Anda di halaman 1dari 4

KisahAwal

Di sebuah desa tinggallah seorang janda tua yang bernama Mbok Yem. Ia hidup sebatang kara tidak
memiliki seorang anak.

Setiap harinya Mbok Yem selalu ke hutan mencari kayu bakar. Suatu hari, Ia bertemu dengan makhluk
raksasa yang sangat menyeramkan ditengah hutan. Tubuhnya setinggi pohon, kulitnya gelap penuh bulu
kasar, kukunya panjang dan sepasang taring tajam.

Tubuh Mbok Yem gemetar ketakutan melihat mahkluk besar itu. Raksasa itu berkata dengan suara
besar,” Hei, perempuan tua? Tidak perlu takut, aku tidak akan memakanmu. Kamu terlalu tua.
Dagingmu pun keras tidak enak. Aku kesini hanya mau memberikan sesuatu padamu.”

Raksasa itu memberinya beberapa butir biji tanaman lalu berkata,”Tanamlah biji ini dan rawat dengan
baik, maka kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan. tapi ingat, kau jangan menikmatinya
sendiri. Kau harus berikan juga padaku sebagai tanda terima kasih.” Mbok Yem hanya mengangguk.

Akhirnya Mbok Yem pulang ke rumahnya, lalu menanam benih tersebut. Dengan ajaib, keesokannya,
benih itu tumbuh menjadi tanaman labu. Buah besar-besar berwarna emas.

Karena penasaran ia memetik buah mentimun yang paling besar itu. Setelah membelahlah, Mbok Yem
terkejut didalam labu itu ada seorang bayi perempuan yang cantik.

“Jadi ini maksud ucapan raksasa.” Batin mbok yem.

Tak Perlu Laser jika Mata Mulai Kabur! Ternyata Cukup Lakukan Ini

Mbok Yem sangat senang dan tidak percaya bahwa ia memiliki seorang anak perempuan cantik Karena
ia lahir dari buah labu emas. Yang akhirnya ia beri nama Labuhan Mas.

Esok harinya, Mbok Yem bertemu kembali dengan raksasa itu di hutan dan berkata berkata, ” Engakau
sudah memperoleh yang kau inginkan selama ini. Sesuai janjimu, kau harus membaginya denganku.”
Mbok Yem bingung, lalu bertanya, ” Bagaimana mungkin bayi perempuan dapat dibagi?”

“Tidak perlu bingung perempuan tua. Kau boleh memilikinya hingga usia 17 tahun. Selanjutnya. Anak itu
akan ku jadikan santapan.” ucap raksasa.

Tak Perlu Laser jika Mata Mulai Kabur! Ternyata Cukup Lakukan Ini

“Baiklah raksasa. Aku akan merawatnya dan akan ku anggap anakku sendiri hingga usia 17 tahun,” ucap
Mbok Yem.

Labuhan Mas tumbuh menjadi pria yang gagah, berani, serta baik hati. Kulitnya sawo matang, tubuhnya
tinggi serta rambut hitam berkilau.

Labuhan Mas juga rajin membantu ibunya, selalu menemani mencari kayu bakar dihutan. Sehingga
membuat Mbok Yem takut kehilangannya. Ia tidak ingin Labuhan Mas menjadi santapan si raksasa.

Meloloskan Diri

Beberapa tahun kemudian. Labuham Mas kini berusia 17 tahun dan sudah waktunya untuk raksasa
mengambilnya. Mbok Yem pun menyuruh Labuhan Mas untuk bersembunyi dikamar. Tiba-tiba,
terdengar dentuman keras dari langkah kaki si raksasa. Membuat Mbok Yem gemetar ketakutan.

“Hai perempuan tua! Mana anak perempuanmu yang kau janjikan untukku ?” teriak raksasa.

“Ia sedang mandi dikali, Tuan raksasa. Tubuhnya bau. Pasti kau tidak suka memakannya” jelas Mbok
Yem.

“Baiklah. Aku akan datang seminggu lagi. Dan pastikan ia sudah siap untuk ku bawa kehutan.” ucap
raksasa.
“Tentu, Tuan. Aku tidak akan mengecewakanmu.” kata Mbok Yem.

Setelah raksasa itu pergi Mbok Yem dan Labuhan Mas merasa lega. Mereka memiliki waktu semiggu
untuk bersama. Waktu seminggupun cepat berlalu, raksasa itu datang lagi, karena tidak ingin berpisah
Labuhan Mas kembali bersembunyi di dalam tempayan air yang kosong di dapur.

” Hai perempuan tua. Aku menagih janjimu! Cepat serahkan anakmu itu.” Teriak si raksasa.

” Maaf, Tuan raksasa. Labuhan Mas sedang menjual kayu dikampung. jika kau datang lebih pagi, pasti
bisa bertemu dengannya.” jelas Mbok Yem

” Baiklah, ku beri 1 minggu lagi. kalau kau tidak serahkan anakmu akan ku hancurkan rumahmu.” Teriak
raksasa dengan marah.

Mbok Yem ketakutan dengan ancaman itu. Ia tidak rela anaknya menjadi santapan raksasa kejam itu.
Melihat hal itu Labuhan Mas berkata. ”Ibu, jangan sedih. Biarkanlah aku menjadi santapan raksasa itu.”

“Tidak nak. Ibu tidak akan merelakanmu menjadi santapan raksasa jahat itu. ibu akan melakukan apapun
agar bisa menyelamatkanmu.” Ujar Mbok Yem.

Kemudian Mbok Yem pergi untuk menemui seorang kakek sakti di gunung lalu ia diberi sebuah pedang
sakti, panah, guci ajaib, serta tongkat sihir.

Seminggu kemudian, raksasa itu datang dengan emosi. Kaki besarnya di hentak-hentakan ke tanah
sehingga bergetar.

“Cepat serahkan anakmu itu atau akan kuhancurkan rumah beserta dirimu juga! Aku sudah lapar!”
teriak raksasa itu.
” Maaf, Tua raksasa. Anakku sudah pergi ke hutan. Kembalilah ketempat tinggalmu di hutan. Timun Mas
sudah ada disana.” ucap Mbok berbohong.

Disaat itu. Labuhan Mas keluar rumah lewat pintu belakang. Ia membawa semua benda yang diberikan
kakek sakti itu. Raksasa melihat Labuhan Mas ketika akan kembali ke hutan lalu mengejarnya.

Walaupun panik Labuhan Mas masih ingat perintah ibunya untuk melawan raksasa itu dengan
persenjataan yang diberikan oleh kakek sakti. Ia pun memanah raksasa itu dan berhasil mengenai kaki-
kakinya, sehingga raksasa lapar itu merasakan sakit yang luar biasa dan kembali mengejar Labuhan Mas
dengan jalan yang lambat.

Labuhan Mas memancarkan sebuah duri ketika raksasa mulai dekat dengan tongkat sihirnya, lalu
berubah jadi hutan bambu yang semakin memperlambat jalan si raksasa karena banyak luka tertusuk
bambu.

Tetapi, raksasa itu masih bisa mengejarnya. Labuhan Mas kali ini ingin melawan raksasa itu dengan
pedang sakti yang diberikan oleh kakek sakti, ia pun berhasil melukai bagian vital dari raksasa itu.

Raksasa itu masih berhasil dan terus mengejar Labuhan Mas walau sudah kelelahan. Yang terakhir
Labuhan Mas melemparkan sebuah guci yang ternyata berhasil menyedot raksasa itu kedalam guci
tersebut dan berhasil mengurung raksasa yang lapar itu.

Happy Ending

Setelah terbebas dari raksasa itu. Kehidupan Labuhan Mas beserta Mbok Yem membaik. Labuhan Mas
bertemu seorang putri dari negeri seberang. Putri itu jatuh cinta dan menikah. Labuhan Mas dan Mbok
Yem dibawa oleh pangeran keistananya dan hidup bahagia selamanya.

Anda mungkin juga menyukai