada
yang ingin menempati. Saya mulai penasaran siapa yang tinggal disini
sebelumnya. Mungkinkah orang itu tahu tentang restoran ini,
hingga memilih untuk pindah?

Tidak ingin terlambat ke kampus, Saya pun meletakkan kunci kontrakan


di atas lubang pintu dan segera berangkat. Ada tempat yang harus saya
datangi sebelum pergi ke kampus. Tempat itu adalah “Gardana Bengkel”
Saya harus menjemput motor saya yang baru saja bangkit dari kecelakaan
beberapa hari lalu.

Sebelum meninggalkan kontrakan saya sempatkan diri untuk melihat ke


restoran sebelah. Batavia sudah buka, dan terlihat beberapa pelanggan
sudah duduk menikmati pesanannya masing-masing. Tidak ada yang aneh
dari Restoran itu pagi ini, semua tampak normal seolah tidak
sedikitpun menyimpan rahasia yang mengerikan.

Hilir Mudik kendaraan yang semakin riuh dengan bunyi klaksonnya,


seakan menyadarkan Saya bahwa Saya sedang berada di Kota. Megahnya
gedung pencakar langit, dan kabut hitam yang mereka sebut polusi,
semakin membuat Saya merindukan kampung halaman. Sepanjang jalan saya
memikirkan indahnya pemandangan desa, suasana pagi hari yang tenang,
bukan bunyi gaduh kendaraan bermotor, hanya kicauan burung dan suara
ternak yang menghiasi damainya pagi. Tak terasa sampailah Saya di
Bengkel Motor Gardana.

Motor CBR berwarna merah putih itu tampak sedang mejeng di depan
bengkel, Bodynya yang mulus mengkilat seolah sedang menyapa Saya dan
berkata...

“Saya siap dibawa pulang”

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  19
Motor yang malang, gara-gara kecerobohan Saya, dia harus mencumbu
trotoar kota yang baru dikenalnya ini.

“Halo Sob!”

Seorang montir kurus keriting dengan jenggot yang berantakan


menghampiri Saya. Bekas Oli dan bau pelumas semakin menegaskan
identitasnya sebagai Montir. Tapi itu hanya bagi pelanggan baru,
karena pelanggan lama nya pasti tahu kalau orang ini adalah bos nya.
Pemilik dari salah satu Bengkel Motor terbesar di Kota ini.

“Halo Viki!”

Kami memulai basa basi wajib sebelum masuk ke pembahasan inti tentang
kondisi motor Saya. Jadi ceritanya, dua hari yang lalu saya dengan
sadar menabrak rombong pedagang kaki lima karena menghindari anak SD
yang tiba-tiba melintas.Hasilnya? Luka lecet di tangan, kaki, dahi dan
juga biaya ganti rugi untuk pedagang STMJ yang rombongnya saya
hancurkan. Tentu saja itu menguras isi dompet Saya, belum lagi biaya
perbaikan motor yang saya yakin tidak sedikit

“Gratis Sob"

“Eh??”

Kata-kata viki itu menyelamatkan tiga uang kertas merah yang baru saja
hendak Saya keluarkan dari dompet.

“Serius nih?”

Viki mengangguk sambil menepuk-nepuk bahu saya, sebelum akhirnya dia


berhenti karena takut tangannya mengotori baju Kami berteman sudah
sangat lama, bahkan sejak sama-sama masih di kampung dulu Saya adalah
pelanggan setianya. Sampai akhirnya Viki memutuskan untuk tidak kuliah
dan lebih memilih melanjutkan usaha bengkelnya di kota. Alhasil....
dia adalah salah satu pengusaha muda yang sukses di kota Gambir.

Disela obrolan seru tentang berbagai tema, termasuk tema percintaan


tiba-tiba mata saya terpaku pada sebuah bungkusan. Tiga buah bungkusan
putih yang saat ini menumpuk di tempat sampah. Saya tidak ingin tahu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 20
apa isinya, karena lebih tertarik pada ceritanya.

“Oh ya Vik, kalau kebetulan Kamu lagi di Batavia, sempetin mampir di


Kontrakan Ya! Kontrakan Gue pas banget di samping restoran”

Tawaran Saya pada Viki hanyalah sebuah umpan, dan Saya sangat berharap
Viki dapat memakannya.

“Oooooooh Elu ngontrak disitu? Deket donk dari sini! OK lah! Besok -
besok kalau sempet Gue pasti mampir kesana”

Sayangnya umpan Saya gagal!! Bukan reaksi itu yang Saya harapkan
keluar dari Viki. Sebagai salah satu pelanggan restoran itu, Viki
sepertinya tidak tahu apa-apa tentang kejadian semalam. Tas plastik
putih bertuliskan “Batavia Restaurant” itu adalah bukti kalau dia
pernah memesan makanan disana, belum lagi tempat tinggalnya yang
lumayan dekat, harusnya sedikit banyak dia tahu tentang sisi
mengerikan restoran itu.

Tapi biarlah. Mungkin untuk sementara...... semua ini hanya akan jadi
rahasia Saya. Selama Saya tidak kembali ke restoran itu, kejadian
serupa tidak akan pernah terulang.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 21
THE BAD BOY CHAPTER 5
31 Desember 20XX
09.00 WIB

Universitas Brajamusti

Terlepas dari namanya, Universitas ini sama sekali bukan markas


pengedar obat terlarang. Kampus Saya adalah kampus elit dan merupakan
salah satu yang terbesar di Jawa Timur. Bisa kuliah disini adalah
keajaiban, mengingat Saya yang berasal dari keluarga pas-pas an.
Halaman luasnya sebanding dengan gedung-gedung nya yang besar, bahkan
Aula nya saja hampir sebesar lapangan sepak bola.

Pagi ini cuaca sedang mendung, sebagian mahasiswa dan mahasiswi berada
di kantin untuk menikmati yang hangat-hangat. Sementara Saya masih di
kursi taman menata buku yang baru saja saya pinjam dari perpustakaan.
Sebenarnya saya lebih tertarik dengan artikel dan buku digital
daripada buku-buku ini, tapi sebagian dosen melarang untuk menggunakan
E-Book sebagai refrensi.

"Aaaaah susah amat sih nyari refrensi di buku! Mesti dibuka lembar
demi lembar"

Saya menggerutu seperti anak kecil, jari ini sudah terbiasa dengan
"Ctr + F" lalu kemudian "Ctrl + C dan Ctrl + v", sampai akhirnya Saya
pun menyerah. Saya tutup buku tebal ini dan membuka layar Handy Cam.

REC.

Andai saja ada camera yang mampu melihat pikiran manusia, saya bisa
tahu apa yang ada di pikiran mahasiswa dan mahasiswi yang dari tadi
lalu lalang di depan Saya. Mereka seperti sibuk sendiri, membawa buku
kesana kemari. Sebagian terlihat berpakaian sangat rapi, dan sebagian
lagi terlihat sangat seksi. Salah satunya adalah cewe ini...

"Haaalloooooooooo"

Cewe seksi dengan pakaian nyentrik yang sedang melambai-lambaikan


tangannya ke Handy Cam ini adalah Sabrina. Mahasiswi jurusan Sastra
Inggris. Terbaik di kelasnya, terfavorit di kalangan mahasiswa dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 22
tentunya terkenal di kalangan dosen-dosen muda. Sempat saya meragukan
darimana datangnya nilai A yang berjejer rapi di kartu hasil study-
nya, entah itu dari otak, atau dari tubuh-nya... tapi Saya dan semua
teman dekatnya tahu, bahwa Sabrina benar -benar jenius.

"Lagi ada proyek sinematografi yah? Kalau Kamu butuh artis, jangan
sungkan-sungkan buat hubungin Aku yah!"

Ucap sabrina dengan nada manja ala syahrini. Dia duduk di samping
Saya, mengibaskan rambut hitam kemerah-merahannya hingga wangi sampo
mahalnya menampar hidung saya.

STOP

"Ganggu aja! lagian kalaupun beneran ada proyek, Aku gak bakal ngajak
Kamu!"

Jawab saya sinis, sambil menutup Handy Cam. Sebenarnya saya bukan
laki-laki yang suka bicara kasar sama perempuan, tapi khusus
Sabrina..... ada pengecualian. Lagipula dia tidak pernah peduli
ataupun komplain setiap kali saya bicara kasar. Sebenarnya Sabrina
adalah perempuan yang galak dan cepat tersinggung, tapi bagi dia....
Saya ada adalah pengecualian. Kami sudah berteman sejak SMA, sempat
terpikir untuk kuliah di jurusan yang sama.... tapi syukurlah itu
tidak pernah terjadi.

"Mau?"

Sabrina menyodorkan rokok mentholnya, karena rokok saya sudah habis,


saya pun menerimanya. Mungkin orang lain akan kaget melihat Sabrina
merokok, tapi bagi Saya itu sudah biasa. Bahkan saya sudah sering
melihat yang lebih gila dari ini.

Sambil menikmati racikan tembakau di bawah pohon taman, kami pun


berbincang-bincang. Sesekali rokok ini kami sembunyikan, karena tidak
ingin ada dosen yang melihat. Sepuluh menit kiranya kami saling
ngobrol, tiba-tiba konsentrasi saya pecah saat seorang gadis lewat di
depan kami. Butuh waktu beberapa detik bagi saya untuk menyadari,
betapa familiarnya wajah gadis tadi. Dan saat gadis itu sudah semakin
jauh dari pandangan, barulah saya ingat....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 23
Rambut coklatnya, wajah pucatnya, gerak-gerik gadis itu.... tidak
salah lagi! Dia adalah orang yang sangat ingin saya temui bahkan sejak
kejadian di malam itu. Orang yang mungkin bisa menjawab semua
pertanyaan saya tentang apa yang terjadi di restoran itu. Ya! Gadis
itu adalah

WAITRESS BATAVIA

"Rin, pegangin!"

Saya beranjak dari bangku taman, dan memberikan Buku-buku juga tas
saya pada Sabrina.

"Mau kemana?"

Tidak ada waktu menjawab pertanyaan Sabrina, Saya berlari sambil


membawa Handy Cam. Menuju ke arah Gadis berambut Coklat yang sekarang
sudah berada di atas motor matic nya. Saat gadis itu hendak pergi,
seorang Mahasiswa datang menghampirinya, dari cara mereka berdua
berbicara, sepertinya sudah kenal akrab satu sama lain.

Saya tidak mungkin menemui gadis itu hari ini, tidak selagi masih ada
Pria itu. Tapi setidaknya saya sudah memperpendek jarak dengannya,
hingga handy cam ini dengan jelas merekam wajahnya. Dan berkat lensa
Handy Cam yang Saya zoom berkali-kali, Saya semakin yakin bahwa gadis
itu adalah Waitress yang saat itu melayani Saya.

"Cantik juga ya?"

"Cantik tapi misterius, siapa juga yang mau deketin......... eh?"

......................................................................
..

"NGAPAIN KAMU IKUTAN KESINI????????????????"

Saya tidak bisa menahan emosi karena Sabrina sudah melanggar privasi.
TIdak hanya dia mengikuti dan mengintip apa yang saya lakukan, dia
juga meninggalkan barang-barang Saya di kursi taman.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 24
"Jadi kamu beli handy cam cuma buat stalking cewe itu?"

Tanya Sabrina seolah tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah dia
lakukan. Saya hanya bisa menghela nafas karena memarahi sabrina,
adalah hal yang sia-sia, dan tentus saja.... menjelaskan semuanya pada
sabrina, adalah hal yang juga sia-sia.

Bersamaan dengan perginya gadis berambut coklat itu, selesai sudah


urusan saya disini, Saya mengajak sabrina pergi, meskipun dia masih
saja cerewet dari tadi. Saya bisa saja bersikap tidak peduli pada
gadis berambut coklat itu, tapi saya merasa berhutang tagihan menu
padanya, dan tentu saja... gadis itu berhutang penjelasa pada Saya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 25
satu angkatan dengan ku. Aku kenal dia gara-gara pernah bikin lecet
mobil nya, memang semua biaya perbaikan sudah aku ganti, tapi
sepertinya dendam dia masih belum bisa dibayar. Itu terjadi kira-kira
satu bulan yang lalu.

Yang gemuk dan pendek ini namanya Yumna, Aku tidak banyak tahu tentang
dia, selain dia adalah orang malang yang proposal skripsinya ditolak
gara-gara terlambat mengumpulkan. Dan tentu saja penyebabnya adalah
aku. Andai saja badannya tidak se-lebar pintu perpustakaan, pasti
tidak mungkin aku tabrak dia sampai helai demi helai proposal tebalnya
yang belum dibendel itu berserakan, dan harus di tata ulang satu
persatu. Itu terjadi sekitar satu minggu yang lalu.

Intinya.... ketiga orang ini sama-sama punya dendam kesumat yang belum
hilang, dan sialnya ternyata mereka bertiga saling kenal. Aku berpikir
keras, mencari jawaban yang tepat dan cepat, yang bisa menyelamatkanku
dari mereka bertiga. Dan jawaban yang aku dapatkan adalah...

"Hehehe maaf kak....."

Rupanya mereka sudah cukup alergi mendengar ucapanku barusan. Entah


siapa yang memberi komando, tiba-tiba mereka bertiga serempak
menarikku masuk ke dalam ruang kuliah yang saat itu sedang sepi.

"Kak.. Aku kan udah minta maaf, Aku janji bakal ganti rugi....."

Percuma! Selain mereka tahu aku ini ceroboh, mereka juga tahu aku
adalah orang miskin. Jadi omonganku soal ganti rugi, sama sekali tidak
bisa mereka percaya. Mereka mulai bertingkah kasar, menarik paksa tas
besarku, dan menuangkan isinya ke lantai. Buku, gantungan kunci,
Handphone dan barang-barangku yang lain pun jatuh berserakan. Dan
diantara barang-barang itu, mereka memutuskan untuk mengambil salah
satu yang menarik perhatian mereka, barang itu adalah

DIARY KU

"Please Kak, jangan yang itu..... Kakak boleh ambil Handphone ku tapi
tolong kembalikan buku itu"

Tentu saja! Mereka tidak akan tertarik dengan Handphone bututku. Tidak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 88
juga dengan diary lusuhku, mereka mengambilnya karena mereka tahu, ada
banyak hal yang bisa mereka lakukan dengan isinya. Semua curahan
hatiku, semua cerita ku, masalahku, masalah keluarga ku, dan semua
rahasia yang aku tulis disana, tidak akan Aku biarkan orang lain
membacanya.

Mereka tertawa licik, membuka lembar demi lembar dengan ekspresi wajah
jijik. Sementara rofi menahanku dengan tubuh tambunnya. Aku masih
melawan, dan harus terus melawan, walaupun teriakan ini percuma, tapi
setidaknya dorongan tubuhku dengan semua tenaga yang aku punya ini,
bisa membuat mereka berhenti.

DUG!

Kepalaku menghantam ujung meja, tersungkur hanya karena satu dorongan


dari tangan besar Yumna. Semua menjadi buram, telingaku berdengung,
mungkin tubuh yang baru pulih ini belum siap untuk disakiti.
Lalu......

KENAPA?

Kenapa dia tidak berhenti? Padahal Aku sudah tidak punya tenaga
berdiri. Masih disakiti, dihantam tanpa henti. Rambut, wajah, dan
semua yang bisa disakiti, tidak luput dari pukulan dan cakaran nya.

"Please.... Berhenti"

Aku memohon, dengan tangis yang tidak bisa ku keluarkan. Tapi dia sama
sekali tidak menghiraukan, dan terlihat semakin menikmati yang sedang
dia lakukan. Tertawa, puas dengan darah yang keluar dari mulut, dan
lebam yang mulai mewarnai wajah. Tidak ada yang bisa aku lakukan,
selain menunggu nya...
BERHENTI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 89
THE CLOWN CHAPTER 8
Dear Diary....

Hari ini adalah hari yang sial, walaupun semua hari-hariku memang
selalu sial. Apa yang dilakukan Kak Alya dan kawan-kawannya sudah
lewat batas, tidak hanya hina, cela dan caci maki, tapi kali ini
mereka sudah berani menyerang fisik. Ah.... kepalaku masih terasa
sangat sakit, aku tidak ingat lagi apa saja yang sudah mereka lakukan
pada tubuh ini.

30 Desember 20XX
20:00 WIB

Menjelang tahun baru, pesanan untuk event dan pentas hiburan semakin
banyak. Mungkin sudah waktunya Hanggareksa mempertimbangkan perekrutan
karyawan baru. Walaupun restoran ini kecil, kami tetap sering
kewalahan melayani banyaknya pelanggan dan juga banyaknya pesanan.
Hampir setiap rapat Aku selalu mengusulkan penambahan Karyawan, tapi
Bak Riska selalu saja menjawab "Nanti kita pertimbangkan", meski
begitu sampai sekarang kami masih saja berenam. Awalnya Aku pikir,
keuangan restoran belum mencukupi untuk menggaji Karyawan baru, tapi
semakin kesini aku mulai merasa bahwa...

Tidak sembarangan orang bisa jadi Karyawan Hanggareksa.

"Nova.... ini pesanan meja nomor lima"

Kak Ratna memberikan nampan dengan Bebek bakar madu dan Twilght Soda.
Minuman yang sering Ibu pesan, bahkan hampir tiap hari ibu
mengingatkan aku...

"Nova... ntar pulangnya bawain Ibu Twilight Soda ya, bayarnya potong
gaji kamu aja"

Ah Ibu..... kalau tiap hari dipotong, bisa-bisa awal bulan gajiku cuma
tinggal lima puluh ribu. Aku bawakan pesanan ini pada pelanggan yang
duduk di meja nomor lima, meja itu berada tepat di depan meja kasir.
Aku perhatikan setiap langkah yang ku ambil, tidak ingin kecerobohanku
merusak selera makan pelanggan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 90
Di meja nomor lima duduk seorang bapak-bapak gemuk, mengenakan kemeja
putih dan berdasi. Rambutnya yang botak tengah, membuat tahi lalat di
kepalanya terlihat jelas. Dan walaupun cuaca sedang dingin, bapak
gendut ini masih saja berkeringat.

"Ini pesanannya pak, selamat menikmati hidangan kami"

Aku mempersilahkan dengan senyuman ramah, tapi sialnya bapak itu


membalas dengan senyuman nakal. Melihat wajahnya yang mulai kelihatan
mesum, aku pun mulai merasa terancam, dan benar...

PUK

Gilaaaaaaaaa.... bapak itu memukul pantatku dengan sengaja, aku


terkejut bukan main, menahan malu dan marah karena kelakuannya. Tapi
apa yang bisa aku perbuat? Tidak ada... pelanggan adalah raja, dan
sebagai pelayan, Aku hanya bisa bersabar

BYURR............

"HWAAAAAAAH, APA-APAAN INI? BERANI BENAR KAMU MEMPERLAKUKAN PELANGGAN


SEPERTI INI, SAYA AKAN TUNTUT KAMU, BLA... BLA.. BLA..."

Bak kebakaran jenggot, bapak mesum itu berdiri dari kursinya. Wajah
dan bajunya basah oleh Twilght Soda, sementara Aku.... Aku tersenyum
sambil memegang gelas kosong bekas twilight soda..

LHO?

Terpaku oleh rasa heran, melihat gelas kosong minuman milik bapak itu,
kini sedang dalam genggamanku. Bapak itu masih saja berteriak-teriak
memanggil manager, disaksikan oleh pelanggan yang lain. Aku mulai
sadar apa yang sedang terjadi, orang yang menyiramkan minuman ke muka
bapak itu adalah Aku. Hanya saja...... kenapa Aku seolah-olah tidak
ingat apa-apa?

"Nova! Cepat pergi ke dapur!"

Seru Mbak Riska, seperti sedang berkata "Biar Aku yang urus"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 91
Aku pun kembali ke dapur dengan kepala penuh teka-teki, semakin aku
berusaha memecahkannya, semakin aku merasa tidak ingat apa-apa. Semua
terjadi secara spontan.

"Aaaaaaaaah ini pasti gara-gara benturan di kepalaku tadi pagi"

Gerutu Aku dalam hati.

Di dapur..... Oma dan yang lain mencoba menenangkan aku

"Sudah nak, tidak usah dipikirkan..... kadang kita memang harus


berhadapan dengan pelanggan seperti itu"

Nasihat Oma sama sekali tidak membantu, karena yang sedang ada di
pikiran ini bukanlah perlakuan Bapak itu padaku, melainkan perlakuanku
padanya. Aku tersenyum, agar Oma dan yang lain tahu bahwa Aku baik-
baik saja, syukurlah mereka percaya, kecuali BQ......

Aku pergi ke tempat cuci piring, disana ada BQ yang sedang menunggu
air mendidih.

"Jadi.... kali ini pun, kamu gak ingat apa-apa?"

Tanya BQ sambil memainkan pisau kecil kesayangannya

"Ummmm.... gak juga, aku memang sengaja ngelakuin itu, orang kaya gitu
emang pantas diberi pelajaran"

"Jangan bohong!"

Seperti biasa.... BQ selalu penuh rasa curiga, terutama akhir-akhir


ini, dia seperti memberikan perhatian lebih padaku. Kalau dipikir-
pikir.... itu semua justru membuatku merasa tidak nyaman. Atau jangan-
jangan..... BQ....

"Ummmm BQ..... Ka..... kamu....... Lesb......."

JANGAN MENOLEH KE BELAKANG!!!!!

Teriakan BQ barusan adalah suara yang paling nyaring yang pernah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 92
keluar dari mulutnya, aku bisa merasakan betapa dia tidak ingin Aku
menoleh ke belakang. Sayangnya...... Aku terlalu ceroboh untuk bisa
mencerna ucapannya, dan dengan reflek Aku menoleh ke belakang...

SOSOK BERWAJAH HITAM

Berada sejengkal di depan wajahku...... tubuhnya mengeluarkan aroma


seperti daging hangus terpanggang, baju putihnya pun lusuh dan banyak
sekali terdapat bekas terbakar.

Sosok itu menurunkan wajahnya, agar sejajar dengan wajahku. Semakin


dekat..... semakin..... dekat...... dan semakin dekat la gi...

PERGI!

Mendengar itu.... seketika sosok berwajah hitam itu mundur.....


menjauh dan hilang begitu saja. Itu membuat ku bisa bernafas lega,
kali ini aku tidak perlu teriak apalagi pingsan. Anehnya saat ini
justru BQ lah yang ketakutan..... bukan pada sosok berwajah hitam
barusan, tapi padaku. Dengan suaranya yang bergetar.... BQ bertanya...

"Ka.... kamu baru saja ngusir mahluk itu??"

Pertanyaan BQ sama sekali tidak aku mengerti. Dia bertanya seolah-olah


Bukan BQ yang membuat sosok berwajah hitam itu pergi, tapi Aku! Dan
sejujurnya, Aku tidak ingat apa-apa.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 93
THE CLOWN CHAPTER 9
Dear Diary....

Hujan deras yang luput dari ramalan cuaca mengguyur bumi Gambir,
memaksa sebagian pejalan kaki untuk berteduh dan sebagian lainnya
masih kalang kabut mencari tempat berlindung. Para Abang becak
berkumpul di pangkalan dengan becaknya yang sudah tertutup plastik,
begitu juga dengan Pak Kusnadi, tukang parkir yang sedang bernaung di
bawah atap restoran sambil sesekali menggigil kedinginan. Kak Resti
memintanya untuk masuk, tapi beliau menolak dan lebih memilih duduk di
luar, di kursi plastik yang baru saja dibawakan oleh Kak Resti.

Sementara disini..... hujan lebat itu membuatku menjadi pengangguran


karena tidak satupun ada pelanggan yang datang. Karyawan yang lain
masih sibuk dengan tugasnya masing-masing, tapi Aku memilih untuk
tidak peduli karena tidak mau masuk dapur lagi. Aku menyibukkan diri
dengan Diary ini, membacanya dari mulai halaman pertama dan lompat ke
halaman terakhir. Terpikir untuk melanjutkan tulisan ini tapi tiba-
tiba...

31 Desember 20XX
22:30

"Hei!"

Kedatangan BQ cukup megejutkanku sampai-sampai pena dengan tinta merah


ku harus jatuh ke lantai. BQ mengambilkan nya sebagai permintaan maaf
karena sudah membuatku terkejut, setidaknya begitulah Aku
menafsirkannya. Tingkah laku dan jalan pikiran BQ memang susah di
tebak, orangnya pendiam, misterius dan tidak punya selera humor,
bahkan BQ satu-satunya orang yang tidak tertawa ketika kami nonton
bareng Opera Van Java.

"Ummmm makasih, maaf Aku gak sadar kalau kamu datang, hehehe"

Mendengar ucapanku barusan, BQ melambaikan kelima jarinya di depan


mataku seperti sedang menguji kesadaran. Aku cuma melihatnya dengan
heran sampai akhirnya BQ berkata...

"Aku sudah ada di sini dari tadi, kita bahkan sudah ngobrol panjang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 94
lebar sejak gerimis kecil yang sekarang sudah menjadi hujan lebat itu
dimulai"

Benarkah? Ucapku dalam hati karena sejujurnya Aku tidak ingat apa-apa.
Aku bahkan baru sadar kalau diary ini Aku bawa ke restoran, sebelumnya
aku selalu menyimpannya di tas sekolah karena di restoran tidak ada
waktu untuk membuka nya. BQ semakin serius memandang wajahku yang
semakin bingung, sejak kejadian di dapur yang pertama BQ tampak selalu
memperhatikanku padahal sebelumnya dia adalah orang yang cuek, bahkan
sama pelanggan sekalipun.

"Oh ya? Sampai dimana tadi?"

Tanyaku yang bermaksud mencairkan suasana beku ini, tapi sepertinya BQ


tidak semudah itu dicairkan. Pandangan matanya semakin dingin
menatapku seolah ada sesuatu yang salah padaku malam ini, dan sambil
menghembuskan nafas panjang BQ bertanya..

"Kamu benar-benar tidak ingat apapun tentang kejadian di dapur itu?"

Aku menggelengkan kepala karena memang tidak mengerti apa yang BQ


bicarakan. Satu-satunya kejadian di dapur yang aku ingat, yaitu saat
aku melihat sosok berwajah hitam itu, tapi sepertinya bukan itu yang
BQ maksud. Sekarang dia mulai memperhatikan Mbak Riska yang sedang
menghitung uang di meja kasir, Mbak Resti dan Mbak Ratna yang sedang
ngobrol lalu Oma yang sedang menikmati teh hangatnya. Dan setelah
dirasa aman, BQ pun mulai bercerita....

"Apa yang Aku ceritakan ini, boleh kamu percaya, boleh juga tidak.
Sejak kecil Aku bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa, entah ini
anugerah atau sebuah kutukan, aku tidak tahu! Yang aku tahu, semakin
bertambahnya umur, semakin aku merasa berbeda. Meskipun begitu, sampai
saat ini aku hanya bisa melihat, tanpa mampu berinteraksi dengan
mereka. Ya! Mereka adalah mahluk halus dengan beragam wujud dan
sifatnya. Mereka ada dimana pun, bahkan di tempat yang menurut kita
aman sekali pun, termasuk....."

DI RESTORAN INI

"GULP"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 95
Cara BQ bercerita jauh lebih menyeramkan dengan background suara
gemuruh petir dan derasnya hujan. Jadi benar dugaanku kalau
Hanggareksa adalah restoran berhantu. BQ terdiam karena sedang
memperhatikan Oma yang beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke
arah kami. Khawatir Oma melintas di dekat kami, BQ pun menunda
ceritanya. Tapi ternyata Oma berbelok masuk ke dapur, disusul oleh
mbak Ratna dan Mbak Resti, yang membuat ruang makan ini jadi semakin
sepi. Karena dirasa cukup aman, BQ pun melanjutkan ceritanya...

"Saat pertama datang kesini untuk wawancara kerja dulu, Aku sempat
berhenti di depan pintu masuk dan berpikir untuk kembali pulang,
karena setelah belasan tahun hidup berdampingan dengan mahluk halus,
baru kali itu Aku merasakan....

TAKUT

Bukan karena terancam atau terganggu dengan penunggu yang lebih dulu
menempati tempat ini, tapi saat itu rasa takut ku lebih kepada Trauma
yang sangat kuat menghantui. Tanpa harus melangkahkan kaki ke dalam
restoran ini, Aku sudah bisa dengan jelas merasakan... bahwa

SESUATU YANG MENGERIKAN PERNAH TERJADI DI HANGGAREKSA.

TRAK!!

Siaaaaaaaaaaal!! Kaget sih kaget, tapi kenapa lenganku harus


menyenggol lilin di meja ini? Suara jatuhnya barusan membuat perhatian
mbak riska tertuju ke arah kami berdua yang belum sempat
menyembunyikan ekspresi wajah tegang ini. Beruntungnya Mbak Riska
tidak curiga, dia cuma menunjuk ke lantai pertanda kami harus
membereskan lilin yang berantakan ini. Tanpa pikir panjang, Aku dan BQ
pun memungut patahan lilin merah di lantai, dan selagi kami jongkok
dan terhalang meja, Aku sempatkan bertanya sesuatu pada BQ...

"Aku baru tahu kalau kamu sempat diwawancara dulu sebelum kerja
disini, setahuku.... kamu datang dan langsung bekerja deh"

Sambil memungut patahan lilin terakhir, BQ menjawab..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 96
"Oh! Aku belum pernah cerita kalau Aku sudah melamar kerja disini satu
minggu setelah restoran ini buka, tapi sayangnya Aku tidak diterima"

Apa? Jadi waktu itu BQ ditolak bekerja disini, kenapa? Apa karena
wawancaranya tidak berjalan lancar? Banyak sekali pertanyaan yang
ingin aku ajukan pada BQ, tapi semakin lama kami di bawah sini,
semakin Mbak Riska curiga, jadi Aku hanya memilih satu pertanyaan
terakhir...

"Terus? Gimana ceritanya Kamu bisa kerja disini sekarang?"

BQ mendekatkan wajahnya ke telinga kananku dan berbisik...

"Satu bulan setelah itu salah satu karyawan disini mendatangiku ke


rumah cuma untuk bilang...."

KAMU DITERIMA, DAN BISA MULAI BEKERJA BESOK.

Kami berdua sudah kembali duduk di kursi, dan membereskan lilin yang
baru saja Aku jatuhkan. Masih dengan suara kecil, Aku bertanya pada BQ

"Apa kamu tahu, kenapa tiba-tiba kamu diterima?"

BQ mengangkat kedua bahunya, pertanda dia tidak tahu apa alasan


Hanggareksa yang pernah menolak lamarannya, tiba-tiba berbalik
memintanya menjadi karyawan.

"Oh ya sepertinya sekarang kita punya tetangga baru"

Ucap BQ yang sekarang menoleh tepat ke arah jam tua hanggareksa


berada.

"Maksud kamu?"

Tanya Aku yang tidak mengerti maksud dari ucapan BQ.

"Sepertinya mulai hari ini, rumah kosong di samping restoran kita


punya penghuni baru"

Aku ikut memperhatikan kemana mata BQ memandang. Ada sebuah lubang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 97
ventilasi tepat di atas jam tua itu, lubang yang mungkin saja
terhubung langsung dengan rumah kosong yang ada di samping Hanggareksa

"Hmmmm aku denger, restoran ini dulunya milik seorang tokoh agama,
kemudian dia pindah ke luar kota dan menjualnya pada mbak Riska. Apa
mungkin rumah itu juga ya?"

Tanya Aku

"Entahlah... tapi aku merasa kasihan sama siapapun yang menempatinya


sekarang"

Jawab BQ

"Eh kenapa?"

"Karena apa yang ada di rumah itu......"

JAUH LEBIH MENGERIKAN DARI PADA YANG ADA DI RESTORAN INI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 98
THE CLOWN CHAPTER 10
Dear Diary...

Hujan deras ini membuatku harus pulang kemaleman dari restoran, belum
lagi motorku jadi basah kuyup soalnya tempat parkir restoran emang gak
ada atapnya, dan gara-gara itu semua lagi-lagi Aku harus mengalami
nasib sial.

31 Desember 20XX
22:55 WIB

Kami harus pulang meskipun masih gerimis, daripada harus bermalam di


restoran yang menyimpan banyak rahasia mistis. Mbak Riska adalah orang
yang paling ngotot agar kami semua pulang sebelum tengah malam, walau
seburuk apapun cuaca di luar. Akhirnya suasana tempat parkir malam
itu, menjadi gaduh dan menarik perthatian orang-orang yang sedang
berteduh.

Mbak Riska membimbing Oma masuk ke dalam mobilnya, karena memang


setiap harinya mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Mbak Resti
dan Mbak Ratna juga heboh saling tunjuk siapa yang harus nyetir,
biasanya mereka berdua diantar jemput sama suami, tapi malam ini
mereka berdua bawa mobil sendiri. BQ adalah satu-satunya orang yang
tidak peduli dengan gerimis, bahkan dia hampir tidak peduli dengan
apapun termasuk kesehatannya sendiri. Dia sudah bersiap di atas motor
sportnya, mengenakan helm dan jaket kulit hitamnya lalu pergi begitu
saja tanpa Jas hujan. Sementara Aku......

Aku masih berusaha membuat motor ini nyala, tapi mungkin memang sudah
nasib sialku, alih-alih nyala, motor ini malah mengeluarkan bunyi aneh
setiap kali distarter. Mbak Ratna menawariku tumpangan karena memang
rumah kami satu arah, tapi aku harus menolak karena tidak mau
meninggalkan motor ini di parkiran. Beruntung Pak Kusnadi yang juga
sudah bersiap untuk pulang datang menghampiri, seakan sudah pengalaman
dengan motor antik, beliau mencabut bagian motor yang entah apa
namanya itu, dan memeriksanya lalu beliau berkata...

"Busi nya basah mbak, pantas saja gak mau nyala"

Aku hanya bisa bilang "Ooooooo" sambil mengangguk-angguk meski sama

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 99
sekali tidak mengerti apa itu Busi. Merasa tidak enak sudah membuat
Karyawan lain menunggu, Aku pun mempersilahkannya untuk pulang duluan,
setelah meyakinkan mereka kalau motorku gak apa-apa. Mereka pun pergi
dengan mobilnya masing-masing lalu berbelok ke arah yang saling
berlawanan. Sementara Aku hanya bisa bengong melihat Pak Kusnadi yang
menggosok-gosok busi itu sambil sesekali meniupnya.

BREMMMMMMMMMMMMMMM

Akhirnya motor ku nyala juga, berkali kali Aku ucapkan terimakasih


sama Pak Kusnadi dan berkali-kali juga Pak Kusnadi ngangguk-ngangguk
tanda terimakasih kembali. Aku pun memasang helm dan pergi dari
restoran.

Di perjalanan...

Jalan satu arah menuju kompleks perumahan Banyumas dimana rumahku


berada, tiba-tiba motor ini kembali berulah. Aku harus mendorongnya
sementara rumahku masih beberapa tikungan di depan, belum lagi ini
sudah keluar dari jalan utama kota dan yang terlihat di samping jalan
hanyalah pepohononan dan beberapa warung kaki lima. Tampak beberapa
orang pemuda sedang hura-hura dengan gaplek dan botol minuman di
tangannya.

Cewe ABG jalan sendirian di tengah malam gini, di sebuah jalan yang
sudah semakin sepi, bertemu dengan orang-orang seperti ini, dan tidak
bisa lari karena satu-satunya kendaraan yang aku punya mati. Kurang
sial apa coba?

Salah satu dari empat orang itu menyenggol temannya memberikan isyarat
bahwa ada yang datang. Seketika itu juga semuanya menoleh ke arahku,
meninggalkan gapleknya dan menghampiriku. Satu diantara empat orang
itu kelihatan seperti Om-om dengan rambut tengah yang botak, kumis
tebal dan perut buncit yang hanya ditutupi kaos dalam. Sementara
sisanya adalah tipikal ABG Alay yang model rambut, muka sama bau
badannya gak matching.

"Wah wah kacian beud sih neng, tengah malam gandeng motor, mending
gandeng gue aja neng"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  100
Mereka terus menggodaku dengan berbagai pertanyaan dari mulut mereka
yang berbau miras, Aku mencoba senyum ramah untuk menghindari masalah.
Tapi makin lama tingkah mereka makin parah. Mereka bahkan sudah berani
menarik motorku meskipun Aku sudah memohon untuk dilepaskan, dan
akhirnya saat tangan si om-om tadi mulai lancang memegang bahuku...

"KYAAAAAAAAAAAAAAAA"

PLAK!

Beruntung sekali Om itu karena sudah dapat tamparan perdana dariku,


Aku pegangi tangan kanan yang bekasnya masih terlihat merah di pipi
tambun si Om. Dalam hati seolah tidak percaya apa yang sudah aku
lakukan, berkali-kali dibully orang baru kali ini aku memberi
perlawanan. Tapi ini bukan waktunya tenang, karena tamparan itu
sekarang menjadi bumerang. Mereka jadi sangat murka dan mengancam akan
melakukan hal yang lebih parah dari ini.

Aku tidak bisa mengimbangi gerakan mereka yang lebih cepat dan lebih
kuat, sehingga dalam sekejam kedua tanganku sudah mereka pegang. Si Om
yang dari tadi diam memegangi pipinya sekarang mulai mendekat dan
memegangi pipiku, aku cuma bisa memohon dengan terbata-bata kala
wajahnya semakin mendekati wajahku,

BRMMMMMMMMMMMM

Beruntung motor yang lewat barusan mengagalkan apapun niat busuk yang
hampir dilakukannya padaku, mungkin karena tidak mau menarik perhatian
orang yang lewat, tapi inilah kesempatan yang tepat. Aku yang mulai
percaya diri untuk melawan, Akhirnya mengambil tindakan dengan
menghantamkan kakiku tepat di bagian lembut yang ada diantara
selangkangannya

DEB!!

"ADDDDDDDDDDDOOOOOOOOOOOOOOOOOW"

Aku juga menginjak kaki orang yang memegangiku, karena kebetulan


mereka tidak pakai sandal. Tapi walaupun mereka berteriak kesakitan,
tanganku masih belum mereka lepaskan. Dan lagi-lagi perlawananku

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  101
barusan sia-sia, Aku baru saja menyulut amarah mereka menjadi lebih
besar. Si Om kembali menghampiri ku, memegang pipiku kananku dengan
kasar dan...

PLAK!

Lagi.... Aku harus merasa sakit lagi.... Tapi anehnya, rasa sakit itu
membuang semua rasa takutku. Dia.... mulai menghantam pipi sebelah
kiri. Keras sekali hingga terpental dan tersungkur ke aspal. Semua
terlihat panik, tapi kemudian semakin beringas. Aku tidak tahu lagi
apa yang harus aku lakukan, berteriak pun sepertinya percuma. Dia
melakukannya, satu per satu, hingga cairan merah itu terlihat.
Keributan itu menarik pengemudi motor yang lewat, dan yang terjadi
selanjutnya adalah Babak belur, lalu kemudian kabur.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  102
THE CLOWN CHAPTER 11
Dear Diary...

Apa yang salah denganku akhir-akhir ini? Aku terlalu sering bengong
hingga sampai pada tingkatan lupa dengan apa yang terjadi di sekitar,
bahkan terkadang Aku lupa dengan apa yang baru saja Aku lakukan. Tidak
mungkin masalah ini Aku ceritakan pada Ibu, karena itu hanya akan
membuatnya khawatir. Beruntung nya Aku punya Chandra, sahabat satu-
satunya yang selalu bisa Aku andalkan.

1 Januari 20XX
09.00 WIB

PANTAI BATU SANCA

Liburan pertama ku setelah sekian lama. Ibu tidak pernah punya waktu
untuk mengajakku jalan-jalan karena kesibukannya. Tapi Aku tidak
mengeluh, karena sebenarnya.... Aku lebih suka nonton TV di rumah.
Tapi Chandra..... dia mengajakku pergi ke tempat ini, salah satu
wisata di kota gambir yang punya legenda turun temurun, begitulah yang
diceritakan Chandra dari tadi, sampai telinga ini bosan sendiri.

"Elo dengerin gak sih?"

"Enggak... hehehe, aaaaah aku bete disini, panas... cari tempat


berteduh yuk!"

Rengek ku pada Chandra. Kami pun pergi duduk di taman.

"Nov.... tentang Alya dan kawan-kawannya, Gue sudah denger semuanya,


Elo beneran...."

"Aku beneran gak apa-apa kok! Aku sengaja gak ngasih tahu Kamu,
soalnya.... Aku takut kamu gegabah melabrak mereka. Gimanapun....
mereka perempuan"

Aku harus memotong perkataan Chandra, karena kalau tidak... dia akan
mulai dengan nasehat-nasehatnya yang membosankan, sama membosankannya
dengan cerita-ceritanya. Chandra sudah terbiasa aku perlakukan begitu,
tapi kali ini.... dia seperti tidak suka Aku menyela pertanyaannya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  103
belum datang. Bu' de juga yang janji mau jahitin tas sekolah Vivi"

Saya melepas pelukan pada Vivi, dengan wajah yang mulai tegang dan
panik Saya kembali bertanya....

"Bu' De kamu...... orangnya seperti apa?"

Vivi menjawab...

TINGGI, CANTIK, RAMBUTNYA PANJANG, TAPI SUDAH UBANAN

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  163
THE OLD MAN CHAPTER 14
"Serius?? Jadi perempuan yang Vivi panggi Bu de itu....... Perempuan
berambut putih?"

"Ya! Tidak ada yang lain dipikiran Saya saat itu selain perempuan
berambut putih"

"Bukannya bapak bilang Jimat dari Bos bapak sudah berhasil mengusir
perempuan itu, bahkan sudah lama sekali bapak tidak diganggu"

Pemuda itu panik, sangat panik seakan sedang mengalaminya sendiri.


Saya bisa mengerti, selama ini semua terror restoran itu hanya terjadi
pada Saya, tapi kali ini Vivi pun ikut terlibat. Jelas masalah ini
semakin lama semakin serius, dan Saya pun harus bertindak lebih
serius.

30 Desember 20XX
22:00 WIB

Saya memeluk erat anak perempuan Saya, mendengar cerita nya barusan
seakan menjadi ancaman, bahwa Saya akan kehilangan Vivi. Tapi Tidak!
Saya tidak akan biarkan itu terjadi.

"Sejak kapan Perempuan itu..... maksud Bapak, sejak kapan Bu De sering


ke rumah kita?"

Tanya Saya pada Vivi, dengan nada tenang yang dipaksakan. Saya tidak
ingin anak kecil ini menjadi panik.

"Sejak Pa'e di rumah sakit........ kadang-kadang... Bu de yang jagain


Pa'e kalau Pa'e lagi bobok..."

Tidak mungkin! Tidak pernah terpikir oleh Saya akan merasa ketakutan
oleh cerita anak kecil. Tapi Vivi tidak mungkin berbohong, semua yang
diceritakannya pasti benar. Jadi selama ini perempuan itu berhenti
mengganggu Saya bukan karena jimat dari Haji Qodir, tapi karena dia
sudah menemukan korbannya yang baru, dan sialnya korban itu adalah

VIVI

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  164
"Siapkan barang-barang kamu nak! Bawa pakaian seadanya, malam ini kita
tidak tidur di rumah"

Vivi tidak lekas merespon perintah Saya, Dia sama sekali tidak
mengerti bahwa kami berdua sedang dalam bahaya, Saya pun tidak mau
membuang waktu untuk menjelaskan panjang lebar pada nya.

"Kalau sudah selesai, tunggu bapak di garasi!"

Saya segera pergi ke kamar untuk menyiapkan barang-barang Saya


sendiri, sembari menelfon teman yang mungkin mau menampung kami
meskipun hanya semalam.

"Arrghhh! Kenapa gak ada yang jawab sih?"

Kesal sekali rasanya, karena tidak satupun teman yang menjawab telepon
Saya. Untuk saat ini prioritas Saya adalah membawa Vivi keluar dari
rumah, Tentang dimana kami akan bermalam, itu urusan belakangan. Saya
mengemasi barang-barang yang bisa dibawa, tidak banyak memang, karena
kepergian tidak akan lama. Saya akan menyelesaikan masalah ini secepat
mungkin, agar bisa segera pulang ke rumah ini lagi.

"Selesai!"

Saya menutup rapat tas punggung, dan bergegas menemui Vivi di garasi.
Sama sekali tidak terpikirkan oleh Saya untuk menemui paranormal,
Ustad, Kyai atau pengusir Hantu dan sebagainya. Satu-satu nya orang
yang paling mengerti situasi Saya saat ini adalah BQ. Dan disaat
seperti ini lah baru Saya menyesali, Kenapa Saya tidak memiliki nomor
Handhphone BQ.

Saya pun tiba di garasi, tapi anehnya.....

SAYA TIDAK MELIHAT VIVI

"Viviiiiiiiiiiiiiiiiii????..... Viviiiiiiiii dimana Kamu nak?"

Mendadak perasaan Panik memenuhi kepala ini, Saya akan jadi Ayah
terburuk di Dunia karena sudah melibatkan anak kecil ke dalam masalah
yang bahkan orang dewasa pun tidak mengerti. Tapi Rasa panik Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  165
menjadi sia-sia karena ternyata Vivi sudah ada di dalam mobil, dia
melambaikan tangannya

"Pa'eee"

Lega rasanya, tapi sebaiknya Saya simpan senyuman ini sampai Saya dan
Vivi benar-benar aman. Tanpa buang-buang waktu lagi, Saya buka pintu
garasi lalu masuk ke dalam mobil

"Yeee jalan-jalaaaaaaaan..... yeeee jalan-jalaaaaaaaaaan"

Anak ini terlalu girang untuk ukuran orang yang sedang berusaha kabur
dari bahaya. Tapi melihat Vivi seperti itu, setidaknya mampu
memberikan sedikit rasa tenang dan keberanian di hati Saya.

BRMMMMM

"Pa'eee kita mau jalan-jalan kemana???"

"Kemana aja, yang penting Vivi senang"

Jawab Saya yang sedang berusaha mengeluarkan mobil tua ini dari
garasi.

"Gimana kalau ke taman Lou Vandreas aja? Disana ada kolam yang ada
bebek-bebekannya.... ya kan Bu De?"

EH? BU' DE?

BRMmmmmm......... krk krk

Tiba-tiba mesin mobil saya mati, suasana mendadak hening dan gelap
gulita. Tidak hanya mesin mobil tua ini, tapi lampu di garasi pun

MATI

Tangan ini meraba-raba mencari HP untuk penerangan, tapi sepertinya..


HP saya ada di dalam Tas, tidak sengaja saya masukkan saat sedang
packing sambil menelpon di kamar.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  166
"Astaghfirullah..... Astaghfirullah...."

Istighfar tidak membantu saya melihat dalam gelap, tapi setidaknya itu
membuat Saya tenang. Terutama Vivi.... tapi anehnya....

INI TERLALU TENANG UNTUK UKURAN ANAK SD YANG SEDANG BERADA DALAM
KEGELAPAN

"Vivi??"

Vivi tidak menjawab panggilan Saya, dan itu membuat Saya semakin
panik. Beruntung akhirnya Saya menemukan Korek api, tanpa pikir
panjang Saya pun menyalakannya. Cahaya api berhasil mengusir gelap,
dan memperlihatkan kursi di sebelah Saya dimana Vivi duduk barusan.
Tapi sialnya...

VIVI TIDAK DISANA

"Viviiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii?!!!"

Teriakan Saya berhenti karena tiba-tiba Saya mencium sesuatu, bau


daging busuk.... sangat busuk sampai Saya bisa mendengar suara lalat
beterbangan mengeliling bak belakang mobil Saya. Seharusnya..... Saya
tidak menoleh, karena Saya sudah tahu apa yang akan Saya lihat. Tapi
Saya harus menemukan Vivi, dan satu-satunya yang harus Saya interogasi
adalah.....

PEREMPUAN BERAMBUT PUTIH YANG SEDANG DUDUK DI BAK BELAKANG MOBIL SAYA

"Hegh..."

Saya tersentak, hingga kepala ini membentur spion tengah mobil,


membuat jimat dari Haji Qodir jatuh. Persetan dengan Jimat!!! Itu sama
sekali tidak bisa menyelamatkan Saya dan Vivi. Ucap Saya dalam hati.

Perempuan itu melototi Saya, sepertinya sedang sangat marah, tapi


karena apa???? Apa karena Saya berusaha memisahkannya dengan Vivi?
Akhirnya dengan sisa-sisa keberanian, Saya mencoba menghardik mahluk
terkutuk itu..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  167
"JAHANNAM!!!! KEMBALIKAN ANAK SAYA"

KEMBALIKAN ANAK SAYA...

Kepar*t!!! Perempuan itu meniru ucapan Saya dengan wajah tersenyum


mengejek. Amarah Saya sudah naik ke ubun-ubun, Saya berniat turun dari
mobil tapi pintu mobil tidak bisa terbuka.

BUK! BUK! BUK!

"SETAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!! KEMBALIKAN ANAK SAYAAAAAAAAAAAAAA!"

Saya berhenti teriak, sekarang ini perempuan itu berada tepat di depan
mobil Saya. Dia berdiri di pintu garasi, melambaikan tangannya sebagai
isyarat tantangan.

"KEPARAAAT"

Saya mati-matian menghidupkan mobil, berharap bisa segera


menabrakkannya ke tubuh perempuan itu. Saya tahu! Dia tidak mungkin
mati dua kali, tapi kalau saat ini Saya punya kesempatan untuk
melawan, maka Saya akan melawan, walaupun sia-sia.

BRRMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Tuhan masih menyayangi Saya, mobil tua ini kembali menyala. Kaki ini
tidak menunggu lama untuk menginjak gas dan segera menabraknya.
Perempuan itu tersenyum, sebelum akhirnya wajahnya semakin dekat
dengan bumper mobil Saya, lalu kemudian....

BRUAK!

Saya puas! mendengar suara benturan itu, walaupun Saya tahu, jarak
yang dekat tidak mampu membuat tabrakan yang dahsyat, tapi setidaknya
suara benturan itu nyata.. terlalu nyata untuk sebuah mobil yang
menabrak sesosok hantu.

Lampu garasi kembali menyala, pintu mobil kembali berfungsi, Saya pun
turun dari mobil untuk segera mencari Vivi. Tidak butuh waktu lama

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  168
bagi Saya untuk menemukannya, Vivi..... anak kesayangan Saya.....

TERGELETAK BERSIMBAH DARAH TEPAT DI DEPAN MOBIL

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  169
THE OLD MAN CHAPTER 15
Kabut tebal di jalur kemitir memudar, seperti mengajak para peneduh
untuk bubar. Satu persatu kendaraan dinyalakan, dan jas hujan pun
dikenakan. Hiruk pikuk pengendara motor di luar warung, tapi sunyi
senyap di dalamnya. Saya masih menunggu pemuda ini bicara, tapi
sepertinya cerita terakhir Saya adalah pukulan telak ke dalam hatinya.

"Dek Vivi...... gimana keadaan Dek Vivi sekarang?"

Tanya pemuda itu, dan kali ini wajahnya sangat serius. Sepertinya dia
akan membenci Saya jika saya memberikan kabar buruk padanya.

"Vivi baik-baik Saja.... meskipun untuk sementara harus duduk di kursi


roda"

"DAN BAPAK BILANG ITU BAIK-BAIK SAJA???"

Saya terkejut, karena sepertinya saya sudah salah bicara. Pemuda itu
sangat marah, marah demi anak kecil yang tidak pernah ditemuinya.

"Ups.. maa maaf pak, gak seharusnya Saya berkata demikian"

Saya tersenyum, saya sama sekali tidak marah. Jauh di dalam hati Saya,
saya merasa sangat senang. Karena memang sudah seharusnya Saya
dibentak orang, atas apa yang sudah Saya lakukan.

"Tidak apa-apa... Saya senang, karena itu artinya sampean peduli pada
anak Saya"

"Semoga Dek Vivi cepat sembuh......"

"Aamiin"

"Oh ya..... setelah itu.... apa yang bapak lakukan?"

Saya tidak melakukan apa-apa, karena harus berada di rumah sakit untuk
beberapa hari. Tapi hari itu...

6 Januari 20XX
07:00 WIB

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  170
"Maaf... tapi Saya benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa"

BQ menolak permintaan Saya, dia tidak bisa menolong Saya keluar dari
situasi ini.

"Saya mohon, lakukan sesuatu dengan kemampuan sampean itu"

"Bapak sudah salah paham, Saya hanya sebatas bisa melihat mereka, saya
tidak punya pengalaman berinteraksi bahkan melakukan ritual pengusiran
hantu. Lagipula kenapa bapak tidak cari paranormal saja"

Saya mengangkat kepala yang sejak tadi saya tundukkan, hanya agar
gadis ini mau menolong Saya, tapi ternyata... hal itu memang mustahil
baginya.

"Sudah dua orang pintar yang Saya datangi, dan setiap kali mereka
mengunjungi rumah Saya, mereka selalu saja bilang bahwa tidak ada apa-
apa disana, rumah Saya baik-baik saja. Sejak saat itu Saya tidak
percaya lagi pada paranormal"

"Lalu bapak percaya pada Saya?"

Tanya BQ... Saya pun mengangguk mantap

"Pak Lukman... Saya turut prihatin dengan apa yang terjadi pada Vivi,
tapi apa yang bapak minta itu sudah jauh diluar kemampuan Saya"

Leher ini semakin lemas, sementara kepala Saya semakin berat, Saya
tidak bisa menutupi kekecewaan dan rasa putus Asa, tapi... saat kaki
lemah ini ingin melangkah keluar dari lorong di depan gudang, tiba-
tiba BQ berkata

"Mungkin... Saya hanya bisa memberikan saran"

Itu cukup! Itu sangat cukup bagi saya! Saran dari orang seperti BQ,
bisa jadi petunjuk dan jalan terang bagi saya untuk keluar dari
kegelapan ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  171
"Saya siap mendengarkan!"

Ucap Saya mantap!

BQ pun menjelaskan dengan seksama, mengeluarkan semua pendapatnya.


Semua dilakukannya dengan sangat hati-hati, karena tidak ingin
karyawan yang lain mengetahui. Tapi sepertinya Riska dan yang lainnya
sedang Sibuk di ruang makan, disana juga ada Nova, waitress shift
malam yang entah ada urusan apa datang kesini pagi-pagi.

Berkali-kali BQ mengingatkan saya bahwa sarannya hanya sekedar teori.


Tidak ada jaminan bahwa masalah saya akan teratasi, tapi saat ini...
sekecil apapun kemungkinan, selama masih ada cara, maka akan saya
lakukan.

Dan saran BQ itulah yang membawa Saya kesini.....

WARUNG GANDRUNG

Jalanan masih basah, tapi cuaca sudah jauh berubah. Tidak lagi ada
gerimis, pun kabut tebal menghalangi. Baik Saya maupun Pemuda ini
tahu, bahwa waktu kami di Warung ini sudah habis. Sudah banyak yang
Saya ceritakan, sudah banyak yang pemuda ini catat, entah kelak
tulisannya akan jadi pelajaran, atau hanya bersemayam di dalam lemari
kayu, hingga rayap memakan habis isi buku.

SRAK!

Saya membuka terpal yang menutupi bak belakang mobil, memperlihatkan


dengan jelas jam antik yang jadi sebab perbincangan panjang Saya
dengan pemuda ini. Pemuda ini memandanginya dengan sangat antusias,
entah sebagai benda antik, atau sebagai benda angker, hanya dia lah
yang tahu.

"Waaah saya bukan ahli barang-barang antik, tapi saya yakin jam ini
punya nilai jual yang sangat tinggi. Melihat dari jarak sedekat ini,
sama sekali tidak terasa aura mengerikan seperti yang bapak ceritakan"

Ucap pemuda itu. Wajahnya berseri-seri seperti anak kecil yang pertama
kali melihat sirkus. Hanya saja, anak kecil ini cukup cerdas untuk

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  172
tidak menyentuh singa yang ada di depannya. Pemuda ini tidak hanya
mendengarkan cerita Saya, dia juga memahami isinya.

"Membawa benda ini pergi dari Hanggareksa adalah resiko besar buat
bapak, bagaimana kalau sampai mereka tahu?"

"Saya sama sekali tidak berniat menjualnya, Jam ini akan saya bawa ke
tempat seseorang yang mungkin bisa melepaskan kutukannya. Setelah itu
Saya akan mengembalikannya ke tempat semula, tentu saja saya akan
menjelaskan semuanya pada Riska, walaupun harus menanggung resikonya.
Oh ya..... apakah menurut sampean Saya ini seorang maling?"

Tanya Saya pada pemuda ini

"Tidak! Saya juga punya seorang anak, dan Saya akan melakukan hal yang
sama kalau ada di posisi Bapak"

Jawaban pemuda ini membuat Saya lega. Kami tahu! Kami tidak bisa
selamanya berada disini, persahabatan ini harus berakhir di jalur
kemitir. Saya menutup kembali Bak mobil dengan terpal, sementara
pemuda ini bersiap mengenakan helmnya. Kami berdua saling berjabat
tangan, untuk kembali melanjutkan perjalanan masing-masing.

"Oh ya,sampean dari mana mau kemana?"

Tanya saya pada pemuda itu. Pemuda itu tersenyum dari balik helmnya,
lalu menjawab

"Saya dari desa Soko Gede, di Kabupaten sebelah, Saya sedang dalam
perjalanan ke Kota gambir karena ada tugas dari lembaga pak"

"Ah yaaaa! Payah sekali Saya ini, menghabiskan waktu berjam-jam


ngobrol dengan seseorang, tapi sampai sekarang belum tahu siapa
namanya..."

"Ah iya yaaaa, kita belum kenalan hehehe. Kenalkan pak nama Saya
Ahmad"

DANIEL AHMAD

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  173
A MEETING

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  174
A MEETING (PROLOGUE)

Kota Gambir....
Dan semua misterinya....
Gedung tua.... yang mereka sebut RESTORAN
dimana mereka menyantap hangatnya daging, dan menenggak dinginnya
Anggur,
Tanpa mereka sadari, telah menghidangkan peristiwa demi peristiwa,
dimana Takdir mereka adalah bahan utamanya.

Mengemudikan sahabat tua nya, yaitu sebuah mobil pickup renta, Pak
Lukman harus menempuh jalur kemitir, tak hiraukan kondisi mobil yang
sewaktu-waktu bisa membahayakan nyawanya. Karena Pak Lukman harus
pergi, dia harus sampai disana.... demi hidup bahagia, bersama anak
semata wayangnya.

Sementara di Kota seberang.... di sebuah Gedung kosong Fakultas


Ekonomi, tiga remaja sedang berunding, mencari sebuah jawaban yang
akan menentukan nasib mereka sendiri. Dan untuk memulainya, mereka
harus menunggu seorang lagi.

Nova, Sabrina dan Chandra, mereka tahu bahwa gedung yang kosong,
bukanlah tempat yang pas untuk nongkrong. Tapi mereka punya alasan,
adanya rahasia besar yang harus dibicarakan.

KREK

Pintu terbuka, Sandy datang seorang diri, dia terkejut melihat gadis
yang kehadirannya sama sekali tidak Sandy harapkan. Gadis itu adalah
sabrina yang dengan manjanya tersenyum pada Sandy

"Sudah Aku duga..."

Keluh sandi sembari mengusap dahinya. Dia tahu sejak awal, tidak ada
seorang pun yang bisa melarang sabrina, dia sudah terbiasa datang pada
pesta-pesta dimana dia tidak diundang.

Semua tampak tegang kecuali sabrina, dia pun tahu apa yang harus dia
perbuat. Sabrina mempersilahkan semuanya duduk, berkumpul di meja

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  175
tengah yang sudah mereka siapkan Kalau ada orang di ruangan ini yang
terlihat sangat tidak bersahabat, orang itu adalah Sandy. Nova
berusaha melempar senyum ramah, tanda perkenalan dan permintaan maaf,
tapi sandi memalingkan wajah, baginya.... Nova adalah sebuah ancaman.

"Oke.... kita gak perlu berkenalan lagi, karena terakhir kali kita
berkenalan, saya harus merayu dua orang satpam"

Ucap sabrina membuka adegan, Semua yang hadir pun tampak tegang.

"Nova... Chandra... seperti yang kalian tahu, Orang yang duduk di


samping Saya ini, adalah penghuni baru di kontrakan itu. Dan seperti
yang kalian tahu juga, alasan kita berkumpul disini adalah........"

"Apa benar kamu ada di Hanggareksa semalam?"

Sandy memotong perkataan sabrina. Dia merasa basa-basi di saat seperti


ini hanya akan buang-buang waktu. Sandi sudah memendam pertanyaan ini
sejak semalam, dan raut wajahnya kali ini menegaskan bahwa dia akan
mengamuk jika tidak mendapatkan jawabannya.

Sementara Nova..... Jawabannya akan menentukan, kemana arah diskusi


pagi ini

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  176
A MEETING CHAPTER 16

Pertemuan Sandy, Nova, Sabrina dan Chandra terancam berantakan. Sandy


sangat tidak bisa mengontrol emosinya, hingga Sabrina yang bertindak
sebagai mediator pun merasa kewalahan.

"Sebaiknya Kamu dengerin Nova bicara dulu! Baru nanya! Jangan kaya
anak SD ah!"

"Diam! Kemarin Aku sudah coba pakai cara baik-baik, tapi sepertinya Si
Tolol ini lebih suka kekerasan"

Jawab Sandy sambil mengacungkan jari tengahnya pada Chandra. Rupanya


tindakan Sandy sudah menyulut amarah Chandra.

"EH MONYET!! SIAPA YANG ELO BILANG TOLOL?"

"SIAPA LAGI DI RUANGAN INI YANG PUNYA MUKA BLOON?!!"

"ANJENG! ELO NGATAIN GUE!!"

"GUE CUMA NANYA! BEGO! ELO SENDIRI YANG NGERASA"

"WAAAAAH JAMBAN BENER LAH COCOT LHOOOO!"

"SET DAH! KETAHUAN BANGET TUH OTAK ISINYA AIR COMBERAN"

BRUAK

SEKALI LAGI ADA MONYET AMA ORANG BEGO NGERUSUH DI SINI, AKU PASTIIN
DUA-DUANYA PULANG CUMA BAWA SATU BIJI.

Dan.... sepertinya kali ini Sabrina berhasil menghentikan pertikaian


Monyet dan Orang bego, mungkin keduanya sama-sama tidak ingin
kehilangan satu biji.

Sandy dan Chandra kembali tenang, Nova dan Sabrina bisa bernafas lega.
Mereka seperti Ibu-ibu yang sedang membawa anak laki-lakinya ke sebuah
Play Group.

"Nova....mungkin ini terdengar aneh bagi Kamu, Tapi Aku ingin

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  177
memastikan dulu, apakah kita disini sedang berada di jalur yang sama
atau tidak. Tolong jawab pertanyaanku... Apakah benar... Kamu adalah
seorang Waitress di Hanggareksa?"

CIH!!

Sandy berdecak, pertanyaan Sabrina barusan terlalu bertele-tele. Sandy


sudah sangat yakin, Cewe berambut coklat yang ada di hadapannya ini
adalah orang yang sama dengan yang dia temui semalam, dan beberapa
malam sebelumnya.

"Ya! Tadinya sih..... Iya....."

Jawab Nova.

"Tadinya?? Maksud kamu?"

"Dia udah berhenti dari Restoran itu, terhitung sejak hari ini. Masa
gitu aja gak ngerti"

Timpal Chandra

"Eh Suneo! Napa lo yang sewot?"

"Apa Lo? Gue cuma bantu jawab aja"

Lagi-lagi Sandy dan Chandra saling beradu mulut, walaupun tidak


berlangsung lama karena mereka masih ingat dengan ancaman Sabrina.

"Bener gitu?"

Tanya Sabrina, Nova pun mengangguk pelan.

"Bagus lah! Dengan begitu.... Tidak ada yang perlu kamu tutupi lagi,
jangan khawatir! Kami berdua sangat bisa menjaga rahasia"

Nova tersenyum, walaupun dalam hatinya dia masih bingung. Pertanyaan


apa saja yang akan diajukan Sabrina dan Sandy padanya. Lalu....
haruskah dia menjawab nya walaupun itu sebuah rahasia yang harus dia
jaga.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  178
"Nova.... Sudah satu minggu Sandy tinggal tepat di samping
Hanggareksa, dan selama itu, sudah banyak kejadian aneh yang dia
alami. Semua keanehan itu lambat laun menjadi semakin mengerikan. Dan
salah satu penyebab dari peristiwa mengerikan yang dialami Sandy
adalah..... gadis berambut coklat yang memakai seragam Hanggareksa"

Nova amat sangat terkejut. Yang dikatakan Sabrina barusan sama sekali
bukanlah pertanyaan, melainkan sebuah tuduhan. Gadis berambut coklat
dan berseragam karyawan Hanggareksa? Jelas sekali yang Sabrina maksud
adalah dirinya. Nova merasa dirinya hanya akan jadi kambing hitam
disini.

"Jadi.... maksud Kalian.... Aku adalah penyebab semua masalah yang


menimpa Sandy??""

TIDAK SEMUANYA!

Kali ini Sandy yang menjawab. Tidak ada tanda-tanda Sabrina akan
protes, itu artinya Sandy boleh mengambil alih pembicaraan.

"Tanggal 30 desember 20XX, waktu itu sekitar pukul setengah dua belas
malam, Gue pulang belanja, dan memutuskan untuk makan di Hanggareksa.
Restoran itu masih terang benderang, masih sangat ramai walaupun
hampir tengah malam. Gue sempat berpikir untuk membatalkan niat masuk
ke Restoran, tapi Gadis itu...... dengan baik hati membawa Gue ke
satu-satunya meja kosong yang ada saat itu"

Sandy menghentikan ceritanya... Tidak mungkin lagi dia melanjutkan,


sementara Nova masih dengan wajah tanpa dosanya, seolah-olah tidak
tahu apa-apa tentang cerita Sandi barusan.

"SIAL!"

Sandy berdiri dari kursinya, memukul meja dan mendekatkan wajahnya ke


wajah Nova.

"LIHAT!!! LIHAT MUKA GUE!! JANGAN BILANG KALAU ELO SAMA SEKALI GAK
INGAT MUKA INI HAH?!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  179
Nova terhenyak, bingung dan ketakutan. Chandra yang melihatnya segera
bereaksi, tapi kali ini... Nova yang menghalanginya. Nova mencoba
menenangkan dirinya, lalu menjawab pertanyaan Sandy.

"Maafin Aku....... Aku mungkin tidak ingat apa yang kamu ceritakan.
Hari itu Aku memang ada di restoran, tapi....... Hanggareksa selalu
tutup sebelum jam sebelas malam, sedangkan cerita Kamu barusan....."

"Kenapa?? Elo mau bilang Gue bohong?"

"Ummmmm enggak, bukan gitu..... lagian.... Aku cuma menjalankan


tugasku sebagai Waitress, Aku gak ngerti kenapa itu bisa jadi masalah
buat Kamu?"

Damn! Cewe ini bego atau pura-pura amnesia sih?

Itulah yang ada di pikiran Sandy setelah melihat reaksi Nova. Sandy
dan Sabrina saling pandang, karena sepertinya ini tidak semudah yang
mereka pikirkan.

Kali ini Sabrina mencoba menjelaskan apa yang sudah dialami sandi.
Nova terkejut ketika tahu bahwa tidak satupun pelanggan yang ada
disana malam itu adalah manusia, bahkan setelah sandi keluar dari
restoran dan meminta bantuan pada tukang parkir, Hanggareksa mendadak
gelap gulita, tidak lagi ada tanda-tanda sedang buka, seolah-olah
semua yang sandi alami hanyalah ilusi, dan satu-satunya hal yang masih
terasa nyata sampai saat ini adalah

NOVA

"Gak mungkin....... Gak mungkin....."

Nova mulai terlihat panik, bagaimana mungkin dia terlibat dalam


peristiwa yang sangat mengerikan, sementara tidak sedikitpun yang ada
di ingatannya. Apa yang sudah terjadi selama ini? Tidak hanya sekali
dua kali Nova mengalami hal serupa, berada di suatu tempat, melakukan
sesuatu tanpa ingat awal dan akhir nya.

Chandra mencoba menenangkan Sahabatnya yang sudah menunjukkan tanda-


tanda akan menangis. Ah! Pemandangan itu semakin membuat Sandy muak.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  180
Disini.... Sandy adalah korban, lalu kenapa sekarang seolah-olah Sandy
lah tersangka-nya. Sabrina memberi isyarat agar Sandy bersabar.

Terjadi keheningan sesaat, menunggu Nova kembali tenang.

"Maafin Aku..... maafin apapun kesalahanku, maafin semua perbuatanku


yang sudah merugikan Kak Sandy dan Kak Sabrina. Mungkin ini terdengar
seperti sebuah alasan, tapi sejujurnya.... akhir-akhir ini aku sering
melakukan sesuatu tanpa sadar. Kadang tiba-tiba saja aku berada di
suatu tempat, tanpa ingat alasan atau tujuanku ke tempat itu. Tapi....
Aku tidak bisa mengelak, tidak ada Karyawan lain di Hanggareksa yang
memiliki rambut seperti ini, jadi Aku sangat yakin kalau orang yang
Kak Sandy temui adalah Aku... walaupun Aku memang tidak ingat apa-apa"

Jelas sekali Yang diucapkan Nova barusan adalah sebuah pengakuan, tapi
entah kenapa Sandy seperti sama sekali belum dipuaskan. Untuk kesekian
kalinya Sandy bertanya pada Nova.....

"Terus.... semalam? Cewe yang lagi nangis di dalam restoran yang sudah
tutup, cewe yang memanggil-manggil nama gue, cewe yang entah gimana
caranya masuk ke dalam kontrakan Gue, nterus error Gue sampai Gue
kabur dari Kontrakan. Cewe itu...... siapa?"

Nova tidak tahu! Sama sekali tidak tahu. Tapi jauh di lubuk hatinya,
dia yakin bahwa itu adalah dirinya, walaupun apa yang diceritakan
Sandy sangat mustahil untuk dia lakukan. Nova pun menjawab....

"Ya! Itu Aku"

"Dan lagi-lagi Elo gak ingat apa-apa?"

Tanya Sandy, yang disusul oleh anggukan Nova.

Sandy mengangkat kedua tangannya, lalu menggeleng-gelengkan kepala.


Dia sudah tidak lagi bernafsu untuk melanjutkan perbincangan ini.

"Sepertinya kali ini cukup sampai disini, kita bisa bicara lagi kalau
ingatan Kamu sudah pulih"

Ucap Sabrina berniat mengakhiri pertemuan hari ini. Tapi niat Sabrina

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  181
digagalkan oleh Nova.

"Mungkin ada hal lain yang bisa Aku bantu? Anggaplah ini sebagai
permintaan maaf. Karena sebenarnya.... yang mengalamai terror di
Hanggareksa, bukan cuma Kak Sandy, tapi Aku juga!"

Semangat kembali hadir di wajah Sandy dan Sabrina. Walaupun sedikit,


mereka sangat ingin mendengarkan cerita Nova.

"Maksud kamu..... selama bekerja di sana, kamu juga sering mengalami


kejadian yang..... aneh?"

Tanya Sabrina

"Ya! Mungkin tidak se mengerikan apa yang dialami Kak Sandi. Tapi
selama Aku kerja disana.... ada sesosok mahluk halus yang selalu
gangguin Aku. Dia berpakaian serba putih, layaknya seorang Koki. Lalu
wajahnya....... wajahnya hitam legam seperti hangus terbakar. Dia
selalu muncul Di dapur, kamar mandi ruang makan, dan lain-lain.
Tapi... semua itu berakhir berkat keberanian diriku mengusirnya.

"Usir?"

Tanya Sabrina heran. Chandra yang sejak tadi diam, kali ini gelisah
karena Nova menceritakan sesuatu yang tidak diketahuinya. Sementara
Sandy? Dia mulai menerka-nerka.... jangan-jangan Sosok yang dimaksud
Nova adalah penampakan yang sama dengan yang Sandy lihat di dapur. Dan
alasan sosok itu muncul di dapurnya adalah karena Nova mengusirnya.

"Cewe Bloon kaya gini, Ngusir Hantu? Yang benar aja!"

Ucap Sandy dalam hati.

Perbincangan mereka menjadi semakin panjang. Nova tidak lagi canggung


ataupun ragu menceritakan semuanya pada Sandy dan Sabrina. Hingga
tanpa terasa, matahari semakin rendah. Gedung kosong itu tidak mungkin
lagi menampung mereka lebih lama. Saat Nova selesai dengan ceritanya,
mereka berempat pun pulang.

Tidak lupa mereka saling berjabat tangan, dan saling memaafkan. Sandy

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  182
A MEETING CHAPTER 19

8 Januari 20XX
00:15 WIB

BRMMMMMMMMMMMMMMMM

Suara deru motor memasuki halaman parkir Hanggareksa. Cahaya dari


lampunya menerangi tepat ke sebuah motor yang sudah lebih dulu parkir
di depan restoran.

KREK

Sandy turun dari motornya, meletakkan helm dan memperhatikan


sekitarnya. Halaman parkir yang sepi, pangkalan becak yang tidak
berpenghuni namun nampak jelas ada tiga becak berjejer di depannya.
Pak Kusnadi pun sepertinya sudah pulang karena memang ini sudah lewat
tengah malam, dan yang membuat suasana malam itu semakin mencekam
adalah...

HANGGAREKSA YANG GELAP GULITA

"Ternyata benar... Restoran setan itu udah tutup. Tapi Gue gak lihat
Chandra, apa jangan-jangan......"

Sandy bergegas menghampiri pintu masuk Hanggareksa. Pintu kaca itu


kini tertutup tirai merah, begitu juga dengan semua jendela kaca yang
ada di hanggareksa. Di salah satu jendela terpampang papan kecil
bertuliskan

CLOSE

Sandy berdoa, berharap apa yang ada di balik pintu itu tidak seperti
yang dilihatnya dulu. Dia sudah siap menarik gagang pintu logam yang
terasa sangat dingin di telapak tangannya. Tapi sayangnya....

"SIAL! PINTUNYA DIKUNCI"

Sandy berpikir cepat, mencari ide agar bisa masuk ke dalam. Tapi semua
ide yang terpikir olehnya, adalah sebuah tindakan kriminal. Bak

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  195
seorang maling, Sandy berputar-putar mencari celah, kalaupun tidak ada
celah untuk masuk, setidaknya dia menemukan celah untuk mengintip.
Tapi Hasilnya... Nihil. Sandy pun berteriak....

"CHANDRAA!!!!!!!!! NOVA!!!!!!!!!"

Nova membuka kedua matanya, memastikan bahwa dirinya masih berada di


tempat yang sama. Dingin yang menusuk tubuh polosnya, menyadarkan Nova
bahwa dia masih hidup. Dilihatnya Sosok bertopeng hitam yang saat ini
sedang berada di sebelah kakinya, masih Nova ingat beberapa detik yang
lalu orang itu tampak menghujamkan pisaunya ke arah Nova, tapi apa
yang terjadi sekarang tidak seperti yang Nova takutkan.

Si Topeng hitam itu sedang memotong tali yang mengikat kaki Nova,
seketika itu juga Nova menyadari bahwa kedua tangannya sudah bisa
bergerak, dan hal pertama yang dia lakukan adalah menutup bagian
dadanya. Tidak bisa dia bayangkan bila sosok di balik topeng hitam itu
adalah seorang pria.

"Ka.... kamu....?"

Si topeng hitam itu meletakkan pisau kecilnya di depan mulut, yang


menjadi isyarat bahwa Nova tidak seharusnya bicara. Nova terkejut
dengan reaksi Si topeng hitam, dan tanpa banyak tanya lagi, dia pun
menurut.

STAK

Akhirnya terbuka sudah semua ikatan di kaki dan tangan Nova, kali ini
dia menutup rapat daerah pribadinya yang sejak tadi terbuka. Si topeng
hitam itu pun mengerti, segera dia mendekat dan menyelimuti tubuh Nova
dengan jubah hitam yang dikenakannya.

Betapa terkejutnya Nova melihat apa yang ada di balik jubah hitam itu.
Tapi dia sama sekali tidak berani berkomentar, terlepas dari apa yang
sudah dilakukan oleh Si topeng hitam padanya, Nova masih belum yakin
entah dia adalah Kawan, atau Lawan.

Si topeng hitam menoleh ke belakang, ke arah pintu dapur yang


tertutup. Dapat Nova dengar suara gaduh dari ruangan tersebut, suara

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  196
yang sama dengan yang sering Nova dengar saat Resti dan Ratna
menyiapkan pesanan pelanggan. Dan disaat yang bersamaan, terdengar
teriakan yang berasal dari luar restoran...

"NOVAAAAAAAA! CHANDRAAAAAAA! DIMANA KALIAN?"

Mendegar suara itu, si topeng hitam berbisik pada Nova....

"Belum terlambat buat keluar dari sini sekarang, dan pastikan jangan
pernah kembali lagi!"

Nova pun menerima kunci yang diberikan oleh Si topeng hitam, dan
segera turun dari meja. Sebelum melangkah ke pintu, Nova menyempatkan
diri melihat Sosok bertopeng hitam yang masih berdiri di belakangnya.
Dia terlihat panik, berkali-kali melihat ke pintu dapur sembari
memberikan Isyarat pada Nova untuk pergi secepatnya. Banyak sekali
yang ingin Nova tanyakan padanya, tapi saat ini yang terucap dari
mulut Nova hanyalah...

"Terima kasih"

Dan setelahnya... pintu dapur itu pun terbuka, tiga orang berjubah
hitam keluar dari sana. Mereka seperti terkejut melihat Nova tidak
lagi terbaring di meja. Dua orang di antaranya segera berlari mengejar
Nova, dan sosok yang paling besar diantara mereka... perlahan-lahan
mendekati Si topeng hitam. Nova tahu Bahwa ini waktunya untuk pergi...

KREK

Mendengar suara pintu restoran yang terbuka, Sandy yang hampir putus
Asa segera kembali menghampiri orang yang baru saja keluar dari
Hanggareksa dengan langkah gontai. Orang itu adalah...

"Chandra?"

Sandy memapah Chandra yang tidak mampu menopang tubuh lemasnya.


Pandangannya yang kabur, perlahan-lahan mulai jelas melihat keadaan di
luar restoran yang sepi, sunyi, dan sama sekali berbeda dari apa yang
dia lihat di dalam. Chandra memegang pundak Sandy dan meremas jaket
tebalnya...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  197
"Nova...... Nova masih di dalam! Gue bisa dengar suaranya, gue bisa
denger Nova teriak minta tolong. Tapi restoran ini... restoran ini
jauh lebih buruk dari yang Elo ceritain. Gue gak tahu harus gimana
lagi, jangankan mencari Nova, berjalan aja kaki Gue lemes San! Elo
harus masuk, Elo harus temuin Nova... ELO HARUS......"

"CHANDRA!!!"

Teriakan Sandy berhasil menenangkan Chandra yang terlalu panik hingga


tidak bisa diam.

"Lihat baik-baik ke belakang Elo....!"

Chandra menuruti apa kata Sandy, dilihatnya Hanggareksa yang berada di


belakangnya, gelap..... sunyi..... semua jendela tertutup oleh tirai,
tanpa ada satupun tanda-tanda kehidupan. Restoran yang baru saja ramai
oleh erangan pelanggan yang terkapar penuh darah, kini menjadi Sepi
layaknya sebuah pemakaman di tengah kota.

"Ha... hahah... hahaha ssee serius??"

Sandy mengerti bagaimana perasaan Chandra saat ini, dia memapah


Chandra ke motornya dan membiarkan teman barunya itu menenangkan diri.

"Elo tunggu disini! Kalau lima menit kemudian Gue gak keluar dari
Hanggareksa, Elo hubungi Polisi, tapi ingat!! Hanya berikan mereka
Informasi yang bisa dimengerti! OK?"

Chandra mengacungkan jempolnya, pertanda dia mengerti perintah Sandy.

Tanpa basa-basi lagi, Sandy pergi menuju pint u masuk Hanggareksa,


membawa keberanian seadanya, serta teori bahwa Chandra bisa keluar
dari sana, itu artinya Sandy pun bisa masuk lewat pintu yang sama.
Sayangnya... teori Sandy itu tidak lagi diperlukan...

Pintu Hanggareksa terbuka... seseorang berjubah hitam berlari keluar


dari restoran. Jubah yang digunakannya membuat orang itu kesulitan
melangkah, hingga harus tersungkur jatuh...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  198
AAAAAAAAH

Sandy kenal suara itu, juga rambut coklat yang terlihat saat jubah
hitamnya tersingkap. Chandra yang melihat dari jauh pun tidak bisa
menahan diri untuk menghampiri orang itu....

"Nova???? Nova.... Elo gak apa-apa?"

Tanya Sandy, sembari memastikan Gadis malang itu tidak terluka. Betapa
bahagianya Nova karena yang dia lihat kali ini adalah wajah orang yang
dikenalnya, bukan lagi topeng yang mengerikan. Kebahagiaan Nova
mencapai puncaknya, hingga secara spontan dia memeluk Sandy sambil
menangis sesenggukan.

Lalu Chandra? Apapun yang sedang dilihatnya, dia sangat bahagia karena
Nova baik-baik saja. Sementara di seberang sana, pintu Hanggareksa
mulai tertutup, perlahan-lahan menghalangi sosok orang-orang misterius
yang sedang berdiri memandangi Sandy, Nova dan Chandra.

Melihat mereka... Nafsu membunuh Chandra mendadak bangkit, tidak


diragukan lagi merekalah penyebab dari apapun yang terjadi pada Nova
malam ini.

"BIADAAAAAAAAAAAAAAABBBB!!!"

Entah darimana datangnya tenaga Chandra, tubuhnya yang tadi lemas


tiba-tiba berlari cepat menuju pintu masuk Restoran. Rasa takutnya
hilang tertutupi oleh amarah, sayangnya saat Chandra sampai di tempat
tujuan... Pintu hanggareksa sudah tertutup rapat.

BRAK!!! BRAK!! BRAK!!! BRAK!!!!

"BUKA PINTUNYA MONYET!! JANGAN KIRA KALIAN BAKAL SELAMAT SETELAH APA
YANG KALIAN LAKUIN SAMA GUE DAN NOVA!"

Chandra mengamuk, menendang dan memukul Jendela restoran. Sumpah


serapah tidak sedetikpun berhenti dia ucapkan. Nova pun paham, jika
ini terus dibiarkan maka akan memancing keramaian warga di sekitar,
tentu saja Nova tidak ingin orang lain melihat keadaanya saat ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  199
"CHANDRA!! CUKUP!!"

Tidak! Bagi Chandra... ini belum cukup! Dia masih saja mengamuk, tidak
ada yang bisa menghentikannya kecuali tubuhnya yang lagi-lagi mulai
terasa lemas, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh. Sandy dan
Nova membiarkan Chandra, mungkin saja rasa sakit akibat jatuh barusan
bisa meredakan amarahnya yang baru saja berkecamuk.

Malam itu..... tidak ada yang perlu didiskusikan, mereka sepakat untuk
menyimpan semua penjelasan sampai besok hari. Yang harus mereka
pikirkan adalah bagaimana caranya membawa Nova pulang dengan kondisi
pakaiannya sekarang. Pulang bersama Chandra pun bukanlah ide yang
baik.

Akhirnya.... solusi tidak datang dengan sendirinya, dia datang bersama


Sabrina.

BRMMMMMM

Entah motor siapa yang dibawanya, bahkan lengkap dengan helm dan
jaketnya. Tapi karena ini adalah sabrina, jadi mereka semua sudah tahu
jawabannya. Sabrina membantu Nova naik ke motornya..... Atau lebih
tepatnya motor korbannya.

"Nganterin Nova pulang jam segini terlalu beresiko Rin, mendingan kamu
bawa Nova ke kotrakan Kamu dulu, besok baru......."

Kata-kata Sandy cukup sampai disitu. Sabrina masih marah gara-gara


Sandy meninggalkannya sendiri di Alun-alun Gambir, hingga tatapannya
barusan membuat Sandy kehilangan kata-kata. Akhirnya tanpa sepatah
katapun, Sabrina dan Nova meninggalkan Hanggareksa.

"Elo bisa nginep di rumah Gue!"

Chandra menawarkan tempat tinggal sementara pada Sandy

"Heh... di depan mata Elo itu Kontrakan Gue, harusnya Gue yang nawarin
Elo bermalam disana"

"Setelah semua yang Elo ceritain?????? NO! NO! NO! Mending Gue tidur

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 200
di jalanan"

"Ngomong-ngomong.... apa yang harus kita lakukan sama orang-orang yang


ada di dalam Restoran itu?"

"Udah jelas... Ini adalah kasus penculikan, tentu saja kita harus
lapor polisi"

"Gue setuju! Mereka..... mereka orang yang sama dengan yang gue lihat
dari dapur kontrakan"

SEDANG APA KALIAN DISINI????

Empat orang pria datang entah darimana. Lampu jalan menerangi tubuh
mereka yang penuh keringat. Olah raga tengah malam sepertinya bukanlah
alasannya. Chandra mulai bertanya-tanya siapa sebenarnya orang-orang
ini, sementara Sandy yang sudah tahu betul dengan keempat orang itu,
mempertanyakan hal yang berbeda.

"PAK KUSNADI??? BAPAK DARIMANA?"

Tanya Sandy pada Pak Kusnadi dan tiga orang Abang Becak yang datang
bersamanya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 201
A MEETING CHAPTER 20

DI KOTA YANG BERBEDA

8 Januari 20XX
15:00 WIB

"Apa maksud sampean????"

Pak Lukman terlihat sangat marah, hanya saja tidak pada tempatnya.
Pengunjung Toko yang lain terlihat sangat terganggu.

"Maksud Saya.... Kami masih akan mengecek apakah barang ini asli atau
tidak!"

"Saya datang kesini bukan untuk menjual jam itu! Bukannya sudah kita
diskusikan di telepon kemarin?"

"Ya! Saya mengerti, tapi Lora minta kami mengecek dulu apakah barang
yang bapak bawa sudah benar atau tidak, kami tidak mau melakukan hal
yang sia-sia cuma demi benda yang sama sekali tidak ada artinya"

Begitulah percakapan yang terjadi antara Pak Lukman dan penjaga Toko
Kasta Tinggi. Jauh-jauh dia membawa jam itu pergi bukanlah untuk
bertemu penjaga toko ini, tapi untuk berdiskusi dengan Lora. Tapi
sepertinya Lora masih dalam perjalanan pulang dari luar kota.

"Atau begini saja.... bapak bisa tinggalkan Jam itu disini, nanti
kalau sudah selesai, pasti kami hubungi lagi"

Pak Lukman tidak punya pilihan lain selain menerima saran dari penjaga
toko tersebut, walaupun itu artinya dia harus pulang ke Kota Gambir
dengan tangan kosong.

Duduk di depan Toko, menikmati sebatang rokok seraya memikirkan


nasibnya ke depan. Masih teringat jelas saran dari BQ....

Kalau Bapak harus membawa Benda itu pergi dari sini.... maka lakukan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 202
dengan sembunyi-sembunyi

Tapi Sayangnya.... Pak Lukman terlalu jujur untuk melakukannya, tidak


mungkin baginya untuk mencuri, tidak pada orang yang sudah memberikan
banyak jasa padanya. Akhirnya.... berkat kejujurannya tersebut, Pak
Lukman berhasil membawa Jam antik Hanggareksa setelah meminta ijin
pada Oma.

Adapun hasilnya...... sepertinya dia harus menunggu lebih lama, dan


tentu saja itu bukanlah solusi yang dicarinya. Anak semata wayangnya
tidak mungkin pulang ke rumah selama Terror dari perempuan berambut
putih itu masih mengikutinya, sementara disini.... Dia harus duduk
santai menunggu kedatangan seseorang yang mungkin bisa membantunya
keluar dari masalah ini.

"Tidak! Itu sama sekali bukan ide yang bagus....."

Gumam Pak Lukman yang sedang hanyut dalam diskusi batinnya sendiri.
Jalan buntu sedang dihadapinya, hingga dengan terpaksa dia harus
mempertimbangkan sebuah solusi yang sangat dibencinya.

"Mungkin....... sudah saatnya anak itu bertemu dengan Ibunya"

GAMBIR

8 Januari 20XX
23:30 WIB

BEEEEEEEEEEP BEEEEEEEEEP

"Ummmmm Halo???"
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..... Kampreeeet!"
"Waalaikumsalam, ummmm Bang Danil?"
"Iyalah ini Saya!!!! Buruan buka pintunya!! Saya udah gak tahan pengen
istirahat gara-gara kejebak hujan di jalur Kemitir"
"Eh?? Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa Ya ampuuuuuuuuuuuun Gue lupa Bang...."

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 203
"Lhaaaaaaaaaa??? Ya udah buruan bukain pintu!!"
"Ummm masalahnya sekarang Gue lagi di rumah Bang, di Kali Siji"
"APAAAAAAAAAAAAA? Terus Saya gimana nih, mana udah setengah dua belas
lagi!"
"Tenaaaaang....... tenaaaaaaaaang.... Kuncinya Gue tinggal di atas
pintu, diikat ke paku biar gak jatuh ke bawah"
"Beneran tuh? Tapi Saya kan gak enak masuk kontrakan Kamu
sendirian...."
"Alaaaaah pake aja Bang, anggap aja rumah sendiri"
"Bener ya!!"
"Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
"Ok lah, Saya makan dulu kalau gitu, makasih sebelumnya..."
"........................"
"Bang.......???"
"Apa?"

ELO MAKAN DIMANA BANG?

END OF APPETIZER

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 204
MAIN COURSE

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 205
THE JOKER

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 206
THE JOKER CHAPTER 1
Manusia.....
Kita selalu tertarik pada hal-hal yang tidak kita ketahui
Pada sesuatu yang tidak pernah kita lihat, namun kita percaya
keberadaannya
Pada sesuatu yang orang lain lihat, namun kita percaya semua ceritanya

Sayangnya.....
Kita punya beragam definisi tentang adanya mahluk halus
Semua itu karena kultur, budaya, dan ajaran agama kita yang berbeda
Mereka yang bisa melihat, seringkali bercerita dengan bangga
Mereka yang pernah melihat, seringkali bercerita dengan gagah
Sedangkan mereka yang tanpa sengaja melihat, memilih untuk diam dalam
ketakukan.

Apapun yang kita alami.....


Apapun yang kita ceritakan....
Orang lain hanya punya dua pilihan....

PERCAYA... ATAU TIDAK......

Sebelum mereka......

MENGALAMINYA SENDIRI

Ini terjadi di Tahun pertama Saya mulai menjadi Guru. Tugas dari
lembaga membawa Saya ke sebuah Hunian sederhana, namun Kaya akan
peristiwa. Tidak pernah terpikir bahwa Saya akan terlibat dalam
peritiwa puluhan tahun silam, hanya dengan mendiami sebuah Rumah kecil
di ujung perbatasan Kota kelahiran.

Menceritakannya pada sahabat dekat, hanyalah buang-buang waktu. Karena


bagi mereka.... Semua yang tabu, akan menjadi lucu, bila itu keluar
dari mulut Saya.

Tapi Saya tahu! Mereka di luar sana.... yang pernah berada dalam
situasi yang sama..... mengerti dan memahami, apa yang pernah Saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 207
alami.

8 Januari 20XX
23:50

Harusnya.... Saya mendengarkan nasehat Sandy agar tidak makan


disini.......

Tapi perjalanan jauh diselingi dengan berkali-kali berteduh, membuat


stamina di tubuh ini pun runtuh. Untuk apa Saya harus berjalan lebih
jauh demi mencari makan, sementara Restoran di samping Saya masih
bersedia menerima pelanggan?

Pertanyaan itu terjawab manakala Saya mulai menyadari, ada yang tidak
beres dengan Restoran ini. Entah kenapa keramaian di restoran ini
berangsur-angsur sepi, setiap kali saya berkedip.

Bapak berdasi di samping Saya, bersama seorang wanita Cantik dengan


gaun mewah. Terlihat Sangat romantis dengan bunga mawar merah di
tengah meja. Hal yang tidak akan pernah Saya lakukan bersama dengan
Istri di rumah,

Tapi itu Satu menit yang lalu.....

Di belakang Saya..... Wanita bergaun biru sedang bermain-main dengan


buah anggur di bibir merahnya, sementara lelaki yang duduk bersamanya
sedang sibuk memperhatikan menu restoran. Mungkin seperti inilah
kencan orang-orang di Kota, yang tidak akan pernah dicapai dengan uang
saku orang desa..

Tapi itu tiga puluh detik yang lalu....

Di depan Saya.... Seorang Ibu sedang fokus pada cermin kecil yang
dibawanya, kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, sementara matanya
masih tertuju pada cermin di tangan kanannya. Memperbaiki Make up di
meja makan, walupun berdandan ala wanita kota, tapi yang dilakukannya
terlihat sangat kampungan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 208
Tapi itu beberapa detik yang lalu....

Dan sekarang......

Restoran ini mulai sepi, Keramaian pelanggan satu persatu hilang


dengan cara yang tidak wajar. Masih dapat Saya lihat dua anak kecil
kejar-kejaran, membuat gaduh adalah lumrah bagi anak seumuran mereka,
kecuali saat ini Saya sama sekali tidak mendengar langkah kakinya.

Harusnya.... Saya mendengarkan nasehat Sandy agar tidak makan


disini........

Sudah cukup lama Saya duduk disini, tapi belum juga dilayani. Pelayan
yang tadi mengangguk ketika Saya melambaikan tangan, tidak juga datang
menghampiri meja. Dia masih di meja kasir, duduk tenang menatap Saya.
Dan setiap kali Saya melambaikan tangan, perempuan pucat itu hanya
membalas dengan senyuman.

Setelah semua keanehan di restoran ini, bodoh jika Saya pergi dan
menghampiri. Lalu bersamaan dengan hilangnya pelanggan terakhir,
hilang pula nafsu makan Saya. Ini adalah pertanda, bahwa Saya harus
segera pergi dari sini.

Saya bangkit, berharap tidak akan pernah duduk di sini lagi. Sembari
membawa Ransel besar berisi perlengkapan menginap selama satu minggu,
Saya berjalan ke pintu masuk tanpa sekali pun menoleh ke belakang.
Walau demikian, saya masih bisa merasakan.... perempuan itu masih
tersenyum melihat kepergian Saya.

KRAK

Akhirnya..... serasa kembali ke dunia Nyata. Di luar sini.... Udara


terasa sangat dingin, atau mungkin.... di dalam restoran lah yang
terasa sangat panas. Tempat parkir sudah sepi, hanya kucing liar di
tempat sampah, dengan matanya yang menyala, menatap saya curiga,
seakan penuh tanya, "Sedang apa disana??"

YA? SEDANG APA SAYA DISINI?

Baru saja saya menoleh ke belakang, ke restoran kecil yang baru saja

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 209
saya tinggalkan. Kalian tidak akan percaya apa yang saya lihat,
restoran itu mendadak gelap, ramainya pengunjung dan nyala terang
lampu restoran, tidak lagi terlihat.

"Astaghfirullah......."

Saya sudah terbiasa keluar masuk toilet angker di asrama pesantren,


Saya mampu melalui angkernya kuburan Lindung tiap kali pulang lembur,
tapi untuk mengalami kejadian seperti ini di Kota besar, sama sekali
tidak Saya harapkan.

Pintu restoran itu tertutup rapat, papan putih dengan tulisan merah
berbunyi "CLOSE" menggantung di salah satu jendela kacanya. Saya tidak
sudi berdiam lebih lama disini, lebih baik Saya pergi menyelamatkan
diri.

TAPI KEMANA??

Kontrakan kecil yang diabaikan pemiliknya? Yang berada tepat di


samping Restoran Angker? Sungguh itu adalah tempat terburuk untuk
melarikan diri. Tapi di Kota ini..... Saya tidak punya pilihan lain,
walaupun selama satu minggu, Saya harus hidup bertetangga dengan
penghuni dari dunia lain.

KREK

Meletakkan kunci rumah di atas pintu untuk bepergian jauh adalah hal
yang tidak wajar, entah Sandy sedang terburu-buru, atau memang sudah
tidak peduli pada barang-barangnya di rumah ini.

Usai memasukkan motor yang sejak tadi parkir di depan kontrakan, Saya
menutup pintu dan mondar-mandir sejenak untuk beradaptasi dengan
kontrakan yang akan Saya tempati selama satu minggu kedepan. Ada
sebuah kamar di lantai bawah yang terkunci rapat, sebagai tamu Saya
tidak boleh penasaran dengan isinya, bisa jadi itu adalah privasi
sandy.

Di sebelah ruang tamu adalah ruangan besar yang gelap gulita. Saya
harus mengandalkan lampu Handphone, karena lampu ruangan ini tidak
bisa nyala. Cahaya handphone menerangi dari ujung ke ujung ruangan,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 210
karena sedikit banyak...

SAYA MULAI MERASAKAN KEHADIRANNYA

Teman-teman yang lain masih memejamkan mata mereka, tapi kerutan dahi
yang mulai basah oleh keringat itu.... adalah pertanda bahwa mereka
juga mersakannya, hanya saja memilih untuk tetap memejamkan mata. Saya
memberi isyarat pada samsul untuk melakukan apa yang sedang teman-
teman lakukan, lalu kami berdua pun memejamkan mata

TRANG

Suara panci jatuh... dzikir kami pun semakin nyaring.

TRANG

Lagi-lagi... suara yang sama terdengar, seperti benda aluminium yang


jatuh ke lantai. Mendengar ini.... irama dzikir kami menjadi kacau,
saya pun bisa mendengar samsul berkata lirih....

"Ya Tuhan.... serem amat Ya Tuhan...."

GUBRAK!!!

ASTAGHFIRULLAH!!!

Kami semua tersentak kaget, walaupun masih dengan mata tertutup. Suara
itu berasal dari arah dimana lemari itu berada. Sekarang kami juga
bisa mendengar suara Dzikir Bu Maila yang semakin keras di kamar
atas....

KREEEEEEKKKKKKK

Dan kali ini.... adalah suara lemari yang terbuka, entah kenapa tiba-
tiba saya merasakan seseorang yang tidak diundang sedang berada
diantara kami. Belum lagi saya mencium bau daging bakar, walupun benci
mengakuinya... bau itu terasa sangat lezat di hidung ini.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 239
HIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Tiba-tiba Bu Maila berteriak, memaksa kami untuk menghentikan dzikir


sejenak. Kami semua berlari ke kamar atas, dan menemukan Bu Maila yang
sedang pingsan. Pak Rofiq meminta air yang sudah saya siapkan
sebelumnya, dan mengusapkannya ke wajah Bu Maila.... beberapa saat
kemudian... Bu Maila kembali siuman.....

"Hmmmmm??"

Pak Rofiq meminta kami menjauh, lalu dengan sigap membantu Bu Maila
bangun. Setelah dirasa cukup sadar, Pak Rofiq bertanya...

"Panjenengan
"Panjene ngan pasera? (Siapa Kamu?)"

Dengan wajah heran, Bu Maila menjawab

"Nur Maila, memangnya siapa lagi?"

Seisi kamar mendadak riuh, karena ternyata pingsannya bu nur maila


bukan karena kesurupan. Kami pun sepakat untuk kembali ke dapur dan
melanjutkan dzikir, tapi ternyata... di depan pintu dapur... Pak
Samsol sedang tengkurap dengan wajah menghadap ke arah kami yang baru
turun dari tangga. Lalu dari mulutnya... muncullah sebuah suara....

PERGI KALIAN!!! JANGAN BIKIN SAYA TAMBAH KEPANASAN! PERGI!

Pak Rofiq berjalan pelan menghampiri Pak Samsol sembari membaca doa

PERGIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

Suara dari mulut Pak Samsol semakin nyaring terdengar, semua yang ada
di kontrakan ini semakin ketakutan, termasuk Saya, dan itu wajar!
Karena...
Karena.. . adakah yang lebih menyeramkan dari....
dari....

BANCI KESURUPAN?

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 240
THE JOKER CHAPTER 10

11 Januari 20XX
20.30 WIB

Malam ini akan menjadi sejarah yang tidak akan pernah kami lupakan,
dan terlalu tabu untuk diceritakan. Dapat saya lihat wajah-wajah para
gentlemen yang kehabisan ekspresi, mereka tidak hanya takut terluka
tapi juga takut ternoda. Semakin lama kami diam, semakin liar samsol
jadinya, bahkan Pak Rofiq pun tidak tangkas seperti sebelumnya.

"Pak Rofiq, jangan diam saja! Sampean harus lakukan sesuatu!"

Seru Pak Atmojo dengan logat maduranya yang kental.

Pak Rofiq melihat kami satu-persatu berharap ada relawan yang bersedia
menggantikan tugasnya tapi sayang sekali, kami terlalu lemah untuk
Samsol yang semakin perkasa.

"Dengar! Saya tidak bisa melakukan ini sendiri, kalian harus membantu
Saya!"

Seruan Pak Rofiq sama sekali tidak kami hiraukan karena itu terdengar
seperti alasan, saat Bu Maila pingsan dengan sigapnya dia menyuruh
kami menjauh, tapi saat Samsol yang kesurupan dengan sigap juga dia
ingin menjauh.

PANAAAAAAAAAS! HENTIKAN ITU PEREMPUAN BRENGSEK

Teriak Samsol sambil menunjuk Bu Maila yang sedari tadi masih


melanjutkan dzikirnya. Melihat Samsol yang meronta menahan sakit Pak
Rofiq menjadi Iba, dia pun duduk bersila di depan Samsol lalu
memerintahkan
memerint ahkan Kami untuk memeganginya

"Tolong pegangi Samsol! Buat dia duduk dan tahan selama yang kalian
bisa!"

Saya pun mengikuti perintah Pak Rofiq dan membantunya memegangi tangan
samsol, sementara yang lain menahan kaki dan kepalanya. Samsol semakin
liar dan binal, bahkan kami hampir kewalahan karena tenaganya luar

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 241
biasa kuat. Belum lagi teriakan Samsol semakin keras bahkan sempat
membuat pedagang sate yang lewat di depan rumah berhenti.

"Bak Mai, tolong tutup tirai jendelanya! Tidak enak kalu hal ini
sampai kelihatan orang di luar"

Bu Mai bergegas melakukan apa yang pak rofiq perintahkan. Tirai sudah
tertutup tapi pertunjukan baru saja dimulai.

BEDEBAH KALIAN SEMUA! LEPASKAN AKU! LEPAAAAAAAAAAAAS

Pak Atmojo selaku divisi kepala mulai kebingungan karena berkali-kali


Samsol berusaha menggigit tangannya. Sementara Pak Nasir selaku divisi
kaki kiri dibuat sibuk oleh sarung Samsol yang semakin lama semakin
naik.

"Sarung sialan! Kalau sampai kebuka, kita semua pasti gak bisa tidur
dengan tenang!"

Gerutu Pak Nasir

"Jangan salahkan sarungnya Pak! Salahkan isinya!"

Sahut Saya membela sarung kesayangan. Merasa pandangannya terancam Bu


Mai segera naik ke atas, mungkin dia tidak tahan dengan apa yang akan
dilihatnya jika sarung Samsol terbuka. Pak Rofiq masih khusyuk dengan
doanya, doa yang kami harap cepat selesai dan mengakhiri mimpi buruk
ini.

HWAAAAAAAAAA

Tiba-tiba Sufyan berteriak, sebagai divisi tangan kanan dia harus rela
selangkangannya menjadi korban, cubitan samsol membuat Sufyan
melepaskan cengkraman tangannya, hingga tangan kanan Samsol bebas
bergerilya. Korban selanjutnya adalah Wahyu selaku divisi kaki kanan,
kopiahnya melayang karena tamparan Samsol, belum lagi dengan sangat
cepat samsol menyambar rambut kertiting wahyu.

"Yan!! Yan!! Tolongin Yan!"

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 242
Teriak Wahyu pada Pak Sufyan yang masih sibuk mengelus-elus
selangkangannya yang perih. Akhirnya Pak Atmojo yang dari tadi
memegangi kepala kini menggantikan posisi Pak Sufyan. Tangan Samsol
pun berhasil
b erhasil dibekuk kembali.

LEPASKAAAAAN!! LEPASKAN AKU! AAAH AAAAAH

Kami mulai kebingungan karena teriakan samsol semakin mengerikan,


suara seraknya mulai dihiasi dengan nada manja yang tidak hanya
membuat telinga sakit tapi juga mati rasa. Beruntung Pak Rofiq sudah
selesai dengan doanya, dia mulai mengambil air putih yang ada di
depannya dan meniupnya beberapa kali.

HWAAAAAAAAAAAAAAAAA

Tiba-tiba kami semua serempak melepaskan Samsol, tubuhnya yang tidak


bisa diam membuat kancing kemejanya terlepas dan tampaklah kaos
dalamnya yang berwarna ungu muda dengan tulisan "Samantha". Merasa
dirinya sudah bebas, Samsol tahu siapa yang harus dia serang lebih
dulu, dengan cepat Samsol menerkam Pak Rofiq lalu menindih tubuhnya.

Air yang sudah dipersiapkan dengan penuh perjuangan dari semua divisi
pun tumpah tak tersisa. Tapi bukan itu yang saat ini jadi pusat
perhatian kami, melainkan Pak Rofiq yang meronta-ronta karena tubuhnya
ditindih oleh Samantha. Dalam kondisi seperti ini pun Pak Rofiq masih
mempertahankan wibawanya, dia masih membaca doa walaupun Samsol
berteriak di depan wajahnya

BERHENTIIIIIIII
BERHENTI IIIIIIIIII!!!
III!!! BERHENTI MEMBUAT
ME MBUAT SAYA TAMBAH PANAAAAAS

Saya tidak mau membiarkan Pak Rofiq berjuang sendirian, akhirnya Saya
menyuruh Wahyu dan Pak Atmojo untuk mengambil air lagi, sementara
Saya, Pak Sufyan dan Pak Nasir berusaha memisahkan Submission yang
dilakukan Samsol pada Pak Rofiq.

"Sol sadar SoL! Jangan mau kalah sama setan Sol!"

Seru Saya di telinga samsol, karena ternyata butuh lebih dari tiga
orang untuk mengangkat tubuhnya.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 243
"TANGAN!!
"TANGAN! ! LEPASKAN TANGANNYA SAJA!!"

Teriak Pak Rofiq.

Segera dengan bantuan Pak Nasir saya berhasil melepaskan cengkraman


tangan Samsol ke tangan Pak Rofiq, lalu dengan cepat Pak Rofiq
membasahi tangan kanannya dengan tumpahan air di lantai, dan
mengusapkannya ke wajah Samsol.

AAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGGGGGGHHHHHH
AAAAAAAAAAAAAAAARGGGGGGHHHHHH KEPARAAAAT
KALIAAAAAAAAN!!

Erangan samsol sangat keras sampai kami harus menutup telinga, tapi
tidak lama kemudian kesadarannya mulai hilang dan jatuh ke dada Pak
Rofiq.

BRUK

Saya, Pak Nasir dan Pak Sufyan pun duduk melepas lelah, Pak Rofiq
harus berusaha sendiri untuk mengangkat tubuh Samsol, karena kami sama
sekali tidak punya tenaga.

"Huuuuf... akhirnya selesai juga, kalau tahu bakal kaya gini, Saya gak
bakal ikutan!"

Gerutu Pak Nasir.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, kami sepakat
untuk tidak akan menceritakannya pada siapapun terutama pada istri
masing-masing. Saya pikir ini akan berakhir dengan semburan ke muka
samsol layaknya dukun yang ada di televisi, tapi ternyata........

BYURRRRR

Dua badut yang baru datang mengambil air terpeleset dan menumpahkan
airnya pada Samsol dan Pak rofiq, lengkap dengan embernya. Suasana
tegang pun berubah menjadi riang, semua tertawa senang, kecuali Pak
Rofiq.

Setelah semua yang terjadi barusan, Saya masih belum bisa tenang,

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 244
karena bukan berarti setan yang merasuki samsol itu hilang dari
kontrakan ini. Rencana untuk mencari informasi dengan seorang medium
pun gagal total gara-gara objek nya salah pilih sasaran, sedangkan
masih ada beberapa hari yang harus Saya lalui di kontrakan.

Kepala yang basah membuat Saya bisa sedikit berpikir jernih, ada
seseorang yang bisa memberikan Saya informasi tanpa harus melalui
tragedi seperti ini lagi, dan orang itu adalah Sandy. Mungkin dia
tidak tahu banyak tentang asal-usul Restoran dan Kontrakan ini, tapi
dia pasti bisa menjelaskan apa saja yang sudah dia alami selama berada
disini.

"Kami numpang kamar mandinya ya Pak Danil, tolong jangan kapok gara-
gara malam ini kita gagal, besok malam kita pasti datang lagi Pak"

Ujar Pak Rofiq yang disambut dengan paduan suara..

HAAAAAAAAAAH??? LAAAAAAAAAGIIIIIIIIII???

Ya! Semua sudah lelah semua sudah trauma, termasuk Saya.

"Maaf Pak Rofiq, besok malam Saya tidak ada di kontrakan. Ada kerabat
Saya yang terkena musibah dan Saya merasa tidak enak kalau tidak
menjenguknya. Kita lanjutkan lagi besok lusa, sekalian Saya ajak
kerabat Saya kesini"

Ucap Saya

"Memang kerabat sampean yang mana yang kena musibah Pak?"

Tanya Pak Atmojo

"Sahabat lama Saya, Ibunya baru meninggal. Semoga saja dia bersedia
untuk Saya ajak kesini, karena bagaimanapun sebelum Saya dan
Samsol...."

DIALAH PENGHUNI KONTRAKAN INI

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 245
THE OLD MAN

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 246
THE OLD MAN CHAPTER 16

Saya tidak pernah diajarkan menjadi seorang Ayah yang baik......


Itu tidak akan terjadi pada Saya yang lahir dari seorang Ayah
kriminal, dan Ibu yang dengan senang hati meninggalkan Saya di panti
asuhan.
Saya tumbuh besar, dewasa, lalu tua di jalanan, walau demikian....
Saya belajar dari semua pengalaman.
pe ngalaman.

Saya tidak pernah percaya kutukan! Tapi saya percaya nasib buruk
adalah turunan. Karena saat ada kesempatan bagi Saya untuk
berkeluarga, semua itu kandas di pertengahan.

Ironis....

Mengingat betapa benci nya Saya pada kedua orang tua, sementara Anak
saya satu-satunya justru mengalami nasib yang sama...

Apakah Kamu membenci Ayah?


Vivi................

10 Januari 20XX
06.00 WIB

KREK

Saya membuka pintu rumah dan mempersilahkan tamu Saya untuk masuk.
Walau begitu, wajah Saya bukanlah wajah yang wajar untuk menerima
seorang tamu. Perempuan ini adalah orang terakhir yang saya harapkan
untuk menginjakkan kaki di rumah ini, terutama untuk bertemu dengan
Vivi.

Terlepas dari itu, Saya mengantarkan perempuan ini ke Kamar Vivi,


gadis kecil itu sedang bermain dengan bonekanya, ditemani oleh Bi
Yati, tetangga sebelah yang memang sering Saya minta untuk menjaga
Vivi bila tidak sedang di rumah.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 247
Vivi menurunkan boneka yang sedang dipeluknya, memandang heran pada
perempuan berjilbab di samping Saya yang tiba-tiba saja menangis, lalu
berlari memeluk Vivi. Saya memberikan isyarat pada Bi Yati untuk
keluar kamar, beliau pun mengerti dan segera pergi. Di atas kursi
rodanya, Vivi masih bingung bagaimana dia harus bereaksi, perempuan
itu memeluknya erat, sambil menangis sejadi-jadinya.

Anehnya.... Saya sama sekali tidak terharu, pertemuan Ibu dan anak ini
memang sangat menyedihkan, tapi bagaimanapun... Saya tidak bisa
menyembunyikan rasa yang sejak tadi saya tahan, rasa itu adalah.....

"AMARAH"

Saya tidak akan pernah lupa apa yang sudah dia lakukan pada Saya, pada
Vivi, pada keluarga kecil Saya.

"Kaesy! jika bukan karena Vivi, Saya tidak akan sudi melihat wajahmu
lagi"

Ucap saya dalam hati.

Vivi memandangi Saya, berharap petunjuk tentang siapakah perempuan


yang sedang memeluknya ini. Kaesy melepaskan pelukannya, menyapu air
mata yang sepertinya percuma, karena tangisnya yang tidak bisa
berhenti.

"Vivi.... vi.vi... sudah besar sekali kamu Nak....."

Ucap Kaesy yang membuat tangisnya semakin tak terkendali

"Tante....?? Tante siapa??? Kenapa tante menagis?"

Sudah cukup! Saya tidak tahan lagi melihat pemandangan ini. Saya pergi
keluar kamar, memberikan Kaesy waktu untuk menjelaskan semuanya pada
Vivi, tentu saja ada batasan yang tidak boleh didengar oleh anak
seumuran Vivi, dan sebuah kesepakatan bahwa Vivi tidak boleh tahu,
kalau Kaesy adalah Ibunya.

Di ruang tamu, Saya mencoba menghubungi Lora, pemilik toko Kasta


Tinggi di kota Oseng. Karena sampai sekarang, Saya belum mendengar

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 248
kabar darinya. Saya mulai curiga, hanya saja saya terlalu takut untuk
mengira-ngira. Masih Saya ingat jelas reaksi Riska ketika Saya tidak
sengaja menyentuh jam tua itu, Dia sangat marah seolah tidak rela
benda antik itu disentuh orang lain.

Tapi.... reaksi yang berbeda dari Riska, saat Oma yang memberikan ijin
pada Saya untuk membawa Benda Antik itu pergi. Saat itu, Riska
hanya...

TERSENYUM

"Aaaaah! Kenapa Saya malah khawatir dibohongi? Tidak mungkin! Mereka


semua orang baik, tidak mungkin membohongi Saya"

Sepuluh menit pun berlalu, waktu yang sudah jauh dari kesepakatan Saya
dan Kaesy. Baru saja Saya akan menyusul mereka ke kamar, tapi Kaesy
dan Vivi sudah lebih dulu keluar. Mereka berdua sudah tampak akrab,
mungkin memang benar..... Ikatan batin ibu dan anak, adalah tali yang
tidak dapat diputuskan, apalagi oleh ego seorang Ayah.

"Saya akan bawa Vivi sekarang"

Ujar kaesy

Melihat ekspresi wajah Vivi yang bingung dan takut, Saya mendekatinya
untuk memberi pemahaman.

"Bapak ada pekerjaan di luar kota selama seminggu, Bi Yati juga gak
bisa nemenin Vivi di rumah, jadi sekarang Vivi ikut tante dulu ya!"

"Enggak.... Vivi mau sama Pa'e!"

Rengek Vivi hampir menangis. Mungkin penyampaian saya terdengar


seperti pengusiran di telinga polosnya.

"Nanti bapak nyusul Vivi kesana...., abis itu kita jalan-jalan, terus
pulang deh... Ok?"

Merayu anak kecil memang sangat mudah, tapi membohonginya adalah hal
yang berbeda. Ada rasa bersalah yang tidak akan mungkin bisa saya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 249
tebus bahkan jika suatu saat Saya mengakuinya.

Vivi tersenyum manis di kursi rodanya. Kaesy mendorongnya keluar


rumah, lalu menyuruhnya berpamitan.

"Janji! Jangan nakal di rumah tante ya!"

Pesan saya pada gadis kecil berambut kepang ini.

"Iyaaaa pa'e.... pa'e juga janji jangan lupa jemput vivi yaaaa!"

Ucap Vivi seraya memberikan jari kelingkingnya.

Perpisahan Saya dengan Vivi hanyalah sementara, tapi melihatnya pergi


bersama Ibunya, Saya merasa sangat sedih. Seperti.... sudah tidak
dibutuhkan lagi.

Kaesy membawa Vivi masuk ke dalam mobil sedan merah milik suami
barunya, yang sedari tadi menunggu di dalam. Sejak menikah lagi,
Banyak yang berubah dari mantan istri Saya itu. Penampilan sederhana
ala gadis desa nya berubah menjadi wanita metropolitan dengan bunyi
perhiasan emas setiap kali dia melambaikan tangannya.

Kaca mobil sedan itu terbuka, tampak Vivi melambaikan tangannya pada
Saya yang masih berdiri di depan pintu rumah. Gadis kecil itu
berteriak dengan suara mungilnya....

"Dadaaaaaaaaaa pa'eeeeeeeeeeeeeeeeee"

Saya tersenyum sedih, dan membalas lambaian tangannya. Kali ini Vivi
membuang pandangannya pada pintu garasi di samping rumah, lalu
berteriak

"Dadaaaaaaaaaaaah Bu Deeeeeeeeeee"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 250
THE OLD MAN CHAPTER 17
THE OLD MAN CHAPTER 17
Spoiler for CHAPTER 17 :
11 Januari 20XX
02.00 WIB

"Assalamualaikum, benar ini nomor Pak Lukmanul Hakim?"


"Waalaikumsalam ya, benar! Ini Saya sendiri"
"Saya Nizam Pak, karyawan toko Kasta Tinggi"
"Ah Iyaaa iyaaa, jadi gimana?? Kapan kira-kira Saya bisa menemui Lora"
"Emmmm..... jadi begini bapak Lukman, Lora meminta bapak untuk
menjemput kembali barang yang bapak bawa!"
"Apaaa? Kenapa?"
"Saya tidak tahu alasannya pak, cuma.... Lora titip pesan buat Pak
Lukman"

"Kembalikan Jam ini ke tempat semula, dan temui saya dengan membawa
satu botol kecil berisi

air pertama yang diambil dari sumur di malam jumat legi"

Entah..... Saya harus senang, atau susah. Lora mengundang saya ke


dhalem nya, adalah kesempatan Saya untuk berdiskusi langsung dengan
orang yang mengerti tragedi ini.

Di satu sisi.... Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa
tertipu oleh Oma dan Riska. Dari sini Saya mulai Yakin, mereka semua
pasti terlibat dalam semua kegilaan ini.

Saya kembali melanjutkan perjalanan. Ah! walaupun masih tersisa rasa


sedih karena harus berpisah dengan anak sendiri, hati kecil Saya
justru merasa bebas karena tidak ada lagi alasan untuk pulang lebih
cepat.

Menghabiskan waktu sampai tengah malam bersama teman-teman, adalah


relaksasi gratis bagi pekerja keras seperti kami. Tapi.... itu artinya
Saya harus mengemudi pulang dengan rasa kantuk yang hampir tidak
tertahan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 251
BRUK

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di belakang Saya. Sengaja tidak


Saya lihat dan lanjut memasukkan sayuran ke dalam kulkas. Dengan nada
bergurau Saya berkata..

"Ayoooooo balikin lagi ke tempat semula, nanti dimarahin Oma lhooo"

Konyol nya Saya berkata demikian, tapi saat ini Saya benar-benar tidak
punya waktu untuk meladeni mereka.

Saat semua barang sudah di kulkas, Saya pun pergi meninggalkan gudang
dan tentu saja... tidak ada barang atau benda apapun yang tergeletak
di lantai. Sepertinya setelah ini, hantu di gudang ini akan bosan
mengganggu Saya.

Seperti biasa.. setelah ini Saya menemui Riska untuk mengurus


pembayaran.

"Kentang yang kemarin kok cepet banget busuk ya pak? Bilang ke pak
haji, kalau terus kaya gini.. kami mau pindah supplier saja"

Keluh Riska tentang kualitas sayur yang disediakan Bos Saya. Saya
hanya mengiyakan saja, karena kentang busuk itu bukanlah tanggung
jawab Saya. Lagipula... Saya tidak suka kentang, pelanggan di restoran
SFTH pun sangat benci dengan yang namanya "KENTANG"

Spoiler for BREAK THE 4TH WALL:

Ada sesuatu yang sejak kemarin menganggu Saya, yaitu...

JAM ANTIK BARU DI SAMPING MEJA KASIR

Pertama kali melihatnya terpajang disini, Saya tidak terlalu


mempedulikannya. Sejak Riska dan yang lain mengambil alih Hanggareksa,
banyak perabotan antik yang menghiasi restoran milik Habib ini, karena
itu Saya tidak kaget kalau mereka memilki jam antik lain selain yang
Saya bawa ke kota Oseng. Tapi.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 260
APAKAH WAJAR KALAU SEMIRIP ITU?

Tidak hanya model dan warnanya, jarum patah, kaca retaknya, dan
goresan di kayunya pun sangat mirip dengan yang Saya bawa. Entah
kebetulan, atau memang.....

"Pak Lukman.."

"Ah iya iyaaa! Sudah selesai??"

Tanya saya yang sedikit canggung karena lamunan saya barusan ditegur
oleh Riska.

Riska memberikan uang dan nota pada Saya, seharusnya urusan Saya
disini sudah selesai. Tapi hari ini... ada sesuatu yang harus Saya
lakukan. Saya pun pamit pada Riska untuk menemui Oma di dapur.

Seperti biasa... dapur ini bagaikan sebuah orkestra dimana Oma adalah
kondutornya, dan perkakas itu adalah instrumentnya. Di usianya yang
sudah senja, beliau masih sangat lihai memotong sayur dan daging itu.
Sebenarnya sungkan untuk mengganggunya, tapi Saya tidak bisa pulang
dengan tenang jika tidak menemuinya sekarang juga.

"Ada apa pak lukman?"

Tanya oma. Beliau menghentikan kegiatannya sejenak.

"Emmmm ada yang ingin Saya bicarakan sama sampean"

Ucap saya.

Oma meletakkan pisaunya dan mempersilahkan Saya duduk.

"Ada apa pak? Kok kayaknya penting sekali?"

Saya melihat ke belakang, memastikan tidak ada karyawan lain yang


mendengar.

"Jangan khawatir.... tidak ada yang mendengar, termasuk orang yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 261
sedang menguping pembicaraan kita di balik pintu"

Siapa? Siapa yang Oma maksud? Ah! Siapapun itu, yang jelas oma sudah
memberikan lampu hijau, Saya pun mulai bicara.

"Sebenarnya... Saya sungkan menanyakan ini, tapi waktu itu... Kenapa


sampean membolehkan Saya membawa jam antik itu? Bukankah itu jam yang
sangat berharga?"

Dahi Oma mengkerut, seakan heran kenapa baru kali ini Saya bertanya.
Beliau pun menjawab...

"Karyawan kami lebih berharga dibanding jam tersebut, antik bagi


kami... hanyalah kata lain dari usang. Dan barang usang sudah
sepantasnya dibuang. Lagipula... melihat bapak memohon-mohon seperti
itu hanya demi sebuah jam, Saya jadi tidak tega. Bukan berarti Saya
percaya sama cerita bapak tentang hantu, dan kutukan, tapi kalau itu
satu-satunya yang bisa Saya bantu, kenapa tidak?"

Masuk akal... jawaban oma memang masuk akal, tapi saya masih merasa
ada sesuatu yang beliau sembunyikan. Oma bukan tidak percaya cerita
Saya tentang gudang dan perempuan berambut putih, tapi.....

BELIAU SUDAH TAHU

Riska, Resti, Ratna, BQ dan Oma sudah pasti tahu tentang apa yang
sedang terjadi. Tapi mereka tidak peduli, mereka sengaja menutup-
nutupi. Ini hanya dugaan, karena kalau memang semua karyawan di
hanggareksa ini menyimpan rahasia yang mengerikan, kenapa BQ justru
dengan bebas menceritakannya pada Saya?

PAK LUKMAN?

"Eh iyaa iyaaaa"

Oma menyadarkan saya yang sedang termenung.

"Ada lagi?"

"Ya! Satu lagi...."

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 262
Oma memandangi Saya, menunggu pertanyaan apa yang akan saya berikan
untuknya.

"Lukisan di depan, apakah sampean kenal dengan perempuan yang ada di


lukisan itu?"

Butuh waktu yang lama bagi Oma untuk menjawab, bukan karena beliau
sibuk memikirkan jawabannya, tapi karena beliau tertawa dengan
pertanyaan Saya

"Kalau Saya bilang itu adalah lukisan saya, apakah sampean percaya?"

Tanya Oma

"Eh? Beneran?"

Hampir saja saya menganggap serius omongan Oma, ternyata beliau hanya
bercanda

"Hahahaha.... ya bukan lah pak! Saya malah tidak tahu perempuan dengan
bunga mawar itu siapa. Lagipula lukisan itu sudah ada disini sebelum
Saya dan yang lain menempatinya"

Lagi-lagi... jawaban Oma masuk akal. Banyak sekali lukisan di restoran


ini, Riska dan Karyawan yang lain mendekorasi restoran ini dengan
sangat baik. Banyak diantara lukisan itu adalah lukisan perempuan, dan
hanya lukisan perempuan dengan bunga mawar itulah yang sudah ada di
sini sejak dulu.

"Tunggu dulu! Darimana Oma tahu kalau yang Saya maksud adalah lukisan
wanita dengan bunga mawar?"

Padahal...

SAYA SAMA SEKALI TIDAK MENYEBUT BUNGA MAWAR

"Kalau sudah tidak ada lagi yang mau bapak tanyakan, Saya mau
lanjutkan memasak ya?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 263
Saya sedikit ragu dengan pertanyaan itu, karena apa yang saya
sampaikan hanyalah teori Kusnadi yang bahkan Saya pun tidak
mempercayainya, tapi ternyata Lora punya pendapat berbeda...

"Kalau memang begitu ceritanya, berarti apa yang saya lihat menjadi
masuk akal. Dengar Pak Lukman, sebaiknya sampean segera berhenti dari
Restoran itu, masih banyak pekerjaan halal yang pastinya jauh dari
kemusyrikan. Karena sekali manusia bersekutu dengan Iblis, maka mereka
tidak akan bisa berhenti, bahkan setelah mereka mati"

Ini sama sekali diluar dugaan Saya, niat untuk mengungkap misteri
perempuan berambut putih malah merambat lebih jauh lagi. Lalu apa yang
harus Saya lakukan? Apakah hal seperti itu benar-benar terjadi di
Hanggareksa? Kalau benar, apakah Oma dan yang lainnya adalah
pelakunya?

Sebenarnya urusan Saya hanyalah dengan perempuan berambut putih itu,


saya tidak mau ikut campur dengan ritual sesat yang dilakukan oleh
orang lain, selama itu tidak berakibat buruk pada Saya dan Vivi, tapi
kalau apa yang dikatakan Kusnadi benar. Hanggareksa bekerja sama
dengan mendiang Ko Danu untuk menyediakan tumbal yang diselundupkannya
di mobil itu, maka sesunggunya..

SAYA SEDANG DALAM MASALAH BESAR

"Lora Apa yang harus Saya lakukan? Adakah cara untuk menghentikan
ritual mereka? Apakah dengan berhenti dari restoran itu, perempuan itu
juga berhenti menghantui Saya dan anak Saya?"

Tanya Saya yang mulai tidak bisa mengontrol emosi

"Mohon maaf Pak Lukman Saya tidak bisa membantu, untuk menangani
manusia-manusia terkutuk seperti itu bukanlah bidang Saya, mungkin
bapak bisa menghubungi Polisi"

Yang benar saja! Kalau polisi sampai turun tangan, pastilah Saya
kebagian getahnya. Bingung dan takut membuat beberapa menit waktu saya
di ruangan ini terbuang percuma karena Saya hanya melamun. Untungnya
Lora segera menyadarkan Saya...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 273
"Begini saja Pak Lukman, sampean kembalikan jam ini ke tempatnya, lalu
segera temukan benda yang tepat. Sesuatu yang tanpa sengaja sampean
sentuh, pindahkan, buang, hancurkan, atau gunakan. Saya tidak bisa
langsung turun tangan karena sampean tidak punya wewenang di restoran
itu, kecuali pemiliknya yang meminta Saya datang maka Saya akan
datang"

Ya..... Solusi dari Lora cukup untuk Saya bawa pulang, tapi belum
cukup jelas untuk Saya kerjakan. Saya tidak ingat pernah menyentuh
apalagi merusak barang milik restoran, lalu kemana lagi Saya harus
mencarinya? Belum lagi setelah perbincangan Saya dengan Kusnadi tadi,
Saya malah takut untuk minta bantuan BQ.

Akhirnya Saya pun pamit pulang.... Ajudan Lora membantu Saya menaikkan
Jam tua ini ke Mobil, dan karena Saya adalah pasien terakhir, Lora
dengan senang hati mengantarkan Saya sampai ke pintu toko. Hari sudah
semakin petang, dan Saya harus melalui jalur kemitir dengan membawa
benda angker? Apakah hari ini bisa menjadi lebih buruk lagi?

"Pak Lukman...."

Tiba-tiba Lora memanggil Saya. Beliau mendekati Saya dengan wajahnya


yang mendadak berubah panik. Sambil memegangi pundak Saya, Lora Husein
berkata...

"Sepertinya sampean tidak perlu mencari benda itu, karena tanpa


sampean sadari sampean sudah membawanya kesini"

Ucap Lora husein sembari memandangi

MOBIL MILIK HANGGAREKSA

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 274
THE OLD MAN CHAPTER 23
11 Januari 20XX
19.00 WIB

JALUR KEMITIR

Banyaknya spanduk "Hati-hati di jalan" dari kepolisian bukanlah tanpa


alasan, karena jalur ini memang rawan kecelakaan, dan Saya harus
melaluinya dengan mengendari mobil terkutuk ini? Malang sekali diri
ini.

Masih Saya ingat kata-kata Lora barusan....

"Hantu perempuan itu tidak mengikuti sampean, tapi sampeanlah yang


setiap hari membawanya pergi, bahkan ke rumah sampean sendiri. Biar
Saya tebak, mobil ini adalah mobil restoran tempat sampean bekerja
bukan? Kalau benar begitu sebaiknya sampean pulang dengan Bus saja,
tinggalakan mobil itu disini, biar kami yang mengurusnya"

Andai saja Saya bisa melakukan perintah Lora, mungkin Saya tidak perlu
pulang dengan nyawa terancam seperti ini. Tapi sekali lagi, ini bukan
mobil saya! Saya tidak mungkin meninggalkannya disana tanpa ijin dari
pemiliknya, belum lagi pelanggan saya yang lain pun akan kebingungan
karena mobil ini adalah satu-satunya alat transportasi yang saya
gunakan untuk mengirimkan barang.

"Saya harus sampai ke rumah dengan selamat, setelah itu baru


memikirkan apa yang harus Saya lakukan dengan mobil ini"

Saya berusaha menenangkan diri, karena sudah separuh perjalanan pun


belum ada tanda-tanda kehadiran si rambut putih. Tapi sayangnya Saya
harus berkendara lebih lambat lagi karena di depan ada sebuah truk
yang kelebihan muatan dan berjalan pelan sekali.

TIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIN

Saya berharap setidaknya klakson itu bisa menyadarkan sopirnya kalau


dibelakan banyak kendaraan yang terganggu karena kelalainnya tersebut.
Akhirnya salah seorang warga yang membantu mengamankan jalan memberi
aba-aba untuk maju, Saya pun maju perlahan. Sudah jadi kebiasaan saat

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 275
truk macet, penumpangnya akan turun ke jalan, memasang rambu lalu
meminta recehan, saat saya memberikan selembar uang dua ribuan pada
warga itu, dia berkata...

"Makasih Pak, hati-hati di jalan pak......"

HATI-HATI DI JALAN JUGA BU

Saya berhenti mendadak. Melihat ke samping, ke atas, ke belakang


mencari seseorang yang baru saja dipanggil Ibu, tapi memang hanya ada
seorang bapak di mobil ini.

TIIIIIIIIIIIIIIIIIIN TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN

Sialan! Saya tidak bisa berhenti disini, sehingga dengan terpaksa Saya
harus terus berkendara. Setelah lumayan jauh dari keramaian karena
truck macet barusan, barulah Saya menepikan mobil untuk istirahat
sejenak sekaligus memastikan bahwa Saya tidak sedang membawa penumpang
ghaib.

SAYANGNYA..

Kaki kanan Saya seperti dicengkram oleh tangan yang sangat dingin,
kuat sekali sampai pedal gas mobil terinjak penuh. Mobil tua ini
melesat bak kuda lari dari cemeti tuannya.

HWAAAAAAAAAAAAAA

Saya berusaha mengurangi kecepatan, tapi kaki ini tetap tidak bisa
digerakkan, dan parahnya saat saya berusaha menginjak pedal rem, hal
yang sama juga terjadi pada kaki kiri Saya, sehingga sekarang...

SAYA BENAR-BENAR TIDAK PUNYA KENDALI TERHADAP MOBIL INI

"Astaghfirullah apa yang harus Saya lakukan???"

Saya berusaha keras untuk menyeimbangkan kemudi, Saya tidak ingin mati
konyol di tempat ini. Saya mulai ragu untuk berdzikir, karena terkahir
kali mencoba, tidak ada ada pengaruh apa-apa. Tapi saat ini hanya itu
yang bisa Saya lakukan.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 276
ANOTHER MEETING (PRLOGUE)
Asap di dapur Hanggareksa masih mengepul ketika asap di rumah Sandy
baru saja padam
Pelanggan mereka masih bersantap dengan tenang saat para tamu Danil
baru saja ketakutan
Dan jam tua itu masih berdenting saat jam di mobil Pak Lukman hancur
berserakan.

Mereka mulai sadar, bahwa melarikan diri bukanlah jalan keluar. Tapi
menghadapinya seorang diri pun bukanlah penyelesaian.
Tidak pernah ada yang paham bagaimana cara kerja sebuah kutukan...
Tapi semua percaya itu adalah perbuatan setan...
Dan siapapun yang dengan sengaja bersekutu,
Maka mereka tidak akan bisa berhenti...
Tidak bahkan sampai mereka
Mati....

12 Januari 20XX
10.00 WIB

Tidak satu langkahpun yang Danil lewati tanpa mengingat Soko Gede,
kampung halaman yang sudah beberapa hari ini ditinggalkannya. Suara
aliran deras air di sungai, lengkap dengan teriakan anak-anak kecil
yang telanjang bulat. Kicauan indah burung-burung baik yang ada di
dalam sangkar, maupun yang hinggap di bambu, dan suara ternak yang
semakin menunjukkan kesan pedesaan dengan bunyi lonceng di kalungnya.

Kira-kira itulah yang dirasakan Danil sekarang kala melewati jalan


kecil menuju ke rumah Sandy. Ini tidak jauh berbeda dengan terakhir
kali Danil mengunjungi rumah sederhana di dusun kecil Kali Siji, hanya
saja kali ini rumah itu semakin sepi setelah meninggalnya Ibu Sandy.
Kadang nostalgia kita harus berhenti saat tempat yang kita kunjungi
terasa berbeda karena seseorang sudah lebih dulu pergi.

"Ah... melewati jalanan desa, berbapapasan dengan ibu-ibu yang membawa


keranjang cucian, seolah suara suling muncul sebagai musik latar di
kepala ini"

Gumam Danil dalam hati

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 286
Sampailah dia di tempat tujuan. Rumah ini sedikit lebih ramai dari
yang danil perkirakan, tapi apa boleh buat? Jika kita selalu berbaik
hati pada orang, orang membalas kebaikan kita bahkan ketika sudah
meninggal. Tampak para tetangga silih berganti memasuki dapur, mereka
semua sedang menyiapkan nasi bungkus untuk acara tahlilan almarhumah
malam ini.

Di dalam rumah, Sandy melihat Danil dari balik jendela kaca dan segera
membuka pintu untuk sahabat lamanya itu.

"Bang?"

Melihat sang tuan rumah, Danil akhirnya tahu dimana harus memarkir
motornya. Ada dua motor yang saat itu sudah lebih dulu berada di depan
teras rumah sandy, Danil memarkir motornya diantara kedua motor
tersebut. Sandy menyambut kedatangan Danil dengan mengajaknya
bersalaman, tapi Danil punya cara tersendiri untuk membalas uluran
tangan Sandy

PLAK!

"Aaaaaaaaaw sakit bang?!!"

Teriak Sandy sembari memegang telapak tangannya. Danil tidak peduli


walaupun Dia sudah menganiaya sang tuan rumah, tanpa membuang senyum
palsunya Danil berkata....

"Di desa Saya Tuan rumah kampret seperti Kamu itu, harus disambit
pakai celurit. Untung ini bukan desa Saya, jadi itu aja cukup"

Ujar Danil sambil memegangi telapak tangannya yang sebenarnya juga


sangat sakit. Tanpa dipersilahkan oleh Sandy, Danil masuk begitu saja
sambil mengucapkan salam...

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam...."

Danil sedikit kaget karena yang menjawab salamnya adalah seorang laki-

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 287
laki dan seorang perempuan yang sedang duduk di ruang tamu. Sandy
sebagai tuan rumah kampret pun segera memperkenalkan Danil pada kedua
tamunya tersebut.

"Kenalin Bang, ini Chandra dan Sabrina mereka berdua teman Saya.
Chandra, Sabrina, kenalin ini Bang Danil teman Saya waktu sekolah
dulu"

Mereka bertiga pun saling berjabat tangan, dan tentu saja kali ini
Danil berjabat tangan dengan baik dan benar.

Hari ini adalah penentuan bagaimana langkah mereka selanjutntya, masih


berharap semua kepingan misteri yang dibawanya masing-masing dapat
terangkai menjadi sebuah gambar utuh, yang akan membimbing mereka
untuk keluar dari kutukan

HANGGAREKSA

Quote:Mohon kerja samanya jika terdapat salah pengetikan, baik nama,


kalimat, atau apapun yang membuat tulisan saya tidak bisa dimengerti.
Saya hanya menulis di waktu luang, dan itu pun kadang belum sempat

saya baca sudah saya update . Jadi mohon dimaklumi ya.

Ada beberapa perubahan nama yang sengaja maupun tidak sengaja, karena
nama yang saya tulis di draft awal, mendadak harus saya ubah sebelum
diposting (meskipun banyak yang lupa) seperti pak ghufron menjadi pak
rofiq, dan Pak Sudarto menjadi Pak Kusnadi

Terakhir... mohon untuk tidak copas cerita ini dimanapun, biarkan


tulisan saya hanya ada di kaskus. saya tahu karya seorang amatir
seperti saya tidak pantas diperdebatkan hak ciptanya, tapi satu-

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 288
satunya hal yang berharga bagi seorang penulis adalah pembacanya.
Dengan mengcopy tulisan saya di situs lain, entah kenapa saya merasa
seseorang sudah mencuri pembaca saya. walaupun sudah ada tulisan

disadur.

Ini yang saya rasakan ketika melihat tulisan MAAPJ di Wattpad sudah
diposting sampai chapter 50 an. Dan masalahnya, itu bukan saya dan

tanpa seijin saya

Sekian curhatan ane, semoga cerita ini selalu menghibur

reader semua, terutama samsol holic

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 289
ANOTHER MEETING - FIFTH
12 Januari 20XX
18.45 WIB

Asap rokok menari-nari dari hidung dan mulut Sandy, lima buah
puntungnya terendam dalam sisa sirup anggur. Tidak sopan di mata
Danil, tapi saat ini dia sedang malas untuk menegur. Berapa batang
lagi yang harus Sandy habiskan, agar Pak Haji keluar dari kediaman?
Danil pun mulai tampak bosan, tidak mungkin lagi baginya memperpanjang
kesabaran.

"Kita balik besok aja yok! Saya belum sholat maghrib, bentar lagi juga
udah isyak"

Tidak ada alasan untuk menolaknya, walau itu berarti Sandy harus
bermalam di kontrakan lamanya. Rasa kecewa bercampur lelah sudah
mengalahkan antusias mereka untuk bertemu tuan rumah, akhirnya mereka
berdua memutuskan untuk pulang. Tapi belum sempat Danil mengangkat
pantanya, pintu di depan pendopo terbuka.

Seorang pria seumuran ayah Sandy datang menghampiri mereka. Hidung


mancung, alis tebal dan jenggot panjangnya membuat darah arab pria
tersebut mudah dikenali, ditambah lagi gamis dan sorban putihnya yang
beraroma hajar aswad, mengingatkan Danil akan bapaknya di kampung.
Pria itu
it u mempersilahkan duduk Danil dan Sandy yang terlanjur berdiri,
entah sebagai penghormatan atau karena nyaris pulang.

Pria keturunan arab ini adalah H. Asnaf, pemilik kontrakan Sandy.

"Sampean yang ngontrak di rumah Saya itu kan?"

Tanya H. Asnaf membuka percakapan

"Iyaaa pak haji, nama Saya Sandy dan ini Bang Danil yang sekarang
menggantikan
menggant ikan Saya di kontrakan itu"

Jawab Sandy bersamaan dengan anggukan kepala Danil.

"Menggantikan? Memang nak Sandy sudah tidak disana lagi? Kenapa?"

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  309
Danil dan Sandy saling pandang, diskusi bisu mereka tentang siapa yang
harus menjelaskan. Akhirnya Danil angkat bicara, karena memang itulah
tujuan Sandy mengajaknya kesini.

"Mohon maaf sebelumnya Pak Haji, teman Saya ini tidak kerasan tinggal
di rumah milik sampean. Bukan karena fasilitas nya, tapi karena alasan
keamanan dan kebersihannya"

Ujar Danil

H. Asnaf mengerutkan dahinya, keamanan dan kebersihan adalah prioritas


utamanya sebelum menyewakan rumah itu, dia sama sekali tidak menduga
akan ada pelanggan yang komplain tentang hal tersebut. Tapi kemudian
raut wajah H. Asnaf berubah, karena baru saja dia mengingat sesuatu,
sesuatu yang mungkin jadi alasan sebenarnya kedua pemuda ini menemui
dirinya.

"Ini ada hubungannya dengan restoran itu kan?"

Tanya H. Asnaf

Sandy mengangkat Dadanya pelan, pertanyaan tersebut membangkitkan rasa


penasaran, marah dan kecewanya secara bersamaan. Kata-kata H. Asnaf
barusan bukan hanya pertanyaan, tapi juga jawaban dari kegelisahan
Sandy selama ini. Pria ini tahu sesuatu, bahkan mungkin tahu segalanya
tentang Hanggareksa, untuk itu Sandy tidak akan membiarkan kesempatan
ini terbuang percuma

"Ada apa sebenarnya dengan Hanggareksa? Apa yang sebenarnya terjadi


disana? Lalu mereka yang masih gentayangan di kontrakan, siapa mereka
sebenarnya? Kenapa sampean seolah tidak peduli dan masih saja
menyewakan rumah angker itu pada orang lain?"

"SANDY!"

Tegur Danil, melihat Sandy sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

"Maaf"

Ucap H. Asnaf seraya menundukkan kepalanya. Hal tersebut membuat

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  310
canggung suasana, Danil dan Sandy pun salah tingkah dibuatnya. Selain
karena dia adalah tuan rumah, H. Asnaf juga jauh lebih tua dari
mereka, jadi tidak pantas baginya untuk minta maaf sambil membungkuk
begitu. Tapi sepertinya kalimat H. Asnaf tidak berhenti di kata
maaf....

"Kontrakan itu bukan milik Saya, begitu juga dengan rumah ini. Saya
hanyalah abdi yang bertugas menjaga properti milik tuan saya. Kabar
tentang kontrakan itu sudah sampai ke pemiliknya, jadi nak Danil dan
nak Sandy tidak perlu khawatir, semua itu akan segera kami tindak
lanjuti, dan mengenai Hanggareksa........ sayangnya kami tidak bisa
berbuat apa-apa karena saat ini restoran itu sudah bukan milik tuan
Saya lagi"

Ujar H. Asnaf.

"Jadi sebenarnya siapa pemilik kontrakan dan restoran itu?"

Tanya Danil

"Kontrakan itu adalah milik Habib Ali, beliau adalah pengusaha asal
surabaya yang dulu sempat menetap di kota ini. Sedangkan Hanggareksa
adalah milik Widianto Hermawan sahabat Habib Ali, sebelum akhirnya Pak
Widi pergi meninggalkan istri dan anak perempuannya. Semenjak itu
Istri beliaulah yang meneruskan usahanya. Kalau tidak salah ingat
namanya......"

NY. ANGGRAINI

Tutur H. Asnaf.

Danil mendengarkan dengan seksama cerita dari H. Asnaf, banyak nama


yang muncul secara bersamaan tapi sedikit informasi yang dia terima.
Sementara
Sementar a Sandy hanya menggaruk kepalanya mencoba mengingat sesuatu...

"Kok Gue kaya pernah denger nama itu ya? Tapi dimana?"

Gumam Sandy.

"Terus kalau memang Ny. Anggraini yang mengambil alih Hanggareksa,

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  311
gimana ceritanya sampai bisa jatuh ke tangan Habib Ali?"

Tanya Danil

Wajah H. Asnaf terlihat ragu, entah kenapa sampai disini dia tidak
ingin melanjutkan ceritanya. Tapi Danil dan Sandy berhak tahu, kedua
pemuda ini adalah pelanggan habib yang harus dia layani kebutuhan dan
keluhannya. Tapi karena informasi yang akan dia ceritakan sesaat lagi
sangat rahasia, H. Asnaf perlu membuat kesepakatan...

"Tolong... cerita yang nak Danil dan nak Sandy dengar jangan sampai
dibawa keluar dari rumah ini, maksud Saya jangan sekali-kali
membicarakannya
membicar akannya di depan orang lain"

Danil dan Sandy mengangguk dengan sangat mantap, walaupun di dalam


hati mereka menolak dengan mantap pula. H. Asnaf mengambil nafas
panjang untuk cerita yang mungkin akan sangat singkat, tapi juga
sangat berat.

"Pernah terjadi tragedi di Hanggareksa, jauh sebelum Saya menjadi


ajudan Habib. Peristiwa yang mungkin sudah dilupakan oleh warga kota
ini, tapi tidak oleh keluarga korban. Konon dari berita yang Saya
dengar....

KARYAWAN HANGGAREKSA MEMBUNUH SEMUA PELANGGANNYA DALAMA SATU MALAM

Pisang goreng di perut Danil belum dicerna dengan baik, tapi perutnya
sudah lebih dulu sakit mendengar cerita H. Asnaf. Begitu juga dengan
Sandy yang tampak sangat terkejut, dia sudah menduga sesuatu yang
buruk pernah terjadi di restoran itu, tapi tidak seburuk ini. Ini sama
sekali bukan tragedi kecelakaan seperti yang dibayangkannya, melainkan
sebuah pembunuhan, tidak! ini sebuah..

PEMBANTAIAN

Melihat betapa terkejutnya kedua tamunya itu, H. Asnaf sempat berpikir


untuk berhenti sampai disitu tapi sekali lagi, mereka berhak tahu.

"Malam itu sedang dilangsungkan sebuah pesta di Hanggareksa, Ny.


Anggraini mengundang semua kerabat dan rekan bisnisnya. Tidak

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  312
diketahui pesta apa, dan apa yang melatar belakangi pembantaian
tersebut, tapi malam itu hampir dua puluh orang keracunan makanan,
beberapa diantaranya mati di tempat dan sisanya dilarikan ke rumah
sakit, walaupun banyak yang tidak selamat

Sepertinya semua itu sudah direncanakan dengan sangat rapi, dengan


banyak sekali pihak yang terlibat. Hingga polisi pun baru datang ke
Hanggareksa keesokan harinya, dan tentu saja sudah banyak tersangka
yang melarikan diri Kecuali Ny. Anggraini. Polisi menemukan mayat nya
tergeletak di dekat pintu masuk restoran, bersama dengan tubuh dan
mayat pelanggannya yang lain.

Hasil otopsi menyatakan bahwa Ny. Anggraini meninggal karena racun


yang sama dengan yang ada di tubuh para pelanggannya, hingga muncul
dugaan sementara bahwa Ny. Anggraini adalah korban, dan tersangka
utamanya adalah juru masak restoran. Sayangnya polisi tidak bisa
berbuat apa-apa karena mayat sang juru masak....

DITEMUKAN HANGUS TERBAKAR

Danil dan Sandy saling pandang tapi yang saat itu ada di pandangan
mereka adalah wajah hitam penghuni dapur yang selama ini menerornya.

"Terus.... apa yang terjadi setelah itu?"

Tanya Sandy

"Restoran naas itu harus tutup untuk beberapa bulan, karena setelah
peristiwa itu pun Pak Widi masih belum diketahui keberadaannya, dan
satu-satunya kerabat Ny. Anggraini, yaitu adik perempuannya juga ikut
menjadi korban keracunan di malam itu. Sampai sekarang tidak satu
orang pun yang tahu latar belakang pembantaian tersebut. Sebagian
orang menganggap Ny. Anggraini sudah gila, tapi sebagian lain
berpendapat bahwa itu adalah kecelakaan, karena tidak mungkin Ny.
Anggraini
Anggrain i ikut meracuni

ADIK PEREMPUANNYA SENDIRI

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  313
ANOTHER MEETING - SIXTH
DI SAAT YANG BERSAMAAN....

18.45 WIB

BUK!

Suara linggis jatuh ke kasur satu jengkal sebelum menembus mata


Chandra. Cengkraman tangan Nova di lehernya melemah, memberikan celah
bagi Chandra untuk melepaskan belenggu maut Nova. Chandra jatuh ke
lantai, mengerang kesakitan dan mengatur nafasnya secara bersamaan,
pandangannya masih buram karena baru saja melihat kematian.

Sementara itu Nova bangkit dari ranjang, berjalan layaknya mayat hidup
menghampiri bu Yuanita. Kali ini semuanya hanya terdiam, semuanya
terlalu lelah untuk melawan, hanya bisa melihat betapa pasrahnya bu
Yuanita.

BODOH!

Ucap Nova di tepat di depan wajah Ibunya. Bu Yuanita menangis tapi


disaat yang bersamaan dia mengangguk membenarkan ucapan Nova barusan.

"Yaa.... Aku memang bodoh, aku sangat bodoh! Harusnya Aku tidak pernah
keluar dari sana....."

HARUSNYA AKU MATI BERSAMA YANG LAINNYA! DARIPADA HIDUP MENANGGUNG


KUTUKAN INI!

Teriak bu Yuanita.

Sabrina, Chandra, dan Pria botak itu terdiam di tempatnya masing-


masing. Bukan hanya karena menahan sakit, tapi karena mereka tidak
tahu lagi apa yang sebenarnya terjadi, siapakah sosok yang merasuki
tubuh Nova? Kenapa bu Yuanita memanggilnya Mama? Lalu kutukan apa yang
dimaksud ibu Nova? Chandra dan sabrina merasa menjadi korban, tapi
mereka tidak tahu siapa penjahat sebenarnya.

Perlahan tangan Nova mendekat ke leher Ibunya, pemandangan itu membuat


Sabrina bangkit dan berusaha menghentikannya, tapi saat Sabrina

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  314
berhasil mengangkat kedua lutunya, tangan Nova sudah lebih dulu sampai
ke pundak Ibunya. Nova mendekatkan bibirnya ke telinga bu Yuanita lalu
membisikkan sesuatu yang membuat perempuan itu meneteskan air mata
lebih banyak dari sebelumnya.

Apapun yang dibisikkan Nova, Chandra dan Sabrina hanya bisa menerka-
nerka, walaupun mereka berdua tahu tangis bu Yuanita adalah tangis
haru dan bahagia. Entah apa yang sudah terjadi, tiba-tiba tubuh Nova
lemas dan jatuh ke pelukan ibunya. Chandra dan yang lain pun bisa
bernafas lega. Tidak ada yang mengerti arti dari kejadian barusan,
tapi Chandra merasa satu masalah berhasil diatasi, walaupun....

BU YUANITA MASIH BERHUTANG BANYAK PENJELASAN PADANYA

"Sabrina bantu tante tidurin Nova"

Pinta bu Yuanita.

Sabrina segera bangun dan membantu bu Yuanita membawa Nova ke tempat


tidurnya, tubuh Nova terasa sangat ringan seolah masalah yang berat
baru saja meninggalkannya. Nova pun berbaring dengan damai, rona
wajahnya kembali seperti sedia kala, tangannya terasa hangat di pipi
bu Yuanita. Tetesan air mata membasahi tangan Nova, membangunkannya
dari tidur panjang yang hampir merengut nyawanya.

"Ibu?"

Semua tersenyum senang, karena kali ini yang keluar dari mulut Nova
adalah suaranya sendiri. Nova terkejut karena Chandra dan Sabrina ada
di dekatnya, begitu juga dengan Profesor Bastian, pria botak yang
ternyata adalah guru spiritual bu Yuanita. Beliau yang selama ini
membantu merawat Nova, walaupun kasus yang dihadapinya kali ini lebih
rumit dari yang pernah dia temui.

Sabrina meraih tangan Nova, dan memberikan kalungnya yang sudah lama
Nova abaikan.

"Jangan pernah lepas kalung ini lagi, agar kamu senantiasa dilindungi"

Ucap sabrina.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  315
Nova sudah terbiasa bangun tanpa ingat apapun, dia tersenyum pada
Sabrina

"Makasih Sabrina, tapi bukannya kamu diajarkan untuk tidak percaya


pada kalung ini?"

Tanya Nova

"Mungkin... tapi aku percaya Tuhan kita selalu melindungi hambanya


yang beriman, walaupun cara berdoa kita berbeda tapi aku yakin Tuhan
pasti mendengarnya"

Jawab sabrina.

Suasana haru tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut, kondisi Nova


yang masih lemah mengharuskannya untuk banyak-banyak istirahat.
Akhirnya semuanya pergi meninggalkan Nova bersama diary nya yang masih
tersisa beberapa halaman lagi untuk Nova tulis, dan kali ini tanpa
tinta merah.

"Sabrina bantu tante nyiapin minum ya! Pak Bastian dan Chandra bisa
menunggu di ruang tamu, tenang saja! Nova sudah aman kok di kamarnya,
lagipula....."

ADA BANYAK YANG INGIN KALIAN TANYAKAN SAMA TANTE KAN?

KEDIAMAN HAJI ASNAF

19.00 WIB

Semakin lama cerita dari H. Asnaf semakin tidak baik bagi kesehatan
danil dan Sandy. Kali ini mereka tidak hanya berpikir tentang apa yang
harus dilakukan, tapi juga tentang apa yang sudah terjadi. Danil bisa
saja pindah ke penginapan yang disediakan oleh panitia diklat, tapi
dia takut
tak ut kalau salah satu penunggu Hanggareksa mengikutinya kesana
seperti yang dilakukan waitress itu pada Sandy. Walau demikian, mereka
berdua tidak punya kekuatan untuk menghentikan terror restoran angker
itu.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  316
"Mohon maaf Pak haji, gimana ceritanya Hanggareksa bisa jatuh ke
tangan habib?"

Tanya Sandy

"Karena setelah banyaknya pinjaman modal yang tidak kunjung lunas,


Habib Ali mengambil alih restoran milik sahabatnya itu setelah lebih
satu tahun tutup. Tentu saja membukanya kembali adalah tantangan
tersendiri mengingat peristiwa itu masih menyisakan sesuatu yang
menyeramkan di Hanggareksa. Selain karena kekayaannya, Habib juga
disegani karena ilmu agamanya, rasa segan itu dirasakan juga oleh Ny.
Anggraini bahkan sampai dia mati, akhirnya setelah beberapa renovasi
dan ritual dzikiran, restoran itupun kembali dibuka. "

Tutur H. Asnaf

"Lalu bagaimana dengan pemiliknya yang sekarang? Bukannya sampean


bilang kalau restoran itu bukan milik Habib lagi?"

Tanya Danil

"Ya! Saya tidak tahu apa alasannya habib menjual restoran itu pada
Riska dan kawan-kawan, sebelum akhirnya Saya tahu siapa mereka...."

ARISKA ANGGRAINI, RESTI YULIA ANGGRAINI, RATNA YULIA ANGGRAINI, DAN


ROSYANA ANGGRAINI

"Bukan kebetulan jika nama belakang mereka sama, dan bukan kebetulan
juga jika kali ini mereka berada di restoran yang sama. Mereka pasti
merencanakan sesuatu, sesuatu yang membuat para penunggu Hanggareksa
kembali terusik, sayangnya kami belum punya cukup bukti untuk
berasumsi lebih jauh"

Baru pertama kali ini Danil mendengar nama para karyawan Hanggareksa,
sedangkan sandy sudah pernah membacanya di Diary Nova, walaupun begitu
tetap saja nama Aggraini terdengar sangat menyeramkan setelah cerita
H. Asnaf barusan. Berbicara soal bukti, tiba-tiba Danil teringan
sesuatu.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  317
"Apa kecurigaan sampean ada sangkut pautnya dengan ritual aneh yang
mereka lakukan?"

H. Asnaf terkejut mendengar pertanyaan Danil

"Da... darimana sampean tahu tentang ritual itu?"

Tanya H. Asnaf.

Danil membuka ranselnya dan mengeluarkan Handy cam milik Sandy.

PAK HAJI BUTUH BUKTI? KAMI BUTUH SOLUSI!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  318
ANOTHER MEETING - SEVENTH
12 Januari 20XX
22.30 WIB

HANGGAREKSA RESTAURANT

KREK!

Pintu utama Hanggareksa sudah ditutup, seiring dengan kepergian


pelanggan terakhir barusan. Lampu masih terang benderang, piring kotor
dan bekas tumpahan makanan masih berserakan, tapi semua karyawan
justru duduk manis di kursi pelanggan. Mereka duduk melingkar menunggu
Oma datang untuk memulai rapat.

"Orang itu masih di luar?"

Tanya Riska

"Sepertinya begitu"

Jawab Resti

"Sialan! semakin lama keberadaan Kusnadi semakin membuat aku gak


nyaman. Jangan-jangan benar apa yang dikatakan Bibi"

Gerutu Ratna sembari mengunyah potongan timun yang jadi cemilan


dietnya. Riska yang mendengar percakapan mereka, mencoba menenangkan
kedua ponakan kembarnya yang mudah panik itu.

"Sudahlah.... bukan rahasia lagi kalau Kusnadi dan komplotannya adalah


suruhan Habib untuk memata-matai kita. Tapi selama mereka tidak
mengganggu, aku rasa tidak ada masalah"

Ujar Riska

"Oh ya bi, sudah ada kabar dari pak lukman belum? Kapan dia mau
balikin barang yang dia pinjam itu?"

Tanya Resti

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  319
"Entahlah.... orang tua itu terlalu terobsesi dengan jam tersebut,
kalau kita tidak memberinya jalan, dia pasti akan balik mencurigai
kita, dan itu artinya musuh kita bertambah"

Ujar Riska

Akhirnya Oma hadir di tengah-tengah mereka, bersama dengan BQ yang


sedang membantu Oma berjalan. Oma duduk di kursi yang berbeda seakan-
akan di Hanggareksa ini dialah ratunya.

"Riska kan sudah bilang sama Mama, kalau gak enak badan ya gak usah ke
restoran"

Protes Riska yang iba melihat kondisi Ibunya yang semakin lemah. Oma
hanya tersenyum memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja. Kini
semua karyawan Hanggareksa berkumpul di satu meja, tentu saja tanpa
kehadiran Nova. Tidak ada percakapan berarti antara mereka berempat
selain canda tawa yang semakin lama terdengar semakin seru. Hingga
tiba-tiba....

SEMUA TERDIAM

Tidak satu pun berani bersuara, semuanya serentak menghapus senyuman


dari wajah mereka, semua itu dilakukan tepat saat

BAU BUSUK TERCIUM OLEH HIDUNG MEREKA

"Kita mulai!"

Sepatah kata dari Oma membubarkan konfrensi meja makan itu, semua
karyawan pergi ke dapur kecuali BQ yang pergi ke arah gudang. Satu
persatu lampu restoran dimatikan, dan lilin merah mulai dinyalakan.
Tidak ada yang tahu apa yang selanjutnya mereka lakukan, hanya saja di
luar restoran seseorang sedang memperhatikan

SEPERTINYA MEREKA SUDAH MULAI

Ujar Pak Kusnadi pada Pak Lukman yang malam ini masih setia
menemaninya. Bagi Pak Lukman ini kali pertama dia melihat keadaan
Hanggareksa di malam hari, dan setelah apa yang Pak Kusnadi ceritakan,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  320
lagi menjelang tengah malam. Alunan gendang bertalu-talu dari musik
koplo, diiringi tarian perut oleh penghuni kamar tersebut. Pemandangan
kamar saat itu sangat spektakuler, bahkan poster raja dangdut pun
jatuh seolah-olah bang haji tidak sanggup melihatnya.

Sementara Samsol tidak peduli, dia bahkan tidak bisa mendengar suara
kentutnya sendiri apalagi suara ketukan pintu di lantai bawah.
Sesekali Samsol berhenti untuk berbenah diri di depan cermin, walaupun
dia tahu tidak akan ada yang datang bertamu.

BEEEEEEEEEEP BEEEEEEEEEEEEEEP

Beruntung Handphonenya berada di atas meja di depan cermin, jadi


panggilan dari Danil itupun segera dijawabnya. Kali ini samsol
memasang wajah ketus, berharap teman sekamarnya itu bisa melihat
betapa marahnya dia.

"Hallluuuuuuuuuu"

BUKA PINTUNYA KAMPREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEET

Sandy dan Chandra saling pandang, beginikah sosok seorang guru? mereka
berdua membayangkan sudah berapa siswa yang mendadak jadi kampret
gara-gara guru seperti Danil. Mereka bertiga masih menunggu tuan rumah
yang baru membuka pintu, sembari bertanya-tanya kenapa Danil tidak
pernah cerita kalau ada seorang penghuni lagi di kontrakan ini?

KREK!

Dan saat pintu kontrakan terbuka, Sandy dan Chandra pun tahu
jawabannya. Danil tidak bisa menahan emosinya, lelah dan kantuk
membuat angkara murkanya sudah di ubun-ubun. Bagi Danil keadaan Samsol
saat itu sudah sangat mempermalukan dirinya, bagaimana mungkin orang
waras mau membuka pintu untuk tamu dengan telanjang dada, dan masih
mengenakan legging juga kaos kaki.

"Eh.... Pak danil bilang donk kalau bawa teman.... Aku kan jadi
saltum, alias salah kostum"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  330
Kepalan tangan Danil sudah cukup panas, tapi entah kenapa ragu untuk
dilayangkan. Sandy dan Chandra tidak bisa lagi melihat Danil sebagai
lelaki normal, mereka memandangi guru malang itu dengan kerutan dahi
dan paduan suara...

"Oooooooooooo"

Tidak ada kata yang tepat untuk mendeskripsikan betapa canggungnya


suasana saat itu. Danil memlih diam tapi mengancam, Sandy dan Chandra
pun memilih diam menahan tawa. Akhrinya Samsol berhasil dikendalikan,
pakaiannya kembali normal walaupun kepribadiannya tidak.
Mereka bertiga duduk di ruang tamu, di atas karpet tipis yang masih
basah gara-gara ritual kemarin malam. Walaupun sandy adalah tuan rumah
tapi malam ini dia merasa seperti tamu, sesekali Sandy mengintip ke
dapur dan berharap apapun yang sudah danil dan temannya lakukan
kemarin malam, berhasil membuat hantu koki gosong itu pergi.

Obrolan ringan pun dibuka dengan perkenalan, yang walaupun singkat


tapi samsol sudah terpikat. Baginya Chandra adalah sosok berondong
idaman mirip dengan tokoh utama di sinetron anak jajanan. Tentu saja
itu membuat bulu kuduk Chandra berdiri. Sudah berkali-kali Danil
melihat jam tangannya, membuat Samsol bertanya-tanya sebenarnya siapa
yang mereka tunggu.

Lima belas menit berlalu, pintu kontrakan kembali diketuk. Kali ini
samsol membukanya dengan pakaian yang lebih sopan

KREK

Dibalik pintu dua orang pria tua sedang berdiri, yang wajahnya sudah
sangat dikenali. Sandy terkejut melihat pak Kusnadi, pak Kusnadi
terkejut melihat Chandra, Chandra heran melihat Danil, Danil terkejut
melihat Pak Lukman dan pak Lukman terkejut melihat

SAMSOL

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  331
ANOTHER MEETING- TENTH
12 Januari 20XX
23.30 WIB

Takdir adalah algoritma yang rumit yang belum satu orang pun berhasil
memecahkannya. Pertemuan lima orang pria dan satu orang samsol ini
adalah bukti bahwa takdir dapat mempertemukan manusia dengan banyak
cara, bahkan melalui sebuah peristiwa yang mengerikan. Danil dan Sandy
tidak menyangka bahwa anak buah yang diutus H. Asnaf untuk menemui
mereka adalah pak Kusnadi dan pak Lukman, keduanya adalah sosok yang
tidak asing bagi Danil dan Sandy.

"Gak nyangka bakal ketemu lagi disini.... hehehehe"

Sapa pak Lukman pada Danil

"Saya sudah menduga kalau mobil yang waktu itu saya lihat adalah mobil
bapak, hanya saja saya tidak menyangka kalau ternyata Pak Lukman
adalah anak buah Haji Asnaf"

Ujar Danil

"Oh bukan! Pak Lukman tidak ada sangkut pautnya dengan Haji Asnaf
ataupun Habib Ali, tapi kita butuh tenaga beliau kalau ingin rencan
ini berhasil"

Sahut Pak Kusnadi

"Sebelumnya saya minta maaf kalau kata-kata saya sama bapak waktu itu
kurang sopan"

Ujar Chandra. Pak Kusnadi pun menepuk pundaknya dan berkata..

"Saya juga minta maaf karena waktu itu saya tidak sempat menjelaskan
pada kalian semua. Hampir setiap malam kami melakukan investigasi
keliling restoran, berharap dapat menangkap basah ritual yang
dilakukan oleh karyawan Hanggareksa, tapi anehnya kami selalu gagal.
Karena itu kami amat sangat berterimakasih atas apa yang Sandy dan
Danil lakukan, itu adalah bukti yang kuat untuk mengembalikan
Hanggareksa ke tangan Habib"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  332
Tutur Pak Kusnadi

Tidak banyak waktu untuk perkenalan dan basa-basi, karena beberapa


menit kemudian kontrakan itu sudah dipenuhi oleh anak buah Habib yang
menyamar jadi tukang becak. Mereka semua tidak sempat kenal lebih
dekat, tapi tujuan dan ambisi yang sama membuat semuanya terasa akrab.
Kecuali samsol yang masih bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya
terjadi.

Pak Kusnadi menjadi komando dari pasukan siap tempur yang dibentuknya
secara dadakan. Tapi ini yang terbaik yang bisa mereka lakukan, karena
menghubungi polisi hanya akan merusak nama pimpinan mereka. Mereka
duduk bersila, mendengarkan dengan seksama semua strategi yang
dipaparkan pak kusnadi. Semua mengerti, semua siap dan sadar diri akan
resiko yang mereka hadapi.

Dan akhirnya sepuluh menit lagi sebelum tengah malam, wajah mereka
tegang, telapak tangan mereka basah, rasa takut yang tidak wajar
mengingat yang akan mereka hadapi hanyalah beberapa wanita. Tapi
mereka berhak untuk lebih takut lagi, karena jauh di lubuk hati mereka
mengerti bahwa musuh mereka sebenarnya...

BUKANLAH MANUSIA

Selanjutnya seiring dengan langkah pertama mereka keluar dari pintu


kontrakan...

MALAM YANG PANJANG PUN DIMULAI

......................................

HANGGAREKSA RESTAURANT

KREK!

Resti membuka pintu dapur dengan panik, seperti baru pertama kali
melihat sesuatu yang mengerikan. Dia melepas topeng putihnya dan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  333
berkata..

"Oma.... mereka semua ada di luar!"

Semua yang ada di dapur serempak menghentikan pekerjaannya. Riska


membuka topeng merahnya dan memerintahkan Ratna untuk menyembunyikan
bungkusan hitam yang ada di atas meja. Ratna mengenakan topeng
coklatnya dan keluar dari dapur, mengendap-endap agar tidak terlihat
orang-orang di luar.

DAR!

Suara benturan pertama terdengar dari pintu di samping restoran,


membuat kelima penghuninya semakin panik.

"Keparat! Berani-beraninya kakek tua itu melanggar perjanjian!"

Gerutu Riska. Sosok bertopeng perak yang sejak tadi duduk diam pun
tidak bisa menahan rasa gelisahnya.

"Sudahlah! Aku tahu malam ini pasti akan datang, dari awal habib tamak
itu sudah memata-matai kita"

Ujar Oma sembari membuka topeng peraknya.

"Terus apa yang harus kita lakukan?"

Tanya Resti.

Tidak satu orang pun menjawab pertanyaan Resti, semua tampak panik
kecuali sosok bertopeng hitam yang sejak tadi duduk bermain dengan
pisau kecilnya. Sikapnya yang tenang itu memancing emosi resti yang
sejak lama menyimpan dendam padanya.

"Kamu tuh ya, sebenernya kamu ada di pihak siapa? Hah? Kita semua
dalam bahaya, setidaknya tunjukin sedikit rasa khawatir!"

Gertak Resti sambil menarik kerah jubah si topeng hitam.

"Aku khawatir kok! Hanya saja topeng ini menutupi wajah cemasku"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  334
milik Widianto Hermawan dan Rosmary Anggraini, karena bagi mereka itu
adalah sebuah kehormatan. Tentu saja sebelum akhirnya mereka tahu,
bahwa malam itu adalah..."

MAKAN MALAM TERAKHIR MEREKA

"Puluhan tamu keracunan, sebagian besar mati di tempat sebagian lagi


berhasil dirawat walaupun tetap tidak selamat. Mereka bilang racun
adalah senjata perempuan, tapi fakta itu terkubur selamanya manakala
senjata itu menyerang tuannya sendiri. Rosmary dan kerabatnya pun
ditemukan tewas ditempat, kecuali dua anak perempuan yang sampai saat
ini tidak diketahui nasibnya.

"Nama anggraini masih sangat besar, bahkan lebih besar dari dosa-
dosanya. Kekuatan mereka tidak hanya meracik bumbu, tapi juga
membumbui hukum. Sehari setelahnya polisi mengumumkan sebuah
pernyataan bahwa pelaku utama keracunan masal di Hanggareksa
adalah Lalu Doni Firmansyah. Seorang koki yang ditemukan tewas
terbakar di dapur Hanggareksa. Mereka menyebut itu kecelakaan,
walaupun faktanya

Kakek bunuh diri karena tidak sanggup menerima fitnah"

DARI DOSA BESAR ANGGRAINI!

Oma terkejut dengan cerita BQ, perempuan tua itu tidak mampu menemukan
nama Doni Firmansyah dari ingatannya. Tapi gelar Lalu? Lalu adalah
gelar kebangsawanan untuk semua pria di tempat asal BQ.

"Kamu.... cucu dari koki itu?"

Tanya Oma sembari menundukkan kepala.

BQ menghampiri Oma seraya menjilat-jilat pisau kecilnya.

"Huhuhuh.... kamu mau membunuhku? Membunuh nenek tua yang tidak


berdaya?"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  344
Tanya Oma dengan senyum liciknya yang membuat BQ semakin tidak sabar
untuk memisahkan kulit keriput oma dari tulang-tulangnya. Tapi saat
ujung pisau BQ menyentuh pipi Oma, tiba-tiba

BRMMMMMMMMMMMMMMMM

Cahaya lampu mobil menyinari keduanya. Mobil yang memang sejak tadii
menunggu oma disana.

"Saya bukan pembunuh! Saya datang untuk menghukum anda!"

Ujar BQ.

Oma berusaha melihat bayangan pria yang berjalan melalui silaunya


cahaya mobil, dan saat pria itu dekat, oma terkejut karena wajah pria
itu sangat di kenalinya

LUKMAN?

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  345
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 2)
Oma memandangi wajah BQ dan Pak lukman. Sial sekali nasib Oma malam
ini, karena dua orang kepercayaannya berbalik menjadi musuh. Bagi Oma
karyawan Hanggareksa adalah keluarga, tapi malam ini Oma menyadari
satu hal, bahwa Anggraini tidak pernah punya teman.

"Ny. Rosyana Anggraini, Sampean akan ikut kami untuk diadili atas
tuduhan praktek ilmu sesat, dan jual beli organ manusia"

Ujar Pak Lukman.

Oma tertawa mendengarnya, tawa yang sangat sehat untuk perempuan yang
sudah renta.

"Ooooh Lukman... Lukman... berhenti bicara seperti polisi! Kalian


terlihat sangat bangga hanya karena berhasil menangkap seorang nenek
tua. Dan kamu...!"

Seru Oma sembari memandang tajam ke mata BQ.

"Seharusnya Aku mendengarkan kata-kata Resti. Dia tidak pernah percaya


padamu, meskipun aku sudah berusaha meyakinkannya bahwa kami
membutuhkan mata kamu, Ya! Mata itu. Tentu saja setelah semuanya
selesai, setelah Anggraini terakhir berhasil disucikan, aku sendiri
yang akan menusuk matamu, lalu...

AKAN KU KELUARKAN PERLAHAN, LALU MENGHIDANGKANNYA DALAM SEMANGKOK


SUP,UNTUK MAKAN MALAM

"Hahahahahaha yaaaa, yaaaaa Kami akan sangat menikmatinya"

Ujar Oma sambil menjilat bibir keriputnya.

BQ dan Pak Lukman hanya bisa menelan ludah, Oma yang sedang mereka
lihat ini bukan lagi sosok nenek renta yang selama ini mereka kenal.
Perempuan tua itu masih saja tertawa, seakan-akan yang sedang
dialaminya sekarang hanyalah sebuah komedi. Tidak lama kemudian
suasana taman kecil itu pun kembali sepi, seiring dengan tawa oma yang
berhenti.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  346
Saat ini chandra dan samsol sudah seperti ABG labil yang kebut-kebutan
tengah malam. Mereka berdua masih mencari kemana perginya mobil hitam
itu, karena
ka rena saat mereka tiba di tempat yang pak kusnadi sebutkan tadi,
tidak ada satu mobilpun yang parkir disana. Chandra berkendara tanpa
arah, paranoid terhadap setiap mobil hitam yang ditemuinya. Dan
disaat-saat
disaat-s aat genting seperti ini, pahanya tiba -tiba bergetar.

Chandra menghentikan motornya dengan kasar, karena mengira samsol


adalah penyebab pahanya bergetar, tapi ternyata...

BRRRRRRT BRRRRRRRRT

"Halo? Ada apa pak lukman?"


"Saya dan BQ sudah berhasil menangkap Ny. Rosyana, alias Oma, tiga
orang sisanya pasti sedang menuju mobil hitam itu"
"Tunggu dulu... BQ siapa?"
"Emmmm nanti saja ceritanya, kamu sendiri gimana?"
"Anu... sebenernya... kami tidak menemukan mobil yang dimaksud"
"Sialan.. kemana perginya mereka, mereka tidak mungkin pergi jauh
dengan hanya berjalan kaki, atau....."
"Atau apa Pak lukman?"
"Chandra, dimanapun kamu sekarang segera kembali ke daerah kalimaya!"
"Eh? serius pak? Terus mobil hitam itu gimana?"
"Tenang saja! Kalau perkiraan saya tepat, itu artinya mereka masih ada
di sekitaran kalimaya"
"Dari mana bapak yakin?"
"Hmmm soalnya"

MEREKA TIDAK MUNGKIN PERGI TANPA OMA

Dan ternyata perkiraan Pak Lukman memang benar. Di waktu yang


bersamaan namun tempat yang berbeda sebuah mobil hitam sedang berjalan
pelan menyusuri jalan kalimaya. Mobil itu dikemudikan seorang pria
kekar dengan rambut jabrik dan kumis tebal. Pria itu memperhatikan
sepanjang trotoar jalan, jelas sekali kalau sedang mencari seseorang.
Sementara ketiga penumpangnya tidak bisa lagi membendung rasa cemas

"Ya Tuhan.... kemana Oma?"

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  350
Ucap Resti

"Bibi yakin rumah yang barusan itu tempatnya?"

Tanya Ratna

"Tentu saja! Mama sendiri yang bilang kita harus menjemputnya di rumah
yang ada kios bensinnya, rumah seperti itu di kompleks ini ya cuma
satu"

Sahut Riska

"Sudah-sudah! Kalian ribut terus dari tadi! Sekarang kita harus nyari
mama kemana? Satu tikungan lagi kita akan sampai di jalan menuju
restoran nih."

Timpal si sopir

Sementara penumpang dan pengemudinya berdebat, jarak mobil itu ke


Hanggareksa semakin dekat. Mereka tahu melewati restoran itu sekarang
sama saja mengantarkan nyawa, karena itu mereka memutuskan untuk putar
balik. Resti masih uring-uringan, menyesali keputusannya untuk percaya
pada BQ.

"Ini pasti kerjaan BQ, aku sudah curiga sejak awal kalau dia adalah
suruhan si Habib, tapi Oma tetep gak mau denger. Bahkan setelah dia
membebaskan Nova, Oma masih saja membelanya"

Ujar Resti, suaranya bergetar menahan tangis dan panik.

"Sudahlah! waktu itu kita sudah selesai memandikan Nova, karena itu
walaupun BQ membiarkannya kabur, Oma masih memaafkan dia. Lagipula
sejak pertama kita juga setuju untuk menerima BQ, karena dia memiliki
kelebihan yang tidak kita miliki, sekaligus agar dia tutup mulut atas
apa yang sudah terlanjur dia lihat"

Tutur Riska

"Awalnya aku juga berpikir begitu, tapi apa bibi tidak merasa aneh? BQ

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  351
datang begitu saja ke restoran yang baru buka, untuk melamar kerja
padahal kita tidak pernah membuka lowongan. Dan satu hal lagi! Sejak
awal BQ selalu membawa pisau kesayangannya, itu adalah paring
knife yang
knife yang sama dengan peninggalan Hanggareksa era dulu. Aku sempat
curiga dan untuk memastikannya, aku membandingkan pisau Hanggareksa
yang ada di rumah, dengan pisau yang BQ bawa dan ternyata ......
walaupun sudah lecet, di gagang pisau BQ ada nama Hanggareksa"

Tutur Resti

Percakapan mereka semakin memanas, kekhawatiran mereka terhadap Oma


pun semakin menjadi-jadi. Riska masih berusaha memecahkan teka-teki
masa lalu BQ, yang dirasa adalah penyebab mereka kehilangan Oma.
Suasana mobil sedikit lebih tenang, tapi saat mereka hendak keluar
dari jalan kalimaya, supir mereka yang tidak lain adalah suami Riska
menghentikan mobilnya.

"WOY! APA-APAAN KALIAN! MINGGIR!"

Teriak Agung, melalui jendela mobil.

"Ada apa sih mas?"

Tanya Riska, dan jawaban dari pertanyaannya tersebut adalah...

Seorang dan setengah orang pria sedang berdiri di tengah jalan


menghadang mobil riska. Aksi mereka ini menyulut emosi Agung, hingga
suara klakson mobil dan sumpah serapahnya terdengar saling bersahut-
sahutan. Dan tentu saja itu tidak berpengaruh apa-apa pada..

CHANDRA DAN SAMSOL

"Bang, Elo urus cewe-cewenya biar gue urus anjing nya!"

Perintah Chandra pada Samsol. Chandra merasa saat ini dia adalah
pahlawannya, dan samsol hanyalah seorang sidekick yang akan mematuhi
segala perintahnya. Kecuali....

"Enggak mau! Aku mau anjingnya!"

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  352
Ujar Samsol sambil menunjuk Agung. Dalam sekejap Chandra kehilangan
aura pahlawannya, dia benar-benar mengutuk Pak Kusnadi yang sudah
menyandingkanny
menyandi ngkannya
a dengan
den gan Samsol.

Agung turun dari mobil, pria jangkung itu jauh lebih tinggi dari
Chandra, ototnya pun jauh lebih kekar dari lemak di lengan samsol.
Chandra sedikit gentar, melawan sandy saja dia harus tersungkur hanya
karena satu pukulan, apalagi Agung yang posturnya jauh lebih besar
dari Sandy. Walaupun posisi mereka adalah dua lawan satu, atau lebih
tepatnya satu setengah lawan satu, tapi tetap saja samsol tidak akan
banyak berkontribusi.

"Kalian mau apa? Ya! Kalian mau apa?"

Hardik Agung yang saat ini sudah berjarak selangkah dari Chandra.

"Gue mau mereka! Dan sebaiknya elo gak usah ikut campur!"

Bentak Chandra sambil menunjuk Riska dan kawan-kawannya di mobil.

Agung mengerutkan dahinya, menebak-nebak siapa sebenarnya dua orang


ini. Dan tebakan agung adalah...

"Kalian suruhan Habib? Ooooooh ya ya! Gue ngerti sekarang..."

Ujar Agung
Ag ung yang tersenyum sembari memalingkan muka..

BUK!

Seketika pukulan Agung melayang tepat di telinga Chandra. Chandra


mundur terhuyung-huyung, tapi berhasil meraih kuda-kudanya kembali.
Telinga Chandra masih berdengung, tapi serangan balasan sudah Chandra
layangkan. Sayangnya hantaman tangan Agung meninggalkan efek yang kuat
di kepala chandra, pukulan chandra tidak terarah dan sama sekali tidak
bertenaga. Agung dengan mudah menghindarinya, dan untuk kedua kalinya
menghantam Chandra di area yang sama..

BUK!

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  353
"Aiiiiiiiiiiiiiih Say eh Say, jangan kalah donk say!"

Seruan semangat dari Samsol tidak berpengaruh apa-apa pada Chandra


yang sudah ambruk ke aspal. Seolah tidak puas, agung menendang perut
Chandra.

BUK!

"Dimana Mama?!"

BUGH!

"UGHYAAAAAAH"

"DIMANA MAMA????"

Agung menendang Chandra dengan leluasa, membuat samsol menjadi sangat


panik. Sosok Chandra yang merupakan brondong maskulin impiannya, kini
babak belur gara-gara Agung.

"Ooooooooom udah Ooooooooooooom"

Teriak Samsol yang tiba-tiba maju dan membungkuk melindungi Chandra.

Agung semakin murka dan jijik melihat dua orang dihadapannya. Dia tahu
dia tidak bisa berlama-lama disini, baru saja ada pengendara motor
yang lewat, kemungkinan warga untuk datang kesini sangat besar. Lagi
pula dia harus segera menemukan Oma. Karena itu, Agung mengangkat
kerah leher Samsol, mendekatkan wajahnya ke wajah samsol, dan dengan
bengisnya bertanya...

"Kemana.... kalian membawa Oma? JAWAB!"

"Meneketehe! Nenek juga nenek elu, bukan nenek guweh!"

DEBUK!

Tubuh tambun
t ambun samsol melayang lalu mendarat di aspal. Pria flamboyan
itu diam tak berkutik, Agung pun semakin murka karena dua sumber

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  354
informasinya sudah terkapar tak sadarkan diri. Dari dalam mobil Riska
memanggil agung, menyuruhnya untuk segera pergi dari sini. Agung pun
meludahi Chandra, lalu berpaling pergi...

ANJING!

Baru dua langkah Agung mendekati mobil, lagi-lagi dia harus berbalik
karena ternyata, lawannya masih berdiri gagah di belakangnya. Agung
mengepalkan tangannya dan berlari mendekati..

SAMSOL

Sebuah tendangan tinggi lurus ke arah muka diluncurkan. Tubuh kekar


dan teknik bertarungnya itu meunjukkan bahwa agung bukan orang
sembarangan, suami riska itu adalah seorang master taekwondo, wajar
saja kalau tendangannya kali ini mendarat dengan akurat ke..

UDARA

Agung tampak sangat terkejut, samsol mampu menghindari tendangan


andalannya itu. Dan itu bukan kebetulan, karena saat ini samsol juga
sedang memasang kuda-kudanya. Agung mulai panik, segera setelah kaki
kanannya menyentuh aspal kembali, dia memutar badannya dengan kaki
kanan sebagai tumpuan, dan melesatkan kaki kirinya ke arah samsol.

Panik karena serangan pertamanya gagal, serangan kedua agung menjadi


mudah untuk diprediksi. Samsol dengan lihainya menghindari kaki kiri
Agung, dan entah dari mana datanganya tangan kanan samsol sudah
menghantam rahang kanan agung.

KRAK

Melihat suaminya jatuh, Riska seperti kebakaran jenggot. Dia turun


dari mobil dengan niat melerai agung dan samsol. Tapi Agung belum
menyerah, harga dirinya masih utuh, kalah dari samsol hanya akan
mempermalukan dirinya seumur hidup. Samsol menggerakkan kedua jari
tangannya, seolah menantang Agung untuk maju.

Agung menarik nafas panjang, tidak ingin terpancing emosi untuk kedua

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  355
kalinya. Kali ini agung berjalan berputar, mencari celah yang tepat
untuk menyerang samsol. Sementara samsol hanya diam tanpa sedikitpun
melihat agung. Lawan samsol saat ini sudah berada di belakangnya, tapi
dengan tenangnya samsol berkata...

"Jangan pernah menyerang ku pakai kaki, atau kamu akan menyesalinya


seumur hidup"

Sayang sekali senjata utama agung adalah kakinya. Dengan cepat agung
mempersempit jarak nya pada samsol, dan berharap dwi huruginya dapat
mengakhiri pertarungan paling memalukan dalam hidup agung ini.

BLEB

"UWAAAAAAAAAAARRRRRRRRRGGHHH"

Agung tersungkur ke aspal dengan kedua tangannya memegangi


selangkangan. Tidak ada bunyi benturan yang terdengar, semua terjadi
begitu cepat, hingga tanpa agung sadari, dragon ball nya hampir retak
karena pukulan samsol. Agung masih melenguh kesakitan, suaranya sangat
pilu seolah kehilangan masa depan. Riska dengan sigap menghampiri
suaminya yang malang itu.

"Jangan bilang aku tidak memperingatkan lhoo ya!"

Ujar samsol yang entah sejak kapan kehilangan sisi flamboyannya.

Samsol menghampiri Chandra, menggoyang-goyangkan tubuh rekannya itu.


Cemas akan keadaan Chandra, samsol pun mencoba pertolongan pertama
yang dia tahu dan dia sukai. Bibir dengan kumisnya yang jarang-jarang
itu tersenyum, pertanda Chandra yang malang harus rela dan ikhlas
menerima

NAFAS BUATAN

......................................

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  356
REGU KEDUA

Suasana kontrakan saat ini sudah aman dan terkendali, walaupun masih
menyisakan misteri. Teleportasi yang sudah terjadi pada sisjono sama
sekali tidak masuk akal, dan sekarang mereka bergantian menginterogasi
sisjono. Kang Jajank pun sudah pergi menyusul Pak Kusnadi yang menurut
pengakuan sisjono masih berada di dalam restoran, sementara Danil....

"Ok! Ok kalau gitu!"

Ujar Danil sambil menutup Handphone nya.

"Pak Agus,
Ag us, Chandra dan samsol sudah menemukan ketiga karyawan
hanggareksa.
hanggare ksa. Mereka butuh bantuan sekarang"

Tutur Danil.

Tanpa banyak tanya Pak agus dan Sisjono segera berangkat menyusul
chandra dan samsol. Dia berniat membawa seorang teman lagi, jadi
sebelum berangkat dia harus mampir ke Hanggareksa. Tinggallah Danil
dan Sandy berdua di kontrakan. Mereka sama-sama bertanya...

APAKAH INI SUDAH BERAKHIR?

Sandy menyalakan sebatang rokok, mencoba bersantai sejenak sebelum


menyusul yang lain ke restoran sebelah. Alih-alih aroma tembakau, asap
rokok sandy justru beraroma busuk, busuk sekali seperti bau bangkai.

"Elu kentut bang?"

Tanya Sandy

"Sembarangan kalau ngomong! Tapi... bener juga, kenapa mendadak jadi


bau gini?"

Danil dan sandy membolak-balik karpet di ruang tamu, berharap


menemukan sumber dari aroma busuk ini. Entah itu tikus ataupun bangkai
hewan lainnya. Semakin lama bau itu semakin tidak wajar, Sandy tidak
bisa lagi menikmati rokoknya karena setiap kali dia menghisapnya bau
itu terasa mencekik hidung dan tenggorokannya.

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  357
"Kampret bener!
bener ! Bau apa ini? Dari restoran mungkin?"

Tanya danil dengan suara sengau karena menutup hidungnya.

Perhatian mereka berdua kini teralihkan dari bau busuk itu, setelah
sebuah bayangan tiba-tiba muncul di sudut ruang tamu. bayangan itu
hitam sekali, tapi semakin diperhatikan semakin jelas warna putih di
atasnya. Danil dan Sandy tahu apa yang sedang mereka lihat, dan
berpikir untuk melarikan diri dari kontrakan, sebelum akhirnya ada
bayangan lain yang keluar bersamaan dengan pintu kamar bawah yang
tiba-tiba terbuka,

JANGAN BIARKAN MEREKA KABUR, MAS WIDI

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad  358
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 3)
......................................

REGU KEDUA

Rosyana Anggraini... perempuan tua itu tidak lagi banyak bicara,


sikapnya terlalu tenang untuk orang yang akan digiring ke penjara.
Tapi justru itulah yang yang membuat Oma terlihat mengerikan. Sesaat
setelah Pak Lukman menutup percakapannya dengan Chandra, Oma tertawa
terbahak-bahak, seolah tidak khawatir sedikitpun akan nasib Riska dan
yang lainnya.

"BQ sebaiknya kamu ikut kami, teman-teman saya pasti senang sekali
bertemu kamu. Kamu yang menyusun rencana untuk menggiring Oma ketempat
ini, kalau bukan karena kamu, orang tua ini pasti sudah kabur"

Ujar Pak Lukman

Tawaran Pak Lukman ditolak BQ dengan halus, yang BQ butuhkan saat ini
hanyalah ketenangan.

"Terimakasih pak lukman, tapi saya harus pergi. Saya sudah tidak ada
urusan lagi di kota ini"

Ujar BQ

"Hmmmm kalau itu mau kamu, saya tidak akan memaksa. Jangan berlarut-
larut dalam kesedihan! Karena yang kamu lakukan malam ini adalah
keadilan, dan mampu menahan diri dari kerasnya rasa dendam adalah
sebuah kekuatan"

BQ tersenyum mendengar nasehat Pak Lukman, sembari mengusap pisau


kecil kesayangannya BQ berkata...

"Saya tidak sekuat dan sebijak yang pak lukman pikir. Yang tadi itu,
kalau satu detik saja bapak telat datang, mungkin kita akan menaikkan
oma ke mobil dengan kepala dan tubuh yang terpisah"

Pak Lukman hampir lupa betapa misteriusnya BQ, dia terlihat sangat

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  359
lemah dengan air mata di wajahnya, tapi terlihat sangat mengerikan
dengan pisau di tangannya.

"Kalau keinginan kamu untuk menghabisi nyawa oma sangat besar, untuk
apa kamu melibatkan saya dalam rencana kamu?"

Tanya Pak Lukman.

"Seseorang harus menghentikan saya... saya memulai semua ini atas nama
kakek, tapi saya tidak mau mengakhirinya seperti seorang Anggraini"

Pak lukman tersenyum mendengar kata-kata BQ, dia merasa beruntung


karena di usianya yang sudah tua, masih dipertemukan dengan anak-anak
muda yang mampu memberinya pelajaran hidup. Sesaat suasana menjadi
hangat, karena senyum kemenangan BQ dan Pak Lukman, tapi disetiap
perayaan kemenangan, selalu terdengar suara tepuk tangan...

PROK! PROK! PROK!

"Huhuhuhuhuhuhu.... hurrraaaa hurraaaa.... untuk merayakan kemenangan


kalian, bagaimana kalau Aku traktir minum di Hanggareksa? Kami punya
banyak persediaan anggur dan sampanye, dan..... oh ya! ya! ya!
tampaknya kurang meriah kalau tidak ada steaknya, hmmmmmm tapi
sepertinya hari ini kami kekurangan daging, itu gara-gara supplier
kami malas kerja demi mengurus sebuah jam tua. Ck.. ck... ck... sayang
sekali kalau harus pesta tanpa daging.huhuhuhuhu

ATAU.........

"Kami bisa menjamu kalian dengan daging spesial yang tidak akan kalian
temukan dimanapun... di.... ma.... na.... pun...., bukan begitu..."

PAK LUKMAN?

JEDAG!

Pak Lukman menghantam bumper mobil dengan tangannya. Perkataan oma


barusan terdengar sangat menjijikkan baginya, belum lagi secara tidak
langsung itu adalah pengakuan oma yang sudah memanfaatkan pak lukman
sebagai pemasok barang haram itu.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  360
"Huhuhuhuhuhuhuh kalian tidak seharusnya memperlakukan orang tua
dengan kasar"

Ujar oma, yang menyulut amarah pak lukman hingga berteriak...

"DIAM!"

KAMU YANG DIAM!!

Timpal oma dengan suara yang jauh lebih keras dan lantang dari pak
lukman. Walaupun sedikit, teriakan oma barusan sempat membuat BQ dan
pak lukman gemetar. Sudah terlalu lama mereka ngobrol disini,
mendengarkan celotehan oma hanya akan membuat mereka gila. Pak Lukman
pun menutup terpal mobilnya, lalu mengirimkan pesan pada Abadi dan
Anugerah yang sedang berpencar, bahwa dia sudah berhasil menangkap Oma
dan segera menuju ke restoran.

"Pak Lukman... waktu saya menghubungi bapak tadi siang, bapak bilang
akan menjemput jam tua itu dari kota oseng, tapi.... kenapa saya tidak
melihatnya di dalam mobil?"

Tanya BQ. Usai mengunci semua kait terpal di mobilnya, pak lukman pun
menjawab...

"Jam tua itu sudah mendarat di kaki gunung kemitir. Saya sendiri yang
membuangnya"

Rupanya kata-kata pak lukman barusan didengar oleh oma. Dia pun tidak
bisa menahan diri untuk menjawab...

"Huuhuhuhuhuh.... kerja bagus lukman.. kerja bagus... pergi jauh dari


rumah hanya untuk menyingkirkan jam tua? huhuhuhuh biar aku beri tahu
satu hal, kalian bisa menghancurkan semua jam yang aku punya, karena
itu tidak akan berpengaruh apa-apa! Tentu saja.... kalian tidak akan
bisa menyentuh pusaka kami, kalian tidak akan bisa menghentikan

DENTING JAM HANGGAREKSA YANG SEBENARNYA!

......................................

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  361
REGU PERTAMA

"KREK!"

Pak kusnadi keluar dari gudang hanggareksa. Ini sudah kedua kalinya
dia keluar masuk dapur dan gudang. Berkali-kali pak kusnadi memanggil
sijono, tapi sahabatnya itu seakan ditelan bumi. Alih-alih menemukan
apa yang dicarinya di gudang, Pak Kusnadi justru harus melihat
pemandangan mengerikan yang sudah lama ingin dilupakannya.

Apa yang saat ini ada di depan matanya, sama persis dengan saat dia
dan teman-temannya bermalam di restoran dulu. Di bawah kaki jam tua
itu....

TERKAPAR TUBUH-TUBUH MANUSIA YANG PUCAT, DENGAN DARAH BERCECERAN DI


LANTAI

Sebagian dari mereka mencekik lehernya sendiri, seperti berusaha agar


tidak menelan sesuatu. Sebagian lainnya justru berusaha memuntahkan
sesuatu, walaupun akhirnya darah segar semakin luas mewarnai putihnya
lantai restoran. Mereka menarik tubuhnya, karena kaki mereka terlalu
lemah untuk berdiri. Apapun cara yang mereka lakukan untuk bisa
bergerak maju, tujuan mereka tetaplah satu....

JAM TUA ITU!

Pak Kusnadi punya banyak amalan yang diyakini bisa membantunya lepas
dari tipu muslihat iblis, sayangnya tidak satupun amalan yang dia
punya dapat membantunya melawan tipu muslihat iblis. Tapi satu hal
yang pasti! Tuhan selalu bersama hambanya.

"Sisjono tidak ada disini, mustahil dia bisa keluar dari restoran ini
seorang diri. Satu-satunya ruangan yang belum saya periksa adalah
pintu di samping jam tua itu"

Gumam Pak Kusnadi dalam hati.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  362
Dia berjalan pelan melewati mayat-mayat pelanggan, dimana setiap
langkahnya adalah ujian yang sangat berat. Di meja pertama dia harus
menutup mata karena mayat seorang ibu hamil sedang duduk bersimpuh,
kepalanya menghadap langit-langit dengan mulut kaku yang terbuka
lebar. Sementara darah kering seolah menjadi permadani merah dibawah
lutut dan kakinya.

Di meja kedua dia harus melangkahi jasad dua orang pria yang sudah
terbujur kaku di lantai, matanya terbuka lebar namun putih mulus tanpa
bagian hitam. Tangan pria pertama mencengkram pergelangan kaki pria
kedua, seolah sedang berkompetisi siapa yang lebih dulu sampai di
garis finish. Ironisnya mereka lebih dulu mencapai garis maut, sebelum
sempat menyentuh jam tua itu.

Di meja ketiga kaki dan tubuh pak kusnadi mulai terasa lemah. Jasad
seorang anak laki-laki yang belum sempat turun dari kursi, karena
tubuhnya sudah lebih dulu kaku. Sebatang permen masih digigit oleh
anak malang tersebut, tapi cairan merah yang mewarnai lehernya jelas
bukan lelehan kembang gula.

Beberapa langkah lagi, pak kusnadi sampai di depan pintu di samping


jam tua itu. Tapi saat ini, satu langkah pun terasa sangat jauh. Pak
Kusnadi harus mencari pijakan kaki agar tidak menginjak mayat-mayat
yang berjejer di bawahnya, sayangnya rasa panik sudah menguasai pak
kusnadi, hingga tanpa sengaja dia menginjak salah satu tangan
pelanggan. Tentu saja tidak ada reaksi apa-apa dari mayat itu, tapi
nasib sial pak kusnadi tidak berhenti sampai disitu....

TENG.... TENG.... TENG.....

Jam tua itu kembali berbunyi. walaupun sudah hampir sepuluh menit pak
kusnadi di dalam restoran, tapi jarum jamnya tidak bergerak dari angka
dua belas. Seolah-olah waktu berhenti di ruangan ini, pak kusnadi pun
tidak punya waktu untuk merasa heran, karena tiba-tiba..

GRASP!

Tiba-tiba tangan salah satu mayat itu mengenggam kaki pak kusnadi,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  363
semua terjadi sangat cepat, pak kusnadi pun tidak sempat melihat
kebawah, karena sekarang mayat-mayat itu mulai meronta-ronta, berusaha
menggerakkan bagian tubuh manapun yang mampu membawa mereka
mendekatinya.

HHHH................................... HHHHHHHHHHHHH

Suara mereka seperti batuk yang tertahan. Pak kusnadi menghabiskan


sisa-sisa keberaniannya untuk menghindari mereka, dan saat
keberaniannya sudah habis, mereka justru datang menghampirinya.

SIALAAAAAAAAAAAAAN

............................................

REGU KEDUA

ROSY..... RO......SY.....

Di depan pintu kontrakan... di depan kedua mata mereka.... Danil dan


Sandy melihat sesuatu yang akan jadi penyebab insomnia abadi mereka.
Wajah putih itu..... pria dengan rambut yang jarang-jarang, yang hanya
dengan melihatnya sekilas mereka bisa tahu bahwa bukan sebuah gunting,
tapi tangan! Rambutnya seakan sengaja dicabut oleh tangan.

Pria itu masih memanggil nama Rosy... perempuan berbau busuk, berambut
putih yang ada di belakang Danil dan Sandy. Ini adalah saat yang tepat
untuk berteriak, tapi baik Sandy dan Danil, keduanya hanya diam
menelan rasa takutnya sendiri. Sandy sudah siap berlari, dengan penuh
keraguan sejauh apa kaki itu dapat membawanya pergi. Sementara
Danil... tubuhnya yang semakin condong kekanan bukanlah kuda-kuda
untuk melawan, tapi tanda-tanda akan pingsan.

Perempuan berambut putih itu tidak memberi kesempatan pada musuhnya


untuk berpikir, sementara Danil dan Sandy bingung menentukan arah,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  364
perempuan itu sudah memilih untuk maju duluan.

JANGAN.... GANGGU..... KELUARGA.... KAMIIIII

Ucap perempuan itu sembari mendekati Danil dan Sandy dengan kedua
tangannya yang terbentang lebar. Sementara pria berkulit putih itu
membuka mulutnya lebar-lebar, hingga terlihat rahang dengan gusi yang
hitam tanpa ada satu gigipun disana. Hanya itu yang bisa pria itu
lakukan, karena sebenarnya...

PRIA ITU TIDAK LEBIH DARI SEKEDAR KEPALA, LEHER DAN DADA NYA SAJA

Jarak mereka yang semakin dekat, memaksa Sandy untuk mengambil


keputusan darurat. Didorongnya tubuh lunglai Danil masuk ke dalam
kamar yang dia sebut gudang.

"JANGAN PINGSAN KAMPREEEEET!"

BRUK!

Keduanya jatuh ke lantai, Sakit sudah pasti! Tapi itu berhasil


mengembalikan kesadaran Danil. Sandy kembali bangkit dan menutup pintu
gudang. Tentu saja itu tidak akan menyelesaikan masalah.

"Bang Sadar bang!"

"Saya sadar kampret! Saya juga dengar barusan kamu manggil saya
kampreeet!"

Waktu yang buruk untuk bertengkar, sama buruknya dengan keputusan


mereka untuk kabur ke gudang. Karena di dalam..... di antara tumpukan
barang-barang sandi.... di sebuah kursi kayu yang ada di sudut
ruangan.... sesosok tubuh berkulit putih tanpa pakaian sedang duduk
dengan kaki gemetarnya...

HWAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Sandy dan danil berteriak sekencang-kencangnya, karena ruangan yang


sempit juga mempersempit ide mereka untuk kabur dari situasi yang kian
buruk. Di ruang tamu mereka melihat hantu tanpa badan, sementara di

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  365
Tentang Pak Agus, Saniman dan Sisjono yang pergi menyusul Chandra dan
Samsol, tentang linggis dan rencana mereka untuk menerobos masuk, dan
tentang kejadian di dapur dimana dia berhasil mengusir hantu koki itu,
entah sementara atau selamanya.

Mendengar cerita Kang Jajank, BQ tersenyum lega walaupun dengan mata


yang berkaca-kaca. Tapi ini bukanlah saat yang tepat untuk terbawa
perasaan, BQ melangkah semakin dekat ke pintu Hanggareksa.

"Apakah kalian sudah mencoba membukanya?"

Tanya BQ

"Sudah, sejak Sisjono keluar dari restoran dengan cara yang tidak
wajar, kami tahu kalau Pak Kusnadi juga dalam bahaya. Tapi pintu
restoran ini susah sekali dibuka, bahkan kacanya pun susah ditembus.
Lagipula dari celah itu kami bisa melihat ke dalam, tapi restoran ini
gelap gulita, sangat berbeda dengan yang Sisjono ceritakan"

Tutur Cipto sambil menunjuk tirai jendela yang sedikit terbuka. BQ


mulai mengerti apa yang terjadi dan meminta yang lain untuk minggir.
Tangan BQ meraih gagang pintu Hanggareksa lalu sembari memejamkan mata
BQ berkata...

"Saya tidak bisa masuk ke tempat pak kusnadi, tapi saya bisa membantu
beliau keluar"

Saat BQ membuka matanya, restoran itu menjadi terang benderang. Semua


lampu menyala seolah-olah Hanggareksa masih buka. Tentu saja hanya BQ
yang bisa melihatnya. Tapi yang BQ lihat bukan lagi keramaian
pengunjung yang sedang menikmati hidangan restoran, tapi puluhan
manusia dengan rupa yang mengerikan sedang mengerumuni seseorang...

PAK KUSNADI

Sementara itu di kontrakan.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  378
"SABRINAAAAA"

Sandy melompat dari tangga dan menghampiri sahabatnya yang saat ini
sudah bersimbah darah.

"Rin... Rina? Rina bangun Rina?"

Sandy berusaha membangunkan sabrina yang sudah tidak sadarkan diri

"Sabrinaaaa..... Oh Tuhan, kita harus segera membawanya ke rumaah


sakit"

Tangisan Nova dan teriakan Sandy membuat Danil bingung setengah mati,
bagaimana mungkin tubuh sabrina tiba-tiba muncul dari atas? Dan begitu
dia melihat ke lantai dua, Danil tahu jawabannya. Hantu telanjang yang
dipanggil Widi itu ada disana, berdiri berdampingan dengan Si rambut
putih.

Di lantai atas dua mahluk mengerikan sedang mengawasi mereka,


sementara di lantai bawah temannya sedang sibuk mencabut satu persatu
serpihan kaca di punggung Sabrina. Mendongak ataupun menunduk, yang
Danil lihat hanyalah kengerian. Dia bahkan lupa untuk bersimpati,
kakinya kaku untuk sekedar berlari membantu sandy, bagi Danil semua
ini terlalu kejam untuk jadi kenyataan

DUAR!

Tiba-tiba seluruh kontrakan serasa berguncang, tapi tidak satupun


barang bahkan tubuh mereka yang bergerak. Sandy dan Nova terlalu sibuk
mengurus sabrina, mereka berdua tidak menyadari apa yang baru saja
Danil lihat.

BRUAK!

Lagi? Kali ini seisi gedung serasa bergeser, tembok-temboknya seakan


hampir runtuh, dan suara gaduh itu... Danil dapat mendengarnya dengan
jelas walaupun tidak bisa menemukan darimana asalnya. Sandy dan Nova

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  379
masih fokus pada Sabrina, satu-satunya yang gelisah dengan kejadian
barusan selain Danil adalah...

PEREMPUAN BERAMBUT PUTIH

Tiba-tiba saja perempuan itu menghilang, begitu juga dengan hantu


telanjang yang dari tadi bersamanya. Apapun yang sedang terjadi,
kepergian mereka berdua adalah kesempatan emas untuk keluar dari
neraka ini. Baru saja Danil berniat menghampiri Sandy, tiba-tiba suara
benturan itu terdengar kembali, kali ini lebih keras dari biasanya..

BRUAK!

LEBIH KERAS LAGI! HENTIKAN DENTING JAM ITU!

Suara itu mengejutkan Pak Kusnadi. Tukang Parkir itu masih berusaha
lepas dari cengkraman mayat-mayat pelanggan yang sejak tadi
membenturkan kepalnya tepat ke jam tua Hanggareksa. Tapi bukannya
melakukan sesuai perintah, Pak Kusnadi malah sibuk mencari asal dari
suara tersebut.

PAK KUSNADI, DENGARKAN SAYA! HENTIKAN DENTING JAM ITU, ATAU BAPAK AKAN
TERJEBAK DISANA SELAMANYA!

Tidak! Pak kusnadi tidak mau terjebak selamanya di dalam restoran


iblis ini. Apapun akan dilakukan demi keluar dari mimpi buruk itu,
walaupun harus mengikuti suara misterius yang menyuruhnya menghentikan
denting jam Hanggareksa.

BRUAK!

Lagi-lagi salah satu mayat pelanggan itu mendorong kepalanya hingga


membentur jam tua itu, tapi setidaknya kali ini benturan di kepalanya
menghasilkan sebuah jalan keluar. Tidak satupun barang yang ada di
sekitarnya bisa dia jadikan senjata, karena itu dengan sekuat tenaga
Pak Kusnadi mengangkat kedua tangannya dari belenggu mayat-mayat
pelanggan, lalu meraih rambut pria yang sudah berkali-kali mendorong
kepalanya, akhirnya dengan kekuatan penuh Pak Kusnadi membalik
badannya hingga kali ini dialah yang menghadap jam tua itu....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  380
Selama ini Pak kusnadi diam karena pantang baginya melukai manusia,
tapi kali ini dia sadar....

TIDAK ADA MANUSIA DI RESTORAN INI

TENG..... TENG..... TENG...... BRUAK!!!

Atap kontrakan seakan mau runtuh, dan kali ini Sandy dan Nova pun
menyadarinya.

"Apa-apaan ini?"

Sandy memeluk Sabrina, berusaha melindunginya kalau-kalau langit


kontrakan ini benar-benar runtuh. Sementara Danil masih berusaha
membuka pintu.

"KAMPREEEEEEEEEET! Kenapa selalu ada pintu terkunci di dalam cerita


Horror?"

Nova terlihat sibuk memegangi kalung peraknya seraya berdoa, hanya itu
yang orang lemah seperti dia bisa lakukan. Hingga tidak lama kemudian
semuanya pun ikut berdoa, semuanya sadar kalau mereka hanyalah orang
yang lemah. Abu dan reruntuhan gedung pun berjatuhan, walaupun kecil
tapi ini adalah masalah besar. Jika mereka mati, adakah yang akan
menemukan mayatnya disini? Karena jangankan teriak, Handphone mereka
saja tidak bisa digunakan. Satu benturan lagi, maka mereka berempat
akan tertimbun bersama dengan bangkai kontrakan itu.

HIYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Pak Kusnadi menjambak rambut lawannya dengan sangat kuat, lalu


menghujamkannya sekeras mungkin pada jam tua Hanggareksa. Ini adalah
bentuk balas dendam atas rasa sakit di belakang kepalanya, dan semakin
besar dendamnya semakin besar pula kekuatan Pak Kusnadi, hingga dengan
satu kali benturan... jam tua itu berhenti berbunyi...

BRUAAAAAAK!

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  381
ANOTHER MEETING - TENTH (PART 6)
Misteri..... sebuah kenyataan yang tidak mereka ketahui, dan akan
tetap menjadi misteri selama mereka tidak mengerti. Ruang yang mereka
tempati, udara yang mereka hirup, sakit yang mereka rasakan, entah itu
sebuah kenyataan, atau hanya tipu daya setan. Seseorang pernah
berkata, bahwa iblis terakhir yang harus kita kalahkan adalah diri
sendiri.

Denting jam tua itu tidak lagi terdengar, Hanggareksa berubah sepi dan
gelap gulita. Tidak seorang pun ada disana kecuali Pak Kusnadi yang
masih memandangi tangannya sendiri. Suara retakan kaca dan tulang
kepala barusan terasa sangat nyata baginya, tapi sekarang dia sadar
bahwa semua itu hanya ilusi. Iblis sedang mengelabui pandangannya,
membawanya ke ruang dan waktu yang berbeda. Dan saat dia kembali ke
alam yang sesungguhnya, Pak Kusnadi pun bertanya-tanya..

"Suara siapa tadi?"

Pak Kusnadi akan mencari jawabannya sendiri, dia berlari ke arah pintu
utama, karena kalau memang ini adalah dunia yang nyata, itu artinya
cipto dan saniman ada di luar sana.

APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN?

Pak Kusnadi terperangah atas kedatangan si rambut putih yang tiba-


tiba.

"Ro... rosmary?"

Tidak ada yang bisa dia lakukan selain berlari, doa dan amalan
tertahan di kerongkongannya. Semakin dia berlari semakin cepat Rosmary
mengikuti, bahkan di depan pintu restoran sudah berdiri widi yang siap
menyambut kedatangannya. Pak kusnadi berusaha meyakinkan diri bahwa
dia sudah berada di dunianya sendiri, dan itu artinya

DIA BISA MELAKUKAN APA PUN YANG DIA MAU

Pak Kusnadi berbelok dari pintu utama menuju ke arah jendela, semakin
sempit jarak antara dia dan jendela itu, semakin dia menambah
kecepatan dan akhirnya..

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  382
PRANGGGGGGGGG!!

Pak lukman dan lainnya mendengar suara pecahan kaca dari samping
restoran. Mereka pun bergegas menghampiri asal suara tersebut.
Sesampainya disana, seseorang sedang tersungkur di tanah berselimutkan
tirai merah dan serpihan kaca. Orang itu adalah...

"Kusnadi... kamu gak tidak apa-apa?"

Tanya Pak Lukman.

Kang jajank dan Cipto pun membantu Pak Kusnadi untuk bangkit, Wajahnya
penuh dengan luka gores karena bagaimanapun, kaca yang ditembusnya ini
cukup tebal, beruntung kelambu merah itu sedikit melindunginya.

"Maaf... saya tidak berhasil menemukan barang itu, dan sisjono... saya
tidak bisa menemukan sisjono"

Ujar Pak kusnadi yang masih dipapah oleh cipto.

"Tenang saja, sisjono baik-baik saja. Dan tentang barang itu, kita
bisa mencarinya sama-sama, semua berkat lubang di jendela yang kamu
buat"

Ujar pak lukman sembari tersenyum

"Bapak ada yang bisa ikut saya masuk? Saya tahu dimana mereka
menyimpan benda itu"

Seru BQ.

"Suara itu.... suara kamu....?"

Tanya Pak Kusnadi, setelah mendengar suara BQ yang mirip dengan suara
yang dia dengar tadi. Sayangnya BQ dan Kang jajank sudah lebih dulu
masuk ke restoran melalui lubang di jendela.

"Sisjono sedang menyusul chandra, mereka berhasil menangkap riska dan


yang lain. Sementara Ny. Rosyana.... kamu pasti senang bisa menemuinya

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  383
di mobil sekarang. Semua berkat BQ, anugera dan juga abadi."

ujar pak lukman yang disambut dengan senyum sumringah abadi dan
anugerah.

"Eh?"

"Kalian berdua kenapa disini?"

Tanya Pak lukman pada dua orang yang ditugaskan untuk

MENJAGA OMA

"Tenang saja pak lukman, kan terpalnya ditutup. Nenek seperti itu mana
mungkin bisa kabur"

Ujar Abadi.

Di dalam restoran....

BQ berhasil menemukan bungkusan berisi daging yang akan digunakan oma


untuk ritual malam ini. Bungkusan itu disembunyikan di balik semak-
semak, dekat dengan tembok berlubang tempat Riska dan kawan-kawan
kabur. Sepertinya mereka sengaja meninggalkannya disini karena tidak
hanya satu, tapi bungkusan itu berisi lima sampai enam mayat bayi.
Hingga bungkusan itu terlalu besar dan mencolok untuk mereka bawa.
Lagipula mereka terlalu yakin bisa kembali dengan mobil untuk
menjemput Oma dan juga bungkusan ini.

Tapi walaupun berpikir demikian, BQ masih harus memastikan bahwa dia


tidak membawa barang yang salah. BQ berniat membuka bungkusan kain
tersebut, tapi kemudian dia sadar satu hal..

PISAUNYA MASIH ADA DI TANGAN OMA

BRMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad  384
"Ya... ya... ya... kamu memang piawai dalam mengurus diri sendiri,
yuanita pun tidak butuh seorang bapak tiri, tapi sayangnya...."

AKU BUTUH BARNABAS DAN SEMUA HARTANYA

"Jadilah istrinya, tunjukkan bahwa kamu berguna tidak hanya saat


mengenakan celemek saja, tapi juga saat tidak mengenakan apa-apa"

Kata-kata Rosy terasa sangat tajam dan ngilu didengar, sejak kapan
kakaknya bicara seperti seorang wanita keji. Semua perubahan Rosy
membuat Lisanne berpikir

APA YANG SUDAH TERJADI PADA ROSEMARY

Quote:Attention
Akhirnya saya bisa tepat janji untuk update malam ini, sekaligus
melanggar janji karena malam ini tidak update sampai tamat. Percayalah

saya sudah mencoba

The truth is...

Ini hari keenam sejak meninggalnya nenek saya, dan setiap maghrib saya
harus mempersiapkan acara tahlil selama tujuh hari kedepan. Karena itu
waktu menulis saya jadi berkurang, hingga sampai di waktu yang

ditentukan pun, masih ada tiga chapter tersisa

Tapi percayalah.. saya masih semangat menulis saya akan


berusaha mencuri-curi waktu di tengah kesibukan, supaya bisa
menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Semoga agan-agan semua masih

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 420
sabar menunggu endingnya,

Terakhir dari saya, selamat membaca..

(Maaf belum sempat balas komentar satu-satu ya)

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 421
INVITATION

Hanggareksa malam ini, aroma lezat daging-daging merah memenuhi.


Kalangan elit menempati hampir semua meja, hanya beberapa meja yang
tampak kosong dengan sebuah papan bertuliskan "Reserved". Gambir
bukanlah kota besar, tapi keberadaan hanggareksa patut diperhitungkan.
Setiap minggu tamu dari berbagai penjuru negeri datang menepi,
beberapa diantaranya menyempatkan diri menikmati jamuan hanggareksa
sebelum berlayar ke bali.

Lisanne selalu sibuk, bahkan sejak kedatangan Rosemary banyak kerabat


dan relasi yang berkunjung hanya untuk menemui sang pemilik, tapi
sayangnya Rosy sudah lupa siapa saja kerabatnya, dia bahkan hampir
lupa siapa dirinya. Tepat setelah mengantarkan pesanan salah satu
tamu, Lisanne dikejutkan dengan kedatangan Herman Barnabas. Pria
berkalung emas itu terlihat bingung mencari sesuatu, atau mungkin
seseorang. Lisanne mempersilahkan tamunya menikmati hidangan, lalu
undur pamit untuk menemui tamu berikutnya, tamu yang sangat tidak
diinginkannya.

"Maaf semua meja sudah penuh, anda bisa datang lagi besok atau lebih
baik tidak sama sekali!"

Ujar Lisanne ketus

"Woaaaa woaaaa... sabar dulu bu manager, Aku sangat senang bisa


melihat wajah cantikmu lagi malam ini, tapi sayangnya.... bukan kamu
yang ingin aku temui"

Sahut Herman dengan nada menggoda

"Oh ya! Sayang sekali karena kami punya peraturan untuk tidak
mengganggu tamu yang sedang sedang makan, jadi sebaiknya anda tunggu
di luar atau aku akan..."

BARNABAS?

Tidak hanya Lisanne, hampir semua pengunjung sejenak menghentikan


akivitasnya. Semua terpaku pada seorang wanita berambut putih panjang
yang sedang berjalan menghampiri Lisanne dan Barnabas. Wanita itu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 422
mengenakan gaun hitam panjang dengan rambut terurai. Bisik-bisik
pelanggan mulai terdengar, sebagian bertanya-tanya apakah wanita itu
adalah rosemary? sedangkan sebagian lagi mengira bahwa wanita itu
adalah ibu Widianto hermawan, jelas sudah sejauh mana perubahan Rosy
mempengaruhi penampilannya.

"Barnabas adalah tamu ku, kami akan berbicara di dalam"

Ujar Rosy, Lisanne hanya bisa mengangguk sementara barnabas pergi


mengikuti rosy. Tidak lupa dia memberikan senyuman terakhir pada
Lisanne, lengkap dengan kedipan matanya.

Semua pengunjung masih terpaku, karena sebagian besar dari mereka


memang datang untuk bertemu dengan Rosy. Sayangnya semua ragu untuk
angkat suara, karena perempuan yang dilihatnya sangat berbeda dengan
rekan bisnis mereka.

"Ny. Rosemary Hermawan? Anda masih ingat kami? Kami dari Pelita Timur,
kita sempat membahas tentang sebuah tanah yang berada di...."

Pria gemuk yang masih memegang garpu itu harus menghentikan basa-
basinya, karena lawan bicaranya sama sekali tidak menanggapi, tidak
pula melihat ke arahnya. Rosy berjalan lurus memasuki pintu dapur,
tanpa peduli dengan apapun dan siapapun yang ada di sekitarnya.
Sementara di belakangnya, Herman berjalan angkuh merasa dirinya adalah
orang paling penting di sana. Lisanne bergegas menghampiri pria gemuk
itu, mecoba mencari alasan sebelum terjadi kesalah pahaman.

"Apa yang sebenarnya yang akan mereka bicarakan?"

Gumam Lisanne dalam hati, seraya melihat Rosy dan Herman yang
menghilang di balik pintu dapur.

Di ruang tamu...

Herman menyalakan rokoknya membuat asap putih beracun menari-nari di


udara. Rumah yang sangat kecil untuk seorang jutawan dengan
penghasilan besar. Mungkin besarnya hutang dan hilangnya widi adalah
alasan kenapa Rosemary masih betah tinggal disini. Itulah yang ada di
pikiran Herman, mata nya mengembara di antara dinding dan atap rumah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 423
Rosemary. Rosy turun dari kamarnya di lantai dua dengan membawa sebuah
amplop, kemudian duduk di kursi tepat di depan Herman.

"Ini.."

Ucap rosy sembari meletakkan amplop berisi uang itu di meja. Herman
mengambil, membuka dan menghitung uang tersebut lalu tersenyum.

"Hehehehehe ingat, ini hanya cukup membayar separuh hutang widi, untuk
tugas yang kamu ceritakan di telepon, aku minta bayaran lebih"

Ujar Herman.

"Tentu saja! Rosemary tidak pernah lupa siapa temannya, tidak akan
pernah lupa. Kamu akan mendapatkan sisanya setelah tugasmu selesai"

Sahut rosemary.

Herman tertawa dengan asap rokok di mulutnya, asap yang sangat


mengganggu bagi rosy, dan itu adalah alasan yang cukup untuk membenci
herman.

"Hahaha syukurlah kalau begitu, artinya kamu tidak lupa dengan hadiah
utama ku, dan sebaiknya kamu tidak menunda-nundanya lagi!"

Ujar Herman. Rosy mengibas-ngibaskan tangan, mengusir asap rokok


herman di wajahnya.

"Lisanne.... dia akan segera menjadi milikmu dalam bulan ini, tentu
saja kamu boleh membawanya pulang setelah tugasmu selesai"

Sahut Rosy. Herman mengangguk setuju, tidak ada alasan untuk terburu-
buru, cepat atau lambat Lisanne akan menjadi miliknya.

"Satu lagi! Kalau sekali lagi kamu merokok di depanku, di rumahku, di


restoranku, kamu akan menyesalinya seumur hidup"

Kata-kata Rosy menjadi penutup perbincangan mereka, tentu saja herman


tidak suka dengan cara bicara Rosy yang terkesan mengancam, tapi demi
uang dan wanita idamannya, dia memilih untuk bersabar.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 424
Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, sudah waktunya menutup semua
tirai, mengunci pitu, membenahi kursi dan meja, lalu semua api di
kompor pun padam. Walau demikian tidak satu karyawanpun yang pulang,
mereka tengah berkumpul di ruang makan karena untuk pertama kalinya
setelah kembalinya sang owner, mereka dikumpulkan untuk merundingkan
sesuatu. Rosy duduk di ujung meja panjang, semua karyawannya pun
mendengarkan dengan seksama.

"Minggu depan kita akan mengadakan pesta, pesta yang sangat meriah,
dan itu artinya kita akan kedatangan banyak tamu"

Tutur Rosy membuka diskusi. Lisanne tampak terkejut karena pesta yang
rosy rencanakan tidak dirundingkan lebih dulu dengannya. Tapi apalah
posisi Lisanne, semua kendali tetap ada di tangan pemilik. Karyawan
yang lain saling pandang dan saling mengangguk mantap, seolah mereka
siap untuk diajak bekerja keras

"Karena itu Aku butuh lima orang karyawan perempuan yang namanya sudah
aku tulis disini, sisanya.... kalian bisa libur selama delapan hari
dari sekarang!"

Suasana mendadak riuh, para karyawan terkejut dan bingung dengan


keputusan Rosy. Bagaimana akan mengadakan pesta besar hanya dengan
lima orang karyawan? Begitu yang ada di pikiran mereka, tapi perintah
tetaplah perintah, tidak satupun dari mereka yang berani angkat tangan
dan angkat suara, bahkan chef lalu pun diam seribu bahasa, kecuali
Lisanne...

"Tunggu dulu kakak, mereka adalah karyawan yang sudah berbulan-bulan


bekerja dengan kita, restoran ini sangat butuh tenaganya terutama
untuk sebuah pesta. Jadi menurutku, memecat mereka sangatlah tidak..."

"Siapa bilang mereka dipecat? Aku hanya memberi mereka libur sepekan,
setelah itu mereka bisa kembali bekerja. Tenang saja, aku tahu apa
yang aku lakukan"

Timpal Rosy.

Diskusi malam itu jadi tidak menyenangkan untuk beberapa karyawan,

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 425
mereka pulang dengan wajah lesu dan kecewa karena walaupun tidak
dipecat, tetap saja mereka merasa tidak dibutuhkan. Tinggallah tujuh
orang di meja makan, Chef Lalu, Mai, Luna, Maria, Upik dan Lisanne,
Tidak banyak arahan yang rosy berikan pada kelima karyawan pilihannya,
hampir semua tugas dibebankan pada Lisanne, termasuk dalam hal
menyebarkan undangan.

"Ini daftar tamu yang aku undang ke pesta kita, semuanya adalah orang
penting, sangat penting bagiku"

Ujar Rosy seraya memberikan secarik kertas pada Lisanne. Perempuan


berambut coklat itu memeriksa setiap nama yang tertera di sana,
semuanya adalah pimpinan perusahaan, pejabat, tokoh agama dan orang-
orang penting di dalam dan di luar kota gambir. Hanya lima nama yang
ditulis dengan tinta merah yang tidak satupun Lisanne kenal.

"Lima nama ini, kenapa ditulis berbeda?"

Tanya Lisanne

"Oh... mereka adalah tamu spesial, pastikan undangannya berbeda dengan


yang lain dan tentunya..."

PASTIKAN MEREKA DATANG KE PESTA KITA

Esok harinya.....

Pagi yang buruk untuk memulai hari, bagi Hanggareksa dan bagi Kelima
karyawannya. Banyaknya pengunjung yang datang tidak sebanding dengan
banyaknya karyawan, berkali-kali pesanan terlambat sampai ke meja,
walaupun tidak sampai memicu komplain pelanggan. Lisanne tampak
kewalahan membantu di dapur dan di lini depan. Sementara sampai jam
sebelas pun Rosy belum turun dari kamarnya.

"Apa-apaan kamu ini? Tidak bisakah kamu membedakan Asparagus dan


Genjer?"

Bentak Chef lalu pada Maria.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 426
persatu...

"Siapa kalian sebenarnya? Apa mau kalian? Kenapa kalian melakukan ini
pada kami? Kenapaaaaaaaaa?"

Terlalu banyak pertanyaan dari mulut Lisanne yang tidak satupun


dijawab oleh mereka. Rosmary yang mendengar keributan tersebut segera
menyusul sang adik ke dapur.

"Ada apa ini? Kenapa kau berteriak adikku?"

Tanya rosemary seolah tidak tahu menahu dengan apa yang sudah terjadi.

"Jelaskan semuanya padaku kak! Apa tujuan sebenarnya dari pesta ini?"

Kali ini lisanne tidak segan-segan mengarahkan pisaunya pada Rosy, dan
itu membuat sang kakak amat sangat marah. Rosy mendekati adiknya
dengan langkah yang tenang tanpa sedikitpun rasa takut. Dia sangat
yakin Lisanne tidak akan sampai hati melukainya.

"Oh adikku sayang.... pisau ini sudah melukai perasaanku, sejak kecil
kamu tidak pernah mengangkat seujung jari pun padaku, jadi aku mohon
turunkan tanganmu! Kita bicarakan ini baik-baik, ya?"

Rayuan Rosy hampir saja meleset, karena bagi Lisanne yang ada di
hadapannya bukan lagi Rosemary yang dia kenal. Tapi Lisanne terlalu
lemah, dia tidak punya kekuatan untuk membela teman-temannya, termasuk
membela dirinya sendiri.

GRAB!

Tiba-tiba Rosy mencengkram tangan kanan Lisanne, cengkramannya sangat


kuat hingga pisau yang dipengangnya jatuh ke lantai.

"Nah... begitu donk, nurut sama kakak"

Ujar Rosy

"Kak.... aku mohon apapun alasan kakak memulai semua ini, ini bukanlah
jalan keluar kak. Aku mohon... masih ada kesempatan untuk menghentikan

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 445
semuanya kak. Kakak tidak sendirian, Aku ada disini... Aku akan selalu
ada disini membantu kakak, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi"

Mata Lisanne berkaca-kaca, entah karena iba atau karena takut. Jauh di
lubuk hati Lisanne merasa, bahwa masih ada Rosemary yang dulu di dalam
diri kakaknya, walaupun hanya sedikit tapi Lisanne berharap kata-
katanya barusan dapat tersampaikan.

"Kamu benar.... Ini bukanlah jalan keluar, ini adalah jalan buntu yang
akan mengakhiri semuanya. Dan kamu salah besar kalau mengira masih ada
waktu untuk menghentikan semuanya, karena sebenarnya..... semua sudah
dimulai sejak hidangan pembuka. Dan untuk adikku tersayang.... kakak
punya sebuah kenang-kenangan"

STEK!

Rosemary menarik tangan kanan Lisanne dan menekannya tepat diatas


kompor yang menyala.

HYAAAAAAAAAGHHHGGGGHHHH

Lisanne mencoba berontak, dia menghentakkan kakinya, menggigit bibir


dan menarik tangannya tapi tenaga Lisanne tidak cukup kuat, terlebih
setelah dua orang anak buah Rosemary memeganginya.

PANAS..... LEPASKAN!! LEPASKAN KAK, LEPASKAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!

Kericuhan yang terjadi di dapur membuat para tamu panik. Mereka


berdiri dan melihat ke arah pintu dapur yang tertutup, masing-masing
saling berbisik tentang apa yang sedang terjadi. Sementara sisanya
mulai gelisah karena hampir tengah malam, Rosemari belum juga menemui
mereka.

"Hei kamu! Ada ribut-ribut apa di dapur? Kenapa Pemilik restoran belum
juga menemui kami? Ini sudah hampir jam dua belas malam!"

Seru Tuan Firdaus.

"Benar! Kami masih disini karena Pemilik restoran bilang ada sesuatu

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 446
yang ingin dia bicarakan dengan kami!"

Timpal Pak Rangga yang mulai gelisah karena datang bersama istrinya
yang sedang hamil besar.

Protes yang sama juga dilayangkan oleh tamu undangan lainnya yang
merasa ini sudah terlalu malam, lagipula mereka datang kesini hanya
untuk makan gratis, mereka bahkan tidak tahu kenapa orang kampung
seperti mereka diundang juga, dan pastinya tidak ada alasan bagi sang
pemilik untuk menemui mereka.

"Ah! Persetan dengan Rosemary, ayo kita pergi!"

Ujar salah seorang tamu undangan bernama Pak Jamil, dia datang bersama
istri dan seorang anaknya. Jauh dari kampung hanya untuk menikmati
makan di restoran mewah walaupun hanya semalam. Usul pak jamil
disetujui oleh Tamu berikutnya yang juga berasal dari kalangan
menengah ke bawah dan sama sekali tidak ada relasi bisnis dengan
Hanggareksa,

Satu persatu tamu undangan meninggalkan kursi mereka, kecuali keluarga


Tuan Adni Andana yang masih bingung karena kehilangann Ibu dan dua
orang anaknya.

"Ma? Ibu sama anak-anak mana?"

Tanya Tuan Adni pada Istrinya

"Mama gak tahu pa! Tadi pamit cuci tangan, tapi sampai sekarang tidak
kembali lagi"

Sahut Istri tuan Adni.

Langkah kaki para tamu yang akan meninggalkan restoran terhenti,


karena tepat di depan pintu barisan orang berjubah hitam dan bertopeng
menghalangi para tamu untuk keluar.

"APA-APAAN INI? JANGAN MAIN-MAIN DENGAN KAMI!"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 447
UGHEKKKK!

Tiba-tiba salah seorang tamu jatuh, kedua lutunya menyentuh lantai,


tangan kanannya memegangi kursi dan entah apa yang sudah terjadi,
kulitnya mendadak pucat, darah pun keluar dari hidung dan mulutnya.

HWAAAAAAAAAAAAA!!!

"Mas....kenapa mas?"

Istri pak jamil panik melihat kondisi suaminya yang tiba-tiba


mengerang kesakitan sembari memegang lehernya. Tamu yang lain pun
mulai ketakutan dan saling pandang satu sama lain. Keadaan Pak Jamil
semakin parah, kulitnya semakin putih pucat membuat anak dan istrinya
berteriak histeris.

Teriakan itu membuat tamu yang lain semakin beringas dan memaksa untuk
keluar. Mereka memukul, menendang bahkan melemparkan kursi ke arah
orang-orang bertopeng itu. Tapi... walaupun apa yang dilakukan para
tamu itu sangat menyakitinya, orang-orang bertopeng itu tetap berdiri
gagah menghalangi tamu-tamu rosemary untuk pergi.

"Keluarkan kami! apa yang sudah kalian lakukan pada kami?"

Teriak Tuan Firdaus

KRAK!!

Sebuah kursi melayang dan menghantam wajah salah satu orang bertopeng
itu, topinya retak dan terlepas sehingga tampak jelas wajah seorang
perempuan. Tahu bahwa lawannya hanyalah seorang wanita, para tamu
semakin beringas melakukan perlawanan, walaupun perlahan-lahan mereka
mulai menyadari sesuatu....

TUBUH MEREKA MULAI LEMAS

Satu persatu para tamu terkapar di lantai, mereka mengerang kesakitan


dengan kedua tangan memegangi lehernya.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 448
UGHHHHHHH... UGHHHAAAAAAA

Disaat para tamu sedang berjuang menyelamatkan diri dari maut,


Rosemary keluar dari dapur disusul oleh orang bertopeng yang sejak
tadi selalu bersamanya. Rosemary tertawa gembira melihat keadaan para
tamu sepesialnya. Tidak hanya rosemary, empat orang bertopeng yang
berdiri disampingnya pun tertawa terbahak-bahak.

"Hadirin para tamu undangan yang terhormat....apakah kalian menikmati


hidangan terakhir kami? Apakah kalian menikmati nya? Oh ya! Kalian
adalah tamu pilihanku, tapi kenapa kalian duduk di lantai? Sini biar
aku ambilkan kursi"

BRUAKKK!!

Rosemary mengambil sebuah kursi lalu menghujamkannya ke kepala Pak


Jamil. Lelaki malang itu sama sekali tidak berteriak, walaupun darah
menyembur deras dari ubun-ubunnya. Apapun yang sudah diselipkan
rosemary ke dalam makananan mereka, sepertinya sudah membuat seluruh
badannya mati rasa.

"HIYAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAAH"

Rosemary tertawa seperti anak kecil yang baru saja membuka kado dari
ayahnya.

"Lihat! Lihat! Bahkan untuk membuka mulut saja dia tidak bisa!!"

Seru Rosemary pada keempat orang temannya yang tampak menikmati


pemandangan itu dari balik topeng mereka. Rosemary tahu bahwa waktu
para tamunya tidak banyak, mereka akan mati secara perlahan tapi
sebelum itu ada pesan yang harus disampaikan. Keempat orang teman
rosemary membuka topeng mereka secara bergantian.... dimulai dari si
topeng hitam...

"Mungkin.... jika abang menepati janji untuk menceraikan istri abang


dan bertanggung jawab atas kandunganku dulu, aku pasti bisa jadi istri
yang lebih baik buat bang jamil"

Ucap wanita dengan lesung pipi dan mata sipit sembari membuka topeng

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 449
hitamnya. Pak Jamil terperangah melihat wajah itu, dia adalah seorang
biduan desa yang pernah menjadi selingkuhannya dulu. Tapi situasi
mulai memburuk saat wanita bernama Mirah itu hamil. Tidak ingin
kedoknya terbongkar dan mengancam posisinya sebagai Sekcam, dia pun
mencampakkan sang biduan, bahkan menyewa orang untuk menyingkirkan
mirah.

Sekarang semua sudah terlambat, Pak jamil melihat mirah dengan mata
merahnya yang semakin buram. Sementara mirah puas dengan apa yang
sudah dicapainya malam ini.

"Om Adni..... bukankah om berjanji akan menikahiku setelah aku tamat


SMP? Tapi kenapa saat acara kelulusan Om malah menghilang? Bahkan Om
Adni dengan teganya menyebarkan foto-foto pribadiku pada orang tua,
hingga ayahku harus meninggal karena serangan jantung. Masih ingat
semua itu kan Om?"

Ujar Riyanti, seorang gadis remaja yang sejak tadi menyembunyikan


wajah manisnya di balik topeng kuning. Adni Andana mengangkat
tangannya, meminta pertolongan dari gadis itu, tubuhnya mati rasa, dan
tenggorokannya semakin panas sehingga untuk bersuara saja dia tidak
bisa.

JREBB!

Riyanti membenamkan ujung high heelsnya tepat ke mata Adni, cairan


merah kental muncrat mengotori kaki Riyanti, tapi dengan senyum
bahagia dia berkata...

"Aku sisain satu mata lagi buat om, agar bisa melihat betapa
bahagiannya aku saat ini Huhuhuhuhuhuhu"

Tiba giliran wanita bertopeng merah menampakkan wajahnya. Wajah yang


tidak asing bagi Tuan firdaus, dan tentu saja bagi Istrinya.

"Mbak.... sejak lahir mbak selalu lebih diperhatikan, itu karena mbak
lebih cantik, lebih pintar dan lebih segala-galanya dariku. Tapi
kenapa mbak menikahi Mas Firdaus? Bukankah mbak tahu kalau dia itu
kekasihku? Dan kamu mas daus... sekarang kamu bisa lihat kan siapa
yang lebih cantik? Safitri.... atau istri mas daus ini? Lihat mas.....

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 450
LIHAAAAAAAAAAAAAATTTT

BUK!

LIHAT MAS!!! JANGAN TUTUP MATAMU DULU BANGKAI! LIHATLAH WAJAH ISTRIMU
INI!

BUK! BAK!

Tanpa ampun safitri menginjak-injak wajah Ny. Belinda hingga tulang


pipinya remuk dan wajahnya tidak lagi bisa dikenali. Tuan
Firdaus tidak bisa lagi melihat dengan jelas apa yang sudah terjadi,
air matanya menetes dari mata yang terbuka lebar, walaupun
penglihatannya akan segera tertutup untuk selamanya.

Tibalah giliran wanita bertopeng hijau, yang tidak lain adalah Nisa,
sahabat dekat Rosemary. Ibu dua anak itu tampak sangat berbeda dengan
rambutnya yang terurai. Dia hanya menatap Rangga, mantan suaminya yang
sudah berselingkuh dengan perempuan lain. Sayangnya Rangga menikah
lagi dengan orang lain, bukan dengan selingkuhannya, hingga Nisa tidak
lagi bergairah untuk melampiaskan kemarahannya, terutama saat melihat
istri rangga sedang hamil tua.

"Cukup melihatnya menderita, aku sudah puas! Aku tidak perlu banyak
bicara lagi"

Ujar Nisa.....

Hanya satu orang tersisa, dia adalah wanita bertopeng putih yang masih
enggan menunjukkan wajahnya karena orang yang ditunggu-tunggu, tidak
kunjung datang.

"Tenang saja..... walaupun dia tidak datang, aku akan pastikan ini
adalah malam terakhirnya"

Ujar Rosy menghibur wanita bertopeng putih itu.

"Baiklah pembukaan selesai, tapi pertunjukan sebenarnya baru saja


dimulai. Kalian lihat botol kecil ini? Ini adalah penawar racun yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 451
Mobil besar itu melaju perlahan, membawa Yuanita dan Rosyana semakin
jauh dari pandangan. Sedangkan Lisanne... dia bergegas kembali ke
dalam, mengunci pintu dan menangis histeris. Lisanne hanya mampu
menahan suaranya, tapi air matanya mengalir deras dan menetes di
lantai. Dia hanya berharap kedua bidadari kecilnya selamat sampai
tujuan, walaupun bimbang karena harus mempercayakan nasib mereka pada
seorang supir yang sama sekali tidak dikenalinya.

Tangis dan kegelisahan Lisanne berhenti seketika, karena saat ini


tubuhnya terasa sangat lemas. Tangannya yang sedari tadi menutup
wajah, kini berganti memegangi lehernya. Panas, perih, tenggorokan
Lisanne serasa menelan bara yang panasnya terasa ke seluruh tubuh.
Tiba-tiba dia merasakan mual yang luar biasa....

HUEEEEEEEEK!!

Dan seperti para tamu di restoran, darah segar keluar dari mulutnya.
Lisanne menyesali kebodohannya, andai saja dia tahu seberapa buruknya
perubahan rosy, andai dia tahu maksud terselubung dari pesta ini,
andai dia tahu bahwa anggur yang diteguknya tidak lebih dari sebuah
racun, pasti lah semua tragedi ini bisa dihindari. Tapi menyesal
bukanlah jalan keluar, ada sesuatu yang harus dia selesaikan dan
itulah alasannya dia memilih untuk tinggal.

Disaat yang bersamaan...

Rosy sedang asyik menikmati pertunjukan seru yang dia buat sendiri.
Dia dan kelima temannya duduk di kursi dan saling bertaruh siapa yang
akan memenangkan kompetisi. Para tamu undangan sama sekali tidak
menyangka bahwa malam ini bukanlah pesta mereka, ini adalah pesta Rosy
dan teman-temannya, sedangkan para tamu hanyalah peserta, hanya bagian
kecil dari pertunjukan. Mereka merangkak, menarik tubuh kaku mereka
dengan tangan yang sudah mulai lemas. Sebagaian sudah kehilangan
kesadaran, sebagian lain masih melata seperti ular yang sedang berburu
mangsa.

Mereka tidak lagi peduli pada sesama, pun tidak menghiraukan istri dan
anak-anaknya. Bocah malang itu terbujur kaku di bawah meja, sedangkan
istri adni andana sudah meregang nyawa dan belum sempat beranjak dari

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 456
tempat duduknya. Mati lebih dulu bukanlah keberuntungan, karena
sekarang orang-orang bertopeng itu membawa jasad istri Adni ke lantai,
ada sesuatu yang mereka inginkan, sesuatu yang harus mereka keluarkan,
karena sudah enam bulan berada di janin wanita yang malang.

"Oh ayolah.... hanya segitu saja usaha kalian untuk bertahan hidup?
Tidakkah kalian lihat waktu yang tersisa hanya satu menit lagi?"

Teriak Safitri.

"Mungkin sedikit pelicin bisa membuat mereka bergerak lebih cepat"

Ujar Ro sambil menyiramkan anggur ke lantai, membuat para tamu semakin


susah bergerak karena licin. Jarak Tuan Firdaus dan Pak Jamil sudah
lima jengkal menuju jam antik itu, sementara sisanya masih menggelepar
di tempat, ada yang sudah lemas dan hanya bisa menggerakkan jari
telunjukknya saja, bahkan ada yang lebih dulu sampai ke alam baka.
Tubuh mereka berlumur darah dan berbau menyengat karena harus menyapu
muntahannya sendiri, sementara pemandangan menyedihkan itu hanya
dianggap hiburan oleh rosy dan kawan-kawan.

Antusiasme mereka semakin tinggi manakala melihat Tuan Firdaus


memegangi pergelangan kaki Pak Jamil, menahannya untuk maju lebih jauh
lagi. Sementara Pak Jamil sudah berada tepat di depan jam itu tapi
percuma karena tidak ada tenaga untuk berdiri. Riyanti meneriaki
keduanya, persis seperti seorang manusia berteriak pada ayam
jagoannya.

BYUUUUUR

Mirah menumpahkan segelas air di wajah Pak Jamil, membuat lelaki


berjenggot panjang itu semakin sulit bernafas. Tapi dinginnya air
sedikit mengembalikan semangatnya, hingga dengan sisa-sisa tenaga Pak
Jamil mencoba menganggakat tubuhnya.

"Woooooooow lihat-lihat.. kambing nya mirah mulai berdiri"

Seru Safitri

"Aahahahahahaha kambingnya jadi lebih semangat setelah dimandikan"

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 457
Timpal Riyanti

Perjuangan Pak Jamil untuk bertahan hidup tidaklah mudah, selain


melawan tubuhnya sendiri, dia juga harus melawan Tuan Firdaus yang
secara ajaib bangkit dan menahan tubuh Pak Jamil. Sorak sorai para
penonton semakin meriah, karena pemandangan sadis ini semakin seru di
mata mereka.

"Ayo mas Daus! Jangan mau kalah sama si kambing!"

Teriak Riyanti

"Bang Jamil! Bang Jamil! Bang Jamil!"

Sorak Mirah.

Pak Jamil berhasil meraih botol kecil berisi penawar itu, kesempatan
untuk bertahan hidup sudah semakin nyata

TENG...... TENG...... TENG..... TENG..... TENG....

BRUK!

Dan jam tua itu pun berbunyi.... bersamaan dengan dua tubuh yang
ambruk ke lantai. Kedua pria itu menggelepar hingga akhirnya maut
menjemput mereka. Para penonton terdiam sejenak...

"Yaaaaaaaaah mati semua deh...."

Gerutu mereka hampir bersamaan. Pertunjukan hampir selesai, hanya Nisa


yang sejak tadi diam menyaksikan tanpa sekalipun bersorak-sorai.
Sepertinya apa yang mereka lakukan terlalu sadis bahkan untuk sebuah
balas dendam. Wanita bertopeng putih pun tampaknya kurang tertarik,
sejak tadi dia hanya duduk diam di meja kasir, kecewa karena orang
yang ditunggu-tunggu tidak jadi datang. Rosemary pun mengerti, dia
menghampiri si topeng putih dan berkata..

"Kamu tidak perlu khawatir Yulia, malam ini adalah malam terakhir
mereka. Tidak akan ada yang bisa melindungi mereka, tidak disini...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 458
tidak juga di rumah sendiri"

Yulia... wanita di balik topeng putih itu mengangguk. Dia percaya


sepenuhnya pada Rosemary bahwa dendamnya pasti terbalas.

Tiba-tiba seseorang bertopeng perak keluar dari dapur dan menghampiri


rosemary. Orang itu tingi sekali, bahkan diantara semua yang bertopeng
dialah yang paling tinggi dan kekar. Orang itu membisikkan sesuatu
yang membuat Rosemary panik. Segera dia beranjak dari tempat duduknya
dan pergi bersama Si topeng perak. Sebelum pergi Rosemary berkata...

"Sisanya aku serahkan pada kalian semua wahai saudariku, Ada sesuatu
yang harus aku selesaikan"

Ucap rosemary sebelum kemudian hilang di balik pintu dapur.

Denting jam tua itu masih terdengar, bahkan jelas sekali dari ruang
tamu dimana Lisanne berada. Kondisinya semakin memburuk, walaupun
secara ajaib reaksi racun di dalam tubuhnya jauh lebih lambat. Mungkin
karena anggur yang diminumnya hanya sedikit, Lisanne selalu
menghindari alkohol saat sedang bekerja. Perempuan berambut coklat itu
berpegangan pada kursi, mencoba berdiri dengan kaki lemahnya. Sejak
tadi dia menahan muntah, karena semakin banyak darah yang keluar
semakin lemas badannya.

Ini adalah pilihannya sendiri, dia tahu usianya tidak akan lama lagi
jadi dia memilih tempat yang tepat untuk mati. Lisanne tidak ingin
saat dirinya sekarat dan mati mengerikan, kedua anak itu ada di
hadapannya. Kesedihannya yang paling mendalam bukanlah karena maut
yang semakin dekat, tapi karena disaat-saat terkahirnya barusan dia
bahkan tidak sempat memeluk dan mencium anaknya.

"Adikku?"

Tiba-tiba Rosy datang, bersama seseorang bertopeng perak. Rosy berlari


menghampiri Lisanne yang semakin pucat, bahkan bibirnya pun ikut
memutih. Rosy memeluk sang adik, pelukan erat dari seorang kakak yang
tidak rela kehilangan adik satu-satunya. Tentu saja itu tidak bisa
menghapus fakta bahwa Rosy lah penyebab semua ini.

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 459
"Lisanne..... kuatkan dirimu adikku, aku mohon jangan mati dulu. Ada
sesuatu yang ingin kakak tunjukkan padamu, barulah setelah itu..."

KAMU BOLEH MATI DENGAN CARA YANG KAMU MAU!

KREK!

Suara denting jam semakin keras terdengar, menggema hingga ke ruang


tamu. Semua terjadi ketika Rosy membuka pintu kamar bawah, membawa
Lisanne ke sebuah ruangan yang pernah jadi kamarnya. Tapi apa yang
Lisanne lihat sungguh di luar dugaan... Sampai disini Lisanne berharap
agar dirinya mati tertabrak truk, kembali ke rumah ini adalah pilihan
yang buruk lebih buruk dari mati.

Kursi kayu itu masih bergerak-gerak... jam tua yang ada di sampingnya
pun masih berdenting, tapi seseorang yang sedang duduk di kursi itu
tampaknya sudah tidak bernafas lagi. Keadaannya jauh lebih menyedihkan
dari Lisanne, bahkan hanya dengan melihatnya saja Lisanne bisa
merasakan pedihnya siksaan yang dilalui. Ya! Orang itu adalah...

WIDIANTO HERMAWAN

Suami Rosy itu kini duduk telanjang dengan rambut yang berserakan di
lantai, bukan karena digunting tapi karena dicabut layaknya mencabut
bulu ayam. Semua kuku di tangan dan kakinya terkelupas, dan walaupun
widi tewas dengan mulut terbuka, tidak satu gigi pun yang bisa Lisanne
lihat. Tubuhnya memutih bahkan lebih dari sekedar pucat, sepertinya
widi sudah meninggal sebelum pesta dimulai.

Bibir Lisanne bergetar hebat, tidak kuasa lagi menahan teriakannya....

KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
UHUGHHHH...... UHUGH.......

Untuk sesaat Lisanne lupa, berteriak hanya akan mempersingkat


waktunya. Dia pun menelan kembali darah yang hampir tumpah dari
mulutnya. Dengan suara serak di berkata....

"Kenapa kak? Perlukah bertindak sejauh ini? Iblis apa yang sudah

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 460
merasuki pikiran kakak? Semua kejahatan ini tidak mungkin muncul dari
pikiran orang normal. Aku tahu Mas Widi memang salah, tapi dia adalah
ayah dari Rosyana... tidakkah kakak berpikir betapa terpukulnya
Rosyana ketika tahu ayahnya diperlakukan seperti ini?"

DIAAAAAAAAAAM!!!!! PEREMPUAN JALANG SEPERTIMU TIDAK PANTAS


MENASEHATIKU!

Si topeng perak melepaskan Lisanne yang sejak tadi dipapahnya hingga


terjungkal. Lalu Rosy pun menghampirinya, dia mengangkat wajah Lisanne
dan tepat di depan adiknya Lisanne memulai ceramah tengah malamnya.

"Penghianat.... tidak ada meja makan bagi seorang penghianat! Katakan


padaku wahai adik, siapa ayah kandung yuanita? Siapa lelaki yang sudah
membuahi rahim perempuan bejat sepertimu? Sudah lama aku tertipu oleh
sandiwaramu, berpura-pura menderita, berpura-pura menjadi korban hanya
demi mendapat pertolongan. Sakit hati ku ketika semua terbongkar bahwa
aku sudah menolong orang yang salah! Pembohong! Penghianat! Kamu yang
berselingkuh.... kamu campakkan suamimu demi lelaki lain! Lalu kamu
bawa tidur di ranjang yang sama, tapi kamu tebarkan berita berbeda
pada semua orang, termasuk pada kakakmu sendiri!"

"BOHONG!! AKU TIDAK PERNAH MELAKUKAN ITU!!"

KAMU YANG PEMBOHONG!!

Teriakan Rosemary jauh lebih keras dari suara Lisanne, ditambah lagi
semua itu terdengar tepat ketika denting jam tua di ruangan itu
berhenti. Mata Lisanne yang mulai merah kini basah oleh air mata....
belum sempat dia menyekanya, Rosemary kembali bicara....

"Berhenti... membohongiku! Ya! Berhenti membohongiku... akui semua


kesalahanmu, maka atas restu ibu Aku akan memberimu ampunan.
Bersujudlah, memohon ampunlah di kaki suamimu wahai adikku..."

Tiba-tiba sosok tinggi kekar dibalik topeng perak itu menampakkan


wajahnya, wajah yang sangat Lisanne kenal, wajah suami yang sudah lama
tidak dilihatnya. Bukannya terkejut, Lisanne malah memejamkan mata dan
tertawa pelan...

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 461
"Hihihihihihihihi uhuk! uhuk! menjijikkan sekali kamu mas, untuk balas
dendam pada seorang wanita saja kamu tidak bisa melakukannya sendiri,
dan memilih menjadi bagian dari kumpulan psikopat ini? Hihihihihi
benar-benar humor yang sangat lucu bahkan untuk orang yang hampir
mati"

"Berhenti bicara! Atau aku akan mempercepat kematianmu!"

Hardik suami Lisanne

"Silahkan! Lelaki payah sepertimu bahkan tidak bisa membunuh seekor


nyamuk. Dengarkan baik-baik, aku akan segera mati tapi aku yakin kakak
pasti akan merindukanku, sama seperti kakak merindukan Rosyana. Ya!
Kakak akan sangat merindukan Rosyana......."

Ujar Lisanne.

Rosy membelalakkan matanya, bibir hitamnya bergetar menahan amarah.


Dia menjambak rambut coklat Lisanne dan berteriak..

"DIMANA ANAKKU?? DIMANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA???"

CUIH!

Wajah Rosemary basah oleh ludah bercampur darah dari mulut Lisanne.
Rosy melepaskan Lisanne, reaksi yang sangat tenang untuk seseorang
yang baru saja diludahi wajahnya.

"Tinggalkan kami berdua, temui yang lain dan katakan pada mereka bahwa
pesta telah selesai"

Ujar Rosemary pada Suami Lisanne. Pria tinggi itu pun pergi dan
menutup pintu kamar. Tapi itu tidak menghalangi suara teriakan yang
terdengar kemudian...

DIMANA ROSYANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Rosemary benar.... pesta telah selesai, dan ini sudah waktunya pulang.
Tentu saja bersih-bersih adalah ugas tuan rumah, semua tamu pulang
meninggalkan sampah. Para wanita bertopeng itu pun pergi, tidak ada

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 462
MIDNIGHT RESTAURANT

Setiap langkah Rosy terasa lengket, setiap hela nafasnya tercium bau
amis. Sejak keluar meninggalkan kamar bawah, melihat dapur yang
berubah jadi pemakaman, kemudian ruang makan yang berubah jadi lautan
darah. Melangkahi mayat mereka dengan senyum kemenangan, adalah
kenikmatan yang tiada tara bagi Rosemary. Terus begitu hingga dia
sampai di depan pintu restoran.

Rosy membuka tirai merah Hanggareksa, membiarkan cahaya pertama di


pagi ini menerangi sisa-sisa pesta besarnya. Rosy merentangkan kedua
tangannya, menyambut datangnya matahari menyinari rambut putihnya yang
terasa lengket karena darah. Dia tersenyum bahagia karena pestanya
berjalan lancar, dan kerja kerasnya semalam membuatnya merasa lapar.

Para tamu sudah menikmati makan malam terakhirnya, dan kini waktunya
bagi Rosemary untuk sarapan. Dia mengambil sisa makanan yang ada di
meja tamu, dan melahapnya habis tanpa peduli bahwa roti yang
dikunyahnya sudah berlumur darah dan muntah. Rosy merebahkan badannya
tepat di depan pintu masuk.... cahaya terang menyinari tubuhnya,
sementara kegelapan masih menyelimuti sebagian besar restoran.

KREK!!! KREK!!! KREK!!! KREK!!!

Sebuah suara goresen terdengar di restoran naas itu, jelas sekali


karena suasana restoran memang sudah sepi. Suara itu berasal dari
sebuah lemari kayu di lorong menuju ke gudang Hanggareksa. Lemari yang
cukup besar itu terbuka perlahan, lalu muncullah seseorang dari dalam.
Orang berpakaian serba putih yang ternyata adalah chef lalu.

Wajahnya tampak sangat ketakutan, lingkaran hitam di matanya adalah


tanda bahwa dia tidak tidur semalam. Chef lalu berjalan mengendap-
endap menuju gudang, berharap perjuangannya semalam tidak sia-sia.
Sayangnya saat pintu gudang dibukanya, Chef lalu harus melihat nenek
dan cucunya yang sudah tewas karena keracunan....

"Siaaaaaaaaallll!!! Sia-sia aku menyembunyikan mereka disini, nenek


dan anak ini pasti sudah lebih dulu memakan hidangan mereka. Kalau
saja saat itu...."

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 465
KALAU SAJA SAAT ITU AKU LEBIH CEPAT MENYADARINYA

"Apa maksud kamu aku tidak boleh mencicipi masakanku sendiri? Sebagai
chef aku berhak tahu rasa akhir dari masakan ini sebelum disajikan
pada tamu!"

Protes Chef Lalu pada salah satu karyawan bertopeng yang tiba-tiba
saja menahan tangannya ketika hendak mencicipi hidangan pembuka.

"Masakan itu sudah sempurna, kamu bisa mencicipi yang lain, tapi tidak
untuk yang satu itu"

Saat itu semua sedang sibuk, tidak ada waktu untuk berdebat jadi Chef
Lalu mengalah. Tidak ada rasa curiga sedikitpun di benaknya, kecuali
saat dia melihat dengan mata kepala sendiri, orang-orang bertopeng itu
membubuhi masakannya dengan sesuatu. Chef lalu semakin yakin manakala
anak buahnya mulai mengeluh pusing dan lemas setelah meneguk anggur
pemberian Rosemary. Beruntung saat itu Chef lalu tidak meminumnya,
Alkohol adalah sesuatu yang haram baginya.

Hidangan penutup pun berakhir, Chef lalu tahu ini adalah puncaknya.
Diam-diam dia keluar dari dapur berniat memberitahu semua pada
Lisanne, sayangnya Lisanne tidak ada di ruang makan, tidak juga di
gudang. Dia tidak bisa menyelamatkan semua orang ini sendiri, tidak
tanpa bantuan Lisanne. Akhirnya dia bertemu dengan seorang nenek dan
cucunya yang sedang bingung mencari kamar mandi.

"Maaf mas, toiletnya dimana ya?"

Tanya si nenek.

Chef lalu tidak bisa membayangkan jika apa yang dicurigainya adalah
benar, pasti nenek dan anak ini akan jadi korban. Akhirnya dia pun
menawarkan diri untuk mengantarkan tamunya ke kamar mandi. Chef lalu
membukakan pintu dan mempersilahkan nenek dan cucunya masuk ke dalam
ruangan gelap yang ternyata adalah gudang, lalu tanpa basa-basi lagi
Chef lalu segera menguncinya.

Teriakan anak kecil itu tidak terdengar jelas ke ruang makan, terlebih

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 466
keadaan disana sedang gaduh karena suatu alasan. Chef lalu mengintip
dari pintu lorong, dan melihat para tamu yang sedang baku hantam
dengan para karyawan bertopeng tepat di depan pintu masuk. Dari situ
dia tahu bahwa keadaan sudah semakin buruk. Belum lagi saat ini para
tamu sudah menunjukkan tanda-tanda keracunan, chef lalu pun tidak
punya pilihan lain selain mencari jalan keluar.

Sayangnya dia tidak punya banyak waktu, karena saat ini dua orang
bertopeng sedang berjalan ke arahnya. Sepertinya mereka mulai
menyadari hilangnya Chef Lalu. Tanpa berpikir panjang Chef lalu pun
bersembunyi di lemari besar tempat menyimpan peralatan kebersihan yang
kebetulan kosong karena semuanya sedang digunakan untuk persiapan
pesta. Tepat saat chef lalu menutup pintu lemari, orang bertopeng itu
datang, mereka segera menuju ke gudang yang entah kenapa tidak
terdengar lagi suara anak dan nenek itu. Beruntung kedua orang itu
tidak memiliki kuncinya, hingga mereka berdua kembali meninggalkan
lorong.

Itu adalah pilihan terbaik chef lalu, lemari itu sudah berhasil
menyelamatkan
menyelam atkan nyawanya setidaknya...

SAMPAI PAGI DATANG

"HAAAAAAAAAAAAA
"HAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH
AAAAAAAAAAAAAAAAAH HAAAAAAAAAAAA
HAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAA"
AAAAAAAAA"

Chef Lalu berteriak histeris, apa yang dilihatnya di ruang makan


hampir saja membuat sang koki menjadi gila. Perutnya terasa mual,
karena hidung chef lalu terbiasa mencium aroma masakan saat ini justru
harus mencium amisnya darah. Dia pun segera berlari ke pintu samping
Hanggareksa dan sayangnya...

TERKUNCI

Dia pun memperhatikan pintu utama yang saat ini tirainya terbuka.
Pintu itu adalah satu-satunya sumber cahaya saat ini, dia pun segera
berlari kesana tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya. Tubuh
rosemary tergeletak tepat di depan pintu, membuat Chef lalu semakin
bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dari balik pintu kaca
itu Chef lalu dapat melihat dengan jelas..

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 467
POLISI SUDAH MENGEPUNG RESTORAN

"KOKI RESTORAN HANGGAREKSA,ANDA KAMI TAHAN ATAS TUDUHAN PEMBUNUHAN


BERENCANA. JANGAN COBA-COBA MELARIKAN DIRI KARENA ANDA SUDAH KAMI
KEPUNG"

Pupus sudah harapan Chef lalu, jelas sekali polisi itu tidak datang
untuk menyelamatkannya, melainkan untuk menangkapnya. Pria yang
malang, jauh merantau ke pulau orang hanya untuk jadi korban, pakaian
putih tidak mampu menghalanginya untuk jadi kambing hitam. Pria itu
berjalan dengan wajah lesu menuju dapur. Takut.... kecewa.... depresi
yang hebat sedang dia rasakan, dan hanya ada satu jalan keluar
baginya.

Dia mengambil sebuah bangku, di letakkannya di bawah lampu gantung


yang ada di dapur. Kemudian dia mengikat seutas tali pada lampu
tersebut, sedangkan ujung tali satunya dilingkarkan ke leher. Bunuh
diri adalah jalan keluar, dia tidak ingin mempermalukan istri dan
anaknya hingga memilih untuk menyusul rekan-rekannya yang saat ini
terbujur kaku di bawahnya.

"Selamat tinggal......"
t inggal......"

HEGH!! HEGHHHHHTTTTTT

CETTASSSSS!

Chef lalu tersungkur ke lantai, lampu gantung itu patah karena tidak
sanggup menopang berat badannya. Tapi itu tidak menghalanginya untuk
mengakhiri hidup, dia pun meraih minyak tanah dan menyiramkannya ke
seluruh badan. Lalu kemudian...

BWUSSSSSSSSH

Api menyebar ke tubuh chef lalu, segera setelah pemantik itu


dinyalakan. Ada rasa tenang dan sejuk di hatinya karena berhasil
keluar dari kenyataan pahit, tapi panas di tubuhnya mulai terasa
hingga ke tulang-tulang Chef lalu. Dia mencoba untuk tidak berteriak,

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 468
karena kebodohan ini adalah pilihannya. Tapi saat leher dan matanya
mulai panas, Chef lalu teringat dengan anak dan istrinya.

Harusnya aku bisa pulang menemui kalian.... harusnya aku tidak pergi
dan tetap bersama kalian.... ya! Aku harus pulang.....

AKU HARUS PULAAAAAAAAAAAAAAANG

Chef lalu berjalan sembari meraba-raba, menuju kamar mandi yang ada di
dapur. Sayang sekali air di kamar mandi sedang sedikit, menundukpun
tidak dapat menyentuh wajahnya. Dia meraba-raba sisi bak mandi, hingga
tangannya menemukan jamban, dan disanalah dia membenamkan
wajahnya..... wajah yang terlanjur hangus dilalap api.... dan nyawanya
yang terlanjur melayang sebelum api di wajahnya padam.

END OF PARTY

Di kota berbeda, di kabupaten yang sama...

"Eeeeeeeerrrrrpphh"

Kenyang sekali perut Zaka pagi ini, sebagai seorang pengangguran


hidupnya masih damai dan tentram. Dia tinggal bersama kedua orang
tuanya, menjadi anak manja setelah berhenti dari Hanggareksa. Zaka
mempunyai seorang adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar,
adiknya adalah pembantu yang kapan saja bisa dimanfaatkan hanya dengan
lima puluh rupiah.

"Ozat..... kamu beli nasi dimana? Enak banget tuh! Tapi kepedesan....
Abang kan udah bilang cabenya dikit!"

Protes Zaka

"Yah abang... ini masih terlalu pagi bang, warung-warung belum banyak
yang buka. Itu aja adek nemu di ujung pertigaan sana"

Sahut Ozat.

"Ya udah deh kalau gitu, mana kembaliannya? Abang kan ngasih uang lima

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 469
ratusan, berarti ada kembalian tiga ratus. Sini!"

Sayangnya Ozat keburu lari membawa uang kertas lima ratus rupiah utuh
yang belum sempat dibelanjakannya. Zaka mulai kesal dibuatnya, tapi
dia tidak bisa berbuat apa-apa karena mendadak. Kakinya terasa lemas,
dan muncul rasa mual yang membuat tubuh zaka berkeringat. Zaka segera
kembali ke kamar, karena merasa tidak enak badan. Di cermiin dia
melihat wajahnya yang tiba-tiba saja pucat, dan hidungnya mulai
mengeluarkan
mengelua rkan darah.

"Gue....kenapa
"Gue.... kenapa gue sebenarnya?"

Seharusnya... Zaka mengajari adiknya bahwa kejujuran itu sangat


penting, dengan begitu Ozat tidak perlu berbohong tentang asal usul
nasi bungkus yang di dapatnya dari seorang wanita. Anak kecil yang
malang.... uang lima ratus itu akan jadi uang terakhir yang dia dapat
dari sang kakak, karena saat ini zaka sudah terkapar tak bernyawa di
kamar sendiri, tepat di samping sebuah undangan yang sengaja tidak di
hadirinya lalu dia buang bersama tumpukan kertas lain di kamarnya.
Tentu saja itu adalah undangan dari...

HANGGAREKSA

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 470
FAREWELL
Setelah berita tentang Hanggareksa terdengar publik, Polisi segera
mengkonfirmasi bahwa penyebabnya adalah seorang koki yang depresi
karena masalah gaji yang tidak sepadan. Peristiwa itu juga menewaskan
sang pemilik yaitu Rosemary Hermawan dan Widianto Hermawan. Penyebab
kematian adalah racun yang jenis nya tidak diketahui, atau bisa jadi
sengaja dirahasiakan. Begitu juga dengan kondisi mayat widi dan Rosy
ketika ditemukan.

Jangan heran! Tentu saja semua itu ada campur tangan pihak ketiga yang
sangat berpengaruh hingga bisa membuat polisi bungkam. Tapi hukum
tetap harus ditegakkan, polisi masih mengusut kasus tersebut dan
menyelidiki
menyelid iki dugaan adanya hubungan kasus tersebut dengan kasus
pembunuhan di sebuah hotel dimana mendiang Widi sempat menginap.

Setelah tutup selama dua tahun, Habib Ali mengambil alih Hanggareksa
karena bagaimanapun juga Widi berhutang banyak padanya dan tidak hanya
itu..... adalah
adala h wasiat rosemary agar habib ali meneruskan restorannya
bila kelak sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padanya. Tapi bila
hutang Widi dan rosy dirasa sudah lunas, mereka minta agar restoran
itu diserahkan pada pewaris sah nya, yaitu..

ROSYANA ANGGRAINI

Sayangnya Rosyana terlalu lama menghilang tanpa jejak, kabar yang


beredar adalah dia diasuh oleh keluarga dari pihak rosy. Yang jelas
informasi tentang keluarga itu sangat terbatas. Mereka jarang sekali
bergaul dengan masyarakat lokal, dan selalu menikahkan anak-anaknya
dengan sepupu dan kerabatnya sendiri.

Tentang agama sesat yang dianut rosy..... sepertinya itu hanyalah


kumpulan wanita-wanita sakit jiwa yang dipimpin oleh seseorang yang
mereka sebut Ibu. Keluarga Rosy adalah penganut aliran itu dari
generasi ke generasi
g enerasi dan harga yang harus dibayar sangatlah mahal.
Keluarga Rosy tidak pernah bahagia dalam pernikahannya, mungkin itulah
alasan mereka menjadi pengikut sang ibu. Berkali-kali mereka melakukan
ritual penyucian untuk melepas kutukan, tapi selalu gagal. Karena itu
satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah menyediakan tumbal,
karena jika tidak....

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 471
KETURUNAN MEREKA YANG AKAN JADI TUMBAL

"Whoooaaaa whoaaaa sampean tahu itu semua dari mana?"

Tanya Pak Lukman

"Mengumpulkan informasi bukanlah hal sulit bagi anak buah habib ali
hehehe"

Sahut Pak Kusnadi sumringah.

Vivi sudah siap dengan tas sekolah barunya, sepatu nya pun baru dan
sudah bisa digunakan tanpa kursi roda. Anak itu duduk di pangkuan
ayahnya berharap sang ayah segera menyuruh tamunya pulang.

"Sepertinya saya diusir nih! Hahahaha"

Ujar Pak Kusnadi.

"Oh ya pak.... tentang menantu Koh Danu....."

"Jangan khawatir! Tidak sulit menjebloskannya ke penjara, selama


sampean mau bekerja sama. Polisi pasti butuh banyak informasi dari
sampean agar tidak hanya toko koh danu, tapi semua pasar gelap yang
menyediakan
menyedia kan barang itu bisa ditutup"

Timpal Pak Kusnadi memotong pertanyaan Pak Lukman. Pak Lukman pun
tersenyum puas dengan jawaban temannya itu.

"Ya sudah kalau gitu saya pamit, maaf tidak bisa ikut sampean. Titip
salam saja buat mereka"

Pak Kusnadi pun pamit untuk pulang.

HANGGAREKSA RESTAURANT

Halaman parkirnya ramai... bukan karena banyaknya pengunjung, tapi


karena beberapa orang terlihat sedang asyik berbincang-bincang. Ini

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 472
adalah hari kepulangan Danil dan Samsol, wajar jika teman-teman
barunya datang untuk mengucapkan salam perpisahan.

"Salam sama Mbak Bang, kapan-kapan ajak dek Rain main ke sini!"

Ucap Sandy.

"Asal bukan ke restoran ini lagi sih, saya mau! Oh ya... ajak kami ke
Botanical Garden ya! Kebetulan bulan depan saya libur"

Pinta Danil

"Beres bang! Doakan skripsi gue lancar, entar gue traktir deh bang!"

Kata-kata sandy memancing rasa penasaran Danil

"Setelah itu.... apa kamu sudah tentukan waktu untuk melamar sabrina?"

wajah sandy
s andy merah merona, bahkan dia pun bisa tersipu malu dengan
topik seperti itu

"Apaan sih bang! Sabrina cuma sahabat, untuk urusan istri gue nyari
yang alim dan berhijab. Elo tahu gue kan bang, gue butuh orang yang
bisa mengubah gue jadi lebih baik. Semua lelaki pasti berpikir begitu,
iya gak bang?"

Tanya Sandy

"Kalau saya di posisi kamu, saya akan tetap pilih sabrina. Saya lebih
suka mencari yang sudah mengerti dan memahami keburukan saya, daripada
yang baru mengenal kelebihan saya. Mencari pasangan yang bisa membuat
kita jadi lebih baik memang prinsip yang bagus, tapi berusaha bersama
pasangan untuk menjadi lebih baik itu baru perjuangan"

Pembahasan yang berbeda terjadi di kubu samsol dan chandra.

"Gila lo bang! berhenti megang-megang pantat gue di pinggir jalan


gini! Udah punya anak juga!"

Bentak Chandra

Kaskus
Kaskus Name;
Nam e; Ahmaddanielo
Daniel Ahmad 473
"Ooooh jadi kalau gak di pinggir jalan boleh donk!"

Chandra menyesali niat untuk melepas kepergian sahabat barunya. Kalau


tahu akan begini, sebaiknya dia diam saja di rumah. Sementara Nova....
dia sedang asyik berbincang dengan sahabat yang sudah lama tidak
ditemuinya...

"Jadi gimana BQ, sudah menemukan apa yang kamu cari?"

Tanya Nova

"Ya! Aku sudah lihat lemari itu, dan ternyata benar. Kakek menuliskan
pesan di balik pintu itu dengan pisau ini. Pesan yang bisa aku bawa
pulang sebagai bukti bahwa leluhurku bukanlah seorang pembunuh"

Jawab BQ

"Wah syukurlah kalau begitu..... aku juga ikut senang"

Sahut Nova. Tiba-tiba BQ memberikan pisau kecilnya pada Nova...

"Ini.... bagaimanapun juga ini adalah milik Hanggareksa. Aku sudah


punya kenang-kenangan yang lebih berharga dari sekedar pisau"

Percakapan mereka harus terhenti karena kedatangan Pak Lukman dan


Vivi. Kali ini mereka berdua datang dengan mengendarai motor.
Kehadiran Vivi membuat semua kubu berkumpul menjadi satu. Nova
menggendong Vivi dengan gemas, karena selama ini dia sangat
menginginkan seorang adik.

"Waaaaaaaaah kapan-kapan bak vivi maen ke rumah Om ya, main sama Dik
Samantha, ya! ya! ya!"

Ucap Samsol

Danil menggigit bibirnya sendiri, tidak disangka beberapa hari yang


lalu nama samantha terdengar sangat mengerikan baginya. Tapi sekarang
semua sudah tahu siapa samsol, semua tahu bagaimana hebatnya samsol,
semua tahu bahwa samsol adalah ayah dari Samantha, hanya satu hal yang

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 474
mereka belum tahu....

BAGAIMANA CARANYA?

Danil, Chandra dan Sandy menyimpan pertanyaan itu di benaknya sendiri,


karena jawabannya pasti sangat tidak masuk akal.

"Jadi... apa yang terjadi dengan Fajri dan ketiga perempuan itu?"

Tanya Chandra.

"Entahlah... Pak Kusnadi tidak bercerita tentang mereka. Tapi saya


yakin, polisi sedang mengusut kasusnya. Termasuk kaitannya dengan
kecelakaan Ny.Rosyana"

Jawab pak Lukman

"Lalu kedua mayat itu?"

Tanya BQ, dan kali ini Pak Lukman menjawabnya dengan wajah serius.

MEREKA MASIH ADA DI HANGGAREKSA

"Heeeeeeeeeei Sandy! Ngapain aja disitu? Sarapan udah hampir siap nih,
bantuin kek!"

Teriak sabrina dari luar pintu kontrakan.

Itu adalah isyarat bagi mereka untuk bubar dan segera menuju
kontrakan. Ini adalah hari terakhir mereka bersama, tapi awal dari
persahabatan. Teman yang baik bisa datang kapan saja, karena nasib
mempertemukannya dengan cara yang berbeda-beda. Tidak ada orang tua
yang ingin mewariskan seorang musuh pada anak-anaknya, tapi dengan
memiliki banyak sahabat, mereka sudah mewariskan seorang saudara bagi
generasinya masing-masing.

Gambir.... 23-Februari-2014

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 475
kebelet pipis tapi antara ngantuk dan sadar dia justru balik lagi ke
lantai dua. padahal kamar mandi ada di bawah.

Semua selesai di hari terakhir...

Untuk terakhir kalinya kami makan di Rumah makan itu, sebagai


perpisahan, sekaligus alasan untuk bertemu dua pelayannya yang cantik.
Salah seorang teman tanpa ragu bertanya tentang adanya hantu di rumah
makan itu, dan di luar dugaan pelayan cantik itu menjawab dengan

BANYAK BANGET MAS

Kami pulang ke rumah, usai sudah diklat, kami kembali membawa


sertifikat, juga sebuah cerita yang sedang agan baca sekarang.

Terimakasih sudah jadi pembaca setia MIDNIGHT RESTAURANT. Banyak


sekali kekurangan saya dalam penulisan cerita ini, sebagai seorang
amatir hanya ini yang bisa saya persembahkan. Saya akan melakukan
banyak perbaikan secara bertahap, dan setelah itu trit ini akan saya
close.

Sebenarnya...

Cerita ini adalah selingan pengisi waktu luang karena cerita kedua
saya setelah MAAPJ harus tertunda. Saya kesulitan melakukan riset,
karena sebagian sumber sudah meninggal. Tapi setelah ini saya akan
break, sembari melanjutkan riset, kalau tidak ada halangan kita akan
ketemu lagi bulan puasa.

Sekali lagi terimakasih banyak atas perhatian dan dukungan agan/sista


semua..... (Njir kok ane jadi baper, kaya yang mau pisah aja) terima
kasih juga atas bintang dan cendolnya, maaf kalau cerita kali ini
updatenya sering macet hehehe. I love you, kalian pembaca yang

baik

Kaskus Name; Ahmaddanielo


Daniel Ahmad 479

Anda mungkin juga menyukai