Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SYAJA’AH (BERANI MEMBELA KEBENARAN)

KELAS XI MIPA 6

KELOMPOK V

1. Ulfiana
2. Althaf Faudzan Abhiyyah
3. Andi Ayesha Ghania Safitri
4. Khadijah
5. Nurul Aura
6. Sitti Salwa Az-zahrah

Pembimbing: Jamaluddin, Shaleh

UPT SMA NEGERI 1 BARRU


TAHUN AJARAN 2022/2023
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah swt. Tuhan seru sekalian alam. Salawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita baginda Nabi Besar Muhammad saw. serta para keluarganya,
para sahabat dan para pengikut setianya sampai saat ini, aamiin.

Dengan kehendak dan kuasa Allah SWT. akhirnya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “Syaja’ah (berani membela kebenaran)” dengan sebaik-
baiknya. Penyusunan makalah ini, kami susun dengan mencari referensi di internet dan
sumber-sumber terpercaya. Olehnya, kami mengucapkan banyak terima kasih pada pihak
terkait, terutama kepada guru bidang studi PABP, yaitu Bapak Jamaluddin, S.Pd.I atas
bimbingannya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai kajian terhadap
pengetahuan mengenai Syaja’ah (berani membela kebenaran).

Tentu kami sangat menyadari bahwa makalah ini, jauh dari kata sempurna dan
tentunya memiliki banyak kekurangan sebab yang menyusun makalah ini, hanya manusia
serba terbatas.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini daapat digunakan sebagaimana
mestinya, dan semoga dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Barru, 31 Juli 2022

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................….ii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Batasan Masalah..........................................................................................1
D. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Pengertian Syaja’ah..................................................................................3
B. Dalil Syaja’ah...........................................................................................3
C. Implementasi Bentuk-bentuk Syaja’ah....................................................5
D. Hubungan Syaja’ah dengan Kejujuran.....................................................6
E. Hikmah Syaja’ah......................................................................................7
BAB III.................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................….8
B. Saran.....................................................................................................….9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah SWT. memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar tidak
menjadi penakut dan pengecut. Karena rasa takut dan pengecut akan membawa
kegagalan dan kekalahan. Keberanian adalah tuntunan keimanan. Iman pada Allah
SWT. mengajarkan kita menjadi orang-orang yang berani menghadapi beragam
tantangan dalam hidup ini. Tantangan utama yang kita hadapi adalah
memperjuangkan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan.
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan
dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama menjadi lemah di atas kebohongan,
khianat, serta perbuatan curang. Karena mulianya orang-orang yang jujur, baik di sisi
Allah SWT. dan di sisi manusia. Kejujuran harus di tegakkan meskipun berat dan
sulit. Allah SWT. menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan bukti
kesaktian jujur.
Kejujuran membuat hati menjadi damai dan tentram. Tidak aka nada ketakutan
maupun kecemasan yang mengikuti. Namun, sekarang ini, kejujuran dalam
penerapannya masih sangat kurang. seperti, perilaku mencontek yang seolah lazim
dilakukan anak-anak di bangku sekolah, karena takut nilainya tidak tuntas.
Islam tidak menyukai orang yang lemah/penakut. Orang yang lemah/penakut
biasanya tidak berani mempertahankan hidup sehingga gampang putus asa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Syaja’ah?
2. Bagaimana dalil Syaja’ah?
3. Bagaimana bentuk implementasi Syaja’ah?
4. Bagaimana hubungan Syaja’ah dengan kejujuran?
5. Apa hikmah dari bersikap Syaja’ah?

C. Batasan Masalah
Diperlukan batasan masalah sebagai target penyusunan. Berikut batasan
masalah yang dapat diambil:
 Pengertian Syaja’ah secara etemologi, bahasa dan istilah.
 Firman Allah SWT. dan hadis-hadis Nabi mengenai Syaja’ah.
 Bentuk-bentuk implementasi Syaja’ah.
 Syaja’ah dengan kejujuran serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Hikmah yang dapat dipetik dari sikap Syaja’ah.

1
D. Tujuan
Terkait materi ini, Adapun tujuannya yaitu:
 Memenuhi tugas PAI yang diberikan oleh Bapak Jamaluddin S.Pd.I
 Mengetahui pengertian dan dalil Syaja’ah
 Mengetahui bentuk implementasi Syaja’ah.
 Memahami hikmah bersikap Syaja’ah daan mampu mengimplementasikannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

E. Pengertian Syaja’ah
Secara etimologi Syaja’ah berarti keberanian. Syaja’ah menurut bahasa artinya
berani. Sedangkan menurut istilah pengertian Syaja’ah adalah keteguhan hati,
kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan
dan terpuji.
Keberanian yang berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh
pertimbangan dan perhitungan untuk mengharapkam keridhaan Allah. Jadi, Syaja’ah
adalah keberanian yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh
pertimbangan.
Ada dua macam Syaja’ah, pertama yakni syaja’ah harbiyah: keberanian dalam
peperangan. Dan kedua, syaja’ah nafsiyah: keberanian terkait dengan jiwa (saat
menghadapi bahaya atau untuk menengakkan kebenaran).
Orang yang memiliki sifat syaja’ah disebut syuja’ (pemberani). Lawan dari
kata syaja’ah adalah jubun atau jabannah yang berarti lemah hati (pendirian) dan
takut. Orang yang memiliki sifat jabanah disebut jabban (yang sangat
penakut/pengecut).
Asy syaja’ah adalah salah satu ciri yang dimiliki orang yang istiqamah di jalan
Allah, selain ciri-ciri berupa al-ithmi’nan (ketenangan) dan at-tafaul (optimisme).
Di dalam Syara’ agama islam, pekerti yang demkian dinamakan “Amar Bil
Ma’ruf, Nahyi Anil Munkar” yang artinya menyuruh berbuat baik, dan mencegah
berbuat jahat. Adapun islam sejak dilahirkan adalah pembela dan menegakkan
kebenaran yang tulen, kebenaran yang tidak bercampur sedikit pun dengan keraguan.
Rasulullah Saw. adalah suri tauladan yang patut dan satu-satunya contoh yang patut
diikuti, terutama keberanian beliau dalam berusaha menyebarkan agama Islam,
berbagai tantangan beliau lewati, dengan sabar beliau menghadapinya. Keberanian
Rasulullah dibuktikan lewat perang-perang yang beliau lakukan. Dan berkat
keberanian dan kesabaran Rasulullah kita bisa merasakan ni’matnya berislam hingga
sekarang ini.

F. Dalil Syaja’ah
Di dalam Al-Qur’an sudah Allah terangkan ke dalam beberapa ayat yang
berbunyi sebagai berikut:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫َواَل تَ ِهنُوْ ا َو اَل تَحْ َزنُوْ ا َواَ ْنتُ ُم ااْل َ ْعلَوْ نَ اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِ ْين‬

wa laa tahinuu wa laa tahzanuu wa angtumul-a'launa ing kungtum mu-miniin

3
"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 139).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫ۗ وا تَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ ۤ


َ ‫ٰيـاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اصْ بِرُوْ ا َو‬
َ  ‫صا بِرُوْ ا َو َرا بِطُوْ ا‬

yaaa ayyuhallaziina aamanushbiruu wa shoobiruu wa roobithuu, wattaqulloha


la'allakum tuflihuun

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu


dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 200).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ْ ‫ك َواَل ت‬
ِ َ‫َط َغوْ ا ۗ اِنَّهٗ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ ب‬
‫ص ْي ٌر‬ َ ‫فَا ْستَقِ ْم َك َم ۤا اُ ِمرْ تَ َو َم ْن تَا‬
َ ‫ب َم َع‬
fastaqim kamaaa umirta wa mang taaba ma'aka wa laa tathghou, innahuu bimaa
ta'maluuna bashiir

"Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat terhadap apa yang kamu
kerjakan." (QS. Hud 11: Ayat 112).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ۤ ‫هّٰلِل‬ ۤ
ُ‫ـرب‬ َ ‫ْط ۖ  َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن َٰا نُ قَوْ ٍم ع َٰلى اَ اَّل تَ ْع ِدلُوْ ا ۗ اِ ْعـ ِدلُوْ ا ۗ هُـ‬
َ ‫ـو اَ ْقـ‬ ِ ‫ٰيـاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكوْ نُوْ ا قَوَّا ِم ْينَ ِ ُشهَدَٓا َء بِا ْلقِس‬
َ‫ۖ وا تَّقُوا هّٰللا َ ۗ اِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ٌر بِۢ َما تَ ْع َملُوْ ن‬
َ  ‫لِلتَّ ْق ٰوى‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuu kuunuu qowwaamiina lillaahi syuhadaaa-a bil-qisthi


wa laa yajrimannakum syana-aanu qoumin 'alaaa allaa ta'diluu, i'diluu, huwa
aqrobu lit-taqwaa wattaqulloh, innalloha khobiirum bimaa ta'maluun

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena
Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil)
itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha
Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)

Adapun tentang sikap Syaja’ah Rasulullah saw. bersabda:

4
‫الشـ ِدي ُـد الَّ ِذي‬
َّ ‫الصـ َر َع ِة ِإنَّ َمــا‬ َّ ‫ْس‬
ُّ ِ‫الشـ ِدي ُـد ب‬ َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسـلَّ َم قَــا َل لَي‬ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ب )رواه البخاري ومسلم‬ ِ ‫ض‬ ْ ْ
َ ‫ك نَف َسهُ ِع ْن َد ال َغ‬ُ ِ‫يَ ْمل‬

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW berkata, "Orang yang kuat
bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu
menguasai dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim).

‫ض ُل ْال ِجهَا ِد َكلِ َمةُ َع ْد ٍل ِع ْن َد س ُْلطَا ٍن َجاِئ ٍر‬


َ ‫َأ ْف‬

Artinya: "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik)
di hadapan penguasa yang zalim." (HR Abu Daud).

G. Implementasi Bentuk-bentuk Syaja’ah

Syaja’ah dapat terimplementasikan menjadi beberapa bentuk. Berikut diantaranya:

1) Quwwatul Ihtimal (Daya Tahan Yang Besar)


Seseorang terbukti memiliki sifat syajaah ketika ia mampu bersabar dan siap
untuk menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, ataupun yang lainnya
ketika berjuang di jalan Allah SWT. Banyak kisah-kisah perjuangan para
sahabat yang menceritakan tentang gambaran hal ini. Misalnya saja Bilal bin
Amr bin Yasir yang mengalami penyiksaan agar mengingkari keimanannya.
Namun, beliau tetap teguh pada keimanannya.

2) Ash-Sharahah Fil Haq (Terus Terang Dalam Kebenaran)


Berani untuk berterus terang dalam kebenaran menjadi salah satu
implementasi lainnya dari sifat syajaah (berani).

3) Kitmanu As-Sirri (Memegang Rahasia)


Dalam memegang rahasia, tentunya butuh keberanian pada diri kita. Apalagi
informasi yang kita pegang tersebut terindikasi berbahaya jika ada
kebocoran. Dengan menjaga rahasia, seseorang juga menjaga amanah yang
telah diberikan oleh orang lain. Di kalangan sahabat Rasulullah saw pun
tidak banyak yang dipercaya sebagai pemegang rahasia. Salah satu sahabat
yang mampu menjaga rahasia adalah Hudzaifah Ibnul Yaman ra. yang
sangat dikenal akan dengan sebutan Shahibus Sirri (pemegang rahasia).
Hudzaifah adalah sahabat yang Rasulullah beritahukan mengenai semua
orang-orang munafik yang ada. Selama hidupnya, Hudzaifah ini menjaga
informasi mengenai hal ini bahkan kepada khalifah yang sedang menjabat
saat itu (Khalifah Umar).

4) Al-I’tirafu Bil Khatha’i (Mengakui Kesalahan)


Orang yang siap dan mau mengakui kesalahannya menjadi salah satu ciri
orang yang memiliki sifat syajaah (berani). Mengakui kesalahan memang
tidak mudah. Kita harus siap untuk dicaci, dimaki, dikucilkan ataupun hal

5
lain yang diakibatkan karena kesalahan yang pernah kita perbuat.
Dibutuhkan keberanian yang besar untuk mengakui kesalahan dan siap
untuk menerima konsekuensi atas kesalahan yang kita lakukan tersebut.

5) Al-Inshafu Min Adz-Dzati (Bersikap Objektif Pada Diri Sendiri)


Ada sebagian orang yang menganggap dirinya lebih dari orang lain (over
confidence). Ada juga sebagian orang yang menganggap dirinya lebih bodoh
dibandingkan orang lain (under confidence). Jika hal tersebut muncul dalam
diri seseorang, tentunya tidak proporsional dan tidak objektif terhadap diri
sendiri. Orang yang bersifat syajaah akan menilai dirinya secara objektif dan
meyakini bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan.

6) Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadhabi (Menguasai Diri Saat Marah)


Salah satu ciri orang yang memiliki sifat syajaah adalah ketangguhan ia
dalam melawan hawa nafsu dan amarah. Meskipun dalam kondisi yang
emosional, ia masih dapat berpikir jernih.

H. Hubungan Syaja’ah dengan Kejujuran


Hubungan Syaja’ah dengan kejujuran yaitu untuk menyampaikan suatu
kejujuran atau kesesuaian antara ucapan dan perbuatan dibutuhkan sikap Syaja’ah
(keberanian).

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Syaja’ah harbiyah, yaitu keberanian yang terlihat atau tampak jelas, dapat
dilihat dengan kasat mata. Misalnya, melawan musuh dalam medan perang.
Allah swt. berfirman:

‫وا َأ َّن هَّللا َ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬


ْ ‫وا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َوا ْعلَ ُم‬
ْ ُ‫َوقَاتِل‬
Artinya :  “Dan berperang lah kamu di jalan allah, dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui “ ( Qs. Al- baqarah: 244)  

2. Syaja’ah nafsiyah yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan


menegakkan kebenaran.
a. Keberanian mengatakan kebenaran meskipun di depan penguasa yang
dzalim.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, NabiMuhhammad saw bersabda :
‫ض ُل ْال ِجهَا ِد َكلِ َمةُ َع ْد ٍل ِع ْن َد س ُْلطَا ٍن َجاِئ ٍر‬
َ ‫َأ ْف‬
Artinya “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata
yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud no. 4344,
Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa hadits ini hasan).

6
b. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia bisa
melampiaskannya dan firman Allah swt:
‫س َع ِن ْالهَ َوى‬
َ ‫َوَأ َّما َم ْن َخافَ َمقَا َم َربِّ ِه َونَهَى النَّ ْف‬
Artinya “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran
Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka
sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (Q.S. An-Nazia’at 40- 41.)

Adapun contoh perilaku yang mencerminkan sikap berani dalam kejujuran yaitu:

a. Menyampaikan sesuatu yang benar meskipun memiliki risiko yang besar.


b. Menghindarkan diri dari sikap dusta dalam segala ha.
c. Menjadi saksi yang jujur dalam persidangan.
d. Melaporkan tindak kejahatan kepada pihak berwenang apabila melihatnya.

Munculnya sikap syaja’ah tidak terlepas dari keadaan-keadaan berikut:

1) Berani membenarkan yang benar dan berani mengingatkan yang salah.


2) Berani membela hak milik, jiwa raga, dan kebenaran.
3) Berani membela kesucian agama dan kehormatan bangsa.

I. Hikmah Syaja’ah
Dalam ajaran agama islam, sikap syajaa’ah sangat dianjurkan untuk dimiliki
setiap muslim sebab selain merupakan sikap terpuji, juga banyak mendatangkan
kebaikan bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Berikut adalah hikmah dari memiliki sikap syaja’ah:
1. Timbulnya sikap ingin mencapai kemajuan.
2. Menghilangkan perasaan merasa sulit dan menghilangkan rasa tidak mampu.
3. Mendorong seseorang untuk kreatif dan produktif.
4. Mendatangkan ketentraman.

7
BAB III
PENUTUP

J. Kesimpulan
1. Syaja’ah menurut bahasa artinya berani. Sedangkan menurut istilah pengertian
syajaah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela dan
mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji. Keberanian yang
berlandaskan kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan dan
perhitungan untuk mengharapkam keridhaan Allah. Jadi, Syaja’ah adalah
keberanian yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh
pertimbangan.

2. Dalil-dalil Syaja’ah yaitu sebagai berikut:


- Q.S Ali ‘imran 3: Ayat 139
- Q.S Ali ‘imran 3: Ayat 200
- Q.S Hud 11: Ayat 112
- Q.S Al-Maidah 5: Ayat 8

3. Syaja’ah dapat terimplementasi menjadi beberapa bentuk yaitu sebagai


berikut:
1. Quwattul Ihtimal (Daya tahan yang besar)
2. Ash-Sharahah Fil Faq (Terus terang dalam kebenaran)
3. Kitmanu As-Sirri (Memegang rahasia)
4. Al-I’tirafu Bil Katha’I (Mengakui kesalahan)
5. Al-Inshafu Min Adz-Dati (Bersikap objektif pada diri sendiri)
6.Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadabi (Menguasai diri saat marah)

4. Hubungan Syaja’ah dengan kejujuran yaitu untuk menyampaikan suatu


kejujuran atau kesesuaian antara ucapan dan perbuatan diperlukan keberanian
yang disebut sikap Syaja’ah.

5. Hikmah Syaja’ah yaitu sebagai berikut:

1. Timbulnya sikap ingin mencapai kemajuan.


2. Menghilangkan perasaan merasa sulit dan menghilangkan rasa tidak
mampu.
3. Mendorong seseorang untuk kreatif dan produktif.
4. Mendatangkan ketentraman.

8
K. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan makalah ini yaitu Syaja’ah (Berani membela kebenaran). Tentu masih
banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini, karena
terbatasnya pengetahuan kami sebagai penulis.

Kami berharap semoga para pembaca bisa memberikan kritik dan saran
untuk pengembangan makalah ini, dan penulisan dan penyusunan makalah kami
di kesempatan berikutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semoga topik pembahasan makalah ini dapat diterapkan,
utamanya bagi kami sendiri sebagai penulis dan penyusun makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an ALWASIM Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemahan Per Kata

Cetakan: pertama

Alamat: Jl. Raya, Jatibening Dua, No. 36 RT. 02 RW. 04, Jatibening Baru, Pondok
Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat 17412.

Tahun terbit: 2013

Penerbit: Cipta Bagus Segera

Al-hadist

Buku Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI

Yellokie.blogspot.com>makalah Pendidikan Agama Islam Berani Hidup Jujur Kelas XI.


Diakses pada 26 juli 2022 dari http://yellokie.blogspot.com.

Slideshare.net/AmeliaFebriani/ materi-syajaah. Diakses pada 27 juli 2022 dari


https://www.slideshare.net/AmeliaFebriani.

Id.berita.yahoo.com/amphtml/pengertian-syajaah-dalam-islam-ketahui-063022881.html.
diakses pada 28 juli 2022 dari https://www.google.com/amp/s/id.berita.yahoo.com/amphtl.

10

Anda mungkin juga menyukai