Anda di halaman 1dari 2

Kepemimpinan Rasul Paulus

Nama Saulus menjadi Paulus tidak berubah setelah ia bertobat.

Apakah pemilihan Allah kepada Paulus theokrasi atau monarki? Para murid Yesus memilih para murid
secara langsung, secara fisikal. Baik sebelum pertobatan maupun setelah pertobatan nama Paulus
namanya tetap Paulus dan Saulus.

1 Korintus 7:8. Paulus tidak menikah. Tidak ada teolog yang sepakat bahwa ia tidak menikah. Mengapa?
Jika kita membaca kisah Rasul itu, Paulus anggota Sanhedrin. Dan identitas Sanhedrin, ia harus menikah.
Jadi, dalam sejaharah Paulus telah menikah hanya istrinya sudah meninggal. Mari kita dibuka terhadap
kemungkinan-kemungkinan itu.

Sebagai pengikut Kristus pasti akan menderita. Di dalam dunia kamu menderita. Iman tidak terlepas
dengan Salib dalam kehidupan kita.

Ciri khas kepempinan Paulus dan karakter kepempinan Paulus.

Identitas dan panggilan Paulus menjadi seorang Rasul.

1. Kepempimpinan selalu fokus kepada pentingnya Firman, melandaskan FIRMAN dan mengjarkan
Firman. Tiada dasar yang lain kecuali dasar Kristus. Christ centre leader. Ini sangat mendalam.
Kepempinan yang berpusatkan kepada Krtistus. Selain itu, pengajaran Firman secara mendalam.
Ia memahami dan mengajarkan pendalaman terhadap Friman (Komunitas Berea) (Kis. 17:11-
12). Ayat 11, komunitas Berea mereka mempelajari Firman Tuhan. Pemimpin yang fokus
terhadap Firman, Injil. Mereka tiap hari meneliti Firman Tuhan. INi karakteristik kepempinan
yang relevan sepanjang masa.
2. Pemimpin yang tegas.
Ketegasan merupakan ciri kepempinan Paulus, ia beran, tegas, dan tidak malu. Ketegasan
menyaatakan kekuatan Allah (Rm. 1:16). Ketegasan bukan hanya soal pemberitaan tetapi juga
dalam keseharan, menegur orang lain dalam kesalahan bukan untuk menyakitkan tetapi supaya
orang lain berubah (Tit. 1:9). Ketegasan memang memiliki resiko. Kita tidak bisa membuat orang
lain bahagia, tetapi peran kita sebagai hamba Allah mewartakan kebenaran Injil dengan tegas
dan itu mendatangkan kebaikan. Kristus dan itulah akan berdampak kepada kebahagiaan. (2
tim. 4:2). Kepada Barnabas.
3. Pemimpin yang rendah hati dan memiliki keterbatasan (Humble leader). Paulus adalah sosok
pempim yang rendah hati. Paulus menampakkan diri , ia rasul yang paling hina dari semua rasul
dan tidak layak disebut Rasul. Ia menyadari dirinya adalah yang paling berdosa (1 Tim. 1:15). Ia
belajar dari Yesus Kristus (Fil. 2).
4. Ia berpikir inklusif. Dalam masyarakat plural, ia berpikir inklusif. Metafora keluaga, jemaat, di
dalam keluarga ada perbedaan. Tetapi semua adalah anggota tutuh Kritus. Tidak ada perbedaan.
Kalau dalam budaya lain, ada budak dan tuan. Gal. 3:28.
5. Menjadi teladan. (Fil. 3:26). 1 Kor. 11:1. Jadilah pengikutku. Artinya, ada sesuatu yang kita ikuti
dari Paulus, sama seperti ia pengikut Kristus. Supaya dari teladan kami, kamu belajar. 1 Kor. 4:6,
16. Baca. 1 Tes. 1:7.

INi menjadi seuatu yang relevan dalam kepempimpinan saat ini? Apakah kita harus memiliki semuanya?
Kita memiliki talenta kita masing-masing. Jadilah pengikutku sama seperti aku pengikut Kristus. Dalam
keluarga jadilah bapa teladan, jadilah ibu teladan. Semua itu dalam rangka nama Yesus semakin termulia
dalam setiap aspek kepemimpinan kita.

Anda mungkin juga menyukai