Anda di halaman 1dari 33

(Cerpen) Teman Kecilku...

Cinta Monyetku
Aku Rini amriani. Biasanya orang sering memanggilku dengan sebutan Nhot. Aku anak dari
seorang laki – laki yang bekerja pada sebuah perusahaan pertambangan timah dan bertindak
sebagai pemegang cabang perusahaan yang terletak di Kabupaten Bone serta anak dari seorang
ibu rumah tangga yang mempunyai segudang urusan. Sekarang aku berumur 15 tahun. Aku
bersekolah di sebuah sekolah dasar bernama SDN. Tamalanrea yang terletak di JL. Perintis
kemerdekaan 10, Makassar.
Kriiiiiiing……………..kriiiiiiiiiing………
Jam weker di kamarku berdentang dengan kencangnya seakan ingin merobek gendang telingaku
dengan dentumannya yang pelan namun sangat nyaring terdengar. Aku kemudian memaksa
sistem saraf di tubuhku untuk menggerakkan otot tubuh yang kaku terhanyut oleh dahsyatnya
mimpi yang semalam menghiasi tidurku. Sistem sarafku pun kali ini mau berkompromi dengan
waktu yang sudah menunjukkan pukul 06.00, waktu di mana aku harus mempersiapkan diri
untuk mengisi lembaran – lembaran cerita kehidupan yang akan kulalui hari ini. Aku pun bangun
dan menyandarkan diri di tiang tempat tidurku sejenak untuk menstabilkan perasaanku yang
masih penasaran dengan misteri mimpi yang kualami. “Hhhhhhuuuuuuuuaaaa”, sesekali aku
menguap sebagai tanda aku masih ingin terlelap dalam tidurku. Aku kemudian sedikit
menggerakkan otot tubuhku mulai dari leher hingga otot pada bagian tulang belakangku. Setelah
merasa rileks, aku kemudian melangkah ke jendela kamarku untuk membuka tirai yang semalam
tersingkap oleh tangan mungilku. Kemudian kulanjutkan dengan membuka jendela kamar yang
besinya sudah berkarat termakan waktu. Kulihat kucingku mulai bermain dengan rerumputan
yang masih basah terselimuti embun. Aku tersenyum melihat tingkah “Chibby” yang mengguling
– gulingkan tubuhnya dan membiarkannya basah oleh titik – titik embun. Kulirik jam weker
yang mengarahkan kedua jarumnya keangka 06. 10. “Nhot….. kamu sudah bangun?” teriak
mama yang membuyarkan khayalanku yang hampir saja membuatku terhanyut dan kembali
melangkah ke tempat tidurku. “Iya mama…” jawabku seraya menyambar handuk yang
menggelantung di jemuran kecil di kamarku. Kutuntun langkahku ke kamar mandi dan segera
membersihkan tubuhku seperti Chibby yang membersihkan tubuhnya dengan embun yang
membalut tubuh rumput di halaman rumahku. Pukul 06.30, aku selesai mandi dan segera
berpakaian. Setelah berpakaian, aku kemudian menuju ruang makan untuk sekedar mengambil
sepotong roti berisi selai coklat kesukaanku. “Mama… aku berangkat yaaaa”, teriakku sambil
menggigit sepotong roti di tanganku. “Iya, hati – hati” sahut mama dari arah dapur. Akupun
berangkat ke sekolah dengan sebuah becak yang dikomando oleh seorang lelaki tua bernama
Daeng Jatting. Pukul 07.00, aku sampai di pintu gerbang sekolah, disambut oleh berbagai jenis
suara dari bibir – bibir kecil yang aku sendiri tak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.
Aku kemudian melangkahkan kakiku ke kelas III.b yang terletak selurusan dengan pintu
gerbang. Ketika memasuki kelas, kulihat sebuah tas yang kurasa asing menggantung di belakang
bangkuku. “Tyas, ini milik siapa?” teriakku pada sahabatku Tyas dengan nada yang sedikit
meninggi. “Itu milik Iand, anak baru yang kemarin terpaksa menempati tempatmu yang kosong.
Kamu sih nggak ke sekolah”. Jawab Tyas dari luar kelas. “Aku sakit, asmaku kambuh.
Emangnya suratku nggak ada?” tanyaku lagi. Kali ini Tyas hanya menjawab dengan gelengan
seraya membaca buku IPA di tangannya. Kupindahkan tas itu dari tempat dudukku dan
meletakkannya di meja guru. Aku tak peduli itu milik siapa. Yang jelasnya dia telah lancang
menitipkan tubuhnya duduk di tempat dudukku. Selang beberapa menit, sesosok tubuh berjalan
di sampingku dengan mengikutsertakan tas yang tadi berada di tempatku. “Oh, jadi ini anak baru
itu”, fikirku dalam hati. Mataku entah mengapa terus saja mengikuti langkahnya yang semakin
jauh meninggalkan diriku, menuju sebuah bangku kosong di berada 3 bangku dari bangkuku.
“Teeeeng.. teeeng.. teeeng” lonceng sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran akan
dilaksanakan. Aku pun mengarahkan pandanganku ke papan tulis dan memperhatikan guruku
yang akan membahas pelajaran IPA pagi itu. Pukul 12.00, akhirnya jam sekolah pun usai aku
pulang dengan bibir yang entah mengapa selalu memancarkan senyum bahagia. Detik demi detik
berlalu menjadi menit lalu selanjutnya berganti menjadi jam lalu hari minggu dan bulan. Waktu
bergulir seiring dengan lebih akrabnya aku dengan Iand serta Tyas. Mulai dari belajar bersama,
bermain, dan sebagainya, aku lakukan dengan perasaan yang semakin lama semakin tak
kumengerti perasaan apa yang bergejolak di dalam hatiku tersebut kepada Iand. Bingung dengan
keadaanku yang semakin tak menentu, aku memberanikan diri untuk menceritakan apa yang
kurasakan kepada Tyas sahabatku. Awalnya Tyas hanya tertawa, tapi lama kelamaan dia mulai
menampakkan raut wajah yang sepertinya tak suka mendengar kenyataan tentang perasaanku ke
Iand. Tiba – tiba saja Tyas mengucapkan sesuatu yang mengagetkanku. “Sebenarnya aku juga
suka sama Iand. Hmm.. semenjak dia datang ke sekolah ini.” sahut Tyas menyatakan
perasaannya tanpa memperdulikan aku yang sedikit terluka dengan kata – kata itu. Tapi dengan
segera aku membuang perasaan sakit yang kurasa. Aku kemudian tertawa dan segera memeluk
Tyas dan berkata bahwa tadi aku Cuma berbohong. Padahal sejujurnya dibalik tawaku tersebut,
tersimpan perih yang tak tau lagi harus kuapakan. Tapi aku lebih memilih melihat temanku
bahagia dan mempertahankan persahabatanku dengan Tyas daripada harus melanjutkan
perjuangan untuk mencintai seseorang yang juga dicintai oleh sahabatku. Sejak hari itu, aku pun
mulai menjaga jarak dengan Iand. Kulihat Iand juga tak peduli dengan semakin menjauhnya aku
dengan dia. Yang kulihat, dia malah semakin akrab dengan Tyas. Dan tampaknya Tyas sangat
senang. Akupun hanya bisa membagikan sedikit senyum walaupun hatiku tak pernah senyum
melihat itu semua. Dan aku Cuma bisa berkata :
“Walaupun cintaku ini menginginkan cintamu,
Walaupun cintaku ini seindah warna pelangi,
Dan walaupun cintaku ini sebesar ketulusan hatiku melihat kau dengannya,
Apalah dayaku yang lebih memilih cinta dari sahabatku
Dibandingkan memilih cintamu yang
Pada akhirnya akan melukai hati sahabat
Yang telah mewarnai hidupku.
Biarlah rasaku mengalir bagaikan air
Yang meninggalkan dirimu dan kehidupanmu.
Yang aku tahu,
Lama - kelamaan cintaku itu akan pupus
Seiring bergantinya hari
Lama kelamaan cintaku akan memudar.
Dan lama kelamaan cintaku akan pergi meninggalkan relung hatiku
Walaupun dengan memberikan luka membekas
Yang kan selalu tersimpan rapi di ingatanku.
Dan lama kelamaan cintaku pun akan menyadari
Bahwa cinta memang tak selamanya bahagia.
cinta memang tak selamanya terbalaskan.
Dan cinta memang tak harus memiliki.”
(Cerpen) Cinta Yang Salah

Di suatu siang yang cerah, teriknya matahari membuat semua tubuh di basahi oleh keringat.
Nampak seorang cewek berjalan diatas koridor kampus ,cewek tersebut mengenakan sebuah
jilbab dan pakaian berwarna hijau yang terlihat indah, cewek tersebut bernama Sivhera Dewi
Nasarina, tapi ia biasa di sapa degan nama yang cukup singkat yaitu Ve . terdengar suara
panggilan yang memanggil cewek tersebut, “Ve....tunggu !!!!!!!!!!.” Ve pun memalingkan
tubuhnya 1800 dari tempat ia berdiri . Ternyata seorang cowok yang cukup bersih dan rapi yang
memanggilnya, ia bernama Randy, Randy pun menghampiri Ve.” Iya kenapa Ren ?????” tanya
Ve pada Randy. “Enggak aku cuman pengen ngomong sesuatu sama kamu, kamu nggak punya
jam kuliah lagi kan ?” jawab Randy. “ enggak , ini rencananya udah mau balik, emangnya kamu
mau ngomong apa ?“ tanya Ve. “gini nggak lama lagi kan Dea ulang tahun aku mau kamu
nemenin aku nyari kado yang tepat untuknya, maukan please....”pinta Randy . Dea merupakan
teman sekelas dari Ve dan juga Randy yang cukup dekat dengan Ve sekaligus pacar dari Randy.
Sebenarnya Ve ingin menolak menemani Randy untuk cari kado untuk Dea, karena ia tahu
pengorbanan cinta Randy selama ini untuk Dea semua hanya percuma karena Dea pernah bilang
ama Ve kalau dia itu Cuma main-main ama Randy, tapi sebaliknya dengan Randy. Randy sangat
sayang sama Dea tapi...nggak tau apa yang ada dikepala Dea yang hanya ingin mempermainkan
Randy. tapi karena nggak enak untuk menolak Ve pun menerima tawaran Randy.
Mereka pergi ke suatu mol untuk mencari sesuatu yang mungkin di sukai oleh Dea, Randy
sangat bersemangat, tapi Ve sebaliknya ia berpura-pura untuk semangat dan mencoba untuk
semangat, karena Ve nggak mau ngecewain Randy. Awalnya Randy ingin memberikan sepatu
untuk Dea, tapi Ve menyarankan agar Randy memberikan shall untuk Dea. Randy hanya nurut
pada Ve. Sambil milih-milih shall nggak sengaja Randy ngeliat Dea jalan sama senior
dikampusnya, namanya kak Adit. Ve bertanya pada Randy, “ kamu kenapa Ran ?” Tanya Ve.
Randy hanya menghela nafas dan mencoba menceritakan apa yang barusan ia lihat. Ekspresi Ve
saat mendengar cerita dari Randy tampak biasa-biasa saja, karena Ve sudah terlalu sering
melihatnya. Sebenarnya Randy juga sudah beberapa kali melihatnya dan mendengar cerita dari
anak-anak yang lain di kampus, tapi ia ngak menghiraukannya dan tidak pedui meski ia sakit
untuk diduakan. Tapi setiap ia meminta penjelasan dari Dea, Dea hanya menangis dan mengelak
ia selalu berkata, “semua hanya teman biasa.” Merekapun keluar dari tokoh itu dan mencari
tempat untuk bicara, mereka bicara panjang lebar hingga akhirnya Randy memutuskan untuk
memutuskan Dea. Merekapun kembali dan Randy mengantar Ve pulang kerumahnya dengan
menggunakan mobil avanza pribadi Randy yang berwarna hitam pekat.
Setelah Randy tiba dirumah ia mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusan yang akan
ia ambil memang sudah tepat. Ditempat yang berbeda dengan Ve yang khawatir dengan keadaan
Randy, ia takut Randy gegabah dalam mengambil keputusan jika Randy masih mau
mempertahankan hubungannya dengan Dea. Keesokan harinya Ve mencari-cari Randy keliling
kampus ia terus bertanya pada anak-anak yang lain apa mereka melihat Randy ?, tapi semua
kompak menjawab tidak. setelah lelah mengelilingi kampus Ve beristirahat di sebuah kursi
taman. Berselang beberapa menit ia duduk, ia melihat Dea lari dengan bercucuran air mata. Ve
sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, tak lama Randy pun menghampiri Ve yang
saat itu hanyut dalam rasa penasarannya ve kaget melihat Randy langsung duduk di kursi taman
dengan muka yang sangat lesu. Ve tak langsung bertanya pada Randy karena ia tahu pasti Randy
belum siap untuk bicara, iapun menunggu Randy hingga Randy siap untuk menceritakan
semuanya.
Setelah perasaan Randy agak mulai membaik Randy mulai membuka pembicaran dengan Ve,
ternyata Randy telah memutuskan Dea. Ve pun tak menyangka bahwa Randy sudah mulai
membuka matanya dengan semua tindakan yang telah dilakukan oleh Dea. “Tapi menurutnya
semua ini mungkin adalah tindakan yang tepat yang telah diambil oleh Randy. Bisik Ve dalam
hati. “Apa yang harus aku lakukan saat ini , apakah tindakanku sudah tepat ?” kata Rendy. Aku
pikir iya!” jawab Ve.
Hari-hari terus berlalu dan tak terasa Randy dan Dea sudah sebulan putus, tapi yang Ve lihat dari
sisi Randy ia masih sangat terpukul padahal sudah sebulan berlalu, tapi sebaliknya dengan Dea ia
selalu menceritakan idola-idola barunya. Ve merasa kasihan dengan Randy.
Ternyata rasa simpati Ve pada Randy berubah menjadi rasa yang berbeda, Ve pun tak tahu dan
tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Ve takut dengan rasa itu, Ve tak tahu semua berawal
dari mana. Ve tak ingin hanya karena rasa ini persahabatannya dengan Randy hancur, Ve terus
mencoba untuk menghilangkan rasanya untuk Randy. Ve mulai berpikir untuk menjauh dari
Randy, karena Ve tahu rasa ini salah dan mungkin bukan untuk Randy , Ve pun tak ingin larut
dalam rasa yang salah itu.

“Tuhan jika ia bukan untukku jauhkan aku padanya, tapi jika ia memang tercipta untukku
dekatkan aku padanya meski banyak rintangan yang menghadang , tapi yakinkan aku dia bukan
untukku.” gumam Ve dalam hati. “Sudahlah ini semua salahku, ini adalah rasa yang salah dan ku
ingin menguburnya dalam-dalam dan melupakannya.” Ve menyalahkan dirinya sendiri terhadap
apa yang ia rasakan saat itu.
Tak dapat dipungkiri bahwa rasa yang di rasakan oleh Ve memang berat untuk dihilangkan, tak
semudah membalikkan telapak tangan. tapi Ve bersyukur karena Randy tidak tahu akan
perasaannya terhadap Randy.
Lambat laun perasaan Ve semakin tak menentu, ia terus berusaha menghilangkan perasaanya
pada Randy. Entahlah apa yang akan terjadi kelak dengan perasaan yang di pendam oleh Ve.
Mungkinkah Randy akan tahu, perasaan Ve yang sebenarnya yang di pendam Ve untuknya.

(Cerpen) Tak Ada Yang Salah Dengan CINTA

Cha-cha seorang gadis remaja yang baru berumur 16 tahun dan sekarang duduk di bangku SMA
kelas 3 terbangun dari tidurnya, dan melihat mentari pagi yang sedang tersenyum kepadanya.
Dan seketika itupun dia ,menyadari dan merasakan hembusan angin pagi yang begitu sejuk di
sudut jendela kamarnya yang tiba-tiba saja membawanya dalam sebuah keresahan yang
membawanya untuk mencoba melewati setitik celah mencoba menelaah segala resah yang mulai
gerah pada semua yang lagi tak terlihat indah yang membuatnya kembali berfikir bahwa
haruskah dia menyerah pada keadaan sekarang ini, keadaan yang membuatnya tersiksa untuk tak
lagi mencoba mengenang dan merelakan sesuatu yang pada kenyataannya telah pergi dan bukan
untuk dimiliki lagi. Itulah gambaran dirinya saat ini, gambaran seseorang yang masih terjebak
dalam kenangan masa lalu, gambaran seseorang yang kini baru menyadari perjalanan manusia
yang begitu panjang yang membawanya kepada sebuah pertemuan dan perpisahan. Dimana hari
yang lalu ia bertemu, dapat menikmati canda tawa, tangisan dan kebersamaan namun kenyataan
hari ini yang seiring dengan berjalannya waktu hanya ada seseorang datang dan pergi. Pergi yang
tidak diketahui pergi untuk kembali atau pergi untuk selamanya.
Itulah sekarang beban di hidup Cha-Cha, ia terus menanti sesuatu yang menjadi miliknya dulu
kini dapat kembali, akan tetapi rasanya itu sesuatu yang mustahil. Cha-cha sebenarnya tidak
sanggup menanggung beban pikirannya itu sendiri, makadari itu Cha-cha biasanya hanya
melampiaskan kesedihannya itu dalam sebuah buku, buku usang yang telah tua dan berwarna
biru.
Suatu hari ketika cha-cha sedang asyik-asyiknya duduk sendiri di belakang halaman sekolah
tiba-tiba Sisil dan Mitha sahabatnya datang menghampirinya, dan lagi-lagi mereka mendapati
sahabatnya dengan wajah yang murung sambil menulis di buku usangnya itu dan mendengar
musik kesayangannya ‘’MASIH CINTA’’ by KOTAK.
Sisil pun berkata ‘’ Cha…kamu kok murung gitu sich, kamu masih ingat dia? ”, ‘’Iya,cha…benar
apa yang dikatakan Sisil itu ?, sahut Mitha pula.’’ Tidak kok, aku hanya teringat kakakku yang
sekarang lagi menuntut ilmu di Mesir, sudah lama kami tidak berjumpa, aku kangen banget ma
dia’’ucap cha-cha mencoba menyembunyikan kesedihan dan kemurungannya. Mitha : ‘’
Cha..sampai kapan kamu mau membohongi dirimu sendiri, sampai kapan kamu mau
menyembunyikan kesedihamu dari kami ??????”.
Sisil : ‘’ Cha..kami tahu perasaanmu sekarang kamu pasti sangat terbebani dengan perasaan yang
tak bisa melupakan dia, laki-laki yang dulu selalu mewarnai hidupmu, laki-laki yang dulu
membuat kau tertawa dan menangis , tapi itukan sudah menjadi keputusanmu dulu untuk
melepaskannya.”
Cha-cha : “ Kalian ini semua kenapa sich, aku kan sudah berulang kali bilang aku tidak kenapa-
kenapa memang sampai sekarang aku belum bisa melupakan dia tapi bukan berarti setiap kalian
mendapati aku seprti ini kalian selalu berkesimpukan aku seolah-olah bersedih karena dia, dia
dan dia.”
Mitha : “ Bukan itu maksud kami cha…kami cuman merasa tidak enak setiap kami sedang asyik-
asyiknya bercanda tawa sementara kami melihatmu murung, kami merasa tidak berguna sebagai
seorang sahabat.’’
Sisil : “ Kenapa sich, kamu tidak mau curhat dengan kami berdua siapa tahu kami bisa
memberimu solusi, paling tidak bisa mengurangi bebanmu, ingat kamu yang selau bilang ke
kami berdua masalah itu tidak selamanya diselesaikan dengan sendiri ada kalanya kita juga
membutuhkan bantuan orang lain, dan disinilah fungsi kami sekarang sebagai seorang sahabat. “
Cha-cha : “ OK lah kawan aku memang selalu berkata demikian dan aku tahu itu, tapi percaya
sama aku, aku tidak apa-apa aku hanya lagi senang mencoba keadaan yang seperti sekarang ini,
yang tidak terlalu penuh dengan keramaian.
Mitha : “ Tapi kami itu sangat tahu kamu, cha…kamu tidak biasanya suka dengan kesendirian
jikalau kamu memang tidak lagi sedih dan ada banyak masalah atau apalah. “
Cha-cha : “ Aku memang tidak memungkiri akan hal itu, tapi aku juga sekarang begini karena
aku lagi mencari sebuah inspirasi untuk menyelesaiakan tugas-tugas kita…yang membutuhkan
banyak inspirasi yang bagus dan menarik serta tidak lupa dilengkapi dengan kosentrasi yang
serius, mengerti....”
Sisil : “ Terserahlah kamu mau bilang apa, soalnya apapun yang kami bilang pastinya kamu
selalu berusaha untuk mengelaknya “. Ucap Sisil dengan perasaan agak jengkel .
Cha-cha : “OK, sowry, sowry, tapi maksudku tidak begitu kawan aku malahan sangat
berterimakasih karena kalian semua sangat perhatian sama aku.”
Mitha : “OK lah kalau begitu, tapi kami hanya ingin Cha-cha yang dulu, yang lucu, yang konyol
selalu buat orang tersenyum, tidak seperti sekarang yang selalu terlihat murung.”
Sisil : “Iya, Cha benar apa yang dikatakan Mitha, kan ada orang yang mengatakan bahwa saat
kita menyukai seseorang belajarlah untuk berteman dengannya, saat kita mencintai seseorang
belajarlah untuk sungguh-sungguh, saat ia menyakitimu belajarlah untuk memaafkannya, saat dia
menghianatimu belajarlah untuk tidak membalasnya dan saat dia pergi belajarlah untuk
merelakannya dan tersenyumlah ketika engkau melihat dia bahagia. Maka dari itu kawan
sekarang kamu harus belajar untuk merelakannya dengan perlahan-lahan. OK kawan….”
Mitha : “ Iya, Cha gimana…???”
Cha-cha : “OK lah, yang jelas kalian senang. Mulai besok kalian akan melihat kembali Cha-cha
yang sebenarnya.”
Mitha : “Kami pegang yach ucapanmu….!!!!!!!!”
Cha-cha : “Iya,” sahut Cha-cha kembali, dengan wajah yang berusaha untuk meyakinkan
sahabat-sahabatnya, walaupun sebenarnya di lubuk hatinya yang paling dalam ia masih sulit
untuk merelakan semua yang telah terjadi saat ini, tapi Cha-cha juga ingin berusaha untuk
melakukan semua saran-saran sahabatnya dan dia berharap mudah-mudahan itu yang terbaik.
Keesokan harinya di sekolah Cha-cha pun berusaha menunjukkan kepada sahabat-sahabatnya
bahwa apa yang dia katakan kemarin dapat dipercaya dan dia pun berusaha membuktikannya
kepada semua sahabat-sahabatnya bahwa Cha-cha yang dulu kini telah kembali. Cha-cha pun
memulai kembali hari-harinya dengan kekonyolan-kekonyolannya dan
kenarsisannya,melampiaskan semua ekspresinya tanpa perasaan malu walaupun Si Monyetnya
ada di dekatnya. Si Monyet adalah julukan lucu-lucuan yang diberikan sahabat-sahabat Cha-cha
kepada seseorang yang dulu pernah menjadi miliknya.
Cha-chapun berusaha melalui harinya dengan senyuman dan semangat walau banyak cobaan
yang harus dia lalui. Mencoba merelakan setiap kepingan ukiran indah kenangan masa lalunya
dan godaan dari teman-temannya yang masih selalu mengejeknya dengan Si Monyetnya, seolah
membuat Cha-cha untuk masih bisa berharap. Tapi Cha-cha mencoba untuk biasa-biasa saja
dalam menanngapi semua itu. Sampai suatu hari Cha-cha bertanya kepada kedua orang
sahabatnya, Cha-cha mengatakan” Kenapa yach, jika aku melihat rata-rata orang yang sudah
tidak bersama pasangannya, baik itu karena mereka sudah putus atau apalah, mereka semua
dengan begitu saja mudah mendapat penggantinya, walaupun sebenarnya itu adalah hal yang
mungkin wajarlah apalagi untuk remaja seumuran kita sekarang ini dan mereka terlihat fine-fine
saja , tapi kenapa aku tidak bisa ????????” Tanya Cha-cha kepada kedua orang sahabatnya. Mitha
: “sebenarnya kamu bisa, tapi kamu takut dan belum mau untuk mencobanya karena, sampai
detik inipun kami juga tahu bahwa kamu masih memikirkannya, iya kan ???????”
Cha-cha : “Tapi, aku sudah pernah mencobanya kok tapi memang masih sulit rasanya,jadi aku
harua bagaimana?”
Sisil : “Kalau begitu faktanya, artinya kamu memang masih sayang sama dia dan kalau begitu
jalan satu-satunya kamu harus jujur sama dia, katakan yang sebenarnya sebelum terlambat
jangan sampai kamu menyesal nantinya dan sepengetahuan kami sebenarnya dia juga masih
mempunyai perasaan yang sama denganmu akan tetapi tidak ada yang berani untuk memulainya
makadari itu lebih baik jujur.”
Cha-cha : “Apa!!!!!!! kalian yakin, mau ditaruh dimana ini muka kalau nanti dia tidak merespon
pengakuanku , pastinya aku akan merasa malu lagian akukan perempuan.” Sahut Cha-cha
dengan sedikit terkejut.
Mitha : “Kami yakin 100%, tidak usah pakai acara-acara malu dan gengsi segala dech, Cha…
ingat sampai kapan harus begini terus menanti sesuatu yang sangan tidak jelas ujungnya
bagaimana.!”
Sisil : “Betul, Cha ini jalan yang terbaik, kamu fikir saja yach ada dua kemungkina yang bisa
terjadi. Kemungkinan yang pertama, jika dia meresponmu otomatis kamu senang dan
kemungkinan kedua jika dia tidak meresponmu itu artinya bisa menyadarkanmu bahwa memang
sudah tidak ada harapan lagi never mindkan, yang jelas kamu sudah lega karena kamu sudah
mengungkapkan isi hatimu yang sebenarnya daripada tidak ada kejalasan itu bisa membuatmu
terus berada dalam dunia khayal!.”
Cha-cha : “Apa tidak ada jalan yang lain lagi????”
Mitha & Sisil : “ TIDAK ADA!!!!!!!!!!!!!!!”
Cha-cha : “Hm,hm,hm,….baiklah kalau begitu aku akan mencobanya, doakan aki yach…kawan
mudah-mudahan berhasil.”
Mitha : “Siiiiiiplaaaaahhhhh.”
Cha-cha : “Tapi aku tidak bisa langsung mengatakannya, baiknya lewat apa yach?”
Sisil : “Lewat surat saja OK. Tidak usah terlalu lama berfikir nanti keburu mukamu menjadi tua
loch.”
Cha-cha : “BISMILLAHI RAHMANIRRAHIIIIIIIIIIIIM.”
Mitha : “FIGHTING!!!!!!!!!”.
Cha –cha pun mulai menulis surat yang akan dia krimkan dan di dalam suratnya dia mengatakan
bahwa AKU MASIH SAYANG DEDE (DEDE dulunya adalah panggilan khusus untuk Si
Penyemangat Cha-cha). Sesudah menulis surat itu Cha-cha pun menyelipkannya di bawah laci
meja DEDE.
Tiga hari setelah Cha-cha menulis surat itu DEDE belum memberikan tanda-tanda kepada Cha-
cha apakah dia meresponnya atau tidak karena, Cha-cha juga tidak tahu apakah dia sudah
membacanya atau belum. Setelah beberapa hari, Cha-cha melihat belum ada tanggapan dari
DEDE, akhirnya dengan berjalannya waktu Cha-cha memutuskan untuk kembali meyakinkan
dirinya untuk berhenti berharap dan melupakan DEDE. Walaupun ujung-unjungnya ia sulit untuk
melakukan hal itu, tapi mau diapakan lagi, hanya itu yang bisa Cha-cha lakukan dan itupun
kenyataannya. Seiring berjalannya waktu Cha-cha hanya bisa berkata, “Akan tiba saatnya
dimana aku harus berhenti mencintai seseorang bukan karena aku putus asa mencintainya
melainkan karena aku menyadari bahwa orang yang aku cinta akan lebih bahagia bila aku
melepaskannya”. Cha-cha pun berusaha menganbil sebuah pelajaran dari masalahnya itu, yaitu
belajar untuk merelakan karena tidak semua yang kita harapkan sesuai dengan kenyataan dan
belajar merelakan sesuatu itu adalah salah satu cara menuju kedewasaan, baik itu kedewasaan
dalam berfikir maupun dalam bertindak. Dan itulah cinta, kadang sulit untuk dimengerti karena,
cinta seolah-olah mempermainkan kita, cinta yang membuat kita melakukan sesuatu yang tidak
biasanya tetapi cinta juga yang membuat kita bahagia, menangis dan tertawa. Tapi itulah cinta
tidak ada yang salah dengan CINTA.

ISFAN BLOG
 Beranda

(Cerpen) Hari Yang Sial


Pagi ini aku terlambat bangun, sehingga membuatku melaksanakan salat subuh jam 06.15 pagi. Jam
telah manunjukkan pukul 07.00 aku belum selesai sarapan, padahal hari ini adalah hari senin dan semua
siswa harus mengikuti upacara bendera. Setelah semuanya siap aku lalu berangkat diantar oleh ayahku
tetapi jam telah menunjukkan pukul 07.10 padahal jarak rumahku ke sekolah cukup jauh, butuh 10
menit paling cepat agar dapat sampai tetapi entah mengapa ayahku langsung berhenti di tengah jalan,
ternyata ban motornya bocor, membuat perjalananku ke sekolah menjadi lebih lambat, tanpa fikir
panjang aku langsung pamit dan menahan mobil mikorolet agar dapat memperkecil keterlambatanku.
SesAmpaiku di sekolah aku melihat sang merah putih telah berkibar, itu artinya bahwa aku sudah sangat
terlambat. Untung saja ada yang menemaniku menerima hukuman, ditambah lagi aku yang tidak
memakai topi. Setelah upacara selesai kami semua yang terlambat lalu dipanggil untuk menghadap dan
diadili, kami lalu dihukum untuk membersihkan WC yang sangat kotor dan dianggap angker oleh teman-
teman.
Hati kecilku lalu berkata “semua hal sial yang kualami hari ini cukup sampai disini, padahal aku tidak
pernah terlambat seperti ini”. Setelah hukuman kami selesai, kami lalu kembali ke kelas dan siap untuk
belajar. Tetapi entah mengapa kasialanku terus berlanjut, buku PR yang seharusnya dikumpul hari ini aku
lupa untuk memasukkannya ke dalam tas, tetapi guruku yang satu ini tidak mau menerima alasan
apapun, dia lalu berkata dengan penuh kemarahan
“saya tidak mau menerima alasan, cepat keluar dan berdiri di depan kelas”
Padahal aku yang dikenal rajin di kelas IX.1 ini jarang sekali mendapat hukuman seperti ini.
Bel istirahatpun berbunyi, aku dapat lebih tenang karena hukumanku telah selesai. Teman-temanku lalu
memanggilku bermain sepak bola, tetapi kesialan masih ada padaku, setelah beberapa saat setelah kick-
off aku langsung terjatuh karena di senggol oleh teman, seragamku lalu kotor dan kakiku terluka. Entah
mengapa di hari itu sangat lain rasanya dibandingkan hari-hari yang kulalui sebelumnya. Karena aku
jatuh dan seragamkunsangat kotor mengakibatkan aku tidaj nyaman lagi mangikuti pelajaran
selanjutnya.
Bel pulangpun berbunyi, aku berkata kepada temanku yang selalu menemaniku pulang bersama yaitu
Firman “ man mudah-mudahan kesilalanku cukup hanya di sekolah”…..”tetttttttt” entah mengapa
perkataanku dipotong oleh suara kelakson mobil yang ada dibelakang kami aku lalu melanjutkan
perkataanku kepada Firman dan bertanya “jadiji sebentar mujemputka’ toh?” firman lalu menjawab
“insyaAllah”.
Sore hariya Firman lalu menjemputku untuk pergi ke JICL tempat bimbingan belajar kami, tetapi sialnya
lagi aku bersama Firman karena terlambat, pelajaran telah di mulai untung saja kakak Pembina atau
biasa disebut dengan tentor, baik hati dan langsung saja menyuruh kami berdua duduk.
Sepulang dari tempat bimbingan, kami berdua lalu pergi ke Warnet dekat sekolah untuk mengejakan
tugas yang diberikan oleh guru kami. Di warnet telah ada ridawan dan jaffar yang telah lam mencari
tugas juga, tetapi mereka berdua minta diantar pulang kepada Firman, tetapi Firman menyuruhku
mengantar mereka berdua, kamipun terpaksa bonceng 3. Setelah mereka berdua sampai di tujuan
denganku aku lalu kembali memutar motor Firman yang kupakai tersebut, entah mengapa aku uleng dan
hampir menabrak orang yang sedang memperbaiki mobil truknya. Untung saja aku dapat menghindar,
tetapi setelah menghindari orang tersebut aku lalu jatuh, dan untungnya lagi aku daot dimaafkan oleh
orang yang hamper kutabrak tadi dan kerusakan motor Firman tidak terlalu parah. Akupun pulang
kembali ke Warnet dan meminta maaf kepada Firman karena telah menjatuhkan motornya.
Aku berfikir, dari semua kesialan yang kualami hari ini mulai dari rumah sampai pulang kembali, mungkin
inilah sejarah kesialan terbanyak dan terparah yang pernah kualami. Dan aku nerharap kejadian yang
begini tidak akan terulang kembali.

(Cerpen) Semua Butuh Kesabaran

Malam itu, Rhizty duduk di teras depan rumahnya. Ia memandangi bulan yang terus bergerak
dan terus menampakkan wajahnya yang berseri-seri. Rhizty terus memandanginya dan sesekali
menengok ke dalm rumahnya. Ia takut keluarganya melihat dan mengetahui apa yang sedang ia
lakukan di teras. Beberapa saat setelah memandangi bulan air matanya mengali. Ia terpesona
dengan suasana malam yang begitu indah. Bintang pun silih berganti berkedip turut meramaikan
suasana malam itu. jilbab hitam dan baju lengan panjang yang dikenakan Rhizty seakan menjadi
cirri khasnya. Rhizty merasa kesepian di tengah-tengah keramaian dan keindahan langit malam.
Tiba-tiba ia teringat dengan masalah yang ia hadapi sekarang. Ia butuh seseorang yang mau
mendengarkan isi hatinya dan mampu memberi solusi untuk masalahnya itu. Namun, hal itu
tidak mungkin terjadi. Selama ini, Rhizty selalu tertutup ketika ada masalah, ia tidak pernah
menceritakan kepada siapa pun termasuk keluarganya sendiri. Ia selalu ingin menyelesaikan
masalahnya sendiri tanpa harus merepotkan orang lain. Entah apa alasannya. Ketika ditanya apa
ia terus menjawab dengan jawaban khasnya “ tidak ”. Namun, kali ini berbeda ia merasa sangat
membutuhkan seseorang yang bisa membantu menyelesaikan masalahnya karena ia tidak
sanggup menyelesaikannya sendiri. Ia butuh orang yang lebih dewasa dan mampu member solusi
yang tepat. Masalah yang ia hadapi sangat mempengaruhi masa depannya sehingga ia butuh
bantuan ia takut salah langkah.
Sudah beberapa hari ia memikirkan jalan keluarnya , namun ia terus berada dalam kebingungan.
Ia merasa berada di pertengahan sebuah jembatan yang tinggi. Ia ingin mundur namun ia tidak
ingin menyia-nyiakan perjuangannya selama ini yang telah ia lakukan. Ia ingin terus maju namun
ia takut melangkah. Ia butuh seseorang untuk menjadi penuntunnya. Begitulah yang sedang
dirasakan oleh Rhizty. Tiba-tiba suara ibu Rhizty terdengar dari dalam memanggil Rhizty “
Rhizty , Rhizty, Rhiz kamu dimana nak ???” “Rhizty ada di teras depan Bu.” Jawab salah
seorang kakak Rhizty dari dalam. “ Iya Bu Rhizty ada di teras” sahut Rhizty sambil menghapus
air matanya dengan sapu tangan birunya. “ Rhizty kamu kenapa tinggal sendiri di luar ? tidak
baik bagi seorang gadis duduk malam-malam di teras apalagi sudah pukul 10.00” Tanya ibu
Rhizty dengan suara khasnya. “ Tidak Bu , itu Bu saya sedang memikirkan jawaban dari soal
Fisika tadi siang di sekolah , sampai sekarang belum dapat juga jawabannya” jawab Rhizty
kebingungan. “ Bohong Bu , tadi Rhizty tidak ke sekolah , lagian sudah UN tidak mungkin
masih ada tugasnya” jawab kakak Rhizty dari dalam. “Ahh.. bohong Bu justru dia yang tidak ke
sekolah mentang-mentang sudah UN. Tidak seperti saya Bu, biar sudah UN belum bosan ke
sekolah . Dan benar Bu saya sedang memikirkan solusi dari soal Fisika ” jawab Rhizty yang
membuat ibunya ragu dengan dengan jawaban dan raut wajahnya. “ Tapi, sudahlah… sana
masuk kamar sudah malam. Di kamar saja pikirkan solusiny. ” perintah ibu Rhizty. “ Iya Bu,
sebentar saya menyusul ” jawab Rhizty.
Begitulah selama ini yang Rhizty lakukan . ketika ada masalah dan ditanya apa ia justru terus
menyembunyikannya dan bahkan sering berbohong. Ia tidak ingin ada orang lain yang tahu
masalahnya. Ia tidak ingin merepotkan keluarganya. Setelah Ibu Rhizty masuk ia pun menyusul.
Ia ingin melanjutkan malam berikutnya dan di tempat yang sama.
Sebelum bulan meninggalkan Rhizty , Rhizty bangun dengan segera kemudian salat. Setelah
salat, mandi dan menyiapkan segala keperluannya ia pun siap berangkat. Ketika matahari pun
menjemput dengan warna khasnya , akhirnya Rhizty berangkat di suatu tempat. Ternyata Rhizty
ingin ke sekolah barunya. Sekolah idamannya selama ini yang ia impikan. Ia hendak mengurus
semua yang dibutuhkan pada sekolah itu, tanpa campur tangan keluarganya. Setelah pulangdari
sekolah barunya itu, ia pun istirhat sejenak. Saat malam tiba ia kembali duduk di tempat yang
paling ia senangi. Ia memulai lagi memikirkan solusi dari masalahnya. Dan lagi-lagi
mengeluarkan air mata. Tiba-tiba kakaknya keluar dari rumah dan mendekati Rhizty tanpa
Rhizty sadari “ Ada ritual apa nihh, kok pake acara ngalirin air mata segala ?” tanya kakak
Rhizty yang biasa dipanggil Wahyu. “ Tidak,, tidak,,” jawab Rhizty kaget. “ Tapi kenapa harus
mengeluarkan air mata ? sampai-sampai bulan pun heran memandangmu” Tanya Wahyu
penasaran. “ Tidak itu,.. kepala saya sakit, biasa penyakit lama, sudah masuk sana... nanti kulit
manismu tergigit nyamuk” pinta Rhizty sambil berusaha untuk tersenyum. “ Ya sudah , kalau
tidak mau cerita, saya tahu kamu pasti punya masalah . tapi kalau belum siap untuk cerita juga
tidak apa-apa. Saya ini masternya loch, dan kamu harus tahu kalu semua cewek-cewek dan
cowok-cowok kalau lagi ada masalah di sekolah apalagi masalah cinta datang ke saya. Mereka
bawa ini dan itu, tapi kalau kamu gratiss yang penting kamu mau meminjamkanku itu apalagi
namanya yang bisa digunakan untuk wajah agar tampak lebih putih, namanya seperti kolam ikan
kalau dalam bahasa inggris, pond ya...? ” jawab Wahyu yang terus berusaha menghibur adiknya.
“ Bukan pond tapi ponds. Kalau memiliki wajah yang hitam yahh hitam saja, putih ya putih.
Lagian saya tidak punya ponds saya lebih memilih yang alami saja. Ohh yaa janji yah , besok
malam saya mau cerita kamu harus mau dengar dan memberi solusi,” pinta Rgizty dengan wajah
yang serius. “Ahh tidak mau. Besok malam saya banyak tugas harus kerjakan deskripsi,
makalah, kliping, dan masih banyak lagi yang harus saya kerjakan ” jawab Wahyu. “Yaaa,, kalau
begitu tidak apa-apa” jawab Rhizty kecewa. “ Ya tidaklah , saya kan belum pengumuman UN ,
tidak mungkin kerja tugas sebanyak itu dan lagian belum kerja atau kulih,, ongol” sambung
kakak Rhizty. “ Jadi mau ya dengar ceritaku ? ” pinta Rhizty senang. “ Aneh , baru pertama kali
ini kamu seperti ini biasanya kalau ditanya ada apa kamu jawab dengan jawaban anehmu “
tidak” pasti serius ya ?” tanya kakak Rhizty penasaran. “ Ahh tunggu besok saja yah” jawab
Rhizty tenang. “ Kalau begitu masuk sana sudah larut tidak baik terlalu lama di luar ” perintah
Wahyu. Esok harinya setelah melakukan aktivitas seharian di sekolah barunya, Rhizty pun
istirahat. Setelah istirahat ia kemudian mandi lalu salat. Setelah salat ia kembali lagi di tempat
ritual seperti biasanya. Tiba-tiba kakaknya datang dari belakang dan mengagetkan Rhizty yang
sedang melamun. Rhizty sangat kaget , sampai mengeluarkan air mata. “ Eh .... sudahlah
bercanda , ayo kita mulai ritualnya. Oh .... ya kita mulai dari mana dari awal, tengah, atau
akhir...? ” tanya kakak Rhizty. “ Kamu ongol, saya kaget dibuatmu, ddd” jawab Rhizty. “ Kalau
begitu tarik napas dalam-dalam kemudian hembuskan secepat mungkin , secepat Rossi ketika
sedang balapan ” jawab Wahyu . “ Aduhh.. perasaan dari tadi bercanda , kakak serius atau tidak
sih mau dengar ceritaku ? ” tanya Rhizty dengan nada tinggi “ Ya.. seriuslah. Aduh... aduh sudah
dede bayi ngamuk, ok sekarang serius ayo kita mulai ” jawab Wahyu “ Begini.. ” mulai Rhizty .”
Rhizty, Rhizty, cuci piring dulu nak ” panggil ibu Rhizty dengan nada halus “ Iya bu tunggu
sebentar ” sahut Rhizty “ Aduh tunggu dulu ya kak” jawab Rhizty. Setelah cuci piring , Rhizty
kemudian membersihkan semua alat-alat dapur , dan kemudian kembali ke tempat sebelumnya.
Ternyata kakaknya sudah terlelap , terlalu lama ia menunggu. Karena merasa bersalah akhirnya
ia pun tidak mau mengganggu kakaknya. Rhizty terdiam dan sesekali memandangi bulan yang
tampak agak redup karena tertutup oleh awan hitam. Semua keluarganya pun sudah terlelap ,
tinggal Rhizty seorang diri yang berada di teras. Ia menangis , setelah puas meluapkan
kesedihannya ia lalu pergi salat malam karena ia sempat tertidur di teras depannya itu. Setelah
salat Rhizty berdo’a , dalam do’a nya ia menangis. Saat itu pula kakaknya terbangun , ia lalu
meminta Rhizty menceritakan apa sebenarnya yang terjadi pada adiknya yang tidak biasanya
seperti itu. Rhizty lalu menuju ke ruang tamu disusul oleh Wahyu. Rhizty pun menceritakan
semua masalahnya pada kakak yang ia percaya bisa memberinya solusi. “ Begini kak, sekarang
kakak tahu kalau sekarang saya telah memiliki sekolah baru. Saya senang dengan sekolah itu ,
saya senang dengan suasananya.” Mulai Rhizty. “ Lalu apa masalahnya ?” Tanya kakak Rhizty. “
Ayah dan ibu kan setuju saya sekolah di sekolah itu , bagaimana dengan kakak ?” Tanya Rhizty “
Kalau saya terserah yang mana yang terbaik menurutmu saja” jawab Wahyu “ Jadi kakak setuju
juga kan ?” Tanya Rhizty “ Iya saya setuju, jadi sebenarnya apa masalahnya ?” Tanya Wahyu lagi
pada Rhizty. “ Sekarang teman SMP saya marah padaku hanya dengan masalah sepele, dan yang
paling penting adalah masalah sekolah. Saya benar-benar pusing dan bimbang” jawab Rhizty “
Memangnya ada masalah apa dengan sekolah barumu itu ?” Tanya Wahyu “Di sekolah saya
pusing. Saya senang dengan sekolah itu, kedisiplinannya, teman-teman dan guru-gurunya.
Namun, kakak tahu kan kalau dari rumah ke sekolah jaraknya tidak dekat pasti membutuhkan
biaya yang sangat mahal hanya untuk biaya transportasi saja. Saya tidak mau merepotkan ayah
dan ibu. Namun, saya senang dengan sekolah itu. Saya ingin tinggal dekat dengan sekolah itu
agar lebih konsentrasi namun, butuh biaya yang banyak untuk bayar uang kost. Disana ada
tempat kost yang aman dan nyaman untuk tempat tinggal apalagi untuk belajar. Masalahnya lagi
saya tidak mau merepotkan ayah dan ibu. ” cerita Rhizty. “ Belum lagi pasti disana harus
memiliki computer sendiri , saya tidak mungkin minta pada ayah atau ibu. Bukan hanya itu
masalahnya, masalah sepele juga rasanya tidak bisa saya hadapi seperti masak sendiri dan
mengerjakan semuanya sendiri, saya masih sangat butuh bantuan ibu. Dan saya belum bisa hidup
tanpa ayah dan ibu. Saya pusing , apakah saya harus pindah saja ? namun, saya ingin sekolah
disana.” Sambung Rhizty. “ Jalani saja dulu” jawab Rhizty. “ Disamping saya ingin sekali
sekolah disana saya juga belum bisa meninggalkan ayah dan ibu di rumah. Saya ingin membantu
mereka jika ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Tidak lama lagi kan kakak juga akan
pergi dari rumah bagaimana dengan ayah dan ibu ? siapa yang akan menjaganya ?” tanya Rhizty.
“ Yang kamu hadapi memang lumayan berat, tapi kamu harus berusaha untuk menyelesaikannya
sedikit demi sedikit. Masalah temanmu tidak usah kau hiraukan dulu, insya Allah mereka nanti
juga akan sadar sendiri. Masalah sekolah , kamu tetap sekolah disana saja. Kamu tinggal di
tempat kost yang kamu bilang tadi. Dan insya Allah kamu juga akan memiliki computer sendiri
tapi mungkin bukan untuk saat ini. Kamu harus berusaha menghadapi ini semua dengan sabar.
Dan masalah ayah dan ibu, kan ada tante yang bisa membantu ketika ada keperluan. Tidak lama
lagi juga, saya akan bekerja , saya akan usahakan semua yang kamu butuhkan utamanya ayah
dan ibu. ” jawab Wahyu. “ Saya akan berusaha untuk hadapi ini semua namun, rasanya saya
belum siap hidup sendiri” jawab Rhizty “ Cepat atau lambat kamu pasti akan mengalami hal itu,
jadi kamu harus mulai dari sekarang kalau kuliah nanti lebih banyak lagi tantangan dari pada ini .
mungkin satu atau dua minggu kamu masih sering nangis pikirkan ayah dan ibu namun, lama-
kelamaan kalau sudah terbiasa akan terasa tidak berat lagi. Jadi jangan cepat menyerah hadapi
hidup, kamu harus menikmatinya..” jawab Wahyu.” Ia saya akan tetap sekolah disana dan akan
selalu berusaha untuk menghadapi semua masalah, tapi tuntun saya !” pinta Rhizty. “ Enak saja ,
bayar dulu” sahut Wahyu” Ahh kakak sudah larut tidak boleh bercanda lagi” jawab Rhizty “ Iya ,
ingat saja kamu tidak boleh mudah menyerah jalani saja Allah selalu memberikan yang terbaik
untuk hamba-Nya. Oh ya.. supaya kamu yakin dengan dengan keputusanmu dengarkan kata-
kataku ini ‘ orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampong halaman . tinggalkan
negerimu dan merantaulah ke negeri orang . merantaulah kau akan dapatkan pengganti kerabat
dan kawanmu dan berlehah-lehahlah manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang ’ ” jawab
Wahyu serius “ Saya akan merantau meski masih sulit berpisah dengan ayah dan ibu serta
semuanya , tapi itu kan pasti terjadi. Maka saya akan berusaha untuk menjalaninya semua ”
jawab Rhizty semangat “ Nah begitu donggg.. kamu harus pecaya pada dirimu sendiri bahwa
kamu bisa” sambung Wahyu. Rhizty akhirnya merasa legah dan ia sudah yakin dengan
keputusannya itu. “ Ehh bola matamu sudah tak tampak lagi , sana tidur dan hadapi semua
dengan smile ” perintah Wahyu. “ Iya, terima kasih kak untuk semuanya ” jawab Rhizty .
Akhirnya Rhizty mendapatkan solusi dari masalahnya. Hari- hari berikutnya ia jalani semua
aktivitasnya sesuai yang diberitahukan oleh sang kakak. Ia berusaha menghadapi semua masalah
sekolahnya, tapi masalah rindu dengan ayah dan ibu serta keluarganya belum bisa ia tahan .
sehingga ia masih sering pulang. Namun, ia akan berusaha untuk melakukan semua itu,
sementara Wahyu kakak Rhizty akhirnya juga mendapatkan pekerjaan sehingga ia bisa menepati
janji kepada sang adik. Ayah dan ibu beserta keluarga Rhiztypun terus mendukung yang terbaik
untuk Rhizty.

(Cerpen) Kebersamaan

Pada hari sabtu kami anak pramuka yang ber jumlah 30 orang ingin pergi ke acara pramuka yang
di adakan oleh pemerintah kota kami

“ Feby…Feby bangun kita udah telat nih nanti kita di marahin lagi ma kak Fadil “, kata ikhal
“ Emangya sudah jam berapa si aku masih ngantuk nih ???”
“ Sudah jam 7 nih kan janjinya sebelum jam 8 ayolah bangun…bangun lo tidak aku tinggalin nih
“ kata Ikhal
“ E..ee…e tunggu…tunggu iya aku mandi dulu tungguin yah awas kalau aku di tinggalin
“ Iya…iya tapi cepat “

Kami pun bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah karena di sanalah tempat kami kumpul
sesama anggota pramuka . sesampainya di sana kami udah telat mobil penjemput kami sudah
datang dan anak-anak yang lain juga sudah datang

“ Semuanya naik ke mobil kecuali ikhal , Bayu , dan Rino kalian bertiga naik motor saja agar di
dalam mobil tidak sempit kalian bertigakan punya motor “ kata kak Fadil.

Kami semua pun berangkat dengan hati yang senang .setelah 30 meit kami tiba di tempat tujuan
dan setibanya di sana kami lagsung turun dan menurunkan barang-barang dari mobil dan
membawahnya ke dalam tempat yang sudah di sediakan untuk membangun tenda. Kami semua
berjalan masuk ke dalam area yang sudah di tetapkan

“ Lina capek juga yah..”kata ikhal


“ iya nih ikhal tulang terasa mau remuk dan patah “

Lama ikhal dan Lina berbincang-bincang tiba-tiba pemimpin ikhal datang

“ Hey kalian berndua lagi bikin apa di situ enak-enakan ngobrol sana bantuin teman kalian
bangun tenda “ kata kak Fadil
“ iya kak …”

Setelah tenda berdiri dengan baik kami pun memasukkan barang-barang kami ke dalam tenda
agar barang-barang kami semua tidak ada yang hilang dan setela kami beres-beres kami pun
bersiap untuk pergi shola Dzuhur
Ternyata tempat sholatnya begitu bagus dengan kolam ikan yang bersih dan luas dan angin yang
bertiup sepoi-sepoi membuat kami ingin tinggal berlama-lama di tempat itu.
Setelah sholat kami kembali ke tenda untuk makan siang, makanan kami pun seadanya saja
Cuma nasi dan telur goreng tetapi kami harus besyukur karna kami sudah dapat makan dan
mengisi perut . setelah kami makan kami semua keluar ke pinggir kolam untuk bernyanyi
bersama sekaligus untuk latihan karan selepas sholat isya akan ada lompa pentas seni antar
sekolah

“ Lina ke kolam yuk sama teman-teman kumpul bersama sekalian latihan “ kata ikhal
“ kamu duluan aja nanti aku menyusul aku masih ada kerjaan nih “ kata lina

Di pinggir kolam kami bernyanyi bersama dengan diiringi 2 gitar dan 2 kentongan sebagai
gendanganya 2 gitar di mainkan oleh bayu dan kak Fadil serta gendangnya di mainkan oleh
Feby.

“ Perhatia….perhatian di harapkan bagi seluruh peserta lomba pentas seni di harapkan


mendaftarakan grupnya “ kata panitia lewat michrofon

Ikhal dan bayu langsung berlari ke kantor panitia untuk mendaftarkan grupnya dan kami
mendapat no urut 4 dan ada 12 group lain yang ikut ambila bagian dalam acara tersebut .


Allahu Akbar…..
Allahu Akbar……

“Ah…. Sudah adzan ayo cepat sholat dulu “!!! Kata kak Fadil
Kami semua langsung bergegas ke masjid untuk sholat ashar agar tidak ketinggalan

“ Hai Lin cepat banget ada di masjidnya ???” kata Ikhal


“ ngga tadi sehabis kerja aku langsung ke sini untuk mengaji dan maaf aku tadi tidak ke kolam “
kata Lina
“ Tidak apa-apa kok , kamu rajin banget “
“ Ah.. udah biasa lagi sana cepat ambil air wudhu lalu sholat nanti ketinggalan loh..”
“ iya aku ambil air wudhu dulu yah”

Setelah sholat kami semua kembali ke tenda untuk istirahat . kami pun tidur bersama .

“ Bangun….Bangun kalian semua cepat pakai seragam kalian terus keluar membersihkan , akan
ada lomba tenda terbersih “ kata kak Fadil dengan suara keras .
“ siap kak “

Kami semua keluar dengan pakaian yang belum rapi dan membersihkan sekeliling tenda

“ Ikhal buang sampah itu “ kata kak Fadil


“ iya kak “

Ikhal pun pergi membuang sampah dan di sana Ikhal ketemu dengan Lina

“ Eh…. Lina ketemu lagi “


“ Eh…. Ikhal buang sampah juga ????”
“ Ngga aku lagi buang senyum , yaiyalah buang sampah kan Lina lihat sendiri aku bawa apa
“ Ah… Ikhal bisa saja bercandanya ngga lucu tau khal “

Setelah membersihkan kami semua pergi ke wc umum untuk membersihkan diri dan hari juga
menjelang malam kami juga harus bersiap sholat maghrib dan setelah sholat kami semua ke
tenda untuk makan malam dan istirahat setelah itu kami semua anggota pramuka melakukan
sholat isya dan setelah sholat kami pergi ke lapangan tempat di adakanya pentas seni , kami
semua denga rasa kebersamaan yang tinggi dan kami layaknya para anggota militer yang siap
bertempur demi membela negara kami.karna kami tahu bahwa rasa kebersamaan itu adalah rasa
yang tidak dapat di saingi dan sesampainya di sana kami mengambil tempat di tengah

“ Lina kamu kenapa kedinginan yah… ini pakai aja jaket aku “ kata Ikhal
“ Ngga usah kamu nanti pakai apa nanti kamu juga kedinginan “
“ Ngga apa-apa pakai saja kamu lebih membutuhkanya dari pada aku “
“ terimah kasih yah Ikhal , dan aku mau bertanya kenapa kamu baik dan perhatian sama aku ???”
“ Emangya tidak boleh yah n kitakan anak pramuka dan pramuka itu harus saling membantu
karna pramuka memiliki rasa kebersamaan “ jelas Ikhal

Acara malam itupu selesai dan kami tidak dapat juara tetapi kami tidak berkecil hati dan tidak
akan putus asa .
Keesokan harinya kami semua bangun pagi-pagi dan ikut upacara pembukaan untuk menanam
10.000 pohon dalam rangka penghijauan

“ Niuw…niuw..niuw…” suara mobil polisi


“ wah semuanya siap Pak Bupati sudah datang , Ikhal,Lina,dan Bayu kamu ambil posisi di dekat
pagar “ kata kak Fadil
“ Ikhal tolong bantu aku angkat ini tanaman berat sekali “ kata lina
“ sini biar aku saja kamu kesana aja duluan “
“ makasih yah dan tidak apa-apa kalau aku tinggal
“ iya cepat kesana panas nanti kamu sakit lagi “
“ kamu baik banget deh aku jadi suka ma kamu dan jujur aku baru punya teman sebaik kamu “
kata Lina
“ ah… biasa aja deh kepalaku udah mau pecah ni gara-gara kamu puji aku terus “

Setelah di tunggu berapa lama akhirnya penanaman di mulai juga

“ 1…2….3….tanam “ kata Pak Bupati lewat MIC


“ aku selesai , Lina biar aku bantu yah…” kata Ikhal
“ iya makasih yah Ikhal aku sudah merepotkan kamu “ kata Lina

Acara pun selesai dan Ikhal dan Lina jalan bersama untuk kembali ke tenda untuk istirahat.

“ Semua barang-barang kalian bereskan karna kita sudah mau pulang dan jangan lupa tenda di
bersihkan “ kata kak Fadil

Setelah barang-barang kami semua beres kami semua menuju pintu gerbag untuk pulang kcuali
Ikhal ,Bayu,dan Rino mereka bertiga pergi ke parkiran mengambil motor mereka .

“ Lina kamu ikut sama bayu saja karena mobil sempit banget” kata kak Fadil
“ Tidak usah kak aku sama Ikhal saja “ kataLina
“ baiklah , Ikhal kamu pulang sam Lina yah “ kata kak Fadil
“ iya kak “ kata lina

Kami semua pulang dengan rasa senang dan pulang dengan banyak pengalaman dari kegiatan
yang kami ikuti dan kami tahu kalau hal penting di dalam pramuka itu adalah KEBERSAMAAN

(Cerpen) Dunia Mimpi

Pagi yang cerah di sebuah desa kecil pinggir kota. Sinar matahari menembus kaca jendela
kamarku, berusaha membangunkanku dengan silau yang mengganggu. Awal yang buruk untuk
hariku saat waktu subuh telah habis dan aku belum sholat subuh. Kucari semua orang-orang di
seluruh bagian rumah dan ternyata tak ada seorangpun di rumahku. Kunyalakan TV di ruang
keluarga agar aku bisa sedikit terhibur dengan tak adanya satupun orang di rumahku.
Langit di luar mulai mendung diikuti gemiricik hujan yang membuat suara gaduh di atap rumah.
Hujan sangat deras sehingga hanya TV yang menjadi penghiburku. Aku harus terkurung di
rumah dan takkan ada hiburan lain. Sebenarnya hujan sangat menggangguku karena selain tak
dapat keluar rumah, suara guntur dan gemirincik hujan mengganggu telingaku. Selain itu acara
TV juga sangat membosankan.
Lama aku menonton TV tedengar suara dering telepon. Aku sangat bahagia saat mendengar
suara ibuku berbicara di dalam telepon. Tapi saat kudengar kabar bahwa ternyata ibuku sudah
ada dalam perjalanan ke Kalimantan. Katanya ibuku tak enak mengganggu tidurku sehingga dia
pergi ke sana tanpa seizinku. Ternyata yang dikatakan ibu semalam setelah aku tidur itu benar-
benar terjadi, kukira ibuku hanya bercanda saat mengatakan hal itu padaku. Betapa sedihnya aku
mendengar hal itu, dan ternyata ibuku juga membawa kakakku pergi dan sekarang aku hanya
sendiri tanpa teman bermainku. Ibuku hanya menyampaikan bahwa ayahku akan segera datang
menemaniku di rumah.
Lama aku menunggu kedatangan ayahku akan tetapi tak kunjung juga datang. Tiba-tiba HPku
bergetar bertanda SMS telah masuk di kotak pesan HPku. Saat aku melihat nama orang yang
mengirim pesan ke HPku aku sangat bahagia, tapi saat kubaca pesannya ternyata itu hal paling
mengejutkan untukku. Ternyata pacarku ingin mengakhiri hubungannya denganku. Betapa
kagetnya aku mengetahui hal itu. Aku langsung menanyakan apa penyebabnya, tapi pacarku
tidak mau. Kucoba terus menanyakannya, lalu ia berkata, “Aku telah bosan padamu, aku telah
punya penggantimu kau terlalu biasa sedangkan ada yang jauh luar biasa.”. Aku hanya bisa
menerima apa yang pacarku lakukan padaku walau aku telah setia padanya.
Aku coba melupakan perlakuan mantan pacarku padaku yang telah menghianatiku, tapi tak juga
bisa melupakan hal itu. Ayahku lalu datang setelah mengantar ibuku ke pelabuhan. Ayahku juga
telah mengecek computer yang ada di bengkel komputer dan ternyata tidak dapat diperbaiki lagi.
Ayahku tak akan lagi memberikanku sebuah alat eletronik setelah kerusakan yang terjadi pada
komputerku. Derita makin bertambah setelah mengetahui hal itu.
Tak lama hujan berhenti dan aku dapat keluar untuk menghibur diriku dari segala derita yang
telah kualami. Aku pergi dari rumahku lalu ke rumah pohon yang telah kubuat versama teman-
temanku. Kami memutuskan untuk main kartu di sana, tak lama bermain kartu, salah satu dahan
pohon patah yang buat aku terjatu dan tersungkur di tanah. Semuanya lalu gelap seperti tak ada
apa-apa yang dapat aku lihat.
Aku tersadar saat kutemukan tubuhku ada di lantai kamarku dalam keadaan pegal-pegal.
Ternyata hal yang kualami tadi hanya sebuah mimpi, aku terjatuh dari tempat tidurku dan
membuat badanku pegal-pegal. Aku ke luar kamar untuk melihat keadaan di rumah, ternyata
keluargaku lengkap, ibuku takkan pernah pergi ke Kalimantan karena itu hanya canda gurau
belaka. Kucari HPku dan kuperiksa kotak masuk HPku. Pesan dari pacarku mengatakan bahwa
dia rindu padaku dan aku menjawab hal yang sama pada pacarku.
Betapa bahagianya aku ternyata semua kejadian itu hanya mimpi dan tak ada hal yang harus
ditakutkan. Ibuku takkan pernah pergi meninggalkanku, pacarku tetap setia padaku, dan yang
paling membahagiakan lagi ternyata besok aku akan dibelikan komputer baru. Aku berharap
semoga mimpiku itu tidak akan pernah terjadi, karena aku tak ingin hal seperti mimpiku terjadi
di dunia sebenarnya. Kubiarkan kejadian tadi tetap berada di dunia mimpi selamanya.
Diposkan oleh Muhammad Isfan Tauhid on Jumat, 20 Mei 2011
(Cerpen) Aku Juga Manusia Biasa

Di suatu fajar, aku terbangun oleh suara kakak dan adikku, yang sedang bertengkar dan saat ku
dengar adikku mengatakan “kembalikan” aku tahu itu adalah repot tv yang diperebutkan mereka,
aku ingat ini hari minggu dan aku punya janji dengan nia, seorang sahabatku.
Namanya tak seindah kisah hidupnya ibunya gila, ayahnya sakit-sakittan hingga hanya untuk
berdiripun ia sulit, apalagi neneknya yang sudah termakan oleh waktu dan hanya dapat bersandar
di jendela rumahnya, saat itu umurku 10 tahun dan aku duduk di kelas 5 SD, dia kakak kelasku
rumahnya berada dipinggir jalan depan rumah, ia tulang punggung keluarganya.
Waktu menujukkan pukul tujuh tiga puluh, dan kupikir aku punya waktu 30 dari sekarang untuk
mempersiapakan yang akan kugunakan nanti, nia berniat mengajakku menanam di sawah, jangan
pernah berpikir kalau itu sawahnya karna iapun hanya di bayar untuk menanam padi di sawah
itu.
“pergi mka nahh” tanyaku pada seorang tanteku yang sedang sibuk menyiapakan sarapan pagi.
“ndaak sarapan dulu” tanyannya padaku
“ahh ndaak masih kenyang” jawabku walaupun saat itu perutku belum terisi apapun hanya
segelas air putih yang kuminum tadi pagi, entah mengapa aku begitu bersemangat hari ini tapi
aku tahu satu hal yang membuatku bersemangat untuk hari ini, aku kan belajar hal yang baru
sesuatu yang belum pernah aku lakukan, yang mungkin takkan kudapat di sekolah.
Tepat seperti dugaanku nia sudah siap menugguku di kolong rumahnya sambil mengendong
aniknya yang terkecil.
“yakin mau ikut”
Aku tak menjawabnya tatapan dari mataku cukup untuk membuatnya yakin kalau aku ingin ikut
bersamanya hari ini.
Kami tak berbicara sepangjang perjalanan, aku lebih suka mengamati apa yang ia lakukan,
sesekali ia berbalik padaku menatapku dengan senyumnya, aku tahu di balik senyumnya itu ada
hati yang sedang teraniaya tercabikca-cabik oleh waktu,
ia sering bersandar di bahuku sambil menagis dan bertanya mengapa tuhan tak adil padanya, aku
tak menjawab apapun hanya membiarkannya menangis dan kalupun ia memintaku menjawab
pertanyaanya aku tak mampu menjawab apapun, kami berjalan di jalan sepetak pinggir sawah
sambil memegangi sandal yang kami gunakan,
kata nia melepas sandal saat bejalan di pinggiran sawah itu membantunya, dan itupun sepertinya
ia terapkan padaku.
Setelah berjalan kurang lebih 20 menit kami sampai, dan saat sampai aku tahu tidak hanya nia
yang akan menanami sawah itu , tetapi juga 5 0rang pria dan wanita yang lebih besar daripada
kami, mereka mulai turun menanam di sawah dan saat mereka melakukan itu aku hanya
menatapnya dari sebuah tempat yang tak jauh dari mereka, aku tak tahu tempat ini apa yang
kutahu disini suasanannya sejuk banyak pohon-pohon besar dan tempat ini adalah tempat mereka
beristirahat.
Saat nia mulai menanam aku memperhatikan dengan sangat baik, apa yang ia lakukan, tangan
kecil itu Nampak tak malu untuk bersenggolan dengan tanah tak peduli seberapa kotor air itu, ia
Nampak mahir melakukannya layaknya seorang pianis yang sedang sedang memainkan
pianonya, dan saat waktu menujukkan pukul 12 matahari mulai tidak bersahabat tapi ia tetap saja
menanam sesekali kulihat tangannya menghapus keringat yang becucuran dari dahinya.beberapa
kali kudapati ia nampak menengok kearahku memastikan keadaankku. Dan tak lama setelah itu
mereka mulai isrirahat kulihat sawah yng tadinya kecoklatan kini hijau dengan batang –batang
padi kecil, kulihat kaki nia di penuhi dengan lumpur tangannyapun begitu, ia memcucinya
kemudian duduk di sampingku.
“kau baik-baik sajakan”
“ahh ia pasti” heran aku masih sempat dia menanyakan keadaanku malah aku yang mau bertanya
padan, akukan hanya duduk saja melihatnya bekerja, tapi sebelum sempat ia tanyakan tetesan
keringat yang jatuh dari dahinya menjawab pertanyaanku.
Kali ini seperti biasa kami tak berbicara banyak, kini kulihat ia mendapatkan upah atas
pekerjaannya tadi, Kupikir berapa yang akan di bayarkan atas pekerjaanya itu lembaran uang
seribu sebanyak lima lembar, percayalah itu takkan cukup untuk sebuah keluarga, tapi sepertinya
ia ikhlas.
Kami berjalan pulang menuju rumahnya, ia nampak bahagia mendapat uang 5000 itu, di
rumahnya hanya terdapat sebuah tempat tidur besi yang menurutnya adalah peniggalan dari
kakeknya, ranjang itu tidak lebih baik dari sebuah tempat tidur seharga 100.000an iatidur
bersama kedua adiknya di ranjang itu ibunya tidur di dapur, ayahnya bahkan tidur di rung tamu
satu-satunya yang memisahkan antara dapur temapt tidur dan ruang keluarganya adalah triplek
berlubang yang sudah dimakan oleh rayap.
Sesampainya di rumah ia tidak langsung istirahat ia melakukan semua pekerjaan rumah, mulai
dari mencuci, memasak, membereskan rumah semua ia lakukan seorang diri, aku kurang tahu
sejak kapan kapan ibunya gila tapi yang kutahu ibu itu telah gila semenjak aku tinggal pindah
disini yahh,, kurang lebih 6 tahun yang lalu.
Saat semuanya telah selesai waktu munujukkan pukul 4.30 yahh…. 30 menit lagi aku harus
berada dirumah, nia bersandar dibahuku kembali menangis seperti yang dilakukannya beberapa
waktu yang lalu, ia berkata padaku “ aku tak pernah minta untuk dilahirkan oleh seorang ibu
yang gila, ayah yang cacat, atau seorang nenek yang tak dapat kuandalakan aku manusia indri
aku mau seperti mereka” aku tidak mencoba memarahinya akan hal yang baru ia ucapkan tadi
aku mencoba memahami perasaannya.
Yahh di juga munusia biasa dia anak kecil sepertiku membutuhkan waktu untuk bermain
bersama bersama temanya, bukan ekonomi keluarga yang harus ia pikirkan, tapi saat waktu tidak
memberinya kesempatan…
Setamat SD aku tak pernah melihat nia lagi hingga sekarang, kupikir ia melajutkannya
pendidikanya karna ia ingin jadi seorang menteri keuagan tapi ternyata tidak dia diambil oleh
tantenya bekerja di makassar pekerjaan aku juga tak tahu, aku hanya mendengar dari obrolan
para ibu-ibu tetanggaku
Aku berharap suatu saat nanti dapat bertemu kembali dengannya dan menjawab pertanyaanya
yang tak pernah ku jawab dulu “ mengapa tuhan tak adil” karna kupikir tuhan percaya kalau ia
nia mampu mengahadi emua ini…;-)

(Cerpen) Kurindu Kenangan Itu


Selalu rindu suasana rumah, berkumpul bersama keluarga adalah hal yang sangat jarang yang
aku alami. Aku ingin selayaknya anak usia sekolah lainnya yang berangkat sekolah pada pagi
hari dengan senyuman dari orang tua tapi,itu tsdak akan mungkin terjadi. Dari SMP samapai saat
ini di usia sekolah SMA aku harus merasakan suka dan dukanya hidup di asrama bersama
dengan teman-teman yang lain. Tapi, inilah aku Mega Syamsurya anak bungsu dari dua
bersaudara dan banyak nama yang biasa orang panggilkan padaku. Suka dan duka hidup di
sekolah dengan lingkungan asrama sebagi tempat tinggal membuatku harus mandiri dan tabah
serta sabar dalam menghadapi semua tantangan yang ada dalam hidup, termasuk duka jauh dari
sahabat baik demi kebahagian seorang sahabat yang ujungnya sungguh sangat menyakitkan.
“Anggy…………..!!!” Panggilku pada seorang sahabat terdekatku dari luar asrama, kupanggil
berulang kali karena waktu sudah menunjjukkan jam 03:40 a.m. itu berarti bimbingan sore ini
akan segera dimulai. Tak lama setelah itu Anggy keluar

dengan beberapa buku matematika di tangannya, itu karena bimbingan hari ini adalah
matematika. Bimbingan yang cukup menyenagkan, dan yang memgajar adalah salah satu guru
favoritku di sekolah SMP yang sangat aku banggakan. Kami di tugaskan mengerjakan tugas
yang ada pada buku detik-detik ujian nasional SMP dan tidak lama lagi aku akan meninggalkan
sekolah SMP tercintaku ini, tapi saat guruku mulai mengecek kehadiran siswa yang hadir dua
diantara teman laki-lakiku Haris dan Fathur ternyata belum hadir dan saat guruku menanyai
temanku Akbar yang merupakan salah satu teman akrab dari Fathur dan Haris dan kata Akbar
Haris dan Fathur masih tidur. Akbarpun di perintahkan untuk memanggilkan mereka berdua.
Setelah mereka datang kami satu kelas tertawa karena mereka datang dan belum cuci muka.
Tidak lama setelah itu teman sebangkuku Mira memberiku kertas yang katanya dari Anggy. Dan
di kertas itu Anggy memintaku untuk tinggal di kelas setelah jam pelajaran usai, tak seperti
biasanya Anggy memintaku untuk tinggal di ruang kelas setelah jam pelajaran usai dan itu
membuat jam pelajaran menjadi begitu sangat lama karena, pesan dari Anggy membuatku
menjadi sangat penasaran karena hal ini tidak terjadi seperti biasanya. Jam pelajaranpun usai dan
itu membuatku sedikit lega.
Setelah guruku keluar dari ruangan dan beberapa tamanku juga sudah keluar akupun
menghampiri tempat duduk Anggy dan mambantunya merapikan beberapa bukunnya yang masih
berantakan. Setelah selesai merapikan bukunya Anggy

mulai bicara dan akupun duduk di lantai dan mulai mendengarnya bicara, dan tak pernah tarpikir
dalam benakku bahwa yang Anggy bicarakan adalah antara aku dan Lutfhi seorang sahabat laki-
lakiku dulu. Mungkin orang banyak yang berpikir apa maksud dari sahabat dulu, ini hanyalah
masalah kecemburuan saja antara kedekatanku dengan sahabatku itu Lutfhi tapi, menurutku itu
hal yang wajar saja karena aku dan Lutfi sudah kenal dan akrab saat pertama masuk di SMP
sampai kelas dua SMP semester dua. Karena saat itu awal Anggy sahabat terdekatku mulai
memiliki rasa sayang ke sahabatku Lutfhi dan sebagai sahabat yang baik akupun membantu
hubungan mereka hingga akhirnya Anggy jadian sama Lutfhi dan mulai saat itu kedekatanku dan
Lutfhi mulai renggang hingga suatu hari saat sudah menginjjakkan kaki di kelas tiga SMP Anggy
memintaku untuk jauh dari Lutfhi dan aku menghargainya dan mulai saat itu aku dan Lutfhi
manjadi sangat jarang bicara hingga akhirnnya tidak sama sekali dalam beberapa minggu.
Banyak orang bertanya-tanya dengan apa yang terjadi antara aku dan Lutfhi hingga akhirnya
kami tidak saling bicara. Dan entah apa yang membuat Anggy mengizinkanaku kembali bicara
sama Lutfhi hingga aku dan Lutfhi sering bicara lagi meski tidak seakrab dulu lagi.
Dan tidak kusangka saat itu Anggy mengatakan hal terburuk yang dia katakan dalam hidupnya.
Anggy bilang dari awal jam pelajaran bimbingan di mulai sampai selesai Lutfhi selalu saja
memandangiku tanpa aku sadari tapi, hal itu tak mungkin terjadi karena, antar aku dan Lutfhi
tidak ada hubungan apa-apa dan mungkin saja yang Anggy liat hanya kebetulan saja saat dia
melihat Lutfhi, Lutfhi malah meliha kepadaku.
Anggy terus mengataka hal-hal bodoh dari mulutnya, Anggy mulai mengacau dan aku terus
berusaha membutnya tenag dan menyakinkannya bahwa antar aku dan Lutfhi tidak ada
hubungan apa-apa dan tidak mungkin Lutfhi suka sama aku karena, kami akrab hanya sebatas
sahabat yang tidak akan lebih.
Anggy mulai meronta dan meneteskan air matanya dan kuhanya terus mayakinkanya hingga
akhirnya Lutfhi masuk kedalam kelas dan mendapati Anggy menangis dan aku yan duduk
tersengkur pada lantai dengan mata yang berkaca-kaca. Dan saat Lutfhi mulai bartanya apa yang
sedang terjadi akupun lari keluar kelas dan menuju asrama dengan air mata yang tidak bisa
tertahankan lagi.
Sampai di asrama aku tidak tahu harus bagaimana dan terus berfikir apa yang sekarang Anggy
katakan pada Lutfhi di kelas, air mataku mulai berjatuhan dan beberapa teman dan juniorku
mulai bertanya apa yang sedang terhjadi dan apa yang membuatku menangis dan hal itu
membuatku tambah pusing, hingga akhirnya aku putuskan untuk ke WC agar bisa menangis
dengan puas dan tak ada lagi yang bisa menanyaiku tentang apa yang sedang terjadi.
Kunyalakan keran air dan kududuk di lantai WC dan sandar di dindingnya, aku tidak peduli
pakainanku basah yang ada dalam pikiranku hanyalah bagaiiman caraku meyakinkan Anggy.
Tidak lama saat aku mengis di WC kudengar Anggy datang dan memanggil namaku tapi, aku
tidak menjawab. Anggy mulai bertanya pada beberapa temanku di mana keberadaanku hingga
akhirnya kudengar salah seorang juniorku berkata padanya bahwa aku berda di dalam WC.
Anggy kemudian datang dan mulai memgedor-gedor pintu WC dan aku tidak bisa membukanya
karena aku tidak mampu melihat mukanya.
Anngy tidak menyerah dia melakukan berbagai cara dan aku mulai kebigungan karena saat itu
juga darah mimisan dari hidungku mulai keluar. Aku mencoba membersihkannya dengan air tapi,
darahnya masih saja terus keluar. Anggy mulai memberonta memaksaku membuka pintu WC
hingga akhirnya beberapa temanku datang dan memintaku membuka pintu WC. Kudengar suara
temanku dari luar dan suara tangisan Anggy yang mulai terdengar dengan sagat jelas dan suara
panggilannya yang dari tadi kuhirauakan begitu saja.
Kubersihkan lagi darah yang terus keluar dari hidungku dan setelah cukup bersih kubuka pintu
WC dalam keadaan menagis tersedu dan pakain serta tubuhklu basah semua. Saat kubuka pintu
kudapati babarapa temanku berdiri di depan pintu dan tak lupu dari pandanganku wajah cantik
sahabatku Anggy dengan air mata yang terurai di pipinya. Tak sempat kuberkata apa-apa Anggy
sudah memeluk erat tubuhku dan terdengar jalas dari mulutnya permintaan maaf darinya untukku
dan aku juga minta maaf padanya.
Hingga akhirnya temanku Suci menyadari bahwa darah mulai lagi keluar dari hidungku,
Anggypun membawaku kekamar dan mulai membersihakan darah yang terus keluar dari
hidungku anggy juga mengeringakan tubuhku yang mulai kedinginan degan handuk. Saat itu
kuminta temanku dan juniorku keluar dari kamar karena, aku ingin berdua saja dengan Anngy.
Serempak semua keluar dan hanya da aku dan Anggy di dalam kamar.
Anggy masih sibuk megurus hidungku yang terus mengeluarkan darah hingga akhirnya kuambil
obatku dan meminumnya dan menyumbat hidungku dengan tissue. Kumulai pembicaraan
dengan meminta maaf dan Anggy kembali menagis dan meminta maaf juga. Kuterus mencoba
meyakinkanya bahwa antara aku dan Lutfhi tidak ada yang sedang terjadi. Hingga akhirnya
Anggy mulai yakin dan kuputuskan untuk tidak bicara pada Lutfhi meski Anggy melarangku.
Adzan magrib terdengar dan aku memutuskan untuk salat di asrama karena kepalaku masih
sangat sakit akibat mimisan, kuminta Anggy untuk berganti pakaian karena pakaiannya basah
karena pelukanku dan akupun diminta oleh Anggy untuk berganti pakaian. Setelah berganti
pakaian aku dan Anggy salat bersama di dalam kamar.
Semenjak kejadian itu aku dan Anggy semakin dekat dan hubunganku dan Lutfhi sudah sangat
rengga hingga aku dan Lutfhi tidak pernah lagi bicara dalam waktu kurang lebih 4 bulan. Awal
aku mulai bicara dengan Lutfhi adala saat aku di pastikan lulus di sekolah SMA ku saat ini.
Lutfhi menghubungiku melalui telepon dan mengigatkanku akan cita-cita kami untuk tetap
bersekolah pada sekolah SMA yang sama yakni di SMA Malino. Tapi, semua telah terjadi kini
aku, Anggy dan Lutfhi semua beda sekolah dan menurut kabar yang aku dengar dari Lutfhi dia
dan Anggy sudah putus.Aku merindukan kenangan bersama mereka,bersama dua sahabat terbaik
dalam hidupku.

(Cerpen) Persahabatan

Ini adalah kisah aku & sahabat-sahabatku di Sidrap. Awalnya aku bersama keluargaku
berkunjung ke sebuah tempat rekreasi.Di tempat itulah aku bertemu dengan mereka.Saat aku &
keluarga lagi asyik main air di kolam mata air Gunung Loa.Tiba-tiba ada seorang cewek yang
terpeleset hingga terjatuh ke kolam parahnya lagi dia gak bisa berenang.Dengan penuh
keberanian aku segera lompat kekolam dan membawanya ke pinggir kolam yang lebih dangkal.
Karena pertolongan yang kuberikan Alhamdulillah tepat sehingga nyawanya dapat
terselamatkan.Setelah siuman ia kemudian berterima kasih kepadaku saat itu pulalah proses
perkenalan kami dimulai.Kami saling berkenalan & tuker-tukeran nomor handphone.Kalian mau
tau gak namanya siapa……?
Namanya Indah seindah orangnya.Setelah kami saling mengenal ia mengajakku untuk
berkeliling tempat itu tapi hanya berdua lho….!!!! Aku sangat menikmati rekreasiku kali ini
bukan karena bareng keluarga tapi aku bisa dapat teman baru.
Setiba dirumah kakekku aku langsung istirahat soalnya aku berencana pengen jalan-jalan
menikmati Kota Sidrap yang indah ini.Pada sore harinya saat aku bersiap-siap tiba-tiba ada
telepon dari Indah mengajakku ke sebuah tempat yang katanya hanya ada di Kota Sidrap
doank.Kebetulan aku juga pengen cari sesuatu yang berbeda dari kota ini.So aku langsung
menjemput Indah dirumahnya tapi ternyata alamat yang di SMSin Indah gak mudah lho.Aku
harus bertanya sana-sini tapi pada akhirnya aku ditunjukin oleh seorang pemuda bahwa alamat
rumah itu adalah alamat rumah Bupati Sidrap.Awalnya aku gak percaya tapi setelah aku
komfirmasi ke Indah tiba-tiba ia keluar dari rumah itu.Aku kagum ama dia selain cantik,baik,dia
juga termasuk orang yang berada tapi jangan kira aku hanya berteman dengan orang yang kayak
Indah doank lho…..!!!
Seperti rencana awal Indah akan membawaku ke sebuah tempat yang lain dari pada yang
lain.Aku dengan bangga membonceng anak bupati yang biasanya dikelilingi oleh para
bodyguard ayahnya.Dimotor ia menceritakan tentang asal-usul serta kondisi tempat itu tapi
setiba ditempat itu aku kaget dan terpukau dengan tempat itu.Soalnya Indah bilang nama tempat
itu adalah Pantai Kering jadi yang ada dibayanganku saat itu adalah pantai dengan panas
matahari yeng terik tetapi kenyataan yang saya lihat 360© berbeda.
Tempat itu sangat asri dan hijau dikelilingi pohon-pohon besar yang sangat lebat.Kami
menikmati suasana tempat itu dibawah sebuah pohon ditemani cemilan dan minuman khas sidrap
yaitu Ballo te’ne.Indah memberitahuku bahwa tempat itu dinamai Panker {pantai kering} karena
dulunya daerah itu memang pantai namun pada tahun 1950-an pantai itu menghilang karena
tidak terawatt sehingga banyak tumbuhan yang tumbuh dengan subur ditempat itu hingga
menjadi seperti saat ini.

Ternyata Indah telah mengenal teman lamaku yang bernama Rangga.Mereka berdua telah
merencenakan kejutan ulang tahun buat aku.Awalnya bodyguard ayah Indah datang mengajak
dia untuk pulang tapi masih pengen menemaniku.Bodyguard itu marah kepada saya soalnya
mereka hanya menjalankan perintah.Aku berusaha membujuk Indah tetapi ia tetap bersikeras
pengen tetap menemaniku.Ditengah perdebatanku dengan bodyguard itu tiba-tiba Rangga
muncul dengan membawa kue berhiaskan coklat dan lilin.Aku pun terharu tapi aku tetap JAIM
untuk tidak menangis.Aku tidak menyangka dengan apa yang mereka lakuin.
Kami semua kemudian kembali pulang Rangga bareng bodyguard itu dan aku nganterin Indah
pulang.Soalnya Indah pergi bareng aku jadi pulangnya juga harus bareng karena itu adalah
tanggung jawabku.
Selama 2 hari di Kota Sidrap aku merasakan sesuatu yang gak pernah kurasain
sebelumnya.Besok aku harus masuk sekolah lagi jadi aku pergi ke rumah Indah ama Rangga buat
pamitan.Mereka pengen aku nanti balik lagi dan kami berjanji untuk menjadi sesuatu yang tak
akan terpisahkan,hanya maut yang dapat memisahkan kita {PERSAHABATAN}.
Setibanya dirumah aku langsung memandangi foto kami bertiga. Aku, Indah dan Rangga.
Sungguh satu persahabatan dalam hidupku yang begitu indah dan mengasyikan. Perjalanan hidup
memang panjang. Membawa pertemuan dan perpisahan. Hari ini aku bertemu, besok aku
berpisah. Namun seiring waktu berjalan kita tetap harus menjalani hidup ini dan memikirkan
tujuan masa depan kita. Walaupun persahabatan ini bukan yang pertama bagiku, tetapi
persahabatan inilah yang dapat membuat hari – hari dalam hidupku menjadi lebih bermakna.

(Cerpen) Untung Cuma Mimpi

Hari ini, hari minggu. Semua orang sedang menikmati hari dengan bersantai, begitu pula dengan
keluargaku, ini rencananya mereka akan pergi ke rumah nenek. Saat itu aku sedang tidak ingin
kemana-mana, jadi aku tinggal dirumah saja sendirian. Mereka pergi agak pagi, saat aku bangun
mereka sudah berangkat.
Hari itu rasanya aku ingin betu-betul bersantai, menonton tv, mendengarkan music, main video
game, dan apa saja yang membuatku santai. Kuambil sarapan pagiku dan menyantapnya sambil
menikmati acara tv, aku bebas saat itu karena tidak ada seorangpun di rumah selain aku.
Kali ini, aku bebas memainkan video gameku sampai siang. Aku sedang asyi-asyiknya main
tiba-tiba listrik padam, seisi rumah menjadi agak gelap. Aku frustasi, kuhempaskan joy stick ke
lantai, kulirik jam dinding, sudah siang, aku beranjak mandi lalu shalat dhzuhur dan makan
siang.
Listrik padam lama sekali. Kuhempaskan tubuhku ke sofa di ruang tengah. Aku mulai bosan,
sambil tengkurap kuraba-raba benda-benda di lantai. Kutemuka sebuah buku yang kelihatannya
asing bagiku, kuperhatikan buku itu, sampulnya sudah pudar tidak begitu jelas apa yang ada di
sampulnya. Aku penasaran, jadi kubuka buku itu, tulisannya aneh begitu juda dengan bahasanya,
aku tidak mengerti apa isinya. Kubuka halaman demi halaman, tidak ada yang kumengerti, jadi
aku hanya melihat-lihat gambar yang ada. Ada banyak gambar-gambar aneh di dalam buku itu,
ada gambar jutan yang nampaknya angker dengan poho-pohon yang sangat besar, kasti yang
tidak terurus, makhluk-makhluk besar, banyangan hitam yang melesat di tengah-tengah hutan,
dan bulan purnama di atas hutan.
Kuperhatikan gembar-gambar itu, semakin lama rasanya semakin nyata. Tanpa sadar aku telah
tertidur, ketika aku bangun suasananya berubah, sangat gelap, dingin dan menyeramkan.
Kugosok-gosok mataku, kulihat sekelilingku, hanya ada semak belukar dan pepohonan yang
besar. “dimana aku?” tanyaku dalam hati, aku berjalan perlahan kea rah padang terbuka, saat itu
sedang bulan purnama, sepertinya aku teringat sesuatu tapi aku tak tahu apa itu.
Aku terus berjalan di tengah kegelapan malam, di bawah pohon-pohon yang begitu besar. Sangat
sunyi, tiba-tiba ada suara sesuatu yang bergerak di balik semak-semak. Aku berbalik untuk
melihatnya, tidak ada siapa-siapa. Kulanjutkan jalanku, terdengar lagi sebuah langkah kaki di
belakangku, aku bebalik lagi, tidak ada siapa-siapa. Aku semakin takut.
Aku terus berjalan sambil berharap akan mendapatkan jalan keluar, lagi-lagi suara langkah kaki
itu mengikutiku tetapi kali ini semakin berat dan kedengarannya seperti langkah kaki sesuatu
yang besar. Aku berbalik untuk melihat, sangat gelap tidak ada apapun yang terlihat dan suara
langkah itu tiba-tiba berhenti. Kuberanikan diriku “siapa di sana..??” teriakku, tak ada jawaban.
Kulemparkan sebuah batu ke arah suara tadi, tidak terjadi apa-apa, perasaanku mulai membaik.
Kupikir itu hanya halusinasiku saja, saat aku berbalik aku melihat sebuah dinding yang sangat
besar berdiri di depanku yang sebenarnya adalah sebuah troll (monster berukuran besar yang
biasanya memegang sebuah gada besar) yang sedang berdiri di hadapanku. Ketika aku melihat
ke atas kulihat tangannya sudah dalam keadaan siap menghantamku, sekonyong-konyong aku
berbalik dan berlari ketakutan.

Di belakangku kudengar suara langkah kakinya yang berat mengejarku, terdengar pula suara
batang-batang pohon yang patah karenanya, berkali-kali tanah di belakangku terguncang akibat
hantaman gada-nya. Berkali kali aku terlempar dan terjatuh akibat pukulan gadanya mengenai
tanah di belakangku namun aku bangkit kembali dan terus berlari. Aku berlari kea rah hutan
yang pepohonannya agak rapat, aku berlari di sela-sela pepohonan, setiap pohon yang kulewati
hancur oleh pukulan gadanya.
Kurasakan guncangan itu membuat tubuhku terhempas ke udara, aku terjatuh berkali-kali rasa
sakitnya tidak kuhiraukan jika melihat si-troll mengejarku di belakang. Sambil berlari aku terus
berpikir bagaimana cara mengelabuinya, kulihat ke belakang, dia masih mengejarku. Aku terus
memutar otakku, kulihat semak yang tinggi di depan, aku berlari ke semak-semak itu dan
berbelok secara tiba-tiba meski kutahu itu sangat sulit.
Kulihat ada pepohonan di tengah semak-semak di depan. Kupancing ia, aku berlari ke arah
pepohonan itu. Aku berlari ke arah sebuah pohon besar yang berduri, tapi dia sudah sangat dekat,
aku harus berlari zig-zag untuk menghindari pukulan gadanya. Ketika aku akan mencapai pohon
berduri itu gadanya memukul tepat tanah yang berada di samping kananku, aku telempar jauh
dan untungnya aku terlempar ke samping kiri ke arah yang memang aku inginkan. Aku terbang
seperti orang yang terlempar karena ledakan bom. Aku jatuh tepat di atas tumpukan dedaunan
sehingga aku tidak terluka, namun rasa sakitnya masih terasa. Aku bangkit, kulihat si troll sudah
tidak begerak lagi setelah tertusuk oleh pohon berduri yang ia hantam.
Aku bangkit aku kembali berjalan mencari jalan keluar dari hutan yang mengerikan ini. Kupikir
aku sudah bebas dari ancaman hutan ini ketika aku mengalahkan si-troll yang besar itu, tapi
dugaanku salah. Ketika aku sedang bejalan mencari jalan keluar tiba-tiba bulu kudukku
merinding diterpa suatu angin yang membuatku merasakan suatu ancaman, seakan-akan ada
sesuatu yang sedang melesat cepat menuju ke arahku.
Instingku membuat aku kembali berlari untuk menghindari bahaya, walupun.. aku belum tahu
apa yang mengejarku, yang ku tahu instingku mengatakan bahwa ada sesuatu yang melesat
mengejarku. Sayangnya kali ini mungkin akan lebih sulit karena Ia berkali-kali lebih cepat
dariku. Jantungku kembali berdegup kencang, rasa akut kembali menjalari tubuhku dan terus
memacu tubuhku untuk berlari lebih cepat.
Belum lama aku berlari, sesuatu yang aneh sudah menabrakku dari belakang. Aku tersungkur,
aku bangkit lagi. Aku sangat terkejut melihat apa yang barusan menyerangku, aku tak tahu apa
itu, yang kulihat hanya sebuah gumpalan cahaya, bayangan atau awan hitam yang sedang
berbalik lalu kembali melesat ke arahku. Aku langsung berlari dan kali ini instingku betul-betul
membantu, setiap instingku mengatakan bahwa “ia datang” aku akan langsung merunduk. Yang
kutahu ia tidak akan menyentuh tanah, selalu menyerang dari arah atas dan selalu bergerak lurus.
Jadi, aku hanya perlu mengelabuinya. Tapi itu tidak semudah yang kupikirkan, dia sungguh
sangat cepat jadi aku hanya bisa bergerak sedikit demi sedikit. Gerakannya yang monoton
memberiku kesempatan, kembali aku membawanya ke arah pepohonan di tengah semak-semak
tadi. Kali ini semak-semak memberiku perlindungan, entah kenapa ia seakan tidak melihatku,
jadi aku bisa bergerak lebih leluasa. Saat aku sudah dekat dengan pepohonan itu kupanggil dia
dengan berteriak ke arahnya.

Kini ia datang dengan kecepatan yang lebih dari sebelumnya, kali ini keberuntungan kembali
datang padaku, aku sudah berdiri pada posisi yang tepat, di belakangku berdiri sebuah pohon
yang sangat besar. Ok, sekarang Ia datang, aku langsung menghindar dengan melompat ke
samping dan langsung berlari di belakang pohon lainnya. Aku tidak mendengar suara tubrukan
atau semacamnya, tapi yang penting aku aman sekarang dari kejarannya.
Aku beristirahat di sebuah pohon yang di kelilingi oleh semak-semak, aku sudah sangat lelah
berlari terus, nafasku tidak teratur, tiba-tiba rasa sakit datang menjalari sekujur tubuhku,
“Aaarrrggghhh” teriakku kesakitan. Mungkin ini berasal dari luka-luka yang kuterima saat
dikejar tadi, sekujur tubuhku sakit, aku sangat lemah sampai-sampai untuk berteriakpun aku aku
tak sanggup.
“kau pikir kau bisa mengalahkanku begitu saja manusia kurang ajar!!!”. Aku terkejut bercampu
takut ketika mendengar dua suara berkata demikian.
“hah, siapa itu?” teriakku
“terima pembalasanku” kata suara itu lagi.
Tiba-tiba pohon yang kusandari hancur dan aku terlempar, tubuhku melayang dan sekali lagi ada
sesuatu yang menabrak tubuhku dengan kecepatan tinggi. “”Aaaarrrggghhh” rasa akit yang luar
biasa terasa di sekujur tubuhku. Aku terlempar dan menabrak batang pohon besar, kurasakan
darah keluar dari mulutku, aku sudah tidak bisa bergerak lagi, aku hanya bisa terduduk dan
melihat kedua makhluk itu datang mendekat ke arahku. Penglihatanku kabur, hal terakhir yang
kulihat adalah si-troll mengangkat gadanya dan memukulkannya ke arahku. Setelah itu
semuanya menjadi hitam tidak ada apa-apa, tiba-tiba mataku kembali terbuka dan aku berada di
dalam kamarku dikelilingi oleh seluruh keluargaku yang berteriak “hei kamu kenapa?”,”apa
kamu tidak apa apa?” dan bla..bla..bla.. rupanya mereka sudah pulang.
“Aku tidak apa apa” jawabku.
“Terus, kenapa kamu berteriak seperti orang kesakitan tadi” Tanya ibuku.
“Aku bermimpi”kataku.
“Ya sudah, istirahatlah, baca do’a sebelu tidur supaya kamu tidak mimpi yang aneh-aneh” kata
ibuku. Aku hanya mengangguk. Dalam hati aku berkata ‘jadi tadi itu semua tidak nyata?’ ‘ahh..
untung Cuma mimpi’. Tidak bisa kubayangkan seandainya itu benar-benar terjadi.

(Cerpen) Sesali Awal

Hari ini tanggal 10 bulan Mei dan besok pastinya tanggal 11, tujuh belas tahun yang lalu lahir
seorang anak laki-laki bernama Rendy. Bisa dibilang seseorang yang dua tahun lalu menjadi
orang yang saya kagumi. Dia adalah kakak kelas saya waktu SMP.
Pada tahun 2007, tepatnya hari senin tanggal 19 dibulan November. Hari yang sangat dinanti-
nanti untuk pengambilan nilai olahraga khususnya untuk renang, hari itu sangat dinanti karena
hampir 3 kali rencana untuk pergi ke kolam renang Tazmania ditunda.
Setelah pulang sekolah saya langsung mengganti baju agar tidak terlambat. Setelah siap saya
duduk di teras rumah menunggu teman-teman saya dengan kendaraan yang telah disewa untuk
pergi ke kolam renang Tazmania. Tidak lama setelah saya duduk, Rendy bersama temannya
lewat. Yah, dialah sosok yang saya kagumi. Sebenarnya teman-teman saya sudah pernah bilang
kalau sebenarnya Rendy punya ”rasa” dengan saya, tapi saya selalu mengalihkan pembicaraan
setiap kali teman saya berbicara masalah Rendy. Termasuk Yuka, sahabat saya yang juga sahabat
Rendy itu selalu menyampaikan ”salam” Rendy dan jawaban yang selalu ia terima hanya diam.
Terakhir saya hanya menjawab wa’alaikum salam. Yah, itulah saya.
Tidak lama setelah Rendy lewat, kendaraan yang disewa teman saya datang. Setelah sampai di
kolam, saya melihat Rendy dan teman-teman saya sedang cerita di depan pintu masuk kolam.
Saya hanya melihatnya dan tidak pernah terpikir oleh saya kalau mungkin besok saya tidak akan
pernah melihatnya lagi. Setelah pulang dari kolam saya langsung mandi kemudian belajar. Tidak
lama setelah saya belajar secara berturut-turut SMS dari Yuka, Fara, Rani, dan kak Arya masuk.
SMS itu mengatakan kalau Rendy meninggal dalam kecelakaan sewaktu pulang dari kolam.
Setelah membaca empat SMS itu saya tidak percaya sama sekali dan saya hanya berpikir kalau
mereka hanya mengerjai saya. Tidak lama kemudian kak Arya menelepon.
”Ass. Rha meninggalki Rendy.”
”Seriuski Arya?”
”Iya seriuska’, sekarang lagi di rumahnyaka’ Rendy nunggu mobil jenazahnya ma yang lain.”
Setelah mendengar pernyataan kak Arya, air mata saya langsung mengalir deras. Saya tidak
pernah percaya kalau ternyata saya tidak akan pernah melihatnya lagi. Malam itu saya hanya
menangis. Menangis dan menangis.
Paginya, saya dan kakak saya Rama pergi ke sekolah. Setelah sampai di sekolah, Yuka
menghampiri dan memeluk saya dengan air mata dipipinya.
”Rha nutauki yang terakhir nabilang Rendy ma saya?, yang terakhir nacerita ma saya?. Bilangki
salamku ma rharha nah.”
Saya hanya menangis mendengar apa yang dikatakan Yuka. Saya tidak pernah menyangka kalau
orang yang saya kagumi akan meninggal secepat itu.
Saya menyesal karena akhirnya saya sadar kalau ternyata rasa yang selama ini saya rasakan
dengannya bukan hanya perasaan kagum melainkan perasaan takut kehilangan. Perasaan yang
dirasakan hanya kepada orang yang kita cintai.

(Cerpen) Mimpi Terindah

Pergerakan matahari yang menuju ke barat seakan-seakan perubahan sore menjadi lebih gelap
lagi membuatku bersiap pulang ke rumah.
“ sob hari rabu kita latihan lagi yah, " kataku kepada teman sebelum berpisah.
“ yah, tapi kamu jemput aku yah, di tempat biasa,” jawab temanku.
Ku anggukan kepalaku menanndakan bahwa iya. Langsung saja ku pacu motorku dari tempat
latihanku yang jaraknya cukup jauh dari rumahku sekitar 14 Km. Di perjalanan kupacu motorku
dengan kencang sambil berkhayal-khayal “ kpan ya, saya bisa menjadi pemain tenis meja
Nasional dan bisa menjadi juara dunia, kalau saya jadi juara dunia pasti banyak wanita yang
meenggodaku”. Hahahaha. Tidak terasa saya sampai di depan rumah. Kumasukan motorku
kedalm garasi dan menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.
“ ukh, segar, segar, segarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr, “ ucapku setelah mandi sambil kukeringkan badanku.
Setelah badanku sudah bersih dan kering, langsung saja kupakai pakaian yang bersih juga dan
menutupi aurat untuk menyembah sang Pencipta alam dan seisinya.
Waktu menunjukan pukul 20:00 WITA berart saatnya nonton film ............ film ini menceritakan
tentang percintaan. Saya menghayati banget itu film, saat filmnya mencapai klimaksnya tiba-tiba
saya terkagetkan oleh suara mamaku.
“saiful, saiful, pul, pul” panggil mama
“ iya maa ? “ jawabku.
“ sudah-sudah nontonnya nak, lebih baik kamu belajar daripada nonton film yang tidak
bermanfaat, sebentar lagi kamu mau menghadapi ULANGAN SEMESTER, apa yang mau kamu
jawab kalau kamu tidak belajar ?” ucap mama
“ iya maa, ipul udah berhenti nontonnya”, kataku, dengan berat hati saya matikan TV dan
menuju ke kamar untuk belajar.
Jam dinding menunjukan pukul 22:15, ku buka buku MTK dan kukerjakan juga soal-soal, sambil
kukerjakan soal MTK say juga berkhayal lagi. Di luar rumah terdengar suara merdu anjing yang
menggonggong dan kelompok paduan suara Kodok cs. Belum sempat selesai saya kerja soal
MTK mataku terpejam dan tertidur. Dibawah alam kesadaranku, khayalan yang selalu saya
bayangkan membawa saya dalam dunia mimpi. Saya menjadi pemain Nasional dan berlaga di
tingkat Internasional. Pada pertandingan pertama saya melawan Jerman. Ukh, tidak menunngu
waktu lama saya kalahkan dengan skor 3-0.
“ selamat ipul, kamu berhasil dipertandingan pertamamu,” ucap pelatihku
“ makasih pak, tapi pada kejuaraan ini saya targetkan mebawa pulan emas ke kampung
halaman,” jawabku.
“ harus itu nak, pertandingan berikutnya kamu harus lebih berhati-hati, karena lawan yang akan
kamu hadapi yaitu korea yang juga merupakan unggulan juara ,” kata pelatihku sambil
memegang kepalaku.
“ siap pak,” jawabku dengan suara tegas.
Pertandingan ke 2 pun tiba. Saya memasuki lapangan dan saling bertatapan muka serta
memperlihatkan ketampananku kepada lawanku. Set pertama saya kalah karena saya tegang.
Pelatihku memarahiku, tapi saya cuekin aja. Set ke-2 berjalan. Dengan semangat yang membara,
set ke-2, ke-3 dan ke-4 saya hantam lawanku dengan pukulan khasku.
“ yeah, ku berhasil mengalahkannya ,“ ucapku
“ ya nak, tapi masih ada satu pertandingan lagi, yaitu kamu berhapan dengan Cina, lawan yang
paling sulit dikalahkan, kamu istirahat dulu siapkan tenagamu untuk partai fianl besok” kata
pelatihku.
Saya langsung saja pergi istirahat di kamar sambil mengyalkan perempuan disampingku
memberikan kenikmatan.
Keesokan harinya, partai final pun tiba. Sebelum masuk kelapangan saya berdoa terlebih dahulu.
Saya memasuki lapangan seperti kemarin saling bertatap muka dengan lawanku, ternyata
lawanku adalah Wang Liqin yang merupakan pemain peringkat 1 dunia dan juga merupakan
pemain idolaku. Tapi itu buakan berarti saya mengendorkan semangatku, bahkan saya lebih
semangat untuk melawannya. Set pertama di mulai, saya mengimbangi permainan Wang, tapi dia
lebih cerdik sehinnga dia merebut set pertama. Set ke-2 dimulai, permainanku kacau balau, point
yang kubuat cuman 3. Pelatihku marah besar, ditambah teriakan penonton. Hatiku berbicara “
ayo ipul, kamu tidak boleh kalah sama pemain yang kamu idolakan, tunjukan kamu bisa,”.
Set ke-3 dimulai, saya bermain tanpa beban, saya sudah pandai membaca permainan Wang,
setiap pukulnnya saya patahkan dengan mudah. Set ke-3 saya menang.begitupun pada set ke-4.
Penentuan dilakukan dengan Rubber set, pada set ini saya menegeluarkan semua tenaga yang
masih ada begitupun dengan Wang. Kami saling bergantian memimpin angka. .pada set ini 1
bola sangat mahal karena hanya kesalahan sedikit saja, kita bisa kalah. Saya bermain dengan
sangat hati-hati. Karena ketenanganku bermian, akhirnya saya dapat mengalahkan juara dunia
sekaligus pemain idolaku.
“ yeah, makasih banyak yan Allah, akhirnya saya daot mengalahkan peringkat 1 dunia sekaligus
pemain idolaku, alhamdulillah’ ucapku dengan suara tangisan kebahagiaan sambil sujud syukur
kepada Allah SWT.
Pelatihku langsung saja masuk kelapangan dan memelukku dan berkata “ kamu telah berhasil
nak, tapi ini belum seberapa, ini baru permulaan,”. Penyerahan tropi pun tiba, umtuk pertama
kalinya saya mengankat tropy dan menngigit medali yang diberikan kepadaku.
Setelah penerimaan trophy saya beserta rombongan kembali ke tempat penginapan. Saya
langsung saja masuk kekamar dan membuka baju, kemudian menuju kamara mandi tuk bersih-
bersih. Kami sempat berpesta-pesta untuk merayakan kemenanganku, begitu banyak wanita-
wanita cantik yang menggodaku, tapi cuman satu yang membuatku jatuh hati, dia sangat cantik.
Setelah saya berkenalan dia mangajakku ke kamar kosong, saya mengikutinya saja. Dia
membaringkanku di kasur yang empuk, belum sempat saya menikmatinya tiba-tiba mamaku
datng mebangunkanku dari mimpi yang indah.
“ pul, ipul bangun, udah subuh ni”
“ akh, udah subuh ma.” Jawabku dengan rasa yang kaget.” Perasaan tadi saya jadi juara dunia, ko
bisa begini, ooo, ternyat itu tadu cuman mimpi yah, akh”.
Jam menunjukan pukul 05:00 WITA saya bangun dan siap-saip tuk shalat subuh....

(Cerpen) Friendship

Sahabat itu seperti bintang di Langit. Bintang yang akan selalu bersinar meski terkadang
menghilang karena tertutup awan. Bintang yang tak dapat kita miliki tapi akan tetap ada untuk
kita. Bintang yang kita tahu meski mungkin dia tidak mengetahui kita.
Aku mulai mengenal sosok sahabat saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Bagiku
Sahabat adalah sosok yang memiliki tempat khusus dihatiku selain keluargaku. Mereka selalu
ada disaat suka dan dukaku.
Di Sekolah Menengah Pertama aku menemukan sahabat-sahabatku. Mereka adalah Afif, Gina,
Icha, Firdha, Isty dan Tina.
Aku menjalani hidup bersama mereka, Mereka adalah bagian dari hidupku. Setiap hari kami
melakukan berbagai aktifitas bersama, mendapat pelajaran dan pengalaman bersama, belajar
mengerti satu sama lain, selalu bersama melalui suka dan duka tapi perselisihan juga tak luput
dari kebersamaan kami namun kami menyadari bahwa kami saling membutuhkan.
Aku mengenal mereka sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, kami belajar disekolah yang sama
sejak sekolah dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, kebersamaan itu yang membuat kami
merasa saling mengenal dan saling membutuhkan. Hingga pada suatu hari saat kami duduk di
bangku kelas dua Sekolah Menengah Pertama kami membuat sebuah komunitas yang kami beri
nama SAGIFTI.
Sagifti berawal dari sebuah kelompok belajar yang kemudian berkembang menjadi sebuah
identitas khusus bagi kami yang membuat kami selalu bersama, kata Sagifti berasal huruf depan
nama kami semua, S dari huruf depan namaku Sary, A dari huruf depan nama Afif, G dari huruf
depan nama Gina, I dari huruf depan nama Icha, F dari huruf depan nama Firdha, T dari huruf
depan nama Tina dan I dari huruf depan nama Isty.
Segala yang kami alami tak selalu indah kami juga mengalami perselisihan dan perbedaan
pendapat bahkan tak jarang perbedaan pendapat itu yang membuat kami tak saling bicara.
Suatu hari kami tak saling bicara entah karena alasan apa hal itu terjadi. Aku merasa Sagifti
menjauhiku, Aku merasa Sagifti jauh dariku, Aku merasa Sagifti tak membutuhkanku lagi. Kami
sudah jarang berkumpul dan bermain bersama, kami sibuk dengan urusan kami masing-masing,
hingga Aku merasa Sagifti sudah tak ada lagi.
***
“Muhammad Afifuddin” terdengar suara bapak guru yang sedang mengabsen siswa
“Hadir Pak !” jawab Afif tak semangat
“Sartini Safitri satir” lanjut bapak guru sambil mencari sosok yang ia panggil
“Hadir Pak” jawabku sambil mengacungkan tangan
Entah apa yang terjadi dengan kelasku hari ini, tak ada canda tawa yang menghiasi kelas kami,
semuanya diam tanpa kata, sejak awal pelajaran pertama hingga bel istirahat berbunyi tak ada
suara gemuruh yang terdengar.
“Sari !!!” terdengar suara Amma memanggilku
“Iya, kenapa ?” tanyaku heran karena ini adalah kali pertamanya ia memanggilku dengan suara
keras di depan umum, padahal ia adalah tipe cewek yang sangat pendiam
“Gag apa-apa ! Cuma mau ke kantin bareng aja. Gag papa kan ?” jawabnya
“Yah jelas gag papalah, ya udah ayo cepetan ntar makanannya keburu habis !” ajakku
“Sagifti kenapa ?” tanyanya membuatku terkejut
“Hah Sagifti ? memangnya Sagifti kenapa ?” aku kembali bertanya
“Gag soalnya belakangan ini Sagifti dah gag pernah jalan bareng, dah gag pernah bikin heboh
sekolah !” jelas Amma
“Ah enggak kok semuanya baik-baik aja ! mungkin belakangan ini memang jarang kumpul
soalnya banyak tugas sih !” jawabku berusaha menutupi masalah yang sedang dihadapi Sagifti
“Dah gag usah ditutupin semua orang juga berpendapat gitu kok mereka sedih liat kalian gag
bareng-bareng lagi” ungkap amma, kemudian menghetikan langkahku “Semua rindu liat kalian
main bareng, ke kantin bareng, pulang sekolah bareng dan melakukan semuanya bereng !”
lanjutnya.
Aku tak sanggup mendengar kata-kata Amma, Aku berlari meninggalkannya. “Amma memang
benar, Aku juga merindukan kebersamaan Sagifti, Aku juga ingin berkumpul bersama mereka
tapi aku tak tahu harus memulai semua itu dari mana !” ungkapku dalam hati.
***
“Diharapkan kepada seluruh siswa agar segera berkumpul di lapangan karena kita akan segera
melaksanakan apel pagi !” terdengar suara bapak guru dari pengeras suara yang berada di setiap
sudut sekolah.
Beberapa saat setelah suara bapak guru terdengar, terlihat seluruh siswa berlarian menuju
lapangan sekolah. Apel pagi adalah kegiatan yang menjadi rutilitas khusus sekolah kami, diapel
pagi bapak guru selalu memberikan arahan kepada seluruh siswa mengenai berbagai hal mulai
dari seragam, kebersihan, kerapian, pembelajaran dalam kelas hingga konflik-konflik yang
terjadi di sekolah. Hari ini apel pagi berjalan cukup singkat entah karena alasan apa bapak guru
hanya membahas beberapa hal tanpa memperpanjang masalah.
“Sari !” teriak bapak guru memanggil namaku
“Ada apa pak ?” tanyaku khawatir, takut Aku telah melakukan sebuah kesalahan yang membuat
bapak guru memanggilku.
“Tolong keperpustakaan sekarang, Bapak mau bicara !” ucap bapak guru membuatku semakin
panik.
“Baik Pak !” jawabku singkat sambil mengikuti bapak berjalan menuju perpustakaan.
Setelah tiba di sana alangkah terkejutnya diriku saat melihat Afif, Gina, Icha, Tina, Firdha dan
Isty telah tiba disana. Ternyata ini semua rencana bapak guru, Aku tak pernah menyangka Bapak
akan berbuat seperti itu hanya untuk kami, hanya untuk Sagifti. Pertemuan itu adalah pertemuan
kami semua setelah hampir sebulan tak pernah berkumpul kembali, awalnya aku takut untuk
bertemu dengan mereka, aku takut mendapat perlakuan yang sama seperti biasanya oleh mereka,
aku takut mengetahui kenyataan, tapi bapak membuatku yakin dan berani untuk bertemu dengan
mereka.
“Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian ?” Tanya bapak guru memulai pembicaraan
“Kenapa kalian tak saling bicara ? kalian seperti orang yang tak pernah saling mengenal !”
lanjutnya
“Kami tak tahu Pak, kami juga merasa tidak nyaman dengan semua ini !”
“Lalu kenapa kalian tak pernak berkumpul lagi ? kenapa kalian tak pernah bersama ? kami
semua merindukan kebersamaan kalian, kami ingin melihat kelucuan dan kekompakan kalian
lagi bukan melihat kalian tak saling bicara.”
Kami hanya diam
“Kalian tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah kalian jika kalian hanya saling diam, jika
kalian tak berusaha mencari penyebab dan solusi masalah kalian. Belajarlah untuk dewasa !”
nasihat bapak
“Sari merasa mereka menjauhi Sari, Sari merasa mereka menjaga jarak dengan Sari , mereka tak
peduli dengan Sari lagi !” ungkapku berusaha jujur kepada semuanya.
“Kami juga merasa Sari menjauhi kami, kami juaga merasa Sari tak peduli pada kami, kami
kehilangan Sari yang dulu, Sari sibuk dengan urusan Sari, setiap kami mengajak Sari berkumpul
Sari selalu sibuk dengan urusan Sari. Itu yang bikin kita semua gag mau ganggu Sari !” Afif
mulai angkat bicara
“Sari minta maaf kalau Sari sibuk dengan urusan Sari tapi bukan berarti disaat Sari jauh kalian
juga harus menjauh, justru disaat seperti itu Sari membutuhkan kalian, Sari tidak mungkin
menyelesaikan semua urusan Sari tanpa kalian!” jelasku berusaha membela driku.
“Sari juga harus bisa mengerti kami, tidak selamanya kami harus selalu mengerti Sari !”
“Maaf..” hanya kata itu yang dapat ku ucapkan setelah mendengar perkataan Afif.
Aku sadar ternyata Aku salah, Aku mengambil kesimpulan dari satu sisi tanpa melihat sisi yang
lain, Aku terlalu egois untuk mengakui bahwa Aku yang salah.
“Sekarang semuanya sudah jelas. Sebenarnya kalian saling membutuhkan tapi terlalu egois tuk
meminta perhatian satu sama lain, kalian lebih memilih diam dibanding mengungkapkan apa
yang kalian rasakan !” ucap bapak guru “Sekarang saya ingin melihat kalian bersama lagi,
berkumpul lagi dan tak ada yang memendam masalah, kalian harus belajar jujur dan terbuka satu
sama lain !”
Akhirnya kami berbaikan, segala kesalah pahaman yang terjadi selama ini akhirnya selesai dan
akhirnya Aku tahu bahwa semua itu berawal dari keegoisanku, dari diriku yang selalu menilai
dan menarik kesimpulan hanya dari satu sisi tanpa berusaha mencari kejelasan dari semua itu.
Dari masalah itu Aku belajar bahwa hidup ini akan lebih berarti saat kita bisa mengerti orang lain
bukan selalu ingin dimengerti.
Kini Sagifti kembali menjadi Sagifti yang dulu, Sagifti yang penuh canda tawa dan kebersamaan.

(Cerpen) Persahabatan Itu Indah


Pagi yang cerah mengawali aktivitas Saskia hari ini. Saskia dan teman-temannya menuju ke
sekolah dengan mengendarai Honda CR-V putih miliknya. SMA 8 Trisakti Bandung. Setelah
melewati gerbang yang bertuliskan nama sekolahnya itu, Saskia, Dinda, Cindra, Nurul, dan
Rianti langsung menuju kelas dan siap menerima pelejaran.
Saskia Putri Negara, biasa dipanggil Saskia. Cewek yang berumur 17 tahun yang humoris dan
cuek. Sangat suka dengan keju.
Mentari Adinda Putri, biasa dipanggil Dinda. Teman Saskia yang tomboy banget, orangnya cuek
kalau masalah penampilan. Tapi, dia tidak mau melihat teman-temannya sedih.
Hetty Novellyga Cindra Ilyas Timu, biasa dipanggil Cindra. Anak dari pemilik sekolah SMA 8
Trisakti Bandung. Tapi, dia sangat sederhana dan tidak pernah memamerkan kekayaannya.
Lumayan tomboy juga (tapi tidak setomboy Dinda) dan sangat suka dengan warna merah.
Hampir semua perlengkapan dan aksesoris yang ia miliki berwarna merah.
Nurul Annisa Fajriani, dipanggil sama teman-teman Nurul tapi mamanya biasa memanggil dia
Neno’. Sang bendahara dan tegas. Tidak suka menunda pekerjaan dan paling suka pisang goreng
keju.
Rianti Hamzah, biasa dipanggil Rianti. Teman Saskia yang sangat feminin dan sangat
memperhatikan style. Beda banget dengan Dinda dan Cindra. Sangat suka makan coklat Silver
Queen.
Saskia bersahabat dengan mereka sejak awal-awal bersekolah di sekolah ini dan mereka semua
duduk sekelas di kelas XI IPA I. Hingga saat ini, mereka selalu bersama-sama.
Sambil bercerita tentang film yang coming soon minggu ini, ibu guru mereka masuk ke kelas
mereka. Ibu Rahmah yang merupakan wali kelas mereka, masuk ke kelas bersama seorang siswi.
“Eeiy, ada anak baru tuh! Gayanya sok banget.” Bisik Dinda kepada Saskia.
“Iya sih, masih anak baru gayanya selangit.” Jawab Saskia kesal.
Ibu guru mereka pun mengucapkan salam dan mempersilahkan kepada anak baru itu untuk
memperkenalkan diri.
“Selamat pagi teman-teman..!!” Sapa anak baru itu.
“Pagiii….,” jawab anak cowoknya serentak.
“Kenalin, nama aku Dewi Pertiwi. Kalian bisa panggil aku Dewi. Aku pindahan dari SMAN. 5
Bandung.” Kata anak baru itu.
“Hahh ?! Pindahan dari Smeli (SMAN. 5) ?! Itukan sekolahnya Abi.” Kata Saskia dalam hati.
Yah, Abi Manyu Hidayat atau Abi adalah seorang cowok yang merupakan siswa di SMAN. 5
Bandung. Saskia berkenalan dengan dia saat mengikuti acara KIR. Dia yang selama ini buat hari-
hari Saskia lebih indah. Tapi, karena dia mengira Saskia sudah punya orang lain yang lebih
berarti daripada dia, dia memilih untuk berpacaran dengan cewek yang satu sekolahan
dengannya.
Ibu guru mereka mempersilahkan Dewi duduk di bangku yang kosong dan memulai pelajaran.
Jam istirahat pun tiba, Saskia, Dinda, Cindra, Nurul, dan Rianti menghampiri Dewi.
“Kenalin aku Saskia Putri Negara. Kamu benar pindahan dari Smeli?” Tanya Saskia kepada
Dewi.
“Iya. Kan tadi sudah bilang waktu perkenalan. Memangnya kenapa?” Jawabnya ketus.
“Hehh…ngga’ segitunya dong! Aku kan tanya baik-baik ke kamu.” Kata Saskia kesal.
“Iyaa. Tau’ nih, masih baru disini sudah sok banget.” Sambung Dinda.
Saskia dan teman-temannya pun meninggalkan Dewi sebelum dia sempat membalas perkataan
mereka. Saskia dan teman-temannya menuju kantin dan duduk di salah satu meja dan
melanjutkan cerita film yang tadi tertunda karena sudah masuk pelajaran.
“eeiy…eeeiy…liat tuh !! (sambil menunjuk ke arah Dewi).” Kata Cindra memotong
pembicaraan Nurul.
Ternyata ada Dewi yang berjalan dari kelas menuju kantin dengan jalannya yang khas layaknya
model sambil memegang kipas dan eye-shadow miliknya.
“Helloow…. ke sekolah tuh buat belajar dan menuntut ilmu. Bukan buat shopping.” Kata Dinda
dengan nada yang keras.
“Heh! Kalau sirik lihat gaya aku, gak gitu dong caranya!” Kata Dewi yang tiba-tiba maju ke
hadapan Dinda.
“Sirik?! Npa mesti sirik dengan gaya senorak kamu?!” Balas Dinda dengan nada yang sedikit
emosi.
“Eeeeiiiiy…udaah.udaah!!! Bikin malu-maluin aja.” Teriak Saskia sambil menarik Dinda agar
tidak bertambah emosi.
Dewi pun pergi dan Saskia bersama teman-temannya kembali ke kelas.
“Itu anak memang menyebalkan. Ga’ tau sopan santun apa?! Anak baru tuh harus sopan-sopan
dikit. Ini malah soknya minta ampun.” Kata Dinda ketus.
“Iya, sudah Dind. Tidak usah dihiraukan!” Kata Rianti menenangkan Dinda.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Saskia bersama teman-teman keluar sekolah dan langsung
pulang ke rumah masing-masing.
Sampai di rumah, Saskia langsung menyalakan laptopnya yang berada di atas meja belajar dan
menghubungkan ke internet. Setelah mengutak-atik beberapa situs web, Saskia membuka e-mail
dan ternyata ada pesan dari Abi.
Sngat sulit mncari sseorang yg murni mncintai kita. Mencoba ntuk mlupakan sseorg yg kamu
cintai adalah sperti mengingat orgg yg tidak kamu knal…dia mncintai kamu krna
kepribadianmu !! tapi siapa yg peduli ktika dia mncintai kamu ?? kamu tlah mengisi ruang di
hatinya n kamu adlah hadiah terindah yg pernah dia dpatkan…bukan cinta kalau tidak ada
kecemburuan, bukan cinta kalau tidak sakit hati. Cinta menyakitkan bila dia dilupakan,,tpi cinta
akan lebih mnyakitkan bila sseorg yg d’cintai tdak mngetahui apa yg dia rasakn….CINTA adalah
sebuah PERASAAN. Maka hargailah stiap orgg yg tlah mnyayangimu. Miss U Saskia.
Setelah membaca pesan dari Abi, Saskia pun menelepon Abi dan bertanya maksud dari pesan
yang ia kirim.
“Halo…Abi? Ini aku, Saskia.” Ujar Saskia.
“Iya, ada apa Sas?”
“Maksud dari pesan yang kamu kirim ke e-mailku apaan, Bi?”
“Ga’ ada maksud apa-apa kok,Sas. Btw, kamu lagi ngapain?” Kata Abi mengalihkan
pembicaraan.
“Ga’ lagi ngapa-ngapain kok. Eeh Abi,,, kamu kenal Dewi ngga’? Dia anak baru di sekolahku.
Katanya sih pindahan dari Smeli.” Tanya Saskia penasaran.
“I….iiy..iyaa Sas. Aku kenal kok.” Jawabnya dengan suara sedikit bergetar.
“Kok jawabnya ga’ jelas gitu sih? Jangan-jangan ada apa-apa lagi, Bi?”
“Ngga’ kok,Sas.”
“Oke, udah dulu yah, Abi?”
“Eeeeh, tunggu dulu, Sas.”
“Kenapa lagi Abi?
”Sebenarnya…Dewi itu pacarku.”
“Haaah?! Dewi pacar kamu?” jawab Saskia terkejut.
“Iyaa Sas.”
“Ooh iya, ga’ kenapa-kenapa kok! Udah dulu yah, Bi…. Byee.” Kata Saskia langsung
mengakhiri pembicaraan untuk menutupi rasa cemburunya.
Ternyata Dewi Pertiwi, anak baru yang gayanya selangit itu adalah pacarnya Abi. Yah, Abi
Manyu Hidayat yang selama ini memberi harapan dan yang membuat hari-hari Saskia lebih
indah.
Suatu hari Saskia duduk di taman depan rumahnya dan merenung.
“Sampai kapan aku harus bermusuhan dengan Dewi? Kenapa mesti bermusuhan Cuma karena
dia pacaran dengan Abi? Abi kan juga bahagia dengan Dewi.” Fikirnya.
Esok harinya ketika Saskia sedang ngumpul di kantin bersama teman-temannya, Saskia pun
memberi usul bagaimana kalau mereka baikan saja dengan Dewi dan berteman seperti teman-
teman yang lainnya. Teman-teman Saskia pun setuju.
“Dewi, lagi baca apaan tuh?” Tanya Saskia kepada Dewi.
Dewi terkejut dengan perubahan Saskia terhadapnya. “baca novel nih.”
“Ke kantin yuk!”
“Iya…ke kantin yuk, Wi!” ujar Dinda.
“Kalian kok…..” Tanya Dewi heran.
“Iya. Mau sampai kapan kita kayak gini terus?” Jawab Saskia.
“Kita semua kan harus saling menyayangi!” kata Cindra bijak.
“Kenapa mesti bermusuhan cuma karena cinta?” Kata Saskia sambil menunjukkan senyum
manisnya.
“Iya yah?! Kalau gitu, maafin aku yah?” Jawab Dewi.
Saskia dan teman-temannya langsung menarik tangan Dewi dan beranjak ke kantin. Akhirnya
mereka pun akrab dan bersahabat dengan Dewi.
“Persahabatan itu memang indah yah teman-teman?” Tanya Saskia kepada teman-temannya.
“Pastinya…” Jawab teman-teman Saskia serentak.
“Tengs yah teman-teman. Maafin kalau aku punya banyak salah ke kalian. YOU ALWAYS IN
MY HEART.” Ujar Dewi.

Sumber: Isfan.Blog.com

Anda mungkin juga menyukai