Anda di halaman 1dari 15

Bawang Merah dan Bawang Putih

Dahulu kala, ada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Mereka memiliki seorang puteri yang
diberi nama bawang putih. Namun pada suatu hari, ibu bawang putih jatuh sakit dan akhirnya
meninggal. Setelah kejadian itu, bawang putih hidup sendiri dengan ayahnya. Ayah bawang putih
adalah seorang pedagang yang sering bepergian jauh. Karena tak tega meninggalkan bawang
putih sendirian di rumah, akhirnya ayah bawang putih memutuskan menikah lagi dengan seorang
janda. Janda tersebut memiliki satu anak yang diberi nama bawang merah.

Sebenarnya niat ayahnya adalah agar bawang putih tak kesepian dan memiliki teman yang
membantunya di rumah. Namun ternyata, ibu dan kakak tiri bawang putih memiliki sifat yang
jahat. Mereka bersikap baik pada bawang putih hanya ketika ayahnya ada bersamanya. Namun
ketika ayahnya pergi berdagang, mereka menyuruh bawang putih mengerjakan segala pekerjaan
rumah seperti seorang pembantu. Ternyata kemalangan bawang putih belum berhenti sampai
disitu, selang beberapa waktu, ayah bawang putih juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.

Kini, ibu tiri dan bawang merah bersikap semakin jahat pada bawang putih. Bahkan waktu
beristirahat bawang putih juga semakin terbatas. Tiap hari dia harus melayani semua kebutuhan
bawang merah dan ibu tirinya. Sampai disuatu pagi ketika bawang putih mencuci di sungai,
tanpa disadari salah satu selendang kesayangan bawang merah hanyut. Ketika sampai rumah,
bawang merah memarahi bawang putih karena selendangnya tak dia temukan. Dia menyuruh
bawang putih mencari selendang itu dan tidak boleh pulang sebelum menemukanya. Akhirnya,
bawang putih menyusuri sungai untuk mencari selendang itu. Hingga larut malam, selendang itu
belum juga dia temukan. Ketika tengah menyusuri sungai, bawang putih nelihat sebuah gubuk,
ternyata gubuk itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara. Bawang putih akhirnya meminta
izin untuk menginap semalam.
Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilahkan bawang putih untuk menginap. Nenek itu juga
menanyakan perihal tentang bawang putih, dan bagaimana dia sampai di tempat itu. Bawang
putih pun menceritakan nasib yang dialaminya, hingga nenek yang mendengar itu merasa iba.
Ternyata, selendang yang dicari bawang putih ditemukan oleh si nenek. Dan nenek itu mau
menyerahkan selendang itu dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama seminggu.
Bawang putih menerima tawaran itu dengan senang hati.

Waktu seminggupun berlalu, dan kini waktunya bawang putih untuk pulang. Karena selama
tinggal disitu bawang putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan
dan memberi hadiah pada bawang putih. Dia disuruh memilih diantara dua buah labu untuk dia
bawa. Awalnya bawang putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian,
bawang putih akhirnya memilih labu yang kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya. Dan
nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan itu.

Setelah itu, bawang putihpun segera pulang dan menyerahkan selendang itu pada bawang merah.
Setelah itu dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun betapa
terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata labu itu berisi emas permata yang sangat
banyak. Secara tak sengaja, ibu tiri bawang putih melihatnya dan langsung merampas semua
emas itu. Bukan hanya itu, dia juga memaksa bawang putih untuk menitakan dari mana dia
mendapat labu ajaib itu. Bawang putihpun menceritakan semua kejadian yang dialaminya.

Mendengar cerita bawang putih, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu. Esok
paginya, dia menyuruh bawang merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang silakukan
bawang putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar sehingga isinya
lebih banyak.

Singkat cerita, bawang merah yang malas itu tiba di gubuk nenek, dan diapun tinggal disitu
selama seminggu. Namun karena sifatnya yang pemalas, dia hanya bermalas-malasan saja dan
tidak mau membantu pekerjaan si nenek. Dan ketika sudah waktunya pulang, diapun di suruh
memilih labu sebagai hadiah. Tanpa fikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan
segera berlari pulang tanpa mengucapkan terimakasih.

Setelah tiba dirumah, ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang sangat besar.
Dia berfikir pasti emas di dalamnya cukup banyak. Karena tak ingin diketahui oleh bawang putih
dan takut jika bawang putih minta bagian, mereka menyuruh bawang putih mencuci disungai.
Setelah itu mereka masuk kamar dan menguncinya dengan rapat.

Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Namun diluar dugaan, bukan emas yang
ada didalamnya. Melainkan labu itu dipenuhi ular, kalajengking, kelabang, dan berbagai hewan
berbisa. Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dari labu dan menggigit kedua anak dan ibu
serakah itu. Mereka tak mampu kabur, karena pintu kamar mereka kunci rapat dan mereka tutup
dengan lemari dari dalam. Akhirnya, mereka mati di dalam kamar bersama keserakahan mereka.
Setelah mereka mati, hewan-hewan berbisa itu kenyap tak berbekas
si Kancil Mencuri Timun
Si kancil adalah binatang yang sangat cerdik, dia sangat pandai dan suka menolong hewan-
hewan lainya. Mulai dari gagak, tikus, siput, kerbau, dan binatang-binatang lainya. Tapi dengan
ketenaran serta kebaikan hatinya, banyak juga merasa iri dan diam-diam membenci si kancil.
Salah satunya adalah monyet. Monyet di kenal sebagi hewan yang paling cerdas sebelum si
kancil. Monyet dikenal juga sebagi hewan yang cukup cerdik sehingga dia bisa lolos dari
berbagai bahaya, termasuk dari jebakan petani yang berusaha menangkapnya ketika si monyet
mencuri buah timun milik pak tani. Dan ahirnya karena sifat irinya, si monyet ingin mengetes si
kancil. Apakah dia mampu lolos dari berbagai bahaya seperti si monyet sehingga layak di juluki
hewan yang paling cerdik di hutan?

Ahirnya pada suatu hari, si monyet dating menemui si kancil. Dia berkata bahwa dia memiliki
kebun mentimun yang sangat luas, dan berharap si kancil mau membantu memakanya karena dia
tak kuat menghabiskanya sendiri. Mendengar tawaran baik dari monyet, si kancil tentu sangat
senang tanpa memiliki perasaan curiga sedikitpun. Ahirnya berangkatlah mereka menuju kebun
timun pak tani yang di akui monyet sebagai kebun miliknya. Monyet sangat yakin kali ini dia
akan membuat si kancil tak bisa lolos dari jebakan, sedangkan dia pasti bisa lolos karena sudah
berkali-kali dia mampu meloloskan diri dengan mudah berkat kegesitanya. Sesampainya di
kebun, mereka berdua memakan buah timun sepuasnya. Si kancil yang tahunya itu kebun milik
monyet, memakan buah timun dengan lahap dan sebanyak yang mampu dia makan. Setelah
kenyang, mereka pulang. Begitu mereka lakukan setiap hari.

Sedangkan pak tani ketika melihat buah timun miliknya yang semakin hari semakin berkurang,
membuat pak tani curiga dan berusaha mencari apa sebabnya. Tak sengaja dia melihat bekas
jejak kancil yang ada di kebunya. “Berarti selama ini si kancil mencuri timun milik ku. Baiklah..
akan ku buat perangkap agar besok kancil itu bisa ku tangkap”. Piker pak tani yang mengira
bahwa kancil mencuri timun miliknya. Pada keesokan harinya, seperti biasa si monyet dan kancil
kembali ke kebun untuk memakan timun. Dan seperti hari-hari sebelumnya pula si kancil makan
dengan lahapnya. Sementara si monyet hari ini juga makan dengan lahap. Karena dia berfikir
selama ini tak ada perangkap atau pak tani yang berusaha menangkap mereka, berarti pak tani
belum menyadari apa yang mereka lakukan. Tanpa mereka sadari, gerak gerik mereka di
perhatikan pak tani dari balik semak-semak.

“Oooo.. ternyata kancil dan monyet bandel itu lagi.. kemarin Cuma monyet, sekarang membawa
teman. Lihat saja, pokoknya salah satu dari dua hewan itu akan aku tangkap’. Kata pak tani
dalam hati. Setelah beberapa lama, kancil dan monyet ahirnya kekenyangan. Merekapun menjadi
merasa sangat mengantuk dan memutuskan untuk tidur sebentar. Tapi baru beberapa saat mereka
terpejam, tiba-tiba mereka di kejutkan oleh suara gaduh pak tani yang mengejar mereka sambil
memukul-mukul kentongan sehingga membuat mereka kaget dan berlari tunggang langgang. Si
kancil dengan gesitnya berlari melalui tiap semak belukar untuk mencari jalan masuk ke hutan.
Sedangkan si monyet berusaha memanjat pohon dan melompat dari satu pohon ke pohon lainya.
Tapi karean dia kekenyangan, menjadi kurang lincah dan tak mampu bergerak lebih gesit dari
biasanya. Dengan mudahnya pak tani membidiknya dengan panah yang sudah di bubuhi dengan
ramuan obat tidur. Sehingga ketika mengenai si monyet, monyet tersebut langsung terjatuh ke
tanah dan tak sadarkan diri. Dan ahirnya, monyet yang iri hati itu di tangkap dan di bawa pulang
oleh pak tani. Setelah kejadian itu, tak terdengar lagi bagaimana kabar si monyet dan juga tak
pernah lagi muncul di dalam hutan. Maka, setiap perbuatan jahat pasti akan mendapat balasan
yang buruk pula di kemudian hari seperti si monyet.
Timun Mas dan Raksasa Hijau
Al-kisah pada zaman dahulu kala, ada seorang janda miskin yang tinggal sendiri di tepi hutan.
Karena umurnya yang semakin tua, janda itu merasa semakin sulit melakukan pekerjaanya.
Karena dia harus melakukanya sendiri. Dari bercocok tanam dan mencari kayu bakar di hutan
untuk di jual. Janda itu sering merenungi nasibnya tiap malam. Mengeluh dengan kehidupan
yang di jalaninya.

Pada suatu malam, si janda miskin itu kembali merenung seperti biasa. "Andai saja aku memiliki
seorang anak, pasti hidup ku tak akan sesusah ini. Akan ada yang membantu semua pekerjaan ku,
dan merawat ku ketika aku sudah tua renta nantinya". Keluh janda itu.
Ternyata semua keluh kesahnya di dengar oleh raksasa hijau penguasa hutan yang bernama Buto
ijo. Tak sengaja Buto ijo melewati rumah janda miskin itu ketika tengah berburu rusa untuk di
mangsanya.

"Hahaha.. Mungkin aku bisa membantu untuk mewujudkan ke inginan mu..". Kata Buto ijo
sambil menengok ke jendela.
Mendengar suara yang menggelegar membuat janda itu terkejut dan sadar dari lamunanya. Apa
lagi setelah dia melihat sosok menyeramkan yang mengintip dari jendela, membuat janda itu
hampir pingsan karena ketakutan.

"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu. Selama ini aku sering memperhatikan mu, aku sering
mendengar semua keluh kesah mu. Dan kali ini aku datang untuk mewujudkan ke inginan mu..
Aku bisa memberi mu seorang anak". Kata Buto ijo.
"Benarkah itu..?".
Wajah janda itu kini menjadi berbinar-binar karena senang. Rasa takutnya kini telah hilang
tertelan rasa bahagianya.

"Tentu saja benar.. Aku adalah raja para raksasa penguasa hutan ini, aku tak mungkin
membohongi mu". Kata Buto ijo meyakinkan.

"Lalu.. Bagaimana caranya aku bisa memiliki anak?". Tanya janda itu.

"Dahulu kala sebelum aku dan kaum ku di usir dari kerajaan langit, aku sempat mencuri sebuah
biji timun Mas ajaib. Jika biji ini kau tanam dan kau rawat, maka dia akan tumbuh dan dapat
membuat apa yang kau minta terkabul. Jika kau minta emas, maka dia akan berbuah emas. Jika
kau meminta harta, maka buahnya akan berisi intan dan permata. Dan begitu pula jika kau
meminta anak, maka buahnya akan berisi seorang bayi". Kata Buto ijo menjelaskan.
"Kalau begitu, cepat berikan biji itu pada ku. Aku akan segera menanamnya..!!". Pinta janda itu
bersemangat.

"Tapi ada syaratnya..".

"Apa syaratnya? Semuanya pasti akan ku penuhi". Janda itu semakin tak sabar.
"Jika kelak anak yang lahir adalah lelaki, maka dia akan jadi milik mu sepenuhnya. Tapi ketika
yang lahir adalah anak perempuan, maka dia harus kau serahkan pada ku untuk aku makan. Apa
kau setuju? Hahaha..". Suara tawa Buto ijo menggelegar ke segenap penjuru hutan. Mendengar
syarat yang di ajukan Buto ijo, janda itu termenung sejenak. Tapi karena ke inginan untuk
memiliki anak sangat kuat, ahirnya dia menyanggupinya.

Ahirnya biji timun Mas ajaib itu di berikan. Dan pada ke esokan harinya, janda itu segera
menanamnya. Dia merawat tanaman itu tiap hari, hingga ahirnya tanaman itu berbuah. Tapi
betapa terkejutnya dia, ketika yang lahir adalah seorang bayi wanita. Dia menjadi sangat
bersedih karena teringat janjinya pada raksasa Buto ijo. Pada malam harinya Buto ijo datang
menemui janda itu, setelah dia tahu yang lahir adalah seorang puteri, Buto ijo berniat membawa
bayi itu. Tapi si janda memohon tenggang waktu beberapa tahun agar dia bisa merawat bayi itu.
Dia beralasan bahwa bayi itu masih terlalu kecil, dan tak akan memuaskan bila di makan. Maka
ketika nanti dia telah tumbuh lebih besar, maka dia akan di serahkan ke Buto ijo.

Buto ijo menerima tawaran wanita itu. Dan waktupun terus berlalu setelah kejadian di malam itu.
Tiap lima tahun sekali, Buto ijo datang untuk meminta anak gadis itu. Tapi janda itu selalu
meminta tenggang waktu dengan alasan yang sama. Tak terasa 20 tahun telah berlalu. Timun
Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik, rajin, baik hati dan periang. Sehingga kehadiran timun
emas membuat kehidupan janda itu di penuhi dengan kebahagiaan. Hingga pada suatu hari, Buto
ijo datang kembali untuk menagih janji.

"Hai manusia.. Sekarang aku datang lagi ke sini untuk menagih janji mu. Cepat serahkan anak
itu pada ku..!! Kesabaran ku sudah mulai habis..!!". Kata Buto ijo marah.
"Beri aku sedikit waktu lagi. Dia masih kurus. Tunggulah hingga dia gemuk". Pinta janda itu.
"Tidak bisa.. Kesabaran ku sudah habis. Satu minggu lagi aku akan datang, dan dia harus sudah
siap". Kata Buto ijo sembari pergi menahan amarah.

Sementara itu, Timun Mas tengah berada di hutan untuk memetik bunga melati kesukaanya.
Ketika dia tengah asik memetik bunga, tiba-tiba ada seorang kakek tua berjubah putih
menemuinya. Ternyata kakek itu adalah Raja negeri langit. Dia menceritakan semua kisah timun
Emas pada timun Emas. Dan menceritakan juga kesedihan yang di alami oleh ibunya karena
janjinya pada Raksasa Buto ijo. Dan ahirnya kakek tua itu memberi sebuah bungkusan kecil pada
Timun Emas.

"Di dalamnya berisi sebuah duri, segenggam garam, dan terasi. Gunakan dengan bijak untuk
menyelamatkan diri ketika Buto ijo mengejar mu". Pesan kakek itu kemudian menghilang.
Timun Mas mengingat baik-baik semua pesan kakek itu. Dan setelah sampai rumah, dia
menceritakan semua kejadian yang di alaminya kepada sang ibu. Tentu saja sang ibu merasa
terkejut. Tapi Timun Emas menenangkan hati sang ibu, dan dia yakin bahwa dia akan baik-baik
saja.

Dan waktu satu minggu ahirnya usai. Raksasa Buto ijo kembali datang untuk menagih janji. Tapi
betapa marahnya dia ketika dia menemukan gubuk si janda telah kosong tak berpenghuni.
Karena Timun Mas telah membawa ibunya bersembunyi di sebuah goa dan dia sendiri berlari
menuju arah gunung untuk menjauhkan Buto ijo dari ibunya. Melihat gubuk yang sudah kosong,
Buto ijo pun mengerahkan kesaktianya untuk mencari tahu keberadaan Timun Emas. Dan
ahirnya ketemu. Buto ijo pun segera mengerahkan segenap kesaktianya untuk mengejar Timun
Emas.

Dengan waktu tak berapa lama, dia sudah dapat melihat Timun Mas berlari di kejauhan. Melihat
raksasa Buto ijo yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya di kejauhan, Timun Emas terkejut. Dia
panik dan perasaan takut mulai menghampirinya. Akan tetapi dia mulai teringat kembali pesan
kakek tua yang dia temui di hutan. Timun Emas pun langsung membuka bungkusan yang di
bawanya. Dia mengambil duri dan di lemparkan ke arah Buto ijo. Sungguh ajaib..!! Ketika duri
itu menyentuh tanah, kontan kawasan di sekitarnya berubah menjadi hutan yang penuh dengan
pohon dan tumbuhan berduri. Tentu saja hal tersebut membuat Buto ijo kesulitan. Karena dia di
hambat oleh duri-duri tajam yang membuat sekujur tubuhnya terluka.

Tapi Buto ijo bukanlah raksasa sembarangan. Dia memiliki kesaktian yang tinggi sehingga di
angkat menjadi raja para kaum raksasa. Dan dengan ilmu yang dia miliki, ahirnya Buto ijo
mampu melewati hutan duri itu. Meski tubuhnya penuh luka dan goresan, dia tetap bertekad kuat
mengejar Timun Mas.

"Timun Mas, kau tak akan bisa lari dari ku.. Grrrr..!!". Teriak buto ijo sambil menggeram.
Melihat usaha pertamanya gagal, Timun Emas kembali membuka bungkusan yang di bawanya.
Kali ini dia mengambil segenggam garam dan di lemparkanya. Dan ke ajaiban kembali terjadi,
kawasan itu berubah menjadi laut yang luas. Sehingga kini jarak antara Timun Emas dan Buto ijo
di pisahkan oleh lautan. Tentu saja hal itu membuat Buto ijo kebingungan. Dan kesempatan itu
tak di sia-siakan Timun Emas untuk kembali berlari.

Tapi Buto ijo tak menyerah. Kembali dia membaca mantera dan mengeluarkan aji kesaktianya.
Dia lalu berenang melewati laut ajaib itu. Lukanya kini menjadi semakin perih karena terkena air
laut yang mengandung garam. Tapi ternyata hal tersebut tak menyurutkan tekadnya, malah emosi
dan kemarahanya semakin menjadi. Dan ahirnya dengan susah payah, Buto ijo berhasil
menyeberangi laut ajaib itu. Dan setelah Buto ijo melewatinya, laut itupun lenyap tak berbekas.

"Kau membuat ku semakin marah.. Lihat saja jika nanti kau tertangkap, aku akan melumat mu
hingga tak tersisa.. Aaaarrrggg..!!". Amarah Buto ijo semakin meluap tak terkendali. Melihat
usaha keduanya kembali gagal, Timun Mas sedikit cemas. Karena kini dia hanya memiliki satu
benda tertinggal, yaitu terasi. Jika ternyata usaha yang terahir ini gagal juga, maka dia sudah
pasrah pada nasibnya.

Tapi kembali Timun Mas menguatkan hatinya. Dia yakin, tuhan pasti akan memberi jalan keluar
dan menolongnya. Dengan penuh keyakinan dia lempar terasi itu, dan lagi-lagi hal ajaib terjadi.
Seluruh kawasan itu berubah menjadi lautan lumpur. Yang dapat menghisap dan
menenggelamkan apapun yang berada di atasnya. Kali ini Buto ijo tak terlalu terkejut dengan
kejadian itu. Karena itu adalah ke ajaiban ke tiga yang di lihatnya dalam satu hari ini, dia tak lagi
heran. Dua rintangan telah mampu dia lalui dengan kesaktianya. Dan hal tersebut membuat Buto
ijo yakin pada kesaktian dan kemampuanya. Dia yakin, dengan kesaktian yang di milikinya, dia
dapat melewati rintangan ke tiga ini dengan mudah.

Tapi semua di luar dugaanya, dia telah mengambil kesalahan yang cukup fatal. Ternyata lautan
lumpur itu memiliki daya hisap yang teramat kuat. Ketika Buto ijo sampai di tengah-tengah
lautan lumpur, dia tak mampu lagi bertahan dan ahirnya tenggelam di telan lautan lumpur. Maka
tewaslah Buto ijo di tempat itu.

Setelah kematian Buto ijo, Timun Mas kembali ke rumahnya bersama sang ibu. Kini kehidupan
mereka lebih tenteram. Hingga pada suatu hari, ada seorang pangeran berburu di hutan. Tanpa di
sengaja dia bertemu Timun Emas yang kala itu memetik bunga melati. Melihat kecantikan dan
kebaikan hati Timun Mas, sang pangeran pun jatuh cinta. Hingga pada ahirnya Timun Emas di
jadikan isteri dan di boyong ke istana bersama sang ibu, dan mereka hidup bahagia hingga ahir
hayatnya
Danau Toba

Dahulu kala, di daerah yang sekarang disebut Sumatera Utara hiduplah seorang pemuda bernama
Toba. Pemuda ini hidup sebatang kara dan cukup miskin. Setiap hari dia bertani untuk
memenuhi kebutuhanya. Dan ketika dia memiliki waktu senggang, dia pergi memancing
untuk mencari lauk. Si Toba adalah seorang pemuda yang rajin, namun dia belum juga
memiliki isteri karena kehidupanya yang serba kekurangan. Sehingga terkadang dia sering
dijadikan bahan hinaan oleh tetangganya. Namun si Toba tetap bersabar.

Hingga pada suatu hari, si Toba berniat memancing di sungai untuk mencari lauk. Diapun pergi
membawa kail menuju sungai. Namun sepertinya hari itu dia sedang kurang beruntung. Karena
sudah lama dia menunggu, belum ada satu ikan yang memakan umpanya. Dia hamper saja putus
asa dan akan pulang. Namun tiba-tiba dia merasakan tarikan yang kuat pada pancingnya,
umpanya di sambar ikan.

Dengan hati senang si Toba menarik pancingnya, dan seekor ikan yang cukup besar akhirnya dia
dapat. Ikan itu memiliki sisik yang indah, bahkan dia belum pernah melihat ikan seindah itu
sebelumnya. Dengan hati senang si Toba pulang ke rumahnya, dia membayangkan betapa
lezatnya ikan itu nanti ketika dipanggang. Setelah sampai rumah, si toba menaruh ikan itu di
dapur. Namun karena kayu bakarnya habis, dia pergi mencari kayu bakar dulu di hutan di dekat
rumahnya.

Namun si Toba menjadi terkejut sekembalinya dari mencari kayu bakar. Karena ikan yang tadi
dia taruh di meja dapur kini sudah tak ada, berganti menjadi beberapa keeping uang emas. Tentu
saja si Toba sangat terkejut sekaligus senang karena uang emas yang dia temukan. Dia berniat
segera pergi ke kamar untuk menyimpan uang itu. Namun lagi-lagi hal yang aneh membuat si
Toba terkejut. Karena ketika dia membuka pintu kamar, dia melihat ada seorang perempuan yang
sangat cantik tengah duduk di tempat tidurnya.
Melihat si Toba yang kebingungan, si wanita itu lalu menghampirinya. Dia menceritakan bahwa
sesungguhnya dia adalah jelmaan dari ikan yang dia tangkap. Dia aslinya adalah seorang dewi,
tapi karena suatu kesalahan dia dihukum dan dikutuk menjadi seekor ikan di bumi. Singkat
cerita, si Toba akhirnya jatuh hati pada wanita itu. Dia berniat mempersunting wanita itu seagai
isterinya. Ternyata wanita itu tak keberatan, namun dia memberikan satu syarat yang harus
dipatuhi oleh si Toba. Yaitu.. si Toba tidak boleh sekalipun mengungkit atau menceritakan asal
mula wanita itu adalah ikan. Si Toba menyanggupinya. ( Terima kasih anda sedang membaca
legenda danau toba )

Setelah menikah, kehidupan si Toba kini menjadi lebih baik. Kemampuan ekonominya
meningkat, dia kini bukan lagi orang miskin. Setelah setahun berlalu, akhirnya mereka dikaruniai
seorang anak yang mereka beri nama Samosir. Samosir sangat dimanja oleh ibunya, sehingga hal
tersebut menjadikan Samosir anak yang manja dan cukup nakal. Berkali-kali si Toa dibuat marah
oleh ulah samosir, namun setiap kali dia ingat janjinya pada isterinya, dia berusaha menahan
emosinya. Bahkan Samosir menjadi anak yang sangat malas dan sukanya hanya bermain-main
saja. Setiap kali dia disuruh ibunya untuk mengantar nasi untuk ayahnya di sawah, dia selalu
menolak. Hingga ibunya sendiri yang harus mengantarnya.
Namun pada suatu hari, samosir di suruh ibunya mengantar nasi untuk ayahnya ke sawah.
Karena suatu alas an membuat ibunya tidak bisa mengantarnya. Karena terus dipaksa, dengan
setengah hati Samosir mengantar makanan itu. Namun di tengah jalan dia melihat teman-
temanya yang asik bermain. Karena tertarik, samosir akhirnya ikut dan lupa bahwa ayahnya
sedang menunggu nasi yang dia bawa. Setelah capek bermain, dia merasa lapar. Lalu memakan
bekal yang seharusnya dia bawa untuk ayahnya hingga tersisa sedikit.

Namun setelah dia kenyang, dia baru ingat bahwa bekal yang dia bawa adalah untuk ayahnya.
Dia langsung pergi menemui ayahnya. Namun betapa terkejutnya si Toba, karena bekal yang
diberikan padanya hanya berupa sisa. Karena merasa sangat lapar sebab bekal yang dia tunggu
telat dating, ditambah rasa capek dan ulah samosir yang sudah keterlaluan, membuat Toba tak
lagi bisa menahan emosi. Dia memarahi samosir habis-habisan, dan memukulnya dengan
ranting. “Dasar anak nakal, anak bandel..!! Dasar anak ikan..!”. bentak Toba.

Mendengar itu, Samosir langsung menangis dan lari menemui ibunya di rumah. Si Toba sadar
secara tak sengaja dia telah melanggar janji, dia berusaha mengejar Samosir. Sedangkan Samosir
sudah sampai di rumah dan menceritakan semua yang dikatakan ayahnya pada ibunya.
Mendengar penjelasan anaknya, ibunya merasa kecewa karena ternyata janji yang dibuat telah
dilanggar. Dia segera menuruh anaknya untuk pergi ke bukit dan memanjat pohon tertinggi di
puncak bukit.

Samosirpun berlari hingga tiba di atas bukit, dan mendaki pohon tertinggi seperti perintah
ibunya. Setelah itu, wanita itu pergi ke tepi sungai, dan terjun ke dalam sungai. Seketika itu, dia
kembali berubah menjadi ikan yang sangat besar. Secara tiba-tiba, hujan lebat turun disertai
angin dan Guntur. Air sungai juga meluap, banjir dimana-mana. Banyak orang yang tidak bisa
menyelamatkan diri, termasuk si Toba. Kawasan itu berubah menjadi genangan air yang cukup
luas, dan semua tenggelam di dalamnya. Kecuali sebuah bukit yang kini hanya terlihat sedikit
bagian puncaknya.

Akhirnya, daerah itu menjadi sebuah danau yang cukup luas, yang kini kita kenal dengan nama
Danau Toba yang berada di Sumatera Utara. Dan bukit kecil yang didaki oleh Samosir, kini
menjadi sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah danau, dan dikenal oleh penduduk sekitar
dengan nama Pulau Samosir.
Anak Laki-laki dan Segenggam Kacang
Pada suatu hari di sebuah keluarga kecil, ada seorang ibu yang memiliki dua orang anak.
Sebagaimana adik kakak pada umumnya, mereka kadang tak akur dan tak mau mengalah satu
sama lain. Mereka selalu ingin mendapatkan keinginanya lebih dari yang satunya. Ketika yang
satu memiliki sesuatu, maka yang satu juga ingin memilikinya juga. Sifat iri dan serakah di
miliki oleh mereka berdua.

Sang ibu tahu akan sifat buruk kedua anaknya. Tapi karena mereka masih
kecil, sang ibu tak ingin memarahi mereka. Sang ibu mencari ide yang dapat
menyampaikan pesan moral tentang jeleknya sifat egois dan tamak. Akhrnya
ibu yang baik hati itu menemukan sebuah ide yang cukup brilian. Pada suatu
hari, ibu itu pergi ke pasar. Dia membeli setoples kacang. Karena dia tahu,
kedua anaknya sangat menyukai kacang.
Setelah sampai di rumah, dia memangggil kedua anaknya dan menunjukan
setoples kacang yang dia bawa. Melihat kacang kesukaan mereka, kedua
anak itu merasa senang sekali. Lalu muncul nita tamak dan serakahdi hati
mereka untuk dapat memiliki kacang itu sendiri. Tapi sang ibu tahu akan hal
itu. Oleh karena itu, sang ibu kemudian berkata. “ Ambilah kacang ini secara
bergantian, dan ingat jangan rebutan”. Kata sang ibu.
Lalu sang ibu menyuruh anak pertama yang lebih tua untuk mengambil.
Anak itu pun memasukan tanganya ke dalam toples kacang tadi. Karena
ingin mendapatkan bagian yang banyak, dia menggenggam kacang itu
sebanyak-banyaknya semampu yang dapat dia genggam. Tapi sial, ketika
ingin mengeluarkan tanganya, tanganya tersangkut. Lubang toples yang
kecil tak muat untuk genggaman tanganya yang cukup besar.
Anak itu tetap tak mau menyerah. Dia tetap memaksakan untuk menarik
tanganya keluar. Tapi sial, karena dia menarik terlalu kuat, toples kacang itu
ikut terpental dan pecah. Hingga semua kacang yang ada berserakan di
lantai dan tak bisa lagi di makan karena kotor. Kedua anak itu pun
memasang raut wajah kecewa. Dan menyalahkan satu sama lain. Melihat
anaknya berseteru, sang ibu kemudian menghampiri mereka.

“Itulah akibatnya jika kalian bersifat tamak. Kalian tak akan mendapat apa-
apa kecuali kekecewaan dan penyesalan. Coba tadi kalian mau saling
mengalah dan berbagi serta tidak bersifat serakah, tentu kita semua masih
dapat memakan kacang itu”. Kata sang ibu. Mendengar kata-kata sang ibu
tersebut, kedua anak itu terdiam dan mulai menyadari kesalahan mereka
selama ini.
MALIN KUNDANG

Kisah zaman dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga miskin di daerah pesisir pantai. Si ayah
bekerja ikut kapal-kapal para pedagang untuk mencukupi kehidupan mereka. Keluarga itu
memiliki seorang anak lelaki yang masih kecil, bernama Malin Kundang. Malin Kundang
termasuk anak yang rajin, dia membantu setiap pekerjaan ibunya untuk meringankan beban
orang tua. Sehingga ibunya sangat sayang pada Malin Kundang.

Hingga pada suatu waktu, sang ayah pergi berlayar. Namun setelah hari itu, sudah tak terdengar
lagi kabar beritanya. Sudah bertahun-tahun berlalu, ibu malin kundang kini bekerja keras seorang
diri untuk menghidupi dirinya dan membesarkan si Malin. Melihat hal itu, malin kundang yang
masih belia merasa sangat kasihan. Dia bertekad untuk bekerja, merantau dan kelak pulang
membawa harta yang banyak untuk ibunya. Hingga pada suatu hari, ada sebuah kapal yang
cukup mewah berlabuh. Seperti biasa, malin segera berlari ke kapal bersama para pekerja angkut,
karena si malin memang bekerja sebagai kuli panggul bagi para pedagang yang datang untuk
membantu ibunya.

Melihat malin yang begitu rajin, sang nahkoda kapal menjadi sangat tertarik. Dia berniat
mengajak malin berlayar dan bekerja di kapalnya. Malin pun merasa sangat senang, karena
mimpinya untuk berlayar dan merantau ke negeri seberang akan bisa terwujud. Dia langsung
berlari pulang untuk meminta izin pada emaknya.

Dengan berat hati, ibunya melepas anak semata wayangnya itu. Ingin rasanya menahan malin
untuk pergi, namun karena melihat tekad malin yang begitu kuat, sang ibu tak kuasa
melarangnya. ''Hati-hatilah di tanah rantau ya nak. Bersikaplah baik pada semua orang, selalu
rendah hati, dan jangan lupa pada Tuhan yang maha kuasa''. Pesan ibu malin. ''Iya mak.. malin
akan selalu ingat nasehat emak. Kelak malin akan pulang membawa harta yang banyak. Malin
akan menjadi orang kaya, sehingga emak tak usah lagi bekerja. Malin pamit mak''. Kata malin
berpamitan di iringi air mata ibunya.
Setelah hari itu, setiap hari ibu malin selalu berdiri di pantai memandang cakrawala, berharap
malin segera pulang. Setiap ada kapal yang singgah, ibu malin selalu berlari menghampiri,
berharap anaknya ada di kapal itu. Namun selalu saja kekecewaan yang dia dapat, anaknya tidak
ada di kapal itu.

Bertahun-tahun sudah berlalu, ibu malin masih menunggu kepulangan anaknya dengan setia. Dia
selalu berdiri di tepi pantai, memandang cakrawala di pagi dan sore hari, berharap anaknya
segera pulang. Hingga pada suatu hari, para penduduk tampak ramai berlari-lari ke pelabuhan.
Ibu malin kundang yang saat itu sudah tua renta dan sakit-sakitan bertanya pada salah seorang
penduduk. Ternyata, di pelabuhan tengah berlabuh sebuah kapal yang sangat mewah dan besar.
Pemiliknya adalah seorang pemuda yang tampan dan kaya raya, mereka membawa barang
dagangan yang sangat banyak. Mendengar hal itu, ibu malin langsung ikut berlari menuju
pelabuhan. Langkahnya terlihat lemah dan tertatih-tatih karena tubuhnya yang renta dan sakit-
sakitan.

Setalah sampai di pelabuhan, terlihat banyak sekali orang-orang berkumpul. Di atas kapal terlihat
sepasang muda-mudi dengan pakaian mewah sedang membagi-bagikan uang pada mereka.
Betapa gembiranya hati ibu malin, karena begitu dia melihat, dia sangat yakin bahwa pemuda
gagah itu adalah anaknya. Dia dapat langsung mengenalinya berkat tanda lahir yang dimiliki
malin.

Segera ibu malin naik ke atas kapal dan memeluk si malin. Namun perlakuan malin sungguh di
luar dugaan, dia melemparkan perempuan tua itu hingga terjengkang. ''Siapa kau? Berani-berani
mengotori baju ku yang mahal ini?''. Bentak malin. ''Malin.. ini aku nak, ibu mu. Kini kau benar-
benar sudah jadi orang kaya nak. Kini ibu sangat senang kau sudah pulang''. Kata ibu malin.
Malin terkejut mendengarnya, tak disangka wanita dengan pakaian lusuh itu adalah ibunya yang
sudah lama dia tinggalkan.

''Benarkah pengemis ini ibu mu bang? Kata mu kau yatim piatu, ternyata dia masih hidup
sebagai pengemis..''. Kata isteri malin kundang dengan nada ketus. Karena malu dengan
isterinya, malin kundang akhirnya membantah. Dan berkata bahwa itu adalah pengemis yang
hanya mengaku-ngaku sebagai ibunya untuk mendapat uang lebih. Lalu malin kundang meminta
awak kapal untuk mengusirnya dengan kasar, dan segera mengangkat sauh dan berlayar
meninggalkan tempat itu.

Menerima perlakuan yang sudah keterlaluan dari anaknya, ibu malin kundang merasa sangat
kecewa. Rasa sakit di hatinya sungguh tiada terkira. Akirnya, dia berdo'a pada yang maha
kuasa. .''Ya Tuhan.. engkau adalah dzat yang maha adil, dan mendengar setiap do'a hamba mu.
Jika benar dia bukan Malin anak ku, maka berilah dia keselamatan dan kebahagiaan. Tapi jika
dia benar-benar Malin kundang anak ku yang telah lama pergi, maka aku kutuk dia menjadi
batu''.

Seketika, langit yang tadinya cerah menjadi gelap. Angin berhembus kencang, dan datanglah
hujan badai yang menerjang kapal itu. Petir bersautan, ombak mengamuk. Melihat hal itu, malin
menjadi sangat menyesali semua perbuatanya. Namun minta ma'af kini sudah terlambat. Tiba-
tiba kapal mewah itu dihantam petir yang sangat besar hingga pecah berkeping dan karam. Dan
konon, malin kundang berubah menjadi sebuah batu karena berani durhaka pada ibunya.
AYAM JANTAN YANG SOMBONG

Di sebuah peternakan, tinggalah dua ekor ayam jantan. Mereka menjadi


pejantan untuk semua ayam betina yang ada di peternakan itu. Tapi
sayangnya, ayam jantan yang satunya selalu bersikap serakah. Dia ingin
menjadi satu-satunya yang menguasai daerah itu. Sedangkan ayam jantan
yang ke dua bersikap lebih sabar. Walaupun dia sering di hina, di caci, dan di
perlakukan dengan semena-mena oleh ayam jantan yang satunya, dia tak
mudah terpancing.
Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian tak bisa di elakan. Ketika sedang
asik mencari makan di pekarangan peternakan, tiba-tiba ayam jantan ke dua
di terjang oeh ayam jantan serakah yang pertama. Untuk membela diri,
ayam jantan ke dua pun mencoba malakukan perlawanan sekuat tenaga.
Tapi karena sifatnya yang cinta damai dan tak suka berkelahi, ahirnya dia
pun lari untuk mengalah dan bersembunyi di balik tumpukan jerami.

Melihat awanya lari tunggang anggang, ayam jantan yang sombong tersebut
merasa sangat puas. Apa agi mereka di lihat oleh para ayam betina yang
dari tadi mencari makan di sekitar mereka. Hal tersebut membuat ayam
jantan yang sombong itu menjadi besar kepala dan semakin membanggakan
dirinya. “Tak ada yang bisa mengalahkan aku di sini. Aku adalah ayam
terkuat yang patut menguasai dan menjadi raja di sini..cukkurukuuukkk..”
katanya sambil berkokok.

Tak puas hanya dengan hal itu, dia berniat mengumumkan kemenanganya
agar di ketahui oeh seuruh penghuni peternakan. Dengan sombongnya dia
mengepakan sayap dan melompat ke atap. Dari atap peternakan, dia
berteriak-teriak menyombongkan diri dan menantang siapa saja yang berani
melawanya. Sifat sombong telah membuat dia lupa, bahwa di atas langit
masih ada langit. Ternyata secara tak sengaja, ada seekor elang yang
sedang mencari mangsa lewat di atas peternakan itu.

Melihat si ayam jago yang berteriak-teriak sombong di atas atap, memberi


kesempatan untuk si elang menyambar dan membawa ayam jago itu ke
sarangnya menjadi santapan anak-anaknya yang tengah lapar. Berahir
sudah riwayat ayam jago yang sombong itu. Sedangkan ayam jago yang
satunya kini menjadi ayam jago tunggal yang menguasai daerah peternakan.
Sifatnya yang suka mengalah dan cinta damai, ternyata mampu
menyelamatkan dia dari bahaya. Dan mendapat ke dudukan yang
sebelumya tak pernah dia bayangkan. Dan itu adalah balasan bagi orang-
orang yang mau bersabar.

Anda mungkin juga menyukai