Anda di halaman 1dari 12

NASKAH DRAMA MUSICAL

Guru Pembimbing :NURAINI

Kelas :96H.AGUS SALIM

1. RINI SURYANI
2. RATU ALIKA
3. DEWI SAHARA
4. YULIA MUSTIKA
5. ANISA AYU LESTARI
6. RAISA PUTRI
7. TUAH SYAHRAMADANI

SMP NEGERI 1 TAKENGON


AKU INGIN SEKOLAH

Terkadang... ketika lidah tak mampu bergerak, mulut tak mampu berucap... hanya
tulisan yang mampu menuahkannya
Kisah ini menceritakan seorang kakak yang berjuang keras untuk
menyekolahkan adik perempuannya. Namun tanpa sepengetahuan sang kakak, sang
ibu telah menjodohkan adik perempuannya dengan salah satu bos di daerah itu. Sang
kakak yang mengetahui hal itu tidak rela jika melihat adiknya kehilangan mimpi-
mimpinya.Sang adik yang setiap pulang sekolah menjual Koran pada suatu hari
bertemu dengan seseorang wanita separuh baya dengan pakaian yang mewah dan
yange dengan pria tampan.
Melihat anak perempuan cantik yang menjual Koran untuk biaya sekolah,
wanita itu pun memungut adik kecil itu untuk mendapat pendidikan dan kehidupan
yang layak.Namun, sang ibu yang marah karena mengetahui hal ini tidak bisa
menahan amarahnya. Oleh karena itu,sang kakak yang inginmewujudkan mimpi
adiknya itu rela menggantikan posisi adiknya untuk di nikahkan dengan Bos di daerah
itu.
Apakah yang terjadi jika sang adik mengetahui hal tersebut? Jalan manakah
yang akan di pilih adik kecil itu?

ü Keluarga Dian : Dian, kak Prita, Ibu Wulan (jahat)


ü Tetangga : Ibu Ambar ( Jahat )
ü Preman : Asep Barong ( juragan daerah jahat ), anak buah Baron.
ü Teman dian : ajeng, Wulan, Wulan, arif
ü Keluarga kaya : ibu mawar, Malik, pacar malik Maya
ü Guru : Ibu Komala.

Para Pemain ::
ü Gani Dwi Satria Setiyatwan : Asep Barong
ü Ravely Ody saputra M. :Baron Setiadji
ü Terbit Arif Maali : Arif Syahputra
ü Fahmi Muhammad Alwi : Malik Prasetyo
ü Hilda Nurul Gustina : Prita saraswati
ü Rahmaniar : Ajeng Rahmawaty
ü Indah Nafidah hayati : Ayu Ramadhani
ü Popon Komala : Dian Larasati
ü Auliya rahmah F. : Ibu Mawar
ü Dwi Sarah fauziyah : Ibu Komala
ü Nisa aulia Nurhasanah : Ibu Wulan
ü Annisa Puja Lestari : Maya Clarysca
ü Intan Widia santika : Nia Azhary
ü Zhea Rapika Mulyana : Ibu Ambar
(Theme song Ari Laso; mengejar matahari. Para pemain masuk, mengenalkan diri)
( pentas di setting terminal, Dian dan Prita berjualan Koran.) (pemain berkeliling di
sekitar panggung dan penonton dengan pakaian yang kurang layak.)

Dian : Koran, Koran 3x.


Prita : berita hangat, berita hangat 3x. ( mereka pun duduk karena kelelahan)
Prita : minum dulu de..
Dian : terima kasih kak..
Prita : bagaimana sekolah mu de? Apakah lancar?
Dian : Alhamdulillah kak! Kemarin saya mendapat nilai terbesar pada ulangan fisika!
Prita : wah hebat!
Dian : tapi kak, bu guru sering mendatangi aku. Sudah hampir 3 bulan aku belum
membayar uang sekolah…
Prita : jangan bersedih de, kakak akan terus berjuang untuk membiayai sekolahmu,
asal kamu tetap semangat belajar, oke?

D’Masiv – Jangan menyerah


(sementara itu masuk juragan daerah yang jahat dengan anak buahnya ) (iwan fals ;
Bento)
Prita : pak ? korannya pak?
(juragan melirik)
Dian : berita hangat pak?
Asep B : huahahaha… anak kecil, berjualan Koran di pinggir jalan,dasar orang
pinggiran, pergi sana!
Prita : maaf pak, tolong jangan usir kami. Bisakah bapak memberikan sedikit belas
kasih untuk membeli Koran kami?
Dian : kakak? Apa yang kakak lakukan?
Asep B : huhahaha, hei? Apakah kalian anak dari Wulan?
Prita : benar pak.
Asep B : saya tidak tau jika Wulan memiliki anak gadis di rumahnya..
(dengan senyum penuh kepicikkan, Asep menatap dian)
Prita : maaf pak ( prita memotong pandangan Asep)
Asep B : hahahaha… ini ini, tolong ambil sedikit. (mengeluarkan uang selembaran
hingga berjatuhan)
Prita : ha…? (terkaget melihat uang dengan jumlah yang begitu banyak)
Dian : it, itu semua uang bapak?
Asep B : tentu saja, saya orang kaya..! hahaha… ini tolong ambil untuk membeli
pakaian dan beberapa alat rias.(Iwan fals - Bento )
Prita : maaf pak, kami tidak bisa menerima uang sebanyak itu.
Dian : tapi kak, itu kan…
Prita : sudah dian,ayo kita pulang.
Asep b : hei, pergi kemana kalian? Dasar tidak tau di untung!!
(dian dan prita pun pergi, di susul dengan Asep B) ( Para pemain keluar, setting
berikutnya rumah, dengan tikar. Ibu Wulan dengan keleng d tangannya.)
Bu Wulan : bagaimana cara membuka kaleng ini? Dasar anak-anak bodoh,
menyembunyikan uang di tmpat seperti ini.
(dari luar, terdengar teriakan Ibu Ambar, tetangga yang menagih hutang) (Ibu Ambar
masuk)

Ibu Ambar :Wulan !? keluar kau Wulan!


Bu Wulan : ia bu, sebentar.. silahkan masuk.
Ibu Ambar : aku tak sudi masuk kerumah bau seperti selokan ini. Mana
hutangmu yang kamu janjikan tempo dulu
Bu Wulan : ini bu, saya sedang berusaha mengeluarkan uangnya dari dalam
kaleng ini.
Ibu Ambar : kemarikan! ( lalu Ibu Ambar mengocok-ngocok kalengnya) berat
juga, baiklah tapi sepertinya ini masih belum cukup.

Bu Wulan : tapi bu, mana mungkin belum cukup? Isi kaleng itu mungkin saja
melebihi hutang-hutang saya bu.
Ibu Ambar : hah ? apa? Eh Wulan, dengar! Kamu ngutang sama saya sudah dari 4
tahun yang lalu! Dan rumah ini, jika suamiku bukan teman dekat
suamimu, sudah dari dulu saya tendang kalian dari sini!
Bu Wulan : tapi bu, berikan saya sedikit uang untuk makan malam nanti..?
Ibu Ambar : tidak!
Bu Wulan : kalau begitu berikan sedikit makanan untuk kami?
Ibu Ambar : ( dengan berat hati ia mengeluarkan selembar uang 5 ribu dan
melemparkannya pada bu Wulan) Nih! Minggu depan balikin duit ini! (Ibu Ambar
keluar)
( Ibu Ambar Pun pergi )
Bu Wulan : Kyaaaa…!!! Udang rebon, sampah! Dasar nenek tua!! ( menangis dan
mengamuk)

( buWulan keluar, setting berikutnya jalan pulang. Dian dan kakaknya bertemu
dengan teman-teman dian.)
Ajeng : Dian?
Dian : Eh Ajeng?
Prita : Eh, teman-temannya dian ya? Dian kakak duluan ya?Kakak takut ibu
marah.
Dian : ia kak. ( prita keluar)
Ayu : dian apa kabar? Kamu kemana aja?
Ajeng : ia di, kelas jadi sepi kalo ga ada kamu.
Dian : maaf ya, dua hari ini saya membantu kakak berjualan Koran.
(murung)
Nia : oh… maaf ya?
Dian : saya kasihan dengan kakak ! (dian menangis)
Nia : sudah dian…
Dian : terimakasih teman, kalian yang terbaik. (berpelukan)
(masuk ibu mawar, dan Malik)
Ibu Mawar : Malik, tunggu sebentar.!
Malik : Apa lagi sih mah?
Ibu Mawar : dengerin mamah dulu! Jika kamu terus-terusan seperti ini, masa
depanmu akan hancur!
Malik : ah..! terserah! ( pergi)
Ibu Mawar : Malik, Malik..!!? (bu mawar menghela napas)
( Ibu Mawar yang melihat seorang gadis kecil berjualan tiba tiba
menghampirinya )
Ibu Mawar : de? Jualan Koran ya?
Dian :ia bu.
Ibu Mawar : ibu beli satu de.
Ajeng : dian, saya pulang duluan ya?
Dian : ia jeng.
Ayu : besok kamu masuk sekolah ya!?
Nia : ia di, aku tunggu ya!?
Dian : Insyaallah.. (ajeng,Ayu dan Nia keluar) dah… eh maaf bu, ini
korannya.
Ibu Mawar : berapa de?
Dian : Dua ribu bu.
Ibu Mawar : yah, ibu ga ada uang kecil de..
Dian : oh, gimana ya ? saya pun belum menjual satupun Koran, jadi saya
belum memiliki kembalian bu..?
Ibu Mawar : begitu ya? Oh… ia, tadi ibu dengar kamu ga masuk sekolah?
Memangnya kamu sekarang kelas berapa?
Dian : kelas 8 bu.
Ibu Mawar : kamu sekolah dimana ?
Dian : saya sekolah di MTs Al-Hidayah bu.
Ibu Mawar : oh… itu kan tidak jauh dengan tempat saya bekerja?
Dian : hah? Jangan-jangan ibu bekerja di perusahaan besar yang di sebelah
sekolah saya?
Ibu Mawar : pemilik lebih tepatnya. Saya sebenarnya sudah lelah mengurus
perusahaan sendirian, maka dari itu saya mengajarkan pada anak saya
bagaimana menangani perusahaan, namun dia malah menolak.
Dian : jangan-jangan yang tadi itu?
Ibu Dian : benar. Kamu anak yang baik ya? Semoga lain kali kita bisa bertemu
lagi. Sekarang saya pergi dulu ya?
Dian : ia bu,terimakasih.
Ibu Mawar : (mengeluarkan uang 100 ribu) ambil saja kembaliannya.
Dian : beneran bu, terimakasih banyak bu..!!
(dengan wajah bahagia dian pun pergi) (dian dan bu Mawar keluar)
( setting berikutnya di rumah Malik. Malik dan Maya masuk )

Maya : apa sih susahnya ngomong!? SMS gak pernah, Nelfon ga pernah..?
Malik : sayang aku tuh sibuk! Kamu tau kan ?kerjaan di kantor itu ga semudah yang
kamu kira!
Maya : tapi kan bukan berarti kamu cuekin aku kaya gini..! (membuka hp dan
mengirim pesan)
Malik : kamu sms siapa sayang?
Maya : bukan urusan kamu!
Malik : rendi ya?
Maya : terus kenapa? Paling engga Rendi bisa lebih perhatiin aku sekarang ini.
Malik : (Yovie And Nuno; Manusia Biasa)
Maya : sayang? Maaf, tapi sungguh, aku ga bisa nerima kamu yang kayak gini…
Malik : kamu tuh kay anak kecil tau! Ga ada dewasanya.
Maya : jadi kamu ga suka?
Malik : ck… (malik keluar)
Maya : malik,malik!? Tunggu Malik!?
(maya dan malik bertengkar.sementara itu)

Latinka – Aku Bisa Mati


( setting berikutnya di rumah, dengan tikar ) ( ibu masuk dengan cemberut)
Ibu Wulan : dimana sih anak – anak sial itu? Jam segini masih belum pada pulang?
(mondar mandir)
(prita masuk)

Prita : Assalamualaikum..?
Ibu Wulan : Walaikumsalam.!(keras) mana duitnya? Mana..!!?
Prita : ini bu ? (mengeluarkan uang receh)
Ibu Wulan : apa? Kamu bilang ini uang? (melemparkan uang itu lalu menjambak
rambur prita) dasar anak tidak berguna!!
Prita :ibu sakit, ampun bu, ampun…!!
(masuk Asep Barong dan anak buahnya Baron)
Asep B : assalamualaikum!?
Ibu Wulan : Walaikumsalam. Eh kang Asep..? kumaha kang damang? (salam, sun
tangan)
Asep B : hahaha… WulanWulan, mana gadis yang kau janjikan? (prita kaget)
Ibu Wulan : sabar ya kang? Dian masih belum datang.
Asep B : oh.. Baron, bawa kursi saya!
Baron : siap bos!
Asep : korek!
Baron : ini tuan..
Prita : mau apa kalian di rumah kami?
Ibu Wulan : (melotot)
Asep B : Hahahaha… sudah cukup Wulan, hm… (menatap prita) gadis cantik
sepertimu sudah jarang sekali.
(Prita meludah, lalu berdiri dan keluar)
Prita : tak sudi aku bertatap wajah dengan pria bajingan sepertimu!
Ibu Wulan : (menjambak prita) cepat minta maaf!
Prita : Ga!( Geisha – Pergi Saja )
Asep B : sudah ! baron, biarkan gadis itu keluar.
Baron : siap tuan. (prita d tarik keluar)
Ibu Wulan : tunggu sebentar ya kang?
( Asep B , Baron , dan Bu Wulan keluar. Sementara itu Prita mencari kaleng tempat ia
menabung.)
Prita : dimana ya ?? sayayakin saya menyimpannya disini!
Ibu Wulan : kamu pasti sedang mencari kaleng duit itu kan?
Prita : ko ibu tau ? bu tolong bu, kemballikan kaleng itu? Itu semua untuk membayar
sekolah dian bu.?
Ibu Wulan : ahahaha… dian ga usah sekolah lagi, besok kita akan kaya, dan dian pun
ga usah susah payah sekolah!
Prita : jangan – jangan ibu mau menjual dian kepada orang itu? Kenapa ibu bisa
sekejam itu terhadap anak ibu sendiri?
Ibu Wulan : terserah ibu ! yang penting ibu bisa terlepas dari hidup susah ini !!
Prita : ibu memang kejam!

(prita berlari keluar rumah. Ibu Wulan pun keluar.) (sementara itu dian yang dalam
perjalanan pulang bertemu dengan kakaknya )
Prita : dian, dian kamu jangan pulang kerumah lagi!
Dian : kenapa kak? Apa yang sedang terjadi?
Prita : pokonya kamu jangan pulang kerumah! (arif masuk) arif? Arif kemari!
Arif : ia? Ada apa?
Prita : arif tolong jaga adik saya rif? Di rumah kamu masih ada kamar kosong kan?
Arif : ada ada, tapi ini mendadak sekali, ada apa ?
Dian : kakak, ada apa kak?
Prita :pokoknya sekarang kamu pergi dulu ke rumah arif, ini ambil pakaian mu, dan
ini uang tabungan kakak. Ambil ini. Besok kita akan bertemu lagi di terminal, oke.
Dian : tapi kak..?
Arif : sudah dian, sepertinya kakakmu sedang terburu-buru. (dian memeluk kakaknya)
Dian : sampai jumpa kak.
(semua keluar. Setting berikutnya kontrakan rumah arif)
Arif : silakan masuk. Anggap saja rumah sendiri.
Dian : terima kasih. Tapi anda siapa?
Arif : oh, tenang saja. Nama saya arif, saya teman lama kakakmu ko.
Dian : oh begitu ya. Syukur kalau begitu. Hem… kaleng ini apa isinya ya ?
Arif : gatau, tapi rasanya tadi dia bilang uang? Ayo kita coba buka?
(mereka membuka kaleng. Isinya uang dan perhiasan)
Dian : wah…? Banyak sekali..?
Arif : apa ini benar barang kakakmu?
Dian : entahlah. Ada surat!
(surat berisi tentang identitas barang yang d bawa prita)
Dian : oh, begitu ya. Saya harus menyusul kakak.
Arif : tunggu! Kamu ingat kanapa kata kakakmu?Kau dilarang kembali ke rumah,
pasti ada suatu alasan tertentu.Mending sekarang kamu tinggal disini.Bagaimana?
Dian : makasih kak? Saya hanya masih menghawatirkan kakak dirumah.

(hari esoknya, dian berangkat sekolah. Pulang sekolah, di dekat terminal)


( ajeng, Ayu, Nia masuk)
Ajeng : kasihan ya Dian?
Nia : emangnya kenapa?
Ayu : gini, kemaren aku sama ajeng bertemu dia sewaktu pulang sekolah.
Nia : loh? Bukannya kemarin-kemarin dian ga masuk?
Ajeng : dengerin dulu. Kami bertemu dian di jalanan tempat biasa ia berjualan Koran.
Nia : oh… (dian masuk)
Ajeng : dian !!?ngapain kamu disini ??
Dian : Hmm…. ( dengan mimik muka yang gelisah )
Ayu : heiii dian..?? ko kamu bête gtu?
Dian : maaf , aku lagi galau. aku sedang menunggu kakakku. Kami membuat janji
untuk bertemu disini.
Nia : hah..? galau? Galau itu apa?
Ayu : hu.. payah, ga gaul kamu!
Ajeng : eh berisik kalian!( Sambil mellirik Ayu dan Nia). Udah, jangan sedih dian…
(dian menangis)
(datangibu Komala) (ibu komala masuk)
Bu komala : Dian?
Dian : ibu???? (menghapus air matanya)
Ayu : ibu ??? Darimana??
Bu Komala :Ibu habis mengantar saudara ibu yang dari Surabaya.Hmm… kalian
disini lagi ngapain?
Nia : ini bu, tadi kita gak sengaja bertemu dengan Dian
Ajeng : dian lagi nunggu kakak nya bu.
Bu Komala : oh… oh ia dian, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Bisakah kita
bertemu dengan orangtua mu?
Dian : (tertegun) maaf bu, tapi saya tidak bisa bertemu dengan ibu saya karena suatu
alasan.
Bu Komala : memangnya ada kenapa ?
Dian : sebenarnya… (Arif masuk)
Arif : dian !!?
Dian : arif ? ada apa rif?
Arif : cepat ikut saya, ini masalah kakakmu!
Dian : apa? Kakak? Memangnya ada apa dengan kakak? (bu mawar masuk)
Bu Komala : tunggu dian, ada seseorang ingin bertemu denganmu! Dan ini dia
orangnya.
Dian : bu mawar?
Bu Mawar : hai dian…
Arif : maaf bu, tapi ada hal penting yang harus kami lakukan. Ayo dian ! (memaksa
dian)
Dian : tapi…
(dian dan arif keluar, di ikuti teman dian. Saat dian keluar, tak sengaja dian
bertubrukan dengan Malik, lalu terjadi kontak mata) ( Malik tertegun, bingung )
Bu Mawar : ibu komala? Kemana anak itu akan membawa dian ?
Bu Komala : entahlah, tapi sepertinya ada yang tak beres.
Bu Mawar : kalo begitu kita ikuti mereka saja!?
Bu Komala : maaf bu, saya tidak bias,saya ada urusan penting.
Malik : sepertinya kita harus cepat mah! Mereka keburu jauh..
Bu Mawar : benar, ayo!
( semua keluar, setting berikutnya rumah dian. Dian dan Arif masuk.)
Dian : dimana kakak ?
Arif : tunggu sebentar. (buWulan masuk menangkap Dian. Asep B dan anak buahnya
masuk)
Asep B : bravo bravo..! bagus sekali! Hahaha…
Dian : Ibu? Ibu tolong lepaskan saya bu!
Bu Wulan : Diam! Dasar anak ga tau di untung!
Dian : kakak, dimana kakak?
Asep B : mmaksudmu wanita ini ? hahaha…
Dian : kakak!? (dian di lepas, memeluk kakak yang tak berdaya.) (costum kakak
berantakan)( Apa yang terjadi kak? Apa yang terjadi? )
Prita : pergi de, cepat pergi!
Asep B : kerja bagus, kerja bagus, ini imbalanmu. (mengeluarkan uang)
Arif : hahaha… bukan apa-apa. Terima kasih tuan.
Dian : Arif ? jadi kamu ?

Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha… sampai jumpa. (arif
keluar)
Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang
Asep? Ibu akan kaya nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha…
Dian : jadi? Ibu berniat menjual saya? Tidak bu, saya masih ingin melanjutkan
sekolah! (menangis)
Bu Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya!
Orang miskin seperti kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki,
perempuan, tua, muda, kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan
pendidikan dan mereka pun berhak mendapat ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu
mana untuk kita makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah saya bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu!
Mereka memakan semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada
satupun diantara mereka yang melirik orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?
(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)
Malik : saya mengerti. Saya mengerti semua penderitaan kalian.

(semua melotot)
Asep B : siapa anak ini ?
Malik : saya bukan siapa-siapa. Dan saya tak ingin mengikuti urusan kalian.Tapi, saya
memiliki urusan yang penting dengan gadis ini.( sambil menunjuk kearah dian ) ( dian
kaget, dan melirik Malik )
Asep B : bagus juga bicaramu. Baron?Buat dia untuk berlutut.
Baron : siap tuan. Kemari! (pemain lain kepinggir masih dalam posisi dan keadaan
yang sama.) hiah…!!! (baron menyerang Malik. Malik melawan dan Baron kalah.)
Bu Mawar : Malik ..!?
Malik : sudah cukup. Aku tak ingin ada lagi yang terluka.
Asep B : berengsek! Berani kau ya..!!? awas kalian! Baron, ayo pergi!
Baron : tunggu tuan! (baron dan asep B keluar)
Bu Wulan : kau..!! (menyerang Malik)
Malik : tunggu bu. Yang ibu inginkan uang kan? Ini, ambil seberapa banyak yang ibu
mau.Tapi, biarkan kami membawa putri ibu bersama kami.
Bu Wulan : hah… baik, tapi…
Bu Mawar : saya mengerti, jika anda kekurangan uang, saya akan memberikan sedikit
uang setiap minggunya.
Bu Wulan : saya mengerti. Hahaha… kalo begitu, dah…”
(buWulan keluar. Pemain berkumpul mengitari Dian dan kakaknya)
Theme song:ost. 49 DAYS
Dian : kakak,? Bangun kak?
Ayu : kita harus membawanya kerumah sakit! Ayo!
Prita : tidak, saya tidak apa-apa…
Dian : tapi kak? Kenapa tubuh kakak penuh dengan luka seperti ini?
Prita : tidak apa-apa ko de… oh ia, bagaimana sekolahmu? (semua menangis)
Dian :……hikshiks… (menangis sambil menundukkan kepala)
( Bu Mawar masuk )
Bu Mawar : Ibu yang akan membiayai sekolah adik mu. Tidak hanya Dian, kamu pun
akan ibu biayai untuk melanjutkan lagi sekolah
Dian : Benarkah itu bu ????
Bu Mawar : Tentu saja… ibu akan mengangkat kalian sebagai anak ibu, dan kalian
mulai sekarang akan tinggal bersama ibu.
Prita : terima kasih bu, terima kasih banyak.Hmmm…Malik?Aku tak menyangka bisa
bertemu lagi denganmu.
Malik :Prita?? sudah lama ya kita gak bertemu?
Bu Mawar : Malik? Prita ini jangan-jangan..?
Malik : ia bu. Dialah orang pertama yang mampu menyelesaikan teka teki fenomena
badai matahari, dan dia juga yang mampu menembus dokumen kantor dari computer
sekolah. Dialah orang yang ibu cari.
Ajeng : maaf, tapi sepertinya ini bukan saat yang tepat untuk bernostalgia.
Bu Mawar : benar, ayo bawa prita ke rumah sakit!(sementara itu, prita dan dian, juga
beserta bu Mawar pergi ke rumah sakit. Semua pemain keluar.)
Beberapa tahun kemudian……. Dian kini telah tumbuh menjadi gadis yang pintar,
sekarang dia bersekolah di salah satu SMA terfavorite di Jakarta.
(Di sekolah Dian, terlihat dian dan teman temannya sedang asyik berbincang-bincang.
Dian yang dulunya seorang gadis yang pemurung kini menjadi ceria
Nia : Beruntung yah kamu dian bisa bertemu dengan ibu mawar yang baiikkkk
banget….sampe sampe sekarang kamu bisa ngelanjutin sekolah lagi bareng bareng
kita.
Dian : Iya…aku memang beruntunggggg bangeett….pokok nya aku harus jadi
seseorang yang sukses supaya aku bisa membalas semua kebaikan bu mawar dan Kak
Malik juga kakak ku, Kak Prita
Ayu : hmm… aku turut bahagia Dian, semoga apa yang kamu impikan dapat terwujud
Dian : Aminnn…Makasih yah Ayu
Ajeng : Semoga…kebersamaan kita ini gak akan pernah berakhir sampai nanti
Ayu : Iya…aku juga berharap seperti itu

(adegan berikutnya Malik dan Maya masuk.)


Sementara itu, Malik anak dari bu mawar yang awalnya tidak bersedia untuk
meneruskan perusahaan ibu nya kini telah menjadi direktur utama diPerusuhaan itu.
( Terlihat malik sedang bersama dengan kekasih nya )

Maya : kamu kenapa sayang?


Malik : kita sudah tidak bisa main-main lagi. aku rasa hubungan kita sudah cukup
sampai disini !!!
Maya : Maksud kamu????setelah semua yang kita lalui? Terus kamu mengakhiri
hubungan kita gitu aja ?
Malik : aku ingin kamu memahami makna sesungguhnya hidup ini. Aku ingin kau
menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Maya : Sebenarnya kamu ngomong apa sih??? apapun akan kulakukan untukmu, tapi
jangan sampai kau meninggalkan ku Malik!
Malik :Apa kamu gak ngerti ?? Sebenarnya aku udah lelah dengan semua sikap sikap
mu selama ini.Dan sekarang hanya satu yang aku inginkan darimu, jalanilah hidup ini
dengan sebaik mungkin. . Tolong rubahlah sikapmu yang kekanak-kanakkan itu.
Maya : aku janji. Aku pun kini mulai mengerti arti hidup yang sebenarnya.Setelah
mendengar kisah prita darimu, aku kini menjadi paham betapa beruntungnya aku.aku
sangat bersyukur pada apa yang telah tuhan berikan.
Malik : akhirnya kamu mengerti juga maya. Aku rasa kamu kini sudah siap.
Maya : siap untuk apa? (malik bersimpuh, dan mengeluarkan cincin)
Malik : aku ingin memilikimu seutuhnya. Maukah kau mencintaiku sepanjang
hayatmu?
Maya :Hah?? Maksud kamu???????
Malik : iya…. Maksud ku,, aku ingin kamu menjadikan kamu sebagai pendamping
hidup ku kelak
Yovie – Janji Suci
Maya : Tapi…?? Barusan ??
Mallik : aku hanya bercanda. Jadi, maukah kau menerima pernyataan ku itu ??
Maya : Iya,, malik… aku mau

Akhirnya, kebahagiaan pun menyelimuti mereka.Prita kini telah


menyelesaikan kuliah nya di Universitas Indonesia. Sekarang ia bekerja di perusahaan
Bu Mawar sebagai asisten manager.Dan Malik yang baru saja melamar kekasihnya
berencana untuk segera melakukan pertunangan nya dengan maya. Perusahaan Bu
Mawar kini semakin maju berkat kerja keras dari prita dan juga Malik.Mereka semua

pun hidup bahagia.

Anda mungkin juga menyukai