Anda di halaman 1dari 3

Naskah Drama Keluarga Yang Kaya Dan Sombong

Pemeran :
ASEP, UDIN, SITI, MIRA, SILA
Narator : Udin dan Sila merupakan sahabat baik. Mereka telah
bersahabat sejak kecil, tapi suatu hari ketika keluarga Udin jatuh
miskin, Sila tak ingin bersahabat dengan Udin. Suatu siang ketika
Asep, Udin, Siti, Mira dan Sila sedang berada di taman untuk bersih-
bersih lingkungan sekitar sebelum pulang kerumah, Udin dengan
berat hati mengatakan kepada Sila untuk membantunya. Menurutnya
Sila lah yang bisa menolongnya dan Udin merupakan sahabatnya.
Udin : Sila, bisakah kau menolongku sedikit saja?
Sila : Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa yang harus aku tolong?
Udin : Kenapa dengan mu Sila? Bukankah kita sahabat? Masa kau
sudah lupa?
Sila : Maaf ya aku tidak punya sahabat seperti mu yang miskin. Aku
hanya mau bersahabat dengan orang kaya.
Mira : kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Udin : Tidak apa-apa kok. Kita baik-baik saja. Ya kan Sila?
Sila : Baik-baik saja?  Mira, tadi si miskin ini meminta bantuan ke aku.
Tapi sayangnya aku tak ingin membantu orang seperti dia. Mana dia
ngaku-ngaku sahabat aku lagi?
( Udin pun pergi mendengar perkataan Siti seperti itu)
Mira : Jangan begitu Sila. Bukannya kau dan Udin memang sahabat
dari kecil? Masa karna Udin dan keluarganya jatuh miskin, kau tak
mau lagi bersahabat dengannya. Bukannya saat-saat seperti ini kau
bisa tunjukan ke dia, kalau kau memang sahabatnya.
Siti : Betul itu kata Mira. Seharusnya kau sekarang menyuport dia,
bukan menghina dia. Kasian dia.
Asep : Sahabat seperti apa kau ini?
Sila: Kalian pikir siapa kalian yang berani-berani menasehatiku? Sok
baik! Terserah aku dong.
Mira : Kita bukannya bermaksud menasehati kamu atau sok baik.
Sila : Halah itu bukan urusan ku dan juga kalian. ( Aaron pun
langsung pulang )
Asep : Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Udin. Bukankah dia
yang selalu saja membela-bela Udin ketika ada masalah?
Mira : ya itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita
tahu, Sila hanya mau berteman dengan orang Kaya.
Siti : sudahlah jangan dibahas lagi, mending kita pulang saja.
Narator : keesokan harinya Mereka kembali bersih bersih seperti
biasa, tetapi tidak dengan Udin. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu
berturut-turut. Pada akhirnya ketika mereka berempat sedang dalam
perjalanan ke taman, dengan tidak sengaja mereka bertemu dengan
Udin di pinggir jalan yang sedang mencari barang bekas.
Mira : Hey bukannya itu Udin?
Siti : ia benar itu Udin. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah
malah keliuran seperti itu.
Mira : ia benar. (Mira pun langsung menarik yang Sila di belakangnya)
Apa yang sahabatmu lakukan?
Sila: Pasti sedang mengais-ngais sampah. Namanya juga orang
miskin.
Mira : Udin, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk 2
minggu ini?
Udin :  aku? Ya seperti yang kalian liat.
Sila : aku bilang juga apa. Pasti dia sedang mengais-ngais sampah.
Siti : sudahlah Sila, Udin itu sahabatmu.
Mira : Kenapa kau tidak masuk sekolah lagi Udin?
Udin : orang tua ku tidak punya uang untuk membiayai aku dan
adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah, jadi aku
mengalah saja untuk adikku. aku membantu orang tua ku untuk
menyambung hidup.
Asep : Mulia betul hati mu sobat.
Sila : Mulia apanya? Dia cuma mau cari muka?
Udin : Tega sekali kau begitu pada ku. Aku memang sudah miskin,
tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak mau bersahabat
lagi dengan ku, tidak jadi masalah buat ku, tapi jangan kau hina aku
dengan kata-katamu itu. (Udin pun lari secepat mungkin
meninggalkan mereka berempat dengan perasaan yang bercampur
aduk)
Mira : sudah puas kau menyakiti dia? Ingat Sila, suatu hari nanti kau
akan merasa apa yang Udin rasakan sekarang.
Asep dan Siti : Betul itu.
Sila :  Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin.
keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang.
Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. ( Sila pun jalan meninggalkan
mereka bertiga)
Asep : Sombong sekali itu anak.
Mira : Memang terkadang kita harus menyadari bahwa ada orang
tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan
kita
Siti : ya betul. semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dengan
Udin. ( mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah )
Narator : Hari itu merupakan hari terakhir mereka bertemu Udin. Dan
ketika semuanya telah terjadi, Sila pun merasakan apa yang dulu Udin
rasakan. Keluarganya bangkrut karena ditipu oleh orang lain. Tapi
sayangnya Sila tidak terima dengan hidupnya yang miskin, dan ia
beranggapan bahwa semua ini salah Udin

Anda mungkin juga menyukai