Anda di halaman 1dari 5

1.

Sahabat Bukan Teman Hidup


Karya Muhamad Hafid

Mata tak bisa memandang mandang yang benar dengan sesungguhnya, namun hati bisa
merasakan mana yang benar mana yang salah. Saat mata melihat kebenaran terkadang hati tak
singkron dengan mata. Mata pintar untuk mengalihkan mata hati kita.”

Itu yang terjadi kepada dua teman yang menjadi lawan. Afid seorang cowok sederhana dari
keluarga sederhana  yang mempunyai sifat toleransi tinggi kepada sesama, rendah hati, dan
sangat amat ramah pada setiap orang. Dia mempunyai seorang sahabat yang dia sayangi bernama
nur, dia anak dari keluarga yang berada dan sangat memanjakan nur. Tetapi, nur tak bangga
dengan kekayaan yang telah dimiliki kedua orang tua, kasih sayang adalah bagian yang sangat
berhaga baginya.

Mereka sudah bersahabat mulai duduk di bangku SMA, begitu pun sampai perkuliahan. Afid
adalah salah satu seorang murid yang medapatkan beasiswa di sekolah tersebut sedangkan nur
seorang anak pemilik yayasan  sekolah tersebut. Mereka bagaikan seorang kakak dan adik karena
mereka selalu bersama.

Selain itu mereka memiliki catatan prestasi yang sangat amat baik dan selalu bersaing. Tapi
mereka berdua tetap selalu sportif dan tidak pernah menjadi masalah. Setiap mereka bersama
orang selalu merasa iri saat melihatnya, begitupun dengan ria anak kepala sekolah yang
mempunyai sifat  yang sangat amat manja, semua yang dia ingin kan harus di dapat saat itu juga.

Pada suatu hari dia mempunyai niat untuk memisahkan kedua sahabat ini. Dia meminta wendy
yaitu kakaknya untuk mendekati nur supaya nur berpikir jika wendy menyukai nur. Wendy pun
setuju dengan rencana ria  lalu wendy menjalankan rencana itu. Perlahan wendy mendekati nur.
Tak disangka nur juga suka kepada wendy.

Mereka berdua sekarang jadi terlihat jarang bersama, dikarenakan nur sekarang jadi seiring jalan
– jalan dengan wendy.saat itu juga wendy menghasut nur. Sehingga pada saat itu nur sangat
membenci afid karena dia berpikir afid adalah seorang sahabat yang sengaja memanfaatkan
kekayaannya saja.
Dia juga dengan gampang menuduh afid tidak suka melihat nur dan wendy berpacaran. Tuduhan
selalu berdatangan ke afid. Afid nyatanya tidak seperti itu dia mencoba membelah dirinya dan
memberikan penjelaskan yang sebenarnya kepada nur. Tetapi nur sudah tak mau mendengar
penjelasan afid karena sudah terkena hasutan dari ria dan wendy.

Afid sangat kecewa atas sikap nur jadi seperti itu, dia sangat amat sayang karena perubahan
sikapnya pada dirinya. “kenapa, kenapa kamu jadi seperti ini nur?” bisik afid kepada nur saat
pulang sekolah dan saat itu hujan turun dengan rintik. Untungnya saat itu hujan sedang turun jadi
tak ada orang yang tau jika dia menangis, sakitnya seperti pisau yang ditusukkan ke dada oleh
sahabatnya sendiri. Nur tidak memandang lagi sebagai sahabat. “ya tuhan apa ini yang namanya
teman yang berubah mejadi lawan?” berbisik sambil menangis.

Kemana afid dan nur yang selalu bersama kemana pun mereka berada, selalu kompak dalam hal
apapun. Saat itu lah sekolah tak dihasi senyum tertawa mereka, semua isi sekolah rindu dengan
senyum dan suara tertawa mereka. Hanya wendy yang bahagia karena hancurnya persahabatan
mereka berdua. Afid sangat kecewa pada  kejadian ini.

Nur tak sengaja ingin menemui wendy ke kelasnya secara tidak sengaja nur mendengar
percakapan wendy dengan ria tentang membicarakan dirinya dan afid. nur pun sangat terkejut tak
habis pikir ternyata mereka berdua telah melakukan semua yang telah terjadi ini. Tanpa lama
berpikir nur pun lansung menampar wendy dan memutuskan hubungan mereka yang sengaja
merencenakan semua ini.

Nur langsung berlari meninggalkan wendy dan ria dengan menangis menuju kelas afid, nur
sangat menyesal atas perbuatannya kepada afid yang mengorbankan persahabatan ini hanya
untuk laki – laki yang mempermainkannya agar berpisah dengan sahabatnya afid. Tetapi
setibanya di kelas dia tidak melihat afid di kelas lalu dia menanyakan dengan teman yang ada di
kelas, ternyata afid sudah 2 hari tidak masuk sekolah dan sedang di rawat di rumah sakit.

Seperti tersambar petir hati langsung menangis, bagaimana bisa dia sampai tidak tau jika afid di
rawat di rumah sakit. Apa sakitnya separah itu sampai di rawat di rumah sakit. Sepertinya afid
tidak punya riwayat penyakit apa – apa. Sampai di rumah sakit dia bertemu ibu afid, ibu afid
terlihat sangat amat sedih dengan pasrah duduk di depan ruang ICU. Nur pun semakain takut, tak
lama dokter keluar dari ruangan, dan ia ber kata “ibu, yang sabar dan tabah jangan sampai
berhenti berdoa untuk anak ibu, kita hanya bisa pasrah menungu keajaiban dari tuhan.”
Seketika tubuhku terasa lemas jantungku berdegub kencang. Ya tuhan apa yang terjadi pada afid.
Aku minta maaf afid, maafin semua salahku belakangan ini, bisik nur dalam hati dengan air mata
yang terus mengalir. Ibu afid cerita sebenarnya afid mengidap penyakit kangker otak sudah 2
tahun ini. Dan ternyata dia menyembunyakan penyakitnya dari keluarga dan juga sahabatnya.

Kabar ini membuat nur semakin merasa bersalah. Sebelum di rawat di rumah sakit afid
menitipkan selembar surat untuk nur. Setelah itu afid tersadar lalu senyum kepada nur dengan
berkata “sebelum kamu tahu tantang rencana meraka aku sudah memaafkanmu.” Tak lama
setelah mengucapkan kalimat tersebut afid kembali menutup mata untuk selama – lamanya, nur
sangat menangis dan memeluk sahabatnya dan berbisik kamu adalah kawanku bukan lawanku.
Terimakasih dan maaf untuk semua kesalahanku. Tunggu aku disana sahabatku,afid.

Unsur-Unsur dalam cerpen di atas

1. Tema: Sahabat yang tersakiti


2. Tempo Waktu : pagi, siang hari
3. Alur : Maju
4. Penokohan :
 Afid : toleransi tinggi kepada sesama, rendah hati dan sangat
ramah
 Nur : tidak sombong, manja
 Ria : mempunyai rasa iri dan manja
 Wendy :mampu berkorban, iri
5. Plot atau Alur

 Konflik : saat itu juga wendy menghasut nur. Sehingga pada


saat itu nur sangat membenci afid karena dia berpikir afid adalah
seorang sahabat yang sengaja memanfaatkan kekayaannya saja.

 Puncak Konflik : Dia juga dengan gampang menuduh afid tidak suka
melihat nur dan wendy berpacaran. Tuduhan selalu berdatangan ke afid.

 Puncak ketegangan: ternyata afid sudah 2 hari tidak masuk sekolah


dan sedang di rawat di rumah sakit.Seperti tersambar petir hati
langsung menangis
6. Seting atau Latar

 Sudut Pandang : Sudut pandang orang ke tiga

 Amanat :kita tidak boleh mengorbankan sahabat kita sendiri


walaupun itu demi pasangan kalian.

7. Latar Belakang pengarang

Cerita ini di ambil dari kisah nyata dari pengarang sendiri,hal ini di
buat sedemikian rupa dengan bantuan alat seadanya

Anda mungkin juga menyukai