Anda di halaman 1dari 44

Pengaruh Belajar Daring Terhadap Tingkat Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara

Karya Tulis ini Digunakan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan

Ujian Praktik Kelas XII

Disusun Oleh:

Khalfan Tavi Rizki Bochari

188815

SMA TARUNA NUSANTARA

MAGELANG

2020

i
ABSTRAK

KHALFAN TAVI RIZKI BOCHARI: Pengaruh Belajar Daring terhadap


Tingkat Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara. Karya Tulis.

Magelang: SMA Taruna Nusantara, 2020

Penelitian ini bertujuan membahas bagaimana tingkat literasi siswa


dipengaruhi belajar daring. Kondisi dan situasi pandemi COVID-19 ini telah
menjadikan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui daring. Pembelajaran
daring ini tentunya akan memiliki suatu pengaruh terhadap tingkat literasi siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilakukan di Bogor, Jawa
Barat, dengan 37 siswa SMA Taruna Nusantara sebagai objek penelitian. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif

Pengaruh belajar daring ini dapat dilihat melalui bagaimana literasi dalam
rutinitas selama pembelajaran daring, cara pelaksanaan kegiatan literasi tersebut,
bagaimana literasi dalam prioritas siswa dan bagaimana belajar daring itu
mempengaruhi motivasi siswa dalam melaksanakan literasi yang akhirnya
disimpulkan bahwa belajar daring memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
dan intensitas kegiatan literasi siwa SMA Taruna Nusantara.

Kata Kunci:

Literasi, belajar daring, prioritas, rutinitas, motivasi, cara pelaksanaan.

i
ABSTRACT

KHALFAN TAVI RIZKI BOCHARI: The Effect of Online Learning on the Literacy
Level of Taruna Nusantara High School Students. Papers.

Magelang: Taruna Nusantara High School, 2020

This study aims to discuss how students' literacy levels are influenced by online
learning. The conditions and situation of the COVID-19 pandemic have made teaching and
learning activities carried out online. This online learning will certainly have an influence on
students' literacy levels. This research is a field research conducted in Bogor, West Java, with
37 students of SMA Taruna Nusantara as the research object. The data collection technique
is done by using a questionnaire. The data analysis technique used is descriptive quantitative

The effect of online learning can be seen through how literacy in routines during
online learning, how literacy activities are carried out, how literacy in student priorities and
how online learning affects students' motivation in carrying out literacy, finally it is
concluded that online learning has a positive influence on level and intensity student literacy
activities at Taruna Nusantara Senior High School.

Keywords:

Literacy, online learning, priorities, routines, motivation, methods of implementation.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Siswa : Khalfan Tavi Rizki Bochari

Nomor Siswa : 188815

Kelas : XII-9

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ini merupakan hasil asli karya
saya sendiri dan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis
dituangkan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Magelang, 2020

Yang menyatakan,

Khalfan Tavi Rizki Bochari


188815

iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH BELAJAR DARING TERHADAP TINGKAT LITERASI SISWA SMA
TARUNA NUSANTARA
KHALFAN TAVI RIZKI BOCAHRI

188815

Dipertahankan di depan Penguji Karya Tulis

SMA Taruna Nusantara Magelang

Tanggal: 2020

TIM PENGUJI

(Pembimbing/Penguji) ……………….. ………………..

(Pembimbing/Penguji) ……………….. ………………..

(Penguji Utama) ……………….. ………………..

Magelang, …………………………

SMA Taruna Nusantara

Kepala Sekolah,

Mayjen TNI (Purn.) Tono Suratman

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia yang
diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul
“Pengaruh Belajar Daring Terhadap Tingkat Literasi Siswa SMA Taruna
Nusantara”.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah memberikan masukan dan saran sehingga laporan penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian karya tulis ini. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar karya ini menjadi semakin
lebih bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Terakhir, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang terkait dan juga dapat menambah wawasan pembaca.

Magelang, 29 November 2020

Penulis,

Khalfan Tavi Rizki Bochari

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK i
ABSTRACT ii
LEMBAR KEASLIAN KARYA iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Batasan Masalah 2
D. Rumusan Masalah 2
E. Tujuan Penelitian 2
F. Manfaat Penelitian 3

BAB II. LANDASAN TEORI 4


A. Kajian Pustaka 4
B. Kajian Penelitian yang Relevan 9
C. Kerangka Berpikir 10
D. Hipotesis 10

BAB III. METODE PENELITIAN 11


A. Jenis Penelitian 11
B. Tempat dan Waktu 11
C. Populasi dan Sampel 11

vi
D. Variabel Penelitian 12
E. Teknik Pengumpulan Data 12
F. Instrumen Penelitian 12
G. Teknik Analisis Data 14

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16


A. Hasil Penelitian 16
B. Pembahasan 16

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 21


A. Kesimpulan 21
B. Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23

vii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

TABEL 1. KISI – KISI KUISIONER 12

TABEL 2. KRITERIA PENILAIAN 14

DIAGRAM 1. TINGKAT LITERASI DALAM RUTINITAS 16


SISWA
CARA PELAKSANAAN LITERASI
DIAGRAM 2. SISWA 17

DIAGRAM 3. PRIORITAS SISWA SELAMA BELAJAR 18


DARING
DIAGRAM 4. TINGKAT MOTIVASI UNTUK 19
MELAKSANAKAN LITERASI
DIAGRAM 5. PENGARUH BELAJAR DARING DALAM 19
MENINGKATKAN KEGIATAN LITERASI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 23
SAMPEL ANGKET DARI 23
RESPONDEN

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

COVID-19 yang telah mewabah di Indonesia mengakibatkan berlakunya


Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga segala aktivitas dibatasi dan
banyaknya pekerjaan yang dialihkan ke rumah. Tidak terkecuali bagi kegiatan
belajar dan mengajar yang dilakukan oleh para akademisi. Kegiatan belajar dan
mengajar yang telah diubah menjadi kegiatan belajar daring dimana kegiatan
belajar dan mengajar dilaksanakan melalui layar gadget yang digunakan oleh
masing-masing peserta.
Hal ini tentunya memberikan waktu luang yang lebih banyak. Bagi seorang
akademisi, waktu luang ini harus diprioritaskan untuk pendidikan yang sedang
dilaksanakan bersama. Salah satu bagian besar dari pendidikan tersebut adalah
literasi. Dengan literasi, seseorang dapat membuka pikiran, menjadi lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan, inovatif, kreatif, berwawasan dan lain
semacamnya. Sehingga, tidak dapat dipungkiri bahwa literasi menjadi salah satu
kunci keberhasilan pendidikan.
Berdasarkan informasi yang sudah tertera, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana belajar daring memberikan dampak terhadap tingkat
literasi komunitas akademisi khususnya siswa SMA Taruna Nusantara. Belajar
daring mengakibatkan banyaknya waktu luang yang tersedia bagi civitas
akademik dan juga mengharuskan para pelajar untuk bisa lebih aktif.

B. Identifikasi Masalah

1. Perbedaan rutinitas dalam pelaksanaan kegiatan belajar daring


2. Perbedaan cara pelaksanaan kegiatan literasi pada setiap siswa
3. Perbedaan prioritas kegiatan literasi pada setiap siswa.
4. Perbedaan tingkat motivasi kegiatan literasi pada setiap siswa.

1
C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan yang mencacu pada


variable X, yaitu belajar daring. Belajar daring adalah usaha memperoleh
kepandaian atau ilmu dengan cara belajar-mengajar melalui media televisi,
radio, kaset, modul, dan sebagainya, pengajar dan pelajar tidak bertatap
muka langsung
2. Penelitian ini dibatasi hanya pada permasalahan yang mengacu pada
variable Y, yaitu literasi. Literasi adalah kemampuan seseorang untuk
memahami objek atau masalah tertentu berdasarkan kemampuan dasar
dalam berbahasa, yakni menyimak, membaca, menulis, berbicara yang
merupakan pintu pengembangan diri seseorang.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana rutinitas siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar daring


mempengaruhi kegiatan literasi masing-masing?
2. Bagaimana cara siswa melaksanaan kegiatan literasi selama pembelajaran
daring?
3. Apakah literasi menjadi prioritas siswa dalam pembelajaran daring?
4. Bagaimana tingkat motivasi siswa dalam melaksanakan literasi selama
pembelajaran daring?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh rutinitas siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar


daring terhadap kegiatan literasi masing-masing.
2. Mengatahui cara siswa melaksanaan kegiatan literasi selama pembelajaran
daring.
3. Mengaetahui bagaimana literasi dalam prioritas siswa selama
pembelajaran daring

2
4. Mengetahui bagaimana tingkat motivasi siswa dalam melaksanakan
literasi selama pembelajaran daring

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait


dalam pengembangan literasi siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini bermanfaat bagi pengurus sekolah dan guru sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan kegiatan literasi siswa
2. Penelitian ini bermanfaat bagi orangtua sebagai bahan pertimbangan bagi
pengembangan kegiatan literasi anaknya.
3. Mengetahui tingkat literasi siswa selama kegiatan belajar daring
berlangsung

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Literasi

a. Pengertian Literasi
Kern (2000: 67) mendefinisikan literasi sebagai penggunaan praktik-
praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan
menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah
kepekaan yang tak terucap tentang hubungan - hubungan antara konvensi-
konvensi tekstual dan konteks penggunaanya serta idealnya kemampuan untuk
berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan itu. Karena peka dengan
maksud/ tujuan, literasi itu bersifat dinamis dan dapat bervariasi di antara dan di
dalam komunitas dan kultur diskursus/ wacana. Literasi memerlukan serangkaian
kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang
genre, dan pengetahuan kultural.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa literasi memerlukan
kemampuan yang kompleks. Adapun pengetahuan tentang genre adalah
pengetahuan tentang jenis-jenis teks yang berlaku/ digunakan dalam komunitas
wacana misalnya, teks naratif, eksposisi, deskripsi dan lain-lain. Terdapat tujuh
unsur yang membentuk definisi tersebut, yaitu berkenaan dengan interpretasi,
kolaborasi, konvensi, pengetahuan kultural, pemecahan masalah, refleksi, dan
penggunaan bahasa. Ketujuh hal tersebut merupakan prinsip-prinsip dari literasi.
Menurut Kern (2001: 23) terdapat tujuh prinsip pendidikan literasi, yaitu,
(1) literasi melibatkan interpretasi Penulis/ pembicara dan pembaca/ pendengar
berpartisipasi dalam tindak interpretasi, (2) literasi melibatkan kolaborasi. (3)
literasi melibatkan konvensi. (4) literasi melibatkan pengetahuan cultural. (5)
literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri. (6) literasi tidaklah sebatas pada
sistem-sistem bahasa (lisan/ tertulis). Literasi merupakan kemampuan untuk
mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara

4
efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk
mengatasi berbagai persoalan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa literasi melibatkan
inprestasi, kolaborasi, konvensi, kultural, refeleksi diri, dan sistem-sistem bahasa
(pengguna bahasa). Kemampuan-kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu
sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dan itu bagian dari hak
dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan literasi
selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun, literasi juga
mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat.
b. Macam-macam Literasi
Literasi berhubungan dengan kapasitas siswa untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mata pelajaran kunci dan menganalisa,
mempertimbangkan dan mengkomunikasikan secara efektif seperti yang mereka
identifikasi, menafsirkan dan menyelesaikan masalah dalam variasi masalah.
Clay (2001:10-14) menjabarkan bahwa literasi terdiri dari literasi dini,
literasi dasar, literasi perpustakan, literasi media, literasi teknologi, literasi visual.
Di Indonesia literasi dini merupakan dasar pemerolehan berliterasi tahap
selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Literasi Dini (Early Literacy)
Kemampuan menyimak bahasa lisan dan berkomunikasi dengan gambar
melalui bahasa lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya. Pengalaman siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi pondasi perkembangan literasi dasar. Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa literasi dini dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan tentang bahasa, dan literasi dapat memudahkan anak usia dini dalam
berkomunikasi secara lisan dan gambar pada lingkungannya.
2. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan
menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung berkaitan dengan kemampuan analisis untuk

5
memperhitungkan, mempersepsikan informasi, mengomunikasikan, serta
menggambarkan informasi berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan.
3. Literasi Perpustakan (Library literacy)
Perpustakaan agar lebih maju, lebih menarik dan memenuhi kebutuhan
masyarakat, yaitu; peningkatan fasilitas, materi pembelajaran, dan kapasitas
layanan. Masyarakat literasi merupakan pendukung efektif bagi berkembangnya
budaya belajar. Perpustakaan yang baik seharusnya bisa berfungsi sebagai pusat
pembelajaran, bahkan bisa juga berfungsi sebagai agen perubahan bagi
masyarakatnya.
4. Literasi Media (Media Literacy)
Kemampuan untuk mengetahui berbagai media yang berbeda, seperti media
cetak, media elektronik, media digital, dan memahami tujuan dalam
memanfaatkan teknologi. Melalui media literasi masyarakat bisa meningkatkan
intelektual mereka dengan aktif mencari informasi yang sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan referensi yang ada, sehingga informasi yang didapat
bisa menjawab kebutuhan yang dicari oleh individu itu sendiri.
5. Literasi Visual (Visual Literacy)
Pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir
terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri, baik dalam bentuk tercetak, di
televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di
dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring
berdasar etika dan kepatutan.
6. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti
peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dalam
memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi untuk
mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola
data, serta menjalankan program perangkat lunak. Berdasarkan definisi tersebut,

6
maka literasi teknologi dapat dimaknai sebagai kemampuan yang terdiri dari
aspek ilmu pengetahuan, keterampilan berpikir kritis, serta pembuatan keputusan
dalam upaya pemanfaatan teknologi/ inovasi hasil karya manusia secara efektif
khususnya pada dunia pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa komponen dari literasi terdiri 6 kemampuan yang
berbeda dari setiap komponen literasi. Seperti literasi media yang menuntut agar
siswa dapat memiliki kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang
berbeda. Berbeda dengan literasi visual yang menghendaki pemahaman tingkat
lanjut antara literasi media dan literasi teknologi. Hal ini membuktikan bahwa
literasi tidak hanya didefinisikan sebagai aktivitas membaca dan menulis saja.
Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan budaya
literat pada anak didik. Oleh karena itu, tiap sekolah tanpa terkecuali harus
memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Program membaca
seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bagian dari kerangka
besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu menjadi
garis depan dalam pengembangan budaya literasi. Sekolah dengan budaya literasi
yang tinggi dapat mendukung keberhasilan siswa.

2. Belajar Daring

Dabbagh & Bannan-Ritland (2005) mendefnisikan, “online learning is an


open and distributed learning environment that uses pedagogical tools, enabled
by internet and web-based technologies, to facilitate learning and knowledge
building through meaningful action and interaction.” Selanjutnya, kedua pakar di
atas menjelaskan bahwa untuk mendukung belajar dan interaksi yang bermakna,
ada tiga komponen kunci . Ketiga komponen tersebut meliputi: 1) model atau
konstruks pedagogic, 2) strategi belajar dan pembelajaran, dan 3) teknologi
belajar.
Secara spesifik, belajar daring menurut Clark & Mayer (2003) didefinisikan
sebagai berikut.

7
Instruction delivered on computer by way of CD-ROM, internet, or
intranet with the following features: 1) includes content relevant to the learning
objectives, 2) uses instructional methods such as examples and practice to help
learning, 3) uses media elements such as words and pictures to deliver the content
and methods, and 4) builds new knowledge and skills linked to individual learning
goals or to improve organizational performance.
Berdasarkan batasan di atas, selanjutnya Clark & Mayer menyebutkan
bahwa dalam pembelajaran melalui sistem jaringan daring ini mencakup empat
hal penting. Keempat hal tersebut sebagai berikut: 1) isi yang disajikan memiliki
relevansi dengan tujuan khusus pem-belajaran yang ingin dicapai, 2)
menggunakan metode-metode pembelajaran melalui contoh-contoh dan latihan -
latihan untuk membantu belajar pembelajaran, 3) menggunakan media seperti
gambar- gambar dan kata-kata untuk menyajikan isi dan metode, dan 4)
mengembangkan dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru sesuai
dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi.
Selanjutnya, Dabbagh, N. (2007) menyatakan bahwa ciri-ciri siswa dalam
aktivitas belajar online atau daring yaitu, sebagai berikut:
1) Semangat Belajar
Siswa pada pembelajaran harus mempunyai semangat yang tinggi atau kuat
guna pembelajaran mandiri. Pada pembelajaran daring mahasiswa sendirilah yang
menentukan kriteria ketuntasan belajar dan pemahaman materi. Siswa dibebankan
untuk mandiri serta pengetahuan ditemukan sendiri. Kemandirian belajar siswa
menyebabkan perbedaan keberhasilan yang berbeda-beda.
2) Literasi Teknologi
Disamping kemandirian terhadap belajar, pemahaman siswa tentang
pemakaian teknologi pada pembelajaran daring merupakan keberhasilan dari
pembelajaran daring. Penguasaan serta pemahaman tentang teknologi yang akan
digunakan untuk pembelajaran daring merupakan hal yang harus dilakukan siswa
sebelum pembelajaran daring. Alat yang sering digunakan sebagai pembelajaran
daring adalah laptop serta telpon pintar ataupun gawai lainnya. Dengan

8
perkembangan industri 4.0 semakin banyak aplikasi yang digunakan sebagai
sarana pembelajaran daring.
3) Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal
Kemampuan interpersonal serta kemampuan berkomunikasi merupakan suatu
hal yang harus dikuasai siswa agar berhasil dalam pembelajaran daring.
Kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk terjalinnya interaksi serta hubungan
antar siswa lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan
orang lain meskipun pembelajaran daring dilaksanakan secara mandiri. Oleh
sebab itu tetap harus dilatih kemampuan interpersonal dan kemampuan
komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
4) Berkolaborasi
Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pembelajaran
daring dilaksanakan sendiri oleh siswa, oleh sebab itu siswa harus bisa
berinteraksi dengan siswa lainnya ataupun dengan guru pada forum yang sudah
disiapkan. Diperlukannnya interaksi tersebut terutama pada saat siswa mwngalami
kesulitan memahami materi. Selain dari hal tersebut siswa perlu menjaga interaksi
untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya tidak terbentuk menjadi seorang yang
sangat individualisme dan anti sosial yang dikarenakan pembelajaran daring.
Dengan adanya pemmbelajaran daring juga siswa mampu memahami
pembelajaran dengan kolaborasi. Siswa akan dilatih agar mampu berkolaborasi
baik dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung
pembelajaran daring.
5) Keterampilan untuk Belajar Mandiri
Kemampuan akan belajar mandiri merupakan karakteristik dari pembelajaran
daring. Dalam pembelajaran daring sangat diperlukan untuk terampil belajar
secara mandiri. Karena pada saat proses belajar, siswa akan mencari, menemukan,
dan menyimpulkan yang telah dipelajari secara mandiri. Ketika belajar secara
mandiri, unsur motivasi menjadi begitu penting guna penentuan keberhasilan pada
proses pembelajaran.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

9
1. Penelitian yang dilakukan oleh Asep Nursobah, Ujang Dedih, Hapid
Muslih, dan Nurhamzah yang berjudul, “Dampak Pembelajaran Daring
terhadap Penguatan Literasi Informasi dalam Budaya Akademik
Mahasiswa.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan drastis
pembelajaran dari konvensional ke daring tidak berdampak signifikan
terhadap penguatan literasi digital dalam budaya akademik yang meliputi
kemampuan memperoleh, mengevaluasi, dan mengorganisasikan
informasi untuk kepentingan akademik secara kreatif, kritis, dan percaya
diri.

C. Kerangka Pikir

Belajar Daring

Rutinitas dan cara


pelaksanaan
pengaru
literasi selama
h
belajar daring

Motivasi dan
prioritas selama
pengaru
pembelajaran
h
daring

Literasi

Kerangka berpikir yang tertera menunjukkan korelasi antara belajar


daring dan literasi. Korelasi tersebut dipengaruhi oleh rutinitas dan cara
pelaksanaan literasi selama pembelajaran daring. Selain itu, motivasi dan
prioritas setiap siswa yang dapat menimbulkan perbedaan dalam tingkat

10
literasi setiap siswa. Maka dengan itu, pengaruh belajar daring terhadap
tingkat literasi dapat dijelaskan

D. Hipotesis Penelitian

1. Pembelajaran daring mempengaruhi tingkat literasi siswa

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengarah pada penelitian lapangan yang bertujuan untuk


mendeskripsikan pengaruh belajar daring terhadap literasi siswa SMA Taruna
Nusantara. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif yaitu melalui angket.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat penelitian, yaitu Kota Bogor, Jawa Barat.


2. Waktu penelitian, yaitu pada Agustus 2020

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan responden sifat-sifatnya dengan karakteristik
sama. Populasi di dalam penelitian ini, yaitu seluruh siswa SMA Taruna
Nusantara yang berjumlah 1168 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA Taruna
Nusantara kelas X sampai dengan kelas XII sebanyak 37 orang. Sampel diambil

11
dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil
sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


1. Variabel independen disebut juga variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Variabel independen adalah belajar daring.
2. Variabel dependen disebut juga output, kriteria, konsekuen. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel independen. Variable dependen penelitian ini, yaitu
tingkat literasi siswa SMA Taruna Nusantara

Indikator yang digunakan di dalam variabel dependen adalah rutinitas,


prioritas, motivasi dan cara pelaksanaan dalam kegiatan literasi siswa SMA
Taruna Nusantara.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini dengan mengumpulkan


data, diantaranya dengan menggunakan angket. Penelitian ini termasuk ke dalam
kategori penelitian lapangan, berarti pengumpulan data dengan membagikan
angket dan kemudian menganalisa dan mendeskripsikan hasil angket tersebut.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes berupa angket/kuisioner.


Jumlah pertanyaan di dalam instrumen penelitian sebanyak 5 item.

12
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuisioner
Variabel : Tingkat Literasi
Variabel No. Pertanyaan
(belajar daring 1 Bagaimana pemanfaatan waktu yang anda lakukan
dan tingkat selama belajar daring?
literasi) Jawaban :
o Saya memanfaatkannya untuk literasi dan
menambah pengetahuan
o Saya memanfaatkannya untuk meningkatkan dan
atau menambah life skill
o Saya memanfaatkannya untuk bersantai
2 Bagaimana anda melaksanakan kegiatan literasi selama
kegiatan belajar daring?
o Membeli buku secara online, membaca buku
referensi yang ada di rumah, membaca e-book
o membaca melalui web dan blog yang ada di
internet
o Saya tidak melaksanakan kegiatan literasi apapun
3 Apa yang menjadi prioritas anda dalam melaksanakan
kegiatan belajar daring?
o Literasi untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
o Tidak melalui literasi buku, tapi mencari video
referensi untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
o Tidak Memprioritaskan
4 Apakah anda menjadi sering termotivasi untuk
melaksanakan literasi selama belajar daring?
o Ya
o Ya, tapi tidak terlalu sering
o Tidak

13
5 Apakah belajar daring meningkatkan kegiatan literasi
anda?
o Ya
o Ya, tapi tidak terlalu
o Tidak sama sekali

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kegiatan berikutnya adalah analisis data. Di dalam


teknik analisis data, data dikelompokkan berdasarkan variabel dari seluruh
responden, kemudian menyajikan data, melakukan perhitungan untuk menjawab
permasalahan, dan melakukan perhitungan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh
belajar daring terhadap tingakt literasi siswa SMA Taruna Nusantara. Uji statistik
di dalam analisis kuantitatif menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu
mengelompokkan jawaban responden berdasarkan kriteria penilaian. Adapun
kriteria penilaian yang digunakan adalah dengan skala likert. Setelah
dikelompokan, hasil data diolah dengan menggunakan rumus presentase.
Tabel 2. Kriteria Penilaian
No. Pertanyaan Jumlah
1 Bagaimana pemanfaatan waktu yang anda lakukan
selama belajar daring?
Jawaban :
o Saya memanfaatkannya untuk literasi dan 11
menambah pengetahuan
o Saya memanfaatkannya untuk meningkatkan 21
dan atau menambah life skill
o Saya memanfaatkannya untuk bersantai 5

14
2 Bagaimana anda melaksanakan kegiatan literasi
selama kegiatan belajar daring?
o Membeli buku secara online, membaca buku 9
referensi yang ada di rumah, membaca e-book
o membaca melalui web dan blog yang ada di 27
internet
o Saya tidak melaksanakan kegiatan literasi 1
apapun
3 Apa yang menjadi prioritas anda dalam melaksanakan
kegiatan belajar daring?
o Literasi untuk mengerjakan tugas-tugas 11
sekolah
o Mencari video referensi untuk mengerjakan 13
tugas-tugas sekolah
o Mencari penghilang stress (seperti bermain 13
game, bersantai bersama keluarga, dll)
4 Apakah anda menjadi sering termotivasi untuk
melaksanakan literasi selama belajar daring?
o Ya 10
o Ya, tapi tidak terlalu sering 26
o Tidak 1

5 Apakah belajar daring meningkatkan kegiatan literasi


anda?
o Ya 8
o Ya, tapi tidak terlalu 24
o Tidak sama sekali 5

15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil penelitian serta analisis dari hasil penelitian
tersebut. Hasil penelitian diuraikan dalam diagram lingkaran atau diagram pie
yang dapat merangkumnya. Tabel tersebut mewakili jawaban responden yang
bersifat kuantitatif berdasarkan sebaran kuisioner.
Pembahasan yang tercakup dalam bab ini, yaitu: (1) Tingkat literasi dalam
rutinitas siswa dan cara pelaksanaan literasi siswa SMA Taruna Nusantara selama
belajar daring; (2) Bagaimana perubahan tingkat literasi siswa SMA Taruna
Nusantara selama pembelajaran daring. Urutan pembahasan tersebut disusun agar
pembahasan dapat dipahami secara runtut serta lebih mudah.

1. Tingkat Literasi dalam Rutinitas Siswa dan Cara Pelaksanaan Literasi


Siswa SMA Taruna Nusantara Selama Belajar Daring

Tingakt literasi dalam rutinitas siswa dan cara pelaksanaan literasi siswa SMA
Taruna Nusantara selama belajar daring dilakukan berdasarkan jawaban dari dari
responden melalui kuisioner yang telah diberikan.
Diagram 1. Tingkat Literasi dalam Rutinitas Siswa

16
Dari diagram tersebut, dapat dilihat bahwa siswa yang memanfaatkan
waktunya dengan merutinkan literasi hanya 29.7% dari 37 responden. Sedangkan
56.8% lainnya memanfaatkannya untuk meningkatkan atau menambah life skill
dan sisanya, yaitu 13.5% hanya memanfaatkannya untuk bersantai.
Tentu saja data tersebut belum menggambarkan bagaimana sebenarnya literasi
dalam rutinitas siswa. Untuk memperkuat data penelitian, penulis menambahkan
data berikut.
Diagaram 2. Cara Pelaksanaan Literasi Siswa

Pada diagram di atas, sebanyak 24.3% melaksanakan literasi dengan membaca


buku yang didapatkan melalui online, referensi yang ada di rumah dan juga e-

17
book. Adapun 73% lainnya melakukan literasi melalui web dan blog yang ada di
internet. Sedangkan sebanyak 2.7% sama sekali tidak melaksanakan literasi
selama pembelajaran daring.
Kedua data di atas menggambarkan bahwa literasi sudah termasuk ke dalam
rutinitas siswa meskipun sebagian besar tidak terlalu intensif. Hal ini tentu
merupakan suatu hasil yang baik.

2. Bagaimana Perubahan Tingkat Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara


Selama Pembelajaran Daring
Belajar daring mempengaruhi tingkat literasi siswa yang dapat
dideskripsikan melalui data-data berikut.
Diagram 3. Prioritas Siswa Selama Belajar Daring

Data tersebut menyampaikan bahwa hanya 29.7% yang memprioritaskan


literasi untuk memngerjakan tugas-tugas yang diberikan selama belajar daring.
Adapun 35.1% lainya mengutamakan video-video pembelajaran untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sedangkan 35.1% lainnya tidak
memprioritaskan literasi, melainkan mencari penghilang stress selama belajar
daring.
Data ini menunjukkan bahwa sebanyak 64.8% telah memprioritaskan literasi
sebagai kegiatan selama belajar daring dengan 29.7% benar-benar aktif dengan
literasi yang dilakukan dan 35.1% hanya melakukan literasi melalui bentuk video

18
pembelajaran. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas siswa telah
memprioritaskan literasi sebagai kegiatannya.

Diagram 4. Tingkat Motivasi untuk Melaksanakan Literasi

Data di atas mendeskripsikan bahwa sebanyak 27% menunjukkan bahwa


belajar daring meningkatkan motivasinya untuk melaksanakan literasi. Sedangkan
70.3% lainnya menunjukkan bahwa belajar daring tidak terlalu meningkatkan
motivasinya untuk melaksanakan literasi. Dan 2.7% lainnya tidak termotivasi
sama sekali. Hal ini menggambarkan bahwa belajar daring telah meningkatkan
motivasi daripada siswa untuk melaksanakan literasi
Diagram 5. Pengaruh Belajar Daring dalam Meningkatkan Kegiatan Literasi

19
Data tersebut menunjukkan 21.6% menyatakan bahwa belajar daring
meningkatkan kegiatan literasinya. Sedangkan 64.9% menyatakan tidak terlalu
berpengaruh dalam meningkatkan kegiatan literasinya. Dan 13.5% lainnya tidak
meningkatkan kegiatan literasinya sama sekali atau dengan kata lain tidak berubah
sama sekali. Data ini menggambarkan bahwa pada umummnya kegiatan belajar
daring telah meningkatkan kegiatan literasi siswa meskipun tidak terlalu
signifikan.
Jadi ketiga data tersebut menggambarkan bahwa belajar daring telah
mempengaruhi tingkat literasi siswa secara positif dengan tidak terlalu signifikan.

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian melalui pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan dari penelitian mengenai Pengaruh Belajar Daring terhadap Tingkat
Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara, yaitu bahwa kegiatan belajar daring
mempengaruhi tingkat literasi siswa SMA Taruna Nusantara dengan
meningkatkan intensitas kegiatan literasi dalam rutinitasnya dan mempengaruhi
tingkat literasi siswa secara positif.

B. Saran
Atas tujuan memberi manfaat kepada pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan, saran dari penelitian Pengaruh Belajar Daring terhadap Tingkat
Literasi Siswa SMA Taruna Nusantara sebagai berikut:

1. Sebaiknya siswa lebih meningkatkan intensitas kegiatan literasi selama


pembalajaran daring untuk pemenuhan kebutuhan seorang akademisi.
Keaktifan siswa menjadi kunci kesuksesan dalam pembelajaran daring
yang salah satunya adalah melalui kegiatan literasi.
2. Agar kedepannya pihak sekolah dan keluarga lebih menekankan kegiatan
literasi melalui tugas-tugas yang diberikan atau kegiatan keluarga bersama.

21
SUMBER

Kern, Richard. 2000. Literacy and Language Teaching. Oxford: Oxford


University Press

Clay, M. M. (2001). Change over time in children’s literacy development.


Portsmouth, NH: Heinemann.

Dabbagh, N. & Bannan-Ritland, B. (2005) Online Learning. Concept,


Strtagies, and Application. Upper Saddle Rive, NJ: Pearson Education, Inc.

Clark, R.C., & Mayer, R.E (2003) E-Learning and the Science of Instruction.
Market Street, San Fransisco, CA: John Wiley & Sons, Inc.

Dabbagh, N. (2007). The online learner: Characteristics and pedagogical


implications. Contemporary Issues in Technology and Teacher Education, 7(3),
217-226.

22
LAMPIRAN
1. Sampel Penelitian

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai