Anda di halaman 1dari 13

Ada Cinta di Toko Itu

Judul Buku : Ada Cinta di Toko Itu


Tanggal Terbit :17-2-2020
Cetakan : Pertama

Nama Penulis : Angga Pradana


Editor : Ex ID
Desain Sampul : Angga Pradana
Penerbit : Angga Pradana Media

Email : Prawiraabriel@gmail.com

Peringatan! Dilarang menulis, mencetak, menerbit dan memperbanyak isi


konten ini tanpa alasan apapun. Semua hak cipta di lindungi undang-undang
Indonesia

1
PROLOGUE

Berharap menemukan seauatu dikota tempatku merantau. Pekerjaan yang


melelahkan, orang-orang kelas atas yang tidak sopan. Hingga ssorang pria
tampan aku temui. Tunggu kehidupanku berubah, saat aku mengenal dia.
Tapi, aku sangat menyesal mengatakan ini. Kisah kita haruskah seperti ini?
Apakah kau berniat menyakiti hatiku, aku tau ini semua adalah takdir. Takdir
menyatukan kita dan memisahkan kita.

Indonesia,17 Februari 2020

Angga Pradana

2
BAGIAN 1
KISAH
"Kini, setelah sekian lama kita berpisah. Kita dipersatukan kembali,"
***

Ini ceritaku ketika bertemu dengannya disebuah toko kue ditengah kota. Dia
begitu manis dan tampan. Aku yang saat itu sedang menggigil kedinginan.
Dia hangati diriku dengan sweeternya, aku yang saat itu terjatuh di trotoar, ia
menggapaikan tangannya untukku dan menolongku, namun itu semua
tidaklah lama.

Aku Resa, pekerjaanku adalah kehidupanku. Aku bekerja disebuah restoran


sebagai waiters. Aku sangat mencintai pekerjaanku. Aku selalu mendapat
pujian dari para customer dengan penampilanku, wajahku dan rambutku yang
hitam dan terikat.

Restoran ini sangatlah mewah sekali. Dengan desain modern dan bisa
dibilang, para customer disini adalah orang-orang kelas atas yang berkunjung
untuk sekedar istirahat dan makan siang atau malam.

"Saya ulangi lagi ya pak. Jus orange nya dua, rice beef special dua dan...,"
aku mengulangi menu yang dipesan oleh customer.

Aku mulai merasa takut dengan customer ini. Dia menatapku dengan wajah
tuanya. Aku tau dia pasti adalah orang kelas atas yang sedang mencari
seorang wanita untuk diajaknya bermain dimalam harinya.

"Oke, tunggu bntr ya." .

Greeekk..!

Lalu customer tua ini memegang tanganku. "Sini sebentar!" ucapnya.

Karena merasa terganggu aku berteriak minta tolong dan melepaskan

3
tanganku. Lalu saat itu juga crew-crew lain datang menolongku dan berusaha
menenangkan bapak tua itu.

"Kau tak apa Resa?" tanya crew wanita lain.

***

"Jadi kamu mau resign?" tanya HRD restoran kepadaku.

Aku menjelaskan beberapa hal yang membuatku ingin resign dari


pekerjaanku ini setelah satu tahun kerja. Salah satu alasannya adalah karena
customer-customer disini selalu bersikap keterlaluan terhadap wanita-wanita
sepertiku.

Akhirnya aku resign dari pekerjaanku dan pulang ke kosanku. Aku adalah
seorang perantau dari desa yang sangat jauh. Butuh menaiki perahu untuk
menjangkau desaku. Dan itu memakan waktu yang sangat lama.

Setelah sampai dikosanku. Aku melepas pakaianku dan pergi ke kamar


mandi. Tepatnya WC Umum khusus wanita. Karena dikosanku tidak ada
kamar mandi. Kosanku bener-bener sempit. Cuma memilik satu kamar dan
ruang tamu. Tapi disini ada rice cooker dan kompor buat masak.

***

Setelah selesai mandi dan berdandan. Aku berjalan-berjalan dikota dengan


jaketku dan rambutku yang tidak aku ikat. Sambil mencari lowongan
pekerjaan. Sesekali aku melihat tingginya gedung-gedung kota dan
tayangan-tayangan yang terpampang diatasnya. Kota saat ini begitu ramai.

Bruuukkk..!!

Oh tuhan. Aku menabrak seseorang yang memakai jaket kulit cokelat dan

4
sekarang aku berada didadanya. Sambil menelan ludahku dengan perasaan
malu dan takut, aku mencoba meliriki wajah orang yang kutabrak. Saat aku
meliriknya, aku terkejut.

"Oh tuhan tampan sekali!" dalam hati terdalamku.

"Ehem!"

Aku berusaha melepaskan tubuhku yang menempel didadanya. "Oh maaf,


aku tak sengaja, sekali lagi maaf," aku pun meninggalkan pria itu. Sambil
sesekali menengok kebelakang.

Ternyata pria itu masih melihat ke arahku sambil tersenyum manis.


Bener-bener pria tampan dan manis dengan rambut hitamnya yang pendek.
Dia lebih tinggi dariku. Aku sedikit malu, karena diperhatikan banyak orang
saat itu. Namun aku tak terlalu memperdulikannya.

Setelah berjalan berputar-berputar ditempat yang sama, aku pun kelelahan


dan berusaha duduk dikursi yang berada di trotor.

Sreeettt!!

"Aaaaaa!!!"

Tiba-tiba aku terpeleset dan entah siapa seseorang berlari cepat kearahku
dan memangku badanku yang akan terjatuh. Lalu kupandangi seseorang yang
menyelamatkanku. Sungguh tak bisa kupercaya, ternyata dia adalah pria yang
tadi tidak sengaja kutabrak.

Entahlah, tapi aku merasa saat ini berada dalam adegan film romantis di
televisi. Kini dia membangunkanku.

"Terima kasih," ucapku agak gugup sambil melihat kebawah.

"Sama-sama," ucapnya dengan nada lembut.

Seketika aku merasa jantungku berdegup kencang ketika berada didekatnya

5
terlalu lama, "Kamu bukan orang sini ya?" tanyanya sambil tersenyum
menatap ke arahku. "Soalnya aku belum pernah melihatmu sebelumnya,"
lanjutnya.

Aku hanya tertunduk malu dan merasa tidak enak, "Iya. Saya anak rantau,
dari desa sana," jawabku.

"Ohh berarti sekarang lagi cari lowongan ya?"

Aku hanya mengangguk. Lalu dia perlahan memegang sebelah tanganku,


"Ayo. Aku tau toko yang lagi buka lowongan," ucapnya.

Seketika jantungku semakin berdegup kencang. Aku pun kini melirik


kearahnya yang terus saja terlihat tersenyum. Perasaan ini, ketika dia
memegang tanganku. Aku sangat bahagia.

***

"Disini dia!" ucap pria itu.

Aku memperhatikan sekitar, "Toko kue?!"

"Iya, ini toko ku. Kebetulan aku lagi cari seorang crew toko, kamu mau gak?"
tanyanya.

Aku terkejut ternyata pemilik toko kue ini adalah seorang pria tampan. Aku
tak berpikir panjang. Aku langsung menerima permintaannya.

Keesokannya aku mulai bekerja sebgai crew disana. Kurasa pekerjaan ini
tidak terlalu buruk. Pelanggan mayoritas perempuan dan ramah-ramah.
Jarang sekali disini pelanggan pria apalagi pria yang gak sopan. Dan
beruntungnya aku bisa selalu menatap pria tampan itu. Aduh aku lupa
berkenalan.

Pria itu tersenyum mendekat ke arahku, "Oh iya. Aku belum kenal nama
kamu? Aku Rome, namamu?"

6
"Aku Resa." jawabku.

"Wah nama kita sama, awalnya R. Jangan-jangan kita?" ucap Rome sambil
tersenyum.

"Permisi!" .

Rome pun meninggalkanku sambil tersenyum. Aku pun membalas


senyumannya.

Berhari-hari telah ku lewati. Aku dan Rome mulai memiliki rasa suka. Dan
aku tau dari wajahnya Rome. Dia menyukaiku. Hingga suatu hari, di toko
kuenya. Dia menyatakan perasaannya kepadaku, dia memberiku setangkai
bunga mawar dan sebuah boneka imut. Di depan banyak orang.

"Ya aku menerimanya!" dengan perasaan senang. Aku menerima Rome.

***

Keesokannya lagi, saat libur kerja. Kami selalu berjalan berdua. Kami pergi
ke berbagai tempat dikota. Mulai dari taman bunga. Kita berfoto berdua
dibawah patung bunga raksasa. Membeli ice cream dipinggir jalan.
Mengunjungi taman bermain, menaiki perahu angsa dan aku menidurkan
kepalaku dibahunya.

Aku merasakan senang. Bisa selalu disampingnya. Rome, kau merubah


hidupku.

***

Malam itu setelah kita berjalan berdua. Kami berbaring dipadang rumput
sembari melihat indahnya langit malam hari.

"Liat deh! Rasi bintang itu mirip apa?" tanya Rome kepadaku.

7
Tapi aku merasa bosan dengan pertanyaan itu, "Pasti mirip denganku kan?"
tanyaku.

"Ih geer kamu! Geer ih!" ucap Rome sambil mengejek.

Aku mencubit tangannya. "Iiihhh kamu apaan sih!" ucapku sebel.

Rome perlahan mendekatiku dan mencium pipiku. Aku terkejut dan


mencubit dia lagi. Dia malah memelukku erat. Disana kami saling tertawa
bersama dan jujur aku sangat bahagia.

***

Pagi kembali menghampiri, aku berlari dari kosanku menuju tempat kerja
tercintaku. Yang jaraknya tak jauh dari kosanku. Dengan dibekali perasaan
senang dan berharap dihadiahi senyumannya. Aku...

"Hah!? Ada apa ini?" aku terkejut begitu sampai disana. Toko ditutup,
padahal ini udah waktu masuk kerja. Aku menunggu dan terus menghubungi
Rome. Aku berulang kali menghubungi Rome, tetapi tidak ada jawaban. Aku
pun terpaksa harus menunggu didepan toko. Berdiri selama 15 lebih, aku
mulai merasa pegal dan bosan. Ku menghubungi kembali Rome. Tapi tetap
masih tidak ada jawaban. Lalu ku coba untuk mengirim sms kepadanya.

"Apa? Tidak terkirim?"

Lalu aku berinisiatif untuk bertanya kepada pemilik toko kue disebelah toko
kue Rome. "Permisi!" aku memasuki toko itu.

"Selamat datang di toko kue kami." Seorang greeting menyambutku dengan


sopan.

Aku tanpa berlama-lama langsung menanyakan Rome. "Mm permisi mba,


saya mau tanya. Apa mba tau tentang rumah pemilik toko sebelah, pak
Rome?"

8
"Sorry, saya gx tau."

"Gitu yah?"

Aku keluar dari toko itu dan berusaha menanyakan ke toko-toko sebelahnya.
Tapi Anehnya. Satu pun dari mereka tidak ada yang tau? Aku merasa bingung.

"Kemana Rome? Apa yang terjadi padanya?" tanyaku pada diriku sendiri.

Hari itu, aku melewati hari tanpa Rome. Aku berjalan-jalan ditengah kota
sambil sesekali melihat ke segala arah. Mengharap menemukan sebuah
jawaban. Jawaban atas hatiku yang entah kenapa merasa sedikit sakit.
"Rome." ucapku.

Clack

Clack

Clack

Hujan kini turun menghiasi hatiku yang mulai terpenuhi rasa kehilangan, aku
pandangi kota yang mulai tertutupi kabut. Aku berdiam disebuah kafe
sembari memesan sebuah cokelat hangat. Aku lupa untuk memakai baju
hangat, hujan turun begitu deras dan hampir tidak berhenti. Aku berlari untuk
pulang ke kosanku.

Aku berlari dengan bajuku yang mulai basah. Namun, hujan menjadi
semakin deras dan aku terpaksa harus berteduh disebuah halte bis. Aku
begitu kedinginan dan menggigil.

Tap...!

Aku merasakan seseorang memegang pundakku. Aku juga merasa,


seseorang memasangkan sweeter ke badanku. Aku merasa ada sebuah rasa
yang datang kembali, aku pun menengok kebelakang dan ternyata benar.

"Rome!" aku pun memeluknya sambil menangis.

"Ehh.." tampaknya Rome sedikit terkejut.

9
Aku menatapnya kesal dan sebal. "Kemana kamu tadi pagi?" tanyaku sedikit
memaksa.

"Maaf aku lupa memberitaumu." ucap dengan wajah sedikit menyesal


sambil tersenyum kecil.

"Apa kau baik-baik saja Rome?" tanyaku khawatir. Aku melihat wajahnya
tampak menyembunyikan sesuatu.

Dia memeluk untuk kedua kalinya. Tapi, aku tak mengerti. Pelukannya kali
ini untuk apa. Apakah ini rasa sayang ataukah sesuatu yang lain. Entahlah,
hatiku kembali merasa tak enak.

Hujan semakin deras dan hari semakin malam. Kami berlari menuju
kosanku, Rome memayungiku dengan jasnya. Kota mulai diterangi oleh
cahaya lampu jalanan dan gedung-gedung tinggi yang menjulang.

"Sudah, kamu istirahat ya! Kamu keringkan badanmu. Jangan sampai kamu
sakit, aku gak mau kamu demam besok." ucapnya perhatian.

"Rome."

"Emm?."

"Apa maksudmu, aku lupa memberitaumu tadi?" tanyaku penasaran.

"Iya, aku kupa ngsh tau, roko libur."

Aku merasa ragu dengan jawaban Rome. Dia, seperti menyembunyikan


sesuatu. "Apa kau yakin?" tanyaku lagi.

"Iya, bukan apa-apa! Itu hanya aku lupa mengabari kamu. Maaf ya."

Sambil menasihatiku dan perhatian kepadaku. Dia pun pamit. Di derasnya


hujan dia berlari pulang. Sebenarnya aku tak tega melihat Rome. Tapi jika aku
menyuruh dia menginap. Ibu kos akan memarahiku.

10
***

Hari telah berganti, langit cerah ku temukan kembali di pagi ini dan, "Seperti
kemarin! Tidak ada kabar sama sekali. Aku menunggu sudah hampir sejam.
Tidak mungkin dia meliburkan lagi kan?" tanyaku resah.

Ting!!

Aku mendengar sebuah pesan masuk di handphoneku. Aku pun membaca


pesan tersebut dan aku sungguh terkejut.

"Rome! Dia! Meninggal! Haaaa.... Romeeee....."

Aku tidak bisa mempercayai hal ini. Aku tidak bisa menahan air mataku. Aku
berlari ke alamat yang diberi di sms yang ku terima. Aku kehilangan...
Kehilangan seseorang yang ku cintai.

Aku telah sampai dirumahnya. Kudapati bendera kuning disana. "Rome...."

Takdir memisahkan kita secepat ini. Apakah kecelakaan adalah sebuah


takdir yang tuhan berikan? Apakah mati sudah ditentukan? Lalu apa arti
kehidupan sebenarnya walaupun kita berusaha menghindar dari takdir itu?
Entahlah. Aku berpikir kita tak bisa berlari dan menghindari takdir kita.

11
EPILOGUE

Sudah satu tahun setelah aku berpisah dengannya. Pesan terakhirnya


padaku adalah dia mempercayakan toko kuenya padaku. Orang tuanya pun
menyetujui hal itu. Aku tidak bisa melupakannya. Walaupun kini adiknya
menemaniku disini. Setiap aku melihat adiknya, aku selalu terbayang
wajahnya.

"Sampai sekarang kau masih mengingatnya?"

TAMAT

12
13

Anda mungkin juga menyukai