1. Liana Limbong
2. Eva Silalahi
3. Yulandari D Rajagukguk
4. Irwan Monang Hutagalung
5. Sonita Panggabean
LATAR BELAKANG
Peringatan 500 tahun Reformasi Gereja yang dipelopori oleh Martin Luther sangatlah penting sebagai
sarana untuk melihat kembali sejauh mana generasi sekarang yang mewarisi prinsip dan semangat
Reformasi Luther dan para reformator lainnya, dapat menjalani kehidupan sesuatu dengan arah dan
impian reformasi gereja. Walaupun reformasi Luther dalam konteks gereja, namun dampak dari gerakan
tersebut nyata dalam dunia pendidikan Kristen, hingga sekarang ini.Reformasi pendidikan yang dilakukan
Luther dan para reformator lain dimotivasi oleh situasi yang sedang berlangsung di seluruh wilayah
Gerejakala itu, dimana tidak ada sistem sekolah umum karena pendidikan hanya dijalankan oleh gereja,
melalui biara-biara dan di lembaga-lembaga yang diawasi dengan ketat dalam otoritas gereja. Pendidikan
yang diberikan kepada para pemuda dan para wanita yang terbatas mereka yang memiliki kekayaan dan
status sosial yang tinggi dalam masyarakat kala itu. Keadaan tersebut membuat Luther dan para
reformator lain berusaha keras untuk membangkitkan keyakinan para orangtua mengenai pentingnya
pendidikan anak-anak mereka, yaitu bahwa kebaikan rohani dari anak-anak mereka lebih penting daripada
kesenangan lahiriah. Martin Luther menjadi terdepan dalam menyeruhkan perlunya perubahan pada dunia
pendidikan. Luther meyakini bahwa penguatan pendidikan agama dalam keluarga dapat menjadi pola,
metode, dan solusi dalam memperbaiki dan memperkuat gereja, masyarakat, dan negara.
Pendidikan Agama Kristen Pada Zaman Reformasi Protestan
Pendidikan Agama Kristen Pada Zaman Reformasi Protestan
1. Sumbangan Luther
Luther banyak menyumbangkan pikiran dan ilmunya dalam pendidikan agama Kristen pada zaman
reformasi. Luther adalah orang pertama yang menentang adanya surat jual-beli penghapusan siksa oleh
gereja katolik Roma. Luther mempunyai tiga keputusan dalam pemikirannya bahwa mendukung
pemberontakan yang dilakukan para Tani, namun itu tidak lama karena para tani tersebut menjadi anarkis,
kemudian dia menyetujui adanya perkawinan bagi pelayan Firman gereja Kristen Protestan dan yang
ketiga dia membuat liturgy baru yaitu missa jerman yang berisikan amanat injil,nyanyian rohani bagi
jemaat dan perjamuan kudus dengan roti dan anggur yang boleh diikuti oleh siapa saja( yang sudah
dipersiapkan dahulu).
Dalam dasar teologinya Luther percaya akan setiap manusia mempunyai dosa asal, manusia dapat
memperoleh pembenaran iman, semau orang/ manusia dapat menjadi imamat orang percaya/ panggilan,
dan dasar dari pendidikan agama Kristen adalah Alkitab/ firman Allah. Dasar sosiologi Luther yakin
pendidikan akan berjalan tidak lepas dari peran orang tua dan penguasa sipil. Menurutnya pendidikan
sangat penting terutama kaum muda karena akan menjadi penerus.
2. Sumbangan Calvin
Calvin membuat peraturan-peraturan bagi warga Jenewa. Calvin mempunyai dasar teologi
yaitu Allah sebagai dasar kedaulatan, sumber dari dasar tersebut adalah Alkitab, ajaran bahwa
manusia serupa dengan Allah, ajaran tentang sakramen pada gereja, dan hubungan akan gereja
dan Negara. Pendidikan agama Kristen menurut Calvin ialah menanamkan akal-akal orang
percaya/ yang terpilih dengan firman Allah dan peran Roh kudus beserta pengalaman belajar.
Tujuannya supaya manusia menyadasi bahwa mereka adalah kepunyaan Allah. Dan pengajar
terutama adalah Allah dan muridnya adalah mereka yang belajar katekisasi.