Anda di halaman 1dari 21

Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

PERANAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA


DALAM PELAYANAN GEREJA

Materi Kuliah Daring MK Teologi & Komunikasi


Selasa, 09 November 2021
Dosen Tak Mau Senyum : Bintahan Harianja, S.Th, M.Si

IAKN – TARUTUNG
@2021

Prodi Teologi 1|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

PERANAN KOMUNIKASI MEDIA MASSA


DALAM PELAYANAN GEREJA

I. Pendahuluan

Fenomena abad 21 diwarnai perkembangan era informatika, dan


produk informatika berkembang dengan pesat, sehingga
komunikasi membawa berbagai perubahan dalam kehidupan
manusia secara cepat.

Perubahan tersebut sangat berpengaruh ke dalam kehidupan


manusia baik dalam dimensi budaya, pola pikir, nilai-nilai sosial
dan keberagamaan. Bahkan turut menentukan interaksi dan
relasi sosial antar masyarakat. Salah satu pengaruhnya adalah di
dalam mengambil keputusan dimana manusia dalam era
informatika sudah lebih dahulu memiliki berbagai data dan
pertimbangan, sehingga keputusan yang diambil merupakan
keputusan yang tepat guna.

Media massa kini memegang peranan penting dalam kehidupan


manusia. Namun, ketika media massa mengalami perkembangan
yang sangat maju, pihak yang menanganinya semakin berusaha
untuk memberikan informasi dan hiburan yang menarik yang
tanpa disadari bahwa informasi dan hiburan yang diberikan bisa
merusak nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Bagaimana media
massa berperan dalam kehidupan manusia. Untuk memahami
tentang media massa, maka perlu mengkajinya. Apakah
sebenarnya media massa itu? Bagaimana peranan media massa
dalam kehidupan manusia? Apakah media massa berperan
tehadap pelayanan gereja? Sehubungan dengan itu dalam

Prodi Teologi 2|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

pembahasan ini penulis mencoba mengangkat topik “Peranan


Komunikasi-media massa dalam pelayanan Gereja”.

II. Tinjauan historis Komunikasi Media Massa

Proses berkomunikasi paling banyak dilakukan oleh manusia.


Pada awalnya komunikasi antar manusia sangat bergantung
pada komunikasi  dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang
berkaitan dengan penerbitan media massa bertolak dari
penemuan  mesin cetak oleh Johannes Gutenberg yang berasal
dari Jerman. Ia mencetak sebuah buku pers pada tahun 1453.
Sebenarnya ide surat kabar atau koran sudah setua zaman
Romawi kuno dimana setiap peristiwa yang terjadi setiap hari
diterbitkan dalam bentuk gulungan yang disebut dengan “Acra
Diurna” (artinya kegiatan harian) dan mulai berkembang sekitar
tahun 1612.[1] Di Indonesia perkembangan kegiatan jurnalistik
dimulai pada masa pendudukan Belanda, dan
kemudian berkembang pada masa Jepang berkuasa di
Indonesia.[2] Pada pertengahan abad ke 19, ditemukan alat
komunikasi yang dinamakan telegraf. Telegraf merupakan alat
dasar untuk membawa pengetahuan  manusia ke media massa
elektronik.

Telegraf yang pertamakalinya dikembangkan di Inggris dan


Amerika. Kemudian ditemukan pula telepon oleh Graham Bell.
Dalam sejarahnya kemudian para ahli mengembangkan
penemuan-penemuan baru sekaligus mendirikan tempat-tempat
penunjang yang terkait dengan penemuannya. Misalnya
pembuatan stasiun televisi, stasiun radio, baik swasta maupun
pemerintah, percetakan koran dan majalah. Pada tahun 1970
mulai dikembangkan internet. Teknologi multimedia juga terus
dikembangkan, mulai dari film (VCD/DVD), informasi online,
teknologi seluler dan sebagainya. Hingga kini inovasi multimedia
terus dikembangkan.

Media  massa adalah istilah yang mulai dipergunakan pada tahun


1920 untuk mengistilahkan jenis media  yang secara khusus
didesain untuk mencapai masyarakat luas. Dalam istilah sehari-
hari , istilah ini sering disingkat dengan media.

Prodi Teologi 3|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

Dengan demikian perkembangan komunikasi media massa


didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan sangat mempengaruhi  perkembangan mental
manusia dan boleh dianggap sebagai pencapaian tertinggi dan
paling karakteristik dalam kebudayaan manusia. Ilmu diyakini
sebagai puncak dan penyempurnaan semua aktivitas manusiawi.
Manusia mempunyai kedekatan dengan komunikasi, komunikasi
menjadi inheren dengan kehidupan manusia.Tanpa komunikasi,
pikiran manusia tidak akan berkembangan dengan sebenarnya;
akan tetapi berada dalam keberadaan yang abnormal dan sukar
diterangkan apakah bersifat manusiawi atau bersifat kasar.
Manusia adalah makhluk sosial, kemanusiaannya harus
dibuktikan secara utuh melalui proses interaksi dengan manusia
lainnya, dalam hal inilah manusia disebut sebagai homo
communicus. 

Komunikasi menjadi bagian integral dari kehidupan manusia.


Seiring dengan perkembangan yang dicapai umat manusia di
bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka komunikasi antar
manusia mengalami peningkatan yang amat cepat,
menyebabkan dunia yang luas semakin menjadi kecil, sempit
dan permasalahan diberbagai belahan dunia menjadi transparan
dan cepat diketahui oleh dunia lain. Percepatan perkembangan
teknologi komunikasi seperti itu, terutama media komunikasi
manusia memiliki dimensi ganda dan sifat yang ambivalen.
Media sangat berperan strategis untuk mempercepat informasi
sesuatu peristiwa di suatu wilayah sehingga bisa diketahui oleh
banyak orang di wilayah lain. Pada sisi lain, media komunikasi
massa (radio, televisi, film dan surat kabar) tak dapat disangkal
acapkali menyuguhkan serta mentransfer nilai, pemikiran
gagasan yang tidak senafas dengan nilai yang dianut oleh
masyarakat.

Media massa merupakan institusi sosial baru, yang berkaitan


dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam pengertian
luas. Institusi media massa pada dasarnya terbuka, beroperasi
dalam dimensi publik untuk memberikan saluran komunikasi
reguler bagi berbagai pesan yang dimungkinkan secara kultural

Prodi Teologi 4|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

dan teknis, mendapat persetujuan sosial dan dikehendaki oleh


banyak individu.

III. Etimologi

3.1. Komunikasi

Van Doorn & Lammers  menyatakan, bahwa


komunikasi  merupakan  sebagai sebuah  tindakan, yang
menurutnya komunikasi  dilihat dari dua sisi yaitu individu dan
sosial. Dari dua sisi tersebut dibagi menjadi  dua tipe yakni
bersifat obyektif (dari luar) yang melahirkan kegiatan dan cara,
dan subyektif (dari dalam) yang melahirkan proses psikis dan
sikap. Sedangkan dari sisi sosial ia
membagi  komunikasi  obyektif yang  melahirkan interaksi dan
relasi sosial, serta subyektif yang melahirkan komunikasi dan
hubungan sosial.

Koncaid & Schramn menyatakan komunikasi  sebagai sebuah


proses yang artinya merupakan proses berbagi/menggunakan
sebuah informasi bersama dan pertalian para peserta dalam
proses informasi tersebut dinamakan komunikasi. Ciri adanya
komunikasi minimal ada dua pihak atau lebih dan ada proses
berbagi informasi sehingga harus  selektif dalam memilih alat
komunikasi dan memilih pola yang sesuai
untuk  menggambarkan pikiran. Langkah-langkah dalam sebuah
proses komunikasi adalah menciptakan informasi,
menyampaikan informasi, memperdalam perhatian,
menafsirkannya, memahaminya lalu melaksanakannya serta
timbul pengertian bersama. Selanjutnya Berlo mengatakan
komunikasi  sebagai cara untuk mempengaruhi  orang lain. Oleh
sebab itu unsur dalam komunikasi meliputi  adanya sumber
(source), Pesan (message), saluran (channel), penerima
(recieve), dan akibat (effect). Lebih jauh Berlo memberikan
ilustrasi  bahwa seorang dokter yang mendiag-nosa pasien,
maka ia bertindak sebagai sebuah sumber (source), pasien
sebagai penerima, message-nya adalah masalah kesehatan,
channelnya adalah udara (karena merupakan pola komunikasi
dan effect nya adalah perubahan sikap dari sang pasien.

Prodi Teologi 5|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

Dengan demikian komunikasi dapat disebut sebagai:


 Komunikasi sebagai elemen sosial. Komunitas sosial
apapun bentuknya  sangat dipengaruhi oleh
komunikasi  tertentu, baik  komunikasi antar individu,
kelompok, organisasi fungsional, komunikasi antar budaya
dan komunikasi massa.
 Komunikasi sebagai ekspresi hakekat manusia. Hakekat
manusia adalah mahluk sosial, oleh sebab itu komunikasi
elemen penting dalam kehidupan bersama.
 Komukasi sebagai medium relasi.
 Komunikasi sebagai medium misioner.  Gereja yang
melihat  kemajuan sistem komunikasi merasa perlu untuk
mengadopsi sistim tersebut untuk menunjang pelayanan
misioner. Dalam hal ini gereja harus memahami dan
menyikapi bahwa peran media komunikasi sangat perlu
disikapi secara positif untuk menunjang pelayanan
(bandingkan  seruan surat pastoral gereja RK dalam
“Communio et progression”,   23 Mei 1971, yang
menekankan pentingnya  profesional komunikasi bagi
petugas gereja dan “Aetus Novae”, 22 Pebruari 1992, yang
mendesak gereja untuk memperbaharui  pola
pemahamannya atas perkembangan dan peranan positif
media komunikasi).

3.2. Media massa

Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius, yang berarti


tengah. Media berguna untuk menyebarluaskan pesan-pesan
kepada khalayak umum.

Dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia, media berarti alat,


penghubung, perantara atau sarana komunikasi seperti: koran,
majalah, radio, TV film, foster, spanduk. Tugas lain dari media
adalah bertindak sebagai pengontrol pemerintah, menyediakan
informasi yang penting untuk pembangunan, menyuarakan
mereka yang tidak bersuara, menjadi sarana pendidikan,
menyediakan hiburan bagi masyarakat dan mempertemukan
orang dengan kebudayaan. Sedangkan massa adalah kumpulan
yang banyak sekali (berkumpul dalam satu tempat atau

Prodi Teologi 6|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

tersebar).[13] Media massa adalah sarana komunikasi yang


digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan pesan atau
komunikasi oleh komunikator atau penyampai kepada khalayak
luas atau massal dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis, seperti: radio, film, surat kabar dan TV.

Dari segi etimologis, ‘media massa’ adalah ‘komunikasi massa’.


Komunikasi massa adalah sebutan yang lumrah di kalangan
akademis untuk studi ‘media massa’. Dari segi makna, ‘media
massa’ adalah alat/sarana untuk menyebar-luaskan berita,
analisis, opini, komentar, materi pendidikan dan
hiburan. Dengan demikian komunikasi media massa sangat
urgen untuk menyampaikan pesan atau komunikasi oleh
komunikator kepada masyarakat luas.

Jenis-jenis media massa

Media massa dibagi dalam dua kategori yang media massa


tradisional dan media massa modern.

a. Media massa tradisional.

Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas


dan memiliki  organisasi yang jelas sebagai media massa
seperti:
  Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan
didistribusikan
  Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya
melalui saluran tertentu
  Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari
masyarakat dan  menyeleksi informasi yang mereka terima
  Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
  Adapun jenis-jenis  media massa  tradisional meliputi: surat
khabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar)

b. Media massa modern.

Prodi Teologi 7|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

Media massa modern misalnya internet dan telephon


selular. Media massa ini lebih modern dan memiliki ciri-ciri
seperti:
  Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak
penerima (melalui SMS atau internet)
  Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi
namun juga oleh individual
  Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
  Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
  Penerima yang menentukan waktu interaksi
Sementara menurut Hafied Canggara, media adalah  alat atau
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak ramai. Dalam hal ini, ia
menggolongkan media tersebut ke dalam beberapa golongan,
yaitu:
  Media Pribadi: Komunikasi yang disampaikan melalui orang
tertentu. Hal ini biasanya banyak dilihat bagi masayarakat yang
tinggal di pedesaan. Namun dalam perkembangan modern ini
komunikasi media pribadi ini dapat dilakukan memalui surat,
telepon, hand phone
  Media Kelompok: Komunikasi yang melibatkan lebih dari 15
peserta. Komunikasi ini misalnya dapat dilihat dalam kegiatan
rapat, seminar, dan konferensi.
  Media Publik: Media publik biasanya dihadiri oleh lebih dari dua
ratusan orang, misalnya: rapat akbar, rapat raksasa.
  Media Massa: Jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana
mereka berada, maka yang digunakan adalah media massa, alat
yang digunakan media massa ini adalah surat kabar, film, radio,
televisi, dll.

3.2.1. Manfaat Media Massa

Salah satu peranan media adalah mempengaruhi sikap dan


perilaku orang/public.McDevitt  mengatakan, “Media cukup
efektif dalam membangun kesadaran warga mengenai suatu
masalah (isu).” Lindsey berpendapat, “Media memiliki peran
sentral dalam menyaring informasi dan membentuk opini
masyarakat.” Sedangkan para pemikir sosial seperti Louis Wirth

Prodi Teologi 8|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

dan Talcott Parsons menekankan pentingnya media massa


sebagai alat kontrol sosial.

Dalam ilmu komunikasi, pemberitaan komunikatif dapat


dilakukan melalui beberapa media, yakni:
1. Media berfungsi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan
makna melalui berita antar pribadi.
2. Media mengkomunikasikan antar kelompok dan antar pribadi.
3. Media massa atau publik mengkomunikasikan kepada semua
orang tanpa batas usia, status sosial, budaya dan agama.
Misalnya: televisi, surat kabar dan lain-lain.

Dalam era informatika masa kini, media massa memegang


peranan penting dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara dan sekaligus menjadi kriteria untuk membenarkan
informasi tentang suatu berita. Sekalipun setiap media massa
memiliki kualitas masing-masing, namun setiap media massa
memiliki ciri khas, baik dari segi metode pemberitaan, isi berita
maupun keabsahan kebenaran yang diinformasikan. Selain itu,
media massa memiliki orientasi pembaca, pendengar dan
pemirsa masing-masing sehingga untuk memanfaatkan media
massa dalam rangka mengkomunikasikan Injil Kristus harus
mempertimbangkan latar belakang setiap media massa tersebut.

Informasi atau berita yang disampaikan melalui media massa


mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan latar belakang
kepemilikan dan orientasi media massa tersebut. Oleh karena
itu, untuk memanfaatkan media massa yang ada perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengorganisasian. Media massa selalu dikelola oleh suatu
lembaga atau badan yang biasanya terpisah dari
kelembagaan gereja.
2. Karakteristik, sifat  media massa:

2.1. Informasi dari media selalu bersifat satu arah. Sifatnya


monolog dan kurang dialogis sekalipun harus diakui
bahwa akhir-akhir ini berbagai media massa mulai
membuka kemungkinan terjadinya dialog interaktif.

Prodi Teologi 9|Page


Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

2.2. Informasi melalui media massa selalu bersifat meluas dan


serentak. Artinya, pemirsa, pendengar atau pembaca
tidak dibatasi oleh daerah baik desa maupun kota, muda
atau tua dan batas-batas sosial lainnya. Oleh karena itu
memanfaatkan media massa harus disesuaikan dengan
berita yang layak bagi umum.
2.3. Berita atau informasi dari media massa mempunyai sifat
yang terbuka dan bebas dari hambatan kesukuan, agama
dan budaya. Oleh karena itu setiap informasi yang
ditemukan di media massa akan mendapat respon dan
diperbandingkan dengan nilai-nilai yang dimiliki suku,
agama dan budaya yang lain.

Pemberitaan Injl dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik


lisan maupun tulisan. Khotbah misalnya, dapat dilakukan melalui
media massa sekalipun harus mempertimbangkan penyajian
khotbah secara tertulis. Gereja dapat memanfaatkan berbagai
media massa baik untuk penyampaikan firman Tuhan,
pembinaan maupun pengembangan gereja itu sendiri. Dengan
melihat urgensi pemberitaan media massa maka gereja perlu
melakukan dua hal, yaitu: Pertama; Menjadi gereja yang
kreatif  dan inklusif. Kedua; Menjadi gereja yang inovatif.

Dampak Positif dan Negatif Media Massa

Adapun pengaruh media massa pada masyarakat menyatakan,


baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro, bahwa
media massa mempunyai dampak yang tidak kecil bagi
masyarakat. Dampak yang sangat rentan atas pengaruh media
massa bagi masyarakat adalah dampak kepada sistem sosial
yang dipunyai oleh sebuah sistem masyarakat Hal ini
menampakkan adanya korelasi tak terbantah antara media
massa yang menghasilkan sistem nilai tertentu dengan proses
pemaknaan hidup sosial masyarakat.

Teknologi adalah produk manusia,  artinya tidak ada teknologi


tanpa manusia. Maka tanpa manusia sebagai pengguna ia tidak
ada artinya. Karena manusia cenderung melakukan kejahatan,
maka masalah teknologi bukan terletak pada produknya

Prodi Teologi 10 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

melainkan pada manusianya. Sejak dekade 90-an, sudah


semakin meningkat minat dan kegiatan PCS (Personal
Communication System) atau sistem komunikasi yang dimiliki
dan dibangun secara personal. Dampak komunikasi personal ini
menimbulkan individualisme yang selalu percaya atas
kemampuan diri sendiri, dengan berhubungan pada orang lain
atau tanpa orang lain. Pada satu sisi, PCS ini dapat menimbulkan
hal-hal negatif, misalnya menjadi orang tertutup dan tidak dapat
berkomunikasi. Sedangkan dalam sisi lain, berdampak positif
karena membangun percaya diri dan dapat mengakses informasi
ke luar negeri dengan mudah dan menjadi manusia
global. Pentingnya era globalisasi diperhadapkan dengan iman
dewasa ini, disebabkan oleh phase dalam dekade akhir milenium
kedua ini menunjukkan awal milenium ketiga, di mana hasil daya
cipta dan aplikasinya kepada kehidupan di dunia ini bukan saja
mencapai peningkatan yang amat dahsyat, melainkan bergerak
secara serentak dan cepat mempengaruhi segala bidang
kehidupan manusia.

Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks


dampaknya bisa dilihat:
1. Skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
2. Kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari),
dan lambat(puluhan tahun/abad) dampak itu terjadi.

Media massa sangat berpengaruh terhadap pribadi manusia.


Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk
pandangan pemirsanya  terhadap bagimana seseorang melihat
pribadinya dan bagiamana seseorang seharusnya berhubungan
dengan dunia sekitarnya.

   Media memperlihatkan pada pemirsa bagaimana standar


hidup yang layak bagi seorang manusia, dan pemirsa
menilai apakah lingkungan mereka sudah layak atau apakah
ia telah memenuhi standart itu, dan gambaran ini banyak
dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat.
   Penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi
mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan. Misalnya
media mengilustrasikan keluarga yang ideal, dan

Prodi Teologi 11 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

pemirsanya mulai membandungkan dan


membicarakan  kehidupan keluarga tersebut dimana
kehidupan kelurga ilustrasi itu begitu sempurna sehingga
kesalahan mereka mrnjadi menu pembicaraan sehari-hari
pemirsa atau mereka mulai menertawakan tokhyang aneh
dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.
   Media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan
kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/tampan, dan
kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat
mengidentifikasikan mereka  sebagai penyihir seperti Harry
Potter. Bagi pemirsa dewasa proses pengidolaan ini terjadi
dngan lebih halus, mungkin remaja/ABG akan meniru gaya
bicara idola  mereka. Meniru cara  mereka berpakaian.
Semnetara untuk orang dewasa mereka
mengkomunikasikan  gambar mereka lihat
dengan gambaran  yang mereka inginkan untuk mereka
secara lebih halus.

Bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti


sebagai penonton atau pendengar  mereka juga menjadi
“penentu”dimana mereka menentukan arah media populer saat
mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya

Pengaruh media bisa dianalisis dari segi fungsi komunikasi


massa. Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948
mengemukakan model sederhana yang sering diikuti untuk
model komunikasi hingga  saat ini yakni: Siapa (who)? Pesannya
apa (says what)? Saluran yang digunakan (in what channel)?
Kepada siapa (to whom)? Apa dampaknya (with what effect)?

Kehidupan masa kini sangat diwarnai perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang hampir merambah diseluh
aspek kehidupan manusia. Penghayatan hidup personal sangat
kuat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perubahan pola pikir dan mentalitas  manusia  sangat
dipengaruhi  oleh penanaman nilai  yang jelas  sangat  kuat
dipengaruhi oleh perubahan peradapan. Sistim komunikasi
modern sangat memudahkan orang-orang untuk mendapatkan
informasi dari berbagai sumber-sumber lain. Khotbah pendeta

Prodi Teologi 12 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

pada masa lalu menjadi referensi utama dan hal iman dan moral,
namun pada saat ini jemaat dapat dengan mudah meng akses
informasi melalui media cetak dan elektronik. Situasi ini menjadi
tantangn bagi gereja dalam melakukan pelayanannya. Oleh
sebab itu tantangan yang dihapai oleh gereja perlu disikapi
dengan bijak, dengan demikian komunikasi tidak hanya
dipahami sebagai sebuah metode, namun  lebih menjadi bagian
integral dari kehidupan gereja yang misioner.

Dampak komunikasi dapat menimbulkan perubahan  dalam diri


penerima, karena menerima pesan-pesan dari sumber.
Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek yang
diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan, sikap dan perilaku
atau ketiganya. Perubahan-perubahan di pihak penerima ini
diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima
sebagai umpan balik. Globalisasi, industrialisasi dan media
massa juga memiliki dampak  positif bagi manusia.
Industrialisasi menyediakan berbagai kebutuhan bagi manusia,
baik bagi hidup maupun bagi kemudahan pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan manusia. Namun  globalisasi, industrialisasi serta
media elektronik juga membawa dampak negatif bagi kehidupan
manusia, termasuk bagi anak-anak. Dalam bagian itu biasa
disebut beberapa hal:

   Tayangan iklan dalam film/TV dapat mendorong pola hidup


konsumerisme.
   Pergeseran nilai-nilai agama yang dipengaruhi oleh
tayangan adegan kekerasan, seks dalam film / TV.
   Produk-produk tertentu sebagai hasil industrialisasi tidak
mendorong sikap hidup yang menekankan kerja keras
(misalnya, kalkulator dan lain-lain).
   Nilai-nilai budaya dari luar dengan mudah diserap yang
isinya acapkali bertentangan dengan nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa kita.

Walaupun media massa memiliki dampak negatif namun


keberadaan media komunikasi sangat penting  dalam
pewartaan gereja, oleh sebab itu ada beberapa yang perlu
dilakukan oleh gereja.

Prodi Teologi 13 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

   Tetap memandang media komunikasi  sebagai sarana


pendukung dalam pewartaan iman kepada Kristus
   Mengetahui dan menyadari  kehadiaran media jika tidak
dipergunakan  sebagaimana mestinya, akan
membawa  dampak yang dapat merusak hubungan antar
pribadi dan lebih jauh dapat merusk martabat keluhuran
manusia
   Menyerap  segala infromasi-informasi penting yang sifanya
membangun iman seseorang menjadi lebih dewasa dan
matang, sekaligus berupaya menghindari hal-hal negatif
yang bersifat merugikan

Tinjauan Alkitabiah

Peradapan manusia sangat tergantung dengan perkembangan


media komunikasi yang dipakai. Manusia berusaha
menemukan  media komunikasi  yang bertujuan untuk
mengatasi banyak permasalahan dalam hidupnya.  Orang
percaya sepanjang zaman  memakai media komunkasi  itu
menjadi  alat untuk pekabaran Injil. Bersamaan dengan
kapitalisasi dan modernisasi  yang berkembang, peran media
semakin kompleks dan vulgar. Media  tidak lagi ‘hanya” wadah
penyampaian informasi untuk berbagai kebiasaan . Kekuatan
media ini terbukti mengambil bagian yang  strategis dalam PI.

 Komunikasi oral. Sisitim komunikasi oral merupakan  cara


komunikasi yang paling tua yang telah dimanfaatkan orang
percaya  untuk memberitakan, mengajarkan pokok-pokok iman
kepercayaan kepada orang lain. Sistim komunikasi oral telah
diyakini sebagai salah satu pemberitaan Injil yang paling efektif
dan mencapai  sasaran.
 Komunikasi dengan tulisan. Injil telah diberitakan dengan
sistim komunikasi tulisan. Melalui sistim komunikasi tulisan  injil
telah diwariskan  secara turun temurun. Alkitab telah dicatat
dalam berbagai  bentuk penulisan pada tulisan  di batu yang
mengkomunikasikan firman Tuhan.

3.4.  Media Massa Bagian integral dalam Pelayanan Gereja

Prodi Teologi 14 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

Pelayan gereja tidak hanya melalui ibadah dalam gereja saja,


namun gereja dapat menggunakan media internet. Pelayan
melalui media internet dapat dilakukan, misalnya gereja perlu
mengirimkan bahan-bahan renungan harian, artikel. Melalui
hanphone dengan mengirimkan pesan-pesan Alkitabiah terhadap
warga jemaat.

Penginjilan merupakan salah satu tugas gereja yang sangat


penting sesuai dengan amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius
28:19-20.  Ada beberapa hal yang dapat dilihat
sebagai  kontribusi  pelayanan yang dapat dilakukan  melalui
media elektronika, misalnya seperti radio.

Teknologi bijak untuk disikapi sebagai berkat Tuhan kepada


manusia. Di dalam perspektif Kristen, era informasi dan
teknologi merupakan peluang untuk mewujudkan secara
maksimal berita keselamatan yang dinyatakannya dalam Yesus
Kristus. Di satu pihak Allah menghendaki manusia hidup
sejahtera agar manusia dikaruniai akal budi, sehingga manusia
dapat mengembangkan kehidupannya. Kebutuhan dan
penyebaran informasi sebenarnya sejalan dengan semangat
kristiani. Maka, kemajuan teknologi adalah potensi yang terbuka
untuk dikembangkan bagi kepentingan pelayanan gereja.

Melihat keadaan hidup manusia pada era informatika, gereja


harus secara proaktif dalam tugas dan pelayanannya. Misalnya,
melakukan program pelayanan yang disesuaikan dengan
informatika tanpa menghilangkan sistem tradisional dalam
berkomunikasi. Gereja juga harus sudah dapat menggunakan
alat-alat informatika dan mengakses berbagai informasi yang
dibutuhkan.

Setiap informasi harus dapat dipahami sebagai bahasa untuk


petunjuk “planning direction” (perencanaan dan pelayanan).
Dengan demikian kemajuan teknologi informatika tidak hanya
berpengaruh terhadap dunia, termasuk gereja dan orang-orang
Kristen. Gereja perlu mengadopsi nilai-nila yang baik yang
diperoleh dari informatika dan mengkomunikasikannya ke dalam
kehidupan bergereja. Memang di satu sisi perkembangan

Prodi Teologi 15 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

teknologi informatika ada yang bersifat destruktif terhadap


pelayanan dan kehadiran gereja. Disisi lain, perkembangan
teknologi informatika dapat menjadi suatu peluang untuk
mengembangkan suatu pelayanan gereja. Melalui teknologi
informatika, kelemahan-kelemahan dalam pelayanan dan
hambatan untuk meningkatkan efektivitas dan peningkatan
pelayanan dapat teratasi. Salah satu hal positif dari
perkembangan informatika adalah munculnya rasa tanggung
jawab secara individual terhadap gereja. Setiap pribadi
mempunyai peran yang dibutuhkan gereja. Hendaknya gereja
menjadi tempat terbuka bagi siapa saja baik pribadi maupun
keluarga warga jemaat, untuk bersekutu dan melayani sesuai
dengan talenta yang dimilikinya masing-masing.

Melihat keadaan hidup manusia pada era informatika, gereja


harus proaktif memanfaatkan alat-alat informasi dalam
pelayanan. Misalnya: dalam membentuk program pelayanan
maka para pelayan harus menjadi orang yang dibangun atau
yang mampu memanfaatkan alat-alat informasi tanpa
menghilangkan sistem komunikasi tradisional.

3.5. Tinjaun Etis

Ada dua kemungkinan sikap gereja terhadap perkembangan


komunikasi dan informasi, yaitu:[43]
1. Gereja yang ekslusif: Gereja yang tertutup terhadap
informasi dan komunikasi beserta alat-alat atau media
informasi. Pemberitaan Injil, khotbah dan pengajaran iman
Kristen hanya melalui komunikasi tradisional yaitu dengan
pengajaran verbal (diluar itu tidak ada diminati).
2. Gereja yang inklusif: Ada gereja yang terbuka terhadap
informasi dengan melakukan program pelayanan dan
memanfaatkan sarana-sarana informasi yang ada. Dalam
setiap pelayanan selalu menggunakan berbagai data untuk
menyebarkan pengajaran  iman Kristen dan berita Alkitab.

Sikap gereja yang kita harapkan ialah dengan terbuka menerima


informasi tersebut  sekalipun harus diakui bahwa setiap
informasi dapat berdampak destruktif (merusak) sekaligus dapat

Prodi Teologi 16 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

juga bersifat membangun (konstruktif). Namun justru karena


kedua sikap itu dalam informasi dapat berfungsi sebagai
pengarah program pelayanan (planning direction).

Dengan melihat sisi positif dan negatif tersebut, gereja dapat


memanfaatkan informasi sebaik-baiknya sebab melalui sarana
dan prasarana informasi, kelemahan-kelemahan pelayanan dan
hambatan-hambatan yang ditemukan dapat teratasi. Gereja
melalui pelayanannya juga harus mampu hadir ditengah-tengah
jemaat sesuai dengan perilaku atau pribadi yang terjadi dalam
jemaat. Dengan demikian pelayanan gereja di era informasi
harus memanfaatkan sarana informasi dan komunikasi seefisien
dan seefektif mungkin.

Hendaknya gereja menggunakan media massa menjadi kekuatan


dalam peluang PI. Kekuatan media masssa memiliki peluang
untuk mengkontruksi realitas yang sangat besar. Media dengan
mudah menciptakan kebenaran menurut persepsi  dari media
tersebut. Masyarakat akan dengan mudah menginterpretasikan
sebuah kebenaran yang dianut oleh  media tersebut, dan itu bisa
berakibat baik dan juga sebaliknya.

Dalam terori pembelajaran sosial  media berada diposisi  sentral


di dalam  struktur kehidupan bermasyarakat, baik itu pengaruh,
kepentingan  maupun nilai-nilai kebenaran dapat dipertontonkan
lewat eksistensi media  tersebut. Jika dipandang dari sudut teori
pembelajaran sosial. Maka pemakaian  media massa untuk
pemberitaan Injil dan pembentukan karaktek bangsa  adalah hal
yang urgen untuk dilaksanakan gereja. Gereja perlu
mengimbangi  media-media lain yang komersial. Berbagai
penelitian mengatakan, menonton televisi dengan tayangan yang
berisikan kekerasan, konsumerisme dll, secara berlebihan  di
kalangan anak-anak bisa menyebabkan  cara hidup yang pasif
dan malas bergerak pada anak-anak. Dalam hal ini gereja dapat
melakukan, dimana gereja sebagai kekuatan yang berada diluar
media dapat mempengaruhi pemilik media dan pelaku media
agar lebih berpihak kepada nilai-nilai universal seperti yang
diajarkan oleh Yesus.

Prodi Teologi 17 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

Nampaknya media massa, kini dan masa yang akan datang akan
menjadi salah satu faktor yang menentukan untuk membentuk
kepribadian manusia baik secara negatif dan positif. Oleh sebab
itu bagi gereja media massa menjadi peluang dan tantangan
dalam pelayanan. Sehubungan dengan pemaparan di atas maka
ada beberapa yang menjadi peran penting media massa yang
perlu disikapi dalam meningkatkan pelayanan gereja yakni:

a. Media massa sebagai sarana untuk berkoinonia


  Media massa sebagai sarana untuk membangun antusias
jemaat beribadah
  Melalui Hand Phone gereja dapat membangun hubungan
komunikasi persaudaraan di dalam kasih Kristus
terhadap jemaat baik secara personal, komunal,
regional, maupun global
  Melakukan upaya-upaya kemitraan bersama gereja-
gereja dan lembaga-lembaga Kristen lainnya untuk
mencapai misi gereja
  Membangun kemitraan antar jemaat Kristen dalam
wadah oikumenis
  Membangun komunikasi secara internsif dan
berkelanjutan terhadap jemaat baik dalam hal ucapan
ulang tahun kelahiran, ulang tahun pernikahan,
dukungan moral.
  Mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memupuk
dan meningkatkan kerja sama antar gereja.

b. Media massa sebagai sarana bermarturia

  Sebagai sarana untuk menyuarakan suara kenabian baik


bagi warga jemaat, masyarakat dan juga pemerintah
  Mengadakan kursus-kursus dan seminar-seminar
tentang pelayanan media massa, terutama pelayanan
Kristiani melalui media cetak dan elektronik
  Menggunakan dan memanfaatkan media komunikasi
massa, khususnya media cetak dan media elektronik
sebagai sarana untuk memberitakan kabar baik bagi
masyarakat.

Prodi Teologi 18 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

  Media massa (HP, TV, Radio) dapat sebagai alat untuk


mengkomunikasikan Injil dan sebagai
sarana  penginjilan yang praktis
  Media massa sebagai sarana untuk melakukan sharing,
diskusi maupun dialog secara personal
  Membuat program-program siaran rohani bagi radio dan
televisi yang berisi penerangan, pendidikan, kebudayaan
dan penghiburan yang berlandaskan pada etika Kristiani.
  Sebagai sarana informasi cepat dan praktis sehingga
dengan mudah jemaat mengetahui dan terpanggil untuk
menjadi bagian dari misi gereja
  Sebagai sarana untuk memberikan pendidikan sosial
politik, sosial ekonomi, sosial budaya,  IPTEK
  Memberikan pemahaman dan panggilan orang Kristen
dalam konteks masyarakat majemuk
  Media massa sebagai sarana memberikan pengajaran
moral, spiritual, melalui TV, Radio, HP, Internet, media
cetak, majalah gereja, dll.

c.  Media sebagai sarana berdiakonia


  Media massa sebagai sarana untuk sosialiasi progam
pelayanan dalam bidang sosial gereja
  Membuka peluang-peluang bagi orang-orang Kristen
untuk mengekspresikan imannya dengan berdiakonia
  Sebagai sarana sosial untuk solidaritas
  Media massa sebagai sarana pelayanan pastoral;
Menghibur orang yang sakit, Menguatkan yang berduka,
Meneguhkan yang bergumul dengan masalahnya, dan
sebagainya.

IV. Kesimpulan dan Saran

Komunikasi media massa  merupakan sarana  yang memberi


dampak positif dan  negatif, hal ini tergantung bagaimana kita
menyikapi dan menggunakannya. Gereja hendaknya
memanfaatkan komunikasi media massa sebagai bagian integral
dalam pelayanan gereja. Adalah bijak untuk mensyukuri
perkembangan informasi komunikasi dewasa ini sebagai buah

Prodi Teologi 19 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

karya cipta perkembangan IPTEK. Oleh sebab itu Gereja dapat


menggunakan  sarana  media massa  sebagai intrumen untuk
meningkatkan pelayanan gereja. Media massa dapat berperan
dalam tri-tugas hakikat gereja, yakni bersaksi, bersekutu,
melayani untuk kemuliaan dan kebesaran nama Tuhan kita
Yesus Kristus. Gereja juga harus sudah dapat menggunakan
alat-alat informatika dan mengakses berbagai informasi yang
dibutuhkan.

Sehubungan dengan peran media massa, serta dampak positif


dan negatifnya bagi kehidupan warga jemaat maka ada
beberapa hal perlu diperhatikan oleh gereja yakni:
1. Gereja  perlu membuat/membuka, dan mengembangkan
layanan infomasi khusus, baik di tingkat pusat, distrik,
ressort, pagaran, weiks/lingkungan, dimana jemaat dapat
memberi dan menerima informasi secara cepat dan praktis.
Secara khusus HKBP telah memiliki satu Biro informasi,
namun biro ini perlu dikembangkan sampai ke jemaat lokal.
2. Memanfaatkan  daya media massa modern yang ada seperti
radio, televisi, multimedia, internet.
3. Memberdayakan media alternatif yang lazim dikenal sebagai
media komunitas seperti teater rakyat, gondang, drama,
poster, selebaran, forum diskusi, dan folkmedia dalam
bentuk sastra rakyat seperti pantun, teka-teki, syair, tarian,
nyanyian dll. Media komunikasi komunitas ini sudah menjadi
bagian tak terpisahkan dari budaya-budaya bangsa kita.
Umumnya media-media itu memiliki hubungan yang sangat
erat dengan pesan-pesan moral, tentang yang baik dan yang
jahat.
4. Gereja hendaknya tetap membekali jemaatnya untuk
memiliki sikap kritis terhadap dampat negatif informasi
media massa. Media massa dan informasi yang dihasilkannya
bukan satu-satunya kebenaran mutlak untuk itu perlu dikritisi
5. Gereja hendaknya senantiasa proaktif dalam mengakomoder
setiap informasi yang berkembang dalam masyarakat (baik
isu politik, ekonomi, sosial, agama, budaya, dll) dan
memberikan penjelasan menurut iman kristen
---ooOoo---

Prodi Teologi 20 | P a g e
Teologi & Komunikasia IAKN – TARUTUNG

Salam Sehat
Bintahan Harianja, S.Th, M.Si – “Si Dosen Tak Suka Senyum”

Prodi Teologi 21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai