Anda di halaman 1dari 11

MAKNA PENTING GOTONG ROYONG

PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN

Nama kelompok:

Annisa Novia Anggraini

Aulia Nur Syifa

Azfa Ayu Rizqia

Destia Ariyani

Delviana Bulan Zafitri

Neysella Sekar Ajeng Nirwanasari

Keysha Kavela Illaika

Zaskia Pebriyani
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah
tentang "Makna Penting Gotong Royong”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah bekerja sama untuk mengerjakan makalah pendididkan
kewarganegaraan. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ini.

Kami berharap semoga karya yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Sabtu, 14 januari 2023


BAB I

A. Latar Belakang

Gotong royong adalah salah satu ciri khas yang masih melekat dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Secara garis besar, gotong royong tertuang
pada pancasila dalam sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.

Gotong royong telah mendarah daging dan bahkan menjadi kepribadian


bangsa, serta sebagai budaya yang sudah berakar kuat dalam kehidupan
masyarakat. Selain itu, sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang
hampir semua daerah di Indonesia menanamkan nilai gotong royong.Gotong
royong berasal dari kata gotong berarti bekerja dan royong berarti bersama.

Secara lebih rinci, Gotong royong berarti bekerja bersama-sama untuk


mencapai suatu hasil yang didambakan. Sikap gotong royong adalah bekerja
bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama
menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Atau suatu usaha atau pekerjaan
yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut
batas kemampuannya masing-masing. Sifat gotong royong dan kekeluargaan di
daerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti
memperbaiki dan membersihkan jalan, atau membangun/ memperbaiki rumah.
Sedangkan di daerah perkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan
kerja bakti di RT/RW, di sekolah dan bahkan di kantor-kantor, misalnya pada

Saat memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka


bekerja tanpa imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Implementasi
nilai gotong royong pada masyarakat Indonesia merupakan bagian esensial dari
revitalisasi nilai sosio budaya dan adat istiadat pada masyarakat yang memiliki
budaya beragam agar terbebas dari dominasi sosial, ekonomi, politik,pertahanan
dan keamanan, serta ideologi lain yang tidak mensejahterahkan (Pranadji,2009:
62). Dari sini timbulah rasa kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong
sehingga dapat terbina rasa kesatuan dan persatuan Nasional.
PEMBAHASAN

B. Makna Penting Gotong Royong

Makna gotong royong adaalah Bisa terjalin rasa solidaritas di dalam


lingkungan masyarakat. Agar hidup kita di masyarakat menjadi lebih baik
dengan adanya gotong royong. Meningkatkan kerukunan dan mempererat
persatuan masyarakat. Gotong royong memiliki makna, adapun maknanya
sebagai berikut:

1. Kebersamaan
Gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tercipta dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegera. Dalam hal ini, masyarakat
secara sukarela dan tanpa paksaan saling tolong-menolong membantu
demi manfaat lebih besar untuk kepentingan umum.
2. Persatuan
Ketika masyarakat melakukan gotong royong, maka akan timbul
rasa persatuan antar golongan masyarakat tanpa memandang status
sosial.
3. Rela berkorban
Gotong royong juga menunjukkan sikap rela berkorban yang
tercermin dalam kehidupan masyarakat. Rela berkorban dalam konteks
gotong royong meliputi tenaga, ide atau gagasan, waktu, hingga uang.
4. Tolong menolong
Gotong royong dapat menumbuhkan sikap tolong menolong antar
masyarakat dimana mereka dapat memberikan manfaat baik untuk orang
lain maupun diri sendiri.
5. Sosialisasi
Dengan melakukan aktivitas gotong royong, maka masyarakat
Indonesia akan tersadar bahwa mereka merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Selain itu, kegiatan gotong
royong juga dapat membantu masyarakat mengenal satu sama lain.

C. Karakteristik Gotong Royong


Perilaku gotong royong pada hakikatnya identik dengan kegiatan
yang melibatkan berbagai pihak. Dalam hal ini jelas dinyatakan bahwa
gotong royong tidak mengedepankan aspek individualitas, justru
kekompakan dalam melakukan suatu tindakan atau pekerjaan tertentu
yang dilakukan atas inspirasi positif dari berbagai pihak.

Perilaku gotong royong bukan sesuatu yang terjadi tanpa dapat


diidentifikasi. Dengan adanya perilaku ini, maka secara tidak langsung
masyarakat secara umum diberikan beberapa wacana terkait dengan
karakteristik yang melekat pada perilaku gotong royong tersebut. Berikut
penjelasan yang dimaksudkan.

Gotong-royong sudah tidak dapat dipungkiri lagi sebagai ciri khas


bangsa Indonesia yang turun temurun, sehingga keberadaannya harus
dipertahankan. Pola seperti ini merupakan bentuk nyata dari solidaritas
mekanik yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, sehingga setiap
warga yang terlibat di dalamnya memiliki hak untuk dibantu dan
berkewajiban untuk membantu, dengan kata lain di dalamnya terdapat
azas timbal balik.

Beberapa karakteristik yang dimungkinkan cukup


merepresentasikan perilaku gotong-royong dapat dinyatakan sebagai
berikut.
1. Sebagai sifat dasar bangsa Indonesia yang menjadi unggulan
bangsa dan tidak dimiliki bangsa lain.
2. Terdapat rasa kebersamaan dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan. Sebagai bahan pertimbangan bahwa nilai-nilai
kebersamaan yang selama ini ada perlu senantiasa dijunjung
tinggi dan dilestarikan agar semakin lama tidak semakin
memudar.
3. Memiliki nilai yang luhur dalam kehidupan.
4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, karena di dalam
kegiatan gotong-royong, setiap pekerjaan dilakukan secara
bersama-sama tanpa memandang kedudukan seseorang
tetapi memandang keterlibatan dalam suatu proses pekerjaan
sampai sesuai dengan yang diharapkan.
5. Mengandung arti saling membantu yang dilakukan demi
kebahagiaan dan kerukunan hidup bermasyarakat.
6. Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan
sifatnya sukarela tanpa mengharap imbalan apapun dengan
tujuan suatu pekerjaan atau kegiatan akan berjalan dengan
mudah, lancar dan ringan.

Demikian beberapa karakteristik yang cukup representasif terkait


dengan seluk beluk perilaku gotong royong yang ada di masyarakat.

D. Gotong Royong dan Manfaatnya

Sudah sejak jaman dulu bangsa kita menjalankan sistem kerja


masal “GOTONG ROYONG” dalam kegiatan – kegiatan pembangunan.
Baik pembangunan untuk sarana umum ataupun pembangunan untuk
pribadi. Banyak sekali contoh – contoh yang masih bisa kita lihat dan kita
saksikan sampai sekarang. Terutama di daerah – daerah pedesaan mereka
bekerja secara bergotong royong dalam pembangunan Balai Desa,
Masjid, Saluran irigasi, Rumah, Menanam padi, Perbaikan jalan, dan
banyak lagi kegiatan lainnya yang dikerjakan secara bersama – sama
tanpa ada imbalan yang mereka terima karena mereka melakukannya
secara ikhlas.

Ketua RT dan Ketua RW sangat berperanan sekali dalam kegiatan


gotong royong dilingkunganya. Merekalah tokoh masyarakat dan motor
penggerak kegiatan – kegiatan kemasyarakatan sehingga orang-orang
yang bekerja akan merasa lebih semangat. Dan kita semua akan
mendapatkan manfa’at lain yang dari kegiatan gotong royong ini. Di
antaranya :
1. Pekerjaan selesai dengan cepat tanpa harus mengeluarkan
biaya ataupun kas RT/RW, dan jika berupa pembangunan
fisik gedung akan sangat menghemat anggaran , karena
biaya untuk tenaga kerja berkurang dengan adanya Gotong
Royong.
2. Tanpa terasa persaudaraan dan kebersamaan sesama warga
semakin erat, yang pejabat kenal dengan tetangga yang
pekerja/buruh, yang pedagang kenal dengan yang bekerja
sebagai sopir, yang kaya kenal dengan yang miskin, begitu
juga sebaliknya.
3. Keamanan lingkungan semakin terjamin, dengan rasa
persaudaraan dan kebersamaan serta saling kenal diantara
warga tentunya jika ada pendatang baru ataupun ada tamu
asing yang mencurigakan tentu warga akan cepat
mengetahuinya.
4. Ketentraman dan kedamaian, akan diperoleh jika antar
sesama warga saling peduli dan saling membantu dengan
sesama warga lainya.
5. Gotong royong tidak mengenal perbedaan, sehingga ketika
di laksanakan semua akan terasa sama.

Tentu kita semua berharap bisa hidup dan tinggal di lingkungan


yang tentram dan damai. Gotong Royong merupakan salah satu cara yang
efektiv dan mudah untuk mencapai keadaan itu, diantara cara-cara yang
lain. Untuk itu marilah kita semua budayakan gotong royong dari
sekarang agar manfaat-manfaat di atas dapat kita rasakan.

E. Azas Kegotong Royongan

Perwujudan partisipasi rakyat dalam reformasi merupakan


pengabdian dan kesetiaan masyarakat terhadap program reformasi yang
mana senantiasa berbicara, bergotong royong dalam kebersamaan
melakukan suatu pekerjaan. Sikap gotong royong memang sudah menjadi
kepribadian bangsa Indonesia yang harus benar-benar dijaga dan
dipelihara, akan tetapi arus kemajuan ilmu dan teknologi ternyata
membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan kepribadian
suatu bangsa, serta selalu diikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma
yang berlaku dalam suatu masyarakat.

Adapun nilai-nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari


kebudayaan bangsa Indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh
tersebut. Namun syukurlah bahwa sistem budaya kita dilandasi oleh nilai-
nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam menghadapi arus
perubahan jaman.
Untuk dapat meningkatkan pengamalan azas kegotongroyongan
dalam berbagai kehidupan perlu membahas latar belakang dan alasan
pentingnya bergotong rotong yaitu:
1. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai
kesejahteraan baik jasmani maupun rohani.
2. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada
dalam kehidupan sesamanya.
3. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling
mencintai, mengasihidan tenggang rasa terhadap sesamanya.
4. Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa mengharuskan setiap manusia untuk bekerjasama,
bergotong royong dalam mencapai kesehjahteraan hidupnya
baik di dunia maupun di akhirat.
5. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan
menjadikan suatu kegiatan terasa lebih ringan, mudah dan
lancar.

F. Kendala Gotong Royong di Era Digital

Membuat sesuatu yang baik dan melestarikan hal tersebut bukan


sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, salah satunya semangat untuk
melestarikan perilaku atau semangat kegotongroyongan di tengah
masyarakat. Berikut ini akan disajikan sejumlah kendala yang dihadapi
terkait dengan perilaku gotong royong yang ada di tengah masyarakat.

Terdapat anggapan bahwa gotong-royong yang dimiliki bangsa ini


hanya bersifat aman dan menguntungkan bersama. Sementara gotong-
royong yang susah bersama adalah sesuatu yang sulit diperoleh. Gotong-
royong yang dimiliki bangsa ini adalah gotong-royong yang harus
mempunyai feed back.

Adanya trend mengenai peningkatan intensitas jumlah kasus


konflik/ kekerasan yang bernuansa agama dari tahun 2009 hingga 2012
menjadi catatan sendiri. Perlu dipahami bahwa adanya konflik berbasis
keagamaan ini akan menjadi ancaman serius dimasa mendatang bagi
keutuhan bangsa Indonesia.
1. Nilai-nilai karakter gotong royong yang dikembangkan di
sekolah belum terjabarkan secara menyeluruh, sehingga
berdampak pada pemahaman setengah yang dimiliki siswa
mengenai perilaku gotong royong tersebut.
2. Kurangnya pemahaman pihak masyarakat bahwa saat ini
tidak relevan ketika harus menggunakan prinsip gotong
royong, sehingga pemahaman seperti ini akan dianggap
sama dan tidak ada kesalahan di dalamnya.
3. Mulai memudarnya rasa sosial yang tertanam di masyarakat,
baik wilayah di pedesaan maupun di perkotaan. Kalau
diperkotaan sudah bisa kita maklumi, karena tantangan
hidup sangat berat, tanpa uang bisa mati kelaparan.
Sedangkan di desa masih punya kemudahan untuk bertahan
hidup.
4. Kurangnya keteladanan dari pihak pemerintah sendiri,
umumnya tidak pernah turun tangan ke dalam masyarakat
untuk membangkitkan rasa sosial yang sudah lama hilang di
dalam masyarakat.

G. Upaya Melestarikan Gotong Royong

Sudah menjadi harapan semua pihak agar semangat gotong royong


yang semakin lama semakin memudar seiring dengan kemajuan dalam
dunia digital, maka setidaknya perlu diperhatikan beberapa hal berikut
agar kelestarian perilaku gotong royong dapat bertahan.

Adapun beberapa upaya yang dimaksudkan tersebut sebagai


berikut.
1. Pihak masyarakat
a. Meminimalisir atau bahkan menghilangkan anggapan
yang menyatakan bahwa perilaku gotong royong tidak
penting . Dengan cara seperti ini maka dapat
dimungkinkan akan terbangun motivasi internal pada
masyarakat lapisan bawah untuk menanamkan semangat
melestarikan perilaku kegotongroyongan.

b. Tidak memanfaatkan berbagai macam kasus tertentu


(RAS) sebagai upaya untuk menunggangi dengan
perilaku gotongroyong. Aapabila hal ini dilakukan akan
menciderai nilai dari gotong royong tersebut.

c. Meminimalisir jarak yang jauh antar lapisan masyarakat.


Dengan cara ini maka dimungkinkan apabila ada gotong
royong yang dilakukan tidak semakin canggung
dilakukan.

2. Pihak Pemerintah
a. Mampu memberi contoh atau ketedanan bagi masyarakat
agar senantiasa mengaktifkan kebiasaan gotong royong
dengan terjun langsung ke lapangan.
b. Memberikan reward bagi pihak tertentu yang senantiasa
melestarikan tradisi gotong royong. Hal ini apabila
dilakukan akan memberikan motivasi positif dan atau
rangsangan agar senantiasa memasyarakat.
BAB II
KESIMPULAN

Kata Gotong Royong belakangan ini seperti sudah terlupakan, seiring


dengan tumbuhnya sikap individualistis masyarakat , Seiring pudarnya Ideologi
pancasila, nilai-nilai persaudaraan sesama saudara seagama seolah ikut pudar,
padahal sebagian besar masyarakat kita adalah beragama islam yang jelas-jelas
mengajarkan kita untuk saling kasih mengasihi antar sesama, dan agama
lainyapun pasti mengajarkan hal yang sama.

Gotong Royong adalah budaya asli Indonesia yang sangat sesuai dengan
ajaran agama, jadi alangkah indahnya kalau budaya gotong Royong itu kita
tumbuhkan lagi, kita giatkan lagi, mari kita berbagi dan bergotong Royong
karena keimanan, mari kita mulai menyingkirkan budaya barat yang
individualistik dan materialistik yang sangat bertentangan dengan ajaran agama
kita, karena kehidupan di dunia ini hanya sebentar saja.

Anda mungkin juga menyukai