Anda di halaman 1dari 14

Jenis-Jenis cerpen

Berdasarkan jumlah katanya cerpen dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Cerpen mini (flash) adalah cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 kata.
2. Cerpen panjang, adalah cerpen yang jumlah kata 4000 – 10.000 kata.
3. Cerpen yang ideal adalah cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 kata.

Berdasarkan teknik pengarangannya cerpen dibagi menjadi 2 yaitu

1. Cerpen sempurna (well made short-story) adalah teknik penulisan cerpen oleh
pengarang dimana cerpen yang ditulis hanya terfokus pada satu tema dan memiliki
plot yang sangat jelas, serta ending atau penyelesainya mudah dipahami. Cerpen
jenis ini pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta).

2. Cerpen tak utuh (slice of life short-story) adalah teknik penulisan cerpen dimana
pengarang menulis cerpen dengan tidak terfokus pada satu tema atau berpencar,
susunan plot atau alurnya tidak tertata, serta endingnya mengambang . Cerpen jenis
ini umumnya bersifat kontemporer dan ceritanya ditulis berdasarkan gagasan atau
ide yang orisinil.

CERPEN MINI

PERSAHABATAN

Hari ini hujan deras datang seharian lamanya. Aku melihat keluar jendela dan menyaksikan
genangan air mulai terbentuk dengan cukup tinggi. Kulihat Ayah dan Ibu sudah mulai
membereskan barang-baran dan mengangkatnya satu sama lain dengan posisi menumpuk.
Hal ini sudah biasa terjadi di lingkungan tempat tinggalku. Setiap hujan datang, kami sudah
tahu untuk mempersiapkan diri dari datangnya banjir.

Sesekali Ayah juga ikut memeriksa ketinggian air di luar rumah melalui jendela. Kemudian
ayah berkata “Bahaya ini. Jika hujan masih terus deras seperti ini, sebentar lagi pasti air
masuk ke dalam rumah.” Aku melihat wajah Ayah yang lebih khawatir dari biasanya.
Perasaanku menjadi tidak tenang. Aku memutuskan untuk ikut membantu Ibu
membereskan barang-barang untuk menghindari resiko terendam banjir.

Setengah jam kemudian, aku mulai merasakan air mulau menggenang di lantai rumah. “Air
sudah masuk, Bu” ucapku pada Ibu. Ibu memandangku dengan sorot mata yang sama
khawatirnya. Sepertinya banjir kali ini akan lebih parah dari biasanya. Tentu alasannya
tidak lepas dari kebiasaan buruk membuang sampah sembarang ke kali dekat rumah yang
masih dilakukan oleh banyak warga.

Ibu pun memanggil Ayah karena air yang masuk ke dalam rumah sudah semakin tinggi dan
telah mencapai setinggi lututku. “Ayah airnya semakin cepat masuk. Lebih baik kita segera
mengungsi,” saran Ibu. Kemudian Ayah pun mengangguk setuju, “Iya Bu, lebih baik kita
segera mengungsi dan membawa beberapa barang penting terlebih dahulu.”

Ayah, Ibu, dan aku pun kembali bersiap-siap memilih beberapa barang penting untuk di
bawa ke tempat pengungsian yang biasanya sudah disediakan di musim-musim banjir
seperti ini. Kami pun akhirnya meninggalkan rumah kami yang semakin lama terus
semakin tinggi air masuk ke dalamnya. Sesampainya di pengungsian, ternyata sudah
banyak keluarga lain yang juga memutuskan meninggalkan rumahnya karena banjir kali ini
sepertinya akan lebih parah ketinggian airnya dibandingkan sebelumnya.

Selama di pengungsian hujan pun tidak kunjung berhenti. Aku pun diminta meliburkan diri
dari sekolah oleh Ayah dan Ibu karena sebagian besar buku dan pakaian seragam pun tidak
ada yang kami bawa ke pengungsian. Tidak ada yang menyangka hujan deras terus
mengguyur daerah rumah kami hingga 3 hari setelahnya.

Hari keempat setelah hujan berhenti, kami kembali ke rumah. Kondisi rumah sudah sangat
berantakan dan banyak dari barang-barang kami yang rusak serta hanyut terbawa air. Ayah
memandang ke arah aku dan Ibu lalu mengatakan “Hujan sudah berhenti, sekarang saatnya
kita kembali membersihkan rumah kita. Kalian mau membantu Ayah bersih-bersih kan?”
Aku dan Ibu serentak menjawab dengan anggukan.

Saat kami sedang bersih-bersih terdengar salam dari luar rumah “Assalamualaikum.” Aku
pergi ke depan rumah dan menemukan sahabat-sahabatku di sekolah. Ternyata mereka
datang untuk menanyakan kenapa aku tidak masuk sekolah selama 3 hari terakhir. Aku pun
menjelaskan mengenai banjir mendadak yang melanda lingkungan tempat
tinggalku.Melihat aku, Ibu, dan Ayah yang sedang bersih-bersih mereka pun menawarkan
diri untuk membantu kami. Teman-teman sekolahku membantu hingga rumah kembali
bersih dan kemudian menghabiskan waktu bersamaku untuk menginformasikan pelajaran-
pelajaran yang aku lewatkan selama tidak masuk. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat
seperti mereka. Sahabat yang ada di kala aku susah dan tidak ragu mengulurkan bantuan di
masa sulitku.
PENANTIAN PANJANG

CERPEN PANJANG

Aku tersenyum menatap sun set yang indah di pinggir pantai bersama lelaku yang sangat
aku cintai. Kak Tyo,dialah kekasihku yang baru satu bulan ini mewarnai hari-hariku.
Ya,sudah 1 bulan aku dan dia menjalin hubungan. Aku merasa sangat nyaman berada di
sisinya. Dia mampu membuatku tersenyum,membuatku tertawa dan membuat segala yang
ada hidupku menjadi berwarna. Aku tak bisa membayangkan jika hari-hariku tak ditemani
olehnya. Kak tyo adalah cinta pertama bagiku. Walaupun dia bukan pacar pertamaku.
Namun dia adalah orang yang pertama kali memperkenalkanku dengan arti cinta
sesungguhnya. Rasaku padanya tak bisa kutuliskan dengan jelas oleh tinta. Yang aku
tahu,aku sangat mencintainya,dan tak mau kehilangannya.

Gina,dia adalah sahaba sekaligus teman sebangkuku di sekolah,yang dengan setia selalu
mendengarkan curhatanku tentang Kak Tyo. Gina tahu persisi tentang perasaanku terhadap
lelaki itu. Bahkan jika aku ada masalah dengan kak Tyo,dialah orang pertama yang
kudatangi untuk menciratakan masalah kami. Dan pastinya dia akan menjadi pendengar
setia curhatanku. Hingga akhirnya ketakutanku berubah menjadi nyata ..

Sore itu aku sedang membeli buku bersama teman cowok sekelasku - Rian,di mall. Dan
sungguh aku tak menyangka bahwa Kak Tyo melihat kami berdua dan mengira ada
hubungan di antara kami.

Malam itupun menjadi malam air mata bagiku. Karena Kak Tyo memutuskan semua tali
cinta yang sudah W setengaj bulan ini kami rajut. Ia memutuskan begitu saja hubungan
kami,tanpa melihat hatiku yang hancur berantakan. Aku benar-benar tak bisa melakukan
apa-apa lagi. Entah berapa banyak sudah air mata yang jatuh mambasahi pipiku,berapa
banyak sudah kata-kata yang keluar dari mulutku,yang intinya aku tidak Kak Tyo pergi dari
sisiku. Berkali-kali kujelaskan bahwa tak ada sesuatu apapun di antara aku dan Rian.
Namun percuma,kak Tyo tatap tak mengubah keputusannya. "Rasa sayang kakak cepet
hilang,kalo orang itu udah nyakitin kakak" kata-kata inilah yang keluar dari mulut kak
Tyo,setiap kali aku meminta maaf padanya. Namun dia tetap pada keegoisannya. Ia tetap
pergi meninggalkanku. Seoal-olah sudah tak sayang lagi padaku.

Dan yang bisa ku lakukan saat itu hanyalah menangis dalam pelukan Gina. Kata-kata Gina
yang menghiburku,tetap tak ku indahkan. Aku terlalu sibuk dengan hatiku yang hancur.
Hanya air matalah yang mampu berbicara saat itu. Menggantikan bibir yang sudah tak
mampu mengucapkan kata-kata. Hidupku tanpa kak Tyo,bagaikan sebuah pil pahit yang
harus kutelan tanpa harus meminum air.

Semenjak kak Tyo memutuskan hubungan kami,ia jarang menghubungiku. Telpon serta
sms-smsku tak di indahkannya. Ya..dia masih sibuk dengan keegoisannya yang tidak
memikirkan diriku di sini-yang masih mengharapkan dia kembali dalam pelukku. Namun
lagi dan lagi,aku hanya bisa menangis. "Udahlah oliv..ngapain kamu mikirin kak Tyo..yang
jelas-jelas cuma nyakitin kamu.." Kata Gina "nanti malah kamu tambah sakit liv.."
Sambungnya. Aku menarik nafas dalam-dalam. "Aku gak peduli Gin..yang aku tahu..aku
sayang kak Tyo..aku masih ngarepin dia kembali Gin.." Kataku sambil meneteskan air
mata. "Iya aku tahu..tapi gak sebaiknya kamu kaya gini terus..liat tuh..di bawah mata kamu
ada lingkaran hitam,kamu sering tidur tengah malam yaa.." Ucap Gina khawatir. "Kak Tyo
bener-bener udah ngerubah hidup aku Gin..dia pergi di saat aku sayang banget sama
dia..dia sama sekali gak mikirin perasaan aku Gin..aku gak kuat..aku lemah tanpa dia.."
Kataku masih dengan air mata yang terurai.

Gina memelukku,dia tahu persis keadaanku yang sangat lemat saat itu. Dan tiba-tiba aku
merasa tulang belakangku sangat nyeri. Seperti terkena hantaman kayu yang sangat kuat.
Hingga nyeri itu mematikan kesadaranku. Aku pingsan !!

Aku terbangun,dan kulihat mama, papa,kak Loli dan Gina mengelilingi tempat tidurku.
Mata mereka terlihat sembab,seperti orang yang habis kebanjiran air mata.
"Mama..aku gapapa kan?" Kataku. Namun saat aku hendak bangun,nyeri di tulang
belakangku datang lagi. Kali ini aku benar-benar tak bisa bergerak. Aku seperti terkena
lumpuh total. Dan kulihat air mata mama yang kian menderas. Aku bingung. "Mama
kenapa ma? Aku gapapa kan..aku baik-baik ajakan ma..pa.." Kataku. Namun semua tetap
bungkan. Seolah tak mendengar suaraku yang parau. "Kak Loli..Gina.. Aku kenapa..kenapa
tubuh aku sangat nyeri kalo aku gerak? Kenapa mama sama papa nangis?
Kenapa..jawabb.." Sambungku dengan air mata yang mulai menetes. "Olivia..kamu sabar
yaa dek.." Kata kak Loli.

Sabar??? Apa maksudnya. Apa sesuati telah terjadi padaku? "Olivia.." Kali ini papa angkat
bicara. "Olivia harus kuat ya..Olivia harus janji gak bakalan ninggalin kita semua di sini.."
Kata papa. "Aku kenapa pa? Apa aku sakit?" Kataku menanggapi kata-kata papa.
"Oliv..Olivia terkena kanker tulang belakang sayang.." Sambung papa.

Aku benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Lagi dan lagi,air mata mengalir deras
membasahi pipiku. "Oliv udah di vonis dokter,bahwa hidup oliv gak bertahan lama..hanya
sekitar.." Kata papa terputus. "Sekitar berapa pa? Berapa lama aku bisa bertahan?" Kataku
dengan suara yang terbata.
"Sekitar 2 bulan sayang.." Kata papa akhirnya.

Kulihat wajah mama yang bersembunyi di balik bahu papa. Aku tahu perasaan mama saat
itu. Beliau tak kuasa memandang ke arahku. Beliau tak bisa berkata apa-apa. Yang ia bisa
hanyalah menangis. Lengkap sudah penderitaanku. Setelah kehilangan kak Tyo,aku juga
harus berjuang melawan penyakit ganas yang mematikan ini, Kanker Tulang !!

Aku menangis. Kulihat wajah Gina yang basah oleh air matanya. Dan dia mengembangkan
senyum getirnya ke arahku. Ya..dia adalah orang yang munafik. Dia masih bisa tersenyum
menutupi kesedihannya. Dari dialah aku beljar tegar mengahadapi masalah apapun. Kulihat
semua orang di ruangan itu tengah terdiam dengan air mata yang terus berbicara. Aku
mencoba tersenyum.

"Mama..papa..kak Loli..Gina..udah ya,gak usah nangis lagi..aku bakal berjuangmelawan


penyakit ini,supaya aku tetap di sini sama kalian semua..kalian do'ain aku yaa" kataku.
"Kita pasti do'ain kamu sayang" kata mama. "Dalam do'a kita..nama kamu selalu hadir
liv.." Kata Gina masih dengan senyum getirnya. "Maksih yaa..tapi..kalo nanti aku
pergi..kalian jangan terus-terusan sedih ya..aku pergi karena udah takdir aku..Tuhan udah
ngatur semuanya..dan aku yakin.. Tuhan pasti akan memberikan pengganti aku yang lebih
baik dari aku.." Kataku dengan air mata yang sudah agak mereda. "Kita semua sayang
oliv..oliv pasti kuat menjalani semua ini..anak papa Olivia adalah gadis yang kuat..papa
percaya itu.." Kata papa.

Ya..papa adalah orang yang percaya bahwa aku kuat. Dan benar,dari kecil sampai
sekarang,papalah yang membuat aku percaya,membuatku kuat,dan membuat aku menjadi
seseorang. "Aku sayang papa..sayang mama..sayang kalian semua" kataku akhirnya.

Sore itu,aku terduduk di kursi roda yang didorong oleh Gina. Menikmati udara sejuk di
taman RS. Tiba-tiba aku teringat kak Tyo. "Gimana ya kabar kak Tyo sekarang..apa dia
baik-baik aja..aku kangen dia..kangen banget.." Kataku sambil menatap langit sore yang
berwarna keemasan. "Sabar ya liv..kak Tyo pasti juga kangen kamu..percaya deh" kata
Gina. "Kayanya mustahil deh.." Kataku tersenyum sinis. "Harus optimis dong..gini
aja..kamu titipin salam kangen kamu ke kak Tyo melalui mega-mega yang cantik itu
deh..kamu yakin kan..mega-mega itu pasti melewati tempat kak Tyo berada" kata Gina.

Ya..awan sore itu memang terlihat sangat cantik. Aku tersenyum. "Awan-awan yang cantik.
titip salam kangen aku buat kak Tyo yaah..sampein ke dia kalo aku kangen banget sama
dia..aku masih sangat menyayanginya.." Kataku dengan memejamkan mata. Gina
tersenyum melihatku. "Oh ya..titp pelukanku buat dia juga ya" sambungku. "Jangan lupa
lewat sini lagi ya awan..kasih tau balesan kak Tyo..hihi" ucap Gina. Aku tertawa kecil
mendengarnya.

Pukul 09:00 minggu pagi tepatnya tanggal 10 agustus. Gina sudah berada di bangku taman
bersama Kak Tyo. Ya..tanpa sepengetahuan Olivia,Gina menemui kak Tyo,untuk memberi
tahu keadaan Olivia sekarang. Gina menceritak semua tentang keadaan Olivia,vonis
dokter,sampai perasaan Olivia yang masihmencintai kak Tyo. Kak Tyo terlihat melamun
setelah Gina selesai menceritakan semuanya. "Gina harap kak Tyo mau menemui Olivia"
kata Gina. "Gin..kakak udah gak sanggup ngebohongin diri kakak sendiri..kakak emang
masih sayang sama Olivia..kakak gak bisa ngelupain dia.." Kata kak Tyo. "Trus kenapa
kaka Tyo gak bilang itu ke Oliv? Gengsi? Norak ya kakak! Kakak tau gak..Oliv gini juga
karena terlalu capek mikirin kakak! Tapi kakak gak ngerti sama sekali sama perasaan
oliv.." Kata Gina marah. "Iya,kakak emang salah,kakak bodoh,bodoh banget..kakak mau
minta maaf sama dia.." Kata kak Tyo. Tiba-tiba kak Tyo membisikan sesuati di telinga
Gina. Sepertinya sebuah rencana. Gina nampak tersenyum mendengar kata-kata kak Tyo.
Setelah itu ia mengacungkan jempolnya ke arah kak Tyo.

Pukul 18:30. Aku terbaring di atas ranjang rumah sakit. Saat itu hanya ada mama. Karena
papa masih ada urusan di kantornya. Gina dan kak Loli dari tadi sore tak kelihatan batang
hindungnya.

Tiba-tiba pintu terbuka dan sosok lelaku yang selama ini kurindukan muncul dari balik
pintu. Kak Tyo.Aku terduduk di kursi roda. Dan di sampingku berdiri kak Tyo. Saat itu
kamu berada di lantai atas menatap bintang dengan tanganku yang di genggam erat oleh
kak Tyo. Kak tyo tersenyum ke arahku dan membelai rambutku yang terurau panjang
denga lembut. Kubalas senyumnya dan tiba-tiba kembang api yang sangat indah muncul
dia gelapnya langit sanagat itu. Cahaya dari kembang api tersebut sangat indah. Aku
terpaku menatapnya. Tiba-tiba kak Tyo berlutut di hadapanku. "Kakak.." Kataku.
"Adek..kakak sayang sama adek..kakak gak bisa terus-terusan bohongin diri kakak..kakak
sayang adek..maafin kakak yaa..karena kesalahan kakak kemaren.." Kata kak Tyo dengan
lembut,sambil menggenggam tanganku. "Kakak..adek juga sayang kakak..tapi..keadaan
adek sekarang.." Kataku terputus. "Kakak gak peduli..yang penting kakak sayang
adek..adek mau kan balekan sama kakak?" Kata kak Tyo lagi.

Aku mengangguk dengan cepat. Tiba-tiba kak Tyo mencium keningku. Dan saat itu
juga,ratusan balon terlihat melayang-layang di langit. Aku terpaku menatapnya. Aku
memang sangat menyukai balon. Namun balon itu terlihat sangat indah,karena di dalamnya
ada lampu yang berwarna-warni. "Balonnya bagus banget..ini semua.."Kataku sambil
beralih menatap kak Tyo. "Iya,ini semua kakak yang siapin buat adek" kata kak Tyo
tersenyum puas. Aku tersenyum sambil terus menggenggam erat tangan lelaki itu. Sudah
satu bulan aku di rawat di rumah sakit. Saat itu tanggal 10 september. Hari itu adalah hari
yang special bagiku. Hari itu adalah hari ulang tahunku sekaligus hari dimana hubunganku
dengan kak Tyo menginjak 1 bulan. Aku tersenyum puas hari itu. Aku merasa kebahagiaan
sangat berpihak kepadaku.

Tak lama kemudian,papa dan mama memberikan kejutan kepadaku dengan membawakan
sebuah kue tart besar berwarna ungu,nice cake!! Kak Loli dan Gina pun tak mau
ketinggalan,mereka membawakanku boneka winnie pooh besar kesukaanku. Kak Tyo pun
tak mau ketinggalan,ia membawakanku kue tart berhias winnie the pooh dan balon
berwarna ungu. Sungguh kebahagiaan yang sangat tak bisa kulupakan. Sore itu..masih
dalam hari ulang tahunku. Aku terduduk d kursi roda yang didorong oleh kak Tyo di taman
rumah sakit. Masih teringat olehku,saat aku menitipkan salam kangenku melalui mega-
mega cantik,untuk kak Tyo. Dan saat ini,lelaku itu berada di sampingku sambil
menggenggam erat tanganku. Aku bahagia sekali.

Namun saat aku tengah menikmati udara segar sore itu bersama kak Tyo,nyeri di tulang
belakangku datang lagi. Bahkan saat ini sakitnya lebih hebat dari sebelm-sebelumnya. Kak
Tyo yang panik langsung berteriak mencari suster. Dengan panik, suster-suster itu
membawaku k ruang ICU. Saat suster hendak menutup ruang ICU tersebut,aku
menahannya. Aku ingin mengatakan sesuatu kepada semuanya. "Mama,papa,kak Tyo,Gina
kak Loli..kalo nanti aku keluar dari ruangan ini dengan tubuh yang udah gak bernyawa
lagi..ikhlasin aku pergi yaa..Tuhan udah ngabulin semua permintaan aku..kalau memang
Tuhan akan ngambil aku sekarang..aku rela..aku rela kalo hari ulang tahun aku..juga hari
jadi aku bersama kak Tyo..menjadi hari terakhir aku menatap senyum kalian..menatap sinar
mentari..aku relaa..aku sayang kalian semua.." Kataku terbata. "Mama sama papa sayang
oli.." Kata mama beruaraian air mata. "Oliv sahabat terbaik Ginaa" kata Gina. "Olivia
adalah adek terhebat kakak.." Kata kak Loli. "Kakak sayang adek..kakak cinta adek .. Maaf
buat semuanya sayang.." Kata kak Tyo. "Iyaa..aku juga sayang kalian semua..mama
papa..maafin kesalahan aku yaa" kataku akhirnya.

Dan akhirnya ruang ICU di tutup. Aku sudah tak sadarkan diri. Dokter terus berupaya
menyelamatkanku dengat segala atal-alatnya. Namun takdir berkata lain. 10 september hari
ualng tahunku,hari jadiku bersama kak Tyo,menjadi hari terakhirku menatap sinar mentari.
Dunia sudah tak memperkenankanku untuk melangkah di atasnya. Namun aku pergi
dengan tenang. Dengan kasih sayang mama papa,kak Loli, kasih sayang sahabat
terbaikku,dan cinta lelaki yang sangat kucintai. Semua itu tertanam di hatiku. "Kakak
sayang adek..Tuhan..jaga Olivia baik-baik di sana yaa..jangan biarka dia tersakiti..dia
adalah gadis yang sangat baik..Oliv..tunggu kakak disana ya..kakak pasti bakal nyusul
adek..love you sayang.." Kata-kata kak Tyo mengiri kepergianku hari itu.

Aku tersenyum menatap keluargaku,sahabatku dan lelaku yang ku cintai dari atas.. Aku
yakin Tuhan akan menjaga mereka semua..Ya.. Cinta yang tulus akan membuahkan
ketulusan juga..jangan takut untuk mencintai seseorang yang tidak mencintai kita..karena
tanpa kita sadari..Tuhan talah menitipkan sebagian hati kita di dalam hati orang itu..dan
yakinlah bahwa orang itu akan menjadi milikmu selamanya.

cerpen ideal

MY LAST LOVE

Kisah Mengharukan cinta gadis lumpuh dan pria penderita HIV dan pria penderita HIV dan
pria penderita HIV dan pria penderita HIV
” Masa lalu adalah pilihan yang kita lalui sedangkan masa depan adalah pilihan yang kita
tentukan” agnes davonar
” Sebuah kisah cinta antara Angel seorang gadis lumpuh dan Martin seorang penderita
AIDS, Bagaimana mereka menunjukkan pada dunia, Tidak ada yang berbeda dengan apa
yang orang lihat, mereka hanyalah manusia yang berusaha untuk diakui sebagai bagian dari
masyarakat”
Tentang Angel.
Seorang gadis berusia 23 tahun. Bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan seluler. Ia
memiliki seorang kekasih bernama Hendra. Angel begitu bergembira saat pulang dan
memeluk ibunya.
“ Bu, Hendra akan melamarku malam ini dan kami akan bertemu di taman kota, tempat
dimana pertama kali bertemu..” kata Angel pada ibunya.
“ Bagaimana kamu yakin nak?”
“ Tentu saja aku yakin, sebab kami sudah merencanakan itu, dan Hendra bilang malam ini
iya akan melamarku..”
“ Kalau begitu lekaslah kamu pergi dan berganti pakaian terbaikmu..”
Angel bergembira malam yang ia tunggu selama mereka berpacaran lebih dari 3 tahun kini
menjadi akhir dari kisah cinta mereka.
Tentang Martin.
Martin berumur 25 tahun. Pria playboy dan terlahir dari keluarga jutawan.Jam menunjukan
pukul 7 malam. Tiba-tiba pintu kamarnya terdengar ketukan. Martin sedang tertidur, ia
bangun dan membuka pintu dengan wajah kesel. Seorang aju dan ayahnya terlihat didepan
pintu.
“ Kenapa sih? Ganggu orang tidur aja..!!!”
“ Maaf tuan, Ayah anda sudah menunggu di ruang tamu untuk makan malam keluarga.”
“ Bilang padanya, aku ada dibawah sebentar lagi..” Kata Martin tidak melawan.
Ajudan itu pergi, Martin merapikan mukanya yang kusut karena semalam ia baru saja pergi
dugem dan pulang pukul 7pagi, setelah rapi ia pun langsung ke bawah menemui ayahnya di
meja makan. Bersama ibu dan adiknya Sheila.Ia duduk begitu saja.
“ Begini cara kamu membesarkan anakmu? Pagi jadi malam, malam jadi pagi. “ kata ayah
ketus.
“ Sudahlah pak, Martin ayo makan.”
Dengan setengah hati martin makan. Tapi baru mencicipi sedikit sarapan. Ia sudah
menghilang dengan wajah kesel ayahnya. Martin pergi dengan mobil BMWnya menelusuri
jalan yang sudah penuh dengan lampu warna warni. Kota ini akan merayakan natal dalam
waktu beberapa hari lagi.Ia hanya berujar dalam hati.
“ Ayahku kaya, untuk apa berkerja. Tujuh turunan pun tidak akan pernah habis.”
Seorang gadis menelepon padanya. Tampaknya gadis itu adalah incarannya untuk malam
ini, Mereka tampak asyik sibuk berbicara bersamaan, DIitengah jalan.
Kembali ke Angel.
Ibunya sudah berdiri di depan pintu. Angel menyalakan motor vespanya. Lengkap dengan
pakaian terbaiknya.
“ Aku pergi dulu ya..”
“ Kenapa tidak kamu minta di jemput saja.” Tanya ibunya.
“ Tidak apa bu, Hendra langsung pulang kerja. Kan nanti kena macet. Lagi pula aku ingin
pergi masing-masing saja. Jadi bertemu disana.”
“ Ya, sudah nak. Hati hati ya.”
Angel pun melaju motornya sambil membayangkan apa yang akan terjadi dalam hari
terindahnya.
Kembali ke Martin.
Martin tampak tertawa, gadis itu membiuskan kata-kata indah di telinganya. Ia selalu ingat
jika ia bisa memberikan apapun yang diinginkan oleh gadis yang menyukainya, ia rela
memberikan uang , permata ataupun emas yang diingkan. Saat ia berjalan, ia tidak
menyadari lampu merah diatasnya. sebuah vespa yang melaju di lampu hijau. Martin
terkejut, mobilnya melaju. Menabrak vespa itu hingga terpental. 10 meter jauhnya. Yang ia
ingat, seorang gadis terkujur kaku dijalan. Hatinya risau, apakah ia harus melihat korban
itu. Atau melarikan diri, tapi ia tau. Bila ia mendekat, maka ia akan membuat masalah
dengan dirinya sendiri diantara kerumunan orang yang mulai mendekati korban.
Ia pun memutuskan satu kenyataan— lari dari kejadian itu.
Tentang Hendra.
Ia menunggu tanpa adanya kejelasan ditaman. Hatinya cemas, ia mencoba menelepon
Angel berulang-ulang tapi sama sekali tidak diangkat. Satu jam berlalu, hatinya mulai
cemas. Ia berpikir, Angel menolak dirinya. Hingga ia menelepon terakhir kali dan
mendapatkan suara asing, suara seorang pria yang mengatakan kalau gadis yang memiliki
hendphone itu. Sedang dirawat dalam ruangan unit darurat. Ia langsung menuju rumah
sakit, menyimpan cincin tunangan untuk Angel. Saat ia tiba, ibu Angel tampak berdiri
dengan tangisan khawatir.
Kembali ke Martin.
Ia mulai sadar, banyak saksi yang melihatnya dengan nomor mobilnya. Ia ceritakan
masalah ini kepada ayahnya. Ayah meminta ia bertanggung jawab, tapi ibunya menolak. Ia
sadar putranya bisa berada di penjara bila ia menyerahkan diri. Uang tidak berarti bagi
putranya untuk lepas dari Penjara. Satu keputusan saat itu juga. Martin harus pergi keluar
negeri. Melarikan diri dan membuat alibi dengan orang lain yang berada di mobil, dengan
uang ayahnya bisa membayar orang lain untuk berpura-pura mengaku melakukan perbuatan
yang tidak ia lakukan.
Natal terlewatkan dengan masalah diantara ketiganya. Hendra bersedih dengan keadaan
kekasihnya. Angel tidak pernah tau keadaanya, Martin melarikan diri dengan rasa gundah
dan bersalah.
2 bulan berlalu.
Angel masih berada di rumah sakit. Ia mulai sadar, tapi kakinya telah dinyatakan hilang. Ia
harus mengalami kelumpuhan di kedua kakinya. Hendra menemani kekasihnya.
Memberikan dukungan batin dan kekuatan yang tidak bisa Angel bayangkan untuk hidup.
Angel pun berusaha menerima kenyataan kini ia cacat.
Martin berada di Australia menghabiskan waktunya dengan minum dan minum untuk
melepas kegelisahan hatinya.
6 bulan berlalu.
Angel berdiri untuk pertama kalinya dari kursi roda. Hendra menopang kakinya untuk
berjalan. Walaupun merasa berat di hatinya. Ia sadar ia tidak akan pernah menjadi normal.
Martin semakin gelisah, ia ingin pulang. Ibunya bilang padanya tunggulah hingga 6 bulan
ke depan. Hanya satu yang ingin ia tanyakan
“ Ibu bagaimana keadaan korban yang aku tabrak?”
“ Dia tidak mati, ia masih hidup.”
“ Syukurlah, tapi aku tetap ingin tau.”
“ Kamu akan tau kelak bila kamu pulang, lebih baik kamu tetap disana hingga kasus ini
ditutup.”
1 tahun berlalu.
Angel mulai bisa berjalan dengan menggerakan kursi roda lewat tangannya. Hendra
mengajaknya untuk bertemu orang tuanya. Apa yang ia dapatkan saat ia sedang duduk di
sofa ruang tamu. Tanpa sengaja ia mendengar apa yang ibu Hendra katakan.
“ Ibu tidak ingin punya menantu lumpuh dan cacat seperti itu.”
“ Ibu kenapa bilang begitu, bagaimanapun dia adalah Angel yang sama, sama seperti saat
aku membawanya pertama kali.”
“ Berbeda. Ia gadis cacat.. bukan gadis cantik yang dulu kamu bawah.”
Keduanya bicara, dan Angel mendengar. Ketika mereka sadar. Angel telah mengatakan
satu hal yang begitu berat untuknya.
“ Maafkan aku, mulai saat ini aku akan melepaskan Hendra untuk selamanya.”
Hendra berusaha untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ia pun menerima keputusan Angel.
Martin telah kembali setelah ia mendapatkan kepastian kalau kasusnya telah kelar dengan
orag lain yang bersedia mengantikan dirinya di penjara.

Angel mencoba untuk bekerja normal. Ia tidak akan ditolak di kantor lamanya, tapi dengan
kaki yang pincang dan terkadang harus mengunakan kursi roda. Ia merasa seperti seorang
yang tak berguna, hanya bisa merepotkan siapapun. Ketika ingin naik escalator ataupun
menaikin tangga semuanya terasa berat. Setiap malam ia hanya bisa menangis, melihat
keadaanya, ibunya menyadari keadaan putrinya, hatinya pun perih tapi hanya bisa berharap
tuhan memberikan kekuatan untuk anak semata wayangnya setelah ayah Angel meningal.
Martin berhasil mendapatkan apa yang ia ingin tau, tentang korban yang selalu
membayangin dirinya. Dan sumber informasinya mengatakan tentang gadis itu. Ia
mendapatkan kantor Angel. Ia segera menuju kantor itu yang ternyata merupakan bagian
dari perusahaan ayahnya. Saat itu ia melihat Angel tampak berusaha menaiki tangga.
Hatinya tergerak untuk mendekat. Membantu mendorong kursi rodanya.
“ Terima kasih..” Kata Angel padanya.
Martin terdiam, hatinya begitu pilu melihat Angel begitu cantik tapi jadi cacat karenanya.
“ Tidak masalah.”
“ Kamu kerja dikantor ini lantai berapa?”
“ Lantai 3.”
“ Kamu?” Tanya Angel balik.
Martin bingung menjawab pertanyaan Angel, ia tidak pernah berkerja hingga akhirnya ia
mengarang sebuah kisah.
“ Aku baru kerja disini, di lantai dua,”
“ Oh ya..:”
“ Andai saja aku di lantai satu, pasti aku ga perlu repotin orang hehehe. Jadi ga enak hati..”
kata Angel.
Meraka tiba di eskalator. Sekali lagi Angel mencucapkan terima kasih pada pria itu.Martin
pulang saayt itu pula dengan wajah bersedih. Ia ingin menangis melihat dosa yang ia
lakukan pada Angel. Ia pulang kerumah ayahnya dan meminta perkerjaan di kantor itu.
Ayahnya begitu heran dengan sikap putranya tapi menerima keputusan Martin. Ia langsung
menjadi direktu dalam perusahaan itu. Dalam satu hari ia memutusan untuk memindahkan
kantor dimana Angel bekerja dari lantai 3 ke 1. Setiap harinya ia selalu memandangin
Angel saat ia bisa, ia tak pernah mengalami satu keadaan yang begtu sulit dalam hidupnya.
Ia
memutuskan untuk mendekati Angel, mencoba untuk mengatakan satu kejujuran yang tak
bisa ia ucapkan saat ini. Tentang hal yang membuat Angel menjadi seperti saat ini.
Dari hari ke hari, mereka semakin dekat. Martin membuat banyak kemudahan di kantor
untuk Angel agar bisa mengunakan kursi rodanya secara bebas. Ia makan bersama Angel di
kantin yang tidak pernah ia jamah sebelumnya. Mengenang sosok Angel yang berhati
mulia, sosok yang rendah hati dan menerima kenyataan hidupnya sebagai gadis cacat.Suatu
hari karena bosan, Martin mengajak Angel untuk makan di luar.
“ Makan denganku di luar? Tidak salah kamu kan direktur disini?”
“ Emangnya direktur tidak boleh makan bersama kamu.”
“ Bukan begitu, aku hanya takut merepotkan direktur bila jalan bersamaku. Kota ini tidak
ramah dengan kursi roda, aku tidak ingin merepotkan direktur bila jalan bersamaku hingga
harus mendorong kursi ini.”
“ Tenang saja, ayo katakan apa yang ingin kamu makan, ini perintah dari Direktur jangan
pernah menolak!!”
“ Baiklah. Aku ingin makan Sushi Tei, sungguh aku sudah lama tidak pernah makan
disana.”
“ Kalau begitu ayo kita makan.”
Mendengar Angel ingin makan sushi tei, Martin langsung meminta ajudan ayahnya untuk
membooking semua kursi yang ada di restorant itu hanya untuk mereka. Ketika Angel tiba
di sushi tei, ia terkejut melihat restorant itu hanya ada mereka berdua. Ia hanya mendengar
kata terakhir Martin.
“ Makanlah semua yang kamu inginkan..”
Mereka pun makan dengan lahap. Martin begitu menikmati keadaanya bersama Angel,
hingga mereka menyadari kalau natal akan datang dalam beberapa minggu lagi.
“ Kalau natal nanti, apa yang kamu inginkan Angel.”
“ Aku kalau natal selalu meminta banyak hal, tapi sayangnya tidak pernah terjadi tuh. “
“ Kalau begitu katakan lah, aku ingin tau..”
“ Sungguh kamu ingin tau?”
“ Tentu saja aku ingin tau.. ayolah sebutkan.”
“ Aku ingin bisa berjalan lagi..”
Hendra tertegun, hatinya miris dan wajahnya menunduk.Tadinya ia berpikir ingin
memberikah hadiah kepada Angel, apapun yang Angel inginkan. Kini mendengar
permintaan sulit itu, ia bersedih.
“ Adakah hal lain yang bisa kamu katakan selain itu,?”
“ Tidak ada, aku tidak ingin meminta soalnya. Kamu tahu tahun lalu ketika aku sudah
meminta eh tiba-tiba malah ga pernah terjadi..”
“ Kalau boleh tau, kamu tahun lalu minta apa?”
Angel tertunduk, ia sadar natal tahun lalu begitu kelabu, ia meminta Hendra meminangnya
dan semua benar-benar gagal.
“ Aku tidak bisa katakan, itu sudah menjadi masa lalu, kalau kamu? Katakan dong apa yang
kamu mau?”
Martin mendekat kepada Angel, matanya tampak serius.
“ Aku tidak ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku.”
Angel pun tertawa. Mereka melewatkan makan siang itu begitu gembiranya. Setelah makan
siang, Angel turun ke loby. Saat itu Martin hendak menggendong tubuh Angel mobil.
Tanpa sengaja Angel melihat Hendra sedang bersama wanita lain melewati mereka. Angel
terdiam melihat mantan kekasihnya, Begitu pun Hendra. Hanya Martin dan kekasih Hendra
yang tak mengerti apa yang membuat keduanya saling bertatapan.
Hendra pun berjalan dan masuk ke mobil. Angel melihat Hendra pergi darinya. Ketika ia di
mobil, ia menangis. Martin begitu bingung. Dan bertanya apa yang terjadi. Angel pun
mengatakan satu hal tentang natal tahun lalu dan harapannya.
“ Aku ingin menikah, tapi kekasihku tidak bisa karena aku sudah menjadi cacat..”
Martin hanya terdiam, hatinya semakin tak berdaya.

Natal telah tiba, Martin mulai mengerti satu alasannya untuk menjadi seorang pria pada
utuhnya. Ia memberikan hadiah kepada Angel, sebuah hadiah yang mungkin terlalu
berharga untuk Angel. Sebuah kalung berlian di leher Angel. Martin menyadari satu hal, ia
mulai mencintai Angel. Ada yang harus ia katakan di acara makan malam natal bersama
mereka. Di atas meja makan dengan lilin merah menyala, Martin menyatakan cinta kepada
Angel.
“ Apakah kamu yakin ingin menjadi kekasih dari seorang gadis cacat sepertiku?
“ Aku berjanji dalam hatiku dan atas nama Tuhan kalau, aku bersungguh-sungguh ingin
menjadi bagian dalam hidupmu Angel, apapun yang terjadi dengan keadaanmu, kamu
adalah gadis yang kuinginkan dalam hidupku, sekarang dan selamanya.”
Kalimat itu membuat Angel begitu bahagia, walaupun ia ragu pada awalnya. Pada akhirnya
Martin benar-benar membuktikan satu hal kepada Angel. Ia benar-benar mencintai gadis
itu.Mereka pun berpacaran secara resmi. Keluarga Martin yang tidak pernah melihat Martin
demikian berubahnya dalam hidup menyambut kegembiraan putranya begitu bahagia.Suatu
ketika dimalam hari, Angel merasakan kuasa Tuhan, tiba-tiba jari kakinya mampu
bergerak. Ia mulai menyadari satu hal, kalau ia mulai bisa merasakan kakinya kembali
setela lama lumpuh tanpa bergerak.
Martin tidak pernah mengerti. Mengapa tubuhnya semakin lama semakin lemas. Hingga
akhirnya ia jatuh sakit. Ia terdampar di rumah sakit. Angel datang dan membuat keluarga
martin begitu terkejut.
“ Siapa dia ?” Tanya ibu Martin pada Martin yang terbaring ketika Angel bersamanya.
“ Ini kekasihku bu..”
Keluarga Martin terdiam. Ia tidak pernah meyangka kalau anaknya punya pacar yang cacat.
Semua bisa menebak kalau tentu saja keluarga martin tidak pernah bisa menerima
hubungan mereka. Tapi Martin tidak peduli. Saat itu, setelah kelua dari rumah sakit. Ia
benar-benar mendapatka hadiah terburuk dalam hidupnya. Martin positif HIV. Sebuah
kenyataan yang begitu pahit dalam hidupnya, ntah gadis mana yang ia tidurin dan
menularkan penyakit itu padanya.
Ia paham hidupnya seperti kiamat. Tapi dalam kesempatan itu, ia terus berjuang untuk
hidup. Angel mengatakan pada Martin kalau kakinya mulai bisa bergerak. Martin melihat
itu sebagai keajaiban, ia pun pergi memeriksa keadaan kaki Angel dan dokter mengatakan
kemungkian sembuh normal adalah 20 persen. Berita yang indah untuk Angel, tapi
sayangnya dokter mengatan harus segera dilakukan operasi untuk membuat kakinya
menjadi normal karena ada beberapa bagian urat pada kaki angel yang harus di ganti.
Martin memutuskan untuk membawa Angel ke rumah sakit terbaik di dunia. Angel
menolak pada awalnya tapi inilah yang terjadi di malam sebelum itu semua terjadi.
“ Angel, aku selalu ingat keinginan kamu di hari natal. Kamu ingin berjalan. Tuhan telah
mendengarkan impianmu itu, sekaranglah jalanmu. Kamu harus ikut aku pergi. Lakukan ini
untuk kebahagiaanmu, jangan pikirkan biayanya karena aku bisa membantu.”
“ Tapi kamu terlalu baik untukku, aku tidak ingin berhutang budi.”
“ Kamu tau, aku punya keinginan permintaan natal juga. Kamu ingin tau?” jelas Martin.
“ OK katakan.”
“ Aku ingin kelak meihat kamu berjalan dan aku bisa bahagia bersamamu setelah itu
dan..?”
“ Dan apa?”
“ Akan kukatakan kalau kamu sudah mau ikut aku ke untuk menyembuhkan kakimu,”
“ Baiklah..”
Mereka pun berangkat. 3 bulan sebelum natal. Operasi berjala dengan baik, tapi keadaan
martin yang terlalu lelah membuatnya semakin buruk.Tapi lelahnya itu dibayar dengan
semangat angel yang ingin sembuh dan berjala di saat natal. Semua terjadi, semua yang
dilakukan dokter berhasil. Angel pun sembuh, ia mulai bisa berjalan dengan perlahan.
Martin yang setia menjaganya selalu ada disampingnya.;
Hingga natal pun tiba. Angel berdua dengan martin. Di sebuah tempat yang indah., wajah
martn begitu pucat. Martin pun meneruskan apa yang hendak ia katakan kepada Angel
sesaat sebelum Angel di operasi.
“ aku sudah maafkan kamu sejak kita bertemu..?” kata Angel yang membuat Martin
bingung.
“ Kamu maafkan untuk apa?”
“ Kamu tidak perlu katakana apapun, aku sudah memaafkan dan mencintai kamu dengan
setulus hatiku.”
“ Angel, bagaimana kamu bisa tau?”
“ Aku tidak akan pernah lupa kejadian itu, sesaat sebelum kejadian itu aku melihatmu.
Walau samar-samar aku bisa tau itu kamu.”
“ Aku benar-benar menyesal Angel, maafkan aku..”
“ Lupakan semuanya Martin. Aku selalu menerima keadaan ini sebagai takdir.”
“ Angel ada satu hal lagi yang ingin kamu tau..”
“ Katakan Martin?”
“ Aku positif HIV..”
Angel terdiam. Dan ia mengatakan satu hal untuk martin.
“ Ketika kamu melihatku sebagai gadis cacat, kamu tidak pernah merasa malu ataupun
merasa takut bila aku merepotkan kamu. Aku begitu tersentuh, setiap manusia memiliki sisi
yang tak bisa ia hindarkan tentang ketakutan akan petaka. Tapi kamu berbeda Martin, kamu
menyadarkan aku untuk kuat, oleh karena itu, walaupun kamu menderita HIV, kini saatnya
aku melakukab hal yang sama!”
“ Kenapa kamu mau? Kamu tidak takut padaku.”
“ Karena inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu adalah bagian
dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada disampingmu..”
Martin dan Angel menikah beberapa bulan kemudian. Setahun kemudian Angel sudah bisa
berjalan tanpa tongkat, dua tahun kemudian. Mereka melahirkan anak dengan ajaibnya
normal tanpa penyakit apapun. Tiga tahun kemudian di natal 2009., Martin meninggal
karena penyakitnya.
Seperti kata Angel
“ Bagaimanapun keadaan kita dan siapapun yang memiliki keadaan sulit, janganlah merasa
kamu akan sulit karenanya. Karena kita tidak bisa memilih apapun dalam hidup kita, selain
bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan di masa lalu. Tapi percayalah masa
depan akan indah bila kita beusaha untuk menerima keadaan kita.”
Kupersembahkan kisah ini untuk semua penderita AIDS di dunia, percayalah kalian adalah
makluk tuhan yang paling bahagia dengan keadaan apapun.
Untuk sahabatku yang telah pergi dengan keadaan sama, aku merindukanmu

Anda mungkin juga menyukai