Anda di halaman 1dari 10

“GADIS PEMIMPI”

Cinta.. Cinta .. Cinta..


Kata itu terucap dibibirku setiap detik, menit, jam bahkan berhari – hari. Iya,
itulah yang hanya ada dalam fikiranku. Aku tak tahu bagaimana menjalani cinta
sesungguhnya.
“tik , tok, tik, tok” Begitulah suara jam dinding di kelasku. Bosan ku menunggu
jam pulang.. aku adalah anak yang malas sekolah, nilaiku jarang bagus, karena
kerjaku hanyalah berkhayal. Sampai suatu hari ku bertemu seorang pangeran
berkuda putih, dengan ketampanan dan tinggi semampai mendekatiku dengan
penuh mata berbinar.
“maaf, boleh bertanya?” ku terdiam memandanginya dengan penuh penasaran
“siapa pangeran ini? “hello” ? katanya sambil melambai lambaikan tangan nya di
depan mataku.
Inilah kebiasaan burukku, secepat itukah aku berkhayal? Dengan cepat aku
terbuyar dari lamunan. “maaf,iya ada apa ya?”
“hm.. kamu tau rumah pak indra?” terkejut hatiku, ternyata itu ayahku sendiri.
“dari sini belok kanan, belok kiri, lurus, rumahnya paling pojok dekat taman
bunga”jawabku. “terimakasih “ jawabnya sambil tersenyum.
Hah!! Senyuman itu untukku? Mimpi aku semalam ? tersenyum ku meninggalkan
pria itu tanpa membalas ucapan terima kasihnya. Huh, sungguh menyebalkan
sekali diriku ini. Dunia khayalan ku sudah meracuni pikiranku ini dengan sejuta
keluguan. Tak henti – hentinya aku memikirkan pangeran itu. Terlihat satu pohon
yang sangat rindang berdiri kokoh. Lalu aku berlari menuju pohon tersebut.
Kupejamkan mataku untuk beberapa waktu. Dengan sigap ku ambil buku tulis
dan sebuah pulpen yang ada di tas kesayanganku.
“senyuman itu.. senyuman yang paling indah .. tak pernah ku mersakan seperti
ini.. aku tak mengerti akan semua ini. Akankah ini yang namanya CINTA?
Entah aku tak tau dan tak mengerti akan hatiku ini” kututup buku dan kembali
merenung. “aku tak pernah mersakan seperti ini” kataku.
“aku pulang!” kataku sampai rumah.
“pangeran!” celetuk ku pada seorang laki-laki yang sedari tadi memandangi foto
kecilku. “apa” jawabnya. “eh maksudku, kamu kan yang tadi nanya alamat
ayahku tadi?” “oh jadi pak indra ayahmu?” hahaha.. (ayah tertawa keluar dari
dapur sambil membawa secangkir the dan kue coklat kesukaanku)”
Apa? Kue coklat kesukaanku? Aku langsung lari kedapur dan ternyata benar ,
mamaku sedang mebuat kue coklat kesukaan ku.

“de, sini dulu ayah ada seseorang nih, kenalan dulu” (ayah memanggilku)
“waduh malu dikitlah. Kamu anak gadis de, liat itu belepotan coklat, usap usap
dulu bibirmu,,” kata ayah. Aku berbalik dan membersihkan coklat di bibirku.
“tadaa.. udah cantik kan yah?””haduh, anak ayah ini”
“hai kenalin aku dede” aku mengulurkan tanganku kepadanya.”oh kenalin aku
doni”jawabnya dengan senyum itu.
“oke” jawabku dengan singkat dan langsung berjalan menuju kamarku
Malam hrinya , disaat rembulan kembali menyinari malamku, duduklah aku
disebuah taman dekat rumahku, kupandangi bintang-bintang yang begitu
gemerlap mengiasi indahnya angkasa. Tiba-tiba, “sedang berkhayal lagi ya” suara
yang mebuyarkan lamunan ku ini. Tiba-tiba sesosok laki-laki duduk disampingku.
“eh , ngapain kamu kesini?” “aku lagi cari angina nih. Terus kamu sendiri?”
Tanyanya balik. “aku kan memang sering kesini.” “oh iya lupa.” “eh de, lihat deh
bintang yang ada dsebelah sana” tunjuknya padaku. “kenapa ?” jawabku, “itu
kayak kamu , suatu saat kamu akan bisa bersinar seperti bintang itu saat kamu
percaya akan semua khayalan dan impian kamu” aku terpaku mendengar
pernyataan itu. “aku kira gak akan ada yang mendukung dunia khayalku, gak ada
yang percaya dengan kata-kataku yang penuh khayal

“kenapa gak? Aku suka dunia khayal “ senyumnya. “dunia itu bagaikan sebuah
bola tersebut, sama halnya ketika sebuah impian di anggap sebagai bola.
Terkadang impian itu akan membawa kita berputar keatas, namun ada kalanya
impian itu malah membawa kita terperosok kedalam jurang yang curam . jadi
setiap impian yang kamu punya harus kamu perjuangkan”

Begitu indah kudengar kat-kat yang terlontar dalam bibirnya. Begitu dewasa,
menyejukan hati ini, mendamaikan jiwa ini. Saat itu aku memulai perjalan
cintaku ini.

“aku mencintainya “ begitulah hatiku berbicara. Aku tak tahu darimana awal
aku mempunya perasaan seperti itu. Setiap hari kulalui bersamanya, tertawa
bersama, bahagia bersama. Sampai akhirnya dia menyatakan perasaan dia
kepadaku.

“aku tak tahu bagaimana caramu memikat hatiku ini , membuatnya semakin
kuat semakin kuat dan membuat ku tak berdaya sehingga aku harus mengatakan
semua ini kepadamu. Aku tau aku hanyalah seorang pria yang menumpang hidup
di keluargamu, aku hanyalah ank laki laki yang tak bias membahagiakan mu
dengan cara ku sendiri yaitu dengan rasa cintaku padamu” katanya lega. Aku
terdiam tak menjawab satu katapun untuknya, aku bingung untuk menjalani
cinta ini seperti apa, harus bagaimana aku tak mengerti.

Dia genggam tanganku, dan berkata “aku tau ini sulit bagimu. Dan aku janji gak
akan mengganggu kamu jika kamu menolak ku “ dia terlihat putus asa dengan
ketidakpastian diriku.
Dia melepas genggaman nya dan meninggalkanku. Aku memejamkan mata, aku
bertanya pada hati, apa yang harus aku perbuat?untuk apa aku seperti ini?
Cinta?dia telah datang kepadaku, telah menghampiriku tapi kenapa aku menyia
nyiakan begitu saja?
Dengan cepat aku berlaari mengejarnya sebisaku. Kucari-cari dia namun, tidak
kutemukan. Terjatuh aku di antara bunga-bunga ditaman. Aku menangis ,
menangisi kebodohanku, menangisi betapa jahatnya diriku ini. Namun sesuatu
telah terjadi. Kulihat sepasang sepatu di hadapanku, kupandangi dari ujung
sepatu hingga ujung rambut.

“doni..” teriakku. “iya ini aku”jawabnya bingung. “kamu kenapa?” tanyanya


sambil mengusap mataku.
Kupeluk ia dengan erat. “aku tau don, aku minta maaf. Andaikan aku bias
berfikir, andaikan aku bias mengatakan perasaan ini kepadamu , aku pasti akan
langsung membalas apa yang kamu katakana. Betapa bodohnya diriku, aku
biarkan kamu menungguku dan akhirnya meninggalkanku disana sendiri,

Aku tau aku hanya lah seorang gadis pemimpi yang mungkin tidak akan bisa
membahagiakanmu dengan segala impian dan khayalankuini, tapi aku yakin ,
kamu akan membuat ku bahagia dengan segala semangatmu.

“udah de, kamu gak usah seperti ini, aku menyayangimu apa adanya kamu. Aku
akan selalu ada disampingmu disaat kamu senang ataupun sedih “jawabnya.
betapa bahagianya diriku, beginikah manisnya cinta?, aku baru saja menemukan
jawaban dari esmua khayalan ku selama ini.

Sampai suatu hari doni meninggalkanku entah apa alasanya , aku tak mengerti.
Kenapa dia bisa bisa meninggalkanku seperti ini. Bukan kah dia dulu berjanji
untuk selalu ada menyayangiku?

Aku merenung mengingat kepergian orang yang aku cintai. Betapa pahitnya cinta
yang aku rasakan. Kemana hilangnya manis cintaku?
Semenjak kejadian itu , aku tak pernah bisa melupakan sosok doni. Tak pernah
bisa menghilangkan rasa cinta ku kepadanya

Aku kembali menjadi gadi pemimpi dan berkhayal. Saat itu juga aku terbangun
dari tidur panjangku. Kubuka mataku dengan cepat, kepala ku pusing mencoba
mengingat mimpiku semalam. Aku ingat, menjalin cinta dengan seorang
pangeran berkuda putih . aku bernafas lega ternyata itu hanya mimpi,
kisah cinta yang berakhir tragis. Kubuka jendela kamarku dan kupandangi sang
mentari yang sudah mulai melaksanakan tugasnya yaitu memerangi dunia
duniaku. duniaku

-TERIMAKASIH-

GADIS PEMIMPI
AYU LESTARI
XI AKUNTANSI 5

Anda mungkin juga menyukai