Anda di halaman 1dari 9

Nama : Tiawan Tampubolon

NIM : 11.2635

Mata Kuliah : Hermen PB 1

Dosen : Pdt. Dr. Robinson Butarbutar

Penyembuhan Lintas Batas

(Matius 15:21-28; Markus 7:24-30)

I. Pendahuluan

Seorang Perempuan Kanaan memohon kesembuhan terhadap putrinya kepada Yesus tetapi
Yesus tidak memberikan respon yang baik meskipun pada akhirnya perempuan itu memperoleh
permohonannya. Didalam cerita ini terdapat ucapan Yesus yang kasar kepada perempuan itu
sebelum mengabulkan permohonanya. Pertama sekali murid Yesus meganjurkan supaya
perempuan itu diusir oleh Yesus hingga Yesus memakai istilah yang kasar yaitu kata “anjing”
ketika berbicara dengan perempuan itu, “adalah tidak baik untuk mengambil roti dari anak-anak
dan melemparkanya kepada anjing-anjing”. Apa maksud Matius menuliskan cerita ini? Mengapa
perlakuan terhadap perempuan itu begitu kasar?

Dalam tulisan ini saya akan menafsirkan Matius 15:21-28 dengan menggunakan Kritik
Sosiologi yang menekankan pada keadaan masyarakat dalam terang injil Matius. Dalam tulisan
ini saya tidak membahas tentang Markus, tetapi hanya membuat perbandingan dengannya.
Dimulai dengan terjemahan dari Bahasa Asli, Tafsiran, Tujuan Teks serta Refleksi dan Penutup.

II. Pembahasan
a. Terjemahan
Matius 15:21-28

21 22
Dan Yesus keluar dari situ dan pergi ke daerah bagian Tirus dan Sidon. Dan lihatlah,
Perempuan Kanaan dari daerah itu datang berteriak mengatakan “Kasihanilah saya, Tuan anak
23
Daud. Putri saya sangat kerasukan setan. Tetapi dia tidak menjawab sebuah kata terhadap
dia.Tetapi murid-murid datang dan berkata.“Hendaklah engkau mengusir dia, karena dia
berteriak dibelakang kita. 24Tetapi untuk menjawab mereka dia berkata “saya tidak disuruh jika
tidak kepada domba-domba yang hilang dari Rumah Israel. 25Tapi dia datang untuk menyembah
dia, berkata “Tuan hendaklah engkau menolong saya”. 26Dan untuk menjawabnya Dia berkata
“adalah tidak baik untuk mengambil roti dari anak-anak dan melempar kepada anjing-anjing.
27
Dan dia berkata “ benar Tuan, dan tetapi anjing-anjing itu makan dari sisa yang jatuh dari meja
28
tuan mereka sendiri. Pada waktu itu, untuk menjawabnya Yesus berkata kepada dia “O
perempuan, Besar imanmu menjadilah kepadamu seperti keinginanmu. Dan dia menyembuhkan
putrinya pada saat itu.

Markus 7:24-30

24
Dari tempat itu ia bangkit untuk pergi ke wilayah Tirus. Dan masuk ke sebuah rumah, dia ingin
25
tak seorangpun mengetahui, dan tetapi dia tidak sanggup bersembunyi. Tetapi saat itu juga
seorang wanita mendengar tentang dia, yang putrinya kesurupan roh yang tidak suci, dia datang
26
berlutut dihadapan lututnya. Dan perempuan itu adalah seorang Yunani, perempuan ras
27
Syirofenesia. Dan dia berkata supaya dia mengusir setan keluar dari putrinya Dia berkata
kepadanya “biarlah dulu anak-anak kenyang, karena adalah tidak baik mengambil roti dan anak-
anak dan melemparkanya kepada anjing-anjing. 28Dan dia menjawab dan berkata kepada Dia,
29
“Tuan dan anjing-anjing itu dibawah meja, mereka makan dari sisa anak-anak itu. Dan dia
30
berkata kepadanya “melalui kata-katamu pergilah setan itu telah pergi dari putrimu. Dan
berangkatlah dia kerumahnya menemukan anak itu berada diatas tempat tidur dan setan itu telah
pergi.

b. Penulisan Kitab
Matius

Injil Matius ditulis sekitar tahun 70-85 M. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli yang
mengatakan waktu penulisan Matius pada waktu tersebut. Dengan berbagai pendapat untuk
mendukung waktu penulisan yang ditentukan. Injil ini mengikuti kerangka injil Markus, tetapi
tidak sepenuhnya bersumber dari injil Markus. Pengarang injil ini tidak diketahui dengan jelas.
Ada yang mengatakan bahwa injil ini ditulis oleh Rasul Matius yang disebut Lewi (mat 9:9;
10:3; Mark 2:14; Luk 5:27). Tetapi ada yang mengatakan bahwa penulis adalah orang yang
berasal dari kalangan lain bukan Rasul Matius. Injil ini ditulis di Antiokia, Syria. Dengan alasan
bahwa injil ini ditulis dalam bahasa Yunani. Tetapi Papias mengatakan bahwa penulis Injil
Mateus menulis dalam Bahasa Aram kemudian orang lain menterjemahkanya kedalam bahasa
Yunani.1

III. Tafsiran

Baik dalam injil Matius dan Markus, Yesus berangkat dari tempat yang sama yaitu
Genesaret (Mat 14:34-36, 15:1-20 ; Mrk 7:53-56, 7:1-23). Yesus berangkat ke daerah Tirus dan
Sidon (Mrk “Tirus”). Tirus dan Sidon adalah kota utama bagi orang-orang Fenesia. Jarak antara
Tirus dan sidon adalah 25 km jadi sangat tidak mungkin Yesus berada pada kedua kota itu dalam
waktu yang sama. Tetapi dalam Matius disebut Yesus memasuki daerah Tirus dan Sidon. Yesus
memasuki daerah yang bukan lagi wilayah Yahudi meskipun bisa saja disana ada orang Yahudi.
Tetapi dalam Markus hanya disebut Tirus. Jika kedua injil ini ingin menunjukkan bahwa Yesus
pergi kedaerah orang non-Yahudi, Matius menggambarkanya lebih jelas dengan menambahkan
kota Sidon.

Seorang perempuan datang kepada Yesus. Identitas perempuan yang disebut dalam
Matius adalah Kanaan, sedangkan dalam Markus disebut Seorang Yunani , Ras Syro-Fenesia
(Mrk 7:26) . Kanaan disebutkan sebagai identitas kepada perempuan itu menunjuk pada
wilayah yang luas. Kanaan bisa menunjuk kepada tanah dan penduduk dari pantai Siria-
Palestina khususnya secara tepat Fenesia (Kej 10:15-19). Kanaan dapat juga diperluas
meliputi wilayah pedalamanya yaitu Siria-Palestina pada umumnya hal ini terdapat dalam
surat-surat Amarna para Raja Babel dan raja-raja lainya.Matius lebih menunjukkan
perbedaan orang Yahudi dengan kafir melalui kata Kanaan yang sejak jaman Perjanjian
lama telah dipakai bagi orang kafir. Hal ini menjadi keistimewaan Matius yang
menggunakan sebutan kuno untuk orang kafir.

Dengan kata Kanaan ini Matius bisa membuat pembaca injil ini pada waktu itu,
dimana terutama injil ini ditujukan kepada orang Yahudi mengerti bahwa seorang diluar
Yahudi datang kepada Yesus. Lebih tepatnya seorang kafir datang kepada Yesus yang
seorang Yahudi.2

1
S.McKnight, Womandalam Dictonary of Jesus and The Gospel (England:Intervasity Press, 1992) hlm 527
2
Daniel J Harrington, Matius dalam Tafsir Alkitab perjanjian Baru (Yogyakarta, kanisisus:2002) hlm 32
Sejalan dengan itu, perempuan itu menyebut Yesus dengan “Tuan, Anak Daud”. Kata
“Tuan” merupakan sebuah sebutan kehormatan pada waktu itu. Ditambah dengan
sebutan “Anak Daud”. Matius memakai kata “Anak Daud dalam injilnya. Alamat“Anak Daud”
terhadap Yesus sangat kuat dalam Matius. Injil ini diawali dengan (Mat 1:1)dan menggunakan
silsilah untuk menunjukkan bahwa Daud itu adalah anak Daud.3 Matius membuat silsilah dari
Daud hingga Yesus.

Agaknya Matius ingin meyakinkan para pembaca pada waktu itu bahwa Yesus itu adalah
anak Daud. Masakan seorang Yahudi tidak percaya kepada seorang Yahudi padahal seorang
kafir mengakui Yesus itu adalah seorang Tuan, Anak Daud.

Istimewanya dalam Matius ini Yesus bukanlah orang pertama merespon perempuan itu
tetapi para Murid. Para Murid menginginkan perempuan itu diusir oleh Yesus. Tetapi Yesus
tidak menuruti perkataan para murid untuk mengusir perempuan itu. Yesus malah menjelaskan
kehadiranya. Matius sepertinya sangat menekankan kepada orang Yahudi bahwa Yesus itu jelas-
jelas datang kepada mereka. Penekanan ini semakin jelas ketika jawaban Yesus yang dihadirkan
dalam Matius ini tidak nyambung dengan perkataan para murid. Jika para murid mengatakan
“hendaklah engkau mengusir dia…” jawaban yang harusnya adalah “ia atau tidak”. Tetapi
jawaban Yesus malah sebuah penjelasan.

Dengan perkataan Yesus , perempuan tersebut tidak menjauh malah datang dan meminta
pertolongan Yesus “Tuan, hendaklah Engkau menolong saya.” Tetapi Yesus berkata “adalah
tidak baik untuk mengambil roti dari anak-anak dan melempar kepada anjing-anjing.”

Adalah kebiasaan bagi orang Yahudi memakai istilah anjinguntuk menyebut bangsa
asing diluar Yahudi. Kata “anjing digunakan oleh Yahudi untuk menunjukkan penyembah
berhala atau kafir pada abad 1 (Mat 15:26, Mak 7:27). Tetapi kata yang biasa dipakai oleh orang
Yahudi adalah kuro (Mat 7:6). Yang alam bahasa ibrani dikatakah keleb. Keleb terdapat 33 kali
dalam Perjanjian Lama ( diantaranya Yes 56:10;Ayub 30:1-2; Sam 3:8 ;Ams 26:17; Maz 68:24
(23) ;Yes 66:3)

Anjing disebut sebagai binatang yang kotor karena memakan sampah, kotoran dan mayat.
Anjing termasuk kedalam binatang yang menjijikkan yang kepadanya daging dilemparkan (kej
3
Lohse, dalam The Dictionary of New Testament (Michigan, Grand rapids :1972)486
22:30). Mereka tidak dimasukkan kedalam rumah. Hampir semua bagian PL (kec. Pengkhotbah
9:4, Tobit 5:16; 6:1 LXX) mengilustrasikan kebencian Israel terhadap bangsa yang tidak beriman
dengan istilah anjing. Mereka juga mengetahui bagaimana menggunakan istilahanjing untuk
memberi isyaratdan menunjukkan kebencian mereka terhadap orang lain. Mis Isebel (1 Raj
21:23. 2 Raj 9:10,36).

Tetapi kata yang digunakan Yesus pada adalah “kunarion” yang hanya muncul dalam
Mat15 dan mark 7. Banyak ahli yang mengatakan bahwa kuro dengan kunarion berbeda.Kuro
dipakai untuk anjing yang liar tetapi kunarionuntuk anjing peliharaan. Dan Yesus menggunakan
kata kunarion sebagai tanda bahwa ada harapan bagi perempuan itu, dimana dia akan mendapat
pertolongan dari Yesus.4 Agaknya hal ini bisa saja diterima tetapi tidak ada bukti yang jelas
tentang pemakaian kata ini. Jika memang kebiasaan Yahudi untuk menyebut Anjing maka ada
kemungkinan Yesus menggunakan istilah ini juga kepada perempuan itu.Tidak secepat
menyimpulkan bahwa Yesus memperhalus bahasa yang digunakan. Sebab kata anak-anak
dipakai untuk bangsa isrel dan anjing kecil bagi perempuan itu.

Yesus adalah orang Yahudi, dan sebagai orang Yahudi Yesus menjalankan adat-istiadat
Yahudi, sehingga tidak menutup kemungkinan Yesus mengikuti kebiasaan orang Yahudi yang
memakai Istilah anjingbagi bangsa asing. Sekalipun Matius dan Markus menggunakan kata
kurion.

Jawaban perempuan kepada Yesus menunjukkan bahwa perempuan itu menerima


perkataan Yesus. Perempuan itu sama sekali tidak keberatan dengan perkataan Yesus, malah
membenarkanya. Dalam hal ini sepertinya Matiusmengabaikan perasaan seorang perempuan.

Jika Yahudi bisa menyebut bangsa asing dengan istilah anjing. Apakah perempuan itu
terima saja dengan hal itu?

Barangkali dalam tulisanya ini Matius benar-benar mengabaikan seorang perempuan.


Atau dia gagal memposisikan diri sebagai seorang perempuan. Jika kita tinjau ketika kita sebagai
pembaca sekarang (modern). Tetapi dapat dipahami hal ini bukanlah sebagai kegagalan Matius
memahami perempuan karena memang Injil Matius ditujukan bagi orang Yahudi, sehingga
pembaca pada waktu itu barangkali menerima pemberitaan ini tanpa memikirkan perempuan
4
Michael,dalam The Dictionary to The New tesatament (Michigan, Grand Rapids:1965) hlm 1104
itu.Dalam tradisi Yahudi, perempuan itu dianggap rendah dan hina. Sekalipun dalam perjanjian
Lama perempuan bukan hanya digambarkan sebagai orang yang hina, tetapi juga sebagai orang
penting (contoh: Miryam, Debora, Hulda), perempuan juga dibebaskan dari pekerjaan pada hari
sabat (Kel 20:10), dan apabola dijual sebagai budak, ia dibebaskan sama seperti laki-laki pada
tahun 7.

Tetapi dalam tulisanya Matius mengikuti konteks sosial pada abad pertama. Dimana pada
waktu itu memang wanita dianggap rendah. Yosephus mengatakan bahwa hukum membuat
perempuan itu menjadi orang rendah dalam semua hal, oleh karena itu perempuan harus bersikap
tunduk (Ag.Ap2.25). Sirakh seorang penulis yang bekerja kira-kira tahun 180 SM menghadirkan
perempuan itu sebagai seorang istri atau sebagai masalah. Malah dikatakan bahwa “lebih bagus
seorang laki-laki jahat daripada seorang perempuan yang berbuat baik; itu adalah perempuan
yang membawa malu dan aib” (Sir 42:14) Dalam teks Talmud ada teks doa “Terimakasih Tuhan
saya tidak dilahirkan sebagai perempuan”.5

Pada akhirnya Yesus menyembuhkan putri perempuan kanaan itu. Dalam matius Yesus
berkata karena iman perempuan itu maka putrinya disembuhkan”. Kata yang dipakai
adalahPistis.Pemakaian yang umum dalam kitab perjanjian Baru (PB) dapat disebut sebagai kata
benda (Pistis) dan sebagai kata kerja (Pisteuo). Kedua kata ini terdapat sebanyak ± 240 kali, dan
penggunaan sebagai kata sifat (Pistos) dalam Perjanjian Baru terdapat 67 kali. Dalam hal ini
dapat kita pahami dan kita lihat bahwa tekanan yang terdapat dalam Iman dilatar
belakangi oleh karya penyelamatan Allah atas umatnya melalui pengutusan Kristus. Dan
dalam PB yang menjadi pemikiran utama adalah bahwa Allah mengutus Anak-Nya
sebagai juruselamat bagi dunia.6

Jika dihubungkan dari awal hingga akhir maka jelaslah tujuan dari penulisan Matius ini
adalah Penyembuhan Yesus yang tidak mengenal batas. Baik itu batas budaya, bangsa, bahkan
genre (laki-laki dan perempuan).

5
D.M.Scholer, Women dalam Dictonary of Jesus and The Gospel (England:Intervasity Press, 1992) hlm 880
6
Bdn. William B. Eerdmans, Exegetical Dictionary Of New Testament Vol III, Michigan: Company Grand Rapids,
1993 hlm. 92
IV. Refleksi

Benteng-benteng penghalang, dirobohkan oleh iman. Demikianlah boleh dikatakan dalam


perikop ini.

Yesus menyembuhkan setiap orang yang mau disembuhkan dan percaya kepada Dia. Dalam
teks ini dibuat perbedaan antara bangsa Yahudi dan bangsa lain (kafir). Yesus memakai
istilahanjing untuk bangsa lain sesuai dengan adat orang tersebut. Ditambah lagi bangsa lain itu
adalah seorang perempuan. Perempuan itu tidak ambil pusing dengan perkataan Yesus. Malah
dia mendekat kepada Yesus dan memohon pertolongan.

Perempuan itu menerima perkataan kasar Yesus dengan menyadari adat-istiadat pada saat itu
dimana perempuan dalam adat Yahudi begitu direndahkan. Padahal tokoh yang ada dalam
Matius 15:21-28 ini adalah perempuan yang memohon kesembuhan atas putrinya yang
kerasukan setan kepada Yesus. ada dua tokoh perempuan dalam teks ini. Jika kita memposisikan
diri kita sebagai perempuan itu, maka akan bersedih dengan keadaanya.

Iman telah memampukan perempuan itu menerobos dinding pemisah. Adat-istiadat yang
berbeda, gender yang berbeda. Semua ini telah dihancurkan. Bagaimana dengan kita yang
sekarang ini adalah sebIman merupakan sikap manusia dalam melepaskan diri dari segala usaha
dan perilaku mereka untuk mengandalkan diri dalam usaha mendapatkan keselamatan atas
dirinya sendiri. melalui Iman pula maka manusia mendapat keselamatan yang berasal dari Allah.
Dan dalam Iman juga manusia tidak lagi menyombongkan diri akan tetapi setiap manusia yang
beriman maka dalam hidupnya akan mengandalkan dan mengakui Kristus sebagai satu-satunya
juruselamat. Bukan hanya sebagai juruselamat saja namun manusia juga berharap sepenuhnya
hanya kepada Dia. Sebab hanya oleh karena Iman maka setiap manusia dapat diselamatkan
(SOLA-FIDE).7
agai pengikut kristus dengan banyak perbedaan. Tetapi perbedaan itu yang menjadi tembok
pemisah kita hancurkan dengan iman kita.

Iman merupakan sikap manusia dalam melepaskan diri dari segala usaha dan perilaku
mereka untuk mengandalkan diri dalam usaha mendapatkan keselamatan atas dirinya sendiri.
melalui Iman pula maka manusia mendapat keselamatan yang berasal dari Allah. Dan dalam

7
Bdn. William B. Eerdmans, Exegetical Dictionary Of New Testament Vol III, Michigan: Company Grand Rapids,
1993, hlm. 92-93
Iman juga manusia tidak lagi menyombongkan diri akan tetapi setiap manusia yang beriman
maka dalam hidupnya akan mengandalkan dan mengakui Kristus sebagai satu-satunya
juruselamat. Bukan hanya sebagai juruselamat saja namun manusia juga berharap sepenuhnya
hanya kepada Dia. Sebab hanya oleh karena Iman maka setiap manusia dapat diselamatkan
(SOLA-FIDE).8

V. Penutup

Demikianlah penafsiran yang saya buat terhadap Matius 15:21-28. Semoga berguna bagi
pembaca. Dengan memahami teks ini lebih mendalam dan memahami keadaan sosial Matius
maka teks ini tidak akan sulit dimengerti oleh pembaca. Ingatlah Yesus tidak terikat dalam adat
istiadat dan tidak mengenal batas-batas.

8
Bdn. William B. Eerdmans, Exegetical Dictionary Of New Testament Vol III, Michigan: Company Grand Rapids,
1993, hlm. 92-93
Daftar Pustaka

Eerdmans William

1993 Exegetical Dictionary Of New Testament Vol III,


Michigan (Company Grand Rapids)

Harrington, Daniel J
2002 Matius dalam Tafsir Alkitab perjanjian Baru
Yogyakarta (kanisisus)

Lohse
1972 dalam The Dictionary of New Testament
Michigan ( Grand rapids)

McKnight S
1992 Womandalam Dictonary of Jesus and The Gospel
England (Intervasity Press)

Michael
1965 dalam The Dictionary to The New
tesatamentMichigan: Grand Rapids

ScholerD.M

1992 Women dalam Dictonary of Jesus and The


GospelEngland (Intervasity Press)

Anda mungkin juga menyukai