Anda di halaman 1dari 9

RAIN

Kenapa kau begitu tega meninggalkan aku,Rain. Kau pergi

disaat aku benar-benar menginginkanmu. Kau selalu ada disaat aku

sendiri. Saat kau datang ketika hujan tiba,namamu RAIN.

Kita dipertemukan digerbang sekolah saat itu hujan. Kau hanya

tersenyum padaku. Belakangan ini kita sering bertemu dan menjadi

akrab kau satu-satunya sahabat yang ada di saat aku benar-benar

membutuhkan bantuan.

“Bo...hari ini aku mau ke toko buku,apa kau ada waktu

menemani ku?” Rain memanggilku Bo. Sebenarnya ”Rainbow”

nama asliku winda.

“Tentu saja, aku selalu ada waktu untukmu,Rain” Candaku.

Kami menyusuri jalan, saat itu cuaca mendung saat dijalan aku

kepikiran menanyakan sesuatu.

“Rain kenapa kau memanggilku Rainbow?” Tanyaku

penasaran.
”Pelangi selalu ada setelah hujan. Hujan selalu ada sebelum

pelangi” jelasnya sambil tersenyum. Akhirnya kami sampai didepan

pintu rumahku.

“Nanti aku akan menjemputmu, Bo” Katanya saat kami

berpisah.

”Iya.iya” Kata ku.Rain orang yang sangat baik. Dia sangat ramah

dan pandai,mempunyai lesung pipit tentunya dan memakai kaca

mata.

Banyak teman-temanku yang menyukainya, tapi Rain bilang ia

tak ingin berpacaran. Dia tidak ingin membuat orang lain terluka. Ia

hanya ingin belajar menjadi orang yang berguna bagi semuanya.

Setelah selesai mengganti pakaianku.aku sarapan dan istirahat

sebentar.

”Windaaaaaa.....” Aku mendengar suara Rain. Aku terbangun

dan langsung keluar.

”hey,apa kau ingin pergi memakai baju itu?” Dia menghujaniku.

”Maaf Rain,aku tertii.....”


”ya sudah !!, cepat aku tunggu, jangan lama”Katanya langsung

memotong perkataan ku tapi aku langsung masuk dan mandi.

“Ayo!!” Kataku dengan semangat, tapi tiba-tiba hujan mulai

turun.

”Lihat gara-gara kau lama sekali ”lagi-lagi dia memarahi ku tapi

aku diam saja dan menghela napas.

”Maaf-maaf jadi sekarang bagaimana?” Ia tidak menjawab

pertanyaan ku, ia langsung berlari menyusuri hujan.

”Hey,cepaat !!” Katanya,tapi aku tak percaya dengan apa yang

kulihat. Ia membawa mobil !.

”Hey, mobil siapa yang kau curi?” Tanyaku heran.

”Apa kau pikir tampang ku seperti seorang pencuri?. Kau

jangan meremehkan aku ya”. Aku memang belum banyak

mengetahui tentang Rain, tapi kami sudah sangat dekat.

“Bo, apa kau tidak pernah naik mobil. Kau tak ingin turun, kita

sudah sampai” ,Cerocosnya.


”Hey, mengapa dari tadi kau terus mengejekku?” Kataku kesal,

tapi ia menjitak kepalaku dan langsung turun. Aku pun turun dan

kami langsung pergi ketoko buku. Entah buku apa yang dia cari?.

“Rain, kau mencari buku apa?” Dia hanya diam,aku

mengikutinya dari belakang.kenapa dia tidak menjawabku?.Tapi tiba-

tiba ia mengambil sebuah buku, buku astronomi. Lalu dia

menunjukkannya padaku.

”Sejak kapan kau menyukai astronomi?”tanyaku. Sambil

melihat-lihat isinya.

”Sejak aku kehilangan kedua orangtua ku” katanya pelan. Aku

terkejut, sungguh aku tak tau.

”Ouh,maafkan aku Rain” Aku meminta maaf padanya.

”Hey ini bukan salahmu”.Sambil tersenyum lalu dia mengambil

satu buku lagi, tapi kali ini bukan buku melainkan komik.

”Aku pecinta komik juga, ayo kita duduk-duduk dan minum-

minum. Aku yang traktir Bo” selesai mencari buku kami pergi ke

sebuah cafe.

“Bo,kau mau apa?” tanyanya.


”Apa saja kan kau yang traktir” Aku tersenyum.

”Baiklah, kalau itu maumu”.setelah lama menunggu akhirnya

tiba juga pesanan kami. Tiba-tiba Rain membuka pembicaraan

tentang keluarganya.

“Bo,kau tau kenapa aku suka astronomi?” Tanyanya padaku.

”Kenapa?” Kataku.

”Sejak kedua orang tua ku meninggal aku tinggal seorang diri,

waktu itu umurku 10 tahun. Orang tuaku meninggal karena

kecelakaan mobil. Saat itu hujan sangat deras,jadi jalan licin. Saat

pemakaman kedua orangtua ku, saat itu juga turun hujan.

Sebenarnya aku tak terlalu suka dengan hujan, tapi karena hujan aku

bisa menjadi lebih tegar. Saat itulah aku mulai menyukai sesuatu

yang berhubungan dengan astronomi”, tiba-tiba aku melihat matanya

beraca-kaca.

“Ooiya, yang lebih menariknya lagi. Aku dilahirkan saat hujan

deras....” Ia menjelaskan dengan bangga.

”Jadi karena itu namamu Rain” Tebakku.


”Hey,tidak sopan memotong pembicaraan orang”, lagi-lagi ia

menjitak kepalaku.Ketika hujan mulai reda kami pulang dan ia

mengantarku sampai kerumah.

”Sampai jumpa besok,Rain”kataku.Ia hanya tersenyum.

Akhir-akhir ini rain menjadi sedikit dewasa. Ia seperti ada

masalah, tapi selalu mencoba menjadi orang yang bahagia

didepanku, begitulah sifatnya. Aku ingin Rain yang dulu, yang selalu

ceria, tertawa, dan tak pernah bersedih.

Pagi itu,Rain belum tiba disekolah. Tapi bel telah berbunyi.

”kenapa dia belum datang?” aku mulai resah, entah kenapa

aku jadi tak tenang. Saat jam pelajaran bahasa inggris wali kelas

kami Bu’ Ranti datang dan mengatakan ia sakit. Aku langsung pergi

kerumahnya. Ia tak pernah bilang padaku bahwa ia sakit.

Namun, itu sia-sia. Aku terlambat, Rain sudah pergi ke

Singapura untuk berobat. Orang yang bekerja dirumahnya

memberiku sesuatu. Buku astronomi yang kemarin ia beli. Aku

penasaran ada apa sebenarnya?. Aku langsung mengganti

pakaianku, dan langsung kubuka buku itu. Tapi aku menemukan


secarik kertas didalamnya, dan sepertinya di tunjukkan untuk ku dan

aku langsung membacanya.

Aku senang bisa melihat Rainbowku tersenyum, saat kita bertemu di

gerbang sekolah. Saat itu hujan, sebenarnya aku menyukaimu, tapi aku

memendam rasaku. Karena akhirnya aku tahu ini akan terjadi. Aku hanya tak

ingin kau terluka Winda, kau tak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja. Tunggu

aku !!

Rain

Aku tak tahu berapa banyak air mata yang aku telah ku

keluarkan hingga aku tertidur.Ada apa sebenarnya?.


5 bulan tanpa Rain, bagiku tak ada semangat untuk belajar.

Kenapa Rain??. Saat itu hujan di gerbang sekolah, tiba-tiba air mata

ku jatuh . Aku ingat saat pertama kali kami berjumpa, Rain tersenyum

padaku.

Kenapa kau pergi disaat aku membutuhkanmu Rain?. Dimana

Rain yang selalu ada bersama Rainbow ?. Tiba-tiba ada seseorang

yang berdiri disampingku.

”Sampai kapan kau terus disitu?”katanya, aku mengenal suara

itu. Aku terkejut.

”RAIN !!!”. Dengan spontan aku memeluknya, namun dengan

cepat ia melepaskan ku.

”Hey, sebentar kutinggal, kau jadi lebih agresif ya” candanya

sambil tersenyum.

”Sebentar !!.Kau pikir 5 bulan itu sebentar?” aku menjitaknya.

”auoow, kau sudah berani ya”, ia balas menjitakku.

Malam ia mengajakku ke sebuah bukit, aku tak tahu untuk apa.

Saat sampai di sana aku menatapnya bingung namun ia hanya

tersenyum padaku.
”Lihatlah!!” katanya.

”Apa kau bisa lihat?. Indah bukan!” katanya lagi. Aku hanya

terdiam kemudian ia menunjukan rasi bintang gemini, kami sama-

sama memiliki rasi bintang gemini.

”Kau harus belajar banyak” katanya saat kami dalam

perjalanan pulang. Aku Tiadak terlalu mengerti maksudnya

Paginya aku dipanggil keruang kepala sekolah, lagi-lagi air

mataku kembali mengalir deras sama seperti hujan hari ini. Rain

meninggal, ia menderita kanker otak yang sudah tidak bisa di tolong

lagi. Aku terdiam!!.

Dipemakaman aku tak henti-hentinya menangis.

”kenapa Rain?, kenapa kau tak pernah memberi tahu aku

tentang ini semua”. Pintaku dalam tangis yang membara.

***

Anda mungkin juga menyukai