Anda di halaman 1dari 15

.

Contoh Cerpen Motivasi: Mimpi Sang Dara


Mimpi Sang Dara

Pagi menjelang saat seorang gadis yang biasa dipanggil dengan nama Dara mulai
menjerang air untuk membuat segelas teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup
dengan sejuta mimpi di dalam sebuah rumah berdinding tinggi.

Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa
dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri
tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat
berada di istana mewah tersebut.

Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa tidak ada yang bisa
diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara kakaknya mungkin
saja malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara.

Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali
mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun
tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran
buruknya yang menyesali keadaannya.

Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada seorangpun di dalam
rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal
tersebut membuat Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi rodanya ke arah
taman kompleks, berniat menenangkan diri.

Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh seorang gadis seusianya
dengan kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara dan
mulai menyebutkan namanya, yaitu Hana. mereka berdua mudah sekali akrab,
mungkin karena keduanya saling mengerti kondisi masing-masing.

Tiba-tiba Hana Berkata, “ Dara, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini
yang terlahir sia-sia. Mungkin kita tidak bisa berdiri tegak layaknya manusia lain.
Tapi, kita masih punya hak untuk merasakan bahagia. Cobalah untuk menerima
dirimu sendiri, Dara.” lalu, akhirnya gadis itu berpamitan pada Dara.

Semenjak pertemuannya di taman dengan Hana, Dara mulai merenungi kata-kata


yang diucapkan oleh gadis tersebut. Dara berpikir bagaimana ia bisa seutuhnya
menerima dirinya ketika orang di dekatnya tidak mendukungnya sama sekali.

Dara mencoba mencerna perkataan dari Hana secara perlahan, meskipun seringkali
ia menangis ketika teringat kenyataan bahwa ia hanyalah seorang gadis yang
diacuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Dara adalah bagaimana ia bisa mewujudkan
mimpinya dengan kondisi tersebut.

Mimpi Dara adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di dalam
pameran besar. Hal yang dilakukan Dara untuk memulainya adalah rajin membuat
lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dara untuk tidak memikirkan mengenai
dirinya yang selalu diacuhkan dan mulai memahami perkataan Hana.
Perlahan mimpi sang Dara mulai terwujud saat diam-diam ia sering memposting
lukisannya melalui media sosial. Hingga suatu hari ada seseorang datang ke rumah
Dara untuk menemui gadis itu guna mengajaknya untuk bergabung di dalam sebuah
pameran lukisan.

Kedua orang tua Dara terperangah mendengar ucapan pria tersebut, sebab tidak
menyangka bahwa Dara si gadis kursi roda bisa menghasilkan karya lukisan yang
indah. Dara hanya tersenyum melihat respon kedua orang tuanya dan memilih
menerima tawaran pameran tersebut.

Berbagai lukisan indah dipajang dalam pameran yang diberi tema Mimpi Sang Dara.
Orang tua Dara menghadiri pameran tersebut dan merasa terharu atas pencapaian
putri yang selama ini diacuhkannya. Sementara Dara merasa lega bisa menerima
keadaan fisiknya dan memanfaatkan apa yang dimiliki.

2. Contoh Cerpen Lucu: Teman Yang Baik


Teman yang Baik

Rina dan Dini dikenal sebagai sahabat baik yang populer di sekolah. Meskipun
berbeda kelas, tapi mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak ada
yang meragukan eratnya persahabatan di antara mereka.

Meski berbeda karakter, tetap tidak menghalangi kedekatan mereka. Rina


merupakan seorang siswi pendiam yang tidak akan populer jika tidak bersama Dini.
Sedangkan Dini cenderung seperti seorang pembual yang hobi memamerkan
barang-barang milik Rina.

Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu
pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk
memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal.

Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil
hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu
seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia
kemudian melihat voucher yang tersisa.

Melihat nominal pada voucher yang tinggal dua pilihan, ia memilih voucher belanja
dengan nominal paling rendah kemudian berbalik dan tersenyum pada ibu dan
empat anaknya. Hal ini membuat Dini terkejut dan menganggapnya bodoh.

Dini kemudian mencoba menguji Rina dengan uang yang ia bawa. Ia meminta Rina
untuk mengambil salah satu uang yang ia sodorkan. Sedikit bingung, Rina
mengambil uang dengan nominal paling rendah.

Keesokan harinya Dini bercerita kepada teman-temannya tentang kebodohan Rina.


Untuk membuktikannya, Dini memanggil Rina ke hadapan teman-teman kelasnya.

“Hai, Rin, aku ada uang nganggur nih. Kamu pilih yang mana? Aku kasih buat
kamu.” Dini menyodorkan uang sejumlah Rp10.000 dan Rp20.000 kepada Rina.
Rina pun mengambil Rp10.000 dari Dini. Dini dan teman-temannya tertawa dan
mengatakan bahwa Rina bodoh. Peristiwa ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali.
Beberapa teman Dini juga ikut-ikutan melakukan hal itu.

Rina tetap diam dipermalukan seperti itu. Dan setiap kali dipaksa untuk memilih, ia
selalu bersikap tenang dan memilih uang dengan nominal yang paling rendah. Ia
juga ikut tertawa ketika orang-orang menertawakannya.

Hingga suatu hari ketika Dini memamerkan kebodohan Rina pada salah seorang
kakak kelas terpopuler bernama Rifki dihadapan teman-teman kelasnya. Dini
kembali menyodorkan uang, kali ini bernominal Rp50.000 dan Rp100.000, kepada
Rina dan memintanya memilih.

Lagi-lagi Rina memilih uang dengan nominal terendah. Semua orang tertawa,
menertawakan Rina yang hanya tertunduk, kecuali Rifki. Ia tertegun mengamati
siapa sebenarnya yang sedang membodohi siapa.

“Lihat, Kak. Teman baikku yang satu ini unik kan?” kata Dini kembali mulai
mempermalukan Rina.

“Ya, dia memang unik dan cerdas. Jika saja ia memilih uang dengan nominal
tertinggi dari awal, maka kalian tidak akan mau bermain dengannya bukan? Cobalah
kalian hitung berapa ratus ribu yang sudah kalian keluarkan cuma-cuma,” kata Rifki.

Dia pintar, memilih bersabar untuk mengambil keuntungan lebih. Jadi, sebenarnya
siapa yang sedang membodohi siapa?” lanjut Rifki tertawa.

Semua orang terdiam mendengar penjelasan dari Kak Rifki. Seketika mereka
merasa telah melakukan hal bodoh yang sia-sia. Sedangkan Rina tersenyum
memandang Kak Rifki yang berbalik menertawakan Dini dan teman-temannya.

Pada akhirnya, bagi Rina teman yang baik itu selalu ada memberikan tambahan
penghasilan tak terduga meski harus dibayar dengan kesabarannya. Tapi tidak apa-
apa, setiap perbuatan pasti ada bayarannya dan perbuatan Dini dibayar dengan
uang serta rasa malu.

3. Contoh Cerpen Pengalaman


Andi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah satu Perguruan
Tinggi favorit di Jogjakarta. Setiap hari ia bertemu dengan aku di kampus. Suatu hari,
dia bercerita kepadaku tentang masalah hidupnya. Dia berpikir kalau orang lain
selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam
hidupnya. Mereka terlihat seperti orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya.
Namun anehnya, Andi merasa tidak terlalu suka saat melihat temannya tersenyum
bahagia.

“Haikal, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa kehidupan orang lain selalu baik-baik
aja bahkan kelihatan seperti tidak punya masalah, beda banget sama kehidupan aku
yang rasanya kayak punya banyak beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia.”
Kata Andi waktu itu.
Pada waktu itu juga aku mengatakan kepada Andi bahwa setiap orang memiliki
permasalahan dan beban hidup yang ditanggung di pundaknya. Tentunya masing-
masing beban hidup yang dialami setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban
hidupmu selalu dibandingkan dengan orang lain maka percayalah bahwa semua itu
akan semakin berat.

Yang selama ini dipikirkan Andi tentang orang lain tidak semuanya benar. Padahal
dia sendiri tidak tahu betul bagaimana kondisi orang lain yang menurutnya selalu
baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan orang-orang untuk
menenangkan dirinya sendiri. Bisa saja mereka telah berhasil melalui masa-masa
terberat dalam hidupnya.

Setelah itu, dia hanya terdiam merenungi perkataanku. Dia memikirkan apa yang aku
katakan saat itu. Meskipun terkadang menasehati orang lain tidak semudah
menasehati diri sendiri. Terkadang aku sendiri masih suka membanding- bandingkan
diri dengan orang lain.

Waktu dulu aku juga pernah merasakan seperti di posisi Andi saat ini. Saat itu juga
ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban masalah sesuai
dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang
pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang merasa dibebani ada juga yang tidak.

“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang diberikan
oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi jangan ditanyakan ya, karena kita tahu kalau
Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.

Mulai saat itu aku mulai introspeksi perihal diriku sendiri. Aku berusaha untuk
menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku dengan hati yang lapang.
Karena dengan begitu aku bisa menjadi bahagia. Aku juga tidak perlu
membandingkan diriku dengan orang lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku
dengan aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik
hingga saat ini.

Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa menjadi
pelajaran dalam hidupku. Karena selalu ada hikmah yang bisa aku ambil dari setiap
suka dan duka ku. Yang membuat aku selalu yakin adalah setiap permasalahan ini
datang dan dirancang oleh-Nya.

4. Contoh Cerpen Anak: Ied Adha Bersama Teman-


Teman
Mengingat betapa banyaknya cerita yang beredar di media sosial, bisa dipastikan
jadi tantangan tersendiri buat kamu yang mau tahu lebih banyak perihal cerita anak.
So, di bawah ini adalah contoh cerita anak yang kami sajikan.

Contoh 1 :

Ied Adha Bersama Teman-Teman

Beberapa hari ini, sekolah sedang ramai perbincangan hari raya kurban. Kata
Ustazah, hari raya kurban adalah hari rayanya umat Islam. Hari raya kurban adalah
hari raya pemotongan kambing. Aku senang saat hari raya kurban.
Ada banyak sekali kawan-kawan di sekolah. Karena saat hari raya kurban, banyak
peristiwa di sekolah kami yang menyenangkan. Biasanya, ustadzah menceritakan
hari raya kurban di masa lalu.

Aku dan teman-teman selalu senang mendengarkan beliau cerita. Kata Ustadzahku,
dahulu Nabi Ibrahim As sudah tua usianya dan baru dikarunia anak. Namun,
sayangnya begitu memiliki anak bernama Ismail, Allah datang lewat mimpi dan
menyuruh Nabi Ibrahim menyembelihnya.

Karena Nabi Ibrahim sangat taat pada Allah SWT, akhirnya menceritakan mimpinya
pada nabi Ismail. Ismail pun bersedia untuk disembelih. Namun, begitu pisau
menyentuh leher Ismail langsung berubah menjadi kambing. Sejak saat itulah
dirayakan hari raya kurban.

Ada hal lain yang membuatku senang ketika hari raya kurban.  Salah satunya adalah
membeli kambing. Di sekolah kami menabung setiap.hati dan uangnya dikumpulkan.
Saat hari raya kurban, uangnya digunakan untuk membeli kambing.

Kami ramai-ramai ke penternakan untuk membeli kambing. Di penternakan ada


banyak sekali macam kambing. Kambing-kambing makan rumput dan mempunyai
kaki empat. Terkadang, kambing bersuara dan aku sangat senang mendengarnya.

Setelah membeli kambing, kami kembali ke sekolah. Kambing-kambing juga ikut ke


sekolah dan keesokan harinya siap disembelih. Aku melihat kambing yang
disembelih. Ada banyak darahnya dan bau.

Daging kambing dipisahkan dari kulitnya. Kemudian dibungkus dan dibagi-bagikan


ke orang-orang. Aku dan teman-teman ikut membagikan daging kambing. Aku juga
ketemu teman baru, namanya Naya. Naya sudah tidak memiliki Ayah dan Ibu.

Tapi, Naya sudah menjadi temanku. Sejak menerima daging dariku dan dibawanya
pulang untuk dimasak bersama neneknya, Naya jadi berterima kasih. Sejak saat itu,
Naya jadi selalu baik hati. Bahkan ia menolong saat terjatuh.

Nah! Kata Naya, dagingnya di sate. Naya senang sekali karena sudah lama tidak
makan sate. Kalau aku dagingnya diolah jadi sup. Ibu suka sekali membuatkan aku
sup. Saat hari raya idul kurban, Naya ikut ke rumahku dan makan sup bersama.

5. Contoh Cerpen Anak: Bilang Dulu Sebelum Pinjam


Contoh 2 :

Bilang Dulu Sebelum Pinjam

Di suatu sekolah, ada anak bernama Arkhan. Arkhan adalah anak kelas TK besar
dan sering membuat Bu guru marah. Karena sering membuat Bu guru marah,
Arkhan sering dipanggil tetapi tidak dimarahi.

Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-
teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang
juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan.
Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau
belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, Arkhan sering berlari dan
bersembunyi. Arkhan menghindari Bu guru dan selalu berkeliling halaman sekolah
yang luas.

Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan
tidak ditemukan. Biasanya Arkhan bermain di taman. Begitu Bu guru kesana, Arkhan
tidak ada. Sudah beberapa tempat dikunjungi, tapi tetap tidak ada tanda-tanda
keberadaan Arkhan.

Akhirnya, Bu guru pun kelelahan dan ia istirahat di aula. Suasana segar dari angin
yang keluar di kipas membuat Bu Guru tidak menyadari kalau Arkhan ada di sana.

“Bu Guru!” Arkhan menghambur ke arah Bu guru dan memeluknya.

“Arkhan kaku dari mana aja? Ibu nyariin kamu ternyata ada di sini?” Ucap Bu Guru.

“Iya Bu, soalnya aku masih nungguin jemputan Ibu.” jawab Arkhan.

“Iya, lain kali bilang dulu sama Bu guru, ya! Jadinya ibu nggak nyariin kamu.”

“Baik bu.” Jawa Arkhan.

Setelah itu, Arkhan dan Ibu guru pun ke ruang tunggu penjemputan dan Arkhan
bermain beberapa puzzle. Arkhan sangat suka bermain puzzle terlebih puzzle panda
milik Humaira, temannya yang dibawa akhir-akhir ini. Humaira juga belum pulang,
masih menunggu jemputan.

“Mas Arkhan dijemput!” Suara Bu guru menggelegar. Sontak dengan senang hati,
Arkhan pun langsung menghambur ke arah ibunya, dan mereka pun pulang. Tinggal
Humaira dan beberapa teman lainnya yang belum dijemput. Mereka masih bermain
beberapa mainan.

Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara Bu guru. “Mba Humaira Dijemput!”

Humaira yang terbiasa rapi pun membereskan mainannya. Namun, ada satu yang
mengganjal. Humaira mulai mondar-mandir ke sana kemari, lalu tidak lama
kemudian ia mewek. Tangisnya pun pecah, membuat heboh seisi ruangan.

“Panda Dede nggak ada….” Ucap Humaira sambil menangis.

“Panda yang mana?” tanya Bu guru. Tapi, Humaira semakin menangis dan semakin
kencang tangisannya. Semakin membuat orang bingung, apa yang dimaksud panda
miliknya?

“Itu bu, tadi Humaira bawa Puzzle panda. Tapi puzzlenya dipinjem sama Arkhan.”
ucap Aurel, salah satu anak yang belum dijemput juga. Bu guru pun bertanya, “Sama
Arkhan puzzlenya ditaruh di mana?”

“Nggak tau.” Jawa Aurel.


Pun pada akhirnya semua yang ada di ruangan mencari puzzlenya Humaira yang
bergambar panda, tetap tidak ditemukan. Hanya ada satu kemungkinan, bisa jadi
puzzle itu ikut Arkhan pulang. Akhirnya, Bu guru pun menghubungi Ibunya Arkhan.

“Oh iya Bu, maaf yaa puzzlelnya kebawa sama Arkhan. Nanti segera saya antarkan.”
Ucap Ibunya Arkhan dari seberang telepon. Pada akhirnya, telepon pun ditutup.
Menunggu hingga setengah jam, dua orang bertubuh tinggi dan kecil datang dari
arah gerbang.

“Itu Arkhan, Bu!” Teriak Aurel dari dalam ruang tunggu jemputan.

Akhirnya Arkhan un mengembalikan puzzle milik Humaira yang sudah mulai berhenti
menangis. “Arkhan, kenapa kamu bawa puzzlenya Humaira?” Tanya Bu guru.

“Anu itu Bu, aku nggak tau puzzlenya tiba-tiba ada di tasku.” Jawab Arkhan.

Bu guru menghela napas. Sudah biasa terjadi, Arkhan sering membawa pulang
benda-benda di sekolah yang menurutnya menarik. Bahkan tempo lalu ia pernah
membawa kabel.mic yang didapat dari lemari kantor sekolah.

“Arkhan kamu harus minta maaf sama Humaira.” ucap Aurel.

“Kenapa aku harus minta maaf? Kan puzzlenya sudah aku kembalikan?”

“Soalnya kamu udah bikin Humaira nangis. Iya kan, Bu?” Kepala kecil nan mungil itu
mendongak ke arah wanita yang lebih tinggi darinya.

“Nggak mau!” Arkhan melipat tangannya dan membuang muka dari Humaira.
Humaira pun menangis lagi.

“Tuh, kan! Humaira jadi nangis lagi. Arkhan, sih!”

“Arkhan, ayo minta maaf nak.” ucap Ibunya. Arkhan masih kekeuh tidak mau minta
maaf, masih dalam posisinya semula.

“Arkhan, kamu suka apa?” Tanya Ibu Guru.

“Mobil.” Jawab Arkhan.

“Arkhan punya mobil-mobilan di rumah?”

“Punya.”

“Nah! Sekarang, ibu guru main ke rumah Arkhan. Trus ibu guru minjem mobil-
mobilannya Arkhan buat mainan. Tapi, mobil-mobilannya ibu bawa pulang,
bagaimana?”

“Loh! Kok dibawa pulang? Itu kan punya Arkhan, Bu! Bu guru mau mencuri, ya!”

“Nah! Itu tau. Berarti, kalau kamu minjem mainannya Humaira tapi nggak bilang-
bilang sama aja dengan mencuri, kan?”m tanya ibu guru. Arkhan terdiam.
Sekali lagi, dibujuknya Arkhan untuk minta maaf. Akhirnya, mau tidak mau Arkhan
pun luluh juga meski masih sedikit kelihatan sewot.

“Ya deh iya! Aku minta maaf! Tapi besok aku pinjam puzzlenya lagi, ya!” Ucap
Arkhan.

“T-tapi kalo mau pinjam bilang dulu, Arkhan.” Sahut Aurel.

“Ya iyalah kan aku udah tau.” Jawab Arkhan.

Setelah kejadian di hari itu, keesokan harinya Arkhan pun selalu bilang saat hendak
meminjam barang. Bukan hanya itu saja, Arkhan juga jadi lebih hati-hati dalam
bertindak sehingga tidak melukai hati teman-temannya.

Dengan begitu, Arkhan pun jadi punya banyak teman. Sekarang teman-teman sudah
tidak takut lagi saat bergaul dengan Arkhan. Berbeda pada saat dulu, pasti banyak
yang takut dekat dengan Arkhan karena Arkhan terkenal nakal.

Mereka juga cenderung menjauh supaya bisa menghindari barang-barangnya hilang


karena dicuri oleh Arkhan. Namun, karena sudah minta maaf sama Humaira,
keesokan harinya Aurel bilang ke teman-teman kalau Arkhan sudah menjadi baik.

Meski beberapa teman masih ada yang takut, Aurel tetap meyakinkannya supaya
mau berteman baik dengan Arkhan. Pada akhirnya semua teman-teman jadi mau
bergaul dan bergabung dengan Arkhan.

6. Contoh Cerpen Pendidikan: Pendidikan yang Aku


Tunggu
Pendidikan yang Aku Tunggu

Pendidikan, sebuah kata yang seharusnya bisa dirasakan oleh setiap orang terutama
bagi anak-anak. Namunm pada kenyataannya tak semua orang bisa merasakan
pendidikan di sekolah, salah satu penyebabnya adalah harus mencari rezeki. Bagus,
itulah nama panggilanku dan aku satu dari sekian banyak yang tak bisa merasakan
apa itu arti bersekolah.

Usiaku saat ini 10 tahu, kata teman-temanku, “seharusnya akus sudah kelas 4 atau 5
SD”, tetapi karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan aku harus mencari
rezeki demi bisa memenuhi kebutuhan hidup aku dan adikku yang masih berusia 5
tahun.

Aku dan adikku hanya tinggal di rumah berukuran 4×4 meter persegi dan itu pun
milik orang lain. Tak pernah terbayangkan oleh diriku apabila tak ada rumah ini,
mungkin saja aku dan adikku harus tidur di depan ruko yang setiap malam harus
melawan dinginnya malah atau hujan. Pada suatu waktu, malam hari terasa lebih
dingin, kami berdua tak memiliki selimut dan hanya mempunyai satu sarung,
kemudian sarung itu kuberikan kepada adikku.

Orang tua kami sudah lama meninggal dunia karena motor yang dikendarai oleh
ayahku jatuh disaat hujan sedang turun dengan deras. Kedua orangtuaku sempat
dibawa ke rumah sakit, tetapi apa hendak dikata, orangtuaku meninggal dunia dan
aku yang mendengar kabar itu merasakan sedih yang mendalam.

Hingga akhirnya di tahun ketiga, aku dan adikku mendapatkan pembiayaan sekolah
sampai lulus SMA dari lembaga pendidikan pemerintah. Setelah mendengar kabar
seperti itu, aku pun merasa senang karena bisa merasakan bersekolah dan bertemu
dengan teman-teman baru. Tak hanya sampai disitu. Aku sangat merasa bahagia
karena adikku tercinta bisa menempuh pendidikan yang layak dan kami berdua
belajar dengan sungguh-sungguh.

Sejak saat itulah aku dan adikku mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang
bermanfaat, bahkan aku juga berhasil melanjutkan pendidikan sarjana dengan
beasiswa yang aku peroleh. Jadi, selalu percayalah bahwa kelak suatu saat nanti,
hal yang kita inginkan bisa tercapai dan kita bisa bahagia.

7. Contoh Cerpen Persahabatan: Persahabatan yang


Tak Akan Pernah Luntur
Persahabatan yang Tak Akan Pernah Luntur

Surat ini kutuliskan untuk sahabatku yang Bernama Jasmine yang sudah berpindah
ke luar kota. Dengan ditulisnya surat ini, aku berharap agar persahabatan kita terus
terjaga walaupun dipisah jarak yang cukup jauh.

Kisah persabahatanku dengan Jasmine dimlai sejak kami masuk SMP. Pada saat
itu, aku dan dia baru berkenalan ketika aku ingin pingsan di jam olaharaga. Sebelum
pingsan, Jasmine bertanya padaaku, “ kamu terlihat lemas, apakah kamu perlu
kupanggil guru agar segera dibawa ke UKS?” aku yang berusaha untuk tetap kuat
kemudian menjawab, “tidak perlu, aku masih kua untuk mengikuti jam olahraga.”

Jasmine yang merasa kalau diriku benar-benar sedang tidak sehat, kemudian
memanggil guru untuk memberitahukan bahwa Putri sepertinya akan pingsan. Tanpa
berlama-lama, guru olahraga segera membawa Putri ke ruangan UKS agar bisa
beristirahat. Setelah masuk ke ruang UKS, aku merasa sudah lebih baik dan tahu
kalau penyebab ingin pingsan adalah karena belum sarapan di pagi hari.

Sesampainya kembali ke kelas, aku sangat berterima kasih kepada Jasmine karena
sudah memberitahukan kepada guru kalau aku bisa saja pingsan. Tanpa Jasmine,
mungkin aku akan pingsan. Kami berdua pun pulang bersama naik angkutan umum
yang sama karena tanpa diduga rumah kami searah.

Tiga tahun sudah aku dan Jasmine memiliki tali persabahatan dan kami selalu
berbagi cerita sedih atau bahagia. Setelah kami berdua lulus dari SMP, Jasmine
bersama orangtuanya pindah ke luar kota. Mendengar kabar itu, aku sedih karena
akan sulit untuk bertemu langsung dengan Jasmine. Meskipun sudah alat
komunikasi canggih, tetapi rasanya akan kurang kalau tidak bisa berbagi cerita
secara langsung.

Tak terasa juga, aku sudah hampir selesai menempuh pendidikan SMA, sehingga
aku berinisiatif untuk menulis surat kepada Jasmine. Pada bagian akhir surat itu, aku
menulis, “apakah kita bisa bertemu kembali di universitas yang sama?”
8. Contoh Cerpen Singkat Terbaik: Hadiah dari Ayah
Hadiah dari Ayah

Ketika sudah memasuki Sekolah Dasar (SD), ayah selalu berjanji kalau aku
mendapatkan rangking 10 besar akan diberikan hadiah. Namun, saat pertama kali
aku kelas 1 SD tak pernah mendapatkan rangking 10 besar, sehingga aku gagal
mendapatkan hadiah. Melihat keadaaku yang murung, ayah memberikanku sebua
motivasi untuk tidak menyerah dan selalu belajar agar bisa mencapai rangking 10
besar dan hanya berada di 15 besar saja.

Masuk tahun ajaran baru dan aku naik ke kelas 2 SD, di kelas ini, aku selalu ingat
dengan motivasi ayah agar rajin belajar. Kemudian aku terus belajar agar bisa
masuk ke 10 besar, tetapi ketika belajar aku selalu merasa lelah karena sudah
belajar di sekolah dan belajar lagi di rumah. Bahkan, aku seperti merasa sia-sia
ketika sudah belajar dengan sungguh-sungguh karena tetap belum bisa masuk ke 10
besar.

Tak pernah berhenti, ayah selalu berusaha mengingatkanku untuk terus semangat
dan tidak pernah menyerah.

Ayah berkata, “coba kamu lihat waktu kelas satu kamu sudah berhasil mencapai 15
besar, kini di kelas 2 SD, kamu sudah naik ke peringkat 12 besar itu tandanya usaha
kamu tidak sia-sia.”

Aku yang mendengarkan perkataan ayah menjadi lebih semangat untuk melakukan
belajar kembali di rumah.

Ketika semester pertama di kelas 3 SD, aku sangat senang karena berhasil masuk
ke 9 besar. Ayah mendengar kabar itu sangat senang dan tak lupa dengan janjinya
ketika pertama kali aku masuk SD.

“Anak ayah memang hebat, kamu mau hadiah apa karena sudah berhasil masuk ke
9 besar?”

“Aku ingin hadiah mainan robot-robotan yang kemarin kita lihat di mall.”

“Berarti hari minggu besok, kita pergi ke mall untuk beli robot-robotan.”

Setelah mendapatkan hadiah, akhirnya aku mengerti bahwa berjuang dengan


sungguh-sungguh pasti akan ada hasilnya.

9. Contoh Cerpen Kehidupan Sehari-Hari: Membantu


Bisa Membuat Hati Senang
Membantu Bisa Membuat Hati Senang

Perkenalkan aku Putri yang saat ini sedang emenmpuh pendidikan Sekolah Dasar
kelas 5. Setiap hari, aku selalu diantara oleh ayahku saat pergi bersekolah. Aku
sangat senang karena ayah selalu mengantarkanku tepat waktu, sehingga tidak
pernah terlambat sekolah.

Di sekolah, aku bertemu banyak sekali teman yang sangat seru dan asyik, sehingga
tidak pernah merasakan bosan. Ketika pulang sekolah pun, aku pulang bersama
dengan teman-teman yang kebetulan rumah kami berdekatan. Pada suatu waktu,
ketika pulang, kami melihat ada seorang ibu yang barang belanjanya terjatuh karena
terlalu banyak. Melihat hal itu, kami bersegara membantunya.

Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada Ibu, kemudian Ibu
berkata, “bagus, nak, jangan pernah ragu untuk membantu orang lain”. Kemudian,
aku juga bilang, “ternyata membantu orang lain sangat menyenangkan.” Sejak
kejadian itu, aku selalu berusaha membantu orang lain saat sedang membutuhkan
bantuan.

Jadi, itulah beberapa contoh cerpen yang bisa dibaca atau diceritakan kepada


anak-anak. Pada dasarnya cerita anak menggunakan gaya bahasa yang sederhana
dan tidak mengangkat kisah yang rumit. Terlebih saat tahu temanya tentang
kebaikan dalam kehidupan. Lalu, apakah kamu sudah pernah membaca cerpen
kepada anak-anak?

Anak jadi semangat berbuat kebaikan. Selain itu, penggunaan kaidah bahasanya
juga mudah  dipahami oleh anak-anak. Biasanya cerita anak dibaca saat hendak
menjelang tidur atau ketika sedang ada pelajaran di kelas TK. Beberapa kisah anak
yang populer juga sangat banyak tersedia.

Ada banyak sekali buku kumpulan cerpen terbaik yang bisa kita baca, salah satunya
buku Kumpulan Cerita Pendek Cerita Di Balik Lirik Lagu oleh Suprihadi, S.Pd.
Penulis mencoba menghadirkan cerita-cerita pendek dengan latar belakang kampus
serta mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia sebagai pelaku cerpen. Grameds bisa
menggali cerpen dalam buku tersebut dan juga membelinya dengan klik “Beli Buku”
di bawah ini.

Contoh Cerpen Singkat Persahabatan

Persahabatan Sejati

Saat ini aku berada di kelas 9 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku,
Aris, Andri, dan Ana. Kami berempat sudah bersahabat sejak kecil.

Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke
dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur di bawah pohon yang nantinya surat
tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.

Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya
kita berempat lulus semua.

Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan
menggali tepat di mana botol yang dahulu dikubur berada.
Kemudian, kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah
kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan "Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya".

Keesokan hari, Aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami
berempat pergi bersama ke suatu tempat dan di situlah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan
karena Aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan Aris
berpacaran.

Begitu juga dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh malam yang
istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.

Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak enak.

"Perasaanku enggak enak banget ya?", ucapku penuh cemas.

“Udahlah, Ndi, santai aja, kita enggak bakalan kenapa-kenapa," jawab Andri dengan santai.

Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi.

"Arissss awasss! di depan ada jurang!," teriak Nindi.

"Aaaaaaaaaa!!!"

Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air
mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.

Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.

"Nindi... kamu sudah sadar, Nak?" tanya ibuku.

"Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?" tanyaku.

"Kamu di rumah sakit, Nak. Kamu yang sabar ya, Andri dan Aris tidak tertolong di lokasi
kecelakaan," jawab ibu sambil menitikkan air mata.

Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar
pernyataan ibu.

"Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu,
tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku," batinku berkata.

Lantas, dua hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa
menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi, sekarang semua itu hanya angan-angan.
Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

Advertisement

BACA JUGA:Macam-Macam Bahaya Akibat Minum Soda Setiap Hari

3 dari 5 halaman
Contoh Cerpen Singkat Pendidikan

Mengajarkan tentang Bersikap Rendah Hati

Ada seorang anak bernama Fitri. Dia murid kelas 6 SD yang sangat pintar dan baik hati. Di
sekolah punya banyak teman yang menyukainya karena sikapnya tersebut. Semua ingin
berteman dengan Fitri.

Ada lagi anak perempuan bernama Ita, ia berbanding terbalik dengan Fitri. Ia pintar,
tapi sangat sombong. Temannya hanya dua, yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya.

Suatu hari, ibu guru mengumumkan bahwa akan ada perlombaan membaca pidato dua
minggu lagi. Bu Yati selaku wali kelas 6 membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja
yang ingin ikut seleksi.

Fitri dan Ita ikut berpartisipasi. Setiap hari mereka selalu latihan membaca pidato agar lolos
seleksi. Sampai hari penyeleksian tiba, keduanya memberikan tampilan yang memukau lalu
dinyatakan lolos.

Saat hari perlombaan tiba, Ita terus saja membanggakan dirinya, menyatakan bahwa pasti ia
akan juara. Sebab, sebelumnya dia juga pernah menjadi juara waktu kelas 5 SD di lomba
pidato.

Berbeda dengan Fitri, ia tidak henti-hentinya berdoa dan berlatih, mencoba menghafal
kembali teks pidato. Ita pun dipanggil lebih dulu, sang juara kelas 5 SD kini mendadak lupa
teks pidato yang sudah dihafalnya.

Setelah itu, Fitri maju dan memberikan penampilan yang sangat bagus. Semua juri kagum,
termasuk Bu Yati yang saat itu datang untuk menemani mereka lomba.

Pengumuman pun tiba, Fitri keluar menjadi juara satu. Sedangkan Ita harus menahan air
matanya karena dia tidak menang sama sekali.

Cerpen pendidikan ini mengajarkan kita bahwa harus menjadi orang yang rendah hati dan
jangan sombong.

BACA JUGA:Macam-Macam Kebiasaan saat Liburan yang Bikin Gampang Sakit

4 dari 5 halaman
Contoh Cerpen Singkat Lucu

Cowok Idaman

Pagi itu Tya berangkat sekolah bersama Ica sahabatnya. Sembari menyusuri lorong kelas
yang biasa mereka lewati, Tya bertanya pada Ica.

"Ca, menurutmu tipe cewek idaman Ari itu kaya bagaimana sih?"

Sambil tersenyum Nina lantas menjawab. "Bagaimana ya? Setahuku tipenya Ari sih gak
muluk-muluk. Karena setahu aku dia lebih suka sama cewek yang natural gitu lah".

"Hmm gitu ya, enggak suka sama cewek yang hobi dandan berarti," sambut Tya dengan
wajah yang semakin berbinar kegirangan.

"Ya kira-kira seperti itu lah."

"Terus bagaimana dong supaya wajah tetep cantik, meski gak pake make up tebal?" tanya Tya
lagi.

"Coba aja kamu pakai masker bengkoang dan scrub gula pasir biar bibir merah merona gitu,"
jawab Ica.

"Wah iya juga ya, nanti malam ku coba deh Ca."

Selama beberapa hari Tya mencoba ide yang diberikan oleh Ica. Tya senang karena wajahnya
lama kelamaan mulai tampak lebih cerah dan berseri. Bekas jerawat yang awalnya tampak
jelas sudah mulai menghilang.

Masker bengkoang dan scrub gula pasir untuk wajah dan bibir pun tak pernah lupa terus ia
gunakan, mengingat seminggu lagi bakal ada acara pensi.

Pastinya di acara ini Tya bakal ketemu Ari dan dia harus tampil cantik dan memesona agar
menarik perhatian Ari, lelaki idamannya.

Advertisement

BACA JUGA:Lirik Lagu Adam's Song - Blink 182

5 dari 5 halaman

Contoh Cerpen Singkat Kehidupan Sehari-hari


Tak Konsisten

Terdengar bunyi alarm begitu keras mengusik Agus yang terlelap. Dia menggeliat menahan
rasa kantuk. Kemudian dia membuka matanya secara perlahan.

"Oh Tuhan!" Agus terkejut melihat jam ternyata pukul 07.00 pagi. Dia langsung bergegas
menuju kamar mandi, kemudian dia mandi dan merapikan diri lalu tancap gas untuk pergi ke
kantor.

Sesampainya ia di kantor, dia sudah terlambat menghadiri meeting yang diajukan dari jam
biasannya karena bosnya akan segera pergi keluar negeri.

"Maaf, Pak. Saya boleh masuk?” tanya Agus pada bosnya yang sedang memimpin meeting.

"Iya, silakan duduk, Gus, tapi maaf hari ini proyekmu digantikan oleh Riyan."

"Tapi kenapa, Pak? Saya hanya terlambat sebentar."

"Ini bukan masalah sebentar atau lama. Kita di perusahaan ini para pekerja profesional.
Proyek itu dari dulu saya percayakan sama kamu, tapi kamu ternyata tidak bisa konsisten.

Meski telat sebentar, ada satu di antara temanmu yang bisa memberi ide bagus untuk proyek
itu. Jadi maaf sekali lagi, sudah bagus kamu tidak saya keluarkan dari tim," jelas bosnya
dengan tegas.

Seketika Agus langsung terdiam dengan wajah yang penuh dengan penyesalan. Setelah
meeting selesai, Agus pergi menuju meja kerjanya.

"Kamu kenapa hari ini, Gus? Sampai telat seperti ini tak seperti biasannya."

"Ini salahku, Dev. Aku begadang semalam nonton bola tim kesukaanku sampai larut malam,
sampai-sampai aku lupa kalau ada proyek penting dan seharusnya menguntungkan bagiku."

"Hmm makanya kamu harus mengutamakan profesi dari pada hobi," sambung Devi sedikit
menasihati.

Anda mungkin juga menyukai