Pemeran :
Naskah cerita :
Geri : Assalamu ‘Alaikum wr wb. Selamat pagi pemirsa semua, kali ini saya akan
membawakan cerita yang berjudul ‘’Persahabatan Masa SMA’’. Dikisahkan
ada tiga orang remaja perempuan yang sudah bersahabat lama, mereka
bernama Dinda, Raini, dan Jia. Persahaban mereka saling melengkapi, ketika
Dinda bersedih ada bahu Raini dan Jia yang siap menjadi sandarannya. Namun
persahabatan mereka tidak berjalan mulus begitu saja, ibu Jia dan ayah Dinda
ingin melangsungkan pernikahan, Dinda dan Jia tentu saja tidak setuju karna
bagi Jia sosok ayah kandungnya sulit di gantikan begitupun Dinda, sosok ibunya
tidak mudah digantikan. Hal itu membuat persahabatan mereka renggang,
hingga membenci satu sama lain. Langsung saja kita saksikan ceritanya di TKP.
Dinda : “Biasanya kalo setiap malam bulan purnama, aku sama ibu selalu
duduk berdua di bangku sini. Tapi sekarang ibu sudah enggak ada, sekarang
cuma kalian yang nemanin aku disini.”
Raini : “Sabar ya Din, sudah 2 bulan ini kamu gak ada waktu terus buat kita,
Kamu harus ceria kayak dulu lagi.”
Jia : “Aku tau kok gimana perasaan kamu, waktu Ayahku meninggal dunia, Aku
juga sempat mengurung diri. Tapi kita gak boleh kayak gitu terus Din, kita
harus tetap semangat. Kan masih ada orang-orang yang sayang sama kita.”
Dinda : “Iya, aku bersyukur punya sahabat sebaik kalian. Tapi sekarang ini Aku
sangat rindu dengan ibu.”
dan saat itu tiba,saat dimana kau pejamkan mata mu untuk selamanya,
tak sepatah kata mampu terucap dikala dihadapanku tubuhmu terbujur kaku…
Geri : Tiga sahabat itu pun saling menyemangati satu sama lain. Hingga saat
yang di tunggu-tunggu pun tiba. Kini mereka sudah menduduki bangku SMA.
Mereka bertiga sangat senang karena pada hari pertama masuk di SMA
tersebut, mereka mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Mari kita
saksikan ceritanya di TKP.
Semua: “Ayo!”
Rio : “Aku duluan ya, kenapa ada sepeda motor merek nya “Yamaha” ??”
Rio : “Salah, karena dibuat di Jepang. Kalo di Arab buat nya namanya jadi
“yamahmud”.”
Jia : “Giliran aku, kalian tolong simak baik-baik dan teliti. Karena pertanyaan ini
memerlukan kecepatan dan ketangkasan. Ada sebuah bis yang memuat
penumpang sebanyak 30 orang, 7 menit kemudian turun 5 orang dan 20 menit
kemudian ada penumpang lagi 9 orang, 1 jam kemudian turun 15 orang dan
separo dari sisa nya turun lagi 15 menit kemudian. Nah pertanyaannya,
siapakah nama supir bis tersebut?”
Semua : Gubrakk! “Jia sarafffff!!! gak nyambung tauu! kami udah cape-cape
ngitungnya!!”
Jia : “Lho? yang nyuruh ngitung siapa? aku kan cuma nanya nama sopir nya!!”
Guru : “Kalian ini ngobrol saja kerjaannya. Apa kalian tidak ada yang mau
mendengarkan pelajaran?”
Guru : “Dasar kalian murid-murid bodoh... Kenapa kalian bisa masuk sekolah
ini?”
Guru : “Bagus Jia, kamu merasa diri kamu masih bodoh yah?”
Semua: “hahahaha”
Murid: “horeeeeeee!!”
Geri : Hari demi hari pun dilewati.. bulan pun terus berganti. Mereka sangat
Menikmati masa-masa SMA mereka. Hingga tanpa mereka sadari, ada seorang
Siswa laki-laki di kelas mereka yang bernama Adit telah menaruh hati kepada
salah satu diantara mereka. Dan ternyata gadis itu pun menerimanya. Pada
siapa kah Adit telah menentukan pilihannya?? Langsung saja kita saksikan
kelanjutan ceritanya.
Jia : “Pulang sekolah kita ke gramedia dulu yuk. Aku mau nyari buku novel nih.”
Raini : “Males ah, kamu sama nadia aja, kalian kan tetanggaan jadi pulangnya
bisa. Barengan. Lah kalo aku? sendirian!”
Dinda : “Ya udah deh kita ke gramedia nya berdua aja Jia.”
Adit : “Dinda..”
Geri: “Lho.. lhoo? di sini diceritakan bahwa Dinda menerima cintanya Adit..!”
Geri : “Kamu ini kenapa sih? Oh iya saya tau, pasti ini penyebabnya.” (sambil
nunjuk Adit)
Geri : (Berdiri di samping Adit) “Kalo main Drama mukanya gak usah di Jelek-
jelekin..!”
Adit : “Emang aslinya gini pak! Gak bisa di ganteng-gantengin!” (Muka nangis)
Geri : “Gak becus kamu ini! Kamu gak cocok jadi pemain drama,cocoknya jadi
penonton ALAY! Sekarang kamu duduk! Biar saya yang contohin.”
Adit : “Pak saya pulang aja ya, gak di hargain saya disini (Sambil jinting tas
Nangis-nangis)
Geri: “Saya bilang DUDUK! Ya DUDUK! Ngapain kamu berdiri lagi! Ganggu Aja!”
Rio, Jia, dan Raini : “Apa-apa an nih Geri!” (Sambil megang sapu)
Jia : “Tugas Geri tuh duduk disana, bacain narasi, bukan nya ikut main!”
Rio : “Jelek-jelek gini di hargain dong.” (Sambil membantu Adit berdiri) “Orang
alay kayak gini harus kita lestarikan.”
Geri : Cerita nya pun terpaksa saya rubah, dikarenakan Dinda tidak mau
menerima cintanya Adit, dan Dinda pun tidak ingin berteman dengan Adit.
Bagaimana kah mereka berdua melewati hari di sekolah setelah Kejadian itu.
Mari langsung kita saksikan kelanjutan ceritanya.
Adit : “Jia, kok Dinda sekarang jaga jarak banget sama aku?”
Jia : “Ya iyalah dia jaga jarak sama kamu, kamu sih nembak nya kayak gitu
kampungan, pake surat segala, emangnya ini tahun 90’an apa?”
Rio : “Biar gimana pun cara nya mau se romantis apa pun nembak nya, kalo tuh
muka gak diganti, gak bakalan Nadia mau.”
Adit : “Terus aku harus ganti muka dulu gitu. Supaya ganteng kayak artis Rano
Karno, Onky Alexander atau Atalarik Syach?”
Rio : “Busett dahh tuh nama artis tahun berapa an? Itu sih idolanya emak-
emak.”
Adit : (Mikir) hihihi.. aku mau di gombalin sama Jia (Bisik-bisik ke Rio) “Kok
kamu tau?” (Sambil nyengir-nyengir).
Jia : “Cuma mau bilang, tuh dagangan nya lagi di gusur!” (Langsung pergi)
Rio : “Hahaha makan tuh gombalan nya! Ayo cepat pulang sana bantuin bapak
kamu mungutin dagangan nya.”
Adit : “Nasip..nasip..”
Raini : “Lho? Kok kamu gak barengan sih pergi sekolah nya sama Dinda?”
Jia : “Ngapain juga aku barengan sama tuh anak! Gak penting!”
Raini : “Ada apa sih sebenarnya? Kalian berantem ya? Dari tadi Dinda aku
tanya dia malah diam aja.”
Jia : “Yaiyalah dianya cuma diam. Kan dia sama ayah nya yang salah.”
Jia : “Hey!! (Menghampiri Dinda) “Ayah kamu tuh yang sok perhatian! Tiap
malam nganterin makanan ke rumah aku, emang nya dia pikir kami gak bisa
beli makanan apa!”
Dinda : “Ayah aku gak salah!! Pokok nya aku gak setuju kalo ayah aku nikah
Sama ibu kamu!”
Jia : “Kamu pikir aku setuju apa? Aku juga gak setuju tau! bilang ke ayah Kamu
gak usah deketin ibu aku lagi!”
Raini : “Sudah, gak usah terlalu diributin, kan bisa dibicarakan secara baik-baik.
Kita ini kan sahabat.”
Jia : “Ini gak ada hubungan nya sama persahabatan! Ini masalah keluarga! Aku
gak mau punya ayah tiri, ngerti!”
Geri: Persahabatan mereka pun kini mulai renggang, Raini pun sudah mencoba
beberapa cara agar Jia dan Dinda bisa seperti dulu lagi, tapi sampai sekarang
Raini pun belum berhasil. Hingga pada suatu hari terdengar kabar bahwa Dinda
memutuskan untuk berhenti sekolah disana, dan menetap bersama nenek nya
di kota lain. Bagaimana kah perasaan Raini dan Jia mendengar nya? akan kah
Jia yang semula bersikap sangat dingin kepada Dinda kini mulai merindukan
kehadiran sahabat nya itu lagi? Langsung saja kita saksikan lagi di TKP.
Rio : “Eh, Jia kamu udah tau gak kabar tentang Dinda?”
Jia : “Kamu ngajakin berantem ya, gak usah nanya tentang dia sama aku!”
Raini : “Maksud Rio itu, kamu sudah tau enggak kabar Dinda berhenti dari
Sekolahan ini.”
Jia : “Kenapa Ni? Apa gara-gara aku dia sampai nekat kayak gini? pulang
sekolah nanti aku bakal langsung datang ke rumah dia.”
Rio : “Percuma Jia, Dinda sekarang udah gak ada di rumah nya lagi. Dia sudah
pindah ke rumah neneknya.”
Adit : “Ini gara-gara kamu Jia! sikap kamu itu sudah keterlaluan! tap hari kamu
Kerjain dia habis-habisan. Kamu permaluin dia di depan teman-teman
sekolah.”
Jia : “Ya, aku emang salah, kalo Tuhan masih beri aku izin untuk bertemu dia,
Aku pengen dia balik lagi ke sekolah ini. Aku akan akuin semua kesalahan aku.
Bahkan aku ikhlas kalo dia mau balas semua perbuatan aku. Asalkan
persahabatan kita kembali kayak dulu lagi.”
Geri : Jia pun kini menyadari semua kesalahannya, dan dia juga bertekad untuk
mencari keberadaan Dinda, hingga pada akhirnya Jia pun berhasil menemukan
Dinda, dan dia langsung meminta Dinda agar tetap bersekolah disana. Dinda
pun menyetujuinya. Bagaimanakah reaksi teman-teman nya mengetahui Dinda
telah kembali? Apakah konflik Jia dan Dinda telah berakhir? apakah solusi yang
diambil keduanya untuk hubungan orang tuanya? penasaran? langsung saja
kita lihat lagi kelanjutan ceritanya.
Dinda : “Iya.”
Jia : “Iya benar tuh kata Raini, lagian si Adit udah move on kok dari Kamu. Dia
Cuma mau temenan lagi sama kamu. Iya kan Dit?”
Adit : “Iya, aku cuma mau temenan lagi. Itu aja kok. Janji gak bakal lebih.”
Dinda : “Ya udah aku bakal lupain hal konyol kamu yang dulu. Aku cuma mau
Kita semua itu sahabatan aja, fokus sama pelajaran dan punya mimpi masa
Depan.”
Geri : “Oh sudah selesai ya.” Demikian lah kisah “Persahabatan Masa SMA”,
Dinda dan Kawan-kawan pun kini makin mempererat persahabatnnya. Dan
orang tua Jia dan Dinda pun kini hidup bahagia bersama mereka berdua. Saya
ucapkan terimakasih kepada semuanya yang sudah menyaksikan drama Opera
kami. Yang ketawa tadi semoga awet muda yang tadi enggak ketawa ya engga
papa.
Prolog :
Assalamu ‘Alaikum wr wb. Selamat pagi pemirsa semua, kali ini saya akan
membawakan cerita yang berjudul ‘’Persahabatan Masa SMA’’. Dikisahkan
ada tiga orang remaja perempuan yang sudah bersahabat lama, mereka
bernama Dinda, Raini, dan Jia. Persahaban mereka saling melengkapi, ketika
Dinda bersedih ada bahu Raini dan Jia yang siap menjadi sandarannya. Namun
persahabatan mereka tidak berjalan mulus begitu saja, ibu Jia dan ayah Dinda
ingin melangsungkan pernikahan, Dinda dan Jia tentu saja tidak setuju karna
bagi Jia sosok ayah kandungnya sulit di gantikan begitupun Dinda, sosok ibunya
tidak mudah digantikan. Hal itu membuat persahabatan mereka renggang,
hingga membenci satu sama lain. Langsung saja kita saksikan ceritanya di TKP.
Tokoh :
Alur :
Maju
Tempat :
Sekolah, Rumah
Waktu :
Genre :
Komedi
Sumber :
https://id.scribd.com/document/365795268/NASKAH-DRAMA-6-Orang-3-
Cowo-3-Cw
Epilog :
Demikian lah kisah “Persahabatan Masa SMA”, Dinda dan Kawan-kawan pun
kini makin mempererat persahabatnnya. Dan orang tua Jia dan Dinda pun kini
hidup bahagia bersama mereka berdua. Saya ucapkan terimakasih kepada
semuanya yang sudah menyaksikan drama Opera kami. Yang ketawa tadi
semoga awet muda yang tadi enggak ketawa ya engga papa.