Disusun Oleh:
188815
MAGELANG
2020
i
ABSTRAK
Pengaruh belajar daring ini dapat dilihat melalui bagaimana literasi dalam
rutinitas selama pembelajaran daring, cara pelaksanaan kegiatan literasi tersebut,
bagaimana literasi dalam prioritas siswa dan bagaimana belajar daring itu
mempengaruhi motivasi siswa dalam melaksanakan literasi yang akhirnya
disimpulkan bahwa belajar daring memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
dan intensitas kegiatan literasi siwa SMA Taruna Nusantara.
Kata Kunci:
i
ABSTRACT
KHALFAN TAVI RIZKI BOCHARI: The Effect of Online Learning on the Literacy
Level of Taruna Nusantara High School Students. Papers.
This study aims to discuss how students' literacy levels are influenced by online
learning. The conditions and situation of the COVID-19 pandemic have made teaching and
learning activities carried out online. This online learning will certainly have an influence on
students' literacy levels. This research is a field research conducted in Bogor, West Java, with
37 students of SMA Taruna Nusantara as the research object. The data collection technique
is done by using a questionnaire. The data analysis technique used is descriptive quantitative
The effect of online learning can be seen through how literacy in routines during
online learning, how literacy activities are carried out, how literacy in student priorities and
how online learning affects students' motivation in carrying out literacy, finally it is
concluded that online learning has a positive influence on level and intensity student literacy
activities at Taruna Nusantara Senior High School.
Keywords:
ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Kelas : XII-9
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ini merupakan hasil asli karya
saya sendiri dan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
dituangkan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Magelang, 2020
Yang menyatakan,
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH BELAJAR DARING TERHADAP TINGKAT LITERASI SISWA SMA
TARUNA NUSANTARA
KHALFAN TAVI RIZKI BOCAHRI
188815
Tanggal: 2020
TIM PENGUJI
Magelang, …………………………
Kepala Sekolah,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia yang
diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul
“Pengaruh Belajar Daring Terhadap Tingkat Literasi Siswa SMA Taruna
Nusantara”.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan masukan dan saran sehingga laporan penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulis ini. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar karya ini menjadi semakin
lebih bermanfaat untuk masa yang akan datang.
Terakhir, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang terkait dan juga dapat menambah wawasan pembaca.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
LEMBAR KEASLIAN KARYA iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Batasan Masalah 2
D. Rumusan Masalah 2
E. Tujuan Penelitian 2
F. Manfaat Penelitian 3
vi
D. Variabel Penelitian 12
E. Teknik Pengumpulan Data 12
F. Instrumen Penelitian 12
G. Teknik Analisis Data 14
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23
vii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 23
SAMPEL ANGKET DARI 23
RESPONDEN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
1
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
2
4. Mengetahui bagaimana tingkat motivasi siswa dalam melaksanakan
literasi selama pembelajaran daring
F. Manfaat Penelitian
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Literasi
a. Pengertian Literasi
Kern (2000: 67) mendefinisikan literasi sebagai penggunaan praktik-
praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan
menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah
kepekaan yang tak terucap tentang hubungan - hubungan antara konvensi-
konvensi tekstual dan konteks penggunaanya serta idealnya kemampuan untuk
berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan itu. Karena peka dengan
maksud/ tujuan, literasi itu bersifat dinamis dan dapat bervariasi di antara dan di
dalam komunitas dan kultur diskursus/ wacana. Literasi memerlukan serangkaian
kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang
genre, dan pengetahuan kultural.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa literasi memerlukan
kemampuan yang kompleks. Adapun pengetahuan tentang genre adalah
pengetahuan tentang jenis-jenis teks yang berlaku/ digunakan dalam komunitas
wacana misalnya, teks naratif, eksposisi, deskripsi dan lain-lain. Terdapat tujuh
unsur yang membentuk definisi tersebut, yaitu berkenaan dengan interpretasi,
kolaborasi, konvensi, pengetahuan kultural, pemecahan masalah, refleksi, dan
penggunaan bahasa. Ketujuh hal tersebut merupakan prinsip-prinsip dari literasi.
Menurut Kern (2001: 23) terdapat tujuh prinsip pendidikan literasi, yaitu,
(1) literasi melibatkan interpretasi Penulis/ pembicara dan pembaca/ pendengar
berpartisipasi dalam tindak interpretasi, (2) literasi melibatkan kolaborasi. (3)
literasi melibatkan konvensi. (4) literasi melibatkan pengetahuan cultural. (5)
literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri. (6) literasi tidaklah sebatas pada
sistem-sistem bahasa (lisan/ tertulis). Literasi merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara
4
efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk
mengatasi berbagai persoalan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa literasi melibatkan
inprestasi, kolaborasi, konvensi, kultural, refeleksi diri, dan sistem-sistem bahasa
(pengguna bahasa). Kemampuan-kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu
sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dan itu bagian dari hak
dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan literasi
selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, literasi juga
mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat.
b. Macam-macam Literasi
Literasi berhubungan dengan kapasitas siswa untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran kunci dan menganalisa,
mempertimbangkan dan mengkomunikasikan secara efektif seperti yang mereka
identifikasi, menafsirkan dan menyelesaikan masalah dalam variasi masalah.
Clay (2001:10-14) menjabarkan bahwa literasi terdiri dari literasi dini,
literasi dasar, literasi perpustakan, literasi media, literasi teknologi, literasi visual.
Di Indonesia literasi dini merupakan dasar pemerolehan berliterasi tahap
selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Literasi Dini (Early Literacy)
Kemampuan menyimak bahasa lisan dan berkomunikasi dengan gambar
melalui bahasa lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Pengalaman siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi pondasi perkembangan literasi dasar. Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa literasi dini dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan tentang bahasa, dan literasi dapat memudahkan anak usia dini dalam
berkomunikasi secara lisan dan gambar pada lingkungannya.
2. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan
menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung berkaitan dengan kemampuan analisis untuk
5
memperhitungkan, mempersepsikan informasi, mengomunikasikan, serta
menggambarkan informasi berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan.
3. Literasi Perpustakan (Library literacy)
Perpustakaan agar lebih maju, lebih menarik dan memenuhi kebutuhan
masyarakat, yaitu; peningkatan fasilitas, materi pembelajaran, dan kapasitas
layanan. Masyarakat literasi merupakan pendukung efektif bagi berkembangnya
budaya belajar. Perpustakaan yang baik seharusnya bisa berfungsi sebagai pusat
pembelajaran, bahkan bisa juga berfungsi sebagai agen perubahan bagi
masyarakatnya.
4. Literasi Media (Media Literacy)
Kemampuan untuk mengetahui berbagai media yang berbeda, seperti media
cetak, media elektronik, media digital, dan memahami tujuan dalam
memanfaatkan teknologi. Melalui media literasi masyarakat bisa meningkatkan
intelektual mereka dengan aktif mencari informasi yang sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan referensi yang ada, sehingga informasi yang didapat
bisa menjawab kebutuhan yang dicari oleh individu itu sendiri.
5. Literasi Visual (Visual Literacy)
Pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir
terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri, baik dalam bentuk tercetak, di
televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di
dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring
berdasar etika dan kepatutan.
6. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti
peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dalam
memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi untuk
mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola
data, serta menjalankan program perangkat lunak. Berdasarkan definisi tersebut,
6
maka literasi teknologi dapat dimaknai sebagai kemampuan yang terdiri dari
aspek ilmu pengetahuan, keterampilan berpikir kritis, serta pembuatan keputusan
dalam upaya pemanfaatan teknologi/ inovasi hasil karya manusia secara efektif
khususnya pada dunia pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa komponen dari literasi terdiri 6 kemampuan yang
berbeda dari setiap komponen literasi. Seperti literasi media yang menuntut agar
siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang
berbeda. Berbeda dengan literasi visual yang menghendaki pemahaman tingkat
lanjut antara literasi media dan literasi teknologi. Hal ini membuktikan bahwa
literasi tidak hanya didefinisikan sebagai aktivitas membaca dan menulis saja.
Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan budaya
literat pada anak didik. Oleh karena itu, tiap sekolah tanpa terkecuali harus
memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Program membaca
seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bagian dari kerangka
besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu menjadi
garis depan dalam pengembangan budaya literasi. Sekolah dengan budaya literasi
yang tinggi dapat mendukung keberhasilan siswa.
2. Belajar Daring
7
Instruction delivered on computer by way of CD-ROM, internet, or
intranet with the following features: 1) includes content relevant to the learning
objectives, 2) uses instructional methods such as examples and practice to help
learning, 3) uses media elements such as words and pictures to deliver the content
and methods, and 4) builds new knowledge and skills linked to individual learning
goals or to improve organizational performance.
Berdasarkan batasan di atas, selanjutnya Clark & Mayer menyebutkan
bahwa dalam pembelajaran melalui sistem jaringan daring ini mencakup empat
hal penting. Keempat hal tersebut sebagai berikut: 1) isi yang disajikan memiliki
relevansi dengan tujuan khusus pem-belajaran yang ingin dicapai, 2)
menggunakan metode-metode pembelajaran melalui contoh-contoh dan latihan -
latihan untuk membantu belajar pembelajaran, 3) menggunakan media seperti
gambar- gambar dan kata-kata untuk menyajikan isi dan metode, dan 4)
mengembangkan dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru sesuai
dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi.
Selanjutnya, Dabbagh, N. (2007) menyatakan bahwa ciri-ciri siswa dalam
aktivitas belajar online atau daring yaitu, sebagai berikut:
1) Semangat Belajar
Siswa pada pembelajaran harus mempunyai semangat yang tinggi atau kuat
guna pembelajaran mandiri. Pada pembelajaran daring mahasiswa sendirilah yang
menentukan kriteria ketuntasan belajar dan pemahaman materi. Siswa dibebankan
untuk mandiri serta pengetahuan ditemukan sendiri. Kemandirian belajar siswa
menyebabkan perbedaan keberhasilan yang berbeda-beda.
2) Literasi Teknologi
Disamping kemandirian terhadap belajar, pemahaman siswa tentang
pemakaian teknologi pada pembelajaran daring merupakan keberhasilan dari
pembelajaran daring. Penguasaan serta pemahaman tentang teknologi yang akan
digunakan untuk pembelajaran daring merupakan hal yang harus dilakukan siswa
sebelum pembelajaran daring. Alat yang sering digunakan sebagai pembelajaran
daring adalah laptop serta telpon pintar ataupun gawai lainnya. Dengan
8
perkembangan industri 4.0 semakin banyak aplikasi yang digunakan sebagai
sarana pembelajaran daring.
3) Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal
Kemampuan interpersonal serta kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
hal yang harus dikuasai siswa agar berhasil dalam pembelajaran daring.
Kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk terjalinnya interaksi serta hubungan
antar siswa lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan
orang lain meskipun pembelajaran daring dilaksanakan secara mandiri. Oleh
sebab itu tetap harus dilatih kemampuan interpersonal dan kemampuan
komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
4) Berkolaborasi
Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pembelajaran
daring dilaksanakan sendiri oleh siswa, oleh sebab itu siswa harus bisa
berinteraksi dengan siswa lainnya ataupun dengan guru pada forum yang sudah
disiapkan. Diperlukannnya interaksi tersebut terutama pada saat siswa mwngalami
kesulitan memahami materi. Selain dari hal tersebut siswa perlu menjaga interaksi
untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya tidak terbentuk menjadi seorang yang
sangat individualisme dan anti sosial yang dikarenakan pembelajaran daring.
Dengan adanya pemmbelajaran daring juga siswa mampu memahami
pembelajaran dengan kolaborasi. Siswa akan dilatih agar mampu berkolaborasi
baik dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung
pembelajaran daring.
5) Keterampilan untuk Belajar Mandiri
Kemampuan akan belajar mandiri merupakan karakteristik dari pembelajaran
daring. Dalam pembelajaran daring sangat diperlukan untuk terampil belajar
secara mandiri. Karena pada saat proses belajar, siswa akan mencari, menemukan,
dan menyimpulkan yang telah dipelajari secara mandiri. Ketika belajar secara
mandiri, unsur motivasi menjadi begitu penting guna penentuan keberhasilan pada
proses pembelajaran.
9
1. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Nursobah, Ujang Dedih, Hapid
Muslih, dan Nurhamzah yang berjudul, “Dampak Pembelajaran Daring
terhadap Penguatan Literasi Informasi dalam Budaya Akademik
Mahasiswa.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan drastis
pembelajaran dari konvensional ke daring tidak berdampak signifikan
terhadap penguatan literasi digital dalam budaya akademik yang meliputi
kemampuan memperoleh, mengevaluasi, dan mengorganisasikan
informasi untuk kepentingan akademik secara kreatif, kritis, dan percaya
diri.
C. Kerangka Pikir
Belajar Daring
Motivasi dan
prioritas selama
pengaru
pembelajaran
h
daring
Literasi
10
literasi setiap siswa. Maka dengan itu, pengaruh belajar daring terhadap
tingkat literasi dapat dijelaskan
D. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan responden sifat-sifatnya dengan karakteristik
sama. Populasi di dalam penelitian ini, yaitu seluruh siswa SMA Taruna
Nusantara yang berjumlah 1168 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA Taruna
Nusantara kelas X sampai dengan kelas XII sebanyak 37 orang. Sampel diambil
11
dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil
sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
D. Variabel Penelitian
F. Instrumen Penelitian
12
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuisioner
Variabel : Tingkat Literasi
Variabel No. Pertanyaan
(belajar daring 1 Bagaimana pemanfaatan waktu yang anda lakukan
dan tingkat selama belajar daring?
literasi) Jawaban :
o Saya memanfaatkannya untuk literasi dan
menambah pengetahuan
o Saya memanfaatkannya untuk meningkatkan dan
atau menambah life skill
o Saya memanfaatkannya untuk bersantai
2 Bagaimana anda melaksanakan kegiatan literasi selama
kegiatan belajar daring?
o Membeli buku secara online, membaca buku
referensi yang ada di rumah, membaca e-book
o membaca melalui web dan blog yang ada di
internet
o Saya tidak melaksanakan kegiatan literasi apapun
3 Apa yang menjadi prioritas anda dalam melaksanakan
kegiatan belajar daring?
o Literasi untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
o Tidak melalui literasi buku, tapi mencari video
referensi untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
o Tidak Memprioritaskan
4 Apakah anda menjadi sering termotivasi untuk
melaksanakan literasi selama belajar daring?
o Ya
o Ya, tapi tidak terlalu sering
o Tidak
13
5 Apakah belajar daring meningkatkan kegiatan literasi
anda?
o Ya
o Ya, tapi tidak terlalu
o Tidak sama sekali
14
2 Bagaimana anda melaksanakan kegiatan literasi
selama kegiatan belajar daring?
o Membeli buku secara online, membaca buku 9
referensi yang ada di rumah, membaca e-book
o membaca melalui web dan blog yang ada di 27
internet
o Saya tidak melaksanakan kegiatan literasi 1
apapun
3 Apa yang menjadi prioritas anda dalam melaksanakan
kegiatan belajar daring?
o Literasi untuk mengerjakan tugas-tugas 11
sekolah
o Mencari video referensi untuk mengerjakan 13
tugas-tugas sekolah
o Mencari penghilang stress (seperti bermain 13
game, bersantai bersama keluarga, dll)
4 Apakah anda menjadi sering termotivasi untuk
melaksanakan literasi selama belajar daring?
o Ya 10
o Ya, tapi tidak terlalu sering 26
o Tidak 1
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan hasil penelitian serta analisis dari hasil penelitian
tersebut. Hasil penelitian diuraikan dalam diagram lingkaran atau diagram pie
yang dapat merangkumnya. Tabel tersebut mewakili jawaban responden yang
bersifat kuantitatif berdasarkan sebaran kuisioner.
Pembahasan yang tercakup dalam bab ini, yaitu: (1) Tingkat literasi dalam
rutinitas siswa dan cara pelaksanaan literasi siswa SMA Taruna Nusantara selama
belajar daring; (2) Bagaimana perubahan tingkat literasi siswa SMA Taruna
Nusantara selama pembelajaran daring. Urutan pembahasan tersebut disusun agar
pembahasan dapat dipahami secara runtut serta lebih mudah.
Tingakt literasi dalam rutinitas siswa dan cara pelaksanaan literasi siswa SMA
Taruna Nusantara selama belajar daring dilakukan berdasarkan jawaban dari dari
responden melalui kuisioner yang telah diberikan.
Diagram 1. Tingkat Literasi dalam Rutinitas Siswa
16
Dari diagram tersebut, dapat dilihat bahwa siswa yang memanfaatkan
waktunya dengan merutinkan literasi hanya 29.7% dari 37 responden. Sedangkan
56.8% lainnya memanfaatkannya untuk meningkatkan atau menambah life skill
dan sisanya, yaitu 13.5% hanya memanfaatkannya untuk bersantai.
Tentu saja data tersebut belum menggambarkan bagaimana sebenarnya literasi
dalam rutinitas siswa. Untuk memperkuat data penelitian, penulis menambahkan
data berikut.
Diagaram 2. Cara Pelaksanaan Literasi Siswa
17
book. Adapun 73% lainnya melakukan literasi melalui web dan blog yang ada di
internet. Sedangkan sebanyak 2.7% sama sekali tidak melaksanakan literasi
selama pembelajaran daring.
Kedua data di atas menggambarkan bahwa literasi sudah termasuk ke dalam
rutinitas siswa meskipun sebagian besar tidak terlalu intensif. Hal ini tentu
merupakan suatu hasil yang baik.
18
pembelajaran. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas siswa telah
memprioritaskan literasi sebagai kegiatannya.
19
Data tersebut menunjukkan 21.6% menyatakan bahwa belajar daring
meningkatkan kegiatan literasinya. Sedangkan 64.9% menyatakan tidak terlalu
berpengaruh dalam meningkatkan kegiatan literasinya. Dan 13.5% lainnya tidak
meningkatkan kegiatan literasinya sama sekali atau dengan kata lain tidak berubah
sama sekali. Data ini menggambarkan bahwa pada umummnya kegiatan belajar
daring telah meningkatkan kegiatan literasi siswa meskipun tidak terlalu
signifikan.
Jadi ketiga data tersebut menggambarkan bahwa belajar daring telah
mempengaruhi tingkat literasi siswa secara positif dengan tidak terlalu signifikan.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian melalui pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan dari penelitian mengenai Pengaruh Belajar Daring terhadap Tingkat
Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara, yaitu bahwa kegiatan belajar daring
mempengaruhi tingkat literasi siswa SMA Taruna Nusantara dengan
meningkatkan intensitas kegiatan literasi dalam rutinitasnya dan mempengaruhi
tingkat literasi siswa secara positif.
B. Saran
Atas tujuan memberi manfaat kepada pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan, saran dari penelitian Pengaruh Belajar Daring terhadap Tingkat
Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara sebagai berikut:
21
SUMBER
Clark, R.C., & Mayer, R.E (2003) E-Learning and the Science of Instruction.
Market Street, San Fransisco, CA: John Wiley & Sons, Inc.
22
LAMPIRAN
1. Sampel Penelitian
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34