Anda di halaman 1dari 13

Persahabatan Yang Indah

Aku Virda, aku beruntung mempunyai sahabat yang selalu ada untukku, kami melewati suka
duka bersama. Suatu ketika aku dan sahabatku bertengkar karena masalah yang kuanggap sepele,
semua itu baru kusadari bahwa sahabatku sangat penting bagiku.

Suatu hari aku pergi ke mall bersama sahabatku, aku menyuruhnya membawa belanjaanku, dan
ternyata belanjaanku yang dibawanya tertinggal. Saat itu juga aku marahi dia dengan perkataan
yang kasar karena keegoisanku.

“Vir, tolong pegang belajaan ku ini ya, soalnya berat banget” Kataku.

“Iya sini aku bantu bawa belanjaannya, takut kamu keberatan” Katanya.

“Siap, kamu memang sahabatku yang paling pengertian” Jawabku.

“Haha iyalah sesama sahabat memang seharusnya saling membantu” Jawabnya sambil
tersenyum. Sembari berpelukan.

“Kamu lapar ngga?” Tanyanya

“Lapar si, mulai keruyukan nih perut” Jawabku.

“Makan yuk! sekarang aku yang traktir, aku juga lapar” Sambil menatapku dengan lemas.
“Hmm ya sudah ayoo” Jawabku.

Lalu sampailah kami di warung seberang mall.

“Kamu mau pesan apa vir?” Tanyanya.

“Aku ngikut kamu deh” Jawabku.

“Hmm oke deh” Jawabnya.

Beberapa menit kemudian kami selesai makan dan mulai berkendara untuk pulang.

“Eh.. kayaknya ada yang ketinggalan deh, tapi apa ya?” Tanyanya dengan muka yang heran.

“Hmm apa ya?” Aku membantu berpikir.

“Oh iya belanjaanku mana? Celetukku.

“Ya ampun.. oh iya aku lupa, ketinggalan di warung tempat kita makan tadi” Jawabnya dengan
rasa bersalah
Sahabat Tak Sebanding Dengan Pacar

“ Mata ini tak mampu memandang kebenaran yang Haq, hanya hati yang sanggup merasakan
manakah yang benar dan mana yang salah. Kebenaran yang dilihat oleh mata kadang tak sama
dengan apa yang dirasakan oleh hati. Mata mampu mengelabui setiap kejadian didepannya tapi
tak ada satupun yang mampu mengelebui mata hati kita. “

Dan itu lah yang terjadi pada dua kawan yang menjadi lawan. Reika gadis biasa dari keluarga
sederhana ia memiliki sikap toleran kepada sesama, rendah hati dan ramah. Ia memiliki seorang
sahabat yang sangat ia sayangi namanya Aulia, ia anak orang kaya keluarganya begitu
memanjakan Aulia. Namun, ia tak bangga atas kekayaan yang dimiliki orang tuanya, baginya
kasih sayang lah yang sangat berharga.

Mereka bersahabat sejak SMP, dan sekarang mereka juga satu sekolah di SMA favorit di salah
satu kota Bandung, Reika mendapat beasiswa disekolah tersebut sedangkan Aulia adalah anak
pemilik dari Yayasan sekolah tersebut. Mereka seperti kakak adik kemana-mana selalu bareng,
prestasi mereka juga selalu bersaing. Namun, keduanya sangat sportif dan tak
mempermasalahkannya. Kebersamaan mereka sampai membuat orang-orang yang melihatnya
iri, tak terkecuali Rinda anak kepala sekolah yang sangat manja, apapun kehendaknya harus
selalu dituruti.

Hingga suatu hari ia mempunyai rencana untuk memisahkan dua sahabat ini. Ia meminta bantuan
kepada Randa saudara kembarnya untuk mendekati mereka berdua yaitu Aulia dan Reika agar
mereka mengira bahwa Randa menyukai mereka. Akhirnya Randa pun menjalankan rencana
mereka itu. Randa mendekati satu persatu baik Aulia maupun Reika. Ternyata baik Aulia
maupun Reika juga suka kepada Randa. Akhirnya Reika yang mengalah biarlah Randa dengan
Aulia toh mereka juga cocok.

Akhir-akhir ini, Aulia jarang banget bareng sama Reika. Karena ia lebih sering diajak jalan
bareng sama Randa. Dan itu kesempatan buat Rinda untuk mengahasut keduanya (Reika &
Aulia). Hingga akhirnya Aulia sangat membenci Reika, ia beranggapan bahwa Reika adalah
sahabat yang hanya memanfaatkan kekayaannya saja. Ia juga menuduh Reika bahwa dirinya
tidak suka melihat Aulia dan Randa pacaran. Karena sebenarnya ia juga dengan Randa. Tuduhan
demi tuduhan dihantamkan Aulia kepada Reika. Reika yang memang tidak seperti itu adanya
mencoba membela diri dan menjelaskan apa adanya kepada Aulia. Namun, Aulia sudah buta
oleh hasutan Rinda dan Randa.

Reika menyesalkan sikap Aulia yang seperti itu, ia sangat menyayangkan perubahan yang terjadi
pada Aulia. “Kenapa, ada apa dengan mu Aulia?” bisik Reika ditengah hujan yang sedang
menemani langkah pulang sekolahnya. Beruntung hujan turun saat itu sehingga tak banyak yang
tahu bahwa sebenarnya ia sedang menangis, terluka hatinya oleh pisau yang ditancapkan oleh
sahabatnya sendiri. Aulia tak lagi memandangnya sebagai sahabat. “Ya Tuhan inikah seorang
kawan yang berubah menjadi lawan?” bisiknya lagi sambil menangis.

Mana Reika dan Aulia yang dulu, yang selalu bersama kemana-mana. Yang selalu kompak
dalam segala hal. Mulai hari itu suasana sekolah tak dihiasi oleh tawa mereka. Semua seisi
sekolah merindukan akan tawa mereka. Hanya Rinda yang merasa bahagia akan hancurnya
persahabatan Reika dan Aulia. Reika sangat bersedih akan kejadian ini.

Hingga suatu hari, Aulia yang berniat akan menemui Randa dikelasnya tidak sengaja mendengar
percakapan Randa dan Rinda mengenai dirinya dan Reika. Sontak itu membuatnya kaget, tak
disangka ternyata mereka tega melakukan itu kepadanya. Tanpa pikir panjang Aulia langsung
memutuskan Randa dan menampar mereka berdua yang dengan sengaja merencanakan semua
itu.

Aulia berlari sambil menangis menuju kelas Reika, sambil menyesali sikapnya yang telah
mengorbankan persahabatannya demi laki-laki yang hanya mempermainkan dirinya untuk
memisahkannya denagn Reika. Namun, sesampainya dikelas ia tidak mendapati Reika
dibangkunya. Ia menanyakan kepada teman sekelasnya, dan ternyata sudah 3 hari ini Reika tidak
masuk sekolah, kabar terakhir katanya ia masuk rumah sakit.

Serasa disambar petir disiang bolong, hatinya menangis kenapa ia sampai tidak tahu kalau Reika
masuk rumah sakit. Sakit parahkah ia hingga harus dirawat di rumah sakit. Setahu ia, Reika tidak
punya penyakit apa-apa. Setelah sampainya dirumah sakit ia bertemu dengan ibunya Reika,
beliau kelihatan sedih dan pasrah duduk didepan ruang ICU. Aulia semakin takut, sebenarnya
apa yang sedang terjadi dengan Reika. Tak berapa lama dokter keluar dari ruangan ICU, ia
berkata “ibu, yang tabah serta jangan henti2nya mendoakan Reika, kita hanya bisa menunggu
keajaiban dari-Nya. Refleks ibunya Reika semakin keras nangisnya. Tubuhku, serasa lemas
jantungku berdetak kencang. Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi dengan Reika. Maafkan aku
Reika, maafin semua kejadian kemarin, bisik Aulia dalam hati sambil terus berjatuhan air mata
dipipinya. Setelah cukup tenang, ibunya Reika cerita bahwa sebenarnya Reika mengidap sakit
Leukimia sejak 2 tahun terakhir ini. Ia menyembunyikan penyakitnya dari orang2 yang ia
sayangi, termasuk ibu dan sahabatnya.

Lagi2 petir itu menyambar tepat dihatinya Aulia, kabar ini membuatnya semakin merasa
bersalah kepada Reika. Sebelum dirawat dirumah sakit Reika menitipkan surat kepada ibunya
untuk diberikan kepada Aulia. Reika juga bercerita kepada ibunya tentang selisih antara
keduanya, tapi Reika sama sekali tidak pernah dendam kepada sahabatnya itu, ia justru sangat
bersyukur memiliki seorang sahabat seperti Aulia.

Aulia masuk keruangan Reika dirawat, setelah mengungkapkan semuanya dan meminta maaf
kepada Reika, tak lama Reika siuman dan senyum kepada Aulia sambil berkata “aku telah
memaafkanmu jauh sebelum kamu mengetahui tentang rencana mereka”. Tak lama kemudian
Reika kembali meutup mata untuk selama2nya, air mata Aulia membanjiri ruangan sambil
memeluk sahabatnya ia berbisik kau kawan bukan lawan bagiku. Terima kasih dan maaf atas
semua perbuatan ku. Tunggu aku disana sahabatku, Reika.
Kepergian Sahabatku

Di pagi hari yang cerah. Aku dan sahabat ku berjalan bersama kesekolah. Di setiap perjalanan
kami selalu tertawa dan bercanda. Hari-hari ku pun ku jalani bersama nya. Di setiap aku sedih
dia selalu menghibur ku, dia pun selau bercerita kepadaku Dan dia lah tempatku mencurahkan isi
hatiku.

Ia sangatlah baik dan pengertian,berbeda dengan teman-temanku yang lain.Mereka tidaklah


menyukai aku, mereka selalu mengejek-ngejek aku,itu karna aku miskin dan keterbatasan.Tapi
sahabatku tidak seperti itu.Bersyukurlah aku……..
Dia sering mengajakku kerumah-nya,dan aku pun sering mengajak nya kerumahku.Ia bernama
DINDA dan aku bernama DITA.
Aku suka bercerita tentang hidupku kepadanya,itu karna ia bisa memberiku nasihat dan
membuatku semangat,biarpun di ejek teman-temanku.Dinda adalah tife orang peceria,ia selalu
ceria biar ada yang nakal kepada-nya ataupun jail,tidak seperti aku Cuma di ejek aja aku sudah
merasa…….eeeeehhhhmmmm.

Pada suatu hari Dinda mengajakku jalan-jalan ke tempat bermain, aku saaaangat senang,kami
bermain sepuas-nya,semua permainan kami coba,mulai dari komedi putar hingga
rollkoster.sampai-sampai kami lupa waktu.sekarang sudah sore,akhirnya kami pulang kerumah
masing-masing.

Selama aku tetap bersamanya,hidupku akan terasa senang dan bahagia, biar diejek teman-
temanku,karena ada dinda yang selalu menghiburku.

Tapi……… pada suatu hari ia tak hadir ke sekolah, sehabis pulang sekolah aku kerumah-
nya.Tapi apaa………….dirumahnya pun kosong,aku sangat bingung,kenapa hari ini dinda tak
ada,biasanya kalau ia mau pergi ia selalu memberi tahuku.tapi kali ini tidak.Aku bingung
seeeekali.
Besok harinya,disekolah dinda masih tidak hadir.Aku pun kembali lagi kerumah-nya,dan masih
tidak ada orang-nya. Besok hari nya lagi disekolah ia tetap tidak hadir,kambali lagi aku kerumah-
nya dan masih tidak ada.Setiap hari aku menunggnya di sekolah tapi ia tak kunjung hadir.setiap
hari pun aku kerumahnya.dan dirumah-nya masih tak ada orang-nya.

Akhirnya,hari-hariku, ku lewati sendirian,tidak lagi bersamanya,hari-hari pun berjalan dengan


buruk.Teman-temanku tak ada yang mau menjadi temanku,mungkin…itu karna hidupku yang
miskin.

Disekolah aku hanya berdiam dan berdiam,di rumah pun aku melakukan-nya lagi,berdiam dan
berdiam.

Sekarang tak ada lagi yang menghiburku saat-saat aku sedih,seperti ini.Tak ada lagi canda
tawa,yang ada hanya tangisan rasa kesedihan.

Setelah dua bulan, hari-hari ku lewati sendirian dan berdiam diri,tanpa nya
Di depan pintu aku mendapat kan sepucuk surat,ku buka dan ku baca surat itu.

Buat Sahabatku
DITA

Dit…..Bagaimana kabarmu??Mudah-mudahan baik-baik aja nya.


Aku udah lama pingin nulis surat ini ke kamu tapi baru sekarang ada kesempatan.
Maaf yaa…..waktu itu aku gak ngasih kabar atas kepergianku,aku tidak bisa ngasih kabar karna
malam itu aku dan keluargaku jalan-jalan ke taman malam.Tapi……….. saat aku mau
nyebrang,aku tak tau bahwa ada mobil disebelah kiri ku,mobil itu melaju dengan kecepatan
tinggi.
Dengan cepat aku tertabrak,dan orang yang menabrak itu tak tau entah kemana.Pada saat itu juga
aku dibawa kerumah sakit, “kata dokter aku mengalami luka yang sangat parah”.Jadi aku harus
tetap dirawat dirumah sakit sampai sekarang pun aku harus tetap dirumah sakit.
Semenjak aku terbaring dirumah sakit aku sangat kesepian.tak ada lagi canda tawa dari mu dan
tak ada lagi curahan –curahan hati mu.
Aku sangat bosan dirumah sakit ini.

Dah dulu nya Dit……………

Salam Manis Selalu,


Sahabatmu
Dinda.

Aku tak menyangka………………………


Ternyata dia tabrakan,aku sangat sedih,air mata ku mengalir.Rasa sedih mengalir dihati.aku akan
mendoakanmu agar kita bisa bersama-sama lagi.(ucapku dalam hati)
Waktu trus berjalan, aku tak pernah lagi tau akan kabar dari Dinda.Selama 5 bulan sudah dinda
dirawat dirumah sakit dan tak kunjung sembuh.aku saaaangat sedih.kenapa dinda tak kunjung
sembuh.
Pada suatu hari aku diajak oleh ibuku untuk menengok dinda,aku sangaaat senang,karna aku bisa
ketemu dinda,setelah sampai dirumah sakit hati terasa senang sekali.Setelah tepat diruang rawat
nya dinda,hatiku terasa sedih,dinda tak sadarkan diri,ia hanya terbaring ditempat tidur nya,lalu
aku bertanya kepada ibu nya “bagaimana keadaan dinda saat ini,”
“dinda koma. jawab ibu dinda”
Hatiku lagsung sedih tak berdaya,
Akhirnya ibuku mengajaku pulang,dirumah aku sedih,nangis dan menangis,disekolah aku hanya
merenung dan melamun.
Setelah berbulan-bulan,hingga setahun.aku mendapat kan kabar……………………..tak
gembira.Dinda telah meniggal dunia.

Aku sediiiiih banget.


Apa yang aku lakukan setelah dinda tak ada didunia ini.Aku sadar bahwa dunia ini tak
selamanya ada,dan hidup ini pun kita hanya sementara,
Jadi aku akan mengulang nya dari awal.bagaimana hidup itu tanpa orang lain.
Tapi aku ingin di hidup dan mati aku akan tetap bersahabat bersama dinda.
Semoga kamu bahagia disana DINDA.
Antara Sahabat dan Cinta

Aku memiliki sahabat mereka riza, muna, dan dewi. Pada suatu hari kami didalam kelas setelah
bel jam pergantian pelajaran berbunyi kami ngobrol sementara, dewi dan muna selalu
ngomongin cowok sampai-sampai riza jengkel denga mereka taulah sifat riza ia tak suka mikirin
pacaran apa lagi cowok, diantara kami berempat yang masih lajang aku dan riza, dan muna, dewi
sudah punya pacar dan sudah beberapa kali ia putus jadian dengan cowok yang berbeda.
“mun tau gak cowok gue itu ganteng banget” kata dewi
“kalau gue biar pu n kurang ganteng tapi kaya lho”sahut muna
“hello jadi kita gak dianggap nih?”tanya riza
aku hanya diam saja
“emang kenapa sih riz?, coment aja, bilang aja elo sirik”kata muna
“oh ya?, dew!, pacar elo itu yang keberapa?”rindir riza
“apa elo bilang?”kata dewi
tiba-tiba guru masuk
“selamat siang!”kata guru
kami pun bubar dan menun da percakapan kami.

Setelah kejadian itu hubunga kami semakin buyar, biasanya kami menyantap makan siang
bersama kini hanya kita aku dan riza, sedangkan muna dan dewi makan siang dengan cowok
mereka
“riz kelihatanya jarak kita semakin jauh”kataku
“biarkan saja mereka, ir makasih ya elo masih mau denganku!”katanya sambil matanya berkaca
aku pun memeluknya
hingga pada suatu hari muna diduakan oleh cowoknya, dan dia minta tolong kami
“plizz, bantu gue ya!”kata muna
riza diamsaja dan meninggalkan kami begitu saja
“riz!,”kata muna
akupun menjelaskan alasan kenapa riza tidak menjawabnya
“mun asal elo tau kenapa riza tidak menjawab permintaan elo, elo pikir ya!, elo telah menyakiti
gue dan riza, gue masih bisa memaafkan elo tapi riza?, gue saranin elo harus minta maaf dengan
riza, pikirkan itu!”kataku
aku pun meninggalkanya, dan air mata muna yang semakin deras keluar.
setelah itu muna mencoba untuk minta maaf kepada riza,
“riz!, maafin ya?”kata muna
“elo minta maaf?, apa tujuan elo?”kata riza

aku berusaha untuk membujuk riza agar ia mau untuk maafin muna,
“riz maafin ya?, gue yakin muna minta maaf hanya untuk kembalinya persahabatan kita yang
dulu”kataku
“bener begitu mun?”tanya riza muna pun mengangguk mantap dengan mata berkaca, merereka
berpelukan aku pun ikut terharu dengan kejadian itu

setelah kejadian itu kami semakin dekat, pada suatu hari teman sekelas kami yaitu ifa ia
mengirim pesan singkat yang berisi tentang dewi sahabat kami, membutuhkan do’a dari kami
semua untuk kesembuhanya dari penyakitnya yaitu kelainan saraf otak, kami pun kaget,
keesokan harinya kelas kami ramai dengan suara tangisan,
“riz maafin gue!, gue salah telah mengingkari janji kita untuk menjadi sahabat slamanya”kata
dewi
“iya wi!, gue maafin”kata riza
“nah ginilah yang gue mau”kataku
kamipun berpegang tangan dan saling bersumpah untuk menjadi sahabat selamanya
“Kami berjanji untuk menjadi sahabat untuk selama-lamanya”kata kami bersamaan, tiba-tiba
tawa kami meledak bersamaan
Best Friend Forever

“Sahabat adalah teman yang selalu ada apapun, kapanpun, dan dimana pun.”

Kalimat itu selalu terngiang ditelingaku. Itu adalah kalimat yang selalu diucapkan oleh
sahabatku. Kami jarang bertemu karena sekolah kami berbeda. Walaupun kami jarang bertemu,
tetapi persahabatan kami tetap utuh.
“Tut..tut..tut..”Handphone ku berdering. Setelah aku lihat ternyata Dinda yg menelepon ku.
Dialah sahabatku.
“Hei sahabatku ! Apa kabarmu ?” Ucapnya semangat.
“Hei juga sahabatku ! Kabarku baik. Bagaimana dengan mu ?” Jawabku tak kalah semangat.
“Kabarku juga baik. Aku merindukanmu Cilla !” Ujarnya.
“Aku juga merindukanmu dinda !” Balasku.
“Oo. Sudah dulu ya, aku mau pergi dulu.: Ucapnya sembari mematikan telephone nya.
Ya ! Aku dan Dinda memang sering telphonan. Tiap weekend kami selalu telephonan. Sekarang
aku tinggal di Jakarta sedangkan dinda di Bandung.Biasanya kalau weekend aku selalu ke
Jakarta untuk mengunjungi grandma dan grandfa. Tapi untuk kali tidak,, karena papa dan mama
sedang bertugas keluar kota. Jadi aku tidak Bisa pergi. Oh ya ! Rumah dinda bersebelahan
dengan rumah grandma.
“Enaknya ngapain ya ? Oh iya, jumat depan kan Dinda ulang tahun. Jadi hari ini aku ingin
mencari sesuatu yang spesial ah !” Gumamku dalam hati.
Aku pun pergi ke Mall untuk mencari kain flanel, dll. Setelah sampai ke rumah, aku langsung
membuka Internet. Lalu meg-klik search dan mengetik “Karya dari kain flanel.”
“WOW ! Bagus sekali !” Pujiku saat melihat beribu karya dari kain tsb. Semuanya kelihatan
indah. Lalu aku memilih beberapa bentuk yang akan kubuat.
“Selesai.” Pekikku senang. Lalu barang-barang tsb aku letakkan disebelah laptop ku. Aku akan
ke Mall lagi untuk mencari hadiah tambahan.
Setelah sampai kerumah, Aku membungkus kado tsb dengan rapi dan tak lupa aku memasukkan
kartu kedalamnya.
“Jadi deh !” Ucapku senang.
Keesokan harinya. . .
“Krinngggg!!!”

Alarm sekolah berbunyo. Ini saatnya untuk belajar.


Hari senin, selasa, rabu, berlalu dengan normal. Dan malam ini adalah malam jumat. Berarti ???
OMG !!! Dinda besok ulang tahun!
“Aku akan begadang malam ini ! Aku ingin menjadi oran yang paaalllliiiing pertama
mengucapkan selamat ulang tahun kepada dinda.” Gumamku semangat.
Saat malam hari . . .
Jam 21.00 . .
“Hmm, baru jam 9 nih. Enaknya ngapain ya ? Nonton aja deh. Kan mama dan papa gak ada di
rumah. Jadi gak ada yg ngelarang aku buat nonton malam malam. Hahaha.” Ujarku sambil
tertawa.
Film malam ini juga lumayan seru. Apalagi ditemani dengan susu dan cookies.
Jam 22.00 . . .
Aku mulai mengantuk, tapi aku harus bisa menahan rasa kantukku jika aku benar benar ingin
menjadi orang yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun kepada dinda.
Aku memandangi TV. Kini hanya ada film action. Lumayanlah untuk menemaniku malam ini.
Jam 22.30 . . .
“Kresek..Kresek..” Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan ku. Aku terdiam.
“Hi..hi..hi..hi” Ada seseorang yang tertawa.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!” Aku teriak sekencang mungkin. Tapi mana mungkin dapat
terdengar oleh orang. Rumahku cukup besar dan aku hanya sendirian.
Aku mengambil HP ku dan aku pun menelephone mama. Handphone nya tidak aktif.Dengan
sigap aku segera menelephone papa. Handphone nya jga gak aktif.Buyar semua apa yg ada di
otakku.
“Haduhhh, gimana ya ??? Aku takut banget nihh .” Ucapku merinding.
“Tapi demi sahabat aku harus berani !” Gumamku sambil menggunakan sisa keberanian yang
ada.
Jam 11 malam . . .

Masih menonton TV. Tapi dengan acara yang berbeda, yaitu acara dimana seorang peserta di
bawa ke suatu tempat menyeramkan. Dan juga peserta tsb harus menggunakan keberanian yg ada
pada dirinya. Lalu orang orang tsb dibiarkan sendirian.
Yap ! Itu adalah acara uji nyali !
Hiiiii, seremm .
Jamm 11.30 Malam . . .
Semuanya terjadi lagi.
Untuk kedua kalinya aku mendengar suara jejak kaki, anita tertawa, dll. Aku masih merinding.
Tapi apalah dayaku. Jadi aku pun melawan rasa takut yang ada pada diriku. Aku pun mengingat
tujuan ku begadang. Akhirnya rasa keberanianku muncul kembali.
Jam 00.00 . .
Aku segera menelephone dinda
“Tit..titt..titt..”
“Asalamualaikum wr.wb . ” Ucapku.
“Wa’alaikum salam wr.wb. Oh ternyata Cilla yg menelephone ku. Senang sekali rasanya !”
Jawabnya senang.
“Hahaha.” Aku tertawa.
“Aku menelephone mu karena aku ingin mengucapkan…… Happy Birthday Sahabat ! Semoga
panjang umur dan sehat selalu. Semoga kamu dapat menjadi anak yg berbakti kepada orang
tuamu. Dan semoga semua harapanmu bisa terkabul !”
“Aminn.” Jawabku dan dinda serempak.
“Terimakasih cilla. Kamu telah memberikan kejutan yg paling spesial di hari ulang tahunku ini.
Dan terimakasih karena kamu rela tidak tidur demi mengucapkan selamat ulang tahun kepada ku.
I miss you ciilla. ” Ujar dnda di sela sela tangisannya.
“I miss you too dinda.” Balasku.
Akhirnya kami mengakhiri percakapan malam ini. Aku pun tertidur…
Keesokan harinya . . .
“Kriiinnnnggggg.” Bel sekolah tanda pulang berbunyi.
Berarti besok aku ke bandung.Aku sangat merindukan dinda. \(^_^)/
Keesokan harinya . . .
“Horeeeeee!!! Weekend !!!” Teriakku gembira.
“Cilla ? Kamu sudah bangun ? ” Panggiil mama.
“Sudah ma.” Jawabku sambil berlari kearah mama dan papa.
“Ma, pa, hari ini ke Bandung ya ?” Ucapku dengan semangat.
“Maaf ya Cilla, papa dan mama akan pergi keluar negeri.”
“Huuhh.” Aku menghembuskan napas kecewa.
:Tapi, kalo kamu memaksa, nanti kamu bisa diantar Pak Triyo.” Ujar papa.
Aku kembali bersemangat.
“Makasih ya ma, pa.” Balasku sambil mengecup kedua pipi mama dan papa.
“Iya sayang. Mama dan papa pergi ya !” Teriak mama dan papa bersamaan sembari keluar.
Setelah aku bersiap siap . . .
“Horeee !!!!!” Pekikku senang.
Aku pun di jemput oleh pak Triyo, supir papa.
Beberapa jam kemudian . . .
Aku sampai di Bandung. Saat aku akan menyebrang menuju rumah grandma. Sebuah truk
melintas tepat dibadanku. Aku sudah tak sadar lagi..
Beberapa saat kemudian…
Aku terbangun. Aku mendengar sebuah tangisan. Ternyata yg menangis adalah dinda.
“Ha..p…p..py..bir…birth…day..ss…aaa…ha…bba..sahabat…” Ucapku terbata bata.
“In…ini…kk….kka…kado….unn…unnn…untuk….mu.” Ucapku lagi.
“Terima kasih sahabatku.” Jawabnya sambil menangis.
Setelah 3 hari dirawat, aku diperbolehkan keluar dari Rumah Sakit. Tapi aku belum
diperbolehkan untuk bersekolah. Karena mama dan papa masih di luar negeri, aku pun sementara
tinggal di rumah grandma.
Tiba-tiba ada yg menghampiriku. Ternyata dia adalah dinda.
“Sahabat selamanya apapun yg terjadi, kapanpun, dan dimanapun.” Ucap kami serempak.

Anda mungkin juga menyukai