Anda di halaman 1dari 3

Suatu hari di sebuah rumah yang penuh dengan kesederhanaan, Aska telah bersiap dengan semangat

untuk mencari dan melamar pekerjaan.

Aska :Ayah, Ibu. Aska pamit dulu ya. Mau coba lamar kerja siapa tau rejekinya sudah dekat.

Ibu :Iya Nak, Ibu doakan yang terbaik untuk kamu.

Ayah :Iya, jangan lupa berdoa dulu ya. Harus tunjukkan sikap yang sopan dan santun.

Aska :Iya, Ayah, Ibu.

Namun sayangnya hari itu Aska belum mendapat secercah harapan. Sebab, tidak ada perusahaan yang
menerimanya karena statusnya yang hanya lulusan SMA. Tetapi tidak pernah terlintas di benak Aska
untuk berputus asa apalagi kecewa atas apa yang tengah ia hadapi. Ia juga tak pernah sekalipun merasa
hal yang terjadi saat ini adalah kesalahan dari orang tuanya.

Hari kemudian, Ibu berusaha untuk membangkitkan semangat Aska dengan menyiapkan sarapan agar ia
tidak tenggelam dalam kesedihannya karena belum mendapat pekerjaan. Melihat Aska belum juga
keluar kamar, Ibu segera memanggilnya.

Ibu :Aska ayo sarapan dulu!

Aska :Iya Bu, sebentar.

Ayah :Ayo, Ka nanti keburu habis nih sarapannya.

Tak lama kemudian, Aska bergegas menuju meja makan dan duduk bersama kedua orang tuanya.

Ibu :Kamu lama sekali. Sekarang terlihat rapih dan wangi, mau berangkat ke mana?

Aska :Oh iya aku lupa belum bilang. Ibu, Ayah, rencananya hari ini Aska akan melamar kerja lagi.

Ayah :Lamar kerja di mana?

Aska :Di tempat Anna magang, Yah, Bu.

Ibu :Oh Anna teman SMA kamu itu ya?

Aska :Iya Bu, Aska akan berusaha lebih keras dari kemarin.

Ayah :Hmm.. Maafkan Ayah ya, Nak. Karena Ayah semuanya jadi begini. Seharusnya kamu kuliah, bukan
berkerja.

Aska :Ayah ini ngomong apa sih? Semuanya kan baik-baik saja, Ayah ga salah apa-apa. Yang terpenting
buat Aku, Ayah dan Ibu sehat, bahagia dan selalu tersenyum. Hehehe.

Ayah :Terima kasih ya, Nak. Kamu memang anak Ayah yang paling baik dan pengertian.

Aska :Ih Ayah ini bagaimana, aku kan memang anak Ayah dan Ibu satu-satunya.
Ibu :Hahaha ada-ada saja nih anak kesayangan Ibu. Ayo dimakan dulu sarapannya nanti keburu dingin.

Aska :Baik, Bu.

Setelah menghabiskan sarapan, Aska berpamitan dan meminta restu dari kedua orang tuanya. Sebab
Aska yakin bahwa restu Ayah dan Ibu sangat berarti dalam setiap langkah kehidupannya.

Aska :Yah, Bu, aku pamit ya. Mohon doanya supaya aku bisa langsung diterima, mendapatkan
penghasilan dan bisa membangun perusahaan supaya sukses seperti Ayah.

Ibu :Iya sayang, Ibu selalu doakan agar semua impian kamu bisa terwujud dan berjalan lancar.

Ayah :Iya, Nak. Ayah juga selalu doakan supaya jagoan Ayah yang satu-satunya ini bisa kuat dan selalu
sayang sama Ibu dan Ayah.

Aska :Iya, Ibu. Iya, Ayah. Aska akan berusaha yang terbaik untuk Ayah dan Ibu karena bagi Aska, seperti
apapun kondisinya, kalian tetap orang tua terbaik untuk Aska.

Ibu :Iya sayang, hati-hati ya.

Aska :Iya Bu, Assalamu’alaikum.

Ayah&Ibu:Waalaikum salam.

Dengan berbekal doa dan harapan dari kedua orang tua, akhirnya Aska sampai di tempat yang ia tuju
dan bertemu dengan Anna. Merekapun bergegas menuju ruangan Pak Soni, pemilik perusahaan
tersebut.

Anna :Pagi, Pak. Ini teman yang saya rekomendasikan untuk mengisi bagian operasional yang kosong.

Pak Soni:Oh ya, silahkan masuk.

Annapun langsung kembali ke meja kerjanya yang berada di luar ruangan Pak Soni. Hati Aska rasanya
berdebar kencang mengingat telah sekian kalinya ia melamar pekerjaan dan semua gagal. Akankah hal
sama akan terjadi kembali atau ada keajaiban baru yang sejak lama ia nantikan?

Aska :Pagi, Pak. Perkenalkan saya Aska.

Pak Soni:Oke Aska Widjaya Diningrat. Silahkan duduk.

Aska :Terima kasih, Pak.

Pembicaraan antara Aska dengan Pak Soni tidak seperti tahap seleksi karyawan pada umumnya. Yang
mereka bicarakan kurang lebih seputar keseharian dan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan
Aska. Mungkin dari pembicaraan tersebut, naluri Pak Soni bisa menyimpulkan karakter dan perilaku
Aska. Hingga akhirnya Pak Soni yakin bahwa Aska layak untuk berkerja di perusahaannya.

Aska :Terima kasih banyak atas kepercayaannya, Pak.


Pak Soni:Iya sama-sama. Selamat bergabung ya. Besok kamu sudah bisa mulai berkerja.

Aska :Baik, Pak.

Melihat Aska sudah keluar dari ruangan, Anna segera menghampirinya.

Anna :Gimana, Ka?

Aska :Alhamdulillah ga setegang yang aku kira, Na. Makasih banyak, ya. Mulai besok aku bisa kerja.

Anna :Wah selamat ya! Aku tau kalo kamu pasti bisa.

Aska :Makasih, Na. Makasih banyak. Kalo ga ada kamu, aku ga tau deh bakal jadi apa.

Anna :Ka, hal ini terjadi tuh berkat ridho dari Tuhan yang sudah mengijabah semua doa kamu, Ibu dan
Ayah kamu.

Aska :Iya Na, kamu bener. Mereka memang orang tua yang hebat dan luar biasa untuk aku.

Anna :Iya, kamu patut bersyukur telah memiliki mereka. Ayo sekarang pulang dan beritahu kabar
gembira ini!

Aska :Oke, Na. Aku pulang dulu ya. Terima kasih banyak!

Anna :Iya sama-sama.

Dengan gembira dan wajah berbunga-bunga akhirnya Aska bercerita pada Ayah dan Ibunya bahwa ia
telah mendapat pekerjaan. Sungguh kabar bahagia yang sangat dinantikan oleh kedua orang tua Aska.
Sikap patuhnyapun tak pernah berubah hingga akhirnya ia menjadi orang yang sukses dan berhasil
membangkitkan kehidupan ekonomi keluarga.

Anda mungkin juga menyukai