Suatu hari di saat matahari hampir tenggelam seekor kucing kota dengan bulu lebat dan menawan
datang menjenguk saudaranya di sebuah desa, kucing desa amat senang dengan kedatangan sang
kucing kota, sang kucing kota berbincang-bincang mengenai pengalamanya, dan sang kucing desa
hanya mendengarkan cerita itu. Sang kucing desa menjamu sang kucing kota dengan makanan yang
sederhana. Sang kucing kota mengunyah makanan-makanan hidangan itu dengan sangat sopan
meskipun itu hanyalah sekedar basa-basi belaka. Sang kucing desa sangat tertarik mendengar cerita
dari kucing kota itu sang kucing ingin sekali mencicipi bagaimana enaknya hidup di sebuah perkotaan
yang penuh dengan makanan.
Hingga akhirnya mereka tidur berdua dengan tenang dan nyaman di atas rerumputan dan jerami kering
di bawah sebuah pohon yang rindang hingga ayam berkokok menandakan pagi hari telah tiba. Ketika
tidur semalam sang kucing desa bermimpi hidup di sebuah kota dengan segala kemewahaannya hingga
dia mau ketika sang kota mengajaknya untuk pergi ke kota bersamanya dengan janji bahwa sang
kucing kota akan memberikan kesenangan, kemewahan dari kehidupan kota. Lalu mereka berdua
berangkat ke kota dengan penuh harapan.
Sampailah mereka di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah ketika mereka masuk sang kucing
desa kaget dengan makanan di atas meja, dia mencium aroma yang sangat enak dan lezat hingga
semangat makannya kini meningkat. Tidak lama kemudian penghuni rumah datang dan melihat sang
kucing desa telah berada di meja makan mengendus-ngendus makanan mereka.
Dengan penuh amarah penghuni rumah mengambil sapu lalu memukul sang kucing desa, sang kucing
desa merasa ketakutan dengan kelakuan penghuni rumah dia berlari menjauh darinya, lalu sang kucing
kota menjelaskan kepada kucing desa bahwa bukan begitu cara mendapatkan makanan disini. “Pertama
biarkan para penghuni rumah makan dengan tenang, kemudian kau harus mendekatinya sambil
meminta-minta dan mengesek-gesekan tubuhmu ke penghuni rumah itu maka cara itu akan berhasil
kau pasti mendapatkan makanan dari penghuni rumah.” jelas sang kucing kota, sang kucing desa
mencoba apa yang dikatakan sang kucing kota, memang benar dia mendapatkan makanan dari
penghuni rumah namun makanan itu adalah makanan sisa seperti tulang belulang.
Sang kucing desa kecewa dengan keadaannya di kota dia berbicara kepada sang kucing kota “aku
memang memiliki kemewahan disini tapi apa mewahnya jika aku hanya mendapatkan sisa makanan,
dan hidupku tidak tenang ketika aku akan mencicipi makanan di meja itu sebilah kayu menghantam
tubuhku.” lalu sang kucing keluar dan meninggalkan kota tersebut, kini dia kembali ke desa dengan
makanan yang sederhana namun penuh dengan kedamaian dan ketenangan.
Pesan moral dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Kucing Kota Dan Kucing Desa adalah bersyukurlah
atas apa yang kita miliki saat ini.