Tema
Kehidupan seorang anak yang penuh dengan doa dan restu dari orang tua berkat
kepatuhannya.
Tokoh dan Perwatakan
Aska : Pantang menyerah dan patuh pada orang tua
Ayah : Baik hati
Ibu : Penyayang
Anna : Rendah hati
Pak Soni: Ramah
Naskah Drama
Suatu hari di sebuah rumah yang penuh dengan kesederhanaan, Aska telah bersiap
dengan semangat untuk mencari dan melamar pekerjaan.
Aska :Ayah, Ibu. Aska pamit dulu ya. Mau coba lamar kerja siapa tau rejekinya sudah
dekat.
Ibu :Iya Nak, Ibu doakan yang terbaik untuk kamu.
Ayah :Iya, jangan lupa berdoa dulu ya. Harus tunjukkan sikap yang sopan dan santun.
Aska :Iya, Ayah, Ibu.
Namun sayangnya hari itu Aska belum mendapat secercah harapan. Sebab, tidak ada
perusahaan yang menerimanya karena statusnya yang hanya lulusan SMA. Tetapi tidak
pernah terlintas di benak Aska untuk berputus asa apalagi kecewa atas apa yang tengah
ia hadapi. Ia juga tak pernah sekalipun merasa hal yang terjadi saat ini adalah kesalahan
dari orang tuanya.
Hari kemudian, Ibu berusaha untuk membangkitkan semangat Aska dengan menyiapkan
sarapan agar ia tidak tenggelam dalam kesedihannya karena belum mendapat pekerjaan.
Melihat Aska belum juga keluar kamar, Ibu segera memanggilnya.
Ibu :Aska ayo sarapan dulu!
Aska :Iya Bu, sebentar.
Ayah :Ayo, Ka nanti keburu habis nih sarapannya.
Tak lama kemudian, Aska bergegas menuju meja makan dan duduk bersama kedua orang
tuanya.
Ibu :Kamu lama sekali. Sekarang terlihat rapih dan wangi, mau berangkat ke mana?
Aska :Oh iya aku lupa belum bilang. Ibu, Ayah, rencananya hari ini Aska akan melamar
kerja lagi.
Ayah :Lamar kerja di mana?
Aska :Di tempat Anna magang, Yah, Bu.
Ibu :Oh Anna teman SMA kamu itu ya?
Aska :Iya Bu, Aska akan berusaha lebih keras dari kemarin.
Ayah :Hmm.. Maafkan Ayah ya, Nak. Karena Ayah semuanya jadi begini. Seharusnya
kamu kuliah, bukan berkerja.
Aska :Ayah ini ngomong apa sih? Semuanya kan baik-baik saja, Ayah ga salah apa-apa.
Yang terpenting buat Aku, Ayah dan Ibu sehat, bahagia dan selalu tersenyum. Hehehe.
Ayah :Terima kasih ya, Nak. Kamu memang anak Ayah yang paling baik dan pengertian.
Aska :Ih Ayah ini bagaimana, aku kan memang anak Ayah dan Ibu satu-satunya.
Ibu :Hahaha ada-ada saja nih anak kesayangan Ibu. Ayo dimakan dulu sarapannya nanti
keburu dingin.
Aska :Baik, Bu.
Setelah menghabiskan sarapan, Aska berpamitan dan meminta restu dari kedua orang tuanya. Sebab
Aska yakin bahwa restu Ayah dan Ibu sangat berarti dalam setiap langkah kehidupannya.
Aska :Yah, Bu, aku pamit ya. Mohon doanya supaya aku bisa langsung diterima, mendapatkan
penghasilan dan bisa membangun perusahaan supaya sukses seperti Ayah.
Ibu :Iya sayang, Ibu selalu doakan agar semua impian kamu bisa terwujud dan berjalan lancar.
Ayah :Iya, Nak. Ayah juga selalu doakan supaya jagoan Ayah yang satu-satunya ini bisa kuat dan selalu
sayang sama Ibu dan Ayah.
Aska :Iya, Ibu. Iya, Ayah. Aska akan berusaha yang terbaik untuk Ayah dan Ibu karena bagi Aska,
seperti apapun kondisinya, kalian tetap orang tua terbaik untuk Aska.
Ibu :Iya sayang, hati-hati ya.
Aska :Iya Bu, Assalamualaikum.
Ayah&Ibu:Waalaikum salam.
Dengan berbekal doa dan harapan dari kedua orang tua, akhirnya Aska sampai di tempat yang ia tuju
dan bertemu dengan Anna. Merekapun bergegas menuju ruangan Pak Soni, pemilik perusahaan
tersebut.
Anna :Pagi, Pak. Ini teman yang saya rekomendasikan untuk mengisi bagian operasional yang kosong.
Pak Soni:Oh ya, silahkan masuk.
Annapun langsung kembali ke meja kerjanya yang berada di luar ruangan Pak Soni. Hati Aska rasanya
berdebar kencang mengingat telah sekian kalinya ia melamar pekerjaan dan semua gagal. Akankah hal
sama akan terjadi kembali atau ada keajaiban baru yang sejak lama ia nantikan?
Ti: uda van, berhenti dulu. Toh mereka uda gak ngejar kita lagi.
Van: iya. Untung aja ya kita lari sebelum di apa-apain sama mereka.
Tiba-tiba mereka di todong oleh seorang rampok.
Rampok: hey kalian, serahkan hp, dompet sama laptop kalian. Cepat!!! [dgn nada keras sambil
menodongkan pisau]
Van: i... i.... iya bang. [ sambil menyerahkan hp, dompet dan laptop nya.]
Sementara itu ti ketakutan dan sembunyi di balik van. Dari kejauhan Candranui melihat van dan ti
tengah di rampok.
Candranui: cuy, mereka di rampok tu. Kita tolong yok.
Karyauan: ngapain sih cuy, mereka aja tadi lari pas kita mau ngamen. Loe peduli amat sih ma
mereka.
Candranui: kita itu sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong. Walau sejahat apapun
mereka sama kita.
Karyauan: ya udah lah terserah mu. Aku disini aja.
Candranui: ya udah kau telpon polisi aja. Biar rampok tu aku yg ngurus
Karyauan: ok.
Akhirnya Candranui datang dan membantu van dan ti.
Rampok: hei, siapa lu. Gak usah ikut campur. Mau mampus lu.
Tanpa banyak kata, Candranui langsung berkelahi dgn rampok tersebut. Akhirnya sang rampok kalah
dan tersungkur di tanah. Di waktu yg bersamaan pun Karyauan bersama pak polisi datang dan pak
polisi pun langsung memborgol rampok tersebut.
Polisi: terima kasih ya nak. Orang ini sudah menjadi buronan kami selama ini. Karena kamu, kami
sekarang bisa menangkap nya.
Candranui: iya pak, sama-sama.
Polisi: ayok ikut....[sambil membawa sang rampok]
Dengan sedikit menahan rasa sakit Candranui memberikan laptop, hp dan dompet milik van.
Candranui: ini barang lo cuy
Dengan rasa malu van mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.
Van: makasih ya bro. Gue gak tau kalo gak ada lo tadi. Oh ya, maaf ya tentang yg tadi. Gue kira