Anda di halaman 1dari 5

Rumah kedua

KISAHKU
Aku anak pertama perempuan satu-satu nya yang memiliki 2 adik laki-laki. Seperti yang
dikatakan oleh semua orang jadi anak pertama itu tidak mudah ya, jadi anak pertama itu tidak
segampang yang dikira semua orang apalagi perempuan.

Anak pertama adalah harapan keluarga, dan contoh untuk adik-adiknya. Kata orang anak
perempuan itu dekat dengan papa nya bukan? Jujur aku tidak dekat dengan papaku. Oh iya anak
perempuan tempat keluh kesah dan menyimpan banyak cerita ke mamah nya bukan? Dan iya aku
pun tidak dekat juga dengan mamaku.

Kalau mau dibilang jauh ya aku jauh dari keluargaku, aku tidak punya tempat cerita selain
notebook ini hehe.. Aku kalau mau di bilang lelah iya lelah banget, aku capek, tetapi aku harus
kuat dipaksa oleh keadaan karena aku harus jadi contoh yg baik untuk adik-adik ku.

Jujur aku tidak suka papaku yang marah langsung main tangan, lempar benda, dan bicara kata
kasar. Dan aku juga tidak suka mamaku yang emosian, jujur saya capek menghadapi hal itu..

Terkadang aku iri sama anak-anak yang bisa dekat sama orang tua nya, sampai suatu hari saya
berpikir bahwasanya "kok bisa ya mereka dekat dengan orang tua mereka? Mengapa aku tidak
bisa berbagi cerita dengan orang tuaku?" ya pertanyaan itu yg selalu ada di benak pikiranku.

Aku juga punya temen cerita, dan aku juga punya kakak yang benar- benar bisa jadi teman
ceritaku, ya dia adalah kakak angkatku sekaligus sahabatku.

Tapi kalau mau minta sekarang sudah terlambat karena memang takdirku disini, dan mungkin
bisa dibilang aku hampir benci kepada orang tuaku.. Tapi bagaimanapun mereka orang tuaku,
aku tidak boleh membenci mereka.

Jujur aku tipikal orang yang tidak pernah mementingkan diriku sendiri ketimbang orang
yang aku sayangi, mengapa? Karena aku tau membahagiakan orang- orang yang kita
sayang itu lebih penting dari diriku sendiri.

Ya walaupun memang terlihat sekali betapa kelamnya hidup ini, tetapi aku tetap dengan
senang hati menjalani nya. Terkadang memang hari demi hari itu terlihat sama saja dan
membosankan sih, tidak apa-apa aku bersyukur masih diberikan nafas oleh sang maha
kuasa.

Jujur aku anak yang bisa dibilang jarang sekali terlihat di rumah, aku lebih suka pergi bersama
sahabatku. Karena Bersama dengan nya aku merasa tenang, semua masalah dan beban yang ada
di rumah kita keluarkan bersama dengan cara pergi ke suatu tempat yang dimana tempat itu
membuat kita nyaman.

Perkenalkan dia adalah rumah kedua ku, dia adalah tempat ternyaman dari yang paling nyaman
di seluruh dunia ini. Ya walau terkadang dia suka membuatku kecewa tapi ya tempat pulangnya
diri ini di sahabat ku..

Mengapa aku sering mengatakan seperti ini? Karena aku paham dialah orang yang benar-benar
ada saat suka maupun duka, dan dialah orang yang menemani ku di saat susah maupun senang.
Intinya aku tidak tahu seberapa banyak aku menyayangi sahabat ku, bisa dibilang mungkin
sampai berjuta-juta aku sangat menyayangi sahabat ku.

Dia adalah sahabat yang bisa di bilang dia itu sudah seperti kakak saya sendiri, dan dia juga
adalah support system saya di saat keadaan saya benar-benar lagi terpuruk. Ada saat dimana saya
menyakiti diri saya sendiri karena saya dibuat capek oleh keadaan di dunia ini, semua hal itu
dicegah hanya karena dia tidak ingin adik kecilnya ini mati konyol hanya karena menyakiti diri.
Lalu tertiba dia memeluk saya sambil berkata ”Dek kamu boleh nangis di pelukan kakak, boleh
nangis sekejer-kejernya. Asalkan itu yang membuatmu tenang, kakak ikutan tenang dek. Kakak
sedih ngeliat kamu nyakitin diri seperti ini..” lalu aku menangis di pelukan kakak ku, dan kakak
ku menepuk pundakku agar aku merasa tenang dan tabah untuk menghadapi semua ini.

Tak terasa persahabatan ku dengannya sudah 3 tahun kita bersama. Susah, senang, suka maupun
duka kita lewati bersama selama 3 tahun belakangan ini. Bisa dibilang 3 tahun belakangan
kemarin kita melewati banyak tantangan dan rintangan yang cukup hebat, dan sampai pada
waktu itu kita dipisahkan oleh keadaan. Tetapi tuhan adil, tuhan mempersatukan kita kembali.
Tak terasa ya tahun ini kita sudah beranjak dewasa, dan tahun depan kita sudah berada dijalan
masing-masing ya. Dan tak lupa pula kita akan sibuk dengan pekerjaan satu sama lain. Kamu
sibuk dengan urusan kuliah mu, dan aku sibuk dengan sekolah SMA ku yang bisa dibilang disini
kita akan menentukan jati diri kita ini seperti apa hehe. Jujur aku menyesal dulu tidak sempat
berteman dekat denganmu, karena kita adalah musuh bebuyutan. Yang dimana bisa dibilang kita
tidak akur, lalu pada akhirnya tahun 2019 kita bertemu.

AWAL PERTEMUAN KAMI

Pada tahun 2019 di kursi oren depan rumahnya, tepatnya di bulan April. Aku bertemu dengan
dia, karena pada saat itu posisi ku lagi tidak ada teman. Aku bermusuhan dengan teman lama ku,
masalah kami dulu sepele. Hanya karena ketidakadilan saat kami bermain benteng, jujur jika
diingatkan kembali aku merasa malu hehe.. Dan disaat itulah aku bertemu dengan sahabat ku
yang sekarang, waktu itu aku sedang muter-muter di area komplek perumahan ku dengan
menggunakan motor. Lalu aku melihat dia di kursi oren depan rumahnya bersama dengan teman
lamanya, dan disaat itulah aku nyamperin dia, lalu sambil berbasa-basi dengannya. Hari demi
hari kedekatan kami semakin terukur, sampai pada akhirnya ada sebuah masalah antara dia dan
sahabat lamanya itu membuat mereka menjadi terpisah hingga sekarang. Sahabat lamanya ini
beranggapan bahwasanya penyebab mereka pupus adalah aku, tapi aku jujur bahwasanya itu
bukan perbuatanku. Melainkan itu perbuatan sahabat lamanya sahabatku, yang membuat
sahabatku ini menjaga jarak dengannya. Sahabatku sendiri sebenarnya sudah mengetahui sifat
asli dari sahabat lamanya tersebut, yang bisa dibilang dia membicarakan sahabatku ini di
belakang. Tapi ada dimana pada saat sahabatku sedang pergi bersama keluarganya, lalu aku main
lah sama sahabat lamanya sahabatku ini. Ini aku yang mendengarnya sendiri bahwasanya sahabat
lamanya ini membicarakan sahabatku di belakang, lalu aku aku beritahulah dia lewat chat
bahwasanya sahabatnya ini membicarakannya. Dia masih tidak percaya dong, sampai akhirnya
dia tau sendiri bahwasanya sahabatnya itu membicarakannya. Dan dari situlah pada saat tanggal
30 bulan Mei, aku dan sahabatku yang sekarang ini mulai menjalin persahabatan kami. Ya walau
terkadang dia masih ingat tentang apa yang aku perbuatannya kepada dia di masa lalu, tetapi aku
selalu bilang bahwasanya "sudah jangan pernah mengingat itu lagi, sumpah aku malu jika
diingatkan kembali. Dan kalau sekiranya dulu aku punya salah denganmu, aku minta maaf
yaa.." dia hanya selalu bilang "nggak kok dil, aku cuman bercanda doang haha" tapi disatu sisi
aku masih merasa bersalah akan masa lalu ku kepadanya, tetapi disisi lain aku selalu bertanya
bahwasanya "mengapa dia mau menerimaku menjadi sahabatnya? Sedangkan aku dulu jahat
sekali kepadanya:)" hal itu lah yg selalu membebani pikiran ku.
Di tahun pertama persahabatan kami, mungkin bisa dibilang terdapat banyak sekali masalah
yang kita hadapi. Dan masalah itu membuat kami hampir berpisah, tetapi tuhan menyatukan kita
kembali.

Lalu di tahun kedua persahabatan kami, ada lagi masalah yang harus kami hadapi. Dan itu
membuat permasalahan kami ini menjadi melibatkan orang tua kami, tetapi ini sumber
masalahnya berasal dari diriku. Aku membuat suatu kesalahan yang bisa dibilang fatal sekali,
jujur aku hampir diusir oleh orang tuaku. Sampai pada akhirnya sahabatku dan ibunya datang ke
rumah, dan aku langsung memeluk sahabatku dengan erat lalu menangis dengan sesegukan.
Karena masalah itu, aku dan sahabatku tidak bertemu selama satu minggu. Jujur aku sangat malu
karena terus-terusan merepotkan sahabatku, tetapi dia selalu bilang "santai aja dil selagi masih
bisa gue bantu, pasti dibantu kok." jujur di situ aku sangat terharu akan kata-katanya, malahan
aku semakin berpikir bahwasanya dia memang benar sahabat sejatiku.

Dan sekarang di tahun ketiga, kami baik-baik saja hingga sekarang. Tetapi waktu itu kami
hampir pisah hanya karena masalah sepele lagi, dan sampai akhirnya kita capek satu sama lain
dan hampir lost pembicaraan selama 2-4 hari. Tetapi aku beranggapan bahwasanya mau sejauh
apapun aku dan dia pergi, pasti akan dipertemukan lagi di versi dan waktu yang lebih baik. Dan
ya sampai hari ini kita masih bersama dan bahagia.

ENDING

Jujur aku sangat bahagia bisa memiliki sahabat sekaligus kakak seperti dirinya. Mengapa?
Karena dia memang benar-benar orang yang aku percaya untuk menyimpan semua kisah kelam
ku, dan hanya bersamanya aku merasa diri ini full akan kebahagiaan, dan aku pun juga selalu
merasa senang di dekatnya. Walau terkadang ada perkataan dia yang tidak mengenakan diriku,
tapi aku tidak apa-apa kok. Aku memaklumi itu, karena aku tau pasti dia capek dengan hari-
harinya tetapi aku malahan membuat kesal hehe..

Jujur menurutku dia baik, dia itu tidak seburuk yang orang bilang. Malahan bisa dibilang aku
lebih percaya ngeliat langsung daripada harus mendengar yang sudah ditambah-tambahkan dari
orang lain.

Intinya bagiku dia adalah sahabat dan kakak terbaik dalam hidup ini, dia selalu menjadi garda
terdepan jika aku di kucilkan. Dia adalah pembelaku setelah mamaku, dan dia selalu
menasehatiku ketika aku salah. Dan dia selalu bilang bahwasanya "mau itu salah lo atau salah
orang tersebut, lebih baik lo yang memulai kata maaf duluan. Karena kalo sama-sama egois,
dan gak ada yang luluh. Gak akan ada habisnya, dan masalah makin panjang." kata-kata itu
yang selalu aku ingat.

Sungguh aku sayang bahagia dan senang sekali bisa dipertemukan dengannya, gak tau aku harus
bilang bagaimana. Intinya terima kasih tuhan karenamu aku dipertemukan dengan orang yang
tulus berteman denganku, tanpa harus memandang kasta maupun fisik. Intinya terima kasih
tuhan telah memberikan aku sahabat yang menerimaku apa adanya, semoga aku dengannya bisa
bersahabat sampai surga mu. Aamiin..

PENUTUP

Sekian cerita pendek dari saya, mohon maaf jika ada kesamaan kata atau latar belakang. Jujur ini
sebenarnya lebih banyak ke cerita real daripada fiksi belaka, semoga senang ya setelah membaca
kisah ini. Mungkin bisa dibilang terbentuknya cerita ini karna saya sangat membanggakan
sahabat saya yang benar-benar ada saat saya terpuruk, saya minta maaf jika cerita ini sangat
membosankan untuk di baca. Intinya disini aku sangat bangga bisa memilikinya. Semoga ini bisa
menjadi inspirasi kalian yaa.. Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai