Anda di halaman 1dari 13

Mengejar Ryo-chan Hingga ke Jepang

Yamada Ryosuke Fanfiction 2012 Hey! Say! JUMP Lounge Production Full Credit to the Author Sri Restu Rahayu /Mj Airhie Uzumaki Edited by Amel Chan

Title Categories Genre Rating Theme song Author

: Mengejar Ryo-chan hingga ke Jepang : Fanfiction - OneShot :G : Adventure : Mika Nakashima Yuki no Hana : Sri Restu Rahayu

Address : Sukabumi, Jawa Barat Phone Number : 087820723747 Age : 17 Reason join this competition: I want to try write FF

Cast

1. Yamada Ryosuke 2. Oota aika (AKB48) as Shuri Airi 3. Yamashita tomohisa (NEWS) 4. Mariko Shinoda (AKB48) Synopsis :

Rintik air hujan mulai membasahi rambutku. Kutengadahkan wajahku hingga salah satu dari rintik hujan itu menetes tepat dihidungku. Aku tersenyum seraya mengusap hidungku. Orang dahulu berkata bila ada tetes air hujan menetes tepat dihidungmu, itu berarti orang yang kamu sukai juga merasakan hal yang sama denganmu. Apakah itu berarti bahwa Ryosuke Yamada juga menyukaiku?? Sontak aku tertawa memikirkan hal itu. Bagaimana mungkin seorang Ryosuke Yamada yang merupakan artis besar Jepang menyukaiku? Aku harus pergi ke Jepang. Harus! Kata dan Pesan dari Penulis : harapan itu tidak ada yang tidak berarti. Berusahalah mewujudkannya

Rintik air hujan mulai membasahi rambutku. Kutengadahkan wajahku hingga salah satu dari rintik hujan itu menetes tepat dihidungku. Aku tersenyum seraya mengusap hidungku. Orang dahulu berkata bila ada tetes air hujan menetes tepat dihidungmu, itu berarti orang yang kamu sukai juga merasakan hal yang sama denganmu. Apakah itu berarti bahwa Ryosuke Yamada juga menyukaiku?? Sontak aku tertawa memikirkan hal itu. Bagaimana mungkin seorang Ryosuke Yamada yang merupakan artis besar Jepang menyukaiku? Yeah, walau tak kupungkiri aku mengamininya dalam hati.

Tak lama kakiku ini sampai di depan toko Kawaii Mew, kubuka pintu toko dengan senyuman tersungging seperti biasanya.

Ohayou*!!, teriakku membuat semua pegawai toko serempak melirikku.

Kau selalu bersemangat seperti biasanya. Tapi ingatlah ini Indonesia, bukan Jepang, kata Mariko-chan. Dia salah satu pegawai toko ini sama sepertiku. Bedanya dia lebih dewasa dibanding aku. Oh ya jangan Tanya mengapa namanya seperti orang Jepang. Mariko memang orang Jepang asli, semua keluarganya tinggal di Jepang tetapi entah mengapa dia lebih memilih tinggal di Indo daripada di Jepang. Pilihan yang aneh, Kalau aku jadi dia sih sudah betah tinggal di Jepang. Ia menghampiriku lalu menyerahkan baju maid toko ini kepadaku. Yosh, aku mengambilnya lalu bergegas keruang ganti karena beberapa menit lagi toko ini akan segera buka.

Kamu bekerja disini untuk biaya kuliah yaa?, Tanya Laresa yang saat itu berada disebelahku sedang ganti baju juga. Aku termenung sejenak sebelum menjawab prtanyaan Laresa. Sebenarnya aku bekerja disini dalam rangka mengumpulkan uang untuk mewujudkan keinginanku pergi ke Jepang. Tapi tentu saja itu hanya akan menjadi lelucon bila kuutarakan, karena butuh berpuluh-puluh tahun untuk bisa pergi ke Jepang kalau Cuma mengandalkan pekerjaan ini

Iya, sambil menunggu waktu masuk kuliah. Aku bkerja disini untuk menambahnambah uang kuliah, ucapku

Baiklah, semoga rezekimu besar yaa

Hahaha, amin. Terima kasih

Laresa pergi duluan ke kasir. Dia memang bertugas dibagian kasir, sementara aku bagian pelayanan konsumen. Makanya bajuku lebih ribet daripada dia. Sudah hampir dua bulan aku bekerja di toko ini. Tujuannya yaa itu tadi. Ingin pergi ke Jepang. Mungkin kamu bilang itu merupakan tujuan yang aneh tapi hanya itulah yang bisa membuat aku terus bersemangat bekerja disini. Lagipula toko ini menjual semua pernak-pernik Jepang. Tentu saja aku makin bersemangat untuk bekerja disini walau gaji perbulannya mungkin tidak terlalu besar.

Shuri Airi, tolong isi absenmu, kata Mariko. Dia memegang tugas sebagai assisten manager yang memantau pekerjaan dan absensi para pegawai.

iya baiklah, seruku.

Awal mula aku memutuskan bekerja disini yaitu ketika aku mulai menaruh hati pada salah satu personil Hey! Say! Jump, Ryosuke Yamada. Bermula ketika aku menonton salah satu dorama Jepang dimana Ryosuke menjadi pemeran utama dalam dorama tersebut. Dari situlah aku mulai mencari tahu semua tentang Ryosuke Yamada. Ternyata dia adalah artis Jepang yang sangat sangat terkenal. Bahkan di Indonesia sendiri , para otaku mengenal siapa itu Ryosuke. Tak jarang dia memiliki banyak fans fanatic di belahan dunia manapun. Untuk seorang yang manusia biasa seperti aku tentu sangat tidak mungkin bertemu dengan dia. Mustahil. Tapi mau bagaimana lagi kala hati aku terus menjeritkan namanya dengan angan-angan untuk bisa bertemu dengannya. Bahkan aku ingin bernyanyi bersamanya. Aku benar-benar telah jatuh hati pada dia. Namun sekali lagi itu MUSTAHIL impianku itu bisa tercapai. Satusatunya cara agar aku bisa bertemu dengannya yaitu dengan pergi ke Jepang. Walau masih kecil kemungkinannya aku bisa bertemu dia, tapi aku harus pergi ke Jepang. Harus!

Tring tring tring tring.. suara bel pertanda pengunjung berbunyi.

Selamat datang.., ucapku seraya menyambut tamu yang datang. Wah ternyata itu Veria, temanku.

Aku datang kesini untuk mengajakmu makan siang bareng. hehe. Bolehkah?, Tanyanya

Oh, tentu. Tunggu sampai waktu istirahatku tiba yaa, kataku. Veria mengangguk kemudian pergi keluar toko. Mungkin dia menunggu di tempat biasa di Caf Sansan seberang Toko Kawaii Mew.

Beberapa menit kemudian waktu istirahatku tiba. Aku segera bergegas ke seberang toko dmana Veria telah menunggu.

Hey, maaf menunggu lama, kataku sambil mengambil tempat di depan Veria.

Ah tidak kok. Dirumahku tidak ada siapa-siapa makanya aku mengajakmu makan siang bersama.

Lho, memangnya ayah dan ibumu kemana?, tanyaku. Sering aku berpikir walaupun dia segala berkecukupan dalam hal uang. Tetapi kasih sayang yang keluarganya berikan tak cukup untuknya. Apa kasih sayang lebih berharga dari uang? Itu yang selalu aku pikirkan untuk seorang yang uangnya tidak pernah cukup seperti aku.

Ibu pergi dengan teman-temannya. Ayah sedang memperpanjang paspornya untuk keberangkatan ke Jepang besok..

Apa?! Jepang?!, sentakku. Segampang itukah orang lain bisa pergi ke Jepang?. Lalu kapan aku akan menyusul pergi ke Jepang untuk bertemu Ryo-chan??

Iya. Ada bisnis yang mengharuskan ayah untuk pergi kesana., kata Veria dengan gaya tenangnya. Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya. Tak

menyahuti perkataan Veria, aku hanya mengambil kentang goreng milik Veria. Frustasi rasanya mendengar orang lain akan pergi ke Jepang.

Kamu kenapa? ingin ikut pergi ke Jepang juga?, Tanya Veria masih dengan gaya tenangnya. Aku tertawa kecil

Tentu saja aku ingin ikut tapi jelas itu tidak mungkin. Masa aku membuntuti ayahmu? Yang benar sajaa

Mungkin kau memang bisa ikut..

Benarkah?!, seruku.

Iya, kamu bisa saja ikut dengan ayahku. Nanti aku akan bicarakan dengannya. Tapi..

Whoaaaaa terima kasih!! aku sungguh senang. Terima kasih Veria!! mungkin aku harus segera pulang mempersiapkan segalanya untuk besok!

Hey tunggu dulu..

Jepang aku datang..! Ryo tunggu aku yaa

Shuri, dengar dulu.., kata Veria setengah memelas

Hahaha. Oh ya kenapa?, tanyaku disela tawaku.

Kalau kau ikut, kau tidak akan bisa pulang.. Ayahku pergi ke Jepang hanya untuk menemui rekan kerjanya. Setelah sampai ke Jepang dan bertemu rekan kerjanya itu, dia akan langsung pergi lagi ke Amrik. Karena tujuan kerja sebenarnya di Amerika, bukan Jepang.

Tidak apa-apa. Aku akan mencari uang disana. Aku akan menjadi artis, popular disana lalu bertemu Ryo-chan dan bernyanyi bersamanya. Setelah itu aku akan pulang dengan mudah, jelasku mantap.

Jangan berbicara seakan-akan itu mudah!, gerutu Veria. Sepertinya Veria mengkhawatirkan aku. Tapi mau bagaimana lagi. Inilah kesempatanku bisa menginjakan kaki ke Jepang.

Percayalah padaku. Aku akan pulang.. Keesokan harinya aku telah berada di bandara setengah jam sebelum waktu yang dijanjikan. Aku tidak mau terlambat dan membuat aku tidak bisa pergi ke Jepang. Konyol bukan tidak bisa pergi ke Jepang karena terlambat?

Lima belas menit kemudian ayah Veria datang. Beliau tersenyum hangat menyapaku.

Sudah siap? Ayo pergi, katanya. Aku tersenyum dan mengangguk. Teryata ayah Veria benar-benar ramah.

Entah bagaimana sungguh tidak terasa akhirnya aku tiba di Bandara Jepang. Hatiku berdebar tak menentu. Antara perasaan senang, takut, tidak sabar. Oh tuhaan.. akhirnya aku bisa sampai ke Negara impianku. Terima kasih.. Seseorang menepukku dari belakang. Ternyata itu ayah Veria.

Nak, sepertinya kita akan berpisah disini, katanya

oh, iya tidak apa-apa. Saya mahir berbicara bahasa Jepang dan membaca tulisan Jepang. Lagipula saya memiliki buku petunjuk tentang rute daerah sini

Baiklah, oh iya kalau ada apa-apa ini kartu namaku. Kau bisa menghubungiku kapan saja, katanya. Aku tersenyum akan kemurah hatian om Frey, nama ayah Veria. Tidak mau mengecewakannya kuambil kartu nama tersebut.

Terima kasih, Om, ucapku dengan senyum penuh. Akhirnya aku dan Om Frey berpisah. Sekarang aku akan tinggal disini melakukan semua hal yang aku inginkan yang telah aku rencanakan. Pertama-tama aku harus mencari tambahan uang. Mulai kulangkahkan kakiku mencari lowongan pekerjaan yang berada di sekitar sini. 3jam berputar-putar diarea ini ternyata tidak kutemukan satu pun lowongan pekerjaan. Padahal area ini merupakan kota Tokyo yang seharusnya memiliki segudang lowongan pekerjaan. Ternyata menemukan pekerjaan itu tidak semudah yang aku bayangkan. Terlebih lagi karena warna kulitku dan wajahku memang tidak seperti orang sini. Mungkin aku seperti orang asing yang tidak familiar dimata orang-orang Jepang sehingga mereka berpikir dua kali untuk menerimaku kerja. Perutku mulai berbunyi. Kuputuskan untuk menyantap makan siang terlebih dahulu. Akhirnya aku melangkah menuju tempat makan terdekat.

Betapa kagetnya aku melihat harga makanan disini. Benar-benar tidak sesuai dengan uang yang aku miliki sekarang. Maksudku, cukup sih tapi bisa jadi uang yang kupunya hanya cukup hingga makan esok pagi. Lalu bagaimana aku menyambung hidup keesokan harinya? Baiklah selesai makan aku harus segera mencari pekerjaan.

Hei kau! mau mencuri yaa?? dasar anak kurang ajar!

Aku menoleh ke sumber suara teriakan makian itu. Ternyata ada seorang laki-laki mungkin beberapa tahun lebih tua dibanding aku sedang berurusan dengan pemilik restoran ini. Sudahlah aku tidak mau ikut campur dengan insiden itu. Maka aku melanjutkan acara makan siangku.

Sudah kubilang aku punya uang. Nih uangku. Aku ingin membeli nasi kepal itu Walau aku bersikap tidak peduli tapi suara itu masih terdengar olehku.

Makanya jangan melihat penampilan orang hanya dari luarnya saja. Begini-begini aku juga punya uang. Lagipula aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti mencuri ituu

Aku masih mengacuhkannya

Dasar ibu restoran sombong. Permisiii aku boleh duduk disini? kursi lainnya telah terisi hanya ini yang kosong

Tanpa kusadari laki-laki itu kini telah berada dihadapanku. Aku menatapnya dari atas hingga ke bawah. Benar-benar seperti berandalan. Pantas saja ibu restoran tadi mengira dia akan mencuri. Tapi entah mengapa rambut yang acak-acakan, penampilan yang acak-acakan, postur tubuh yang tinggi tegap namun dengan wajah imutnya entah mengapa membuat pandanganku tak lepas darinya. Terlebih lagi gitar yang dibawanya benar-benar menarik perhatian. Ups, maaf Ryo-chan. Aku tidak bermaksud berpaling darimu

Tanpa harus kubilang iya, lelaki ini telah duduk dihadapanku dan menyantap makanannya.

Hey kamu bukan orang sini yaa?, tanyanya.

Oh, mmm iya. Aku asli Indonesia

Waaah hebaaat. Aku bisa bertemu turis sepertimu disini. Perkenalkan namaku Yamashita Tomohisa, panggil saja aku yamapi

owh, iya. Namaku Shuri Airi

Bagaimana kau bisa sampai disini?, tanyanya. Akhirnya entah kenapa obrolan kami mengalir. Aku menceritakan bagaimana aku akhirnya bisa sampai ke Jepang, juga tentang ambisiku untuk bertemu ryosuke yamada.

Mungkin memang konyol, tapi aku serius suka dengan artis besar itu. Itulah yang membawaku kesini. Ingin menjadi artis yang terkenal pula seperti dia. Karena aku pikir untuk bisa bertemu dengan orang terkenal, maka aku harus menjadi terkenal pula. Yah kau pasti tetap menganggapku konyol

Tidak kok, itu impian besar lhoo. Aku mendukungmu!, serunya sambil mengacungkan kedua jempolnya untukku. Aku terpana, baru kali ini ada yang mau mendukungku seperti itu padahal biasanya orang yang mendengar ceritaku ini justru malah mentertawakanku menganggap aku gila

Terima kasih. Sekarang masalahku adalah bagaimana caranya mendapat uang dan tempat tinggal. Kalau uangku habis aku tidak bisa berbuat apa-apa disini

Waduh kalau itu bagaimana yaa? soalnya aku juga hanya seorang pengamen yang tinggal di jalanan.., katanya dengan nada pelan. Hmm yaa sepertinya aku harus bekerja sendiri karena dia tidak bisa membantuku.

Yamapi telah selesai makan. Ia meraih gitarnya dan mulai memainkan music dari gitar tersebut. Sepertinya aku mengenal music ini, namun biasanya lagu ini diiringi dengan piano. Ini menjadi nuansa baru bagi lagu itu kala dimainkan dengan gitar

Mika Nakashima, yuki no hana.., gumamku

Eh, kamu mengenal lagunya??, teriak Yamapi. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman.

Maukah kau menyanyikannya untukku?, Tanya Yamapi

Hmmm baiklah, ucapku. Semburat wajah bahagia terlihat jelas di wajah Yamapi. Ia kemudian menarik lenganku dan berjalan keluar restoran. Kami berlari tepat ke tengah-tengah lapang yang menjadi pusat keramaian.

Kalau kau ingin terkenal seperti Ryosuke Yamada, kau harus menyanyikannya disini

a apa? tapi aku tidak bisa

kau pasti bisa!

aku malu Yamapi

Kalau begitu kau tidak akan bisa bertemu dengan Ryosuke Yamada.., perkataan Yamapi barusan membuatku bergidik. Merinding mendengarnya. Jantungku berdegup kencang kala memikirkan kenyataan bila aku tidak bisa bertemu dengan Ryo-chan. Gitar Yamapi mulai dimainkan. Akhirnya aku mulai bernyanyi

nobita kage wo hodou ni narabe yuuyami no naka wo kimi to aruiteru..

Aku terus menyanyi tanpa menghiraukan orang-orang disekitarku. Menyanyi memang bisa

membuatku tenang dan lupa akan segalanya. Hingga akhirnya aku sampai di akhir lagu..

kono machi ni furitsumotteku masshiro na yuki no hana futari no mune ni sotto omoide wo egaku yo kore kara mo kimi to zutto...

Selesai bernyanyi aku mulai sadar bahwa orang-orang tengah menatap kearahku. Mereka

memberikanku tepuk tangan riuh. Tuhan, mimpikah ini?? Sedari dulu aku memimpikan tepuk tangan ini. Kau mengabulkannya. Apakah kau akan mengabulkan keinginanku juga untuk bertemu dengan Ryosuke??

Aku menoleh kearah Yamapi. Dia tersenyum puas. Meninju lenganku dan tertawa.

Suaramu bagus. Tapi kenapa kamu menyanyi disini? di Shibuya sedang diadakan audisi untuk penyanyi solo agencynya Kimura Entertainment. Kau tidak berminat mengikutinya?, Tanya seorang ibu muda yang saat itu penuh dengan belanjaan. Aku tersentak mendengar perkataan ibu itu. Benarkah sedang ada audisi? apakah aku bisa mengikutinya? mungkin kalau aku bisa lolos audisi itu aku bisa terkenal dan membuatku lebih dekat dengan impianku untuk bertemu Ryosuke?? Aku kembali menoleh kearah Yamapi.

Aku akan mengantarkanmu ke Shibuya..

~~~

Aku selesai mengikuti audisi. Entahlah tadi aku bernyanyi bagus atau tidak sekarang aku hanya menunggu apakah keberuntungan sedang berada padaku atau tidak. Menunggu dalam cemas, tiap detik jam bergerak dipergelangan tanganku seperti tiap tahunnya waktu bergulir. Ayolah aku menunggu..

Tiap orang menerima amplop yang berisi keterangan lulus audisi atau tidak. Satu persatu kulihat wajah kecewa orang-orang setelah membuka amplop. Apa aku juga akan memiliki raut seperti itu selekas membuka amplop ini? Aku menggeleng keraskeras. Akhirnya tiba giliranku mendapaat amplop. Aku mulai membukanya perlahan. Tak perlu aku jelaskan bagaimana kecepatan jantungku berdegup karena aku tidak tau. Keringat dingin menetes dari pelipisku. Kata demi kata mulai terlihat menyembul dari kertas dalam amplop itu. Tak sampai satu menit, isi dari kertas itu bisa kulihat semua. Namun isi dari kertas itu membuatku tertegun. Membuatku mati rasa. Aku menarik napas lalu menepuk bahu orang disebelahku.

Maaf, permisi. Bisa tolong kau bacakan isi surat ini untukku? Aku tidak paham tulisan kanji yang ini

Orang disebelahku itu tersenyum. Kemudian ia meraih kertas pengumuman dari tanganku. Selesai membaca itu dia tak mengucapkan sepatah katapun. Hanya tersenyum.

Sabar yaa.., ucapnya. Rasanya jantungku berhenti berdetak saat mendengar perkataannya.Aku tidak lolos.. hahaha

Sudah kuduga aku memang tidak akan lolos.., kataku dengan tersenyum lebar agar terlihat ceria. Orang itu memelukku erat. Sesak rasanya. Namun lebih sesak lagi perasaanku saat menyadari aku gagal. Apakah masih ada kesempatanku untuk audisi lain? untuk bertemu dengan Ryosuke Yamada??

Sabar yaa..

Air mataku mulai menetes

Kau harus bersabar menjalani tahap-tahap menuju kepopuleranmu..

Aku melepaskan paksa pelukan orang itu. Keningku berkerut.

Kau lulus. Selamat yaa.., orang itu mengguncangkan bahuku. Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Jadi kau yang akan berduet denganku

Sepertinya aku mengenal suara itu. Jelas aku mengenalnya karena tiap hari aku selalu mendengar suara itu ditiap lagu-lagunya. Itu adalah suara Ryosuke Yamada. Aku membalikkan badan menghadap ke sumber suara. Aku tersenyum. Yah, memang benar itu adalah Ryosuke Yamada.

Eeeh apa?!! APA?!! Itu seriusan RYOSUKE YAMADA??!!!

~ END ~

Anda mungkin juga menyukai