Di suatu rumah terdapat sebuah keluarga dengan anggota keluarganya adalah ayah, ibu dan siska.
Siska adalah remaja yang duduk di bangku SMA kelas X, ia merupakan anak yang berprestasi, sedangkan
orangtuanya adalah seorang pembisnis dan sangat sibuk. Sore hari ketika Siska sedang berkumpul
dirumah dengan orangtuanya, ia menunjukkan hasil Ulangannya kepada orangtuanya
Ibu : ” Iya ada apa nak? Apa itu yang kamu bawa ?”
Siska : ” Ini yah, bu hasil ulangan siska dapat nilai A, tertinggi di kelas lo..”
Ayah : “ Wah pintar anak ayah dan ibu., mau hadiah apa nak?”
Ibu : “ Iya besok ayah sama ibu belikan ya. Ibu sama ayah sekarang mau pergi dulu ke luar kota,
Prolog 2
Ketika ayah dan ibunya sedang tidak ada di rumah, Siska kerap sekali merasa bosan dan kesepian.
Pada suatu hari ketika di sekolah Siska bertemu dengan teman – temannya yang merupakan siswa gaul
dan jarang sekali. Saat itu…
Clara : “ Ke mall gitu, halah tugas terus sekali – sekali jalan – jalan kan enggak ada salahnya kan?”
Prolog 3
Siska : “ Eh kamu Ra, sini masuk aku siap – siap dulu ya. Kamu duduk aja dulu. “
Clara : “ Iya deh, rumah mu sepi banget Sis. Orang tua mu kemana?”
Siska : “ Iya mereka sedang keluar kota. Bentar ya aku ambil tas dulu.”
Mereka pun pergi menuju ke suatu tempat makan di salah satu mall.
Clara : “ Kita makan aja dulu ya Sis. Aku tunjukin nih salah satu tempat makan terenak.”
Clara : “ Bawel deh kamu Sis. Udah deh kita tu seneng – seneng aja sekarang.”
Setelah itu….
Clara : “ Eh..Sis, masih sore ni kita mampir lihat – lihat baju yuk, ntar aku mau ngajak kamu ke suatu
tempat nii…”
Siska : “ Kemana lagi si Ra, udah sore ini kitakan ada PR. “
Clara : “ Udah deh PR kan bisa dikerjain nanti lagian Cuma sedikitkan?”
Prolog 3
Ketika mereka sedang asyik jalan – jalan dan melihat – lihat baju, tak terasa haripun mulai gelap
dan waktupun menunjukkan pukul 19.00. Clara pun belum puas untuk berjalan – jalan, ia mengajak
Siska untuk mampir di suatu tempat hiburan malam. Disana banyak sekali remaja yang hanya sekedar
nongkrong, merokok bahkan ada yang minum – minuman keras dan salah satunya adalah teman Clara
yaitu Anton.
Siska : “ Tempat apa si ini Ra? Aku mau pulang aja ini udah malem.”
Clara : “ Udah deh sini aja dulu, sekali – sekali refreshing biar kamu itu enggak kuper gitu.”
Siska : “ Siska.”
Prolog 4
Disana Siska pun duduk bersama Clara dan Anton. Anton dan Clara asyik mengobrol sambil minum
segelas minuman keras sedangkan Siska hanya diam dan memilih untuk meminum air putih.
Clara : “ Cobain ini deh Sis masa lo kesini minum cuma air putih kan malu.”
Siska : “ Enggak deh aku air putih aja. Ayo pulang Ra udah male mini.”
Anton : “ Masih sore kali Sis belum ada jam 9 juga, santai dulu lah.”
Clara : “ Iya bentar lagi deh sekali – sekali kan enggak ada salahnya gini.”
Prolog 5
Hari pun semakin malam, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Siska pun
memaksa Clara untuk pulang, akhirnya Clara mau untuk pulang.
Clara : “ Yaudah deh ayo pulang. Ton gue balik dulu ya.”
Clara : “ Iya ni Siska soalnya udah ngajakin pulang terus. Naik taksi mungkin ntar Ton.”
Anton : “ Udah malem mending gue anterin aja daripada naik taksi bahaya.”
Clara : “ Iya Sis lagian udah malem. Lo anterin kita aja deh Ton.”
Anton : “ Oke..”
Anton : “ Aku denger – denger dari Clara kamu anaknya selalu juara kelas ya.”
Anton : “ Wah pasti sepi banget ya, enggak ada yang bisa diajak berantem kalua dirumah. Terus
kamu dirumah sama siapa aja Sis?”
Siska : “ Iya gitulah. Iya sama Ortu tapi mereka sering keluar kota.”
Siska : “ Iya, “
Akhirnya mereka sampai dirumah Siska
Siska : “ Aku duluan ya. Makasih udah mau nganterin, aku masuk dulu.
Clara : “ Iya kayak yang lo liat Ton. Dia anak rumahan, kutu buku, kuper padahal dia anak orang kaya
tapi dia beda banget deh sama kita.
Clara : “ Iya kalu kita kan dapet uang senengnya buat belanja, nongkrong, makan, dan seneng –
seneng, kalu dia tu di fasilitasi uang tapi enggak pernah dipakek. Terlalu polos banget deh
tu anak. Btw lo ngapain si Tanya – Tanya soal Siska terus, lo suka sama dia?”
Clara : “ Mampir yuk Ton, masih jam 10 ini. Gue kesepian ni dirumah sendirian.”
Anton : “ Enggaklah.”
Prolog 6
Hari semakin larut, mereka yang hanya berdua dirumah pun akhirnya melakukan hal yang tidak
diinginkan. Sedangkan Siska sesampainya di rumah ia pun langsung tidur karena kelelahan. Keesokan
harinya ketika di sekolah Clara tidak masuk sekolah sedangkan Siska pun tidak dapat fokus belajar
akibat dari dia pulang larut malam dan tugasnya pun belum dia selesaikan
Siska : “Clara kemana yak ok daritadi belum dating, apa dia enggak masuk?”(bertanya dalam
hatinya)
Guru : “ Siska, kenapa tidak kamu kumpulkan? Tidak biasanya kamu seperti ini.”
Guru : “ Kalau begitu tugas kamu ibu tambah dengan halaman 45.”
Waktu pun sudah menunjukkan pukul 2 siang, bel pulang sekolahpun berbunyi. Sepulang sekolah
Siska pun bergegas pulang dan tanpa diketahui ternyata ada Anton di depan gerbang sekolahnya.
Anton : “ Siska…”
Anton : “ aku mau jemput kamu, sekalian kita makan siang yuk.”
Siska : “ Sebelumnya makasih ya. Tapi aku mau pulang tugasku banyak.”
Anton : “ Ayolah Sis bentar aja, masa kamu enggak menghargai aku si udah sampai sini kamu tolak
gitu.”
Anton : “ Iyadeh,”
Prolog 8
Merekapun makan disebuah rumah makan yang searah dengan jalan pulang ke rumah Siska. Setelah
makan Siska mampir di sebuah took buku. Disana Siska membaca buku dan membeli beberapa buku.
Tanpa terasa hari sudah hampir petang, Siska pun memutuskan untuk pulang ke rumah.
Siska : “ Eh Ton kamu tau enggak kenapa Clara kok enggak masuk?”
Anton : “Enggak tu. Mungkin dia kesiangan.” ( Anton pun menjawab dengan pura – pura tidak tau)
Siska : “ Yaudah deh kalua enggak tau, Ayo pulang Ton, aku udah selesai beli bukunya,”
Siska : “ Makasih ya Ton udah jemput aku. Aku masuk dulu ya.”
Siska : “ Maaf ya Ton lain kali aja, udah malem juga enggak enak kan di rumah cuma ada bibi.”
Prolog 9
Semenjak saat itu Anton dan Siska pun sering bertemu. Siska yang dulu anak yang berprestasi kini
menjadi anak yang pemalas tidak pernah menyelesaikan tugasnya, tidak pernah berlajar saat UAS dan
nilai akademiknya pun menurun. Siska yang dulu merupakan anak yang baik dan lebih sering dirumah
pun kini dia menjadi anak yang suka jalan – jalan dan menghabiskan waktu dengan sia – sia. Beberapa
hari pun berlalu orang tua Siska pun akhirnya tiba di rumah. Setibanya dirumah…
Bibi : “ Saya kurang tau pak. Tapi akhir – akhir ini Non Siska sering keluar rumah bu, pulang juga
kadang malam.”
Siska : “ Lo ibu sama bapak sudah pulang. Ini habis pergi sama temen bu.”
Siska : “ Ih ibuu kata siapa si? Udah lah Siska mau istirahat, ibu juga pasti capek kan. Siska ke kamar
dulu ya.”
Prolog 10
1 bulan berlalu Clara pun menunjukkan gelagat yang tidak seperti biasanya, Clara terlihat pucat
dan akhir – akhir ini sering mual – mual. Saat jam istirahat SIska menghampiri Clara dan berbincang –
bincang.
Siska : “ terus kamu kenapa? Kamu bisa cerita sama aku Ra.”
Clara : “jadi gini Sis, akhir – akhir ini aku suka pusing dan mual. Kira –kira kenapa ya?.”
Siska : “ Yaudah nanti kita periksa aja yuk aku anterin Ra.”
Bel sekolah pun berbunyi waktunya mereka pulang. Sebelum mereka pulang mereka mampir di
suatu klinik untuk memeriksakan kondisi Clara.
Siska : “ Nah Ra, ayo kita udah sampai ini kliniknya. Aku urusin administrasinya dulu ya kamu duduk
aja.
Perawat : “ Iya ada mbak. Atas nama siapa ya mbak dan usia berapa?”
Bidan Antik : “ Silahkan duduk mbak. Ada yang bisa saya bantu?”
Clara : “ Begini bu, akhir – akhir ini saya sering merasa pusing dang mual bu.”
Bidan Antik : “ Maaf mbak kalua boleh tahu terakhir kali haid kapan?”
Bidan Antik : “ Ada kemungkinan mbak hamil ya mbak. Baik mbak coba saya periksa dulu ya mbak.
Mbak bisa buang air kecil dulu ya mbak, nanti air kemihnya tolong dimasukan di
tabung ini secukupnya ya mbak.”
Clara : “ Baik bu.”
Bidan Atik :” Untuk mengetahui apakah mbak positif hamil tau tidak, sebentar ya mbak.”
(bidan pun memasukan alat tes kehamilan ke dalam tabung yang berisi urine Clara. Beberapa saat
kemudian.)
Bidan Atik : “ Baik mbak ini ya mbak hasilnya dapat dilihat disini terlihat garis dua. Ini menunjukkan
bahwa mbak positif hamil.
Bidan Atik : “ Iya mbak. Diperkirakan usia kandungan mbak sudah 3minggu.”
Bidan Atik : “ Maaf mbak saya tidak bisa melakukan itu karena aborsi illegal di Indonesia dan itu
melanggar kode etik saya sebagai bidan. Lebih baik mbak rawat kandungan mbak. Ini
saya berikan vitamin ya mbak nanti bisa diambil di apotek.”
Prolog 10
Mereka pun pulang dan setibanya dirumah Clara. Clara pun menceritakan semuanya…
Clara : “ Sama Anton Sis, dia sekarang enggak tau kemana. Aku pingin gugurin kandunganku ini Sis.”
( Sambil menangis)
Siska : “ Kok bisa si Ra kamu melakukan hal seperti itu? Sudah Ra, jangan nangis. Ini semua sudah
terjadi, sekarang kamu hanya perlu memperbaiki semuanya dan menjaga kandunganmu
itu. Jangan melakukan kesalahan yang sama Ra, jangan pernah gugurin kandunganmu anak
itu enggak salah. Yaudah kamu istirahat dulu aja, aku pulang dulu ya Ra udah sore.”
Clara : “ Iya Sis, makasih ya Sis kamu udah baik banget sama aku. Maafin aku soal yang kemarin –
kemarin ya Sis.”
Siska : “ Iya kita kan teman harus saling bantukan. Yaudah aku pulang dulu ya.”
Prolog 11
Semenjak kejadian itu Clara pun dikeluarkan dari sekolah. Ketika UAS pun berlalu, waktunya untuk
orang tua Siska mengambil raport. Saat mengambil raport orang tua Siska pun mendapat aduan dari
wali kelas Siska..
Guru : “ Silahkan duduk ibu. Baik ibu ini adalah hasil belajar Siska atau nilai raport Siska ya ibu. Begini
ibu nilai Siska belakangan ini menurun bu. Siska juga sekarang sering tidak menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Ada 2 hari Siska tidak masuk kelas ya ibu tanpa surat. Mungkin ibu
bisa mendampingi Siska untuk belajar lebih rajin lagi seperti dulu bu. Siska adalah siswa
yang berprestasi, saying sekali kan bu jika nilai dan perilaku Siska menurun seperti sekarang
ini.”
Ibu : “ Baik bu, terimakasih ibu atas informasinya. Saya minta bantuan untuk membimbing Siska di
sekolah ya bu. Kalua begitu saya permisi dulu.”
Guru : “ Baik ibu.”
Siska yang dulu berprestasi pun kini harus menerima bahwa nilainya menurun dan harapannya
untuk mendapat beasiswa pun hilang. Semenjak kejadian itu kini Siska lebih bisa membawa diri dalam
bergaul dan tetap belajar dengan giat kembali. Siska pun kini lebih diperhatikan oleh orangtuanya dan
dia kini mulai belajar untuk dapat membagi waktu untuk bermain, belajar serta dapat memilih teman
yang baik dan dapat memberikan dampak yang positif baginya. Dia pun lebih sering mengisi waktu
kosong dengan hal yang positif dan lebih terbuka kepada orang tuanya.